• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERMAINAN MATEMATIKA KREATIF DALAM MENINGKATKAN NUMBER SENSE ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Tindakan di TK Laboratorium Percontohan UPI Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PERMAINAN MATEMATIKA KREATIF DALAM MENINGKATKAN NUMBER SENSE ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Tindakan di TK Laboratorium Percontohan UPI Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Ajaran 2014-2015."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Tesis ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya motivasi, minat, dan kemampuan siswa kelas X SMA dalam menulis. Banyak faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa kelas X. Salah satu faktornya adalah ketidaktepatan dalam pemilihan model pembelajaran sehingga siswa kurang terlibat secara fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kemampuan menulis siswa kelas X dan untuk menguji kekeefektifan pendekatan saintifik berbasisi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain prates-pascates dan kelompok kontrol (nonequivalent control group design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN Rajagaluh dengan menggunakan dua kelas sebagai sampel yang dipilih secara purposive sampling dari sembilan kelas yang ada. Kelas eksperimen mendapat perlakuan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dan kelas kontrol mendapatkan perlakuan metode ceramah. Data utama dalam penelitian ini berupa hasil tulisan teks laporan hasil observasi siswa pada tes awal dan tes akhir, sedangkan data pendukung berupa temuan dalam proses pembelajaran dan respons siswa terhadap penerapan model. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes, observasi, dan angket. Untuk melihat efektivitas model dilakukan pengujian menggunakan Mann—Whitney setelah uji prasyarat terpenuhi. Hasil penelitian dianalisis menggunakan microsoft

excel dan program SPSS versi 21. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa

profil siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi masih rendah. Hasil perhitungan statistik menunjukkan terdapat perbedaan dalam kemampuan menulis teks laporan hasil observasi antara kelas yang menerapkan pendekatan saintifik berbasisi berpikir kritis dengan kelas yang menerapkan metode ceramah. Perbedaan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi diperoleh setelah melakukan uji Mann-whitney. Berdasarkan data diperoleh Asyim.Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 dengan dmikian terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Rank di kelas eksperiemn 39,63 lebih besar dari rata-rata rank di kelas kontrol 21,37. Hal tersebut menunjukkan � diterima. Dengan demikian, pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi.

(2)

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF A SCIENTIFIC STUDY BASED ON CRITICAL THINKING TO INCREASE WRITING SKILL OF REPORT TEXT FROM THE

(3)

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Y. (2014). Desain pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Alwi, H. dkk. (1998). Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. Alawasilah, Ch. dan Alwasilah, S. S. (2013). Pokonya menulis. Bandung: PT

Kiblat Buku Utama.

Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Akhadiah, S., Arsjad, M. G., dan Ridwan, S. H. ( 1996). Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan.

Badudu, J.S. (1975). Sari kesussatraan Indonesia 1. Bandung: CV Pustaka Prima.

Budayanti, C. (tanpa tahun). Pribahasa, pantun, dan puisi. Jakarta: Pustaka Sandro.

Budinuryanta, Kasurijanta, dan Koermen, I. (1997). Materi pokok pengajaran

keterampilan berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Creswell, J. W. (2012). Rresearch design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed.Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Dahnuss, D. (2014). Penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran fisika

menggunakan authentic assessment dalam upaya meningkatkan

kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa kelas X. Tesis.

UPI: Tidak diterbitkan.

Ekawati, M. (2014). Efektifitas penerapan pendektan saintifik berbatuan bahan

ajar berbasis lingkungan pesisir terhadap hasil belajar dan keterampilan

proses sain siswa SMA pada konsep ekosisitem. Tesis.UPI: Tidak

diterbitkan.

Fraenkel, J. R. dan Ellen, N. (1993). How to design and evaluate research in

education. New York: McGraw Hill Inc.

(4)

2

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keraf, G. (1985) . Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia.

Kuswana, W. S. (2011). Taksonomi berpikir. Bandung: PT RemajaRosdakarya Hakim, M. A. (2002). Kiat menulis artikel di media dari pemula sampai mahir.

Bandung: Nuansa.

Hariwijaya, M. (2007). Jurus maut menulis menerbitkan buku. Jogyakarta: Eimatera Publishing.

Hasaubah, Z. I. (2002). Developing creative and critical thinking skill: Cara Berpikir Kreatif dan Kritis.Terjemahan Bambang suryadi. Bandung: Nuansa.

Hidayat, K., Sapani, S., dan Abidin, Z. (1994). Evaluasi pendidikan dan

penerapannya dalam pengajaran bahasa Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Iskandarwassid dan Sunendar, D. (2011). Strategi pmbelajaran bahasa.

Bandung: PT Rama Rosdakarya.

Karim, M. dkk. (2008). Ensiklopedia sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. Kemendikbud. (2013). Materi pelatihan guru implemetasi kurikulum 2013.

Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2014). Bahasa Indonesia ekspresi diri dan akademik. Jakarta: Kemendidbud.

Keraf, G. (1998). Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Kosasih, E. (2014). Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum

2013. Bandung: Yrama Widya.

Mahsun. (2014). Teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kurikulum 2013. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyono, A. (2012). Anak berkesulitan belajar: teori, diagnosis, dan

remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyati, Y. (2010). Pengembangan model pembelajaran literasi berbasis

pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis-kreatif. Desertasi.UPI: Tidak diterbitkan.

(5)

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Miliyawati, B. (2012). Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan self-efficacy

matematika siswa SMA dengan menggunakan pendekatan investigasi.

Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Nurgiantoro, B. (1995). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sasrtra. Yogyakarta: BPPFE.

Nursyamsi. (2010). Peningkatan kemampuan dan desposisi berpikir kritis siswa

sekolah menengah pertama melalui pembelajaran matematika realistik.

Tesis. UPI: Tidak diterbitkan.

Rusyana, R. (1986). Keterampilan menulis. Jakarta:Universitas Terbuka..

Syaripudin, D. (2014). Pendekatan saintifik berbasis pendidikan kecakapan hidup

dalam meningkatkan kemampuan menulis eksposisi. Tesis.UPI: Tidak

Diterbitkan.

Somad, Adi A, Aminudin, dan Irawan, Yudi ( 2009). Aktif dan kreatif

berbahasa Indonesia. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Semi, M. A. ( 1994) Berlatih menjadi wartawan kecil. Bandung: Titian Ilmu. Taslim, N. (2010) Lisan dan tulisan: teks dan budaya. Kulalumpur. Dewan

Bahasa dan Pustaka.

Sobari, T. (2012). Peningkatan keterampilan menulis laporan ilmiah berbasis

kacakapan vokasional (MLIBKV) melalui pengunaan teknis siklus belajar

(studi kuasi eksperimen pada siswa kelas XI program studi RPL SMK

negeri 2 Cimahi. Desertasi: UPI.

Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito.

Shihabuddin. (2008). Evaluasi pengajaran bahasa Indonesia. Bandung: UPI. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung : Tarsito

Supriadi, A. ( 2012). Meningkatkan memampuan berpikr kritis dan komunikasi

matematis siswa sekolah menengah pertama melalui pendekatan inkuiri

(6)

4

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suriasumantri, J. S. (2010). Filsafat ilmu sebuah pengantar popular. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Syamsudin dan Vismaia, S.D. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tarigan, J. (1981). Membina keterampilan menulis paragraf dan

pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Taupan, M. (2007). Sejarah bilingul untuk SMA/MA. Bandung : Yrama Widya. Tarigan, Hendri. G. (2013). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung : Angkasa.

(7)

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa yang wajib diajarkan kepada semua siswa mulai dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai di Perguruan Tinggi (PT). Pada tingkatan SD hingga SMA, materi ajar untuk masing-masing tingkatan tentu berbeda-beda, sebab tingkat perkembangan psikologis dan kemampuan siswa berbeda pula. Oleh karena itu, tujuan pengajaran menulis di SD sampai dengan SMA berbeda karena disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis serta kemampuan peserta didik. Sementara di PT para mahasiswa dituntut sudah mahir menulis secara mandiri.

Di SD siswa sudah dikenalkan menulis permulaan dan membaca materi pelajaran. Di SMP, siswa dikenalkan dengan jenis-jenis paragraf seperti deskripsi, eksposisi, persuasi, argumentasi, dan narasi. Sementara pada tingkatan SMA kelima jenis paragraf di atas dipelajari dan diperdalam. Pada Kurikulum 2013 siswa diperkaya dengan keterampilan menulis beragam bentuk teks. Siswa dikenalkan dengan teks anekdot, teks eksplanasi, teks eksposisi, teks laporan hasil observasi, teks prosedur kompleks, dan teks negosiasi (Direktorat Pembinaan SMA, 2014, hlm. 6). Akan tetapi dalam kenyataan di lapangan, kemampuan menulis siswa, khususnya SMA kelas sepuluh masih kurang memuaskan.

Temuan awal penulis berkaitan dengan masalah yang dihadapi siswa di sekolah dalam pembelajaran menulis di kelas X SMA dapat dijelaskan berikut ini. 1) Siswa masih sulit menuangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Masalah ini

(8)

2

menunjukkan bahwa siswa masih memilki kemampuan terbatas atau mengalami kesulitan dalam menuangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. 2) Siswa belum memahami paragraf dengan utuh, sehingga isi atau informasi

yang dikandung dalam suatu paragraf sulit dipahami. Sebuah paragraf yang ditulis siswa terdiri dari beberapa ide pokok sehingga tulisan sulit dipahami. Paragraf yang benar adalah paragraf yang hanya memiliki satu pikiran pokok dan diikuti beberapa kalimat penjelas. Jika suatu paragraf mengandung beberapa pikiran pokok, maka pembaca akan sulit memahami isi tulisan dari paragraf tersebut.

3) Isi dari sebuah tulisan tidak jelas. Hal ini terjadi karena dalam satu paragraf terdapat beberapa kalimat yang tidak koheren. Siswa kadang berpikir meloncat-loncat artinya pada awal paragraf menerangkan ide pokok tertentu, tetapi pada akhir paragraf tersebut dimasukan pula ide pokok yang lain. Akibatnya pembaca sulit memahami isi tulisan yang dibacanya.

4) Diksi yang dimiliki siswa masih terbatas. Akibat diksi yang terbatas, maka siswa mengulang kata-kata tertentu yang kurang tepat dengan ide pokok yang sampaikan. Akibatnya tulisan menjadi kurang menarik dan menimbulkan kebosanan.

5) Masih banyak kesalahan dalam menerapkan aturan kebahasaaan, misalnya penggunaan huruf besar, kata depan, atau tanda baca.

6) Siswa masih mengalami kesulitan dalam berpikir secara sistematis, sehingga informasi yang disampaikan berbelit-belit atau tumpang tindih. Salah satu ciri tulisan yang baik adalah tulisan itu mudah dipahami pembaca dengan cepat dan tepat. Hal itu akan terjadi jika tulisan disampaikan dengan sistematis. Tulisan sistematis dapat dilakukan dengan cara penulis memulai menulis dari kiri ke kanan, dari luar ke dalam, dari dekat ke jauh, dan dari sederhana ke yang kompleks. Jika itu dilakukan pembaca akan mudah mengikuti alur pikiran penulis (Keraf, 1985, hlm. 190).

(9)

kalimatnya banyak tetapi karena tidak terfokus, maka kalimat yang ditulis itu hanya pemborosan saja.

Dari masalah-masalah di atas, yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu isi, sistematika, kosakata, dan kebahasaan. Keempat unsur di atas dapat diamati dari hasil tulisan siswa. Oleh karena itu, unsur-unsur di atas akan menjadi fokus penelitian ini.

Berdasarkan masalah menulis siswa di atas, ternyata tulisan siswa masih banyak kakurangan. Analisis di atas juga menunjukkan bahwa siswa kelas X di SMA tempat peneliti melaksanakan tugas, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam hal menulis.

Pada sisi lain motivasi menulis dikalangan sebagian siswa sangat rendah. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu keterampilan menulis, disebabkan anak yang tidak mempunyai motivasi menulis, mengerjakan tugas saja sangat sulit apalagi menulis hal-hal lain. Pramudya Ananta Toer dalam wawancara dengan majalah Mutiara, 19-25 September 1995, mengatakan bahwa

Masalah kepengarangan itu ‘kan soal internal, bukan eksternal. Itu

masalah individual dan pribadi. Tergantung dorongan batin. Kalau pengarang mempunyai dorongan batin yang kuat, dia bisa melahirkan karya-karya avantgarde. Jadi, kalau ada orang yang menuduh saya merampas kebebasan kreatif, itu artinya nol besar. Kebebasan kreatif itu tidak bisa dirampas. Apa sih kekuasaan Pramudya sehingga bisa merampas kebebasan kreatif pengarang? Walau pengarang itu diberi kebebasan 5.000 persen, kalau dia tidak punya dorongan batin untuk mengarang, jelas tidak akan lahir karya-karyanya (Karim, 2008, hlm. 63).

Pendapat lain disampaikan Tarigan (1982, hlm. 5) yang mengatakan bahwa

Sekalipun kita telah menentukan maksud dan tujuan yang baik sebelum dan sewaktu menulis, namun kita acapkali menghadapi kesulitan dalam hal mengikuti tujuan utama yang telah ditetapkan dalam hati kita. Oleh karena itu, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang kompleks dan sukar dibandingkan dengan keterampilan berbicara dan menyimak.

(10)

4

Usaha untuk memotivasi siswa dalam menulis, dapat dilakukan dengan cara mengajarakan memulai menulis dari kiri ke kanan, dari luar ke dalam, dari dekat ke jauh, dan dari sederhana ke yang kompleks (Keraf, 1985, hlm.190). Salah satu materi ajar yang memberikan pengalaman seperti yang disampaiakn di atas adalah menulis teks laporan hasil observasi. Kegiatan menulis itu dilakukan dengan cara anak melakukan observasi terhadap suatu objek atau kejadian terlebih dahulu kemudian pada akhir kegiatan siswa diminta membuat laporannya.

Pada saat melakukan kegiatan observasi, siswa sudah dituntut untuk mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data, mensintesis data, menarik kesimpulan, dan mengevaluasi. Kegiatan-kegiatan itu menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam dan berpikir kritis. Menurut Hidayat (1994, hlm, 24-25) proses menganalisis (C4), mensintesis (C5), dan mengevaluasi (C6) merupakan proses berpikir kognitif tingkat tinggi. Dengan demikian, pada saat siswa menulis teks laporan hasil observasi, siswa dituntut untuk berpikir pada tahap tinggi atau berpikir kritis.

Saat siswa sedang menulis teks laporan hasil observasi, siswa dituntut untuk berpikir kritis. Berpikir kritis menurut Glaser dapat dijelaskan sebagai berikut.

(1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tesebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya (Gleser, 1941, Fisher, 2007, dalam Mulyati, 2010. hlm.81).

(11)

Untuk mencapai kemampuan maksimal dalam berpikir kritis, pola pembelajaran pun harus diubah dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran modern, dari pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa harus didorong untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab. Siswa diberi kesempatan untuk merancang, melaksanakan, serta menilai keberhasilan belajar yang telah dilaksanakannya secara mandiri. Jika siswa selalu berpikir kritis, siswa akan mempertimbangkan tingkah laku yang diambilnya secara matang. Pertimbangan itu mencakup kebaikan dan kejelekan dari suatu perbuatan. Jika itu dilakukan, maka siswa akan melakukan hal-hal yang baik dan menghindari hal-hal yang jelek.

Oleh karena kegiatan berpikir kritis merupakan sikap ilmiah yang harus ditunjukkan di lingkungan sekolah dengan tujuan menjadikan peserta didik selalu berpikir ilmiah, maka guru harus bisa mencari pendekatan yang memungkinkan siswa belajar dengan berbagai pilihan dan gaya, aktif interaktif, menggunakan berbagai sumber, melibatkan berbagai macam multi media, pembelajaran klasikal, dan akhirnya siwa dituntut untuk berpikir kritis.

Pendekatan saintifik adalah salah satu jawaban dari tuntutan di atas. Dengan pendekatan saintifik, siswa dituntut untuk berpikir kritis layaknya seorang peneliti. Apalagi pendekatan ini pada mulanya digunakan pada bidang sains yang telah teruji kehandalannya. Para ahli sains telah banyak melakukan pendekatan ini dengan langkah-langkah yang sistematis, ilmiah, dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Pendekatan saintifik lebih mengarah kepada penelitian induktif. Dengan pendekatam induktif, langkah-langkah dimulai dari merencanakan, melakukan penelitian, dan mengumpulkan berbagai macam data dan informsi dari lapangan. Data dan informasi dari lapangan kemudian dianalisis, disintetis, dan yang selanjutnya diambil kesimpulan.

(12)

6

berkelompok. Dengan belajar secara mandiri maupun kelompok, siswa diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam hidupnya dengan kritis..

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pernah dilakukan oleh Syaripudin. Syaripudin (2014, hlm. 201) dalam penelitian menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik efektif dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Dengan pendekatan saintifik dalam menulis karangan eksposisi, siswa diajak untuk berpikir dari data-data yang didapat serta diajak berpikir sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditentukan.

Penelitian lain dilakukan oleh Ekawati (2014, hlm.126), hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik efektif digunakan dalam pembelajaran ekosistem di SMA. Ekosistem mempelajari tentang tempat tinggal mahluk hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Pada saat pembelajaran ini berlangsung, siswa diajak untuk mengamati secara langsung ekosistem yang diamati. Saat pengamatan berlangsung, siswa dituntut untuk mengumpulkan berbagai data yang dibutuhkan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis, disintetis, dilihat hubungan antar data, dan terakhir adalah diambil kesimpulan. Dengan cara seperti di atas ternyata siswa lebih cepat memahami materi pelajaran dan hasil belajar pun menjadi lebih baik.

Pada bidang fisika pendekatan ini telah diterapkan oleh Dodi Dahnuss yang menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik mampu meningkatkan kemampuan kognitif bernalar siswa dengan kategori sedang. Peningkatan ini terjadi kerena keterampilan proses belajar siswa meningkat sehingga hasil belajar siswa meningkat pada setiap pertemuan.

Berdasarkan keberhasilan pendekatan saintifik di atas, peneliti menerapkan pendekatan tersebut dalam proses pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Penerapan pendekatan ini juga, diharapkan akan meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas X di SMA Rajagaluh pada Tahun Pelajaran 2014/2015, khususnya menulis teks laporan hasil observasi.

(13)

Pendekatan saintifik dipilih karena pendekatan ini telah banyak digunakan oleh para ahli pada bidang pengetahuan sains yang hasilnya terbukti berhasil dalam memperbaiki pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam prosesnya melibatkan berbagai keterampilan seperti mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Direktorat Pembinaan SMA, 2014, hlm. 8). Dalam proses tersebut bantuan guru masih diperlukan, tetapi perannya semakin dibatasi. Karena itu, semakin tinggi tingkatan kelas siswa, semakin berkurang peran dari seorang guru.

Pendekatan saintifik akan memberikan pengalaman kepada siswa bahwa proses belajar itu tidak selamanya di dalam kelas dan harus selalu melibatkan guru. Proses belajar bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja secara mandiri atau tim. Salah satu materi ajar yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri atau kelompok adalah menulis teks laporan hasil observasi. Sebelum menulis teks laporan hasil observasi, siswa harus melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai objek atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Saat melakukan penelitian, siswa harus melakukan langkah-langkah sesuai dengan pendekatan saintifik. Siswa dituntut mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi berkaitan dengan penerapan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Masalah-masalah itu seperti berikut ini. 1) Siswa masih mengalami kesulitan dalam merencanakan langkah-langkah

kegiatn observasi.

2) Siswa masih sulit mengidentifikasi data-data yang diperlukan berkaitan dengan penerapan pendekatan saintitifik.

3) Siswa masih sulit dalam menganalisis data dari lapangan berkaitan dengan penerapan pendekatan saintifik.

4) Siswa masih sulit mensintesa data-data yang diperoleh berkaitan dengan penerapan pendekatan saintifik.

(14)

8

6) Siswa masih mengalami kesulitan dalam menarik kesimpulan dari data-data yang diperolah.

7) Siswa belum sepenuhnya terampil menulis teks laporan berdasarkan pendekatan saintifik.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang dianggap cocok untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimanakah keefektifan pembelajaran pendekatan saintifik untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Rajagaluh Kabupaten Majalengka pada Tahun Pelajaran 2014/2015? Atas dasar permasalahan di atas, rumusan masalah penelitian dapat diperinci berikut ini.

1) Bagaimana profil kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka pada Tahun Pelajaran 2014/2015? 2) Bagaimana penerapan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dalam

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka pada Tahun Pelajaran 2014/2015?

3) Bagaimana kemampuan akhir menulis teks laporan hasil obsevasi siswa kelas X SMAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka pada Tahun Pelajaran 2014/2015? 4) Apakah pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis efektif digunakan dalam

pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMAN Rajagaluh pada Tahun Pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

(15)

1. mendeskripsikan profil kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka,

2. mengujicobakan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi di kelas X SMAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka,

3. mendeskripsikan kemampuan akhir siswa kelas X dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi di SMAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka,

4. mendeskripsikan keefektifan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMAN Rajagaluh.

E. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, penelitan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini dirumuskan berikut ini.

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan tentang penerapan pendekatan saintifik dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil obserasi siswa kelas X. Pendekatan ini akan mengajak siswa untuk melakuakn penelitian layaknya seorang peneliti. Siswa berperilaku seperti peneliti, maka sudah tentu langkah-lagkah yang diterapkan harus mengacu pada langakah-langakh ilmiah. Pendekatan ini juga cocok untuk mengajarkan materi menulis teks laporan sebab siswa langsung terlibat di lapangan, kemudian siswa dituntut untuk membuat laporannya. Kegiatan observasi juga mengajak siswa untuk belajar dari hal yang konkret menuju yang abstrak.

(16)

10

bentuk tulisan yang berarti tujuan keterampilan menulis dalam proses pembelajaran menulis sudah tercapai.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru

Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru bahasa Indonesia dalam melaksanakan pembelajaran di kelas khususnya yang berkaitan dengan materi menulis teks laporan hasil obsevasi. Apalagi guru profesional dituntut melakukan inovasi-inovasi baru dalam menjalankan tugasnya. Dengan pendekatan saintifik pula, materi yang diajarkan akan lebih menarik, faktual, aktual, dan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai dengan baik.

b. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada sekolah berkaitan dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajran menulis teks laporan hasil observasi. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah berkaitan dengan kemampuan menulis siswa kelas X. Sekolah dapat berpartisipasi dalam menyediakan sarana dan prasarana belajar sehingga anak dan guru lebih termotivasi, lebih bergairah, mampu belajar lebih mandiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, dan pada akhirnya proses belajar akan lebih baik dan prestasi siswa akan meningkat. Dengan pendekatan ini pula, siswa dapat berpikir rasional sehingga siswa dapat menghindari akibat jelek dari suatu perbuatan. Jika ini terjadi, maka akan tercipta lingkungan sekolah yang aman, tentram, serta kondusif untuk belajar.

c. Bagi pemerintah

(17)
(18)

Dulhapid , 2015

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan duraikan tentang metode penelitian, desain penelitian, paradigma penelitian, populasi dan sampel, definisi opersional, hipotesis, anggapan dasar, instrument penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data..

A. Metode penelitian

Metode penelitian merupakan cara sistematis untuk digunakan dalam suatu penelitian, karena metode dapat memberikan gambaran mengenai cara penelitian dan penyelesaian masalahnya. Penetapan metode dalam suatu penelitian akan menentukan proses penyelesaian masalah dan akan menentukan keberhasilan dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan cara yang ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011, hlm.2). Adapun metode yang akan diterapkan adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen menurut Syamsudin dan Vismaia (2006, hlm.150) adalah sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Dengan demikian metode eksperimen sangat cocok untuk menguji hubungan kausalitas. Oleh karena metode eksperimen bertujuan untuk melihat hubungan kausalitas, maka teknik penelitian pun menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kehadiran kelas kontrol sebagai pembanding dari kelas eksperimen.

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini termasuk eksperimen murni (true experiment) karena peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang memengaruhi jalannya eksperimen. Validitas internal atau kualitas pelaksanaan rancangan penelitian menjadi tinggi. Selain itu ciri utama dari eksperimen murni adalah sampel yang digunakan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random dari polpulasi tertentu Sugiyono (2013, hlm. 112).

(19)

masing-masing kelompok; (3) sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan kelompok.

Penerapan metode ekperimen pada penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan yang berupa kajian teoretis dan kajian empiris. Kajian teoretis dilakukan untuk mencari dan merumuskan pijakan teoretik yang berkenaan dengan penerapan efektifitas pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis untuk meningkatkan kemampauan menulis teks laporan hasil observasi. Menurut Creswell (2012, hlm. 79) teori merupkan seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antar variabel. Sebuah teori berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau alasan.

Kajian empiris yang dimaksudkan berupa studi tentang kondisi awal pelaksanaan pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan menulis teks laporan hasil observasi, penulis melakukan tes awal dikedua kelas sampel. Langkah selanjutnya penulis melakukan studi pendahuluan. Berdasarkan studi pendahuluan, dirumuskan pembelajaran pendekatan saintifik untuk diterapkan di kelas eksperimen. Tahap selanjutnya adalah penerapan pendekatan saintifik di kelas eksperimen dan penerapan metode konvensional di kelas kontrol. Kemudian dilakukan post tes dikedua kelas sampel. Hasil post tes dari kedua kelas itu kemudian dianalisis untuk dilihat perbedaan dan simpulannya.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini akan menguji efektifitas pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk

quasi experimental design dengan jenis nonequivalent control group design. Pada

(20)

53

Tabel 3.1

Desain Penelitian

O1 = Kelompok eksperiemen sebelum perlakuan O3 = Kelompok kontrol sebelum perlakuan X = Perlakuan

O2 = Kelompok eksperiment setelah perlakuan O4 = Kelompok control yang diberi perlakuan lain

Dari skema di atas kita dapat mengetahui desain yang akan diterapkan. Pada tahap awal, kedua kelas yang dijadikan sampel akan diberikan tes awal/pra tes terlebih dahulu yang kemudian hasilnya dianalisis. Tahap kedua, kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan menerapkan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dan kelas kontrol mendapat perlakuan dengan metode yang lain atau metode konvensional. Setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan, tahap selanjutnya kedua kelas diberi post test. Hasil tes kemudian dianalisis dan disimpulkan.

Kegiatan di atas merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, meski sampel mendapatkan perlakuan yang berbeda. Tindakan perlakuan di kelas kontrol bisa dilakuakan dalam dua pertemuan, tetapi untuk di kelas eksperimen dilaksanakan lima kali pertemuan. Setiap kelas mendapatkan tugas yang sama yaitu menulis teks laporan hasil observasi.

O1 X O2

_______________

(21)

C.Paradigma Penelitian

Tabel 3.1

Bagan paradigma penelitian

Kelas Eksperimen

Masalah :

1. sulit menuangkan ide-ide.

2. belum memahami paragfraf,

3. berpikir tidak sistematis,

4. isi tulisan tidak jelas, 5. penrnyataan tidak

terpokus, 6. kesalahan dalam

ketatabahasaan, dan 7. diksi terbatas.

Kelas Kontrol

Pra Tes

Perlakuan dengan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis

Perlakuan dengan menggunakan metode konvensional

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol Post Tes

(22)

55

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pada saat seseorang akan melaksanakan penelitian, peneliti harus menetapkan terlebih dahulu sasaran yang akan dijadikan subjek atau obyek penelitian. Penentuan subjek atau obyek itu harus sesuai dengan tujuan yang akan diteliti. Tujuan yang akan diteliti dapat dilihat pada rumusan masalah yang disajikan peneliti.

Populasi menurut Sugiyono (2011, hlm. 117) adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Pendapat lain disampaikan oleh Furqon (2013, hlm. 146) bahwa “Populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama”. Hal senada dikemukakan oleh Arikunto (2013, hlm.170) yang mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dengan memperhatikan pendapat di atas, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN Rajagaluh pada tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 275 terbagi kedalam 9 kelas, terdiri dari 4 kelas jurusan IPA, 4 kelas jurusan IPS, dan 1 kelas jurusan bahasa.

Tabel 3.2

Populasi Kelas X SMAN Rajagaluh Tahun 2014/2015

NO. KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1. X IPA-1 9 20 29

2. X IPA-2 8 21 29

3. X IPA-3 9 20 29

4. X IPA-4 9 20 29

5. X Sosial 1 13 20 33

6. X Sosial 2 13 21 34

7. X Sosial 3 14 18 32

8. X Sosial 4 11 19 30

9. X Bahasa 10 20 30

(23)

2. Sampel

Dengan memperhatikan jumlah populasi di atas, tidak mungkin peneliti melakukan perlakuan terhadap semua siswa. Hal itu, karena jumlah populasi siswa yang akan diteliti sangat banyak. Selain itu peneliti dibatasi oleh waktu, biaya, dan kemampuan. Alternatif yang diambil oleh peneliti adalah dengan cara mengambil sampel dari populasi yang disajikan di atas. Sampel menurut Sugiyono (2011, hlm. 118) adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi terebut. Sementara menurut Furqon (2013, hlm. 146) sampel adalah bagian dari populasi. Pendapat lain disampaikan oleh Arikunto (2013, hlm. 174) yang mengatakan bahwa sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti.

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

pusposive sampel (sampel bertujuan). Arikunto (2013, hlm. 183) mengatakan

bahwa, “Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh”. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini diambil dengan random kelas. Ramdom kelas dipilih supaya dalam melaksanakan praktik di lapangan, tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa. Selain itu, hal yang sangat diperhatikan oleh peneliti adalah bagaimana supaya sampel yang diambil dapat merepresentasikan populasi yang diteliti, sehingga simpulan yang didapat berlaku bagi seluruh populasi.

Adapun banyaknya sampel kelas yang dibutuhkan dalam penelitian ini berjumlah dua kelas. Satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas X Sosial 4 dan X Bahasa. Kelas X Sosial 4 menjadi kelas eksperimen dan X Bahasa menjadi kelas kontrol. Persebaran jumlah siswa dari masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

Data Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kelas Kategori Laki-laki Perempuan Jumlah

1. X Sosial 4 Eksperimen 11 19 30

(24)

57

E. Definisi Opersional

Definisi operasional pada penelitian mengenai penerapan pendekatan sanitifik berbasis berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasilobservasi diharapkan dapat meminimalisir salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, di bawah ini akan dipaparkan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian sesuai dengan variabel yang terdapat dalam penelitian ini.

1. Pendekatan saintifik adalah pendekatan ilmiah dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang menuntut siswa mampu menemukan berbagai fakta, konsep, dan nilai-nilai dalam hidupnya. Langkah-langkah yang digunakan dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

2. Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses berpikir yang masuk akal dan reflektif. Masuk akal artinya berpikir yang disertai bukti-bukti yang akurat, serta reflektif artinya berpikir dengan penuh pertimbangan sebelum mengambil suatu simpulan.

3. Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

Teks artinya suatu bahasa yang mengandung makna, pikiran, atau gagasan lengkap secara kontekstual. Teks laporan hasil obsevasi berarti teks yang dibuat oleh sisiwa setelah melakukan suatu kegiatan observasi. Objek yang diobsevasi bisa berkaitan dengan benda, suasana, atau situasi sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

F. Hipotesis

Berdasarkan pemaparan definisi operasional, hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Hipotesis kemampuan menulis teks laporan hasil observasi

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks

(25)

Hi : terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks

laporan hasil observasi di kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional di kelas X SMAN Rajagaluh.

2) Hipotesis kemampuan berpikir kritis

Ho: Pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis tidak efektif digunakan untuk

meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka tahun 2014/2015

Hi: Pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis efektif digunakan untuk

meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Rajagaluh Kabupaten Majalengaka tahun 2014/2015.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang menjadi acuan bagi peneliti melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

2. Penerapan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis akan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks laporan hasil observasi karena pendekatan ini akan mempertajam kemampuan siswa dalam keterampilan menulis. Pendekatan ini juga akan merangsang siswa aktif secara pisik maupun mental dalam proses pembelajaran. Tahapan dalam pendekatan ini adalah: mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

3. Kemampuan berpikir kritis siswa akan membantu siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi. Dengan siswa berpikir kritis maka ia akan peka dalam melihat situasi dan kondisi yang ada di lingkungan mereka. 4. Pendekatan saintifik merupakan perangkat evaluasi yang tepat saat guru

(26)

59

dalam proses pembelajaran. Hal tersebut secara tidak langsung mengasah pemikiran siswa tentang suatu konsep yang mereka cari, sehingga dalam proses mengaplikasikan pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa menjadi kritis dalam melihat fenomena dan mulai mencari fakta-fakta untuk menguatkan pernyataan. Setelah melewati hal di atas siswa akan mencari kata-kata kunci dan mengembangkanya menjadi sebuah teks laporan hasil observasi.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011, hlm. 102). Instumen dalam penelitian ini digunakan peneliti sebagai alat untuk mengetahui kemampuan menulis teks laporan hasil observasi. Instrumen yang digunakan pada penilitian ini berjumlah dua, yaitu instrumen perlakuan dan instrumen tes.

1. Instrumen Perlakuan

Instrumen perlakukan dalam penelitian ini merupakan alat yang digunakan dalam proses pengujicobaan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis untuk meningkatkan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dan kemampuan berpikir kritis. Bagian instrumen penelitian adalah rancangan model, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar observasi, dan lembar daftar tanyaan.

a. Ancangan Model

Ancangan model merupakan sebuah langkah awal dalam menyusunan sebuah instrumen. Ancangan model dapat dijadikan landasan pada sebuah instrumen penelitian. Dalam ancangan model ini diuraikan rasional, tujuan, prinsip dasar, sintaks, serta evaluasi dari model pembelajaran yang digunakan yakni model pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis.

(1) Rasional

(27)

menguasai gagasan-gagasan penting yang mereka ajarkan. Secara khusus tujuan dari pendekatan ini adalah berusaha mendidik kesadaran siswa pada kemampuan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil kegiatan observasi.

Terkait dengan hal tersebut, menulis wacana merupakan sebuah tulisan yang membutuhkan daya berpikir seseorang dalam membuat sebuah pernyataan dan arumen-argumen untuk menguatkannya. Dengan demikian, dalam menulis membutuhkan daya nalar, pemikiran yang kritis, dan kelogisan. Kuswana (2011, hlm. 19) mengemukakan dalam perspektif deskriptif, berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. Keputusan dilakukan secara parsial dengan cara membuat daftar isian informasi yang selanjutnya dievaluasi, disintesis, dan pemecahan masalah, yang akhirnya menjadi sebuah keputusan.

Berdasarkan hal tersebut, pendekatan saintifik diasumsikan mampu membantu siswa dalam menulis wacana teks laporan hasil obserasi dan berpikir kritis karena pendekatan ini dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, mempertajam keterampilan-keterampilan berpikir dasar, berusaha mendidik kesadaran siswa pada perspektif-perspektif alternatif, kepekaan pada nalar logis dalam komunikasi, dan toleransi pada ambiguitas.

(2) Tujuan

Tujuan umum dari penggunaan pendekatan saintifik adalah memberi pengalaman langsung kepada siswa dalam membangun sendiri konsep-konsep mengenai wacana teks laporan hasil observasi yang diperoleh dari proses berpikir kritis. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah agar siswa mampu:

(a) melakukan pengamatan, (b) mendaftar topik-topik,

(c) menyusun kerangka laporan, dan (d) mengembangkan laporan secra utuh. (3) Prinsip Dasar

(28)

61

setelah suatu konsep dicapai, kita dapat meminta mereka untuk menceritakan pemikirannya agar latihan terus berlangsung, misalnya dengan menggambarkan gagasan yang mereka munculkan, sifat apa yang mereka fokuskan, dan modifikasi apa yang mereka buat. Hal ini dapat membimbing mereka pada suatu diskusi di mana mereka dapat menemukan strategi-strategi yang lain dan bagaimana penerapan strategi ini; kedua, kita dapat meminta siswa untuk menulis hipotesis mereka. Setelah itu mereka diminta untuk menyerahkan kepada kita suatu catatan yang dapat kita analisis.

(4) Sintaks

Sintaks atau rangkaian langkah-langkah dalam penerapan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dalam pembelajaran menulis wacana teks laporan hasil observasi adalah sebagai berikut.

a) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui melihat, mendengar, membaca, menyimak, serta mencari informasi.

b) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum, teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannya agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis. Proses menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diskusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok akan memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

c) Mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik, mengembangkan kreativitas dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang dan melaksanakan eksperimen, juga memperoleh, mengolah data, dan menyajikan. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(29)

direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lemabar kerja diskusi atau praktik.

e) Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gamabar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegaitan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya , serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan atau unjuk karaya. (Direktorat Pembinaan SMA, 2014, hlm. 8).

(5) Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mengukur apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Oleh karena itu, evaluasi disusun berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun evaluasi dari penerapan pendekatan saintifik berupa pengukuran terhadap hal-hal berikut:

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah agar siswa mampu: (a) melakukan pengamatan,

(b) mendaftar topik-topik,

(c) menyusun kerangka laporan, dan (d) mengembangkan laporan secra utuh.

Evaluasi akhir yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk tes uraian berupa menulis dengan indikator penilaian yang tertera pada RPP.

b. Ancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(30)

63

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/ 1

Materi Pembelajaran : Menulis Teks Laporan HasiObservasi Alokasi Waktu : 4 X 90 Menit (4 x pertemuan

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

Memproduksi teks laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

C. Indikator Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan langkah-langkah menulis teks laporan hasil observasi secara sistematis.

2. Siswa dapat menulis teks laporan observasi dengan pola-pola yang jelas.

D. Tujuan Pembelajaran

Dengan mengamati fakta-fakta menarik yang ada di lingkungan sekitarnya, siswa dapat menulis teks laporan hasil observasi dengan baik.

E. Materi

1. Materi pokok

(31)

b) Struktur teks laporan hasil observasi

c) Langkah-langkah menulis teks laporan hasil observasi d) Pengertian berpikir kritis

e) Unsur-unsur berpikir kritis f) Uraian materi

a) Teks laporan hasil observasi adalah teks yang dibuat siswa dengan terlebih dahulu melakukan kegiatan observasi.

b) Struktur teks laporan hasil observasi 1) Pendahuluan

2) Pembahasan 3) Simpulan

c) Langkah-langkah membuat teks laporan hasil observasi 1) Melakukan pengamatan.

2) Mendaftar topik-topik. 3) Menyusun kerangka laporan.

4) Mengembangkan laporan secara utuh. d) Pengertian berpikir kritis

Berpikir kritis adalah:

1) Berpikir secara rasional menentukan mana yang dapat dipercaya mana yang tidak;

2) Kegiatan mempertimbangkan secara hati-hati dan sengaja untuk menerima, menolak, atau menunda penilaian;

3) Kegiatan menimbang apakah suatu pernyataan itu benar dan dapat diterima;

4) Berpikir kritis yang melibatkan penilaian logis dan pemecahan masalah, sehingga diambil keputusan dan aksi yang telah diperhitungkan dengan matang.

e) Unsur-unsur berpikir kritis Facione 1) Interpretasi

(32)

65

2) Analisis

Setelah menginterpretasikan contoh-contoh paragraf, siswa kemudian menganalisis hasil pemaknaannya dengan mengaitkan fakta-fakta berdasarkan pengetahuan, wawasan, atau pun pengalman siswa tersebut.

3) Evaluasi

Tahap selanjutnya adalah siswa menilai hasil analisis contoh-contoh yang telah diinterpretasi.Siswa mulai memilah hasil analisis yang sesuai dan masuk akal, serta yang tidak sesuai dan tidak diterima.

4) Inferens

Hasil penilaian siswa pada akhirnya disimpulkan menjadi sebuah pernyataan yang sesuai dan beralasan kuat.

5) Eksplanasi

Pada tahap ini siswa mulai mengembangkan hasil simpulannya dengan menciptakan ide-ide atau topik-topik yang sesuai dengan contoh baru yang diberikan.

6) Regulasi diri

Tahapan terakhir pembelajaran berpikir kritis adalah memantapan siswa untuk memulai memproyeksikan hasil berpikir kritisnya dari contoh-contoh melalui sebuah tulisan teks laporan hasil observasi.

F. Model Pembelajaran

Pendekatan saintifik memilki lima tahap utama sebagai berikut. 1) Mengamati

2) Menanya

3) Mengumpulkan informasi 4) Mengasosiasi

5) Mengomunikasikan

(33)

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No. Sintaks Kegiatan Waktu

1. Kegiatan

awal 1. Siswa dicek kesiapannya oleh guru 2. Siswa memperoleh motivasi dari guru

sebagai kegiatan apersepsi

3. Siswa memperoleh kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

4. Siswa memperoleh gambaran

pengetahuan mengenai teks laporan hasil observasi yang disampaikan oleh guru. 5. Siswa memperoleh pokok bahasan dan langkah-langkah kegiatan belajar yang disampaikan oleh guru.

10 menit

2. Menga-mati

1. Melatih kesungguhan dalam mencari informasi, menemukan fakta, ataupun suatu persolalan.

 Siswa membaca contoh-contoh teks laporan hasil observasi. (Interpretasi)

 Siswa menganalisis contoh-contoh teks laporan hasil observasi. (Interpretasi)

 Siswa mendefinisikan paragraf teks laporan hasil observasi. (Analisis)

 Bertukar pikiran tentang definisi paragraf. (Regulasi diri)

10 menit

3 Menanya 1. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap kritis

 Siswa mengidetifikasi contoh-contoh teks laporan hasilobservasi. (Interpretasi)

 Siswa secara apresiatif bertukar pikiran tentang pengertian teks laporan hasil observasi. (Regulasi diri)

 Siswa secara kritis menemukan struktuk teks laporan hasil observas.

(Evaluasi)

 Siswa menemukan perbedaan teks laporan hasil observasi denganjenis teks lain secara kritis. (Analisis)

15 menit

4. Mengum

pulkan informasi

1. Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan, mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasan belajar dan

(34)

67

belajar sepanjang hayat.

 Siswa mampu merencanakan kegiatan observasi. (Eksplanasi)

 Siswa dengan teliti dan kritis mampu melaksanakan kegiatan observasi.

(Analisis)

 Siswa secara jujur mampu mengumpulkan data-data dari lapangan.

(Analisis)

 Siswa mampu bekerja sama dengan baik dalamkelompok. (Regulasi diri)  Siswa mampu mengidentifikasi

langkah-langkah membuat teks laporan hasil observasi. (Eksplanasi)

5. Mengaso-siasi

1. Mengembangkan kemampuan bernalar secara sistematis dan logis.

 Siswa mampu menganalisis data-data dengan baik. (Evaluasi)

 Siswa mampu melihat keterkaitan data-data secara logis. (Evaluasi)

 Siswa mulai merancang kerangka untuk membuat paragraf teks laporan hasil observasi. (Eksplanasi)

 Siswa mampu membuat teks laporan secara sistematis dan logis.

(Eksplanasi)

15 menit

6. Mengo- munikasi-kan

1. Mengembangkan sikap jujur, percaya diri, bertanggung jawab, dan toleran dalam menyampaikan pendapat kepada orang laian dengan memperhatikan kejelasan, kelogisan, keruntutan dan sistematikanya.

 Siswa mampu menyampaikan hasil kerjanya dengan penuh tanggung jawab. (Regulasi diri)

 Siswa mampu menghargai pendapat orang lain. (Regulasi diri)

 Siswa managgapi laporan teman lain secara cermat dan kritis. (Regulasi

diri)

 Siswa mampu menyunting hasil kerja temannya secara kritis. (Evaluasi)

 Siswa dan guru membahas hasil kerja siswa. (Evaluasi)

 Secara apresiatif siswa menyumbang ide, dengan menjadi pembicara yang baik, dan menjadi pendengar yang baik ketika teman yang lain

(35)

menyampaikan pendapatnya. Terjadi proses bertukar pendapat disertai penetapan konsep yang didapat.

(Analisis)

 Siswa mengutarakan dan

mendiskusikan hasil penemuannya.

(Eksplanasi)

7. Kegiatan akhir

1. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah diikuti.

2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang telah

diikutinya sebagai kegiatan refleksi. 3. Siswa mendapat penguatan mengenai

simpulan pembelajaran yang telah diikutinya oleh guru

4. Siswa dan guru menutup pembelajaran.

10 menit

H. Media dan Sumber Belajar

Media : diagram tentang langkah-langkah penulisan teks laporan hasil observasi.

Sumber Belajar : Buku Cerdas Bahasa Indonesia Kelas X, hlm. 41-91

I. Penilaian Hasil Belajar

1. Jenis tagihan :

a) Tugas individu : lembar kerja b) Tugas kelompok : lembar kerja 2. Bentuk instrumen :

a) uraian bebas

c. Lembar Observasi

(36)

69

akan menjadi data pendukung bagi peneliti ketika menganalisis data utama berupa kemampuan menulis wacana teks laporan hasil observasi dan kemampuan berpikir kritis.

d. Pedoman Angket/Kuesioner

Sukmadinata (2013, hlm. 219) menyatakan angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket respon tertutup karena jawaban pertanyaan dalam angket telah disertakan atau disediakan. Angket diberikan sesudah perlakuan penerapan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dalam pembelajaran menulis wacana teks laporan hasil observasi.

Lembar angket terdiri dari 10 pertanyaan. Peserta didik cukup memberikan centang terhadap pernyataan “ya” atau “tidak”.Hal tersebut merujuk penggunaan Skala Guttman. Skala Guttman digunakan bila peneliti ingin mendapatkan jawaban tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2011, hlm. 96). Sepuluh pertanyaan yang terdapat dalam daftar angket.

1. Apakah sebelumnya kamu pernah mengikuti pembelajaran menulis wacana teks laporan hasil observasi?

2. Apakah kamu menyenangi pembelajaran menulis wacana teks laporan hasil observasi?

3. Apakah sebelumnya kamu pernah menulis wacana teks laporan hasil observasi dengan metode lain?

4. Apakah dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi kamu selalu dibimbing oleh guru?

5. Apakah kamu selalu melaksanakan pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi di dalam kelas?

6. Apakah pembelajaran menulis teks laporan hasilobservasi dengan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis bisa kamu ikuti dengan baik?

7. Apakah penerapan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dapat membantu kamu menulis argumentasi?

(37)

9. Apakah kamu menyenangi pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan pendekatan saintifik berbasisberpikir kritis?

10.Apakah pembelajran menulis teks laporan hasil observasi dengan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dapat memberikanmu motivasi dalam

pembelajaran menulis selanjutnya?

2. Instrumen Tes

Instrumen tes merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data utama berupa hasil menulis wacana argumentasi siswa. Instrumen tes ini terdiri atas lembar kerja siswa dan lembar pedoman penilaian.

a. Lembar Tes Menulis Teks Laporan Hasil Observasi

Lembar tes menulis teks laporan hasil observasi merupakan instrumen penelitian yang utama. Instrumen ini akan diperoleh data utama berupa hasil menulis teks laporan hasil observasi peserta didik. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, lembar tes menulis teks laporan hasil observasi ini dirancang sedemikian rupa sehingga relevan dengan apa yang diteliti. Tes ini dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan untuk memperoleh data mengenai perbedaan kondisi awal dan kondisi akhir kemampuan peserta didik dalam menulis teks laporan hasil observasi. Berikut paparan lembar tes menulis teks laporan hasil observasi.

TES KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Buatlah sebuah teks laporan hasil observasi dengan spesifikasi sebagai berikut. 1. Bertemakan pertumbuhan buah mangga.

2. Panjang wacana 100-200 kata. 3. Waktu yang disediakan 45 menit.

4. Wacana akan dinilai berdasarkan kriteria berikut: a. isi teks

b. struktur teks c. kosakata d. kalimat e. mekanik

(38)

71

a. tesis b. fakta/bukti

c. kelayakan dan kejelasan

6. Buatlah karangamu pada kertas yang telah disediakan.

b. Pedoman Penilaian Menulis Teks laporan Hasil Observasi

[image:38.595.115.511.353.753.2]

Instrumen ini merupakan instrumen penilaian kemampuan menulis teks laporan hasil observasi berbasi berpikir kritis. Aspek dan kriteria dalam pedoman penilaian mengacu pada teori menulis teks laporan hasil observasi berbasis berpikir kritis. Pedoman penilaian pada kemampuan menulis teks laporan hasilobserasi berbasis berpikir kritis dipaparkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Menulis Teks laporan Hasil Observasi Berbasis Berpikir Kritis

No Aspek Skor Indikator Pencapaian

Indikator Skor

yang diperoleh

1. Isi 4 3 2 1

4 Kriteria tercapai 3 Kriteria tercapai 2 Kriteria tercapai Tidak ada kriteria yang tercapai

Isi gagasan teks laporan hasil observasi harus memenuhi kriteria berikut:

1. sesuai topik 2. subtantif 3. faktual 4. dapat

diverifikatif 2.

Struk-tur teks 4 3 2 1

4 Kriteria tercapai 3 Kriteria tercapai 2 Kriteria tercapai Tidak ada kriteria yang tercapai

Struktur teks laporan hasil observasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1.lengkap 2.sistematis 3.paparan logis 4.koherensi

informasi dengan gagasan

3. Kosa-kata

(39)

3 2 1

3 Kriteria tercapai 2 Kriteria tercapai Tidak ada kriteria yang tercapai

observasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. logis

2. cermat 3. efektif 4. faktual 4. Kalimat 4

3 2 1

4 Kriteria tercapai 3 Kriteria tercapai 2 Kriteria tercapai Tidak ada kriteria yang tercapai

Kalimat dalam penulisan dalam teks laporan hasil observasi harus memenuhi: 1. efektif 2. sistematis 3. logis

4. adanya hubungan sebab akibat 5.

Meka-nik (Kaidah Penu-lisan) 4 3 2 1

4 Kriteria tercapai 3 Kriteria tercapai 2 Kriteria tercapai Tidak ada kriteria yang tercapai

Penguasaan kaidah penulisan dalam teks laporan hasil

observasi harus memenuhi: 1. cermat 2. data lengkap 3. mampu

manganalisis data 4. mampu membuat

simpulan

(Adaptasi dari Model Jakobs, Keraf, dan Yus Rusyana)

I. Prosedur Penelitian

(40)
[image:40.595.148.525.87.533.2]

73

Gambar 3.2

Bagan Prosedur Penelitian

J. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini berjumlah tiga. Pertama, analisis data statistik untuk memperoleh hasil dari tes menulis teks laporan hasil observasi berbasis berpikir kritis dengan menggunakan program SPSS; kedua, analisis data observasi dari lembar observasi yang digunakan peneliti untuk memperoleh gambaran ketika proses pembelajaran berlangsung; ketiga, analisis data berupa daftar pertanyaan untuk memperkuat bukti dari hasil tes kemampuan menulis wacana argumentasi dan kemampuan berpikir kritis.

1. Analisis Data Statistik untuk Instrumen Penelitian Berupa Tes

Kemampuan Menulis Teks Laporan Hsil Observasi Berbasis Berpikir

Kritis Menggunakan SPSS

Tahap Penelitian

Studi Awal Kelas Kontrol

Analisis Kebutuhan

Pengolahan

Pemilihan Sampel

Kelas Eksperimen Analisis

Tahap Akhir

Tahap Pelaksanaan Tahap Persiapan

Model Konvensional Model Pencapaian

Konsep

Prates Pascates

Menyusun laporan

Pascates

Fakta lapangan Prates

Jurnal

(41)

Analisis data kuantitatif diolah dengan menggunakan teknik statistik. Data yang diolah, yaitu selisih antara skor prates dan pascates. Pengolahan data hasil tes kemampuan siswa menulis wacana argumentasi menggunakan bantuan program SPSS versi 21 dan microsoft excel 2007. Kegiatan yang pertama dilakukan adalah melakukan analisis data deskripsi pada data awal sebagai gambaran umum pencapaian kemampuan menulis wacana argumentasi siswa yang terdiri atas skor rata-rata dan simpangan baku. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan analisis perbedaan peningkatan kemampuan menulis wacana argumentasi dengan uji kesamaan rata-rata melalui uji

parametric atau nonparametric (uji Mann-Whithney/ uji U).

Tujuan uji kesamaan rata-rata digunakan untuk melihat perbandingan dua keadaan yaitu antara keadaan nilai rata-rata prates siswa kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata pascates siswa kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, dan keadaan nilai rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sebelum melakukan analisis data yang didapat, ada beberapa hal yang dilakukan antara lain sebagai berikut.

1) Melakukan penyekoran atas hasil tulisan siswa dengan pedoman penyekoran yang telah ditetapkan baik pada data prates dan pascates;

2) Membuat tabel skor prates dan pascates siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol;

3) Melakukan perhitungan rata-rata skor tes di setiap kelas;

4) Melakukan perhitungan standar deviasi untuk mengetahui penyebaran kelompok dan menunjukkan tingkat variasi kelompok data;

5) Melakukan perbandingan hasil skor prates dan pascates untuk mendapatkan angka peningkatan (gain) yang terjadi setelah pembelajaran/perlakuan berlangsung pada kelas eksperimen dan kontrol yang kemudian dihitung dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi.

Gain (G) = � �� �� � −� � � � � ��� −� � � � ×

Keterangan:

(42)

75

S prates : skor prates S maks : skor maksimum

Hasil perhitungan gain yang didapat kemudian dinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi yang dibuat oleh Hake (1999).

Tabel 3.5

Kriteria N-Gain

N-Gain Interpretasi

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3≤ g < 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

6) Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05)

Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata (uji-t), terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data.

2. Analisis Data Lembar Observasi

[image:42.595.182.444.173.281.2]

Lembar observasi terdiri atas dua bagian penilaian. Proses penilaian dibagi menjadi empat rentang penilaian. Setiap rentang penilaian terdapat bobot. Hasil dari penjumlahan bobot tersebut menghasilkan hasil akhir dari lembar observasi. Di bawah ini merupakan tabel kisi-kisi lembar observasi yang digunakan peneliti sebagai acuan penerapan pendekatan saintifik berbasis berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi.

Tabel 3. 6

Kisi-kisi Observasi Penerapan Pendekatan Saintifik

Aspek Hal yang diamati

Aktivitas guru dalam

pembelajaran

1. Mengecek kesiapan siswa 2. Memotivasi siswa

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran 5. Aktif dalam mobilitas

6. Antusias menanggapi respon siswa 7. Cermat memanfaatkan waktu

(43)

dalam

pembelajaran

kritis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. (Regulasi diri)

2. Mengamati contoh-cotoh teks laporan hasil observasi yang disediakan oleh guru. (Analisis)

3. Menganalisis teks laporan hasil observasi yang diberikan. (Analisis)

4. Mengelompokan contoh-contoh teks laporan hasil observasi. (Evaluasi)

5. Membandingkan sifat-sifat/ ciri-ciri dari contoh-contoh teks laporan hasil observasi. (Interpretasi)

6. Menjelaskan sebuah definisi menurut sifat-sifat/ ciri-ciri yang esensial. (Interpretasi)

7. Berperan aktif dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah. (Regulasi diri)

8. Mengidentifikasi contoh-contoh tambahan teks laporanhasil observasi. (Analisis).

9. Secara apresiatif menyumbang ide, dengan menjadi pembicara yang baik, dan menjadi pendengar yang baik ketika teman yang lain menyampaikan pendapatnya. Terjadi proses bertukar pendapat disertai penetapan ko

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Populasi Kelas X SMAN Rajagaluh Tahun 2014/2015
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Menulis Teks laporan Hasil Observasi
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Daftar Rincian Pemakaian Bahan Baku dan Penolong selama 1 bulan bagi Perusahaan yang nilai investasi seluruhnya tidak termasuk tanah dan bangunan tenpat usaha Rp.5 juta s/d

Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya dimana terdapat perbedaan yang signifikan

Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi

DATA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT.SOCFINDO AEK LOBA TAHUN 2015.. Universitas

Ventura merapakan usaha bersama (dua individu atau lebih) dengan jangka waktu yang terbatas.. Keterbatasan waktu dikarenakan (a) produk sudah selesai atau (b) jangka waktu

tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat. mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan

Setelah dilakukan perbaikan oleh guru pada tahap mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi dengan cara meningkatkan keterampilan bertanya dan membina

Dismenore sedang memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan tidak perlu meningggalkan aktivitas, untuk Dismenore berat memerlukan istirahat, memerlukan