RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas, Semester : X, Genap Materi Pokok : Menulis Puisi Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran sintesis pedagogi genre, saintifik, dan CLIL peserta didik dapat menentukan tema dan menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan) dengan mengunakan dengan rasa ingin tahu, kerja sama, tanggung jawab, bersikap jujur percaya diri, dan pantang menyerah selama proses pembelajaran.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 4.17 Menulis puisi dengan memperhatikan
unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
4.17. 1 Menentukan unsur
pembangunnya berupa tema yang dikaitan dengan kehidupan sehari-hari
4.17.2 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
C. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Pendahuluan
Membangun Konteks 1. Guru Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik dalam mengikuti proses pembelajaran dengan cara memberikan motivasi belajar
2. Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan pembelajaran dan Indikator Pencapaian Kompetensi
3. Peserta didik mendapatkan informasi langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan kompetensi yang akan di nilai dan harus dicapai dalam pembelajaran
10 menit
Kegiatan Inti
Menelaah Model 1. Peserta didik mengamati video puisi dengan Judul Selamat Pagi Indonesia karya Sapardi Djoko Damono
https://youtu.be/IzzDvXBt72s
2. Peserta didik dengan proaktif saling berdiskusi tentang konsep tentang menentukan tema, diksi, gaya bahasa, imajinasi, struktur dan perwajahan dalam puisi
3. Peserta didik bernalar kritis saling bertanya jawab tentang tentang tema, diksi, gaya bahasa, imajinasi, struktur dan perwajahan dalam video puisi tersebut
3. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari tentang konsep unsur pembangun puisi, menentukan tema, menyusun kerangka puisi dan teknik menulis puisi
60 menit
Mengontruksi Terbimbing
1. Peserta didik berdiskusi menentukan unsur pembangunnya berupa tema yang dikaitan dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan
2.Peserta didik dibimbing untuk membuat kerangka menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya puisi
3 Peserta didik diberikan arahan tentang teknik menulis puisi yang baik dengan memperhatikan unsur
pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa,
imaji, struktur, perwajahan) berdasarkan tema yang telah dipilih dan ditentukan yang disesuaikan dengan dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungannya dengan mengunakan aplikasi Canva For Edu atau bentuk audio visual/video
Mengontruksi Mandiri 1.Peserta didik berdiskusi secara berkelompok mengisi LKPD yang diberikan
2.Peserta didik mempresentasikan hasil kerja secara bergiliran dengan mengunakan aplikasi Canva For Edu dan video puisi.
3. Peserta didik yang menangapi hasil presentasi
Penutup
1. Peserta didik menjawab soal dalam bentuk penilan harian atau kuis yang diberikan untuk penguatan dan pendalaman
2. Peserta didik bersama pendidik menarik kesimpulan berkait penulisan teks puisi dengan memerhatikan unsur pembangun puisi.
3. Peserta didik diberikan penguatan berkait dengan materi yang dipelajari.
4. Peserta didik bersama pendidik melakukan refleksi pembelajaran.
5. Peserta didik diberikan penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
20 menit
D. Media, Alat, dan Sumber
Media : Teks puisi, LKPD, Video Pembelajaran, PPT Alat : Laptop, proyektor, gawai
Sumber : Kemdikbud. 2016. Bahasa Indonesia. Buku Guru. Klaten: PT Intan Pariwara Waluyo, Herman J. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari Press.
E. Penilaian Pembelajaran /Assesmen 1. Pengetahuan : Penilaian tertulis 2. Keterampilan : Penilaian praktik
3. Sikap : Instrumen penilaian sikap F. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
● Remedial
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai materi pelajaran dan belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain peserta didik secara terencana mempelajari Buku Teks Bahasa Indonesia kelas X pada bagian tertentu yang belum dikuasainya. Peserta didik diminta komitmennya untuk belajar secara disiplin dalam rangka memahami materi pelajaran yang belum dikuasainya. Pendidik kemudian mengadakan uji kompetensi kembali pada materi yang belum dikuasai peserta didik yang bersangkutan
● Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai materi pembelajaran, yaitu materi Teks Puisi. Dalam pengayaan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara dan pilihan. Sebagai contoh, peserta didik dapat di berikan bahan bacaan yang relevan dengan materi pembelajaran.
Palangka Raya, Juli 2022 Mengetahui
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya, Guru Mata Pelajaran
Drs. AHMAD WAHYU CAHYONO M.Pd RULIYANI, S.Pd
NIP. 19671005 199503 1 003 NIP. 19830319 200904 2 005
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Keterampilan
Nama Siswa :
Kelas :
Semester :
Mata Pelajaran :
Kompetensi Dasar
4.17 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
Indikator Pencapaian Kompetensi 4.17. 1 Menentukan unsur
pembangunnya berupa tema yang dikaitan dengan kehidupan sehari-hari
4.17.2 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan) dengan mengunakan teknologi yaitu Canva for Edu
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran sintesis pedagogi genre, saintifik, dan CLIL peserta didik dapat menentukan tema, membuat kerangka menulis puisi dan menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan) dengan mengunakan aplikasi Canva For Edu atau video dengan rasa ingin tahu, kerja sama,
tanggung jawab, bersikap jujur percaya diri, dan pantang menyerah selama proses pembelajaran.
Soal
Jawablah pertanyaan berikut!
No Soal Jawaban
1 Menentukan unsur
pembangunnya berupa tema yang dikaitan dengan kehidupan sehari-hari
2 Menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan) dengan mengunakan Canva
For Edu
1. Penilaian Sikap
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
NO WAKTU NAMA
SISWA
KEJADIAN/
PERILAKU
BUTIR SIKAP
POSITF/
NEGATIF
TINDAK LANJUT 1
2 3 dst.
Palangka Raya, Juli 2022 Mengetahui
Kepala SMA Muhammadiyah 1 Palangka Raya, Guru Mata Pelajaran
Drs. AHMAD WAHYU CAHYONO M.Pd RULIYANI, S.Pd
NIP. 19671005 199503 1 003 NIP. 19830319 200904 2 005
2. Instrumen Penilaian Keterampilan
Indikator:
4.17.1 Menentukan tema dan dikaikan dengan unsur pembangun puisi 4.17.1 Menyusun puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya Butir Instrumen:
1. Amatilah lingkungan sekitarmu!
2. Tentukan tema puisi yang akan kamu tulis berdasarkan hasil pengamatanmu!
3. Tulislah sebuah puisi berdasarkan tema yang telah kamu tentukan dengan memerhatikan unsur pembangun puisi!
Rubrik Penilaian Menulis Puisi
No Aspek yang dinilai Skor Kriteria
1 Unsur Pembangun Teks Puisi
Tema 7-9 Tema teks puisi tepat dan menarik
4-6 Tema teks puisi tepat tetapi kurang menarik 1-3 Tema teks puisi tidak tepat dan kurang menarik 0 Tidak menentukan tema puisi
Diksi 10-12 Kata konotasi dan lambang yang digunakan tepat, sesuai, dan jelas
7-9 Kata konotasi dan lambang yang digunakan tepat, sesuai, tetapi kurang jelas
4-6 Kata konotasi dan lambang yang digunakan tepat, tetapi kurang sesuai dan kurang jelas
1-3 Kata konotasi dan lambang yang digunakan kurang tepat, kurang sesuai dan tidak jelas 0 Tidak memuat Kata konotasi dan lambang Rima 7-9 Rima teks puisi tepat dan menarik
4-6 Rima teks puisi tepat tetapi kurang menarik 1-3 Rima teks puisi tidak tepat dan kurang menarik 0 Tidak menentukan rima puisi
Majas 10-12 Majas yang digunakan tepat, sesuai, dan menarik
7-9 Majas yang digunakan tepat, sesuai, tetapi kurang menarik
4-6 Majas yang digunakan tepat, tetapi kurang sesuai dan kurang menarik
1-3 Majas yang digunakan kurang tepat, kurang sesuai dan tidak menarik
0 Tidak menggunakan majas
Imaji 10-12 Imaji yang digunakan tepat, sesuai, dan menarik 7-9 Imaji yang digunakan tepat, sesuai, tetapi kurang
menarik
4-6 Imaji yang digunakan tepat, tetapi kurang sesuai dan kurang menarik
1-3 Imaji yang digunakan kurang tepat, kurang sesuai dan tidak menarik
0 Tidak menggunakan imaji
Skor Maksimal 57
Perolehan Skor
Nilai = --- X 100 = Nilai Akhir Skor Maksimal
Pedoman Jawaban Penilaian Keterampilan :
Puisi yang ditulis sesuai dengan kreativitas peserta didik masing-masing dengan memperhatikan unsur-unsur puisi.
MAJLIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TENGAH
SMA MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
J JL.RTA. MILONO KM.1,5 TELP. 3222717 PALANGKA RAYA 73111 e-mail : [email protected]
PENILAIAN HARIAN
MATA PELAJARAN :
K E L A S :
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Perhatikan puisi berikut ini!
Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang Angin bertiup ke benua
Tiap-tiap akan sering sendiri Dan nahkoda sudah tahu pedoman Boleh engkau datang padaku (Surat dari Ibu, Asrul Sani
1. Makna lambang dari “dan nahkoda sudah tahu pedoman” adalah ….
A. Sudah mencari pedoman hidup B. Sudah menemukan arah dan tujuan C. Sudah mempunyai pasangan hidup D. Sudah berilmu dan berpengalaman E. Sudah menjadi nahkoda berpengalaman
Perhatikan puisi berikut ini!
Angganku
Kutengok ke sekelilingku Sepi,
Hanya bulan yang syahdu merayu Kutertunduk malu
Tak mampu menatap waktu
2. Makna kata waktu dalam puisi tersebut adalah ....
A. Masa depan B. Harapan baik C. Cita –cita saya D. Pengalaman hidup E. Tujuan hidup
Puisi berikut untuk soal 3 dan 4!
Nasib Tanah Airku
Panas yang terik datang membakar, Lemahlah kembang hampirkan mati, Tunduk tergantung bersedih hati, Mohonkan air kepada akar,
Mendapat air amatlah sukar, Belumlah turun hujan dinanti, Musim kemarau belum berhenti, Angin bertiup belum bertukar,
Karya : Asmara Hadi
Dikutip dari : Suyono Suyatno, Joko Adi Sasmito, Erli Yetti, Antologi Puisi Modern Anak-Anak, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2008
3. Isi puisi “Nasib Tanah Airku” adalah … A. Kekeringan yang sedang melanda Tanah Air B. Kesulitan air pada musim kemarau
C. Musim paceklik melanda Tanah Air D. Cuaca panas pada musim kemarau
E. Kekeringan yang sedang melanda Tanah Air 4. Suasana yang tergambar dalam puisi tersebut adalah.
A. Duka D. Sedih
B. Kacau E. Kecewa
C. Panik
Perhatikan puisi berikut ini!
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi Beta lengah dimasa muda Kini hidup meracuni hati Miskin ilmu miskin harta .... (A. Hasyim)
5. Kata petang pada larik ketiga puisi tersebut mempunyai makna lambang ...
A.. Waktu sore hari B.. Kehidupan malam C. Suasana senja D. Masa tua
Perhatikan puisi berikut ini!
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi Beta lengah dimasa muda Kini hidup meracuni hati Miskin ilmu miskin harta .... (A. Hasyim)
6. Kata petang pada larik ketiga puisi tersebut mempunyai makna lambang ...
A. Waktu sore hari B. Kehidupan malam C. Suasana senja D. Masa tua
E. Perasaan manusia
Perhatikan puisi berikut ini!
Jeritan Malam
Merintih ke langit
Derita hidup mengepung
menjerit bangsaku sedang berjuang merintinh ke langit
tenaga mesin menembus kelam berputar roda atas rel tertentu terus menuju ke stasiun akhir semangat wajah menembus kelam berjuang bangsaku atas cinta tertentu terus menuju negara merdeka!
7. Larik bermajas personifikasi yang sesuai untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
A. kami kedua menanti
B. menjerit peluit kereta malam C. ratapan pekik melangit
D. bangkit berlari menumbuhkan kepala E. entah mengapa
Perhatikan penggalan puisi berikut ini!
Dua pulih tiga matahari Bangkit dari pundakmu
Tubuhmu menguapkan bau tanah
(WS Rendra, Yanyian Suto untuk Fatima)
8.Imaji atau citraan yang dominan dalam puisi di atas adalah ...
A. Penglihatan B. Penciuman C. Pendengaran D. Gerak E. Peraba
Cermati puisi berikut!
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa dara di balik tirai
(Amir Hamzah, Padamu Jua)
9. Puisi tersebut menimbulkan citraan ..
A. Penglihatan B. Perabaan C. Pendengaran D. Penciuman E. Perasaan
perhatikan puisi berikut ini!
Karangan Bunga
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba
Ini dari kami bertiga
Pita hitam dalam karanganan bunga Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang tertembak mati tadi siang
Karya Taufik Ismail
10. Makna lambang kata "Pita Hitam" dalam puisi tersebut adalah tanda ....
A. Bersedih B. Berduka C. Berdoa D. Bermohon E. Berharap
3. Materi Pembelajaran
A. Fakta
Waluyo (2002:25) ″Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya″. Puisi termasuk karya sastra tulis yang didalamnya berisikan pikiran, perasaan, pesan dan imajinasi penyair. Bahasa yang digunakan dalam puisi sifatnya puitis, indah, terikat dengan irama, rima serta disusun dengan larik dan bait.
B. Konsep
1. Unsur-Unsur Pembangun Puisi a.Tema
Tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut dengan menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut. Tema puisi akan sangat menentukan penyair dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam puisinya.
Contohnya, pada puisi berjudul Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono, temanya adalah Cinta. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan karena pengulangan kalimat “Aku ingin
mencintaimu dengan sederhana’ sebanyak dua kali. Lalu pada puisi Sajak Anak Muda, temanya adalah pendidikan. Tema ini dapat ditemukan dari penggunaan kata-kata yang berkaitan
dengan ilmu pengethuan seperti ilmu hukum, filsafat, logika; serta istilah pendidikan seperti pendidikan, pengetahuan, sekolah, dan ujian.
b. Diksi (Kata Konotasi dan Lambang)
Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat memilih kata-kata agar dapat mewakili makna yang hendak disampaikan serta dapat menimbulkan efek estetis (keindahan) yang diinginkan. Kata-kata yang dipilih penyair berdasarkan pertimbangan dari aspek makna, efek pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran dan suasana hati penyair. Diksi muncul karena adanya makna kias (kata konotatif/konotasi), lambing (simbol), dan persamaan bunyi atau rima.
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata tersebut telah mengalami penambahan-penambahan, baik perdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.
Kata-kata dalam puisi memang banyak menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif.
Kata-kata itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan. Pemaknaan terhadap kata-kata konotasi dalam sebuah puisi bisa saja berbeda-beda di antara orang yang satu dengan yang lain. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut.
1. Tingkat pemahaman terhadap setiap kata yang ada dalam puisi itu. Semakin banyak kata yang mudah dipahami, mudah pula dalam memaknainya.
2. Tingkat pengenalan atau pergaulan seseorang dengan puisi. Seseorang yang sering membaca atau bahkan menulis puisi, mudah pula bagi orang itu dalam mengenali watak puisi termasuk isi yang dikandungnya.
3. Pengalaman pribadi. Seseorang yang pernah merasakan ganasnya kehidupan kota, akan lebih mudah dalam memaknai puisi itu daripada orang yang sama sekali belum pernah
mengalami atau menyaksikan keadaan itu.
Contoh penggunaan kata konotasi:
AKU
Karya: Chairil Anwar
Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang ...
Luka dan bisa kubawa berlari Berlari
Hingga hilang pedih perih ...
Larik binatang jalang dari kumpulannya terbuang dapat diartikan orang yang selalu bersikap memberontak dan berada di luar organisasi formal. Penyair memilih kata ‘binatang jalang’
untuk menggambarkan bahwa ‘aku’ adalah orang yang tidak bisa mengikuti aturan atau norma sosial yang berlaku. Dalam kehidupan nyata orang-orang seperti ini menjadi orang terbuang, tidak diakui keberadaannya. Oleh karena itu, Chairil memilih kata ‘terbuang.’
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila yang
bermakna perlunya persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat indonesia, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka yang bermakna bahwa anggota pramukan yang diharapkan menjadi generasi yang serba guna bagi agama, nusa, dan bangsa.
Lambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya. Hal itu seperti tampak pada puisi “Hujan Bulan Juni”, lambang- lambang yang dimaksud dinyatakan dengan kata ‘hujan’ yanng bermakna kebaikan atau kesuburan dan ‘bunga’ yang bermakna keindahan.
Contoh penggunaan lambang:
Surat kepada Bunda tentang Calon Menantunya Karya: W.S. Rendra
...
Burung dara jantan yang nakal Yang sejak dulu kau piara
Kini terbang dan telah menemui jodohnya
Ia telah meninggalkan kandang yang kau buatkan Dan tiada akan pulang
Buat selama-lamanya ...
Dalam puisi tersebut kata ‘kandang’ menjadi simbol rumah. Penyair memilih kata ‘kandang’
karena kandang merupakan simbol tempat tinggal bagi binatang piaraannya, dan di dalamnya tersedia kebutuhan pangan yang cukup bagi binatang piaraan tersebut. Sama seperti rumah orang tua yang menjadi tempat berlindung bagi anak-anak. Di dalam rumah tersebut anak- anak mendapatkan kasih sayang dan semua yang ia butuhkan
c. Rima
Rima adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Rima berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia. Seperti dalam puisi “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono, yang harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata-kata pujian yang diungkapkan, yaitu tabah, bijak, dan arif.
Beberapa hal yang diperhatikan dalam pemilihan dan penempatan bunyi.
1. kekuatan bunyi suatu kata yang dipilih mampu memberikan atau membangkitkan tanggapan pada pikiran dan perasaan pembaca atau pendengar;
2. bunyi untuk memperjelas ekspresi;
3. bunyi untuk membangun puisi;
4. bunyi yang dapat membangkitkan asosiasi-asosiasi tertentu.
Perhatikan contoh berikut.
DOA
Karya: Chairil Anwar Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh ...
Tuhanku
Aku hilang bentuk Remuk
...
Dalam puisi di atas, Chairil Anwar dengan cermat memilih kata-kata yang secara bunyi menghasilkan persamaan bunyi. Persamaan bunyi itu membuat puisi tersebut semakin indah ketika dibacakan.
Berdasarkan jenis-jenis rima, pertama dapat dilihat secara vertikal (persamaan bunyi pada akhir baris dalam satu bait). Jenis-jenisnya sebagai berikut.
1. Rima sejajar berpola : a-a-a-a 2. Rima kembar berpola : a-a-b-b 3. Rima berpeluk berpola : a-b-b-a 4. Rima bersilang berpola : a-b-a-b
Kedua dapat dilihat secara horizontal (persamaan bunyi pada setiap kata dalam satu baris), yaitu sebagai berikut.
1. Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada setiap kata dalam satu baris.
2. Asonansi yaitu persamaan vokal pada akhir kata dalam satu baris.
d. Majas (Gaya Bahasa)
Majas (figurative language), merupakan bahasa kias yang digunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi pembaca. Bahasa kias mencakup semua jenis ungkapan yang bermakna lain dengan makna harfiahnya, yang bisa berupa kata, frasa, ataupun satuan sintaksis yang lebih luas. Bahasa kias yang dipergunakan dapat berupa perbandingan, pertentangam, perulangan, dan perumpamaan. Berikut jenis-jenis bahasa kias yang sering muncul.
1.Majas perbandingan A. Simile/Perumpamaan
Majas yang membandingkan secara jelas antara dua hal dengan menggunakan kata hubung, misalnya seperti, ibarat, bak, bagai, dan sebagainya.
Contoh majas ini adalah sebagai berikut.
Senyummu indah bagaikan bunga-bunga yang bermekaran Kau dan aku laksana kucing dan anjing
B. Metafora
Majas yang langsung membandingkan antara dua hal atau wujud yang hakikatnya berlainan secara implisit. Metapora adalah gaya bahasa perbandingan langsung, membandingkan sesuatu yang dimaksudkan oleh penyair dengan sesuatu yang lain secara langsung, tanpa menggunakan kata pembanding.
Contohnya:
Dewi malam menunjukkan sinar cerahnya malam ini Perasaanku sejernih embun pagi
C. Personifikasi
Majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat manusia. Personifikasi merupakan pemberian sifat-sifat manusia pada suatu hal yang merupakan benda mati.
Contohnya:
Jendela menjerit ditiup angin Angin disisiku mendengkur
Lonceng memanggil-manggil, pohon-pohon menjadi saksi bisu
D. Alegori
Majas yang digunakan untuk menyampaikan maksud tertentu secara tidak langsung namun masih saling berkaitan, mirip dengan metafora hanya saja membandingkan secara
keseluruhan/utuh.
Contoh:
Otak manusia laksana mata pisau, semakin dipakai semakin tajam.
Namun, jika dibiarkan saja maka akan menjadi tumpul, mengkarat, dan tidak menyilaukan lagi.
E. Metonimia
Majas yang menggunakan kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Majas yang digunakan untuk menyebutkan satu kata dengan kata
F. Sinekdoke
Pars pro toto: penyebutan sebagian mewakili keseluruhan Contoh: Sampai detik ini belum terlihat batang hidup anak itu
pro parte : penyebutan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Indonesia berhasil menjadi juara di Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia
2. Majas Pertentangan a. Hiperbola
Majas yang berisi ungkapan yang membesar-besarkan untuk menegaskan makna. Majas ini menggunakan ungkapan yang berlebih-lebihan dari kenyataan yang ada.
Contoh:
Larinya secepat kilat
Inilah daftar karya anak negeri yang mampu mengguncang dunia
b. Litotes
Penggunaan bahasa dengan cara merendahkan diri, tujuannya untuk menghaluskan.
Contoh:
Makanlah seadanya, sekedar penghilang lapar (padahal lauk banyak) Mampirlah ke gubuk saya (padahal rumah besar)
c. Paradoks
Majas yang menyajikan pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang ada.
Contoh:
Entahlah, aku merasa sendirian di tengah keramaian kota Jakarta Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang melimpah
d. Antitesis
Majas yang menyajikan pasangan kata yang memiliki makna yang berlawanan. Kata-kata yang berlawanan ini disajikan dalam satu rangkaian kata.
Contoh:
Jaminan masuk surga bukan miskin kaya
Tua muda semua menyaksikan film “Dalam Mihrab Cinta”
3. Majas Perulangan a. Repetisi
Majas yang menggunakan perulangan suatu kata dalam beberapa frasa dengan tujuan menegaskan suatu maksud.
Contoh:
Kau terus belajar, belajar, dan belajar agar bisa menjadi siswa yang berprestasi b. Paralelisme
Majas perulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata-kata perulangan dapat terlihat pada setiap baitnya. Paralelisme adalah gaya bahasa yang digunakan penyair dengan cara mensejajarkan kata-kata atau frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatik yang sama pula.
Contoh:
Segala kupinta tiada kuberi Segala kutanya tiada kau sahut
…
Tertahan aku di muka dewala Tertegun aku di jalan buntu
4. Majas Perumpamaan a. Ironi
Majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara bertentangan dengan kenyataan. Majas ini diungkapkan seperti pujian padahal sebenarnya bermakna negatif/sindiran. Contoh:
Bau badanmu harum sekali, sampai-sampai orang bisa pinsan dibuatnya Bagus sekali tulisanmu sampai-sampai saya tidak bisa membaca
b. Sinisme
Majas yang dipakai untuk menyatakan sindiran secara tidak langsung.
Contoh:
Sungguh tidak pantas kata-kata seperti itu diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu
c. Kata konkret
Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat ditangkap indra. Ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang dimaksud dalam kata itu untuk membangkitkan imajinasi pembaca. Contoh kata ‘salju’ yang berwarna putih dan rasanya dingin bisa digunakan untuk menyampaikan makna kias tentang kesucian, kehampaan, dan rasa dingin. Dengan kata konkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Pengonkretan kata ini berhubungan erat dengan pengimajian, pelambangan, dan pengisian. Ketiga hal itu juga memanfaatkan gaya bahasa untuk memperjelas apa yang ingin dikemukakan.
d. Imaji
Pengimajinasian atau citraan adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Pengimajian terdiri dari imajinasi auditif, yaitu pembaca seolah-olah mendengar suara, imajinasi visual (melihat benda-benda), dan imajinasi taktil (menyentuh benda-benda/meraba).
Istilah citraan dalam puisi dapat dan sering dipahami dalam dua cara. Yang pertama dipahami secara reseptif, dari sisi pembaca. Dalam hal ini citraan merupakan pengalaman indera yang terbentuk dalam rongga imajinasi pembaca, yang ditimbulkan oleh sebuah kata atau oleh rangkaian kata. Yang kedua dipahami secara ekspresif, dari sisi penyair, yakni ketika citraan merupakan bentuk bahasa (kata atau rangkaian kata) yang dipergunakan oleh penyair untuk membangun komunikasi estetik atau untuk menyampaikan pengalaman inderanya.
C. Prinsip
Secara umum, ciri-ciri puisi adalah tersusun atas kumpulan kata dalam bentuk baris, tiap baris tersebut terkumpul menjadi beberapa bagian, pada tiap baris terakhir berbunyi kata vokal, namun terkadang berupa huruf konsonan, baris terakhir bunyi vokalnya merupakan kata teratur, banyak menggunakan majas yang bermakna kiasan dan terikat oleh rima dan irama.
D. Prosedural
Langkah-langkah menulis puisi sebagai berikut:
1. Tentukan tema dan Judul 2. Tentukan kata kunci 3. Tentukan diksi 4. Gunakan rima 5. Bait Puisi
6. Kembangkan Puisi
Saat membaca puisi, kita tentu harus memahami keseluruhan isi puisi agar bisa
menyampaikan dengan sesuai. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah volume suara, artikulasi, intonasi, gerak tubuh, mimik dan pandangan mata.
E. Metakognitif
Mampu menulis puisi berdasarkan objek lingkungan dapat menumbuhkan kepekaan lingkungan, sosial, dan kecerdasan emosional yang bermanfaat untuk kehidupan