• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 2 GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 2 GARUT."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

DI SMKN 2 GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Oleh :

NOPITRIANA SARI

1106208

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

DI SMKN 2 GARUT

Oleh

Nopitriana Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

©Nopitriana Sari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

NOPITRIANA SARI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 GARUT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Dadang Ahdiat M.S.A

NIP: 19530411 198101 1 001

Pembimbing II

Tutin Aryanti, Ph.D.

NIP: 19750815 200312 2 001

Diketahui Oleh:

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur

FPTK UPI Bandung

Dra. RR. Tjahyani Busono, M.T

(4)

Nopitriana Sari, 2015

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Pelajaran Menggambar

dengan Perangkat Lunak untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap

menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya

pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Bandung, Juni 2015

Nopitriana Sari

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Rumusan Masalah ... 4

1.5Tujuan Penelitian ... 4

1.6Manfaat Hasil Penelitian ... 4

1.7Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1Kajian Teori ... 6

2.2Kerangka Berfikir ... 24

2.3Hipotesis ... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 25

3.1Metode Penelitian ... 25

3.2Variabel Dan Paradigma Penelitian ... 26

3.3Data dan Sumber Data ... 27

3.4Populasi dan Sample ... 28

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.6Instrumen Penelitian ... 30

3.7Uji Instrumen Penelitian ... 32

(6)

Nopitriana Sari, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41

4.2Uji Normalitas Data ... 62

4.3Uji Homogenitas ... 63

4.4Uji Hipotesis ... 64

4.5Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran Guide Discovery Learning ... 18

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Materi Pokok Mta Pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak ... 23

Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Tabel Populasi Penelitian ... 29

Tabel 3.3 Uji Validitas Instrument Pre-test ... 32

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrument Post-test ... 33

Tabel 3.5 Penilaian Tes Gambar/Keterampilan ... 35

Tabel 3.6 Penilaian Sikap Siswa ... 35

Tabel 3.7 Kategori Nilai N-Gain ... 36

Tabel 3.8 Tabel Penolong Uji Normalitas Data ... 37

Tabel 4.1 Nilai Tes Tertulis Pada Pre-test ... 43

Tabel 4.2 Nilai Tes GambarPada Pre-test... 45

Tabel 4.3 Penilaian Sikap Pada Pre-test ... 46

Tabel 4.4 Nilai Gabungan Ketiga Aspek ... 47

Tabel 4.5 Nilai Tes Tertulis Pada Post-test ... 55

Tabel 4.6 Nilai Tes GambarPada Post-test ... 56

Tabel 4.7 Penilaian Sikap Pada Post-test ... 57

Tabel 4.8 Nilai Gabungan Ketiga Aspek ... 58

Tabel 4.9 Perolehan nilai gain pada aspek kognitif ... 60

Tabel 4.10 Perolehan nilai gain pada aspek psikomotorik ... 61

Tabel 4.11 Perolehan nilai gain pada aspek afektif... 63

Tabel 4.12 N-gain Tiga Aspek ... 65

Tabel 4.13 Uji Uji normalitas pre-test dan post-test dengan chi-square test ... 68

Tabel 4.14 Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.15 Uji homogenita ... 69

Tabel 4.16 Hasil Uji-t ... 69

Tabel 4.17 Nilai hasil gain (n-gain) ... 70

(8)

Nopitriana Sari, 2015

Tabel 4.19 Nilai rata-rata post-test ... 74

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Pembelajaran ... 7

Gambar 3.2 Paradigma Sederhana ... 26

Gambar 3.3 Diagram Paradigma Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Foto Pelaksanaan pre-test tes tertulis ... 41

Gambar 4.2 Foto Pelaksanaan pre-test tes gambar ... 42

Gambar 4.3 Foto presentasi hasil temuan siswa ... 49

Gambar 4.4 Foto siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ... 50

Gambar 4.5 Foto guru menjelaskan materi pembelajaran ... 51

Gambar 4.6 Foto siswa mengaplikasikan materi temuan sendiri ... 52

Gambar 4.7 Foto Pelaksanaan post-test tes tertulis ... 53

(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Kognitif ... 61

Diagram 4.2 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Psikomotorik ... 62

Diagram 4.3 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Afektif ... 64

Diagram 4.4 Perbedaan tingkatan Nilai Gain pada 3 aspek ... 65

(10)

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi proses

pembelajaran di dalam kelas dan dapat menarik perhatian siswa untuk belajar,

sehingga kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dapat dikembangkan yang

nantinya akan berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Dalam kurikulum 2013,

siswa dituntut menjadi siswa yang memiliki nilai afektif, kognitif dan

psikomotorik yang lebih baik lagi. Selain itu siswa harus lebih aktif dan kreatif,

guru bukan lagi sepenuhnya menjadi sumber belajar siswa, melainkan sebagai

fasilitator.

SMKN 2 Garut merupakan sekolah menengah kejuruan yang berada di

Kabupaten Garut, tepatnya berada di Jalan Suherman No. 90. SMKN 2 Garut

memiliki guru kejuruan yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Sistem

pembelajaran yang digunakan yaitu mengikuti kurikulum 2013, dimana anak

dituntut untuk aktif dan kreatif dan mahir dalam bidang menggambar, baik

manual maupun digital.

Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang diambil yaitu menggambar secara

digital atau dalam pelajaran bernama Menggambar dengan Perangkat Lunak yang

disingkat MDPL. Dalam pembelajaran MDPL, siswa dituntut untuk dapat

mengerti dan memahami cara pengoprasian aplikasi menggambar secara digital

yaitu dengan menggunakan AutoCAD. Selain itupula siswa diharapkan mampu

memahami gambar kerja yang mereka kerjakan atau yang diberikan oleh guru

sebagai jobsheet.

Dalam proses pembelajaran MDPL di dalam kelas, model pembelajaran

yang digunakan oleh guru mata pelajaran tersebut mengikuti sistem pembelajaran

kurikulum 2013, dimana siswa belajar secara mandiri dengan membaca buku

panduan atau buku SMK yang telah disediakan yang sesuai dengan mata

pelajarannya. Namun menurut pendapat siswa langsung, yang didapat oleh

(11)

2

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR akan dijadikan kelas eksperimen, cara mengajar guru secara mandiri tersebut

dengan atau tanpa bimbingan yang dapat dikatakan hanya siswa saja yang dituntut

aktif, dapat dikatakan membosankan dan kurang kreatif. Menurut siswa, ketika

guru mengajar dikelas, guru tidak menggunakan model atau metode yang dapat

dikatakan mengasah kemampuan berpikir mereka secara mandiri, namun dapat

membuat siswa merasa cukup bosan dan jenuh didalam kelas. Banyak siswa yang

mengeluh dikarenakan siswa merasa kesulitan dan kurang paham mengenai

perintah-perintah pengaplikasian AutoCAD. Hal tersebut berdampak pada

penurunan kemampuan siswa dan kemampuan menggambar dengan AutoCAD

yang mengakibatkan terganggunya hasil belajar siswa. Salah satunya yaitu siswa

lambat dalam mengerjakan tugas gambar dan gambar yang mereka kerjakan

banyak yang salah, sehingga harus mengulang lagi dari awal dan banyak waktu

yang terbuang.

Melihat beberapa kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran

menggambar dengan perangkat lunak, peneliti mencoba menerapkan model

pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran

Discovery Learning. Model Discovery Learning ini merupakan model

pembelajaran yang mendorong siswa belajar aktif melalui keterlibatan aktif

mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan mendorong siswa

untuk memiliki pengalaman melakukan percobaan yang memungkinkan mereka

menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Proses berpikir disini

biasanya dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa.

Dalam model pembelajaran discovery learning ini terbagi menjadi dua

sintak pembelajaran yaitu model guided discovery learning dan free discovery

learning. Perbedaan dari kedua model ini yaitu pada free discovery learning

(pembelajaran penemuan bebas), siswa menemukan sendiri tanpa bimbingan dari

guru atau ahli, namun untuk guided discovery learning (pelajaran penemuan

terbimbing), siswa menemukan sendiri tetapi tetap dibimbing oleh guru sehingga

ada keterlibatan siswa dan guru yang dijadikan sebagai fasilitator. Pada penelitian

ini, peneliti memilih menggunakan sintak pembelajaran pada model Guided

(12)

3

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN maupun calon guru karena adanya keterlibatan antara siswa dan guru sehingga

bila terjadi kesalahan ataupun kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru dan

gurupun akan menjelaskan.

Dari beberapa uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada Pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Adanya siswa yang lambat dalam menggambar dengan AutoCAD

dikarenakan kesulitan memahami jobsheet dan penggunaan media dengan

perangkat lunak.

2. Adanya siswa yang masih belum memahami secara keseluruhan mengenai

perintah gambar dengan AutoCAD dan cara mendapatkan hasil cetakan

gambar yang tepat.

3. Cara mengajar guru berdampak pada pemahaman siswa mengenai materi

yang diajarkan yaitu kriteria, ketentuan dan hasil penggambaran dengan

menggunakan AutoCAD.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini, Peneliti

membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah perubahan hasil belajar

pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

Discovery learning, dengan menggunakan sintaks pembelajaran Guide

Discovery Learning.

2. Hasil belajar yang diukur pada lingkup kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik.

3. Penelitian dilakukan pada siswa di SMK NEGERI 2 GARUT dengan

(13)

4

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR 4. Mata pelajaran yang akan diujikan yaitu Menggambar dengan Perangkat

Lunak.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran

Discovery Learning?

2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran

Discovery Learning?

3. Adakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran

Discovery Learning?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan model

pembelajaran Discovery Learning.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model

pembelajaran Discovery Learning

3. Untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan

model Pembelajarn Discovery Learning

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah dan Guru

- Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

- Penggunaan metode pembelajaran baru yang digunakan oleh guru,

untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar dengan

perangkat lunak dan meningkatkan hasil belajar.

- Untuk meningkatkan kemandirian, keaktifan dan kreatifitas siswa.

2. Bagi Siswa

- Untuk meningkatkan hasil belajar siswa

- Untuk meningkatkan kualitas hasil lulusan siswa nantinya dengan

hasil belajar yang dicapai.

- Untuk meilhat keaktifan, kreatifitas, dan kemandirian siswa dalam

proses pembelajaran yang berlangsung.

- Untuk meningkatkan kemahiran siswa dalam memahami perintah

(14)

5

Nopitriana Sari, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN

3. Bagi Peneliti

- Untuk menambah pengetahuan peneliti

- Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan.

1.7 Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

Model Pembelajaran discovery learning merupakan teori belajar yang

didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran

tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk final, tetapi diharapkan

siswa mengorganisasi sendiri. Pada pembelajaran discovery learning

menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya

tidak diketahui

2. Menggambar dengan Perangkat Lunak

Menggambar dengan perangkat lunak atau disingkat MDPL merupakan

salah satu mata pelajaran produktif yang diajarkan pada kelas XI SMK

Bangunan. Pelajaran MDPL merupakan pelajaran menggambar digital

dengan menggunakan media komputer. Pada pembelajaran ini, lebih

menekankan kepada kemampuan pengetahuan dan pemahaman siswa

dalam pengaplikasian software untuk menggambar yaitu AutoCAD.

Pada penelitian ini, materi pembelajaran yang diambil adalah mengenai

fasilitas pendukung pada gambar dan pengaturan percetakan.

3. Hasil Belajar.

Menurut Gagne & Briggs, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati

melalui penampilan siswa. Hasil belajar yang akan dinilai yaitu meliputi

tiga aspek yaitu hasil belajar kognitif, aspek psikomotorik dan aspek

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan

penelitian secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan,

meramalkan, mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data

numerik. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini menguji suatu hipotesis.

Pada macam penelitiannya termasuk ke dalam metode eksperimen

(mengujicobakan) adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-variabel

eksperimen efektif atau tidak. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan

(treatment), sehingga metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

3.1.1 Desain Penelitian

Dalam pemilihan metode penelitian eksperimen dipilih bentuk desain

eksperimen penelitian Pre-Experimental Design (non designs) dikarenakan masih

terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel

dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan veriabel dependen itu bukan

semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena

tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

Peneliti memilih salah satu desain dari Pre-Experimental Design (non

designs) ini yaitu One-Group Pretest-Posttest Design. Di dalam desain ini

observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah

eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test,

dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test.

Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 - O1 diasumsikan merupakan efek dari

treatment atau eksperimen. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

O1 = Nilai pre-test (Sebelum diberi diklat)

O2 = Nilai post-test (setelah diberi diklat)

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai

(16)

26

Nopitriana Sari, 2015

3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2014: 60).

Variabel penelitian yang diambil dari permasalah dalam judul skripsi ini

yaitu:

Variabel Bebas : Model Penelitian Discovery Learning

Variabel Terikat : Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No. Variabel Penelitian Tahap Pertama

Kategori Kode

1. Model penelitian Discovery

Learning Independen X

2. Hasil Belajar Siswa SMK Dependen Y

3.2.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara

variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah

rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan

untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis

statistik yang akan digunakan, (Sugiyono, 2014: 66).

Dalam penelitian ini paradigma penelitian yang digunakan adalah

paradigma sederhana. Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel

independen dan satu variabel dependen. Hal ini dapat digambarkan pada gambar

di bawah ini.

Gambar 3.2 Paradigma Sederhana

X : Model Pembelajaran Y : Hasil Belajar Siswa

f = Perlakuan (Penerapan Model pembelajaran)

(Sumber: Sugiyono, 2014: 66)

X Y

(17)

27

Gambaran alur paradigma penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagi

berikut:

Gambar 3.3 Diagram Paradigma Penelitian

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1 Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/

dianalisis. Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun

angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, (Suharsimi

Arikunto, 2010:161).

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif yang

diperoleh dari bebera sumber yaitu:

a. Nilai Hasil Pre-Test

Data nilai hasil pre-test ini diperoleh melalui pemberian soal esai

sebanyak 10 butir. Materi yang diberikan mengenai fasilitas pendukung

pada perangkat lunak dan setting percetakan (ploting). Selain diberikan soal

yang bersifat kognitif (pengetahuan) diberikan juga soal bersifat

psikomotorik (keterampilan) yaitu membuat sebuah gambar kerja berbentuk

2D.

Pre-Test

KBM dengan Model Discovery

Learning

Post-Test

Kesimpulan Hasil Penelitian

Objek

(18)

28

Nopitriana Sari, 2015

b. Nilai Hasil Post-Test

Data nilai hasil post-test ini diperoleh melalui pemberian soal esai

sebanyak 10 butir. Materi yang diberikan mengenai fasilitas pendukung

pada perangkat lunak dan setting percetakan (ploting). Selain diberikan soal

yang bersifat kognitif (pengetahuan) diberikan juga soal bersifat

psikomotorik (keterampilan) yaitu membuat sebuah gambar kerja berbentuk

2D. Soal pada post-test ini berbeda dari soal pre-test, hanya saja tingkat

kesulitannya ditambah.

c. Penilaian sikap/Observasi

Data nilai sikap ini diperoleh melalui observasi langsung terhadap sikap

siswa dikelas sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari. Dari

observasi tersebut ada beberapa point yang dinilai.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh

(Suharsimi Arikunto, 2013:172). Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari

responden di kelas XI TGB 1. Jumlah responden terdiri dari 20 siswa. Pemberian

pre-test, post-test dan observasi sikap termasuk ke dalam sumber data primer,

dikarenakan data tersebut diambil secara langsung dari sumber asli (tidak melalui

perantara). Selain dari hasil tes, sumber data juga diperoleh dari hasil karya

gambar berbentuk digital atau 2D.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2014:117). Selain itu

menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI TGB di SMK

(19)

29

TGB di SMK Negeri 2 Garut berjumlah 3 kelas yang terdiri dari 20 siswa kelas

XI TGB 1, 23 siswa kelas XI TGB 2, dan 22 siswa kelas XI TGB 3.

Tabel 3.2 Populasi Peneltian

No Kelas Jumlah

1. XI TGB 1 20

2. XI TGB 2 23

3. XI TGB 3 22

Jumlah 65

3.4.2 Sample Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 118). Menurut Suharsimi Arikunto

(2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam

penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Sampling

Purposive. Purpose Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.

Pada penelitian ini, sampel yang diambil hanya satu kelas saja yaitu pada

kelas XI TGB 1 yang berjumlah 20 orang. Peneliti mengambil sampel kelas XI

TGB 1 dikarenakan ada pertimbangan yaitu:

- Memiliki pemahaman yang kurang mengenai pembelajaran AutoCAD bila

dibandingkan dengan 2 kelas yang lainnya.

- Rata-rata siswa kelas ini merasa kesulitan dengan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru pelajarannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2014:308) menjelaskan bahwa, teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Pada penelitian ini, pengumpulan data yang

digunakan yaitu berupa data primer. Data primer adalah sumber data yang

(20)

30

Nopitriana Sari, 2015

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini

diantaranya adalah:

a. Tes

Tes yang diberikan kepada siswa ada dua macam yaitu:

-Pre-test: tes yang diberikan kepada siswa sebelum diberlakukan model

pembelajaran Discovery Learning

-Post-test: tes yang diberikan setelah penerapan pembelajaran

menggunakan model Discovery Learning

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan ciri yang

spesifik dibandingkan dengan wawancara dan kuesioner (angket), yaitu

tidak hanya terbatas dengan orang tetapi juga dengan obyek-obyek alam

yang lain.

Observasi yang digunakan yaitu untuk melihat penilaian sikap siswa

pada proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning.

Obeservasi penilaian yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang

digunakan oleh sekolah.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian atau dapat dikatakan

sebagai suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati yang disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2014:148). Menurut

Suharsimi Arikunto (2013:192), instrumen adalah alat pada waktu penelitian

menggunakan suatu metode. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang

digunakan adalah:

3.6.1 Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok, (Suharsimi arikunto, 2014:193). Tes

yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan penyusunan tes ini

(21)

31

Tes yang digunakan berupa tes yang bersifat kognitif dan psikomotorik. Tes

dalam ranah kognitif berupa tes tertulis yang merupakan seperangkat pertanyaan

dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh

informasi tentang kemampuan siswa. Tes tertulis yang digunakan berbentuk esai

yang dapat menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan

jawabannya dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan untuk tes dalam ranah

psikomotorik berupa tes tertulis berbentuk jobsheet yang nantinya akan

menghasilkan sebuah portofolio atau hasil gambar berbentuk 2D.

Tes yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:

a. Pre-Test

Pengumpumpulan data dalam penelitian digunakan tes awal atau disebut

Pre-test. Pre-test ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan

siswa masing-masing sebelum diperlakukan sebuah model pembelajaran

Discovery Learning. Pre-test yang dilaksanakan pada mata pelajaran

Menggambar dengan Perangkat Lunak ini ada dua macam tes yaitu untuk

mengukur tingkat pemahaman kognitif dan psikomotorik siswa. Kompetensi

dasar yang akan digunakan yaitu fasilitas pendukung dalam perangkat lunak

dan setting percetakan.

b. Post-Test

Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengetahuan siswa masing-masing setelah diterapkan atau mendapatkan

perlakuan sebuah model pembelajaran Discovery Learning. Post-test yang

dilaksanakan pada mata pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak ini

ada dua macam tes yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman kognitif dan

psikomotorik siswa. Pada post-test, tingkat kesulitan soal lebih ditingkatkan

dari soal pre-test. Kompetensi dasar yang akan digunakan yaitu fasilitas

pendukung dalam perangkat lunak dan setting percetakan.

3.6.2 Penilaian Sikap/ Observasi

Observasi dalam pengertian psikologi, merupakan kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra,

(22)

32

Nopitriana Sari, 2015

Observasi yang dilakukan mengguakan jenis observasi sistematis, yaitu

observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai

instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan

yang mungkin timbul dan akan diamati.

Observasi atau penilaian sikap ini dapat dikatakan sebagai data pelengkap

dalam penyusunan instrumen. Pada pengamatan yang dilakukan bagian yang

diamati adalah ketekunan, tanggung jawab, kejujuran, kecermatan, santun, dan

proaktif yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajari.

3.7 Uji Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen dilakukan untuk memperoleh instrumen penelitian

yang baik dan benar, karena benar tidaknya data sangat menentukan bermutu

tidaknya hasil penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2013, hlm. 211).

3.7.1 Uji Validitas Tes

Dalam instrumen ini, uji istrumen yang digunakan yaitu pengujian validitas

konstrak. Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli

(Judgment Experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang

aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli. dimana yang bertindak sebagai ahli disini adalah

guru mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak di SMK Negeri 2 Garut

dan dosen yang ahli dalam materi.

Hasil dari judgment experts tersebut dimasukkan kedalam tabel validitas

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Uji Validitas Instrument Pre-Test

(23)

33

8 1 1 1 3 Valid 2 2 1 1,7 TS 2 3 2 2,3 Pem.

9 1 1 1 3 Valid 2 1 1 1,3 TS 2 3 3 2,7 Pem.

10 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 3 3,0 Peng

Sumber: Analisis Peneliti

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrument Post-Test

N

Kesesuaian Indikator: 1 = Sesuai; 0 = Tidak Sesuai

Tingkat Kesukaran: 1 = Tidak Sukar (TS); 2 = Sukar (SK)

Level Soal: 1 = Aplikasi; 2 = Pemahaman; 3= Pengetahuan

Dari data uji validitas instrumen dengan menggunakan tabel validitas judgement

expert oleh 3 ahli, maka didapat hasil bahwa soal pre-test dan post-test tersebut valid atau

sudah sesuai dengan indikator, memiliki tingkat kesukaran yaitu tidak sukar dan masuk

kedalam kategori atau level pemahaman dan pengetahuan. Dari ketiga para ahli,

(24)

34

Nopitriana Sari, 2015

3.8 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa data kuantitatif. Dalam

penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul, (Sugiyono, 2014, hlm. 207).

Setelah data hasil belajar kelas eksperimen diperoleh berupa nilai dari

pre-test dan post-pre-test, maka dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan

tingkatan pengetahuan siswa sebelum penerapan model pembelajaran dan sesudah

penerapan model pembelajaran. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

3.8.1 Data Hasil Tes

a. Menghitung Skor Tes Individu

1) Tes Tertulis

Dalam perhitungan skor tes tertulis, data yang diperoleh melalui

dua kali percobaan yaitu pada saat tes awal (pre-test) dan tes akhir

(post-test). Hasil dari pre-test dan post-test siswa dinilai dengan menggunakan

kriteria penilaian yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Rentang

nilai yang digunakan adalah skala 1-100, dengan bobot soal yang telah

disesuaikan dengan masing-masing soal.

2) Tes Gambar/ Keterampilan

Dalam perhitungan skor tes gambar/keterampilan, data yang

diperoleh melalui dua kali percobaan yaitu pada saat tes awal (pre-test)

dan tes akhir (post-test). Penilaian keterampilan pada penelitian ini

dinilai dari kinerja siswa dan kemampuan siswa dalam menggambar dan

menghasilkan gambar kerja yang sesuai dengan jobsheet. Pada penilaian

keterampilan menggambar, terdapat tiga bagian besar yang dinilai, yaitu

pada tahap sikap kerja, gambar kerja dan waktu pengerjaan.

Adapun kriteria penilaian pada tes gambar/keterampilan dapat

(25)

35

Tabel 3.5 Penilaian Tes Gambar/Keterampilan

KOMPONE

3) Observasi Afektif/ Penilaian Sikap

Dalam penilaian sikap, data yang diperoleh melalui dua kali

percobaan yaitu pada sikap siswa selama pelaksanaan pre-test dan

post-test. Penilaian sikap tersebut menggunakan skala 1-100 agar

perhitungannya sama dengan tes tertulis dan tes keterampilan, karena

ketiga aspek tersebut akan diakumulasi dan dilihat rata-ratanya.

Adapun kriteria penilaian observasi sikap siswa tersebut

disesuaikan dengan ketentuan dari sekolah yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.6 Penilaian Sikap Siswa

(26)

36

Nopitriana Sari, 2015

Sumber: Penilaian sikap SMKN 2 Garut

b. Perhitungan N-Gain

Setelah hasil pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran,

selanjutnya dihitung nilai n-gain untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan yang diperoleh sebelum dan sesudah perlakuan. Perhitungan

nilai gain tersebut diambil dari nilai ketiga aspek yaitu aspek kognitif,

psikomotorik dan afektif, sehingga menghasilkan rata-rata yang akan

dijadikan nilai akhir pada masing-masing siswa tersebut. Adapun

perhitungannya dengan rumus sebagai berikut:

(Hake, 1999)

adapun hasil g dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel. 3.7 Kategori Nilai N-Gain

Rentang Nilai Kategori

g > 0,70 Tinggi

0,30 (g) < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

3.8.2 Uji Normalitas

Uji normalitas dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui kondisi data

apakah berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2014). Data yang berdistribusi

normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, sedangkan

apabila berdistribusi tidak normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik

non parametrik. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah rumus

Chi Kuadrat ( ). Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1) Mengurutkan data pre-test dan post-test dari yang terkecil hingga terbesar

2) Menentukan banyak kelas interval dengan rumus:

Keterangan : N = banyaknya kelas

3) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:

(27)

37

p : panjang kelas

R : Rentang data (Nilai maksimum-nilai minimum)

k : jumlah kelas interval

4) Menghitung rata-rata (mean) dengan rumus:

X = rata-rata/mean

Xi = nilai tengah setiap kelas

n = banyak kelas

5) Menghitung simpangan baku

6) Menghitung batas atas dan batas bawah interval

- Batas atas : batas ujung kelas interval atas ditambah 0,5

- Batas bawah : batas ujung kelas interval bawah dikurang 0,5

7) Menentukan rata-rata untuk masing-masing kelas

8) Menurut nilai Z-score dicari luas O-Z dengan melihat tabel kurva normal

9) Menghitung luas daerah (LD) dengan menghitung selisih dari batas

daerah atas dan luas batas daerah bawah

10) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan tiap

interval dengan banyak data (n)

11) Menghitung selisih antara frekuensi observasi dengan frekuensi yang

diharapkan (fo-fe) dan membuat tabel chi-kuadrat

12) Berdasarkan nilai tabel yang didapatkan, maka besarnya koefisien

chi-kuadrat dicari dengan rumus berikut:

Tabel 3.8 Tabel Penolong untuk Uji Normalitas Data dengan Chi

(28)

38

Nopitriana Sari, 2015

Setelah mendapatkan hasil kemudian membandingkan hitung dan

tabel untuk mengetahui normalitas data dengan derajat kebebasan (dk) dk = k – 1, α = 0,05 untuk melihat taraf signifikasi. Jika hitung < tabel, maka data yang diuji berdistribusi normal dan pengolahannya menggunakan statistik parametrik. Maka

perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas. Sebaliknya jika hitung >

tabel, maka data yang diuji berdistribusi tidak normal dan pengolahan selanjutnya

menggunakan statistik non-parametrik.

3.8.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada

penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

1) Menentukan varians data.

X

2) Menentukan derajad kebebasan (dk)

dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2– 2

3) Menghitung nilai F (Tingkat homogenitas)

Fhitung = S2b S2k

Ket : S2b = Varian terbesar

S2k = Varian terkecil

4) Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi. Jika Fhitung <

Ftabel, maka data berdistribusi homogen.

3.8.4 Uji Hipotesis

Pada uji hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian diterima atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan setelah

peneliti mengumpulkan dan mengolah data. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

(29)

39

Rumus uji hipotesis yang digunakan yaitu menggunakan uji-t, jika data yang

dihitung berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan statistik

parametrik tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistik

non parametrik.

a. Uji-t (t-test)

Setelah menghitung data dengan uji normalitas dan homogenitas

diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut,

(Sugiyono, 2014: 272-274):

1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22)

maka dapat digunakan rumust-test baik untuk separated, maupun pool

varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk =

n

1 +

n

2 – 2.

2) Bila

n

1 ≠

n

2, varian homogen (σ12 = σ22

), dapat digunakan rumus t-test

dengan pooled varian. Derajad kebebasan (dk) =

n

1 +

n

2– 2.

3) Bila

n

1 =

n

2, varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22), dapat digunakan rumus

t-test dengan dk =

n

1 – 1 atau dk =

n

2 – 1. Jadi dk bukan

n

1 +

n

2 – 2.

4) Bila

n

1 ≠

n

2, varian homogen (σ12 ≠ σ22). Utnuk ini digunakan t-test

dengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari

selisih harga t-tabel dengan dk (

n

1 – 1) dan dk (

n

2 – 1) dibagi dua, dan

kemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.

5) Bila sampel berkorelasi/ berpasangan, misalnya membandingkan

sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan

kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test

sampel related.

Pada penelitian ini, menggunakan uji-t dengan ketentuan jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22

) maka dapat

digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk

melihat harga t-tabel digunakan dk =

n

1 +

n

2 – 2. Sehingga rumus yang

digunakan pada uji-t adalah rumus Separated varian:

(30)

40

Nopitriana Sari, 2015

n1 n2

(Sugiono, 2014: 273) Keterangan:

t = thitung

n1 = Jumlah responden kelompok 1

n2 = Jumlah responden kelompok 2

S1 = Standar deviasi kelompok 1

S2 = Standar devisiasi kelompok 2

x

1 = Rata-rata kelompok 1

x

2 = Rata-rata kelompok 2

df = atau db adalah N-1

Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan

dengan ttabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 ditolak apabila thitung > ttabel

(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasi pengolahan data dan hasil penelitian yang telah dijelaskan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran discovery

learning dapat dikatan kurang baik karena jika ditinjau dari penilaian secara

keseluruhan, dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, tidak adanya

siswa yang lulus sesuai dengan standar KKM pada pemberian tes awal

(pre-test). Karena model pembelajaran sebelumnya yang digunakan oleh guru

sebelumnya, belum digunakan secara maksimal, karena tidak adanya

bimbingan langsung yang diberikan, sehingga ketika pemberian tes awal,

hasil yang didapat tidak memuaskan.

2. Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran discovery

learning dapat dikatakan baik jika dinjau dari penilaian secara keseluruhan,

dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, adanya siswa yang lulus

sesuai dengan standar KKM. Pada pemberian tes akhir (post-test). Hal ini

menunjukan hasil penerapan model pembelajaran discovery learning cukup

memuaskan. Karena pada penerapan model pembelajaran discovery

learning tersebut adanya bimbingan tetap terhadap siswa dari proses

merumuskan masalah hingga menjawab dan dipresentasikan kedepan kelas

hasil temuan yang didapat oleh siswa, sehingga adanya keterlibatan aktif

siswa dan guru sebagai fasilitator.

3. Dari hasil penilaian tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) tersebut,

dapat dikatan terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan

treatment dengan penerapan model pembelajaran discovery learning yang

dilihat dari peningkatan nilai (gain) yang dihitung dari penilaian pre-test dan

(32)

77

Nopitriana Sari, 2015

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menyampaiakn beberapa saran yaitu:

1. Bagi siswa, model pembelajaran discovery learning ini dapat diterapkan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penggunaan model ini,

siswa harus lebih aktif lagi didalam kelas, mencari materi pembelajaran

yang sesuai dengan teori yang diberikan, namun tetap dibimbing oleh

guru, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang akan dipelajari.

Selain itupula diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan

baik ketika proses belajar mengajar di kelas berlangsung, dikarenakan

apabila tidak adanya keaktifan siswa atau interaksi antara siswa dan

guru, maka proses pembelajaranpun tidak dapat terlaksanakan dengan

baik, sehingga tujuan dari pembelajaran juga tidak dapat tersampaikan.

2. Bagi guru, agar dapat mempertimbangkan hasil penelitian yang telah

dilakukan karena model pembelajaran discovery learning ini juga

merupakan salah satu model pembelajaran yang ada pada kurikulum

2013, sehingga dapat pula digunakan sebagai salah satu alternatif model

pembelajaran, jika model pembelajaran sebelumnya kurang maksimal.

Hal ini didasarkan pada hasil penelitian bahwa model ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya peran guru sebagai

fasilitator atau membantu siswa dalam menemukan atau merumuskan

ide-ide yang mereka temui.

3. Bagi sekolah, sebaiknya fasilitas menggambar dengan media digital

lebih diperhatikan. Diperlukan kontrol kualitas peralatan untuk

menunjang keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa, khususnya

pada pelajan menggambar dengan perangkat lunak yang menggunakan

media komputer sebagai alat untuk menggambar secara digital.

4. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian yang dilakukan selama

disekolah dengan menerapkan model pembelajaran, diharapkan lebih

baik lagi dalam proses pembelajarannya dan harus sesuai dengan RPP

yang telah dibuat, sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai

Gambar

Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Gambaran alur paradigma penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagi
Tabel 3.2 Populasi Peneltian
Tabel 3.3 Uji Validitas Instrument Pre-Test
+5

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan bahwa motivasi belajar matematika siswa yang diberikan media pembelajaran video dengan windows movie maker lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar matematika

[r]

dirasakan anak-anak usia prasekolah saat dilakukan tindakan pemasangan infus. yang dirawat di

Tulisan ini merupakan skripsi dengan judul “Pengaruh Variasi Perbandingan Tempurung Kelapa dan Eceng Gondok serta Variasi Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Briket”,

[r]

OPTIMALISASI SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU AKTIF BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan briket dengan nilai kalor tertinggi dan untuk mendapatkan briket dengan kualitas yang baik dari variasi ukuran partikel dan variasi

[r]