• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS DITJEN KS MULTILATERAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS DITJEN KS MULTILATERAL"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

DITJEN KS

MULTILATERAL 2020 -

2024

2020 - 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga dokumen Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral untuk periode tahun 2020 - 2024 telah selesai disusun dan ditetapkan sebagai bagian dari area perubahan Reformasi Birokrasi dalam hal penguatan akuntabilitas kinerja dan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel.

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Tahun 2020 – 2024 menyajikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja serta pendanaan.

Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Tahun 2020 – 2024 ditegaskan Visi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Tahun 2020 - 2024, yaitu

"Memimpin Diplomasi Kerja Sama Multilateral yang Aktif dan Efektif”. Untuk mewujudkan visi tersebut akan dipantau d e n g a n m ekanisme monitoring serta evaluasi program dan kegiatan pada Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang berkesinambungan, melalui penguatan koordinasi dan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak/para pemangku kepentingan.

Akhir kata, kami sampaikan ucapan apreasiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral serta semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderat Kerja Sama Multilateral Tahun 2020 – 2024. Semoga Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Tahun 2020 – 2024 dapat dijadikan acuan dalam p elaksanaan kegiatan pada Satuan Kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral sampai dengan 5 (lima) tahun mendatang, serta memberikan arah dan sinergitas sebagai upaya perbaikan dalam peningkatan kualitas pelayanan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Jakarta, 24 Desember 2020

Febrian A. Ruddyard

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL TAHUN 2020 – 2024

Hal

BAB I ANALISIS SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats)………1

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 2.1 Visi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral……….3

2.2 Misi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral………3

2.3 Tujuan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral………...4

2.4 Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral………5 LAMPIRAN

Lampiran 1: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi Lampiran 2: Matriks Target Kinerja

(4)

KEMENTERIAN LUAR NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL

NOMOR: /RO/XII/2020

TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT JENDERAL

KERJA SAMA MULTILATERAL

TAHUN 2020 - 2024

DIREKTUR JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL

Menimbang : a. Bahwa Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Kerja

Sama Multilateral Tahun 2020 - 2024 merupakan dokumen

perencanaan jangka menengah Direktorat Jenderal Kerja Sama

Multilateral yang mencakup visi, misi, tujuan, sasaran strategis,

dan strategi berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Luar

Negeri Tahun 2020 – 2024;

b. Bahwa mempertimbangkan huruf a perlu menetapkan Keputusan

Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral tentang Rencana

Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Kerja sama Multilateral

Tahun 2020 – 2024.

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara 3882);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara 4421);

(5)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

5. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional)

Tahun 2020 – 2024;

7. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2020 – 2024;

8. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 4 Tahun 2018 tentang

Pedoman Sistem Manajemen Kinerja Kementerian Luar Negeri

dan Perwakilan RI;

9. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 02 Tahun 2016 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri;

10. Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor

28/RO/XI/2020/01 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis

(Renstra) Kementerian Luar Negeri Tahun 2020-2024.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN

DIREKTUR

JENDERAL

KERJA

SAMA

MULTILATERAL TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA MULTILATERAL TAHUN

2020 – 2024

KESATU : Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Kerja Sama

Multilateral Tahun 2020 – 2024 sebagaimana tercantum dalam

lampiran Keputusan ini.

KEDUA :

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Tahun

2020 – 2024 disusun sebagai acuan bagi:

a. Penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Eselon II di

lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral;

b. Penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL)

Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral dan Satuan Kerja

(6)

Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama

Multilateral;

c. Pelaksanaan Koordinasi Perencanaan Kegiatan antar Satuan

Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Kerja Sama

Multilateral.

KETIGA : Memerintahkan kepada Satuan kerja Eselon II di lingkungan

Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral untuk:

a. Menjabarkan lebih lanjut Rencana Strategis Direktorat Jenderal

Kerja Sama Multilateral Tahun 2020 – 2024 ke dalam Rencana

Strategis Satuan Kerja Eselon II masing-masing;

b. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja

sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis

sekurang-kurangnya setiap triwulan.

KEEMPAT : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Kerja Sama Multilateral Tahun 2015 – 2019 dinyatakan tidak

berlaku.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di

: Jakarta

Pada tanggal

: 24 Desember 2020

DIREKTUR JENDERAL

KERJA SAMA MULTILATERAL

Febrian A. Ruddyard

(7)

1 | P a g e

BAB I

ANALISIS SWOT (STRENGTHS, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, THREATS) ___________________

Perkembangan situasi global, khususnya dampak Pandemi COVID-19, diwarnai oleh berbagai tantangan yang bersifat kompleks mengingat isunya saling berhubungan. Namun demikian, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang yang besar bagi diplomasi multilateral Indonesia untuk menghadapi dan menyikapinya sesuai kepentingan nasional.

Di tengah dinamika global yang terjadi selama periode 2015-2019, diplomasi multilateral dilakukan melalui pendekatan total diplomacy yang melibatkan seluruh elemen dalam negeri, termasuk non-state actors. Secara umum, kinerja diplomasi multilateral menunjukkan hasil yang sangat positif dan mendapatkan pengakuan serta apresiasi komunitas internasional. Selama periode ini, Indonesia mengoptimalkan keanggotaannya pada berbagai organisasi multilateral untuk menjaga tatanan dunia dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang terjadi.

Salah satu capaian terpenting dalam kerja sama multilateral adalah terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pemilihan tersebut merupakan pengakuan internasional terhadap peran penting Indonesia, dan sekaligus membuka peluang yang semakin besar bagi Indonesia untuk memperjuangkan kepentingan nasional di tingkat global sekaligus memprakarsai norma dan hukum internasional untuk tatanan dunia yang adil dan damai. Di samping itu, kerja sama multilateral lainnya yang menonjol adalah pemajuan dan perlindungan HAM, bantuan kemanusiaan, menjaga stabilitas ekonomi global dan memperkuat kerja sama sosial budaya. Selama Pandemi COVID-19 tahun 2020, Indonesia telah memegang keketuaan Foreign Policy and Global Health (FPGH) untuk memastikan akses yang setara dan berkeadilan terhadap vaksin.

Proyeksi 5 (lima) tahun ke-depan, diplomasi multilateral Indonesia akan terus berperan secara aktif dan sangat sibuk oleh berbagai agenda prioritas antara lain keanggotaan pada ECOSOC (2020-2021) dan Dewan HAM (2020-2021), kelanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional akibat COVID-19, kelanjutan program Peacekeepers Indonesia dalam jajaran 10 besar negara penyumbang personel pada MPP PBB, pembahasan isu strategis nasional (sawit) dan persiapan Tuan Rumah dan Keketuaan G-20.

Dengan merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra), Kementerian Luar Negeri selama 2015-2019 telah melaksanakan berbagai tindak prioritas bidang politik luar negeri RI dan juga program-program kerja lainnya dalam tataran multilateral.

Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral telah berhasil mencapai target-target yang telah ditetapkan sebelumnya dalam meningkatkan kerja sama internasional dan mendorong kerja sama seluruh bidang politik, ekonomi dan sosial budaya untuk kepentingan nasonal.

(8)

2 | P a g e

Analisis SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

Strengths

S1. Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral memiliki SDM yang kompeten di bidangnya

S2. Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral memiliki dukungan dan komitmen yang tinggi dari seluruh pejabat untuk melakukan reformasi birokrasi dan upaya peningkatan manajemen kinerja dan tata kelola organisasi.

S3. Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral memiliki komitmen yang tinggi dalam pencapaian visi dan misi organisasi melalui manajemen kinerja dan tata kerja yang baik

S4. Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral memiliki reputasi yang memadai selaku koordinator utama kerja sama multilateral

Weaknesses

W1. Jumlah SDM dan pengisian jabatan belum optimal

W2. Mutasi pegawai yang tinggi sehingga sulit mempertahankan

institutional memory

W3. Birokrasi yang kompleks, utamanya terkait manajemen dan keuangan W4. Belum optimalnya penggunaan teknologi

Opportunities

O1. Kepemimpinan dan peran Indonesia yang semakin meningkat dalam berbagai forum multilateral

O2. Pengakuan komunitas internasional atas peran dan hasil yang diperoleh Indonesia di bidang multilateral

O3. Pengakuan dan dukungan yang kuat dari publik maupun pemangku kepentingan dalam negeri.

O4. Perkembangan isu-isu domestik regional dan global yang berdampak positif terhadap kepentingan Indonesia.

Threats

T1. Perkembangan isu-isu domestik regional, dan global yang berdampak negatif terhadap kepentingan Indonesia.

T2. Isu multilateral semakin kompleks dan saling bersinggungan satu sama lain.

T3. Masih kuatnya ego sektoral Kementerian/Lembaga dalam mendukung upaya diplomasi.

T4. Ketidaksiapan publik domestik/stakeholders dalam mengimplementasikan kerja sama/komitmen internasional.

T5. Ketidakpuasan publik terhadap upaya diplomasi multilateral Indonesia.

(9)

3 | P a g e

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS __________________________

2.1 VISI

Penjelasan kata-kata kunci:

• Memimpin adalah mengetuai atau menjadi yang terdepan.

Kerja sama multilateral adalah penyelenggaraan perumusan dan pelaksanaan kebijakan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup kerja sama multilateral yang meliputi politik, keamanan, ekonomi, pembangunan dan sosial budaya.

• Aktif adalah giat dalam menjalankan tugas. • Efektif adalah pencapaian suatu tujuan.

2.2 MISI

Penjelasan kata-kata kunci:

• Meningkatkan adalah menambah tingkatan/kuat dari kondisi sebelumnya. • Kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi pihak lain sehingga pihak

lain tersebut dengan sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

• Peran adalah perilaku yang diharapkan dalam mencapai kepentingan.

• Forum multilateral adalah lembaga atau badan tempat pertemuan untuk membahas kerja sama multilateral.

Penjelasan kata-kata kunci:

• Menjalin adalah mewujudkan hubungan kerja sama.

Memimpin Diplomasi Kerja Sama Multilateral yang Aktif dan Efektif

Misi I : Meningkatkan Kepemimpinan dan Peran Indonesia di Forum Multilateral

Misi II : Menjalin Kerja Sama Multilateral sesuai kepentingan nasional

(10)

4 | P a g e

Kerja sama multilateral adalah penyelenggaraan perumusan dan pelaksanaan kebijakan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup kerja sama multilateral yang meliputi politik, keamanan, ekonomi, pembangunan dan sosial budaya.

Kepentingan nasional adalah intisari dari tujuan dan cita-cita negara.

Penjelasan kata-kata kunci:

• Melibatkan adalah menjadikan turut terlibat dalam suatu isu.

• Pemangku kepentingan adalah segenap pihak (stakeholders) yang terkait dengan isu yang sedang dibahas.

• Agenda nasional adalah instrumen perencanaan guna mencapai pembangunan nasional suatu negara.

Penjelasan kata-kata kunci:

• Mengoptimalkan adalah menjadikan makin baik atau makin tinggi. • Keanggotaan adalah hal atau kedudukan sebagai anggota.

• Keterwakilan adalah hal atau keadaan terwakili.

• Organisasi internasional adalah lembaga yang anggotanya terdiri atas perutusan Pemerintah resmi seperti PBB.

2.3 Tujuan

Penjelasan kata-kata kunci:

• Kepemimpinan adalah suatu proses memengaruhi pihak lain sehingga pihak lain tersebut dengan sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Kepemimpinan dan Peran Indonesia di Forum

Multilateral guna Menciptakan Kerja Sama Konkret demi

Kepentingan Nasional

Misi III : Melibatkan seluruh pemangku kepentingan sesuai agenda nasional

Misi IV : Mengoptimalkan Keanggotaan dan Keterwakilan Indonesia di Organisasi Internasional

(11)

5 | P a g e

• Peran adalah sikap/posisi yang diharapkan dalam mencapai kepentingan. • Forum multilateral adalah lembaga atau badan tempat pertemuan untuk

membahas kerja sama multilateral.

• Kerja sama multilateral adalah penyelenggaraan perumusan dan pelaksanaan kebijakan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup kerja sama multilateral yang meliputi politik, keamanan, ekonomi, pembangunan dan sosial budaya.

• Konkret adalah nyata dan benar-benar terwujud.

• Kepentingan nasional adalah intisari dari tujuan dan cita-cita negara.

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2020 Target 2021 Target 2022 Target 2023 Target 2024 Kepemimpinan dan peran Indonesia di Forum Mutilateral untuk Menjalin Kerja Sama Kontrit demi Kepentingan Nasional Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum Kerja Sama Multilateral Persentase prakarsa dan rekomendasi Indonesia yang diterima dalam pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri Multilateral 93% 95% 93% 96% 93% 97% 95% 96% 95% 98% 2.4 Sasaran Strategis

Penjelasan kata-kata kunci:

• Kepemimpinan adalah nilai kewibawaan yang menjadi pertimbangan dan kepercayaan dunia internasional terhadap kedudukan Indonesia, sehingga memiliki nilai pengaruh terhadap kebijakan di forum internasional. Kepemimpinan dapat diperlihatkan di antaranya melalui peran sebagai inisiator, mediator dan fasilitator.

Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh dalam forum kerja sama multilateral

(12)

6 | P a g e

• Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.

• Berpengaruh dalam forum kerja sama multilateral adalah mempunyai pengaruh terhadap pengambil kebijakan isu-isu multilateral.

Sasaran strategis ini diukur melalui beberapa indikator antara lain kehadiran dan peran aktif Indonesia dalam forum multilateral dan keanggotaan Indonesia pada badan-badan strategis PBB, sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

Penjelasan kata-kata kunci:

• Dukungan adalah sokongan/bantuan.

• Komitmen adalah (upaya) perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. • Tinggi adalah (mendukung) secara penuh.

• Kebijakan luar negeri adalah sikap dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. • Kesepakatan kerja sama multilateral adalah perjanjian dalam lingkup

multilateral dalam bentuk dan sebutan apa pun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan subyek hukum internasional, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik.

Kode SS Sasaran Strategis

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

(1) (2) (3) (4)

S1 Kepemimpinan dan

peran Indonesia yang berpengaruh dalam forum kerja sama multilateral

S1.1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum Kerja Sama

Multilateral

S1.2 Persentase prakarsa dan rekomendasi Indonesia yang

diterima dalam pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri Multilateral

Target

2020 2021 2022 2023 2024

S1.1 93% 93% 93% 95% 95%

S1.2 95% 96% 97% 96% 98%

Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan kerja sama multilateral multilateral

(13)

7 | P a g e

Sasaran strategis ini diukur melalui beberapa indikator antara lain jumlah kerja sama multilateral yang terjalin dan koordinasi lintas sektoral, sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

Penjelasan kata-kata kunci:

• Diplomasi ekonomi, sosial dan budaya adalah setiap aspek kegiatan yang menyangkut diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat Pusat. • Kuat adalah mendukung secara penuh dalam konteks dukungan.

• Forum multilateral adalah lembaga atau badan tempat pertemuan untuk membahas kerja sama multilateral.

Sasaran strategis ini diukur melalui beberapa indikator antara lain kepemimpinan dan peran aktif Indonesia dalam forum-forum yang berkaitan dengan ekonomi, sosial dan budaya, sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

Kode SS Sasaran Strategis

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

(1) (2) (3) (4)

C1 Dukungan dan

komitmen nasional yang tinggi atas

kebijakan luar

negeri dan

kesepakatan kerja sama multilateral

C1.1 Persentase rekomendasi dari forum kerja sama multilateral yang ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan nasional

Target

2020 2021 2022 2023 2024

C1.1 92,5% 92,5% 92,5% 92,5% 92,5%

Kode SS Sasaran Strategis

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

(1) (2) (3) (4)

B1 Diplomasi ekonomi,

sosial dan budaya yang kuat di forum

kerja sama

multilateral

B1 Persentase posisi/prakasa/rekomendasi di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang diterima pada forum kerja sama multilateral

Target

2020 2021 2022 2023 2024

B1 90% 90% 91% 92% 92%

Diplomasi ekonomi, sosial dan budaya yang kuat di forum kerja sama multilateral

(14)

8 | P a g e

Penjelasan kata-kata kunci:

• Diplomasi maritim dan polkam adalah setiap aspek kegiatan yang menyangkut diplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat Pusat. • Kuat adalah mendukung secara penuh dalam konteks dukungan.

• Forum multilateral adalah lembaga atau badan tempat pertemuan untuk membahas kerja sama multilateral.

Sasaran strategis ini diukur melalui beberapa indikator antara lain kepemimpinan dan peran aktif Indonesia dalam berbagai forum multilateral yang berkaitan dengan maritim dan polkam, sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

Penjelasan kata-kata kunci:

• Infrastruktur diplomasi adalah seluruh sumber daya, sarana dan prasarana yang digunakan untuk pelaksanaan diplomasi dan hubungan luar negeri. • Kuat adalah mempunyai keunggulan/tidak mudah goyah.

• Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral merupakan Unit Kerja Eselon I di Kementerian Luar Negeri yang menangani perumusan kerja sama dan diplomasi multilateral.

Kode SS Sasaran Strategis

Kode

IKU Indikator Kinerja Utama (IKU)

(1) (2) (3) (4)

B2 Diplomasi maritim

dan polkam yang kuat pada forum

kerja sama

multilateral

B2 Persentase posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang

diterima di bidang kemaritiman dan polkam di forum kerja sama multilateral

Target

2020 2021 2022 2023 2024

B2 90% 90% 91% 92% 92%

Diplomasi maritim dan polkam yang kuat pada forum kerja sama multilateral

Infrastruktur diplomasi yang kuat di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

(15)

9 | P a g e

Sasaran strategis ini diukur melalui beberapa indikator antara lain komitmen yang tinggi untuk menjalankan Reformasi Birokrasi dan penguatan isu-isu manajemen dan keuangan, sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini:

L1 Infrastruktur diplomasi yang kuat di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral L1.1 Tata kelola organisasi yang baik di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

L1.1.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu

L1.1.2 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral L1.2 Sarana dan Prasarana yang Memadai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

L1.2.1 Sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana L1.3 Pengelolaan Anggaran yang Optimal di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

L1.3.1 Nilai Kinerja Anggaran di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

Target L1.1.1 2020 85 2021 87 2022 89 2023 91 2024 93

L1.1.2 78 (B) 79 (BB) 80 (BB) 81 (A) 82 (A)

L1.2.1 100% 100% 100% 100% 100%

(16)

10 | P a g e

LAMPIRAN I :

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI UNIT ORGANISASI SETINGKAT ESELON I No. Arah

Kebijakan Kementerian

Luar Negeri

No. Strategi Kementerian Luar Negeri

Strategi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral I. Peningkatan optimalisasi nilai manfaat diplomasi ekonomi melalui hubungan luar negeri 1. Meningkatkan pemanfaatan keanggotaan Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan organisasi terkait komoditi, Hak Kekayaan Intelektual

(HKI) dan

pembangunan industri guna membuka akses pasar, peningkatan perlindungan HKI, dan pengembangan SDM nasional.

o Memperkuat koordinasi pemangku kepentingan dalam negeri untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang pemanfaatan keanggotaan Indonesia di WTO dan organisasi terkait komoditi, HKI dan pembangunan industri terkait perluasan akses pasar Indonesia, perlindungan HKI dan pengembangan SDM nasional

o Meningkatkan pembukaan akses

pasar melalui

penghapusan/pengurangan tarif dan harominisasi ketentuan terhadap barang dana jasa yang diekspor/impor o Meningkatkan kapasitas perdagangan

guna peningkatan daya saing ekspor barang dan jasa melalui peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global, pemanfaatan Rantai Nilai Global (GVC) dan Jaringan produksi Global, peningkatan kuantitas dan kualitas ekspor produk jasa, pengembangan fasilitasi perdagangan, pengembangan keragaman aktivitas dan mekanisme promosi ekspor, peningkatan pengelolaan impor secara efektif, pengoptimalan pemanfaatan fasiltas safeguards dan pengamanan perdagangan lainnya, pengembangan dan pemberdayaan UMKM, serta proses pembentukan dan evaluasi terhadap pelaksanaan FTA.

o Meningkatkan iklim investasi di dalam negeri melalui capacity building para pembuat kebijakan/peraturan terkait investasi dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan tingkat kemudahan melakukan bisnis di Indonesia.

(17)

11 | P a g e

o Mengakselerasi pengembangan maupun penerapan Industri 4.0, circular economy di Indonesia dengan meningkatkan peran aktif dalam mengupayakan kerja sama dan pembahasan norma terkait.

o Meningkatkan sektor ekonomi kreatif di Indonesia melalui peningkatan kerja sama global antara lain untuk meningkatkan inklusivitas, kualitas produk/jasa, jejaring, kemampuan dalam penggunaan teknologi/ digitalisasi, dan pengembangan penelitian

o Mengembangkan kualitas SDM/tenaga kerja yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja dengan memperbesar proporsi jumlah tenaga kerja yang kompeten dan diakui secara nasional dan internasional

2. Menguatkan peran Indonesia dalam perundingan untuk pembentukan dan peninjauan kembali kerangka hukum internasional (international legal framework) di bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan, baik di tingkat bilateral, regional dan multilateral.

o Meningkatkan kehadiran Indonesia dalam berbagai forum multilateral. o Memperkuat peran Indonesia dalam

penyusunan agenda di Forum Multilateral

3. Menguatkan peran Indonesia dalam koordinasi kebijakan ekonomi global melalui forum G-20.

o Mendorong peran G20 sebagai forum utama ekonomi dunia untuk menjaga stabilitas ekonomi global dan mendorong kebijakan yang mendukung negara berkembang. o Meningkatkan kualitas pemangku

kepentingan dalam negeri dalam memainkan peran kepemimpinan di G20 dalam periode Presidensi Indonesia di tahun 2022 dan periode troika Indonesia di tahun 2021 dan 2023.

(18)

12 | P a g e

4. Optimalisasi diplomasi sawit akan dilakukan melalui empat pendekatan, yaitu: Advokasi, Negosiasi, Litigasi, dan Penelitian.

o Mengoptimalkan keanggotaan dan partisipasi Indonesia pada berbagai forum internasional untuk memajukan agenda diplomasi kelapa sawit berkelanjutan Indonesia.

o Memetakan potensi peluang, tantangan dan hambatan perdagangan terkait sawit yang mendukung penyusunan strategi diplomasi sawit dalam proses negosiasi dan litigasi terkait kelapa sawit.

o Mendorong pengembangan penelitian sawit yang berbasis sains dan evidence-based dengan didukung oleh publikasi dan pengakuan riset dari lembaga akademis internasional yang kredibel 5. Pemanfaatan kontribusi Indonesia pada MPP PBB untuk mendorong pengembangan industri strategis nasional di bidang pertahanan.

Mempromosikan pemanfaatan produk industri strategis nasional di bidang pertahanan dalam fora pembahasan terkait Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.

II Peningkatan pengaruh kepemimpinan dan peran Indonesia dalam Kerja Sama Internasional

1. Memperkuat kerja sama multilateral dalam isu keamanan dan perdamaian

internasional di berbagai badan utama dan subsider PBB serta forum internasional terkait lainnya

o Mengoptimalkan diplomasi keamanan dan perdamaian internasional Indonesia dalam berbagai badan utama dan subsider PBB serta forum internasional terkait lainnya.

o Mengajukan pencalonan Indonesia untuk menjadi anggota Commission on Crime Prevention and Criminal Justice periode 2023-2025 dan Commission on Narcotic Drugs periode 2024-2027. 2. Mendorong pemajuan

dan perlindungan HAM baik di tingkat kawasan maupun global. Kepentingan nasional dan negara berkembang akan menjadi rujukan kerjasama.

Mencalonkan Indonesia sebagai anggota Dewan HAM untuk periode 2024-2026 dari grup Asia Pasifik

3. Meningkatkan kapasitas negara-negara dalam penghormatan,

pemajuan dan perlindungan HAM.

Melaksanakan pertemuan regional conferences di kawasan

4. Memperkuat kemitraan yang sinergis dalam rangka pelaksanaan Rencana Aksi Nasional HAM periode 2020-2024.

Meningkatkan koordinasi antar Kementerian / Lembaga / Pemerintah Daerah dalam implementasi RANHAM

(19)

13 | P a g e

5. Mendorong Dewan HAM PBB agar lebih efisien dan efektif, lebih objektif, transparan, adil, non-politis dan imparsial, serta membuka dialog dengan seluruh pihak dan berorientasi pada hasil.

Mengedepankan dialog dan kolaborasi di Dewan HAM, secara bilateral ataupun kawasan, yang bersifat tematis daripada country specific resolutions

6. Memperkuat kerja sama multilateral pada Dewan HAM PBB dengan memastikan kedaulatan dan integritas NKRI terjaga pada pembahasan isu hak menentukan nasib sendiri (right to self determination),

indigenous people dan pelanggaran HAM.

Mengedepankan diplomasi kedaulatan dengan meningkatkan kapasitas negara untuk menegakkan hukum dan melindungi HAM secara domestik

7. Memperkuat kepemimpinan

Indonesia dalam bidang pemajuan dan perlindungan hak perempuan dan anak dalam kerangka kerja sama bilateral, regional dan multilateral, terutama melalui implementasi Instrumen HAM internasional seperti Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of all forms of Discrimination Against Women/CEDAW), serta komitmen berbagai kesepakatan internasional seperti BPfA dan SDGs.

Menyelesaikan laporan implementasi / periodik Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) dan Convention on the Rights of the Child (CRC) 8. Mempromosikan perlindungan pekerja migran, khususnya perempuan, termasuk memfasilitasi berbagai resolusi PBB di Dewan HAM PBB maupun Komite III MU PBB untuk

Menyelesaikan laporan implementasi / periodik kepada Committee on Migrant Workers (CMW)

(20)

14 | P a g e menghilangkan kekerasan terhadap pekerja migran. 9. Memanfaatkan kehadiran Indonesia pada forum multilateral yang bersifat lepas untuk meningkatkan kerja sama untuk mengatasi berbagai permasalahan global.

o Menunjukkan kepemimpinan Indonesia dengan menyuarakan kepentingan nasional Indonesia mengenai berbagai isu.

o Penyusunan Instrumen kerja sama o Mengoptimalkan diplomasi Indonesia

melalui partisipasi dari para pemangku kepentingan nasional. 10. Memanfaatkan keanggotaan Indonesia pada forum internasional dan regional untuk menyuarakan dan mendorong inisiatif-inisiatif baru yang mengakomodasi

kepentingan nasional dan kepentingan negara berkembang.

o Menunjukkan kepemimpinan dan kehadiran Indonesia dalam berbagai forum multilateral.

o Mengkoordinasikan kepentingan nasional dengan mengundang partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan nasional.

o Melakukan diseminasi informasi terkait kerja sama multilateral yang telah disepakati.

11. Mendorong penguatan mandat AICHR dalam pemajuan dan perlindungan HAM di kawasan.

Mengedepankan implementasi prinsip-prinsip HAM di kawasan, sesuai dengan semangat solidaritas ASEAN

12. Memanfaatkan

keketuaan Indonesia di ASEAN dan G-20 untuk memperjuangkan kepentingan nasional.

Mengkoordinasikan persiapan Indonesia menjadi Tuan Rumah G-20

13. Memanfaatkan

keketuaan Indonesia pada Foreign Policy and Global Health (FPGH) dengan mengusung tema "Affordable Health Care".

o Menjadikan FPGH sebagai program prioritas tahunan.

o Menyelenggarakan berbagai pertemuan FPGH pada tingkat Menteri, SOM dan Working Level.

o Menghasilkan kerja sama yang konkret di bidang kesehatan.

14. Memanfaatkan

keketuaan Indonesia pada 8 th Bali Process Ministerial Conference (BPMC VIII) yang bertujuan untuk memperkuat dukungan penyelesaian masalah migrasi ireguler.

Menunjukkan kepemimpinan Indonesia melalui promosi respons pencegahan dan penanganan migran ireguler di kawasan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia.

(21)

15 | P a g e III. Penguatan integritas NKRI dan diplomasi politik keamanan 1. Meningkatkan kerja sama bilateral, regional dan internasional dalam pemeliharaan

perdamaian dan keamanan

internasional.

o Mendorong kerja sama multilateral dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, termasuk perlucutan senjata, penanggulangan kejahatan lintas batas dan penanggulangan terorisme.

o Berpartisipasi aktif dalam UNTOC Review Mechanism sebagai negara reviewer dan under review.

o Menjadi ketua G20 Anti-Corruption Working Group pada tahun 2022.

2. Memperkuat kerja sama internasional dalam mengatasi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia, antara lain: penyakit menular, penghapusan senjata pemusnah massal dan pengaturan senjata konvensional, degradasi lingkungan, perubahan iklim, kelangkaan air, krisis pangan dan energi.

Mendorong penguatan implementasi kebijakan Polugri dalam bidang penghapusan senjata pemusnah massal dan pengaturan senjata konvensional.

3. Meningkatkan kerjasama penanggulangan terorisme melalui pendekatan soft-power/deradikalisasi dengan cara peningkatan kapasitas pencegahan dan deradikalisasi, serta kerjasama hukum dengan negara mitra.

Memanfaatkan kepemimpinan Indonesia di forum-forum PBB dan non-PBB untuk mendorong sinergi terhadap upaya global dalam penanggulangan terorisme, termasuk bentuk-bentuk baru terorisme dan ekstrimisme berbasis kekerasan sesuai kebijakan dan kepentingan nasional.

3. Memperkuat kebijakan luar negeri Indonesia melalui pembangunan narasi dan pendapat

hukum dalam

mendukung integritas wilayah NKRI.

Menjaga dan menyuarakan kepentingan Indonesia pada forum-forum PBB dan non-PBB.

4. Memperkuat dan mempertahankan posisi Indonesia dalam Jajaran Sepuluh Besar Negara Kontributor Misi Pemeliharaan

Meningkatkan kerja sama dan koordinasi di tingkat nasional, bilateral, regional dan internasional guna mengoptimalkan partisipasi dan kontribusi personel Indonesia pada Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.

(22)

16 | P a g e Perdamaian (peacekeeping) PBB melalui penguatan profesionalisme dan kapasitas personel, penambahan jumlah personel perempuan dan peningkatan kerja sama bilateral, regional dan internasional. 5. Mendukung kerja sama

pertahanan di lingkup bilateral, regional dan internasional pada aspek hukum dalam rangka penguatan integritas NKRI dan peningkatan

kemampuan industri pertahanan Indonesia.

Memfasilitasi dan memperkuat kerja sama pengembangan kapasitas antar militer dengan negara sahabat, termasuk dalam upaya promosi dan pengembangan industri pertahanan produksi nasional.

6. Meningkatkan diplomasi Indonesia di bidang keamanan siber dalam kerangka PBB dan ASEAN, serta mendorong

pembahasan dan implementasi norma-norma sukarela dan tidak mengikat di ruang siber.

Meningkatkan dan mendorong Diplomasi Keamanan Siber Indonesia pada Forum UNGGE dan OEWG untuk memastikan terciptanya ruang siber yang damai, aman dan stabil

(23)

17 | P a g e

LAMPIRAN II : MATRIKS TARGET KINERJA

Program/

Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegiatan (Output)/ Indikator

Target Alokasi (Juta Rupiah)

2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024

582,194.60 951,027.80 997,974.40 1,170,127.60 983,965.30

Sasaran Program : Kepemimpinan dan Peran Indonesia yang Berpengaruh dalam Forum Kerja Sama Multilateral dan ASEAN Program: Peran dan Kepemimpinan di Bidang Kerja Sama Multilateral 1 Persentase kepemimpinan

Indonesia pada forum multilateral

93 93 93 95 95

2 Persentase Prakarsa dan Rekomendasi Indonesia yang diterima dalam Pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri Multilateral

95 96 97 96 98

3 Persentase

Posisi/Prakarsa/rekomendasi di Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya yang Diterima pada Forum Kerja Sama Multilateral

90 90 91 92 92

4 Persentase Rekomendasi dari Forum Kerja Sama Multilateral yang Ditindaklanjut oleh Pemangku Kepentingan Nasional

92,5 92,5 92,5 92,5 92,5

5 Persentase

Posisi/Prakarsa/Rekomendasi Indonesia yang Diterima di Bidang Kemaritiman dan Polkam di Forum Kerja Sama Multilateral

90 90 91 92 92 2,403.80 5,536.20 1 11,800.00 5,820.00 5,840.00 D Kegiatan : Kerja Sama Multilateral dalam Rangka Pemajuan dan Perlindungan HAM serta Penanganan Isu Kemanusiaan

Sasaran Kegiatan : Kepemimpinan dan Peran Indonesia yang Berpengaruh dalam forum Multilateral di Bidang Hak Asasi Manusia Dan Kemanusiaan

1 Persentase Kepemimpinan

Indonesia pada Forum Multilateral di Bidang HAM dan Kemanusiaan

93 93 94 94 95

2 Persentase prakarsa dan

rekomendasi Indonesia yang diterima di bidang Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan dalam pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri Multilateral

95 96 97 98 98

Sasaran Kegiatan : Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas

(24)

18 | P a g e

kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum Multilateral di Bidang Hak Asasi Manusia Dan Kemanusiaan 1 Persentase rekomendasi dari forum

multilateral di Bidang Hak Asasi Manusia Dan Kemanusiaan yang ditanggapi oleh pemangku kepentingan nasional

92,5 92,5 92,5 92,5 92,5

Sasaran Kegiatan : Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di forum Multilateral di Bidang Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan 1. Persentase

posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi kemaritiman dan polkam di Bidang Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan di forum multilateral

90 90 91 91 92

2. Persentase peningkatan

kemampuan peserta terkait diplomasi maritim dan polkam di Bidang Hak Asasi Manusia Dan Kemanusiaan

80 80 81 81 82

Sasaran Kegiatan : Diplomasi ekonomi, sosial dan budaya yang kuat di forum multilateral di Bidang

Hak Asasi Manusia dan

Kemanusiaan 1 Persentase

posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi ekonomi, sosial dan budaya di Bidang Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan di forum multilateral

90 90 91 91 92

2 Persentase peningkatan

kemampuan peserta terkait diplomasi ekonomi, sosial dan budaya di Bidang Hak Asasi Manusia Dan Kemanusiaan 80 80 81 81 82 Kegiatan : Kerja Sama Multilateral Terkait Isu Keamanan Internasional, Senjata Pemusnah 7,343.40 5,536.20 5,536.20 5,536.20 5,536.20

Sasaran Kegiatan : Kepemimpinan dan peran Indonesia yang Berpengaruh dalam forum Multilateral di Bidang Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata

(25)

19 | P a g e Massal dan Senjata Konvensional, Penanggulangan Kejahatan Lintas Negara dan Terorisme 1. Persentase kepemimpinan

Indonesia pada forum Multilateral di Bidang Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata

93 93 94 94 95

2. Persentase prakarsa dan rekomendasi di Bidang Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata yang diterima dalam pertemuan tingkat tinggi dan menteri Multilateral

95 96 97 96 98

Sasaran Kegiatan : Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum Multilateral di Bidang Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata 1. Persentase rekomendasi dari forum Multilateral di Bidang Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata yang di Tanggapi oleh pemangku kepentingan Nasional

92,5 92,5 92,5 92,5 92,5

Sasaran Kegiatan : Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di forum Multilateral di Bidang Keamanan Internasional dan perlucutan Senjata

1. Persentase

posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang di terima dalam diplomasi Kemaritiman dan polkam di Bidang Keamanan Interansional dan Perlucutan Senjata

90 90 91 91 92

2. Persentase peningkatan

kemampuan peserta terkait diplomasi maritim dan polkam di Bidang Keamann Internasional dan Perlucutan Senjata Kegiatan : Kerja Sama Multilateral Terkait Isu Pembangunan Ekonomi, Keuangan, dan Lingkungan Hidup 2,214.10 5,536.20 6,366.60 7,321.60 5,378.10

Sasaran Kegiatan : Kepemimpinan dan peran Indonesia yang Berpengaruh dalam forum Multilateral di Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup

1. Persentase kepemimpinan

Indonesia pada forum multilateral di bidang pembangunan, ekonomi dan lingkungan hidup

93 93 93 95 95

2 Persentase Prakarsa dan

Rekomendasi Indonesia di Bidang

(26)

20 | P a g e

Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup yang diterima dalam Pertemuan Tingkat Tinggi dan Tingkat Menteri Multilateral

Sasaran Kegiatan : Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum Multilateral di Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup 1. Persentase rekomendasi dari forum

multilateral di Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup yang ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan nasional

92,5 92,5 92,5 92,5 92,5

Sasaran Kegiatan : Diplomasi maritim yang kuat di forum multilateral di bidang pembangunan, ekonomi dan lingkungan hidup 1. Persentase

posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi martim di Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup di forum multilateral

90 90 90 95 95

2. Persentase peningkatan

kemampuan peserta terkait diplomasi maritim di Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup

80 80 80 80 80

Sasaran Kegiatan : Diplomasi Ekonomi yang kuat di forum multilateral di Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup 1. Persentase

posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi ekonomi di forum multilateral dalam isu Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup

90 90 90 95 95

2. Persentase peningkatan

kemampuan peserta terkait diplomasi ekonomi di Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup

80 80 80 80 80

(27)

21 | P a g e Kegiatan : Kerja Sama Multilateral Terkait Isu Perdagangan, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual (PKKI)

Sasaran Kegiatan : Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh dalam forum multilateral di bidang perdagangan, komoditas dan kekayaan intelektual

1. Persentase kepemimpinan

Indonesia pada forum multilateral di bidang perdagangan, komoditas dan kekayaan intelektual

93 93 93 95 95

2. Persentase Prakarsa dan rekomendasi Indonesia di bidang perdagangan, komoditas dan kekayaan intelektual yang diterima dalam pertemuan tingkat tinggi dan tingkat Menteri Multilateral

95 96 97 96 98

Sasaran Kegiatan : Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam forum Multilateral di Bidang Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual 1 Persentase rekomendasi dari forum multilateraldi Bidang Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual yang ditanggapi oleh pemangku kepentingan nasional

92,5 92,5 92,5 92,5 92,5

Sasaran Kegiatan : Diplomasi maritim yang kuat di forum Multilateral di Bidang Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual 1. Persentase

posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi maritim di Bidang Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual di forum multilateral

90 90 90 95 95

Sasaran Kegiatan : Diplomasi ekonomi yang kuat di forum multilateral di Bidang Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual 1. Persentase

posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi ekonomi di Bidang Perdagangan, Komoditas dan Kekayaan Intelektual di forum multilateral

(28)

22 | P a g e

2. Indeks respon positif stakehorlders terhadap informasi database kebijakan perdagangan 4 (skala 5) 4 (skala 5) 4 (skala 5) 4 (skala 5) 4 (skala 5) 3. Peningkatan kemampuan melalui

capacity building diplomasi ekonomi

multilateral

85 85 85 90 90

Kegiatan : Kerja Sama Multilateral Terkait Isu Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang 2,773.10 5,536.20 6,089.80 120,987.80 7,377.70

Sasaran Kegiatan : Kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh dalam forum Multilateral di Bidang Sosial Budaya dan Organisasi Negara Berkembang

1. Persentase Kepemimpinan

Indonesia pada forum multilateral di bidang sosial budaya dan organisasi negara berkembang

93 93 94 94 95

Sasaran Kegiatan : Diplomasi Maritim yang kuat di forum multilateral di Bidang Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang

1. Persentase

Posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi maritim di Bidang Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang

90 90 91 91 92

Sasaran Kegiatan : Diplomasi Sosial dan Budaya yang kuat di Forum Multilateral di Bidang Sosial Budaya dan OI Negara Berkembang 1. Persentase

Posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia yang diterima dalam diplomasi sosial dan budaya di Bidang Sosial Budaya dan Organisasi Negara Berkembang di forum multilateral

90 90 91 91 92

Sasaran Kegiatan : Dukungan dan Komitmen Nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan dalam Forum Multilateral di Bidang Sosial Budaya dan OI Negara Berkembang 1. Persentase rekomendasi dari forum

multilateral di Bidang Sosial Budaya yang ditanggapi oleh pemangku kepentingan nasional

(29)

23 | P a g e

2. Persentase penyelesaian

permohonan registrasi Ormas Asing

85 85 85 85 85 Kegiatan : Optimalisasi Keanggotaan lndonesia pada Organisasi lnternasional 558,695.20 910,622.50 912,204.60 912,204.60 912,254.60

Sasaran Kegiatan : Kepemimpinan dan Peran Indonesia yang Berpengaruh dalam Forum Kerja Sama Multilateral

1. Persentase Kepemimpinan

Indonesia pada Forum Kerja Sama Multilateral 93 93 94 94 95 Kegiatan : Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya pada Ditjen Kerja Sama Multilateral

34,164.90 35,735.90 35,747.50 35,747.50 35,847.50

Sasaran Kegiatan : Kepemimpinan Indonesia yang Berpengaruh dalam Kerja Sama Internasional

1. Persentase Kepemimpinan

Indonesia pada forum multilateral

80 80 80 80 80

Sasaran Kegiatan :

Tata Kelola Organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang Baik

1. Kepemimpinan Indonesia yang Berpengaruh dalam Kerja Sama Multilateral

85 85 85 85 85

2. Tata Kelola Organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral yang Baik

77 77 77 77 77

3. Dukungan dan Komitmen Nasional yang Tinggi atas Kebijakan Luar Negeri dan Kesepakatan dalam Forum Multilateral

80 80 80 80 80

4. SDM yang Kompoten di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

100 100 100 100 100

5. Sarana dan Prasarana yang Memadai di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

(30)

24 | P a g e

6. Pengelolaan Anggaran yang Optimal di Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

100 100 100 100 100

7. Peningkatan Kapasitas Terkait

Isu-isu Multilateral yang

Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral

Referensi

Dokumen terkait

18 Menyiapkan peserta didik yang berbakat Memiliki jumlah peserta didik kelas V,VI SD Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. untuk sertakan dalam olimpiade mempunyai nilai

[r]

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan..

1) Dokumen Renstra 2020-2024 telah disusun, dan telah memuat visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja sasaran, target tahunan, indikator kinerja tujuan, dan

Kenaikan tersebut ditopang oleh penjualan olein-acid dan kenaikan pro- duksi CPO yang diperkirakan mencapai 340-350 ribu ton, naik dari sekitar 290 ribu ton tahun ini.. Tahun

Penggunaan ERP menjadikan semua sistem di dalam suatu perusahaan menjadi satu sistem yang terintegrasi dengan satu database, sehingga beberapa departemen menjadi

Kandungan logam berat timbal pada air dari lokasi mulai aktivitas hingga muara menunjukkan hasil yang berfluktuasi, terlihat pada lokasi mulai aktivitas kadar timbal lebih

Jumlah database pelaksanaan kegiatan bidang pariwisata, pemuda dan olahraga, jumlah petugas entry database Penyusunan database. perencanaan