PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
DI SMKN 2 GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI
Oleh :
NOPITRIANA SARI
1106208
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nopitriana Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
DI SMKN 2 GARUT
Oleh
Nopitriana Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
©Nopitriana Sari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
NOPITRIANA SARI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 GARUT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I
Drs. Dadang Ahdiat M.S.A
NIP: 19530411 198101 1 001
Pembimbing II
Tutin Aryanti, Ph.D.
NIP: 19750815 200312 2 001
Diketahui Oleh:
Ketua Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur
FPTK UPI Bandung
Dra. RR. Tjahyani Busono, M.T
Nopitriana Sari, 2015
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Pelajaran Menggambar
dengan Perangkat Lunak untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap
menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Bandung, Juni 2015
Nopitriana Sari
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR DIAGRAM ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 3
1.3Batasan Masalah ... 3
1.4Rumusan Masalah ... 4
1.5Tujuan Penelitian ... 4
1.6Manfaat Hasil Penelitian ... 4
1.7Definisi Operasional ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
2.1Kajian Teori ... 6
2.2Kerangka Berfikir ... 24
2.3Hipotesis ... 24
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 25
3.1Metode Penelitian ... 25
3.2Variabel Dan Paradigma Penelitian ... 26
3.3Data dan Sumber Data ... 27
3.4Populasi dan Sample ... 28
3.5Teknik Pengumpulan Data ... 29
3.6Instrumen Penelitian ... 30
3.7Uji Instrumen Penelitian ... 32
Nopitriana Sari, 2015
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 41
4.2Uji Normalitas Data ... 62
4.3Uji Homogenitas ... 63
4.4Uji Hipotesis ... 64
4.5Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Pembelajaran Guide Discovery Learning ... 18
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Materi Pokok Mta Pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak ... 23
Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian ... 26
Tabel 3.2 Tabel Populasi Penelitian ... 29
Tabel 3.3 Uji Validitas Instrument Pre-test ... 32
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrument Post-test ... 33
Tabel 3.5 Penilaian Tes Gambar/Keterampilan ... 35
Tabel 3.6 Penilaian Sikap Siswa ... 35
Tabel 3.7 Kategori Nilai N-Gain ... 36
Tabel 3.8 Tabel Penolong Uji Normalitas Data ... 37
Tabel 4.1 Nilai Tes Tertulis Pada Pre-test ... 43
Tabel 4.2 Nilai Tes GambarPada Pre-test... 45
Tabel 4.3 Penilaian Sikap Pada Pre-test ... 46
Tabel 4.4 Nilai Gabungan Ketiga Aspek ... 47
Tabel 4.5 Nilai Tes Tertulis Pada Post-test ... 55
Tabel 4.6 Nilai Tes GambarPada Post-test ... 56
Tabel 4.7 Penilaian Sikap Pada Post-test ... 57
Tabel 4.8 Nilai Gabungan Ketiga Aspek ... 58
Tabel 4.9 Perolehan nilai gain pada aspek kognitif ... 60
Tabel 4.10 Perolehan nilai gain pada aspek psikomotorik ... 61
Tabel 4.11 Perolehan nilai gain pada aspek afektif... 63
Tabel 4.12 N-gain Tiga Aspek ... 65
Tabel 4.13 Uji Uji normalitas pre-test dan post-test dengan chi-square test ... 68
Tabel 4.14 Uji Normalitas ... 68
Tabel 4.15 Uji homogenita ... 69
Tabel 4.16 Hasil Uji-t ... 69
Tabel 4.17 Nilai hasil gain (n-gain) ... 70
Nopitriana Sari, 2015
Tabel 4.19 Nilai rata-rata post-test ... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pendekatan Sistem Pembelajaran ... 7Gambar 3.2 Paradigma Sederhana ... 26
Gambar 3.3 Diagram Paradigma Penelitian ... 27
Gambar 4.1 Foto Pelaksanaan pre-test tes tertulis ... 41
Gambar 4.2 Foto Pelaksanaan pre-test tes gambar ... 42
Gambar 4.3 Foto presentasi hasil temuan siswa ... 49
Gambar 4.4 Foto siswa dalam pelaksanaan pembelajaran ... 50
Gambar 4.5 Foto guru menjelaskan materi pembelajaran ... 51
Gambar 4.6 Foto siswa mengaplikasikan materi temuan sendiri ... 52
Gambar 4.7 Foto Pelaksanaan post-test tes tertulis ... 53
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Kognitif ... 61
Diagram 4.2 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Psikomotorik ... 62
Diagram 4.3 Presentase Tingkat N-Gain Aspek Afektif ... 64
Diagram 4.4 Perbedaan tingkatan Nilai Gain pada 3 aspek ... 65
Nopitriana Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi proses
pembelajaran di dalam kelas dan dapat menarik perhatian siswa untuk belajar,
sehingga kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dapat dikembangkan yang
nantinya akan berpengaruh kepada hasil belajar siswa. Dalam kurikulum 2013,
siswa dituntut menjadi siswa yang memiliki nilai afektif, kognitif dan
psikomotorik yang lebih baik lagi. Selain itu siswa harus lebih aktif dan kreatif,
guru bukan lagi sepenuhnya menjadi sumber belajar siswa, melainkan sebagai
fasilitator.
SMKN 2 Garut merupakan sekolah menengah kejuruan yang berada di
Kabupaten Garut, tepatnya berada di Jalan Suherman No. 90. SMKN 2 Garut
memiliki guru kejuruan yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Sistem
pembelajaran yang digunakan yaitu mengikuti kurikulum 2013, dimana anak
dituntut untuk aktif dan kreatif dan mahir dalam bidang menggambar, baik
manual maupun digital.
Dalam penelitian ini, mata pelajaran yang diambil yaitu menggambar secara
digital atau dalam pelajaran bernama Menggambar dengan Perangkat Lunak yang
disingkat MDPL. Dalam pembelajaran MDPL, siswa dituntut untuk dapat
mengerti dan memahami cara pengoprasian aplikasi menggambar secara digital
yaitu dengan menggunakan AutoCAD. Selain itupula siswa diharapkan mampu
memahami gambar kerja yang mereka kerjakan atau yang diberikan oleh guru
sebagai jobsheet.
Dalam proses pembelajaran MDPL di dalam kelas, model pembelajaran
yang digunakan oleh guru mata pelajaran tersebut mengikuti sistem pembelajaran
kurikulum 2013, dimana siswa belajar secara mandiri dengan membaca buku
panduan atau buku SMK yang telah disediakan yang sesuai dengan mata
pelajarannya. Namun menurut pendapat siswa langsung, yang didapat oleh
2
Nopitriana Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR akan dijadikan kelas eksperimen, cara mengajar guru secara mandiri tersebut
dengan atau tanpa bimbingan yang dapat dikatakan hanya siswa saja yang dituntut
aktif, dapat dikatakan membosankan dan kurang kreatif. Menurut siswa, ketika
guru mengajar dikelas, guru tidak menggunakan model atau metode yang dapat
dikatakan mengasah kemampuan berpikir mereka secara mandiri, namun dapat
membuat siswa merasa cukup bosan dan jenuh didalam kelas. Banyak siswa yang
mengeluh dikarenakan siswa merasa kesulitan dan kurang paham mengenai
perintah-perintah pengaplikasian AutoCAD. Hal tersebut berdampak pada
penurunan kemampuan siswa dan kemampuan menggambar dengan AutoCAD
yang mengakibatkan terganggunya hasil belajar siswa. Salah satunya yaitu siswa
lambat dalam mengerjakan tugas gambar dan gambar yang mereka kerjakan
banyak yang salah, sehingga harus mengulang lagi dari awal dan banyak waktu
yang terbuang.
Melihat beberapa kesulitan siswa dalam memahami pembelajaran
menggambar dengan perangkat lunak, peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu model pembelajaran
Discovery Learning. Model Discovery Learning ini merupakan model
pembelajaran yang mendorong siswa belajar aktif melalui keterlibatan aktif
mereka sendiri dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman melakukan percobaan yang memungkinkan mereka
menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Proses berpikir disini
biasanya dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa.
Dalam model pembelajaran discovery learning ini terbagi menjadi dua
sintak pembelajaran yaitu model guided discovery learning dan free discovery
learning. Perbedaan dari kedua model ini yaitu pada free discovery learning
(pembelajaran penemuan bebas), siswa menemukan sendiri tanpa bimbingan dari
guru atau ahli, namun untuk guided discovery learning (pelajaran penemuan
terbimbing), siswa menemukan sendiri tetapi tetap dibimbing oleh guru sehingga
ada keterlibatan siswa dan guru yang dijadikan sebagai fasilitator. Pada penelitian
ini, peneliti memilih menggunakan sintak pembelajaran pada model Guided
3
Nopitriana Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN maupun calon guru karena adanya keterlibatan antara siswa dan guru sehingga
bila terjadi kesalahan ataupun kesulitan siswa dapat bertanya kepada guru dan
gurupun akan menjelaskan.
Dari beberapa uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada Pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Adanya siswa yang lambat dalam menggambar dengan AutoCAD
dikarenakan kesulitan memahami jobsheet dan penggunaan media dengan
perangkat lunak.
2. Adanya siswa yang masih belum memahami secara keseluruhan mengenai
perintah gambar dengan AutoCAD dan cara mendapatkan hasil cetakan
gambar yang tepat.
3. Cara mengajar guru berdampak pada pemahaman siswa mengenai materi
yang diajarkan yaitu kriteria, ketentuan dan hasil penggambaran dengan
menggunakan AutoCAD.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini, Peneliti
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah perubahan hasil belajar
pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery learning, dengan menggunakan sintaks pembelajaran Guide
Discovery Learning.
2. Hasil belajar yang diukur pada lingkup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik.
3. Penelitian dilakukan pada siswa di SMK NEGERI 2 GARUT dengan
4
Nopitriana Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR 4. Mata pelajaran yang akan diujikan yaitu Menggambar dengan Perangkat
Lunak.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran
Discovery Learning?
2. Bagaimana hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran
Discovery Learning?
3. Adakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan model pembelajaran
Discovery Learning?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan model
pembelajaran Discovery Learning.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan model
pembelajaran Discovery Learning
3. Untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar setelah penerapan
model Pembelajarn Discovery Learning
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah dan Guru
- Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
- Penggunaan metode pembelajaran baru yang digunakan oleh guru,
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar dengan
perangkat lunak dan meningkatkan hasil belajar.
- Untuk meningkatkan kemandirian, keaktifan dan kreatifitas siswa.
2. Bagi Siswa
- Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
- Untuk meningkatkan kualitas hasil lulusan siswa nantinya dengan
hasil belajar yang dicapai.
- Untuk meilhat keaktifan, kreatifitas, dan kemandirian siswa dalam
proses pembelajaran yang berlangsung.
- Untuk meningkatkan kemahiran siswa dalam memahami perintah
5
Nopitriana Sari, 2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA PELAJARAN MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN
3. Bagi Peneliti
- Untuk menambah pengetahuan peneliti
- Untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan.
1.7 Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model Pembelajaran discovery learning merupakan teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk final, tetapi diharapkan
siswa mengorganisasi sendiri. Pada pembelajaran discovery learning
menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya
tidak diketahui
2. Menggambar dengan Perangkat Lunak
Menggambar dengan perangkat lunak atau disingkat MDPL merupakan
salah satu mata pelajaran produktif yang diajarkan pada kelas XI SMK
Bangunan. Pelajaran MDPL merupakan pelajaran menggambar digital
dengan menggunakan media komputer. Pada pembelajaran ini, lebih
menekankan kepada kemampuan pengetahuan dan pemahaman siswa
dalam pengaplikasian software untuk menggambar yaitu AutoCAD.
Pada penelitian ini, materi pembelajaran yang diambil adalah mengenai
fasilitas pendukung pada gambar dan pengaturan percetakan.
3. Hasil Belajar.
Menurut Gagne & Briggs, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati
melalui penampilan siswa. Hasil belajar yang akan dinilai yaitu meliputi
tiga aspek yaitu hasil belajar kognitif, aspek psikomotorik dan aspek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
penelitian secara kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan,
meramalkan, mengontrol fenomena melalui pengumpulan data terfokus dari data
numerik. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini menguji suatu hipotesis.
Pada macam penelitiannya termasuk ke dalam metode eksperimen
(mengujicobakan) adalah penelitian untuk menguji apakah variabel-variabel
eksperimen efektif atau tidak. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan
(treatment), sehingga metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
3.1.1 Desain Penelitian
Dalam pemilihan metode penelitian eksperimen dipilih bentuk desain
eksperimen penelitian Pre-Experimental Design (non designs) dikarenakan masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan veriabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena
tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
Peneliti memilih salah satu desain dari Pre-Experimental Design (non
designs) ini yaitu One-Group Pretest-Posttest Design. Di dalam desain ini
observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test,
dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test.
Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 - O1 diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau eksperimen. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:
O1 = Nilai pre-test (Sebelum diberi diklat)
O2 = Nilai post-test (setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai
26
Nopitriana Sari, 2015
3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, (Sugiyono, 2014: 60).
Variabel penelitian yang diambil dari permasalah dalam judul skripsi ini
yaitu:
Variabel Bebas : Model Penelitian Discovery Learning
Variabel Terikat : Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
No. Variabel Penelitian Tahap Pertama
Kategori Kode
1. Model penelitian Discovery
Learning Independen X
2. Hasil Belajar Siswa SMK Dependen Y
3.2.2 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis
statistik yang akan digunakan, (Sugiyono, 2014: 66).
Dalam penelitian ini paradigma penelitian yang digunakan adalah
paradigma sederhana. Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel
independen dan satu variabel dependen. Hal ini dapat digambarkan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 3.2 Paradigma Sederhana
X : Model Pembelajaran Y : Hasil Belajar Siswa
f = Perlakuan (Penerapan Model pembelajaran)
(Sumber: Sugiyono, 2014: 66)
X Y
27
Gambaran alur paradigma penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagi
berikut:
Gambar 3.3 Diagram Paradigma Penelitian
3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/
dianalisis. Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun
angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, (Suharsimi
Arikunto, 2010:161).
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data kuantitatif yang
diperoleh dari bebera sumber yaitu:
a. Nilai Hasil Pre-Test
Data nilai hasil pre-test ini diperoleh melalui pemberian soal esai
sebanyak 10 butir. Materi yang diberikan mengenai fasilitas pendukung
pada perangkat lunak dan setting percetakan (ploting). Selain diberikan soal
yang bersifat kognitif (pengetahuan) diberikan juga soal bersifat
psikomotorik (keterampilan) yaitu membuat sebuah gambar kerja berbentuk
2D.
Pre-Test
KBM dengan Model Discovery
Learning
Post-Test
Kesimpulan Hasil Penelitian
Objek
28
Nopitriana Sari, 2015
b. Nilai Hasil Post-Test
Data nilai hasil post-test ini diperoleh melalui pemberian soal esai
sebanyak 10 butir. Materi yang diberikan mengenai fasilitas pendukung
pada perangkat lunak dan setting percetakan (ploting). Selain diberikan soal
yang bersifat kognitif (pengetahuan) diberikan juga soal bersifat
psikomotorik (keterampilan) yaitu membuat sebuah gambar kerja berbentuk
2D. Soal pada post-test ini berbeda dari soal pre-test, hanya saja tingkat
kesulitannya ditambah.
c. Penilaian sikap/Observasi
Data nilai sikap ini diperoleh melalui observasi langsung terhadap sikap
siswa dikelas sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari. Dari
observasi tersebut ada beberapa point yang dinilai.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Suharsimi Arikunto, 2013:172). Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari
responden di kelas XI TGB 1. Jumlah responden terdiri dari 20 siswa. Pemberian
pre-test, post-test dan observasi sikap termasuk ke dalam sumber data primer,
dikarenakan data tersebut diambil secara langsung dari sumber asli (tidak melalui
perantara). Selain dari hasil tes, sumber data juga diperoleh dari hasil karya
gambar berbentuk digital atau 2D.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2014:117). Selain itu
menurut Suharsimi Arikunto (2013:173) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI TGB di SMK
29
TGB di SMK Negeri 2 Garut berjumlah 3 kelas yang terdiri dari 20 siswa kelas
XI TGB 1, 23 siswa kelas XI TGB 2, dan 22 siswa kelas XI TGB 3.
Tabel 3.2 Populasi Peneltian
No Kelas Jumlah
1. XI TGB 1 20
2. XI TGB 2 23
3. XI TGB 3 22
Jumlah 65
3.4.2 Sample Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 118). Menurut Suharsimi Arikunto
(2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Sampling
Purposive. Purpose Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
Pada penelitian ini, sampel yang diambil hanya satu kelas saja yaitu pada
kelas XI TGB 1 yang berjumlah 20 orang. Peneliti mengambil sampel kelas XI
TGB 1 dikarenakan ada pertimbangan yaitu:
- Memiliki pemahaman yang kurang mengenai pembelajaran AutoCAD bila
dibandingkan dengan 2 kelas yang lainnya.
- Rata-rata siswa kelas ini merasa kesulitan dengan metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru pelajarannya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2014:308) menjelaskan bahwa, teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Pada penelitian ini, pengumpulan data yang
digunakan yaitu berupa data primer. Data primer adalah sumber data yang
30
Nopitriana Sari, 2015
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini
diantaranya adalah:
a. Tes
Tes yang diberikan kepada siswa ada dua macam yaitu:
-Pre-test: tes yang diberikan kepada siswa sebelum diberlakukan model
pembelajaran Discovery Learning
-Post-test: tes yang diberikan setelah penerapan pembelajaran
menggunakan model Discovery Learning
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan ciri yang
spesifik dibandingkan dengan wawancara dan kuesioner (angket), yaitu
tidak hanya terbatas dengan orang tetapi juga dengan obyek-obyek alam
yang lain.
Observasi yang digunakan yaitu untuk melihat penilaian sikap siswa
pada proses pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning.
Obeservasi penilaian yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan yang
digunakan oleh sekolah.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian atau dapat dikatakan
sebagai suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati yang disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2014:148). Menurut
Suharsimi Arikunto (2013:192), instrumen adalah alat pada waktu penelitian
menggunakan suatu metode. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang
digunakan adalah:
3.6.1 Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok, (Suharsimi arikunto, 2014:193). Tes
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan penyusunan tes ini
31
Tes yang digunakan berupa tes yang bersifat kognitif dan psikomotorik. Tes
dalam ranah kognitif berupa tes tertulis yang merupakan seperangkat pertanyaan
dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh
informasi tentang kemampuan siswa. Tes tertulis yang digunakan berbentuk esai
yang dapat menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan
jawabannya dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan untuk tes dalam ranah
psikomotorik berupa tes tertulis berbentuk jobsheet yang nantinya akan
menghasilkan sebuah portofolio atau hasil gambar berbentuk 2D.
Tes yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Pre-Test
Pengumpumpulan data dalam penelitian digunakan tes awal atau disebut
Pre-test. Pre-test ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan
siswa masing-masing sebelum diperlakukan sebuah model pembelajaran
Discovery Learning. Pre-test yang dilaksanakan pada mata pelajaran
Menggambar dengan Perangkat Lunak ini ada dua macam tes yaitu untuk
mengukur tingkat pemahaman kognitif dan psikomotorik siswa. Kompetensi
dasar yang akan digunakan yaitu fasilitas pendukung dalam perangkat lunak
dan setting percetakan.
b. Post-Test
Post-test atau tes akhir digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengetahuan siswa masing-masing setelah diterapkan atau mendapatkan
perlakuan sebuah model pembelajaran Discovery Learning. Post-test yang
dilaksanakan pada mata pelajaran Menggambar dengan Perangkat Lunak ini
ada dua macam tes yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman kognitif dan
psikomotorik siswa. Pada post-test, tingkat kesulitan soal lebih ditingkatkan
dari soal pre-test. Kompetensi dasar yang akan digunakan yaitu fasilitas
pendukung dalam perangkat lunak dan setting percetakan.
3.6.2 Penilaian Sikap/ Observasi
Observasi dalam pengertian psikologi, merupakan kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra,
32
Nopitriana Sari, 2015
Observasi yang dilakukan mengguakan jenis observasi sistematis, yaitu
observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai
instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati.
Observasi atau penilaian sikap ini dapat dikatakan sebagai data pelengkap
dalam penyusunan instrumen. Pada pengamatan yang dilakukan bagian yang
diamati adalah ketekunan, tanggung jawab, kejujuran, kecermatan, santun, dan
proaktif yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajari.
3.7 Uji Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen dilakukan untuk memperoleh instrumen penelitian
yang baik dan benar, karena benar tidaknya data sangat menentukan bermutu
tidaknya hasil penelitian, (Suharsimi Arikunto, 2013, hlm. 211).
3.7.1 Uji Validitas Tes
Dalam instrumen ini, uji istrumen yang digunakan yaitu pengujian validitas
konstrak. Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli
(Judgment Experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang
aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. dimana yang bertindak sebagai ahli disini adalah
guru mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak di SMK Negeri 2 Garut
dan dosen yang ahli dalam materi.
Hasil dari judgment experts tersebut dimasukkan kedalam tabel validitas
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Uji Validitas Instrument Pre-Test
33
8 1 1 1 3 Valid 2 2 1 1,7 TS 2 3 2 2,3 Pem.
9 1 1 1 3 Valid 2 1 1 1,3 TS 2 3 3 2,7 Pem.
10 1 1 1 3 Valid 1 1 1 1,0 TS 3 3 3 3,0 Peng
Sumber: Analisis Peneliti
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrument Post-Test
N
Kesesuaian Indikator: 1 = Sesuai; 0 = Tidak Sesuai
Tingkat Kesukaran: 1 = Tidak Sukar (TS); 2 = Sukar (SK)
Level Soal: 1 = Aplikasi; 2 = Pemahaman; 3= Pengetahuan
Dari data uji validitas instrumen dengan menggunakan tabel validitas judgement
expert oleh 3 ahli, maka didapat hasil bahwa soal pre-test dan post-test tersebut valid atau
sudah sesuai dengan indikator, memiliki tingkat kesukaran yaitu tidak sukar dan masuk
kedalam kategori atau level pemahaman dan pengetahuan. Dari ketiga para ahli,
34
Nopitriana Sari, 2015
3.8 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa data kuantitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul, (Sugiyono, 2014, hlm. 207).
Setelah data hasil belajar kelas eksperimen diperoleh berupa nilai dari
pre-test dan post-pre-test, maka dilakukan analisis statistik untuk mengetahui perbedaan
tingkatan pengetahuan siswa sebelum penerapan model pembelajaran dan sesudah
penerapan model pembelajaran. Analisis data yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
3.8.1 Data Hasil Tes
a. Menghitung Skor Tes Individu
1) Tes Tertulis
Dalam perhitungan skor tes tertulis, data yang diperoleh melalui
dua kali percobaan yaitu pada saat tes awal (pre-test) dan tes akhir
(post-test). Hasil dari pre-test dan post-test siswa dinilai dengan menggunakan
kriteria penilaian yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah. Rentang
nilai yang digunakan adalah skala 1-100, dengan bobot soal yang telah
disesuaikan dengan masing-masing soal.
2) Tes Gambar/ Keterampilan
Dalam perhitungan skor tes gambar/keterampilan, data yang
diperoleh melalui dua kali percobaan yaitu pada saat tes awal (pre-test)
dan tes akhir (post-test). Penilaian keterampilan pada penelitian ini
dinilai dari kinerja siswa dan kemampuan siswa dalam menggambar dan
menghasilkan gambar kerja yang sesuai dengan jobsheet. Pada penilaian
keterampilan menggambar, terdapat tiga bagian besar yang dinilai, yaitu
pada tahap sikap kerja, gambar kerja dan waktu pengerjaan.
Adapun kriteria penilaian pada tes gambar/keterampilan dapat
35
Tabel 3.5 Penilaian Tes Gambar/Keterampilan
KOMPONE
3) Observasi Afektif/ Penilaian Sikap
Dalam penilaian sikap, data yang diperoleh melalui dua kali
percobaan yaitu pada sikap siswa selama pelaksanaan pre-test dan
post-test. Penilaian sikap tersebut menggunakan skala 1-100 agar
perhitungannya sama dengan tes tertulis dan tes keterampilan, karena
ketiga aspek tersebut akan diakumulasi dan dilihat rata-ratanya.
Adapun kriteria penilaian observasi sikap siswa tersebut
disesuaikan dengan ketentuan dari sekolah yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.6 Penilaian Sikap Siswa
36
Nopitriana Sari, 2015
Sumber: Penilaian sikap SMKN 2 Garut
b. Perhitungan N-Gain
Setelah hasil pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran,
selanjutnya dihitung nilai n-gain untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan yang diperoleh sebelum dan sesudah perlakuan. Perhitungan
nilai gain tersebut diambil dari nilai ketiga aspek yaitu aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif, sehingga menghasilkan rata-rata yang akan
dijadikan nilai akhir pada masing-masing siswa tersebut. Adapun
perhitungannya dengan rumus sebagai berikut:
(Hake, 1999)
adapun hasil g dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel. 3.7 Kategori Nilai N-Gain
Rentang Nilai Kategori
g > 0,70 Tinggi
0,30 (g) < 0,70 Sedang
g < 0,30 Rendah
3.8.2 Uji Normalitas
Uji normalitas dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui kondisi data
apakah berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2014). Data yang berdistribusi
normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, sedangkan
apabila berdistribusi tidak normal, maka statistik yang digunakan adalah statistik
non parametrik. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah rumus
Chi Kuadrat ( ). Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1) Mengurutkan data pre-test dan post-test dari yang terkecil hingga terbesar
2) Menentukan banyak kelas interval dengan rumus:
Keterangan : N = banyaknya kelas
3) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus:
37
p : panjang kelas
R : Rentang data (Nilai maksimum-nilai minimum)
k : jumlah kelas interval
4) Menghitung rata-rata (mean) dengan rumus:
X = rata-rata/mean
Xi = nilai tengah setiap kelas
n = banyak kelas
5) Menghitung simpangan baku
√
6) Menghitung batas atas dan batas bawah interval
- Batas atas : batas ujung kelas interval atas ditambah 0,5
- Batas bawah : batas ujung kelas interval bawah dikurang 0,5
7) Menentukan rata-rata untuk masing-masing kelas
8) Menurut nilai Z-score dicari luas O-Z dengan melihat tabel kurva normal
9) Menghitung luas daerah (LD) dengan menghitung selisih dari batas
daerah atas dan luas batas daerah bawah
10) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan tiap
interval dengan banyak data (n)
11) Menghitung selisih antara frekuensi observasi dengan frekuensi yang
diharapkan (fo-fe) dan membuat tabel chi-kuadrat
12) Berdasarkan nilai tabel yang didapatkan, maka besarnya koefisien
chi-kuadrat dicari dengan rumus berikut:
∑
Tabel 3.8 Tabel Penolong untuk Uji Normalitas Data dengan Chi
38
Nopitriana Sari, 2015
Setelah mendapatkan hasil kemudian membandingkan hitung dan
tabel untuk mengetahui normalitas data dengan derajat kebebasan (dk) dk = k – 1, α = 0,05 untuk melihat taraf signifikasi. Jika hitung < tabel, maka data yang diuji berdistribusi normal dan pengolahannya menggunakan statistik parametrik. Maka
perlu dilakukan satu uji lagi yaitu uji homogenitas. Sebaliknya jika hitung >
tabel, maka data yang diuji berdistribusi tidak normal dan pengolahan selanjutnya
menggunakan statistik non-parametrik.
3.8.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada
penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak untuk taraf signifikansi α. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1) Menentukan varians data.
X
2) Menentukan derajad kebebasan (dk)
dk1 = n1 – 1 dan dk2 = n2– 2
3) Menghitung nilai F (Tingkat homogenitas)
Fhitung = S2b S2k
Ket : S2b = Varian terbesar
S2k = Varian terkecil
4) Menentukan nilai uji homogenitas tabel melalui interpolasi. Jika Fhitung <
Ftabel, maka data berdistribusi homogen.
3.8.4 Uji Hipotesis
Pada uji hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
diajukan dalam penelitian diterima atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan setelah
peneliti mengumpulkan dan mengolah data. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
39
Rumus uji hipotesis yang digunakan yaitu menggunakan uji-t, jika data yang
dihitung berdistribusi normal dan homogen, maka menggunakan statistik
parametrik tetapi jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan statistik
non parametrik.
a. Uji-t (t-test)
Setelah menghitung data dengan uji normalitas dan homogenitas
diketahui, digunakan uji-t dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut,
(Sugiyono, 2014: 272-274):
1) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22)
maka dapat digunakan rumust-test baik untuk separated, maupun pool
varian. Untuk melihat harga t-tabel digunakan dk =
n
1 +n
2 – 2.2) Bila
n
1 ≠n
2, varian homogen (σ12 = σ22), dapat digunakan rumus t-test
dengan pooled varian. Derajad kebebasan (dk) =
n
1 +n
2– 2.3) Bila
n
1 =n
2, varian tidak homogen (σ12 ≠ σ22), dapat digunakan rumust-test dengan dk =
n
1 – 1 atau dk =n
2 – 1. Jadi dk bukann
1 +n
2 – 2.4) Bila
n
1 ≠n
2, varian homogen (σ12 ≠ σ22). Utnuk ini digunakan t-testdengan separated varian. Harga t sebagai pengganti t-tabel dihitung dari
selisih harga t-tabel dengan dk (
n
1 – 1) dan dk (n
2 – 1) dibagi dua, dankemudian ditambahkan dengan harga t yang terkecil.
5) Bila sampel berkorelasi/ berpasangan, misalnya membandingkan
sebelum dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test
sampel related.
Pada penelitian ini, menggunakan uji-t dengan ketentuan jumlah anggota sampel n1 = n2, dan varian homogen (σ12 = σ22
) maka dapat
digunakan rumus t-test baik untuk separated, maupun pool varian. Untuk
melihat harga t-tabel digunakan dk =
n
1 +n
2 – 2. Sehingga rumus yangdigunakan pada uji-t adalah rumus Separated varian:
40
Nopitriana Sari, 2015
n1 n2
(Sugiono, 2014: 273) Keterangan:
t = thitung
n1 = Jumlah responden kelompok 1
n2 = Jumlah responden kelompok 2
S1 = Standar deviasi kelompok 1
S2 = Standar devisiasi kelompok 2
x
1 = Rata-rata kelompok 1x
2 = Rata-rata kelompok 2df = atau db adalah N-1
Setelah harga thitung diperoleh, maka selanjutnya thitung dibandingkan
dengan ttabel dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
H0 ditolak apabila thitung > ttabel
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasi pengolahan data dan hasil penelitian yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran discovery
learning dapat dikatan kurang baik karena jika ditinjau dari penilaian secara
keseluruhan, dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, tidak adanya
siswa yang lulus sesuai dengan standar KKM pada pemberian tes awal
(pre-test). Karena model pembelajaran sebelumnya yang digunakan oleh guru
sebelumnya, belum digunakan secara maksimal, karena tidak adanya
bimbingan langsung yang diberikan, sehingga ketika pemberian tes awal,
hasil yang didapat tidak memuaskan.
2. Hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran discovery
learning dapat dikatakan baik jika dinjau dari penilaian secara keseluruhan,
dengan menilai rata-rata ketiga aspek tersebut, adanya siswa yang lulus
sesuai dengan standar KKM. Pada pemberian tes akhir (post-test). Hal ini
menunjukan hasil penerapan model pembelajaran discovery learning cukup
memuaskan. Karena pada penerapan model pembelajaran discovery
learning tersebut adanya bimbingan tetap terhadap siswa dari proses
merumuskan masalah hingga menjawab dan dipresentasikan kedepan kelas
hasil temuan yang didapat oleh siswa, sehingga adanya keterlibatan aktif
siswa dan guru sebagai fasilitator.
3. Dari hasil penilaian tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) tersebut,
dapat dikatan terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
treatment dengan penerapan model pembelajaran discovery learning yang
dilihat dari peningkatan nilai (gain) yang dihitung dari penilaian pre-test dan
77
Nopitriana Sari, 2015
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, peneliti menyampaiakn beberapa saran yaitu:
1. Bagi siswa, model pembelajaran discovery learning ini dapat diterapkan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penggunaan model ini,
siswa harus lebih aktif lagi didalam kelas, mencari materi pembelajaran
yang sesuai dengan teori yang diberikan, namun tetap dibimbing oleh
guru, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang akan dipelajari.
Selain itupula diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan
baik ketika proses belajar mengajar di kelas berlangsung, dikarenakan
apabila tidak adanya keaktifan siswa atau interaksi antara siswa dan
guru, maka proses pembelajaranpun tidak dapat terlaksanakan dengan
baik, sehingga tujuan dari pembelajaran juga tidak dapat tersampaikan.
2. Bagi guru, agar dapat mempertimbangkan hasil penelitian yang telah
dilakukan karena model pembelajaran discovery learning ini juga
merupakan salah satu model pembelajaran yang ada pada kurikulum
2013, sehingga dapat pula digunakan sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran, jika model pembelajaran sebelumnya kurang maksimal.
Hal ini didasarkan pada hasil penelitian bahwa model ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan adanya peran guru sebagai
fasilitator atau membantu siswa dalam menemukan atau merumuskan
ide-ide yang mereka temui.
3. Bagi sekolah, sebaiknya fasilitas menggambar dengan media digital
lebih diperhatikan. Diperlukan kontrol kualitas peralatan untuk
menunjang keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa, khususnya
pada pelajan menggambar dengan perangkat lunak yang menggunakan
media komputer sebagai alat untuk menggambar secara digital.
4. Bagi peneliti, diharapkan dengan penelitian yang dilakukan selama
disekolah dengan menerapkan model pembelajaran, diharapkan lebih
baik lagi dalam proses pembelajarannya dan harus sesuai dengan RPP
yang telah dibuat, sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai