• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan pada hasil wawancara yang diperoleh dari subjek ahli dan subjek pelaksana, berikut akan ditampilkan tentang pembahasan pelaksanaan upacara-upacara pada Tradisi Pernikahan Yogyakarta:

Tabel 24. Pembahasan Pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta

No Rangkaian Tradisi Pembahasan

Rangkaian Upacara Adat Sesuai dengan Pendapat Tokoh Ahli

1. Nontoni Upacara ini telah mengalami sedikit

pergeseran tujuan. Pada mulanya upacara ini ditujukan untuk menanyakan apakah sang gadis telah ada yang mimang atau belum kemudian orang tua gadis menanyakan kesediaan putrinya. Dalam hal ini keluarga sang gadis dan keluarga calon suami tidak saling mengenal dengan baik, sehingga dimungkinkan pinangan ditolak. Pada pelaksanaan saat ini anak perempuan dan laki-laki telah saling mengenal dan melewati masa pacaran, sehinga keputusan untuk menikah merupakan hasil keputusan bersama. Oleh karena itu, kegiatan nontoni hanya bertujan untuk saling berkenalan antar kedua keluarga. Jika kedua keluarga sudah saling mengenal maka kegiatan ini seringkali diabaikan.

Kesimpulan:Pelaksanaannya cukup relevan.

2. Lamaran Pelaksanan lamaran oleh masyarakat masih

berjalan seperti pada tujuan semula.

Kesimpulan : Pelaksanaannya masih relevan. 3. Pemasangan Tarub:

 Pasang Bleketepe  Pasang Tuwuhan

Tidak semua masyarakat melaksanakan upacara ini seperti pelaksaaan yang disampaikan oleh ahli. Akan tetapi masyarakat tetap memasang Gerbang Tarub pada lokasi pesta, hal ini menunjukan bahwa masyarakat masih setuju dengan makna dan tujuan pemasangan Tarub, yakni sebagai penolak balak atau simbol pengharapan agar pelaksanaan penikahan terhindar dari segala gangguan dan halangan.

Kesimpulan: Pelaksanaannya cukup relevan. 4. Siraman:

 Sungkem Orang Tua sebelum pelaksanaan siraman

 Tigas Rikmo dan Petak Rikmo  Meratus Rambut dan Ngerik  Jual Dawet

 Dulangan Pungkasan

Upacara ini memiliki tujuan dan makna yang sangat baik yakni sebagai simbol permohonan restu kedua pengantin kepada orang tuanya, menyiapkan calon pengantin agar lahir batinnya suci dan bersih, serta siap melangsungkan ijab pada keesokan harinya. Akan tetapi semua masyarakat yang menjadi subjek penelitian tidak melaksanakan upacara ini, salah satu kendalanya adalah biaya. Sangat disayangkan apabila upacara ini tidak dilestarikan, sebab makna dan tujuan dari upacara ini masih sesuai dengan kehidupan manusia saat ini.

Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.

5. Srah-srahan Upacara srah-srahan merupakan upacara

dimana orang tua pengantin putra menyerahkan syarat srah-srahan kepada orang tua pengantin putri. Syarat srah-srahan ini, sebagai simbol bahwa pengantin putra

bertanggung jawab sepenuhnya untuk menjaga dan menghidupi pengantin putri setelah menikah nanti. Selain itu, orang tua pengantin putra juga menyerahkan putranya untuk dinikahkan. Oleh karena itu, bantuan belanja yang diberikan merupakan simbol bahwa orang tua pengantin putra turut membantu orang tua pengantin putri dalam menggelar acara pernikahan.

Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.

6. Angsul-angsul Upacara ini merupakan simbol bahwa utusan

telah sampai di kediaman orang tua pengantin putri dengan penuh amanah, selain itu upacara ini juga menunjukkan simbol bahwa orang tua pengantin putri mengucapkan terima kasih atas bantuan belanja yang diberikan oleh orang tua pengantin putra.

Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.

7. Nyantri Upacara Nyantri dilaksanakan supaya

pengantin putra telah siap berada di kediaman orang tua pengantin putri untuk melangsungkan Ijab, sejak satu hari sebelumnya. Dengan demikian upacara ini dapat meminimalisir halangan yang mungkin terjadi dan dapat menyebabkan pengantin putra terlambat atau bahkan tidak hadir pada waktu yang telah ditentukan.

Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.

8. Midodareni Pada upacara midodareni dikatakan oleh ahli

bahwa dipercaya malam hari sebelum Ijab akan turun Dewi Nawang Wulan (tokoh dalam cerita Joko Tarub) untuk mempercantik calon pengantin putri. Tujuan ini nampaknya sudah tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat saat ini. Akan tetapi, midodareni memiliki tujuan lain yaitu diadakan doa-doa untuk mohon kelancaran serta keselamatan pada saat melangsungkan Ijab keesokan harinya. Tujuan ini masih disetujui serta sesuai dengan kehidupan masyarakat dan ditunjukkan dengan diadakannya doa mohon kelancaran.

Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan. 9. Upacara Panggih  Panggih  Balangan Gantal  Wijikan  Kanten Asto  Pangkon  Tanem Jero  Tampa Kaya

 Dhahar Walimahan (Sego Klimah)

 Ngunjuk  Mapag besan

Rangkaian upacara panggih memiliki simbol doa dan harapan agar kedua pengantin dapat hidup bahagia dan diberkati, serta pesan tentang sikap yang seharusnya dihidupi oleh pasangan suami dan istri dalam membina rumah tangga. Oleh karena itu, pelaksanaan tradisi ini sangat baik dan masih sesuai dengan sikap masyarakat saat ini.

 Sungkem Orang Tua

10. Lain-lain (Resepsi Pernikahan) Upacara ini sebagai simbol ucapan syukur atas pernikahan yang telah berlangsung. Selain itu juga sebagai simbol berbagi kebahagiaan dengan kerabat, rekan kerja, atau tetangga atas momen penting yang telah dilalui. Dengan demikan upacara ini masih sesai dengan kehidupan manusia saat ini. Kesimpulan: Pelaksanaannya masih relevan.

11. Ngunduh Mantu Upacara ini merupakan kegiatan dimana

orang tua pengantin putri mengantar pengantin kepada orang tua pengatin putra setelah mereka menikah. Akan tetapi kegiatan ini sudah sering tidak dilaksanakan sebab pada saat ini orang tua pengatin putra beserta dengan keluarganya telah berama-sama menyaksikan pernikahan yang dilaksanakan. Namun, kegiatan ini juga dapat diartikan sebagai wujud syukur dari orang tua pengantin putra atas pernikahan anaknya. Kesimpulan: Pelaksanaannya cukup relevan.

Demikianlah pembahasan tentang pelaksanaan Tradisi Pernikahan Yogyakarta berdasarkan pada hasil wawancara dengan subjek penelitian. Upacara-upacara yang masih relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini hendakanya dapat dilestarikan dan tetap dilaksanakan oleh masyarakat. Selain untuk melestarikan budaya yang ada, kegiatan tesebut juga memiliki tujuan dan makna yang baik bagi pengantin sebagai keluarga baru.

F. Aspek Matematis yang Terdapat pada Kegiatan-Kegiatan dalam