42
Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek PenelitianObjek dalam penelitian ini adalah Self-Service Technology, yang secara spesifiknya adalah Self-Service Technology yang digunakan pada restoran. Self- Service Technology pada restoran ini adalah suatu teknologi yang diterapkan pada restoran dimana konsumen melakukan pemesanan maupun pembayaran secara mandiri tanpa atau dengan sedikit bantuan pegawai restoran. Konsumen dapat melakukan pemesanan maupun pembayaran tersebut melalui suatu alat berupa tablet ataupun mesin yang disebut kiosk.
4.2 Profil Deskriptif Responden
Berikut ini adalah pembahasan deskriptif mengenai responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan rata-rata pendapatan per bulan:
a. Responden berdasarkan usia
Tabel 4.1 Responden berdasarkan usia
Frekuensi Persentase
17-27 tahun 89 76.07%
28-38 tahun 14 11.96%
39-50 tahun 10 8.55%
50 tahun keatas 4 3.42%
Total 117 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur 17-27 tahun dengan jumlah sebanyak 89 orang dari total 117 responden dengan persentase sebesar 76.07%.
b. Responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin
Frekuensi Persentase
Laki-Laki 48 43.03%
43
Universitas Kristen Petra Tabel 4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin (sambungan)
Frekuensi Persentase
Perempuan 69 58.97%
Total 117 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan jumlah sebanyak 69 orang dari 117 responden dengan persentase sebesar 58.97%.
c. Responden berdasarkan jenis pekerjaan
Tabel 4.3 Responden berdasarkan jenis pekerjaan
Frekuensi Persentase
Pelajar/Mahasiswa 43 36.75%
Pegawai Negeri 3 2.56%
Karyawan 30 25.64%
Wiraswasta 27 23.08%
Lain-lain 14 11.97%
Total 117 100.00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar merupakan pelajar / mahasiswa dengan jumlah sebanyak 43 orang dari 117 responden dengan persentase sebesar 36.75%.
d. Responden berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan
Tabel 4.4 Responden berdasarkan pendapatan rata-rata per bulan
Frekuensi Persentase
< Rp. 3.000.000,- 27 23.08%
Rp. 3.000.000 - 6.000.000,- 44 37.61%
Rp. 6.000.000 - 9.000.000,- 11 9.40%
Rp. 9.000.000 - 12.000.000,- 20 17.09%
> Rp. 12.000.000,- 15 12.82%
Total 117 100.00%
44
Universitas Kristen Petra Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp. 3 .000.000 - Rp.
6.000.000,- dengan jumlah sebanyak 44 orang dari 117 responden dengan persentase sebesar 37.61%.
e. Responden berdasarkan tempat pernah mencoba Self-Service Technology Tabel 4.5 Responden berdasarkan tempat pernah mencoba SST
Frekuensi Persentase
Indonesia 68 58.11%
Luar Indonesia 49 41.89%
Total 117 100.00%
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar pernah mencoba menggunakan Self-Service Technology di Indonesia dengan jumlah sebanyak 68 orang dari 117 responden dengan persentase sebesar 58.11%, dengan catatan tambahan, responden yang pernah mencoba Self-Service Technology di Indonesia sebesar 55.89% di Genki Sushi, 30.88% di Bak Kut Teh, dan 13.23% lainnya, seperti Mujigae, MichiGo, Chili’s.
4.2.1 Deskripsi Jawaban Responden
Statistik deskriptif akan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan ringkas mengenai data dalam suatu tabel frekuensi. Untuk menggambarkan skala penelitian yang lebih jelas, maka peneliti menggunakan mean dan standar deviasi. Selain itu peneliti juga akan mengukur jawaban berdasarkan rentang jawaban dengan skala interval 1 sampai 5. Nilai mean tiap pernyataan akan dikelompokkan dalam beberapa kelas yang ditentukan dengan menggunakan rumus:
Interval kelas = Nilai maksimum−Nilai minimum Jumlah kelas = 5−1
5 = 0.8 (4.1)
Interval kelas dapat disusun sebagai berikut:
Nilai 1 < X ≤ 1,8 = Sangat Tidak Setuju
45
Universitas Kristen Petra
Nilai 1,8 < X ≤ 2,6 = Tidak Setuju
Nilai 2,6 < X ≤ 3,4 = Netral
Nilai 3,4 < X ≤ 4,2 = Setuju
Nilai 4,2 < X ≤ 5 = Sangat Setuju
Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden
Kode Pernyataan Mean Standar
Deviasi Keterangan Perceived Usefulness
pu1
Dengan menggunakan Self-Service Technology, mempercepat penyelesaian
pemesanan/pembayaran di restoran
4.128 0.812 Setuju
pu2
Dengan menggunakan Self-Service Technology, memperbaiki prosedur dalam
pemesanan/pembayaran makanan di restoran
3.906 0.837 Setuju
pu3
Dengan menggunakan Self-Service Technology dalam pemesanan/pembayaran di restoran, mengurangi waktu yang dihabiskan dalam pemesanan/pembayaran yang tidak produktiv
4.128 0.853 Setuju
pu4
Dengan menggunakan Self-Service Technology, lebih efektif dalam pemesanan/pembayaran makanan di restoran
4.094 0.816 Setuju
pu5
Dengan menggunakan Self-Service Technology, lebih memudahkan dalam melakukan
pemesanan/pembayaran makanan di restoran
4.120 0.869 Setuju
pu6
Secara keseluruhan, Self-Service Technology berguna dalam melakukan
pemesanan/pembayaran makanan di restoran
4.205 0.863 Sangat Setuju
Mean secara keseluruhan variabel PU 4.163 Setuju Perceived Ease of Use
peou1
Mudah untuk belajar mengoperasikan Self- Service Technology dalam melakukan pemesanan/pembayaran makanan di restoran
3.949 0.866 Setuju
peou2
Mudah untuk membuat Self-Service Technology melakukan apa yang diinginkan dalam melakukan pemesanan/pembayaran makanan di restoran
3.684 0.893 Setuju
peou3
Berinteraksi dengan Self-Service Technology sangat jelas dan mudah dimengerti dalam melakukan pemesanan/pembayaran makanan di restoran
3.718 0.876 Setuju
peou4
Berinteraksi dengan Self-Service Technology sangat fleksibel dalam melakukan pemesanan/pembayaran makanan di restoran
3.709 0.934 Setuju
46
Universitas Kristen Petra Tabel 4.6 Deskripsi Jawaban Responden (sambungan)
Kode Pernyataan Mean Standar
Deviasi Keterangan Perceived Ease of Use
peou5
Mudah untuk menjadi terampil (skillful) dalam menggunakan Self-Service Technology dalam melakukan pemesanan/pembayaran makanan di restoran
3.778 0.926 Setuju
peou6
Secara keseluruhan, Self-Service Technology mudah untuk digunakan dalam melakukan pemesanan/pembayaran makanan di restoran
3.957 0.831 Setuju
Mean secara keseluruhan variabel PEOU 3.799 Setuju Perceived Enjoyment
pe1 Proses sebenarnya saat menggunakan Self-
Service Technology adalah menyenangkan 3.923 0.786 Setuju pe2 Saya merasa senang menggunakan Self-Service
Technology 3.949 0.846 Setuju
pe3
Saya akan menggunakan Self-Service Technology bukan karena saya harus, tetapi karena saya ingin
3.701 0.936 Setuju
Mean secara keseluruhan variabel PE 3.858 Setuju Attitude toward Using
att1 Penerapan Self-Service Technology pada restoran
merupakan gagasan yang baik 4.060 0.963 Setuju
att2 Penerapan Self-Service Technology pada restoran
merupakan gagasan yang menguntungkan 3.949 0.885 Setuju
att3 Penerapan Self-Service Technology pada restoran
merupakan gagasan yang bijaksana 3.718 0.923 Setuju
att4 Penerapan Self-Service Technology pada restoran
merupakan gagasan yang menyenangkan 4.051 0.895 Setuju
att5 Penerapan Self-Service Technology pada restoran
merupakan gagasan yang positif 4.128 0.832 Setuju Mean secara keseluruhan variabel ATT 3.981 Setuju Intention to Use
int1 Saya berniat menggunakan Self-Service
Technology secara reguler di masa depan 3.838 0.896 Setuju int2 Saya berencana untuk menggunakan Self-Service
Technology sesering mungkin 3.598 0.868 Setuju
int3 Niat saya untuk menggunakan Self-Service
Technology tinggi 3.829 0.972 Setuju
Mean secara keseluruhan variabel INT 3.755 Setuju
47
Universitas Kristen Petra 4.3 Hasil Analisis SmartPLS
4.3.1 Uji Validitas Konvergen
Pada uji validitas konvergen dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan dari nilai loading factor (outer/skor loading), yaitu korelasi nilai komponen dengan nilai konstruk. Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah nilai loading > 0.7 (Ghozali, 2014). Namun menurut Abdillah dan Jogiyanto (2009), nilai loading 0.5-0.6 dianggap cukup sebagai skala pengukuran.
Oleh karena itu, nilai loading factor akan dianggap valid apabila skor loading >
0.6. Apabila skor loading < 0.6, maka indikator akan dihapus dari konstruknya karena indikator tersebut tidak termuat ke konstruk yang mewakilinya. Hasil uji validitas konvergen pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.1 Hasil Uji Validitas Konvergen
Nilai skor loading ditunjukkan pada garis yang berada di diagram jalur yang menghubungkan antara indikator dengan variabel. Hasil uji validitas
48
Universitas Kristen Petra konvergen yang disajikan dalam bentuk tabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Konvergen
Perceived Usefulness
Perceived Ease of Use
Perceived Enjoyment
Attitude toward
Using
Intention to Use
pu1 0.791
pu2 0.731
pu3 0.753
pu4 0.864
pu5 0.822
pu6 0.832
peou1 0.806
peou2 0.754
peou3 0.784
peou4 0.747
peou5 0.778
peou6 0.852
pe1 0.863
pe2 0.904
pe3 0.835
att1 0.875
att2 0.784
att3 0.795
att4 0.864
att5 0.878
int1 0.839
int2 0.881
int3 0.832
Berdasarkan gambar 4.1 dan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa semua indikator memiliki nilai loading > 0.6, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji kedua telah memenuhi syarat uji validitas konvergen.
49
Universitas Kristen Petra 4.3.2 Average Variance Extracted (AVE)
Dapat dilihat pada tabel 4.8 bahwa nilai AVE setiap variabel sudah lebih besar dari 0.5, yang menyatakan bahwa seluruh variabel telah sesuai dengan angka yang direkomendasikan dan telah valid.
Tabel 4.8 Hasil Skor AVE
Average Variance Extracted (AVE)
AVE
Perceived Usefulness 0.640 0.800
Perceived Ease of Use 0.620 0.868
Perceived Enjoyment 0.753 0.840
Attitude toward Using 0.706 0.788
Intention to Use 0.724 0.851
4.3.3 Uji Validitas Diskriminan
Berdasarkan Tabel 4.9, nilai korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya. Contoh: nilai korelasi pu1 terhadap konstruk Perceived Usefulness sebesar 0.791 lebih besar dari nilai korelasi pu1 terhadap konstruk Intention to Use (0.598), konstruk Perceived Ease of Use (0.504), konstruk Perceived Enjoyment (0.541), dan konstruk Attitude toward Using (0.536). Hal ini juga berlaku bagi pu2, pu3, dan seterusnya. Artinya, konstruk Attitude toward Using, Intention to Use, Perceived Ease of Use, Perceived Enjoyment, dan Perceived Usefulness dapat memprediksi ukuran pada blok konstruknya lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. Selain itu, menurut Ghozali (2014) nilai discriminant validity dapat dibuktikan dengan membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (√AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model.
Nilai akar kuadrat AVE (√AVE) setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model; contoh: dilihat dari tabel 4.8, nilai √AVE dari konstruk Perceived Usefulness adalah 0.800 dan lebih besar dari nilai pu1 terhadap konstruk Perceived Ease of Use sebesar 0.504, konstruk Perceived Enjoyment sebesar 0.541, konstruk Attitude toward Using sebesar 0.536, dan lebih besar dari konsruk pu1 terhadap konstruk Intention to
50
Universitas Kristen Petra Use sebesar 0.598. Artinya konstruk Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Perceived Enjoyment, Attitude toward Using, dan Intention to Use memiliki nilai discriminant validity yang baik serta setiap konstruk bersifat unik dan mampu menangkap fenomena yang diukur.
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Diskriminan
Perceived Usefulness
Perceived Ease of
Use
Perceived Enjoyment
Attitude toward
Using
Intention to Use
pu1 0.791 0.504 0.541 0.536 0.598
pu2 0.731 0.555 0.605 0.556 0.634
pu3 0.753 0.492 0.474 0.460 0.435
pu4 0.864 0.560 0.600 0.621 0.579
pu5 0.822 0.546 0.517 0.544 0.543
pu6 0.832 0.602 0.657 0.612 0.598
peou1 0.595 0.806 0.485 0.556 0.549
peou2 0.524 0.754 0.470 0.528 0.509
peou3 0.511 0.784 0.473 0.533 0.517
peou4 0.495 0.747 0.493 0.489 0.495
peou5 0.474 0.778 0.514 0.604 0.523
peou6 0.610 0.852 0.647 0.662 0.631
pe1 0.652 0.643 0.863 0.617 0.631
pe2 0.641 0.584 0.904 0.671 0.700
pe3 0.560 0.478 0.835 0.644 0.617
att1 0.634 0.632 0.693 0.875 0.668
att2 0.516 0.579 0.501 0.784 0.531
att3 0.462 0.577 0.486 0.795 0.523
att4 0.640 0.594 0.752 0.864 0.673
att5 0.652 0.633 0.639 0.878 0.645
int1 0.638 0.586 0.635 0.604 0.839
int2 0.603 0.576 0.648 0.612 0.881
int3 0.574 0.588 0.629 0.646 0.832
4.3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Menurut Tabel 4.10, semua indikator dan variabel dalam penelitian dapat dikatakan baik, karena memiliki nilai composite reliability dan Cronbachs Alpha
≥ 0,70. Semua nilai atau skor masing-masing konstruk atau variabel berada di atas
51
Universitas Kristen Petra 0,80. Artinya, dari hasil uji reliabilitas ini bahwa masing-masing variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
Tabel 4.10 Tabel Composite Reliability & Cronbachs Alpha Cronbach's Alpha Composite Realibility
Perceived Usefulness 0.887 0.914
Perceived Ease of Use 0.877 0.907
Perceived Enjoyment 0.836 0.901
Attitude toward Using 0.896 0.923
Intention to Use 0.809 0.887
4.4 Pengujian Inner Model
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan pada variabel eksogen terhadap variabel endogen. Semakin tinggi nilai R2, maka semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan (Abdillah dan Jogiyanto, 2016). Menurut Abdillah dan Jogiyanto (2016), hasil R2 sebesar 0.34-0.67 menindikasikan bahwa model “baik”, 0.20-0.33, mengindikasikan bahwa model “moderat”, dan nilai 0-0.19 mengindikasikan bahwa model “lemah”. Hasil penghitungan R2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.11 Hasil Uji R-square (R2)
Variabel Nilai R Square Keterangan
Attitude toward Using 0.660 Baik
Intention to Use 0.658 Baik
Perceived Enjoyment 0.432 Baik
Perceived Usefulness 0.465 Baik
Nilai R2digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel eksogen (independen) terhadap variabel endogen (dependen). Nilai R2dari variabel Attitude toward Using sebesar 0.660 mengindikasikan bahwa model struktural dinilai baik dalam mengukur atau menggambarkan variasi nilai dari variabel minat konsumen untuk menggunakan. Begitu pula dengan nilai R2
52
Universitas Kristen Petra dari variabel Intention to Use sebesar 0.658, variabel Perceived Enjoyment sebesar 0.432, dan variabel Perceived Usefulness sebesar 0.465. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel independen (perceived ease of use) berpengaruh sebesar 66% terhadap Attitude toward Using, sedangkan sisanya yaitu sebesar 34% dijelaskan oleh faktor lain diluar yang diteliti oleh penulis. Perceived ease of use berpengaruh sebesar 65.8% terhadap Intention to Use, 43.2%
terhadap Perceived Enjoyment, dan 46.5% terhadap Perceived Usefulness sisanya sebesar 34.2%, 56.8%, dan 53.5% dijelaskan oleh faktor lain diluar yang diteliti oleh penulis.
4.4.1 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam PLS dilakukan dengan melakukan analisis uji t, dengan cara membandingkan nilai t-hitung (t-statistic) dan nilai t-tabel, pada tingkat kesalahan sebesar 5% atau 1.96. Hipotesis dapat diterima bila nilai t- hitung lebih besar daripada nilai t-tabel, atau apabila t-hitung > 1.96. Uji-t dilakukan dengan melakukan proses bootstrapping, sehingga menghasilkan gambar model analisis berikut ini.
Gambar 4.2 Hasil Analisis Bootstrapping
53
Universitas Kristen Petra Tabel 4.12 Original Sample dan T-statistic
Hipotesis Pengaruh Langsung Original Sample
T
Statistics Keterangan H1 Perceived Usefulness ->
Intention to Use 0.260 2.905 Positif
Signifikan H2 Attitude toward Using ->
Intention to Use 0.288 2.435 Positif
Signifikan H3 Perceived Enjoyment ->
Intention to Use 0.350 3.280 Positif
Signifikan H4 Perceived Usefulness ->
Attitude toward Using 0.203 2.147 Positif Signifikan H5 Perceived Ease of Use ->
Attitude toward Using 0.329 4.033 Positif Signifikan H6 Perceived Enjoyment ->
Attitude toward Using 0.381 4.432 Positif Signifikan H7 Perceived Ease of Use ->
Perceived Usefulness 0.682 10.129 Positif Signifikan H8 Perceived Ease of Use ->
Perceived Enjoyment 0.657 9.595 Positif Signifikan
Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Intention to Use menghasilkan T- statistic sebesar 2.905 > 1.960, yang berarti Perceived Usefulness terhadap Intention to Use adalah signifikan. Original sample sebesar 0.260 menunjukkan bahwa pengaruh Perceived Usefulness terhadap Intention to Use adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Perceived Usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Intention to Use yang mengartikan bahwa H1 diterima.
Pengaruh Attitude toward Using terhadap Intention to Use menghasilkan T-statistic sebesar 2.435 > 1.960, yang berarti pengaruh Attitude toward Using terhadap Intention to Use adalah signifikan. Original sample sebesar 0.288menunjukkan bahwa pengaruh Attitude toward Using terhadap Intention to Use adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Attitude toward Using berpengaruh positif dan signifikan terhadap Intention to Use yang mengartikan bahwa H2 diterima.
54
Universitas Kristen Petra Pengaruh Perceived Enjoyment terhadap minat beli konsumen menghasilkan T-statistic sebesar 3.280 > 1.960, yang berarti pengaruh Perceived Enjoyment terhadap Intention to Use adalah signifikan. Original sample sebesar 0.350 menunjukkan bahwa pengaruh Perceived Enjoyment terhadap Intention to Use adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Perceived Enjoyment berpengaruh positif dan signifikan terhadap Intention to Use yang mengartikan bahwa H3 diterima.
Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude toward Using menghasilkan T-statistic sebesar 2.147 > 1.960, yang berarti pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude toward Using adalah signifikan. Original sample sebesar 0.203 menunjukkan bahwa pengaruh Perceived Usefulness terhadap Attitude toward Using adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Perceived Usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap Attitude toward Using, yang mengartikan bahwa H4 diterima.
Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Attitude toward Using menghasilkan T-statistic sebesar 4.033 > 1.960, yang berarti pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Attitude toward Using adalah signifikan. Original sample sebesar 0.329 menunjukkan bahwa pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Attitude toward Using adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan terhadap Attitude toward Using, yang mengartikan bahwa H5 diterima.
Pengaruh Perceived Enjoyment terhadap Attitude toward Using menghasilkan T-statistic sebesar 4.432 > 1.960, yang berarti pengaruh Perceived Enjoyment terhadap Attitude toward Using adalah signifikan. Original sample sebesar 0.381 menunjukkan bahwa pengaruh Perceived Enjoyment terhadap Attitude toward Using adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Perceived Enjoyment berpengaruh positif dan signifikan terhadap Attitude toward Using, yang mengartikan bahwa H6 diterima.
Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulness menghasilkan T-statistic sebesar 10.129 > 1.960, yang berarti pengaruh Perceived
55
Universitas Kristen Petra Ease of Use terhadap Perceived Usefulness adalah signifikan. Original sample sebesar 0.682 menunjukkan bahwa pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Usefulness adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perceived Usefulness, yang mengartikan bahwa H7 diterima.
Pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Enjoyment menghasilkan T-statistic sebesar 9.595 > 1.960, yang berarti pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Enjoyment adalah signifikan. Original sample sebesar 0.657 menunjukkan bahwa pengaruh Perceived Ease of Use terhadap Perceived Enjoyment adalah positif, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Perceived Ease of Use berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perceived Enjoyment, yang mengartikan bahwa H8 diterima.
Tabel 4.13 Indirect Effect
Pengaruh Tidak Langsung Nilai
Perceived Ease of Use -> Perceived Usefulness -> Intention to Use 0.177 Perceived Ease of Use -> Perceived Usefulness -> Attitude toward
Using -> Intention to Use 0.040
Perceived Ease of Use -> Attitude toward Using -> Intention to Use 0.095 Perceived Ease of Use -> Perceived Enjoyment -> Attitude toward
Using -> Intention to Use 0.072
Perceived Ease of Use -> Perceived Enjoyment -> Intention to Use 0.223
Berdasarkan hasil perhitungan dalam PLS, dapat dilihat nilai Indirect Effect pada tabel 4.13 bahwa Perceived Ease of Use terhadap Perceived Enjoyment terhadap Intention to Use memiliki nilai paling tinggi yaitu 0.223, dengan kata lain Peceived Ease of Use dapat mempengaruhi tingginya Intention to Use seseorang dengan adanya Perceived Enjoyment yang terlibat dalam penggunaan Self-service Technology.
56
Universitas Kristen Petra 4.5 Pembahasan
Penelitian didasarkan pada 117 data responden, dimana mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, berusia 17-27 tahun, berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa, dan berpendapatan rata-rata per bulan Rp. 3.000.000 - 6.000.000,-.
Menurut data yang dikumpulkan, responden yang pernah mencoba di Indonesia yang menyatakan bahwa telah mencoba Self-service Technology di restoran Genki Sushi sebesar 55.89%, Bak Kut Teh sebesar 30.88%, dan lainnya 13.23%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa masih belum terlalu banyak restoran di Indonesia yang menerapkan Self-service Technology.
Dari hasil penelitian diatas ditunjukkan bahwa, apabila seseorang merasa bahwa menggunakan Self-Service Technology pada restoran berguna maka ia akan berniat untuk menggunakannya dalam memesan atau melakukan pembayaran.
Nilai mean dari deskripsi tanggapan responden terkait Perceived Usefulness dan Intention to Use berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Perceived Usefulness adalah sebesar 4.205, yaitu pertanyaan bahwa secara keseluruhan Self-Service Technology berguna dalam melakukan pemesanan dan pembayaran. Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Intention to Use adalah sebesar 3.838, yaitu saya berniat menggunakan Self-Service Technology secara regular di masa depan. Ini menunjukan bahwa Perceived Usefulness berperan penting bagi responden terhadap Intention to Use Self-Service Technology. Semakin tinggi nilai kegunaan (Perceived Usefulness) yang didapatkan ketika menggunakan Self-Service Technology pada restoran, maka semakin tinggi pula niat orang (Intention to Use) untuk menggunakan Self- Service Technology pada restoran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., (1992); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012).
Apabila seseorang memiliki sikap atau pemikiran bahwa menggunakan Self- service Technology pada restoran adalah hal yang baik ataupun positif maka ia akan berniat untuk menggunakannya dalam memesan atau melakukan pembayaran. Semakin tinggi sikap positif yang dirasakan seseorang (Attitude toward Using) terhadap Self-Service Technology pada restoran, maka semakin
57
Universitas Kristen Petra tinggi pula niat seseorang (Intention to Use) untuk menggunakan Self-Service Technology pada restoran. Nilai mean dari deskripsi tanggapan responden terkait Attitude toward Using dan Intention to Use berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Attitude toward Using adalah sebesar 4.128, yaitu pertanyaan bahwa penerapan Self-Service Technology pada restoran merupakan gagasan yang positif. Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Intention to Use adalah sebesar 3.838, yaitu saya berniat menggunakan Self-Service Technology secara regular di masa depan. Ini menunjukan bahwa Attitude toward Using berperan penting bagi responden terhadap Intention to Use Self-Service Technology. Jika dilihat dari profil responden yang kebanyakan adalah anak muda dengan kisaran umur 17 sampai 27 dengan status sebagai pelajar tersebut, maka dapat diketahui bahwa responden sudah lebih familiar dengan perkembangan teknologi yang ada. Penggunaan teknologi yang dilakukan setiap hari menandakan adanya sikap, penerimaan yang baik dan positif akan teknologi ini. Sikap penerimaan yang positif dari inilah yang membuat seseorang akan melakukan penggunaan ulang di masa depan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012); dan Kaushik dan Rahman (2015).
Jika seseorang merasakan bahwa menggunakan Self-service Technology pada restoran adalah hal yang menyenangkan, maka ia akan berniat untuk menggunakannya dalam memesan atau melakukan pembayaran. Semakin tinggi kesenangan (Perceived Enjoyment) yang dirasakan seseorang ketika menggunakan Self-Service Technology pada restoran, maka semakin tinggi pula niat seseorang (Intention to Use) untuk menggunakan Self-Service Technology pada restoran. Nilai mean dari deskripsi tanggapan responden terkait Perceived Enjoyment dan Intention to Use berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Perceived Enjoyment adalah sebesar 3.949, yaitu pertanyaan bahwa saya merasa senang menggunakan Self-Service Technology. Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Intention to Use adalah sebesar 3.838, yaitu saya berniat menggunakan Self-Service Technology secara regular di masa depan. Ini menunjukan bahwa Perceived Enjoyment berperan penting bagi responden terhadap Intention to Use Self-Service
58
Universitas Kristen Petra Technology. Jika dilihat dari profil responden yang kebanyakan adalah anak muda dengan kisaran umur 17 sampai 27 dengan status sebagai pelajar tersebut, maka besar kemungkinan bahwa kesenangan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh untuk melakukan penggunaan ulang. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Davis et al., (1992) dan Oghazi et al., (2012).
Apabila seseorang merasa bahwa menggunakan Self-Service Technology pada restoran berguna maka ia akan memiliki sikap yang positif dan baik terhadap Self- Service Technology pada restoran tersebut. Semakin tinggi nilai kegunaan (Perceived Usefulness) yang didapatkan ketika menggunakan Self-Service Technology pada restoran, maka semakin tinggi pula sikap atau pemikiran positif (Attitude toward Using) seseorang terhadap penggunaan Self-service Technology pada restoran. Nilai mean dari deskripsi tanggapan responden terkait Perceived Usefulness dan Attitude toward Using berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Perceived Usefulness adalah sebesar 4.205, yaitu pertanyaan bahwa secara keseluruhan Self-Service Technology berguna dalam melakukan pemesanan dan pembayaran. Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Attitude toward Using adalah sebesar 4.128, yaitu pertanyaan bahwa penerapan Self-Service Technology pada restoran merupakan gagasan yang positif. Ini menunjukan bahwa Perceived Usefulness berperan penting bagi responden terhadap Attitude toward Using Self-Service Technology.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oghazi et al., (2012); Lee et al., (2011); Di Pietro et al., (2012); dan Kaushik dan Rahman (2015).
Seseorang akan menganggap bahwa menggunakan Self-service Technology pada restoran adalah hal yang baik apabila Self-service Technology pada restoran tersebut dalam penggunaannya tidak perlu mengeluarkan usaha yang berlebih.
Semakin tinggi kemudahan (Perceived Ease of Use) yang dirasakan seseorang saat menggunakan Self-service Technology maka, semakin tinggi sikap atau pemikiran seseorang (Attitude toward Using) bahwa menggunakan Self-service Technology pada restoran adalah hal yang positif. Nilai mean dari deskripsi
59
Universitas Kristen Petra tanggapan responden terkait Perceived Ease of Use dan Attitude toward Using berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Perceived Ease of Use adalah sebesar 3.957, yaitu pertanyaan bahwa secara keseluruhan, Self-Service Technology mudah untuk digunakan dalam melakukan pemesanan atau pembayaran makanan di restoran. Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Attitude toward Using adalah sebesar 4.128, yaitu pertanyaan bahwa penerapan Self-Service Technology pada restoran merupakan gagasan yang positif. Ini menunjukan bahwa Perceived Ease of Use berperan penting bagi responden terhadap Attitude toward Using Self-Service Technology.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012); Kaushik dan Rahman (2015).
Seseorang akan menganggap bahwa menggunakan Self-service Technology pada restoran adalah hal yang baik apabila Self-service Technology pada restoran tersebut memberikan sesuatu yang menyenangkan ketika menggunakannya.
Semakin tinggi kesenangan (Perceived Enjoyment) yang didapatkan atau dirasakan seseorang saat menggunakan Self-service Technology pada restoran, maka semakin tinggi sikap positif (Attitude toward Using) yang dirasakan terhadap penggunaan Self-service Technology pada restoran. Nilai mean dari deskripsi tanggapan responden terkait Perceived Enjoyment dan Attitude toward Using berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Perceived Enjoyment adalah sebesar 3.949, yaitu pertanyaan bahwa saya merasa senang menggunakan Self-Service Technology. Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Attitude toward Using adalah sebesar 4.128, yaitu pertanyaan bahwa penerapan Self-Service Technology pada restoran merupakan gagasan yang positif. Ini menunjukan bahwa Perceived Enjoyment berperan penting bagi responden terhadap Attitude toward Using Self-Service Technology. Dari profil responden yang didapatkan, mayoritas adalah golongan muda, yang dapat dikatakan bahwa anak muda menikmati penggunaan teknologi.
Adanya kesenangan dalam mencoba atau menggunakan teknologi canggih yang ada ini menimbulkan adanya sikap penerimaan positif akan Self-Service
60
Universitas Kristen Petra Technology. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lee et al., (2011); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012).
Seseorang akan menganggap bahwa menggunakan Self-service Technology pada restoran berguna apabila Self-service Technology pada restoran tersebut mudah digunakan. Semakin tinggi kemudahan (Perceived Ease of Use) yang dirasakan seseorang dalam menggunakan Self-service Technology pada restoran maka semakin tinggi seseorang merasa bahwa menggunakan Self-Service Technology pada restoran berguna (Perceived Usefulness). Nilai mean dari deskripsi tanggapan responden terkait Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Perceived Ease of Use adalah sebesar 3.957, yaitu pertanyaan bahwa secara keseluruhan, Self-Service Technology mudah untuk digunakan dalam melakukan pemesanan atau pembayaran makanan di restoran.
Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Perceived Usefulness adalah sebesar 4.205, yaitu pertanyaan bahwa secara keseluruhan Self-Service Technology berguna dalam melakukan pemesanan dan pembayaran. Ini menunjukan bahwa Perceived Ease of Use berperan penting bagi responden terhadap Perceived Usefulness Self-Service Technology. Profil responden mayoritas adalah golongan mudah dengan umuran antara 17 hingga 27 tahun yang telah familiar dan terbiasa menggunakan teknologi. Rasa familiar tersebut dapat membuat penggunaan Self-service Technology menjadi lebih mudah, sehingga dalam menggunakannya pun tidak diperlukan waktu yang lama maupun usaha berlebih. Penggunaan Self-service Technology dapat dilakukan dengan cepat sehingga waktu yang digunakan tidak terbuang banyak, dan bisa dialokasikan untuk melakukan hal lainnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Davis et al., (1992); Oghazi et al., (2012); Kaushik dan Rahman (2015).
Seseorang akan menganggap bahwa menggunakan Self-service Technology pada restoran menyenangkan apabila Self-service Technology pada restoran tersebut mudah digunakan. Semakin mudah (Perceived Ease of Use) seseorang untuk menggunakan Self-service Technology pada restoran maka
61
Universitas Kristen Petra semakin tinggi rasa kesenangan (Perceived Enjoyment) yang didapatkan seseorang dari menggunakan Self-service Technology pada restoran karena tidak ada atau sedikit rasa susah yang dirasakan. Nilai mean dari deskripsi tanggapan responden terkait Perceived Ease of Use dan Perceived Enjoyment berada dalam kategori setuju. Nilai mean tanggapan responden tertinggi untuk variabel Perceived Ease of Use adalah sebesar 3.957, yaitu pertanyaan bahwa secara keseluruhan, Self-Service Technology mudah untuk digunakan dalam melakukan pemesanan atau pembayaran makanan di restoran. Sedangkan nilai mean tertinggi untuk variabel Perceived Enjoyment adalah sebesar 3.949, yaitu pertanyaan bahwa saya merasa senang menggunakan Self-Service Technology. Ini menunjukan bahwa Perceived Ease of Use berperan penting bagi responden terhadap Perceived Enjoyment Self-Service Technology. Jika dilihat dari profil responden yang kebanyakan adalah anak muda dengan kisaran umur 17 sampai 27, yang lebih suka terhadap sesuatu yang mudah dan praktis. Kemudahan yang dirasakan saat menggunakan Self-service Technology tersebut dapat meningkakan rasa senang dalam penggunaannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Davis et al., (1992); Oghazi et al., (2012); Di Pietro et al., (2012).
Sesuai dengan hasil akhir penelitian, dapat diketahui bahwa niat penggunaan Self-service Technology pada restoran di Indonesia berhubungan secara langsung dengan Perceived Usefulness, Perceived Enjoyment, dan Attitude Toward Using. Davis (1989) berpendapat bahwa ada kemungkinan Peceived Ease of Use mempengaruhi Attitude Toward Using secara tidak langsung melalui Perceived Usefulness. Pendapat ini terbukti melalui penelitian ini dan penelitian terdahulu Oghazi et al., (2012); Lee et al., (2011); Di Pietro et al., (2012); dan Kaushik dan Rahman (2015).
Perceived Ease of Use memiliki nilai pengaruh langsung yang tinggi terhadap Perceived Usefulness dan Perceived Enjoyment, sehingga dapat dikatakan bahwa Perceived Ease of Use memiliki pengaruh yang besar secara tidak langsung terhadap Intention to Use. Dapat dilihat juga dari nilai tabel 4.13 Indirect Effect
62
Universitas Kristen Petra bahwa Peceived Ease of Use memiliki pengaruh yang paling besar secara tidak langsung terhadap Intention to Use melalui Perceived Enjoyment.
Jika seseorang merasakan tingkat kemudahan dalam menggunakan Self- service Technology pada restoran tinggi, maka tingkat kesenangan dalam menggunakan Self-service Technology tersebut pun tinggi. Kesenangan tersebut dikarenakan konsumen tidak perlu mengeluarkan usaha yang lebih atau merasakan kesulitan dan kebingungan ketika menggunakan Self-service Technology pada restoran. Dengan adanya perasaan senang ketika menggunakan Self-service Technology pada restoran tersebut, rasa senang itu pula yang akan membuat seseorang berniat menggunakan Self-service Technology pada restoran kembali.
Dabholkar (1996) mengatakan bahwa besar kemungkinan bahwa konsumen mau menggunakan Self-service Technology pada restoran hanya untuk kesenangan. Pernyataan tersebut mendukung hasil Oghazi et al., (2012) dan penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel Perceived Enjoyment tersebut memberikan dampak yang signifikan dalam Intention to Use Self-service Technology.
Penelitian ini mengambil sampel mayoritas dari kota Surabaya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa agar Self-service Technology pada restoran di Indonesia khususnya kota Surabaya, dapat diterima secara baik oleh konsumen namun terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu, Self- service Technology tersebut harus dapat mudah untuk digunakan dan dapat memberikan kesenangan bagi penggunanya.