• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN RISET MENGENAI PENDIDIKAN ISLAM YANG BERORIENTASI PADA ISU-ISU SOSIAL SEBAGAI DAMPAK GLOBALISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN RISET MENGENAI PENDIDIKAN ISLAM YANG BERORIENTASI PADA ISU-ISU SOSIAL SEBAGAI DAMPAK GLOBALISASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M)

KAJIAN RISET MENGENAI PENDIDIKAN ISLAM YANG BERORIENTASI PADA ISU-ISU SOSIAL SEBAGAI DAMPAK

GLOBALISASI

(Studi Kasus Terhadap Sifat Hedonisme Pada Remaja) Nani Sumarni1

Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati, Bandung Email :Sumarni.nn78@gmail.com

Uus Ruswandi2

Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati, Bandung Email :uusruswandi@uinsgd.ac.id

Mohamad Erihadiana3

Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati, Bandung Email :erihadiana@uinsgd.ac.id

Koko Adya Winata4

Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati, Bandung Email :adyawinata@gmail.com

ABSTRAK

Globalisasi sudah menjadi proses mendunia, sehingga banyak menimbulkan dampak positif dan negative. Artikel ini mengkaji tentang kajian riset pendidikan Islam yang berorientasi pada isu-isu social sebagai dampak globalisasi. Pendidikan Islam dalam hal ini mempunyai tugas tersendiri dan harus menjadi solusi dalam mengatasi masalah yang timbul akibat adanya globalisasi. Salah satu dampak yang timbul akibat globalisasi adalah adanya hedonisme pada remaja. Hedonisme pada remaja apabila dibairkan akan memberikan dampak yang buruk, sehingga peran keluarga dan lembaga pendidikan sangat diperlukan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak negative hedonisme yaitu dengan pembinaan melalui teladan, pembiasaan, nasihat, pengawasan, reward dan punishment.

Kata Kunci: globalisasi, hedonisme, pendidikan Islam ABSTRACT

Globalization has become a worldwide process, so that many have positive and negative impacts. This article examines the study of Islamic education research oriented to social issues as a result of globalization. Islamic education in this case has its own task and must be a solution in overcoming problems that arise due to globalization. One impact arising from globalization is hedonism in adolescents.

Hedonism in adolescents when it is drained will have a bad impact, so the role of

(2)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) families and educational institutions is needed. One effort to reduce the negative impact of hedonism is through coaching through example, habituation, advice, supervision, reward and punishment. Keywords: globalization, hedonism, Islamic education.

Keywords:Globalization, hedonism. Islamic Education.

A. PENDAHULUAN

Globalisasi telah melanda semua sendi kehidupan kita, kita sebagai umat Islam harus menghadapinya dengan segala dampak positif dan negatifnya. Siap tidak siap, suka tidak suka, kita harus berani menghadapi tantangan di era globalisasi. Di era ini, semua pergaulan Negara tanpa batas, era ini salah satunya ditandai dengan adanya kebebasan perdagangan, kebebasan tenaga kerja asing dan lain-lain, dengan kebebasan seperti itu membawa berbagai dampak positif dan negative bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Dampak positif globalisasi diantaranya kemudahan memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial ekonomi yang meningkat, kemajuan dalam bidang tekhnologi, yang kesemuanya itu membantu dan memudahkan setiap kegiatan kita.Selain dampak positif, ada juga dampak negative dari globalisasi, salah satunya adalah timbulnya sifat hedonisme dikalangan remaja. berubahnya gaya hidup, lebih cenderung konsumtif, mementingkan gaya atau tren daripada hanya sekedar kebutuhan, yang kesemuanya itu sangat dipengaruhi takkala informasi dan komunikasi dari luar tak terbendung dan dengan derasnya masuk dan mempengaruhi dari satu Negara terhadap Negara lain. Hal ini apabila dibiarkan sangat buruk untuk perkembangan psikologis remaja.

Pendidikan Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam ranah kehidupan bermasyarakat. Dalam pendidikan Islam kita belajar untuk merubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, alam sekitar dan masyarakatnya.

Sehingga dengan pendidikan Islam dapat mengurangi sifat hedonism yang sudah banyak mempengaruhi remaja.

(3)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) B. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan metode kepustakaan.Dalam penelitian ini mengkaji berbagai literatur kepustakaan yang mempelajari referensi-referensi dalam bentuk buku-buku, artikel jurnal dan informasi-informasi faktual yang berhubungan dengan pembahasan.

C. PEMBAHASAN Hakikat Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak. Di era globalisasi yang didukung perkembangan teknologi, alat transportasi dan ilmu pengetahuan seseorang di suatu wilayah dapat mengetahui segala jenis informasi yang tersebar di dunia luar dengan cepat dan mudah. Globalisasi dimaknai sebagai dunia satu atap atau dunia tanpa batas. Globalisasi membuat dunia tampak kecil, jarak lebih pendek, peristiwa disuatu tempat mudah tersebarluaskan. Globalisasi membawa tiga kecenderunganyakni homogenisasi, hibridisasi, dan perbedaan dalam aspek kehidupan.

Globalisasi adalah sebuah term yang telah lama mewacana sampai sekarang ini, globalisasi masih terus menjadi materi perbincangan di kalangan ilmuwan dari varian disiplin keilmuan yang biasanya ditandai dengan kemajuan teknologi komunikasi informasi dan transportasi telah menghasilkan perubahan dalam kebudayaan dan peradaban manusia. Globalisasi selalu dihubungkan dengan modernisasi dan modernism. Para pakar budaya mengatakan bahwa ciri khas modernisasi dan manusia modern itu adalah tingkat berfikir, iptek, dan sikapnya terhadap penggunaan waktu dan penghargaan terhadap karya manusia.

Menurut Abuddin Nata dari sudut peristilahan kata globalisaasi sebenarnya masih mengalami problem karena realitas serta subyektifitas pemakaian kata tersebut, namun globalisasi secara sederhana dapat ditunjukkan dalam bentuk perluasan skala, pengembangan wilayah, dan percepatan pengaruh dari arus dan pola-pola inter-

(4)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) regional dalam interaksi sosial.Gerakan globalisasi telah masuk ke semua lini kehidupan, dalam bidang ekonomi berwujud kapitalisme, dalam bidang politik menjelma menjadi demokratisasi dan penegakkan hak asasi manusia, dalam aspek budaya berbentuk kebebasan berekspresi, dalam interaksi sosial menjadi individualisnme, dan lain-lain.

Globalisasi selain menghadirkan peluang positif untuk hidup mewah, nyaman, murah, indah, dan maju juga dapat menghadirkan peluang negatif, yaitu menimbulkan keresahan, penyesalan, dan penderitaan. Globalisasi bekerja selama 24 jam dengan menawarkan banyak pilihan dan kebebasan yang bersifat pribadi. Pendek kata dewasa ini telah terjadi “banjir pilihan dan peluang”, terserah kemampuan seseorang memilikinya. Demikian juga, bahwa pendidikan Islam berada dalam atmosfer modernisasi dan globalisasi dituntut untuk mampu memainkan peranannya secara dinamis dan produktif. Keberadaannya diharapkan mampu memberikan kontribusi dan perubahan positif yang berarti bagi perbaikan dan kemajuan peradaban umat Islam, baik pada dataran intelektual teoritis maupun praktis.

Menurut Barker (2004), globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah diseluruh penjuru duniadan masuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global.Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya dan bentuk-bentuk interaksi lain sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit.

Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara, yakni integrasi bangsa-bangsa dalam satu sistem global. Globalisasi berpijak pada prinsip keberlangsungan bagi yang paling kuat, berpijak pada kemuliaan kemanusiaan dan kesetaraan dalam memikul tanggungjawab. Kedua, dalam globalisasi interaksi antar pihak cenderung berbentuk pola hubungan antagonis atasan dan bawahan, ketiga, yang berpandanga tengah yaitu bahwa globalisasi memang banyak mengandung sisi negative.

(5)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) Hakikat Hedonisme

Pengertian Hedonisme

Hedonisme adalah pandangan hidup atau ideologi yang diwujudkan dalam bentuk gaya hidup dimana kenikmatan atau kebahagiaan pribadi menjadi tujuan utama dalam menjalani hidup seseorang. Secara etimologi, hedonisme diambil dari bahasa Yunani, yaitu “hedone” yang artinya kesenangan.Secara sederhana pengertian hedonisme mengacu pada paham kesenangan terhadap kenikmatan.

Gaya hidup yang berorientasi pada budaya barat merupakan gaya hidup yang dijadikan pedoman kebanyakan remaja. Fenomena gaya hidup hedonis tampak merambah dikalangan remaja, mengingikan agar gaya berpenampilan, gaya tingkah laku,dan cara bersikap akan menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman sebaya. Hal tersebut dikarenakan remaja ingin diakui oleh lingkungan sekitar.

Karakter semua individu yang memiliki gaya hidup hedonisme adalah cenderung impulsif, lebih irasional, cenderung follower dan mudah dibujuk (Suwindo, 2001). Lebih lanjut menurut Susianto (1993) menambahkan bahwa gaya hidup yang mengikuti gaya hidup hedonis mempunyai karakteristik cenderung impulsif. Senang menjadi pusat perhatian, cenderung ikut-ikutan dan peka terhadap inovasi baru.

Menurut Burhanuddin (1997:81) pengertian hedonisme adalah sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkan.Lain hal nya dengan Collins Gem (1993:97), hedonism adalah sebuah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan kata lain hedonisme ini dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata.

Menurut Sarwono hedonisme adalah konsep diri, dimana gaya hidup seseorang dijalani sesuai dengan gambaran yang ada dipikirannya. Dalam hal ini kehidupan seseorang tidak ada kendali dan mengikuti kesenangan semata.

Faktor Penyebab Hedonisme

Gaya hidup hedonisme tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang memicu seseorang menjadi penganut paham hedonisme, baik itu faktor dari dalam

(6)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) diri sendiri ataupun dari luar dirinya. Faktor internal merupakan penyebab hedonisme yang paling utama, karena sifat dasar manusia yaitu ingin memiliki kesenangan sebanyak-banyaknya dengan bekerja seringan mungkin. Selain itu manusia memiliki sifat dasar tidak pernah puas dengan hal yang sudah dimiliki.Faktor penyebab dari luar yang paling utama adalah arus globalisasi, kebiasaan-kebiasaan dan paham orang dari luar negeri, gaya hidup, barang-barang tren yang dianggap membuat senang kemudian banyak diadaptasi oleh masyarakat kita.

Perbedaan yang positif menimbulkan kemudahan manusia untuk peningkatan ilmu pengetahuan serta keterampilan, dibalik itu negatifnya seperti perbedaan pemahaman yang mungkin saja menimbulkan benturan pemahaman dan kekacauan.

Ciri remaja yang terpapar sifat hedonisme

Salah satu yang terdampak hedonisme adalah kaum remaja. Remaja yang memiliki gaya hiduo experiencers tinggi dengan kecenderungan konsumtif memiliki konformitas yang tinggi dengan teman sebayanya, remaja melakukan kegiatan- kegiatan konsumtif dan cenderung berperilaku sama dengan teman sebayanya (Mardiani, 2007).

Peran Pendidikan Islam Dalam Mengatasi Sifat Hedonisme Pada Remaja

Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Dalam hal ini pendidikan memikul amanah yang sangat besar, yakni membentuk seseorang untuk mengerti akan hakikat penciptaannya dibumi.

Pendidikan merupakan suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang beriman, berpikir dan berkarya untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya..

Pendidikan Islam erat kaitannya dengan pendidikan karakter, karena didalamnya mencakup pembelajaran akhlak. Pribadi yang berkarakter adalah yang memiliki sifat alami untuk merespon segala situasi secara bermoral yang dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, hormat, empati, dan tindakan positif lainnya dalam majalah ESQ (Nebula:2006:13).

(7)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan, agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba. Pendidikan Islam adalah suatu usaha manusia untuk mendidik atau menjadikan seseorang itu beriman, bertakwa dan memiliki akhlak yang mulia. Dengan demikian pendidikan Islam merupakan sebuah proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai ajaran Islam terhadap peserta didik, melalui proses pengembangan fitrah manusia agar memperoleh keseimbangan hidup dalam semua aspeknya.

Tujuan pendidikan Islam itu sendiri apabila melihat pengertiannya adalah untuk menjadikan peserta didiknya menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Oleh karena itu menurut M. Athiyah alAbrasyi (1970:1), tujuan pendidikan Islam yang pokok dan terutama adalah untuk mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Karena itulah menurut beliau semua mata pelajaran haruslah mengandung pelajaran akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan akhlak.

Pendidikan Islam dalam membentuk perilaku yang baik diperlukan pembinaan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa tahap diantaranya:

Pertama, keteladanan. Anak selalu melihat dan memperhatikan sikap dan perilaku figure.kedua, pembiasaan.penjadwalan suatu pekerjaan agar lebih berpola. Ketiga, nasihat. Nasihat sangat diperlukan untuk remaja, karena pada masa ini merupakan masa transisi, dimana seorang anak butuh nasihat dan perhatian dari orang-orang sekitarnya. Keempat, pengawasan. Melalui pengawasan diharapkan anak-anak remaja tidak terjerumus pada hal-hal yang buruk. Kelima, keseimbangan antara pemberian hukuman (punishment)dan penghargaan (reward), yaitu pemberain konsekuensi terhadap pelanggaran yang dilakukan anak-anak.

Peran Keluarga dalam menghindari sifat Hedonisme pada remaja

Keluarga mempunyai peranan penting dalam membentuk akhlak seorang anak, karena pendidikan pertama ada pada keluarga. Adapun yang bisa dilakukan untuk menghindari merebaknya bahaya hedonisme pada remaja diantaranya adalah:

a. pengawasan media sosial

(8)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) Media sosial adalah influencer utama. Konten menyuguhkan gaya hidup mewah dan bersenang-senang sedikit banyak mengeser gaya hidup dan pola pikir anak dan remaja. Kesenangan seolah menjadi hak yang harus mereka dapatkan sehingga banyak remaja melakukan apa saja untuk bisa memberikan kesenangna tanpa memikirkan baik dan buruk serta efek yang ditimbulkan setelahnya.

b. orang tua hendaknya menjadi teladan yang baik

Orang tua harus bijakbergaul dan beraktivitas sesuai perannya sebagai teladan bagi anak. Banyak orang tua justru terjebak kehidupan sosialita deemi mendapat label orang tua gaul.Tanpa disadari gaya hidup seperti ini menjadi bibit hedonism yang ditanamkan orang tua dan suatu saat akan tumbuh pada anak. Tunjukkan pola hidup sederhana, bekerja keras, pantang menyerah, rasa syukur dan hal positif lainnya.

c. menghindari pemberian fasilitas berlebih terhadap anak

Memenuhi kebutuhan anak memang kewajiban orang tua. sebagai bentuk kasih sayang, tak jarang orang tua berusaha keras memenuhi keinginan anak- anaknya. Namun perlu diingat anak-anak harus menyadari bahwa tidak semua yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan.

d. Tanamkan sifat empati terhadap orang lain yang kesusahan

Berbagi dapat mengasah meningkatkan rasa syukur dan mereduksi sikap hidup bermewah-mewahan.tanamkan pemenuhan pemenuhan kesenangan tidak selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi dirinya , kebahagiaan bisa didapatkan dengan memberikan kebahagiaan pada orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah menegaskan dalam sabdanya, yang artinya:“Makanlah, bersedekahlah, dan pakailah dalam keadaan tanpa menghamburkan uang dan kesombongan”.

e. selalu bersyukur

Selalu bersyukur adalah point utama dalam hidup. Kesenangan tidak hanya datang dengan memiliki barng-barang mewah, uang yang banyak tetapi dengan bersyukur, tidak banyak mengeluh, dan selalu mendekatkan diri pada Allah maka hati akan menjadi tenang dan tidak mudah iri terhadap orang lain.

f. berhati-hati dalam memilih pergaulan

(9)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) Pergaulan adalah hal yang paling pentingdalam kehidupan seseorang karena baik buruknya seseorang tergantung temannya, sehingga anak dan remaja diharapkan bisa memillih dan memilah mana teman yang baik dan amna teman yang buruk.

g. Hidup sederhana

Budaya hidup sederhana telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ِرْسُمْلا ُّب ِحُي َلَ ُهَّنِإ ۚ اوُف ِرْسُت َلَ َو اوُب َرْشا َو اوُلُك َو ٍد ِجْسَم ِ لُك َدْنِع ْمُكَتَني ِز اوُذُخ َمَدآ يِنَب اَي َنيِف

Hai anak Adam, Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al A’raf :31).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َةَاَذَبْلا َّنِإ ِناَمْي ْلْا َنِم

“Sesungguhnya hidup sederhana termasuk cabang dari iman.”

anggaran belanja juga akan terhindar dari keborosan dan belajar disiplin agar terhindar dari membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Peran Lembaga Pendidikan Islam Dalam Menyelesaikan Masalah Hedonisme Selain keluarga, lembaga pendidikan yang merupakan rumah kedua bagi anak-anak mempunyai peran yang sangat penting, dalam mengurangi dampak hedonisme yang sudah melekat pada sebagian hidup anak dan remaja pada saat ini.Adapun langkah yang bisa dilakukan dalam kegiatan mendidik dan mengajar dapat berjalan sesuai fungsinya yaitu mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fithrah anak didik melalui ajaran Islam. Dalam sebuah lembaga pendidikan, peran guru terutama guru agama mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah hedonisme.

Adapun peran lembaga pendidikan Islam untuk mengatasi masalah hedonisme yaitu melalui pembelajaran akhlak dan karakter peserta didik. Upaya pembelajaran dan pembinaan tersebut yaitu melalui langkah-langkah sebagai berikut:

(10)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) 1. Pembinaan karakter/akhlak nelalui pengembangan kemandirian seseorang sebagai

khalifah dibumi

2. Pembinaan akhlak melalui keteladanan.

3. Pembinaan akhlak melalui pendidikan formal, nonformal dan informal

4. Pembinaan karakter harus dilakukan secara terprogram, terstruktur, berkesinambungan seiring perubahan yang terjadi karena sesungguhnya pembinaan tersebut akan memberikan manfaat dalam mengatasi masalah hedonism yang dialami para remaja.

D. KESIMPULAN

Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia, suatu proses yang membuat manusia saling terbuka dan bergantung satu sama lainnya tanpa batas waktu dan jarak. Selain dampak positif, ada juga dampak negative dari globalisasi, salah satunya adalah timbulnya sifat hedonisme dikalangan remaja. Berubahnya gaya hidup, lebih cenderung konsumtif, mementingkan gaya atau tren daripada hanya sekedar kebutuhan, yang kesemuanya itu sangat dipengaruhi ketika informasi dan komunikasi dari luar tak terbendung dan dengan derasnya masuk dan mempengaruhi dari satu Negara terhadap Negara lain.

Hedonisme apabila dibiarkan akan mempengaruhi pada anak dan remaja, adanya pergaulan bebas, narkoba, tumbuhnya sifat individualism, sifat konsumtif, tidak memiliki tanggungjawab, kesemuanya itu merupakan dampak hadonisme akibat globalisasi. Pendidikan Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Peran keluarga dalam mendidik anak sangat diperlukan. Untuk menghindari sifat hedonisme ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh orang tua yaitu melalui pengawasan media sosial, kita sebagai orang tua hendaknya menjadi teladan yang baik, menghindari full servis terhadap anak, ajari anak belajar menabung, ajari anak selalu bersyukur dan laian-lain.Selain pendidikan dari keluarga, lembaga pendidikan juga mempunyai peranan yang sangat penting, diantaranya melalui pembinaan, baik pembinaan secara langsung maupun tidak

(11)

Lembaga Publikasi, Penelitian & Pengembangan Masyarakat (LP3M) langsung. Pembinaan secara tidak langsung dapat melalui pembiasaan, keteladanan, pengawasan dan pemberiaan reward dan punishment.

Referensi :

Dacholfany, M. Ihsan. “REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI.” AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam 20, no. 1 (April 14, 2015): 173–94.

“DAMPAK PENGARUH GLOBALISASI BAGI KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA | , | Jurnal Pesona Dasar.” Accessed July 16, 2020. http://e- repository.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/7506.

Indrawati, Devi. “PENGARUH CITRA MEREK DAN GAYA HIDUP HEDONIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JILBAB ‘ZOYA.’” Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen 15, no. 2 (September 26, 2015): 302–19.

https://doi.org/10.17970/jrem.15.150207.ID.“Kompasiana.Com,” n.d.

Meria, Aziza. “PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA.” Al-Ta lim Journal 19, no. 1 (February 20, 2012): 87–92. https://doi.org/10.15548/jt.v19i1.10.

Muhasim, Muhasim. “Upaya Pembinaan Karakter Peserta Didik, Menghadapi Dampak Globalisasi.” ISLAMIKA 2, no. 1 (January 31, 2020): 97–119.

https://doi.org/10.36088/islamika.v2i1.645.

Oktafikasari, Eva, and Amir Mahmud. “KONFORMITAS HEDONIS DAN LITERASI EKONOMI TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MELALUI GAYA HIDUP KONSUMTIF.” Economic Education Analysis Journal 6, no.

3 (2017): 684–97.

Pontania, Almira. “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Gaya Hidup Hedonis Pada Siswa SMA Negeri 4 Surakarta.” S1, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016. http://eprints.ums.ac.id/41804/.

Retnasari, Lisa, and Yayuk Hidayah. “Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Warga Negara Muda Di Era Globalisasi Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi (Studi Pada Mahasiswa PGSD UAD).” Jurnal Basicedu 4, no. 1 (2020): 79–88. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.303.

Suneki, Sri. “DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI BUDAYA

DAERAH.” CIVIS 2, no. 1/Januari (2012).

https://doi.org/10.26877/civis.v2i1/Januari.603.

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya potensi desa yang belum diberdayakan secara optimal saat ini, serta kurangnya penguatan sains berupa aplikasi hasil riset dari Perguruan Tinggi (PT),

Dari sekian perundang-undangan yang digunakan sebagai acuan tekait illegal logging, tidak satupun yang bisa memberikan kepastian hukum terhadap pertanggungjawaban

Tadinya dia juga stress to sama cemas itu pasti tapi karena dia juga sering bergaul dengan penyakit – penyakit yang seperti itu kalau pas di rumah sakit juga melihat seperti

Menurut Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

Pengujian keamanan secara klinis dilakukan dengan metode Uji Tempel Terbuka Berulang (UTTB) dan Uji Tempel Tertutup Tunggal (UTTT) pada lebih dari 50 relawan. Sifat iritasinya

Dalam hal ini dapat diartikan kebutuhan manusia untuk melepas kejenuhan dari rutinitas sehari-hari. Media menjadi tempat untuk mengibur diri dan melepas beban. Tidak jarang

Pada siklus III pertemuan 5 dan 6, dari hasil refleksi yang dilakukan diperoleh simpulan bahwa guru sudah dapat melaksanakan tahpan- tahapan pembelajaran dengan baik,

Definisi : Sistem dokumentasi adalah keseluruan dari komponen struktur dokumen sistem mutu di Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sesuai dengan