i
KAJIAN ETNOMATEMATIKA TERHADAP
TRADISI PERNIKAHAN YOGYAKARTA OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN MINGGIR, SLEMAN, DIY, DALAM RANGKA
PENENTUAN ASPEK-ASPEK MATEMATIS YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMP HALAMAN JUDUL
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Magister Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
YOANNA KRISNAWATI, S.Pd.
NIM: 15 1442 008
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Jesus Has Prepared An Amazing Future For Me”
Karya Tulis ini kupersembahkan untuk: ♥ Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalau menopangku. ♥ Para malaikat di Surga dan leluhurku. ♥ Bapakku Stepanus Purnama dan Ibuku Maria Christa Cahyaningsih. ♥ Kakak Pertamaku, Ethymuis Tanto Nugroho, A.Md.
& istri, Frida Jati Ayu Susiloningsih, S.T. ♥ Kakak Keduaku, Vincentius Dwijo Jadmiko, A,Md.
vii
ABSTRAK
Yoanna Krisnawati, S.Pd. (NIM: 151442008). 2017. Kajian Etnomatematika Terhadap Tradisi Pernikahan Yogyakarta oleh Masyarakat di Kecamatan Minggir, Sleman, DIY, dalam rangka Penentuan Aspek-Aspek Matematis yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Matematika di SMP. Tesis. Program Studi S2 Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, serta aspek-aspek matematis yang terdapat pada tradisi tersebut. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek ahli, yaitu Tokoh 1 dan Tokoh 2 serta subjek pelaksana yaitu S1, S2, S3, dan S4. Subjek ahli adalah perias pengantin, sedangkan S1 dan S2 adalah orang tua pengantin putra, S3 dan S4 adalah orang tua pengantin putri. Objek penelitian ini adalah upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta dan aspek matematis di dalamnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dan dianalisis berdasarkan teknik analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman. Data yang diperoleh berupa hasil wawancara terhadap sbjek ahli dan terhadap subjek pelaksana. Data dari subjek ahli divalidasi dengan saling mengonfirmasi informasi yang diperoleh dari kedua ahli. Validasi data dari subjek pelaksana yaitu dengan trianggulasi waktu. Berdasarkan data dari subjek ahli dan subjek pelaksana, diperoleh hasil analisis berupa upacara-upacara yang masih dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Hasil analisis ini kemudian dikaji aspek matematisnya berdasarkan 6 aktivitas dasar matematis menurut Alan J. Bishop (1988) dan materi pembelajaran matematika SMP sesuai Kurikulum 2013 terevisi.
Aktivitas matematis pada pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, antara lain: 1)Counting: number relationship, 2)Location: environmental, location, 3)Measuring: estimation, money, conventional units, 4)Designing: similarity, design, 5)Explaining: Story explanation, symbolic explanations, 6) Playing: plan strategy. Materi matematika SMP pada tradisi tersebut antara lain: 1)Bilangan Bulat dan Pecahan, 2)Bentuk Aljabar, 3)Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, 4)Perbandingan, 5)Transformasi 6)Bangun Datar, 7)Volume Benda, 8)Penyajian Data, 9)Statistika, 10)Peluang. Hasil penelitian ini memiliki beberapa manfaat, seperti dapat dikembangkan menjadi permasalahan kontekstual, dapat digunakan untuk pembelajaran karakter, dapat digunakan sebagai contoh penerapan konsep matematika di kehidupan.
viii
ABSTRACT
Yoanna Krisnawati, S.Pd. (Student number: 151442008). 2017. Ethnomathematics Research on Yogyakarta Wedding Tradition implemnted by The Community in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province, in order to Determine the Mathematics Aspects that can be used in the Mathematical Learning in SMP. Master’s Thesis, Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The purpose of this research was to know the implementation of Yogyakarta Wedding Tradition implemented by the community in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province, and the mathematical aspects of the tradition. The subjects of this study consisted of expert subjects, namely Tokoh 1 and Tokoh 2 and the implementing subjects were S1, S2, S3, and S4. The subjects of the expert were bridal make-up, while S1 and S2 were the parents of the bridegrooms, S3 and S4 were the parents of the brides. The objects of this research were the ceremony in Yogyakarta Wedding Tradition and the mathematical aspects of it.
The type of research was descriptive qualitative research and the data were analyzed based on qualitative data analysis techniques according to Miles & Huberman. Data obtained in the form of interviews with the expert subjects and the subjects of the implementation of the wedding tradition. Data from the expert subjects were validated by mutually confirming information obtained from both experts. Validation of data from the implementing subjects was conducted using time triangulation. Based on the data from the expert subjects and implementing subjects, the results of the analysis were in the form of ceremonies that were still held by the society in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province. The other results of the analysis were the mathematical aspects based on 6 fundamental mathematical activities according to Alan J. Bishop (1988) and also based on the mathematics learning materials of the Junior High School according to Curriculum 2013.
The mathematical activities on the implementation of Yogyakarta Wedding Tradition by the community in Minggir District, Sleman Regency, DIY Province, were among others: 1) Counting: number relationship, 2) Location: environmental, location, 3) Measuring: estimation, money, conventional units, 4) Designing: similarity, design, 5) Explaining: Story explanation, symbolic explanations, 6) Playing: plan strategy. The mathematical topics of SMP found in the tradition were: 1) Integer and Expression, 2) Algebraic Form, 3) Equations and Linear Inequalities of One Variable, 4) Comparison, 5) Transformation 6) Plan Figures, 7) Volume, 8) Presentation of Data, 9) Statistics, 10) Probability. The results of this study contain several benefits, such as they can be developed into contextual problems, they can be used for character learning, and they can be used as an example of application of mathematical concepts in life. Keywords: ethnomathematics, Yogyakarta wedding traditions, mathematical aspects,
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Baik, atas
segala penyertaan, tuntunan, campur tangan, dan cinta kasih-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan sangat baik. Tidak
lupa pula penulis sampaikan banyak terima kasih kepada bapak, ibu, dan
kakak-kakak atas cinta dan dukungan yang begitu besar serta penantian yang begitu
sabar, sehingga penulis tetap bersemangat dalam menyelesaikan studi.
Tesis ini, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Pendidikan dari Univeritas Sanata Dharma. Maka dari itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi
S2 Pendidikan Matematika;
2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing tesis. Terima
kasih atas segala arahan, bimbingan, dan waktu yang telah diberikan;
3. Segenap dosen dan karyawan Program Studi S2 Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma, atas segala bantuan selama di program studi ini;
4. Bapak dan ibu narasumber penelitian, yang telah memberikan informasi
dengan selengkap-lengkapnya dan kesediaan waktu yang diberikan kepada
peneliti.
5. Keluargaku tercinta, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat,
kasih sayang dan segala penantian hingga penulis mampu meyelesaikan
x
6. Mas Aan Dwi Saputra, yang selalu mengingatkan penulis untuk tidak lelah
mengerjakan dan menyelesaikan tesis ini, serta atas segala perhatian dan
kasih sayangnya;
7. Teman-teman S2 Pendidikan Matematika angkatan 2015 yang selalu
berbagi dan saling mendukung dalam proses studi;
8. Teman-teman kost putri Wisma Surya, atas segala bantuan dan diskusi
berkaitan dengan penyusunan tesis ini;
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan tesis
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap, tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 14 Juli 2017
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tinjauan Pustaka ... 5
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Pembatasan Masalah dan Tujuan Penelitian ... 8
F. Penjelasan Istilah ... 8
G. Kebaruan Penelitian ... 10
H. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II ... 12
LANDASAN TEORI ... 12
A. Landasan Teori ... 12
1. Etnomatematika ... 12
2. Kebudayaan Jawa... 14
3. Permasalahan Kontekstual ... 16
4. Karakter-karakter yang dikembangkan dalam Pembelajaran Matematika17 5. Aspek-aspek Matematis ... 18
B. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III ... 28
METODE PENELITIAN ... 28
xii
B. Subjek Penelitian ... 28
C. Objek Penelitian ... 29
D. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 29
E. Bentuk Data ... 29
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 31
1. Metode Pengumpulan Data ... 31
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 32
G. Teknik Analisis Data ... 34
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 38
BAB IV ... 41
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Deskripsi Subjek Penelitian dan Daerah Tempat Tinggal Para Subjek ... 41
B. Pelaksanaan Penelitian ... 45
1. Wawancara dengan Tokoh 1 ... 45
2. Wawancara dengan Tokoh 2 ... 46
3. Wawancara dengan S1 ... 46
4. Wawancara dengan S2 ... 47
5. Wawancara dengan S3 ... 47
6. Wawancara dengan S4 ... 48
C. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Subjek Penelitian ... 48
1. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Subjek ahli ... 48
2. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1 (Orang Tua Pengantin Putra) ... 78
3. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2 (Orang Tua Pengantin Putra) ... 93
4. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3 (Orang Tua Pengantin Putri) ... 105
5. Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S4 (Orang Tua Pengantin Putri) ... 119
D. Tradisi Pernikahan Yogyakarta di Kecamatan Minggir Menurut Subjek Penelitian ... 138
E. Pembahasan tentang Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta ... 141
F. Aspek Matematis yang Terdapat pada Kegiatan-Kegiatan dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta ... 144
BAB V ... 179
xiii
A. Pengembangan Menjadi Permasalahan Kontekstual ... 179
B. Pengembangan Karakter ... 182
C. Contoh-Contoh Tentang Penggunaan Konsep Matematika ... 184
D. Keterbatasan Penelitian ... 186
E. Refleksi ... 187
BAB VI ... 192
KESIMPULAN DAN SARAN ... 192
A. Kesimpulan ... 192
1. Kesimpulan Utama... 192
2. Kesimpulan Tambahan ... 194
B. Saran ... 195
DAFTAR PUSTAKA ... 197
LAMPIRAN ... 201
LAMPIRAN A ... 1
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas VII ... 20 Tabel 2. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran kelas VIII ... 22 Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas IX ... 24 Tabel 4. Unit-unit Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
Tokoh 1 dan Tokoh 2 dari Sudut Pandang Pihak Putra ... 68 Tabel 5. Unit-unit Data Rangkaian Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta
Menurut Tokoh 1 dan Tokoh 2 dari Sudut Pandang Pihak Putri ... 69 Tabel 6. Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh
Tradisi dari Sudut Pandang Pihak Putra ... 74 Tabel 7. Data Pelaksanaan Tadisi Pernikahan Yogyakarta Menurut Tokoh
Tradisi dari Sudut Pandang Pihak Putri ... 74 Tabel 8. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
S1 ... 86 Tabel 9. Unit Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Menurut S1 ... 88 Tabel 10. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1 ... 90 Tabel 11. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S1 93 Tabel 12. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
S2 ... 102 Tabel 13. Unit Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Menurut S2 ... 104 Tabel 14. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S2104 Tabel 15. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
S3 ... 113 Tabel 16. Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3115 Tabel 17. Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut S3 ... 116 Tabel 18. Unit-Unit Data Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta Menurut
xv
Tabel 21. Data Pembiayaan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Menurut S4 ... 137 Tabel 22. Keterlaksanaan Rangkaian Upacara dalam Tradisi Pernikahan
Yogyakarta oleh Orang Tua Pengantin Putra (S1 dan S2) ... 138 Tabel 23. Keterlaksanan Rangkaian Upacara dalam Tradisi Pernikahan
Yogyakarta oleh Orang Tua Pengantin Putri (S3 dan S4) ... 140 Tabel 24. Pembahasan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta ... 142 Tabel 25. Analisis Aspek Matematis pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta yang
dilaksanakan oleh Subjek Pelaksana ... 145 Tabel 26. Rekapitulasi Validitas Pakar terhadap Aspek-Aspek Matematis yang
Terdapat pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta ... 157 Tabel 27. Penggalan Analisis aspek matematis terhadap Tradisi Pernikahan
Yogyakarta ... 180 Tabel 26. Upacara pada Tradisi PernikahanYogyakarta yang dilaksanakan oleh
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu pasti yang penerapan dan
penggunaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal ini
bersesuaian dengan matematika menurut Unodiaku (2013), yaitu matematika
merupakan ilmu pengetahuan tentang jarak dan bilangan serta ilmu yang
menopang praktik keseharian manusia. Penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari sering kali tidak disadari dan berjalan secara alami. Hal
ini adalah salah satu wujud jati diri matematika, yakni muncul dari kehidupan
manusia. Sebagai contoh, teori-teori geometri Euclid merupakan salah satu
bagian dari tradisi Mesir Kuno. Pada sejarah matematika diceritakan bahwa di
zaman Mesir Kuno manusia mengalami kesulitan mengukur area
menggunakan angka, namun untuk mengukur area tersebut masyarakat
mencoba menggunakan bentuk persegi panjang yang menyerupai area yang
akan diukur (Berlinghoff, 2004). Selain teori tentang geometri masih banyak
lagi teori matematika yang ditemukan dengan berdasarkan aktivitas tradisi
atau budaya masyarakat pada zaman dahulu.
Akan tetapi, matematika dalam dunia pendidikan, khusunya di
Indonesia sering kali tidak dipahami dengan baik oleh siswa dan menjadi
sering menimbulkan anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang
rumit, sulit dipahami, dan tidak berguna. Sementara itu, kompetensi di dalam
pembelajaran matematika merupakan sesuatu yang vital dan bekelanjutan
dalam setiap pemaknaan individual dan dalam kehidupan yang produktif,
juga merupakan sesuatu yang sangat penting karena matematika adalah segala
hal tentang menemukan solusi dari suatu masalah, dan tantangan fisik
(Unodiaku, 2013). Bahkan, banyak siswa tidak menyukai matematika karena
mereka tidak merasakan manfaat dari pembelajaran matematika di sekolah.
Disamping itu budaya, tradisi, atau permasalahan yang dihadapi oleh siswa
sehari-hari merupakan cikal bakal dari ilmu matematika.
National Academy of Sciences (1994) dalam Orey (2006) melaporkan
bahwa keberagaman budaya merupakan faktor yang sangat kuat dalam
memberikan pengaruh terhadap pembentukan karakter siswa, bagaimana cara
pikir mereka dalam memahami dunia, dan cara mereka menginterpretasikan
pengalamannya atau pengalaman orang lain. Oleh karena itu, Orey (2006)
berpendapat bahwa budaya memberikan pengaruh terhadap cara memperoleh
dan menggunakan pengetahuan matematika, sehingga strategi
etnomatematika dapat diterapkan untuk menciptakan dan mengintegrasikan
antara budaya yang dimiliki oleh siswa dan matematika dalam pembelajaran
matematika. Selain untuk mengetahui hubungan antara matematika dan
budaya, penelitian etnomatematika juga dapat digunakan untuk membuat
Indonesia adalah salah satu bangsa yang memiliki berbagai macam
suku dan budaya. Banyak suku di Indonesia kurang lebih mencapai 1.300
suku, dan setiap suku memiliki budaya masing-masing. Salah satu budaya
atau tradisi yang dilaksanakan disetiap suku adalah tradisi pernikahan. Tradisi
pernikahan yang dilaksanakan oleh masig-masing suku memiliki keunikan
dan adat tersendiri. Begitu pula dengan masyarakat suku Jawa khususnya di
Yogyakarta. Yogyakarta sebagai salah satu daerah di Indonesia memiliki tata
cara tersendiri dalam melangsungkan upacara pernikahan yang unik dan
penuh makna. Tradisi Pernikahan Yogyakarta ini memang diperuntukkan
bagi orang dewasa namun, seluruh usia terlibat dalam pelaksanaan tradisi itu
sebagai wujud kegembiraan. Tradisi Pernikahan Yogyakarta masih banyak
dilaksanakan di Kecamatan Minggir, Kabuptean Sleman, Provinsi DIY.
Daerah ini adalah salah satu daerah yang terletak di Yogyakarta dengan
hampir seluruh masyarakatnya adalah masyarakat Jawa. Kecamatan Minggir
bukanlah suatu daerah sentra budaya di Yogyakarta. Akan tetapi, daerah ini
masih belum banyak terpengaruh dengan dunia modern sehingga pelaksanaan
tradisi atau budaya masih banyak dilakukan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat budaya Jawa
yang mengandung cara berpikir matematis. Budaya tersebut antara lain:
perhitungan hari peringatan orang meninggal (Yuliyanto, 2015), pola atau
bentuk motif pada batik Yogyakarta (Sari, 2015), dan masih banyak lagi.
Berbagai macam budaya Jawa yang mengandung cara berpikir matematis
memanfaatkan budaya dalam pembelajaran matematika, budaya tersebut
perlu dikaji terlebih dahulu. Kajian atau penelitian yang membahas tentang
hubungan antara matematika dan budaya disebut etnomatematika (Albanese,
2015). Melalui kajian etnomatematika terhadap Tradisi Pernikahan
Yogyakarta, dapat diketahui secara lebih mendetil tentang pelaksanaan dan
aspek-aspek matematis yang terdapat pada budaya tersebut. Setelah itu, dapat
dilakukan perancangan materi pembelajaran dengan memanfaatkan hasil
kajian terhadapat budaya dan kemudian dapat diterapkan di dalam
pembelajaran matematika.
Penerapan hasil kajian terhadap budaya dapat dilakukan dalam
pembelajaran matematika tingkat Sekolah Mengah Pertama (SMP). SMP
merupakan salah satu jenjang pendidikan yang harus dilalui oleh siswa dan
pada tahap ini siswa mengalami perubahan fisik maupun psikis untuk menuju
remaja. Siswa usia SMP memiliki kedewasaan yang belum baik, namun cara
berpikirnya tidak lagi seperti anak-anak. Siswa pada tingkat ini sudah dapat
diberi beban pembelajaran yang cukup menantang dan mereka juga memiliki
jiwa petualang yang besar. Meskipun demikian, cara berpikir mereka masih
polos dan lugu. Oleh karena itu, tahap ini merupakan tahap yang tepat untuk
dijadikan sebagai sasaran dalam penelitian tentang pembelajaran berbasis
budaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik mengetahui
pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta beserta aspek-aspek matematis
dapat bermanfaat dalam pembelajaran matematika dan memberikan inspirasi
untuk melakukan penelitian dan transformasi budaya daerah ke dalam
pembelajaran.
B. Tinjauan Pustaka
Herron (2009) melaksanakan penelitian dengan judul Culturally
Relevant Word Problems in Second Grade: What are the effects? Penelitian
ini dilaksanakan untuk siswa kelas 2 dan menggunakan tiga sekolah dasar.
Tiga sekolah dasar tersebut ditentukan sebagai kelompok kontrol, kelompok
soal cerita, dan kelompok soal cerita dengan permasalahan yang sesuai
dengan budaya disekitarnya. Pada kelompok kontrol dan kelompok soal cerita
dilaksanakan pembelajaran dengan teknik pemecahan masalah. sedangkan
untuk kelompok ketiga, permasalahan yang digunakan sudah dimodifikasi
dan disesuaikan dengan hasil observasi terhadap lingkungan siswa.
Sedangkan, Clarkson (2004) melaksanakan penelitian yang berjudul
“Multicultural Classrooms: Contexts for Much Mathematics Teaching and
Learning” dengan memanfaatkan keberagaman budaya yang ada di kelas.
Keberagaman budaya dan bahasa digunakan sebagai pembelajaran tematik
dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian, pembelajaran yang
dilaksanakan menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Penelitian yang dilaksankan oleh Jaelani (2013) berjudul Students’
Strategies of Measuring Time Using Traditional Gasing Game in Third
Grade of Primary School. Penelitian ini dilaksanakan dengan memanfaatkan
matematika realistik untuk mempelajari pengukuran waktu. Selain
penelitian-penelitian tersebut, terdapat pula beberapa penelitian-penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik. Berdasarkan hasil
dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Matematika
Realistik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan beberapa kemampuan berpikir. Seperti ditunjukkan pada
penelitian yang dilaksanakan oleh Usdiyana (2009) tentang kemampuan
berpikir logis, Siswono (2006) tentang mengembangkan penalaran,
kreativitas, dan kepribadian siswa, Mustika (2012) tentang
menumbuhkembangkan pendidikan karakter, dan Muchlis (2012) yang
melaksanakan penelitian tentang pengaruh Pembelajaran Matematika
Realistik terhadap perkembangan kemampuan pemecahan masalah.
Penelitian tentang budaya Jawa juga sudah banyak dilakukan, salah
satunya penelitian tentang budaya Jawa untuk penyetaraan gender yang
dilakukan oleh Hermawati (2007). Pada penelitiannya Hermawati
menyampaikan bahwa dalam budaya Jawa banyak istilah yang mendudukkan
posisi perempuan berada di bawah laki-laki, sebagai contoh istilah “kanca
wingking” yang artinya teman belakang. Selain penelitian tentang budaya
Jawa secara umum, penelitian tentang tradisi pernikahan Jawa juga telah
banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilaksanakan oleh Rebecca Adams
(2001) yaitu untuk mengetahui upacara-upacara, simbolisme, dan perbedaan
tradisi pernikahan di pulau Jawa. Penelitian tentang Tradisi perkawinan Jawa
nilai-nilai sosial pada pelaksanaan tradisi pernikahan adat Jawa terhadap kehidupan
sosial budaya. Sementara itu, penelitian tentang kajian untuk menganalisis
aspek matematis yang terdapat pada tradisi pernikahan adat Jawa juga pernah
dilakukan oleh Dispini (2015), hanya saja pada penelitian tersebut aspek
budaya yang dianalisis adalah tentang perhitungan jodoh dan penentuan hari
pernikahan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta dikalangan
masyarakat Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY?
2. Aspek-aspek matematis apa sajakah yang terdapat dalam Tradisi
Pernikahan Yogyakrta di kalangan masyarakat Kecamatan Mingir,
Kabupaten Sleman, Provinsi DIY yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika di SMP?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta dikalangan
masyarakat Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
2. Mengetahui aspek-aspek matematis apa saja yang terdapat dalam Tradisi
Kabupaten Sleman, Provinsi DIY yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika di SMP.
E. Pembatasan Masalah dan Tujuan Penelitian
Masalah pada penelitian ini hanya dibatasi pada pendeskripsian
pelaksanaan upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara
baku menurut tokoh dan pelaksanaanya oleh masyarakat di Kecamatan
Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, serta penentuan aspek matematis
terhadap upacara-upacara dalam pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta
tersebut. aspek matematis yang ditentukan hanya dibatasi dengan berdasarkan
6 aktivitas dasar matematis menurut Alan J. Bishop (1988), serta penentuan
materi pembelajaran yang terkait di tingkat Sekolah Menengah Pertama
berdasarkan Kurikulum 2013 terevisi. Subjek penelitian ini adalah 2 tokoh
Tradisi Pernikahan Yogyakarta, yaitu juru rias pengantin. Selain itu, subjek
penelitian ini adalah 4 subjek pelaksana Tradisi Pernikahan Yogyakarta, yaitu
2 pasang orang tua pengantin putra dan 2 pasang orang tua pengantin putri
yang bertempat tinggal di Kecamatan Mingir, Kabupaten Sleman, Provinsi
DIY serta menyelenggarakan pernikahan pada bulan Desember 2016, Januari
2017, atau Februari 2017.
F. Penjelasan Istilah
1. Etnomatematika
Etnomatematika merupakan suatu kajian yang berfokus pada
hubungan antara budaya dan matematika. Salah satiu tujuan dari kajian
pelaksanaan suatu budaya, beserta penjelasan apakah keseluruhan
pelaksanaan budaya tersebut baik untuk dilaksanakan atau terdapat cara
berpikir yang perlu diperbaiki. Selain itu, di dalam kajian
etnomatematika banyak pula dilakukan usaha untuk mengetahui
aspek-aspek matematis pada suatu budaya, atau kelompok tertentu, kemudian
hasil dari penelitian dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
2. Permasalahan Kontekstual
Permasalahan kontekstual dalam penelitian ini merupakan suatu
permasalahan nyata yang disusun berdasarkan hasil kajian
etnomatematika terhadap tradisi Jawa di lokasi penelitian dan akan
digunakan dalam pembelajaran matematika. Permasalahan kontekstual
tersebut digunakan sebagai bahan atau pancingan bagi siswa untuk
memahami suatu materi pembelajaran matematika.
3. Pembelajaran Karakter
Pembelajaran karakter adalah pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan karakter-karakter yang perlu dimiliki oleh siswa.
pembelajaran karakter dapat berupa pembiasaan, pemberian teladan, dan
lain sebagainya.
4. Tradisi PernikahanYogyakarta
Tata cara pernikahan bagi masyarakat Yogyakarta. Pelaksanaan
Tradisi Pernikahan Yogyakarta ini berdasarkan pada tata cara pelaksaaan
pernikahan di keraton Yoyakarta.
Besan adalah orang tua dari pasangan anak kandung yang menikah.
6. Petuen
Petuen adalah rangkaian persiapan pernikahan secara Iman Kristen
Jawa, yakni pendeta mengunjungi kediaman orang tua kedua calon
pengantin untuk memastikan keakuratan data, dan menanyakan
keseriusan serta kemantapan pernikahan yang akan dilaksanakan.
7. Biston
Biston adalah upacara keagamaan Kristen Jawa, yang dilaksanakan
sebelum pernikahan dengan tujuan untuk memohon kelancaran dan
keselamatan dalam melangsungkan pernikahan.
8. Misa
Misa adalah istilah bagi kegiatan doa dalam kepercayaan Katolik
yang dipimpin oleh Pastor (imam).
G. Kebaruan Penelitian
Kebaruan penelitian ini salah satunya berupa pendeskripsian
pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara detail. Di dalam penelitian
ini dideskripsikan pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut
subjek ahli atau tokoh tradisi dan subjek pelaksana yaitu masyarakat di
Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Dideskripsikan pula
tentang perencanaan dan persiapan yang dilaksanakan oleh masyarakat
sebagai subjek penelitian. Selain itu, kebaruan dari penelitian ini juga terletak
Pernikahan Yogyakarta, terutama yang dilaksanakan oleh masyarakat di
Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
H. Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat penelitian yang diperoleh dalam
penelitian ini. Manfaat penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitan ini dapat digunakan untuk mengembangkan
permasalahan-permasalahan kontekstual yang berguna dalam
pembelajaran matematika.
2. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk menunjukkan
contoh-contoh tentang konsep-konsep matematika di sekitar siswa.
3. Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk menunjukkan
pengembangan karakter yang berguna bagi siswa.
4. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu inspirasi untuk
melaksanakan penelitian lainnya di bidang etnomatematika dan
kaitannya dengan pembelajaran matematika di sekolah.
5. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Etnomatematika
Albanese (2015) menyatakan bahwa etnomatematika adalah
program penelitian yang fokusnya pada hubungan antara matematika dan
Budaya. Albanese (2015) juga menyatakan lebih jauh lagi bahwa
matematika merupakan hasil dari sejarah sosial dan proses budaya yang
dikembangkan dengan kontribusi dari berbagai masyarakat dan budaya.
Menurut D’Ambrosio (2001) dalam Haryanto (2015) etnomatematika
adalah praktek matematika dalam kelompok budaya, seperti kelompok
masyarakat perkotaan atau pedesaan, kelompok kerja, kelas profesi,
siswa dalam kelompok umur, masyarakat pribumi, dan
kelompok-kelompok tertentu lainnya. D’Ambrosio (2008), etnomatematika
diidentifikasikan dengan sejarah dari suatu kelompok tertentu.
Berdasarkan definisi etnomatematika menurut Borba (1990), Hamoond
(2000) berpendapat definisi tersebut mengintepretasikan bahwa
etnomatematika adalah contoh konkret dari etnosentrisme dan dorongan
terhadap ide tentang matematika yang tepat. Sementara itu, Orey (2006)
berpendapat bahwa etnomatematika merupakan himpunan bagian antara
pemodelan matematika, yaitu untuk memecahkan masalah nyata serta
menerjemahkannya kedalam sistem bahasa matematika.
Bidang kajian etnomatematika salah satunya adalah menyelidiki
tentang bagaimana budaya menggunakan prinsip-prinsip atau ide-ide
matematika dalam suatu kelompok tertentu (Arismendi, 2001).
Arismendi (2001) menjelaskan juga bahwa etnomatematika menyelidiki
tentang budaya dari kelompok tertentu dalam mengklasifikasi,
mengurutkan, menghitung, mengukur, mempertimbangkan,
menyimpulkan, memodelkan, membuat sandi, dan memecahkan masalah.
Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan umum yang muncul dalam
penelitian etnomatematika menurut Arismendi (2001):
a. Bagaimana praktek dan solusi khusus dari suatu permasalahan
dikembangkan menjadi suatu metode?
b. Bagaiman metode dikembangakan menjadi teori?
c. Bagaimaan teori dikembangkan menjadi penemuan saintifik?
Akan tetapi, dalam pendidikan matematika, fokus dari
etnomatematika adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mengintegrasikan konteks sosiocultural dalam
pembelajaran;
b. Bagaimana pengembangan keterampilan pemecahan masalah dalam
diri siswa;
c. Bagaimana memperbaiki pembelajaran aljabar tingkat menengah ke
d. Bagaimana membedakan antara isi kurikulum yang penting dan
esensial atau isi kurikulum yang kritis;
e. Bagaimana memasukkan ke dalam kurikulum, protomatematiks atau
rhetorikal matematiks yang didefiniskan sebagai kegunaan, praktek,
dan pengembangan dari ide matematika dalam tradisi atau konteks
dari sebuah kelompok partikal.
Dengan demikian etnomatematika adalah salah satu bidang
penelitian yang mencari hubungan antara matematika dan budaya, serta
dapat digunakan sebagai jalan untuk mengembangkan pembelajaran
etnosentris dan juga untuk mengetahui cara berpikir dan perilaku dari
suatu kelompok tertentu.
2. Kebudayaan Jawa
Kebudayaan Jawa menurut Partokusumo (1995) adalah pancaran
atau pengejawantahan budi manusia Jawa yang merangkum kemauan,
cita-cita, ide maupun semangat dalam mencapai kesejahteraan,
keselamatan, dan kebahagiaan hidup lahir batin. Salah satu wujud
kebudayaan Jawa adalah Tradisi. Zulfa (2014) menyampaikan bahwa di
dalam tradisi memperlihatkan bagaimana perilaku dari masyarakat
tertentu, baik perilaku dalam kehidupan yang bersifat duniawi, maupun
yang bersifat kerohanian, seperti agama atau bersifat gaib. Selain itu,
tradisi juga dipahami sebagai pengetahuan, doktrin, kebiasaan, praktik,
Sementara itu, menurut Fignegan dalam Zulfa (2014) tradisi
seringkali dikatakan sebagai milik masyarakat yang tidak tertulis,
memiliki nilai dan sudah tidak mutakhir, dan memiliki beberapa makna
berbeda, misalnya sebagai suatu kebudayaan keseluruhan yang artinya
meneruskan praktik-praktik, ide atau nilai, dan sebagainya. Dengan
demikian, tradisi merupakan aktivitas psikis atau fisik yang dilaksanakan
secara turun temurun oleh kelompok masyarakat tertentu, sehingga
kelompok tersebut memiliki perilaku atau cara berpikir yang unik
berdasarkan pada aktivitas-aktivitas lingkungan yang telah dilaksanakan
secara berulang.
Salah satu tradisi yang masih hidup di Jawa adalah Tradisi
Pernikahan Yogyakarta yang merupakan salah satu hasil budaya dari
berdirinya Keraton Yogyakarta. Tradisi pernikahan Yogyakarta
melibatkan rangkaian upacara adat, rias, dan busana yang pada mulanya
hanya digunakan oleh kalangan keraton saja. Akan tetapi, seiring
perkembangan jaman, busana dan riasan keraton menjadi milik
masyarakat, sehingga masyarakat tetap dapat menggunakannya.
Pernikahan merupakan salah satu peristiwa besar bagi kehidupan
seseorang sehingga banyak yang melaksanakan pernikahan dengan
menggunakan serangkaian upacara yang penuh dengan makna dan nilai
luhur. Rangkaian kegiatan dalam melaksanakan pernikahan melibatkan
3. Permasalahan Kontekstual
Menurut Roth (1996) dalam Fauzan (2002) terdapat tiga
persoalan tentang konteks, pertama, konteks dapat dihubungkan dengan
pengetahuan tambahan yang paling dapat digunakan untuk memahami
soal cerita yang bersifat metematis. Kedua, konteks merujuk pada
fenomena dunia nyata yang dapat dimodelkan secara matematis. Ketiga,
konteks berhubungan dengan keberagaman tempat secara fisik dari
aktivitas manusia, dan semua yang mengelilingi aktivitas manusia
tersebut, baik itu sosial, fisika, sejarah dan aspek-aspek lainnya.
Selanjutnya, menurut Figueiredo (1999) dalam Fauzan (2002) konteks
dalam permasalahan kontekstual merujuk pada konsep pertama dan
kedua tentang konteks menurut Roth (1996), yaitu dapat dihubungkan
dengan pengetahuan tambahan untuk memahami soal cerita yang bersifat
matematis, serta merujuk pada fenomena yang dapat dimodelkan secara
matematis.
Salah satu model pembelajaran yang menggunakan konteks
adalah pembelajaran matematika realistik. Menurut Shadiq (2010)
konteks dalam Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia adalah
kaitan atau hubungan pengetahuan yang baru dipelajari dengan
pengetahuan lama yang telah dimiliki, atau dapat pula dikatakan bahwa
konteks dapat berupa sesuatu yang nyata dan dapat dibayangkan oleh
Figueiredo dalam Fauzan (2002), harus memenuhi beberapa hal berikut
ini:
a. Mudah dibayangkan dan digali, serta situasinya dipertimbangkan.
b. Familiar dikalangan siswa.
c. Permasalahan dapat muncul melalui situasi yang di deskripsikan.
d. Menuntut organisasi matematis.
e. Tidak terpisah dari proses pemecahan masalah, tetapi siswa harus
dituntun untuk mendapatkan solusinya.
Dengan demikian, permasalahan kontekstual dalam pembelajaran
matematika adalah suatu permasalahan yang dibuat berdasarkan sesuatu
yang dapat dibayangkan siswa dan berasal dari kehidupan siswa, serta
memiliki beberapa alternatif pemecahan masalah sehingga
memungkinkan siswa menyelesaikan permasalahan dengan hasil
pemikirannya sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang
telah dimiliki.
4. Karakter-karakter yang dikembangkan dalam Pembelajaran
Matematika
Berdasarkan Permendikbud No. 24 Tahun 2016 terdapat empat
kompetensi yang perlu dikembangkan dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan di Indonesia. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi
sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan. Kompetensi sikap spiritual adalah menerima
Kompetensi Sikap Sosial, yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru. Sedangkan berdasarkan modul
pembelajaran nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran
matematika adalah berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, kerja keras,
keingintahuan, kemandirian dan percaya diri. Menurut Prayitno (2011)
nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan melalui pembelajaran
matematika di SMP yaitu, kereligiusan, kejujuran, kecerdasan,
ketangguhan, kedemokratisan, kepedulian, logis-kritis, kreatif-inovatif,
kerja keras, keingintahuan, kemandirian dan percaya diri. Secara umum,
sikap matematika Menurut Marsigit (2011) ditunjukkan oleh indikator
adanya rasa senang dan ikhlas untuk mempelajari matematika, sikap
yang mendukung untuk mempelajari matematika, pengetahuan yang
cukup untuk mempelajari matematika, rasa ingin tahu, kemamuan untuk
bertanya, untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman matematika
5. Aspek-aspek Matematis
Aspek matematis merupakan segala hal yang berhubungan
dengan aktivitas matematis. Menurut Alan J. Bishop (1988) ada 6
fundamental mathematical activities (6 aktivitas dasar matematis), yaitu:
b. Locating: Prepositions; Route descriptions; Environmental locations; N.S.E.W. Compass bearings; Up/down; Left/right; Forwards/Backwards; Journeys (distance); Straight and Curved lines; Angle as turning Rotations; Systems of location: Polar coordinates, 2D/3D coordinates, Mapping; Latitude / Longitude; Loci; Linkages; Circle; Ellipse; Vector; Spiral.
c. Measuring: Comparative quantifiers (faster, thinner); Ordering; Qualities; Development of units (heavy - heaviest - weight); Accuracy of units; Estimation; Length; Area; Volume; Time; Temperature; Weight; Conventional units; Standard units; System of units (metric); Money; Compound units.
d. Designing: Design; Abstraction; Shape; Form; Aesthetics; Objects compared by properties of form; Large, small; Similarity; Congruence; Properties of shapes; Common geometric shapes, figures and solids; Nets; Surfaces; Tesselations; Symmetry; Proportion; Ratio; Scale-model Enlargements; Rigidity of shapes. e. Playing: Games; Fun; Puzzles; Paradoxes; Modelling; Imagined
reality; Rule-bound activity; Hypothetical reasoning; Procedures; Plans Strategies; Cooperative games; Competitive games; Solitaire games; Chance, prediction.
f. Explaining: Similarities; Classifications; Conventions; Hierarchical classifying of objects; Story explanation; logical connectives; Linguistic explanations: Logical arguments, Proofs; Symbolic explanations: Graphs, Diagrams, Charts, Matrices; Mathematical modelling; Criteria: internal validity, external generalisability.”
Demikianlah aspek-aspek matematis berdasarkan 6 aktivitas dasar
matematis menurut Alan J. Bishop (1988). Selain aspek matematis
tersebut, terdapat pula aspek-aspek matematis yang berkaitan dengan
materi pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama
yang akan dikaitkan dengan hasil penelitian ini. oleh karena itu, berikut
adalah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa di tingkat Sekolah
Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas VII KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) PEMBELAJARAN MATERI 3. Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
-
KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) KOMPETENSI DASAR (KETRAMPILAN) PEMBELAJARAN MATERI 3.1 Menjelaskan dan
menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa bilangan bulat dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen)
Bilangan Bulat dan Pecahan
Membandingkanbilang an bulat dan pecahan Mengurutkan bilangan
bulat dan pecahan Operasi dan sifat-sifat
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan Mengubah bentuk bilangan pecahan Menyatakan bilangan
dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) Faktor persekutuan
terbesar (FPB) 3.2 Menjelaskan dan
melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
3.3 Menjelaskan dan menentukan
representasi bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif
3.4 Menjelaskan
himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen himpunan, dan melakukan operasi biner pada himpunan menggunakan masalah kontekstual
4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan, himpunan bagian, himpunan semesta, himpunan kosong, komplemen himpunan dan operasi biner pada himpunan
Himpunan
Menyatakan himpunan Himpunan bagian,
kosong, semesta Hubungan antar
himpunan Operasi pada
himpunan
Komplemen himpunan 3.5 Menjelaskan bentuk
aljabar dan melakukan operasi pada bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian)
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk aljabar dan operasi pada bentuk aljabar
Bentuk Aljabar Menjelaskan
koefesien, variabel, konstanta, dan suku pada bentuk aljabar Operasi hitung bentuk
Penyederhanaan bentuk aljabar
3.6 Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel Persamaan dan Pertidaksamaan Linear satu Variabel Pernyataan Kalimat terbuka Penyelesaian
persamaan linear satu variabel dan
pertidaksamaan linear satu variabel
3.7 Menjelaskan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda)
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rasio dua besaran (satuannya sama dan berbeda)
Perbandingan
Membandingan dua besaran
Perbandingan senilai Perbandingan berbalik
nilai 3.8 Membedakan
[image:36.595.85.514.110.759.2]perbandingan senilai dan berbalik nilai dengan menggunakan tabel data, grafik, dan persamaan
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai dan berbalik nilai
3.9 Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara)
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara)
Aritmetika Sosial Harga penjualan dan
pembelian
Keuntungan, kerugian, dan impas
Persentase untung dan rugi
Diskon Pajak
Bruto, tara, dan netto Bunga tunggal 3.10 Menganalisis hubungan
antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal
4.10 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal
Garis dan Sudut Garis
Kedudukan garis Membagi garis Perbandingan ruas
garis
Pengertian sudut Jenis-jenis sudut Hubungan antar sudut Melukis dan sudut 3.11 Mengaitkan rumus
keliling dan luas untuk berbagai jenis
segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang,
trapesium, dan layang-layang) dan segitiga
4.11 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat,
jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga
Bangun Datar (Segiempat dan segitiga)
Pengertian segi empat dan segitiga
Jenis-jenis dan sifat-sifat bangun datar Keliling dan luas segi
Menaksir luas bangun datar yang tak beraturan 3.12 Menganalisis hubungan
antara data dengan cara penyajiannya (tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran)
4.12 Menyajikan dan menafsirkan data dalam bentuk tabel, diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran
Penyajian Data: Jenis data Tabel
Diagram garis Diagram batang Diagram lingkaran
Tabel 2. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran kelas VIII KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) PEMBELAJARAN MATERI
3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
-
KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) KOMPETENSI DASAR (KETRAMPILAN) PEMBELAJARAN MATERI 3.1 Membuat generalisasi
dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek
Pola Bilangan Pola bilangan
Pola konfigurasi objek
3.2 Menjelaskan
kedudukan titik dalam bidang koordinat Kartesius yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kedudukan titik dalam bidang koordinat Kartesius
Bidang Kartesius Bidang Kartesius Koordinat suatu titik
pada koordinat Kartesius
Posisi titik terhadap titik lain pada koordinat Kartesius 3.3 Mendeskripsikan dan
manyatakan relasi dan fungsi dengan
menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan)
4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
Relasi dan Fungsi Relasi
Fungsi atau pemetaan Ciri-ciri relasi dan
3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan
menginterpretasikan grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai persamaan garis lurus
Persamaan Garis Lurus Kemiringan
Persamaan garis lurus Titik potong garis Kedudukan dua garis
3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel
Persamaan Linear Dua Variabel
Penyelesaian persamaan linear dua variabel
Model dan
sistempersamaan linear dua variabel
3.6 Menjelaskan dan membuktikan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan tripel Pythagoras
Teorema Pythagoras Hubungan antar
panjang sisi pada segitiga siku-siku Pemecahan masalah
yang melibatkan teorema Pythagoras 3.7 Menjelaskan sudut
pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta hubungannya
4.7 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran, serta hubungannya
Lingkaran Lingkaran
Unsur-unsur lingkaran Hubungan sudut pusat dengan sudut keliling Panjang busur Luas juring Garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran
Garis singgung persekutuan luar dua lingkaran
3.8 Menjelaskan garis singgung persekutuan luar dan persekutuan dalam dua lingkaran dan cara melukisnya
4.8 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan garis singgung persekutuan luar dan persekutuan dalam dua lingkaran
3.9 Membedakan dan menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma, dan limas)
4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prima dan limas), serta gabungannya
Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, balok, prisma,
dan limas
Jaring-jaring: Kubus, balok, prisma, dan limas
Luas permukaan: kubus, balok, prisma, dan limas
3.10 Menganalisis data berdasarkan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran data untuk mengambil
kesimpulan, membuat keputusan, dan membuat prediksi
4.10 Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus, dan sebaran data untuk mengambil kesimpulan, membuat keputusan, dan membuat prediksi
Statistika:
Rata-rata, median, dan modus
Mengambil keputusan berdasarkan analisis data
Membuat prediksi berdasarkan analisis data
3.11 Menjelaskan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
4.11 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang empirik dan teoretik suatu kejadian dari suatu percobaan
Peluang Titik sampel Ruang sampel Kejadian Peluang empirik Peluang teoretik Hubungan antara
[image:39.595.87.514.113.755.2]peluang empirik dengan peluang teoretik
Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Materi Pembelajaran Kelas IX KOMPETENSI INTI 3
(PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR 3.1 Menjelaskan dan
melakukan operasi bilangan berpangkat bilangan rasional dan bentuk akar, serta sifat-sifatnya
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat operasi bilangan berpangkat bulat dan bentuk akar
Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Bilangan berpangkat bilangan bulat (bilangan berpangkat bulat positif, sifat-sifat operasi bilangan berpangkat, sifat perpangkatan bilangan berpangkat)
Bentuk akar
Merasionalkan bentuk akar
3.2 Menjelaskan persamaan kuadrat dan
karakteristiknya berdasarkan akar-akarnya serta cara penyelesaiannya
4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan kuadrat
Persamaan Kuadrat Persamaan kuadrat Pemfaktoran
persamaan kuadrat Akar persamaan
kuadrat Penyelesaian
persamaan kuadrat Pemecahan masalah
yang melibatkan persamaan kuadrat 3.3 Menjelaskan fungsi
kuadrat dengan menggunakan tabel, persamaan, dan grafik
[image:40.595.87.513.112.755.2]4.3 Menyajikan fungsi kuadrat menggunakan tabel, persamaan, dan grafik
Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat dengan tabel, grafik, dan persamaan Sifat-sifat fungsi
kuadrat
Nilai maksimum Nilai minimum Pemecahan masalah
melibatkan sifat-sifat fungsi kuadrat 3.4 Menjelaskan hubungan
antara koefisien dan diskriminan fungsi kuadrat dengan grafiknya
4.4 Menyajikan dan menyelesaikan masalah kontekstual dengan menggunakan sifat-sifat fungsi kuadrat
3.5 Menjelaskan
transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
4.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan transformasi geometri (refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi)
Transformasi Translasi Refleksi
Rotasi (Perputaran) Dilatasi
3.6 Menjelaskan dan menentukan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar
4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan antar bangun datar
Kesebangunan dan Kekongruenan Kesebangunan dua
bangun datar Segitiga-segitiga
sebangun Segitiga-segitiga
kongruen
Pemecahan masalah yang melibatkan kesebangunan dan kekongruenan 3.7 Membuat generalisasi
luas permukaan dan volume berbagai bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola)
4.7 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola), serta gabungan beberapa bangun ruang sisi lengkung
Bangun Ruang Sisi Lengkung
Tabung Kerucut Bola
Luas Permukaan: tabung, kerucut, dan bola
Pemecahan masalah yang melibatkan bangun ruang sisi lengkung
Demikianlah aspek-aspek matematis yang akan deketahui dari
upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta.
B. Kerangka Berpikir
Indonesia merupakan suatu negara yang kaya akan budaya. Budaya
yang ada memiliki banyak bentuk, dapat berupa kebiasaan, tarian, pakain, dan
lain sebagainya. Selian itu, pernikahan juga menjadi salah satu aspek yang
tidak dapat lepas dari budaya. Setiap suku di Indonesia memiliki tata cara
tersendiri dalam melangsungkan pernikahan. Pernikahan merupakan suatu
acara penting yang melibatkan seluruh keluarga tanpa memandang usia.
Mulai dari anak-anak sampai dengan kakek-nenek, semua terlibat dalam
kebahagiaan pesta pernikahan yang diadakan oleh kerabat mereka.
Tradisi Pernikahan Yogyakarta merupakan salah satu bentuk budaya
tentang pelaksanaan pernikahan di Indonesia untuk suku Jawa. Tradisi ini
hidup di masyarakat dan dikenal pula oleh siswa sekolah. Oleh karena itu,
kajian etnomatematika terhadap Tradisi Pernikahan Yogyakarta dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaannya di lingkungan tempat
tinggal siswa, khususnya di lingkungan masyarakat Kecamatan Minggir,
Kabupaten Sleman, Provinsi DIY. Selain itu juga untuk mengetahui
aspek-aspek matematis yang terdapat di dalamnya sehingga hasil kajian ini dapat
Informasi tentang pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta digali
dari subjek ahli tradisi tersebut dan juga dari subjek pelaksana yaitu
masyarakat yang melaksanakanya. Subjek ahli tradisi memberikan informasi
tentang upacara-upacara dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara baku,
sedangkan masyarakat memberikan informasi tentang bagaimana tradisi
tersebut dilaksanakan, mulai dari persiapan hingga berakhirnya. Selanjutnya
informasi dari kedua pihak dianalisis untuk mengetahui pelaksanaan tradisi
pernikahan Yogyakarta oleh masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten
Sleman, Provinsi DIY. Setelah pelaksanaan ini diketahui, dianalisis kembali
untuk mengetahui aspek-aspek matematis yang terdapat di dalamnya. Tentu
kajian ini bermanfaat bagi siswa atau pembelajaran matematika, oleh karena
itu perlu disampaikan pula manfaat dari kajian yang dilaksanakan.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan Tradisi
Pernikahan Yogyakarta yang dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan
Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY, serta mengetahui aspek-aspek
matematis yang terdapat di dalam tradisi tersebut yang dapat digunakan untuk
pembelajaran matematika di SMP. Oleh karena itu, jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk
mempromosikan pemahaman tentang pengalaman dan situasi manusia dan
mengembangkan teori yang menggambarkan pengalaman dan situasi ini
(Burns, 2011). Sedangkan penelitan deskritif kualitatif yaitu suatu penelitian
yang cenderung menampilkan pendekatan naturalistik, yang mengemukakan
komitmen untuk mempelajari sesuatu dalam keadaan alami sejauh mungkin
dalam konteks arena penelitian (Lambert, 2012).
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini melibatkan subjek ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta
dan subjek pelaksana. Subjek ahli adalah 2 orang perias pengantin, sedangkan
subjek pelaksana adalah 2 pasang orang tua pihak pengantin putra dan 2
pasang orang tua pihak pengantin putri yang memiliki hajatan pernikahan
Dengan demikian subjek penelitian ini adalah 2 subjek ahli yaitu Tokoh 1 dan
Tokoh 2, orang tua pengantin putra yaitu S1 dan S2, serta orang tua pengantin
putri yaitu S3 dan S4. Salah satu subjek ahli yang ditunjuk adalah seseorang
yang telah cukup lama berprofesi sebagai perias pengantin. Sedangkan subjek
ahli lainnya adalah perias pengantin yang cukup terkenal dan bertempat
tinggal di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
C. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah Tradisi Pernikahan Yogyakarta di
kalangan masyarakat di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi
DIY, dan aspek-aspek matematis yang terdapat dalam upacara-upacara pada
Tradisi Pernikahan Yogyakarta tersebut.
D. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017-Juni 2017.
Tempat penelitian ini adalah daerah tempat tinggal dari pihak keluarga
pengantin putra dan pihak keluarga pengantin putri yang lokasinya berada di
Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY.
E. Bentuk Data
Data dalam penelitian ini yang diperoleh dari hasil wawancara
terhadap sujek penelitian akan dideskripsikan dan dianalisis berdasarkan jenis
penelitian kualitatif sehingga diperoleh informasi tentang pelaksanaan Tradisi
Penikahan Yogyakarta di kalangan masyarakat di Kecamatan Minggir,
matematis yang terdapat di dalam tradisi tersebut yang berguna dalam
pembelajaran matematika di SMP. Bentuk data yang diperoleh dari penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Wawancara dengan Subjek Ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Data yang diperoleh dari wawancara ini adalah informasi tentang
upacara-upacara dalam Tradisi Pernikahan Yogyakarta secara baku
beserta dengan makna filosofisnya.
2. Hasil Wawancara dengan Subjek Pelaksana Tradisi Pernikahan
Yogyakatra
Data yang diperoleh pada wawancara ini adalah informasi tentang
pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta oleh Keluarga Pengantin
Putra dan Keluarga Pengantin putri di Kecamatan Minggir, Kabupaten
Sleman, Provinsi DIY. Informasi lainnya yang diperoleh adalah
perencanaan, persiapan, perlengkapan yang dibutuhkan, dan biaya yang
diperlukan untuk melaksanakan hajatan pernikahan dengan berdasarkan
Tradisi Pernikahan Yogyakarta. Seperti yang dijelaskan pada poin subjek
penelitian, bahwa narasumber dari setiap subjek pelaksana sebanyak 2
narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang diperoleh dari hasil rekaman
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Berikut adalah metode yang dilakukan untuk memperoleh data
yang diperlukan:
a. Wawancara dengan Subjek Ahli Tradisi Penikahan Yogyakarta
Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada
subjek ahli yang telah ditunjuk, kemudian mengatur jadwal
penelitian. Kemudian pada saat tiba waktunya, peneliti mengajukan
pertanyaan kepada subjek ahli dan kemudian subjek ahli
menjelasakan secara detail hal-hal yang ditanyakan. Pertanyaan yang
diajukan menggali tentang berbagai informasi supaya semua data
yang diharapkan dapat diperoleh secara lengkap. Subjek ahli juga
dapat menunjukkan pedoman yang digunakan untuk melaksanakan
Tradisi Pernikahan Yogyakarta kepada peneliti supaya dapat
semakin menguatkan dan melengkapi data penelitian.
b. Wawancara dengan Subjek Pelaksana Tradisi Pernikahan
Yogyakarta
Metode yang digunakan untuk memperoleh data
wawancara dengan subjek pelaksana Tradisi Pernikahan Yogyakarta
hampir sama dengan wawancara dengan subjek ahli. Dalam hal ini,
peneliti mengajukan permohonan penelitian dan menentukan jadwal
penelitian. Kemudian, peneliti mengajukan pertanyaan dan
berusaha menggali informasi selengkap mungkin untuk memperoleh
data secara menyeluruh.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan dua macam, yaitu foto dan
rekaman. Kegiatan dokumentasi dilaksanakan di setiap aktivitas
penelitian, dengan bantuan seorang dokumentator.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti sendiri,
sedangkan instrumen lainnya berfungsi sebagai instrumen pendukung.
Adapun instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini
berupa lembar pertanyaan wawancara, alat rekam, dan kamera. Instrumen
pendukung yang berupa lembar pertanyaan penelitian antara lain sebagai
berikut:
a. Wawancara dengan Subjek ahli Tradisi Pernikahan Yogyakarta
Berikut adalah rambu-rambu pertanyaan wawancara kepada
subjek ahli:
1) Apa saja rangkaian upacara yang dilaksanakan dalam Tradisi
Pernikahan Yogyakarta?
2) Bagaimana rangkaian acara yang dilaksanakan pada setiap
upacara, beserta perlengkapan, makna, dan aturan-aturan yang
ada di dalamnya?
3) Bagaimana Tradisi Pernikahan Yogyakarta dilaksanakan pada
4) Adakah susunan acara yang boleh tidak dilaksanakan? Jika ada,
susunan acara yang mana?
b. Wawancara Subjek pelaksana Tradisi Pernikahan Yogyakarta
1) Apa saja rangkaian acara yang dilaksanakan hingga Tradisi
Pernikahan Yogyakarta berlangsung? Bagaimana
Pelaksanaannya?
2) Bagaimana Tradisi Pernikahan Yogyakarta direncanakan?
3) Persiapan apa saja yang dilakukan sebelum pelaksanaan Tradisi
Pernikahan Yogyakarta?
4) Perlengkapan apa saja yang dipersiapkan untuk pelaksanaan
Tradisi Pernikahan Yogyakarta?
5) Bagaimana rangkaian yang dilakukan dalam Tradisi Pernikahan
Yogyakarta?
6) Berapa tamu undangan yang diundang dalam setiap rangkaian
acara?
7) Berapa tamu undangan yang datang dalam setiap rangkaian
acara?
8) Berapa biaya yang disiapkan untuk menggelar Tradisi
Pernikahan Yogyakarta?
9) Untuk keperluan apa saja biaya dikeluarkan, dan berapa banyak
yang dibutuhkan untuk setiap kebutuhan?
10) Bagaimana teknis manajemen dana yang disiapkan untuk
11) Dari mana sajakah pemasukan dana untuk menggelar Tradisi
Pernikahan Yogyakarta?
12) Apakah pihak keluarga menerima sumbangan? Jika Iya, berupa
apakah sumbangan tersebut? dan berapa rata-rata sumbangan
yang diberikan untuk setiap penyumbang?
13) Kegiatan apa saja yang dilaksanakan Pasca Pernikahan?
Demikianlah instrumen pendukung yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisis dan dikaji
untuk menjawab rumusan masalah yang ada dengan berdasarkan pada teknik
analisis data kualitatif menurut Miles & Huberman. Analisis data tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Kondensasi Data (Data Condensation)
Kondensasi data adalah proses pemilihan, pemfokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan/atau pentransformasian data mentah yang
diperoleh pada saat penelitian, transkrip wawancara, atau dari data
empiris lainnya (Miles, 2014). Dalam penelitian ini, data hasil
wawancara dengan subjek penelitian diterjemahkan dalam bentuk tulisan
(transkrip), kemudian peneliti melakukan pemilahan data dan
pengelompokan keterangan sesuai dengan unit data yang dicari. Unit data
yang dicari dari subjek ahli adalah rangkaian Tradisi Pernikahan
pelaksana yaitu rangkaian kegiatan dan bagaimana kegiatan tersebut
dilaksanakan dalam menggelar Tradisi Pernikahan Yogyakarta, beserta
dengan biaya yang diperlukan. Dengan demikian, transkrip wawancara
yang telah disusun diterjemahkan sesuai dengan unit data tersebut. hal ini
dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam memahami data dan
melakukan penarikan kesimpulan.
Setelah melakukan kegiatan pengelompokan informasi dari setiap
subjek penelitian, selanjutnya disusun unit-unit data yang diperoleh.
Unit-unit data ini kemudian divalidasi. Validasi terhadap unit-unit data
Tradisi Pernikahan Yogyakarta menurut subjek ahli dilakukan dengan
saling mengonfirmasi data dari Tokoh 1 dan Tokoh 2. Tahap konfirmasi
yang dilakukan, pertama dengan mengkonfirmasi rangkaian Tradisi
Pernikahan Yogyakarta yang tidak sesuai antara kedua subjek ahli
kepada Tokoh 1. Setelah mendapat konfirmasi dari Tokoh 1, tahap
selanjutnya adalah membandingkan kembali hasil konfirmasi dengan
data dari Tokoh 2. Jika masih terdapat perbedaan dari kedua data ini
maka dilakukan konfirmasi selanjutnya yaitu kepada Tokoh 2. Data
Tradisi Pernikahan Yogyakrta menurut subjek ahli dinyatakan valid
apabila terdapat kesesuaian antara pendapat Tokoh 1 dan Tokoh 2.
Apabila tidak mendapatkan kesesua