RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN E WARONG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
OLEH:
DOLY ANWAR RAMBE 130902031
PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2020
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN E WARONG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Ilmu Sosial dalam Program Studi Kesejahteraan Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh
DOLY ANWAR RAMBE 130902031
PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2020
PERNYATAAN Judul Skripsi
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN E WARONG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Medan, Agustus 2020 Penulis
Doly Anwar Rambe
ABSTRAK
RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN E WARONG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS
Implementasi program e-Warong KUBE PKH di Indonesia memiliki berbagai macam pandangan atau respon dari masyarakat terkait baik atau buruknya program tersebut. Begitupun dengan program e-Warong KUBE PKH Kecamatan Medan Amplas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon masyarakat terhadap pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas.
Penelitian ini bersifat kualitatif. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan e-Warong KUBE PKH. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Data dianalisis dengan alur yang terjadi bersamaanya itu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau balur verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan di E Warong Medan Amplas dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap pelayanan di E Warong Medan Amplas sangat positif. Masyarakat merasa cukup puas dan terbantu dengan keberadaannya. E Warong Medan Amplas dapat disimpulkan sangat bermanfaat dalam membantu sosial ekonomi masyarakat berekonomi rendah.
Kata kunci: E Warong, Medan Amplas, Respon Masyarakat
ABSTRACT
COMMUNITY RESPONSE TO IMPLEMENTATION E WARONG IN AMPLAS FIELD DISTRICT
The implementation of the KUBE PKH e-Warong program in Indonesia has various views or responses from the public regarding the good or bad of the program. The same goes for the e-Warong program KUBE PKH Medan Amplas District. This study aims to analyze the community's response to the implementation of E Warong in the District of Medan Amplas. This research is qualitative. As for the informant in this study is the recipient community of e- Warong KUBE PKH. Data were collected through observations, interviews, and literature studies. Data are analyzed with the flow that occurs together that is data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions or data verification balur. The results show that the results of research conducted at E Warong Medan Amplas can be concluded that the public response to the service at E Warong Medan Amplas is very positive. The community is quite satisfied and helped with its existence. E Warong Medan Amplas can be concluded to be very useful in helping the socio-economic of low-income communities.
Keywords: E Warong, Amplas Field, Community Response
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt,karena berkat rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini , penulis memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak . Oleh karena itu , pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof.Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin ,S.Sos, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Agus Suriadi , S.Sos, M.Si,selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Husni Thamrin,S.Sos, M.SP selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Fajar Utama Ritonga ,S.Sos, M.Kesos selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang diberikan.
6. Kepada kedua orang tua saya tercinta, ayahanda saya B.Rambe dan ibunda Hj.Roina Ritonga S.pd yang selalu mendukung saya, selalu mendoakan saya dan bekerja keras untuk saya membiayai kuliah saya dan yang selalu memberikan dukungan sebanyak-banyaknya kepada saya dalam perkuliahan saya selama ini terima kasih saya ucapkan yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya,satu lagi ayah cepat sembuh ya.
7. Kepada keluarga saya terutama kepada saudara-saudara saya mulai dari bang Dedi,kak Nora,bang balge,kak jannah serta ponakanku zahra,zaky,balqis dan zidhan yang lucu-lucu dan menggemaskan
8. Kepada tulang oji,nantulang dan saudara yang banyak membantu selama penulis kuliah di kota medan tercinta ini
9. Kepada kak Bety dan kak Debi yang membantu dalam mengurus administrasi selama penulisan skripsi ini
10. Kepada teman-temanku Loismona,sanjaya,makasih atas keburjutanya ya bibie endah krina
11. Kepada teman-temanku anak KKN Ndeskati semuanya yang gokil semuanya
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin
DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN/SAMPUL
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis ... 9
1. Respon ... 9
2. Teori sikap ... 11
3. Program e warong ... 12
4. Konsep masyarakat ... 14
B. Penelitian Yang Relevan ... 14
C. Kerangka Pemikiran ... 17
D. Defenisi Konsep ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20
B. Lokasi Penelitian ... 20
C. Informan Penelitian ... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ... 21
E. Analisis data... 25
F. Pengujian Kredibilitas Data ... 27
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
B. Letak Geografis, Demografi dan Perekonomian... 30
BAB V HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Informan ... 43
B. Responmasyarakat terhadap e warong ... 50
C. Pembahasan Penelitian ... 56
D. Keterbatasan Penelitian... 61
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ... 66
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan adalah sebuah fenomena yang jelas terlihat di Indonesia, baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan. Kemiskinan merupakan permasalahan kesejahteraan sosial yang kompleks dan multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran, keterbelakangan dan ketidakberdayaan masyarakat. Kemiskinan tidak hanya dipahami sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang dimaksud secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, dan pendidikan (Istiana.
2012).
Masalah kemiskinan memerlukan upaya yang lebih dan terintegrasi agar pemecahan masalah ini dapat terselesaikan. Namun sangat disayangkan hingga saat ini belum ada solusi yang ampuh sehingga jumlah penduduk miskin tidak berkurang secara signifikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS Kota Medan, 2018) jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia pada September 2017 sebanyak 26,58 Juta Orang. Jika kita telisik lebih khusus di Kota Medan terdapat jumlah penduduk miskin sebanyak 204.22 Ribu Jiwa. Maka dari itu dapat dikatakan pemerintah masih belum bisa menangani masalah kemiskinan (BPS Kota Medan, 2018).
Kemiskinan adalah sebuah fenomena yang jelas terlihat di Indonesia, baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan. Kemiskinan merupakan
permasalahan kesejahteraan sosial yang kompleks dan multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran, keterbelakangan dan ketidakberdayaan masyarakat. Kemiskinan tidak hanya dipahami sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan memenuhi hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak dasar yang dimaksud secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, dan pendidikan.
Melihat banyaknya jumlah penduduk miskin tentu pemerintah berupaya membuat program-program untuk mengurangi kemiskinan. Banyaknya program- program yang dibuat oleh pemerintah untuk mengurangi kemiskinan merupakan suatu keperdulian pemerintah terhadap warga negaranya. Namun program- program yang dibuat oleh pemerintah untuk mengurangi kemiskinan tidak lantas semuanya akan berhasil bahkan dapat menimbulkan masalah baru. Maka dari itu perlu adanya program untuk penanganan kemiskinan yang disinergikan, agar selanjutnya dapat memberikan dampak yang luas, efisien dan efektif.
Dalam rangka meningkatkan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan dibidang perlindungan sosial, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 melaksanakan Program Keluarga Harapan atau dikenal dengan sebutan Program Keluarga Harapan (PKH). Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program perlindungan sosial melalui pemberian bantuan tunai bersyarat (Conditional Cash Transfer ’CCT’) persyaratan yang telah ditetapkan (Kementerian Sosial RI, 2008). Karakteristik utama program bantuan tunai bersyarat ini adalah mensyaratkan perilaku yang harus dilakukan oleh penerima
bantuan program yaitu menjaga Sumber Daya Manusia (SDM), seperti pendidikan, kesehatan, dan perbaikan gizi anak-anak (Istiana. 2012).
Pada tahun 2016 pemerintah mengeluarkan program terbaru untuk menanggulangi masalah-masalah yang ada melalui Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 Tentang Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Melalui Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE PKH). Sebelum terbentuknya program e-Warong KUBE PKH, pada Tahun 2013 Kemensos serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) bersepakat untuk mensinergikan sumber daya pihak terkait dalam rangka memberdayakan masyarakat dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan koperasi. Dapat dikatakan bahwa kerjasama tersebut dilakukan untuk mengupayakan pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dengan melakukan bimbingan keterampilan kewirausahaan dan peningkatan akses sumber pembiayaan/ keuangan (Mawardi, 2017).
Secara khusus Program Keluarga Harapan mulai diberlakukan di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 yang meliputi tiga Kabupaten/Kota yakni Medan, Nias dan Tapanuli Tengah sebagai daerah percontohan dengan total 33 kecamatan (Departemen Sosial R.I. 2011). Khusus untuk Kota Medan, ada 11 Kecamatan yang telah memberlakukan Program Keluarga Harapan dan salah satunya adalah Kecamatan Medan Amplas.
Kelompok Usaha Bersama yang selanjutnya disebut KUBE sendiri adalah kelompok keluarga miskin yang dibentuk, tumbuh dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha ekonomi produktif untuk meningkatkan
pendapatan keluarga. Sedangkan Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disingkat PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat (conditional cash transfer) kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai peserta PKH.
Keduanya adalah program bantuan sosial nontunai dari pemerintah.
KUBE memiliki peran yang penting untuk terwujudnya program e- Warong KUBE PKH karena program e-Warong KUBE PKH ini merupakan program dimana masyarakatlah yang menjalankan program tersebut sebagai pelaku sistem keuangan inklusif yang disalurkan melalui sistem non tunai. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat penerima bantuan sosial dan subsidi. Dengan demikian Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) sendiri merupakan suatu kelompok yang dibentuk oleh warga atau keluarga-keluarga binaan sosial yang terdiri dari orang-orang atau keluargakeluarga kurang mampu (prasejahtera) yang menerima pelayanan sosial melalui kegiatan program pemberdayaan.
Setelah adanya Peraturan Menteri Sosial Nomor 25 Tahun 2016 maka terbentuklah program e-Warong KUBE PKH, yang merupakan sarana yang didirikan dan dikelola secara gotong royong oleh Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (KUBE PKH) dengan memanfaatkan teknologi jaringan internet untuk tempat menjual bahan pangan pokok dengan sistem transaksi non tunai. Program e-Warong KUBE PKH ini dilekola langsung oleh masyarakat yang menerima bantuan sosial itu sendiri yang dinamakan KUBE Jasa sebagai pengelola e-Warong.
Program elektronik Warung gotong royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE PKH) merupakan pengalihan
bantuan sosial tunai kebantuan sosial non tunai berbasis digital. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan efektivitas bantuan sosial, ketepatan kelompok sasaran, memperluas cakupan pelayanan keuangan yang inklusif serta mempermudah dalam pengawasannya (Kementerian PPN/ Bappenas, 2017).
Dengan kata lain tujuan dari program e-Warong KUBE PKH tersebut hadir untuk membantu mengentaskan kemiskinan disetiap daerah dengan memberdayakan masyarakat yang kurang mampu agar lebih sejahtera, serta meringankan beban pengeluaran masyarakat miskin.
Sehubungan dengan tujuan tersebut diharapkan program e-Warong KUBE PKH dapat mempermudah masyarakat dalam menyalurkan bantuan-bantuan sosial tidak lagi dengan menggunakan uang tunai, melainkan dengan menggunakan sistem perbankan yang dapat mendukung prilaku produktif bagi penerima bantuan. Serta diharapkan juga terciptanya transparansi dan akuntabilitas untuk mengurangi penyimpangan, dan ekonomi masyarakat yang menjalankan program e-Warong KUBE PKH tersebut dapat meningkat dikarenakan masyarakatlah sebagai pelaku dari program tersebut.
Dalam implementasinya program e-Warong KUBE PKH di Indonesia memiliki berbagai macam pandangan atau respon dari masyarakat terkait baik atau buruknya program tersebut. Begitupun dengan program e-Warong KUBE PKH Kecamatan Medan Amplas. Program yang berjalan hingga kini di Medan Amplas masih memerlukan evaluasi agar dapat semakin efektif dan menyeluruh membantu memberdayakan masyarakat miskin. Bagaimana pun juga kita patut mendukung program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Bila ada kekurangan
dalam pelaksanaan program e-Warong KUBE PKH dapat dikritik dan membangunnya lebih baik.
Maka dari latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran respon masyarakat terhadap dua E Warong KUBE PKH, yakni di Medan Denai dan Medan Amplas. Peneliti memfokuskan pada respon pelaksanaan E Warong yang berada Di Kecamatan Medan Amplas dikarenakan Kecamatan inilah yang pertama diterapkannya program e-Warong KUBE PKH di Kota Medan. Akhirnya peneliti memutuskan judul penelitian “Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Tujuan Penelitian
Menganalisis Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas.
b. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa adalah kemampuan menganalisis Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas.
2. Bagi Lembaga adalah sebagai sumbangan pengetahuan tentang Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas
3. Bagi Pemerintah Daerah adalah sebagai saran untuk memperhatikan Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat secara optimal dan menyeluruh.
D. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran secara ringkas mengenai skripsi ini, maka system penulisannya akan dibagi ke dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan definisi konsep.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini membahas jenis penelitian dan lokasi penelitian, penentuan informan penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai temuan umum penelitian seperti letak geografis lokasi penelitian, sarana dan prasarana lokasi penelitian
Bab ini akan membahas mengenai deskripsi data hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dari analisis data.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang didapatkan dari hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis
1. Respon
Respon merupakan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan proksimal tersebut (Adi, 2007).
Pada prosesnya respon didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. berbicara mengenai respon tidak terlepas pembahasannya dengan sikap. Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut (Adi, 2007).
Menurut Louis Thursone dalam Adi (2007), respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, prapemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus.
Dapat diketahui bahwa pengungkapan sikap melalui : a. pengaruh atau penolakan
b. penilaian
c. suka atau tidak suka
d. kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi.
Respon juga diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan proksimal tersebut (Adi, 2007).
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon yaitu:
a. variabel struktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik;
b. variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.
Menurut Hunt (2006) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan diluar yang ada dalam diri individu.
Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu respon (Sarwono, 2008).
Respon tertentu terikat dengan kata-kata. Dan oleh karena itu ucapan dapat berfungsi sebagai mediantro atau menentukan hirarki mana yang bekerja. Artinya
sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media startegis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif maupun negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon (Sarwono, 2008).
Persepsi individu akan mempengaruhi sikap individu terhadap suatu program pembangunan. Dalam suatu program pembangunan terkandung ide-ide baru atau cara-cara yang disosialisasikan kedalam suatu masyarakat yang terkena program. Perubahan tersebut terproses dan terwujud dalam perubahan sikap.
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan atas situasi lain (Sarwono, 2008).
2. Teori Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap yang muncul dapat positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati, mengharapkan objek, atau muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek (Notoatmodjo, 2007).
3. Teori Tindakan
Tindakan atau perilaku adalah atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2007) :
1. Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
4. Program E Warung
E Warung adalah salah satu program yang diluncurkan oleh Kementrian Sosial untuk mengentaskan kemiskinan. Keberadaan E-Warung sendiri untuk memastikan bantuan sosial yang diberikan tepat sasaran, tepat waktu, dan
berkualitas. E-Warung dikelola oleh lembaga berbadan badan hukum berupa koperasi, sehingga setiap pemegang rastra secara otomatis menjadi anggota koperasi Masyarakat Indonesia Sejahtera (KMIS).
Peluncuran e Warung sendiri, dilatarbelakangi permasalahan penyaluran bansos yang tak tepat sasaran, baik secara kuantitas, kualitas, dan waktu. Setiap bulan masyarakat yang memiliki kartu E- Warung akan menerima bantuan Rp 150.000 ribu yang masuk di dalam rekening mereka. Jika dana ini tidak dipergunakan akan mendapatkan bunga dari bank dan di akhir tahun akan mendapatkan SHU. Warong (Warung Gotong Royong) ini juga menjadi bagian untuk melatih pemberdayaan masyarakat untuk mempercepat peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat.
E-Warung merupakan program sinergis yang melibatkan Kemensos, Bulog dan BNI. Harga yang ditawarkan akan lebih murah yang bisa dibeli dnegan kartu keluarga Sejahtera (KKS) secara non tunai. Namun cukup dengan menggesekkan pada alat berupa Electronik Data Capture (EDC) yang akan mendebit dari rekening yang ada. Mereka bisa membeli sembako, yang berkualitas.
Pemilik KKS (Kartu Kesejahteraan Sosial) yang juga penerima manfaat Bantuan Sosial dan Subsidi dapat mencairkan bantuan dari pemerintah tersebut di seluruh jaringan e-Warong KUBE, seluruh outlet dan ATM BNI, maupun jaringan yang dimiliki oleh bank-bank milik negara, yaitu BRI, Mandiri, dan BTN. E- Warung KUBE juga beroperasi sesuai dengan konsep Rumah Pangan yang dikembangkan oleh Bulog.
Satu E-Warung KUBE, tertanam juga fungsi sebagai penjual barang- barang kebutuhan pokok (Rumah Pangan Kita) plus fungsi sebagai Branchless Banking (sebagai Agen46), sehingga menjadi sebuah perpaduan yang lengkap.
Penyaluran Bantuan Sosial melalui e-Warong KUBE ini juga berfungsi sebagai saving account dan sekaligus menjadi e-Wallet. Rekening yang dilengkapi dengan KKS ini akan berfungsi sebagai Saving Account apabila bantuan sosialnya disalurkan dalam bentuk uang tunai. Kemudian, Rekening ini juga akan berfungsi sebagai e-Wallet saat disalurkan untuk pembelian barang.
5. Konsep Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang atau dengan sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain. Pengaruh dan pertalian kebatinan yang terjadi dengan sendirinya disini menjadi unsur yang sine qua non (yang harus ada) dalam masyarakat, bukan hanya menjumlahkan adanya orang – orang saja, diantara mereka harus ada pertalian satu sama lain. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama- sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut ( Shadily, 2006 ).
B. Penelitian Yang Relevan
Penulis Judul Metode
Penelitian
Hasil
Faizal Rizki “Evaluasi Program Penelitian ini Hasil penelitian ini
Ramadhan (2018) Pemberdayaan Masyarakat Melalui KUBE E-
Warong di
Kecamatan Magelang Utara”
menggunakan pendekatan
kualitatif. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, panduan
wawancara dan dokumentasi.
Data yang
diperoleh
selanjutnya diolah dengan analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
dapat
diindetifikasikan bahwa evaluasi program KUBE E- Warong meliputi Input (Modal usaha dan jumlah SDM), Proces (Sosialisasi dan jenis usaha yaang dijalankan), Output
(terlaksananya pendampingann dan pelayanan bantuan sosial) Outcome
(terorganisir
dengan baik dan meningkatkan kesejahteraan) lebih lanjut diketahui ada aspek penghambat berupa tingkat pendidikan dan kesibukan anggota sedangkan faktor pendorong
kerjasama anggota dan kepercayaan dari pihak pihak terkait sedangkan aspek pendorong berupa adanya landasan hukum, kerjasama yang baik antar instansi, tingginya animo masyarakat
terhadap informasi
dan wadah
pengaduan, dan merupakan pusat pengaduan
masyarakat serta informasi di Kota Magelang.
Septilia Okky Inovasi Pelayanan Studi Pustaka Arah pola pikir
Susanti Publik Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (E- Warong Kube Pkh) Sebagai Upaya
Pemberantasan Kemiskinan
(Studi Pada Dinas Sosial Kota Malang)
masyarakat masih cenderung
konsumtif daripada berusaha untuk mengembangkan bantuan dan berwirausaha.
Anggota PKH cenderung cepat merasa puas dengan bantuan yang diberikan pemerintah tanpa adanya usaha untuk mengembangkan bantuan tersebut.
Azis Muslim Fauzi
(2016)
Terobosan
Program E-
Warung Pengganti Raskin (Rasda) Studi Kasus di
Desa Sogan
Kabupaten Kulon Progo
Metode Yang Digunakan
Adalah Metode Studi Pustaka
Peluncuran E- Warung sendiri memang unggul dalam bidang kepraktisan
penggunaanya.
Tetapi masalah lain mungkin akan muncul manakala masyarakat yang beberapa masih belum menguasai tekonologi dengan baik akan kesulitan untuk
menggunakannya.
Jakra Hadepa Riyadi, S.Sos (2019)
Penanggulangan Kemiskinan Berbasis E- Warong
Program Keluarga Harapan
(Studi E-Warong
Kube Mugi
Barokah Desa Klopogodo Kec.
Gombong Kab.
Kebumen Prov.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif,
dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara aktif, observasi
lapangan, dan dokumentasi.
Adapun sumber informan yang diambil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penanggulangan kemiskinan
berbasis E-Warong KUBE PKH Mugi Barokah
dilaksanakan dengan sebuah management organisasi kewirausahaan dimulai dari, yaitu:
Pertama, tahap
Jawa Tengah) sebanyak 7 orang planning tahap awal dalam
penentuan peserta, penentuan
tempat,
pengadministrasian, dan penyamaan tujuan
pembentukan EWarong. Kedua, tahap organizing pembentukan tugas pokok
masingmasing bidang. Ketiga, tahap actuating, menggerakkan organisasi melalui peran sentral dari seorang ketua E- Warong. Keempat, tahap controling pengawasan dan evaluasi oleh supervisor E- Warong.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang masalah dan teori yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti membuat kerangka berfikir dalam bentuk skema yang berisi konsep pada proses pelaksanaan program PKH dan dihubungkan dengan penelitian.
Berikut gambar skema:
Respon Masyarakat (Sikap dan Tindakan)
Pelaksanaan Program E Warung di Kecamatan Medan Amplas
Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE PKH) merupakan suatu program sarana yang dilakukan oleh pemerintah untuk pencairan dana bantuan sosial berupa bahan pangan dengan sistem non tunai. Respon masyarakat ialah tanggapan, reaksi, dan jawaban dari masyarakat yang menjadi peserta atau penerima bantuan PKH terhadap pelaksanaan Program elektronik Warung gotong royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE PKH). Jadi penelitian ini ingin melihat respon masyarakat atas pelaksanaan program E Warong di Kecamatan Medan Amplas.
D. Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat penelitian ilmu sosial. Dalam hal ini konsep harus operasional. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan dengan yang lainnya (Singarimbun, 2008). Oleh karena itu, untuk dapat menemukan batasan yang lebih jelas maka peneliti dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang peneliti teliti. Dengan demikian peneliti mengemukakan definisi konsep sebagai berikut:
a. Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE PKH) merupakan suatu program sarana yang dilakukan oleh pemerintah untuk pencairan dana bantuan sosial berupa bahan pangan dengan sistem non tunai.
b. Respon Masyarakat
Respon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu tanggapan, reaksi, dan jawaban. Sedangkan masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu (Poerwadarminta. 2011). Masyarakat juga bisa diartikan sebagai perkumpulan manusia yang terikat oleh suatu kesamaan (Poerwadarminta. 2011).
Terkait pengertian respon dan masyarakat di atas yang dimaksud dalam judul ini ialah tanggapan, reaksi, dan jawaban dari masyarakat yang menjadi peserta atau penerima bantuan PKH terhadap pelaksanaan Program elektronik Warung gotong royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e- Warong KUBE PKH).
c. Medan Amplas
Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Amplas berbatasan dengan Medan Johor di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Kabupaten Deli Serdang di selatan, dan Medan Kota dan Medan Denai di utara. Luasnya adalah 11,19 km² dan kepadatan penduduknya adalah 7.921,18 jiwa/km².
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang cenderung mengasah kemampuan menganalisa, pengalaman dan kepekaan terhadap pengumpulan informasi dan wawancara sesuai realitas yang ada. Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara akurat dan sistematif mengenai sifat-sifat populasi dan daerah tertentu (Zuriah, 2009).
Penelitian ini menjelaskan gambaran realitas dari Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas yang dideskripsikan oleh peneliti dengan menggunakan data-data yang ada. Data tersebut adalah data primer (wawancara dengan informan) dan data sekunder (dokumen Dinas Sosial Kota Medan).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di E Warong Di Kecamatan Medan Amplas.
Lokasi ini dipilih karena merupakan E Warong pertama yang diadakan di Kota Medan. Disamping itu lokasi ini strategis untuk dikunjungi peneliti.
C. Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan istilah populasi. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan e-Warong KUBE PKH.
Tabel 3.1 Daftar Informan
NO NAMA ALAMAT PEKERJAAN
1 Beriani Susanty Jl. Garu 2B Gg.Bengkel Lk.14
Tukang Cuci
2 Jumini Jl.Garu 2B Gg.Sadar Lk.14 Tukang Cuci 3 Yulisno Jl.Garu 2B Gg.Sadar Lk.14 Tukang Becak
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari lapangan yang diperoleh melalui:
1. Observasi, yaitu suatu teknik dengan mengamati langsung serta mencatat hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Sugiyono. 2015).
Pada penelitian kualitatif, observasi merupakan salah satu mengumpulkan data yang populer. Untuk terlaksananya observasi dengan baik perlu disusun instrumen, yaitu pedoman observasi. Pedoman tersebut biasanya dalam bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian. Adapun aspek yang diobservasi pada penelitian ini meliputi Respon Masyarakat Terhadap
Pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas. Peneliti turun ke lapangan dan mengamati kondisi E Warong dan kemudian mengamati keadaan disekitarnya.
2. Wawancara, teknik pengumpulan data dengan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab (Sugioyo. 2015).
Instrumen yang digunakan dalam melakukan wawancara yaitu pedoman wawancara. Wawancara biasanya dilakukan kepada sejumlah responden/informan yang jumlahnya relatif terbatas dan memungkinkan bagi peneliti untuk mengadakan kontak langsung secara berulang-ulang sesuai dengan keperluan. Wawancara akan dilakukan dengan informan yakni: masyarakat Penerima Bantuan e-Warong KUBE PKH yang nama- namanya sudah tertera pada tabel informan di atas.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data sekunder yang diperlukan antara lain literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, perarutan-peraturan, struktur organisasi, jadwal, waktu, petunjuk pelaksana, petunjuk teknis dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi yaitu “suatu teknik dengan mengamati langsung serta mencatat hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti” (Sugioyo. 2015).
Pada penelitian kualitatif, observasi merupakan salah satu mengumpulkan data yang populer. Untuk terlaksananya observasi dengan baik perlu disusun instrumen, yaitu pedoman observasi. Pedoman tersebut biasanya dalam bentuk daftar cek (chek list) atau daftar isian.
Adapun aspek yang diobservasi meliputi keperilakuan, keadaan fisik, pertumbuhan dan perkembangan subjek tertentu dan sebagainya (Sugioyo. 2015). Dalam hal ini, pengamatan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
1. Pengamat berperan serta, yaitu seorang pengamat melakukan dua peran sekaligus sebagai pengamat dan menjadi anggota resmi dari objek atau kelompok yang diamati.
2. Pengamatan tanpa berperan serta, yaitu seorang pengamat hanya berfungsi untuk melakukan pengamatan saja, tanpa ikut menjadi anggota dari objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi langsung dan tanpa berperan serta karena penulis hanya sebagai pengamat. Sedangkan objek yang diamati adalah masyarakat dan responnya terhadap pelaksanaan E Warong Di Kecamatan Medan Amplas.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Sugioyo. 2015). Peneliti menggunakan dua model wawancara yaitu :
1) Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, yaitu jenis wawancara yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dinyatakan dalam proses wawancara
Penyusunan pokok-pokok itu dilakukan sebelum wawancara dilakukan.
Pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan.
Penggunaan dan pemilihan kata-kata untuk wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.
Petunjuk wawancara hanya berisi petunjuk secara garis besar
tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok- pokok yang direncanakan dapat tercakup seluruhnya.
Wawancara baku terbuka, yaitu jenis wawancara yang
menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan- catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumbersumber lain yang
relevan dengan objek penelitian. Dengan demikian peneliti menyusun pedoman observasi sebelum melakukan observasi di lokasi penelitian. Dokumen dalam penelitian ini digunakan sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsir, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2014). Pada dasarnya proses studi dokumentasi bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri, akan tetapi seringkali bersamaan dengan penggunaan teknik pengumpulan data yang lainnya.
E. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah “proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan kerja” (Sugioyo. 2015). Analisa data menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana pembahasan penelitian serta hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka analisis data yang digunakan non statistik.
Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif, dimana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Meskipun tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan, akan tetapi kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang antara kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serat verifikasi atau penarikan suatu kesimpulan.
Untuk menganalisa data dalam penelitian ini, digunakan langkah-langkah atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan atau balur verifikasi data (Huberman, dan Miles.
(2014).
a. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting tentang penelitian dengan mencari tema dengan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
b. Penyajian Data
Sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan dapat berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun, apabila kesimpulan pada tahap awal didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Maka adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.
F. Pengujian Kredibilitas Data
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara triangulasi data.
Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategis dalam suatu penelitian untuk menjaring data/ informasi.
Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/ informasi dari fenomena yang sama (Wirawan, 2015). Dalam penelitian dapat dipergunakan 4 jenis triangulasi (Bungin, 2011), yaitu:
1. Triangulasi Kejujuran Peneliti
Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas dan kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan. Hal ini perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan meminta bantu peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang serta merekam data yang sama di lapangan. Hal ini adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh seorang peneliti.
2. Triangulasi dengan Sumber Data
Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan.
3. Triangluasi dengan Metode
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi
sesuai dengan informasi ketika di interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di interview dan di observasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda.
4. Triangulasi dengan Teori
Hal ini dapat dilakukan sebagai pembanding teori dengan menyertakan usaha pencapaian teori dan cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang mungkin mengarahkan pada upaya penemuan penelitian yang lebih relevan.
Keempat macam triangulasi di atas adalah cara peneliti dalam melakukan analisis data dengan menggunakan triangulasi sumber data dan teknik. Triangulasi sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara dari para informan yang dituju. Sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan mengkroscek/ mengecek data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yaitu wawancara lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Medan Amplas
Kecamatan Medan Amplas adalah Kecamatan hasil pemekaran yang merupakan salah satu Wilayah Kecamatan di Medan yang sebelumnya berasal dari 3 (tiga)Kecamatan yaitu Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Denai dan Kecamatan Medan Kota. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1991 tentang Pembentukan Perwakilan Kecamatan menjadi Kecamatan yang peresmiannya dilakukan oleh Bapak Gubernur KDH Tk. I Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1991 bertempat di Halaman Kantor Camat Medan Amplas Jln. Garu III Medan.
Tabel 4.1
Daftar Nama Camat Yang Memimpin Kecamatan Medan Amplas
NO NAMA PEJABAT MASA BAKTI
1 2 3
1 Drs. Chandra Ansari 1990 – 1998
2 Drs. M.S. Budiman 1998 – 2000
3 Drs. Parluhutan 2000 – 2004
4 Drs. Abdul Aziz 2004 – 2007
5 Drs. Aidal Fitra 2007 – 2011
6 Dra. Edliaty 2011
7 Emir Mahbob Lubis, S.STP,M.AP 2011 – 2014
8 H. Pahri, S.Sos, M.AP 2014
9 Zulfakhri Ahmadi, S.Sos 2014 – 2017 10 Khoiruddin, SE, S.Sos, MM 2017 – Januari 2019 11 Drs. Edi Mulia Matondang, M.AP Januari 2019 – sekarang Sumber: Dinas Sosial Kota Medan
Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 Kecamatan yang berbeda di wilayah Kota Medan dan merupakan daerah pemukiman Penduduk,
Perkantoran, Industri dan memiliki 77 (tujuh puluh tujuh) lingkungan yang terbagi dalam 7 ( tujuh) Kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Jumlah Kepala Lingkungan Pada Setiap Kelurahan
Sumber: Dinas Sosial Kota Medan
B. Geografi
Kecamatan Medan Amplas merupakan salah satu Kawasan pemukiman Penduduk, Perkantoran dan Industri yang berada di Bagian Selatan Kota Medan dengan luas wilayahnya sekitar 1,377,3 Ha atau 13,77 Km2 dengan jarak tempuh ke Kantor Walikota Medan Sejauh ± 10km. memiliki batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai Kota Medan dan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ; 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Patumbak Deli Serdang
dan Kecamatan Medan Johor Kota Medan ;
NO Kelurahan Jumlah Kepala
Lingkungan
1 2 3
1 Amplas 6
2 Sitirejo – II 12
3 Sitirejo – III 9
4 Harjosari – I 14
5 Harjosari – II 17
6 Timbang Deli 15
7 Bangun Mulia 4
JUMLAH 77
3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang,
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor Kota Medan Dari 7 (tujuh) Kelurahan di Kecamatan Medan Amplas, Kelurahan Harjosari II memiliki wilayah yang terluas yaitu 45.9 Km2 atau 459 Ha sedangkan Kelurahan Bangun Mulia mempunyai luas yang terkecil yakni 5,4 Km2 atau 54 Ha yang secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah :
Tabel 4.3
Luas Wilayah Dirinci Per Kelurahan Sekecamatan
NO Kelurahan Nama Lurah Luas (Ha)
1 2 3 1
1 Amplas Azhari, SH, MMH 80
2 Sitirejo – II Zulkifli S.Pulungan, SSTP.M.AP 44,3
3 Sitirejo – III Jamaluddin,, SP 40
4 Harjosari – I Sahara Harahap, AP 415
5 Harjosari – II Andrew F. Ayu, SSTP,M.Si 459 6 Timbang Deli James R.E Simanjuntak, SSTP 285 7 Bangun Mulia Jhon Kondar Ompusunggu, ST 54
JUMLAH 1.377,3
Sumber: Dinas Sosial Kota Medan
Ditinjau dari jarak antara Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan maka Kantor Kelurahan Bangun Mulia memiliki jarak terjauh dari Kantor Kecamatan Medan Amplas yaitu sekitar 4 km sedangkan yang terdekat yaitu Kelurahan Harjosari I yang sekaligus merupakan Ibu kota Kecamatan Medan Amplas.
Untuk mengetahui secara lengkap jarak antara Kantor Kelurahan ke Kantor Kecamatan, dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.4
JARAK KANTOR LURAH KE KANTOR KECAMATAN
No Kelurahan Alamat Jarak Ke Kantor
Camat (Km)
1 2 3 4
1 Amplas Jl. Selambo No.20 5,00
2 Sitirejo II Jl. SM. Raja No. 39 2,50
3 Sitirejo III Jl. Selamat Gg. Samosir No. 3 3,50
4 Harjosari I Jl. Garu III No. 34A 0,5
5 Harjosari II Jl. Dwikora No. 3 3,50
6 Timbang Deli Jl. Balai Desa No. 17 5,00
7 Bangun Mulia Jl.Bendungan I no. 14 7,00
Sumber: Dinas Sosial Kota Medan
C. Demografis
1. Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Amplas
Berdasarkan Data Mutasi Mutandis bulan Desember tahun 2018 Jumlah penduduk Kecamatan Medan Amplas adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Dan Jiwa
No Kelurahan Tahun 2018
JUMLAH KK JUMLAH JIWA
1 2 5 6
1 Amplas 3.530 16.374
2 Sitirejo – II 2.907 9.259
3 Sitirejo – III 3.127 12.483
4 Harjosari – I 8.402 35.781
5 Harjosari – II 8.852 36.400
6 Timbang Deli 5.562 19.703
7 Bangun Mulia 532 3.337
JUMLAH 32.876 133.337
Sumber data : Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018
2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin s/d Desember 2018
Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Amplas yang tersebar pada 7 (tujuh) Kelurahan sampai dengan Desember Tahun 2018, tercatat sebanyak 133.337 Jiwa dengan jumlah Penduduk laki laki sebanyak 66.578 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 66.759 jiwa ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No
Kel
Tahun 2018
L P Jlh
1 2 6 7 8
1 Amplas 8.186 8.188 16.374
2 Sitirejo – Ii 4.674 4.585 9.259
3 Sitirejo – Iii 6.104 6.379 12.483
4 Harjosari – I 17.866 17.915 35.781
5 Harjosari – Ii 18.237 18.163 36.400
6 Timbang Deli 9.890 9.813 19.703
7 Bangun Mulia 1.621 1.716 3.337
Jumlah 66.578 66.759 133.337 Sumber Data : Seksi Tata Pemerintah Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018
Berdasarkan data tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan jumlahnya lebih banyak dari jumlah laki-laki.
3. Jumlah Penduduk Menurut Usia
Jumlah penduduk menurut usia untuk Kecamatan Medan Amplas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Jumlah Penduduk Menurut Usia
No Indikator
Jumlah Tahun 2018
1 2 3
1 0 – 12 804
2 >1 - <5 Tahun 8.639
3 ≥5 - <7 tahun 4.027
4 ≥7 - ≤15 tahun 17.729
5 >15 – 56 tahun 91.219
6 >56 tahun 10.919
Jumlah 133.337
Sumber Data : Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018
Dari data diatas dapat dilihat gambaran penduduk di Kecamatan Medan Amplas, bahwa jumlah penduduk usia 25 – 55 tahun (usia produktif) adalah yang paling besar dibanding kategori usia lainnya yaitu sekitar 67,04% dari jumlah penduduk seluruhnya.
4. Jumlah Penduduk Menurut Tenaga Kerja
Berdasarkan jenis pekerjaan, penduduk Kecamatan Amplas mayoritas bekerja pada sektor pedagang, dan data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
NO Kel.
2018
Pedagang PNS/TNI/Polri Peg.
Swasta
Petani
1 2 3 4 5 6
1 Amplas 215 298 310 9
2 Sitirejo – II 623 725 387 -
3 Sitirejo – III 1.429 311 121 -
4 Harjosari – I 898 1.298 1.578 9
5 Harjosari – II
2.122 195 195 20
6 Timbang Deli
73 175 187 15
7 Bangun Mulia
38 20 21 215
Jumlah 5.398 3.022 2.799 268
Sumber Data : Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018
Jenis pekerjaan dan lain-lain yang tercantum dalam tabel tersebut di atas adalah wiraswasta, mengurus rumah tangga dan pengangguran.
5. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Berdasarkan Agama yang ada, Agama Islam sebagai agama yang mayoritas/mendominasi penduduk Kecamatan Medan Amplas yaitu Agama Islam dengan jumlah 99.997 jiwa atau 67,0% dan yang minoritas/terendah adalah agama hindu yaitu 36 jiwa atau 0.13% sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
NO Kelurahan
2018
Islam Katholik Protestan Hindu Budha Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Amplas 13.026 222 3.063 - 3 24
2 Sitirejo – II 8.422 37 784 - 16 0
3 Sitirejo – III 9.760 223 2.494 5 0 1
4 Harjosari – I 29.886 422 5.429 2 41 1
5 Harjosari – II 28.023 587 7.084 8 675 23
6 Timbang Deli 9.992 1.003 8.632 12 56 8
7 Bangun Mulia 852 550 1.880 9 46 0
Jumlah 99.997 3.044 29.366 36 837 57 Sumber Data : Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018
6. Jumlah Penduduk yang Telah Melakukan Perekaman E-Ktp
Program Pemerintah dalam hal perekaman E-Ktp yang bertujuan agar seluruh penduduk Indonesia setiap orang hanya mempunyai satu NIK yang berlaku unutk seluruh Indonesia yang bertujuan untuk memperkecil berbagai penyimpangan admisitrasi kependudukan, dalam hal pelaksanaan E-Ktp di Kecamatan Medan Amplas yang telah dimulai pada tanggal 19 September 2011 s/d Desember 2018 sbb :
Tabel 4.10
Jumlah Penduduk Yang Telah Memiliki Dan Yang Belum Memiliki E-Ktp Sampai Desember 2018
Sumber Data : Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018
D. Potensi Wilayah
Sebagai Kecamatan yang wilayahnya terletak paling selatan dari kota Medan, terdapat beberapa sarana-sarana Pemerintahan, yaitu Dinas Kehutanan, Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, dan Perkantoran Pemerintah Kota Medan lainnya.
Selain itu, terdapat juga pusat perbelanjaan Grosir seperti Medan Indogrosir.
Terdapat juga showroom mobil di sepanjang jalan S.M Raja baik Honda, Toyota, dan Mazda, Kantor-Kantor perbankan, klinik Kesehatan, dan sebagai pintu masuk dan keluar dari kota Medan. Maka banyak stasiun mobil angkutan darat, dan sarana umum lainnya. Sebagai kawasan perdagangan atau perniagaan, banyak terdapat usaha-usaha ekonomi baik yang berskala besar, sedang, maupun kecil yang dikelola oleh warga Kecamatan Medan Amplas sendiri tetapi tidak sedikit juga pemilik dan pengelola yang bukan merupakan warga Kecamatan No Kelurahan
Jumlah Penduduk Wajib Ktp Jumlah Penduduk
Memiliki Ktp
Jumlah Penduduk Yang Belum
Memiliki E- Ktp
L P JLH
1 Amplas 5.993 6.079 12.072 1.224 587
2 Sitirejo – II 3.584 3.646 7.230 650 304
3 Sitirejo – III 4.619 4.786 9.405 1.013 479
4 Harjosari – I 13.181 13.350 26.531 2.669 1.315
5 Harjosari – II 13.573 13.622 27.195 2.711 1.364
6 Timbang Deli 7.520 7.682 15.202 1.744 778
7 Bangun Mulia 1.238 1.353 2.591 179 134
Medan Amplas. Kondisi perdagangan atau perniagaan ini memberi kontribusi bagi pendapatan warga antara lain memberikan lapangan pekerjaan sebagai karyawan, dan lain sebagainya.
Kecamatan ini terletak di Terminal Terpadu Amplas yang merupakan terminal keluar masuk untuk mobil angkutan umum antar kota dan Provinsi.
Selain itu wilayah Kecamatan Medan Amplas tepatnya di jalan Sisingamangaraja Amplas memiliki Jembatan Layang yang didirikan pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2009.
Tabel 4.11
Data Potensi Kecamatan Medan Amplas
No Uraian 2018
Jumlah
1 2 4
1 Perkantoran Pemerintah dan Swasta 68
2 Bank 5
3 Pasar tradisional 1
4 Gerai Swalayan 25
5 Hotel 1
6 Swalayan Besar 3
7 Toko 147
8 Warnet 55
9 Bengkel : 55
- Bengkel mobil 175
- Bengkel motor 79
10 Door smeer 81
- Door smeer mobil 46
- Door smeer motor 35
11 Restoran / Rumah Makan / Warung 370
- Restoran 87
- Warung makan/minum 283
12 Tukang pangkas 12
13 Salon 110
Sumber: Dinas Sosial Kota Medan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa terdapat berbagai jenis usaha ekonomi baik yang berskala besar, sedang dan kecil, yang terdapat di Kecamatan Medan Amplas. Semua potensi ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat baik itu dari segi tenaga kerja maupun pendapatan lainnya untuk memajukan Kecamatan. Pertumbuhan Perekonomian cukup pesat mengalami kemajuan, dimana dibanding dari tahun lalu semakin banyak Perbankan maupun UKM baru yang bermunculan yang dibuka di Amplas.
Pertumbuhan usaha kecil masyarakat seperti doorsmeer dan warung – warung makanan bermunculan di segala sudut yag mendorong kemajuan perekonomian masyarakat.
Selain itu di wilayah Kecamatan Medan Amplas juga terdapat Restoran yang baru dibuka yaitu Restoran Kembang, restoran ini sudah dibuka untuk umum sekitar bulan Maret tahun 2019 berada di Kelurahan Bangun Mulia. Diharapkan kedepan semakin banyak adanya campur tangan Investor agar dapat mengelola dengan baik untuk membawa manfaat yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat khususnya di Kecamatan Medan Amplas.
E. Sarana dan Prasarana
Letaknya yang berada dipinggiran kota membuat sarana dan prasarana di Kecamatan Medan Amplas memadai. Hal ini bisa dilihat dari ketersediaan
beberapa sarana pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah yang mudah dijumpai.
Prasarana Pendidikan dirasa masih kurang, sementara untuk tingkat Perguruan Tinggi hanya merupakan perwakilan atau kampus kecil yang merupakan perbantuan Universitas di Pusat Kota. Di Kecamatan Medan Amplas terdapat E Warung yang terletak di beberapa lokasi di kecamatan ini.
Tabel 4.12 Daftar Alamat E – Warung Medan Amplas
Sumber: Dinas Sosial Kota Medan Medan
Amplas
1 Amplas Amplas bersinar Jl. Panglima Denai Gg.
Bersama
Diwi Aswati 2 Harjosari II Seroja lestari Jl.Bajak 2 H No. 36A Idawati 3 Siti Rejo II Pembangunan
Baru
Jl.Pembangunan Baru No.40
Juriani 4 Timbang
Deli
Toba Jaya Jl.Martoba II No.19 Rospita N Rajagukguk 5 Harjosari I Citra Lestari Jl.Garu 5 Gg. Citra
no.35 C
Susanti
STRUKTUR ORGANISASI SESUAI PERDA KOTA MEDAN NO
2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERDA KOTA MEDAN NO
3 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN
TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA
MEDAN
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pembahasan pada BAB V ini didasarkan pada seluruh data yang yang berhasil dihimpun pada saat penulis melakukan penelitian lapangan di E Warong Medan Amplas. Data yang dimaksud dalam hal ini merupakan data primer yang bersumber dari jawaban para informan dengan menggunakan pedoman wawancara atau wawancara secara langsung sebagai media pengumpulan data yang dipakai untuk keperluan penelitian. Berikut alamat E-Warung dan data informan yang telah diwawancari oleh penulis.
Tabel 5.1 Daftar Alamat E – Warung Medan Amplas
Sumber: Dinas Sosial Kota Medan
Program e-Warong PKH yang berada di Kecamatan Medan Amplas sudah didirikan sesuai dengan kriteria pembentukan e-Warong KUBE-PKH yang diatur dalam peraturan Kementerian Sosial. Berdasarkan hasil observasi, e-Warong yang berada di Kecamatan Medan Amplas didirikan di rumah ketua dari masing- masing e-Warong, yang telah disepakati oleh seluruh anggota KUBE melalui musyawarah. E-Warong juga memiliki jaringan internet dan jaringan listrik, serta melakukan transaksi dengan menggunakan sistem teknologi, yaitu menggunakan mesin electric data capture (EDC) dan kartu keluarga sejahtera (KKS).
Medan Amplas
1 Amplas Amplas bersinar Jl. Panglima Denai Gg.
Bersama
Diwi Aswati 2 Harjosari II Seroja lestari Jl.Bajak 2 H No. 36A Idawati 3 Siti Rejo II Pembangunan
Baru
Jl.Pembangunan Baru No.40
Juriani 4 Timbang
Deli
Toba Jaya Jl.Martoba II No.19 Rospita N Rajagukguk 5 Harjosari I Citra Lestari Jl.Garu 5 Gg. Citra
no.35 C
Susanti
A. Deskripsi Informan 1. Nama : Beriani Susanty
Alamat: Jl. Garu 2B Gg.Bengkel Lk.14 Pekerjaan: Tukang Cuci
Menerima bantuan sejak 2018
2. Nama : Jumini
Alamat: Jl.Garu 2B Gg.Sadar Lk.14 Pekerjaan: Tukang Cuci
Menerima bantuan sejak 2018
3. Nama : Yulisno
Alamat: Jl.Garu 2B Gg.Sadar Lk.14 Pekerjaan: Tukang Becak
Menerima bantuan sejak 2018
Berdasarkan data yang disajikan di atas dapat dikatahui bahwa pekerjaan informan menyatakan bekerja sebagai tukang cuci dan tukang becak. Hal ini dikarenakan wanita yang sudah menjadi istri dan punya anak apalagi tidak memiliki keterampilan lain susah mendapatkan pekerjaan. Satu lagi bekerja sebagai tukang becak karena tidak memiliki keterampilan karena pendidikannya rendah, pekerjaan yang bisa dilakukannya adalah tukang becak karena tidak memerlukan ijazah. Keseluruhan informan juga telah menerima bantuan PKH sejak tahun 2018.