Percontohan UPI Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Adelita Treezanty Sidabutar
NIM. 1103589
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENULIS NASKAH DRAMA
oleh
Adelita Treezanty Sidabutar NIM. 1103589
Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I,
Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd. NIP. 196601081990021001
Pembimbing II,
Nenden Lilis A., M.Pd. NIP. 197109262003122001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra,
Percontohan UPI Bandung)
oleh
Adelita Treezanty Sidabutar
sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
© Adelita Treezanty Sidabutar 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Percontohan UPI Bandung)
Adelita Treezanty 1103589
(Quasi Experiment Research on 10th Grade Student of Laboratorium Percontohan UPI Bandung Senior High School)
AdelitaTreezanty 1103589
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... ii
ABSTRAK……….... iii
KATA PENGANTAR………...… v
UCAPAN TERIMA KASIH………...… vi
DAFTAR ISI………..… viii
DAFTAR TABEL………...……. xi DAFTAR DIAGRAM GRAFIK... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Batasan Masalah Penelitian ... 5
D. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Ihwal Menulis Naskah Drama ... 8
1. Pengertian Drama ... 8
2. Unsur-Unsur dalam Drama ... 9
a. Unsur Intrinsik ... 9
b. Struktur Drama ... 10
c. Bentuk drama ... 11
3. Pengertian Naskah Drama ... 12
a. Jenis Naskah Drama ... 13
b. Pedoman Menulis Naskah Drama ... 13
1. Strategi Pembelajaran Kreatif Produktif ... 17
a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 17
b. Pengertian dan Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif ... 17
2. Media Tayang Feature ... 19
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 19
b. Pengertian dan Jenis Feature ... 20
3. Langkah-langkah Penerapan Strategi Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24
A. Metode dan Desain Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel ... 25
1. Populasi Penelitian ... 25
2. Sampel Penelitian ... 26
C. Instrumen Penelitian ... 26
1. Instrumen Perlakuan ... 26
2. Instrumen Tes ... 32
a. Instrumen soal ... 32
b. Kriteria Penilaian Menulis Naskah Drama ... 33
3. Instrumen Observasi ... 34
D. Prosedur Penelitian ... 45
1. Tahap persiapan ... 45
2. Tahap Pelaksanaan ... 45
3. Tahap Akhir ... 46
E. Analisis Data ... 46
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Deskripsi Proses Penelitian ... 51
3. Uji Homogenitas Data ... 72
4. Uji Signifikansi ... 73
5. Uji Hipotesis ... 74
a. Uji Homogenitas Posttest ... 74
b. Uji kesamaan ... 75
D. Analisis Hasil Naskah Drama ... 76
1. Analisis Hasil Pretest ... 76
a. Deskripsi Analisis Data Pretest Kelas Eksperimen ... 76
b. Deskripsi Analisis Data Pretest Kelas Kontrol ... 83
2. Analisis Hasil Posttest ... 89
a. Deskripsi Analisis Data Posttest Kelas Ekperimen ... 89
b. Deskripsi Analisis Data Posttest Kelas Kontrol ... 97
E. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 104
F. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 105
G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 106
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 112
A. Simpulan ... 112
B. Saran ... 113
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek
keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara.
Keempat aspek tersebut harus dapat dikuasai peserta didik dalam pembelajaran
bahasa Indonesia karena satu sama lainnya berkaitan dan bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa peserta didik. Dari keempat aspek
tersebut penulis memilih aspek keterampilan menulis karena merupakan suatu
kegiatan yang memerlukan kreativitas dan produktivitas yang harus dilatih dan
dikembangkan.
Dari keempat aspek keterampilan berbahasa, keterampilan menulis adalah
keterampilan yang sulit untuk diterapkan karena keterampilan ini membutuhkan
kreativitas dan produktivitas. Namun pada kenyataannya pembelajaran menulis
yang diterapkan di sekolah sering kali hanya terpaku pada teori dan dilakukan di
kelas saja. Padahal menulis adalah suatu proses, tidak bisa terjadi begitu saja.
Sejalan dengan itu, Alwasilah (2007, hlm. 48) berasumsi bahwa siswa
tidak memiliki keberanian untuk menulis karena takut berbuat salah dan
ditertawakan orang. Selain itu siswa sering kali mengeluh sulitnya menuangkan
ide ke dalam tulisan. Menurut Jauhari (2013, hlm. 14) juga berpendapat bahwa
keterampilan berbahasa yang paling sukar dan membosankan adalah menulis
karena harus dipelajari secara khusus. Sejalan dengan itu, Tarigan (1986, hlm.
186) berpendapat bahwa pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di
sekolah. Kelemahannya terletak pada cara guru mengajar. Umumnya kurang
dalam variasi, tidak merangsang dan kurang pula dalam frekuensi. Pembahasan
karangan siswa kurang dilaksanakan oleh guru sehingga siswa menganggap
mengarang tidak penting dan belum mengetahui peranan mengarang bagi
Menulis memerlukan kreativitas seperti mencari ide atau gagasan,
menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan, atau sulitnya mengolah kata atau
kalimat saat menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan serta produktivitas
dalam melakukan latihan menulis agar kemampuan yang dimiliki terus terasah.
Akibatnya menulis merupakan kegiatan yang kurang diminati peserta didik.
Karena dianggap begitu panjang prosesnya dan membosankan dalam
pembelajarannya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru Bahasa Indonesia,
Wiwin, S.Pd, serta pengamatan awal penulis prakegiatan program pengalaman
lapangan (PPL) pada bulan Januari sampai Februari 2015, peserta didik SMA
Laboratorium Percontohan UPI sering menganggap kegiatan menulis adalah
kegiatan yang membosankan dan kurang diminati peserta didik.
Beranjak dari pemaparan di atas maka dengan kemampuan menulis
peserta didik dapat mengembangkan dan menuangkan pengalaman, ide, atau
gagasannya dalam berbagai macam bentuk, salah satunya dalam bentuk menulis
naskah drama.
Menulis naskah drama adalah pembelajaran sastra yang membutuhkan
keterampilan dalam menulis. Namun lagi-lagi masalah yang sama adalah
kurangnya minat siswa untuk menulis karena dianggap sulit, dan membosankan.
Sedangkan untuk dapat membuat karya sastra yang baik tentunya siswa
membutuhkan pengalaman membaca yang memadai tetapi pada kenyataannya
masih banyak siswa yang merasa kesulitan ketika akan mulai menulis. Sejalan
dengan itu, menurut Gibson dan Levin dalam Kurniawan (2012:23)
mengungkapkan ada kesejajaran antara menulis dengan membaca. Pada
umumnya, penulis yang baik adalah pembaca yang baik, begitu juga sebaliknya.
Hal ini sangat berkaitan dengan kreativitas juga produktivitas siswa untuk menulis
naskah drama.
Dalam masalah ini, guru sangat berperan penting untuk mengatasinya.
Karena proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan maksimal apabila seorang
guru tidak peduli dan tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Begitu banyak
guru untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis agar tidak terpacu pada teori
saja, termasuk dalam pembelajaran menulis naskah drama. Dengan menggunakan
metode, teknik, model atau strategi, seorang guru harus bisa memacu semangat
siswa dan membimbing agar siswa bisa mencari dan menuangkan ide atau
gagasan ke dalam bentuk tulisan.
N.Yuli Mutiara (2013) mengungkapkan dalam skripsinya yang berjudul
Penerapan Teknik Transformasi Cerpen dalam Pembelajaran Menulis Naskah
Drama Penelitian Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium
Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013, bahwa kemampuan menulis
naskah drama pada siswa masih tergolong rendah, namun setelah menggunakan
teknik transformasi cerpen siswa mengalami peningkatan dalam menulis naskah
drama.
Selain metode, teknik, model atau strategi pembelajaran, media
pembelajaran juga sangat penting dalam proses belajar peserta didik. Menurut
Martin dan Briggs dalam Wena (2010, hlm. 9) media adalah semua sumber yang
diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa. Dengan media
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan maka
peserta didk akan mampu merangsang dan menumbuhkan minat dalam belajar.
Sejalan dengan itu, menurut Degeng dalam Wena (2010, hlm. 10) pembelajaran
yang efektif harus dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai
macam media pembelajaran.
Drama menurut Endraswara (2011, hlm. 16) disebut sebagai interpretasi
kehidupan. Drama hadir atas dasar imajinasi terhadap hidup kita. Maka dari itu
drama adalah salah satu genre sastra yang cukup digemari pembaca. Namun,
menulis sebuah naskah drama tidak semudah menggemarinya. Pada kenyataannya
masih banyak peserta didik yang merasa kesulitan ketika akan mulai menulis,
mendapatkan ide, bahkan menuangkan ide menjadi sebuah naskah drama yang
baik. Maka dari itu, pembelajaran menulis naskah drama harus diberikan sentuhan
baru baik melalui metode, model, teknik maupun strategi pembelajaran dengan
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dalam
bentuk eksperimen pembelajaran. Dalam percobaan ini, peneliti akan
menggunakan strategi pembelajaran kreatif-produktif dengan media tayang
feature untuk memacu siswa kreatif dari hasil menyimak feature yang
ditayangkankan dan produktif untuk menulis naskah drama yang baik. Feature
menurut Santana (2005, hlm. 37) adalah kisah tentang kehidupan. Hal ini sejalan
dengan pengertian drama yang diartikan sebagai interpretasi kehidupan. Sehingga
meida tayang feature diasumsikan dapat meningkatkan minat dan memotivasi
peserta didik untuk menulis naskah drama. Peneliti berkeyakinan bahwa
penggunaan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature ini, selain
dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa, bisa juga menjadi
variasi pembelajaran yang akan membuat siswa lebih senang dalam mempelajari
sastra Indonesia dan pembelajarannya tidak akan terlalu monoton.
Susri Inarti (2014) mengungkapkan dalam tesisnya yang berjudul
Pemanfaatan Media Facebook Fitur Grup dengan Strategi Kreatif-Produktif
dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen Faktorial Bakat Bahasa
Tinggi, Sedang dan Rendah pada Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Cisarua
Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014), bahwa pemanfaatan media
facebook dengan strategi kreatif-produktif terbukti meningkatkan hasil belajar
menulis cerpen siswa.
Penelitian yang menggunakan media feature pernah dilakukan oleh Andini
Eka Prastiwi (2010) tentang penggunaan media feature dalam pembelajaran
menulis puisi. Dalam penelitian tersebut dibuktikan adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis puisi karena siswa lebih terbantu dalam
mendapatkan ide menulis puisi setelah diberi tindakan menyimak feature.
Hal tersebutlah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature dalam Pembelajaran Menulis Naskah Drama (Penelitian
Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis
mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut.
1. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang cenderung dianggap sulit
bahkan dianggap beban oleh peserta didik.
2. Kurang bervariasinya metode, model, strategi atau teknik yang diterapkan
guru ketika proses pembelajaran menulis naskah drama berlangsung.
3. Kurangnya media yang kreatif dari guru untuk pembelajaran menulis naskah
drama sehingga siswa tidak merasakan variasi media dalam pembelajaran di
kelas.
C. Batasan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan dibatasi
pada hal-hal berikut.
1. Keterampilan menulis yang akan diteliti adalah menulis naskah drama.
2. Strategi yang digunakan dalam penelitian adalah strategi kreatif-produktif
dengan media tayang feature.
3. Hasil belajar yang diukur adalah kemampuan menulis naskah drama.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan
UPI Bandung dalam menulis naskah drama sebelum dan sesudah
menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature di
kelas eksperimen?
2. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan
UPI Bandung dalam menulis naskah drama tanpa menggunakan strategi
3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah
drama siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung di
kelas eksperimen dan kelas kontrol?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung
dalam menulis naskah drama sebelum dan sesudah menggunakan strategi
kreatif-produktif dengan media tayang feature di kelas eksperimen.
2. Kemampuan siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung
dalam menulis naskah drama tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif
dengan media tayang feature di kelas kontrol.
3. Perbedaan antara kemampuan menulis naskah drama siswa kelas X SMA
Laboratorium Percontohan UPI Bandung di kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat terciptanya suatu alternatif strategi
pembelajaran dengan media pembelajaran yang aktif dan menyenangkan
untuk Pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas X SMA
Laboratorium Percontohan UPI Bandung.
2. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis bagi siswa, guru, peneliti dan pembaca.
a. Bagi Siswa
Siswa akan belajar menulis naskah drama dengan lebih menyenangkan,
ditunjang oleh daya imajinasi yang terbangun, kreativitas dan
b. Bagi Guru
Dengan terbuktinya penelitian ini maka diharapkan guru akan lebih
mudah untuk mengajarkan keterampilan menulis naskah drama kepada
siswa dan bertambahnya variasi startegi pembelajaran apresiasi dan atau
sastra indonesia secara umumnya.
c. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru yang dapat
diaplikasikan baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
d. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan atau
pengetahuan baru pada pembaca mengenai strategi dan pembelajaran
sastra indonesia di sekolah. Khususnya pembelajaran menulis naskah
drama.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini meliputi Bab I Pendahuluan, Bab II
Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Temuan dan Pembahasan,
Bab V Simpulan dan Saran.
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi. Bab II berisi teori mengenai menulis naskah drama,
dan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature. Bab III Metodologi
Penelitian memuat metode dan desain penelitian, alur penelitian, populasi dan
sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat pengolahan data dan analisis
temuan penelitian. Bab V Simpulan dan Saran berisi simpulan dari penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2012, hlm. 72). Pada umumnya penelitian ini
menggunakan dua kelompok atau lebih untuk dijadikan sebagai objek studinya.
Kelompok pertama merupakan kelompok yang diteliti sedang kelompok kedua
sebagai kelompok pembanding (control group). Metode ekperimen ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh suatu teknik atau metode maupun strategi
pembelajaran yang digunakan pada suatu pembelajaran.
Bentuk desain ekperimen dalam penelitian ini menggunakan Quasi
Ekperimental Design atau desain eksperimen kuasi dengan The Pretest – Posttest
Control Group Design (rancangan tes awal-tes akhir kelompok pembanding
dengan sampel acak) (Sugiyono, 2012, hlm. 76). Pada tipe ini, siswa diberikan tes
awal (pretest) dan tes akhir (posttest) serta perlakuan baik pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
Pola penelitian in dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 3.1 Desain Penelitian
(Sugiyono, 2012, hlm. 79)
keterangan:
O1 = nilai pretest pada kelas eksperimen
O2 = nilai postest pada kelas ekperimen
X = perlakuan pada kelas eksperimen berupa pembelajaran menulis naskah
drama menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature
Y = perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran menulis naskah
drama tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature
O3 = nilai pretest pada kelas kontrol
O4 = nilai postest pada kelas kontrol
Dalam desain ini, terdapat dua kelas yang dipilih secara random sampling.
Siswa diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, kelas eksperimen diberi
perlakuan khusus, yaitu pembelajaran menulis naskah drama menggunakan
strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature. Adapun kelas kontrol
tanpa menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature.
Setelah diberikan perlakuan, siswa diberikan posttest untuk mengetahui
keefektifan dari perlakuan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel
penelitian. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI.
Adapun rincian jumlah siswa pada setiap kelas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI
Kelas Jumlah Populasi
X MIA 1 33
X MIA 2 32
X MIA 3 34
X MIA 4 31
X IIS 1 31
X IIS 2 32
X IIS 4 30
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi penelitian. Pada
penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling artinya memilih
secara acak kelas mana yang bisa dijadikan sampel, tanpa mengacak populasi di
dalam kelas tersebut.
Dengan teknik random sampling, didapatkan dua kelas sampel yaitu kelas
X IIS 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 3 sebagai kelas kontrol. Berikut
merupakan sebaran kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
C. Instrumen Penelitian
Salah satu langkah dalam penelitian adalah menyusun instrumen
penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas data
yang dperlukan. Instrumen penelitian adalah yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2009, hlm. 102). Instrumen pada
penelitian ini sebagai berikut.
1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang dibuat penulis berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP perlu disusun untuk dijadikan acuan ketika proses
pembelajaran berlangsung. RPP yang penulis buat ditujukan untuk kegiatan
Sampel Jumlah Jumlah
Keseluruhan Perempuan Laki-laki
Kelas Eksperimen 14 16 30
Kelas Kontrol 15 15 30
belajar mengajar di kelas X IIS 4 SMA Laboratorium Percontohan UPI sebagai
kelas eksperimen. RPP menulis naskah drama telah dirumuskan sebagai berikut.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA Laboratorium Percontohan UPI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X IIS 4
Semester : 2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit (2 kali pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menulis : menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan
latar pada naskah drama.
B. Kompetensi Dasar
Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada
naskah drama.
C. Indikator
1. Memahami unsur-unsur drama.
2. Mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog.
3. Membuat naskah drama dengan memerhatikan kaidah penulisan
naskah drama.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami unsur-unsur drama.
2. Siswa mampu mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog.
3. Siswa mampu membuat naskah drama dengan memerhatikan kaidah
penulisan naskah drama.
Drama adalah karya sastra yang menggambarkan watak dan tingkah
laku manusia yang ditampilkan di atas pentas dengan menggunakan
dialog dan gerak-gerik tokoh.
2. Unsur-unsur drama
a. Tema
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan utama yang mendasari
sebuah cerita drama.
b. Alur
Alur adalah jalan cerita drama dari awal hingga akhir cerita.
c. Penokohan
Penokohan merupakan susunan tokoh dalam sebuah drama yang
memiliki karakteristik masing-masing tokoh tersebut.
d. Latar
Latar pada drama menunjukkan waktu, tempat dan suasana cerita.
e. Bahasa
Bahasa merupakan sarana utama komunikasi tokoh baik monolog
maupun dialog.
3. Naskah drama
Naskah drama adalah rencana tertulis dari cerita drama yang
dimaksudkan untuk dipentaskan. Langkah-langkah menulis naskah drama
adalah sebagai berikut.
a. Menentukan tema/ide cerita.
b. Menentukan tokoh-tokoh yang akan dimunculkan.
c. Menciptakan dialog yang akan diujarkan oleh tokoh.
d. Menentukan adegan.
e. Menulis naskah drama.
F. Metode Pembelajaran
1. Strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature
G. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan ke-1
Waktu 1. Kegiatan awal
a. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam.
b. Guru mengondisikan dan mengecek
kesiapan siswa.
c. Guru memotivasi siswa sebagai kegiatan
apersepsi.
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
e. Guru mengingatkan siswa mengenai materi pada pertemuan sebelumnya.
10 menit
2. Kegiatan inti
a. Guru membahas hasil naskah drama yang
telah siswa buat sebelumnya.
b. Siswa diberikan materi mengenai drama.
c. Siswa diberikan materi mengenai
langkah-langkah menulis naskah drama.
d. Siswa dibagi 10 kelompok.
e. Siswa menyaksikan dan memahami
feature yang ditayangkan.
f. Siswa dalam setiap kelompok berdiskusi
untuk memahami dan menganalisis isi
dari video yang ditayangkan tadi.
g. Guru memberikan lembar kerja
kelompok yang telah berisi prolog.
h. Masing-masing siswa dalam satu
kelompok menuliskan dialog-dialog
secara bergantian (estafet) sebagai
lanjutan dari prolog yang ada di lembar
kerja kelompok sehingga menjadi naskah
drama yang runtut.
3. Kegiatan akhir
a. Siswa diberikan kesempatan bertanya
jika ada hal yang belum dipahami.
b. Siswa menyampaikan kesan
pembelajaran hari ini.
c. Guru bersama siswa menyimpulkan
mengenai pembelajaran yang baru
berlangsung sebagai kegiatan refelksi.
d. Guru memberikan penguatan terhadap
simpulan yang diberikan oleh para siswa.
e. Guru menginformasikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
f. Guru menutup pelajaran dengan salam.
10 menit
Pertemuan ke-2
No. Kegiatan Alokasi
waktu 1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan
mengucapkan salam.
b. Guru mengondisikan dan mengecek
kesiapan siswa.
c. Guru memotivasi siswa sebagai kegiatan
apersepsi.
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
e. Guru mengingatkan siswa mengenai
materi pada pertemuan sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa diberikan materi mengenai
kelengkapan naskah drama sesuai dengan
kriteria penilaian naskah drama.
b. Siswa menyaksikan dan memahami
feature yang ditayangkan.
c. Secara mandiri, setiap siswa memahami
dan menganalisis isi dari tayangan yang
ditampilkan tadi.
d. Secara mandiri, siswa menulis naskah
drama sesuai dengan materi yang
disampaikan dan hal-hal yang didapat
dari feature yang ditayangkan tadi.
60 menit
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa diberikan kesempatan bertanya
jika ada hal yang belum dipahami.
b. Siswa menyampaikan kesan
pembelajaran hari ini.
c. Guru bersama siswa menyimpulkan
mengenai pembelajaran yang baru
berlangsung sebagai kegiatan refelksi.
d. Guru memberikan penguatan terhadap
simpulan yang diberikan oleh para siswa.
e. Guru menginformasikan materi untuk
pertemuan berikutnya.
f. Guru menutup pelajaran dengan salam.
10 menit
H. Sumber dan Alat Pembelajaran 1) Lembar kerja
4) Media tayang feature
I. Evaluasi
a. Jenis tagihan : tugas individu
b. Bentuk instrumen : uraian bebas, format observa
2. Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur dan membandingkan
kemampuan siswa secara objektif. Tes dilakukan dua kali yaitu pretest dan
posttest. Tes pertama (pretest) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan.
Tujuan dilakukannya tes pertama (pretest) adalah untuk mengukur kemampuan
awal siswa. Tes kedua (posttest) dilakukan setelah siswa mendapatkan perlakuan.
Tujuan dilakukan tes kedua ini untuk mengetahui perbandingan kemampuan awal
siswa dengan kemampuan siswa setelah diberi perlakuan. Bentuk instrumen tes
meliputi bentuk soal dan kriteria penilaian menulis naskah drama.
a. Instrumen soal
Bentuk soal yang digunakan yatu berupa soal berbentuk uraian. Format
soal sebagai berikut.
Tabel 3.3 Bentuk soal
Soal Tes
Petunjuk Umum
1. Tuliskan nama dan kelas pada lembar kerja Anda secara lengkap. 2. Tulisan harus rapih, rapih, dan dapat dibaca.
3. Waktu pengerjaan yang diberikan adalah 60 menit.
Petunjuk Khusus
Buatlah sebuah naskah drama bertema sosial budaya dengan merujuk pada ketentuan sebagai berikut:
1. Beri judul yang menarik pada naskah drama Anda.
b. Kriteria Penilaian Menulis Naskah Drama
Adapun kriteria penilaian penulisan naskah drama adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama
No. Aspek Skor
1 Kelengkapan aspek formal drama 10 15 20 25
2 Kelengkapan unsur intrinsik 10 15 20 25
3 Kelengkapan unsur/struktur 10 15 20 25
4 Kesesuaian penggunaan Bahasa 10 15 20 25
Keterangan:
1) Kelengkapan aspek formal drama
25 = jika terdapat judul, informasi tokoh, kramagung, dan wawancang (dialog)
20 = jika hanya terdapat judul, informasi tokoh, dan wawancang (dialog)
15 = jika hanya terdapat judul dan wawancang (dialog)
10 = jika hanya terdapat wawancang (dialog)
2) Kelengkapan unsur intrinsik
25 = jika terdapat fakta cerita (alur, tokoh, dan latar), sarana cerita (sudut pandang
penceritaan, gaya Bahasa, simbolisme, dan ironi), dan pengembangan tema
20 = jika terdapat fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) dan sarana cerita (sudut
pandang penceritaan, gaya Bahasa, simbolisme, dan ironi)
15 = jika hanya memuat satu subaspek dari fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) dan
sarana cerita (sudut pandang penceritaan, gaya Bahasa, simbolisme, dan ironi)
10 = jika hanya memuat pengembangan tema
3) Kelengkapan unsur/struktur
25 = jika struktur disusun dengan kaidah dan penahapan alur, dimensi tokoh dan
dimensi watak
20 = jika struktur disusun hanya berdasarkan kaidah/penahapan alur dan dimensi
15 = jika truktur disusun hanya berdasarkan kaidah/penahapan alur, dimensi tokoh
atau dimensi watak saja1
10 = jika memadukan unsur intrinsik secara sepintas
4) Kesesuaian penggunaan Bahasa
25 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan
dimensi tokoh, dan sesuai dengan kaidah EYD
20 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan
dimensi tokoh, dan terdapat 1-5 kata yang tidak sesuai dengan kaidah EYD
15 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan
dimensi tokoh, dan terdapat 6-10 kata yang tidak sesuai dengan kaidah EYD
10 = jika menggunakan diksi yang tepat, ragam bahasa yang disesuaikan dengan
dimensi tokoh, dan terdapat lebih dari 10 kata yang tidak sesuai dengan kaidah
EYD
Adaptasi:
Kriteria penilaian menulis naskah drama, Drs. Sumiyadi, M.Hum./Jurdiksatrasia, FPBS,UPI
Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama. [Online].
Tersedia: http://www.gobookcc.net/kriteria-penilaian-drama/. [17 Januari 2015].
3. Instrumen Observasi
Instrumen observasi digunakan pada saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Instrumen observasi yang digunakan berupa lembar observasi dan
catatan observasi. Lembar observasi dan catatan observasi ini berfungsi untuk
mengetahui aktivitas siswa, kesesuaian penggunaan strategi kreatif-porduktif
dengan media tayang feature, dan keahlian guru dalam memaparkan materi. Hasil
observasi digunakan sebagai bahan pertimbangan penelitian terhadap penggunaan
strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature dalam pembelajaran
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Aspek Penilaian Hal yang Diamati
Poin
a. kejelasan suara
dalam
menyampaikan
materi
b. interaksi dengan
dsampaikan
dengan materi
lain yang terkait
b. kejelasan dalam
memberikan
contoh mengenai
materi
pembelajaran
c. mencerminkan
penguasaan
materi ajar secara
proporsional
4. Implementasi
langkah-langkah pembelajaran
a. penyajian materi
ajar sesuai
dengan
langkah-langkah yang
tertuang dalam
RPP
b. proses
pembelajaran
mencerminkan
komunikasi guru
dan siswa dengan
berpusat pada
siswa
c. antusias dalam
menanggapi
respon siswa
d. cermat dalam
memanfaatkan
dengan alokasi
waktu yang
direncanakan
5. Penggunaan strategi
pembelajaran dan media
pembelajaran
a. memperhatian
prinsip
penerapan
strategi dan jenis
media
b. tepat dalam
menggunakan
strategi
kreatif-produktif dengan
media tayang
feature
c. terampil dalam
menggunakan
strategi dan
mengoprasikan
media tayang
feature
d. membantu
kelancaran
proses
pembelajaran
6. Evaluasi a. melakukan
evaluasi
berdasarkan
tuntutan aspek
kompetensi
evaluasi sesuai
dengan soal yang
direncanakan
dalam RPP
c. melakuakn
evaluasi sesuai
dengan alokasi
waktu yang
direncanakan
d. melakukan
evaluasi sesuai
bentuk dan jenis
yang dirancang
7. Kemampuan menutup
pembelajaran
a. meninjau
kembali dan
menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan
b. memberi
kesempatan
bertanya
c. menginformasika
n materi ajar
berikutnya
d. mengucapkan
salam
Skor total 104
Berikut format yang diberikan kepada masing-masing observer.
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Menulis Naskah Drama Menggunakan Strategi Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature
Hari, Tangal :
Pengamat :
Guru yang diamati : AdelitaTreezanty Sidabutar
Kelas yang diamati : X IIS 4
Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan scenario sebagai berikut.
1 = kurang baik
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
No. Hal yang diamati Skor
1. Kemampuan membuka pembelajaran a. menarik perhatian siswa
b. memberi motivasi sesuai dengan
materi yang akan disampaikan
c. menyampaikan apersepsi
d. menyampaikan tujuan pembelajaran
1
2. Sikap guru dalam proses pembelajaran a. kejelasan suara dalam menyampaikan
materi
c. penampilan di dalam kelas
3. Penguasaan materi pembelajaran
a. kejelasan penghubungan materi ajar
yang dsampaikan dengan materi lain
yang terkait
b. kejelasan dalam memberikan contoh
mengenai materi pembelajaran
c. mencerminkan penguasaan materi ajar
secara proporsional
4. Implementasi langkah-langkah
pembelajaran
a. penyajian materi ajar sesuai dengan
langkah-langkah yang tertuang dalam
RPP
b. proses pembelajaran mencerminkan
komunikasi guru dan siswa dengan
berpusat pada siswa
c. antusias dalam menanggapi respon
siswa
d. cermat dalam memanfaatkan waktu,
sesuai dengan alokasi waktu yang
5. Penggunaan strategi pembelajaran dan media pembelajaran
a. memperhatian prinsip penerapan
strategi dan jenis media
b. tepat dalam menggunakan strategi
feature
c. terampil dalam menggunakan strategi
dan mengoperasikan media tayang
feature
d. membantu kelancaran proses
pembelajaran
a. melakukan evaluasi berdasarkan
tuntutan aspek kompetensi
b. melakuak evaluasi sesuai dengan soal
yang direncanakan dalam RPP
c. melakukan evaluasi sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan
d. melakukan evaluasi sesuai bentuk dan
jenis yang dirancang
7. Kemampuan menutup pembelajaran
a. meninjau kembali dan menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
b. memberi kesempatan bertanya
c. menginformasikan materi ajar
berikutnya
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek Hal yang Diamati
Poin
penilaian Ket.
1. Kondisi siswa dalam kelas a. posisi duduk telah
sesuai
b. siswa siap
menerima
pembelajaran
2. Siswa memperhatian
penjelasan guru
Siswa mencatat materi
tayangan video
dengan baik
6. Siswa mengerjakan tugas
menulis naskah drama
Siswa mengerjakan tugas
menulis naskah drama
7. Siswa mengumpulkan
tugas tepat waktu
Siswa mengumpulkan
tugas tepat waktu
Berikut format yang diberikan kepada masing-masing observer.
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Menulis Naskah Drama Menggunakan Strategi Kreatif-Produktif dengan Media Tayang Feature
Hari, Tangal :
Pengamat :
Guru yang diamati : AdelitaTreezanty Sidabutar
Kelas yang diamati : X IIS 4
Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir pelaksanaan pembelajaran dengan cara melingkari
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4) sesuai dengan scenario sebagai berikut.
1 = kurang baik
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1. Kondisi siswa dalam kelas a. posisi duduk telah sesuai
b. siswa siap menerima pembelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru 1 2 3 4 3. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran
a. siswa mengemukakan hal-hal yang telah
diketahui sebelumnya mengenai materi
drama
b. siswa mengemukakan pertanyaan
mengenai materi drama yang kurang
5. Penggunaan strategi dan media pembelajaran a. siswa mampu mengikuti langkah-langkah
strategi pembelajaran dengan baik
b. siswa dapat mendengar,melihat dan
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yatu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari tahap-tahap tersebut sebagai
berikut.
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan, adapun
rinciannya sebagai berikut.
a. Menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian dengan
cara melaksanakan strudi literatur dari kurikulum dan silabus.
b. Identifikasi permasalahan mengenai bahan ajar, merencanakan
pembelajaran, alat-alat yang berhubungan dengan pembelajaran dan
lain-lain.
c. Survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan untuk
penelitian.
d. Mengajukan perizinan untuk melaksanakan penelitian dengan surat izin
penelitian yang dikeluarkan fakultas ke sekolah yang akan dijadikan
tempat penelitian.
e. Menyusun instrumen untuk mengumpulkan data penelitian.
f. Melakukan judgement instrumen oleh dosen dan guru mata pelajaran yang
bersangkutan.
g. Analisis dan revisi hasil judgement instrumen.
h. Menentukan populasi dan sampel.
i. Menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi bersama
guru mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Laboratorium Percontohan UPI
a. Melakukan pretest pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan soal yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menulis naskah drama sebelum diberikan
perlakuan dan sebagai pembanding dalam menentukan perubahan hasil
belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
b. Pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menerapkan
strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature, sedangkan untuk
kelas kontrol mengunakan metode konvensional (ceramah).
c. Melakukan posttest terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
soal yang sama. Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar atau
kemampuan siswa dalam menulis naskah drama setelah diberikan
perlakuan di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis, untuk
lebih jelasnya sebagai berikut.
a. Tahap analisis data, pada tahap ini dilakukan analisis data terhadap nilai
tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi
uji reliabilitas antarpenimbang, uji normalitas, dan uji homogenitas. Jika
data berdistibusi normal dan homogen, mka tahap uji hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji -t, namun jika data tidak normal, maka uji
hipotesis menggunakan statistik nonparametrik dengan teknik
Mann-Whitney.
b. Uji hipotesis, pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan untuk
menerima atau menolak hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.
c. Tahap penarikan simpulan, pada tahap ini dilakukan penarikan simpulan
penelitian berdasarkan uji hipotesis.
E. Analisis Data
Analisis data atau pengolahan data pada penelitian ini dilakukan setelah
semua data nilai siswa terkumpul. Pengolahan data dilakukan untuk menghitung
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengolah data dalam penelitian
adalah sebagai berikut.
1. Memeriksa dan menganalisis hasil pretest dan posttest kelas ekperimen
dan kelas kontrol, selanjutnya memberi penilaian sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Menentukan skor pretest dan posttest, kemudian diolah menjadi nilai
dengan rumus:
∑ ∑
3. Menentukan nilai rata-rata dari tiga penilai untuk hasil pretest dan posttest.
4. Menghitung simpangan baku menurut Sudjana (2005, hlm.122) dengan
rumus sebagai berikut :
S=
√
∑ ̅̅̅̅̅
Keterangan :
S = simpangan baku yang dicari
n = jumlah sampel
∑(x- ̅)² = jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
5. Menguji reliabilitas antarpenimbang. Uji reliabilitas antarpenimbang
digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas penilaian antarpenguji.
Perhitungan reliabilitas ini terdiri atas beberapa langkah yaitu:
a. Jumlah kuadrat siswa(testi)
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑
c. Jumlah Kuadrat total
∑ ∑ ∑
d. Jumlah kuadrat kekeliruan
∑ ∑ ∑ ∑
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam format ANAVA.
Reliabilitas antar penimbang dilakukan dengan menggunakan rumus
Keterangan:
rn : Reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi
Vkk : Variansi dari kekeliruan
Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh disesuaikan dengan
tabel Guilford sebagai berikut.
Tabel 3.7 Tabel Guilford
Rentang Kriteria
0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
0,40 – 0,60 Reliabilitas sedang
0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah
0,00 – 0,20 Reliabilitas sangat rendah
6. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilliefors. Prosedur
yang digunakan menurut Sudjana (2005, hlm. 466) sebagai berikut :
a.
Pengamatan,
, ...
dijadikan bilangan baku,
, ...
menurut Sudjana (2005, hlm. 466) dengan menggunakan rumus :
=
̅
( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari
sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F( ) = P(z ).
c. Selanjutnya menggunakan porsi hitung
,
, ....
∑
. jikaproporsi ini dinyatakan S( ), maka :
S(
)
=
∑
d. Menghitung selisih F( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Untuk menolak atau menerima hypotesis, kita bandingkan
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang
dipilih. Kriterianya adalah : tolak hipotesis nol jika diperoleh dari
data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya nol
diterima.
7. Menguji homogenitas. Menurut Sudjana (2005, hlm. 249)
menggunakan rumus sebagai berikut :
F =
Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis jika F hitung lebih kecil dari
F tabel distribusi dengan derajat kebebasan = ( , ) dengan taraf
nyata (α) = 0,01.
8. Pengujian signifikansi peningkatan hasil perlakuan, menggunakan uji t
menurut sudjana (2005, hlm.239) menggunakan rumus sebagai berikut :
Uji dua rata-rata (uji satu pihak) dengan menggunakan rumus :
t=
̅ ̅√ ⁄ ⁄
dimana
S² =
keterangan :
t = nilai t yang dicari (t hitung)
̅ = nilai rata-rata kelompok 1 ̅ = nilai rata-rata kelompok 2 = simpangan baku gabungan
= banyaknya sampel kelompok 1
= banyaknya sampel kelompok 2
S = variansi kelompok 1
S = variansi kelompok 2
Data dinyatakan signifikan bila
Sedangkan diterima jika
9. Pengujian hipotesis perbedaan antara strategi kreatif-produktif dengan
media tayang feature dan metode konvensional (ceramah) dengan dua
langkah yaitu:
a. Uji homogenitas data posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
b. Uji kesamaan data posttest anatar kelas eksperimen dan kelas konrol
10.Mendeskripsikan beberapa hasil pretest dan posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh
simpulan sebagai berikut.
1. Sebelum menggunakan strategi kreatif-produktif dengan media tayang
feature, nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa kelas
eksperimen yaitu X IIS 4 SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung
mencapai 53 yang termasuk dalam kategori cukup dengan rentang antara
50 – 69. Sedangkan setelah menggunakan strategi kreatif-produktif dengan
media tayang feature pada pembelajaran menulis naskah drama
kemampuan siswa jauh lebih baik dengan perolehan nilai rata-rata yang
meningkat menjadi 73 yang termasuk dalam kategori baik dengan rentang
skor antara 70 – 84, antara pretest dan posttest nilai siswa mengalami
peningkatan sebesar 20 poin. Maka, strategi kreatif-produktif dengan
media tayang feature dapat digunakan dalam pembelajaran menulis naskah
drama.
2. Sementara itu, siswa di kelas kontrol memiliki nilai rata-rata kemampuan
menulis naskah drama pada saat pretest mencapai 53 yang termasuk
dalam kategori cukup dengan rentang skor antara 50 – 69. Sedangkan pada
saat posttest nilai rata-rata kemampuan menulis naskah drama siswa
meningkat menjadi 61 yang termasuk dalam kategori cukup dengan
rentang 50 -69, antara pretest dan posttest nilai siswa mengalami
peningkatan sebesar 8 poin.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil kemampuan menulis
naskah drama di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini terbukti melalui
pengujian hipotesis, dari hasil pengujian diperoleh data posttest adalah
perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis naskah drama di
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan kata lain strategi
kreatif-produktif dengan media tayang feature lebih efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis naskah drama.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, maka diajukan
beberapa saran sebagai berikut.
1. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa
strategi kreatif-produktif dengan media tayang feature efektif digunakan
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran menulis naskah drama
sehingga dapat dijadikan suatu alternatif pembelajaran bagi siswa agar
siswa lebih tertarik dan termotivasi dalam proses pembelajaran, utamanya
pelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis naskah drama.
2. Dalam pelaksanaanya, strategi kreatif-produktif dengan media tayang
feature masih terdapat beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis
berharap agar muncul penelitian-penelitian lebih lanjut untuk
menyempurnakan penelitian mengenai penerapan strategi kreati-produktif
dengan media feature dengan aspek kemampuan berbahasa lain seperti
berbicara, membaca dan menyimak.
3. Penulis menyarankan kepada seluruh guru untuk menggunakan strategi
kreatif-produktif dengan media tayang feature dalam pembelajaran
menulis naskah drama, karena strategi pembelajaran dengan media ini
terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.C. & Alwasilah, S.S. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajan Drama. Yogyakarta: CAPS.
Fauzi, Harry D. 2007. Bagaimana Menulis Drama. Bandung: CV ARMICO.
Harymawan, RMA.1988. Dramaturgi. Bandung: Rosda.
Hasanuddin. 1996. Drama Karya dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa
Bandung.
Jauhari, Heri. 2013. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.
Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Inarti, Suri 2014. Pemanfaatan Media Facebook Fitur Grup dengan Strategi
Kreatif-Produktif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen (Studi Eksperimen
Faktorial Bakat Bahasa Tinggi, Sedang dan Rendah pada Siswa Kelas XII
SMA Negeri 1 Cisarua Bandung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014).
Thesis. Jurdiksastrasia UPI.
Kurniawan, K.2012. Belajar dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandung : CV Bangkit Citra Persada.
Luxemburg, dkk. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Mulyana, Y., dkk. 1998. Sanggar Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Munandar, Utami, 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT
Penerbit Rineka Cipta.
Mutiara, N. Yuli. 2013. Penerapan Teknik Transformasi Cerpen dalam
Pembelajaran Menulis Naskah Drama Penelitian Eksperimen Semu Pada
Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun
Ajaran 2012/2013. Skripsi. Jurdiksastrasia UPI.
Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumiyadi. (2010). Kriteria Penilaian Penulisan Naskah Drama. [Online].
Tersedia: http://www.gobookcc.net/kriteria-penilaian-drama/. [17 Januari
2015].
Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan