• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi dengan metode mind mapping ( peta pikiran) siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis argumentasi dengan metode mind mapping ( peta pikiran) siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang Selatan"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI

DENGAN METODE

MIND MAPPING

( PETA PIKIRAN)

SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 25 PAMULANG,

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

NURUL MIZANI

NIM 108013000009

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Nurul Mizani, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang”.

Menulis adalah kegiatan yang melahirkan perasaan atau ide-ide ke dalam sebuah tulisan, sehingga orang lain dapat memahami tulisan tersebut. Menulis merupakan penentu keberhasilan dalam menjalani proses pendidikan. Memiliki kemampuan menulis memungkinkan seseorang mengkomunikasikan pengalamannya ke dalam sebuah tulisan dalam bentuk cerita. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis perlu mendapat perhatian, agar keterampilan menulis dapat dikuasai dengan baik dan benar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah penggunaan metode peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan menulis argumentasi pada siswa. Penelitian ini dilakukan di Kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode peta pikiran mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 76, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa 81 dan siklus III nilai rata-rata siswa 85. Itu artinya penelitian ini berhasil.

(7)

ii

ABSTRACT

Nurul Mizani, Study Program Indonesian Language and Literature, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Thesis title "Essay Writing Argument Upgrades Method Using Mind Mapping

Class X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang".

Writing is an activity that gave birth to the feelings or ideas into an article, so that others can understand the text. Writing is a determinant of success in carrying out the educational process. Having the ability to write enable a person to communicate his experiences into an article in the form of a story. Therefore, learning to write requires attention, so that writing skills can be mastered properly.

The purpose of this study was to see whether the use of a mind map method can improve students' writing skills in argumentation. This research was

conducted in the Class X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang.

The results showed that the ability to write essays arguments using mind maps has increased significantly in each cycle. Such improvements can be seen from the average student. In the first cycle students 'average score of 76, while the second cycle of the average value of students 81 and third cycle students' average

value of 85. That means that research is successful.

Keywords: writing skills, essay arguments and methods of mind maps.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya karena atas izin dan kasih-Nya penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peningkaan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Metode Mind Mapping Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang “. Shalawat teriring salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa para umatnya .

Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan

dan rintangan. Tanpa bantuan dan peran serta berbagai pihak, skripsi ini tidak

mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan

rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan FITK UIN Jakarta yang

telah mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini;

2. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat

berharga bagi penulis selama ini;

3. Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen penasihat akademik yang telah

memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

4. Dra. Nuryati Djihadah, M. Pd, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi

yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas

arahan, bimbingan, dan kesabaran Ibu selama ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu

(9)

iv

6. Keluarga besar SMA Muhammadiyah 25, Pamulang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT);

7. Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Metro Jakarta Barat, yang telah

mengerti dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini;

8. Kepala Sekolah serta guru Tk. Kemala Bhayangkari 7 Palmerah, yang

selalu memberi motivasi dan semangat kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini;

9. Yang terhormat dan terkasih keluarga penulis. Ayahanda Drs. Tadjudin

dan ibunda Hidayati, dan kakak dan adik-adik penulis. Hazrina. S.Sos,

Amirah Rasyidah serta Aribah Rafidah. Terima kasih tak terhingga atas

segala perhatian, semangat, doa yang tak putus bagi penulis selama

pengerjaan skripsi ini. Maaf membuat kalian menunggu terlalu lama untuk

moment ini.

10.Sahabat-sahabat terbaik penulis. Siti Masrohah. S. Pd, yang telah menulis

cerita persahabatan bersama penulis sejak hari pertama penulis memulai

kehidupan di kampus hingga skripsi ini selesai, Nunung Indrawati. S. Pd,

Lilis Laswati. S. Pd, Anggun Citra Dini. S. Pd, terimakasih banyak atas

semua cerita persahabatan kita, senyum, tawa, tangis, semangat dan

pemikiran yang kalian berikan selama penulisan skripsi ini.

11.Teman beda bangsa penulis Han Ji Hye eonnie, Ji Hyuk Jae oppa, Sung

Kyu oppa, yang juga telah memberikan semangat kepada penulis dalam

penyelesain skripsi ini. Thanks for your support, I will fly to your country

soon.

12.Jeon Do Yun, yang selalu memberikan pengetahuan baru serta semangat

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;

13.Seluruh mahasiswa PBSI kelas A angkatan 2008, yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

14.Risa Sabrina, Dyas Mulyani. B, dan Tri Yogi Prakoso, yang selalu

(10)

v

15.Semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini

namun tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.

Terakhir, dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas

segala kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Oleh karena itu kritik saran

yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi

perbaikan-perbaikan di masa depan. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat

bagi seluruh pihak.

Jakarta, Juni 2015

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR………... iii

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR GAMBAR……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah……… 8

C. Pembatasan Masalah………... 9

D. Rumusan Masalah………... 9

E. Tujuan Penelitian………. 9

F. Manfaat Penelitian………... 9

BAB II KAJIAN TEORI A. Menulis 1. Pengertian Menulis………... 11

2. Fungsi Menulis……….. 12

B. Mengarang 1. Pengertian Mengarang……….. 15

2. Bentuk-Bentuk Karangan………. 16

C. Argumentasi 1. Pengertian Argumentasi……… 17

2. Ciri-Ciri Karangan Argumentasi………. 19

3. Teknik Penulisan Karangan Argumentasi……….. 19

(12)

D. Mind Mapping

1. Pengertian Mind Mapping……… 24

2. Penggunaan Mind Mapping dalam Karangan Argumentasi… 28 E. Penelitian Yang Relevan ………. 30

F. Hipotesis Tindakan……….. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian……… 33

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian………….. 33

C. Subjek Penelitian………. 36

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian………... 36

E. Tahap Intervensi Tindakan……… 36

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan……….. 39

G. Data dan Sumber Data………... 39

H. Instrumen Pengumpulan Data………. 40

I. Teknik Pengumpulan Data……….. 43

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan dan Keabsahan Data……… 43

K. Analisis Data dan Interpretasi Data…….……… 43

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan……… 44

1. Tindakan Siklus I………. 44

2. Tindakan Siklus II……… 46

3. Tindakan Siklus III………... 47

BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 49

B. Deskripsi Data 1. Deskripsi Awal Tindakan……….. 50

2. Deskripsi Hasil Penelitian………... 52

(13)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan……… 81

B. Saran……….. 82

DAFTAR PUSTAKA

UJI REFERENSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

BIODATA PENULIS

Nurul Mizani, lahir di Jakarta pada tanggal 12

Agustus 1990. Dilahirkan oleh seorang ibu yang bernama

Hidayati dan Ayah yang bernama Drs. Tadjudin. Saat ini

penulis masih menjadi mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan

sastra Indonesia.

Penulis tinggal di Jl. Surya Kencana, Gang. Kemuning 1, Rt. 02/Rw. 05 Ds.

Pamulang Barat, Kec. Pamulang-Tangerang Selatan-Banten 15417.

Selama proses penyelesaian tuas akhir (skripsi) ini banyak hal yang

penulis bisa jadikan sebagai pengalaman , suka duka dilalui oleh penulis dengan

sabar dan ikhlas karena penulis yakin bahwa semua perjuangan akan ada hasil

yang baik. Karena keyakinan dan kerja keras penulis akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas ini dengan baik walaupun terlambat. Penulis berharap

(15)

ix

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Komponen Penilaian Argumentasi……… 22

2. Tabel 3.1 Perencanaan Siklus 1………...………... 37

3. Tabel 3.2 Perencanaan Siklus 2……...……… 38

4. Tabel 3.3 Perencanaan Siklus 3……… 38

5. Tabel 3.4 Lembar Observasi Guru……….……….. 40

6. Tabel 3.5 Lembar Kuesioner Siswa……… 42

7. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Sebelum Tindakan………... 50

8. Tabel 4.2 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Siklus I……… 57

9. Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I………… 59

10.Tabel 4.4 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Siklus II…….... 64

11.Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II………... 66

12.Tabel 4.6 Hasil Penilaian Karangan Argumentasi Siklus III…….. 72

13.Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus III…….…. 74

(16)

x

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

1. Gambar 2.1 Contoh Penerapan Metode Mind Mapping dalam

Karangan Argumentasi……… 29

2. Bagan 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas…….. 34

3. Bagan 3.2 Spiral Tindakan Kelas……… 35

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pengajaran bahasa bertujuan agar para siswa terampil berbahasa.

Sebenarnya setiap guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar dalam

setiap bidang studi pun secara implisit adalah guru bahasa juga. Salah satu

tujuannya, disadari atau tidak adalah agar para siswa terampil menyimak,

berbicara, membaca dan menulis dalam bidang studi tersebut. Hal ini

menunjukkan pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, baik

secara lisan maupun tertulis.

Bahasa dalam dunia pendidikan berperan sangat penting. Pendidikan

di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang

studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah

berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan.

Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang

mendasari pikiran.

Keterampilan berbahasa yang lengkap mencakup empat keterampilan,

yaitu mendengarkan atau memahami bahasa lisan atau sering juga disebut

menyimak, berbicara, membaca atau memahami bahasa tulis, dan menulis

(menggunakan bahasa secara tulis). Keterampilan berbahasa tersebut

masing-masing pada seseorang berbeda. Barangkali ada orang (siswa)

yang menguasai semua keterampilan itu sama baiknya, akan tetapi

biasanya ada orang yang terampil berbicara tetapi kurang terampil dalam

menggunakan bahasa secara tertulis, atau sebaliknya.

Salah satu materi pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang

memegang peranan penting ialah pengajaran menulis. Menulis merupakan

salah satu kompetensi bahasa yang ada dalam setiap jenjang pendidikan,

mulai tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi. Menulis adalah salah

satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik

(18)

2

bahwa; menulis adalah menuangkan pikiran atau perasaan, seperti

mengarang, membuat surat dengan tulisan. 1

Jadi, dalam kegiatan menulis seseorang dapat menuangkan perasaan,

pengalaman ataupun pendapat dalam sebuah karangan. Namun dari

keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut tampaknya pencapaian

keterampilan menulislah yang paling memprihatinkan dari para siswa.

Keterampilan menulis atau juga sering disebut keterampilan

mengarang merupakan ujung tombak penentu keberhasilan para peserta

didik dalam menjalani proses pendidikan. Dalam Jurnal Berbagi Ilmu

Penulisan karya Arifuddin, terdapat pendapat Pramoedya Ananta Toer, yaitu “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadiaan.”2

Ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis sangat

penting dalam kehidupan.

Memiliki kemampuan menulis (membuat karangan) memungkinkan

seseorang mengkomunikasikan gagasan ataupun pengalamannya ke dalam

sebuah tulisan dalam bentuk cerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa yang

berupa karangan penulis, yang bertujuan untuk dibaca. Selanjutnya dalam

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan pengertian mengarang

adalah “mencipta atau menggubah, atau menulis dan menyusun buku, novel, puisi, dan sebagainya.”3

Karangan itu sendiri memiliki klasifikasi dan jenis yang beragam.

Namun fakta yang ada saat ini membuktikan bahwa kemampuan menulis

pelajar di Indonesia pada saat ini sangat memprihatinkan, ini dikarenakan adanya fakta bahwa, “para pelajar di Indonesia diberikan tugas mengarang antara 3-15 karangan/ 3 tahun, bahkan ada yang hanya 1 kali dalam setahun melakukan kegiatan mengarang.”4

1

Peter Salim & Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, hlm.1648. Jakarta : Modern English Press, 1991.

2

Arifuddin A. Patunru, Berbagi Ilmu Penulisan, Hlm. 36. Dalam Majalah Lentera Citra edisi No. 02, 2012.

3Ibid

. hlm.663.

4

(19)

3

Pembelajaran bahasa Indonesia yang kita dapat dari Sekolah Dasar

hingga Perguruan tinggi hanya berfokus pada pembelajaran tata bahasa, ini

menyebabkan Indonesia memiliki sedikit penulis yang berkarakter atau

memiliki ciri khas. Keterampilan mengarang harus kita mulai dan biasakan

sejak dari Sekolah Dasar hingga PerguruanTinggi, agar para peserta didik

terbiasa dan menyukai kegiatan mengarang, serta tidak ada lagi anggapan bahwa kegiatan mengarang “membosankan”.

Telah kita ketahui bahwa guru memiliki peran penting dalam proses

pembelajaran. Selain itu guru juga merupakan tokoh sentral dalam upaya

menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena itu dalam

memberikan materi pembelajaran guru harus memiliki strategi

pembelajaran yang menarik serta menguasai materi yang akan

disampaikan. Dalam buku Strategi Pembelajaran Bahasa dikatakan bahwa;

“Strategi pembelajaran bahasa adalah tindakan pengajar melakasanakan rencana mengajar bahasa Indonesia. Artinya usaha pengajar dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran bahasa Indonesia, seperti tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”5

Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat maka suatu

pembelajaran akan berhasil. Dalam pembelajaran menulis fakta yang ada

mengatakan tidak hanya peserta didik yang kesulitan dalam menuangkan

ide atau gagasannya ke dalam sebuah karangan, guru pun mengalami hal

tersebut. Maka dari itu pemerintah harus bersikap aktif dalam memberikan

kegiatan-kegiatan yang berfungsi meningkatkan kualitas sumber daya

manusia terutama untuk para guru.

Dalam Jurnal Berbagi Ilmu Penulisan Arifuddin A. Patunru dikatakan bahwa “menulis berawal dari kebiasaan yang diteguhkan lewat disiplin. Selain itu menulis merupakan keahlian (kemampuan) yang bisa

5

(20)

4

dipelajari.”6

Maka dari itu pembelajaran keterampilan menulis harus

diberikan serta diajarkan dengan sungguh-sungguh kepada siswa.

Dalam proses belajar mengajar, keterampilan mengarang perlu

diajarkan dengan serius, agar siswa dapat menuangkan idenya dengan

baik. Karangan itu merupakan media untuk menyampaikan informasi dan

menuntut siswa dapat memilih kata-kata yang tepat. Selain itu juga

dituntut untuk dapat membuat kalimat menjadi paragraf yang baik serta

mengurutkan paragraf menjadi karangan yang utuh, Henry Guntur Tarigan

berpendapat;

“Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan ini, sang penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.”7

Keterampilan mengarang sudah kita dapatkan mulai dari Sekolah

Dasar sampai tak terbatas, maksudnya seseorang mengarang tidak terbatas

ruang dan waktu. Di mana saja, kapan saja, dan dalam usia berapa saja,

seseorang bebas mengembangkan keterampilannya dalam menuangkan

idenya melalui suatu karangan.

Dalam suatu pendidikan formal, pelajaran mengarang kurang

mendapat perhatian yang serius. Fenomena ini sungguh disayangkan.

Seringkali siswa menganggap mudah pelajaran mengarang. Tenaga

pengajar pun belum maksimal memotivasi anak didik untuk menghasilkan

karangan yang baik. Dalam buku Menulis itu Mudah dikatakan bahwa,

banyak guru yang tidak mampu membimbing muridnya untuk menulis

dengan baik, runtut, dan menarik. Bukannya guru tidak tahu hal mengenai

menulis, tetapi mereka kesulitan merangkai kata secara padu dalam tulisan.”8

6

Arifuddin A. Patunru. op. cit, hlm. 37.

7

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), hlm. 3.

8

(21)

5

Hal ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam

menuangkan ide ataupun gagasannya kedalam karangan, sehingga

membuat karangan mereka memiliki banyak kesalahan.

Selanjutnya dalam proses pembelajaran mengarang biasanya diajarkan

bentuk-bentuk karangan atau tulisan yang dibagi atas lima jenis, yaitu :

Deskripsi, eksposisi, narasi, argumentasi, dan persuasi. Berikut akan

dijelaskan secara singkat mengenai lima jenis bentuk karangan di atas.

Deskripsi adalah karangan yang bertujuan memberikan gambaran

sesuatu dalam pikiran pembaca; eksposisi adalah karangan yang berisi

suatu uraian pokok bahasan yang bertujuan untuk memperluas

pengetahuan pembaca akan suatu pokok bahasan; argumentasi adalah

karangan yang bertujuan mempengaruhi pikiran pembaca untuk menerima

suatu pendapat tentang suatu hal; narasi adalah karangan yang berusaha

menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa

yang terjadi; dan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat

pembaca percaya bahkan mengikuti pendapat yang disampaikan. Dari

kelima bentuk karangan tersebut penulis akan membahas secara mendalam

mengenai pengajaran mengarang argumentasi.

Dalam pengajaran materi mengarang argumentasi diperlukan

perhatian yang sungguh-sungguh, baik oleh guru maupun siswa, karena di

dalam mengarang argumentasi diperlukan pembuktian dalam

mengemukakan alasan sehingga dapat meyakinkan pembacanya. Selain itu

kemampuan menulis argumentasi memerlukan sejumlah potensi

pendukung. Oleh karena itu, untuk memperoleh karangan argumentasi

yang baik dibutuhkan kemauan keras dan belajar sungguh-sungguh.

Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa meningkatkan kemampuan

menulis akan mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan melatih kemahiran

dalam menulis. Minto Rahayu berpendapat, tulisan argumentasi berarti

(22)

6

mengungkapkan segala persoalan dengan segala kesungguhan pengetahuannya, bukan sekedar mana mengeluarkan pendapat.”9

Kesimpulannya Minto Rahayu mengatakan bahwa dalam menulis

karangan argumentasi bukan sekedar mengeluarkan pendapat tetapi juga

diperlukan fakta yang dapat mendukung pendapat yang akan disampaikan

penulis.

Selanjutnya tulisan argumentasi merupakan salah satu jenis tulisan

yang bukan sekedar menyampaikan pendapat, melainkan harus disertai

fakta yang ada. Penulis harus berusaha menyampaikan pendapat serta

fakta secara teratur dan kritis. Dalam buku Menulis itu Mudah karya

Sukino dikatakan;

“Banyak ahli berpendapat bahwa karangan argumentasi lebih sulit dibandingkan dengan jenis karangan yang lain. Letak kesulitan dalam penulisan karangan argumentasi adalah berupaya untuk meyakinkan orang lain agar terpengaruh dan kemudian bertindak seperti yang diinginkan. Pengarang harus berpikir secara kritis dan logis.”10

Hal ini berarti bahwa menulis argumentasi adalah jenis karangan yang

membutuhkan kesungguhan dalam menuliskan pendapat dan fakta yang

akan disampaiakan agar pembaca terpengaruh dengan isi tulisan yang

disampaikan penulis.

Penulisan karangan argumentasi sekarang ini belum mencapai hasil

yang memuaskan, karena karangan argumentasi memerlukan alasan, bukti,

dan fakta yang kuat untuk meyakinkan pembaca. Selain itu siswa kurang

memahami langkah-langkah penting untuk menyusun karangan

argumentasi yang baik. Langkah-langkah tersebut adalah, siswa dapat

menentukan topik yang menarik, setelah itu siswa dapat mencari informasi

secara lengkap, mengumpulkan data mengenai topik tersebut, dan

disampaikan dengan kalimat yang logis. Dengan mengetahui dan

9

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 168.

10

(23)

7

mempraktikannya dalam kegiatan belajar mengajar, maka siswa dapat

mengarang argumentasi dengan baik.

Selain mengetahui langkah-langkah dalam membuat suatu karangan,

proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, salah satunya

adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran. Metode berperan

penting dalam proses pembelajaran. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia Kontemporer; “Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk

memudahkan pelakasanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan.”11 Lebih lanjut dikatakan dalam buku Strategi Pembelajaran

Bahasa; “metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.”12

Jadi, penggunaan metode dalam suatu pembelajaran akan

memudahkan guru maupun siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang

maksimal. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi akan

memberikan suatu stimulus kepada siswa untuk belajar, karena siswa tidak

merasa jenuh dengan pembelajaran yang sudah biasa dilakukan.

Salah satu metode pembelajaran yang populer saat ini adalah metode

peta konsep atau disebut peta pikiran (mind mapping). Peta pikiran (mind

mapping) merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru.”13

Dikategorikan ke dalam cara kreatif karena pembuatan peta pikiran (mind

mapping) ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya.

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an.

Dalam kegiatan mengarang peta pikiran sangat membantu, dalam buku quantum teaching dikatakan “peta pikiran membantu siswa dalam menyusun informasi dan melancarkan aliran pikiran. Peta pikiran dapat membantu siswa dalam mengatasi hambatan menulis.”14

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu

mengadakan penelitian tindakan kelas tentang Peningkatan Kemampuan

11

Peter Salim & Yenny Salim, op. cit, hlm. 973.

12

Iskandarwassid & H. Dadang Sunendar, op. cit, hlm.56.

13

Melvin L. Silberman, Acvtive Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, hlm.200.

14

(24)

8

Menulis Argumentasi dengan Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada

siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat pada tahun

pelajaran 2014/2015.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Kemampuan menulis pelajar Indonesia pada saat ini sangat

memprihatinkan

b. Peserta didik terbiasa dan menyukai kegiatan mengarang, serta tidak ada lagi anggapan kegiatan mengarang “membosankan” c. Pelajaran mengarang kurang mendapat perhatian yang serius

d. Penulisan karangan argumentasi belum mencapai hasil yang

memuaskan.

C.

Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang tersedia, maka

tidak semua identifikasi masalah akan diteliti. Oleh karena itu, penulis

membatasi masalah yang dibahas pada penggunaan metode peta pikiran

(mind mapping) dalam meningkatkan kemampuan menulis argumentasi

pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka

penulis merumuskan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini

adalah:

Bagaimanakah metode peta pikiran (mind mapping) dapat

meningkatkan kemampuan menulis argumentasi pada siswa kelas

X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat Tahun Pelajaran

(25)

9

E.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Untuk melihat peningkatkan kemampuan menulis argumentasi

pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang Barat

Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode peta

pikiran (mind mapping).

F.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitiaan ini dapat menjadi bahan referensi bagi siswa atau

pengajar di sekolah untuk pengembangan teori keterampilan

menulis karangan argumentasi.

2. Manfaat praktis

i. Bagi pendidik

Sebagai acuan bahan ajar bagi guru dalam pembelajaran

bahasa Indonesia, khusunya pembelajaran menulis

karangan argumentasi. Penelitian ini diharapkan dapat

menambah wawasan guru tentang aneka metode, jenis-jenis

media yang dapat berpengaruh dalam keberhasilan

pembelajaran terutama pembelajaran menulis karangan

argumentasi.

ii. Bagi peserta didik

Sebagai sumber belajar siswa, terutama dalam

pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan

mengunakan metode peta pikiran ( Mind Mapping ).

iii. Bagi Sekolah

Sebagai pengayaan berbagai metode dan media yang

digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama

(26)

10

iv. Bagi pembaca

Semoga penelitian ini bermanfaat untuk para pembaca, dan

dapat menjadi acuan dalam penelitian berikutnya terkait

dengan peningkatan keterampilan menulis karangan

argumentasi dengan menggunakan metode peta pikiran

(27)

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Menulis

1.

Pengertian Menulis

Kemampuan menulis sangat penting untuk dimiliki siswa, karena

dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan ide dan gagasannya

dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer; “menulis adalah menuangkan pikiran atau perasaan, seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan.”1

Sedangkan dalam buku Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di

Kelas Tinggi, Suriamiharja mengatakan bahwa: Menulis adalah

kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga

diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.2

Kesimpulan dari pendapat Suriamiharja bahwa menulis merupakan

kegiatan melahirkan suatu pikiran dalam tulisan, atau cara

berkomunikasi kepada orang lain untuk mengungkapkan pikiran atau

perasaan secara tertulis.

Selain itu Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa:

“Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang difahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu.”3

Kesimpulan dari pendapat Tarigan, bahwa menulis merupakan

suatu kegiatan menuliskan lambang-lambang yang memiliki makna

dan dapat dipahami oleh orang lain.

1

Peter Salim & Yenny Salim, op. cit, hlm.1648.

2

Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi, (Bandung : UPI Press, 2007), hlm. 116

3

(28)

12

Dari beberapa bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah kegiatan melahirkan perasaan/ide-ide ke dalam sebuah tulisan,

sehingga orang lain dapat memahami tulisan tersebut.

2.

Fungsi Menulis

Menulis sangat penting bagi para pelajar karena memudahkan para

pelajar berpikir. Menulis dapat menolong berpikir kritis dan

memperdalam daya tanggap atau persepsi , memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi, dan mampu menyusun urutan bagi

pengalaman. Tarigan dalam bukunya menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa mengatakan bahwa; “pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.”4

Lebih rinci Rusyana dalam buku Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Kelas Tinggi menyatakan fungsi menulis yang dibagi

menjadi empat bagian, yaitu :

a. Fungsi Penataan

Ketika mengarang terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran

pendapat, imajinasi dan yang lainnya, serta terhadap

penggunaan bahasa untuk mewujudkannya. Oleh karena itu,

pikiran dan lainnya mempunyai wujud yang tersusun.

b. Fungsi Pengawetan

Mengarang mempunyai fungsi untuk mengawetkan pengutaran

sesuatu dalam wujud dokumen tertulis.

c. Fungsi Penciptaan

Dengan mengarang kita menciptakan sesuatu yang baru.

d. Fungsi Penyampaian

Penyampaian itu terjadi bukan saja kepada orang yang

berdekatan tempatnya melainkan juga kepada orang yang

berjauhan.5

4Ibid

, hlm. 22

5

(29)

13

Dengan demikian kesimpulan fungsi menulis menurut Rusyana

adalah bukan alat untuk berkomunikasi secara tertulis atau tidak

langsung saja, melainkan juga berfungsi sebagai penataan,

pengawetan, penciptaan, dan penyampaian.

Selanjutnya dalam buku pembinaan kemampuan menulis bahasa

Indonesia, Sabarti Akhadiah menyatakan bahwa fungsi menulis dibagi

menjadi delapan bagian, yaitu:

a. Menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri.

Dengan menulis seseorang dapat mengetahui sampai dimana

potensi pengetahuannya mengenai suatu topik yang akan

ditulis.

b. Menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan. Dalam

menulis kita harus bernalar: menghubungkan dan

membandingkan fakta yang seorang miliki untuk dijadikan

dalam tulisan.

c. Menulis dapat meningkatkan minat baca.

Untuk menulis suatu topik dengan baik dibutuhkan informasi

yang tepat, maka seseorang akan mencari, serta menguasi

informasi terkait dengan topik yang akan ditulis.

d. Menulis dapat mengorganisasikan gagasan secara sistematis.

Mengorganisasikan gagasan dilakukan dengan menuliskan

pendapat mengenai suatu topik secara teratur dengan disertai

fakta yang mendukung pendapat terkait dengan topik.

e. Menulis dapat menilai gagasan secara objektif.

Menulis memberikan berbagai informasi terkait dengan topik

tertentu. Dengan menguasi informasi tersebut maka kita dapat

menilai suatu tulisan secara lebih objektif.

f. Menulis dapat memecahkan permasalahan.

Menulis merupakan kegiatan mengungkapkan perasaan

kedalam tulisan. Menulis juga kegiatan untuk memecahkan

(30)

14

g. Menulis dapat mendorong belajar secara aktif.

Kita diharuskan menjadi penemu sekaligus pemecah masalah,

bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.

h. Menulis dapat membiasakan berbahasa secara tertib.

Kegiatan menulis yang terencana akan menggunakan bahasa

yang baik.6

Dengan demikian fungsi menulis menurut Sabarti Akhadiah adalah

untuk membiasakan seseorang membaca agar mendapatkan informasi

yang sesuai dengan topik tulisan , menyusun tulisan dengan sistematis

dan membiasakan berbahasa secara tertib.

Selanjutnya Daeng Nurjamal dalam buku Terampil Berbahasa

mengatakan fungsi menulis merupakan alat untuk: (1)

menginformasikan sesuatu kepada pembaca, (2) meyakinkan pembaca,

(3) mengajak pembaca, (4) menghibur pembaca, (5) melarang atau

memerintah pembaca, (6) mendukung pendapat orang lain, dan (7)

menolak atau menyanggah pendapat orang lain.7

Dengan demikian fungsi menulis menurut Daeng Nurjamal adalah

alat untuk menginformasikan, meyakinkan, mengajak, menghibur,

melarang atau memerintah, mendukung pendapat dan menolak atau

menyanggah pendapat orang lain.

Jadi, fungsi bahasa yang berkaitan dengan kegiatan menulis

argumentasi adalah fungsi penataan dan fungsi penyampaian serta

menulis dapat mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan

gagasan secara objektif.

B.

Mengarang

1.

Pengertian Mengarang

Banyak yang beranggapan bahwa menulis sebuah karangan atau

mengarang itu suatu pekerjaan yang mudah, karena menyusun ide-ide

yang ada dalam pikiran yang kemudian dituangkan dalam bentuk

6

Sabarti Akhadiah. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. (Jakarta: Penerbit Erlangga), hlm.1-2.

7

(31)

15

tulisan. Namun pada kenyataannya banyak di antara mereka tidak

dapat menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan sehingga terjadi

kesalahan dalam mengungkapkan gagasannya. Adapun pengertian

mengarang akan diuraian secara terperinci.

a. Sudarno berpendapat bahwa, “mengarang adalah bagian ekspresi

secara tertulis. Segala kesan batin, baik pikiran, perasaan, maupun kemauan dapat dinyatakan dengan bahasa tulis.”8

Menurut pendapat Sudarno mengarang merupakan bagian

pengungkapan ekspresi dengan menggunakan bahasa tulis.

b. Wahyu Wibowo mengatakan bahwa, “mengarang adalah suatu

penyampaian pikiran secara resmi atau teratur dalam tulisan.”9

Menurut pendapat Wahyu Wibowo mengarang adalah suatu bentuk

penyampaian pikiran dalam bentuk tulisan.

c. Mahsusi mengatakan “mengarang adalah rangkaian, susunan,

gubahan, ciptaan, komposisi, karya. Yang dirangkai adalah

beberapa kesatuan pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun sesuai kaidah komposisi .”10

Menurut pendapat Mahsusi mengarang adalah susunan atau

rangkaian kesatuan pikiran yang dituangkan dalam kalimat yang

sesuai kaidah.

Dari pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan bahwa mengarang

merupakan suatu kegiatan yang produktif. Selanjutnya dapat dijelaskan

bahwa mengarang adalah rangkaian kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan ide atau gagasannya dengan memilih kata-kata atau

ungkapan yang tepat sehingga bisa diketahui penggunaannya.

Mengarang adalah mengembangkan bahasa tulis untuk dibaca dan

dimengerti oleh orang lain. Hasil perwujudan melalui bahasa tulis itu

menjadi karya tulis yang dapat berupa suatu karangan.

8

Sudarno. Kemampuan Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah), hlm.96.

9

Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 56

10

(32)

16

2.

Bentuk-bentuk Karangan

Bentuk karangan dibagi atas 5 (lima) macam, yaitu :

a. Menurut Rosihan Anwar, “karangan deskripsi adalah menciptakan sebuah gambaran dalam pikiran pembaca.”11

b. Menurut Minto Rahayu, “karangan eksposisi adalah bentuk tulisan

yang berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok

bahasan yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca.”12

c. Menurut Daeng Nurjamal, “karangan narasi adalah bentuk tulisan yang sebagian besar berisi cerita.”13

d. Menurut Niknik M. Kuntarto, “karangan argumentasi adalah

bentuk karangan yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan

pendapat orang lain dengan cara merangkaikan fakta-fakta

sedemikian rupa sehingga dapat diketahui apakah suatu pendapat itu benar atau tidak.” 14

e. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, “karangan

persuasi adalah karangan yang berisi ajakan yang ditujukan pada

seseorang dengan menjanjikan harapan yang baik dan meyakinkan.”15

Jadi bentuk-bentuk karangan ada 5 yaitu karangan deskripsi yang

bertujuan menciptakan sebuah gambaran dalam cerita, karangan

eksposisi yang bertujuan menguraikan suatu pokok bahasan untuk

memperluas pandangan pembaca, karangan narasi yang berisi cerita,

karangan argumentasi yang bertujuan memengaruhi sikap atau

pendapat orang lain dengan menuliskan fakta-fakta, karangan persuasi

yang bertujuan untuk mengajak pada suatu hal.

11

H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia & Komposisi, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004), hlm. 114.

12

Minto Rahayu, op.cit, (Jakarta : PT Grasindo, 2007), hlm. 160-161.

13

Daeng Nurjamal, op.cit, (Bandung : Penerbit Alfabeta, 2011), hlm. 70.

14

Niknik M. Kuntarto, Cermat Dalam Berbahasa Teliti Dalam Berpikir, (Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2009), hlm. 244.

15

(33)

17

C.

Argumentasi

1.

Pengertian Argumentasi

Argumentasi merupakan usaha untuk membuktikan suatu

kebenaran yang merupakan proses penalaran penulis. Melalui

argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta secara efektif,

sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal

itu benar atau tidak.

Banyak sekali pengertian karangan argumentasi, tetapi dari semua

pengertian yang ada, bertumpu pada suatu dasar pemikiran yang sama.

Kita lihat pengertian argumentasi menurut beberapa ahli.

a. Menurut Gorys Keraf , “argumentasi adalah bentuk retorika yang

berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar

mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca.”16

Kesimpulan dari pernyataan Gorys Keraf adalah argumentasi

merupakan suatu bentuk pembicaraan yang berusaha

mempengaruhi sikap atau pendapat orang lain, dengan harapan ada

tindakan yang dilakukan sesuai dengan apa yang diinginkan

penulis.

b. Menurut Mudrajad Kuncoro, “argumentasi adalah sebuah karangan

yang membuktikan kebenaran/ketidakbenaran sebuah pernyataan.”17

Kesimpulan dari pernyataan Mudrajad Kuncoro adalah

argumentasi merupakan bentuk karangan dimana seseorang

diharuskan menyampaikan kebenaran atau ketidakbenaran suatu

pernyataan dengan melampirkan fakta yang ada.

c. Menurut Lamuddin Finoza, “argumentasi adalah karangan yang

bertujuan meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu dokrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.”18

16

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), hlm. 3.

17

(34)

18

Kesimpulan dari pernyataan Lamuddin Finoza adalah argumentasi

merupakan suatu bentuk karangan yang memiliki tujuan untuk

meyakinkan suatu hal agar pembaca mengambil suatu doktrin atau

tingkah laku tertentu yang diinginkan penulis.

d. Menurut Rosihan Anwar, “argumentasi adalah karangan yang membahas sesuatu persoalan atau perkara.”19

Kesimpulan argumentasi menurut pendapat Rosihan Anwar adalah

suatu bentuk karangan yang membahas suatu persoalan, tanpa ada

harapan pembaca bertindak sesuai dengan pendapat penulis.

e. Menurut Sukino, “argumentasi adalah karangan yang mengemukakan bukti atau contoh yang meyakinkan pembaca.”20

Kesimpulan argumentasi menurut Sukino adalah suatu bentuk

karangan yang di dalamnya berisi bukti atau contoh yang dapat

meyakinkan pembaca.

f. Menurut Mohamad Yunus, “argumentasi adalah karangan yang

terdiri atas paparan alasan dan pendapat untuk membangun suatu

kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk

memberikan alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat.”21

Kesimpulan argumentasi menurut Mohamad Yunus adalah suatu

bentuk karangan yang yang berisi paparan alasan serta pendapat

yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap seseorang terhadap

suatu hal.

Setelah melihat definisi dari para tokoh di atas mengenai karangan

argumentasi maka dapat ditarik kesimpulan, karangan argumentasi itu

merupakan suatu karangan yang membahas sesuatu persoalan dan

bertujuan meyakinkan para pembacanya agar terpengaruh dan percaya

dengan apa yang ditulis dalam karangan itu.

18

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia revisi 4, ( Jakarta : Diksi Insan Mulia, 2009), hlm. 250

19

H. Rosihan Anwar, op. cit, hlm. 115

20

Sukino, op. cit, hlm. 70.

21

(35)

19

Dalam berargumentasi kita boleh mempertimbangkan pendapat

sendiri. Namun tetap harus mempertimbangkan pendapat orang lain

yang berbeda dengan pendapat dengan kita. Karangan argumentasi

memanfaatkan fakta dan bukti yang kuat. Karangan argumentasi harus

dapat menunjukkan pendapat atau gagasan yang benar. Dalam

berargumentasi semakin banyak fakta yang digunakan, semakin kuat

kebenaran yang dipertahankan.

2.

Ciri-ciri karangan Argumentasi.

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas maka dapat

disimpulkan ciri-ciri dari karangan argumentasi yaitu:

a) Berusaha membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca

diyakinkan mengenai kebenaran itu.

b) Tulisan berisi pendapat tentang sesuatu yang disertai bukti, serta

contoh yang kuat dan meyakinkan pembaca.

3.

Teknik Penulisan Argumentasi.

Untuk dapat membuat suatu karangan yang baik, sebaiknya

mengetahui dalam karangan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian

pendahuluan, isi atau penjelasan, serta kesimpulan. Dalam buku cermat

berbahasa teliti dalam berpikir, dijelaskan apa saja yang terdapat dalam

bagian pendahuluan, isi, dan kesimpulan;

a. Pendahuluan.

Pendahuluan yang membahas pentingnya persoalan itu dibahas

saat ini, lalu latar belakang historis yang mempunyai hubungan

langsung dengan persoalan yang akan diargumentasikan sehingga

pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal

tersebut.

b. Isi atau penjelasan.

Berisi pembahasan masalah dengan menyajikan fakta-fakta yang

(36)

20 c. Kesimpulan.

Berisi kesimpulan-kesimpulan suatu pembahasan. Sampaiakn

simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan utama pembahasan

dan segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah

dicapai.22

Demikianlah langkah penyusunan karangan argumentasi agar lebih

terarah. Apabila langkah-langkah tersebut benar diperhatikan dan

melaksanakan dalam pembelajaran mengarang, maka hasil karangan

argumentasi akan lebih baik.

4.

Penilaian Karangan Argumentasi.

Dalam setiap pembelajaran yang dilakukan, guru membutuhkan

standar penilaian untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seorang

siswa dalam suatu pembelajaran. Dalam buku standar mutu penilaian

dalam kelas dikatakan bahwa penilaian berdasarkan PP. No. 19 Tahun

2005 tentang Stamdar Nasional Pendidikan, pasal 1 adalah: Proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar siswa dilaksanakan

berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara

nasional.23

Dalam jurnal peraturan Mendiknas nomor : 20 Tahun 2007 tentang

standar penilaian dikatakan bahwa : Penilaian hasil belajar oleh

pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk

memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.24

22

Niknik M. Kuntarto, op.cit, hlm. 244.

23

Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas, (Jogjakarta : Diva Press, 2011), hlm. 7.

24

(37)

21

Jadi penilaian tidak dapat dilakukan dalam satu kali proses saja,

karena banyak aspek yang menentukan penilaian tersebut. Selanjutnya

secara umum di jelaskan tujuan diadakannya penilaian yaitu :

a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa;

b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa;

c. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;

d. Mengetahui hasil pembelajaran;

e. Mendorong siswa untuk senantiasa belajar;

f. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar lebih baik.25

Sedangkan fungsi penilaian adalah sebagai berikut :

a. Sebagai alat untuk menetapkan penguasaan siswa terhadap

kompetensi;

b. Sebagai bimbingan;

c. Sebagai diagnosis;

d. Sebagai alat prediksi;

e. Sebagai alat seleksi.26

Untuk melakukan penilaian, dibutuhkan sebuah perancangan

penilaian dengan memperhatikan beberapa unsur, seperti standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pokok.

Dengan memperhatikan keempat unsur di atas, peneliti membuat

format penilaian karangan argumentasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini. Format penilaian tersebut berfungsi sebagai media

bimbingan, diagnosis, prediksi dan seleksi pengukur kemampuan.

Berikut ini dijelaskan tentang komponen yang dinilai dalam

karangan argumentasi, kriteria penilaian, dan skor.

25

Moh. Sholeh Hamid, op. cit. hlm. 20

26

(38)

22

[image:38.595.105.558.118.754.2]

Tabel 2.1

Tabel Komponen Penilaian Argumentasi

Komponen yang dinilai Skor Kriteria

1. Syarat Penulisan Paragraf.

a. Kepaduan (Coherence).

b. Urutan (Orderly).

4 3 2 1 4 3 2 1 Sangat Baik-Sempurna

Memperlihatkan hubungan antar

kalimat yang erat.

Cukup-Baik

Memperlihatkan hubungan antar

kalimat yang cukup erat.

Sedang-Cukup

Memperlihatkan hubungan antar

kalimat yang kurang erat.

Sangat Kurang

Memperlihatkan tidak ada hubungan

antar kalimat.

Sangat Baik-Sempurna.

Sebagian besar dari keseluruhan

kalimat yang membangun paragraf

memiliki urutan ide secara logis.

Cukup-Baik.

Setengah dari keseluruhan kalimat

yang membangun paragraf memiliki

urutan ide secara logis.

Sedang-Cukup.

Sebagian kecil dari keseluruhan

kalimat yang membangun paragraf

memiliki urutan ide secara logis.

Sangat Kurang.

Seluruh kalimat yang membangun

paragraf tidak memiliki uratan ide

(39)

23 2. Isi Paragraf.

a. Pernyataan, ide atau

pendapat yang disampaikan.

b. Alasan, data atau fakta yang

mendukung. 4 3 2 1 4 3 Sangat Baik-Sempurna.

Pernyataan, ide dan pendapat yang

dikemukakan cukup menarik

perhatian, mempengaruhi dan

meyakinkan pembaca dengan baik.

Cukup-Baik.

Pernyataan, ide dan pendapat yang

dikemukakan cukup menarik

perhatian, mempengaruhi dan

meyakinkan pembaca.

Sedang-Cukup.

Pernyataan, ide dan pendapat yang

dikemukakan kurang menarik

perhatian, mempengaruhi dan

meyakinkan pembaca.

Sangat Kurang.

Pernyataan, ide atau pendapat yang

dikemukakan tidak menarik

perhatian, mempengaruhi dan

meyakinkan pembaca.

Sangat Baik-Sempurna.

Alasan, data dan fakta membuktikan

kebenaran yang disampaikan.

Cukup-Baik.

Alasan, data dan fakta cukup

membuktikan kebenaran yang

(40)

24 2

1

Sedang-Cukup.

Alasan, data dan fakta kurang

membuktikan kebenaran yang

disampaikan.

Sangat Kurang.

Alasan, data dan fakta tidak

membuktikan kebenaran yang

disampaikan.

3. Teknis Penulisan.

a. Ejaan (tanda baca,

pemakaian huruf, penulisan

kata). 4 3 2 1 Sangat Baik-Sempurna.

Kesalahan ejaan antara 1 sampai 3.

Cukup-Baik.

Kesalahan ejaan antara 4 sampai 7.

Sedang-Cukup.

Kesalahan ejaan lebih dari 7.

Sangat Kurang.

Semua penggunaan ejaan salah.27

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

penilaian harus terurai berdasarkan komponen yang dinilai, kriteria,

skor tertinggi dan terendah

D.

Peta Pikiran (

Mind Mapping

)

1.

Pengertian Peta Pikiran (

Mind Mapping

)

Pada umumnya guru mengajar menggunakan metode-metode

klasik yang sudah sering dipakai yaitu metode ceramah dan diskusi.

Dengan berkembangnya zaman, maka semakin berkembang ilmu

pengetahuan dalam segala bidang. Salah satunya dalam bidang metode

27

(41)

25

pembelajaran. Pada saat ini banyak berkembang metode pembelajaran

untuk memperbaiki kualitas pembelajaran salah satu metode

pembelajaran yang dianggap mampu mengoptimalkan hasil belajar

adalah metode peta pikiran atau disebut mind mapping.

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal

1970-an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi,

kreativitas dan pengembangan diri. Tony Buzan mengungkapkan

bahwa mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan “memetakan” pikiran.28

Artinya bahwa

metode mind mapping membantu seseorang dalam menuangkan suatu

hal dengan cara memetakan apa yang ingin ditulis.

Lebih lanjut Buzan berpendapat bahwa mind mapping adalah cara

mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta

pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami.

Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir

manusia. Peta pikiran membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik,

dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. “Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya”.29

Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung,

akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping

mudah untuk diingat.

Dalam buku pintar mind map untuk anak dikatakan bahwa Mind Map merupakan “raja alat ingatan, karena mind map merupakan bentuk istimewa pencatatan dan perencanaan yang bekerja selaras

dengan otak untuk memudahkan seseorang dalam mengingat.”30

Selanjutnya dalam buku Quantum Teaching metode mind mapping

merupakan “proses berpikir dan memungkinkan seseorang untuk

28

Tony Buzan, Mind Mapping (Jakarta : Gramedia, 2008) hlm. 4

29

Ibid, hlm. 9

30

(42)

26 berpindah-pindah topik.”31

Artinya seseorang dapat mengeluarkan

seluruh pengetahuan yang dimiliki dan dapat dituangkan dalam tulisan.

Selanjutnya, Tony Buzan dalam bukunya Mind Mapping

mengemukakan ada tujuh langkah untuk untuk membuat mind

mapping. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a) Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar (landscape). Karena apabila dimulai dari

tengah akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke

segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya secara lebih bebas

dan alami.

b) Menggunakan gambar atau foto untuk sentral. Karena sebuah

gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu

otak dalam menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan.

Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap

terfokus, membantu otak berkosentrasi, dan mengaktifkan otak.

c) Menggunakan warna yang menarik. Karena bagi otak, warna sama

menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind

mapping) lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang

kreatif, dan menyenangkan.

d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke tingkat satu dan dua,

dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang

mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal sekaligus. Apabila

cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan

diingat.

e) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.

Karena dengan garis lurus akan membosankan otak.

Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti Cabang-cabang-Cabang-cabang pohon

jauh lebih menarik bagi mata.

31

[image:42.595.111.515.166.700.2]
(43)

27

f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena dengan

kata kunci tunggal dapat memberi lebih banyak daya dan

fleksibilitas kepada peta pikiran (mind mapping).

[image:43.595.110.515.68.675.2]

g) Menggunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap

gambar bermakna seribu kata.32

Selanjutnya mind mapping sangat membantu dalam proses

pembelajaran, menurut Muhammad Faiq ada banyak manfaat atau

keunggulan yang dapat diraih bila siswa menggunakan teknik mencatat

mind mapping (peta pikiran) ini dalam kegiatan pembelajarannya, di

antaranya:

a. Mind mapping meningkatkan kreativitas dan aktivitas individu

maupun kelompok.

Bila siswa terbiasa menggunakan teknik mind map (peta pikiran)

ini dalam mencatat informasi pembelajaran yang diterimanya, tentu

akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif. Penggunaan

simbol, gambar, pemilihan kata kunci tertentu untuk dilukis atau

ditulis pada mind map mereka merangsang pola pikir kreatif.

b. Mind mapping memudahkan otak memahami dan menyerap

informasi dengan cepat.

Catatan yang dibuat dengan teknik mind mapping dapat dengan

mudah dipahami oleh orang lain, apalagi oleh sang pembuatnya

sendiri. Mind mapping membuat siswa harus menentukan

hubungan-hubungan apa atau bagaimana yang terdapat antar

komponen-komponen mind mapping tersebut. Hal ini menjadi

mereka lebih mudah memahami dan menyerap informasi dengan

cepat.

c. Mind mapping meningkatkan daya ingat.

Catatan khas yang dibuat dengan mind mapping sifatnya spesifik

dan bermakna khusus bagi setiap siswa yang membuatnya (karena

melibatkan penggunaan dan pembentukan makna antar komponen

32

(44)

28

mind mapping), akan dapat meningkatkan daya ingat mereka

terhadap informasi yang terkandung di dalam mind mapping itu.

d. Mind mapping dapat mengakomodasi berbagai sudut pandang

terhadap suatu informasi.

Setiap siswa tentu akan mempunyai beragam sudut pandang

terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh guru atau yang

mereka terima dari sumber-sumber belajar lainnya. Beragamnya

sudut pandang ini memungkinkan mereka untuk memaknai secara

khas informasi tersebut dan dituangkan secara khas pada mind

mapping mereka masing-masing.

e. Mind mapping dapat memusatkan perhatian siswa.

Selama proses pembuatan mind mapping perhatian siswa akan

terpusat untuk memahami dan memaknai informasi yang

diterimanya. Ini akan membuat kegiatan pembelajaran akan

menjadi lebih efektif.

f. Mencatat dengan teknik mind mapping menyenangkan.

Teknik menulis menggunakan mind map tentu menyenangkan bagi

siswa, sejelek apapun kemampuan mereka menggambar

simbol-simbol. Kegiatan yang menyenangkan selanjutnya akan

menimbulkan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran di

kelas.33

Kesimpulan dari pendapat di atas bahwa mind mapping dapat

meningkatkan daya ingat siswa dan mempermudah siswa dalam

menuangkan segala materi pembelajaran yang diberikan oleh guru

dengan kata kunci yang mereka pahami.

33

(45)

29

2.

Penggunaan

Mind

Mapping

Dalam

Karangan

Argumentasi.

Berikut merupakan contoh karangan argumentasi dengan tema

kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan

[image:45.595.111.504.182.565.2]

metode peta pikiran ( Mind Mapping ).

Gambar 2.1

Contoh penggunaan metode mind mapping dalam karangan argumentasi

Penolakan Unjuk rasa

Anggota DPR Kerusuhan

dan di Ibu Kota Jakarta

masyarakat

umum. Menimbulkan kerugian

Dampak yang ditimbulkan

Dampak Sosial Dampak Ekonomi

Contoh Karangan :

Kenaikkan Harga Bahan Bakar Minyak

Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak,

namun rencana ini belum terlaksana banyak yang menolak rencana

kenaikkan harga bahan bakar minyak tersebut. Dalam hal ini yang

menolak rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak bukan hanya dari

kalangan masyarakat umum, namun anggota DPR yang ikut dalam rapat

kenaikan harga bahan bakar minyak tersebut banyak yang tidak setuju. Ini

disebabkan banyak dampak yang harus dipikirkan ketika harga bahan

bakar minyak menjadi naik.

Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga bahan bakar

(46)

30

kemiskinan akan semakin tinggi, hal ini disebabkan oleh pengaruh

kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap tingginya kebutuhan hidup

masyarakat kita. Masyarakat golongan menengah keatas mungkin belum

merasakannya, namun kalangan menengah kebawah telah merasakan

dampak ini walau kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak belum

dilaksanakan, apalagi nanti jika telah dilaksanakan pasti beban mereka

akan semakin bertambah. Selain itu ada pula dampak ekonomi dipastikan

bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak akan menyebabkan naiknya

biaya operasional sehari-hari. Pengaruh yang mungkin akan sangat

dirasakan adalah naiknya biaya transportasi, yang kemudian juga akan

diikuti dengan kenaikan tarif dasar listrik dan air, kemudian juga akan

diikuti oleh naiknya tarif tol, dan pada akhirnya akan mempengaruhi

naiknnya harga-harga bahan-bahan pokok.

Namun kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak

belum disetujui dan masih dalam pembahasan anggota DPR, sudah banyak

terjadi unjuk rasa dimana-mana. Unjuk rasa yang terjadi bukan hanya

terjadi di Ibu Kota Jakarta namun di daerah lain pun terjadi hal yang sama

yaitu unjuk rasa penolakkan kenaikkan harga bahan bakar minyak. Unjuk

rasa ini dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari masyarakat umum

sampai mahasiswa mengadakan unjuk rasa penolakkan kenaikkan harga

bahan bakar minyak. Unjuk rasa yang berlangsung di Jakarta banyak

menimbulkan kerugian bagi Negara, karena unjuk rasa yang berlangsung

banyak yang berakhir dengan kericuhan dan perusakkan fasilitas umum di

sekitar terjadinya unjuk rasa tersebut. Sebaiknya pemerintah memikirkan

ulang untuk menaikkan harga bahan bakar minyak agar tidak terjadi

berbagai dampak buruk untuk Negara.

E.

Penelitian yang Relevan.

Penelitian yang sesuai dengan penelitian sebelumnya, dirumuskan

melalui judul, dan penulis yaitu:

a. Tutiek Yunita Rachmawati dengan judul Peningkatan Kualitas

(47)

31

(Mind Mapping) pada Siswa Kelas IX di SMP Al Muayad

Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Perbedaan dari penelitian

Tutiek Yunita Rachmawati dengan penelitian ini adalah salah

satu variabel yang diteliti yaitu kualitas pembelajaran menulis

cerpen, subyek penelitiannya pada siswa kelas IX di SMP Al

Muayad Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008, penelitianya

berlangsung 3 siklus, dan simpulan dari penelitiannya adalah

metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Sementara itu

persamaan dari penelitian ini adalah salah satu variabelnya

menggunakan metode yang sama yaitu metode peta pikiran

(mind mapping) dan hasil dari penelitiannya menunjukkan

adanya peningkatan dari apa yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian Tutiek Yunita Rachmawati dapat

diambil kesimpulan bahwa dengan metode peta pikiran (mind mapping)

berpengaruh terhadap siswa dalam pembelajaran. Ada keterkaitan dalam

penelitian tersebut sehingga dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam

penelitian kemampuan menulis argumentasi. Sehubungan dengan hasil

penelitian tersebut maka peneliti mengembangkan penelitian dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode peta pikiran

(mind mapping) agar dapat meningkatkan kemampuan menulis

argumentasi.

Dari penelitian di atas menunjukkan metode peta pikiran (mind

mapping) berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dikembangkan

penelitian-penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan menulis argumentasi

siswa. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian

dengan judul peningkatan kemampuan menulis paragraf argumentasi

dengan metode peta pikiran (mind mapping) pada siswa kelas X SMA

(48)

32

F.

Hipotesis Tindakan.

Berdasarkan kajian teori di atas, maka dalam penelitian ini diajukan

hipotesis sebagai berikut:

a. Dengan metode Mind Mapping dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran menulis argumentasi pada siswa kelas X

SMA Muhammadiyah 25 Pamulang tahun pelajaran 2014/2015.

b. Dengan metode Mind Mapping dapat meningkatkan

kemampuan menulis argumentasi pada siswa kelas X SMA

(49)

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada semester 1 (ganjil) SMA Muhammadiyah

25 Pamulang pada tahun ajaran 2014-2015, dengan pertimbangan pada

semester ini materi mengarang argumentasi sudah diajarkan. Materi ini

ada hubungannya dengan penelitian, sehingga memudahkan teknik

pelaksanaannya.

Penelitian ini menggunakan sampel kelas X-1dengan jumlah 28 siswa

terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 03-12 November 2014.

B.

Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian.

Sesuai dengan rumusan tujuan penelitian sebagaimana telah disebutkan

di bagian awal metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dari namanya

sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya yaitu suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi

dalam sebuah kelas.1

Kegiatan penelitian tindakan kelas dimulai dari permasalahan yang

nyata dan dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar, kemudian

direfleksikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu masalah

tersebut ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan terencana dan terukur.

Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara

peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya.

Dalam buku Penelitian Tindakan Kelas untuk: Guru, Zainal Aqib

mengatakan bahwa tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dan

meningkatkan prakt

Gambar

Tabel Komponen Penilaian Argumentasi
gambar atau foto akan mempunyai seribu kata yang membantu
gambar bermakna seribu kata.32
Gambar 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu, penerapan metode peta pikiran ( mind mapping ) juga memacu guru untuk lebih terampil dalam mengelola kelas; (2) penerapan metode peta pikiran ( mind

1) Dengan diterapkan metode mind mapping (peta pikiran), pembelajaran menulis siswa SD akan lebih bermakna dan lebih optimal. Untuk meningkatnya kemampuan proses

Adapun tujuan yang diharapkan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi dengan metode peta pikiran (mind mapping) pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik peta pikiran terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas X SMA Negeri 1

Pengaruh Model Peta Pikiran ( Mind Mapping ) Terhadap Kemampuan Menulis Rangkuman Oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2015/2016

teks pidato mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan dengan metode peta pikiran dengan media kartu tema. Keterampilan menulis teks pidato pada siklus I diperoleh nilai

Maka, metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan model peta pikiran (mind map) terhadap kemampuan menulis karangan

Dari hasil observasi tersebut, diperoleh data hasil pelaksanaan pembelajaran dalam menulis karangan narasi sebelum menggunakan metode peta pikiran (mind mapping) pada