• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajar"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK

PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI

(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X

di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat dari memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Hestu Nodya K.

NIM 0902550

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbandingan Efektivitas Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dan Peta Pohon (Tree Maps) dalam

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)” benar -benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya sastra ini.

Bandung, Oktober 2013

Penulis

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS) DALAM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X

di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

oleh

Hestu Nodya K. 0902550

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dr. H. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. NIP 196109101986031004

Pembimbing II,

Dr. H. Engkos Kosasih, M.Pd.

NIP 19730426200212001

Diketahui,

(4)

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TEKNIK PETA PIKIRAN

(MIND MAPPING) DAN PETA POHON (TREE MAPS)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X

SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2012/2013)

Hestu Nodya K. 0902550

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan bahwa siswa kesulitan dalam menuangkan ide menjadi sebuah tulisan argumentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen 1 sebelum dan sesudah pembelajaran dengan teknik mind mapping di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung; (2) keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen 2 sebelum dan sesudah pembelajaran dengan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung; (3) ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara keterampilan siswa kelas eksperimen 1 dan 2 dalam menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik mind mapping dan keterampilan siswa kelas eksperimen kedua dalam menulis karangan argumentasi di kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung; dan (4) respons siswa terhadap penerapan teknik mind mapping dan tree

maps dalam keterampilan menulis karangan argumentasi. Metode dan desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasy experimental

research) dengan desain dua kelompok kelas yaitu, kelas eksperimen pertama yang

mendapatkan perlakuan menggunakan teknik peta pikiran dan kelas eksperimen kedua yang menggunakan teknik peta pohon. Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsof Excel 2007. Hasil rata-rata

pretest kelas eksperimen 1 dan 2 adalah 64,32 dan 62,40. Sementara itu, hasil

rata-rata posttest kelas eksperimen 1 dan 2 adalah 89,76 dan 89,20. Berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk uji-t dengan taraf kepercayaan 95%, x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,79 > 2,064. Dengan demikian, ada perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi yang signifikan di kelas eksperimen 1 antara sebelum dan sesudah menggunakan teknik peta pikiran. Adapun hasil perhitungan statistik untuk uji-t dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,632 > 2,064 sehingga disimpulkan ada perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi yang signifikan di kelas eksperimen 2 yang menggunakan teknik peta pohon. Selanjutnya, hasil perhitungan adalah lebih kecil daripada

(5)

ABSTRACT

COMPARATIVE EFFECTIVENESS OF TECHNICAL MIND MAPPING AND TREE MAPS

ARGUMENTS IN LEARNING WRITE ESSAYS (Quasi-Experimental Research on Class X

Laboratory School of Education University of Indonesia Academic Year 2012/2013)

Hestu Nodya K. 0902550

(6)

DAFTAR ISI

a. Pengertian Menulis………..…….. 9

b. Tujuan Menulis……….………...………... 10

c. Tujuan Menulis Karangan Argumentasi…………..……...………...…… 27

d. Pola-pola Argumentasi……….……...……….…..… 28

e. Struktur Organisasi Karangan Argumentasi………... 31

(7)

4. Ihwal Teknik Mind Map (Peta Pikiran) ………...….…… 35

a. Pengertian Teknik Mind Map (Peta Pikiran)………..……… 35

b. Manfaat Teknik Mind Map (Peta Pikiran)………...………..… 36

c. Kelebihan Teknik Mind Map (Peta Pikiran)……….……...……….. 37

d. Langkah-langkah Teknik Mind Map (Peta Pikiran)……… 39

e. Teknik Mind Map (Peta Pikiran) dalam Pembelajaran Menulis………... 41

5. Ihwal Teknik Tree Maps (Peta Pohon) ………...……….. 41

a. Pengertian Teknik Tree Maps (Peta Pohon)………...….41

b. Manfaat Teknik Tree Maps (Peta Pohon)………..……….… 42

c. Kelebihan Teknik Tree Maps (Peta Pohon)……… 43

d. Langkah-langkah Teknik Tree Maps (Peta Pohon……….. 43

e. Teknik Tree Maps (Peta Pohon) dalam Pembelajaran Menulis……….. 44

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian .………...…….………..73

1. Waktu Penelitian……….. 73

2. Objek Penelitian………..……… 73

B. Deskripsi Data ..……….……..………. 74

1. Deskripsi Hasil Tes………. 74

a. Hasil Tes Awal dan Akhir di Kelas Eksperimen 1…...………..…... 74

b. Hasil Tes Awal dan Akhir di Kelas Eksperimen 2………..…. 100

2. Deskripsi Hasil Observasi………... 121

a. Hasil Observasi di Kelas Eksperimen 1………..….……. 121

b. Hasil Observasi di Kelas Eksperimen 2………...…. 125

3. Deskripsi Angket……….……. 128

a. Hasil Angket di Kelas Eksperimen 1……….………... 128

b. Hasil Angket di Kelas Eksperimen 2……….…………...……… 132

C. Pengolahan Data …..………..……. 135

1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Pretest dan Posttest……….…135

a. Uji Reliablitas Antarpenimbang Pretest Kelas Eksperimen 1………….…. 135

b. Uji Reliablitas Antarpenimbang Pretest Kelas Eksperimen 1………….…. 138

c. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Posttest Kelas Eksperimen 2……… 140

d. Uji Reliabilitas Antarpenimbang Posttest Kelas Eksperimen 2……… 143

2. Uji Normalitas……….………...... 146

a. Uji Normalitas Data Pretest ……..………..………. 146

b. Uji Normalitas Data Posttest ….………...… 147

3. Uji Homogenitas ……….. 147

a. Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan 2……….……. 148

b. Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen 1 dan 2………..… 148

4. Uji Signifikansi Pretest dan Posttest Intrakelas……… 148

a. Uji Signifikansi Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 1 ………..… 149

b. Uji Signifikansi Pretest dan Posttest Intrakelas………..………..… 150

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak ……….………. 151

a. Uji-t Pretest Kelas XD dan XE………. 151

b. Uji-t Posttest Kelas XD dan XE………... 152

6. Uji Normalitas Gain ………. 153

7. Uji Signifikansi Antarkelas ……….. 154

8. Analisis Hasil Observasi………... 155

9. Analisis Hasil Angket ………..……… 156

D. Pembahasan Hasil Penelitian .………..…. 160

1. Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Kelas Eksperimen 1 Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Mind Mapping……... 160

2. Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Kelas Eksperimen 2 Sebelum dan Sesudah Pembelajaran dengan Teknik Tree Maps………...…. 165

3. Perbandingan Signifikansi Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2 dalam Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi ………...…...…….. 170

(9)

A. Kesimpulan ……….…..……… 182 B. Saran ……….………...……….. 183

DAFTAR PUSTAKA ... xii

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Proses pembelajaran adalah hal yang penting bagi siswa. Seiring

waktu, teknik dalam pembelajaran semakin bertambah dan beragam. Berbagai

macam teknik telah berhasil diterapkan dalam pembelajaran di sekolah untuk

mengoptimalkan kemampuan siswa. Salah satu teknik yang terkenal adalah

teknik mind mapping. Buku mengenai teknik ini telah diterbitkan di 100

negara dan dicetak dalam 30 bahasa.

Teknik mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind

mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan

memetakan pikiran-pikiran sesorang (Buzan, 2005: 4). Mind map merupakan

peta rute yang hebat bagi ingatan. Mind mapping membantu menyusun fakta

dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak.

Dengan demikian, informasi akan lebih mudah diingat dan disusun daripada

menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan, 2005: 5).

Teknik mind mapping yang ditemukan oleh Tony Buzan pada tahun

1970-an telah sukses diterapkan di berbagai hal termasuk dalam pembelajaran.

Ada beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan kajian tentang teknik

ini. Sebagai contoh, Hilal (2012) melakukan penelitian yang berjudul

“Penggunaan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Poster (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII-B SMPN 2

Bandung Tahun Ajaran 2011/2012)”. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 70. Sementara itu, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 95,1 pada siklus II.

Selanjutnya, Khajar (2011) melakukan penelitian yang berjudul

“Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Paragraf

Eksposisi (Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X MAN 3 Cirebon

(11)

46,93 meningkat menjadi 69,53 dengan selisih peningkatan sebesar 22,6.

Sementara itu, nilai rata-rata kelas kontrol yang semula 52,57 meningkat

menjadi 59,37 dengan selisih peningkatan sebesar 6,8. Peningkatan nilai

rata-rata siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Walaupun

keduanya mengalami peningkatan, kelas yang menggunakan teknik pemetaan

pikiran (mind mapping) mengalami peningkatan lebih tinggi dalam

pembelajaran menulis paragraf eksposisi.

Adapun Priyanti (2007) melakukan penelitian yang berjudul

“Penerapan Teknik Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel untuk Meningkatkan Kemampuan Reproduktif Siswa

(Penelitian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 22 Bandung

Tahun Ajaran 2007/2008)”. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa penghitungan uji hipotesis melalui uji perbedaan rata-rata posttest kedua kelas

menghasilkan P-value= 0,00 < (=537; =0,05) pada taraf kepercayaan 95%

dengan derajat kebebasan (dk)=58. Dengan demikian, kesimpulannya adalah

ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberi perlakuan

dengan menggunakan teknik mind mapping dan siswa yang hanya diberi

perlakuan metode ceramah. Berdasarkan ketiga judul tersebut, teknik mind

mapping telah berhasil meningkatkan keretampilan siswa dalam menulis

poster, paragraf eksposisi, dan resensi novel.

Setelah sekitar 21 tahun mind mapping ditemukan, muncul metode

yang serupa tetapi lebih terstruktur yang dikembangkan oleh David Hyerle.

Metode itu dinamakan thinking maps. Hyerle (Hyerle dan Alper, 2012: 12)

menemukan bahwa setiap jenis perangkat visual memiliki sejumlah

kelemahan yang tidak bisa diabaikan. Menurutnya, teknik pemetaan pikiran

yang muncul tahun 1970-an memfasilitasi pemikiran yang terbuka tetapi tidak

memiliki struktur yang konsisten dan tingkat komplesitas yang lebih dalam

yang diperlukan kelas pada masa mendatang. Hyerle (Hyerle dan Alper, 2012:

(12)

keefektifan. Satu teknik dari metode thinking maps adalah tree maps (peta

pohon). Selain mengelola informasi, dengan tree maps, seorang siswa dapat

menerapkan analisis deduktif dan induktif. Dengan begitu, tree maps dapat

mempermudah siswa untuk pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Berdasarkan pengetahuan peneliti, belum ada penelitian skripsi tentang teknik

tree maps ini atau pun salah satu tekniknya dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia.

Ada empat aspek kebahasaan yang terdapat dalam pembelajaran

bahasa Indonesia, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, yaitu tidak secara tatap muka dengan

orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Menurut Tarigan (1994: 4), dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah

terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata.

Ada banyak hal yang bisa ditulis. Karya yang ditulis beraneka ragam,

contohnya karangan. Jenis-jenis karangan, yaitu deskripsi, eksposisi, narasi,

persuasi, dan argumentasi. Karangan argumentasi adalah karangan yang

bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini

kebenaran itu (Kosasih, 2002: 32). Dasar karangan argumentasi adalah

berpikir kritis dan logis. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang

meyakinkan. Dengan kata lain, karangan argumentasi harus berdasarkan pada

fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Suatu karangan terdiri dari

beberapa paragraf. Paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan

alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan (Kosasih, 2002:

69).

Sementara itu, salah satu standar kompetensi kelas X semester kedua

pada silabus pembelajaran Bahasa Indonesia adalah mengungkapkan

informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Dalam standar

kompetensi tersebut terdapat sebuah kompetensi dasar yaitu, menulis gagasan

(13)

Sebagai contoh, siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung

sepakat bahwa menulis karangan narasi dan deskripsi lebih mudah daripada

karangan argumentasi. Mereka pun berpendapat bahwa mereka mengalami

kesulitan untuk mencari dan menuangkan ide ke dalam tulisan argumentasi.

Dengan demikian, penerapan teknik yang tepat tentunya dapat memberikan

hasil yang optimal dalam menulis suatu karangan argumentasi. Oleh karena

itu, pada penelitian ini, penulis mencobakan dua teknik pembelajaran mind

mapping dan tree maps dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Seperti yang dipaparkan pada penjelasan sebelumnya, penulis memilih

karangan argumentasi sebagai bagian dari penelitian ini karena kedua teknik

ini dapat diterapkan pada pembelajaran menulis dan menulis karangan

argumentasi memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

karangan deskripsi dan narasi.

Dengan demikian, peneliti menerapkam kedua teknik ini dalam

pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan judul “Perbandingan

Efektivitas Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) dan Peta Pohon (Tree Maps)

dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi (Penelitian Eksperimen

Semu pada Siswa Kelas X di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1) Keterampilan menulis perlu mendapatkan perhatian karena keterampilan

menulis tidak bisa diperoleh secara otomatis.

2) Siswa kesulitan untuk menulis karangan argumentasi terutama

menemukan dan mengembangkan ide mereka ke dalam bentuk tulisan.

3) Model atau teknik pembelajaran yang kurang variatif membuat motivasi

(14)

4) Pemanfaatan model atau teknik yang kurang sesuai menyebabkan kualitas

hasil belajar siswa tidak bisa meningkat secara optimal.

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini agar masalah tidak

meluas. Permasalahan yang dibahas terbatas pada pembelajaran menulis

karangan argumentasi. Peneliti menggunakan teknik mind mapping dan tree

maps dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan argumentasi. Satu

kelompok siswa membuat perencanaan dengan teknik mind mapping.

Sementara, satu kelompok siswa membuat perencanaan dengan teknik tree

maps. Dengan demikian, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan teknik

mind mapping dan tree maps pada siswa di kelas X SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung. Dalam perencanaan karangan, ada dua pola, yaitu

pola alamiah dan pola logis. Pola yang digunakan dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi ini adalah pola logis.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1) Bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas

eksperimen pertama sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan teknik mind mapping di kelas X SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung?

2) Bagaimana kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas

eksperimen kedua sebelum dan sesudah pembelajaran dengan

menggunakan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung?

3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas

(15)

menggunakan teknik mind mapping dan kemampuan siswa kelas

eksperimen kedua dalam menulis karangan argumentasi dengan

menggunakan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung?

4) Bagaimana respons siswa terhadap penerapan teknik mind mapping dan

tree maps dalam kemampuan menulis karangan argumentasi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini tentunya memiliki tujuan. Tujuannya adalah untuk

menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

1) kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen

pertama sebelum dan sesudah menggunakan teknik mind mapping di kelas

X SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Bandung;

2) kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas eksperimen kedua

sebelum dan sesudah dengan menggunakan teknik tree maps di kelas X

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung;

3) ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dalam kemampuan menulis

karangan argumentasi antara siswa kelas eksperimen pertama dengan

menggunakan teknik mind mapping dan siswa kelas eksperimen kedua

dengan menggunakan teknik tree maps di kelas X SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung;

4) respons siswa terhadap penerapan teknik mind mapping dan tree maps

dalam kemampuan menulis karangan argumentasi di kelas X SMA

Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

secara teoretis maupun praktis.

(16)

Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, hasilnya

dapat dijadikan bahan pijakan sebagai pendukung atau pengembangan

untuk penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan

kemampuan menggunakan teknik mind mapping dan tree maps.

2) Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti,

siswa, dan guru.

a) Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini diharapkan bisa menambah

pengetahuan mengenai penerapan teknik mind mapping dan tree maps,

khususnya dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

b) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya menulis

karangan argumentasi dengan lebih mudah, menarik, dan tidak

membosankan.

c) Bagi guru, hasil penelitian ini nanti dapat digunakan sebagai masukan

untuk memilih dan menentukan teknik yang tepat dalam melakukan

pengajaran. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah untuk memahami

materi dan mengaplikasikannya. Karena hal tersebut, profesionalisme

guru pun dapat meningkat.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran-penafsiran yang berbeda terhadap judul

penelitian ini, penulis perlu menjelaskan definisi operasional variabel sebagai

berikut.

1) Menulis karangan argumentasi adalah suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau

(17)

rasionalisasi, baik persetujuaan atau ketidaksetujuan yang didukung oleh

seperangkat penguatan beralasan terhadap sebuah pernyataan.

2) Teknik mind mapping adalah cara untuk menempatkan informasi ke dalam

otak dan mengambilnya kembali keluar otak dan bentuknya seperti peta

sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang sehingga lebih

bersifat terbuka. Teknik tersebut menghasilkan pandangan secara

menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas.

3) Teknik tree maps adalah adalah salah satu bagian dari thinking maps yang

merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan

mengambilnya kembali keluar otak dan bentuknya seperti bagan ke bawah

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan mengenai setting penelitian. Adapun

uraiannya meliputi lokasi dan waktu penelitian.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung. Sekolah tersebut beralamat di Jalan

Senjayaguru Kampus, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Kelebihan dari sekolah tersebut yang lebih baik dibandingkan dengan

sekolah-sekolah lain, seperti bangku satu untuk setiap siswa, jumlah

murid dibatasi, yaitu tidak lebih dari 30 siswa di setiap kelas sehingga

pembelajaran lebih kondusif, dan siswa tidak perlu piket kebersihan

sehingga tidak mangalami kelelahan untuk mengikuti pelajaran.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah pada

semester kedua tahun ajaran 2012/2013, tanggal 20, 21, dan 27

Februari 2013.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah eksperimen semu. Metode

eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu teknik atau

metode pembelajaran yang digunakan pada suatu pembelajaran. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh teknik mind mapping

dan tree maps terhadap pembelajaran menulis karangan argumentasi.

Kelompok eksperimen pertama mendapat perlakuan dengan metode mind

mapping sedangkan kelompok eksperimen kedua menggunakan teknik

(19)

pretest-posttest design. Dalam desain ini, kedua kelompok dikenakan O1 dan O2.

Struktur desainnya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Desain Nonequivalent Groups Pretest-Posttest

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

G1 T1 X1 T2

G2 T1 X2 T2

Keterangan

G1 = kelas eksperimen 1 G2 = kelas eksperimen 2 T1 = pretest

T2 = posttest

X1 = penerapan teknik mind mapping X2 = penerapan teknik tree maps

(Wiersma, 1995 dalam Nuraeni, 2012: 41)

Untuk lebih lengkap megenai hal di atas, ada dipaparan

selanjutnya, yaitu prosedur penelitian.

C. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun uraian dari

tahap-tahap tersebut adalah berikut ini.

1. Tahap Persiapan

Tahap ini dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Rincian

dari tahap persiapan adalah di bawah ini:

1) menentukan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam

penelitian dengan studi literatur dari KTSP dan silabus;

(20)

3) survei ke lokasi untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan

untuk penelitian;

4) meminta izin untuk penelitian dengan memberikan surat izin yang

dikeluarkan oleh fakultas ke SMA Laboratorim Percontohan

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung;

5) melakukan judgment expert untuk instrumen penelitian;

6) menentukan populasi dan sampel (populasi yaitu siswa kelas X

SMA Laboratorium Percontohan UPI, dengan teknik sampel

bertujuan sehingga didapatkan kelas XD sebagai kelas eksperimen

1 dan kelas XE sebagai kelas eksperimen 2);

7) menentukan waktu pelaksanaan penelitian dengan berkonsultasi

kepada guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X

(Wiwin Windiawati S.Pd.).

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung dengan tahap sebagai berikut.

1) Peneliti melaksanakan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen 1

dan 2. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menulis karangan argumentasi sebelum diberikan perlakuan.

Selain itu, tes ini dapat digunakan sebagai pembanding dalam

menentukan peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan

perlakuan.

2) Peneliti memberi treatment dengan rincian sebagai berikut ini.

a) Teknik mind mapping diterapkan di kelas eksperimen 1 (kelas

XD).

b) Teknik tree maps diterapkan kelas eksperimen 2 (kelas XE).

3) Peneliti melaksanakan tes akhir (posttest) terhadap sampel (kelas

eksperimen 1 dan 2) dengan soal yang sedikit berbeda tetapi bobot

(21)

belajar atau keterampilan siswa dalam menulis karangan

argumentasi.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini, data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis.

Rincian dari tahap akhir adalah berikut ini.

a. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini, dilakukan analisis data terhadap skor atau

nilai kelas eksperimen 1 dan 2. Analisis yang dilakukan meliputi

uji normalitas dan homogenitas. Jika data berdistribusi normal dan

homogen, tahap uji hipotesis dilakuakn dengan menggunakan uji-t.

Namun, jika data berdistribusi tidak normal, uji hipotesis

menggunakan data statistik nonparametrik dengan uji

mann-whitney. Uji tersebut dipilih karena data tidak saling berhubungan.

b. Uji Hipotesis

Ada dua hipotesis, yaitu Ho dan Ha. Pada tahap ini

dilakukan penarikan kesimpulan untuk menerima atau menolak

hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data.

c. Tahap Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan ditarik berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan. Selanjutnya, kesimpulan tersebut dikaitkan dengan teori

yang ditulis di bab II.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah populasi dan sampel.

(22)

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Populasi terdiri dari

tujuh kelas dari kelas A-G. Berikut ini adalah data populasi dari setiap

kelas yang disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Siswa di Kelas X SMA Laboratorim Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa

Selanjutnya, berdasarkan pengalaman PPL di sekolah tersebut,

diketahui bahwa siswa lebih menyukai untuk menulis karangan narasi

dan deskripsi dibandingkan dengan karangan argumentasi karena

mereka menganggap bahwa kedua jenis tulisan tersebut lebih mudah

untuk dikerjakan.

2. Sampel

Teknik memilih sampel adalah simple random sampling

(pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang dalam populasi itu). Cara demikian

dilakukan karena anggota populasi homogen. Sampel adalah kelas XD

dan XE. Setiap kelas terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 12 siswa

perempuan.

Kedua kelas tersebut memiliki nilai yang mencapai KKM

(23)

deskripsi. Akan tetapi, dalam menulis karangan argumentasi masih

banyak yang di bawah KKM. Selain itu, mereka berpendapat bahwa

menulis karangan argumentasi itu sulit terutama untuk menemukan ide

dan fakta untuk karangan argumentasi. Adapun kesulitan lain adalah

mengembangkan ide karangan menjadi sebuah karangan yang utuh.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data meliputi portofolio, observasi, dan

angket. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Pemberian Portofolio dari Guru

Teknik tes yang digunakan adalah pemberian portofolio kepada

para siswa di kelas eksperimen 1 dan 2. Soal untuk portofolio yang

akan digunakan dalam penelitian ini berupa satu buah soal esai, yaitu

instruksi untuk menulis karangan argumentasi. Siswa mengerjakan

portofolio sebanyak dua kali. Portofolio pertama digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa menulis karangan argumentasi sebelum

diberi perlakuan. Setelah itu, portofolio kedua digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa menulis karangan argumentasi setelah

diberi perlakuan.

2. Observasi oleh Pengamat

Adapun teknik nontes yang digunakan adalah observasi.

Observasi tersebut bersifat sistematis, yakni observasi yang dilakukan

oleh pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Observasi dilakukan oleh dua orang, yaitu Wiwin Windiawati S.Pd.

(guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMA Laboratorium

UPI Bandung) dan Intani Pertiwi (mahasiswi tingkat akhir jurusan

(24)

3. Pengisian Angket oleh Siswa

Dalam penelitian, angket diberikan kepada siswa untuk

mengetahui respons siswa terhadap penggunaan teknik mind mapping

dan tree maps dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.

F. Instrumen Penelitian

Bagian ini membahasn mengenai instrumen pengumpulan data dan

pengembangan instrumen. Di bawah ini adalah paparannya.

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumulkan data dalam

penelitian ini meliputi (1) portofolio, (2) lembar observasi, dan (3)

angket.

a. Portofolio

Untuk tes awal, sebuah soal harus dikerjakan oleh siswa

(soal tersebut dapat dilihat secara lengkap di lampiran). Dalam soal

tersebut, ada sebuah teks yang harus dibaca oleh siswa kemudian

siswa menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau

permasalahan yang ada pada teks itu. Format penilaiannya adalah

sebagai berikut ini.

Tabel 3.3

Skala Penilaian Paragraf Argumentasi

(25)

a. Pengenalan

Deskripsi penilaian skala karangan argumentasi adalah sebagai berikut.

(26)

5 = memiliki kesatuan bentuk yang sangat baik

4 = memiliki kesatuan bentuk yang baik

3 = memiliki kesatuan bentuk yang cukup baik

2 = memiliki kesatuan bentuk yang kurang baik

1 = memiliki kesatuan bentuk yang buruk

b) Koherensi

5 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang sangat erat

4 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang erat

3 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang cukup erat

2 = memperlihatkan hubungan makna antarkalimat yang kurang erat

1 = memperlihatkan tidak ada hubungan makna antarkalimat

2)Isi paragraf

a) Pengenalan topik

5 = pengenalan topik sangat jelas dan sangat menarik

4 = pengenalan topik jelas dan menarik

3 = pengenalan topik cukup jelas dan menarik

2 = pengenalan topik kurang jelas

1 = pengenalan topik tidak jelas atau tidak ada

b) Pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan

5 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan mampu menarik

perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan

sangat baik

4 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan mampu menarik

perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan baik.

3 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan cukup menarik

perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan

sangat baik

2 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan kurang menarik

perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca dengan

(27)

1 = pernyataan, ide, dan pendapat yang dikemukakan tidak mampu

menarik perhatian, meyakinkan, dan memperngaruhi pembaca

dengan sangat baik

c) Alasan, data, dan fakta yang mendukung

5 = alasan, data, dan fakta sangat membuktikan kebenaran yang

disampaikan

4 = alasan, data, dan fakta membuktikan kebenaran yang disampaikan

3 = alasan, data, dan fakta cukup membuktikan kebenaran yang

disampaikan

2 = alasan, data, dan fakta kurang membuktikan kebenaran yang

disampaikan

1 = alasan, data, dan fakta tidak membuktikan kebenaran yang

disampaikan

3)Teknik Penulisan

a) Kalimat efektif

5 = keseluruhan paragraf memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan

kata yang tepat, dan logis

4 = sebagian besar paragraf memiliki struktur kalimat yang benar,

pilihan kata yang tepat, dan logis

3 = setengah paragraf memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan

kata yang tepat, dan logis

2 = sebagian kecil paragraf memiliki struktur kalimat yang benar,

pilihan kata yang tepat, dan logis

1 = paragraf tidak memiliki struktur kalimat yang benar, pilihan kata

yang tepat, dan logis

b) Ejaan (tanda baca, penulisan huruf, dan penulisan kata)

5 = tidak ada kesalahan ejaan

4 = kesalahan ejaan 1-3

(28)

1 = semua ejaan salah

b. Lembar Observasi

Obeservasi yang dilakukan adalah observasi sistematis.

Berikut di bawah ini adalah lembar observasi yang akan

digunakan.

Tabel 3.4

Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi

Guru bertanya mengenai kesulitan apa yang dialami siswa saat mengerjakan soal tes awal, yaitu menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.

2.

Guru merepons jawaban siswa mengenai kesulitan yang dialami siswa saat menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.

3.

Guru bertanya pada siswa mengenai topik atau

permasalahan yang ada pada soal tes awal dan tanggapan mereka mengenai isi dari artikel tersebut

4.

Guru bertanya kepada siswa mengenai gambar seperti apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.

5. Guru memulai menggambar dari tengah sesuai dengan

topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.

6. Guru bertanya kepada siswa mengenai alasan mengapa

gambar dimulai tengah. dari tengah beserta alasannya.

7. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai alasan

mengapa gambar tersebut dimulai tengah. dari tengah.

8.

(29)

sebuah frasa atau kalimat yang menggunakan huruf kapital.

9. Guru menerangkan mengenai pentingnya menggunakan

warna dalam membuat peta pikiran.

10. Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal apa yang

penting dalam sebuah karangan.

11. Guru membentuk cabang yang melengkung.

12. Guru menuliskan jawaban siswa yang benar ke cabang

tersebut.

13. Guru bertanya kepada siswa mengenai kira-kira mengapa

cabang yang dibuat melengkung.

14. Guru menerangkan pentingnya membuat garis hubung

yang melengkung dalam teknik peta pikiran.

15. Guru kembali menanyakan hal apa saja yang berkaitan

dengan kata kunci di cabang yang pertama.

16.

Guru menuliskan jawaban-jawaban siswa yang benar ke beberapa cabang dari cabang dan seterusnya hingga terbentuk mind mapping.

17. Guru menyarankan siswa agar menggunakan satu kata

kunci untuk setiap garis.

18.

Guru menyarankan siswa agar lebih baik menggunakan atau menambahkan gambar di cabang seperti gambar sentral.

19.

Guru menanyakan kepada siswa mengenai apakah ada hal penting yang masih belum tercantum dalam pembuatan mind mapping.

20.

Guru merespons jawaban siswa (apabila masih ada yang harus ditambahkan maka guru menambahkannya ke dalam mind mapping).

21. Guru menulis karangan argumentasi berdasarkan mind

mapping tersebut.

Selain terdapat lembar observasi untuk kelas yang

menggunakan teknik peta pikiran, ada pula lembar observasi untuk

kelas yang menggunakan teknik peta pohon. Lembar tersebut disajikan

(30)

Tabel 3.5

Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi

Guru bertanya mengenai kesulitan apa yang dialami siswa saat mengerjakan soal tes awal, yaitu menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.

2.

Guru merepons jawaban siswa mengenai kesulitan yang dialami siswa saat menulis karangan argumentasi berdasarkan topik atau permasalahan yang ada pada sebuah artikel.

3.

Guru bertanya pada siswa mengenai topik atau

permasalahan yang ada pada soal tes awal dan tanggapan mereka mengenai isi dari artikel tersebut

4.

Guru bertanya kepada siswa mengenai kalimat atau frasa atau kata apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.

5.

Guru merespons jawaban siswa mengenai kalimat atau frasa atau kata apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi dan memilih jawaban yang tepat.

6.

Guru memulai menulis dari atas bagian tengah dengan jawaban siswa mengenai topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi.

7. Guru menyarankan agar siswa menuliskannya ke dalam

kalimat atau frasa yang efektif.

8. Guru bertanya kepada siswa mengenai hal-hal apa yang

penting dalam sebuah karangan.

9.

Guru merespons jawaban siswa mengenai kalimat atau frasa atau kata apa yang sesuai dengan topik yang akan ditulis pada karangan argumentasi dan memilih beberapa jawaban yang tepat.

10. Guru membuat garis ke bawah.

11. Guru menuliskan jawaban siswa yang benar ke bawah

garis lurus tersebut.

12. Guru bertanya kepada siswa mengenai kira-kira mengapa

garis yang dibuat lurus.

13. Guru menerangkan pentingnya membuat garis lurus dalam

(31)

14. Guru kembali menanyakan hal apa saja yang berkaitan dengan kata kunci di cabang yang pertama.

15.

Guru menuliskan jawaban-jawaban siswa yang benar ke bawah beberapa garis dari cabang dan seterusnya hingga terbentuk tree maps.

16. Guru mengingatkan kembali agar siswa menuliskannya ke

dalam kalimat atau frasa yang efektif.

17.

Guru menanyakan kepada siswa mengenai apakah ada hal penting yang masih belum tercantum dalam pembuatan tree maps.

18. Guru menulis karangan argumentasi berdasarkan tree

maps tersebut.

Ketika obervasi penelitian, selain memberikan lembar

observasi, peneliti juga menyertakan RPP kepada kedua observer.

Jenis dan format RPP disesuaikan dengan RPP yang digunakan di

SMA Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia

(RPP dapat di lihat dilampiran).

c. Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa

terhadap penggunaan teknik mind mapping dalam pembelajaran

menulis karangan argumentasi. Berikut di bawah ini adalah lembar

angket untuk kelas eksperimen pertama.

Lembar Angket

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Mind Mapping

Nama :

(32)

1. Tandai hal yang menurutmu benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu).

a. Saya memahami penulisan karangan argumentasi.

b. Menulis karangan argumentasi itu menyenangkan.

c. Saya memahami penerapan teknik mind mapping dalam karangan argumentasi.

d. Mind mapping membantu meningkatkan keterampilan dalam menulis karangan

argumentasi.

e. Teknik mind mapping dapat digunakan untuk materi pembelajaran yang lain

dan bisa membantu siswa.

2. Tandai hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu).

a. Mind mapping membantu merencanakan karangan argumentasi.

b. Mind mapping dapat melatih kreativitas siswa.

c. Mind mapping membuat penulisan karangan argumentasi menjadi lebih

menyenangkan.

d. Mind mapping membantu untuk memusatkan perhatian.

e. Mind mapping membantu untuk menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

dalam karangan argumentasi.

f. Mind mapping membantu mengingat dengan lebih baik.

g. Belajar karangan argumentasi lebih efisien dengan mind mapping.

h. Mind mapping dapat melihat pemetaan secara keseluruhan.

i. Mind mappingmenunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang

saling terpisah.

j. ……….

k. ..………

l. ………..

3. Tandai hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu).

a. Walaupun membuat mind mapping menyenangkan tetapi mind mapping dalam

pengerjaannya memakan waktu.

b. Mind mapping buatan seseorang kemungkinan besar hanya bisa dimengerti

oleh penulis itu sendiri.

c. ………

d. ………

(33)

Adapun untuk kelas eksperimen kedua, lembar angketnya adalah

sebagai berikut.

Lembar Angket

Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Teknik Tree Maps

Nama :

Kelas :

1. Tandai hal-hal yang menurutmu benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu)

a. Saya memahami penulisan karangan argumentasi

b. Menulis karangan argumentasi itu menyenangkan

c. Saya memahami penerapan teknik tree maps dalam karangan argumentasi

d. Tree maps membantu meningkatkan keterampilan dalam menulis karangan

argumentasi.

e. Teknik tree maps dapat digunakan untuk materi pembelajaran yang lain dan

bisa membantu siswa

2. Tandai hal-hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu).

a. Tree maps membantu merencanakan karangan argumentasi.

b. Tree maps membuat penulisan karangan argumentasi menjadi lebih

menyenangkan.

c. Tree mapsmenghemat waktu untuk mengonsep karangan argumentasi.

d. Tree maps membantu untuk memusatkan perhatian.

e. Tree maps membantu untuk menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran dalam

karangan argumentasi.

f. Tree maps buatan seseorang bisa dimengerti oleh orang lain karena bentuknya

yang lebih terstruktur sehingga mudah dibaca.

g. Belajar karangan argumentasi lebih efisien dengan tree maps karena lebih

terstruktur.

h. Tree maps dapat melihat pemetaan secara keseluruhan.

i. Tree mapsmenunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling

(34)

n. ..………

o. ………..

3. Tandai hal yang benar dengan lingkaran (boleh lebih dari satu)

a. Tree maps dalam pembuatannya mudah tetapi agak membosankan karena harus

membuat garis

b. Tree maps kurang melatih kreativitas siswa

c. ………..

d. ………...

e. ………...

G. Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen atau alat penelitian digunakan, instrumen harus

teruji kesahihannya (validitas). Pengujian instrumen pada penelitian ini

menggunakan uji validitas konstruksi. Untuk mengauji validitas konstruksi

dapat digunakan pendapat ahli. Dalam hal ini, setelah instrumen

dikontruksi tentang aspek-aspek yang diukur dengan berlandaskan teori

tertentu, selanjutnya, hal tersebut dikonsultasikan dengan ahli (Sugiono,

2011: 125). Ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah

disusun. Ahli yang diminta pendapatnya adalah Drs. H. Dede Tatang

Sunarya, M.Pd. Ia adalah dosen pendidikan bahasa Indonesia dan bahasa

Sunda di UNSAP dan UPI Sumedang.

Tabel 3.6

Format Validasi Instrumen Penelitian

Lembar Validasi Instrumen Penelitian

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Materi : Menulis Karangan Argumentasi

Kelas/semester : X/2

Nama Validator : Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd.

(35)

UNSAP (Universitas Sebelas April) dan UPI (Universitas

Pendidikan Indonesia) Sumedang.

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) dalam kolom penilaian sesuai dengan pendapat Anda!

Keterangan:

2. Pengaturan tata letak sesuai

3. Jenis dan ukuran huruf sesuai

II Bahasa

1. Kebenaran tata bahasa

2. Kesederhanaan struktur kalimat

3. Kejelasan petunjuk

4. Sifat komunikatif bahasa yang digunakan

Untuk mengisi kesimpulan, mohon untuk melingkari sesuai pendapat Anda pada nomor.

A. Instrumen penelitian ini:

1. Tidak baik

2. Kurang baik

3. Cukup baik

4. Baik

5. Baik sekali

B. Dengan demikian, instrumen penelitian ini:

1. Belum dapat digunakan dan masih perlu konsultasi

2. Dapat digunakan dengan banyak revisi

3. Dapat digunakan dengan sedikit revisi

4. Dapat digunakan tanpa revisi

Mohon untuk menuliskan butir-butir revisi (apabila ada) pada kolom saran.

(36)

……… ……… ……… ……… ……… ………

Validator,

(………...………… ) Drs. H. Dede Tatang Sunarya, M.Pd.

195703251985031005

Di samping itu, validator pun memberikan penilaian angka dari

0-100 untuk setiap instrumen yang telah dibuat (penilaian dapat dilihat

dilampiran).

H. Pengolahan Data

Pembahasan untuk pengolahan data meliputi (1) analisis data, (2)

analisis data statistik, (3) pengolahan angket, dan (4) pengolahan hasil

observasi.

1. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan format penilaian

yang terdapat di instrumen pengumpulan data.

2. Analisis Statistik

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Peneliti menganalisis hasil uji awal dan uji akhir siswa.

2) Peneliti menghitung reliabilitas antarpenimbang. Untuk menguji

(37)

setiap tes, uji reliabilitas tes ini menggunakan prinsip ANAVA

dengan format sebagai berikut.

Tabel 3.7 Persiapan ANAVA

Kemudian, peneliti menghitung reabilitasnya dengan rumus ini:

Keterangan:

r11 = reabilitas yang dicari Vt = variansi dari testi Vk = variansi dari kekeliruan

Sebagai tolok ukur koefisien reliabilitas antarpenimbang, peneliti

menggunakan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.8

Tabel Guilford untuk Reliabilitas Antarpenimbang

Nilai Kualitas Korelasi

(38)

menguji kemampuan dua rata-rata. Untuk menentukan bahwa data

mempunyai sifat yang normal atau tidak, peneliti menggunakan rumus

chi kuadrat (X2). Rumusnya adalah sebagai berikut: ∑

Keterangan

Oi = frekuensi observasi atau pengamatan Ei = frekuansi ekspektasi (harapan)

Untuk menemukan normal atau tidaknya distribusi data,

kriterianya adalah sebagai berikut ini.

a) X2itung≤ X2 tabel artinya distribusi data normal. b) X2itung≥ X2 tabel artinya distribusi data tidak normal.

4) Peneliti menghitung uji homogenitas. Tujuan dari uji ini adalah

homogen tidaknya variasi sampel dalam populasi yang sama atau

homogen tidaknya data berdasarkan kriteria berikut ini.

a) Jika F itung ≤ F tabel artinya distribusi data homogen.

b) Jika F itung ≥ F tabel artinya distribusi data tidak homogen.

Uji homogenitas menggunakan uji F:

5) Peneliti menghitung signifikansi untuk membandingkan rata-rata nilai

pretest dan posttest intrakelas dengan menggunakan rumus berikut ini.

t =

Keterangan:

Md : rata-rata dari perbedaan pretest dan posttest

Xd : deviasi masing-masing subjek (m-Md) ∑ : jumlah kuadrat deviasi

N : banyaknya sebjek pada sampel

Db : ditentukan dengan N-1

(39)

a) menentukan gain (d) antar nilai pada saat pretest dan

posttestdengan rumus x1 – x2;

b) menentukan nilai Md dengaan rumus Md =∑

;

c) menentukannilai ∑ dengan rumus ∑ = ∑

;

d) mentukan nilai d.b dengan rumus d.b = N-1

Dari hasil hitung menggunakan rumus di atas, ada gambaran

yang berbeda antara keterampilan menulis pada pretest dan posttest

dengan menggunakan teknik mind mapping dan tree maps. Uji

signifikan koefisien t disimpulkan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika t hitung< t tabel, hipotesis nol diterima atau hipotesis kerja (alternatif) ditolak.

b) Jika t hitung> t tabel, hipotesis nol ditolak atau hipotesis kerja (alternatif) diterima.

6) Apabila data berdistribusi normal dan homogen, peneliti menggunakan

menggunakan rumus berikut ini untuk membandingkan data tes awal

dan tes akhir antarkelas:

t

=

Keterangan:

= rata-rata kelas pertama = rata-rata kelas kedua s = simpangan

= jumlah siswa kelas pertama = jumlah siswa kelas kedua

Selanjutnya, apabila data tidak berdistribusi normal dan tidak

homogen, peneliti menggunakan rumus berikut ini.

t’ =

(40)

7) Namun, apabila data tidak berdistribusi normal maka perhitungan

selanjutnya menggunakan uji nonparametrik.

8) Peneliti menghitung gain intrakelas, menguji normalitasnya, dan

signifikansi gain antarkelas.

3. Pengolahan Angket

Pengolahan data angket menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan:

Fo = frekuensi jawaban setiap responden N = jumlah responden

% = persentase frekuensi tiap jawaban responden

Penafsiran nilainya sebagai berikut: 0% = tidak ada

1 % - 5% = hampir tidak ada 6 % - 25% = sebagian kecil 26% - 49% = hampir setengahnya 50 % = setengahnya

51% - 75% = lebih dari setengahnya 76% - 95% = sebagian besar

96% - 99% = hampir seluruhnya 100% = seluruhnya

4. Pengolahan Data Hasil Observasi

Pengolahan data hasil observasi dengan cara menghitung skor

dari setiap observer seperti berikut. Rumusnya adalah sebagai berikut

ini.

Keterangan:

S = nilai dari tiap observer

(41)

Setelah itu, peneliti menghitung skor dari seluruh observer

dengan rumus berikut ini:

Keterangan: St = skor total

S1 = skor dari pengamat 1 S2 = skor dari pengamat 2

Berikut ini adalah penafsiran skor total dari sikap guru: 3,10 – 4,00 = baik

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan analisis dan pembahasan di bab IV, penulis

mengungkapkan kesimpulan dan saran pada bab ini. Pemaparan dari kesimpulan

dan saran adalah berikut di bawah ini.

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian eksperimen semu mengenai perbandingan

teknik mind mapping (peta pikiran) dan tree maps (peta pohon) pada siswa

kelas X di SMA Laboratorium Percontohan UPI adalah sebagai berikut ini.

1) Hasil belajar siswa yang telah dicapai oleh kelas eksperimen 1 yang

menggunakan teknik mind mapping dalam pembelajaran menulis karangan

argumentasi mengalami peningkatan dari tes awal ke tes akhir. Rata-rata

siswa tes awal adalah 64,32 dan meningkat menjadi 88,15. Berdasarkan

hasil perhitungan statistik untuk uji-t taraf kepercayaan 95%, x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,79 > 2,064. Dengan demikian, ada perbedaan kemampuan menulis karangan argumentasi yang signifikan di kelas

eksperimen 1 yang menggunakan teknik peta pikiran.

2) Siswa kelas eksperimen 2 yang menerapkan teknik tree maps dalam

pembelajaran menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan nilai.

Nilai tes awal adalah 62,4 lalu meningkat menjadi 89,2. Berdasarkan hasil

perhitungan statistik untuk uji-t dengan derajat kebebasan 24 dan taraf

kepercayaan 95%, x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,632 > 2,064. Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan menulis

karangan argumentasi yang signifikan di kelas eksperimen 2 yang

menggunakan teknik peta pohon.

3) Berdasarkan hasil perhitungan, lebih kecil daripada (2,27 <

2,81). Oleh sebab itu, tidak ada perbedaan yang signifikan antara

(43)

teknik mind mapping) dan XE (kelas yang menggunakan teknik tree

maps).

4) Respons siswa kelas eksperimen 1 terhadap teknik peta pikiran adalah baik

baik. Sebagai contoh, hampir seluruhnya (96%) siswa kelas eksperimen

tersebut sepakat serpendapat bahwa teknik peta pikiran dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis karangan

argumentasi.

5) Respons siswa kelas eksperimen 2 terhadap pembelajaran menulis

karangan argumentasi menggunakan teknik peta pohon adalah baik.

Seluruh (100%) siswa sependapat bahwa teknik peta pohon dapat

meningkatkan keterampilan menulis karangan argumentasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran yang dapat penulis

uraikan sebagai berikut.

1) Berdasarkan hasil penelitian, ada perbedaan yang signifikan antara hasil

tes awal dan tes akhir dari masing-masing teknik (hasil dari signifikansi

kelas eksperimen 1 yang diterapkan teknik peta pikiran adalah x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,79 > 2,064 dan hasil signifikansi kelas eksperimen 2 yang diterapkan teknik peta pohon adalah x2 (thitung) > x2 (ttabel) karena 17,632 > 2,064). Selain itu, keduanya juga mendapat respons yang baik

dari siswa seperti siswa dimudahkan untuk merencanakan dan

menuangkan ide untuk menulis karangan argumentasi. Oleh karena itu,

teknik mind map (peta pikiran) dan tree maps (peta pohon) dapat

digunakan sebagai alternatif pada pembelajaran menulis karangan

argumentasi.

2) Meskipun kedua teknik dinilai baik berdasarkan angket yang diisi oleh

siswa, keduanya memiliki karakter yang berbeda. Mind mapping lebih

dapat mengasah kreativitas siswa. Sementara itu, kelebihan mengenai

(44)

mengambilnya kembali ke luar otak dan bentuknya seperti peta sebuah

jalan di kota yang mempunyai banyak cabang sehingga lebih bersifat

terbuka. Teknik tersebut menghasilkan pandangan secara menyeluruh

tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Selanjutnya,

tekknik tree maps adalah adalah salah satu bagian dari thinking maps yang

merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan

mengambilnya kembali ke luar otak dan bentuknya seperti bagan ke

bawah sehingga sifatnya lebih terstruktur. Dengan demikian, penerapan

teknik untuk pembelajaran bisa disesuaikan dengan karakteristik siswa.

3) Sebelum penelitan, masalah umum yang ditangkap oleh peneliti adalah

siswa lebih tertarik untuk menulis karangan narasi dan deskripsi

dibandingkan dengan menulis karangan argumentasi. Selain itu, banyak

siswa sependapat bahwa menulis karangan argumentasi itu sulit. Sebagai

contoh, mereka kesulitan untuk menemukan dan menuangkan ide. Karena

peneliti hanya mengetahui hal tersebut tersebut, peneliti fokus kepada

mengatasi masalh itu. Peneliti baru menyadari bahwa masih banyak siswa

yang tidak memahami kalimat efektif dan EYD yang baik dan benar. Oleh

krena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya atau peneliti

yang tertarik untuk melakukan penelitian ini agar tidak hanya fokus

kepada hal menata dan mengembangkan ide saja tetapi juga

memperhatikan ke aspek lain seperti penguasaan kalimat efektif, ejaan,

dan tanda baca.

4) Peneliti beberapa kali merubah rubrik untuk penilaian karangan

argumentasi yang pernah dibuat sebelumnya. Hal tersebut disebabkan

peneliti merasa ada aspek yang kurang tepat baik dari bobot mau pun

keterkaitan dengan karangan argumentasi. Semakin rinci aspek dan

bobotnya, semakin akurat nilai yang diberikan untuk siswa. Sebagai

contoh, ada beberapa aspek yang dinilai, di antaranya kepaduan, dan fakta

atau pembuktian. Karena inti pembelajaram adalah menulis karangan

argumentasi, aspek yang bobotnya lebih tinggi adalah fakta atau

(45)

selanjutnya, peneliti menyarankan agar lebih teliti dalam menggunakan

atau merumuskan aspek format penilaian karangan argumentasi beserta

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, dan Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Bandung Utama.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya Remaja.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Buzan, Tony. 2012. Buku Pintar Mind Map Cetakan Kesebelas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Deporter, Bobby. 2009. Quantum Writer Menulis dengan Mudah, Fun, dan Hasil

Memuaskan. Bandung: Kaifa.

Deporter, Bobby, dkk. 2010. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Deporter dan Hernacki. 2005. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman

dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Djuanda, D. 2008. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Bandung: Pustaka Latifah.

Esther. 2010. The Tree Map. [online]: Tersedia: http://em-howchildrenlearntoread.blogspot.com. [24 Mei 2013].

Finoza, L. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi.

Hilal, Ru’yatul 2012. Penggunaan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Poster. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hyerle dan Alper. 2012. Thinking Maps Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.

Keraf, Gorys. 1989. Komposisi Cetakan Kedelapan. Ende: Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III (Cetakan

Kedelapan Belas). Jakarta: Gramedia.

Khajar, Santi. 2011. Penerapan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran

(47)

X MAN 3 Cirebon Tahun Ajaran 2011/2012). UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Kosasih, Engkos. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan untuk Sekolah Atas dan

Kejuruan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Mahmuddin. 2009. Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran Mind Mapping. [online]: Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/01/pembelajaran-berbasis-peta-pikiran-mind-mapping. [24 Mei 2013].

Nuraeni, Rina. 2012. Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan CD

Tutorial dan Komik pada Penguasaan Konsep Sistem Saraf Siswa SMA.

UPI: Bandung: tidak diterbitkan.

Nursisto. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Parera, Jos. 1982. Belajar Mengemukakan Pendapat (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga.

Priyanti. 2007. Penerapan Teknik Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) dalam

Pembelajaran Menulis Resensi Novel untuk Meningkatkan Keterampilan Reproduktif Siswa (Peneliian Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 22 Bandung Tahun Ajaran 2007/2008). UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Rosyadi, A. Rahmat. 2008. Menjadi Penulis Profesional itu Mudah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rusyana. 1986. Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika.

Rusyana. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang.

Semi. 1995. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Bandung: Mugantara.

Soedjito dan Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remadja Karya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

(48)

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wycoff, Joyce. 2005 Menjadi Super Kreatif melalui Metode Pemetaan Pikiran. Jakarta: Kaifa.

Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori hingga Praktik (Penawar Racun

Gambar

Tabel 3.1  Nonequivalent Groups Pretest-Posttest
Tabel 3.2  Daftar Jumlah Siswa di Kelas X SMA Laboratorim Percontohan
Tabel 3.3 Skala Penilaian Paragraf Argumentasi
Tabel 3.4  Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses rancang bangun aplikasi sistem pendukung keputusan anggota kepolisian terhadap calon seleksi alih

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

Jumlah penduduk laki-laki di Provinsi Bali hasil SP2020 sebanyak 2,17 juta orang atau 50,29%. dari total penduduk

dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulumemperoleh izin usaha sebagai Bank Umu atau BPR dari pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari

Sistem pengendalian jarak jauh tersebut sangat efisien digunakan untuk mengatasi gangguan pada jaringan distribusi listrik tegangan menengah 20 kV yang menggunakan jaringan

Sehubungan dengan hasil Seleksi Sederhana paket pekerjaan Pengawasan Teknik Peningkatan Jalan Sp.Sekendal-Sekendal,Pembangunan Jalan Pawis Hilir-Angan Tembawang

Demi mengembangkan Ilmu Pemngetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non Eksklusif atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Dari keterangan diatas terlihat bahwa tujuan utama dilakukannya pendaftaran dalam jaminan fidusia adalah untuk memenuhi asas publisitas, maka akan memberikan