• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN PIPA LOGIKA PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA DI SMK SWASTA TAWA TANAH KEWAPANTE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN PIPA LOGIKA PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA DI SMK SWASTA TAWA TANAH KEWAPANTE"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BIRUNIMATIKA Volume 2 No2 Juli 2017| 28

PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN PIPA LOGIKA PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA DI SMK SWASTA TAWA TANAH

KEWAPANTE

Katharina Sedis Tikma Geme

1

, Nurfitriah Safrudin

2

, Tanti Diyah Rahmawati

3

, Salwiana

4

, Magdalena Dhema

5

Program Studi Pendidikan Matematika Ikip Muhammadiyah Maumere t4nt1dr@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the effect of the use of logic pipes on the ability to understand mathematical concepts in students of the Tanah Laapapante Private Vocational School in semester 2 of the 2017 -2018 Academic Year. Th e study population numbered 87 students. The sampling technique used is Cluster Random Sampling The approach used in this study is a quantitative approach with a quasi -experimental method. Based on the calculation re su l t s o f the normality test using the chi square test obtained X2count < X2table ie 2.16 <7.81 in the experimental class while in the control class obtained X2count < X2table ie 1.20 <5.99, it can be concluded that the data of the two classes are normally distributed and homogeneity testing using the fisher test is obtain ed F_ (count) <F_table ie 1.01

<2.03, it is concluded that the data is homogeneous. This is evidenced by the results of the t -test at a significant level of 5% with degrees of freedom (dk) = 44 indicating that the value of T_count is more than the value of T_tab l e (2.87> 1.680) so that it rejects the null hypothesis and accepts an alternative hypothesis which means there is an influence learning media logic pipes towards understanding students' mathematical concepts

Keywords: Logic Pipeline, Ability to Understand Mathematical Concepts

PENDAHULUAN

Matematika sering dianggap sebagai ilmu yang hanya menekankan pada kemampuan berpikir logis dengan penyelesaian tunggal dan pasti. Hal ini yang menyebabkan matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.

Anggapan matematika sebagai mata pelajaran yang sulit harus disiasati oleh guru mata pelajaran matematika agar siswa senang dan tertarik u ntu k belajar matematika (Susanto, 2013). Meto de d an media pembelajaran yang bervariasi dapat membantu guru dalam mensiasati pembelajaran agar mudah diterima dan dapat men gembangk an kreativitas siswa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam pendidikan, hal ini bisa dilihat dari jam p elajaran matematika yang lebih banyak jika diban dingk an dengan jam pembelajaran mata pelajaran lain.

Matematika juga dijadikan salah satu mata

pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa dalam Ujian Nasional (Hamzah dan Muhlisrarini, 2014).

Pemahaman merupakan salah satu tujuan yang akan diperoleh, terlebih lagi pemahaman konsep. Pemahaman konsep sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika. Berkenaan dengan pentingnya pemahaman konsep dalam belajar matematika, pada Permendiknas No. 22 tentang standar isi, ditegaskan bahwa salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memahami konsep dalam matematik a, menyatakan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah (Wardhani, 2008).

Pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika mengharuskan siswa tidak sekedar mengenal dan mengetahui, tetapi mampu mengungkapkan kembali konsep yang telah dipelajari dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti serta mampu mengaplikasikannya.

(2)

BIRUNIMATIKA Volume 2 No2 Juli 2017| 29 Dengan demikian pembelajaran matematika tid ak

hanya untuk memberikan pengetahuan kepada siswa, akan tetapi untuk membantu siswa memahami konsep matematika dengan benar.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas X SMK Swasta Tawa Tanah Kewapante, diperoleh informasi bahwa pembelajaran matematika di sekolah diawali dengan penjelasan materi oleh guru. Guru menjelaskan defen isi d an rumus-rumus yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Siswa mendengarkan, mencatat, serta mengerjakan latihan soal yang diberikan guru kemudian diakhiri dengan pemberian tugas.

Selama pembelajaran berlangsung hanya sebagian kecil siswa yang aktif, siswa kurang berani u n tuk bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam belajar. Rasa tidak percaya diri dan takut ditertawakan temannya sehingga lebih memilih diam dari pada bertanya. Siswa han ya menerima informasi dari guru tanpa berusaha untuk memahaminya, sehingga ketika guru menanyakan kembali mengenai konsep yang sedang dibicarakan, siswa tidak bisa menjawabnya dengan benar. Pembelajaran tersebut, terdapat juga beberapa siswa masih terlihat kebingungan dan sulit dalam memahami serta mendeskripsikan ulang suatu materi yang sedang dipelajari. Selain itu, ditemukan siswa yang masih enggan untuk bertanya dan mengikuti proses pembelajaran di kelas matematika. Selain rendahnya p emahaman konsep, siswa masih kesulitan dalam menganalisa dan memberikan kesimpulan terhadap materi yang sedang dipelajari. Bahkan, terkadang siswa bingung dan ragu-ragu ketika akan menyampaikan ide/pendapat dalam diskusi kelas. Kurangnya kepercayaan diri siswa menyebabkan kemampuan berpikir tidak digunakan dengan optimal.

Penanaman secara baik terhadap pemahaman konsep – konsep matematika, diperlukan kekonkritan karena b eberapa k on sep matematika memiliki sifat yang abstrak, maka diperlukan suatu benda – benda yang menjadi perantara atau alat peraga yang berfungsi untuk mengkonkritkan, sehingga fakta – faktanya menjadi jelas dan mudah diterima siswa. Pada siswa SMK terdapat pelajaran tentang logika yaitu pada mata pelajaran matematika di kelas X, y ang sering dikenal materi Logika Matematika. Pada materi ini siswa diajarkan bagaimana menarik kesimpulan (konklusi) dari suatu pernyataan.

Karena pentingnya materi ini, guru mempunyai

tanggung jawab menyampaikan dengan jelas pada siswa, sehingga siswa mampu memahami dan dapat mengaplikasikan. Logika Matematika merupakan ilmu yang mempelajari kaid ah d alam pengambilan keputusan. Dalam pembelajaran, diperlukan pemahaman siswa dalam menentuk an nilai kebenaran dan memecah kan p ermasalahan terkait pernyataan majemuk diantaranya yaitu konjungsi, disjungsi, implikasi dan biimplikasi.

Dengan mempelajari materi konjungsi, disjun gsi, implikasi dan biimplikasi tersebut, akan muncul ide-ide abstrak yang akan dikongk ritkan d engan alat peraga.

Alat peraga yang dapat digunakan untuk mengajarkan materi menentukan nilai k eben aran pernyataan majemuk yaitu pipa logika matematika (Pilogma). Alat peraga pipa logika matematika sebagai suatu strategi pembelajaran yang digunakan dengan tujuan memberikan kesempatan siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya secara kritis.

Menurut Pujiati (2004) disebutkan b ahwa alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip- prinsip dalam matematika. Kemampuan pemahaman konsep matematika dengan berbantukan media alat peraga merupakan b agian dari matematika yang memerlukan perhatian khusus dalam pendidikan, dan tidak bisa terpisahkan terutama dalam kegiatan pembelajaran matematika. Alat peraga mempunyai arti p enting dalam pembelajaran karena ketidakjelasan d alam pembelajaran dapat membantu dengan alat peraga.

Dengan alat peraga diharapkan dapat menanamkan dan menjelaskan konsep pembelajaran matematika, mengatasi kebosanan dan kejenu han siswa, sekaligus meningkatkan pemahaman belajar matematika siswa.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu p en elitian yang tidak sepenuhnya mengontrol variabel y an g

(3)

BIRUNIMATIKA Volume 2 No2 Juli 2017| 30 di telitinya. Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta

dalam penelitian yaitu dengan cara mengajar di sekolah tersebut. Adapun desain peneliti yang digunakan adalah two group randomized sub ject posttest only. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas yang memiliki kemampuan sama dengan pembelajaran yang berbeda. Dalam penelitian in i, terdapat dua kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Pada kelompok eksperimen, siswa akan diberikan perlakuan yaitu berupa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam proses pembelajarannya, sedangkan pada kelompok kontrol, siswa diberikan perlakuan yaitu berupa pembelajaran konvensional tan pa menggu n ak an alat peraga.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, tes dan dokumentasi Arikunto (2002) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan leb ih mud ah dan hasilnya lebih baik, dalam arti leb ih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan menggunakan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang diasarankan oleh data (Sudjana, 2005).

Setelah data penelitian terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis dengan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tid ak . Uji normalitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Penentuan taraf signifikansi yaitu pada taraf signifikansi 5% (0,05) dengan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut (Sudjana , 2005):

Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1:Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Dengan kriteria pengujian:

Jika Fhitung< Ftabel Ho diterima Jika Fhitung> Ftabel Ho ditolak

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetah ui apakah hubungan antara kelas kontrol (X) dan kelas eksperimen (Y) memiliki harga varian y an g

relatif sejenis atau tidak. Uji homogenitas variansi sangat diperlukan sebelum memb an dingk an d ua kelompok atau lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar (ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan). Uji homogenitas yang d igu n ak an dalam penelitian ini adalah uji Fisher (uji v arians terbesar dibandingkan dengan varians terkecil menggunakan tabel distribusi F.) Langkah-langkah uji fisher (Riduwan, 2013) adalah sebagai berikut:

c. Menentukan hipotesis:

Kriteria pengujian.

Jika Fhitung> Ftabel , maka tidak homogen atau Hoditolak dan sebaliknya jika Fhitung≤ Ftabel ,

maka homogen atau Ho diterima.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik yang digunakan adalah:

H0 : 𝜇1 < 𝜇2

H1 : 𝜇1 > 𝜇2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di bulan Maret s.d April 2018 dengan menggunakan dua kelas y aitu kelas X TKJ (Tehknik Komputer Dan Jaringan) dan kelas XATR ( Agrobisnis Ternak ).

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari kedua kelas tersebut adalah :

1. Hasil Perhitungan Data di Kelas Eksperimen Tabel 1. Data Hasil Posstest Kelas

Eksperimen N SD 𝒙̅ Nilai

tertinggi Nilai terendah 25 12,83 69,4 84 44

Tabel di atas menjelaskan hasil tes kemampuan siswa kelas eksperimen dengan nilai tertin ggi 8 4 dan nilai terendah 44 dengan rentang 40. Nilai rata –rata yang diperoleh pada kelas eksperimen (25) adalah sebesar 69,4 dengan standar deviasi 12,83.

Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran media alat peraga lebih efektif dibandingkan dengan m o del konvensional.

2. Pemahaman Konsep Matematika Di Kelas Kontrol

(4)

BIRUNIMATIKA Volume 2 No2 Juli 2017| 31 Tabel 2. Data Hasil Posstest Kelas kontrol

N SD 𝒙̅ Nilai tertinggi

Nilai terendah 21 12,47 58,16 86 37

Tabel di atas menjelaskan hasil tes kemampuan siswa kelas kontrol dengan nilai tertin ggi 8 6 d an nilai terendah 37 dengan rentang 49. Nilai rata – rata yang diperoleh pada kelas kontrol (21) adalah sebesar 58,16 dengan standar deviasi 1 2 ,4 7. Hal ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh k elas kontrol lebih rendah dibandingkan d engan k elas eksperimen.

4.2 Uji prsyarat analisis 1. Uji Normalitas

Berdasarkan perhitungan uji normalitas data diperoleh Xhitung2 untuk kelas eksperimen sebesar 2,16, uji chi square pada tabel X2tabel untuk derajat kebebasan

= 3 dan taraf signifikan a = 0,05 adalah 7,81 karena Xhitung2 < X2tabel (2,16 < 7,81) maka H0

diterima artinya data sampel untuk kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk kelas kontrol diperoleh Xhitung2 sebesar 1,20,uji chi square pada tabel X2tabel untuk derajat kebebasan = 3 dan taraf signifikan a = 0,05 adalah 5,99. karena Xhitung2 < X2tabel (1,20 < 5,99) maka H0 diterima artinya data sampel untuk kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai v arians kelas eksperimen dan varians kelas kontrol masing – masing sebesar 173,74 dan 172,52. Sehingga diperoleh nilai Fhitung = 1,01 dan Ftabel = 2,03 pada taraf signifikansi a = 0,05 dengan derajat kebebasan pembilang 24 dan derajat kebebasan penyebut 20. Berdasarkan nilai Fhitung d an Ftabel yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,01 < 2,03) maka H0 diterima, artinya kedua varians populasi homogen.

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas di atas, diperoleh bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya data dianalisis dengan melakukan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk m engetahui ada atau tidaknya perbedaan pemahaman k o nsep

matematika siswa dengan menggunakan media alat peraga (Pipa Logika) dan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan kriteria pengujiannya yaitu, H0 : 𝜇1 <

𝜇2 dan H1 : 𝜇1 > 𝜇2. KESIMPULAN

Ada pengaruh media pembelajaran alat peraga pipa logika terhadap pemahaman konsep matematika siswa di SMK Swasta Tawa Tanah Kewapante. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, ada pengaruh pemahaman konsep menggunakan pipa logika pada materi logika matematika siswa. Oleh karena itu, pembelajaran matematika dengan menggu nakan alat peraga pipa logika perlu diberikan kepada siswa dalam pembelajaran matematika khususn ya pada materi logika matematika agar p emahaman konsep matematika siswa menjadi lebih baik.

REFERENSI

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Bloom, Benjamin. (2010). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.

Jakarta: Grafindo.

Hudoyono, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang.

Pujiati. (2004). Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP.

Yogyakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah PPPG Matematika.(http://p4tkmatematika.org/

downloads/smp/alatperagamatematika.p

df).

Riduwan. (2013). Dasar-Dasar Statistik.

Bandung: Alfabeta.

Sardiman Arief S Dkk. (2007). Media

Pendidikan: Pengertian, Pengembangan

Dan Pemanfaatannya, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

(5)

BIRUNIMATIKA Volume 2 No2 Juli 2017| 32

Susiliana, Rudi. (2009). Media pembelajaran,

Bandung : CV Wacana Prima.

Setyono, Ariesandi. (2005). Mathematics.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudjana. (2010). Pembelajaran Pemahaman Konsep Matematika SMA Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendeskripsikan implementasi Strategi Pembelajaran Interaksi Sosial sebagai upaya untuk meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pada

Macromedia Director Mx merupakan suatu konsep dan teknologi baru dalam bidang penyajian informasi, yaitu dengan menggabungkan elemen-elemen multimedia berupa teks, gambar, suara

Sebelum melakukan proses penelitian, peneliti membuat surat ijin riset dari pihak kampus (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang). Setelah

Uji-t digunakan untuk menguji apakah secara parsial variabel nisbah bagi hasil mudharabah, CAR ( Capital Adequency Ratio ), dan NPF ( Non Performing Financing )

Parameter pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah klorofil tanaman, bobot segar tanaman, bobot layak jual, bobot kering tanaman, bobot kering akar,

Persepsi responden mengenai sikap terhadap penilaian atas keberadaan BPBS sebagai Bangunan Cagar Budaya di kota Bandung dilihat dari tiga dimensi, yaitu kognitif,

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen 1 yang menggunakan model cooperative learning teknik TSTS dengan kelas kontrol yang

GAYA HIDUP SEHAT DENGAN OLAHRAGA...