PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI
DENGAN METODE
MIND MAPPING
( PETA PIKIRAN)
SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 25 PAMULANG,
TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
NURUL MIZANI
NIM 108013000009
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
ABSTRAK
Nurul Mizani, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang”.
Menulis adalah kegiatan yang melahirkan perasaan atau ide-ide ke dalam sebuah tulisan, sehingga orang lain dapat memahami tulisan tersebut. Menulis merupakan penentu keberhasilan dalam menjalani proses pendidikan. Memiliki kemampuan menulis memungkinkan seseorang mengkomunikasikan pengalamannya ke dalam sebuah tulisan dalam bentuk cerita. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis perlu mendapat perhatian, agar keterampilan menulis dapat dikuasai dengan baik dan benar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah penggunaan metode peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan menulis argumentasi pada siswa. Penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode peta pikiran mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 76, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa 81 dan siklus III nilai rata-rata siswa 85. Itu artinya penelitian ini berhasil.
ii
ABSTRACT
Nurul Mizani, Study Program Indonesian Language and Literature, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Thesis title "Essay Writing Argument Upgrades Method Using Mind Mapping
Class X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang".
Writing is an activity that gave birth to the feelings or ideas into an article, so that others can understand the text. Writing is a determinant of success in carrying out the educational process. Having the ability to write enable a person to communicate his experiences into an article in the form of a story. Therefore, learning to write requires attention, so that writing skills can be mastered properly.
The purpose of this study was to see whether the use of a mind map method can improve students' writing skills in argumentation. This research was
conducted in the Class X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang.
The results showed that the ability to write essays arguments using mind maps has increased significantly in each cycle. Such improvements can be seen from the average student. In the first cycle students 'average score of 76, while the second cycle of the average value of students 81 and third cycle students' average
value of 85. That means that research is successful.
Keywords: writing skills, essay arguments and methods of mind maps.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya karena atas izin dan kasih-Nya penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peningkaan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang “. Shalawat teriring salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa para umatnya .
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan
gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan
dan rintangan. Tanpa bantuan dan peran serta berbagai pihak, skripsi ini tidak
mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan FITK UIN Jakarta yang
telah mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini;
2. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat
berharga bagi penulis selama ini;
3. Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen penasihat akademik yang telah
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
4. Dra. Nuryati Djihadah, M. Pd, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi
yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas
arahan, bimbingan, dan kesabaran Ibu selama ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu
iv
6. Keluarga besar SMA Muhammadiyah 25, Pamulang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT);
7. Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Metro Jakarta Barat, yang telah
mengerti dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini;
8. Kepala Sekolah serta guru Tk. Kemala Bhayangkari 7 Palmerah, yang
selalu memberi motivasi dan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini;
9. Yang terhormat dan terkasih keluarga penulis. Ayahanda Drs. Tadjudin
dan ibunda Hidayati, dan kakak dan adik-adik penulis. Hazrina. S.Sos,
Amirah Rasyidah serta Aribah Rafidah. Terima kasih tak terhingga atas
segala perhatian, semangat, doa yang tak putus bagi penulis selama
pengerjaan skripsi ini. Maaf membuat kalian menunggu terlalu lama untuk
moment ini.
10.Sahabat-sahabat terbaik penulis. Siti Masrohah. S. Pd, yang telah menulis
cerita persahabatan bersama penulis sejak hari pertama penulis memulai
kehidupan di kampus hingga skripsi ini selesai, Nunung Indrawati. S. Pd,
Lilis Laswati. S. Pd, Anggun Citra Dini. S. Pd, terimakasih banyak atas
semua cerita persahabatan kita, senyum, tawa, tangis, semangat dan
pemikiran yang kalian berikan selama penulisan skripsi ini.
11.Teman beda bangsa penulis Han Ji Hye eonnie, Ji Hyuk Jae oppa, Sung
Kyu oppa, yang juga telah memberikan semangat kepada penulis dalam
penyelesain skripsi ini. Thanks for your support, I will fly to your country
soon.
12.Jeon Do Yun, yang selalu memberikan pengetahuan baru serta semangat
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;
13.Seluruh mahasiswa PBSI kelas A angkatan 2008, yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
14.Risa Sabrina, Dyas Mulyani. B, dan Tri Yogi Prakoso, yang selalu
v
15.Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini
namun tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.
Terakhir, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas
segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh karena itu kritik saran
yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan-perbaikan di masa depan. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pihak.
Jakarta, Juni 2015
DAFTAR ISI
ABSTRAK………. i
KATA PENGANTAR………... iii
DAFTAR ISI……….. vi
DAFTAR TABEL……….. ix
DAFTAR GAMBAR……….. x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Identifikasi Masalah……… 8
C. Pembatasan Masalah………... 9
D. Rumusan Masalah………... 9
E. Tujuan Penelitian………. 9
F. Manfaat Penelitian………... 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian Menulis………... 11
2. Fungsi Menulis……….. 12
B. Mengarang 1. Pengertian Mengarang……….. 15
2. Bentuk-Bentuk Karangan………. 16
C. Argumentasi 1. Pengertian Argumentasi……… 17
2. Ciri-Ciri Karangan Argumentasi………. 19
3. Teknik Penulisan Karangan Argumentasi……….. 19
D. Mind Mapping
1. Pengertian Mind Mapping……… 24
2. Penggunaan Mind Mapping dalam Karangan Argumentasi… 28 E. Penelitian Yang Relevan ………. 30
F. Hipotesis Tindakan……….. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 33
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian………….. 33
C. Subjek Penelitian………. 36
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian………... 36
E. Tahap Intervensi Tindakan……… 36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan……….. 39
G. Data dan Sumber Data………... 39
H. Instrumen Pengumpulan Data………. 40
I. Teknik Pengumpulan Data……….. 43
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan dan Keabsahan Data……… 43
K. Analisis Data dan Interpretasi Data…….……… 43
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan……… 44
1. Tindakan Siklus I………. 44
2. Tindakan Siklus II……… 46
3. Tindakan Siklus III………... 47
BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 49
B. Deskripsi Data 1. Deskripsi Awal Tindakan……….. 50
2. Deskripsi Hasil Penelitian………... 52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan……… 81
B. Saran……….. 82
DAFTAR PUSTAKA
UJI REFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Nurul Mizani, lahir di Jakarta pada tanggal 12
Agustus 1990. Dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama
Hidayati dan Ayah yang bernama Drs. Tadjudin. Saat ini
penulis masih menjadi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan
sastra Indonesia.
Penulis tinggal di Jl. Surya Kencana, Gang. Kemuning 1, Rt. 02/Rw. 05 Ds.
Pamulang Barat, Kec. Pamulang-Tangerang Selatan-Banten 15417.
Selama proses penyelesaian tuas akhir (skripsi) ini banyak hal yang
penulis bisa jadikan sebagai pengalaman , suka duka dilalui oleh penulis dengan
sabar dan ikhlas karena penulis yakin bahwa semua perjuangan akan ada hasil
yang baik. Karena keyakinan dan kerja keras penulis akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik walaupun terlambat. Penulis berharap
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Komponen Penilaian Argumentasi……… 22
2. Tabel 3.1 Perencanaan Siklus 1………...………... 37
3. Tabel 3.2 Perencanaan Siklus 2……...……… 38
4. Tabel 3.3 Perencanaan Siklus 3……… 38
5. Tabel 3.4 Lembar Observasi Guru……….……….. 40
6. Tabel 3.5 Lembar Kuesioner Siswa……… 42
7. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Sebelum Tindakan………... 50
8. Tabel 4.2 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Siklus I……… 57
9. Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I………… 59
10.Tabel 4.4 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Siklus II…….... 64
11.Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II………... 66
12.Tabel 4.6 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Siklus III…….. 72
13.Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus III…….…. 74
x
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
1. Gambar 2.1 Contoh Penerapan Metode Mind Mapping dalam
Karangan Argumentasi……… 29
2. Bagan 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas…….. 34
3. Bagan 3.2 Spiral Tindakan Kelas……… 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pengajaran bahasa bertujuan agar para siswa terampil berbahasa.
Sebenarnya setiap guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar dalam
setiap bidang studi pun secara implisit adalah guru bahasa juga. Salah satu
tujuannya, disadari atau tidak adalah agar para siswa terampil menyimak,
berbicara, membaca dan menulis dalam bidang studi tersebut. Hal ini
menunjukkan pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, baik
secara lisan maupun tertulis.
Bahasa dalam dunia pendidikan berperan sangat penting. Pendidikan
di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang
studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah
berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan.
Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang
mendasari pikiran.
Keterampilan berbahasa yang lengkap mencakup empat keterampilan,
yaitu mendengarkan atau memahami bahasa lisan atau sering juga disebut
menyimak, berbicara, membaca atau memahami bahasa tulis, dan menulis
(menggunakan bahasa secara tulis). Keterampilan berbahasa tersebut
masing-masing pada seseorang berbeda. Barangkali ada orang (siswa)
yang menguasai semua keterampilan itu sama baiknya, akan tetapi
biasanya ada orang yang terampil berbicara tetapi kurang terampil dalam
menggunakan bahasa secara tertulis, atau sebaliknya.
Salah satu materi pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang
memegang peranan penting ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan
salah satu kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan,
mulai tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah
satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik
2
bahwa; menulis adalah menuangkan pikiran atau perasaan, seperti
mengarang, membuat surat dengan tulisan. 1
Jadi, dalam kegiatan menulis seseorang dapat menuangkan perasaan,
pengalaman ataupun pendapat dalam sebuah karangan. Namun dari
keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut tampaknya pencapaian
keterampilan menulislah yang paling memprihatinkan dari para siswa.
Keterampilan menulis atau juga sering disebut keterampilan
mengarang merupakan ujung tombak penentu keberhasilan para peserta
didik dalam menjalani proses pendidikan. Dalam Jurnal Berbagi Ilmu
Penulisan karya Arifuddin, terdapat pendapat Pramoedya Ananta Toer, yaitu “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadiaan.”2
Ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis sangat
penting dalam kehidupan.
Memiliki kemampuan menulis (membuat karangan) memungkinkan
seseorang mengkomunikasikan gagasan ataupun pengalamannya ke dalam
sebuah tulisan dalam bentuk cerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa yang
berupa karangan penulis, yang bertujuan untuk dibaca. Selanjutnya dalam
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan pengertian mengarang
adalah “mencipta atau menggubah, atau menulis dan menyusun buku, novel, puisi, dan sebagainya.”3
Karangan itu sendiri memiliki klasifikasi dan jenis yang beragam.
Namun fakta yang ada saat ini membuktikan bahwa kemampuan menulis
pelajar di Indonesia pada saat ini sangat memprihatinkan, ini dikarenakan adanya fakta bahwa, “para pelajar di Indonesia diberikan tugas mengarang antara 3-15 karangan/ 3 tahun, bahkan ada yang hanya 1 kali dalam setahun melakukan kegiatan mengarang.”4
1
Peter Salim & Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, hlm.1648. Jakarta : Modern English Press, 1991.
2
Arifuddin A. Patunru, Berbagi Ilmu Penulisan, Hlm. 36. Dalam Majalah Lentera Citra edisi No. 02, 2012.
3Ibid
. hlm.663.
4
3
Pembelajaran bahasa Indonesia yang kita dapat dari Sekolah Dasar
hingga Perguruan tinggi hanya berfokus pada pembelajaran tata bahasa, ini
menyebabkan Indonesia memiliki sedikit penulis yang berkarakter atau
memiliki ciri khas. Keterampilan mengarang harus kita mulai dan biasakan
sejak dari Sekolah Dasar hingga PerguruanTinggi, agar para peserta didik
terbiasa dan menyukai kegiatan mengarang, serta tidak ada lagi anggapan bahwa kegiatan mengarang “membosankan”.
Telah kita ketahui bahwa guru memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran. Selain itu guru juga merupakan tokoh sentral dalam upaya
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena itu dalam
memberikan materi pembelajaran guru harus memiliki strategi
pembelajaran yang menarik serta menguasai materi yang akan
disampaikan. Dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa dikatakan bahwa;
“Strategi pembelajaran bahasa adalah tindakan pengajar melakasanakan rencana mengajar bahasa Indonesia. Artinya usaha pengajar dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran bahasa Indonesia, seperti tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”5
Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat maka suatu
pembelajaran akan berhasil. Dalam pembelajaran menulis fakta yang ada
mengatakan tidak hanya peserta didik yang kesulitan dalam menuangkan
ide atau gagasannya ke dalam sebuah karangan, guru pun mengalami hal
tersebut. Maka dari itu pemerintah harus bersikap aktif dalam memberikan
kegiatan-kegiatan yang berfungsi meningkatkan kualitas sumber daya
manusia terutama untuk para guru.
Dalam Jurnal Berbagi Ilmu Penulisan Arifuddin A. Patunru dikatakan bahwa “menulis berawal dari kebiasaan yang diteguhkan lewat disiplin. Selain itu menulis merupakan keahlian (kemampuan) yang bisa
5
4
dipelajari.”6
Maka dari itu pembelajaran keterampilan menulis harus
diberikan serta diajarkan dengan sungguh-sungguh kepada siswa.
Dalam proses belajar mengajar, keterampilan mengarang perlu
diajarkan dengan serius, agar siswa dapat menuangkan idenya dengan
baik. Karangan itu merupakan media untuk menyampaikan informasi dan
menuntut siswa dapat memilih kata-kata yang tepat. Selain itu juga
dituntut untuk dapat membuat kalimat menjadi paragraf yang baik serta
mengurutkan paragraf menjadi karangan yang utuh, Henry Guntur Tarigan
berpendapat;
“Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini, sang penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.”7
Keterampilan mengarang sudah kita dapatkan mulai dari Sekolah
Dasar sampai tak terbatas, maksudnya seseorang mengarang tidak terbatas
ruang dan waktu. Di mana saja, kapan saja, dan dalam usia berapa saja,
seseorang bebas mengembangkan keterampilannya dalam menuangkan
idenya melalui suatu karangan.
Dalam suatu pendidikan formal, pelajaran mengarang kurang
mendapat perhatian yang serius. Fenomena ini sungguh disayangkan.
Seringkali siswa menganggap mudah pelajaran mengarang. Tenaga
pengajar pun belum maksimal memotivasi anak didik untuk menghasilkan
karangan yang baik. Dalam buku Menulis itu Mudah dikatakan bahwa,
banyak guru yang tidak mampu membimbing muridnya untuk menulis
dengan baik, runtut, dan menarik. Bukannya guru tidak tahu hal mengenai
menulis, tetapi mereka kesulitan merangkai kata secara padu dalam tulisan.”8
6
Arifuddin A. Patunru. op. cit, hlm. 37.
7
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), hlm. 3.
8
5
Hal ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam
menuangkan ide ataupun gagasannya kedalam karangan, sehingga
membuat karangan mereka memiliki banyak kesalahan.
Selanjutnya dalam proses pembelajaran mengarang biasanya diajarkan
bentuk-bentuk karangan atau tulisan yang dibagi atas lima jenis, yaitu :
Deskripsi, eksposisi, narasi, argumentasi, dan persuasi. Berikut akan
dijelaskan secara singkat mengenai lima jenis bentuk karangan di atas.
Deskripsi adalah karangan yang bertujuan memberikan gambaran
sesuatu dalam pikiran pembaca; eksposisi adalah karangan yang berisi
suatu uraian pokok bahasan yang bertujuan untuk memperluas
pengetahuan pembaca akan suatu pokok bahasan; argumentasi adalah
karangan yang bertujuan mempengaruhi pikiran pembaca untuk menerima
suatu pendapat tentang suatu hal; narasi adalah karangan yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa
yang terjadi; dan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat
pembaca percaya bahkan mengikuti pendapat yang disampaikan. Dari
kelima bentuk karangan tersebut penulis akan membahas secara mendalam
mengenai pengajaran mengarang argumentasi.
Dalam pengajaran materi mengarang argumentasi diperlukan
perhatian yang sungguh-sungguh, baik oleh guru maupun siswa, karena di
dalam mengarang argumentasi diperlukan pembuktian dalam
mengemukakan alasan sehingga dapat meyakinkan pembacanya. Selain itu
kemampuan menulis argumentasi memerlukan sejumlah potensi
pendukung. Oleh karena itu, untuk memperoleh karangan argumentasi
yang baik dibutuhkan kemauan keras dan belajar sungguh-sungguh.
Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa meningkatkan kemampuan
menulis akan mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan melatih kemahiran
dalam menulis. Minto Rahayu berpendapat, tulisan argumentasi berarti
6
mengungkapkan segala persoalan dengan segala kesungguhan pengetahuannya, bukan sekedar mana mengeluarkan pendapat.”9
Kesimpulannya Minto Rahayu mengatakan bahwa dalam menulis
karangan argumentasi bukan sekedar mengeluarkan pendapat tetapi juga
diperlukan fakta yang dapat mendukung pendapat yang akan disampaikan
penulis.
Selanjutnya tulisan argumentasi merupakan salah satu jenis tulisan
yang bukan sekedar menyampaikan pendapat, melainkan harus disertai
fakta yang ada. Penulis harus berusaha menyampaikan pendapat serta
fakta secara teratur dan kritis. Dalam buku Menulis itu Mudah karya
Sukino dikatakan;
“Banyak ahli berpendapat bahwa karangan argumentasi lebih sulit dibandingkan dengan jenis karangan yang lain. Letak kesulitan dalam penulisan karangan argumentasi adalah berupaya untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan kemudian bertindak seperti yang diinginkan. Pengarang harus berpikir secara kritis dan logis.”10
Hal ini berarti bahwa menulis argumentasi adalah jenis karangan yang
membutuhkan kesungguhan dalam menuliskan pendapat dan fakta yang
akan disampaiakan agar pembaca terpengaruh dengan isi tulisan yang
disampaikan penulis.
Penulisan karangan argumentasi sekarang ini belum mencapai hasil
yang memuaskan, karena karangan argumentasi memerlukan alasan, bukti,
dan fakta yang kuat untuk meyakinkan pembaca. Selain itu siswa kurang
memahami langkah-langkah penting untuk menyusun karangan
argumentasi yang baik. Langkah-langkah tersebut adalah, siswa dapat
menentukan topik yang menarik, setelah itu siswa dapat mencari informasi
secara lengkap, mengumpulkan data mengenai topik tersebut, dan
disampaikan dengan kalimat yang logis. Dengan mengetahui dan
9
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 168.
10
7
mempraktikannya dalam kegiatan belajar mengajar, maka siswa dapat
mengarang argumentasi dengan baik.
Selain mengetahui langkah-langkah dalam membuat suatu karangan,
proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, salah satunya
adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran. Metode berperan
penting dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia Kontemporer; “Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelakasanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.”11 Lebih lanjut dikatakan dalam buku Strategi Pembelajaran
Bahasa; “metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.”12
Jadi, penggunaan metode dalam suatu pembelajaran akan
memudahkan guru maupun siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang
maksimal. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi akan
memberikan suatu stimulus kepada siswa untuk belajar, karena siswa tidak
merasa jenuh dengan pembelajaran yang sudah biasa dilakukan.
Salah satu metode pembelajaran yang populer saat ini adalah metode
peta konsep atau disebut peta pikiran (mind mapping). Peta pikiran (mind
mapping) merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru.”13
Dikategorikan ke dalam cara kreatif karena pembuatan peta pikiran (mind
mapping) ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an.
Dalam kegiatan mengarang peta pikiran sangat membantu, dalam buku quantum teaching dikatakan “peta pikiran membantu siswa dalam menyusun informasi dan melancarkan aliran pikiran. Peta pikiran dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan menulis.”14
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu
mengadakan penelitian tindakan kelas tentang Peningkatan Kemampuan
11
Peter Salim & Yenny Salim, op. cit, hlm. 973.
12
Iskandarwassid & H. Dadang Sunendar, op. cit, hlm.56.
13
Melvin L. Silberman, Acvtive Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, hlm.200.
14
8
Menulis Argumentasi dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada
siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat pada tahun
pelajaran 2014/2015.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Kemampuan menulis pelajar Indonesia pada saat ini sangat
memprihatinkan
b. Peserta didik terbiasa dan menyukai kegiatan mengarang, serta tidak ada lagi anggapan kegiatan mengarang “membosankan” c. Pelajaran mengarang kurang mendapat perhatian yang serius
d. Penulisan karangan argumentasi belum mencapai hasil yang
memuaskan.
C.
Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia, maka
tidak semua identifikasi masalah akan diteliti. Oleh karena itu, penulis
membatasi masalah yang dibahas pada penggunaan metode peta pikiran
(mind mapping) dalam meningkatkan kemampuan menulis argumentasi
pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat.
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini
adalah:
Bagaimanakah metode peta pikiran (mind mapping) dapat
meningkatkan kemampuan menulis argumentasi pada siswa kelas
X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat Tahun Pelajaran
9
E.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Untuk melihat peningkatkan kemampuan menulis argumentasi
pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat
Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode peta
pikiran (mind mapping).
F.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitiaan ini dapat menjadi bahan referensi bagi siswa atau
pengajar di sekolah untuk pengembangan teori keterampilan
menulis karangan argumentasi.
2. Manfaat praktis
i. Bagi pendidik
Sebagai acuan bahan ajar bagi guru dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, khusunya pembelajaran menulis
karangan argumentasi. Penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan guru tentang aneka metode, jenis-jenis
media yang dapat berpengaruh dalam keberhasilan
pembelajaran terutama pembelajaran menulis karangan
argumentasi.
ii. Bagi peserta didik
Sebagai sumber belajar siswa, terutama dalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
mengunakan metode peta pikiran ( Mind Mapping ).
iii. Bagi Sekolah
Sebagai pengayaan berbagai metode dan media yang
digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama
10
iv. Bagi pembaca
Semoga penelitian ini bermanfaat untuk para pembaca, dan
dapat menjadi acuan dalam penelitian berikutnya terkait
dengan peningkatan keterampilan menulis karangan
argumentasi dengan menggunakan metode peta pikiran
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Menulis
1.
Pengertian Menulis
Kemampuan menulis sangat penting untuk dimiliki siswa, karena
dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan ide dan gagasannya
dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer; “menulis adalah menuangkan pikiran atau perasaan, seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan.”1
Sedangkan dalam buku Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi, Suriamiharja mengatakan bahwa: Menulis adalah
kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga
diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.2
Kesimpulan dari pendapat Suriamiharja bahwa menulis merupakan
kegiatan melahirkan suatu pikiran dalam tulisan, atau cara
berkomunikasi kepada orang lain untuk mengungkapkan pikiran atau
perasaan secara tertulis.
Selain itu Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa:
“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu.”3
Kesimpulan dari pendapat Tarigan, bahwa menulis merupakan
suatu kegiatan menuliskan lambang-lambang yang memiliki makna
dan dapat dipahami oleh orang lain.
1
Peter Salim & Yenny Salim, op. cit, hlm.1648.
2
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi, (Bandung : UPI Press, 2007), hlm. 116
3
12
Dari beberapa bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah kegiatan melahirkan perasaan/ide-ide ke dalam sebuah tulisan,
sehingga orang lain dapat memahami tulisan tersebut.
2.
Fungsi Menulis
Menulis sangat penting bagi para pelajar karena memudahkan para
pelajar berpikir. Menulis dapat menolong berpikir kritis dan
memperdalam daya tanggap atau persepsi , memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, dan mampu menyusun urutan bagi
pengalaman. Tarigan dalam bukunya menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa mengatakan bahwa; “pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.”4
Lebih rinci Rusyana dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas Tinggi menyatakan fungsi menulis yang dibagi
menjadi empat bagian, yaitu :
a. Fungsi Penataan
Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran
pendapat, imajinasi dan yang lainnya, serta terhadap
penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu,
pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang tersusun.
b. Fungsi Pengawetan
Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaran
sesuatu dalam wujud dokumen tertulis.
c. Fungsi Penciptaan
Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang baru.
d. Fungsi Penyampaian
Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang
berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang
berjauhan.5
4Ibid
, hlm. 22
5
13
Dengan demikian kesimpulan fungsi menulis menurut Rusyana
adalah bukan alat untuk berkomunikasi secara tertulis atau tidak
langsung saja, melainkan juga berfungsi sebagai penataan,
pengawetan, penciptaan, dan penyampaian.
Selanjutnya dalam buku pembinaan kemampuan menulis bahasa
Indonesia, Sabarti Akhadiah menyatakan bahwa fungsi menulis dibagi
menjadi delapan bagian, yaitu:
a. Menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri.
Dengan menulis seseorang dapat mengetahui sampai dimana
potensi pengetahuannya mengenai suatu topik yang akan
ditulis.
b. Menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan. Dalam
menulis kita harus bernalar: menghubungkan dan
membandingkan fakta yang seorang miliki untuk dijadikan
dalam tulisan.
c. Menulis dapat meningkatkan minat baca.
Untuk menulis suatu topik dengan baik dibutuhkan informasi
yang tepat, maka seseorang akan mencari, serta menguasi
informasi terkait dengan topik yang akan ditulis.
d. Menulis dapat mengorganisasikan gagasan secara sistematis.
Mengorganisasikan gagasan dilakukan dengan menuliskan
pendapat mengenai suatu topik secara teratur dengan disertai
fakta yang mendukung pendapat terkait dengan topik.
e. Menulis dapat menilai gagasan secara objektif.
Menulis memberikan berbagai informasi terkait dengan topik
tertentu. Dengan menguasi informasi tersebut maka kita dapat
menilai suatu tulisan secara lebih objektif.
f. Menulis dapat memecahkan permasalahan.
Menulis merupakan kegiatan mengungkapkan perasaan
kedalam tulisan. Menulis juga kegiatan untuk memecahkan
14
g. Menulis dapat mendorong belajar secara aktif.
Kita diharuskan menjadi penemu sekaligus pemecah masalah,
bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
h. Menulis dapat membiasakan berbahasa secara tertib.
Kegiatan menulis yang terencana akan menggunakan bahasa
yang baik.6
Dengan demikian fungsi menulis menurut Sabarti Akhadiah adalah
untuk membiasakan seseorang membaca agar mendapatkan informasi
yang sesuai dengan topik tulisan , menyusun tulisan dengan sistematis
dan membiasakan berbahasa secara tertib.
Selanjutnya Daeng Nurjamal dalam buku Terampil Berbahasa
mengatakan fungsi menulis merupakan alat untuk: (1)
menginformasikan sesuatu kepada pembaca, (2) meyakinkan pembaca,
(3) mengajak pembaca, (4) menghibur pembaca, (5) melarang atau
memerintah pembaca, (6) mendukung pendapat orang lain, dan (7)
menolak atau menyanggah pendapat orang lain.7
Dengan demikian fungsi menulis menurut Daeng Nurjamal adalah
alat untuk menginformasikan, meyakinkan, mengajak, menghibur,
melarang atau memerintah, mendukung pendapat dan menolak atau
menyanggah pendapat orang lain.
Jadi, fungsi bahasa yang berkaitan dengan kegiatan menulis
argumentasi adalah fungsi penataan dan fungsi penyampaian serta
menulis dapat mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan
gagasan secara objektif.
B.
Mengarang
1.
Pengertian Mengarang
Banyak yang beranggapan bahwa menulis sebuah karangan atau
mengarang itu suatu pekerjaan yang mudah, karena menyusun ide-ide
yang ada dalam pikiran yang kemudian dituangkan dalam bentuk
6
Sabarti Akhadiah. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. (Jakarta: Penerbit Erlangga), hlm.1-2.
7
15
tulisan. Namun pada kenyataannya banyak di antara mereka tidak
dapat menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan sehingga terjadi
kesalahan dalam mengungkapkan gagasannya. Adapun pengertian
mengarang akan diuraian secara terperinci.
a. Sudarno berpendapat bahwa, “mengarang adalah bagian ekspresi
secara tertulis. Segala kesan batin, baik pikiran, perasaan, maupun kemauan dapat dinyatakan dengan bahasa tulis.”8
Menurut pendapat Sudarno mengarang merupakan bagian
pengungkapan ekspresi dengan menggunakan bahasa tulis.
b. Wahyu Wibowo mengatakan bahwa, “mengarang adalah suatu
penyampaian pikiran secara resmi atau teratur dalam tulisan.”9
Menurut pendapat Wahyu Wibowo mengarang adalah suatu bentuk
penyampaian pikiran dalam bentuk tulisan.
c. Mahsusi mengatakan “mengarang adalah rangkaian, susunan,
gubahan, ciptaan, komposisi, karya. Yang dirangkai adalah
beberapa kesatuan pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun sesuai kaidah komposisi .”10
Menurut pendapat Mahsusi mengarang adalah susunan atau
rangkaian kesatuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat yang
sesuai kaidah.
Dari pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan bahwa mengarang
merupakan suatu kegiatan yang produktif. Selanjutnya dapat dijelaskan
bahwa mengarang adalah rangkaian kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan ide atau gagasannya dengan memilih kata-kata atau
ungkapan yang tepat sehingga bisa diketahui penggunaannya.
Mengarang adalah mengembangkan bahasa tulis untuk dibaca dan
dimengerti oleh orang lain. Hasil perwujudan melalui bahasa tulis itu
menjadi karya tulis yang dapat berupa suatu karangan.
8
Sudarno. Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah), hlm.96.
9
Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 56
10
16
2.
Bentuk-bentuk Karangan
Bentuk karangan dibagi atas 5 (lima) macam, yaitu :
a. Menurut Rosihan Anwar, “karangan deskripsi adalah menciptakan sebuah gambaran dalam pikiran pembaca.”11
b. Menurut Minto Rahayu, “karangan eksposisi adalah bentuk tulisan
yang berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok
bahasan yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.”12
c. Menurut Daeng Nurjamal, “karangan narasi adalah bentuk tulisan yang sebagian besar berisi cerita.”13
d. Menurut Niknik M. Kuntarto, “karangan argumentasi adalah
bentuk karangan yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan
pendapat orang lain dengan cara merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa sehingga dapat diketahui apakah suatu pendapat itu benar atau tidak.” 14
e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, “karangan
persuasi adalah karangan yang berisi ajakan yang ditujukan pada
seseorang dengan menjanjikan harapan yang baik dan meyakinkan.”15
Jadi bentuk-bentuk karangan ada 5 yaitu karangan deskripsi yang
bertujuan menciptakan sebuah gambaran dalam cerita, karangan
eksposisi yang bertujuan menguraikan suatu pokok bahasan untuk
memperluas pandangan pembaca, karangan narasi yang berisi cerita,
karangan argumentasi yang bertujuan memengaruhi sikap atau
pendapat orang lain dengan menuliskan fakta-fakta, karangan persuasi
yang bertujuan untuk mengajak pada suatu hal.
11
H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia & Komposisi, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), hlm. 114.
12
Minto Rahayu, op.cit, (Jakarta : PT Grasindo, 2007), hlm. 160-161.
13
Daeng Nurjamal, op.cit, (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2011), hlm. 70.
14
Niknik M. Kuntarto, Cermat Dalam Berbahasa Teliti Dalam Berpikir, (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2009), hlm. 244.
15
17
C.
Argumentasi
1.
Pengertian Argumentasi
Argumentasi merupakan usaha untuk membuktikan suatu
kebenaran yang merupakan proses penalaran penulis. Melalui
argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta secara efektif,
sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal
itu benar atau tidak.
Banyak sekali pengertian karangan argumentasi, tetapi dari semua
pengertian yang ada, bertumpu pada suatu dasar pemikiran yang sama.
Kita lihat pengertian argumentasi menurut beberapa ahli.
a. Menurut Gorys Keraf , “argumentasi adalah bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar
mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca.”16
Kesimpulan dari pernyataan Gorys Keraf adalah argumentasi
merupakan suatu bentuk pembicaraan yang berusaha
mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain, dengan harapan ada
tindakan yang dilakukan sesuai dengan apa yang diinginkan
penulis.
b. Menurut Mudrajad Kuncoro, “argumentasi adalah sebuah karangan
yang membuktikan kebenaran/ketidakbenaran sebuah pernyataan.”17
Kesimpulan dari pernyataan Mudrajad Kuncoro adalah
argumentasi merupakan bentuk karangan dimana seseorang
diharuskan menyampaikan kebenaran atau ketidakbenaran suatu
pernyataan dengan melampirkan fakta yang ada.
c. Menurut Lamuddin Finoza, “argumentasi adalah karangan yang
bertujuan meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.”18
16
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 3.
17
18
Kesimpulan dari pernyataan Lamuddin Finoza adalah argumentasi
merupakan suatu bentuk karangan yang memiliki tujuan untuk
meyakinkan suatu hal agar pembaca mengambil suatu doktrin atau
tingkah laku tertentu yang diinginkan penulis.
d. Menurut Rosihan Anwar, “argumentasi adalah karangan yang membahas sesuatu persoalan atau perkara.”19
Kesimpulan argumentasi menurut pendapat Rosihan Anwar adalah
suatu bentuk karangan yang membahas suatu persoalan, tanpa ada
harapan pembaca bertindak sesuai dengan pendapat penulis.
e. Menurut Sukino, “argumentasi adalah karangan yang mengemukakan bukti atau contoh yang meyakinkan pembaca.”20
Kesimpulan argumentasi menurut Sukino adalah suatu bentuk
karangan yang di dalamnya berisi bukti atau contoh yang dapat
meyakinkan pembaca.
f. Menurut Mohamad Yunus, “argumentasi adalah karangan yang
terdiri atas paparan alasan dan pendapat untuk membangun suatu
kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk
memberikan alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat.”21
Kesimpulan argumentasi menurut Mohamad Yunus adalah suatu
bentuk karangan yang yang berisi paparan alasan serta pendapat
yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap seseorang terhadap
suatu hal.
Setelah melihat definisi dari para tokoh di atas mengenai karangan
argumentasi maka dapat ditarik kesimpulan, karangan argumentasi itu
merupakan suatu karangan yang membahas sesuatu persoalan dan
bertujuan meyakinkan para pembacanya agar terpengaruh dan percaya
dengan apa yang ditulis dalam karangan itu.
18
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia revisi 4, ( Jakarta : Diksi Insan Mulia, 2009), hlm. 250
19
H. Rosihan Anwar, op. cit, hlm. 115
20
Sukino, op. cit, hlm. 70.
21
19
Dalam berargumentasi kita boleh mempertimbangkan pendapat
sendiri. Namun tetap harus mempertimbangkan pendapat orang lain
yang berbeda dengan pendapat dengan kita. Karangan argumentasi
memanfaatkan fakta dan bukti yang kuat. Karangan argumentasi harus
dapat menunjukkan pendapat atau gagasan yang benar. Dalam
berargumentasi semakin banyak fakta yang digunakan, semakin kuat
kebenaran yang dipertahankan.
2.
Ciri-ciri karangan Argumentasi.
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas maka dapat
disimpulkan ciri-ciri dari karangan argumentasi yaitu:
a) Berusaha membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca
diyakinkan mengenai kebenaran itu.
b) Tulisan berisi pendapat tentang sesuatu yang disertai bukti, serta
contoh yang kuat dan meyakinkan pembaca.
3.
Teknik Penulisan Argumentasi.
Untuk dapat membuat suatu karangan yang baik, sebaiknya
mengetahui dalam karangan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
pendahuluan, isi atau penjelasan, serta kesimpulan. Dalam buku cermat
berbahasa teliti dalam berpikir, dijelaskan apa saja yang terdapat dalam
bagian pendahuluan, isi, dan kesimpulan;
a. Pendahuluan.
Pendahuluan yang membahas pentingnya persoalan itu dibahas
saat ini, lalu latar belakang historis yang mempunyai hubungan
langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan sehingga
pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal
tersebut.
b. Isi atau penjelasan.
Berisi pembahasan masalah dengan menyajikan fakta-fakta yang
20 c. Kesimpulan.
Berisi kesimpulan-kesimpulan suatu pembahasan. Sampaiakn
simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan utama pembahasan
dan segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah
dicapai.22
Demikianlah langkah penyusunan karangan argumentasi agar lebih
terarah. Apabila langkah-langkah tersebut benar diperhatikan dan
melaksanakan dalam pembelajaran mengarang, maka hasil karangan
argumentasi akan lebih baik.
4.
Penilaian Karangan Argumentasi.
Dalam setiap pembelajaran yang dilakukan, guru membutuhkan
standar penilaian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seorang
siswa dalam suatu pembelajaran. Dalam buku standar mutu penilaian
dalam kelas dikatakan bahwa penilaian berdasarkan PP. No. 19 Tahun
2005 tentang Stamdar Nasional Pendidikan, pasal 1 adalah: Proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar siswa dilaksanakan
berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara
nasional.23
Dalam jurnal peraturan Mendiknas nomor : 20 Tahun 2007 tentang
standar penilaian dikatakan bahwa : Penilaian hasil belajar oleh
pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.24
22
Niknik M. Kuntarto, op.cit, hlm. 244.
23
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas, (Jogjakarta : Diva Press, 2011), hlm. 7.
24
21
Jadi penilaian tidak dapat dilakukan dalam satu kali proses saja,
karena banyak aspek yang menentukan penilaian tersebut. Selanjutnya
secara umum di jelaskan tujuan diadakannya penilaian yaitu :
a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa;
b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa;
c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;
d. Mengetahui hasil pembelajaran;
e. Mendorong siswa untuk senantiasa belajar;
f. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.25
Sedangkan fungsi penilaian adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat untuk menetapkan penguasaan siswa terhadap
kompetensi;
b. Sebagai bimbingan;
c. Sebagai diagnosis;
d. Sebagai alat prediksi;
e. Sebagai alat seleksi.26
Untuk melakukan penilaian, dibutuhkan sebuah perancangan
penilaian dengan memperhatikan beberapa unsur, seperti standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pokok.
Dengan memperhatikan keempat unsur di atas, peneliti membuat
format penilaian karangan argumentasi yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Format penilaian tersebut berfungsi sebagai media
bimbingan, diagnosis, prediksi dan seleksi pengukur kemampuan.
Berikut ini dijelaskan tentang komponen yang dinilai dalam
karangan argumentasi, kriteria penilaian, dan skor.
25
Moh. Sholeh Hamid, op. cit. hlm. 20
26
22
[image:38.595.105.558.118.754.2]Tabel 2.1
Tabel Komponen Penilaian Argumentasi
Komponen yang dinilai Skor Kriteria
1. Syarat Penulisan Paragraf.
a. Kepaduan (Coherence).
b. Urutan (Orderly).
4 3 2 1 4 3 2 1 Sangat Baik-Sempurna
Memperlihatkan hubungan antar
kalimat yang erat.
Cukup-Baik
Memperlihatkan hubungan antar
kalimat yang cukup erat.
Sedang-Cukup
Memperlihatkan hubungan antar
kalimat yang kurang erat.
Sangat Kurang
Memperlihatkan tidak ada hubungan
antar kalimat.
Sangat Baik-Sempurna.
Sebagian besar dari keseluruhan
kalimat yang membangun paragraf
memiliki urutan ide secara logis.
Cukup-Baik.
Setengah dari keseluruhan kalimat
yang membangun paragraf memiliki
urutan ide secara logis.
Sedang-Cukup.
Sebagian kecil dari keseluruhan
kalimat yang membangun paragraf
memiliki urutan ide secara logis.
Sangat Kurang.
Seluruh kalimat yang membangun
paragraf tidak memiliki uratan ide
23 2. Isi Paragraf.
a. Pernyataan, ide atau
pendapat yang disampaikan.
b. Alasan, data atau fakta yang
mendukung. 4 3 2 1 4 3 Sangat Baik-Sempurna.
Pernyataan, ide dan pendapat yang
dikemukakan cukup menarik
perhatian, mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca dengan baik.
Cukup-Baik.
Pernyataan, ide dan pendapat yang
dikemukakan cukup menarik
perhatian, mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca.
Sedang-Cukup.
Pernyataan, ide dan pendapat yang
dikemukakan kurang menarik
perhatian, mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca.
Sangat Kurang.
Pernyataan, ide atau pendapat yang
dikemukakan tidak menarik
perhatian, mempengaruhi dan
meyakinkan pembaca.
Sangat Baik-Sempurna.
Alasan, data dan fakta membuktikan
kebenaran yang disampaikan.
Cukup-Baik.
Alasan, data dan fakta cukup
membuktikan kebenaran yang
24 2
1
Sedang-Cukup.
Alasan, data dan fakta kurang
membuktikan kebenaran yang
disampaikan.
Sangat Kurang.
Alasan, data dan fakta tidak
membuktikan kebenaran yang
disampaikan.
3. Teknis Penulisan.
a. Ejaan (tanda baca,
pemakaian huruf, penulisan
kata). 4 3 2 1 Sangat Baik-Sempurna.
Kesalahan ejaan antara 1 sampai 3.
Cukup-Baik.
Kesalahan ejaan antara 4 sampai 7.
Sedang-Cukup.
Kesalahan ejaan lebih dari 7.
Sangat Kurang.
Semua penggunaan ejaan salah.27
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
penilaian harus terurai berdasarkan komponen yang dinilai, kriteria,
skor tertinggi dan terendah
D.
Peta Pikiran (
Mind Mapping
)
1.
Pengertian Peta Pikiran (
Mind Mapping
)
Pada umumnya guru mengajar menggunakan metode-metode
klasik yang sudah sering dipakai yaitu metode ceramah dan diskusi.
Dengan berkembangnya zaman, maka semakin berkembang ilmu
pengetahuan dalam segala bidang. Salah satunya dalam bidang metode
27
25
pembelajaran. Pada saat ini banyak berkembang metode pembelajaran
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran salah satu metode
pembelajaran yang dianggap mampu mengoptimalkan hasil belajar
adalah metode peta pikiran atau disebut mind mapping.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal
1970-an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi,
kreativitas dan pengembangan diri. Tony Buzan mengungkapkan
bahwa mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan “memetakan” pikiran.28
Artinya bahwa
metode mind mapping membantu seseorang dalam menuangkan suatu
hal dengan cara memetakan apa yang ingin ditulis.
Lebih lanjut Buzan berpendapat bahwa mind mapping adalah cara
mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta
pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami.
Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir
manusia. Peta pikiran membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik,
dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. “Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya”.29
Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung,
akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping
mudah untuk diingat.
Dalam buku pintar mind map untuk anak dikatakan bahwa Mind Map merupakan “raja alat ingatan, karena mind map merupakan bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang bekerja selaras
dengan otak untuk memudahkan seseorang dalam mengingat.”30
Selanjutnya dalam buku Quantum Teaching metode mind mapping
merupakan “proses berpikir dan memungkinkan seseorang untuk
28
Tony Buzan, Mind Mapping (Jakarta : Gramedia, 2008) hlm. 4
29
Ibid, hlm. 9
30
26 berpindah-pindah topik.”31
Artinya seseorang dapat mengeluarkan
seluruh pengetahuan yang dimiliki dan dapat dituangkan dalam tulisan.
Selanjutnya, Tony Buzan dalam bukunya Mind Mapping
mengemukakan ada tujuh langkah untuk untuk membuat mind
mapping. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
a) Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar (landscape). Karena apabila dimulai dari
tengah akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke
segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas
dan alami.
b) Menggunakan gambar atau foto untuk sentral. Karena sebuah
gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu
otak dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan.
Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap
terfokus, membantu otak berkosentrasi, dan mengaktifkan otak.
c) Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind
mapping) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang
kreatif, dan menyenangkan.
d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua,
dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang
mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila
cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan
diingat.
e) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.
Karena dengan garis lurus akan membosankan otak.
Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti Cabang-cabang-Cabang-cabang pohon
jauh lebih menarik bagi mata.
31
[image:42.595.111.515.166.700.2]27
f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan
kata kunci tunggal dapat memberi lebih banyak daya dan
fleksibilitas kepada peta pikiran (mind mapping).
[image:43.595.110.515.68.675.2]g) Menggunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap
gambar bermakna seribu kata.32
Selanjutnya mind mapping sangat membantu dalam proses
pembelajaran, menurut Muhammad Faiq ada banyak manfaat atau
keunggulan yang dapat diraih bila siswa menggunakan teknik mencatat
mind mapping (peta pikiran) ini dalam kegiatan pembelajarannya, di
antaranya:
a. Mind mapping meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu
maupun kelompok.
Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran)
ini dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu
akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan
simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau
ditulis pada mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.
b. Mind mapping memudahkan otak memahami dan menyerap
informasi dengan cepat.
Catatan yang dibuat dengan teknik mind mapping dapat dengan
mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang pembuatnya
sendiri. Mind mapping membuat siswa harus menentukan
hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar
komponen-komponen mind mapping tersebut. Hal ini menjadi
mereka lebih mudah memahami dan menyerap informasi dengan
cepat.
c. Mind mapping meningkatkan daya ingat.
Catatan khas yang dibuat dengan mind mapping sifatnya spesifik
dan bermakna khusus bagi setiap siswa yang membuatnya (karena
melibatkan penggunaan dan pembentukan makna antar komponen
32
28
mind mapping), akan dapat meningkatkan daya ingat mereka
terhadap informasi yang terkandung di dalam mind mapping itu.
d. Mind mapping dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang
terhadap suatu informasi.
Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang
terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang
mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya
sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai secara
khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas pada mind
mapping mereka masing-masing.
e. Mind mapping dapat memusatkan perhatian siswa.
Selama proses pembuatan mind mapping perhatian siswa akan
terpusat untuk memahami dan memaknai informasi yang
diterimanya. Ini akan membuat kegiatan pembelajaran akan
menjadi lebih efektif.
f. Mencatat dengan teknik mind mapping menyenangkan.
Teknik menulis menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi
siswa, sejelek apapun kemampuan mereka menggambar
simbol-simbol. Kegiatan yang menyenangkan selanjutnya akan
menimbulkan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran di
kelas.33
Kesimpulan dari pendapat di atas bahwa mind mapping dapat
meningkatkan daya ingat siswa dan mempermudah siswa dalam
menuangkan segala materi pembelajaran yang diberikan oleh guru
dengan kata kunci yang mereka pahami.
33
29
2.
Penggunaan
Mind
Mapping
Dalam
Karangan
Argumentasi.
Berikut merupakan contoh karangan argumentasi dengan tema
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan
[image:45.595.111.504.182.565.2]metode peta pikiran ( Mind Mapping ).
Gambar 2.1
Contoh penggunaan metode mind mapping dalam karangan argumentasi
Penolakan Unjuk rasa
Anggota DPR Kerusuhan
dan di Ibu Kota Jakarta
masyarakat
umum. Menimbulkan kerugian
Dampak yang ditimbulkan
Dampak Sosial Dampak Ekonomi
Contoh Karangan :
Kenaikkan Harga Bahan Bakar Minyak
Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak,
namun rencana ini belum terlaksana banyak yang menolak rencana
kenaikkan harga bahan bakar minyak tersebut. Dalam hal ini yang
menolak rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak bukan hanya dari
kalangan masyarakat umum, namun anggota DPR yang ikut dalam rapat
kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut banyak yang tidak setuju. Ini
disebabkan banyak dampak yang harus dipikirkan ketika harga bahan
bakar minyak menjadi naik.
Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga bahan bakar
30
kemiskinan akan semakin tinggi, hal ini disebabkan oleh pengaruh
kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap tingginya kebutuhan hidup
masyarakat kita. Masyarakat golongan menengah keatas mungkin belum
merasakannya, namun kalangan menengah kebawah telah merasakan
dampak ini walau kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak belum
dilaksanakan, apalagi nanti jika telah dilaksanakan pasti beban mereka
akan semakin bertambah. Selain itu ada pula dampak ekonomi dipastikan
bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak akan menyebabkan naiknya
biaya operasional sehari-hari. Pengaruh yang mungkin akan sangat
dirasakan adalah naiknya biaya transportasi, yang kemudian juga akan
diikuti dengan kenaikan tarif dasar listrik dan air, kemudian juga akan
diikuti oleh naiknya tarif tol, dan pada akhirnya akan mempengaruhi
naiknnya harga-harga bahan-bahan pokok.
Namun kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak
belum disetujui dan masih dalam pembahasan anggota DPR, sudah banyak
terjadi unjuk rasa dimana-mana. Unjuk rasa yang terjadi bukan hanya
terjadi di Ibu Kota Jakarta namun di daerah lain pun terjadi hal yang sama
yaitu unjuk rasa penolakkan kenaikkan harga bahan bakar minyak. Unjuk
rasa ini dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari masyarakat umum
sampai mahasiswa mengadakan unjuk rasa penolakkan kenaikkan harga
bahan bakar minyak. Unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta banyak
menimbulkan kerugian bagi Negara, karena unjuk rasa yang berlangsung
banyak yang berakhir dengan kericuhan dan perusakkan fasilitas umum di
sekitar terjadinya unjuk rasa tersebut. Sebaiknya pemerintah memikirkan
ulang untuk menaikkan harga bahan bakar minyak agar tidak terjadi
berbagai dampak buruk untuk Negara.
E.
Penelitian yang Relevan.
Penelitian yang sesuai dengan penelitian sebelumnya, dirumuskan
melalui judul, dan penulis yaitu:
a. Tutiek Yunita Rachmawati dengan judul Peningkatan Kualitas
31
(Mind Mapping) pada Siswa Kelas IX di SMP Al Muayad
Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Perbedaan dari penelitian
Tutiek Yunita Rachmawati dengan penelitian ini adalah salah
satu variabel yang diteliti yaitu kualitas pembelajaran menulis
cerpen, subyek penelitiannya pada siswa kelas IX di SMP Al
Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008, penelitianya
berlangsung 3 siklus, dan simpulan dari penelitiannya adalah
metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Sementara itu
persamaan dari penelitian ini adalah salah satu variabelnya
menggunakan metode yang sama yaitu metode peta pikiran
(mind mapping) dan hasil dari penelitiannya menunjukkan
adanya peningkatan dari apa yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian Tutiek Yunita Rachmawati dapat
diambil kesimpulan bahwa dengan metode peta pikiran (mind mapping)
berpengaruh terhadap siswa dalam pembelajaran. Ada keterkaitan dalam
penelitian tersebut sehingga dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam
penelitian kemampuan menulis argumentasi. Sehubungan dengan hasil
penelitian tersebut maka peneliti mengembangkan penelitian dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode peta pikiran
(mind mapping) agar dapat meningkatkan kemampuan menulis
argumentasi.
Dari penelitian di atas menunjukkan metode peta pikiran (mind
mapping) berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen.
Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dikembangkan
penelitian-penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan menulis argumentasi
siswa. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian
dengan judul peningkatan kemampuan menulis paragraf argumentasi
dengan metode peta pikiran (mind mapping) pada siswa kelas X SMA
32
F.
Hipotesis Tindakan.
Berdasarkan kajian teori di atas, maka dalam penelitian ini diajukan
hipotesis sebagai berikut:
a. Dengan metode Mind Mapping dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas X
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang tahun pelajaran 2014/2015.
b. Dengan metode Mind Mapping dapat meningkatkan
kemampuan menulis argumentasi pada siswa kelas X SMA
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada semester 1 (ganjil) SMA Muhammadiyah
25 Pamulang pada tahun ajaran 2014-2015, dengan pertimbangan pada
semester ini materi mengarang argumentasi sudah diajarkan. Materi ini
ada hubungannya dengan penelitian, sehingga memudahkan teknik
pelaksanaannya.
Penelitian ini menggunakan sampel kelas X-1dengan jumlah 28 siswa
terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 03-12 November 2014.
B.
Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian.
Sesuai dengan rumusan tujuan penelitian sebagaimana telah disebutkan
di bagian awal metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dari namanya
sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya yaitu suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi
dalam sebuah kelas.1
Kegiatan penelitian tindakan kelas dimulai dari permasalahan yang
nyata dan dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian
direfleksikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu masalah
tersebut ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur.
Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara
peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya.
Dalam buku Penelitian Tindakan Kelas untuk: Guru, Zainal Aqib
mengatakan bahwa tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dan
meningkatkan prakt