• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MEMBELAJARKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MEMBELAJARKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) SMP."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MEMBELAJARKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI

PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) SMP

Tesis Oleh

Nisah Ayu Siregar

NIM : 810617016

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Program Studi Pendidikan Matematika

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGEMBANGAN MODUL UNTUK MEMBELAJARKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI

PECAHAN MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) SMP

Tesis Oleh

Nisah Ayu Siregar

NIM : 810617016

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Program Studi Pendidikan Matematika

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

NISAH AYU SIREGAR. Pengembangan Modul Untuk Membelajarkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Pecahan Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) SMP. Tesis.

Medan. 2012. Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1). Mengetahui validitas pengembangan modul untuk membelajarkan pemecahan masalah dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write pada materi Pecahan di kelas VII SMP. (2). Mengetahui efektivitas pengembangan modul untuk membelajarkan kemampuan pemecahan masalah melalui strategi pembelajaran Think-Talk-Write pada materi pecahan. (3). Mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW dengan pembelajaran biasa. (4). Mengetahui proses penyelesaian pemecahan masalah siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dengan pembelajaran biasa. Jenis pengembangan dengan menggunakan modifikasi antara Model pengembangan 3-D yang dikemukakan Thiagarajan, Semmel dan pengembangan modul. Perangkat pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe TTW dibatasi pada: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Aktivitas Siswa dan tes kemampuan belajar.Ujicoba dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan dan SMP Negeri 2 Padangsidimpuan. Sampel diambil dari kelas VII sebanyak 60. Teknik analisis data dalam perangkat pembelajaran digunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik kuantitatif dengan uji T. Uji persyaratan analisis digunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk uji normalitas dan uji Lavene untuk uji homogenitas.

(8)

ABSTRACT

NISAH AYU SIREGAR. The Development Module for learning ability of the students in mathematical problem Solving in fractional metter trough learning strategies Think-Talk-Write (TTW) in Grade VII SMP. Thesis.

Medan. 2012. The postgraduate program of chemistry education in the State University of Medan.

The goal of this thesis: (1) To know the validity of the Development Module for learning ability of the students in mathematical problem Solving in fractional metter trough learning strategies Think-Talk-Write (TTW) in Grade VII SMP, (2) to know the effectiveness of the Development Module for learning ability of the students in mathematical problem Solving in fractional metter trough learning strategies Think-Talk-Write (TTW) in Grade VII SMP, (3) to know the different of student’s problem solving that use TTW strategy with usual learning, and (4) to know the proccessof student’s problem solving that use TTW strategy with usual learning proccess.

The Kinds of development which is done using the development of three D model which found by thiagarajan, Semmel that modified become four levels. These three levels are define, design, and develop. This learning eqiupment based on problem limited on lesson plan, module, LAS, and test.This test is done on the one grade SMPN 1 Padangsidimpuan and SMPN 2 Padangsidimpuan. The sample is taken from the seventh grade consist of 60. The technique of data analysis in the development of learning equpiment uses technique analysis of descriptive statistic and quantitative statistic by using T test. The requirements of analysis use komogorov smirnov to test normality and Lavene to test homogeneity.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena segala rahmat dan kasih-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Tesis ini berjudul : “Pengembangan Modul Untuk Membelajarkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Pecahan Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) SMP”. Disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Medan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih Kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku asisten direktur I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd ketua Program Studi Pendidikan Matematika sekaligus selaku nara sumber yang telah banyak memberikan masukan yang begitu berarti terhadap tesis ini.

4. Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd, M.A, M.Sc, Ph.D, (Pembimbing I) dan Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, (Pembimbing II) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran pada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika. selaku validator yang banyak memberikan bimbingan dan masukan.

(10)

pengetahuan kepada penulis sehingga bermanfaat bagi peningkatan wawasan dan kreativitas penulis.

9. Ibu Melliani Dalimunthe, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Padangsidimpuan, Bapak Zainal Abidin Tambunan S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Padangsidimpuan, dan guru-gurunya yang telah memberikan izin, bantuan dan informasi bagi penulis selama melakukan penelitian.

10.Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta Drs. H. Sulaiman Siregar dan Ibunda tercinta Hj. Tianur Manurung. Serta kakanda Yusuf Indra Kesuma Siregar, Mahdi Gultom, Reski Sri Hasnah Bunga Siregar, Isma Warini serta kepada adinda Fitri Indah Sari Siregar, Faiz Vahae Gultom, Akbar Perwira Siregar, Fadlan Vahae Gultom, Athaya Fahlevi Siregar yang telah memberikan doa, dorongan moril dan materil kepada penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai. 11.Terima kasih juga penulis ucapakan kepada saudari Feri Tiona, Hamni

Fadillah, Faza Fitriani, Nur’ainun, Wilda Hasanah, Rifi Andini Ariani, Erviana Aisyah, Maryam Hasanah.

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif ... ... 27

Tabel 2.2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran (TTW) ... ... 38

Tabel 2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Biasa ... ... 38

Tabel 3.1. Persentase Waktu Ideal dan Batas Toleransi Aktivitas Siswa... ... 98

Tabel 3.2. Kriteria Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran. ... 98

Tabel 4.1. Kisi- Kisi Instrument Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 113

Tabel 4.2. Hasil Validasi RPP ... 115

Tabel 4.3. Revisi Rencana Pelaksana Pembelajaran ... 116

Tabel 4.4. Hasil Validasi Modul ... 118

Tabel 4.5. Revisi Hasil Validasi Modul ... 121

Tabel 4.6. Hasil Validasi LAS ... 121

Tabel 4.7. Revisi LAS ... 122

Tabel 4.8. Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 123

Tabel 4.9. Revisi Hasil Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 123

Tabel 4.10. Revisi RPP Berdasarkan Hasil Simulasi ... 127

Tabel 4.11. Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ... 129

Tabel 4. 12. Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ... 131

Tabel 4.13. Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Perangkat Dan Pelaksanaan Pembelajaran TTW... 132

Tabel 4.14. Hasil Analisis Validitas Butir Tes untuk Pretes ... 134

Tabel 4.15. Hasil Analisis Validitas Butir Tes untuk Postes ... 135

Tabel 4.16. Hasil Analisis Validitas Butir Tes untuk Modul ... 135

Tabel 4.17. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Tes untuk Pree- Tes ... 135

Tabel 4.18. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Tes untuk Pree- Tes ... 136

Tabel 4.19. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Tes untuk Modul... 136

Tabel 4.20. Analisis Daya Beda Butir Tes untuk Pree- Tes ... . 136

(12)

Tabel 4.22. Analisis Daya Beda Butir Tes untuk Modul... 137

Tabel 4.23. Sentivitas Butir Tes... 138

Tabel 4.24. Hasil Tes KPM untuk Pree- Tes Kelas Eksperimen... 140

Tabel 4.25. Hasil Tes KPM untuk Pree- Tes Kelas Kontrol ... 140

Tabel 4.26. Gain Pree- Tes Kelas Eksperimen ... 141

Tabel 4.27. Gain Pree- Tes Kelas Kontrol ... 142

Tabel 4.28. Gain Ternormalisasi Pree- Tes Kontrol dan Pre- Tes Kemampuan Eksperimen... 143

Tabel 4.29. Hasil Tes KPM untuk Pos- Tes Kelas Eksperimen ... 143

Tabel 4.30. Hasil Tes KPM untuk Pree- Tes Kelas Kontrol ... 145

Tabel 4.31. Gain Pos- Tes Kelas Eksperimen ...,... 146

Tabel 4.32. Gain Post- Tes Kelas Kontrol ... 147

Tabel 4.33. Gain Ternormalisasi Pos- Tes Kontrol dan Post- Tes Eksperimen Pemecahan Masalah... 148

Tabel 4. 34. Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah Pree- Tes ... 149

Tabel 4. 35. Normalitas Kemampuan Pemecahan Masalah pada ... 149

Tabel 4. 36. Homogenitas Varians Pree- Tes ... 150

Tabel 4. 37. Homogenitas Varians Pos- Tes... 151

Tabel 4.38. Paired Samples Correlation Pre Tes ... 152

Tabel 4.39. Paired Samples Correlation Pos Tes ... 153

(13)

i

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Contoh Kemampuan Awal Siswa ... 6

Gambar 1.2. Contoh Hasil Kerja Siswa ... 7

Gambar 2.1. Skema Pendidikan sebagai suatu sistem pendidikan ... 30

Gambar 3.1. Modifikasi 4- D ... 67

Gambar 4.1 Proses penyelesaian masalah di kelas eksperimen ... 155

Gambar 4.2 Proses penyelesaian masalah di kelas eksperimen …... 156

Gambar 4.3 Proses penyelesaian masalah Modul di kelas eksperimen ... 158

(14)

ii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran

1. Lembar Instrumen...166

2. Lembar Silabus ... 179

3. (RPP) Kelas Eksperimen ... ... 203

4. (RPP) Kelas Kontrol ... ... 227

5. Modul ... 243

6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)... ... 289

7. Tes Kemampuan Belajar... ... 331

8. Hasil Validasi Ahli... ... 344

9. Validitas dan Reabilitas Pre Tes dan Post Tes... ... 374

10.Hasil Perhitungan ... 371

11.Dokumentasi penelitian... ... 412

(15)

i

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Contoh Kemampuan Awal Siswa ... 6

Gambar 1.2. Contoh Hasil Kerja Siswa ... 7

Gambar 2.1. Skema Pendidikan sebagai suatu sistem pendidikan ... 30

Gambar 3.1. Modifikasi 4- D ... 67

Gambar 4.1 Proses penyelesaian masalah di kelas eksperimen ... 155

Gambar 4.2 Proses penyelesaian masalah di kelas eksperimen …... 156

Gambar 4.3 Proses penyelesaian masalah Modul di kelas eksperimen ... 158

(16)

ii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran

1. Lembar Instrumen...166

2. Lembar Silabus ... 179

3. (RPP) Kelas Eksperimen ... ... 203

4. (RPP) Kelas Kontrol ... ... 227

5. Modul ... 243

6. Lembar Aktivitas Siswa (LAS)... ... 289

7. Tes Kemampuan Belajar... ... 331

8. Hasil Validasi Ahli... ... 344

9. Validitas dan Reabilitas Pre Tes dan Post Tes... ... 374

10.Hasil Perhitungan ... 371

11.Dokumentasi penelitian... ... 412

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Konsep pendidikan tersebut semakin terasa ketika seseorang harus masuk di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

Pemikiran ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan pendidikan formal (sekolah) untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu terus menerus dilakukan, diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha, perkembangan dunia kerja serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini juga tidak terlepas dalam pendidikan dan pembelajaran matematika di sekolah.

(18)

2

Didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sebagai pembaharuan kurikulum berbasis kompetensi dituangkan tujuan pembelajaran matematika adalah :

1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, 2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta coba-coba, 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan 4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan (Puskur Balitbang Depdiknas : 2004 : 18).

Berdasarkan standar kompetensi yang termuat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), aspek pemecahan masalahmerupakankemampuan yang harus dimiliki peserta didik sebagai standar yang harus dikembangkan.Pembelajaran di sekolah harus dapat menyiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan pemecahan masalahmatematika sebagai bekal untuk menghadapi tantangan perkembangan dan perubahan zaman yang semakin pesat.

(19)

3

pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna”.

Hal senada Suryadi (dalam Saragih : 2007) menyatakan bahwa :“Pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas penalaran dan pemecahan masalah sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi siswa yang tinggi”. Sebagai contoh pembelajaran di Jepang dan Korea yang lebih menekankan pada aspek penalaran dan pemecahan masalah mampu menghasilkan siswa berprestasi tinggi dalam tes matematika.

Saragih (2007 : 5) mengatakan bahwa : “Matematika tidak sekedar alat bantu berpikir, alat untuk menemukan pola atau menyelesaikan masalah namun matematika juga sebagai aktivitas sosial seperti halnya interaksi antar siswa, komunikasi guru dengan siswa merupakan bagian penting dalam pembelajaran matematika untuk nurturing children’s mathematics potential”.

Arends (dalam Trianto : 2009) mengatakan bahwa :“Guru menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah”. Pembelajaran dilakukan secara mekanistik dengan penekanan pada latihan mengerjakan soal atau drill dengan mengulang prosedur, menggunakan rumus atau algoritma tertentu. Bila siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja.

(20)

4

pada aturan dan prosedur dapat memberikan bahwa matematika adalah untuk dihafal bukan untuk belajar bekerja sendiri.

Sementara itu Komisi tentang Pendidikan Abad ke-21 (dalam Trianto 2009) merekomendasikan empat strategi dalam menyukseskan pendidikan : pertama, learning to learn, yaitu memuat bagaimana pelajar mampu menggali informasi yang ada di sekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri; kedua,

Learning to be, yaitu pelajar diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri

serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya; ketiga, learning to do, yaitu berupa tindakan atau aksi untuk memunculkan ide yang berkaitan dengan sains dan teknologi; dan keempat, learning to be together, yaitu memuat bagaimana kita hidup dalam masyarakat yang saling bergantung satu sama lainnya sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerjasama.

(21)

5

dan keinginannya untuk lebih mendalami matematika terbuang jauh sehingga nantinya hasil belajar matematika siswa rendah.

Disamping itu penggunaan bahan ajar Bahan cetak seperti (hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart), audio Visual seperti (video/film,VCD, Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH), Visual: (foto, gambar, model/maket) , Multi Media seperti (CD interaktif, computer Based, Internet) dalam proses belajar matematika belum tertata dengan baik, cenderung hanya memperhatikan struktur perkembangan kognitif anak. Masih banyak ditemukan buku matematika yang belum didesain semenarik mungkin dengan menggunakan fitur-fitur yang menarik dan berwarna serta belum ditemukan berbagai contoh melalui gambar, poster atau karikatur yang beraneka ragam. Untuk itu guru harus dapat menjelaskan dan memberikan contoh konkrit bukan abstrak kepada siswa.

Dari hasil survei peneliti (tanggal 14 April berupa pemberian tes diagnostik kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan menunjukkan bahwa 70 % dari jumlah siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk pemecahan masalahkhususnya mengenai materi pecahan. Contoh sebagai berikut :

(22)

6

Hasil kerja siswa dapat dilihat dari contoh siswa dalam menjawab soal cerita berikut:

Dari soal di atas siswa diharapkan menuliskan terlebih dahulu langkah-langkahnya sebelum menyelesaikan permasalahan. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk pemecahan masalah tersebut.Hal ini mengharuskan kita sebagai guru berupaya memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan dapat mengurangi kesalahan tersebut.Guru sebagai pengajar mata pelajaran matematika di sekolah, tentu saja tidak bisa dipersalahkan secara sepihak jika masih ada siswa yang bersikap negatif terhadap matematika.

Untuk mengantisipasi kondisi yang demikian, strategi pembelajaran di kelas perlu direformasi.Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi tetapi sebagai pendorong siswa belajar agar dapat mengkonstruksi

(23)

7

sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran dan berkomunikasi sebagai wahana pelatihan berpikir kritis dan kreatif.

Disamping pendekatan, guru mempunyai strategi pembelajaran yang merupakan pegangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Strategi pembelajaran Think-Talk-Write merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.Strategi pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dengan bagaimana siswa memikirkan suatu tugas kemudian diikuti dengan mengkomunikasikan hasil pemikirannya dan akhirnya melalui diskusi siswa dapat menuliskan kembali hasil pemikiran tersebut. Aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematik atau berisi cerita matematik kemudian membuat catatan apa yang telah mereka baca. Membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis yang dapat mempertinggi pemahaman siswa bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.

Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Fase berkomunikasi pada strategi ini memungkinkan siswa untuk trampil berbicara.Keterampilan berkomunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan.Hal ini bisa terjadi ketika siswa diberi kesempatan berdialog atau berbicara sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan.

(24)

8

mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari.

Untuk bisa menarapkan pembelajaran kooperatif tipe TTW ini dengan baik, maka diperlukan adanya perangkat pembelajaran yang baik yang telah disusun sebelumnya oleh seorang guru. Ini sesuai dengan pendapat Suparno (2002) mengemukakan bahwa : “Sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang akan diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan siswa, serta mempelajari pengetahuan awal siswa”, semuanya ini yang akan terurai pelaksanaanya di dalam perangkat pembelajaran.

Suhadi, (2007:24) dalam Andi Rusdy mengemukakan bahwa : “Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.” Selain itu Dari uraian tersebut dapatlah dikemukakan bahwa perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, serangkaian perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi pembelajaran di kelas, berikut dalam tulisan ini kami membatasi perangkat pembelajaran hanya pada modul.

(25)

9

siklus ini dirancang dengan cakupan lima fase yaitu: (1) pendahuluan, (2) penggalian, (3) penjelasan, (4) penerapan konsep dan (5) evaluasi. Hal ini disebabkan melalui modul model siklus belajar, siswa yang telah memiliki kesiapan dapat mengembangkan pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba dan berpikir (hands on activities and minds on

activities), sehingga siswa memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian dan

keterperincian dalam mengemukakan gagasan serta dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa.

Dengan demikian modul merupakan seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. Dimana penggunaan modul merupakan proses mengembangkan pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba dan berpikir sendiri, karenadengan berusaha mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret sehingga dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang meliputi : (memahami masalah, merencanakan masalah, melaksanakan pemecahan masalah dan memeriksa kembali), yang nantinya diterapkannya dalam pembelajaran Think-Talk-Write (TTW).

(26)

10

membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur. Sebagai aktivitas sosial seperti halnya interaksi antar siswa, komunikasi guru dengan siswa yang merupakan bagian penting dalam strategi pembelajaran TTW.

Berdasarkan uraian di atas, maka studi yang berfokus pada pengembangan bahan ajar dalam strategi pembelajaran menjadi penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul :“Pengembangan Modul Untuk Membelajarkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Pecahan Melalui Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) SMP”.

1.2.Identifikasi Masalah

Menurut Ruseffendi (2006) mengenai strategi belajar mengajar itu ialah pengelompokan siswa yang menerima pelajaran. Baik dan berhasil tidaknya strategi belajar mengajar seorang guru itu tergantung dari kondisi atau situasi, murid, dan kemampuan guru.Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami matematika.

(27)

11

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan identifikasi permasalahan, agar penelitian ini lebih terarah maka perlu dibuat batasan terhadap masalah yang ingin dicari penyelesaiannya.Adapun batasan masalah yang dikaji dalam rencana penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul melalui strategi belajar mengajar Think-Talk-Write yang dikaitkan dengan membelajarkan aspek kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah pengembangan modul untuk membelajarkan pemecahan masalah denga menggunakan strategi Think-Talk-Write pada materi Pecahan di kelas VII SMP Padangsidimpuan memenuhi persyaratan validitas?

2. Apakah pengembangan modul untuk membelajarkan kemampuan pemecahan masalah melalui strategi pembelajaran Think-Talk-Write pada materi pecahan efektif digunakan?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan strategi pembelajaran TTW dengan pembelajaran biasa?

(28)

12

1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahuivaliditas pengembangan modul untuk membelajarkan pemecahan

masalah dengan menggunakan strategi Think-Talk-Write pada materi Pecahan di kelas VII SMP Padangsidimpuan.

2. Mengetahui efektivitas pengembangan modul untuk membelajarkan kemampuan pemecahan masalah melalui strategi pembelajaran Think-Talk-Write pada materi pecahan.

3. Mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW dengan pembelajaran biasa. 4. Mengetahui proses penyelesaian pemecahan masalah siswamenggunakan

strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) dengan pembelajaran biasa.

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa; diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan pemecahan masalah dan memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

(29)

13

3. Para peneliti; dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang lebih baik.

1.7. Definisi Operasional

Dalam rencana penelitian ini digunakan beberapa istilah.Agar makna dan istilah yang dimaksudkan dalam penelitian ini maka diperlukan definisi

operasional danistilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru.

2. Strategi think-talk-write adalah suatu strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan yang berkenaan dengan suatu topik. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar, melatih bahasa sebelum menuliskannya,dan memanipulasi ide-ide sebelum menuliskannya.

(30)

168

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1. Simpulan

Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal berikut.

1. Berdasarkan pengembangan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model 3-D yang telah dimodifikasi, modul dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW yang baik/ valid untuk topik pecahan.

2. Pengunaan modul dengan strategi pembelajaran TTW efektif untuk mengajarkan topik pecahan di kelas VII SMPN. Hal ini ditunjukkan oleh: a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran: efektif

b. Aktivitas siswa: efektif

c. Respon siswa terhadap pembelajaran: positif

3. Berdasarkan analisis diperoleh bahwa tes kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti stratrgi TTW lebih baik dibandingkan dengan tes kemampuan pemacahan masalah siswa dengan pembelajaran biasa pada topik pecahan di kelas VII SMP. Sehingga terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan strategi pembelajaran TTW dengan pembelajaran biasa.

(31)

169

1.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, strategi pembelajaran TTW yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran memberikan beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal berikut.

1. Bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang dihasilkan masih perlu diujicobakan di sekolah-sekolah lain dengan berbagai kondisi agar diperoleh bahan ajar dan perangkat pembelajaran yang benar-benar berkualitas (sebagai tahapan penyebaran dalam model pengembangan 3- D).

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1999), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta : Jakarta.

Ahmadi, A. (2000). Teori – Teori Belajar. Erlangga : Jakarta.

Aiken (1997). Mothods Of Development Research University Of Twente. Arikunto, Suharsimi, (2006) : Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta ---,(2002) : Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta Dahar, Ratna W, (2001) Teori-Teori Belajar, Bandung, Erlangga

Dasna I, Wayan (2005) Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis

dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia. Malang: Universitas

Departement Of Education (1996). Pendidikan Berbasis Sekolah. Diretorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah : Jakarta.

Depdiknas, (2004), Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Depdiknas, (2007), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Grounlund, N.E. (1985). Measurement and Evaluation In Teaching. Englewood Cliff : Prentice Hall.

Hamalik (2003). Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Herman,T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Disertasi

pada PPS Universitas Pendidikan Bandung. Tidak Diterbitkan

(33)

La Siara. (2004). Social Work Research and Evaluation. Third Edition. Illions : F.E. peacook Publish, Inc.

L. Anita. (2000). Cooeferatif Learning, Grasindo : Jakarta.

Mulyati. (2010). Pengertian Belajar, (online) No. 1, (http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ diakses 12 Februari 2012).

Marzuki (2006). Evaluasi Pembelajaran. Kencana Perdana Media Group : Jakarta. Mukhlis. (2004). Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta.

Prasodjo, (2007) Panduan Menuju ke Olimpiade Matematika SD, Jakarta : Cakrawala Maha Karya

Ruseffendi, (2006). Pengantar Kepada Guru Mengembangkan Kompetensinya

Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA, Bandung :

Tarsito

---, Dasar-Dasar Matematika Moderen Untuk Guru, Bandung : Tarsito

Saragih, Sahat, (2006) Mengembangkan Kemampuan Berfikir Logis dan

Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Strategi TTW, Disertasi pada PPS Universitas Pendidikan Indonesia,

Tidak Diterbitkan.

Sinaga (1999). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah. Bandung : Program Pasca Sarjana UPI Bandung.

Sobel, Max A dan Evan M. Maletsky. (2004). Mengajar Matematika : Sebuah

Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi Untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA. Erlangga : Jakarta.

Soedjadi, R. (2004). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Dirjen Dikti : Jakarta

Suaidin (2010) Teknik Penyusunan Modul, (online) No. 1.

http://suaidinmath.wordpress.com/2010/05/09/teknik-penyusunan-modul/

(34)

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. CV. Alfebeta : Bandung.

Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY. Sumarmo, U, (2002), Alternatif Pembelajaran Matematika Dalam Menerapkan

Kurikulum Berbasis Kemampuan.Makalah Pada Seminar Tingkat Nasional FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Sumarno Alim (2012) Model Pembelajaran Kooperatif, (online) No. 1,

( http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/model-pembelajaran-kooperatif) Di akses 03 Maret 2012.

Suparno, P. (1997). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, P (1997), Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Jakarta Kanisius Thiagarajan, S, Semmel, Ds. Semmel, M. (1974). Instructional Development For

Training Teachers Of Exceptional Children. A Source Book Blomingtn,

Center For Innovation On Tesching The Handicapped.

Tian Belawati, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar . Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Progresif, Jakarta : Penerbit Kencana

Yamin,Martiis dan Bansu, (2008), Taktik Mengembangkan Kemampuan

Gambar

Gambar 1.1. Contoh Kemampuan Awal Siswa ............................................ 6
Gambar 1.1. Contoh Kemampuan Awal Siswa ............................................ 6
Gambar 1.1 : Contoh Kemampuan Awal siswa
Gambar 1.2 : Contoh hasil kerja siswa

Referensi

Dokumen terkait

Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menganalisis Aliran Rembesan (Seepage) Di Bendung Alam Wae Ela, Ambon.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

P erbaikan Mutu P endidikan Transformasi Sekolah Dan Implikasi Kebijakan. Yogyakarta:

Metode Resistivitas Konfigurasi Wenner Untuk Menganalisis Aliran Rembesan (Seepage) Di Bendung Alam Wae Ela, Ambon.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada media perendaman air sangat sadah dan air moderat sadah terdapat kandungan mineral-mineral tertentu yaitu ion kalsium dan magnesium dalam bentuk garam

Based on explanation of research results in the conclusions of this research is 1a) the activity of the students in the learning process with the implementation of the

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada hipotesis pertama menemukan bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal secara simultan

Sama halnya dengan langkah yang diambil hakim dalam memutus kasus pertama, sikap mereka untuk kasus kedua memberlakukan ketentuan ahli waris pengganti dan menetapkan cucu dari

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia). Perbankan syariah menekankan pada bagi hasil, dengan