PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Oleh:
Aji Zaenal Mutaqin NIM 1105160
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP
PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET
PADA SISWA
KELAS VA SDN KAMPUNG SAWAH 02
KABUPATEN BOGOR
Oleh
Aji Zaenal Mutaqin
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Aji Zaenal Mutaqin 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
AJI ZAENAL MUTAQIN
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA GERAK DASAR LEMPAR DAN TANGKAP
PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING: Pembimbing I
Sufyar Mudjianto, M.Pd NIP. 197503222008011005
Pembimbing II
Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd NIP. 197508122009121004
Mengetahui: Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Kelas V A di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor. Pembimbing I Sufyar Mudjianto, M.Pd. Pembimbing II Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan apakah implementasi pembelajaran basketball like games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V A di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor. Dengan menggunakan desain penelitian atau langkah-langkah penelitian tindakan yaitu perencanaan atau
planning, tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi, GPAI, catatan lapangan, dokumentasi, dan evaluasi. Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah implementasi pembelajaran basketball like
games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada
pembelajaran permainan bolabasket. Berdasarkan hasil penelitian didapat hasil proses pembelajaran siswa pada pra observasi 47.91%, pada siklus 1 tindakan 1 56,54%, siklus 1 tindakan 2 63,24%, siklus 2 tindakan 1 69,93%, dan pada siklus 2 tindakan 2 77,22%.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dengan penerapan basketball like games maka pola gerak dasar lempar dan tangkap dalam pembelajaran permainan bolabasket akan semakin meningkat dan tentunya saran yang diberikan yaitu untuk meningkatkan pola gerak dasar lempar dan tangkap dalam kegiatan pembelajaran permainan bolabasket yang sudah jelas terbukti peningkatannya dengan menerapkan
basketball like games serta untuk lebih meningkatkan lagi pada hasil yang
optimal dilakukan dengan siklus berikutnya.
Kata-kata kunci: Pembelajaran basketball like games, Pola gerak dasar,
Sawah Bogor Regency. Supervisor I Sufyar Mudjianto , M.Pd. Supervisor II Lukmannul Haqim Lubay , M.Pd.
ABSTRAK
This study aims to reveal whether the implementation of learning games like basketball can develop patterns of basic motion throwing and catching on learning basketball game. The method used in this research is a classroom action research method (Classroom Action Research). The research was conducted at the VA grade students at SDN 02 Kampung Sawah Bogor Regency. By using the design of the study or research steps such as planning or action planning, action or acting, or observing observation, and reflection or reflecting. The instrument used in this study is the observation sheet, GPAI, field notes, documentation, and evaluation. Solving the problem in this research is the implementation of learning games like basketball can develop patterns of basic motion throwing and catching on learning basketball game. Based on the research results obtained in the learning process of students pre observation 47.91%, in cycle 1 measures 1 56,54%, in cycle 1 measures 2 63,24%, in cycle 2 measures 1 69,93%, and in cycle 2 measures 2 77,22%.
Based on the results of data processing and analysis, the conclusion from this research is the application of basketball like games then the motion patterns basic throwing and catching in learning the game basketball will be increased and of course, the advice given is to increase the motion patterns basic throwing and catching in learning activities basketball games are already clearly evident improvement by applying the basketball like games as well as to further enhance the optimal results performed with subsequent cycles.
Aji Zaenal Mutaqin, 2015
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR KURVA ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoritis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. KAJIAN PUSTAKA ... 9
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 9
2. Permainan Bola Basket ... 12
a. Hakikat Permainan Bola Basket... 12
b. Karakteristik Permainan Bolabasket ... 13
c. Melempar dan Menangkap Pada Permainan Bolabasket ... 15
1). Melempar Pada Permainan Bolabasket ... 15
a). Melempar Dengan Kedua Tangan Searah dada ... 16
Aji Zaenal Mutaqin, 2015
e). Lemparan Bawah Dua Tangan ... 20
2). Menangkap Dalam Permainan Bolabasket ... 21
d. Stategi Pembelajaran Permainan Bolabasket Di Sekolah ... 22
3. Pembelajaran Basketball Like Games ... 24
a. Fasilitas dan Perlengkapan Basketball Like Games……... 25
b. Bentuk Permainan Basketball Like Games………... 27
1). Ten Ball ... 27
2). End Zone Ball ... 28
3). Three Mat Ball ... 29
4). Circle Ball ………... ... 30
4. Pola Gerak Dasar... 31
a. Gerakan Lokomotor ... 32
b. Gerakan Nonlokomotor ... 32
c. Gerakan Manipulatif ... 32
5. Hakekat PTK ... 32
B. KERANGKA BERFIKIR………... .. 33
C. HIPOTESIS TINDAKAN………... .. 35
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 38
C. Subjek Penelitian ... 38
1. Populasi ... 38
2. Sempel ... 39
D. Prosedur Penelitian ... 39
1. Perencanaan Tindakan……… ... 39
2. Pelaksanaan Tindakan……… 40
3. Observasi……….... 57
Aji Zaenal Mutaqin, 2015
2. Catatan lapangan ... 59
3. Dokumentasi ... 59
F. Analisis Data ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 63
1. Deskripsi Data ... 63
2. Hasil Analisis Data ... 64
a). Observasi Awal ... 64
1). Tahap Awal Pembelajaran ... 64
2). Tahap Inti pembelajaran ... 64
3). Tahap Kegiatan Penutup ... 65
4). Refleksi ... 66
B. Pembahasan Penelitian ... 67
1. Hasil Siklus 1 Tindakan 1 ... 67
a). Perencanaan (Siklus 1 Tindakan 1) ... 67
b). Pelaksanaan (siklus 1 Tindakan 1) ... 67
c). Observasi (Siklus 1 Tindakan 1) ... 69
d). Refleksi ... 70
2. Hasil Siklus 1 Tindakan 2 ... 71
a). Perencanaan (Siklus 1 Tindakan 2) ... 71
b). Pelaksanaan (siklus 1 Tindakan 2) ... 72
c). Observasi (Siklus 1 Tindakan 2) ... 73
d). Refleksi ... 75
3. Hasil Siklus 2 Tindakan 1 ... 75
a). Perencanaan (Siklus 2 Tindakan 1) ... 75
b). Pelaksanaan (siklus 2 Tindakan 1) ... 76
c). Observasi (Siklus 2 Tindakan 1) ... 77
Aji Zaenal Mutaqin, 2015
b). Pelaksanaan (siklus 2 Tindakan 2) ... 80
c). Observasi (Siklus 2 Tindakan 2) ... 81
d). Refleksi ... 83
C. Refleksi dan Kesimpulan Proses Penelitian ... 85
D. Diskusi Penemuan……… 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 88
Aji Zaenal Mutaqin, 2015
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan tempat proses terjadinya perubahan yang mendidik
untuk merubah hal-hal yang bersifat positif guna untuk merubah kehidupannya
untuk masa yang akan datang. Untuk mencapai suatu perubahan dibutuhkan
proses pembelajaran, dalam proses pembelajaran di dalamnya terjadi interaksi
antara guru dengan siswa untuk mencapai suatu perubahan prilaku, pengetahuan
maupun perubahan secara keterampilan. Menurut Aunurrahman (2009, hlm. 34)
mengemukakan bahwa: “Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya terjadi
interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan
yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa.” Pembelajaran di sekolah sangat tergantung pada kualitas pelaksanaan mengajar pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Untuk mendapatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran di sekolah, salah satunya yaitu dengan adanya sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana merupakan peralatan yang sangat membantu dalam kegiatan
proses belajar mengajar di sekolah. Dengan bantuan sarana dan prasarana maka
guru dapat menerapkan materi yang akan diberikan kepada siswa dengan lancar.
Namun pada kenyataannya banyak sekolah yang tidak mempunyai fasilitas dan
peralatan yang memadai sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajaran
terhambat.
Kasus seperti ini sering terjadi kepada sekolah dasar pada pembelajaran
jasmani, tidak semua sekolah mempunyai lapangan yang luas dan media alat
pembelajaran yang lengkap. Seharusnya sekolah mempunyai media alat
pembelajaran untuk membantu guru menerapkan materi yang sudah ada dalam
kurikulum KTSP. Dalam pembuatan perencanaan bahan ajar terhadap materi yang
akan diberikan kepada siswa, sebaiknya guru dapat memahami kurikulum KTSP
secara cermat, karena kondisi sekolah dalam ketersediaan sarana dan prasarana
sekolah yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh Juliantine dkk. (2012, hlm. 62)
menjelaskan bahwa:
KTSP sebagai pilihan kurikulum di sekolah menjadi lebih fleksibel, karena sekolah dapat dijadikan indikator dalam memilih materi ajar dari
kurikulum yang ada. Konteks “kurikulum fleksibel” dapat dipahami
karena kondisi sekolah yang berbeda. Guru pendidikan jasmani sebagai pelaksana kurikulum harus mampu mencermati seluruh isi kurikulum, sehingga dalam kondisi sekolah yang ada seleruhnya dapat dilakukan. Artinya materi yang ada dalam kurikulum benar dapat dilakukan dalam
“proses belajar” yang baik.
Pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya terdapat
beberapa macam permainan yang terangkum dalam kurikulum KTSP pendidikan
jasmani. Salah satu permainan yang terdapat dalam pendidikan jasmani yaitu
permainan bolabasket. Permainan bolabasket merupakan permainan antara dua
tim yang saling berusaha mencetak angka sebanyak mungkin untuk mencapai
kemenangan beregu. Permainan bolabasket membutuhkan peralatan yang cukup
lengkap seperti: lapangan bolabasket, bola basket, ring untuk memasukan
bolabasket. Menurut Sucipto dkk. (2010, hlm. 93) menjelaskan bahwa:
“Permainan bola basket adalah suatu permainan beregu dan dapat dimainkan oleh
putra maupun putri dari segala usia, dalam permainan bola basket setiap regu
harus berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya kedalam keranjang lawan
dan mencegah lawan memasukan bola ke keranjangnya sendiri.”
Untuk menemukan sekolah yang mempunyai peralatan permainan
bolabasket secara lengkap sangat sulit terutama di daerah perkampungan,
hambatan dari penerapan pembelajaran permainan bolabasket merupakan masalah
yang harus dihadapi oleh guru, karana di dalam kurikulum KTSP tercantum
permainan bolabasket khususnya di kelas V, meskipun materi pembelajaran
bolabasket hanya beberapa pertemuan saja namun siswa diharapkan dapat
mengetahui cara bermain permainan bolabasket walaupun hanya konsep
permainannya saja. Untuk itu cara menerapkan permainan bolabasket tanpa
peralatan yang sesuai dengan permainan yang sesungguhnya dapat dimodifikasi
games. Menurut Bahagia & Mujianto (2010, hlm. 168) mengemukakan bahwa: ”Basket ball like games dan bola keranjang adalah permainan yang termasuk
kelompok permainan invasi karena memainkannya dengan konsep passing
intercepting. Permainan ini bertujuan untuk membuat skore sebanyak-banyaknya
dengan jalan memasukan bola ke dalam keranjang atau ring basket.”
Basketball like games merupakan permainan modifikasi yang dirancang
untuk memudahkan guru dalam menerapkan permainan bolabasket dengan
mengolah permainan menjadi beberapa variasi. Permainan basketball like games
konsepnya yaitu melempar dan menangkap dengan teman sekelompoknya untuk
mencetak angka sebanyak mungkin dengan target yang sudah ada, sehingga siswa
dapat bergerak aktif tanpa adanya suatu masalah pada diri siswa, dengan peraturan
yang sederhana dan permainan yang menarik siswa akan lebih senang dalam
mengikuti proses pelaksanaan pembelajaran penjas. Dengan menerapkan
permainan basketball like games maka permainan bolabasket di Sekolah Dasar
tidak akan terhambat meskipun tidak adanya fasilitas permainan bolabasket yang
sesungguhnya, namun tetap bisa terlaksana dengan baik. Permainan basketball
like games merupakan solusi guru penjas untuk mengembangkan variasi
permainan yang sesuai dengan karakter siswa dan sesuai dengan kemampuan
keterampilan di Sekolah Dasar tersebut.
Permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran permainan
bolabasket di kelas V A Sekolah Dasar Negeri Kampung Sawah 02 sangat tidak
efektif karena rendahnya kemampuan siswa dalam pola gerak dasar melempar dan
menangkap, serta kemampuan pada pemahaman siswa tentang permainan
bolabasket menyebabkan antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran bolabasket
terlihat sangat kurang efektif, misalnya: siswa menjadi lebih cepat bosan pada
pembelajaraan permainan bolabasket serta dan terlihat bingung dengan peraturan
permainan bolabasket. disamping permasalahan yang terjadi pada siswa namun
kondisi sekolah juga masih kurang memadai dengan media alat pembelajaran
yang kurang lengkap.
Dari permasalahan yang terjadi di kelas V A Sekolah Dasar Negeri
masih jelas bahwa pola gerak dasar melempar dan menangkap masih kurang
terlihat baik, pada dasarnya pola gerak siswa dalam melempar dan menangkap
tidak ditekankan pada ketepatan serta kecermatan yang tinggi melainkan pola
gerak lebih menekankan kepada konsep melempar dan melempar tetapi
ketepatannya dibatasi. Seperti yang dijelaskan Melani (dalam Mahendra, 2007,
hlm. 23) bahwa: “Pola gerak merupakan gerak dasar atau gerakan-gerakan yang dilibatkan dalam menampilkan suatu tugas tertentu. Tekanannya adalah pada
gerakan-gerakan yang menyusun tugas gerak tertentu.” Dari penjelasan di atas
bahwa pola gerak merupakan suatu gerak dasar yang umum dalam menampilkan
suatu tugas tertentu. Misalnya dari pola gerak manipulatif, siswa bebas untuk
melempar bola dengan dua tangan di atas kepala, siswa melempar bola dengan
memantulkan terlebih dahulu ke lantai, serta siswa melempar bola dua tangan
dengan posisi tangan di dada. Artinya siswa dibebaskan untuk melakukan
bermacam-macam lemparan tanpa menekankan lemparan yang baik, tepat, dan
efisien pada pembelajaran permainan bolabasket.
Dari permasalahan yang terjadi pada pembelajaran permainan bolabasket
kebanyakan dari pihak perempuan yang mengeluh untuk tidak mau melakukan
permainan bolabasket khususnya dalam lempar tangkap bola. Banyak siswa yang
tidak nyaman dalam melakukan permainan bolabasket dikarenakan bola yang
dipakai menurut siswa masih terasa berat dan keras sehingga mengakibatkan
siswa tidak mau untuk melempar dan menangkap bola, bola yang seharusnya
dapat tertangkap menjadi lepas serta siswa menghindar karena takut menangkap
operan bola. Pada pembelajaran permainan bolabasket gerakan melempar dan
menangkap merupakan gerak dasar yang harus dikuasai oleh siswa sehingga
dalam proses pembelajaran permainan bolabasket siswa lebih mudah dalam
melakukan permainan bolabasket tanpa adanya permasalahan yang terjadi oleh
kondisi yang ada pada diri siswa. Gerak dasar lempar dan tangkap merupakan
gerak dasar yang sangat penting dalam permainan bolabasket, tanpa gerak dasar
lempar dan tangkap siswa akan merasa kesulitan dalam melakukan permainan.
Menurut Widya. (2004, hlm. 121 ) menyatakan bahwa: “Lempar adalah suatu
gerakan yang menyalurkan tenaga pada satu benda yang menghasilkan daya pada
Menurut Mahendra & Saputra. (2006, hlm. 5.3) dalam http://
file.upi.edu/Direkori/FPOK/JUR.PEND.OLAHRAGA/196308241989031AGUS
MAHENDRA/ModulPerkembangan %26 Belajar Motorik Agus Mahendra/Modul
5.pdf, menjelaskan bahwa:
Gerakan melempar merupakan gerak manipulatif dengan pergerakan yang sangat rumit karena memerlukan koordinasi struktur anatomis. Ada banyak pola dalam cara melakukan lemparan seperti dari atas kepala, dada, dari bawah lengan (di bawah ketiak, dengan tangan di atas bahu) tetapi pembahasan ini terbatas pada salah satu cara lemparan yang paling umum, yaitu: pergerakan dengan cara tangan di atas bahu.
Dari penjelasan di atas bahwa melempar merupakan suatu gerakan yang
memerlukan koordinasi stuktur anatomi yang dapat menghasilkan kekuatan ke
depan atau ke atas. Lemparan dapat dilakukan dengan satu tangan maupun dengan
dua tangan misalnya melempar ke belakang, melempar ke samping, melempar ke
depan.
Menurut Mahendra & Saputra. (2006, hlm. 5.14) dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824198903
1AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Motorik_Agus_Ma
hendra/Modul_5.pdf, menjelaskan bahwa: “Menangkap adalah tindakan
membawa suatu objek ke dalam kendali dengan penggunaan satu tangan atau dua
tangan.” Dalam permainan basketball like games melempar dan menangkap merupakan gerak yang sangat penting untuk membantu proses kerjasama suatu
permainan yang bertujuan untuk menyerang dan mendapatkan poin. Permainan
bolabasket dengan permainan basketball like games konsepnya hampir sama yaitu
lebih menekankan kepada siswa untuk lebih terampil dalam menentukan
keputusan ketika dalam penguasaan bola dan kerjasama yang sangat dibutuhkan
untuk memudahkan pemain mencetak angka.
Proses pembelajaran di kelas yang efektif merupakan keinginan para guru
untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang guru berikan, materi
yang di buat oleh guru merupakan materi yang sudah disesuaikan dengan melihat
sehingga dalam penerapan materi yang diberikan kepada siswa akan tercapai
dengan baik. Keterampilan siswa pada setiap sekolah sangat berbeda-beda, untuk
itu pelaksanaan proses pembelajaran bisa dilakukan dengan memulai dari yang
mudah sampai ke materi yang lebih sulit.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Implementasi pembelajaran
basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan
tangkap pembelajaran bolabasket pada siswa kelas V A Sekolah Dasar Negeri
Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka untuk memfokuskan
permasalahan umum pada penelitian harus dibuat dalam bentuk rumusan masalah
secara khusus agar tercapai tujuan penelitiannya. Penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan melempar dan menangkap pada siswa dalam
pembelajaran permainan basketball like games. Maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui apakah implementasi pembelajaran basketball like
games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada
pembelajaran permainan bolabasket di SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten
Bogor?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan
melempar dan menangkap pada siswa dalam pembelajaran permainan basketball
like games, penelitian ini mempunyai tujuan:
Untuk mengetahui apakah implementasi pembelajaran basketball like
games dapat mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, maka penulis beri judul “implementasi pembelajaran
basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan
tangkap pada pembelajaran perrmainan bolabasket SDN Kampung Sawah 02
Kabupaten Bogor”. Diharapkan mempunyai manfaat yang baik, baik bagi peneliti
atau penulis maupun pembaca. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat
penerapan basketball like games untuk mengembangkan keterampilan
lempar dan tangkap yang rendah pada pembelajaran permainan bolabasket.
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada
relevansinya dengan masalah penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi guru pendidikan
jasmani untuk mengatasi kesulitan pembelajaran yang diakibatkan oleh
kurangnya fasilitas pendukung pembelajaran, khususnya dalam
implementasi pembelajaran basketball like games untuk mengembangkan
pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran permainan
bolabasket.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru pendidikan
jasmani dalam menyusun rencana pembelajaran untuk menerapkan
pembelajaran basketball like games khususnya lempar dan tangkap
tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I. Pendahuluan
a. Latar belakang masalah
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Manfaat penelitian
Bab II. Kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis tindakan
a. Kajian Pustaka
1. Hakikat belajar dan pembelajaran
2. Permainan bolabasket
a) Hakikat permainan bolabasket
b) Karakteristik permainan bolabasket
c) Melempar dan menangkap pada pembelajaran bolabasket
d) Stategi pembelajaran permainan bolabasket
3. Pembelajaran basketball like games
a) Fasilitas dan perlengkapan basketball like games
b) Bentuk permainan basketball like games
4. Hakikat pola gerak dasar
5. Hakikat PTK
b. Kerangka berfikir
c. Hipotesis tindakan
Bab III. Meode penelitian
a. Metode penelitian
b. Waktu dan tempat penelitian
c. Populasi dan sempel
d. Prosedur penelitian
e. Instrumen penelitian
f. Analisis data
Bab IV. Pemaparan data dan hasil penelitian
Aji Zaenal Mutaqin, 2015
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang penulis gunakan adalah rancangan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) pada tingkat Sekolah Dasar, alasan penulis memilih PTK
karena penulis sering menghadapi permasalahan dari obyek yang terjadi pada saat
kegiatan proses pembelajaran di kelas, tujuannya yaitu untuk memperbaiki
kondisi praktek dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh
Hamzah dkk. (2011, hlm. 137) bahwa: “Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi
diri. Dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjannya sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat.” Sedangkan menurut Subroto dkk. (2014, hlm.
88) menjelaskan bahwa:
PTK merupakan suatu penelitian yang berbentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, dalam memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pelatihan tersebut dilakukan.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah suatu proses refleksi guru dalam kegiatan proses
pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam proses
pembelajaran di kelas guna untuk meningkatkan kualitas mengajar yang lebih
baik untuk pembelajaran yang lebih kondusif dan efektif. Menurut Lewin (dalam
Hamzah dkk. 2011, hlm. 86) konsep pokok penelitian terdiri dari empat komponen, yaitu: “a) Perencanaan (Planning), b) Tindakan (Action), c)
pengamatan (Observing), dan d) Refleksi (Reflecting).” Hubungan keempat
komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat di gambarkan pada
Acting
Planning Observating
Reflecting
Gambar 3.1 Konsep Pokok Penelitian Tindakan
Model Kurt Lewin (dalam Hamzah dkk. 2010, hlm. 86)
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari II tindakan dan
siklus II terdiri dari II tindakan, penelitian ini dilakukan dalam 4 pertemuan.
Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Menurut Subroto
dkk. (2014, hlm. 38) mengemukakan bahwa:
Jumlah siklus tergantung pada kecapaian Standar Ketuntasan Minimal (SKM) atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kelas dan sekolah yang diteliti. Siklus berbeda dengan tindakan atau pertemuan, setiap siklus terdiri atas minimal dua tindakan atau pertemuan, setiap PTK terdiri dari atas minimal dua siklus.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kampung Sawah 02 yang terletak di
Kampung Gunung Nyungcung, Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin,
Kabupaten Bogor, alasan untuk penelitian di SDN Kampung Sawah 02 ini karena
lokasi sekolah sangat dekat dengan rumah, sehingga peneliti memiliki gambaran
tentang kondisi dan permasalahan yang terjadi pada siswa dan memudakan
peneliti untuk mempersiapkan pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut.
C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 117) mengungkapkan: “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
obyek/subjek yang akan di teliti sebagai sarana yang memberikan informasi
berdasarkan data yang terkumpul. Dalam proses penelitian ini penulis
menggunakan populasi yaitu kelas V A di SDN Kampung Sawah 02.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010, hlm. 118) mengungkapkan: “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dalam
proses penelitian ini penulis menggunakan sempel yaitu kelas V A yang
berjumlah 28 orang yang terdiri dari laki-laki 15 orang dan perempuan 13 orang.
D. Prosedur Penelitian
Meneurut Kemmis dan McTaggart (dalam Hamzah dkk. 2011, hlm. 87) ada empat komponen penelitian, yaitu: “perencanaan, tindakan, Pengamatan, refleksi.” Adapun prosedur Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan penulis sebagai berikut:
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Taggart (dalam Hamzah dkk. 2010, hlm. 88)
1. Perencanaan Tindakan
Melihat dari latar belakang gerak dasar melempar dan menangkap siswa-
siswi kelas V A di SDN Kampung Sawah 02, memang sangat jelas perbedaan dari
Perencanaan Tindakan Refleksi
Pelaksanaan Tindakan Observasi dan evaluasi
Siklus 1
Rencanaan Tindakan Ulang
Pelaksanaan Tindakan Observasi dan evaluasi
Refleksi Siklus 2
karakteristik kemampuan siswa, dalam proses pembelajaran permainan bolabasket
siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran jasmani sangat kurang efektif
dikarenakan siswa merasa sangat kesulitan dalam permainan bolabasket karena
lemahnya keterampilan melempar dan menangkap, masalah yang banyak di
hadapi oleh siswa yaitu kebanyakan pihak perempuan yang mengeluh untuk tidak
mau mengikuti pembelajaran permainan bolabasket, dikarenakan bolanya terlalu
berat dan keras. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan dalam perencanaan
adalah:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman
mengajar dengan menerapkan basketball like games dengan berbagai pola
yang menjenjang dari yang mudah ke yang kompleks.
b. Membuat lembar observasi : untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran
ketika dilaksanakan di lapangan, membuat format penilaian dalam penerapan
basketball like games, serta mempersiapkan sarana dan prasarana dalam
kegiatan pembelajaran.
c. Menyiapkan peralatan dokumentasi yaitu kamera digital maupun handphone
sebagai pelengkap dalam mengumpulkan data pada setiap kegiatan
pembelajaran berlangsung.
d. Membuat alat evaluasi untuk melihat : bagaimana implementasi pembelajaran
basketball like games untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan
tangkap pada pembelajaran permainan bolabasket.
2. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan tindakan ini
yaitu:
a. Peneliti mengajar langsung sebagai guru pendidikan jasmani untuk melakukan
pengamatan.
b. Menetapkan bentuk-bentuk permainan yang telah dirancang untuk
disampaikan kepada siswa, penerapan pembelajaran basketball like games.
c. Mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul
d. Observer dilakukan oleh teman sejawat dan guru penjas di SDN Kampung
sawah 02 untuk mengamati dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
Adapun rencana siklus tindakan yang akan dilakukan oleh penulis dalam
pelaksanaan basketball like games yaitu:
Siklus Kegiatan
Siklus 1
Tindakan 1
1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)
Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas
Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan ten ball
Menertibkan siswa dengan berbaris di lapangan yang dipimpin oleh ketua kelas V A
Guru bersama siswa berdoa bersama-sama Cek kehadiran siswa
Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari sebelumnya
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan bolabasket.
Pemanasan
Pemanasan menggunakan permainan estafet dengan melempar bola kepada teman sekelompoknya, jumlah siswa dalam satu
kelas dibagi menjadi dua kelompok, siswa ditugaskan untuk
barisan paling depan.
Cara permainannya
Siswa di bagi menjadi dua kelompok, kelompok 1 dan 2, siswa harus mengoper bola ke teman yang ada di belakang dia dan
orang yang sudah melempar berlari berada diposisi paling
belakang barisan untuk kembali melakukan estafet bola ini,
permainan ini dilakukan sebanyak 2 kali siswa melakukan
lemparan bola.
2. Kegiatan inti (alokasi waktu 45 menit)
Sebelum memulai pembelajaran Guru terlebih dahulu menjelaskan permainan ten ball, ten ball merupakan
permainan 10 sentuhan atau 10 tangkapan bola yang dilakukan
teman sekelompoknya. Jika sudah mencapai angka 10 tanpa
direbut oleh lawan maka tim tersebut akan mendapatkan 1
poin. Jika kelompok dalam suatu penguasaan bola belum
sampai hitungan 10 dan di rebut oleh lawan maka kelompok
tersebut tidak mendapatkan poin dan bola berada dalam
penguasaan lawan.
Jika kelompok mendapatkan poin dengan 10 tangkapan maka kelompok yang mendapatkan poin memberikan bola kepada
lawannya untuk kembali memulai permainan. Untuk
permainan ini siswa dituntut untuk lebih aktif karena dalam
untuk menangkap operan bola dan melempar bola kembali
kepada temannya. Tujuannya yaitu untuk mencapai target
hitungan yang sudah di tentukan oleh guru. Untuk permainan
pertama dilakukan dengan permainan 3 vs 3 dengan
menggunakan 1 joker. Untuk pemilihan jiker dapat dilakukan
oleh siswa yang lebih terampil dari temannya, karena ia harus
fleksibel membantu dua kelompok yang berbeda. Contohnya
yaitu: ketika kelompok 1 menguasai bola maka joker berpihak
kepada kelompok 1, begitu juga sebaliknya jika kelompok 2
menguasai bola maka joker berpihak kepada kelompok 2.
Aturan permainan
a. Operan langsung (lemparan satu tangan atau dua tangan)
b. Operan dengan pantulan
c. Pivot
d. Waktu 10 menit
Permainan ten ball (3 x 3 dengan 1 joker)
Untuk permainan ten ball 3 vs 3 dengan menggunakan 1 joker, siswa dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
laki-laki dan kelompok perempuan. Sebelum siswa melakukan
permainan terlebih dahulu guru menentukan joker, untuk joker
perempuan 1 orang dan untuk joker laki-laki 3 orang. Untuk
permainan ten ball 3 vs 3 dengan 1 joker. Guru dapat membuat
dua lapangan yaitu untuk lapangan laki-laki dan lapangan
perempuan. Waktu dalam 1 permainan hanya 7 menit setiap
Permainan Ten ball (5 x 5) Cara permaianannya
Untuk permainan ten ball 5 vs 5 tidak jauh berbeda dengan permainan 3 vs 3 dengan 1 joker, hanya jumlah dan
keberadaan joker yang berbeda, tetapi peraturan dan cara
permainannya tetap sama yaitu 10 tangkapan bola untuk satu
poinnya. Waktu untuk permainan ten ball 5 vs 5 yaitu 10 menit
dan hanya satu lapangan yang di pakai, untuk permainan yang
pertama dilakukan oleh laki-laki dan di lanjut dengan
perempuan. Di lihat dari jumlah yang tidak sesuai maka guru
melakukan permainan kembali. Kelompok yang menang akan
bermain kembali, karena sebelumnya guru memberikan
penjelasan jika kelompoknya menang akan bermain lagi
dengan kelompok yang belum main.
3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)
Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.
Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk
mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa.
dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara
untuk melempar dan menangkap bola dengan temannya dan
Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran penjas.
Siklus 1 Tindakan 2
1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)
Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas
Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan end zone ball
Menertibkan siswa dengan berbaris di lapangan yang dipimpin oleh ketua kelas V A
Guru bersama siswa berdoa bersama-sama Cek kehadiran siswa
Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari minggu kemarin.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan ten ball yang
Pemanasan
Sebelum memulai permainan end zone ball siswa melakukan pemanasan dalam bentu permainan, pemanasannya yaitu:
pemanasan menggunakan permainan lari estafet bola, cara
memainkannya yaitu jumlah siswa di bagi menjadi dua
kelompok, siswa ditugaskan untuk membuat satu barisan ke
belakang, untuk masing-masing kelompok mempunyai bola
satu yang dipegang oleh barisan depan, siswa mengelilingi
cons dan melempar bola kebarisan ke dua sampai barisan
habis, jika kelompok yang habis duluan barisan untuk
melakukan lari estafet bola maka kelompok itu menjadi
pemenangnya, dalam permainan ini terdapat garis untuk
melempar bola ke teman sekelompoknya.
2. Kegiatan inti (alokasi waktu 45 menit)
Guru terlebih dahulu menjelaskan permainan end zone ball. Dalam permainan end zone ball terdapat daerah memulai
permainan, jika suatu tim mendapatkan poin dalam permainan
maka tim tersebut harus berdiri di daerah memulai untuk
memulai kembali permainan end zone ball, untuk daerah
scoring zone yaitu daerah dimana salah satu tim yang
menguasai bola harus menangkap bola di daerah skoring zone
untuk mendapatkan poin. Untuk permainan end zone ball pada
maka permainan selalu dimulai dari daerah awal permainan.
Apabila terjadi goal maka kelompok yang mencetak angka
maka kelompok tersebut memulai kembali permainan.
Daerah skoring zone pada permainan end zone ball adalah untuk memudahkan para siswa untuk mencetak angka, karena
dengan daerah untuk membuat skor yang cukup luas bermakna
untuk memudahkan suatu kelompok yang memainkan bola
untuk menempatkan diri dimanapun di daerah skoring zone
tersebut sehingga dapat melepaskan diri dari pemain yang
menghambat untuk membuat suatu goal. Bila daerah skoring
zone kecil maka akan mudah ditutup oleh lawan sehingga akan
sulit untuk menangkap bola di daerah skor artinya siswa akan
mengalami kesulitan dalam mencetak skor pada daerah lawan.
Permainan end zone ball (3 x 3 dengan 1 joker)
Fungsi joker yaitu untuk membantu tim yang menguasai bola sehingga memudahkan tim yang sedang menguasai bola untuk
mendapatkan poin. Pada umumnya Joker sifatnya mendukung
kedua tim. Permainan 3 vs 3 dengan 1 joker dilakukan dengan
2 lapangan, 1 untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan. Seperti
yang dilakukan permainan kemarin siswa bermain bergantian
dengan waktu 7 menit dengan pembagian kelompok yang
sama.
Cara mendapat poin
Cara membuat skore adalah bila bola dapat ditangkap di daerah scoring zone. hanya pemain yang menguasai bola saja
yang boleh masuk di daerah scoring zone. Artinya tidak boleh
semua kelompok memasuki daerah skoring zone, hanya satu
perwakilan kelompok yang menguasai bola memasuki daerah
skoring zone untuk menangkap bola sehingga kelompoknya
Permainan end zone ball (5 x 5)
Jumlah pemain 5 x 5, dalam pormasi 5 x 5 sangat sulit untuk mendapatkan poin karena jumlah pemain sama dan tidak ada
yang membantu seperti peranan joker, tim yang lebih banyak
mendapatkan poin dalam waktu 10 menit maka ia menjadi
pemenangnya. Permainan dapat dilakukan dengan pembagian
kelompok laki-laki dan perempuan dengan menggunakan 1
lapangan, laki-laki bermain terlebih dahulu dan di lanjutkan
dengan perempuan. Seperti minggu sebelumnya guru dapat
memberi motivasi bermain jika salah satu kelompok menang
maka siswa dapat bermain kembali dengan kelompok yang
belum bermain. Hal ini agar siswa dapat maksimal dalam
3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)
Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.
Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk
mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa.
dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara
untuk melempar dan menangkap bola bersama temannya
dengan keberadaan 1 orang lawan, dan kendala-kendala ketika
dalam proses permainan end zone ball.
Guru dan semua siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran penjas.
Siklus 2 Tindakan 1
1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)
Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas
Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan three mat ball
Menertibkan siswa dengan berbaris di lapangan yang dipimpin oleh ketua kelas V A
Guru bersama siswa berdoa bersama-sama Cek kehadiran siswa
Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan end zone ball yang
dilakukan pertemuaan kemarin.
Pemanasan
Pemanasan menggunakan permainan mengambil bola dalam satu tempat yang berbentuk lingkaran, jumlah siswa dibagi
menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan
jarak yang jauh dari pertengahan lapangan, bola berada di
lingkaran pertengahan bola, siswa harus mengambil bola dan
mengoper ke barisan yang di belakangnya, jika siswa sudah
melakukan maka ia berbaris lagi di belakang barisan untuk
menunggu giliran mengambil bola, kegiatan ini dilakukan
sebanyak 2 kali barisan habis, jika kelompok itu habis duluan
2. Kegiatan Inti (alokasi waktu 45 menit)
Sebelum kepada kegiatan inti, guru terlebih dahulu menjelaskan cara permainan dari Three mat ball, three mat
ball merupakan permainan yang skornya menggunakan 3
daerah yang berbeda-beda, siswa dapat mencetak angka
dengan menangkap bola dari temannya dengan posisi berdiri di
daerah skor tersebut. Daerah tersebut dapat dibuat dengan
belahan kardus, atau apapun yang berbentuk segipanjang
sehingga memudahkan anak dalam mencetak angka.
Sesudah menjelaskan semua tentang permainan three mat ball guru langsung memulai permainan yaitu 3 vs 3 dengan 1 joker,
keberadaan joker sangat berpengaruh dalam suatu penyerangan
dalam proses mencetak angka. Permainan dilakukan dengan 2
lapangan, satu untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan,
permainan berjalan selama 7 menit saling bergantian dengan
kelompok lainnya.
Three mat ball (3 x3 dengan 1 joker)
Untuk joker guru dapat memilih siswa yang lebih terampil bermain dari siswa yang lainnya karena ia akan berpihak
kepada 2 tim yang berbeda. tetapi ia akan membantu tim yang
sedang dalam penguasaan bola saja. Artinya joker berpihak
kepada tim yang memegang bola
Three mat ball (5 x 5)
Permainan 5 x 5 merupakan permainan yang membuat siswa berfikir bagaimana cara membuka ruang dan menangkap bola
dari temannya sehingga timnya bisa membuat poin, waktu
untuk satu permainan yaitu 10 menit, jika dalam waktu
tersebut habis maka poin yang paling banyak di anggap
menang. Untuk permainan 5 vs 5 dilakukan dengan satu
lapangan, kelompok pertama yaitu laki-laki dan dilanjut
dengan kelompok perempuan. Karena jumlah siswa yang lebih
maka siswa yang menang dapat bermain kembali dengan siswa
yang belum bermain.
3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)
Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.
Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk
mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa.
dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara
untuk akan mendapatkan skor dengan keberadaan lawan 2 vs
1, dan kendala-kendala ketika dalam proses permainan three
mat ball.
Siklus 2 Tindakan 2
1. Pendahuluan (alokasi waktu 15 menit)
Mengecek kesiapan belajar siswa di dalam kelas
Mempersiapkan media alat pembelajaran basketball like games khususnya dalam permainan circle ball
Menertibkan siswa dengan berbaris yang dipimpin oleh ketua kelas V A
Guru bersama siswa berdoa bersama-sama Cek kehadiran siswa
Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari minggu kemarin.
Guru memberikan pertanyaan tentang pengalaman gerak yang anak ketahui dalam permainan three mat ball yang
Pemanasan
pemanasan menggunakan permainan menghindar bola, cara permainannya yaitu:
Siswa di bagi menjadi dua kelompok
Kelompok 1 menguasai bola dan melempar bola ke tubuh pemain kelompok 2
Kelompok 2 harus di dalam daerah lingkaran yang sudah dibuat
Jika kelompok 2 mengenai bola maka pemain harus keluar dari daerah lingkaran
2. Kegiatan inti (alokasi waktu 45 menit)
Guru terlebih dahulu menjelaskan permainan circle ball.
Circle ball merupakan permainan yang hampir sama dengan three mat ball. Namun yang membedakannnya yaitu daerah
skor di buat dengan bentuk lingkaran dan cara mencetak
skornya dengan menangkap bola yang di pantulkan ke daerah
skor yang dibuat oleh teman sekelompoknya. Permainan
pertama dilakukan dengan 3 vs 3 dengan 1 joker. Fungsi joker
yaitu untuk membantu siswa dalam proses bermain dan untuk
membuat penyerangan sehingga kelompok tersebut
mendapatka skor.
Circle ball (3 x3 dengan 1 joker)
lapangan yang berbeda, 1 lapangan untuk laki-laki dan satu
lapangan untuk perempuan. untuk joker perempuan 1 dan
untuk laki-laki 3 joker, karena jumlah yang kurang maka joker
laki-laki berpindah ke kelompok perempuan untuk membantu
ketika proses permainan berlangsung.
Circle ball (5 x 5)
permainan 5 x 5 merupakan permainan yang membuat siswa berfikir bagaimana cara membuka ruang dan menangkap bola
dari temannya sehingga timnya bisa membuat poin. Untuk
mendapatkan poin siswa harus melakukan lemparan
memantulkan bola di dalam lingkaran dan bolanya harus
ditangkap di luar lingkaran. Jika bolanya tidak tertangkap
maka timnya tidak mendapatkan poin meskipun bolanya
memantul kelingkaran. Waktu permainan 10 menit, permainan
dilakukan dengan satu lapangan bergantian dengan kelompok
lain, permainan pertama dilakukan oleh laki-laki dan
selanjutnya perempuan, karena jumlahnya banyak maka guru
menjelaskan bahwa kelompok yang dapat memenangkan
permainan maka kelompok tersebut dapat bermain dengan
Tabel 3.1 Rencana Tindakan Pelaksanaan
3. Penutup (alokasi waktu 10 menit)
Guru dan siswa melakukan relaksasi dengan posisi duduk dan kaki lurus kedepan.
Guru dan siswa melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan tanya jawab untuk
mengetahui penguasaan materi yang telah dipelajari siswa.
dengan maju kedepan dan memberikan contoh bagaimana cara
untuk akan mendapatkan skor dengan cara memantulkan bola
dengan keberadaan lawan 2 vs 1, dan kendala-kendala ketika
dalam proses permainan circle ball.
3. Observasi
Dalam penelitian ini observasi yang akan digunakan oleh peneliti yaitu
observasi partisipatif. Menurut Subroto dkk. (2014, hlm. 91) mengatakan: “observasi partisipatif yaitu suatu proses observasi langsung yang dilakukan dimana observer berada bersama subjek yang diteliti.”
Observasi langsung yaitu suatu kegiatan atau pengamatan secara langsung
yang memperhatikan proses belajar gerak dasar melempar dan menangkap siswa
pada pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan basketball like games.
4. Refleksi
Menurut Hamzah dkk. (2011, hlm. 75) mengemukakan bahwa: “refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan.”
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hasil yang telah
didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil
observasi ini guru dapat merefleksikan diri dengan melihat hasil data dari
observasi peneliti, bagaimana implementasi pembelajaran basketball like games
untuk mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran
permainan bolabasket dapat berjalan dengan baik.
E. Instrumen Penelitian
Prinsip dalam melakukan penelitian adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Beberapa alat ukur atau instrumen yang akan
digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data saat proses
pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pembelajaran di kelas V A Kampung Sawah 02. Alat yang digunakan
adalah lembaran observasi untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain siswa
Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Penilaian Keterampilan Bermain.
Penilaian keterampilan siswa pada dasarnya membutuhkan kecermatan
observasi pada saat permainan berlangsung. Menurut Griffin, Mitchell, dan Oslin
(1997) dalam tulisan Hoedaya (2001, hlm. 108) yaitu:
Telah menciptakan suatu instrument penilaian yang diberi nama Game
Performance Assessment Instrument (GPAI). Untuk selanjutna ke dalam
bahasia Indonesia menjadi Instrument Penilaian Penampilan Bermain disingkat IPPB. Tujuannya untuk membantu para guru dan pelatih dalam mengobservasi dan mendata perilaku penampilan sewaktu penampilan berlangsung.
Tanggal : IPPB Bola Basket Kelompok :
Komponen Penampilan Bermain Kriteria 1. Keputusan yang diambil
(Decision Making)
Pemain berusaha melempar bola ke teman yang berdiri bebas.
2. Melaksanakan keterampilan (Skill Execution)
Siswa dapat melempar bola tepat kepada temannya.
Siswa dapat menangkap bola yang di lempar oleh temannya.
3. Memberi dukungan (Support)
Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola.
Catatan Lapangan
Tindakan :
Hari/tgl :
Waktu :
Pengajar :
... ... ... ... ...
... ... ...
Observer 2. Catatan Lapangan
Membuat catatan lapangan yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data
dimana peneliti mencatat segala aspek selama penelitian berlangsung baik diawal
pembelajaran maupun diakhir pembelajaran.
Tabel 3.3 Format Catatan Lapangan
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti berupa foto-foto ketika proses
pembelajaran baketball like games berlangsung. Serta buku absensi siswa untuk
mengetahui jumlah siswa di sekolah tersebut.
4. Analisis Data
Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data
langkah-langkah menelaah data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan
presentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam proses kegiatan
pembelajaran.
Dalam penilaian permainan basketball like games penulis menentukan
dalam satu permainan di beri waktu selama 10 menit dan terdapat 6 poin dalam
satu kriteria permainan, dalam pelaksanaan penilaian GPAI penulis membagi
menjadi dua kelompok yaitu yang pertama kelompok laki-laki dan kedua
kelompok perempuan. Permainan yang akan dilakukan oleh siswa kelas V A SDN
Kampung Sawah 02 Kabupaten Bogor yaitu: A. Tan Ball. B. End Zone Ball. C.
Three Mat Ball. D. Circle Ball.
Tabel 3.4 Contoh Format Penilaian GPAI
IPPB Bola Basket
Komponen Penampilan Bermain Kriteria 4. Keputusan yang diambil
(Decision Making)
Pemain berusaha melempar bola ke teman yang berdiri bebas.
5. Melaksanakan keterampilan (Skill Execution)
Melempar
Siswa dapat melempar bola terarah kepada temannya. Menangkap
Siswa dapat menangkap bola yang di lempar oleh temannya.
6. Memberi dukungan
(Support)
Pemain bergerak menempati posisi yang bebas untuk menerima operan bola.
Teknik pengelohan data yang digunakan dengan cara menghitung jumlah
yang benar dan dibagi jumlah soal, kemudian dikali 100 % dengan menggunakan
rumus seperti yang di jelaskan oleh Sucipto dkk. (2010, hlm. 21) bahwa:
“Rumus : Tingkat penguasaan = ℎ � � � � � � %"
Untuk teknik pengolahan data yang digunakan penulis pada penilaian
gerak dasar melempar dan menangkap siswa pada pembelajaran permainan
bolabasket adalah jumlah siswa yang mendapat skor tertentu dibagi jumlah siswa,
dikali 100%, sehingga di hasilkan prosentase.
ℎ � �
ℎ � � % = � � � � � � �
Setelah mengetahui hasil nilai siswa secara individu maka seluruh nilai
siswa akan dihitung dan dibagi dengan jumlah siswa sehingga dapat diketahui
rata-rata hasil penilaian siswa. Untuk mencari skor rata-rata dapat dihitung dengan
rumus. Untu rumus rata-rata menurut Abduljabar & Darajat (2013, hlm. 111)
menjelaskan bahwa:
X= ∑�
Dimana : x : nilai rata-rata
x = skor yang didapat
n = banyaknya data ∑ = menyatakan jumlah
Setelah mengetahui hasil rata-rata dari setiap tindakan maka dibuatlah
grafik penilaian dari hasil penelitian tentang pola gerak dasar lempar dan tangkap
sehingga dapat diketahui hasil seluruh tindakan dari siklus 1 sampai siklus 2.
Grafik penilaian penelitian dibuat dengan rumus tingkat penguasaan dari setiap
siswa sehingga setiap siswa mendapatkan hasil penilaian dari setiap tindakan.
Setelah siswa mendapatkan nilai individu maka dibuatlah hasil rata-rata dari nilai
seluruh jumlah siswa di kelas. Hasil rata-rata dibuat dari siklus 1 sampai siklus 2
Untuk instrumen output berkaitan dengan evaluasi pencapaian hasil
berdasarkan kriteria yang telah di tentukan. Menurut Subroto (2014, hlm. 39-40) mengatakan bahwa: “ jika prosentase 70% ditetapkan sebagai ambang batas peningkatan baik untuk proses maupun hasil akhir, maka prosentase di bawah
70% dianggap belum bisa mencapai target pencapaian, karena itu harus dilanjutkan ke tindakanatau siklus berikutnya.” Pada penelitian ini penulis sudah menetapkan prosentase minimal 70% untuk pencapaian indikator keberhasilan
dalam permainan basketball like games guna untuk mengembangkan pola gerak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari mulai observasi
awal sampai dengan tindakan terakhir, yaitu siklus 2 tindakan 2, data awal adalah
47,91% dan siklus 1 tindakan 1 adalah 56,54%, siklus 1 tindakan 2 adalah
63,24%, siklus 2 tindakan 1 adalah 69,93%, dan siklus 2 tindakan 2 adalah
77,22%. Berdasarkan hasil penelitian dari mulai observasi awal sampai dengan
siklus ke dua tindakan ke dua, dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran
basketball like games pada siswa kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten
Bogor telah meningkat dari 47,91% menjadi 77,22% peneliti menyimpulkan
bahwa dengan penerapan pembelajaran basketball like games dapat
mengembangkan pola gerak dasar lempar dan tangkap pada pembelajaran
permainan bolabasket pada kelas V A SDN Kampung Sawah 02 Kabupaten
Bogor.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa
hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:
1. Guru pendidikan jasmani, diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran
permainan bolabasket dengan bermacam-macam bentuk aktivitas permainan
dan memperhatikan konsep pembelajaran yang menyenangkan namun tidak
lupa dengan tujuan pendidikan jasmani itu sendiri dengan melihat indikator
yang akan dicapai.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat berpartisipasi dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Namun perlu didukung oleh semua pihak termasuk sarana dan prasarana yang
Aji Zaenal Mutaqin, 2015
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BASKETBALL LIKE GAMES UNTUK MENGEMBANGKAN POLA DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar & Darajat. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Aunurrahman. (2009). Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: ALFABETA
Bahagia Y. (2010). Permainan Invasi. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Bahagia & Mujianto. (2010). Fasilitas Dan Perlengkapan Penjas. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
FIBA. (2006). Peraturan Resmi Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Hamzah. dkk. (2011). Menjadi Peneliti TPK Yang Profesional. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hoedaya, D. (2001). Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Basket.
Jakarta Pusat: Derektorat Jenderal Olahraga
Irsyada M. (2000). Bola Basket. Departeman Pendidikan Nasional
Juliantine dkk. (2012). Belajar & Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. (2010)
Mahendra. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik, Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Subroto, T. dkk. (2014). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan
Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Sucipto. dkk. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Suparlan. dkk. (2010). permainan bola kecil, Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Warsidi E. (2010). Olahraga menggunakan Bola Besar.
Widya. (2004). Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Yonny A. (2010). Menyusun penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta
El1ardiani. (2012). Teknik Passing Dalam Bola Basket. [Online].
https://el1ardiani.wordpress.com/2012/09/05/teknik-passing-dalam-bola-basket/
Krisna. (2009). Pengertian Dan Ciri-Ciri Pembelajaran. [Online]. Diakses dari
http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/
Mahendra & Saputra. (2006). Perkembangan Dan Belajar Motorik. [Online].
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824
1989031AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%26_Belajar_Mot
orik_Agus_Mahendra/Modul_5.pdf, [20 juli 2015]
Nur Taufik. (2014). [Online]. Teknik Dasar Melempar Dan Menangkap Bola
Basket. [Online]. Diakses dari
ttp://www.olahragakesehatanjasmani.com/2014/10/teknik-dasar-melempar-dan-menangkap.html
http://3.bp.blogspot.com/8s3hjF8VyBA/VTfFTI6QKGI/AAAAAAAAA2w/t505k
YCsdlE/s1600/bounce.png
http://rocketsepakbola.blogspot.co.id/2014/02/Cara-Dasar-Main-Basket.html