• Tidak ada hasil yang ditemukan

WAHANA Volume 21, No. 2, Agustus 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "WAHANA Volume 21, No. 2, Agustus 2018"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

66

PENGARUH STRUKTUR AUDIT, PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

TERHADAP KINERJA AUDITOR

(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Pusat)

Wiwik Pratiwi1 Nia Aziza Misqih2

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Y.A.I1,2 [email protected]1

[email protected]2

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of audit structure, understanding of good governance and application of information technology to auditor performance. The population in this study is all auditors working in Public Accounting Firm (KAP) located in Central Jakarta. The sampling technique used is nonprobability sampling technique. The author conducted a sample at 24 Public Accounting Firm registered in Central Jakarta. Data analysis technique begins with descriptive statistical test, followed by data quality test consisting of validity and reliability test, normality data test, classical assumption test consist of regression normality test, multicollinearity test, heterokedastisity test, regression linearity test. Hypothesis test using t test, f test and coefficient of determination. The results of this study indicate that the audit structure, the understanding of good governance and the application of information technology has a significant influence on the performance of auditors. Audit structure, understanding of good governance and application of information technology together have a significant influence on auditor performance.

Keywords: Auditor performance, audit structure, good governance and application of information technology.

PENDAHULUAN

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Pengertian kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, bagi klien ataupun publik dalam menilai hasil audit yang dilakukan (Zainal Fanani et al., 2008 ).

Kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik tengah mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Kondisi kerja yang kurang kondusif mempengaruhi kinerja auditor, sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam pengauditan laporan keuangan.Adanya kasus yang melibatkan akuntan publik atau auditor independen menjadi alasan mengapa profesi ini sangat dilematis (Ramadhanty, 2013). Skandal akuntansi yang pernah terjadi pada perusahaan di Indonesia yaitu kasus yang terjadi di PT Kimia Farma Tbk., terjadi overstated pada laba bersihnya. Sedangkan perusahaan-perusahaan besar di Amerika, seperti Enron, Global Crossing, Worldcom, Microstrategy, Adelphia, PNC Financial Services, Rite Aid hampir semua melibatkan kantor akuntan publik (KAP) besar seperti The Big Five. KAP kelas menengah juga tidak luput dari masalah tersebut, seperti RSM Salustro Reydel di Perancis yang melakukan kesalahan saat melakukan audit atas Vivendi Universal.Melihat kasus-kasus yang menimpa akuntan publik saat ini, menjadikan pelajaran untuk dapat mengusir keraguan dari klien maupun pemakai laporan keuangan yang lain dengan cara lebih meningkatkan kredibilitas dan kinerja dari auditor tersebut.

(2)

67 Tidak sedikit kasus kegagalan perusahaan yang dikaitkan dengan kegagalan auditor yang terjadi belakangan ini. Untuk menanggapi hal tersebut maka penelitian ini akan meneliti pengaruh struktur audit, pemahaman good governance dan penerapan teknologi informasi terhadap kinerja auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh struktur audit, pemahaman good governance dan penerapan teknologi informasi terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian Fanani (2008) dan Eriani (2010) menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik yang menggunakan struktur audit meningkatkan kinerja auditor. Penggunaan struktur audit memungkinkan dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya agar menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Kemudian Wati et al. (2010), melakukan penelitian pemahaman good governance terhadap kinerja auditor , yang memperoleh hasil bahwa pemahaman good governance memiliki pengaruh yang positif atau signifikan terhadap kinerja auditor. Good governance bertujuan untuk mendorong kinerja perusahaan serta memberikan nilai ekonomis bagi pemegang saham maupun masyarakat secara umum. Penelitian Muknisa Elda Dripani dan Dudi Pratomo (2014) Andi Pratama dan Ibnu Gautama S dan Muhamma Arfan (2010) menyatakan bahwa penerapan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, sebab dengan adanya perkembangan teknologi yang cepat auditor dapat melakukan proses pemeriksaan yang dapat diselesaikan tepat waktu dan dapat meningkatkan kualitas laporan hasil pemeriksaan.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Pengertian Auditing

Defini audit menurut Arens dkk. (2015) adalah Auditing merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.Pihak yang melaksanakan auditing disebut dengan auditor.

Kinerja Auditor

Kinerja menurut Hasibuan (2016) adalah suatu bahwa hasil kerja yang dicapai seseoarang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Kinerja yang baik dari auditor sangat diperlukan untuk menghasilkan hasil audit yang berkualitas.Kinerja auditor merupakan hasil dari tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu (Trisnaningsih, 2007). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor (prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, dan ketepatan waktu.

Struktur Audit

Pengertian struktur menurut Wursanto (2003) Struktur adalah susunan atau hubungan daripada setiap bagian secara keseluruhan. Bagian disini merupakan kumpulan beberapa kegiatan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.Selanjutnya pengertian tentang audit menurut Messier, Glover dan Prawitt (2014) adalah sebagai berikut: “Auditing adalah proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk menetukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Berdasarkan definisi struktur audit tersebut diatas, makan struktur audit dapat diartikan sebagai proses atau susunan prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan audit.

Pemahaman Good Governance

Good governance merupakan tata kelola yang baik pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika profesional dalam berusaha/berkarya. Pemahaman good governance merupakan wujud penerimaan akan pentingnya suatu perangkat peraturan atau tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan, fungsi dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik. Menurut Sutedi (2012) Good Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan

(3)

68

(Pemegang Saham/Pemilik Modal, Komisaris/dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

Penerapan Teknologi Informasi

Menurut Lantip dan Rianto (2011) teknologi informasi diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis komputer dan perkembanganya sangat pesat.Teknologi informasi adalah suatu kombinasi antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas,relevan,akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk bisnis, keperluan pribadi dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

Desain Penelitian

Berdasarkan penjelasan pada pendahuluan dan teori yang digunakan, maka model penelitian yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Desain Penelitian

Hipotesis

Berdasarkan Desain Penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H1: Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat.

H2: Pemahaman Good Governance berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat

H3: Penerapan teknologi Informasi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat

H4: Struktur audit, Pemahaman Good Governance, dan Penerapan teknologi Informasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey menurut Sugiyono (2014) adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya.

Struktur Audit (X1) Pemahaman Good

Governance (X2)

Penerapan Teknologi Informasi

Kinerja Auditor

(4)

69 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor pada Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat. Auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik nonprobability sampling yaitu convenience sampling method sehingga anggota populasi yang paling mudah di akses atau dijangkau yang akan dipilih menjadi sampel.

Kriteria responden auditor yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta Pusat, Auditor yang memiliki kedudukan di KAP sebagai staff junior, senior, manajer dan partner, Auditor memiliki latar belakang pendidikan minimal Diploma 3 (D3), Auditor yang bekerja di KAP Jakarta minimal satu tahun atau lebih serta memiliki No. Register Ak maupun tidak.

Operasionalisasi Dan Pengukuran Variabel

Variabel independen/bebas dalam penelitian ini adalah Struktur audit (X1), Pemahaman good governance(X2), dan Penerapan teknologi informasi (X3). Adapun variabel dependen/terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja auditor(Y). Di Tabel 1 berikut ini disajikan indicator-indikator yang digunakan dalam instrument penelitian.

Tabel 1. Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

X1: Struktur Audit

Prosedur atau aturan dalam pelaksanaan audit.

1. Prosedur atau aturan pelaksanaan audit dalam perusahaan

Ordinal Petunjuk atau instruksi

pelaksanaan audit

2. Petunjuk atau instruksi pelaksaan Audit yang dijalankan perusahaan Kepatuhan atas keputusan

yang ditetapkan

3. Selalu mengikuti keputusan 4. Selalu mengikuti koordinasi kerja Penggunaan media

transformasi (komputer) dan kebijakan audit yang

kompeherensif

5. Selalu menggunakan sekumpulan alat-alat

6. Meningkatkan efektivitas dan efesiensi

X2:

Pemahaman Good Governance

A. Keadilan

7. Menegakkan keadilan terhadap kepentingan klien

8. Bersikap adil dalam hal pambagian tugas antar sesama rekan kerja seprofesi

B. Transparansi

9. Transparansi terhadap informasi laporan keuangan klien

10. Transparansi dalam hal pembagian fee antara partner,senior auditor dan auditor junior

11. Menjelaskan peran dan tanggung jawabnya

C. Akuntabilitas 12. Menjalankan tugasnya harus mempertahankanintegritas,

objektivitas dan independensi D. Pertanggung-jawaban 13. Berpedoman pada Standar Profesi

Akuntan Publik (SPAP)

14. Berpedoman pada Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)

(5)

70 X3: Penerapan Teknologi Informasi

A. Pemanfaatan kinerja kompute

15. Dunia Usaha 16. Kinerja perusahaan 17. Produktivitas auditor

18. Meningkatkan kualitas output auditor

Ordinal

B. Pemanfaatan software audit

19. Software untuk mengaudit data komputer

20. Mengaudit sistem informasi 21. Transaksi elektronik

22. Kinerja efektif dan efisien Y : Kinerja

auditor

A. Komitmen Profesi 23. Berpartisipasi dalam pertemuan auditor

24. Berlangganan dan membaca jurnal auditing

25. Tetap bekerja sebagai auditor walaupun gaji saya dipotong

Ordinal

B. Kemampuan 26. Pengalaman kerja 27. Tingkat pendidikan 28. Faktor Usia

C. Motivasi 29. Motivasi pekerjaan 30. Motivasi perusahaan 31. Motivasi gaji

D. Kepuasan Kerja 32. Puas dengan pekerjaan 33. Menyukai pekerjaan Sumber: Sri Trinaningngsih (2007)

Analisis Data & Pembahasan

Untuk menguji variabel independen yaitu struktur audit, pemahaman good governance dan penerapan teknologi informasi berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja auditor pada KAP di Jakarta Pusat, maka dilakukan uji regresi linear berganda. Dari hasil pengujian yang disajikan dalam Tabel 2, maka model regresi yang dapat dibentuk adalah: Y = 2,232 + 0,384X1 + 0,277X2 + 0,711X3

Tabel 2.Analisis Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 2,232 3,246 ,688 ,493

Struktur Audit ,384 ,127 ,216 3,019 ,003

Pemahaman Good Governance

,277 ,097 ,203 2,860 ,005

Penerapan Teknologi Informasi

,711 ,111 ,510 6,424 ,000

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

Dengan mengacu pada persamaan regresi yang diperoleh maka model regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

(6)

71 1) Nilai koefisien konstanta (a) sebesar 2,232 hal ini berarti bahwa apabila nilai variabel Kinerja Auditor dipengaruhi oleh keempat variabel independen yaitu Struktur Audit, Pemahaman Good Governance dan Penerapan Teknologi Informasi.

2) Nilai koefisien untuk Struktur Audit (X1) β1 = 0,384. Hal ini membuktikan bahwa apabila struktur audit (X1) naik sebesar 1, sementara variabel independen lainnya tetap maka kinerja auditor (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,384 dan sebaliknya apabila struktur audit (X1) terjadi penurunan sebesar 1, sementara variabel independen lainnya tetap maka kinerja auditor (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,384.

3) Nilai koefisien untuk Pemahaman Good Governance (X2) β2 = 0,277. Hal ini membuktikan bahwa apabila Pemahaman Good Governance (X2) naik sebesar 1, sementara variabel independen lainnya tetap maka kinerja auditor (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,277 dan sebaliknya apabila Pemahaman Good Governance (X2) terjadi penurunan sebesar 1, sementara variabel independen lainnya tetap maka kinerja auditor (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,277.

4) Nilai koefisien untuk Penerapan Teknologi Informasi (X3) β3 = 0,711. Hal ini membuktikan bahwa apabila Penerapan Teknologi Informasi (X3) naik sebesar 1, sementara variabel independen lainnya tetap maka kinerja auditor (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,711 dan sebaliknya apabila Penerapan Teknologi Informasi (X3) terjadi penurunan sebesar 1, sementara variabel independen lainnya tetap maka kinerja auditor (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,711.

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Berdasarkan Tabel 2, maka nilai Beta sebesar 0,384 yang membuktikan bahwa Struktur Audit (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Auditor (Y). Nilai signifikan sebesar 0,003<

0,05 yang berarti Struktur Audit (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Auditor (Y).

Lismawati dan Aprilla (2010) mendefinisikan Struktur audit memiliki keterkaitan dengan koordinasi arus kerja, wewenang yang dimiliki, komunikasi dan kemampuan untuk beradaptasi. Apabila auditor dari perusahaan menggunakan struktur audit akan memberikan dampak baik pada perusahaan dan dapat meningkatkan kekuatan pasar dengan diversifikasi dan diferensiasi dalam pelayanannya dan turnover staf yang tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ramadhan (2011) menunjukkan bahwa struktur audit memiliki pengaruh positif terhadap kinerja auditor.

Nilai Beta sebesar 0,277 yang membuktikan bahwa Pemahaman Good Governance (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Auditor (Y). Nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,05 yang berarti Pemahaman Good Governance (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Auditor (Y). Apabila konsep corporate governance tersebut diterapkan dengan baik oleh perusahaan, maka diharapkan pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang semakin baik dana akan menguntungkan berbagai pihak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sitio dan Anisykurlillah (2014) yang menyatakan bahwa pemahaman good governance berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja auditor. Wati (2010) juga menunjukkan bahwa pemahaman good governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor.

Nilai Beta sebesar 0,711 yang membuktikan bahwa Penerapan Teknologi Informasi (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Auditor (Y). Nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti Penerapan Teknologi Informasi (X3) mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap Kinerja Auditor (Y). Menurut Martin seperti yang di kutip oleh Kadir (2003) Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (seperangkat alat keras dan lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan yang mencakup teknologi informasi untuk mengirimkan informasi. Teknologi Informasi dapat digunakan membentuk strategi untuk menuju keunggulan yang kompetitif. Hasil ini di dukung oleh penelitian Dripani dan Pratomo (2014) yang menyatakan penerapan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Regresi berganda digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan antara struktur audit (X1), pemahaman good governance(X2) dan penerapan teknologi informasi (X3) terhadap hubungannya

(7)

72

pada kinerja auditor (Y). Untuk mendapatkan signifikansi hubungan semua variabel, maka penelitian ini melakukan pengujian ANOVA yang hasilnya tersaji dalam Tabel 3.

Tabel 3. Uji F (ANOVA) ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6058,249 3 2019,416 47,566 ,000b

Residual 4670,041 110 42,455

Total 10728,289 113

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

b. Predictors: (Constant), Penerapan Teknologi Informasi, Pemahaman Good Governance, Struktur Audit

Untuk uji signifikan regresi berganda dapat lihat dari hasil pengujian signifikan dan uji F . Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.17 bahwa nilai statistic F sebesar 47,567 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000< 0,05 yang berarti Struktur Audit (X1), Pemahaman Good Governance (X2) dan Penerapan Teknologi Informasi (X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Auditor (Y). Berdasarkan hasil di atas maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti Struktur Audit (X1), Pemahaman Good Governance (X2) dan Penerapan Teknologi Informasi (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Auditor (Y) secara simultan. Dengan demikian hipotesis H4 terbukti.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan oleh peneliti mengenai pengaruh struktur audit, pemahaman good governance dan penerapan teknologi informasi terhadap kinerja auditor, maka pada akhir bagian dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Struktur audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.

2. Pemahaman good governance mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja auditor 3. Penerapan teknologi informasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja auditor

4. Struktur audit, Pemahaman good governance dan Penerapan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor

Keterbatasan

1. Sampel penelitian yang dilakukan terbatas, hanya yang bekerja di Kantor Akuntan Publik Jakarta Pusat. Sehingga penelitian ini akan memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan apabila penelitian dilakukan pada Kantor Akuntan Publik di wilayah lainnya.

2. Penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen yaitu struktur audit, pemahaman good governance dan penerapan teknologi informasi untuk melihat variabel apa saja yang mempengaruhi kinerja auditor dari banyaknya variabel lain

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran, antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan variabel lain di luar struktur audit, pemahaman good governance dan penerapan teknologi informasi, sehingga hasil yang diharapkan akan lebih luas dan lebih baik.

2. Penelitian ini hanya mengambil obyek yang terbatas yaitu Kantor Akuntan Publik di daerah Jakarta Pusat. Penelitian yang selanjutnya diharapkan tidak hanya pada Kantor Akuntan Publik di

(8)

73 daerah Jakarta Pusat, tetapi di seluruh Jakarta atau di luar kota Jakarta, agar hasil yang diharapkan dapat lebih luas dan lebih baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya, dilakukan juga metode wawancara langsung pada pengumpulan data sehingga mendapat jawaban yang serius dari responden.

DAFTAR PUSTAKA Adrian Sutedi. 2012. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.

Arens A. Alvin, Randal J.Elder dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jilid 1. Edisi Lima Belas-Jakarta. Erlangga.

Dripani, Muknisa Elda., DudiPratomo. (2014). “Pengaruh Independensi, Penerapan Teknologi Informasi dan Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor” Bandung:

Universitas Telkom.

Eriani, Eka. 2010. “Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor (Studi Pada KAP di Sumatera Barat)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

Fanani, Zaenal, Rhenny Afriana Hanif dan Bambang Subroto, 2008, Pengaruh struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 5 (2) : 139-155.

Gautama, Ibnu.,Arfan, M. (2010). Pengaruh Kepuasan Kerja, Profesionalisme, dan Penerapan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol.

3 No. 2. Juli 2010.

Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.

Kadir, Abdul., Terra CH Triwahyuni. (2003) Pengenalan Teknologi Informasi. Yogyakarta: ANDI.

Lismawati Elya Wati dan Aprilla Nila, 2010. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, dan Pemahaman Good governance terhadap kinerja auditor pemerintah (Studi Pada Auditor Pemerintah di BPKP Perwakilan Bengkulu). Jurnal simposium nasional Akuntansi, 2(3) : 132 – 147.

Messier, William F., Steven M. Glover, Douglas F. Prawitt. (2014). Jasa Audit dan Assurance. Edisi 8. Jakarta: Selemba Empat.

Prasojo Diat Lantip, Riyanto, Teknologi Informasi Pendidikan Yogyakarta : Gava Media, 2011.

Ramadhan, Syahril. 2011. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasional dan Konflik Peran terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi: Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal Ekonomi. 4(7): h:1-26.

Ramadhanty, Rezki Wulan. 2013. Pengaruh Pengalaman, Otonomi, Profesionalisme, dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor Pada KAP Di DIY. Jurnal Nominal Universitas Negri Yogyakarta. 2(2): h:61-75.

Sitio, Ristina & Indah Anisykurlillah. 2014. Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Struktur Audit Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang). Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Sugiyono. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

Trisnaningsih, Sri. “Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X, 2007

Wati, Elya.,Lismawati, Aprilla Nila. (2010). Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organiasi, Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor.

Simposium Nasional Akuntasnsi XIII. Universitas Jendral Soedirman Purwokerto.

Wursanto, IG. 2003. Manajemen Kepegawaian 1. Yogyakarta: Kanisius

(9)

74

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN IDENTITAS RESPONDEN

Nama KAP :

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir:

a. D3 b. S1 c. S2 d. S3

Berapa lamakah Anda telah bekerja sebagai auditor?

a. 1-5 tahun b. 6-10 tahun c. >10 tahun II. Kuesioner

Berikut ini adalah sejumlah pernyataan atau pertanyaan. Berilah tanda rumput (√) di dalam kotak yang tersedia sesuai dengan penilaian Anda terhadap setiap pernyataan atau pertanyaan.

A. Struktur Audit

Pertanyaan selanjutnya memiliki alternatif jawaban sesuai keterangan berikut.

STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju

No Pernyataan STS TS N S SS

A. Prosedur atau aturan dalam pelaksaan audit

1. Prosedur atau aturan pelaksaan audit yang saya jalankan sangat terperinci di KAP ini.

B. Petunjuk atau instruksi pelaksanaan audit

2. Petunjuk atau instruksi mengenai apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan audit di KAP sangat jelas.

C. Mematuhi keputusan yang ditetapkan

3. Dalam melaksanakan tugas audit, saya harus selalu mengikuti keputusan yang telah ditetapkan KAP ini.

4. Saya harus selalu mengikuti koordinasi kerja yang telah ditetapkan di KAP ketika melakukan audit.

D. Penggunaan media transformasi (komputer) dan kebijakan Audit yang kompeherensif dan terintegritas

5. Dalam melaksanakan tugas audit, saya selalu menggunakan sekumpulan alat-alat (media transformasi seperti komputer)

6. Struktur audit dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses audit

7. Jika saya selalu menjalankan struktur audit dengan baik maka lapoan audit akan relatif kecil dari kesalahan selama proses audit

Sumber : Sani Riski (2014) B. Good Governance

Pernyataan selanjutnya memiliki alternatif jawaban sesuai keterangan berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju

(10)

75

No Pernyataan STS TS N S SS

A. Keadilan

1. Akuntan publik dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, harus bersikap independen an menegakkan keadilan terhadap kepentingan klien, pemaikai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu publik.

2. Akuntan publik yang berprofesi sebagai auditor, selama melaksanakanpemeriksaan hendaknya bersikap adil dalam hal pembagian tugas antar sesama rekan kerja seprofesi B. Transparansi

3. Akuntan publik hendaknya berusaha untuk selalu transparansi terhadap informasi laporan keuangan klien yang diaudit

4. Akuntan pubik hendaknya transparansi dalam hal pembagian fee antara partner,senior auditor dan auditor junior

C. Akuntabilitas

5. Akuntan publik senantiasa menjelaskan peran dan tanggungjawabnya dalam pelaksanaan pemeriksaan dan kedisiplinan dalam melengkapi pekerjaan, juga pelaporan 6. Akuntan publik dalam menjalankan tugasnya harus

mempertahankan integritas, objektivitas dan independensi D. Pertanggung-jawaban

7. Akuntan publik selama menjalankan profesinya memastikan dipatuhinya prinsip akuntansi yang berlaku umum dan berpedoman pada Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) 8. Akuntan publik dalam menjalankan profesinya sebagai

auditor, harus mentaati aturan etika profesi.

Sumber : Ristina Sitio &Indah Anisykurlillah (2014) C. Penerapan Teknologi Informasi

Pernyataan selanjutnya memiliki alternatif jawaban sesuai keterangan berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju

No. Pernyataan STS TS N S SS

A. Pemanfaatan kinerja komputer

1. Teknologi informasi tidak mempengaruhi aspek kehidupan dunia usaha

2. Teknologi informasi mempengaruhi kinerja perusahaan 3. Penggunaan teknologi informasi (komputer) meningkatkan

produktivitas auditor

4. Penggunaan teknologi informasi (komputer) meningkatkan kualitas output pekerja auditor

B. Pemanfaatan software audit

5. Pemanfaatan software audit membantu dalam mengaudit sistem informasi

6. Setiap auditor harus mempunyai software untuk mengaudit data komputer

7. Teknologi informasi dimasa yang akan datang akan mengandung banyak transaksi elektronik

8. Teknologi informasi membuat kinerja auditor lebih efektif dan efisien

Sumber : Ibnu Gautama S &Muhammad Arfan (2010)

(11)

76

D. Kinerja Auditor

Pernyataan selanjutnya memiliki alternatif jawaban sesuai keterangan berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju

No. Pernyataan STS TS N S SS

A. Komitmen Profesi

1 Saya sering menghadiri dan berpatisipasi dalam setiap pertemuan para auditor

2 Saya berlangganan dan membaca secara sistematis jurnal auditing dan publikasi lainnya

3 Saya akan tetap bekerja sebagai auditor, walaupun gaji saya dipotong untuk keperluan tugas auditor

B. Kemampuan

4 Semakin tinggi tingkat pendidikan auditor, maka kinerjanya semakin profesional

5 Auditor yang mempunyai pengalaman cukup lama dalam bidangnya, kinerjanya semakin baik dan profesional

6 Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja auditor dalam melaksanakan profesinya

C. Motivasi

7 Pekerjaan yang saya lakukan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik sebagai auditor

8 Perlakuan perusahaan memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik dalam melaksanakan kewajiban

9 Gaji yang saya terima memotivasi saya untuk berbuat yang terbaik terhadap organisasi tempat saya kerja

D. Kepuasan Kerja

10 Saya merasa puas dengan bidang pekerjaan saya saat ini 11 Saya sangat menyukai bidang pekerjaan saya saat ini Sumber : Ibnu Gautama S &Muhammad Arfan (2010)

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi perbedaan lama penyembuhan luka pada sampel yang diberi Nigella sativa dan tidak diberi Nigella sativa setelah pencabutan gigi. Kelompok n rerata±SD

Berkaitan dengan penggunaan simbol negara (bendera Merah Putih) dalam upacara perkawinan masyarakat Biak, diduga bahwa tindakan tersebut merupakan sebuah tindakan

Uji DMRT menunjukkan bahwa lilin aromaterapi dengan konsentrasi minyak atsiri kamboja 1% berbeda tidak nyata dengan perlakuan kontrol, dimana ini merupakan perlakuan

yang bersih, kompeten dan melayani. Pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan sumber daya untuk pelaksanaan tugas dan fungsi secara efektif dan efisien dengan

Terkait dengan sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan pemungutan pajak hotel atas rumah kos di Kota Surabaya, terdapat 206 pegawai yang terkait langsung

Pada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi baik dari pemenuhan jumlah Direksi, pemenuhan persyaratan kompetensi, tempat tinggal, tidak merangkap

Berdasarkan langkah-langkah dari pemecahan masalah di atas, maka langkah-langkah pemecahan masalah dapat dilakukan dengan cara menuliskan informasi yang terdapat

RPG (Role Playing Game) sendiri adalah genre game yang lebih menekankaan pada tokoh/peran perwakilan pemain di dalam game, yang biasanya adalah tokoh utamanya, dimana seiring