• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini di bahas hal-hal sebagai berikut : (1) Kajian Teoritis dan (2) Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini di bahas hal-hal sebagai berikut : (1) Kajian Teoritis dan (2) Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini di bahas hal-hal sebagai berikut : (1) Kajian Teoritis dan (2) Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan.

A. Model pembelajaran 1. Pengertian Model

Model memiliki arti yang hampir sama dengan strategi, yang dapat diartikan model pembelajaran hamper sama juga dengan strategi pembelajaran. Menurut segala yang dikutip dari (Fathurrohman, 2016) , istilah model dapat dipahami sebagai suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model dapat dipahami juga sebagai berikut : 1) desain atau tipe; 2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat diamati dengan secara langsung; 3) suatu system asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang digunakan menggambarkan secara sistematis suatu objek atau peristiwa; 4) suatu penyederhanaan desain dari suatu sistem kerja; 5) suatu deskripsi dari suatu system yang mungkin atau imajiner; 6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus berpedoman pada kerangka konseptual dari model pemebelajaran.

Beradasarkan buku yang dikutip dari (Fathurrohman, 2016) bahwa termasuk model pembelajaran mempunyai empat atribut yang tidak dimiliki term strategi dan metode pembelajaran secara spesifik (Fathurrohman, 2016), yakni : 1) rasional teoritis yang koheren, yang dibuat secara eksplisit oleh pencipta atau pengembang model; 2) pandangan tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar; 3) perilaku mengajar yang diperlukan yang membuat model bekerja; struktur ruang kelas yang dibutuhkan.

(2)

Ada beberapa ciri model pembelajaran yang baik (Fathurrohman, 2016) :

1. Ada keterlibatan aktif siswa dalam berpikir melalui kegiatan analisis, berbuat dan pembentukan sikap.

2. Guru berperan sebagai fasilitator, koordinator, mediator, dan motivator kegiatan proses belajar mengajar peserta didik.

3. Menggunakan media pembelajaran, alat, dan metode.

2. Tujuan Model Pembelajaran

Ada beberapa tujuan dari sebuah Model Pembelajaran :

a. Membentuk pola pikir seorang siswa menjadi lebih kritis, cepat tanggap, dan berpikir secara logis.

b. Mengembangkan bidang kognitif, afektif, psikomotorik.

c. Membentuk karakter siswa untuk selalu ingin lebih tahu

d. Melatih sikap siswa dalam mengambil keputusan secara objektif dan tepat.

Jadi sebagai seorang guru harus bisa menggunakan sebuah model dan metode pembelajaran yang tepat dan inovatif, juga sesuai karakteristik siswa.

3. Macam-macam Model Pembelajaran a. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

Kata jigsaw diambil dari kata bahasa Inggris yang berarti gergaji ukir atau ada juga yang menyebutnya Fuzzle, yang berarti sebuah teka teki penyusunan potongan gambar. Jigsaw menerapkan pola kerja sebuah gergaji (jigsaw), dimana siswa melakukan suatu proses belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

b. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Untuk mencapai tujuan pembelajaran, model pembelajaran Numbered Head Together. (NHT) menggunakan strategi yang mengutamakan

kerjasama antar kelompok. Dengan membagi siswa kedalam kelompok- kelompok kecil untuk menyelesaikan sebuah materi yang telah ditentukan. Model pembelajaran ini dimaksudkan untuk siswa bisa

(3)

Biasanya model pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan metode diskusi untuk memecahkan sebuah masalah.

c. Cooperative script

Model pembelajaran cooperative script adalah dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secarah lisan mengikhtisarkan bagian- bagian dai materi yang dipelajari.

d. Model pembelajaran STAD

Model pembelajaran STAD adalah sala satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks, pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang ).

e. Model Pembelajaran Examples non examples,

Model Pemebelajaran Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.

f. Problem based indtroduction

Model Pembelajaran Problem based introduction adalah pembelajaran berdasarkan masalah yang identik dengan kehidupan dan menghadapi masalah.

g. Model Explicit instruction

Model Pembelajaran Explicit Instruction adalah model pembelajaran lansung yang khusus dirancang untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

h. Model Artikulasi

Model Artikulasi adalah model pembelajaran dnegan penyampaian kompetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan matri yang baru diterima kepada pasangannya dan di presentasikan di depan kelas.

i. Model Pembelajaran Student facilitator and explaining

Model Pembelajaran Student facilitator and explaining adalah model yang menuntut peserta didik untuk mempresentasikan gagasan kepada rekan peserta lainnya.

(4)

j. Model Pembelajaran Mind Mapping

Mind mapping adalah model pembelajaran yang sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa.

B. Model Pembelajaran Value Time Pie 1. Pengertian Value Time Pie

Model Pembelajaran Value Time Pie termasuk kedalam klasifikasi pendekatan nilai yang terdapat pada VCT (Value Clarifikation Technique). “ VCT merupakan salah satu pendekatan

pengajaran yang mampu mengundang, melibatkan, melakonkan serta membina, meningkatkan dan mengembangkan potensi afektual siswa/peserta didik serta menginteraksikannya dengan potensi kognitif dan psikomotorik maupun dengan potensi eksternal lainnya (lingkungan Belajar)”.

Model Pembelajaran Value Time Pie adalah suatu ilustrasi grafik yang menghendaki perkiraan berdasarkan nilai dan memberikan pemahaman pada siswa tentang bagaimana cara mereka memanfaatkan waktu dengan benar, bagaimana mereka akan menggunakan waktu sebagai siswa yang baik, sebagai anggota keluarga yang baik dan sebagai warga negara yang baik (Apriyani, 2013).

Metode ini masih sangat jarang digunakan oleh sebagian besar guru. Metode Pembelajaran value Time Pie ini menekankan pada pola pemanfaatan waktu siswa secara utuh, yang baik dan benar. Agar siswa nantinya saat melaksanakan pembelajaran bisa terfokuskan dan bisa memahami pembelajaran yang diajarkan.

Melalui proses dialog antara guru dan siswa model pembelajaran Value Time Pie ini dikembangakan untuk ditujukan membuat setiap

siswa dapat mengunggapkan secara bebas perasaannya. Pola interaksi yang baik dalam proses pembalajaran yang diterapkan atara guru dan siswa ataupun sesama siswa , membuat siswa lebih rileks dan bisa

(5)

ragu ketika ingin menanyakan materi yang ingin ditanyakan ketika mereka belum bisa memahami materi dengan benar.

C. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pelajaran mengenai peraturan kenegaraan, cara hidup bersosial, perkembangan teknologi, serta perkembangan sosial budaya. Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nommor 21 tahun 2020 tentang Standart Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, trampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, civics education dikembangkan menjadi pendidikan kewarganegaraan yang

secara subtantif tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga negara yang cerdas dan sadar akan hak dan kewajiban dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tetapi juga membangun kesiapan warga negara menjadi warga dunia, global societ.

Peran Pendidikan Kewarganegaraan (civic education/citizenship education) adalah untuk mempersiapakan warga negara yang cerdas,

bertanggung jawab dan beradab. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional telah mengatur Pendidikan Kewarganegaraan bagi pendidikan formal mulai dari sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi, dan untuk pendidikan non formal. Oleh karena itu Pendidikan Kewarganegaraan yang ditujukan untuk peserta didik, diatur dalam sebuah kurikulum dan dilaksanakan dalam sebuah proses kegiatan pembelajaran.

(6)

1. Visi, Misi Pendidikan Kewarganegaraan

Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan bekal kepada siswa dengan sebuah pengetahuan agar memiliki kemampuan dasar hubungan warganegara yang Pancasilais dengan negara dan sesama warganegara. Dengan demikian, setelah adanya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan seharai-hari sebagai warga negara yang baik.

a. Visi

Sumber Nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan siswa/peserta didik memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

b. Misi

Membantu peserta didik memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab, dan juga memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.

Sebagai seorang siswa dituntut untuk mampu dan bisa menguasai cara berpikir yang rasional, bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan luas dan bersikap demokratis yang beradab sebagai warga negara Indonesia. Dengan kemampuan tersebut siswa diharapkan bisa menerapkannya sepanjang hayat dan tetap menjunjung nilai-nilai falsafah bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kemampuan dasar yang diharapkan adalah siswa nantinya dapat menjadi ilmuan yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah tanah air, demokratis, menjadi warga negara yang dapat bersaing, berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

(7)

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) a. Tujuan

Secara konsepsional dan kompetensif adalah mengembangakan kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual, mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara dengan sikap cinta tanah air, mengembangkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara demi ketahanan nasional yang komperhensif integral pada seluruh aspek kehidupan nasional.

Secara oprasional adalah bertujuan agar peserta didik memiliki motivasi bahwa Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan kepada mereka berkaitan dengan peranan dan kedudukan serta kepentingan mereka sebagai individu, anggota masyarakat, anggota keluarga, dan sebagai warga Indonesia yang terdidik serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya.

b. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

1) Sebagai wahana untuk membentuk warga negara cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksiakn dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945.

2) Sebagai media pendidikan demokrasi Pancasila sekaligus berfungsi sebagai benteng yang sekaligus melindungi, memelihara, dan menjamin kelestarian jati diri dengan Indonesia.

3) Sebagai filter untuk menyaring nilai-nilai sosial budaya, baik yang datang dari luar negeri maupun yang tumbuh dari dalam negeri, sehingga yang cocok diserap, sementara yang bertentangan dengan jati diri bangsa Indonesia ditolak/dibuang.

(8)

D. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Values time pie Dalam Upaya Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn di MTs Hidayatul Islam Bojonegoro ” penelitian tersebut adalah :

Table 2.1 Daftar Penelitian Dahulu

No Judul Hasil Penilitian Persamaan Perbedaan

1 Implementasi Model Pembelajaran Values time pie Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Pada pelajaran PKN :Penelitian Tindakan Kelas Pada

pelajaran PKN di Kelas X-5 di SMA Conggeang

Sumedang

Meningktakan aktivitas dan minat belajar pada proses pembelajaran PKN dan adanya

perubahan tingkah laku yang

berdasarkan nilai norma

Persamaan dalam

penelitian ini adalah meneliti tentang model pembelajaran values time pie

Perbedaan penilitian ini pada objek dan metode

pengambilan sampel yang digunakan

2 Implementasi model pembelajaran values time pie dalam upaya meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PKN kelas VII D di Smp Pasundan 3 Bandung.

Adanya peningkatan kemampuan siswa dalam penyelesaian soal dan diskusi kelompok

Persamaan dalam

penelitian ini adalah meneliti tentang model pembelajaran values time pie

Perbedaan penilitian ini pada objek dan metode

pengambilan sampel yang digunakan

3 Implementasi model pembelajaran values time pie dalam upaya meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran PKN kelas VII D di Smp Pasundan 3 Bandung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mata pelajaran pkn, sebagian besar siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang menarik perhatian siswa karena materinya yang terlalu luas

Persamaan dalam

penelitian ini adalah meneliti tentang model pembelajaran values time pie

Perbedaan penilitian ini pada objek dan metode

pengambilan sampel yang digunakan

(9)

sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran

pkn dikelas.

E. Kerangka Berfikir

Pembelajaran PPKn dilakukan dengan metode ceramah,tanya jawab dan penugasan baik secara individu maupun kelompok.

Pembelajaran tersebut bersifat membosankan, tidak menarik dan menyebabkan siswa mengantuk ketika didalam kelas. siswa merasa kurang berminat untuk aktif selama proses pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa malas mengerjakan tugas, malas mendengarkan penjelasan guru dan malas bertanya ketika mereka belum memahami materi. Selama proses pembelajaran siswa lebih banyak pasif, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran PPKn. Oleh karena itu diperlukan perubahan model pembelajaran untuk meningkatkan minat siswa.

Pembelajaran PPKn dengan model pembelajaran Values time pie dapat digunakan untuk menimbulkan minat nbelajar siswa. Model pembelajaran ini lebih menyenangkan, menarik, sehimga siswa dapat berpartisipasi selama proses pembelajaran. Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan minat belajaran pada mata pelajaran PPKn.

Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. :

(10)

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Gambar

Table 2.1 Daftar Penelitian Dahulu
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Dimensi Jaminan dalam menilai mutu pelayanan kesehatan merupakan hal yang mutlak diperhatikan, kompetensi tekhnisi yang dimiliki yang mencakup keterampilan dan

Atas dasar hal ini, maka penelitian tentang: Kajian aktivitas dan mekanisme kerja molekuler antikanker ekstrak etanol daun Chromolaena odorata Linn pada Tikus Putih Wistar

untuk pencegahan kelolosan produk NG Housing Head Lamp Upper Satria FU 150 diantaranya : memberikan training skill up kepada operator (guna : operator dapat

Manajemen Penerbitan Memastikan Proses Submission Naskah sampai Publish secara elektronik Editor @ Section Editor Reviewer Copy Editor Layout Proofreader 1.. Editor

Begitu juga pada Penelitian Rina Indrayani, Isna Yuningsih, Salma Pattisahusiwa memberikan hasil bahwa LAZ DPU belum menjurnal pada saat pengakuan awal penerimaan

Penelitian ini menghasil beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut: (1) peristiwa morfofonemik pada dasarnya adalah proses berubahnya sebuah fonem dalam pembentukan

Pembelajaran merupakan kumpulan dari kegiatan guru dan siswa yang disengaja atau dimaksudkan guna terwujudnya tujuan pembelajaran. Pembelajaran bertujuan agar siswa

Maka dapat disimpulkan hasil rata-rata nilai siswa untuk keterampilan hasil membaca bahasa Arab dengan menggunakan metode reading guide lebih baik dari pada