• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan geografis Kabupaten Cilacap. astronomis terletak diantara 108 o o garis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Keadaan geografis Kabupaten Cilacap. astronomis terletak diantara 108 o o garis"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

1. Keadaan geografis Kabupaten Cilacap

Secara geografis, Kabupaten Cilacap berada di Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang perbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Barat. Luas wilayah 225.361 Ha (termasuk pulau Nusakambangan seluas 11.511 Ha) dan berada pada ketinggian 6 – 198 meter di atas permukaan laut. Secara astronomis terletak diantara 108o 4’ 30” – 109o 30’ 30” garis bujur timur dan 7o 30’ – 7o 45’ 20” garis lintang selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah selatan : Samudra Indonesia b. Sebelah utara : Kabupaten Banyumas c. Sebelah timur : Kabupaten Kebumen d. Sebelah barat : Propinsi Jawa Barat

Sumber: BPS Kabupaten Cilacap

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Cilacap

(2)

Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Cilacap, jumlah hari hujan terbanyak pada bulan November sebanyak 30 hari, sedangkan jumlah hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Januari dan April 19 hari hujan.

Banyaknya curah hujan tertinggi tahun 2017 terjadi pada bulan Oktober sebesar 955,0 mm dan terendah pada bulan Maret 159,3 mm. Kemudian suhu maksimum tertinggi tercatat 34,4o C terjadi pada bulan Januari, sedangkan suhu maksimum terendah 31,4o C terjadi pada bulan Desember.

Secara administratif pemerintahan terbagi kedalam 24 kecamatan, 15 kelurahan, dan 269 desa. Lembaga pemerintahan desa/kelurahan yang terdiri dari 10.463 Rukun Tetangga (RT) dan 2.319 Rukun Warga (RW). Luas wilayah Kabupaten Cilacap terbagi dalam dua bagian yaitu lahan sawah dan lahan kering, lahan sawah seluas 64.738 Ha dan lahan kering seluas 149.112 Ha. Menurut penggunaannya lahan kering terbagi kedalam berbagai penggunaan yaitu tegal/kebun seluas 41.242 Ha, ladang/huma seluas 1. 547 Ha, perkebunan seluas 12.456 Ha, hutan rakyat seluas 5.872 Ha, tambak/kolam/empang seluas 18.368 Ha, lahan bukan pertanian seluas 42.537 Ha.

(3)

2. Kondisi perekonomian Kabupaten Cilacap

Kondisi perekonomian di Kabupaten Cilacap menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dalam PDRB menurut lapangan usaha sebesar 63,15%. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 9,23%, sektor konstruksi sebesar 5,80%, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 5,79%, serta sektor lainnya yang turut berkontribusi dalam perekonomian sebesar 16,03%.

Berikut dapat dilihat data PDRB Kabupaten Cilacap :

Tabel 4.1 PDRB Kabupaten Cilacap atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 – 2017 (Miliar Rupiah)

No Lapanmgan Usaha 2013 2014 2015 2016 2017

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.195.201,4 6.030.826,8 6.405.714,7 6.604.526,9 6.786.401,6

2 Pertambangan dan Penggalian 1.866.296,7 2.338.906,0 2.346.647,8 2.348.588,3 2.393.668,3

3 Industri Pengolahan 57.918.373,90 58.813.986,83 62.218.167,57 65.319.911,58 66.046.057,91

4 Pengadaan listrik dan gas 43.657,42 52.780,00 59.847,96 65.413,04 71.327,39

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

29.973,10 31.279,35 31.300,93 31.940,39 33.780,15

6 Konstruksi 3.569.951,53 3.730.933,09 3.997.282,72 4.358.149,69 4.659.630,25

7 Pedagang Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

3.870.046,26 4.114.354,51 4.364.309,17 4.652.880,65 5.005.934,68

8 Transportasi dan Pergudangan 1.844.473,55 2.028.563,52 2.228.324,12 2.329.629,64 2.448.044,34

9

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

713.634,86 787.181,28 844.767,34 885.068,15 938.154,90

10 Informasi dan Komunikasi 1.058.971,95 1.253.535,01 1.416.984,64 1.515.055,26 1.677.257,14

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 581.527,44 615.958,36 662.798,33 718.562,84 769.385,18

12 Real Estate 610.020,69 680.423,76 730.538,78 774.942,87 833.211,15

13 Jasa Perusahaan 99.055,61 109.128,28 119.733,93 128.885,01 139.376,25

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

851.071,49 865.731,93 920.791,14 942.985,34 978.142,87

15 Jasa Pendidikan 1.038.630,10 1.113.730,22 1.158.706,03 1.238.907,73 1.328.410,11

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 209.901,71 240.651,89 263.244,95 289.864,10 318.009,91

17 Jasa Lainnya 521.882,53 565.538,25 588.446,53 625.050,66 677.054,47

PDRB 81.022.670,26 83.391.500,18 88.357.606,68 92.830.362,20 95.103.846,69

Sumber: BPS Kabupaten Cilacap

(4)

Berdasarkan luas wilayah, Kabupaten Cilacap memiliki lahan pertanian yang cukup luas untuk menghasilkan produktivitas pertanian penyumbang perekonomian wilayahnya.

Namun, seiring waktu sektor industri besar yang berkembang di Cilacap tumbuh secara pesat seperti PT. Pertamina, Tbk., PLTU dan PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk. sekaligus menjadi sektor penyumbang terbesar PDRB Kabupaten Cilacap. Meskipun hal tersebut terjadi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang merupakan sektor utama Kabupaten Cilacap tidak berhenti untuk meningkatkan hasil produktivitas pertanian sehingga bisa memaksimalkan hasil panen yang diperoleh.

Dilihat dari tahun 2016 sampai 2017 hasil produksi padi meningkat dari 872.168 ton menjadi 876.753 ton, namun dari hasil panen tersebut produktivitasnya masih mengalami penurunan. Sesuai misi pemerintahan Kabupaten Cilacap tahun 2017 – 2022 yaitu Pengembangan Perekonomian yang bertumpu pada Pengembangan Potensi Lokal dan Regional melalui Sinergi Fungsi-Fungsi Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Perdagangan, Industri dan dengan Penekanan pada Peningkatan Pendapatan Masyarakat dan Penciptaan Lapangan Kerja. Hal tersebut bertujuan untuk memajukan sektor pertanian dan memberikan kesejahtraan bagi para petani di Cilacap.

(5)

Selain itu jika dilihat dari segi geografis, Kabupaten Cilacap merupakan daerah pesisir yang membentang sepanjang pantai selatan. Diketahui lebih dari 17 ribu lebih nelayan di Kabupaten Cilacap dengan potensi tangkap dilaut adalah 17 ribu ton dan baru dapat dimanfaatkan oleh nelayan cilacap sebesar 18.3%. Hal ini karena nelayan cilacap tergolong nelayan kecil yang tidak mampu menangkap ikan dilaut lepas disebabkan ketersedian alat-alat melaut yang sederhana. Sedangkan jika dilihat dari konsumsi masyarakat cilacap dari data tahun 2013 sebesar 15,50 kg/kapita/tahun, dan pada tahun 2016 sebesar 22,93 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ikan ini akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga perlu adanya perhatian bagi para nelayan cilacap agar mampu menghasilkan produktivitas secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Cilacap.

B. Analisis Data

1. Analisis Tipologi Klassen

Pada tabel 4.2 dibawah ini dapat dilihat kontribusi dan pertumbuhan sektor PDRB Kabupaten Cilacap dan Provinsi Jawa Tengah. Kontribusi terbesar di Kabupaten Cilacap disumbangkan oleh sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 70,44% kemudian sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 7,25%, lalu

(6)

sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 4,98% dan sektor Konstruksi sebesar 4,59%, sedangkan sumbangan terendah berasal dari sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yang sebesar 0,04%.

Dilihat dari rata-rata pertumbuhan yang mengalami pertumbuhan terbesar yaitu sektor Pengadaan Listrik dan Gas dengan nilai sebesar 13,16%, lalu sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 12,26%, kemudian sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan nilai 10,97%, dan sektor Jasa Perusahaan dengan nilai pertumbuhan sebesar 8,92%, sedangkan yang mengalami pertumbuhan terendah adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yaitu hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2,36%. Dilihat dari rata-rata pertumbuhan dan rata-rata kontribusi sektor PDRB Kabupaten Cilacap tahun 2013-2017 tersebut bahwa sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan dengan sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang selalu berbanding terbalik antara rata-rata pertumbuhan dengan rata-rata kontribusi.

(7)

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten Cilacap dan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017 (dalam persen)

Lapangan Usaha (Sektor)

Cilacap Jawa Tengah

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

Rata-rata Kontribusi

(%)

Rata-rata Pertumbuhan

(%)

Rata-rata Kontribusi

(%) Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 2,36 7,25 2,10 13,87

Pertambangan dan Penggalian 6,91 2,60 8,85 2,03

Industri Pengolahan 3,36 70,44 4,94 34,28

Pengadaan Listrik dan Gas 13,16 0,07 4,68 0,11

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,06 0,04 3,44 0,07

Konstruksi 6,90 4,59 6,07 9,75

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6,65 4,98 5,15 14,07

Transportasi dan Pergudangan 7,36 2,47 7,04 3,17

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 7,10 0,95 6,85 3,00

Informasi dan Komunikasi 12,26 1,57 11,03 3,88

Jasa Keuangan dan Asuransi 7,25 0,76 6,55 2,62

Real Estat 8,13 0,82 7,02 1,77

Jasa Perusahaan 8,92 0,13 8,95 0,33

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 3,56 1,03 2,76 2,70

Jasa Pendidikan 6,35 1,33 7,92 3,50

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 10,97 0,30 9,11 0,76

Jasa Lainnya 6,74 0,67 7,33 1,50

Sumber: Lampiran, diolah

Dilihat dari Propinsi Jawa Tengah sektor-sektor yang menyumbangkan kontribusi terbesar adalah sektor Industri Pengolahan dengan nilai 34,28%, sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 14,07%, sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 13,87% dan sektor Konstruksi sebesar 9,97%.

Dilihat dari sisi pertumbuhannya yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah sektor Informasi dan Komunikasi dengan nilai pertumbuhan sebesar 11,03%, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 9,11%, lalu sektor Jasa Perusahaan sebesar 8,95% dan sektor Pertambangan dan Penggalian dengan nilai 8,85%. Sektor yang mengalami pertumbuhan paling kecil di Propinsi Jawa Tengah adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan nilai 2,10%.

(8)

Tabel 4.3 Klasifikasi Sektor PDRB Kabupaten Cilacap Tahun 2013-2017 Berdasarkan Tipologi Klassen

Kuadran I

Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (developed sector)

si s dan ski sk Tidak ada

Kuadran II

Sektor maju tapi tertekan (stagnant sector)

si s dan ski sk

Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor Industri

Pengolahan Kuadran III

Sektor potensial atau masih dapat berkembang (developing sector)

si s dan ski sk

Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Sektor Konstruksi

Sektor Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Sektor Transportasi dan Pergudangan

Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Sektor Informasi dan Komunikasi

Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Sektor Real Estat

Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Kuadran IV

Sektor relatif tertinggal (underdeveloped sector)

si s dan ski sk

Sektor Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Sektor Jasa Perusahaan

Sektor Jasa Pendidikan

Sektor Jasa Lainnya

Sumber: Lampiran, diolah

Keterangan :

si : Rata-rata pertumbuhan sektor PDRB Cilacap s : Rata-rata pertumbuhan sektor PDRB Jawa Tengah ski : Rata-rata kontribusi sektor terhadap PDRB Cilacap sk : Rata-rata kontribusi sektor terhadap PDRB Jawa Tengah

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa di Kabupaten Cilacap sektor perekonomian tidak memiliki sektor maju yang tumbuh dengan cepat atau masuk dalam kuadran I. Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertambangan dan Penggalian masuk dalam kuadran II yaitu sektor maju tapi tertekan, sedangkan untuk kuadran III, kategori sektor potensial atau

(9)

masih dapat berkambang yaitu Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Sektor Pengadaan Listrik dan Gas; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Sektor Transportasi dan Pergudangan;

Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Sektor Informasi dan Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi;

Sektor Real Estat; Sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial; Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

Kuadran IV atau sektor relatif tertinggal ditempati Sektor Pengolahan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;

Sektor Jasa Perusahaan; Sektor Jasa Pendidikan dan Sektor Jasa Lainnya.

2. Analisis Shift Share (SS) a. National Share

Nilai positif National Share menunjukkan bahwa sektor di wilayah analisis (kabupaten) tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan wilayah acuan (propinsi), sedangkan yang bernilai negatif mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan regional suatu kabupaten lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di propinsi. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan Propinsi Jawa Tengah terhadap Kabupaten Cilacap dapat dilihat tabel 4.4 sebagai berikut.

(10)

Tabel 4.4 Pertumbuhan/Pergeseran struktur perekonomian Kabupaten Cilacap (dalam juta rupiah)

Sektor

Er,i,t-n EN,t/EN,

t-n (c) National Share

(a) (b) (a) x (b) (c) - (a)

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 6.195.201,40 1,2304 7622354,24 1.427.152,84

Pertambangan dan Penggalian 1.866.296,70 1,2304 2296224,72 429.928,02

Industri Pengolahan 57.918.373,90 1,2304 71260695,91 1.334.2322,01

Pengadaan Listrik dan Gas 43.657,42 1,2304 53714,53 10.057,11

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 29.973,10 1,2304 36877,83 6.904,73

Konstruksi 3.569.951,53 1,2304 4392340,69 822.389,16

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 3.870.046,26 1,2304 4761566,51 891.520,25

Transportasi dan Pergudangan 1.844.473,55 1,2304 2269374,29 424.900,74

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 713.634,86 1,2304 878030,81 164.395,95

Informasi dan Komunikasi 1.058.971,95 1,2304 1302921,22 243.949,27

Jasa Keuangan dan Asuransi 581.527,44 1,2304 715490,57 133.963,13

Real Estat 610.020,69 1,2304 750547,64 140.526,95

Jasa Perusahaan 99.055,61 1,2304 121874,48 22.818,87

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 851.071,49 1,2304 1047127,92 196.056,43

Jasa Pendidikan 1.038.630,10 1,2304 1277893,33 239.263,23

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 209.901,71 1,2304 258255,56 48.353,85

Jasa Lainnya 521.882,53 1,2304 642105,60 120.223,07

81.022.670,24 20,9162 99687395,85 18.664.725,61

Sumber : Lampiran, diolah

Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa semua sektor di Kabupaten Cilacap bernilai postif, artinya sektor-sektor di Kabupaten Cilacap tumbuh lebih cepat dari pada pertumbuhan di Propinsi Jawa Tengah.

Dari ketujuh belas sektor, sektor Industri Pengolahan menjadi sektor yang lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan pertumbuhan propinsi karena memiliki nilai National Share terbesar 13.342.322,01 diikuti oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan nilai 1.427.152,84. Sementara sektor yang pertumbuhan regional paling lambat adalah sektor

(11)

pengadaan listrik dan gas yang memiliki nilai sebesar 10.057,11.

Kemudian diikuti oleh sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang dengan nilai sebesar 6.904,73.

Berdasarkan hasil analisis ini maka dapat dikatakan bahwa untuk memacu pertumbuhan ekonomi regional di Kabupaten Cilacap yang lebih tinggi lagi, strategi yang dapat dilakukan adalah mendorong pertumbuhan ekonomi pada sektor industri pengolahan di Kabupaten Cilacap.

b. Proportional Shift

Nilai proportional shift positif bermakna sektor di kabupaten tersebut merupakan sektor maju, sebaliknya apabila bernilai negatif berarti sektor tersebut belum maju. Dapat dilihat tabel 4.5 pertumbuhan proporsional Kabupaten Cilacap.

Tabel 4.5 Pertumbuhan Proporsional Kabupaten Cilacap (dalam juta rupiah)

Sektor

Er,i,t-n EN,i,t/E N,i,t-n

EN,t/E N,t-n (d)

Proportional Shift

(a) (b)

(c) (b) - (c) (a) x (d) Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 6.195.201,40 1,0854 1,2304 -0,1450 -898.123,75

Pertambangan dan Penggalian 1.866.296,70 1,3960 1,2304 0,1656 309.116,86 Industri Pengolahan 57.918.373,90 1,2125 1,2304 -0,0178 -1.033.678,47 Pengadaan Listrik dan Gas 43.657,42 1,2003 1,2304 -0,0301 -1.314,36

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 29.973,10 1,1442 1,2304 -0,0862 -2.582,69

Konstruksi 3.569.951,53 1,2627 1,2304 0,0323 115.272,03

Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 3.870.046,26 1,2222 1,2304 -0,0081 -31.505,06

Transportasi dan Pergudangan 1.844.473,55 1,3123 1,2304 0,0819 151.062,31

Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 713.634,86 1,3032 1,2304 0,0728 51.966,98

Informasi dan Komunikasi 1.058.971,95 1,5184 1,2304 0,2880 305.002,73 Jasa Keuangan dan Asuransi 581.527,44 1,2882 1,2304 0,0579 33.660,79

(12)

Lanjutan Tabel 4.5 Pertumbuhan Proporsional Kabupaten Cilacap (dalam juta rupiah)

Real Estat 610.020,69 1,3115 1,2304 0,0811 49.492,69

Jasa Perusahaan 99.055,61 1,4088 1,2304 0,1784 17.670,79

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib 851.071,49 1,1144 1,2304 -0,1160 -98.723,07

Jasa Pendidikan 1.038.630,10 1,3565 1,2304 0,1262 131.047,76

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 209.901,71 1,4166 1,2304 0,1862 39.084,36

Jasa Lainnya 521.882,53 1,3258 1,2304 0,0954 49.787,76

81.022.670,24 21,8788 20,9162 0,9626 -812.762,34

Sumber: Lampiran, diolah

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.5 di atas, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang tumbuh dengan cepat namun dalam tabel proportional shift mengindikasikan bahwa sektor tersebut di Kabupaten Cilacap selama tahun analisis bukan merupakan sektor yang maju. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 yang bertanda negatif terbesar yaitu -1.033.678,47. Sektor yang belum maju di Kabupaten Cilacap selain sektor industri pengolahan adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor;

sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor pengadaan listrik dan gas.

Berdasarkan hasil analisis propotional shift, sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor paling maju di Kabupaten Cilacap. Hal tersebut dapat dilihat di tabel 4.5 sebesar 309.116,86. Kemudian diikuti sektor informasi dan

(13)

komunikasi sebesar 305.002,73; sektor transportasi dan pergudangan sebesar 151.062,31; sektor jasa pendidikan sebesar 131.047,76; sektor konstruksi sebesar 115.272,03; sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 51.966,98;

sektor jasa lainnya sebesar 49.787,76; sektor real estat sebesar 49.492,69; sektor jasa kesehatan sebesar 39.084,36; sektor jasa keuangan dan asuransi sebesar 33.660,79; sektor jasa perusahaan sebesar 17.670,79.

c. Differential Shift

Nilai differential shift positif menunjukkan bahwa sektor di kabupaten memiliki daya saing dibandingkan dengan sektor di propinsi, sebaliknya apabila bernilai negatif berarti sektor tersebut tidak memiliki daya saing. Berikut ini tabel 4.6 merupakan komponen pertumbuhan pangsa wilayah di Kabupaten Cilacap berdasarkan tahun analisis:

Tabel 4.6 Pertumbuhan Pagsa Wilayah di Kabupaten Cilacap (dalam juta rupiah)

Sektor

Er,i,t EN,i,t/E

N,i,t-n Er,i,t-n

(d)

Differential Shift

(a) (b) (c) (b) x (c) (a) - (d)

Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 6.786.401,60 1,0854 6.195.201,40 6724230,49 62.171,11

Pertambangan dan

Penggalian 2.393.668,30 1,3960 1.866.296,70 2605341,58 -211.673,28 Industri Pengolahan 66.046.057,91 1,2125 57.918.373,90 70227017,45 -4.180.959,54 Pengadaan Listrik dan

Gas 71.327,39 1,2003 43.657,42 52400,17 18.927,22

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 33.780,15 1,1442 29.973,10 34295,14 -514,99

Konstruksi 4.659.630,25 1,2627 3.569.951,53 4507612,72 152.017,53

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 5.005.934,68 1,2222 3.870.046,26 4730061,46 275.873,22 Transportasi dan

Pergudangan 2.448.044,34 1,3123 1.844.473,55 2420436,60 27.607,74

(14)

Lanjutan Tabel 4.6 Pertumbuhan Pagsa Wilayah di Kabupaten Cilacap (dalam juta rupiah)

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 938.154,90 1,3032 713.634,86 929997,79 8.157,11

Informasi dan

Komunikasi 1.677.257,14 1,5184 1.058.971,95 1607923,95 69.333,19

Jasa Keuangan dan

Asuransi 769.385,18 1,2882 581.527,44 749151,36 20.233,82

Real Estat 833.211,15 1,3115 610.020,69 800040,33 33.170,82

Jasa Perusahaan 139.376,25 1,4088 99.055,61 139545,27 -169,02

Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 978.142,87 1,1144 851.071,49 948404,86 29.738,01 Jasa Pendidikan 1.328.410,11 1,3565 1.038.630,10 1408941,09 -80.530,98 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 318.009,91 1,4166 209.901,71 297339,91 20.670,00

Jasa Lainnya 677.054,47 1,3258 521.882,53 691893,36 -14.838,89

95.103.846,60 21,8788 81.022.670,24 98874633,51 -3.770.786,91

Sumber : Lampiran, diolah

Berdasarkan tabel diatas, terdapat enam sektor di Kabupaten Cilacap tidak memiliki daya saing. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 yang memiliki nilai negatif. Sektor-sektor tersebut adalah sektor industri pengolahan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor jasa pendidikan; sektor jasa lainnya; sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor jasa perusahaan. Sektor-sektor tersebut dianggap kalah bersaing dengan produk-produk yang dihasilkan dari luar daerah Kabupaten Cilacap. Tidak sepenuhnya pangsa pasar wilayah dapat dikuasai oleh keenam sektor domestik tersebut. Dari keenam sektor tersebut sektor industri pengolahan menjadi sektor yang tidak memiliki daya saing terbesar karena memiliki nilai differntial shift sebesar - 4.180.959,54.

(15)

Sektor yang memiliki daya saing yaitu sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor menjadi sektor yang memiliki daya saing tertinggi, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 dengan nilai sebesar 275.873,22. Walaupun secara proporsional sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor adalah sektor yang tidak maju akan tetapi produk dari sektor ini memiliki daya saing tinggi sehingga sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sangat potensial untuk terus dikembangkan di Kabupaten Cilacap.

Sektor-sektor lain yang memiliki daya saing di Kabupaten Cilacap adalah sektor konstruksi; sektor informasi dan komunikasi; sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor real estat; sektor transportasi dan pergudangan; sektor jasa keuangan dan asuransi;

sektor jasa pendidikan; sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; sektor pengadaan listrik dan gas; sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.

(16)

3. Analisis Location Quotient (LQ)

Tabel 4.7 Nilai LQ Perekonomian Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017

Lapangan Usaha (Sektor) 2013 2014 2015 2016 2017 Rata-

rata

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,51 0,51 0,51 0,52 0,54 0,52

Pertambangan dan Penggalian 1,15 1,37 1,32 1,11 1,10 1,21

Industri Pengolahan 2,04 1,98 2,00 2,02 2,01 2,01

Pengadaan Listrik dan Gas 0,33 0,33 0,32 0,31 0,33 0,32

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 0,49 0,50 0,50 0,50 0,51 0,50

Konstruksi 0,44 0,46 0,45 0,46 0,47 0,46

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 0,33 0,34 0,35 0,35 0,36 0,35

Transportasi dan Pergudangan 0,73 0,75 0,76 0,76 0,77 0,75

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 0,29 0,31 0,31 0,30 0,31 0,30

Informasi dan Komunikasi 0,36 0,38 0,39 0,39 0,39 0,38

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,27 0,28 0,28 0,28 0,29 0,28

Real Estat 0,43 0,45 0,45 0,45 0,46 0,45

Jasa Perusahaan 0,38 0,39 0,40 0,39 0,40 0,39

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 0,36 0,38 0,38 0,38 0,39 0,38

Jasa Pendidikan 0,37 0,37 0,36 0,36 0,37 0,37

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,35 0,37 0,38 0,38 0,40 0,38

Jasa Lainnya 0,43 0,43 0,44 0,43 0,44 0,43

Sumber : Lampiran, diolah

Berdasarkan hasil analisis Location Quation (LQ) terhadap tujuh belas sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2013 - 2017, dapat dilihat di tabel 4.7 bahwa dua dari tujuh belas sektor di Kabupaten Cilacap merupakan sektor unggulan, hal itu ditunjukkan dengan hasil LQ masing-masing sektor, dimana kedua sektor tersebut memiliki nilai LQ diatas satu.

Sektor perekonomian di Kabupaten Cilacap yang tergolong sektor

(17)

unggulan adalah Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertambangan dan Penggalian. Kedua sektor tersebut memiliki nilai rata-rata LQ>1 yang berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor-sektor perekonomian tersebut di tingkat Kabupaten Cilacap lebih besar dari sektor yang sama pada perekonomian tingkat Propinsi Jawa Tengah sehingga sektor-sektor perekonomian tersebut dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan wilayahnya dan mampu mengekspor keluar wilayah.

Sedangkan lima belas sektor lainnya adalah Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Sektor Pengadaan Listrik dan Gas;

Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Sektor Transportasi dan Pergudangan; Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Sektor Informasi dan Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Sektor Real Estat; Sektor Jasa Perusahaan; Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa Pendidikan; Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Sektor Jasa Lainnya.

Kelima belas sektor tersebut memiliki nilai rata-rata LQ<1 yang artinya bahwa tingkat spesialisasi sektor-sektor perekonomian tersebut di Kabupaten Cilacap lebih kecil dari sektor yang sama pada perekonomian tingkat Propinsi Jawa

(18)

Tengah sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya dan belum mampu mengekspor produksinya keluar wilayah.

4. Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ)

Tabel 4.8 Nilai DLQ Perekonomian Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017

Lapangan Usaha (Sektor)

DLQ Kabupaten

Cilacap

DLQ Propinsi

Jawa Tengah Nilai DLQ

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,41 0,42 1,00

Pertambangan dan Penggalian 0,97 1,32 0,74

Industri Pengolahan 0,54 0,80 0,67

Pengadaan Listrik dan Gas 1,74 0,76 2,29

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 0,50 0,60 0,84

Konstruksi 0,97 0,95 1,03

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 0,94 0,82 1,14

Transportasi dan Pergudangan 1,03 1,08 0,96

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,00 1,05 0,95

Informasi dan Komunikasi 1,63 1,61 1,01

Jasa Keuangan dan Asuransi 1,02 1,01 1,00

Real Estat 1,12 1,08 1,05

Jasa Perusahaan 1,22 1,33 0,92

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 0,56 0,50 1,11

Jasa Pendidikan 0,91 1,20 0,76

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,47 1,36 1,09

Jasa Lainnya 0,95 1,12 0,85

Sumber: Lampiran, diolah

Dari hasil analisis Dynamic Location Quation (DLQ) pada tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa sembilan sektor di Kabupaten Cilacap yaitu Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Sektor Pengadaan Listrik dan Gas; Sektor

(19)

Konstruksi; Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Sektor Informasi dan Komunikasi;

Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Sektor Real Estat; Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial memiliki nilai rata-rata DLQ>1 yang berarti bahwa potensi perkembangan sektor-sektor perekonomian tersebut di Kabupaten Cilacap lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di Propinsi Jawa Tengah, sehingga menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut masih bisa diharapkan untuk menjadi sektor unggulan di masa yang akan datang bagi Kabupaten Cilacap.

C. Pembahasan

1. Sektor Potensial dan Unggulan di Kabupaten Cilacap

Berikut hasil analisis perhitungan menggunakan tiga pendekatan yaitu analisis tipologi klassen, analisis shift share dan analisis location quotient.

Pertama, hasil analisis Tipologi Klassen mengklasifikasikan sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor maju tapi tertekan menunjukkan bahwa nilai kontribusi dari kedua sektor ini di Kabupaten Cilacap lebih besar dibandingkan Propinsi Jawa Tengah dengan memberikan kontribusi masing-masing sebesar 70,44% dan 2,60%

pada perekonomian Kabupaten Cilacap. Pada hasil penelitian

(20)

terdahulu sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan masuk pada kategori sektor maju tapi tertekan. Dari hasil ini terdapat perbedaan pada hasil sektor pertanian yang dihasilkan pada tahun 2017 yang menunjukkan rata-rata kontribusi kabupaten menurun menjadi 7,25%

dibandingkan propinsi sebesar 13, 87%. Sehingga sektor pertanian bergeser pada kategori sektor potensial yang masih dapat berkembang dalam perhitungan Tipologi Klassen pada penelitian ini.

Kedua, hasil analisis Shift Share dengan menggunakan tiga komponen analisis yaitu national share, proportional shift dan differential shift. Hasil national share menunjukkan semua sektor

pembentuk PDRB Kabupaten Cilacap bernilai positif, artinya semua sektor pertumbuhan ekonomi lebih cepat dibandingkan Propinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan tercepat adalah sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar 13.342.322,01 juta rupiah dan diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1.427.152,84 juta rupiah. Sedangkan hasil proportional shift menunjukkan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan bukan merupakan sektor maju dan tidak memiliki daya saing terhadap sektor-sektor di propinsi, melainkan sektor pertambangan dan penggalian yang menjadi sektor paling maju di Kabupaten Cilacap sebesar 309.116,86 juta rupiah.

(21)

Kemudian sektor yang memiliki daya saing tinggi terhadap sektor- sektor di Propinsi Jawa Tengah adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1.427.152,84 juta rupiah dan diikuti sektor konstruksi sebesar 152.017,53 juta rupiah. Sedangkan pada hasil analisis penelitian terdahulu sektor industri pengolahan dan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor kompetitif yang memiliki pertumbuhan cepat dan memiliki daya saing tinggi.

Ketiga, Hasil analisis Location Quotient menunjukkan sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor basis atau unggulan Kabupaten Cilacap dengan nilai masing-masing sebesar 2,01 dan 1,21. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sektor industri pengolahan Kabupaten Cilacap lebih besar dibandingkan Propinsi Jawa Tengah, artinya sektor tersebut berpotensi untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian Kabupaten Cilacap. Sedangkan pada penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang berbeda yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor basis atau unggulan pada daerah penelitian terdahulu. Perbedaan hasil analisis ini karena pada tahun 2017 sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terjadi anomalia cuaca yang berdampak pada kurang baiknya produktivitas pertanian di cilacap karena banyaknya terserang hama penyakit, begitupula dengan hasil kehutanan dan

(22)

perikanan yang menurun disebabkan karena berkurangnya luas lahan dan lambatnya kenaikan harga produk sehingga dalam perhitungan analisis Location Quotient sektor yang menjadi unggulan Kabupaten Cilacap adalah sektor industri pengolahan.

Berikut ini pada tabel 4.9 menggambarkan data yang diperoleh bahwa produktivitas sektor pertanian mengalami penurunan dari tahun 2013 -2016.

Tabel 4.9 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sektor Pertanian Padi Sawah Tahun 2013 - 2017

Tahun Panen Luas Panen (Ha)

Produktivitas (kw/Ha)

Produksi (ton)

2013 131.851 60,17 793,337

2014 129.222 60,12 776,881

2015 137.751 64,61 889,991

2016 138.089 63,16 872,168

2017 155.437 56,41 876,753

2. Sektor perekonomian Kabupaten Cilacap yang menjadi unggulan di masa yang akan datang

Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan analisis Dynamic Location Quotient untuk menganalisis sektor ekonomi

Kabupaten Cilacap yang masih unggul di masa akan datang.

Dari hasil perhitungan terdapat sembilan sektor yang masih tetap unggul di masa akan datang yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor pengadaan listrik dan gas;

sektor konstruksi; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; sektor informasi dan komunikasi;

(23)

sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor real estat; sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib;

sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Dilihat dari penelitian terdahulu ada beberapa sektor yang sama dari hasil penelitian ini yang masuk kedalam sektor unggulan di masa yang akan datang yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air, sektor bangunan/konstruksi, sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kesembilan sektor ekonomi yang telah dianalisis adalah sektor yang menjadi unggulan di masa akan datang di Kabupaten Cilacap.

3. Kebijakan pembangunan yang diambil setelah adanya penentuan sektor unggulan Kabupaten Cilacap

Berdasarkan analisis diatas dihasilkan bahwa terdapat lima sektor yang memiliki potensi besar pada struktur ekonomi di Kabupaten Cilacap. Sektor-sektor unggulan tersebut adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor konstruksi. Dari hasil penentuan sektor unggulan

(24)

perekonomian tersebut, langkah berikutnya adalah menetapkan kebijakan pembangunan untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi yang ada di masyarakat dengan tujuan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.

Kebijakan pembangunan di tingkat daerah dapat dilakukan dalam bentuk kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal ini digunakan untuk mengendalikan kelima sektor diatas agar dapat teraplikasikan pada masyarakat agar tujuan dari percepatan pembangunan daerah melalui peningkatan lapangan kerja baru dapat terealisasi secara nyata. Kebijakan fiskal tersebut dapat berupa :

a. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

1) Kebijakan terhadap harga gabah ataupun penambahan bantuan pupuk, bibit, mesin pertanian, dan sebagainya.

2) Perluasan lahan pertanian dan kehutanan agar mampu meningkatkan produktivitasnya.

3) Mengadakan pelatihan pertanian, kehutanan dan perikanan, pengelolaan lahan pertanian dan inovasi produk olahan daerah untuk mengisi waktu pasca-panen.

4) Memberikan bantuan sarana prasarana yang memadai dan layak untuk para nelayan.

(25)

b. Sektor Industri Pengolahan

1) Melakukan pelatihan inovasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kreatifitas dan keterampilan dalam industri pengolahan berbasis rumahan.

c. Sektor Pertambangan dan Penggalian

1) Meningkatkan sumber daya manusia lokal yang berkualitas untuk daya dukung sektor pertambangan dan penggalian.

2) Meningkatkan kegiatan CSR terhadap masyarakat sekitar area pertambangan dan penggalian.

d. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1) Memfasilitasi dalam perluasan pemasaran untuk produk komoditi daerah.

e. Sektor Konstruksi

1) Meningkatkan pengadaan properti yang terjangkau masyarakat lapisan menengah kebawah.

2) Memanfaatkan SDM lokal dalam proyek pembangunan swasta maupun pemerintah.

Gambar

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Cilacap
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor PDRB Kabupaten  Cilacap dan Propinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017 (dalam persen)
Tabel 4.3 Klasifikasi Sektor PDRB Kabupaten Cilacap   Tahun 2013-2017 Berdasarkan Tipologi Klassen
Tabel 4.4 Pertumbuhan/Pergeseran struktur perekonomian Kabupaten  Cilacap (dalam juta rupiah)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kelompok komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi adalah: kelompok sandang sebesar 0,01 persen dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh fasilitas, lokasi dan tariff terhadap loyalitas melalui kepuasan pasien sebagai variabel

Sedangkan variabel Dana Alokasi Umum (DAU) tidak signifikan mempengaruhi PDRB di kabupaten Dairi.Berdasarkan Uji Asumsi Klasik bahwa model terlepas dari masalah

Kegiatan penelitian yang dilakukan dimulai dengan pembuatan ekstrak etanol akar Kelakai ( Stenochlaena palustris (Burm. f.) Bedd.) dengan metode ekstraksi sokletasi

Dengan demikian jika seseorang terkena musibah dan dirinya merasa frustasi maka seseorang agar berserah diri pada Allah dan berdoa agar terhindar dari yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian spesies patikan kebo ( Euphorbia hirta L) dalam bentuk sediaan perasan, infusa dan ekstrak terhadap jumlah

dikemukakan Michael Fallon terkait penempatan pangkalan AL di mina, Fallon menjelaskan bahwa pangkalan militer di Bahrain merupakan perluasan dari Angkatan Laut

mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha