11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh (I Made Gunartha & I Made Dana, 2016) dengan judul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Farmasi di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014, jumlah populasi yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 90 perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadadap return saham. Leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
R.R Ayu Dika Parwati & Gede Mertha Sudiartha (2016) melakukan penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur. Populasi penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur 2010-2014 dengan menggunakan purposive sampling dengan demikian diperoleh 35 perusahaan yang memenuhi kriteria.
Teknik analisis data yang yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Leverage secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Likuiditas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham dan penilaian pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Falih, A., Puji Erni, (2019) Dampak Profitabilitas, Leverage, dan Likuiditas terhadap Return Saham. Pada penelitian ini, profitabilitas diproksikan menjadi
return on asset, leverage diproksikan menjadi debt to equity ratio dan likuiditas diproksikan menjadi current ratio. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan otomotif 2015-2019 dan menghasilkan sampel sebanyak 50 perusahaan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa profitabilitas dan likuiditas berdampak positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan leverage tidak berdampak terhadap retun saham.
Erik Noviana Felmawati & Nur Handayani (2017) Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham. Pada penelitian ini likuiditas diukur dengan current ratio, leverage dihitung menggunakan DER, profitabilitas dihitung menggunakan rasio ROA. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015 sebanyak 8 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan alat bantu aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi (2016) Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Aktivitas dan Penilaian Pasar Terhadap Return Saham.
Pada penelitian ini rasio likuiditas diproksikan menjadi current ratio, rasio profitabilitas menggunakan ROA, rasio solvabilitas diproksikan menjadi DER, rasio aktivitas diproksikan menjadi TATO dan rasio penilaian pasar diproksikan menjadi PER. Populasi pada penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2015 yaitu sebanyak 35 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa current ratio atau rasio likuiditas
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Rasio profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Rasio solvabilitas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Rasio aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Rasio penilaian pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
I Gede Surya Pratama & and Idawati (2019) Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertanian di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2016, sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh sebanyak 16 perusahaan. Teknik analisis menggunakan analisis linear berganda dengan bantuan program SPSS untuk mengolah data. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap return saham, rasio aktivitas berpengaruh negatif terhadap return saham, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, leverage memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham dan nilai pasar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.
Ni Luh Yunita Astuti Purnama Dewi, I Dewa Made Endiana, (2020) Pengaruh Rasio Keuangan dan Kebijakan Deviden Terhadap Return Saham. Rasio keuangan yang dipakai pada penelitian ini yaitu return on equity, current ratio, debt to equity ratio, total asset turn over dan price earnings ratio. Penelitian ini menggunakan indeks LQ45 tahun 2016-2018 sebagai populasi dan memperoleh sebanyak 7 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis linear berganda.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap return saham. Current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Total asset turn over berpengaruh positif terhadap return saham. Price earnings ratio tidak berpengaruh
terhadap return saham dan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap return saham.
Marindra et al., (2021) Pengaruh Return On Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Inventory Turnover Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017- 2019. Sampel pada penelitian ini berjumlah 66 perusahaan. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini yaitu Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Inventory Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
K., Mardani and Khalikussabir, (2020) Pengaruh Solvabilitas, Profitabalitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2015-2020). Pada solvabilitas diproksikan menjadi Debt to Equity Ratio (DER), profitabilias diproksikan menjadi Return on Assets (ROA) dan likuiditas diproksikan menjadi Current Ratio (CR). Populasi pada perusahaan farmasi sebanyak 10 perusahaan, setelah dieliminasi menggunakan teknik purposive sampling menjadi 7 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS versi 26. Hasil penelitian ini menyatakan profitabilitas, solvabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
B. Tinjauan Pustaka 1. Teori Sinyal
Teori ini mengatakan tentang suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada
investor tentang bagaimana manajemen perusahaan tersebut menilai prospek perusahaan tersebut. Dengan prospek yang sangat cerah perusahaan cenderung lebih memilih untuk tidak melakukan pendaan melalui penawaran saham baru, sementara itu perusahaan yang memiliki prospek buruk memang menyukai pendanaan dengan ekuitas luar. Informasi-informasi pada laporan keuangan merupakan sinyal kepada calon pemegang saham yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan. Semakin baik kinerja sebuah perusahaan dapat dilihat dari rasio-rasio laporan keuangan yang menyebabkan calon pemegang saham tertarik untuk memberikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Brigham & Houston, 2011).
2. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio profitabilitas untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan (Sutrisno, 2012).
a. Net Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba bersih dari penjualan. Net profit margin dapat digunakan untuk mengukur laba bersih yang dihasilkan oleh setiap penjualan dan mengukur seluruh efisiensi mulai dari produksi, administrasi, pemasaran dan pendanaan (Shinta R.D., 2018).
b. Return on Asset
ROA yaitu digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan semua jumlah aset yang dimiliki perusahaan.
c. Return on Equity
ROE bisa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki perusahaan.
d. Operating Profit Margin
Operating profit margin dapat mencerminkan kemampuan manajemen mengubah aktivitas perusahaan menjadi sebuah laba.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.
e. Gross Profit Margin
Gross profit margin dapat menggambarkan persentase laba kotor yang dihasilkan dari setiap pendapatan perusahaan. Rasio ini bisa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari penjualan.
3. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban- kewajibannya yang segera harus dipenuhi (Sutrisno, 2012). Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang lancar. Agar perusahaan likuid, maka aktiva lancar yang tersedia harus lebih besar dari pada utang lancar. Rasio likuiditas dapat dikelompokan menjadi 3 rasio antara lain:
a. Current Ratio
Current ratio atau rasio lancar adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Current ratio memberikan informasi kemampuan aset lancar
yang meliputi kas, piutang dagang, persediaan dan aset lain sebagainya. Aset lancar merupakan akun-akun yang mempunyai umur satuh tahun atau kurang dari satu tahun. Sedangkan liabilitas lancar meliputi liabilitas bank, liabilitas dagang, liabilitas gaji dan liabilitas lainnya yang harus segera dibayarkan.
b. Quick Ratio
Quick ratio atau rasio cepat memiliki kemampuan yang lebih ketat lagi dalam hal mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi liabilitas lancar. Dalam rasio ini persediaan tidak dimasukan dalam hitungan karena dianggap tingkat likuiditasnya paling kecil, karena persediaan memerlukan waktu untuk menjualnya dan mengubahnya menjadi kas. Quick ratio lebih memfokuskan akun- akun aset lancar yang lebih likuid seperti kas, piutang dan lainnya.
c. Cash Ratio
Cash ratio adalah pendekatan lain untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki. Cash ratio menunjukkan kemampuan kemampuan perusahaan dalam membayar liabilitas jangka pendek dengan kas yang dapat segera diuangkan. Aset perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga oleh karena itu rasio ini adalah rasio yang paling likuid.
Kas disini maksudnya yaitu uang perusahaan yang disimpan di kantor ataupun di bank. Sedangkan setara kas yaitu harta yang dengan cepat dan mudah diuangkan kembali.
4. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total utangnya lebih besar dibandingkan total asetnya (Mamduh & Abdul, 2016). Leverage juga diartikan sebagai hutang, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek perusahaan.
a. Debt to Assets Ratio
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajibannya dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan sejauh mana liabilitas bisa ditutupi oleh aset.
b. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio dapat digunakan untuk mengukur liabilitas terhadap modal sendiri yaitu menghitung antara liabilitas yang dimiliki perusahaan dengan modal yang dimiliki perusahaan. Bagi perusahaan, sebaiknya nilai liabilitas tidak boleh melebihi modal yang dimiliki perusahaan agar beban tidak terlalu tinggi.
5. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat efektivitas aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut (Mamduh
& Abdul, 2016). Rasio yang rendah atau menurun menandakan bahwa penjualan perusahaan sedang menurun atau perusahaan sedang berinvestasi pada aset yang bernilai tinggi. Investasi aset yang bernilai tinggi diharapkan akan membuat kebaikan dimasa yang akan datang (Ryan & William, 2019).
a. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur perbandingan antara aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan terhadap penjualan. Rasio ini bisa dimanfaatkan dalam melihat sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset tetapnya.
b. Perputaran Aset
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat perputaran total aset terhadap penjualan. Rasio ini menghitung efektivitas dalam penggunaan total aset. Rasio yang tinggi umumnya mengartikan bahwa perusahaan memiliki manajemen yang baik.
6. Rasio Saham
Rasio ini mengukur harga pasar terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut investor atau calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini (Mamduh & Abdul, 2016).
a. Price Earning Ratio
Price earning ratio menunjukkan perbandingan harga pasar dengan pendapatan perlembar saham. PER yang terlalu tinggi dapat dikatakan bahwa harga pasar saham perusahaan tersebut telah mahal (Werner R.M., 2013).
b. Earning Per Share
Earning per share yaitu pendapatan per lembar saham yang dapat dilihat pada laporan laba-rugi perusahaan.
c. Book Value
Book value adalah harga riil saham yang dihitung dari hasil pencatatan modal pada laporan keuangan perusahaan pada pada periode tertentu.
d. Price Book Value
Price book value adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara harga pasar saham dan nilai buku ekuitas.
7. Saham
Saham dapat diartikan sebagai tanda kepemilikan investor individual atau investor institusional atas investasi yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan. Karakteristik saham antara lain dapat memperoleh dividend dan terdapat potensial capital gain dan capital loss (Musdalifah Azis, 2015).
8. Return Saham
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder (Jogiyanto, 2010).
Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Agus Zainul, 2018).
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
Profitabilitas merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat
keuntungan yang di dapat oleh perusahaan. Semakin besar keuntungan yang di dapatkan oleh perusahaan maka semakin baik manajemen yang mengelola perusahaan tersebut (Sutrisno, 2012). Semakin meningkatnya laba yang diperoleh perusahaan, maka diharapkan return yang didapatkan oleh investor juga meningkat. Terkait dengan teori sinyal, rasio profitabilitas dapat dilihat pada laporan keuangan dengan melihat laba perusahaan. Hal ini merupakan sebuah sinyal bagi investor, semakin tinggi laba yang didapatkan perusahaan maka akan semakin tertarik investor membeli saham perusahaan tersebut.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (I Made Gunartha & I Made Dana, 2016) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadadap return saham dan didukung oleh penelitian (R.R Ayu Dika Parwati
& Gede Mertha Sudiartha, 2016) menyatakan bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Kenaikan laba perusahaan yang disebabkan oleh kinerja yang semakin baik, maka akan semakin tertatik investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
H1: Rasio Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham 2. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Return Saham
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang- hutang yang harus dibayar. Hutang yang harus dibayar adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek, serta digunakan unuk mengukur kegiatan operasi perusahaan tidak akan terganggu bila hutang jangka pendek ini ditagih (Sutrisno, 2012). Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin likuid perusahaan tersebut, artinya perusahaan tersebut mampu untuk melunasi hutang-hutang jangka pendeknya. Teori sinyal disini yaitu, semakin kecil hutang yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan meningkatkan kepercayaan
investor terhadap perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan return saham.
Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi (2016) menyimpulkan bahwa rasio likuiditas yang di pakai yaitu Current Ratio menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Ketika perusahaan memiliki rasio likuiditas yang tinggi, menandakan bahwa perusahaan mampu memenuhi hutang-hutang jangka pendeknya.
H2: Rasio Likuiditas berpengaruh terhadap return saham 3. Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham
Leverage menunjukan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Apabila perusahaan tidak mempunyai leverage artinya kegiatan operasi perusahaan sepenuhnya menggunakan modal sendiri tanpa menggunakan hutang (Sutrisno, 2012). Leverage disini mengartikan bahwa, jika semakin besar hutang maka akan menambahkan dana untuk memenuhi pendanaan pada perusahaan yang tumbuh. Perusahaan memerlukan banyak dana operasional yang tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri. Sinyal inilah yang didapat oleh investor, perusahaan memakai hutangnya untuk membeli aset dan membuat perusahaan tersebut menghasilkan laba yang tinggi dan membuat return saham menjadi meningkat.
K., Mardani and Khalikussabir, (2020) rasio leverage secara positif berpengaruh terhadap return saham dan didukung oleh penelitian (I Gede Surya Pratama & and Idawati, 2019) leverage memiliki pengaruh positif signifikan terhadap return saham. Apabila perusahaan mampu mengoptimalkan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba, maka akan dapat meningkatkan return kepada para investor.
H3: Rasio Solvabilitas berpengaruh terhadap return saham
4. Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Return Saham
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva (Sutrisno, 2012). Semakin besar rasio ini, artinya perusahaan dapat memanfaatkan aktiva dengan efisien sehingga dapat menghasilkan penjualan yang maksimal. Terkait dengan teori sinyal, investor menganggap bahwa, semakin efisien perusahaan menggunakan aktivanya dan menghasilkan penjualan yang terus meningkat dan diharapkan return yang didapatkan investor juga ikut meningkat.
Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi (2016) menyatakan bahwa rasio aktivitas yaitu TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Semakin besar rasio ini semakin baik, yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba sehingga menunjukan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
H4: Rasio Aktivitas berpengaruh terhadap return saham 5. Pengaruh Rasio Saham Terhadap Return Saham
Rasio saham mengukur harga pasar terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut pandang investor atau calon investor ataupun juga pihak manajemen yang berkepentingan dengan rasio ini (Mamduh & Abdul, 2016). Rasio ini bisa dilihat dari perbandingan harga pasar saham dengan posisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pengakuan pasar terhadap posisi keuangan perusahaan dan semakin mahal saham perusahaan tersebut. Terkait dengan teori sinyal, dengan semakin meningkatnya rasio saham dan semakin mahalnya harga saham perusahaan, investor mengharapkan harga saham terus meningkat sehingga menghasilkan return yang tinggi.
R.R Ayu Dika Parwati & Gede Mertha Sudiartha (2016)bahwa penilaian pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Semakin tinggi rasio ini, membuat harga saham semakin mahal dan diharapkan return yang diperoleh investor juga meningkat.
H5: Rasio Saham berpengaruh terhadap return saham
Rasio Profitabilitas
Rasio Likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Aktivitas
Rasio Saham
Return Saham H1
H2
H3
H4
H5