• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KRITIS : Eksperimen Kuasi Pada Kelas II Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya VII Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KRITIS : Eksperimen Kuasi Pada Kelas II Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya VII Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

(Eksperimen Kuasi Pada Kelas II Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya VII Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

HJ. SITI AISAH

1204718

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

EFEKTIVITAS PENDEKATAN OPEN ENDED

DALAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR

KREATIF DAN KRITIS

OLEH

Hj. SITI AISAH

NIM 1204718

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. NIP. 19580201 198403 1 001

Pembimbing II

Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A NIP. 19620208 198601 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Pendekatan Open Ended dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Maret 2014 Yang membuat pernyataan,

(4)

Pada tahun 1983 lulus di Sekolah Dasar Negeri Bekasi Pasar II Kecamatan Bekasi timur. Pada tahun 1986 lulus di SMPN II Bekasi, dan pada tahun 1989 lulus di SPGN Tambun Bekasi, kemudian pada tahun 2003 memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di STKIP Kusuma Negara Jakarta, sejak tahun 2012 tercatat sebagai Mahasiswa Pascasarjana S-2 di Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Sampai saat ini penulis berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintahan Kota Bekasi.

Kegiatan-kegiatan yang pernah diikuti antara lain;

1. Sebagai pemakalah pada acara Konferensi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2013 di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

2. Sebagai tim Instruktur Nasional Kurikulum 2013 Provinsi Jawa Barat.

(5)
(6)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SITI AISAH 1204718

Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Matematika

ABSTRAK

Proses pembelajaran matematika selama ini baru dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran kognitif pada tingkat rendah yakni mengetahui, memahami, dan menggunakan, belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif dan kritis yakni suatu kompetensi yang paling esensi dari dimensi belajar. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis matematika siswa Sekolah Dasar melalui pendekatan open ended. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah Non equivalent dengan subyek sampel penelitian sebanyak 50 siswa dari Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya VII Kota Bekasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1)tes kemampuan berpikir kreatif dan kritis matematika 2) lembar observasi. Kesimpulan hasil penelitian pendekatan open ended efektif dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa pada pembelajaran matematika dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Siswa memiliki respon yang sangat baik pada proses pembelajaran matematika berlangsung, antusias siswa untuk menyelesaikan masalah matematika terbuka sangat positip. Munculnya minat dan kemampuan siswa dalam proses menemukan, mencari cara-cara yang berbeda dan alasan dalam penyelesaian masalah terbuka.

Berdasarkan hasil perhitungan (tabel paired sample test terlihat bahwa nilai probabilitas (sig 2 tailed) adalah sebesar 0.000. Karena nilai probabilitas< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat perbedaan rata-rata pembelajaran dengan model konvensional dan Open Ended berbeda secara nyata. Analisis data skor postes dan data gain ternormalisasi, dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan Open Ended lebih meningkat daripada kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis matematika siswa yang mengunakan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, maka pembelajaran matematika dengan pendekatan Open Ended dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran matematika yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis matematika dan motivasi belajar siswa, penulis juga merekomendasikan untuk penelitian lanjutan untuk menguji pendekatan Open Ended pada variable-variabel lain.

(7)

Abstract

(8)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstrak

SitiAisah (2014). Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis.

Proses pembelajaran matematika selama ini baru dilaksanakan untuk mencapai tujuan pe mbelajaran kognitif pada tingkat rendah yakni mengetahui, memahami, dan menggunakan belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif dan kritis yakni suatu kompetensi yang paling esensi dari dimensi belajar. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan k emampuan berpikir kreatif dan kritis matematika siswa Sekolah Dasar melalui pendekatan

open ended. Penelitian ini

merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah Non equivalent dengan subyek sampel penelitian sebanyak 51siswa dari Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya VII Kota Bekasi. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu 1) tes kemampuan berpikir kreatif dan kritis matematika 2) lembar

observasi. Kesimpulan

hasil penelitian: pendekatan open ended efektif dalam peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa pada pembelajaran matematika dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Siswa memiliki respon yang sangat baik pada proses pembelajaran matematika berlangsung, antusias siswa untuk menyelesaikan masalah matematika terbuka sangat positip. Munculnya minat dan kemampuan siswa dalam proses menemukan, mencari cara-cara yang berbeda, dan alasan dalam penyelesaian masalah terbuka. Berdasarkan hasil perhitungan (tabel paired sample test terlihat bahwa nilai probabilitas (sig 2 tailed) adalah sebesar 0.000. Karena nilai probabilitas<0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil pembelajaran dengan model konvensional dan open ended berbeda secara nyata.

Kata Kunci : Pendekatan Open Ended, BerpikirKreatif, BerpikirKritis Abstract

(9)
(10)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Sekolah Dasar tahun 2006 berpikir kreatif dan berpikir kritis merupakan kemampuan yang diharapkan dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika. Berpikir kritis dalam matematika dapat diinterpretasi dalam berbagai cara. Beberapa ahli memandang berpikir kritis itu indra yang digunakan untuk menentukan kualitas suatu keputusan atau argumen. Kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kreatif merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dan sekaligus tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran matematika hal ini dinyatakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut dikembangkan dalam diri siswa, agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pemikiran yang melandasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang disempurnakan adalah bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang dapat menggali potensi siswa untuk selalu kreatif dan berkembang.

(11)

guru, sehingga banyak siswa yang belum maksimal memanfaatkan potensi akal pikirannya. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka masih sebatas mendengarkan keterangan guru, dan tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Sebagian dari mereka mungkin mendapat nilai yang tinggi dan dianggap sukses namun belum tentu mereka mampu mengendapkan atau menyimpan pengetahuan yang telah dikuasai dalam memori mereka dengan tahan lama.

Proses pembelajaran seperti dideskripsikan di atas banyak ditemukan di sekolah-sekolah, proses pembelajaran tersebut baru dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada tingkat rendah yakni mengetahui, memahami, dan menggunakan tetapi belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif dan kritis, padahal kemampuan tersebut merupakan suatu hal yang paling esensial dalam dimensi belajar. Sebagian besar guru belum merancang pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir (Kamdi, 2002).

Jalaluddin Rakhmat (2005), menyatakan bahwa belajar itu harus berbasis otak (akal pikiran). Dengan kata lain revolusi belajar dimulai dari otak. Otak adalah organ paling vital manusia yang selama ini kurang dipedulikan oleh guru dalam pembelajaran. Akal pikiran yang dimiliki oleh setiap peserta didik merupakan potensi yang sangat besar yang perlu dilatih dan dikembangkan serta difungsikan secara maksimal. Sehingga di masa mendatang ketika didera oleh berbagai masalah dan persoalan, sesungguhnya akal pikiranlah yang menjadi penopang utama bagi peserta didik untuk mencari solusi dari permasalahan atau keadaan di luar yang diharapkan. Harus kita sadari bahwa pembelajaran berpikir agar anak menjadi cerdas, kritis, dan kreatif serta mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan adalah penting.

(12)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berpikir meliputi dua aspek utama yakni kritis dan kreatif. Berpikir kreatif dan kritis merupakan dua kemampuan manusia yang sangat mendasar karena kedua kemampuan tersebut dapat mendorong seseorang untuk senantiasa memandang setiap permasalahan yang dihadapi secara kritis serta mencoba mencari jawabannya secara kreatif.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, usaha yang baik dilakukan oleh guru adalah dengan meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dalam menunjang perkembangan kreativitas yakni lingkungan belajar yang secara langsung memberi peluang bagi siswa untuk berpikir terbuka dan fleksibel tanpa adanya rasa takut atau malu. Dalam pembelajaran, pengembangan kemampuan berpikir ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya adalah : (1) mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, misalnya luwes, reflektif, ingin tahu, mampu mengambil resiko, tidak putus asa, mau bekerjasama. (2 ) trampil mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau luar sekolah, (3)menghasilkan ide dan karya cipta yang kreatif dan inovatif. (4)mengatasi cara berpikir yang terburu-buru, kabur dan tidak luas, (5)meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan perkembangan intelek mereka. (6)bersikap terbuka dalam menerima, dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan, dan kritik(Soedijarto dalam Mustaji:2004).

(13)

Sejumlah hasil studi lain yang dilakukan Hanningsen & Stein, 1997; Peterson, 1988; Mullis, dkk, 2000 (Didi Suryadi:2012) bahwa pembelajaran matematika pada umumnya masih berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir tahap rendah yang bersifat prosedural. Menurut Herman (2006:4) hal tersebut terjadi karena dalam proses pembelajaran matematika guru terlalu fokus pada latihan penyelesaian soal yang lebih bersifat prosedural dan mekanistis daripada berkonsentrasi pada mengembangkan pemahaman matematika siswa. Tes awal untuk memperoleh gambaran kemampuan berpikir kreatif dan kritis matematika siswa kelas II Sekolah Dasar (SD) menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan kritis masih rendah, jika kita memperhatikan hasil observasi di beberapa SD baik di kelas awal(kelas I,II dan III) maupun di kelas tinggi(IV, V dan VI), diketahui bahwa sebagian besar proses pembelajaran matematika saat ini hanya menekankan pada kemampuan menghafal, penyampaian informasi rumus-rumus dan contoh cara penyelesaian soal matematika yang diberikan oleh guru.

Harapan dunia pendidikan adalah menjadikan peserta didik sebagai pemikir dan pemecah masalah yang baik.Untuk itu, perlu peningkatan kemampuan berpikir mulai level terendah yaitu mengingat yang sifatnya spontan, kemampuan memahami sampai pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu aspek pengetahuan tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir adalah proses dinamis. Ketika berpikir, individu bertindak aktif dalam menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak, membuat hubungan antara obyek, yakni pembentukan pengetian yang menjadi pokok, pembentukan pendapat permasalahan dengan bagian-bagian, penarikan kesimpulan pengetahuan yang sudah (pembentukan keputusan).

(14)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencipta teknologi di masa depan dengan cara berpikir demikian kesuksesan besar seperti kemajuan teknologi, informasi, industri, karya seni, dan bidang lain terjadi dan membawa kemudahan. Tidak berlebihan jika berpikir kreatif dan kritis merupakan kunci keberhasilan. Efektifitas dan kualitas pembelajaran matematika sangat ditentukan ketika proses pembelajaran tersebut mampu mengubah diri peserta didik. Perubahan tersebut dalam arti dapat menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya. Begitu pentingnya pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan kritis, maka upaya pendidikan yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik dapat ditingkatkan melalui suatu pengembangan proses, pendekatan, dan program pembelajaran yang mampu menyentuh aspek-aspek potensi yang dimiliki peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik adalah menggunakan pendekatan Open Ended dalam pembelajaran, sebagaimana disarankan oleh Ruseffendi(dalam Eka Kasah:2012) bahwa sebaiknya dalam pembelajaran digunakan pendekatan yang menggunakan metode pemecahan masalah, inquiri dan metode balajar yang dapat menumbuhkan berpikir kritis dan kreatif, sehingga peserta didik mampu menghubungkan, mengaitkan dan memecahkan antara masalah matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.

Seperti yang dikemukakan Killen (Harmuni, 2012:22) bahwa” No teaching strategy is better than others in all circumstances, so you have to able to use a variety of teaching strategies, and make rational decisions about when each of the teaching strategies is likely to most effective”.

(15)

untuk memberikan bukti atau penjelasan, serta siswa akan memperoleh banyak pengalaman untuk mendapatkan suatu penyelesaian menjawab permasalahan. Dengan demikian kesempatan siswa untuk menginvestigasi berbagai srategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan dapat berkembang secara maksimal dan terkomunikasikan melalui proses belajar mengajar. Dengan cara demikian siswa akan benar-benar merasa berkepentingan dan termotivasi tinggi untuk menyelesaikan permasahan sendiri. Guru tidak perlu mengarahkan siswa memecahkan permasalahan dengan cara atau pola yang sudah ditentukan, sebab akan menghambat kebebasan berpikir siswa untuk menemukan cara baru menyelesaikan permasalahan. Kemampuan itu dapat mencakup beberapa hal, diantaranya, (1) membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berpikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan (6)bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan deskripsi di atas, dan agar penelitian ini lebih terarah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?

(16)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Bagaimana sikap dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan Open Ended ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional

b. Untuk mengkaji perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional

c. Untuk menelaah sikap dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi siswa, guru, maupun bagi sekolah secara keseluruhan. Pembelajaran open ended diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa dalam melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis serta meningkatkan aktivitas siswa belajar dan sikap yang positif terhadap mata pelajaran matematika. Hasil Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat pada proses pembelajaran matematika sehingga guru dapat menggunakan berbagai pendekatan terutama pendekatan open ended untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada pembelajaran matematika sebagai upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis pemecahan masalah matematika siswa sekolah dasar.

E.Hipotesis

(17)

a. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended dengan kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

b. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

(18)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat validation atau menguji Kratwhol (Nana Syaodih:2011) bertujuan menguji satu variabel terhadap variabel lain. Karena penelitian ini bersifat menguji, maka semua variabel yang diuji harus diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang sudah distandarisasikan atau dibakukan.

Dalam penelitian ini diambil dua kelas yang homogen dengan pembelajaran yang berbeda. Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended. Sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori. Pengelompokan subjek dilakukan tidak secara acak. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-postest control group design (Sugiyono: 2009). Desain penelitian tersebut berbentuk :

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Tes Awal Variabel bebas Tes Akhir

E O1 XE O2

K O3 XK O4

Keterangan :

E: Kelompok Eksperimen dengan pendekatan open ended. K: Kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. O: tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif. XE: perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen.

(19)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II di salah satu SD Kota Bekasi. Sebagai subyek sampel penelitian, dipilih tidak secara acak random kelas sebanyak dua kelas. Dari dua kelas ini dipilih lagi untuk menjadi kelas kontrol yang tidak menggunakan pembelajaran dengan pendekatan open ended dan kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan pendekatan open ended. Kelas II A sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 25 orang dan kls II B sebagai kelas Eksperimen berjumlah 25 orang. Kedua kelompok sampel penelitian yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki rerata kemampuan awal matematika yang sama. Hal ini ditunjukkan oleh uji kesamaan rerata dari ulangan materi sebelumnya. Uji rerata dilakukan dengan terlebih dahulu uji normalitas dan homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov dianalisis dengan menggunakan SPSS 16 for Windows. Kriteria pengujian menurut Sarwono (dalam Syukur: 2009): jika Zhitung Ztabel dengan taraf signifikan ɑ = 0,05 maka distribusinya tidak normal, sedangkan jika Zhitung Ztabel dengan taraf signifikan ɑ = 0,05 maka distribusinya adalah normal.. Selain itu juga, pengujian ini untuk mengetahui langkah pengujian selanjutnya, apakah parametrik atau non parametrik. Untuk uji normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas varians populasi menggunakan levene dengan bantuan program pengolah data SPSS versi

16.0.

Hipotesis uji normalitas pretes kemampuan berpikir kreatif dan kritis kelas

eksperimen dan kontrol adalah:

(20)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan nilai signifikansi, yaitu jika nilai signifikansi (sig) atau nilai probabilitas lebih besar dari 0,1 maka H0 diterima.

Hasil dari pengujian ini dapat lihat pada tabel 3.2 berikut dengan bantuan software SPSS ver 16.0 for windows.

Tabel 3.2

Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk kelas kontrol didapat nilai signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,966. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,1 maka data dari kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(21)

Tabel 3.3

Hasil Uji Normalitas

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk kelas eksperimen didapat nilai signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,586. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,1 maka data dari kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang dipeoleh berasal dari populasi yang memilki varians homogen(sama). Rumusan statistik hipotesisnya adalah sebagai berikut :

H0= σe2= σk2 H1 = σe2≠ σk2

σe2 = variansi populasi skor kelas eksperimen dan kontrol homogen.

σk2 = variansi populasi skor kelas eksperimen dan kontrol tidak homogen.

(22)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keputusan jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka distribusinya tidak homogen, sedangkan jika nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05 maka distribusi kedua varian homogen Sarwono (dalam Syukur: 2009). Dengan bantuan software SPSS ver 16.0 for windows dapat dilihat pada tabel 3.2 untuk Uji Homogenitas Varians adalah sebagai berikut

Tabel 3.4 Hasil Uji Homogenitas

Dari tabel diketahui bahwa nilai statistik levene adalah 3,006; dengan nilai signifikansinya adalah 0,089 maka Ho diterima, atau varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen, karena 0,089≥0,050.

b.Uji Kesamaan Rerata

Uji perbedaan rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa kelas eksperimen dibandingkan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kritis kelas kontrol. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut :

H0∶ �c = �k H1 :�c �k

�c = rata-rata kelas eksperimen �k = rata-rata kelas kontrol

Jika data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansi homogen, maka tes statistic yang digunakan adalah uji-t, perhitungan uji-t menggunakan SPSS 16 for windows. Kriteria pengujiannya adalah jika ttabel

Test of Homogeneity of Variances

G_Gain_gabungan

3,006 1 48 ,089

Lev ene

(23)

thitung ttabel, pada taraf signifikan ɑ = 0,05, maka H0 diterima dan selain itu H0 ditolak

Tabel 3.5 Hasil Uji Hipotesis

Pada tabel di atas terlihat bahwa rata-rata nilai siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan, dimana rata-rata kelas kontrol 0,47 dan kelas eksperimen rata-ratanya menjadi 0,75. Artinya pembelajaran dengan pendekatan open ended dan konvensional memiliki perbedaan dalam peningkatan kemampuan berfikir kreatif dan kritis.

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel. Variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan pendekatan open ended yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa kelas II Sekolah Dasar.

Dalam penelitian ini akan diteliti apakah ada pengaruhnya variabel bebas pendekatan open ended terhadap meningkatnya variabel terikat. Dalam penelitian ini juga ada variabel yang diasumsikan tidak terdapat perbedaan secara

Group Statisti cs

25 ,4696 ,23145 ,04629

25 ,7592 ,14611 ,02922

kelas 1,00 2,00 G_Gain_gabungan

N Mean St d. Dev iation

(24)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keseluruhan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang disebut dengan variabel kontrol adalah waktu pembelajaran, materi pembelajaran, kecerdasan siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah tidak ada perbedaan secara keseluruhan.

1. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Harapan Jaya VII. Jalan Bengawan Solo I Perumahan SBS Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Propinsi Jawa Barat. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Harapan Jaya VII Kota Bekasi tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 50 siswa. Penarikan sampel dilakukan tidak secara acak dan berasal dari dua kelas. Untuk penelitian ini satu kelas terdiri dari 25 siswa dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas dijadikan kelas kontrol yang terdiri dari 25 siswa. Dari masing-masing kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sama-sama mempelajari konsep bilangan. Namun di kelas kontrol tidak menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended.

D. Prosedur Penelitian

1. Penyusunan Proposal

Penyusunan Proposal yang dibuat dari penelitian ini terdiri atas tiga bab, yang disusun menurut aturan petunjuk karya tulis. Bab I adalah Pendahuluan, terdiri dari a).Latar Belakang Masalah, b). Rumusan Masalah, c).Tujuan Penelitian, d). Manfaat Penelitian, e). Definisi Operasioanal, Bab II tentang Kajian Pustaka dan Bab III tentang metodologi penelitian yang terdiri dari a). Lokasi dan waktu penelitian, b).Metode dan desain penelitian, c).Instrument, d).Tekhnik Pengumpulan data, d). Prosedur Penelitian.

E. Pengembangan Instrumen 1. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional variabel dari penelitian ini adalah Berpikir Kreatif, Berpikir Kritis dan Pendekatan Open Ended.

(25)

Secara khusus dapat dikatakan berpikir kreatif sebagai satu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen guna menghasilkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu indikasi berpikir kreatif dalam matematika, sedangkan indikasi yang lain berkaitan dengan berpikir logis dan berpikir divergen.

Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika adalah kemampuan berpikir siswa yang ditandai dengan adanya keaslian, kelancaran, kelenturan dan keterperincian respon siswa dalam menggunakan konsep-konsep matematika (Munandar, 2004). Adapun menurut Guilford (dalam Maulana: 2012), bahwa indikator dari berpikir kreatif ada lima yaitu:

a). Kepekaan(problemsensitivity) adalah kemampuan mendeteksi (mengenali dan memahami) serta menanggapi suatu pernyataan, situasi atau masalah.

b). Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. c). Keluwesan(flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

d). Keaslian (originality) adalah suatu kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang. e). Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menambah situasi atau suatu masalah sehingga menjadi lengkap, merincinya secara detail, yang didalamnya dapat berupa tabel, grafik, gambar, model, dan kata-kata.

b. Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah proses disiplin secara intelektual di mana seseorang secara aktif dan terampil memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesakan, dan/atau mengevaluasi berbagai informasi yang dikumpulkan atau yang didapat dari pengalaman, dari pengamatan (observasi), dari refleksi yang dilakukannya dari penalaran atau atau komunikasi yang dilakukan. c. Pendekatan Open Ended

(26)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai jalan pikirannya. Masalah Open-ended memberikan kesempatan kepada siswa: 1)kesempatan untuk mengembangkan beberapa pilihan dan jawaban, 2) kesempatan berdiskusi dalam kelompok; dan 3) kesempatan menentukan keputusan dan memberikan alasan atas jawaban mereka

d. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang berlangsung secara umum dan lazim digunakan dengan metode ceramah, tanya jawab, penugasan dan lebih banyak guru yang menjadi pusat belajar, di mana guru lebih mendominasi kegiatan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Depdiknas (Yanti:2012) mengutarakan bahwa pembelajaran konvensional cenderung pada belajar hapalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep, latihan soal dalam teks, serta penilaian masih bersifat tradisional dengan paper dan pencil test yang hanya menuntut pada satu jawaban benar. Belajar hapalan mengacu pada penghapalan fakta-fakta, hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep. e. Aktivitas siswa

Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

(27)

yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Depdiknas (dalam Damanik :2013), belajar aktif adalah

“Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,

mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa

perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor” 2. Penyusunan Kisi-kisi

Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-soal yang diperlukan atau yang hendak disusun. Kisi-kisi juga dapat diartikan test blue-print atau table of specification merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal (Suharsimi dalam Hermawan:2012). Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi dalam penelitian ini adalah kisi-kisi soal uraian yang terdiri dari lima butir soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan kritis. Kisi-kisi kemampuan berpikir kreatif dan kritis dijabarkan dalam lampiran A.1 3. Penulisan Butir Item Soal

(28)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian. Setelah mendapatkan butir-butir soal selanjutnya kita harus memilih lagi butir soal mana yang sekiranya tepat untuk dipakai. Setelah soal benar-benar teruji validitasnya, kemudian kunci jawaban yang sudah dibuat bersamaan pembuatan butir soal diuji kembali kebenaranya dan kemudian disusun sesuai dengan urutan soal yang telah

dibuat.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Instrumen tes.

Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis pada materi pembelajaran dengan masalah open ended diberikan sebelum perlakuan (pretest) dan setelah perlakuan (postest)berupa tes tertulis dalam bentuk soal uraian sebanyak 5 soal. Alasan dipilihnya bentuk tes uraian ini adalah bahwa dengan tes uraian diharapkan munculnya sikap kreatif dan kritis siswa dalam menyelesaikannya (Ruseffendi: 1994). Anthony J. Nitko (1996) mengatakan bahwa tes essay tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan- kemampuan: jawabannya. Tes essay bebas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar yang bersifat kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan:

a. menghasilkan, menyusun dan menyatakan ide-ide

(29)

c. merekayasa bentuk-bentuk orisinal, seperti mendisain sebuah eksperimen d. mengevaluasi nilai suatu ide

Penyusunan tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Setelah uji instrumen dilakukan kemudian dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Kriteria penskoran yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis matematika adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari Facione, (Ismaimusa dalam Widiani : 2011) seperti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Aspek yang

diukur

Reaksi terhadap soal/masalah Skor Mengevaluasi Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah 0

Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting dari

soal yang diberikan 1

Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting tetapi membuat kesimpulan yang salah 2 Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting serta membuat kesimpulan yang benar, tetapi melakukan kesalahan dalam melakukan penghitungan

3 Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting dan membuat kesimpulan yang benar, serta melakukan penghitungan yang benar

(30)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Aspek yang

diukur

Reaksi terhadap soal/masalah Skor Memberi konsep tetapi penyelesaiannya salah 2 Memberi konsep dan penyelesaiannya benar 3 Memberi konsep dan penyelesaiannya benar serta menguji kebenaran dari jawaban 4 Menganalisis Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah 0

Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, tetapi belum bisa memilih informasi yang penting 1 Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, dan bisa memilih informasi yang penting 2 Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, bisa memilih informasi yang penting dan mampu menentukan strategi yang benar dalam menyelesai kannya tetapi melakukan kesalahan dalam penghitungan

3

Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, bisa memilih informasi yang penting dan menentukan strategi yang benar dalam menyelesaikannya serta benar melakukan penghitungan

4

Memecahkan masalah

Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah 0 Mengidentifikasi soal dengan benar tetapi model

matematika yang dibuat salah 1

Untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif matematis, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal. Kriteria penskoran syang digunakan adalah skor rubrik yang dimodifikasi dari Bosch (dalam Widiani:2011) seperti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Penskoran Berpikir Kreatif

Indikator Reaksi terhadap soal/masalah Skor Kepekaan

(sensitivity)

Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah 0 Salah mendeteksi pernyataan atau situasi sehingga memberikan

sedikit penjelasan 1

Mendeteksi pernyataan atau situasi dengan benar, tetapi memberikan jawaban yang salah atau tidak dapat dipahami 2 Mendeteksi pernyataan atau situasi dengan benar, tetapi

memberikan jawaban yang kurang tepat 3

(31)

Indikator Reaksi terhadap soal/masalah Skor jawaban dengan benar dan lengkap

Kelancaran (Fluency)

Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah 0 Memberikan ide yang tidak relevan dengan pemecahan masalah 1 Memberikan ide yang relevan tetapi penyelesaiannya salah 2 Memberikan lebih dari satu ide yang relevan tetapi jawabannya

masih salah 3

Memberikan lebih dari satu ide yang relevan dan jawabannya benar 4 Elaborasi

(elaboration)

Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah 0 Terdapat kesalahan dalam jawaban dan tidak disertai perincian 1 Terdapat kesalahan dalam jawaban tetapi disertai perincian yang

kurang tepat 2

Terdapat kesalahan dalam jawaban tetapi disertai perincian yang

detil 3

Memberi jawaban yang benar dan rinci 4

Keluwesan (Flexibility

Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah

0 Memberikan jawaban hanya satu cara dan memberikan jawaban

salah 1

Memberikan jawaban hanya satu cara tetapi proses perhitungan dan

hasilnya benar 2

Memberikan jawaban lebih dari satu cara tapi hasilnya ada yang salah karena kekeliruan dalam proses penghitungan 3 Memberikan jawaban lebih dari satu cara, serta proses

penghitungan dan hasilnya benar 4

Keaslian (originality)

Tidak menjawab/memberikan jawaban yang salah

0 Memberikan jawaban dengan cara sendiri tapi tidak dapat dipahami 1 Memberikan jawaban dengan cara sendiri, proses perhitungan

sudah terarah tetapi tidak selesai 2

Memberikan jawaban dengan cara sendiri, tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan sehingga hasilnya salah 3 Memberikan jawaban dengan caranya sendiri, proses perhitnngan

dan hasilnya benar 4

b.Instrumen Non tes

(32)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengecek kemunculan indikator dari pendekatan open ended yang dilaksanakan oleh guru.

4. Pemeriksaan secara Rasional

Langkah berikutnya dalam prosedur penelitian ini adalah pemeriksaan instrumen oleh ahli. Tujuan dari pemeriksaan instrumen ini adalah untuk mengetahui seperti apa kualitas dari masing masing instrument tersebut, apakah instrument tersebut telah layak dipakai atau apakah instrument tersebut sudah sesuai deengan syarat-syarat instrument hasil belajar. Tes dari masing masing ranah akan dilihat hasilnya untuk menentukan kualitas dari instrumen tersebut. Selain itu pelaksanaan pemeriksaan instrumen juga ditentukan waktunya.Analisis instrumen bisa dilaksanakan atau dilakukan sebelum maupun sesudah dilaksanakan uji coba. Cara analisis instrumen yang telah disusun adalah dengan cara dilihat kesesuaiannya dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur serta pemenuhan persyaratan baik dari ranah materi, konstruksi dan bahasa. Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes dianalisis oleh pakar evaluasi yaitu dosen pembimbing.Setelah itu soal diujicobakan pada siswa kelas II Sekolah Dasar. Uji coba soal dilakukan untuk melihat validitas, reliabelitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda.

5. Perbaikan Butir Soal Sesuai Hasil Judmen

Yang perlu diperhatikan dalam memperbaiki butir soal adalah : a. Perhatikan tingkat kesukaran butir soal.

b. Perhatikan daya beda butir soal.

Sudah barang tentu untuk mengetahui apakah hasil perbaikan butir soal tersebut memberikan hasil yang lebih baik atau tidak, baru diketahui jika sudah diujikan. Prosedur memperbaiki instrument non tes sama dengan prosedur memperbaiki tes. Dari hasil analisis dengan mudah akan memperoleh informasi yang jelas mengenai kualitas instrumen. Seperti validitas soal dan reliabilitas tes serta kualitas butir per butir dari instrumen tersebut.

(33)

Uji coba instrumen dilakukan kepada populasi yang mewakili sampel penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua macam instrumen untuk mengumpulkan data yaitu lembar observasi untuk berpikir kreatif dan kritis. Instrumen yang diujikan dalam penelitian ini adalah instrument tes tertulis dalam bentuk soal uraian yang terdiri dari lima butir digunakan untuk menjaring dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Instrumen juga digunakan sebagai alat untuk mengukur variabel yang diteliti (Sugiyono:2012). Soal yang sudah diujikan kemudian dihitung untuk menentukan:

a. Validitas Soal

Sebelum soal tes digunakan terlebih dahulu divalidasi untuk melihat validitas isi dan validitas muka. Kemudian diuji cobakan kepada siswa yang tidak termasuk ke dalam sampel penelitian.Validitas soal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat tes mengukur apa yang hendak diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Suherman(2003:102) yang menyatakan bahwa: Validitas instrumen adalah ketepatan dari suatu instrumen atau alat pengukuran terhadap konsep yang akan diukur, sehingga suatu instrument atau alat pengukuran terhadap konsep yang diukur dikatakan memiliki taraf validitas yang baik jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur.Untuk menguji validitas butir soal digunakan korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, sedangkan perhitungannya menggunakan perangkat lunak Excel. Sementara itu interpretasi besarnya koefisien validitas berdasarkan patokan menurut Arikunto(2001:75) sebagai berikut:

tabel 3.8

(34)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Koefisien validitas (rxy) Interpretasi

0,80 rxy ≤1,00 Validitas sangat baik (sangat tinggi)

0,60 rxy ≤0,80 Validitas baik ( tinggi)

0,40 rxy ≤0,60 Validitas cukup (sedang)

0,20 rxy ≤0,40 Validitas rendah (jelek)

0,00 rxy ≤0,20 Validitas sangat rendah (sangat jelek)

rxy ≤0,00 Tidak validitas

Hasil perhitungan untuk validitas butir soal ditunjukkan pada tabel berikut di bawah ini:

Tabel 3.9

Interpretasi Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal No (rxy) Kriteria Keterangan 1 0,78 Validitas tinggi Soal dipakai 2 0,54 Validitas sedang Soal dipakai 3 0,63 Validitas tinggi Soal dipakai 4 0,66 Validitas tinggi Soal dipakai 5 0,65 Validitas tinggi Soal dipakai

b). Tingkat Kesukaran Soal

(35)

Dengan : IK = Indeks Kesukaran

IK=

m � = nilai rata-rata setiap butir soal

�m = nilai maksimum setiap butir soal Adapun klasifikasi indeks kesukaran menurut Suherman (2003:170) sebagai berikut :

Tabel 3.10

Kriteria Indeks Kesukaran Butir Soal Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

0,70 IK ≤ 1,00 Soal mudah

0,30 IK ≤ 0,70 Soal seadng

0,00 IK ≤0,30 Soal sukar

IK = 1,00 Soal terlalu sukar

Hasil analisis indeks kesukaran soal kemampuan berpikir kreatif dan kritis dalam penelitian ini dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.11

Interpretasi Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal No soal Indeks Kesukaran Kriteria Keterangan

1 0,78 Soal mudah Dipakai

2 0,54 Soal sedang Dipakai

3 0,63 Soal sedang Dipakai

4 0,66 Soal sedang Dipakai

5 0,65 Soal sedang Dipakai

(36)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen ini dianggap memenuhi semua kriteria dan dapat digunakan dalam

penelitian.

b. Analisis Reliabelitas Tes

Reliabelitas suatu alat tes dikatakan reliabel jika hasil evaluasi tersebut memberikan hasil yang tetap sama untuk subyek yang sama (konsisten). Kalaupun mengalami perubahan tetapi perubahan itu tidak signifikan.Dalam penelitian ini, untuk menghitung reliabilitas tes digunakan analisa cronback-alpha, sedangkan perhitungannya menggunakan perangkat lunak Excel. Sementara itu klasifikasi besarnya koefisien reliabilitas mengacu pada kategori yang diajukan Guilford (Ruseffendi dalam Widiani:2011) adalah sebagai berikut :

Tabel 3.12 Kriteria Reliabilitas Tes Koefisien reliabilitas (rxy) Interpretasi

rxy≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 rxy ≤0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 rxy ≤0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,70 rxy ≤0,90 Derajat reliabilitas tinggi

0,90 rxy ≤1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan penghitungan hasil tes uraian yang dilakukan, diperoleh r11 sebesar 0,641. Dengan demikian berdasarkan kriteria di atas, maka reliabilitas instrument tersebut termasuk ke dalam kategori sedang, artinya derajat ketetapan reliabilitas tes tersebut akan memberikan hasil yang relative sama jika diteskan kembali kepada subjek yang sama pada waktu yang berbeda.

c. Analisis Daya Pembeda

(37)

kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda dilakukan dengan bantuan program Excel, sedangkan rumus yang digunakan adalah (Dwirahayu, 2005: 49) :

DP = XA– XB SM1

Kriteria daya pembeda butir soal yang digunakan berdasarkan (Suherman, 2003 : 161) diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 3.13

Kriteria Daya Pembeda Butir Soal Daya Pembeda Interpretasi

0,70 DP≤ 1.00 Sangat baik

0,40 DP≤ 0.70 Baik

0,20 DP≤ 0.40 Cukup

0,00 DP≤ 0.20 Jelek

DP≤0,00 Sangat jelek

(Suherman,2003:161) Berdasarkan hasil perhitungan, daya pembeda untuk setiap soal disajikan dalam tabel 3.7 Berikut ini:

Tabel 3.14

Interpretasi Hasil Perhitungan daya Pembeda No Daya Pembeda Kriteria Keterangan

1 0,45 Baik Soal Dipakai

2 0,59 Baik Soal Dipakai

3 0,64 Baik Soal Dipakai

4 0,70 Baik Soal Dipakai

5 0,59 Baik Soal Dipakai

7. Perbaikan Soal sesuai dengan Hasil Uji Coba

(38)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terdapat soal yang harus diperbaiki.

F. Pengukuran Awal

Untuk mengetahui kemampuan awal kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa dilakukan pengukuran awal melalui pre tes pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Soal yang diberikan merupakan instrument tes yang sudah dilakukan uji validasi. Instrumen tes berupa lima butir soal uraian. Hasil pengukuran awal ini dihitung dengan menggunakan spss 16 for windows.Hasil pre tes diolah dan dianalisis untuk dibandingkan dengan hasil postes

G. Pemberian Perlakuan Eksperimen

a. Tahap persiapan

1. Melakukan kajian kurikulum, mengidentifikasi Kompetensi Dasar dan konsep yang dapat dikembangkan dengan pendekatan open ended.

2. Mendesain pendekatan open ended yang dilengkapi dengan Rencana Pembelajaran, sumber belajar, media dan alat peraga.

3. Menyusun rubrik penilaian.

Menentukan skor awal yang didapat dari hasil ulangan sebelumnya.Skor awal dapat berubah setelah setiap kali diadakan kuis.Membentuk kelompok kooperatif, tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen. Peneliti melakukan persiapan pembelajaran bersama guru dengan berdiskusi, simulasi untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran dengan open ended.

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan perlakuan yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah :

a) Pendahuluan.

1. Memberikan apersepsi dan motivasi serta menggali pengetahuan pra syarat dengan cara tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Membagikan LKS b).Kegiatan Inti

(39)

2. Guru menyajikan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan metode tanya jawab, diskusi, dan ceramah.

3. Siswa mengamati teman sekelasnya, menghitung jumlah siswa seluruhnya, membandingkan banyaknya jumlah siswa laki-laki dan perempuan.

4.Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 5. Guru menjelaskan langkah-langkah dan aturan permainan yang akan dilakukan

siswa

6. Guru mengajukan beberapa permasalahan open ended, dan siswa ditugaskan secara berkelompok untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

a. Siswa ditugaskan untuk melakukan presentasi hasil kerja kelompoknya. b. Guru melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Siswa diberikan LKS yang berisi beberapa soal open ended.

d. Setelah kegiatan menyelesaikan LKS, siswa mengecek kebenaran jawaban yang dibuat oleh siswa. Kemudian siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Sedangkan guru selalu siap untuk memberikan bimbingan, arahan dan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.kelompok yang mengalami kesulitan agar meminta bantuan guru dan setiap anggota kelompok harus berbicara sopan, saling mengormati dan saling menghargai.

e. Pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan cara mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas oleh masing- masing wakil kelompok.

Dari presentasi yang dilakukan dapat dikoreksi hasil kerja kelompok benar atau salah.

c). Kegiatan Penutup.

1. Pemberian tes secara individual.

2. Pemeriksaan hasil tes, dengan cara membuat daftar skor peningkatan setiap individu yang kemudian dimasukan menjadi skor kelompok tinggi, sedang dan rendah. Peningkatan rata-rata skor setiap individu akan mejadi sumbangan bagi

(40)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan kegiatan yang dilakukan pada kelas kontrol dalam penelitian ini adalah:

a). Pendahuluan

1. Memberikan appersepsi dan motivasi

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Kegiatan Inti

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan tanya jawab, ceramah, dan demonstrasi. Kemudian memberikan contoh-contoh soal dan pemecahannya, siswa mendengarkan dan mencatat dalam buku catatan. Guru menugaskan siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diambil dari buku pegangan siswa dan soal buatan guru sendiri. Guru bersama siswa membahas soal latihan yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa.

c) Kegiatan Penutup Dengan metode tanya jawab guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman pelajaran. Siswa diberi PR. Selanjutnya pada akhir perlakuan pada kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diadakan tes hasil belajar berupa post tes. Tes yang digunakan adalah tes berbentuk uraian yang terdiri dari lima soal untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan kritis.Hasilnya dianalisis untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok sampel tersebut.

H. Pengukuran Akhir

Dalam penelitian ini pengukuran akhir dilakukan melalui pemberian posttes di kelas kontrol maupun kelas eksperimen, bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kritis dengan menggunakan pendekatan open ended dan pembelajaran konvensional.Besarnya peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kritis dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain), yaitu :

� = � � � – � � �

(41)

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi dari Hake ( Guntur:2003), yaitu :

Tabel 3.15 Klasifikasi Gain

Besarnya Gain Interpretasi

g 0,7 Tinggi

0,3 g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Sumber Hake dalam Guntur (2003) I. Analisis dan Pengolahan Data

Data diolah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian:

a. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional di SDN Harapan Jaya VII dengan cara menghitung skor test.

b. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open ended dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dilakukan melalui menghitung skor test.

c. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dengan pendekatan open ended dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan berpikir kritis siswa dengan menggunakan lembar observasi.

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data selanjutnya diolah. Ada dua jenis data yang diolah dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif adalah data hasil tes kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa dalam matematika, sedangkan data kualitatif adalah data hasil observasi. Tahap-tahap analisis data yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

(42)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan menghitung statistik deskriptif adalah untuk manganalisis data berdasarkan nilai terendah, tertinggi, rata-rata, dan deviasi standar.

b). Hasil Uji Mean (rata-rata)

Deskriptif hasil statistik kemampuan berpikir kreatif dan kritis kelas kontrol dan kelas eksperimen dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.16 Hasil Uji Rata-rata

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari kelas kontrol memiliki nilai rata-rata 0,47 dengan standar deviasi 0,23. Nilai minimum 1 dan maksimum 16. Standar deviasi yang sangat besar dari mean sekitar 46,29% menunjukkan adanya variasi yang sangat besar dari nilai terendah dan terbesar.

Begitu juga dengan kelas eksperimen.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 25 siswa kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata 0,75 dengan standar deviasi 0.145. nilai minimum 4 dan maksimum 18. Standar deviasi yang sangat besar dari mean sekitar 29% menunjukkan adanya variasi yang sangat besar dari nilai terendah dan terbesar. begitu juga dengan kelas eksperimen.

a. Uji Homogenitas Pretes dan Postes

(43)

Hasil Uji Homogenitas

Analisis :

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai statistic levene adalah 3,006; dengan nilai signifikansinya adalah 0,089. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,1 maka H0 diterima, atau varians kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Sedangkan untuk kelas eksperimen, untuk Uji Homogenitas Varians hasilnya sebagai berikut:

Tabel.3.18

Berdasarkan nilai signifikansi :

Jika nilai signifikansi (sig) pada tabel lebih besar dari 0,1 maka H0 diterima. Dari tabel diketahui bahwa nilai statistic levene adalah 2,837; dengan nilai signifikansinya adalah 0,099 Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,1 maka H0 diterima, atau varians kelas kontrol dan kelas eksprimen adalah b.Menguji Kesamaan Rata- rata

Uji perbedaan rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa kelas

Test of Homogeneity of Variances

G_Gain_gabungan

3,006 1 48 ,089

Lev ene

Statistic df 1 df 2 Sig.

Test of Homogeneity of Variances

N_gain_gabungan

2,837 1 48 ,099

Lev ene

(44)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen dengan kelas kontrol. Rumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut : H0∶ �c = �k

H1 : �c �k

�c = rata-rata kelas eksperimen �k = rata-rata kelas kontrol

Jika data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan variansi homogen, maka tes statistik yang digunakan adalah t, perhitungan uji-t menggunakan SPSS 16 for windows. Kriuji-teria pengujiannya adalah jika uji-ttabel thitung ttabel, pada taraf signifikan ɑ = 0,05, maka H0 diterima dan selain itu H0 ditolak.

Tabel 3.19

Uji t

Pada tabel di atas terlihat bahwa rata-rata nilai berdasarkan N gain kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan berbeda secara signifikan dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan rata-rata kelas kontrol 0,46 dan kelas eksperimen rata-ratanya meningkat menjadi 0,75. Artinya pembelajaran dengan pendekatan open ended dan konvensional memiliki perbedaan peningkatan

Group Statistics

25 ,4696 ,23145 ,04629

25 ,7124 ,14564 ,02913

kelas 1,00 2,00 N_gain_gabungan

N Mean Std. Dev iat ion

(45)

kemampuan berfikir kreatif dan kritis. b. Analisa Data Aktivitas Siswa

Penilaian proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembaran observasi untuk menilai partisipasi interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran, antara lain cara belajar siswa. Dengan penilaian proses kita akan mengetahui bagaimana keterlibatan siswa dalam pembelajaran apakah siswa pasif atau aktif belajar, dan sebagainya. Penilaian proses siswa mengikuti pembelajaran adalah penilaian sikap siswa saat mengikuti pebelajaran. Salah satu objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran(Puskur, 2006: 7-8). Hasil observasi siswa, data kualitatif yang telah diperoleh dikonversi terlebih dahulu ke dalam data kuantitatif. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya persentasi hasil observasi siswa digunakan rumus dalam sebagai berikut (Puskur, 2006: 7-8)

Tabel 3.20 Panduan konversi nilai

Indeks Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 - 4 dan 0 - 100 adalah : Konversi nilai akhir Predikat

(Pengetahuan dan Keterampilan)

Klasifikasi Sikap dan Ekstrakurikuler Skala 0 – 100 Skala 1 – 4

86 -100 4 A

SB (Sangat Baik)

81- 85 3.66 A-

76 – 80 3.33 B+

B (Baik)

(46)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Konversi nilai akhir Predikat

(Pengetahuan dan Keterampilan)

Klasifikasi Sikap dan Ekstrakurikuler Skala 0 – 100 Skala 1 – 4

66-70 2.66 B-

61-65 2.33 C+

C (Cukup)

56-60 2 C

51-55 1.66 C-

46-50 1.33 D+

K (Kurang)

0-45 1 D

J. Penulisan Laporan.

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pengolahan data yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematika antara siswa yang mendapatkan pembelajaran Open Ended dan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, kemampuan berpikir kreatif dan kritis matematika siswa yang memperoleh pendekatan open ended secara statistik lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajaran matematikanya secara biasa (konvensional).

2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika antara siswa yang mendapatkan pembelajaran Open Ended dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, kemampuan berpikir kreatif dan kritis matematika siswa yang memperoleh pendekatan open ended secara statistik lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang pembelajaran matematikanya secara biasa (konvensional).

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan open

ended dilihat dari faktor pembelajaran dan tingkat kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) lebih aktif. Dengan demikian, pendekatan Open Ended Efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yakni sebagai berikut:

(48)

Hj. Siti Aisah , 2014

Efektivitas Pendekatan Open Ended Dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Kritis

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pendekatan Open Ended sebaiknya dijadikan satu alternatif bagi guru dalam menyajikan materi pelajaran matematika dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika di tingkat Sekolah Dasar.

2. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended pada konsep bilangan di kelas II sekolah dasar, diantaranya; Alokasi waktu yang panjang, baik secara frekuensi pertemuan ataupun proporsi waktu dalam pembelajaran, Guru harus dilatih untukterbiasa membuat soal-soal Open Ended.

3. Dalam pendekatan Open Ended peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, maka guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk memunculkan ide-ide atau gagasan dengan cara mereka sendiri, siswa juga hendaknya diberi kesempatan untuk menilai jawaban temannya sehingga dalam belajar siswa menjadi lebih kritis dan kreatif serta berani untuk mengungkapkan berbagi alasan yang tepat terhadap suatu hal, lebih percaya diri dan kreatif dalam menemukan jawaban terhadap masalah.

4. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan kritis belum maksimal terutama masih terdapat siswa yang berkemampuan rendah belum maksimal dalam pembelajaran open ended sehingga perlu diadakannya penelitian berikutnya. 5. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menguji pendekatan open ended pada

(49)

Hj. Siti Aisah , 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002).Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek, Edisi revisi. De Bono, Edward. (2007). Revolusi Berpikr: mengajari Anak anda Berpikir

Canggih dan Kreatif dalam Memecahkan Masalah dan Memantik Ide-ide Baru, PT. Mizan Pustaka.

Desmita.(2009). Psikologi Perkembangan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Gordah, Kasah (2012). Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Koneksi Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik Melalui Pendekatan Open ended.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hassaoubah, Izhab zaleha (2008).Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Jakarta. Nuansa

Hurlock B. Elizabeth. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta. Erlangga.

Ibrahim. (2011).http://eprints.uny.ac.id/7367/1/p-12.pdf Pengembangan Bahan Ajar Matematika Sekolah Berbasis Masalah Terbuka Untuk Memfasilitasi Pencapaian Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Matematis Siswa Jerry P. Becker (1997) The Open Ended Approach. National Council Of teacher

Of Mathematics. Reston : Virginia.

Mujahidah,Khilafah.(2013)tersedia http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.6 Aplikasi Metode Zero-crossing dan Ratio Spectra Zero- crossing untuk Penetapan Kadar Campuran Parasetamol, Ibuprofen dan Kofein pada Sediaan Tablet ....

Budidaya Kenaf ( Hibiscus cannabinus L.) Masing –masing Ahli Penelitian Utama, Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat.. Biologi

Jumlah anggota rumah tangga juga akan mempengaruhi konsumsi pangan. Bagi rumah tangga dengan anggota rumah tangga banyak, pada kondisi tersebut maka tingkat konsumi pangan

Penelitian tentang ”Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)” telah

ngkinmenimbulkanreaksi yang berbeda, yang satulekasmerangsanggairahbelajar,. yang lain

Oleh karena itu penulis mengangkat judul dalam penulisan ilmiah ini adalah Analisis Peramalan Penjualan McDonalds Delevery Service di Mall Depok, dengan alasan utama dalam

Pengeluaran Konsumsi yaitu pengeluaran rutin negara dalam hal ini belanja pegawai yang mencakup gaji dan pensiun, tunjangan serta belanja barang-barang dalam negeri, dana

Nyawanya meninggalkan tubuhnya dengan sebuah senyum khas di wajahnya dan video kamera mengambil gambar wajahnya dari berbagai sudut, sebagai bukti akan dua hal: (i) bahwa ini