• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Matematika pada pokok bahasan lingkaran kelas VIII B Smp Kanisius Kalasan Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Matematika pada pokok bahasan lingkaran kelas VIII B Smp Kanisius Kalasan Yogyakarta."

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

Elizabeth Kurnia Sari (111414086). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian dalam skripsi ini, bertujuan untuk mengetahui jenis–jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan lingkaran dan faktor–faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan pada bulan April–Mei 2015 di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Dengan pengambilan objek adalah jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa– siswi dalam pokok bahasan lingkaran dan subjek pada penelitian ini adalah semua siswa–siswi kelas VIII B. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik dan wawancara tidak terstruktur.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya jenis–jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada pokok bahasan lingkaran, yaitu meliputi kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema, penggunaan algoritma yang tidak sempurna, kesalahan teknis, kesalahan data, tidak menghitung atau menuliskan jawaban akhir, dan jawaban acak. Berdasarkan hasil analisis dari tes diagnostik, terdapat 173 kesalahan dari 24 siswa yang mengerjakan 10 butir soal pada pokok bahasan lingkaran. Penggunaan algoritma yang tidak sempurna adalah kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dengan jumlah persentase 43,35 % dari semua kesalahan. Dari hasil wawancara diketahui faktor-faktor internal penyebab kesalahan siswa saat menyelesaikan soal pada pokok bahasan lingkaran. Faktor-faktor tersebut antara lain: siswa kurang memahami konsep yang berkaitan dengan lingkaran, siswa kurang teliti saat mengerjakan soal, siswa kurang memahami soal dengan baik, dan siswa malas belajar.

(2)

viii

ABSTRACT

Elizabeth Kurnia Sari (111414086). Students’ Error Analysis in Mathematical Problem Solving on Circles subject Class VIII B of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Mathematics Education Study Program Department of Mathematics and Science Education, the Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed at finding the types of students’ error in Circles problem solving and the factors of the errors. The method used in this research was descriptive – qualitative. The data was obtained on April – May 2015 in Kanisius Kalasan Yogyakarta Junior High School. The object of this project was students’ errors in Circle problem solving. The subjects of this research were students of VIII B. Diagnostic test and unstructured interview were used as the instruments to collect the data.

The results of this study was a conclusion that the types of students’ errors on the subject of the circle including misconceptions, distorted theorem or definition, error using an algorithm that is less than perfect, technical errors, misused data, not counting the final answer and random answer. Based on the analysis of diagnostic tests, there were 173 errors of 24 students who worked on 10 items on the subject of the circle. Error using an algorithm that is less than perfect was the most widely performed by students of class VIII B Kanisius Kalasan Yogyakarta Junior High School, with the percentage of 43,35% of all the mistakes made by the students of class VIII B. From the interviews it was found that the unknown internal factors cause errors was when the students solved problems in basic discussion circles. These factors include: the students do not understand the concepts related to the circle, the students are less thorough when working on, the students do not understand the questions well, and the students are lazy to learn mathematics.

(3)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII B

SMP KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Elizabeth Kurnia Sari

NIM : 111414086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII B

SMP KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Elizabeth Kurnia Sari

NIM : 111414086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

In the future I would like to teach

everything that I’ve learned”

(Elizabeth Kurnia Sari)

Kupersembahkan karya ini untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai langkahku serta karena berkat dan kasihNya yang selalu membuat aku semangat menjalani kehidupan. 2. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan,

memberikan semangat serta mengusahakan yang terbaik untuk masa depanku.

3. Kedua kakakku yang selalu memberikan semangat. 4. Febi Sanjaya yang selalu memberikan semangat, cinta

dan kasih sayang.

5. Serta semua orang yang kukasihi, terima kasih atas

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan kesungguhan bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Februari 2016

Penulis,

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Elizabeth Kurnia Sari

NIM : 111414086

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

“ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL

MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII B

SMP KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin saya maupun memberikan royalty kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 18 Februari 2016

Yang menyatakan,

(10)

vii

ABSTRAK

Elizabeth Kurnia Sari (111414086). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian dalam skripsi ini, bertujuan untuk mengetahui jenis–jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan lingkaran dan faktor–faktor penyebab terjadinya kesalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan pada bulan April–Mei 2015 di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Dengan pengambilan objek adalah jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa– siswi dalam pokok bahasan lingkaran dan subjek pada penelitian ini adalah semua siswa–siswi kelas VIII B. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes diagnostik dan wawancara tidak terstruktur.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya jenis–jenis kesalahan yang dilakukan siswa pada pokok bahasan lingkaran, yaitu meliputi kesalahan dalam menggunakan definisi atau teorema, penggunaan algoritma yang tidak sempurna, kesalahan teknis, kesalahan data, tidak menghitung atau menuliskan jawaban akhir, dan jawaban acak. Berdasarkan hasil analisis dari tes diagnostik, terdapat 173 kesalahan dari 24 siswa yang mengerjakan 10 butir soal pada pokok bahasan lingkaran. Penggunaan algoritma yang tidak sempurna adalah kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dengan jumlah persentase 43,35 % dari semua kesalahan. Dari hasil wawancara diketahui faktor-faktor internal penyebab kesalahan siswa saat menyelesaikan soal pada pokok bahasan lingkaran. Faktor-faktor tersebut antara lain: siswa kurang memahami konsep yang berkaitan dengan lingkaran, siswa kurang teliti saat mengerjakan soal, siswa kurang memahami soal dengan baik, dan siswa malas belajar.

(11)

viii

ABSTRACT

Elizabeth Kurnia Sari (111414086). Students’ Error Analysis in Mathematical Problem Solving on Circles subject Class VIII B of SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Mathematics Education Study Program Department of Mathematics and Science Education, the Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research aimed at finding the types of students’ error in Circles problem solving and the factors of the errors. The method used in this research was descriptive – qualitative. The data was obtained on April – May 2015 in Kanisius Kalasan Yogyakarta Junior High School. The object of this project was students’ errors in Circle problem solving. The subjects of this research were students of VIII B. Diagnostic test and unstructured interview were used as the instruments to collect the data.

The results of this study was a conclusion that the types of students’ errors on the subject of the circle including misconceptions, distorted theorem or definition, error using an algorithm that is less than perfect, technical errors, misused data, not counting the final answer and random answer. Based on the analysis of diagnostic tests, there were 173 errors of 24 students who worked on 10 items on the subject of the circle. Error using an algorithm that is less than perfect was the most widely performed by students of class VIII B Kanisius Kalasan Yogyakarta Junior High School, with the percentage of 43,35% of all the mistakes made by the students of class VIII B. From the interviews it was found that the unknown internal factors cause errors was when the students solved problems in basic discussion circles. These factors include: the students do not understand the concepts related to the circle, the students are less thorough when working on, the students do not understand the questions well, and the students are lazy to learn mathematics.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan berkat-Nya berupa kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan

skripsi dengan baik. Skripsi ini diajukan untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua

pihak baik bantuan moril maupun bantuan materil. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

4. Dosen-dosen penguji, Bapak Beni Utomo M.Sc. dan Ibu Cyrenia Novella

Krisnamurti M.Sc. yang telah memberikan masukan kepada penulis.

5. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

(13)

x

6. Yusup Indrianto P., S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Kalasan

Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan penelitian.

7. Ag. Kurnia Pancarini, S.Pd. selaku guru matematika yang telah memberikan

dukungan dan bantuan.

8. Seluruh siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran

2014/2015 yang telah bekerja sama dengan baik dalam pelaksanaan

pembuatan skripsi ini.

9. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah mendidik,

memotivasi, membagi pengetahuan, dan pengalaman yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

10.Segenap karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan, keramahan, dan

kerjasamanya demi kelancaran skripsi ini.

11.Orang tuaku, Bapak Eko dan Ibu Marcel, kedua kakakku Hendrik dan Yohan,

serta Febi Sanjaya yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.

12.Sahabat-sahabatku tercinta Erma, Desy, Luthfi, Astri, Puri, Imma, Desyka,

Lidya, Ade, Iva, Monik, Adven, Galuh, Ardha, Dian, Tari, Mega. Terima

kasih atas doa, semangat, senyum, kekompakan, keceriaan, serta kebersamaan

yang selalu diberikan hingga selesainya skripsi ini.

13.Teman seperjuangan skripsi Cicil, Risky, Natalia, atas doa, semangat dan

kekompakan yang diberikan selama ini.

14. Teman-teman PMAT 2011, terima kasih atas kerja samanya selama kuliah

(14)

xi

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan sehingga skripsi ini

masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati penulis akan menerima dengan senang hati kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang, semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 18 Februari 2015

Penulis,

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT……….. viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah……….. 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Batasan Masalah ... 4

F. Batasan Istilah ... 4

G. Manfaat Penelitian ... 6

H. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Kesalahan dalam Matematika……… 8

2. Klasifikasi Jenis Kesalahan dalam Matematika……… 9

3. Faktor Penyebab Kesalahan ... 12

4. Lingkaran ... 15

B. Tes Diagnostik ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 23

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

(16)

xiii

E. Metode Pengumpulan Data ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 29

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Pelaksanaan Penelitian ... 37

B. Data Penelitian ... 40

C. Analisis Data Penelitian ... 56

D. Analisis Data Wawancara ... 86

E. Pembahasan Penelitian ... 102

F. Keterbatasan Penelitian ... 107

BAB V PENUTUP ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal

3.1 Kisi-kisi Soal ... 29

3.2 Tingkat Kualifikasi Validitas Item ... 32

3.3 Rekapan Hasil Tes Uji Coba Kelas VIII A ... 32

3.4 Hasil Perhitungan Indeks Validitas Soal ... 34

3.5 Interpretasi Reliabilitas ... 35

3.6 Rekapan Hasil Tes Uji Coba Kelas VIII A ... 36

3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen ... 37

4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 39

4.2 Rekapan Skor Hasil Tes Diagnostik Kelas VIII B ... 41

4.3 Data Kesalahan Siswa ... 42

4.4 Data Wawancara ... 53

4.5 Klasifikasi Jenis-jenis Kesalahan Siswa ... 58

4.6 Banyaknya Siswa yang Melakukan Kesalahan Berdasarkan Kategori Jenis Kesalahan ... 83

4.7 Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Siswa... 84

4.8 Rekapitulasi Kesalahan yang Dilakukan Per Siswa ... 85

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

2.1 Lingkaran yang berpusat di titik O ... 16

2.2 Sudut Pusat dan Sudut Keliling ... 19

2.3 Sudut Pusat dan Sudut Keliling ... 20

3.1 Kerangka Berpikir ... 24

4.1 Kesalahan siswa S4 pada soal nomor 1 ... 86

4.2 Kesalahan siswa S3 pada soal nomor 2 ... 87

4.3 Kesalahan siswa S22 pada soal nomor 4 ... 88

4.4 Kesalahan siswa S5 pada soal nomor 9 ... 90

4.5 Kesalahan siswa S5 pada soal nomor 6 ... 91

4.6 Kesalahan siswa S1 pada soal nomor 7 ... 92

4.7 Kesalahan siswa S6 pada soal nomor 8 ... 94

4.8 Kesalahan siswa S6 pada soal nomor 7 ... 95

4.9 Kesalahan siswa S6 pada soal nomor 3 ... 96

4.10 Kesalahan siswa S3 pada soal nomor 5 ... 97

4.11 Kesalahan siswa S3 pada soal nomor 9 ... 98

4.12 Kesalahan siswa S7 pada soal nomor 5 ... 99

4.13 Kesalahan siswa S1 pada soal nomor 5 ... 101

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Hal

1. Soal Tes Uji Coba ... 113

2. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba ... 114

3. Rubrik Penskoran ... 121

4. Hasil Tes Uji Coba Kelas VIII A ... 130

5. Perhitungan Validitas Item Butir Soal Tes Uji Coba ... 131

6. Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Uji Coba ... 135

7. Soal Tes Diagnostik ... 140

8. Contoh Lembar Jawaban Siswa ... 141

9. Transkrip Wawancara Siswa ... 151

10. Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 163

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap

jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar. Dalam upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran matematika, para

pendidik atau guru dituntut untuk selalu meningkatkan diri baik dalam

pengetahuan matematika maupun pengelolaan proses belajar mengajar.

Hal ini dimaksudkan agar para siswa dapat mempelajari matematika

dengan baik dan benar sehingga mereka mampu mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dapat menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pengalaman selama PPL di SMP Kanisius Kalasan

Yogyakarta, peneliti menemukan bahwa penanaman konsep merupakan hal

tersulit yang dihadapi guru terutama guru mata pelajaran matematika. Peneliti

berpendapat bahwa konsep dasar matematika yang tertanam pada siswa

masih sangat kurang. Contohnya dalam menghitung operasi bilangan yang

sederhana masih banyak siswa yang melakukan kesalahan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa di SMP

Kanisius Kalasan Yogyakarta menyatakan bahwa mereka kurang menyukai

(21)

pelajaran yang sangat rumit dan sulit untuk dipahami. Ketidakpahaman siswa

akan konsep menjadi penyebab banyaknya siswa mengalami kesulitan dalam

belajar matematika. Indikator kesulitan belajar siswa pada matematika terlihat

ketika siswa melakukan kesalahan saat melakukan proses pemecahan

soal-soal matematika. Hal ini senada dengan pendapat Soedjadi (dalam Nisa,

2010) yang mengatakan bahwa kesulitan merupakan penyebab terjadinya

kesalahan.

Menurut pengalaman mengajar les privat siswa SMP kelas VIII

peneliti pernah menemukan beberapa kesalahan siswa pada saat

menyelesaikan soal lingkaran. Misalnya salah menggunakan rumus luas

juring, salah mencari sudut pusat dan sudut keliling, dll. Oleh karena itu,

mungkin saja siswa di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta juga melakukan

beberapa kesalahan saat mengerjakan soal matematika, khususnya pada

materi lingkaran.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan observasi di

SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta untuk melihat apakah ada kesalahan yang

dilakukan siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dalam

menyelesaikan soal pokok bahasan lingkaran.

Melalui analisis kesalahan akan diperoleh bentuk dan penyebab

kesalahan siswa, sehingga guru dapat memberikan jenis bantuan kepada

siswa. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dapat digunakan guru dan

peneliti sebagai calon guru untuk bahan pertimbangan pengajaran dalam

(22)

dengan konsep yang benar. Apabila ada siswa yang mengalami kesulitan

belajar dan melakukan kesalahan-kesalahan maka guru juga dapat

memberikan petunjuk terhadap kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan

siswa sehingga kesalahan tersebut dapat diminimalkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang muncul

yang berkaitan dengan pembelajaran lingkaran adalah:

1. Pemahaman siswa terhadap konsep matematika kurang kuat.

2. Siswa melakukan kesalahan-kesalahan pada saat menyelesaikan persoalan

lingkaran.

3. Materi lingkaran merupakan materi yang sulit dan perlu pemahaman

konsep.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan:

1. Jenis kesalahan apa sajakah yang dilakukan siswa kelas VIII B SMP

Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam

menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan lingkaran?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas VIII B SMP Kanisius

Kalasan tahun ajaran 2014/2015 melakukan kesalahan dalam

(23)

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa kelas VIII B

SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dalam menyelesaikan soal pada pokok

bahasan lingkaran.

2. Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas VIII B SMP

Kanisius Kalasan melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal pada

pokok bahasan lingkaran.

E. Batasan Masalah

Peneliti memberi batasan pada beberapa hal, yaitu :

1. Pada penelitian ini, masalah dibatasi pada kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta pada

pokok bahasan lingkaran dengan materi pokok menentukan unsur

lingkaran dan bagian lingkaran, menghitung keliling dan luas lingkaran,

dan menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam

pemecahan masalah.

2. Kesalahan yang dimaksud adalah kesalahan-kesalahan yang terlihat

langsung dari hasil pekerjaan siswa.

3. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

kesalahan dalam mengerjakan soal pada materi lingkaran.

F. Batasan Istilah

1. Kesalahan dalam Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kesalahan adalah

(24)

sistem yang sudah ditentukan. Menurut Eva (2011: 10), kesalahan dalam

matematika adalah pemahaman yang tidak tepat atau tidak rasional dalam

mempelajari suatu masalah matematika sehingga akan menimbulkan

banyak kesulitan. Kesalahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemahaman yang tidak tepat atau tidak rasional dan kesalahan ini terlihat

langsung dari hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran.

2. Analisis Kesalahan

Penyelidikan terhadap hasil pekerjaan siswa untuk mendapat

gambaran dalam mengklasifikasikan jenis kesalahan siswa.

3. Lingkaran

Pada materi lingkaran terdapat beberapa sub pokok bahasan,

diantaranya: unsur dan bagian lingkaran, keliling dan luas lingkaran,

menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam

pemecahan masalah, dan garis singgung pada lingkaran.

Dalam penelitian ini akan dibatasi pada materi menentukan unsur

lingkaran dan bagian lingkaran, menghitung keliling dan luas lingkaran,

dan menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam

pemecahan masalah. Materi tersebut merupakan materi pelajaran

matematika kelas VIII semester genap.

Dari batasan istilah yang telah dikemukakan di atas, maka yang

dimaksud oleh judul “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan

Soal Matematika pada Pokok Bahasan Lingkaran Kelas VIII B SMP

(25)

tidak rasional pada siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta

dalam menyelesaikan soal-soal materi lingkaran sesuai dengan jenis-jenis

kesalahannya serta faktor yang melatarbelakangi ketidaktepatan dan

ketidakrasionalan tersebut.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi guru

a. Guru dapat mengetahui letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal pada pokok bahasan lingkaran.

b. Guru dapat membantu dan membimbing siswa dalam menanamkan

konsep sehingga dapat meminimalkan kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal lingkaran.

2. Bagi siswa

Penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa jika hasil penelitian

dibagikan kepada siswa. Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah siswa

akan mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa yang

lain sehingga bisa mengantisipasi agar tidak melakukan

kesalahan-kesalahan tersebut di lain waktu dalam mengerjakan soal pada materi

tersebut.

3. Bagi Penulis

Sebagai calon guru, penulis dapat mengetahui letak kesalahan

siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran sehingga saat mengajar nanti

(26)

dengan baik untuk meminimalkan kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal pada pokok bahasan lingkaran.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I Berisi tentang latar belakang penulisan, identifikasi masalah

yang ditemukan, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

masalah, batasan istilah, manfaat dari penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II Berisi tentang landasan teori yang akan digunakan peneliti dan

kerangka berpikir.

Bab III Berisi tentang jenis penelitian, penjelasan tentang subjek dan

objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode

pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang

digunakan, keabsahan data, validitas dan reliabilitas instrumen,

dan teknik analisis data.

Bab IV Berisi tentang pelaksanaan penelitian, data penelitian, analisis

data penelitian, pembahasan dari hasil analisis yang diperoleh,

dan keterbatasan penelitian.

(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Kesalahan dalam Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesalahan adalah perihal

salah; kekeliruan; kealpaan. Kesalahan secara umum dapat dipandang

sebagai hasil tindakan yang tidak tepat, yang menyimpang dari aturan,

norma, atau suatu sistem yang sudah ditentukan. Tindakan yang tidak tepat

itu dapat mengakibatkan tujuan tidak tercapai secara maksimal atau

bahkan gagal, sehingga jika kesalahan itu dihubungkan dengan objek dasar

matematika, kesalahan dapat diartikan sebagai pemahaman yang tidak

tepat atau tidak rasional dalam mempelajari suatu masalah, sehingga

banyak kesulitan yang dihadapi, bahkan masalah gagal atau tidak dapat

diselesaikan. Menurut Eva (2011: 10), dalam karyanya menjelaskan bahwa

kesalahan dalam matematika dapat diartikan sebagai suatu pemahaman

yang kurang tepat dalam mempelajari suatu konsep matematika atau yang

menyimpang dari aturan matematika. Kesalahan dalam matematika juga

dapat dilihat dari hasil perhitungan yang kurang tepat dalam mengolah

angka-angka yang tersedia menggunakan operasi hitung matematika

(28)

2. Klasifikasi Jenis Kesalahan dalam Matematika

a. Klasifikasi jenis kesalahan menurut Hadar (1987) :

1) Kesalahan data

Kesalahan ini meliputi kesalahan yang dapat dihubungkan

dengan ketidaksesuaian anatar data yang diketahui dengan data

yang dikutip oleh siswa dan merangkum kesalahan-kesalahan

berikut ini :

a) Menambah data yang tidak ada hubungannya dengan soal.

b) Mengabaikan data penting yang diberikan.

c) Menguraikan syarat-syarat yang sebenarnya tidak dibutuhkan

dalam masalah.

d) Mengartikan informasi tidak sesuai dengan teks yang

sebenarnya.

e) Mengganti syarat yang ditentukan dengan informasi lain yang

tidak sesuai.

f) Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel lain.

g) Salah menyalin soal

2) Kesalahan menginterpretasikan bahasa

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan sebagai berikut :

a) Mengubah bahasa sehari-hari ke bentuk persamaan

(29)

b) Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang

artinya berbeda.

c) Salah mengartikan grafik

3) Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Kategori ini meliputi kesalahan-kesalahan dalam menarik

kesimpulan dari suatu informasi yang diberikan atau dari

kesimpulan sebelumnya yang meliputi :

a) Dari pernyataan implikasi p → q, siswa menarik kesimpulan

sebagai berikut :

i. Bila q diketahui terjadi maka p pasti terjadi

ii. Bila p salah maka q pasti juga salah

b) Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan q

sebagai akibat dari p tanpa dapat menjelaskan urutan

pembuktian yang betul

4) Kesalahan menggunakan definisi atau teorema

Kesalahan ini merupakan penyimpangan dari prinsip,

aturan, teorema, atau definisi yang pokok dan khas. Kategori ini

meliputi kesalahan :

a) Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai,

misalnya kesalahan menerapkan aturan sinus,

(30)

di mana unsur-unsur a dan α tidak terdapat pada segitiga yang

memuat unsur-unsur b dan β.

b) Menerapkan sifat distributif untuk operasi yang bukan

distributif. Contoh kesalahan:

i)

ii)

c) Tidak teliti atau tidak tepat dalam mengutip definisi, rumus,

atau teorema. Misalnya :

i) Dalam persamaan parabola

sebagai pengganti

ii)

5) Penyelesaian tidak diperiksa kembali

Kesalahan ini terjadi jika setiap langkah yang ditempuh

oleh siswa benar tetapi hasil akhir yang diberikan bukan

penyelesaian dari soal yang dikerjakan.

6) Kesalahan teknis

Kategori kesalahan ini meliputi :

a) Kesalahan perhitungan, misalnya :

b) Kesalahan dalam mengutip data

c) Kesalahan dalam memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar,

misalnya : menulis sebagai pengganti dari

(31)

b. Menurut Robert (1988), klasifikasi jenis kesalahan meliputi:

1) Kesalahan perhitungan, sering terjadi pada siswa mungkin karena

tergesa-gesa atau karena faktor kecerobohan yang lain.

2) Penggunaan algoritma yang tidak sempurna, dimana siswa

sebenarnya sudah menggunakan cara pengoperasian yang tepat dan

melakukan cara perhitungan yang benar tetapi kesalahannya pada

langkah-langkah yang diambil.

3)Jawaban acak, dimana siswa sama sekali tidak memperhatikan cara

operasi yang dipakai, tidak melakukan perhitungan dengan benar,

juga tidak menggunakan algoritma tertentu dalam menyelesaikan

masalah tetapi hanya menjawab secara langsung, sehingga jawaban

yang diberikan tidak ada hubungannya dengan masalah yang

ditanyakan.

Melihat dari dua klasifikasi tersebut sebenarnya terlihat bahwa

klasifikasi yang diutarakan Robert adalah sebagian dari klasifikasi yang

disebutkan oleh Hadar. Peneliti memilih menggabungkan teori Hadar dan

Robert untuk mengidentifikasi jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa.

3. Faktor Penyebab Kesalahan

Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal

matematika erat kaitannya dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

Siswa yang mengalami kesuliatan belajar tentu saja akan lebih mempunyai

peluang untuk membuat kesalahan dari pada siswa yang tidak mengalami

(32)

dalam proses belajar mengajar yang ditandai oleh adanya

hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Soedjadi (2000)

mengatakan bahwa kesulitan merupakan penyebab terjadinya kesalahan.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan sukar dalam menyerap

materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan malas

dalam belajar. Selain itu anak tidak dapat menguasai materi, bahkan

menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru,

sehingga terjadi penurunan nilai belajar dan prestasi akademik.

Secara umum faktor penyebab kesalahan dalam belajar matematika

dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor kognitif dan faktor non

kognitif.

a. Faktor kognitif

Suwarsono (dalam Anandayu, 2013) berpendapat bahwa faktor-faktor

kognitif adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampua

intelektual siswa dan cara siswa memproses atau mencerna dalam

pikirannya materi-materi matematika seperti soal-soal,

argumen-argumen, dan lain-lain.

b. Faktor non kognitif

Menurut Burton yang telah dirumuskan oleh Entang (1984:13-14),

yang melatarbelakangi kesulitan belajar siswa adalah faktor yang terdapat

dalam diri siswa dan faktor yang terletak di luar diri siswa.

1) faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain kelemahan

(33)

sempurna, luka atau cacat, atau sakit), sehingga sering membawa

gangguan emosional, yang menghambat usaha-usaha belajar secara

optimal. Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang

dibawa sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi

oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, misalnya

taraf kecerdasannya memang kurang atau sebenarnya hanya kurang

minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah,

kurang semangat dan sebagainya, juga kurang menguasai ketrampilan

dan kebiasaan fundamental dalam belajar. Kelemahan-kelemahan

emosional, misalnya penyesuaian yang salah (adjustment) terhadap

orang-orang, situasi dan tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan.

Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap

yang salah, antara lain: malas belajar atau sering bolos atau tidak

mengikuti pelajaran. Tidak memiliki ketrampilan-ketrampilan dan

pengetahuan dasar yang diperluakan, seperti ketidakmampuan

membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk

suatu bidang studi yang sedang diikutinya secara sekuensial

(meningkat dan beruntun).

2) faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa, antara lain:

a) faktor lingkungan keluarga.

Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap proses belajar

siswa. Misalnya kepedulian dari anggota keluarga terutama

(34)

anak mulai dari menanyakan tentang pelajaran sampai hasil yang

didapat dari pelajaran tersebut.

b) faktor lingkungan sekolah.

Fasilitas-fasilitas yang diberikan pihak sekolah sebagai

sarana dan prasarana belajar siswa seperti bangku, meja, papan

tulis, perpustakaan, ekstra kurikuler, dan lain-lain sangat

memberikan pengaruh terhadap proses belajar siswa. Di samping

itu, sikap dan perilaku di lingkungan sekolah mulai dari kepala

sekolah, guru, tenaga administrasi, keamanan, dan siswa lainnya

juga sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa.

c) faktor pendekatan belajar.

Kurikulum yang seragam (uniform), bahan dan buku-buku

(sumber) yang tidak sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan

perbedaan individu; ketidaksuaian standar administrative (sistem

pengajaran, penilaian, pengelolaan kegiatan dan pengalaman

belajar mengajar, dan sebagainya); terlalu berat beban belajar

(siswa) dan atau mengajar (guru).

4. Lingkaran

a. Pengertian Lingkaran

Dalam “Geometri Elements” karya Euclid, lingkaran adalah

himpunan titik-titik yang berjarak sama, yang disebut jari-jari terhadap

(35)

b. Bagian-Bagian Lingkaran

Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur

sebuah lingkaran diantaranya titik pusat, jari-jari, diameter, tali busur,

[image:35.595.87.513.213.629.2]

tembereng, juring, dan apotema (Nuniek Avianti Agus 2008 : 127).

Gambar 2.1 Lingkaran yang berpusat di titik O.

1) Titik Pusat

Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah

lingkaran. Pada gambar 2.1, titik O merupakan titik pusat lingkaran,

dengan demikian lingkaran tersebut dinamakan lingkaran O.

2) Jari-jari (r)

Jari-jari lingkaran adalah garis dari titik pusat lingkaran ke

lengkungan lingkaran. Pada gambar 2.1, jari-jari lingkaran

ditunjukkan oleh garis OA, OB, dan OC.

3) Diameter

Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik

pada lengkungan lingkaran dan melalui titik pusat. Garis AB pada

(36)

AB = AO + OB. Dengan kata lain, nilai diameter merupakan dua kali

nilai jari-jarinya.

dengan d = diameter lingkaran

r = jari-jari lingkaran

4) Busur

Pada lingkaran, busur lingkaran merupakan garis lengkung

yang terletak pada lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua

titik sebarang di lengkungan tersebut. Pada gambar 2.1, garis

lengkung AC, garis lengkung CB, dan garis lengkung AB merupakan

busur lingkaran O.

5) Tali Busur

Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang

menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran O. Tali busur

lingkaran tersebut ditunjukkan oleh garis lurus AC yang tidak melalui

titik pusat pada gambar 2.1.

6) Tembereng

Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi

oleh busur dan tali busur. Pada gambar 2.1, tembereng ditunjukkan

oleh daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AC dan tali busur AC.

7) Juring

Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang

(37)

oleh kedua jari-jari lingkaran tersebut. Pada gambar 2.1, juring

lingkaran ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh

jari-jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan juring BOC.

8) Apotema

Pada sebuah lingkaran, apotema merupakan garis yang

menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran

tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus dengan tali busur.

Pada gambar 2.1, garis OE merupakan garis apotema pada lingkaran

O.

c. Keliling Lingkaran

Keliling lingkaran dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

dengan K= keliling lingkaran,

π = 3,14 atau

d = diameter lingkaran

Oleh karena panjang diameter adalah dua kali panjang jari-jari maka

K=π.d=π(2.r) sehingga K=2 π.r.

d. Luas Lingkaran

Luas daerah lingkaran merupakan luas daerah yang dibatasi oleh

keliling lingkaran. Rumus luas daerah lingkaran dinyatakan sebagai

berikut.

(38)

dengan L = Luas lingkaran

π = 3,14 atau

d = diameter lingkaran

e. Panjang Busur dan Luas Juring Lingkaran

Rumus panjang busur dan luas juring pada lingkaran dinyatakan

dengan rumus berikut.

f. Sudut Pusat dan Sudut Keliling

Sudut pusat adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah jari-jari dan

menghadap suatu busur lingkaran. Sedangkan sudut keliling adalah sudut

pada lingkaran yang dibentuk oleh dua tali busur (Nuniek Avianti Agus

[image:38.595.83.512.107.669.2]

2008 : 142).

(39)

Gambar 2.2 menunjukkan perbedaan antara sudut pusat dan sudut

keliling. Gambar 2.2 (a) menunjukkan sudut pusat AOB, sedangkan

Gambar 2.2 (b) menunjukkan sudut keliling EDF.

[image:39.595.87.512.209.648.2]

g. Hubungan Sudut Pusat dan Sudut Keliling

Gambar 2.3 Sudut pusat dan sudut keliling.

Dari gambar 2.3, titik E adalah titik pusat lingkaran, AEC adalah

sudut pusat lingkaran, dan ABC adalah sudut keliling lingkaran. AEC

dan ABC menghadap busur yang sama, yaitu busur AC.

a) Perhatikan segitiga ABE

Oleh karena segitiga ABE merupakan segitiga samakaki maka

EAB= ABE. Jadi AEB = 180o ABE

b) Perhatikan segitiga CBE

Oleh karena segitiga CBE merupakan segitiga samakaki maka

EBC= BCE. Jadi, dapat ditentukan bahwa CEB = 180o

CBE

c) Perhatikan sudut pusat AEC

AEC = 360o ( AEB + CEB)

(40)

= 360o (360o– 2 ABE – 2 CBE)

= 360o 360o + 2 ABE + 2 CBE

= 2 ABE + 2 CBE

= 2 ( ABE + CBE)

= 2 ABC

Uraian tersebut membuktikan bahwa jika sudut pusat lingkaran dan sudut

keliling lingkaran menghadap busur yang sama maka besar sudut pusat

adalah dua kali dari besar sudut keliling.

B. Tes Diagnostik

Tes dapat berupa sejumlah pertanyaan atau permintaan melakukan

sesuatu untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, intelegensi, bakat, atau

kemampuan lain yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Mardapi (dalam

Suwarto, 2013:93) tujuan tes adalah:

1. Mengetahui tingkat kemampuan siswa.

2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa.

3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

4. Mengetahui hasil pengajaran.

5. Mengetahui hasil belajar.

6. Mengetahui pencapaian kurikulum.

7. Mendorong siswa belajar.

8. Mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik.

Berdasarkan tujuannya, ada empat macam tes yang banyak

(41)

formatif dan tes sumatif (Suwarto, 2013 : 93). Namun dari keempat macam tes

tersebut, hanya tes diagnostik yang akan dibahas lebih jauh pada bagian ini.

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai

dasar untuk memberikan tindak lanjut berupa perlakuan yang tepat dan sesuai

dengan kelemahan yang dimiliki siswa (Departemen Pendidikan Nasional,

2001:2). Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang

dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman konsep (Suwarto, 2013:94).

Dengan demikian hasil tes diagnostik sangat membantu guru dalam

memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang

sudah dipahami siswa, sehingga guru bisa menjelaskan ulang konsep yang

belum dipahami siswa. Selain itu, tes diagnostik juga sangat penting dalam

rangka membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat

diatasi sedini mungkin.

Tes diagnostik memiliki dua fungsi utama, yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa.

2. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai

masalah atau kesulitan yang telah teridentifikasi.

Pada penelitian ini tidak sampai tindak lanjut untuk mengatasi

(42)

C. Kerangka Berpikir

Kesulitan siswa dalam memahami konsep lingkaran membuat mereka

cenderung melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal lingkaran. Oleh

karena itu, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui jenis kesalahan apa

yang dilakukan dan faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan

tersebut.

Langkah awal dalam proses analisis ini adalah memberikan soal tes

diagnostik yang bertujuan untuk mengidentifikasi siswa-siswi yang

melakukan kesalahan dan mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan dalam

menyelesaikan soal. Pada tahap selanjutnya, peneliti melakukan

wawancara pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui penyebab

kesalahan.

Dengan demikian, untuk pembelajaran selanjutnya guru dapat

merencanakan langkah dalam mengatasi kesulitan belajar dengan

melakukan inovasi metode dan strategi pembelajaran. Diharapkan untuk

pembelajaran selanjutnya, banyak siswa yang mengalami kesulitan akan

(43)
[image:43.595.84.507.97.610.2]

Gambar 2.4 Kerangka berpikir

Berikut ini adalah uraian berdasarkan Gambar 2.4 :

1. Peneliti memberikan soal tes diagnostik kepada siswa.

2. Peneliti Mengoreksi hasil pekerjaan siswa berdasarkan pada rubrik

penskoran.

3. Peneliti menganalisis kesalahan siswa dan mengklasifikasikan jenis-jenis

kesalahannya.

4. Peneliti melakukan wawancara dengan subjek penelitian untuk

mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa.

5. Dengan cara membandingkan hasil pekerjaan dan hasil wawancara siswa

maka dapat ditarik kesimpulan jenis dan penyebab kesalahan. SOAL TES

DIAGNOSTIK

JENIS KESALAHAN

WAWANCARA

FAKTOR PENYEBAB

Analisis SISWA

(44)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti mencoba menarik

hipotesis, yaitu:

1. Ditemukan ada kesalahan dan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa

kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dalam menyelesaikan

soal pokok bahasan lingkaran.

2. Ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan siswa kelas VIII B SMP

Kanisius Kalasan Yogyakarta dalam menyelesaikan soal pokok bahasan

(45)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan siswa

dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan lingkaran. Jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

Bogdan dan Biklen (dalam Suparno, 2014) data dalam riset kualitatif adalah

semua hal, barang, tulisan, benda yang dikumpulkan peneliti untuk dapat

menjelaskan persoalan yang sedang didalami. Ini yang menjadi dasar untuk

analisis dan penyimpulan. Data sendiri dapat meliputi antara lain: semua hal

yang dibuat orang seperti record, transkip wawancara, fieldnotes (catatan

lapangan), buku harian, foto, dokumen resmi dan pribadi, artikel yang

berkaitan dengan penelitian, dll. Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata,

gambar, keadaan, daripada bilangan. Peneliti menganalisa data dengan segala

kekayaannya sedekat mungkin dalam bentuk-bentuk data yang terekam.

Penelitian deskriptif dapat mendiskripsikan keadaan-keadaan yang

mungkin terdapat dalam situasi tertentu secara sistematis tanpa mengadakan

perhitungan. Penelitian ini berupa hasil tertulis dan kata-kata lisan

(46)

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B tahun ajaran

2014/2015. Mereka mengerjakan soal tes diagnostik pada pokok

bahasan lingkaran, kemudian peneliti memilih beberapa siswa yang

melakukan kesalahan dalam pengerjaan soal tersebut untuk

diwawancarai. Wawancara dilakukan sesuai dengan kriteria jenis

kesalahan yang dilakukan siswa.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah jenis-jenis kesalahan yang

dilakukan siswa kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dalam

menyelesaikan soal pada pokok bahasan lingkaran dan faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A dan VIII B

SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta. Pengambilan data dilaksanakan di

kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

(47)

D. Bentuk Data Penelitian

Bentuk data yang akan diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil

tes diagnostik, hasil wawancara siswa, dan data analisis kesalahan siswa.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dilakukan

peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Berikut ini adalah

metode penelitian yang digunakan:

a. Tes diagnostik

Tes diagnostik ini adalah alat pengumpul data yang diberikan

kepada siswa untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan

baik secara tertulis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam proses menyelesaikan soal

tes diagnostik, kemudian kesalahan-kesalahan tersebut dikelompokkan

berdasarkan klasifikasi jenis kesalahan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu metode mengumpulkan data

dengan melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan

subjek penelitian. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara

tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang

bebas dimana pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam

percakapan sehari-hari (Moleong, 2008: 191). Pedoman wawancara

yang digunakan tidak tersusun secara sistematis, sehingga peneliti

(48)

yang lebih jelas tentang masalah yang diteliti karena pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan. Tujuan dilakukannya wawancara

adalah untuk mengetahui faktor-faktor kesalahan yang dilakukan siswa

dalam mengerjakan soal.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu:

1. Soal Tes Diagnostik

Soal tes ini disusun dengan memperhatikan materi yang telah

dipelajari oleh siswa kelas VIII SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.

Soal tes ini berupa tes diagnostik yang berbentuk esai. Soal tes tertulis

ini digunakan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan lingkaran.

[image:48.595.85.547.216.748.2]

Kisi-kisi soal yang akan diberikan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal

No Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Bentuk Soal

No Soal

1. Menentukan unsur dan bagian-bagian lingkaran

Unsur dan bagian

lingkaran

-Siswa dapat menentukan nama dari bagian lingkaran dari suatu pernyataan.

Uraian 1,2

2. Menghitung

keliling dan luas lingkaran

Keliling dan luas lingkaran

-Siswa dapat menghitung panjang diameter lingkaran jika diketahui kelilingnya.

-Siswa dapat menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan keliling lingkaran.

-Siswa dapat menghitung jari-jari

Uraian 3

4

(49)

lingkaran jika diketahui luas lingkaran.

-Siswa dapat menghitung keliling lingkaran jika panjang jari-jari lingkaran diketahui. -Siswa dapat menentukan diameter suatu lingkaran jika luas lingkarannya diketahui.

6

7

3. Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah

Sudut pusat, panjang busur, dan luas juring.

-Diberikan sebuah lingkaran dengan beberapa busur dan sudut pusat tertentu, siswa dapat menentukan panjang salah satu busur lingkaran jika busur lingkaran yang lainnya diketahui. -Siswa dapat menentukan luas juring lingkaran dengan sudut pusat dan jari-jari tertentu. -Diberikan sebuah lingkaran dengan sudut pusat dan sudut kelilingnya

menghadap busur yang sama, siswa dapat menentukan besar sudut keliling dengan menggunakan sifat sudut dalam segitiga.

Uraian 8

9

10

2. Pedoman wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui cara berpikir dan

menelusuri faktor-faktor penyebab kesalahan dalam menyelesaikan

soal lingkaran. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

(50)

a. Siswa diminta membaca soal kembali

b. Siswa diminta menyebutkan informasi yang diketahui dalam

soal.

c. Siswa diminta menjelaskan langkah-langkah penyelesaian

permintaan soal.

d. Siswa diminta menjelaskan mengapa menggunakan

langkah-langkah tersebut.

e. Siswa diminta untuk melihat kesalahan pada pekerjaan yang

sudah dikerjakan sebelumnya.

f. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali apa

penyebab mereka melakukan kesalahan tersebut.

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum digunakan, soal tes diagnostik diuji coba terlebih dahulu

untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah memenuhi kriteria atau

belum. Cara menguji keabsahan data menggunakan validitas dan

reliabilitas instrumen sebagai berikut:

a. Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diinginkan. Analisis yang digunakan dalam menentukan tingkat

validitas butir soal ini adalah rumus korelasi product momen Pearson

dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa pada suatu

butir soal dengan skor total yang didapat. Untuk menentukan indeks

(51)

(Suharsimi Arikunto, 1987:72)

dengan: = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel

Y

N = Banyaknya peserta tes

X = Skor item nomor soal

Y = Skor total

Setelah diperoleh nilai validitas item masing-masing soal, hasil

tersebut dibandingkan dengan harga r pada tabel. Jika rxy > rtabel, maka

dapat disimpulkan bahwa soal tersebut valid, dengan tingkat

kualifikasi yang sudah ditentukan sesuai dengan tabel tingkat

kualifikasi validitas item yang diberikan. Berikut ini adalah tingkat

[image:51.595.83.517.82.643.2]

kualifikasi validitas item.

Tabel 3.2 Tingkat Kualifikasi Validitas Item

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 2. 0,20 – 0,399 Rendah 3. 0,4 – 0,599 Cukup 4. 0,6 – 0,799 Tinggi 5. 0,8 – 1,000 Sangat tinggi

(Sugiyono, 2008: 231)

Rekapan hasil indeks validitas soal uji tes diagnostik kelas VIII A

terdapat dalam lampiran halaman 130. Dengan menggunakan rumus

(52)

lampiran halaman 131, maka diperoleh hasil perhitungan indeks validitas

[image:52.595.85.514.174.684.2]

soal seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Indeks Validitas Soal

Dengan menggunakan α = 5 % dan N= 24 maka rtabel = 0,404.

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.4 diperoleh kesimpulan bahwa

rtabel sehingga instrumen yang dibuat valid.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat

keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat

keajegan soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach. Untuk

menentukan keajegan suatu soal dapat dicari dengan menggunakan

rumus :

[

]

(Suharsimi Arikunto, 1987:109) No.

Soal Nilai Validitas Soal

1 0,482 Cukup

2 0,451 Cukup

3 0,589 Tinggi 4 0,708 Tinggi

5 0,524 Cukup

6 0,586 Cukup

(53)

Keterangan: = reliabilitas yang dicari

n = banyaknya butir soal (10)

= jumlah varias skor tiap item soal

= varians total

Untuk mencari varians total menggunakan rumus :

Varians butir menggunakan rumus:

Apabila r11 > rtabel maka soal-soal tersebut dinyatakan reliabel.

[image:53.595.88.509.138.630.2]

Berikut ini tabel interpretasi reliabilitas.

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas

No. Interpretasi Reliabilitas

1. 0,80 < ≤ 1,00 Sangat tinggi 2. 0,60 < ≤ 0,80 Tinggi 3. 0,40 < ≤ 0,60 Sedang 4. 0,20 < ≤ 0,40 Rendah 5. 0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah

Rekapan hasil indeks validitas soal uji tes diagnostik kelas VIII A

terdapat dalam lampiran halaman 130.

Dengan menggunakan perhitungan Alpha Cronbach yang terdapat

pada lampiran halaman 135, maka diperoleh hasil perhitungan varians

(54)

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal

Berdasarkan tabel 3.7 diperoleh koefisien reliabilitas soal uji coba

tes diagnostik kelas VIII A adalah 0,791. Dengan α = 5 % dan N= 24 maka

diperoleh nilai rtabel = 0,404. Karena rtabel = 0,404 sehingga

instrumen yang dibuat reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis jawaban soal tes diagnostik

Analisis jawaban soal tes diagnostik bisa dilakukan dengan

mengoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa melalui hasil

pekerjaan mereka saat mengerjakan soal tes. Kesalahan-kesalahan

yang dibuat masing-masing siswa akan diidentifikasi dan dicatat

berdasarkan jenis kesalahannya. Kesalahan-kesalahan tersebut adalah

kesalahan yang tertulis dalam lembar jawaban siswa, kemudian

peneliti menghitung persentase indikator setiap bentuk kesalahan.

No. Soal Varians

1 15

2 15,56

3 14,58

4 5,582

5 7,457

6 15,889

7 6,139

8 15,993

9 13,66

10 0,66

Jumlah varias skor tiap

(55)

2. Analisis hasil wawancara

Siswa yang melakukan kesalahan akan diwawancara

berdasarkan pedoman wawancara yang akan dikembangkan sendiri

oleh peneliti. Wawancara dilakukan kepada siswa berdasarkan

kesalahan-kesalahan yang ditemukan dan sudah dicatat saat

mengoreksi jawaban soal tes diagnostik. Tujuan analisis hasil

wawancara adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya

kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal tes. Analisis

wawancara dilakukan dengan melihat kembali kesalahan-kesalahan

yang sudah dicatat saat memeriksa jawaban soal tes dan hasil

wawancara. Kemudian peneliti akan memverifikasi kesalahan siswa

dengan memberikan soal yang sejenis. Agar memperoleh data lebih

lanjut peneliti juga akan menggunakan jenis-jenis kesalahan yang

dilakukan siswa untuk dijadikan pertanyaan dalam menemukan faktor

(56)

37 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta yang

terletak di Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta dengan luas

area sekitar 2250 m2. Sekolah ini memiliki bangunan yang cukup kokoh dan

permanen, dan juga ditunjang dengan suasana sekolah yang bersih dan

nyaman. Secara keseluruhan, lingkungan fisik SMP Kanisius Kalasan

Yogyakarta sudah cukup mendukung dan memadai sebagai tempat yang

digunakan untuk menimba ilmu pengetahuan. Selain itu, SMP Kanisius

Kalasan Yogyakarta memiliki lokasi yang strategis karena mudah dijangkau

oleh siswa.

Penelitian ini melalui beberapa tahapan, yakni mulai dari tahapan

persiapan hingga tahapan pengambilan data. Penelitian dengan topik lingkaran

ini dilaksanakan di SMP Kanisius Kalasan kelas VIII B tahun ajaran

2014/2015, sedangkan uji validitas dan reliabilitas soal dilaksanakan di kelas

[image:56.595.87.512.204.617.2]

VIII A. Berikut adalah tabel kegiatan pelaksanaan penelitian:

Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Waktu

(57)

Kegiatan-kegiatan selama persiapan sampai tahap penelitian dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Observasi I

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Kalasan

Yogyakarta pada bulan April 2015. Penelitian tersebut dilakukan oleh

peneliti setelah sebelumnya mengajukan permohonan izin kepada

pihak sekolah dengan memberi proposal penelitian kepada kepala

sekolah. Setelah proposal tersebut disetujui oleh kepala sekolah,

peneliti disarankan menemui guru mata pelajaran matematika kelas

VIII untuk berkonsultasi terkait pengambilan data yang akan dilakukan

oleh peneliti.

2. Observasi II

Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, peneliti bertemu guru

mata pelajaran matematika kelas VIII untuk memberikan proposal

penelitian. Peneliti juga menanyakan materi-materi yang sudah

diajarkan siswa kelas VIII. Dari hasil diskusi tersebut kemudian

peneliti memilih materi lingkaran yang akan dijadikan topik penelitian.

Setelah mendapat izin baik dari kepala sekolah maupun dari guru

matematika, peneliti kemudian mulai mempersiapkan data-data yang

diperlukan untuk melaksanakan penelitian.

3. Tes Uji Coba

Sebelum melaksanakan tes diagnostik, peneliti melakukan tes uji

(58)

soal. Tes tersebut juga digunakan untuk mengetahui apakah waktu

yang diberikan cukup dan sesuai dengan topik yang diberikan dalam

kisi-kisi soal. Di SMP Kanisius Kalasan terdapat dua kelas paralel

yaitu kelas VIII A dan VIII B. Tes soal uji coba dilaksanakan pada

tanggal 15 April 2015 di kelas VIII A dan diikuti oleh 24 siswa.

4. Tes Diagnostik

Setelah soal dinyatakan valid dan reliabel, peneliti kemudian

melakukan tes diagnostik di hari berikutnya yaitu pada tanggal 16

April 2015 di kelas VIII B. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

mencari jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan

soal-soal lingkaran.

5. Wawancara Siswa

Pelaksanaan wawancara siswa dilaksanakan di rumah siswa S1

yaitu di Perumahan Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada

tanggal 5 Mei 2015. Berdasarkan kriteria jenis kesalahan yang

dilakukan siswa saat mengerjakan soal tes diagnostik, peneliti memilih

7 siswa dalam pelaksanaan tes wawancara. Pertama peneliti

mengoreksi hasil pekerjaan siswa kelas VIII B. Setelah itu peneliti

memilih siswa dari masing-masing dengan melihat jenis-jenis

kesalahan yang berbeda. Sebelum wawancara, peneliti memberikan

kembali lembar soal kepada siswa untuk dibaca dan dipahami kembali

agar siswa dapat memirkan langkah apa saja yang harus dilakukan

(59)

peneliti juga memperlihatkan hasil pekerjaan tes siswa. Hal ini

dilakukan untuk menggali ingatan siswa pada pekerjaannya yang salah

dan untuk mengetahui mengapa siswa bisa melakukan kesalahan

tersebut.

B. Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data hasil tes

diagnostik, data kesalahan, dan data hasil wawancara yang akan diolah untuk

dianalisis. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui jenis-jenis dan

faktor penyebab kesalahan siswa. Berikut ini adalah data yang diperoleh

selama proses penelitian berlangsung.

1. Tabulasi Hasil Tes Diagnostik

Berikut ini adalah tabel hasil tes diagnostik dari 24 siswa yang

[image:59.595.88.521.198.761.2]

mengerjakan soal di kelas VIII B.

Tabel 4.2 Rekapan Skor Hasil Tes Diagnostik Kelas VIII B

No. Nama Skor Butir Soal Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 S1 10 2 10 5 8 10 2 2 8 2 59

2 S2 10 2 10 2 2 2 2 2 2 2 36

3 S3 10 2 8 5 2 10 5 10 8 2 62

4 S4 2 10 2 2 2 2 2 2 2 2 28

5 S5 10 2 10 2 2 2 2 2 2 2 36

6 S6 10 10 2 2 2 2 2 2 2 2 36

7 S7 2 2 2 2 2 10 2 2 10 2 36

8 S8 10 2 10 5 2 10 2 2 8 2 53

9 S9 10 2 10 2 2 2 2 2 2 2 36

10 S10 2 2 2 2 2 2 2 10 2 2 28

11 S11 10 2 10 10 2 10 2 2 8 2 58 12 S12 10 2 8 5 2 10 5 10 8 2 62

13 S13 10 2 10 2 2 2 2 2 2 2 36

14 S14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

(60)

No. Nama Skor Butir Soal Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

16 S16 10 10 10 10 10 10 10 10 10 2 92 17 S17 10 2 10 10 2 10 2 2 8 2 58

18 S18 10 2 8 5 2 10 2 2 2 2 45

19 S19 10 2 2 5 2 2 2 2 2 2 31

20 S20 10 2 2 2 2 10 2 2 2 2 36

21 S21 10 2 2 5 2 8 2 2 2 2 37

22 S22 10 2 10 2 2 2 2 10 5 2 47 23 S23 10 10 10 2 2 2 2 2 2 2 44 24 S24 2 10 10 5 10 10 10 10 10 2 79

2. Data Kesalahan Siswa

Pada proses pelaksanaan penelitian, peneliti memperoleh data

berupa hasil pekerjaan siswa. Hasil pekerjaan siswa tersebut kemudian

dikoreksi sesuai dengan rubrik penskoran pada lampiran halaman 121.

Berikut ini adalah tabel kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa kelas

[image:60.595.85.529.107.753.2]

VIII B SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta.

Tabel 4.3 Data Kesalahan-kesalahan Siswa

No.

Soal Contoh Kesalahan Nama Siswa

1 Tali Busur S4

Garis singgung S10

Juring S7, S14, S24

2 Jari-jari S11, S14

Juring S1, S2, S3, S5,

S8, S9, S10, S12, S13, S15, S18, S19, S20, S22

Apotema S7, S17, S21

(61)

S3, S12

S18, S21

S6

S19

S20

4 S20

(62)

Gambar

Tabel  Hal
Gambar Hal
Gambar 2.1 Lingkaran yang berpusat di titik O.
Gambar 2.2 Sudut pusat dan sudut keliling.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk cerita pokok bahasan

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR VAN HIELE PADA SISWA KELAS XI

Berdasarkan analisis data dan pembahasan siswa mengalami kesalahan yaitu: kesalahan memahami masalah atau Comprehension Errors (C) yaitu kesalahan yang dialami

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pokok bahasan operasi hitung

Kesalahan yang dilakukan siswa meliputi: (1) kesalahan konsep yaitu kesalahan dalam menerapkan rumus keliling dan luas lingkaran; (2) kesalahan fakta yaitu kesalahan dalam

Sedangkan jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa kelas VIIIB SMP Negeri 1 Kretek dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan operasi hitung pada

Kesalahan yang dilakukan siswa meliputi: (1) kesalahan konsep yaitu kesalahan dalam menerapkan rumus keliling dan luas lingkaran; (2) kesalahan fakta yaitu kesalahan dalam

Hasil penelitian menunjukkan: (1) subjek pertama (S1) bergaya belajar auditorial jenis kesalahan yang sering terjadi kesalahan teknis, kesalahan menggunakan data dan kesalahan