PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP IPS
Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPS
Oleh
Ifa Faikoh
1204765
PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur
Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Dan Pemahaman Konsep IPS
(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur)
Oleh Ifa Faikoh
S.Pd. IKIP Bandung, 1995
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Ifa Faikoh 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Disman, M.Si NIP. 195902091984121001
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd,M.A NIP. 196207021986011002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan IPS
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Dan Pemahaman Konsep IPS (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur)
Ifa Faikoh (1204765) Prof. Dr. H. Disman, M.Si
Prof. Dr.H.Bunyamin Maftuh, M.Pd, MA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran karena metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 4 Cianjur sangat monoton. Metode yang tidak bervariasi menyebabkan siswa kurang motivasi dalam belajar. Hal tersebut menyebabkan rendahnya kemandirian belajar siswa dan akan berpengaruh terhadap hasil belajar berupa pemahaman konsep IPS. Oleh karena itu penelitian ini difokuskan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan sampel satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol di SMP Negeri 4 Cianjur. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur, sedangkandi kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) pemahaman konsep di kelas kontrol berbeda secara signifikan , yakni hasil postest lebih baik dibandingkan pretes sedangkan untuk kemandirian belajar tidak terdapat hasil yang signifikan karena skor postes tidak lebih baik dari skor pretest (2) pemahaman konsep dan kemandirian belajar di kelas eksperimen berbeda secara signifikan yakni hasil postes lebih baik dari hasil pretes (3) gain pemahaman konsep dan kemandirian belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Hasil postest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan postes kelas kontrol. Walaupun perbedaan rata-rata gain untuk pemahaman konsep dan kemandirian belajar tidaklah terlalu besar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, namun penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur sangatlah penting untuk menunjang peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar. Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sebuah alternatif bagi guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar terjadi peningkatan kemandirian belajar dan pemahaman konsep IPS.
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
The Influence of Cooperative Learning “Structured Numbered Heads Technique”
towards Self-direction in Learning and Understanding of Social Studies Concepts (An experimental study in social studies subject of 9th grade SMPN 4 Cianjur)
Ifa Faikoh (1204765) Prof. Dr. H. Disman, M.Si
Prof. Dr.H.Bunyamin Maftuh, M.Pd, MA
The background of this research is the lack of active students in learning process because of the methods used in teaching social studies very monotone. The method is not varied causes student less motivation in learning. It leads to
students’ low self direction in learning and will affect the students’ learning
outcomes in understanding of social studies concepts.Therefore, this research was focused to get an idea of the influence of cooperative learning toward self-direction in learning and understanding of social studies concepts. Method of this research was quasi experiment with a class as experiment sample and a class as control in Junior High School 4 Cianjur. Experiment class was treated with cooperative learning structured numbered heads technique and control class used convensional learning. The results showed that : (1) there was significant difference in understanding of social studies concepts was control class, where postest is better than pretest, but in self-direction in learning there was no significan difference, because postest score was not better than pretest score. (2) In class experiment postest result was better than pretest in understanding of social studies concept and self-directing in learning. (3) understanding of social studies concept and self-direction in learning result has significant difference, experiment class reached higher postest than control class. Even though there was no significant differences between gain average of concept understanding and self-direction in learning, but cooperative learning structured numbered heads technique is importance to support understanding of social studies concept and self-direction in learning. From these research is expected to give an alternatives for teachers in developing the quality of learning process and also in developing understanding of social studies concepts and self-direction in learning.
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8.1 Validitas Instrumen ... 48
3.8.2 Reliabilitas Instrumen ... 49
3.8.3 Daya Pembeda ... 51
3.8.4 Tingkat Kesukaran ... 53
3.9 Teknik Analisa Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat Penelitian ... 58
4.2 Deskripsi Subjek Penelitian ... 62
4.2.1 Kelas Eksperimen ... 62
4.2.2 Kelas Kontrol ... 62
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
4.3.1. Pemahaman Konsep ... 62
4.3.2 Kemandirian Belajar ... 73
4.3.3 Hasil Observasi Keterlaksanaan Metode Pembelajaran ... 81
4.3.4 Kendala-kendala Dalam Implementasi Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur...82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 90
5.2 Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 92
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
4.8 Hasil Uji Perbedaan Nilai Pretest dan Postest Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen... 68
4.9 Hasil Uji Perbedaan Postest Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 70
4.10 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 71
4.11 Ringkasan Hasil Penilaian Pemahaman Konsep IPS di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol... 72
4.12 Hasil Perhitungan Skor Kemandirian Belajar Sebelum Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 73
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.14 Hasil Uji Homogenitas Skor Kemandirian Belajar Sebelum
Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 75 4.15 Hasil Uji Mann Whitney U Tes Skor Pretes Kemandirian Belajar
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 76 4.16 Hasil Uji Wilcoxon Skor Kemandirian Belajar Sebelum dan Sesudah Pembelajaran di Kelas Kontrol... 77 4.17 Hasil Uji Wilcoxon Skor Kemandirian Belajar Sebelum dan Sesudah Perlakuan di Kelas Eksperimen... 78 4.18 Hasil Uji Mann Whitney Skor Kemandirian Belajar Sesudah
Perlakuan di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 79 4.19 Peningkatan Skor Kemandirian Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 80 4.20 Kesimpulan Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa di Kelas
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran... 36
3.1 Alur Penelitian... 43
4.1 Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Pemahaman Konsep
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 69
4.2 Peningkatan Nilai Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol... 72
4.3 Diagram Rata-Rata Skor Kemandirian Belajar Sebelum dan
Sesudah Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 79
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran:
1 Rancangan Instrumen Penelitian ...97
2 Tabel Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...98
3 Soal Uji Coba Pemahaman Konsep ...100
4 Angket Uji Coba Kemandirian Belajar ...106
5 Hasil Anatest Uji Coba Pemahaman Konsep ...108
6 Soal Pretes/Postes Pemahaman Konsep ...121
7 Hasil Uji Coba Skor Kemandirian Belajar ...126
8 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar...127
9 Silabus Pembelajaran ...129
10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 133
11 Angket Untuk Variabel Kemandirian Belajar...157
12 Nilai Pretes dan Postes Pemahaman Konsep Kelas Kontrol dan Eksperimen...159
13 Hasil Diskusi Kelas Eksperimen dan Kontrol... 160
14 Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol... 162
15 Perhitungan Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ...164
16 Data Skor Pretes dan Postes Kemandirian Belajar Kelas Kontrol Dan Eksperimen...166
17 Perhitungan Gain Kemandirian Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol... 167
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19 Dokumentasi penelitian... 171
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ditekankan
pengajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang bertujuan agar siswa
aktif dalam proses pembelajaran, namun kenyataan dilapangan pembelajaran
yang berpusat pada guru masih sangat dominan dan peran guru dalam mentransfer
ilmu kepada siswa masih sangat besar. Akibatnya ada beberapa masalah yang
menonjol dalam proses pembelajaran di sekolah antara lain:
(1) Banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya.
(2) Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan.
(3) Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik karena mereka biasa diajarkan dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. (Depdiknas, 2006)
Permasalahan di atas menjadi sangat penting karena hal yang utama dalam
proses pembelajaran adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa mampu
memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. Menurut Dahar (2011:36)
“kemampuan pemahaman merupakan hal yang sangat fundamental, karena dengan pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan prosedural, yaitu
pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu.”
Adanya kenyataan bahwa masih dominannya peranan guru dalam proses
pembelajaran selain menimbulkan masalah rendahnya pemahaman siswa juga
menyebabkan rendahnya kemandirian belajar siswa, karena siswa hanya
menerima transfer ilmu yang diberikan oleh guru tanpa memahami apa manfaat
ilmu tersebut dalam penerapan kehidupan sehari-hari sehingga siswa kurang
berinisiatif untuk mencari lebih banyak pengetahuan bagi dirinya karena dirasakan
2
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masalah tersebut juga terjadi dalam pembelajaran IPS seperti yang
dikemukakan oleh Suwarma (2008:51) bahwa “kelemahan yang menonjol dalam
pembelajaran IPS antara lain tidak banyak menyentuh pengembangan kemampuan
berpikir, proses belajar terpola pada interaksi satu arah, dominasi guru yang kuat,
materi pelajaran yang cenderung menekankan aspek hapalan dan kering dari
nilai-nilai sosial yang muncul di masyarakat.”
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran di
kelas, guru kurang memberikan pemahaman terhadap konsep yang diajarkan
kepada siswa sehingga materi hanya sekedar hapalan, padahal seharusnya agar
pembelajaran bermakna maka materi harus diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan adanya penerapan dalam kehidupan sehari-hari siswa terdorong
untuk lebih banyak menggali materi pelajaran dan hal ini tentu saja akan
menumbuhkan kemandirian belajar.
Kemandirian belajar siswa merupakan hal yang turut menentukan
keberhasilan belajar. Beberapa studi mengungkapkan bahwa kemandirian belajar
mempunyai pengaruh positif terhadap pembelajaran dan pencapaian hasil belajar.
Seperti temuan dari studi Darr dan Fisher ( Izzati, 2012) menunjukkan bahwa
kemandirian belajar berkorelasi kuat dengan kesuksesan seorang siswa.
Sebaliknya hasil studi yang dilakukan oleh Borkowski (Abdullah, 2007)
menunjukkan bahwa kegagalan terhadap kemandirian dalam proses belajar
menjadi penyebab utama dari rendahnya prestasi belajar.
Masih rendahnya kemandirian belajar yang dimiliki siswa antara lain
disebabkan kurangnya kepercayaan diri terhadap kemampuan, kurang termotivasi
untuk belajar sendiri dan tidak memperoleh lingkungan kondusif untuk
mengembangkan kemandirian belajarnya (Nurhayati, 2011: 145). Seperti kita
ketahui selama ini di Indonesia, strategi pembelajaran yang populer dilakukan
adalah pembelajaran tradisional, yaitu pembelajaran berbasis kelas (klasikal)
dengan menggunakan metode ceramah. Menurut Sagala (2003:202) bahwa
3
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memecahkan masalah sehingga proses penyerapan pengetahuannya kurang tajam
serta kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keberanian mengemukakan pendapatnya”. Akibatnya apabila yang digunakan hanya metode ceramah saja, kemampuan kemandirian belajar siswa menjadi
kurang berkembang karena siswa hanya menerima transfer ilmu dari guru dan
siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu siswa juga menjadi
pasif dalam memilih sumber belajar tambahan di luar sumber belajar padahal
sumber belajar bisa diperoleh dengan relatif mudah melalui bantuan teknologi
informasi yang sekarang telah berkembang dengan pesat.
Dalam era globalisasi, siswa dapat mengakses berbagai informasi dengan
mudah. Namun siswa juga dihadapkan pada tugas besar untuk membuat makna
dari berbagai informasi tersebut. Seperti diungkapkan oleh Stoll (Chadwick,
2009:7)
Dalam masyarakat berbasis informasi, ada banyak informasi yang bisa didapat. Siswa dihadapkan pada tugas besar untuk membuat makna dari lautan informasi yang tampaknya memiliki fakta yang tidak terkait. Mereka membutuhkan mekanisme untuk mengelompokkan dan mengorganisir informasi, menghubungkan ide dan mengidentifikasi atau membangun pola.
Untuk itu siswa harus memiliki pemahaman tentang konsep sehingga
mampu mengatur dan mengelompokkan informasi baru berdasarkan fakta
menurut pola kesamaan atau perbedaan.
Teori yang melandasi pentingnya pemahaman antara lain konsepsi belajar
mengacu pada pandangan konstruktivistik, bahwa understanding construction
menjadi lebih penting dibandingkan dengan memorizing fact ( Abdullah&Abbas:
2006). Sementara itu menurut Sharan (2012: 237):
4
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
teori tentang dunia yang ada. Tujuan setiap aktivitas itu adalah memperkuat pemahaman siswa bukan sekedar prestasi siswa.
Hal ini diungkapkan pula dalam penelitian Brophy (Chadwick, 2009:7) “if
learners construct networks of connected knowledge arounds powerful ideas, they
learn with understanding and retain that learning in forms that they can access
and apply more easily”. Jadi siswa akan lebih memahami apabila pembelajaran dihubungkan dengan minat dan pengalaman mereka karena apabila pembelajaran
dihubungkan dengan keadaan disekitarnya, mereka akan lebih paham dan akan
lebih mudah dalam penerapannya.
Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa harus dapat
memahami konsep-konsep yang dipelajarinya yang akan berguna dikemudian
hari nanti karena berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat dimana
mereka akan hidup dan bekerja. Sehingga dalam pembelajaran sudah saatnya guru
membantu siswa untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan)
baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki atau mereka
kuasai. Selain itu siswa diajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep dan
bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap peserta didik kelas IX SMP
Negeri 4 Cianjur pada tahun ajaran 2013/2014 pembelajaran IPS diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional, peserta didik terlihat kurang aktif dalam
mencari sumber belajar lain selain yang sudah disediakan oleh guru. Selain itu,
berdasarkan hasil observasi peneliti dalam pelaksanaan diskusi di dalam kelas yang
dilakukan oleh siswa, tidak semua peserta didik terlibat secara aktif untuk
mengeluarkan pendapat berdasarkan tema yang disediakan oleh guru. Sebagian besar
siswa tidak terlibat dalam kegiatan diskusi, hanya beberapa orang saja dalam
kelompok yang melakukan kegiatan diskusi, peserta didik lainnya hanya mengobrol
dan mengandalkan temannya untuk membahas tema yang telah diberikan oleh guru.
Hasil observasi saat pelaksanaan diskusi, dapat dilihat dalam tabel dibawah
5
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabei 1.1
Hasil Observasi Kemandirian Belajar
No Pernyataan Kelas Persentase
IXB IXD
1. Aktif dalam diskusi 20 20 50%
2. Berusaha menguasai materi dengan cara bertanya kepada guru
25 20 56%
3. Berani mengemukakan pendapat
20 19 48,%
4. Menggunakan berbagai sumber belajar
8 10 22%
Total Rata-rata 44%
(Sumber data: Hasil Observasi Penelitian)
Hasil observasi dikuatkan dengan data nilai rata-rata hasil ulangan harian IPS
6
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2
Nilai Rata-rata Hasil Ulangan Harian
NO KELAS JUMLAH
SISWA
TOTAL NILAI RATA-RATA
KELAS
1. IX A 42 2671 63,60
2. IX B 42 2710 64,52
3. IX C 42 2684 63,90
4. IX D 38 2489 65,50
5. IX E 40 3231 80,77
6. IX F 42 2571 61,21
TOTAL 246 16356 66,58
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Kelas IX (diolah)
Berdasarkan data di atas nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 66,58
sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal 75,00. Hal ini menunjukkan masih
7
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bermacam masalah yang telah diuraikan diatas memerlukan alternatif
pemecahan yang handal dan segera agar tidak mengganggu proses dan output
pendidikan. Model Pembelajaran Kooperatif teknik Kepala Bernomor
Terstruktur ditawarkan oleh peneliti sebagai solusi. Model Pembelajaran
Kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur merupakan modifikasi dari
Numbered Heads Together yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (2009).
Dalam tipe ini peserta didik dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap
nomor mendapat tugas berbeda. Kepala Bernomor Terstruktur (KBT) diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar , karena dengan
teknik ini peserta didik dapat belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya
dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya mengingat bahwa
kemandirian tidak berarti harus terlepas sama sekali dengan pihak lain. Seperti
diungkapkan oleh Nurhayati (2011:140) bahwa kemandirian belajar bukan berarti
belajar seorang diri tetapi belajar dengan inisiatif sendiri. Lebih lanjut dikatakan
bahwa ciri utama proses belajar yang menekankan kemandirian belajar bukanlah
ketiadaan guru atau teman atau tidak adanya pertemuan tatap muka di kelas.
Mujiman (2005:1) berpendapat bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan aktif
yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna
mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi
yang dimiliki. Jadi kemandirian belajar merupakan usaha peserta didik untuk
melakukan kegiatan belajar yang didasari oleh niatnya untuk memahami dan
menguasai suatu kompetensi tertentu. Dengan demikian Model Pembelajaran
Kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur dipilih untuk dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar karena dengan teknik
tersebut peserta didik harus aktif dan mempunyai motivasi untuk menguasai suatu
kompetensi.
Berdasarkan masalah tersebut, penulis ingin melihat dan meneliti lebih
jauh melalui penelitian eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent
control group design penerapan teknik kepala bernomor terstruktur dibandingkan
8
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
judul: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP IPS (Studi Eksperimen Pada
Mata Pelajaran IPS Kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur)
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang mendasar dalam pembelajaran IPS di SMP
diantaranya adalah kurang kreatifnya guru dalam menggunakan metode
pembelajaran dan masih belum maksimalnya pemahaman konsep yang diberikan
guru dalam penerapan kehidupan sehari-hari . Hal ini menyebabkan pembelajaran
IPS kurang diminati oleh sebagian besar siswa karena pembelajaran hanya berupa
hapalan tanpa aplikasi dilapangan. Padahal pembelajaran IPS memerlukan metode
yang bervariasi untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.Hasil observasi
menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru umumnya
hanya menggunakan metode ceramah, kalaupun ada diskusi hanya diskusi terbatas
yang tidak dikembangkan dengan metode yang dapat memacu kemandirian
belajar siswa. Hal ini menyebabkan siswa tidak tertarik dan tidak bersemangat
dalam belajar, karena siswa tidak terlibat secara penuh dalam proses
pembelajaran.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji permasalahan pemahaman
konsep dan kemandirian belajar siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran IPS.
Melalui penelitian ini akan dibahas beberapa permasalahan, diantaranya:
(1) Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa
di kelas kontrol yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional ?
(2) Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar
siswa di kelas eksperimen yang belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur ?
(3) Apakah peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa
9
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terstruktur pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional di kelas kontrol ?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan keefektifan
model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap
pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa.
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
(1) Mengetahui perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar
siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional
(2) Mengetahui perbedaan pemahaman konsep dan kemandirian belajar siswa
di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
teknik kepala bernomor terstruktur.
(3) Mengetahui peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar
siswa di kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
terstruktur dibandingkan dengan pemahaman konsep dan kemandirian
belajar siswa di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional
1.4 Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini menguji pengaruh model pembelajaran
kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dan model pembelajaran
konvensional terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep dalam
pembelajaran IPS. Sedangkan manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini
adalah:
10
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
terstruktur pada pembelajaran IPS memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk secara aktif dalam proses belajar. Selain itu juga
memfasilitasi peserta didik untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep
dan kemandirian dalam belajar karena karakteristik yang dimiliki teknik
kepala bernomor terstruktur itu sendiri yang memungkinkan meningkatnya
pemahaman konsep serta tumbuhkembangnya kemandirian belajar.
(2) Bagi Guru Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pelaksanaan proses belajar guru, khususnya guru mata pelajaran IPS
sebagai masukan untuk peningkatan keterampilan kegiatan belajar
mengajar.
(3) Bagi Peneliti
Sebagai arena meningkatkan kemampuan peneliti dalam hal penerapan
teknik kepala bernomor terstruktur pada pembelajaran IPS. Selain itu
penelitian dapat dijadikan acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
1.5 Struktur Organisasi Tesis
Penyusunan tesis ini terdiri atas 5 bab yaitu bab pendahuluan, kajian
pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dan
saran.
Dalam bab pendahuluan dibahas mengenai latar belakang penelitian yang
merupakan alasan disusunnya penelitian ini, kemudian dibuat identifikasi dan
perumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, manfaat dilakukannya
11
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sementara itu kajian pustaka berisi deskripsi teoritik yang merupakan
landasan teori dari penelitian ini, pembelajaran pendidikan IPS, penelitian
terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian yang akan
diuji kebenarannya dalam penelitian ini.
Dalam metode penelitian akan dibahas mengenai populasi dan sampel
penelitian, metode dan desain penelitian yang digunakan, definisi operasional
variabel, prosedur, alur skenario penelitian serta alat tes, analisis tes, dan teknik
analisis data yang nantinya akan digunakan untuk mengolah data penelitian.
Hasil penelitian dan pembahasannya akan dibahas dalam bab 4. Dalam bab
ini akan dipaparkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian data
tersebut diolah dan dianalisis untuk dilakukan pembahasan lebih dalam dan
dilakukan pengujian hipotesis penelitian.
Bab terakhir dalam tesis ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan serta saran-saran yang bertujuan agar penelitian yang telah
dilakukan dapat dimanfaatkan hasilnya serta dapat dilakukan penelitian lebih
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013;117). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 4 Cianjur, yang terdiri dari 6
kelas dengan jumlah siswa 246 orang.
Pengertian sampel menurut Schumacher (1997: 246) adalah sekelompok
subjek yang menghasilkan data yang diambil dalam penelitian. Sampel dalam
penelitian ini diambil sebanyak dua kelas yaitu kelas IX D sebagai kelas
eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol . Pemilihan kelas dilakukan
secara acak dari kelas IX A,B,C,D dan F karena berdasarkan informasi yang
diperoleh dari guru IPS bahwa ke lima kelas mempunyai karakteristik yang tidak
berbeda, sedangkan kelas IX E tidak diikutsertakan karena merupakan kelas
unggulan.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experimental research), karena data yang diperoleh berasal dari
lingkungan yang telah ada. Menurut Gozhali (2008: 17) “Peneliti akan
menggunakan quasi experimental jika datanya berasal dari suatu lingkungan yang
telah ada atau dari suatu kejadian yang timbul tanpa intervensi langsung si
peneliti”. Pada penelitian yang dilakukan, variabel terikatnya adalah pemahaman
konsep dan kemandirian belajar sedangkan variabel bebasnya adalah metode
pembelajaran. Sebenarnya variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat
pemahaman konsep dan kemandirian belajar tidak hanya dengan metode
pembelajaran, tetapi karena dengan segala keterbatasan, penelitian ini hanya
39
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel bebasnya adalah model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
terstruktur
3.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control group
design. Desain ini sangat lazim dan berguna dalam pendidikan, karena sangat
tidak mungkin untuk menempatkan subjek secara acak. Peneliti menggunakannya
secara utuh, kelompok yang telah ditentukan, memberi pretest, mengelola kondisi
perlakuan pada satu kelompok dan memberinya posttest (Schumacher &
McMillan,1997:467). Dalam penelitian ini digunakan dua kelas yaitu satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur dan
kelas kontrol mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran
konvensional. Terhadap kedua kelas dilakukan pretest dan postest untuk melihat
peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar sebelum dan setelah
pembelajaran.
Desain penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
(Sumber: Schumacher dan McMillan ,1997:467)
Keterangan:
X : Perlakuan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur
O1 : Pretest (sebelum perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif
teknik kepala bernomor terstruktur) pada kelompok eksperimen
40
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kepala bernomor terstruktur) pada kelompok eksperimen
O3 : Pretest (sebelum perlakuan dengan pembelajaran konvensional) pada
kelompok kontrol
O4 : Posttest (setelah perlakuan dengan pembelajaran konvensional) pada
kelompok kontrol
3.4 Definisi Konsep Variabel
Untuk memperoleh kesamaan pemahaman dan menghindari pandangan
yang berbeda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka
dijelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut:
(1) Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor
terstruktur adalah metode pembelajaran dimana siswa
dikelompokkan dengan diberi nomor dan setiap nomor mendapat
tugas berbeda.
(2) Pemahaman Konsepadalah kemampuan siswa untuk mencontohkan,
mengklasifikasi, membandingkan dan menjelaskan suatu konsep
uang, bank dan lembaga keuangan bukan bank. Kemampuan untuk
merangkum dan menyimpulkan tidak penulis cantumkan karena
kesesuaian dengan indikator yang tertulis dalam silabus
pembelajaran. Karena kurikulum yang dipakai saat penelitian ini
masih memakai IPS yang belum terpadu maka konsep IPS yang
diambil adalah konsep dari ekonomi.
(3) Kemandirian Belajar adalah aktivitas belajar siswa dimana kegiatan
tersebut didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
tanggung jawab sendiri dari siswa yang bersangkutan. Indikator
yang diambil dalam penelitian ini adalah inisiatif (berusaha
menguasai materi dengan cara bertanya kepada teman atau guru
serta menggunakan berbagai sumber belajar), mandiri
41
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyerah), tanggung jawab (bertanggungjawab atas tugas yang
dikerjakan dan tidak meninggalkan tugas), percaya diri (aktif dalam
diskusi kelompok dan berani mengemukakan pendapat) dan disiplin
(berusaha menyelesaikan tugas tepat waktu).
3.5 Prosedur , Alur dan Skenario Penelitian
3.5.1 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
3.5.1.1 Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi:
(1) melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang
model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur,
pemahaman konsep dan kemandirian belajar
(2) menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
(3) melakukan validasi instrumen
(4) melakukan uji coba dan analisis tes
3.5.1.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian akan dimulai dengan melakukan uji coba
instrumen, memperkenalkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala
bernomor terstruktur dan memberikan pengarahan kepada guru yang mengajar
kelas tersebut, mengadakan pretest kepada kelompok eksperimen dan kontrol
untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemandirian belajar, menerapkan
model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur pada kelas
eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, melakukan
observasi keterlaksanaan model, memberikan posttest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemandirian belajar
42
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.1.3 Pengolahan dan analisa data
Menghitung gain yang dinormalisasi (N-gain) pemahaman konsep dan
kemandirian belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan uji
normalitas data N-gain, melakukan uji homogenitas varians, melakukan uji
kesamaan dua rata-rata, serta melakukan analisis data hasil observasi
3.5.2 Alur Penelitian
Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada
43
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi Literatur: Model Pembelajaran Kooperatif teknik kepala
44
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Alur Penelitian
3.5.3 Skenario Penelitian
1. Kelas Eksperimen : Pembelajaran Kooperatif teknik Kepala Bernomor
Terstruktur.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
terstruktur di kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
A. Kegiatan awal
(1) Siswa mendapat menjelasan dari guru mengenai kegiatan yang
akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
(2) Mengadakan tanya jawab mengenai konsep uang , bank dan
lembaga keuangan bukan bank yang sudah dimiliki oleh siswa
B. Kegiatan inti
(1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan
masing-masing 4 anak, tiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai 4
(2) Setiap kelompok mendapat LKS
Setiap anggota kelompok mengerjakan bahasan yang ada di dalam
LKS. Anggota kelompok nomor 1 membahas soal no 1, anggota
nomor 2 membahas soal nomor 2, anggota nomor 3 membahas no
3 dan anggota nomor 4 membahas soal nomor 4. Kemudian
mendiskusikannya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat
mengetahui jawaban bahasan dari anggota kelompoknya
(3) Secara acak guru memanggil satu persatu nomor dari kelompok
untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain
diwajibkan untuk menambah atau mengomentarinya
45
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi dan presentasi
siswa
(2) Memberikan quis untuk menguji pemahaman siswa
(3) Menugaskan siswa untuk membuat laporan secara individu
mengenai bahasan LKS pada hari itu.
2. Kelas Kontrol: menggunakan metode diskusi kelompok
A. Kegiatan awal
(1) Siswa mendapat menjelasan dari guru mengenai kegiatan yang
akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
(2) Mengadakan tanya jawab mengenai konsep uang , bank dan
lembaga keuangan bukan bank yang sudah dimiliki oleh siswa
B. Kegiatan inti
(1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan
masing-masing 4 anak.
(2) Setiap kelompok mendapat LKS
Setiap anggota kelompok mengerjakan bahasan yang ada di dalam
LKS.
(3) Secara acak guru memanggil satu orang dari kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain
diwajibkan untuk menambah atau mengomentarinya
C. Kegiatan Penutup
(1) Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi dan presentasi
siswa
(2) Memberikan quis untuk menguji pemahaman siswa
(3) Menugaskan siswa untuk membuat laporan secara individu
mengenai bahasan LKS pada hari itu.
46
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes ,
skala sikap dan observasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif
tentang kemampuan pemahaman konsep siswa serta skala sikap mengenai
kemandirian belajar yang dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan
pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Lembar observasi
digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dalam pelaksanaan kegiatan
diskusi, kemandirian belajar dalam proses pembelajaran dan keterlaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala
bernomor terstruktur di kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dapat dilihat
secara rinci dalam tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3.2
Teknik pengumpulan data
Sumber data Jenis data Teknik
47
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian dan menjawab
pertanyaan penelitian akan digunakan alat tes berupa tes pemahanan konsep,
skala kemandirian belajar, lembar observasi kemandirian belajar siswa serta
lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala
bernomor terstruktur.
(1) Tes Pemahaman Konsep
Untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum mendapat perlakuan
teknik kepala bernomor terstruktur dan pembelajaran konvensional dilakukan
pretest, sedangkan untuk mengukur pemahaman konsep siswa setelah mendapat
perlakuan dilakukan posttest. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dengan
4 option (A,B,C dan D) sebanyak 40 soal. Konsep yang akan diujikan adalah
konsep mengenai uang, bank dan lembaga keuangan bukan bank.
(2) Lembar Observasi Diskusi Kelompok
Lembar observasi ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan siswa dalam
menyelesaikan dan mempresentasikan tugas mengenai materi uang, bank dan
lembaga keuangan bukan bank. Parameter penilaian terdiri dari aspek penguasaan
materi, kemampuan menjawab, kemampuan memberikan argumen, kemampuan
penyajian materi dan pengaturan waktu. Masing-masing aspek diberi nilai 20
dengan nilai maksimal 100. Observasi dilakukan oleh tiga orang observer guru
IPS.
(3) Tes Skala Kemandirian Belajar
Berdasarkan kajian terhadap berbagai teori tentang kemandirian belajar,
maka dirumuskan indikator-indikator kemandirian belajar . Indikator yang
diambil dalam penelitian ini adalah mengenai inisiatif, mandiri, bertanggung jawab,
percaya diri dan disiplin. Dari indikator tersebut kemudian disusun butir pernyataan
dengan pilihan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S) , Tidak Setuju (TS) dan
Sangat Tidak Setuju (STS).
(4) Lembar Observasi Kemandirian Belajar Siswa
Lembar Observasi kemandirian Belajar Siswa digunakan untuk melihat
48
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran.
Indikator yang diamati adalah tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas,
berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugas, penyelesaian tugas tepat waktu,
penggunaan berbagai macam sumber, berusaha menguasai materi pembelajaran
dengan cara bertanya, aktif dalam diskusi dan berani mengemukakan pendapat.
(5) Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Lembar Observasi keterlaksanaan model pembelajaran digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tahapan model kooperatif teknik kepala bernomor
terstruktur yang telah direncanakan telah terlaksana dalam proses belajar
mengajar. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan
menggunakan lembaran daftar cek.
3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.8.1 Validitas Instrumen
Uji validitas perlu dilakukan guna menentukan valid tidaknya suatu
instrumen. Instrumen yang mempunyai validitas tinggi akan memiliki kesalahan
pengukuran yang kecil, yang berarti skor setiap subyek yang diperoleh penelitian
tersebut tidak jauh berbeda dari skor sesungguhnya (Hidayati,2010: 88).
Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.
Nilai r kemudian dibandingkan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas
lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.
Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.3
49
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,800 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,600 < rxy ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < rxy ≤ 0,600 Cukup
0,200 < rxy ≤ 0,400 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,200 Sangat Rendah
Instrumen alat tes yang diuji validitasnya dalam penelitian ini adalah soal
pilihan ganda sebagai alat ukur untuk melihat pemahaman konsep siswa serta
angket untuk melihat kemandirian belajar siswa.
Setelah diuji coba terhadap instrumen soal dengan bantuan Uji anatest,
dalam bentuk pilihan ganda untuk mengukur pemahaman konsep siswa, dari 40
soal pilihan ganda yang diujikan, diperoleh 22 soal yang valid atau sekitar 55%
dari seluruh soal. Sementara soal yang tidak valid sebanyak 18 soal atau sekitar
45% dari seluruh item soal.(Data terlampir)
Berdasarkan uji validitas pilihan ganda disimpulkan bahwa soal yang
dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah soal yang valid, sebanyak 22
soal. Dalam penelitian ini soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur
pemahaman konsep siswa adalah sebanyak 24 soal. Diantara item soal itu ada 2
soal yang tidak valid yang harus dipakai karena diantara soal yang tidak valid ada
indikator yang belum terwakili.
Untuk variabel kemandirian belajar, setelah diuji coba dan dihitung
dengan bantuan Spss versi 17, dari 20 pernyataan diperoleh 12 peryataan valid
atau sekitar 60% dari seluruh item, sedangkan 8 pernyataan tidak valid. (Data
50
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Uji validitas tersebut, pernyataan yang akan digunakan
sebagai alat pengumpul data kemandirian belajar sebanyak 12 pernyataan, karena
dinilai telah mewakili semua indikator yang akan diukur.
3.8.2 Reliabilitas Instrumen
Selain valid, dalam instrumen yang baik juga harus diperhatikan
reliabilitasnya. Reliabilitas mengandung muatan stabilitas (tidak berubah-ubah)
dan konsisten (ajeg). Menurut Wiersma (Hidayati,2010:90) reliabilitas adalah
konstistensi instrumen mengukur apapun yang hendak diukur. Bila suatu
instrumen dipakai berulang-ulang untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
yang diperoleh relatif stabil atau konsisten, maka instrumen tersebut dapat
dikatakan terpercaya atau reliabel.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua yang
dianalisis dengan rumus Spearman Brown (Sugiyono,2013:190). langkah-langkah
yang dilakukan sebagai berikut:
(1) Memilah dan menghitung item ganjil dan genap dengan menggunakan
tabel bantu
(2) Menghitung korelasi Pearson Product Moment dengan rumus:
(3) Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown,
sebagai berikut :
Keterangan: : reliabilitas tes secara keseluruhan
51
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu : reabilitas separuh tes
(4) Menentukan rtabel
(5) Membuat Keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel
dengan keputusan sebagai berikut :
Jika rhitung > rtabel berarti reliabel
Jika rhitung < rtabel berarti tidak reliabel
Interpretasi derajat reliabilitas tes dapat dilihat pada Tabel 3.4
(Arikunto,2010)
Tabel 3.4
Kategori Reliabilitas Tes
Batasan Kategori
0,800 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,600 < r11 ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < r11 ≤ 0,600 Cukup
0,200 < r11 ≤ 0,400 Rendah
0,00 < r11 ≤ 0,200 Sangat Rendah
Setelah diuji coba terhadap instrumen soal, dalam bentuk pilihan ganda
untuk mengukur pemahaman konsep siswa, dari 40 soal pilihan ganda yang
diujikan, diperoleh 22 soal yang reliabel atau sekitar 55% dari seluruh soal.
Sementara soal yang tidak reliabel sebanyak 18 soal atau sekitar 45% dari seluruh
52
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan uji reliabilitas pilihan ganda disimpulkan bahwa soal yang
dapat digunakan sebagai alat pengumpul data adalah soal yang reliabel, sebanyak
22 soal. Dalam penelitian ini soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur
pemahaman konsep siswa adalah sebanyak 24 soal. Diantara item soal itu ada 2
soal yang tidak reliabel yang harus dipakai karena diantara soal yang tidak reliabel
ada indikator yang belum terwakili.
Untuk variabel kemandirian belajar, setelah diuji coba dan dihitung
dengan bantuan Spss versi 17, dari 20 pernyataan diperoleh 12 peryataan reliabel
atau sekitar 60% dari seluruh item, sedangkan 8 pernyataan tidak reliabel. (Data
terlampir)
Berdasarkan Uji reliabilitas tersebut, pernyataan yang akan digunakan
sebagai alat pengumpul data kemandirian belajar sebanyak 12 pernyataan, karena
dinilai telah mewakili semua indikator yang akan diukur.
3.8.3 Daya Pembeda
Daya Pembeda Soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah (Daryanto, 2005). Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda
setiap butir soal adalah sbb:
Keterangan:
D = Daya Pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proposi jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
53
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PB = Proposi jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Kategori daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini :
Tabel 3.5
Kategori Daya Pembeda
Batasan Kategori
0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek
0.20 ≤ D ≤ 0.40 Cukup
0.40 ≤ D ≤ 0.70 Baik
0.70 ≤ D ≤ 1.00 Baik Sekali
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan uji anates dapat diketahui
bahwa diantara 40 soal terdapat 3 soal yang mempunyai daya pembeda baik sekali
atau 7,5 % dari 40 item soal, 15 soal yang mempunyai daya pembeda baik atau
sekitar 37,5 %, 5 soal mempunyai daya pembeda yang cukup atau sekitar 12,5 %
dan 17 soal yang mempunyai daya pembeda jelek atau sekitar 42,5% dari 40 item
soal. (Data terlampir)
3.8.4 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya suatu soal. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa
dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru dalam membuatnya (Sujana,
2008).
Untuk mengukur taraf kesukaran soal dalam menentukan apakah butir soal
itu termasuk dalam kelompok soal mudah, sedang atau sukar digunakan rumus:
P =
54
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B : Banyak siswa yang menjawab soal Benar
Js : Jumlah Seluruh siswa
Kategori tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.6
Kategori Tingkat Kesukaran
Batasan Kategori
0,00 < p < 0,30 Soal Sukar
0,30 < p < 0,70 Soal Sedang
0,70 < p < 1,00 Soal Mudah
Hasil Uji tingkat kesukaran soal seperti tabel 3.5 menunjukkan bahwa ada
sebanyak 8 soal dengan kategori sukar atau sekitar 20 %, sebanyak 17 soal
kategori sedang atau sekitar 42,5 % , sedangkan soal dengan kategori mudah 15
soal atau sekitar 37,5 % dari 40 butir soal. (Data terlampir)
Berdasarkan uji validitas, reliabilitas serta daya pembeda dan tingkat
kesukaran sebanyak 40 soal test pilihan ganda sebagai alat ukur untuk melihat
pemahaman konsep maka akan diambil sebanyak 24 soal yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Sedangkan untuk angket kemandirian belajar akan diambil
sebanyak 12 item pernyataan.
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data dimaksudkan untuk membuat penafsiran data yang diperoleh
dari hasil penelitian. Analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar. Data yang diperoleh
dari observasi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui dan melihat
keterlaksanaan model serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Data peningkatan
pemahaman konsep dan kemandirian belajar dianalisis dengan uji statistik. Dalam
55
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik dengan
tahapan sebagai berikut:
(1) Uji normalitas
Uji normalitas distribusi data peningkatan pemahaman konsep dan
kemandirian belajar dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov
Test. Uji statistik yang digunakan untuk pengujian normalitas dengan program
SPSS versi 17
(2) Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan untuk melihat sama tidaknya varians-varians data
peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar untuk kelas kontrol dan
kelas eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari nilai varians terbesar dan terkecil dengan rumus:
b. Membandingkan nilai dengan rumus:
untuk varians terbesar dan untuk
varians terkecil.
Jika diperoleh < maka kedua varians homogen dan
jika diperoleh > maka kedua varians tidak homogen
Dalam peneilitian ini perhitungan homogenitas dibantu dengan program
SPSS versi 17
(3) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji –t dua ekor
(two- tile test) dengan taraf signifikan α = 0,05. Untuk data berdistribusi normal
dan homogen maka digunakan uji statistik one-sample kolmogorov-smirnov test
pada spss versi 17. Kriteria pengujian dengan membandingkan taraf signifikansi
56
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hitungan dengan α = 0,05, jika taraf signifikansi hitungan lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima.
Untuk pengujian hipotesis pemahaman konsep digunakan hasil tes
objektif pilihan ganda sedangkan untuk penilaian keseluruhan mengenai
kemampuan pemahaman konsep IPS pada materi uang, bank dan lembaga
keuangan setelah perlakuan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol
dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tes objektif pilihan ganda
dan hasil observasi diskusi kelompok. Standar nilai yang akan digunakan dalam
pemahaman konsep IPS didasarkan kepada standar nilai berikut:
Tabel: 3.7
Standar Nilai Pemahaman Konsep IPS
No Standar Nilai Persentase
1 Sangat Tinggi 80 - 100%
kemandirian belajar sedangkan untuk penilaian keseluruhan mengenai
kemandirian belajar setelah perlakuan baik di kelas eksperimen maupun di kelas
kontrol dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tes kemandirian
belajar dan hasil observasi kemandirian belajar. Skala yang digunakan untuk
kemandirian belajar adalah skala Likert dengan tafsiran persentase sebagai
berikut: (Warsito, 1992:10-11)
57
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 50% Setengahnya
5 51-75% Sebagian besar
6 76-99% Hampir seluruhnya
7 100% Seluruhnya
(4) Untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar
sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus:
Keterangan :
S post : Skor Post-test
S pre : Skor Pre-test
S maks : Skor Maksimal ideal (Meltzer;2002)
Kriteria tingkatan Gain adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9 Kategori Tingkat Gain
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 < g < 0,7 Sedang
58
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g < 0,3 Rendah
(5) Analisis data hasil observasi proses pembelajaran model pembelajaran
kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur yang dilakukan oleh guru
Ifa Faikoh, 2014
Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur terhadap kemandirian belajar siswa dan pemahaman konsep IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang
dilaksanakan di SMP Negeri 4 Cianjur dapat disimpulkan bahwa:
1. Siswa yang belajar di kelas kontrol memiliki nilai pemahaman konsep IPS
yang berbeda setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional, ini berarti nilai rata-rata yang
diperoleh pada saat postes lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai
pretes, tetapi untuk skor kemandirian belajar tidak terdapat perbedaan
sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
terstruktur dalam proses pembelajaran di kelas eksperimen mampu
meningkatkan nilai pemahaman konsep IPS dan skor kemandirian belajar
siswa. Peningkatan pemahaman konsep dan kemandirian belajar kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan di kelas kontrol, ini berarti bahwa
model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur lebih
efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional untuk
meningkatkan pemahaman konsep dan kemandirian belajar.
3. Peningkatan hasil pemahaman konsep dan kemandirian belajar yang
diperoleh di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur lebih tinggi bila
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat
dari perhitungan nilai gain dari kedua kelas. N-gain yang diperoleh kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif lebih
tinggi dari kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional, baik dilihat dari pemahaman konsep maupun dari