Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NO DAFTAR FPIPS 4805 / UN.40.4.2 / PL/ 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR
DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Geografi
oleh :
MUHAMMAD ADI PRIYATNA
NIM. 1104318
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR
DI PERKOTAAN CIANJUR
Oleh :
Muhammad Adi Priyatna
1104318
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
©Muhammad Adi Priyatna 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu \
MUHAMMAD ADI PRIYATNA
NIM. 1104318
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR
DI PERKOTAAN CIANJUR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PEMBIMBING 1
Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil P, M.Si
NIP. 19610 323 198603 1 002
DOSEN PEMBIMBING 2
Bagja Waluya, M.Pd
NIP. 19721 024 200112 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Geografi
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR
DI PERKOTAAN CIANJUR
ABSTRAK
Muhammad Adi Priyatna (1104318)
Pembimbing I : Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasha, M.Si Pembimbing 2 : Bagja Waluya, M.Pd
Perencanaan wilayah sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan yang akan mendukung perkembangan suatu wilayah. Perkembangan wilayah ditandai dengan bertambahnya jumlah infrastuktur untuk memfasilitasi kegiatan penduduk. Ketersediaan infrastuktur harus sesuai dengan kebutuhan agar bisa dimanfaatkan secara optimal oleh penduduk. Tujuan penelitian ini aadalah mengidentifikasi tingkat ketersediaan infrastuktur dan pemanfaatannya oleh penduduk di kawasan perkotaan Cianjur yang meliputi ketersediaan utilitas umum, prasarana lingkungan dan sarana lingkungan. Metode penelitian menggunakan Metode analisis skalogram Guntzman untuk menghitung tingkat ketersediaan infrastuktur dan analisis persentase untuk menghitung pemanfaatan infrastuktur . Penelitian ini dilaksanakan di tiga wilayah sampel berdasarkan kategori jumlah penduduk tinggi, sedang, dan rendah, yang meliputi Kelurahan Pamoyanan, Desa Limbangansari, dan Desa Babakankaret. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan utilitas umum sudah memenuhi kebutuhan sesuai dengan standar minimal pelayanan, serta terdapat perbedaan tingkat ketersediaan utilitas umum, Kelurahan Pamoyanan mempunyai tingkat ketersediaan infrastuktur yang paling tinggi. Ketersediaan prasarana lingkungan secara umum sudah terpenuhi untuk sarana jalan dan drainase dan tidak memenuhi kebutuhan untuk sarana persampahan, ketersediaan prasarana lingkungan tertinggi terdapat di Desa Limbangansari. Ketersediaan sarana lingkungan sudah memenuhi kebutuhan khususnya sarana niaga, kesehatan dan sarana pelayanan umum dan belum memenuhi untuk sarana pendidikan dan sarana ruang terbuka hijau. Pemanfaatan infrastuktur yang tinggi terdapat pada sarana air bersih (PDAM), sarana jalan (jalan kota ), dan sarana kesehatan (Puskesmas), pemanfaatan infrastuktur yang rendah terdapat pada pemanfaatan sarana Ruang Terbuka Hijau ( Taman Kota dan Taman Kecamatan). Pemerintah perlu memperhatikan persebaran infrastuktur supaya tidak terpusat di suatu wilayah tertentu untuk menghindari masalah seperti konsentrasi dan kepadatan penduduk yang tinggi dan kemacetan lalu lintas.
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
3
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE AVAILABILITY AND THE USE OF INFRASTRUCTURE IN THE URBAN AREA OF CIANJUR
Abstract
Regional planning is needed in the implementation of some areas development that will support the development of a region. The development of the area was
marked by the increasing number of infrastructure to facilitate people’s activity.
The availability of infrastructure must be appropriate with the need so that it can be fully utilized by the people. The purpose of this study was to identify the level of infrastructure availability and utilization by the people in urban areas of Cianjur which includes the availability of public utilities, environmental infrastructure and environmental facilities. The research method uses descriptive method with Guntzman schallogram analysis techniques to calculate the level of availability of infrastructure and the percentage analysis to calculate the utilization of the infrastructure. This research was conducted in three regions sample which categorized by high, medium and low population, which cover the Pamoyanan Village, Limbangansari Village, and Babakankaret Village. The results of this study showed that the availability of public utilities is already fulfilling the needs which is appropriate with the minimum standards of service, and there are some differences in the level of availability of public utilities, Pamoyanan Village have the highest level of the infrastructure availability. Availability of environmental infrastructure in general has been fulfilled for roads and drainage and do not meet the requirements for the trash facility, the highest level of availability of environmental infrastructure was found in Limbangansari village. Availability of environment facilities already meets the needs especially in commercial facilities, health and public service facilities and do not meet for educational facilities and green open spaces. Higher utilization of infrastructure found in water supply systems (PDAM), roads (city streets), and health facilities (health centers), low utilization of infrastructure was found in the utilization of green open space (City Park and Sub district Park). The Government needs to pay attention to the distribution of city infrastructure that is not concentrated in a particular area to avoid the centralization of the more crowded population and traffic jam.
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Geografi Kota ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Kota dan Perkotaan... Error! Bookmark not defined.
2. Fungsi Kota ... Error! Bookmark not defined.
3. Struktur Ruang Kota ... Error! Bookmark not defined.
B. Ketersediaan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
1. Pengertian Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
2. Jenis –jenis Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
3. Kebutuhan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
C. Pendekatan Geografi dalam Mengkaji Ketersediaan dan Pemanfaatan
Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
1. Pendekatan Geografi ... Error! Bookmark not defined.
2. Pendekatan Geografi dalam Mengkaji Ketersediaan Infrastruktur. ... Error!
Bookmark not defined.
3. Alur Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
ii
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
F. Tahapan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
H. Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
J. Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV
A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
2. Kondisi Sosial Wilayah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3. Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.
4. Ketersediaan Infrastruktur di Kawasan Perkotaan Cianjur ... Error! Bookmark
not defined.
5. Daya Layan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
6. Pemanfaatan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
1. Ketersediaan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
2. Pemanfaatan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
3. Implementasi Hasil Penelitian Terhadap Pelajaran Geografi .. Error! Bookmark
not defined. BAB V
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Penduduk Kawasan Perkotaan Cianjur 2000 - 2012 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.1 Pengertian Kota dari Berbagai Lingkup. Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.2 Kategori Kota ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.3 Standar Pelayanan Air Bersih ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.4 Standar Pelayanan Jalan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.5 Standar Pelayanan Minimal Sarana Pendidikan .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.6 Standar Pelayanan Minimal Sarana Kesehatan .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.7 Standar Pelayanan Minimal Sarana Pelayanan Umum ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.6 Standar Pelayanan Minimal Sarana Ruang Terbuka Hijau ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2.7 Standar Pelayanan Minimal Sarana Sosial Budaya .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.2 Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Ketersediaan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pemanfaatan Infrastruktur ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Skor Persentase ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Luas Wilayah Perkotaan Cianjur ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Cianjur Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.3 Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Perkotaan Cianjur .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Kawasan Perkotaan Cianjur ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kawasan Perkotaan Cianjur... Error! Bookmark not defined.
iv
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.8 Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Penduduk di Kawasan Perkotaan Cianjur ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.9 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.10 Karakteristik Responden berdasarkan Mata Pencaharian ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.12 Ketersediaan Sarana Air Bersih ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Ketersediaan Sarana Pemadam Kebakaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Tingkat Ketersediaan Utilitas Umum .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 15 Ketersediaan Sarana Jalan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.16 Ketersediaan Sarana Drainase ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 17 Ketersediaan Sarana Persampahan... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 18 Indeks Ketersediaan Prasarana Lingkungan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.19 Tingkat Ketersediaan Prasarana Lingkungan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.20 Ketersediaan Sarana Niaga ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.21 Ketersediaan Sarana Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.22 Ketersediaan sarana kesehatan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.23 Ketersediaan Sarana Pelayanan Umum .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.24 Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.25 Ketersediaan Sarana Sosial Budaya ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.26 Tabel Skoring Ketersediaan Sarana Lingkungan .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.27 Tingkat Ketersediaan Sarana Lingkungan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.28 Daya Layan Sarana Air bersih ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.29 Daya layan Pemadam Kebakaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.30 Daya Layan Jalan Kota ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.31 Daya Layan Jalan Desa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.32 Daya Layan Sarana Drainase ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.33 Daya Layan Sarana Terpenuhi ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.34 Daya Layan Sarana Niaga ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.35 Daya Layan Sarana Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.37 Daya layan Sarana Siskamling ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.38 Daya Layan Sarana RTH ( Taman Lingkungan dan Kecamatan) . Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.39 Pemenuhan Sarana Sosial Budaya ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.40 Penggunaan Sarana Air Bersih ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.41 Kualitas Air Bersih di Kawasan Perkotaan Cianjur .... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.42 Penggunaan Jenis Jalan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.43 Penggunaan Jenis Drainase Penduduk ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.44 Kondisi Aliran Drainase... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.45 Penggunaan Sarana Persampahan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.46 Pemanfaatan Sarana Niaga... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.47 Penggunaan Sarana Kesehatan... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.48 Penggunaan Ruang Terbuka Hijau ... Error! Bookmark not defined.
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pola Keruangan Kota Burgess……… 16
Gambar 2.2 Teori Sektor Homer Hoyt……… 17
Gambar 2.3 Teori Inti Berganda Harris dan Ullman……….. 18
Gambar 2.4 Alur Pemikiran……… 29
Gambar 3.1 Peta Sampel Penelitian……… 34
Gambar 3.2 Peta Administrasi Kawasan Perkotaan Cianjur…………... 35
Gambar 3.3 Alur Penelitian……… 43
Gambar 4.1 Peta Geologi Wilayah Penelitian……… 49
Gambar 4.2 Peta Hidrografi Wilayah Penelitian……… 50
Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan Wilayah Penelitian………... 74
Gambar 4.4 Peta Topografi Wilayah Penelitian ……… 76
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia terus berlangsung seiring dengan
perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh setiap
tahunnya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk
memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan di suatu
Negara akan terus dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Begitu pula dengan Negara Indonesia yang memiliki jumlah
penduduk pada tahun 2014 mencapai 251,3 juta jiwa dengan angka
pertumbuhan 1,5 % per tahun (Population Data Sheet USAID) menuntut adanya
pembangunan yang berkelanjutan untuk mengakomodasi kebutuhan penduduk
dalam rangka mensejahterakan masyarakat.
Pembangunan di Indonesia menggunakan primsip otonomi. Otonomi
daerah. menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah “Oto o i daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”. Kebijakan
Otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia sejak tahun 2001, membuka
keleluasaan daerah untuk melaksanakan pembangunan dan mengembangkan
wilayah sesuai dengan potensi Sumber daya alam dan manusia masing-masing
daerah.
Salah satu indikasi pembangunan di suatu daerah dapat dilihat dari adanya
perkembangan di daerah tersebut. Perkembangan disebabkan karena adanya
interaksi antar wilayah yang saling berhubungan satu sama lain. Interaksi terjadi
melalui pergerakan barang, jasa, bahan, manusia dan kapital. Interaksi mempunyai
peranan yang penting dalam pembentukan pola dan struktur kota-kota dalam
merangsang perkembangan kawasan perkotaan. Pontoh ( 2009, hlm. 124)
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
simpul ini merupakan faktor pembentuk sistem, dan akan berwujud sebagai
aliran-aliran dalam suatu jejaring”
Pembangunan Perkotaan di Indonesia cenderung lebih pesat dibandingkan
dengan di desa, hal ini banyak menyebabkan penduduk desa yang berpindah ke
kota yang biasa disebut dengan urbanisasi. Urbanisasi yang terjadi Indonesia
dipengaruhi oleh kesenjangan perkembangan ekonomi antara desa dan kota,
selain itu sektor industri yang banyak dikembangkan di daerah perkotaan di
Indonesia membuat masyarakat desa tertarik untuk pergi ke kota untuk mencari
pekerjaan karena sektor industri banyak membutuhkan tenaga kerja dan relatif
lebih menguntungkan daripada bekerja di sektor pertanian.. Urbanisasi yang
meningkat membuat perkembangan kota semakin meningkat pula mulai dari
perkembangan infrastruktur, kebutuhan akan tempat tinggal dsb.
Perkembangan wilayah di Indonesia terjadi pula di Kabupaten Cianjur.
Kabupaten Cianjur merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
Barat yang memiliki 32 Kecamatan dan 342 Desa. Kabupaten Cianjur sedang giat
melakukan pembangunan terutama infrastukur dan fasilitas publik seperti jalan,
gedung perkantoran, rumah sakit dsb. Pembangunan di Kabupaten Cianjur
tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia yang meningkat setiap tahunnya.
Indeks Pembangunan Manusia dilihat dari perkembangan pendidikan, ekonomi
dan kesehatan suatu daerah. Menurut BPS Kabupaten Cianjur ( 2014, hlm. 11)
“pada tahun 2007 IPM Kabupaten Cianjur sebesar 68,28 dan 6 tahun berikutnya
pada tahun 2013 meningkat menjadi 70,38” . Peningkatan IPM tersebut masih
rendah dibandingkan dengan raihan IPM Kabupaten dan Kota lainnya di jawa
barat dengan Indeks rata-rata 71 ke atas dan Kabupaten Cianjur harus
melaksanakan pembangunan lebih giat lagi karena pada tahun 2013 IPM
Kabupaten Cianjur menempati urutan ke 25 dari 27 Kabupaten di Jawa Barat.
Indeks Pembangunan Manusia bukan satu-satunya alat untuk mengukur
pembangunan sebagai cerminan perkembangan wilayah di wilayah tersebut. Cara
lain mengukur perkembangan wilayah yaitu dengan menggunakan beberapa
indikator antara lain perkembangan fisik yang terdiri dari perluasan wilayah dan
perkembangan infrastruktur, serta perkembangan non fisik yang terdiri dari
3
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan wilayah
antara lain perkembangan ekonomi, perkembangan sosial penduduk, dan
perkembangan infrastruktur.
Wilayah yang sedang giat pembangunan sebagai akibat dari
perkembangan Kabupaten Cianjur adalah Kawasan Perkotaan Cianjur yang
berperan sebagai Ibukota Kabupaten dan Pusat Kegiatan Wilayah. Menurut Dinas
BMCK (Bina Marga Cipta Karya) (2006, hlm.3) :
“Pusat Kegiatan Wilayah adalah kota sebagai pusat jasa pelayanan keuangan atau bank yang melayani beberapa kabupaten, pusat pengolahan atau pengumpulan barang yang melayani beberapa kabupaten simpul transportasi untuk beberapa kabupaten serta pusat pelayanan jasa lain untuk beberapa kabupaten”.
RTRW Kabupaten Cianjur Tahun 2011 – 2031 menyatakan bahwa
terdapat dua kawasan Perkotaan yang ada di Kabupaten Cianjur yaitu, Perkotaan
Cipanas dan Perkotaan Cianjur, namun yang akan menjadi fokus penelitian disini
adalah Perkotaan Cianjur. Kawasasan perkotaan Cianjur terdiri dari 6 Kelurahan
dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yang berbeda yaitu Kecamatan
Cianjur, sebagian Kecamatan Karangtengah dan sebagian Kecamatan Cilaku
dengan luas wilayah sebesar 59,05 km2. Kawasan Perkotaan Cianjur merupakan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Kabupaten Cianjur. Dengan fungsi tersebut
menjadikan kawasan Perkotaan Cianjur mengalami perkembangan baik dari sisi
fisik seperti penambahan luas kota dan alih fungsi lahan serta dari sisi sosial
seperti perkembangan demografis, tingkat pendidikan dan perubahan mata
pencaharian. Untuk perkembangan penduduk dapat dilihat pada tabel 1.1
Perkembangan penduduk di Kawasan Perkotaan Cianjur selama 12 tahun
dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2012 menunjukan peningkatan yang cukup
besar dengan angka pertumbuhannya mencapai 26, 21 % ( Hasil observasi dan
perhitungan, 2015) . Dengan angka pertambahan penduduk, perubahan jumlah
dan kepadatan penduduk mengindikasikan adanya implikasi terhadap
penambahan aspek fisik kota baik luas kota maupun infrastruktur yang terdapat
dalam kota tersebut, selain aspek fisik, peningkatan jumlah penduduk yang
menggambarkan perkembangan wilayah, akan mempengaruhi kebutuhan
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
inilah yang mempengaruhi perkembangan Kawasan Perkotaan Cianjur sehingga
ditetapkan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Kabupaten Cianjur.
Tabel 1.1 Perkembangan Penduduk Kawasan Perkotaan Cianjur 2000 - 2012
No Nama Desa Luas
(km2)
Tahun 2000 Tahun 2012
Jumlah Kepadatan Jumlah Kepadatan
1 Nagrak 4.22 9461 2241 14138 3350
Kecamatan Cianjur 24.51 140645 5738 165553 6754
12 Sukamanah 2.61 6566 2516 8355 3193
Kecamatan Karangtengah 21.49 53388 2484 72885 3391
19 Rancagoong 4.17 6126 1470 7893 1892
20 Sirnagalih 6.25 13328 2132 22926 3668
Kecamatan Cilaku 10.42 19454 1867 30819 2957
Perkotaan Cianjur 56.42 213487 3784 269257 4772
Sumber : BPS Kabupaten Cianjur Tahun 2001 dan 2013
Pertumbuhan jumlah penduduk harus diiringi dengan pembangunan
infrastruktur. Pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan kebutuhan
penduduk, seringkali pemerintah membangun sarana yang tidak menjadi prioritas
penduduk, hal ini akan membuat fungsi suatu infrastruktur tidak dapat digunakan
secara optimal. Perkembangan wilayah yang terjadi Kabupaten Cianjur akan
mempengaruhi kebutuhan penduduk akan prasarana perkotaan yang terdiri dari
5
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkembangnya suatu wilayah kegiatan masyarakat akan berubah dan struktur
sosial pun menjadi bergeser dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat
perkotaan dengan kegiatan utama di bidang perdagangan dan jasa.
Perkembangan wilayah harus diiringi dengan perencanaan yang matang,
contohnya dalam pembangunan infrastruktur di Kawasan Perkotaan Cianjur yang
terpusat di wilayah tertentu seperti Kelurahan Pamoyanan, Muka dan Sawah gede,
hal ini membuat konsentrasi penduduk di wilayah tersebut menjadi tinggi pada
siang hari Fenomena tersebut menunjukkan tidak meratanya pembangunan
infratuktur. Tidak meratanya pembangunan dan pelayanan infrastruktur di
Perkotaan Cianjur terlihat juga pada pelayanan persampahan. Pelayanan truk
sampah hanya menjangkau pusat kota saja, penduduk yang berada di pinggiran
kota masih membuang sampah di tempat penampungan sementara dengan
pengelolaan dengan cara pembakaran sampah yang dapat mengakibatkan
pencemaran udara.
Contoh masalah lain sebagai akibat dari kurang matangnya perencanaan
pembangunan infrastruktur di Perkotaan Cianjur adalah kemacetan di sekitar Jl
Siti Jenab ( pusat pendidikan dan perdagangan) yang disebabkan oleh banyaknya
jumlah kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut karena bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor..
Masalah yang berkaitan dengan pemanfaatan infrastruktur di Perkotaan
Cianjur , terjadi di Terminal di Rawa Bango , di Kecamatan Karangtengah yang
saat ini kurang terperhatikan dan fungsinya yang kurang optimal, penduduk lebih
memilih badan jalan sebagai tempat menunggu kendaraan daripada menggunakan
terminal. Contoh di atas mengindikasikan tidak ada perencaan yang jelas
mengenai prasarana perkotaan yang akan dibangun.
Ketersediaan infrastruktur di suatu wilayah harus sesuai dengan standar
minimal jumlah penduduk agar persebaran infrastruktur merata dan penduduk
dapat dengan mudah mengakses infrastruktur tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi Masalah
Pembangunan wilayah di Kabupaten Cianjur akan mempengaruhi
perkembangan wilayah perkotaan. Perkembangan wilayah ditandai dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan pertumbuhan jumlah ketersediaan
infrastruktur. Fakta di lapangan menunjukan tidak meratanya pembangunan
sarana infrastruktur yang hanya terpusat di wilayah tertentu dan kurang
optimalnya pemanfaatan suatu infrastruktur oleh penduduk. Perkotaan Cianjur
terdiri 20 Desa / Kelurahan dengan jumlah penduduk yang berbeda
mengindikasikan akan adanya perbedaan pada tingkat ketersediaan dan
pemanfaatan infrastruktur oleh penduduk.
C. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini dijabarkan dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah ketersediaan infrastruktur dalam bentuk utilitas umum di
Perkotaan Cianjur ?
2. Bagaimanakah ketersediaan infrastruktur dalam bentuk prasarana lingkungan
di Perkotaan Cianjur ?
3. Bagaimanakah ketersediaan infrastruktur dalam bentuk sarana lingkungan di
Perkotaan Cianjur ?
4. Bagaimanakah pemanfaatan infrastruktur di Perkotaan Cianjur ?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang penulis hendak capai dalam penelitian ini adalah .
1. Mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur dalam bentuk utilitas umum di
Perkotaan Cianjur
2. Mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur dalam bentuk prasarana
lingkungan di Perkotaan Cianjur.
3. Mengidentifikasi ketersediaan infrastruktur dalam bentuk sarana lingkungan
7
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Mengidentifikasi pemnafaatan infrastruktur di Perkotaan Cianjur.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah dapat menghasilkan
gambaran mengenai ketersediaan dan pemanfaatan infrastruktur di
Perkotaan Cianjur.
2. Secara praktis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumber data bagi
pemerintah setempat berkenaan dengan tingkat ketersediaan dan pemanfaatan
infrastruktur di perkotaan Ciamjur agar dalam pembangunan prasarana
perkotaan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan penduduk berdasarkan skala
prioritas.
3. Sebagai bahan mengajar dalam mata pelajaran Geografi di SMP dan SMA
tentang fenomena geografi mengenai kewilayahan dengan tema infrastruktur.
4. Sebagai sumber data bagi peneliti lain yang terkait dengan ketersediaan dan
pemanfaatan infrastruktur di suatu wilayah.
F. Organisasi Skripsi
Sistematika pembahasan dalam penyusunan Skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Bab I Pendahuluan
Bab I berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan, manfaat, dan organisasi kepenulisan skripsi.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab II berisi tentang pembahasan mengenai tinjauan teori yang berhubungan
dengan judul penelitian seperti pembahasan mengenai konsep kota dan
perkotaan, , konsep prasarana atau infrastruktur dan RTRW Kabupaten dan
Kawasan Perkotaan Cianjur.
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III berisi tentang kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk
skripsi seperti desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrument
penelitian, prosedur penelitian, analisis data, serta alur pemikiran.
3. Bab IV Temuan dan Pembahasan
Bab IV berisi mengenai dua hal utama yaitu hasil penelitian dan pembahasan
berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan
bentuknya sesuai dengan rumusan masalah mengenai ketersediaan dan
pemnafaatan infrastruktur di Perkotaan Cianjur dan yang ke dua yaitu untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
4. Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi
Bab V berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi yang menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian
sekaligus menyajikan hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil
penelitian mengenai Ketersediaan dan Pemanfaatan Infrastruktur di Perkotaan
9
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel
1. Lokasi
Lokasi Penelitian berada di Kawasan Perkotaan Cianjur yang terdiri dari 6
Kelurahan dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Cianjur,
Kecamatan Karangtengah dan Kecamatan Cilaku. Secara Geografis terletak pada
107, 080 – 107,180 BT dan 6,77o – 6,86o LS dengan batas wilayah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Mande
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Warungkondang dan Cilaku
c. Sebelah Timur : Kecamatan Karangtengah dan Cilaku
d. Sebelah Selatan : Kecamatan Cugenang
Bentang alam Kawasan Perkotaan Cianjur merupakan wilayah yang datar
sampai dengan bergelombang di utara dan terletak di ketinggian 300 sd 650 meter
diatas permukaan laut.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini terdiri atas :
Populasi wilayah yaitu seluruh Kawasan Perkotaan Cianjur yang memiliki luas wilayah sebesar 59,06 km 2
Populasi Manusia dalam penelitian ini yaitu seluruh penduduk yang bertempat tinggal di Kawasan Perkotaan Cianjur yang berjumlah 72.714
Kepala Keluarga atau 269.257 jiwa.
b. Sampel
Penelitian ini menggunakan penarikan sampel secara acak berstrata
(stratified area random sampling), sampel yang diambil dalam penelitian ini
32
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel wilayah administratif, adapun yang menjadi sampel wilayah dalam penelitian ini adalah sampel desa / kelurahan berdasarkan jumlah
penduduk yang dibagi kedalam jumlah penduduk rendah, sedang dan
tinggi, adapun pembagian sampelnya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
5 Kel. Bojongherang 15648
6 Kel. Pamoyanan 15275
14 Limbangansari 9219
15 Sukamaju 8443
Rendah Babakankaret
16 Babakankaret 8537
17 Sukamanah 8355
18 Sindanglaka 8136
19 Rancagoong 7893
20 Sukamulya 4944
Sumber : Hasil Penelitian, 2015
Sampel penduduk, adapun yang menjadi sampel penduduk dalam penelitian ini adalah penduduk yang bertempat tinggal di ketiga desa yang dijadikan
sampel wilayah. penduduk yang dijadikan sebagai responden tersebut
diperoleh berdasarkan rumus Dixon dan B. Leach dalam Tika (1997, hlm.
35) dengan rumus sebagai berikut :
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n : Jumlah Sampel
Z : Convidence level, nilai convidence level 95% adalah
1,96%
V : Variabel, yang diperoleh dengan rumus
Dimana :
P : Presentase karakteristik sampel yang dianggap benar
C : Convidence limit / batas kepercayaan (%) dalam
penelitian ini diambil 10%
Dimana :
n’ : Jumlah sampel yang sudah dikoreksi (dibetulkan) n : Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus (1)
N : Jumlah populasi (Kepala Keluarga/KK)
x100
= 27,00
V =
= 44,39
= [8,7044]2
34
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dibulatkan menjadi 73, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah sebanyak 73 sampel (responden). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
perhitungan berikut ini :
Kelurahan Pamoyanan , memiliki 3817 KK maka : 3817 / 7978 x 73 = 34,9
Maka sampel dari Kelurahan Pamoyanan adalah 35 KK Desa Limbangansari, memiliki 2080 KK maka :
2080 / 7978 x 73 = 19,03
Maka sampel dari Desa Limbangansari adalah 19 KK Desa Babakankaret, memiliki 2081 KK maka :
2081 / 7978 x 73 = 19,04
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
36
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Metode dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Arikunto (1988, hlm. 46) metode penelitian adalah cara yang
dgunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, data yang
dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kuantitatif yaitu metode yang memiliki ciri lebih mengarahkan pada
pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadangkala dibubuhi oleh
interpretasi atau analisis, fokus penelitiannya adalah memberikan gambaran
keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan salah satu pemdekatan geografi yaitu
pendekatan kompleks wilayah dimana pendekatan ini merupakan kombinasi
antara pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi, pada pendekatan ini
wilayah penelitian dilakukan dengan pendekatan melalui konsep arela
differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi wilayah akan berkembang
karena suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain.
Pendekatan ini membahas mengenai ketersediaan dan pemanfaatan
infrastruktur di Perkotaan Cianjur yang dianalisis berdasarkan perbedaan jumlah
penduduk.
C. Definisi Operasional
Judul Penelitian ini adalah “ Hubungan Perkembangan Wilayah Perkotaan dengan Kebutuhan Infrastruktur di Kabupaten Cianjur.” Kesalahan penafsiran judul dapat menimbulkan kesimpulan lain dari penelitian. Maka, penulis perlu
memberikan batasan dalam definisi operasional sebagai berikut :
1. Ketersediaan Infrastruktur
Ketersediaan Infrastruktur adalah jumlah infrastruktur yang tersedia dalam
suatu wilayah berdasarkan Keputusan Kementrian Pemukiman dan Prasarana
Wilayah No. 534 / KPTS / M / 2001 yang terdiri dari utilitas umum, prasarana
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pemanfaatan Infrastruktur
Pemanfaatan ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah cara, hal, hasil kerja
dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. Dalam penelitian ini pemanfaatan
infrastruktur dapat didefinisikan sebagai cara penduduk dalam memanfaatkan
infrastruktur yang tersedia di suatu wilayah.
3. Perkotaan
Kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
dan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi
(UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang).
Kawasan Perkotaan Cianjur adalah kawasan perkotaan yang merupakan
bagian dari Pusat Kegiatan Wilayah Kabupaten Cianjur yang meliputi seluruh
Kecamatan Cianjur, sebagian Kecamatan Cilaku dan sebagian Kecamatan
Karangtengah.
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas merupakan Perkembangan Wilayah dan Variabel
terikat yang merupakan Kebutuhan Infrastruktur.
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
VARIABEL
Ketersediaan Infrastuktur Pemanfaatan Infrastruktur Jumlah Penduduk Pemanfaatan Sarana Air bersih
Luas Wilayah Pemanfaatan Sarana Jalan
Jumlah Ketersediaan Sarana Utilitas Umum Pemanfaatan Sarana Drainase
Jumlah Ketersediaan Prasarana Lingkungan Pemanfaatan Sarana Persampahan
Jumlah Ketersediaan Sarana Lingkungan Pemanfaatan Sarana Niaga
Pemanfaatan Sarana Kesehatan
Pemanfaatan Sarana Ruang Terbuka Hijau
38
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Hasil Penelitian, 2015
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual dalam penelitian maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
1. Observasi Lapangan
Menurut Akbar dan Usman (2009, hlm.52) “Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data
apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan secara sistematis, serta
dapat dikontrol keandalan (rebilitas) dan kesahihannya. Observasi lapangan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung kondisi
lokasi lapangan terutama terkait dengan variabel perkembangan wilayah
perkotaan dengan indikator perkembangan fisik yaitu perluasan perkotaan yang
diindikasikan dengan perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi
pemukiman.
2. Dokumentasi
Menurut Fathoni (2006, hlm.112) studi dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi
responden. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan pengkajian
terhadap dokumen yang tersedia.
Dalam penelitian ini data dokumentasi yang dibutuhkan antara lain :
a. Peta penggunaan lahan Perkotaan Cianjur dari BAPPEDA Kabupaten
Cianjur.
b. Data Monografi Desa dan Kelurahan yang terdapat di Perkotaan Cianjur
yang bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Cianjur.
c. Data ketersediaan infrastruktur dari Dinas dan instansi terkait (BPS,
PDAM, Distarkim Kabupaten Cianjur).
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi literatur dimaksudkan untuk mencari teori–teori tentang
perkembangan wilayah perkotaan dan kebutuhan infrastruktur berbagai sumber
baik dari internet, buku, artikel, karya tulis dan lain – lain.
4. Angket
Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dikemukakan oleh
Sugiyono (2009, hlm. 142) :
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data berupa pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan pemanfaatan infarstuktur di lokasi penelitian, . Lembar
pertanyaan secara tertulis diberikan kepada responden yaitu sampel penduduk di
lokasi penelitian dengan jumlah 73 KK.
F. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan cara mempersiapkan data yang diperlukan
untuk penelitian seperti menyiapkan instrument penelitian dan pedoman
observasi.
2. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya data dari BAPPEDA
dan data monografi desa dsn kelurahan yang ada di Kawasan Perkotaan Cianjur.
40
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Survey Lapangan dilakukan untuk menyesuaikan data yang telah diperoleh
dan diolah dari BPS dengan keadaaan yang sesungguhnya di lapangan terkait
dengan perkembangan wilayah perkotaan dan kebutuhan infrastruktur di
kabupaten Cianjur.
G. Alat Pengumpul Data
Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Peta RBI Lembar Cianjur dan Cugenang Tahun 1999 . Peta ini digunakan
untuk menganalisis perkembangan perkotaan Cianjur terkait dengan
perluasan kota dan perubahan penggunaan lahan, yang di Overlay dengan
peta penggunaan lahan yang bersumber dari BAPPEDA tahun 2010.
2. Alat tulis, untuk mencatat hasil penelitian lapangan.
3. Pedoman wawancara, sebagai acuan untuk melakukan kegiatan wawancara
dengan objek penelitian terkait dengan perkembangan wilayah non fisik
(perkembangan penduduk), dan kebutuhan infrastruktur penduduk.
4. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil kegiatan
di lapangan.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan penelitian. Instrumen sebagai alat pada waktu penelitian yang
menggunakan suatu metode. Dalam penelitian terdapat variabel terikat yaitu
perkembangan wilayah dan variabel terikat yaitu kebutuhan infrastruktur adapun
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Ketersediaan Infrastruktur
Variabel Indikator Bentuk Instrumen Responden
KE
Ketersedian Air Bersih PDAM dan BPS
Ketersediaan Fasilitas Pemadam BPBD Kab. Cianjur
Prasarana Lingkungan -
Panjang Jalan (km) Dinas Binamarga
Panjang Drainase (km) Distarkim
Unit Tempat Pembuangan Sampah DKP
Sarana Lingkungan -
Pasar (Unit) BPS Kabupaten
Sekolah Dasar (Unit) BPS Kabupaten
SMP sederajat (Unit) BPS Kabupaten
SLTA sederajat (Unit) BPS Kabupaten
Puskesmas (Unit) BPS Kabupaten
Kantor Pos (Unit) BPS Kabupaten
Taman Lingkungan (Unit) BPS Kabupaten
Masjid (Unit) BPS Kabupaten
Sumber : Hasil Penelitian, 2012
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Pemanfaatan Infrastruktur
Variabel Indikator Bentuk Instrumen Responden
PEM Pemanfaatan Sumber Air bersih
42
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Hasil Penelitian, 2015
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data
sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan atau Mengoleksi Data
Proses ini dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan data melalui
instrumen penelitian yang telah disusun.
b. Mengedit Data (Editing)
Proses ini dilakukan dengan cara penelitian kembali data yang telah
terkumpul untuk menilai kembali apakah data yang telah terkumpul dari lapangan
sudah cukup baik, lengkap, dan relevan untuk diolah lebih lanjut.
c. Pengkodean (Coding)
Proses/tahapan pengkodean (coding) merupakan langkah untuk menyederhanakan/mengklasifikasikan jawaban responden dengan memberikan
kode tertentu sesuai dengan indikator-indikator dalam pertanyaan penelitian untuk
selanjutnya dilakukan penghitungan frekuensi.
d. Skoring
Pada tahap ini dilakukan penentuan skor atas setiap jawaban dari responden
untuk kemudian disusunlah klasifikasi berdasarkan tingkat kebutuhan
infrastruktur di setiap wilayah penelitian.
e. Entry
Pada tahap ini dilakukanlah pemasukan data kedalam kolom-kolom pada
Microsoft Excel 2013.
f. Tabulasi Data (Tabulating)
Tabulasi data dilakukan dengan cara menginput data dalam bentuk tabel-tabel
agar mudah untuk dianalisis.
g. Interpretasi Data
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data atau informasi yang didapat
dari para responden ataupun fenomena/gejala yang ada di lapangan berdasarkan
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Tujuan dari teknik ini adalah mendeskripsikan gejala yang tampak di lokasi
penelitian dengan menganalisis data yang berasal dari literature dan hasil
observasi lapangan.
b. Analisis Persentase, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
P : Besarnya persen (%) hasil penelitian f : Frekuensi jawaban
n : Jumlah responden
Kriteria penilaian skor yang digunakan berdasarkan pada kriteria menurut
Suharto (2003, hlm. 181) sebagai berikut
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Skor Persentase
Persentase Kriteria
0 % Tidak ada
1% - 24 % Sebagian kecil
25 % - 49 % Hampir setengahnya
50 % Setengahya
51 % - 74 % Lebih dari setengahnya
75 % - 99 % Sebagian besar
100 % Seluruhnya
Sumber : Suharto (2003, hlm. 181)
c. Analisis Skalogram
Analisis Skalogram adalah analisis yang ditemukan oleh Gultzman yang
bisa digunakan untuk menentukan tingkat perkembangan suatu wilayah. Dalam
44
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
infrastruktur. Adapun langkah analisis skalogram dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Menghitung jumlah ketersediaan infrastruktur pada sampel wilayah tahun 2000 dan 2012.
Menghitung indeks ketersediaan dengan rumus :
Keterangan :
a = nilai perkembangan suatu wilayah
b = nilai perkembangan wilayah terbesar
100 = indeks terbesar
Menentukan tingkat ketersediaan dengan rumus sebagai berikut :
(Nilai Indeks Maks. – Nilai Indeks Min.) / Jumlah Kategori
Dalam penelitian ini menggunakan 3 kategori untuk menentukan tingkat
ketersediaan infrastruktur di wilayah sampel penelitian yaitu ketersediaan tinggi,
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu J. Alur Penelitian
46
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan sarana uitilitas umum di Perkotaan Cianjur sudah memenuhi
kebutuhan dengan tingkat ketersediaan tertinggi terdapat di Kelurahan
Pamoyanan, dan ketersediaan terendah terdapat di Desa Babakankaret
(wilayah dengan jumlah penduduk rendah). Ketersediaan sarana utilitas
umum khususnya sarana air bersih yang disediakan oleh PDAM di Perkotaan
Cianjur belum tersebar secara merata dan belum semua wilayah di Perkotaan
Cianjur terlayani oleh sarana air bersih yang berasal dari PDAM.
Ketersediaan sarana pemadam kebakaran di Perkotaan Cianjur sudah
memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan standar pelayanan minimal baik dari
jumlah truk dan pos pemadam kebakaran.
2. Ketersediaan prasarana lingkungan di Perkotaan Cianjur, secara umum sudah
memenuhi kebutuhan untuk sarana jalan dan drainase, dan tidak memenuhi
kebutuhan untuk sarana persampahan. Tingkat ketersediaan prasarana
lingkungan tertinggi terdapat di Desa Limbangansari (wilayah dengan jumlah
penduduk sedang). Ketersediaan sarana persampahan belum memenuhi
kebutuhan karena kurangnya armada truk sampah yang jumlahnya belum
memenuhi standar pelayanan minimal. Armada truk sampah belum mampu
mencapai daerah pinggiran perkotaan dan hanya bisa melayani daerah di
sekitar pusat kota saja.
3. Ketersediaan sarana lingkungan di Perkotaan Cianjur secara umum sudah
memenuhi kebutuhan untuk sarana niaga, saran kesehatan, , sarana pelayanan
umum , dan sarana sosial budaya dan belum memenuhi kebutuhan untuk
ketersediaan ruang terbuka hijau khusunya ketersediaan taman lingkungan
serta sarana pendidikan dengan jumlah TK / PAUD yang belum memenuhi
101
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertinggi teradapat di Kelurahan Pamoyanan (wilayah dengan jumlah
penduduk tinggi).
4. Pemanfaatan Infrastruktur di Perkotaan Cianjur yang paling tinggi terdapat
pada sarana air bersih, sarana jalan, dan sarana kesehatan. Penduduk di
perkotaan Cianjur sebagian besar telah memanfaatkan air yang difasilitasi
oleh PDAM terutama bagi penduduk yang berada dekat dengan pusat kota.
Sarana jalan kota dan desa banyak dimanfaatkan penduduk dalam melakukan
mobilitas dan sarana kesehatan Puskesmas banyak dimanfaatkan penduduk
dalam mengakses pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan pemerintah.
Pemanfaatan yang rendag terdapat pada sarana ruang terbuka hijau yang
ditandai dengan kurangnya kunjungan penduduk ke taman kota atau taman
kecamatan, kondisi ini berkaitan dengan kurangnya perawatan taman kota
oleh pemerintah, dan perlu dibenahi supaya taman kota menjadi nyaman.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penulis mengajukan beberapa rekomendasi terkait penelitian ini, sebagai berikut:
1. Untuk Pemerintah kabupaten Cianjur
Perkembangan wilayah yang pesat mengakibatkan tigkat penggunaan yang
tinggi terhadap suatu infrastruktur yang mengakibatkan umur infrastruktur
menjadi lebih pendek dan memerlukan biaya pemeliharaan yang cukup besar bagi
pemerintah. Bertambahnya suatu infrastruktur harus diimbangi dengan upaya –
upaya yang bisa mengurangi beban penggunaan suatu infrastruktur seperti
contohnya membatasi jumlah kendaraan bermotor yang masuk ke jalan tertentu
untuk mengurangi beban jalan.
Perlu adanya penekanan laju penduduk mengingat laju penduduk di
Kawasan Perkotaan Cianjur lebih dari 2 persen per tahun. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi beban penggunaan infrastruktur sosial contohnya, Rumah Sakit
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemerintah Kabupaten Cianjur hendaknya memperhatikan persebaran
infrastruktur di Kawasan Perkotaan Cianjur, dikarenakan masih banyak penduduk
yang belum menikmati sarana infrastruktur yang lengkap, terutama untuk wilayah
dengan jumlah penduduk sedikit yaitu Desa Babakankaret, yang masih kurang
dalam beberapa pelayanan infrastruktur seperti jalan, dan persampahan. Akses
jalan di wilayah tersebut terdapat beberapa kerusakan di beberapa ruas. Tidak
terlayaninya penduduk di Desa Babakankaret terhadap truk sampah sehingga
masih banyak penduduk yang membuang samapah dengan cara dibakar yang
dapat mencemari lingkungan.
Infrastuktrur cenderung terpusat di Kelurahan Pamoyanan khususnya
sarana pendidikan dan niaga, yang membuat penduduk berpusat di wilayah
tersebut dengan kepadatan yang tinggi. Selain itu, pemusatan infrastruktur yang
menumpuk menyebabkan kemacetan lalu lintas. Disamping kebutuhan,
perencanaan pembangunan infrastruktur harus memperhatikan lokasi dan
aksesibilitas supaya infastruktur tersebar secara merata dan penduduk dapat
dengan mudah mengaksesnya dan kepadatan penduduk serta kepadatan lalu lintas
bisa terurai.
2. Untuk Penduduk Kawasan Perkotaan Cianjur
Untuk penduduk di Kawasan Perkotaan Cianjur hendaknya memelihara
fasilitas infrastruktur yang sudah disediakan pemerintah, khususnya sarana
drainase, masih banyak penduduk yang membuang limbah padat ke saluran
drainase sehingga saluran menjadi kotor, aliran nya tidak lancar, dan jika debit air
meningkat akan menimbulkan genangan.
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya lebih banyak lagi mencari referensi
mengenai ketersediaan infrastruktur dan pemanfaatan mengingat sedikitnya
103
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, Inna . (2006). Analisis Potensi Geografis Perkembangan Kota
Palabuhanratu. Skripsi (Tidak Diterbitkan. Bandung: Jurusan Pendidikan
Geografi FPIPS UPI
Arikunto. Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. (2001) . Kecamatan Cianjur dalam angka . Cianjur :
Katalog BPS
Badan Pusat Statistik. (2001) . Kecamatan Karangtengah dalam angka . Cianjur :
Katalog BPS
Badan Pusat Statistik. (2001) . Kecamatan Cilaku dalam Angka . Cianjur :
Katalog BPS
Badan Pusat Statistik . (2013) . Cianjur dalam Angka . Cianjur : Katalog BPS
Badan Pusat Statistik . (2013). Statistik Kecamatan Karangtengah . Cianjur :
Katalog BPS
Badan Pusat Statistik. (2013) . Statistik Kecamatan Cilaku. Cianjur : Katalog BPS
Burgess, E.W , (1967). The Growth of The City : Chicago : The University of
Chicago Press
Daldjoeni. N .(1996). Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni
Dinas Bina Marga Cipta Karya. (2006). Rencana Detail Tata Ruang Pusat
Perkembangan Wilayah Kadipaten. Majalengka
Direktorat Jenderal Penataan Ruang DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.
2009. Kamus Penataan Ruang. Jakarta
Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta : Bumi
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nalarsih, Retno Tri. (2007). Analisis Ketersediaan dan Kapasitas Pemenuhan
Infrastuktur di Kawasan Beteng Surakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan.
Semarang, Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro.
Nugraha, Arman. (2011). Analisis Perkembangan Pusat Kegitan Wilayah
Kadipaten di Kabupaten Majalengka. Skripsi (Tidak Diterbitkan. Bandung:
Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
Pabundu, Tika. (1997). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utana.
Perda No 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009 - 2029
Perda No 17 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Cianjur 2011 – 2031
Pamudji, S. (1985). Pembinaan Kota. Jakarta : Bina Aksara
Pontoh, Nia K dan Kustiawan Iwan. 2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan.
Bandung : ITB Bandung
Population Reference Bureau USAID . (2014). World Population Data Sheet
2014 . Washington DC : USAID
Rayes, Luthfi (2007). Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta:
ANDI
Riswandi Budi, Damayanti endang, dkk . 2010. Kajian Infrastuktur Wilayah
Provinsi DKI Jakarta.: Diklat Fungsional Perencana Pertama, Bandung
Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah.
Riyadi, Dodi Slamet. (2002). Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah,
Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah
RTRW Kabupaten Cianjur 2011 - 2031
Soemaatmadja,Nursid. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis
Keruangan. Bandung : Alumni
Sugiyono . (2014). Statistika untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta
Suharto., Ign, Dkk. (2003). Perekayasaan Metodologi Penelitian. Yogyakarta :
Andi
Usman, Husaini, dan Purnomo Setiadi Akbar (2009). Metode Penelitian sosial.
Jakarta : Bumi Aksara
105
Muhammad Adi Priyatna, 2015
KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN INFRASTUKTUR DI KAWASAN PERKOTAAN CIANJUR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yunus, Hadi Sabari. (1978). Konsep dan Pengembangan Daerah Perkotaan.
Yogya : UGM
Sumber lain :
Mahatir, Edwin. (2012). Permasalahan Kota Cianjur (Sebuah Catatan Kecil).
[Online] Diakses dari :http://cianjurcybercity.blogspot.com/ permasalahan
kotacianjur
Anonim. (2011). Pola Perkembangan Kota. [Online] Diakses dari :