PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE TERHADAP
KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN
BERKOMUNIKASI SISWA KELAS X PADA SUBKONSEP
PENCEMARAN AIR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
DEVI ESTI ANGGRAENI
0905782
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
▸ Baca selengkapnya: pertanyaan keterampilan mengelola kelas
(2)Pengaruh Penerapan Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan
Pertanyaan dan Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep
Pencemaran Air
Oleh
Devi Esti Anggraeni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
© Devi Esti Anggraeni 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DEVI ESTI ANGGRAENI
PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE TERHADAP
KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN DAN
BERKOMUNIKASI SISWA KELAS X PADA SUBKONSEP
PENCEMARAN AIR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Diana Rochintaniawati, M. Ed. NIP. 196709191991032001
Pembimbing II
Drs., H. Andrian Rustaman, M. Ed., Sc. NIP. 195002011984011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Pengaruh Penerapan Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep
Pencemaran Air
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air. Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan serta masih kurangnya kemampuan siswa dalam menuangkan informasi dari hasil pengamatan atau praktikum. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandung pada kelas X-4. Metode penelitian yang digunakan yaitu weak eksperiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan yaitu tes KPS berupa uraian dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat peningkatan pada keterampilan mengajukan pertanyaan, tetapi terdapat peningkatan pada keterampilan berkomunikasi. Nilai indeks gain pada keterampilan mengajukan pertanyaan sebesar 0,24 dengan kategori rendah, sedangkan indeks gain pada keterampilan berkomunikasi yaitu sebesar 0,58 dengan kategori sedang. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pada keterampilan mengajukan pertanyaan, tetapi terdapat pengaruh pada keterampilan berkomunikasi siswa pada subkonsep pencemaran air melalui model pembelajaran learning cycle.
Kata kunci: Model pembelajaran learning cycle, keterampilan mengajukan
pertanyaan, keterampilan berkomunikasi.
Influence Application of Learning Cycle toward Communication and Asking Questions Skills of Grade X of Students at Subconcepts of Water Pollution
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 5
F. Asumsi……….. 6
G. Hipotesis………... 6
BAB II MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE, KETERAMPILAN MENGAJUKAN PERTANYAAN, DAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI A. Model Pembelajaran Konstruktivisme ... 7
B. Model Pembelajaran Learning Cycle... 8
C. Keterampilan Proses Sains... 10
D. Keterampilan Proses Sains dalam Mengajukan Pertanyaan. 13 E. Keterampilan Proses Sains dalam Berkomunikasi ... 15
F. Pencemaran Air... 18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 21
B. Metode dan Desain Penelitian... 21
C. Definisi Operasional... 22
D. Instrumen Penelitian... 23
E. Uji Coba Instrumen... 25
1. Analisis Validitas Tes... 25
2. Analisis Reliabilitas Tes... 26
3. Analisis Tingkat Kesukaran Tes... 27
3. Analisis Daya Pembeda Tes... 28
E. Teknik Pengumpulan Data... 30
F. Teknik Pengolahan Data... 30
H. prosedur Penelitian………... 35
I. Alur Penelitian... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 38
1. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan... 38
2. Keterampilan Berkomunikasi Siswa... 42
3. Hasil Pengolahan Angket... 46
B. Pembahasan………... 47
1. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan... 47
2. Keterampilan Berkomunikasi Siswa... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 59
B. Saran... 59
DAFTAR PUSTAKA... 61
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator Proses Sains……... 11
2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang Terkait pada Materi Pencemaran Air………... 18
3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design... 22
3.2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi………. 24
3.3 Kisi-kisi Angket Siswa……… 25
3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal………... 26
3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal………... 27
3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal……… 28
3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal………... 28
3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes……… 29
3.9 Klasifikasi Kemampuan Berkomunkasi……….. 31
3.10 Kategori Indeks Gain………... 32
4.1 Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan ………... 38
4.2 Persentase Jenis Pertanyaan Siswa pada Saat Pembelajaran... 40
4.3 Persentase Jenis Pertanyaan Siswa pada LKS………. 41
4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Uji ………. 41
4.5 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji F………... 41
4.6 Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Wilcoxon………... 42
4.7 Hasil Pretest dan Posttest Keterampilan Berkomunikasi Siswa ………... 42
4.8 Persentase Penguasaan dan Pengkategorian Keterampilan Berkomunikasi………. 44
4.9 Hasil Uji Normalitas dengan Uji ………. 45
4.10 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji F………... 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Bagan Alur Penelitian……… 37
4.1 Grafik Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan
Mengajukan Pertanyaan………. 39
4.2 Diagram Persentase Jenis Pertanyaan Siswa (%) pada Saat
Pembelajaran……….. 40
4.3 Grafik Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan
Berkomunikasi Siswa………. 43
4.4 Grafik Persentase Penguasaan dan Pengkategorian
Keterampilan Berkomunikasi………. 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. PERANGKAT PEMBELAJARAN……… 65
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………. 66
A.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)... 75
A.3 Rubrik Penilaian LKS………. 78
B. INSTRUMEN PENELITIAN... 79
B.1 Kisi-kisi Soal Uji Coba... 80
B.2 Soal Uji Coba………... 99
B.3 Kisi-kisi Soal Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi pada Pretest dan Posttest Penelitian………. 106
B.4 Soal Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi pada Pretest dan Posttest Penelitian……… 117
B.5 Angket Respon Siswa……….. 124
C. DATA HASI PENELITIAN……….. 125
C.1 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan………. 126
C.2 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Keterampilan Berkomunikasi……….. 127
C.3 Rekapitulasi Persentase Penguasaan dan Pengkategorian Keterampilan Berkomunikasi pada Pretest ……… 128
C.4 Rekapitulasi Persentase Penguasaan dan Pengkategorian Keterampilan Berkomunikasi pada Posttest ………... 130
C.6 Rekapitulasi Hasil Angket Seluruh Siswa………….. 133
D. ANALISIS DATA PENELITIAN... 135
D.1 Uji Normalitas pada Pretest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan……… 136
D.2 Uji Normalitas pada Posttest Keterampilan Mengajukan Pertanyaan……… 138
D.3 Uji Normalitas pada Pretest Keterampilan Berkomunikasi……….. 140
D.4 Uji Normalitas pada Posttest Keterampilan Berkomunikasi………... 142
D.5 Uji Homogenitas pada Keterampilan Mengajukan Pertanyaan………. 144
D.6 Uji Homogenitas pada Keterampilan Berkomunikasi……….. 145
D.7 Uji Hipotesis pada Keterampilan Mengajukan Pertanyaan………. 146
D.8 Uji Hipotesis pada Keterampilan Berkomunikasi…... 148
E. DOKUMENTASI PENELITIAN... 149
F. SURAT PERIJINAN PENELITIAN……… 152
F.1 Surat Keterangan Melakukan Uji Coba ……….. 153
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran, pengalaman belajar yang didapat oleh siswa
merupakan hal yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, salah satu kuncinya yaitu dengan memilih model pembelajaran yang sesuai.
Namun pada kenyataannya, pembelajaran Biologi masih didominasi dengan
menggunakan model konvensional yang berpusat pada guru tanpa memperhatikan
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Model konvensional tersebut
menjadikan siswa cepat bosan dalam pembelajaran dan lebih memilih untuk
mengobrol dengan temannya. Pada model konvensional ini, guru lebih
mementingkan ketuntasan penyampaian materti tanpa memperhatikan proses dan
hasilnya, padahal dalam pembelajaran Biologi sangatlah menekankan pada proses
pengalaman belajar. Sebagaimana dijelaskan dalam Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) (2006: 451) bahwa Biologi sebagai salah satu bidang IPA
menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses
sains.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang melibatkan
keterampilan-keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif
terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses, siswa menggunakan
pemikirannya. Keterampilan manual jelas terlihat dalam keterampilan proses
karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran,
penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa
mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan keterampilan proses (Rustaman, et al., 2003: 93).
Keterampilan proses sains berdasarkan BSNP (2006: 451) meliputi
keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan
secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan
2
data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali
dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah.
Model pembelajaran konvensional yang sering dilakukan kurang dapat
mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan peran siswa pada proses pembelajaran. Terlebih lagi pada
pembelajaran Biologi, siswa tidak hanya mendapatkan materi dengan hanya mendengar kemudian mencatat tetapi seharusnya siswa mendapatkan pengalaman
belajar yang melibatkan siswa secara langsung.
Model pembelajaran learning cycle merupakan model pembelajaran yang
diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Model
pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan
mengembangkan daya nalar siswa (Retraningati, 2011). Melalui model
pembelajaran ini, siswa akan lebih berperan aktif dalam pembelajaran.
Model learning cycle pada mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi
(exploration), pengenalan konsep (concept introduction), dan aplikasi konsep
(concept application) (Dahar, 1989). Kemudian learning cycle ini berkembang
dari tiga fase menjadi lima fase yang dikenal dengan tipe 5E . Tipe learning cycle
yang diteliti dari penelitian ini adalah tipe 5E dikarenakan tahapan-tahapannya
yang sesuai dengan jenis keterampilan proses sains yang diteliti.
Menurut Retnaningati (2011), dalam model pembelajaran learning cycle
5E dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu berusaha untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa pada pelajaran Biologi (engagement), memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan panca indera mereka dengan
maksimal dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan praktikum dan
telaah literatur (exploration), memberikan kesempatan yang luas kepada siswa
untuk menyampaikan ide atau gagasan yang mereka miliki melalui kegiatan
diskusi (explanation), mengajak siswa mengaplikasikan konsep-konsep yang
3
dan terdapat suatu tes akhir untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman
siswa terhadap konsep yang telah dipelajari (evaluation).
Melalui tahapan-tahapan pembelajaran tersebut, keterampilan proses sains
yang diteliti yaitu keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa.
Hal tersebut didasarkan karena masih kurangnya kemampuan siswa dalam
mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat, ide, atau gagasan mereka pada
proses pembelajaran. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya kurang termotivasi untuk belajar sehingga tidak timbul pertanyaan, merasa pertanyaannya
yang akan diajukan tidak tepat, tidak berani untuk mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan ide atau gagasan, dan masih banyak faktor lainnya. Sebagaimana
yang dijelaskan Mujidin dalam hasil penelitiannya (Kusmawati, 2010)
menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan
siswa dalam mengajukan pertanyaan yaitu kebiasaan siswa belajar di sekolah,
ketersediaan waktu berpikir ketika pembelajaran, adanya kelompok-kelompok
kecil, perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, dan peranan guru ketika
pembelajaran.
Keterampilan berkomunikasi sangatlah penting dimiliki oleh siswa.
Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan dasar bagi siswa. Melalui
keterampilan berkomunikasi ini siswa dapat mengomunikasikan hasil praktikum
atau hasil pengamatan yang telah dilakukan kepada siswa lainnya. Kegiatan
mengkomunikasikan dapat dilakukan secara tertulis melalui tabel atau grafik
sehingga data dan informasi akan lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Namun pada kenyataannya, kemampuan siswa dalam menuangkan informasi dari
hasil praktikum atau pengamatan ke dalam bentuk lain seperti tabel atau garfik
masih kurang.
Selain itu, untuk pemilihan konsep yang diteliti pada penelitian ini yaitu
mengenai pencemaran air. Pencemaran air merupakan masalah yang tidak asing
lagi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut,
materi pencemaran air ini penting untuk diajarkan karena terkait
permasalahan-permasalahan yang ada mengenai pencemaran air yang akan mendorong siswa
4
pencemaran air diharapkan siswa dapat meminimalisir kegiatan-kegiatan yang
dapat menyebabkan pencemaran air.
Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dalam proses
pembelajaran diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa
terutama dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi pada subkonsep
pencemaran air. Berdasarkan uraian di atas maka akan diteliti mengenai upaya
untuk mengembangkan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa dengan penelitian yang berjudul: Pengaruh Penerapan
Learning Cycle terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan
Berkomunikasi Siswa Kelas X pada Subkonsep Pencemaran Air.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
permasalahan dalam penelitia ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan model
pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air?”.
Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, maka dapat dijabarkan
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dalam mengajukan pertanyaan
sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran learning cycle?
2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dalam berkomunikasi sebelum
dan setelah menggunakan model pembelajaran learning cycle?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas,
maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Tipe learning cycle yang digunakan yaitu learning cycle 5E yang
tahapan-tahapannya terdiri atas engagement, exploration, explanation, elaboration, dan
5
2. Indikator keterampilan mengajukan pertanyaan secara tertulis yang diteliti
dengan menggunakan tes KPS yaitu bertanya apa, bertanya bagaimana,
bertanya mengapa, dan mengajukan pertanyaan yang meminta penjelasan.
3. Indikator keterampilan berkomunikasi secara tertulis yang diteliti dengan
menggunakan tes KPS yaitu membaca grafik/diagram, tabel, gambar, bagan
dan menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan
grafik, tabel atau diagram.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap
keterampilan siswa kelas X dalam mengajukan pertanyaan pada subkonsep
pencemaran air.
2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle terhadap
keterampilan siswa kelas X dalam berkomunikasi pada subkonsep pencemaran
air.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya:
1. Bagi guru:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan
pertimbangan mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi
siswa yang dapat dikembangkan melalui model pembelajaran learning cycle pada
pembelajaran subkonsep pencemaran air.
2. Bagi siswa:
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
6
3. Bagi peneliti lain:
Sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
model pembelajaran learning cycle dan keterampilan proses sains dalam
mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi.
F. Asumsi
Asumsi yang menjadi dasar penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran learning cycle dapat menumbuhkan keinginan siswa
untuk bereksplorasi, bekerja sama, berlatih mengutarakan gagasan, melatih
bereksperimen, dan tidak membosankan sebab proses pembelajaran tidak
monoton (Retraningati, 2011).
2. Model pembelajaran learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara
belajar dan mengembangkan daya nalar siswa (Retraningati, 2011).
3. Model pembelajaran learning cycle 5e dibandingkan dengan model
pembelajaran tradisional untuk mengajar memiliki sejumlah besar
keuntungan, seperti melibatkan siswa dalam pembelajaran, memberikan
kesempatan untuk belajar bagi siswa dan meningkatkan minat siswa untuk
belajar (Yalcin dan Bayrakceken, 2010).
G. Hipotesis
Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah “Penerapan model pembelajaran learning cycle dapat berpengaruh terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa kelas X pada
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan
Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
(Arikunto, 2010: 173). Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu seluruh siswa kelas X SMAN 7 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Adapun
sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa dari satu kelas yang diambil
secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Peneliti tidak memungkinkan melakukan pengambilan
sampel secara acak dan menjadikannya satu kelas. Adapun pertimbangannya yaitu
kurangnya kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi
secara tertulis. Jumlah siswa dalam kelas yang dijadikan sampel sebanyak 37
siswa. Akan tetapi, siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa
dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak hadir pada saat pretest maupun
posttest.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-experimental atau weak
experiment, dimana tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara
random (Sugiyono, 2011: 111). Pada metode eksperimen ini hanya melibatkan
satu kelompok saja tanpa adanya kelas kontrol, tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh dari penerapan learning cycle 5E terhadap keterampilan
mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa pada kelompok tersebut.
Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu one group
pretest-posttest design. Dalam desain penelitian ini terdapat beberapa langkah
yang menunjukkan urutan kegiatan penelitian ini, yaitu tes awal (O1), perlakuan
22
setelah diberi perlakuan (Sugiyono, 2011: 112). Desain one group pretest-posttest
design ini dapat digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
Sugiyono (2011: 112)
Keterangan:
O1: Pretest
O2: Posttest
X: Perlakuan (pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
learning cycle 5E)
C. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menghindari kekeliruan mengenai
maksud dan tujuan yang ingin dicapai dengan menyamakan persepsi terhadap
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang
terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Learning Cycle
Tipe model pembelajaran learning cycle yang digunakan yaitu learning
cycle 5E yang terdiri atas tahap engagement, exploration, explanation,
elaboration, dan evaluation.
2. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi
Keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi
merupakan keterampilan proses sains. Keterampilan dalam mengajukan
pertanyaan dan berkomunikasi dalam penelitian ini diukur melalui tes KPS.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa uraian
mengenai keterampilan proses sains siswa dalam mengajukan pertanyaan dan
23
kegiatan pembelajaran (pre-test) dan sesudah kegiatan pembelajaran (post-test)
pada kelas eksperimen.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data pada waktu penelitian
(Arikunto, 2010). Tujuan dibuatnya instrumen yaitu untuk memperoleh data dan
informasi yang lengkap dan akurat mengenai variabel penelitian yang ingin diketahui pengaruhnya. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu tes
keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi
berupa soal uraian, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan angket.
1. Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi
Tes yang digunakan untuk mengukur keterampilan mengajukan
pertanyaan dan berkomukasi dalam bentuk uraian dengan kriteria penilaian yang
telah ditentukan. Indikator keterampilan mengajukan pertanyaan yang digunakan
meliputi pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan pertanyaan meminta
penjelasan. Keterampilan berkomunikasi yang digunakan meliputi keterampilan
bagan, gambar, grafik/diagram, dan tabel. Tes diberikan kepada siswa sebelum
kegiatan pembelajaran (pretest) dan sesudah kegiatan pembelajaran (posttest)
pada kelas eksperimen. Pretest diberikan untuk mengetahui keterampilan
mengajukan pertanyaan dan berkomukasi siswa pada awal pembelajaran dan
posttest diberikan untuk mengetahui keterampilan mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi pada akhir pembelajaran setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran learning cycle.
Butir soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi
siswa telah dijudgement oleh dosen ahli dan diuji coba di kelas yang telah
menerima pembelajaran mengenai pencemaran air. Kisi-kisi butir soal
keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dapat dilihat pada Tabel
24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi
No. Jenis KPS Indikator Kriteria Nomor
Soal
Jumlah (%)
1 Mengajukan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan pertanyaan meminta penjelajalan
1, 2 10
2 Berkomunikasi Kemampuan berkomunikasi melalui bagan
a. Mengubah data uraian ke dalam bagan konsep b. Mengubah data dalam
bagan alir ke dalam data uraian a.3 b.8 10 Kemampuan berkomunikasi melalui gambar
Mengubah data dalam gambar ke dalam data uraian
4, 13, 14, 19, 20 25 Kemampuan berkomunikasi melalui grafik/diagram
a. Mengubah data dalam tabel ke dalam grafik b. Mengubah data dari
uraian ke dalam bentuk grafik
c. Mengubah data dari grafik ke dalam bentuk uraian d. Mengubah data dalam
diagram ke dalam uraian
a.6, 17
b.10 c.11 d.12 25 Kemampuan berkomunikasi melalui tabel
a. Membaca data dalam tabel
b. Mengubah data uraian ke dalam tabel
c. Mengubah data grafik ke dalam table
a. 5, 7, 15, 16 b. 9
c.18
30
Jumlah 20 100
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan dalam pembelajaran sebagai
panduan siswa untuk melakukan praktikum mengenai pencemaran air. Pada LKS
terdapat lembar isian yang berkaitan dengan keterampilan mengajukan pertanyaan
dan berkomunikasi siswa. LKS diberikan secara berkelompok yang harus diisi
25
3. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa
mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dalam proses
pembelajaran. Indikator angket yang digunakan dijelaskan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Siswa
No. Indikator Jumlah
Pertanyaan
1 Antusiasme siswa terhadap pembelajaran 1
2 Tingkat kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan 2
3 Tingkat kemampuan siswa dalam berkomunikasi 7
Jumlah 10
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum digunakan sebagai pretest dan posttest pada sampel penelitian,
soal diuji cobakan terlebih dahulu di kelas XI IPA yang telah menerima
pembelajaran mengenai pencemaran air. Uji coba instrumen ini dilaksanakan pada
bulan April-Mei 2013. Setelah diuji coba, soal selanjutnya dianalisis. Analisis ini
meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya pembeda.
Adapun perhitungan hasil uji coba soal tes keterampilan mengajukan pertanyaan
dan berkomunikasi dibantu dengan menggunakan Software Anates Vers. 4. 0. 5.
Adapun penjabaran analisis uji coba instrumen sebagai berikut:
1. Analisis Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Menurut Arikunto (2010), menerangkan bahwa untuk mendapatkan nilai
validitas dari suatu instrumen dapat meggunakan rumus yang dikemukakan oleh
Pearson. Rumus tersebut dikenal dengan rumus korelasi product moment yang
26
√
Keterangan:
rxy= koefisien korelasi
X = skor tiap butir soal dari seluruh siswa
Y = skor total dari tiap butir soal
N = jumlah siswa
Nilai rxy yang diperoleh dapat menunjukkan validitas dari butir soal dengan
menggunakan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal
Nilai rxy Klasifikasi
0,80 < rxy≤1,00 Sangat tinggi
0,60 < rxy≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy≤ 0,60 Cukup
0,20< rxy≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy≤ 0,20 Sangat rendah
Arikunto (2009: 75)
2. Analisis Reliabilitas Tes
Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang reliabel dan sudah
dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Maka dari itu,
instrumen yang telah diuji cobakan harus reliabel sehingga dapat mengungkap
data yang dapat dipercaya. Instrumen yang digunakan berupa tes uraian sehingga
perhitungan reliabilitas instrumen dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
Alpha yang dijabarkan sebagai berikut:
27
Keterangan:
r11 = nilai reliabilitas
= jumlah varians skor tiap butir soal
= varians total
n = jumlah siswa
Nilai r11 yang diperoleh dapat menunjukkan reliabilitas dari butir soal
dengan menggunakan kriteria yang dijabarkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal
Nilai r11 Klasifikasi
0,80 < r11≤1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Cukup
0,20< r11≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah
Arikunto (2009: 75)
3. Analisis Tingkat Kesukaran Tes
Menurut Arikunto (2009: 207), menyebutkan bahwa soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Perhitungan nilai tingkat
kesukaran soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Karno (Hany, 2009)
Keterangan:
TK = tingkat kesukaran
SA = jumlah skor kelompok atas pada setiap butir soal
SB = jumlah skor kelompok bawah pada setiap butir soal
IA = jumlah skor ideal kelompok atas pada setiap butir soal
IB = jumlah skor ideal kelompok bawah pada setiap butir soal
Nilai dari tingkat kesukaran dikategorikan berdasarkan rentang pada Tabel
28
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Klasifikasi
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Rendah
0,71-0,100 Mudah
(Arikunto, 2009)
Soal yang baik merupakan soal yang termasuk dalam kriteria soal sedang
namun jika diperlukan karena tujuan tertentu, soal yang termasuk kategori sukar
maupun rendah dapat juga digunakan (Arikunto, 2009: 210).
4. Analisis Daya Pembeda Tes
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211). Perhitungan nilai daya
pembeda soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Karno (Hany, 2009)
Keterangan:
DP = daya pembeda
IA = jumlah skor ideal salah satu kelompok atas/bawah pada setiap butir soal
SA = jumlah skor kelompok atas pada setiap butir soal
SB = jumlah skor kelompok bawah pada setiap butir soal
Nilai daya pembeda yang didapat dapat dikategorikan berdasarkan kriteria
pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Niali Klasifikasi
0,00 - 0,19 Jelek 0,20 - 0,39 Cukup 0,40 - 0,69 Baik 0,70 - 1,00 Sangat baik
29
Data rekapitulasi validitas, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda soal hasil uji coba instrumen berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan Software Anates Vers. 4. 0. 5. dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Rekapitulasi hasil uji Coba Instrumen Tes
No. Tingkat
Kesukaran
Daya Pembeda Validitas Reliabilitas Keterangan
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori
1 0,48 Sedang 0,17 Jelek 0,28 Rendah 0,72 Tinggi Dibuang 2 0,44 Sedang 0,23 Cukup 0,53 Cukup Dipakai dan
Revisi 3 0,54 Sedang 0,49 Baik 0,70 Tinggi Dipakai 4 0,49 Sedang 0,02 Jelek 0,12 Sangat
rendah
Dibuang
5 0,88 Sangat mudah
0,00 Jelek 0,03 Sangat rendah
Dibuang
6 0,29 Sukar 0,14 Jelek 0,47 Cukup Dipakai
7 0,95 Sangat mudah
0,03 Jelek 0,22 Rendah Dibuang
8 0,64 Sedang 0,34 Cukup 0,61 Tinggi Dipakai 9 0,43 Sedang 0,14 Jelek 0,37 Rendah Dipakai dan
Revisi 10 0,37 Sedang 0,20 Jelek 0,44 Cukup Dipakai 11 0,59 Sedang 0,21 Cukup 0,32 Rendah Dibuang 12 0,31 Sedang 0,13 Jelek 0,19 Sangat
rendah
Dibuang
13 0,97 Sangat mudah
0,06 Jelek 0,13 Sangat rendah
Dibuang
14 0,81 Mudah 0,38 Cukup 0,55 Cukup Dipakai 15 0,81 Mudah 0,38 Cukup 0,54 Cukup Dipakai 16 0,35 Sedang 0,04 Jelek 0,19 Sangat
rendah
Dibuang
17 0,31 Sedang 0,02 Jelek 0,23 Rendah Dibuang 18 0,46 Sedang 0,34 Cukup 0,53 Cukup Dipakai
19 0,97 Sangat mudah
0,06 Jelek 0,43 Cukup Dipakai dan Revisi 20 0,84 Mudah 0,06 Jelek 0,17 Sangat
rendah
30
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
melalui pemberian tes, LKS, dan angket. Pemberian tes dilakukan pada saat
sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung, pengisian LKS dilakukan selama
pembelajaran berlangsung, dan pengisian angket dilakukan setelah pembelajaran
berlangsung.
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini kemudian dikumpulkan dan
selanjutnya diolah dengan lagkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengolahan Tes Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan
Berkomunikasi
Untuk mengetahui hasil tes yang diperoleh, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menghitung skor dari setiap jawaban pada pretest dan posttest sesuai kriteria
penilaian yang telah ditentukan sebelumnya (keterampilan mengajukan
pertanyaan dan berkomunikasi)
b. Menghitung skor total yang diperoleh setiap siswa dengan menggunakan
rumus perhitungan sebagai berikut (keterampilan mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi):
c. Menghitung persentase kemampuan berkomunikasi setiap siswa
d. Menghitung persentase tiap indikator dari kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan rumus:
31
Nilai yang didapat kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria yang
dijelaskan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Klasifikasi Kemampuan Berkomunkasi
Nilai Kategori
86 – 100 Sangat baik 76 – 85 Baik 60 – 75 Cukup 55 – 59 Kurang
<54 Buruk sekali
(Purwanto, 2008)
e. Menghitung Gain (keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi)
Gain adalah selisih antara skor posttest dan pretest. Untuk menentukan
gain digunakan rumus:
G = S2 - S1
Keterangan:
G: Gain
S1: Skor pretest
S2: Skor posttest
f. Menghitung gain ternormalisasi (keterampilan mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi)
Perhitungan gain ternormalisasi bertujuan untuk mengetahui kategori
peningkatan keterampilan proses sains dalam mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi setelah diberikan perlakuan. Adapun perhitungan gain
ternormalisasi yaitu dengan menggunakan rumus:
(Hake, 1999)
Keterangan:
<g> = indeks gain
32
Besarnya indeks gain <g> yang didapat kemudian dikategorikan sesuai
dengan kriteria Hake yang dijabarkan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Kategori Indeks Gain
Indeks Gain <g> Kategori
<g> > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ <g> ≤0,7 Sedang
<g> < 0,3 Rendah
g. Uji Normalitas (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi)
Melakukan uji prasyarat yaitu dengan melakukan uji normalitas pada
pretest dan posttest untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang
distribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas yang digunakan yaitu rumus
Chi kuadrat ( ) (Sudjana, 2005) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat daftar distribusi frekuensi dari data pretest dan posttest yang didapat
dan menentukan frekuensi yang diperoleh (Oi)
2) Menghitung rata-rata ( ) dan standar deviasi (S) dari pretest dan posttest
3) Menentukan batas kelas interval (BK)
4) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus:
5) Mencari luas daerah interval (i)
6) Mencari frekuensi yang diharapakan E1 (i x n), dengan n adalah jumlah
sampel
7) Menghitung chi kuadrat ( ) dengan menggunakan rumus:
8) Membandingkan dengan dk (n-3) dan α (0,05)
Apabila 2 ng 2 a a d n a
33
e. Uji Homogenitas (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi)
Apabila pada uji normalitas data menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah kedua data memiliki varians yang homogen atau tidak.
Rumus yang digunakan yaitu uji F dengan langkah sebagai berikut:
1) Menghitung varians (S2) dari kedua data (pretest dan posttest)
2) Menghitung nilai F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ng a an a an ang ang a
3) Membandingkan F hitung dengan F tabel dengan dk (n-1) dan α (0,05)
Apabila F hitung < F tabel = sampel homogen
Apabila F hitung > F tabel = sampel tidak homogen
h. Uji Hipotesis (Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Berkomunikasi)
Karena penelitian ini menggunakan satu sampel yang mendapat perlakuan
maka uji hipotesis yang digunakan yaitu t test one sample atau uji t satu sampel
pihak kanan dengan nilai rata-rata yang diharapkan sebesar 65. Perhitungan t test
one sample dilakukan dengan menggunakan rumus:
√
(Sudjana, 2005)
Keterangan:
t = t hitung
= rata-rata posttest
= rata-rata yang diharapkan (65) S = simpangan baku
n = jumlah sampel
Dengan Ho : µ = 65 dan H1 : µ > 65. t hitung yang didapat dibandingkan
dengan t tabel ada a d d ngan α (0,05) dan d (n-1).
Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima.
34
Namun apabila sampel tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka
uji hipotesis yang digunakan yaitu uji Wilxocon satu sampel dengan nilai median
yang diharapkan sebesar 65. Untuk memperoleh nilai J dilakukan perhitungan
dengan langkah sebagai berikut:
1) Hitung selisih setiap data posttest dengan nilai media yang diharapkan (X-M)
2) Urutkan nilai |X - M| dengan mengabaikan tanda negatif
3) Hitung jumlah nomor urut yang bertanda positif dan juga yang bertanda negatif
4) Jumlah nomor urut yang paling kecil antara jumlah nomor urut yang bertanda
positif dan negatif itulah yang merupakan nilai J
5) Karena n > 25 maka harga J diasumsikan berdistribusi normal dengan rata-rata
dan simpangan baku sebagai berikut:
√
(Susetyo, 2010)
Keterangan:
n = jumlah sampel
= rata-rata
= simpangan baku
6) Kriteria pengujian menggunakan distribusi normal baku dengan menggunakan
transformasi:
(Susetyo, 2010)
7) Bandingkan z hitung dengan z tabel, Dengan Ho : M = 65 dan H1 : M > 65.
Apabila nilai z hitung < z tabel maka Ho diterima.
35
2. Pengolahan Angket Siswa
Pengolahan data angket siswa dilakukan dengan lanhkah-langkah sebagai
berikut:
a. Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa
b. Menghitung persentase jawaban siswa berdasarkan perhitungan sebagai
berikut:
a a ang an a a an
a a 100
Keterangan:
P = Angka persentase
H. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu, tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum
melalukan penelitian yang terdiri atas:
a. Merumuskan masalah
b. Melakukan studi literature mengenai model pembelajaran learning cycle,
keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi
c. Menyusun proposal penelitian
d. Mengikuti seminar proposal penelitian untuk mendapatkan informasi, saran,
dan perbaikan mengenai kegiatan penelitian yang akan dilakukan
e. Menyusun perbaikan proposal penelitian berdasarkan saran dan informasi
yang telah didapatkan dari kegiatan seminar proposal penelitian
f. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri atas soal tes keterampilan
mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
angket
g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman untuk
36
h. Melakukan judgement instrumen penelitian kepada dosen ahli kemudian
melakukan perbaikan berdasarkan hasil judgement
i. Melakukan uji coba instrumen penelitian kemudian menganalisisnya
j. Memperbaiki instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Melaksanakan tes awal (pretest)
Pemberian tes awal dengan soal yang telah diuji coba bertujuan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi pada subkonsep pencemaran air
b. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran learnig cycle pada subkonsep pencemaran air
c. Melaksanakan tes akhir (posttest)
Tes akhir dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Tes akhir ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran learnig cycle terhadap
keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa
d. Pemberian Angket kepada siswa untuk mengetahui respon dan tanggapan
siswa terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi
3. Tahap Akhir
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir meliputi:
a. Mengumpulkan data yang telah diperoleh melalui penelitian
b. Mengolah data penelitian yang telah diperoleh
c. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian
d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
37
I. Alur Penelitian
Alur pada penelitian ini dijelaskan pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
J.
K.
Perumusan masalah
Studi literatur
Penyusunan instrumen dan RPP dengan menggunakan
model learning cycle 5E Revisi proposal penelitian
Seminar proposal
Penyusunan proposal penelitian
Judgement instrumen
Revisi instrumen
Pelaksanan tes akhir dan pemberian angket Pelaksanaan tes awal
Penarikan kesimpulan Analisis data
Pengumpulan dan pengolahan data Pembelajaran dengan Learning Cycle 5E
[image:33.595.113.535.150.713.2]pada subkonsep pencemaran air Uji coba instrumen
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan model
pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi siswa kelas X pada subkonsep pencemaran air, diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap
keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan pada subkonsep
pencemaran air. Hal ini ditunjukkan dengan indeks gain sebesar 0,24 yang
termasuk kategori rendah dan uji hipotesis yang menyatakan bahwa Ho
diterima yang menunjukkan bahwa median nilai posttest sama dengan 65
sehingga tidak terdapat pengaruh pada keterampilan mengajukan pertanyaan
siswa melalui model pembelajaran learning cycle.
2. Terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle terhadap keterampilan
berkomunikasi siswa pada subkonsep pencemaran air . Hal ini ditunjukkan
dengan indeks gain sebesar 0,58 yang termasuk kategori sedang dan uji
hipotesis yang menyatakan bahwa Ho ditolak yang menunjukkan bahwa
rata-rata nilai posttest lebih besar dari 65 sehingga terdapat pengaruh pada
keterampilan berkomunikasi siswa melalui model pembelajaran learning
cycle.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah
dipaparkan terdapat beberapa saran, antara lain:
1. Model pembelajaran learning cycle dapat menjadi alternatif model
pembelajaran dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk beberapa kali siklus pembelajaran
60
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran learning
cycle pada seluruh aspek keterampilan proses sains.
4. Pada penerapan model pembelajaran learning cycle harus lebih
memperhatikan waktu dan tahapan-tahapannya sehingga dalam
pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
5. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan hasil penelitian yang
telah tercapai, khususnya mengenai keterampilan mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi siswa.
6. Jika akan mengambil fokus penelitian ini sebaiknya dipersiapkan lebih matang
dalam proses pembuatan instrumen sehingga hasil yang didapat akan lebih
61
DAFTAR PUSTAKA
Agustyaningrum, N. (2011). “Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran”. Makalah Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Arifin, M., et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta.
Campbell, et al. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Dahar, R. W. (1982). Peranan Keterampilan Proses dalam Pendidikan IPA. Depdikbud.
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Dewi, S. (2008). Keterampilan Proses Sains. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
62
Fajaroh, F. dan Dasna, I. W. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle. [Online]. Tersedia: http://lubisgrafura.wordpress.com [16 Agustus 2013].
Fardiaz, S. (1992). Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Fauzi, A. _ . Hakekat Media Gambar. [Online]. Tersedia:
http://bermututigaputri.guru-indonesia.net/artikel_detail-32732.html [30 juli 2013]
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University.
Hany, H. (2009). Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah Melalui Model Pembelajaran Investigasi Kelompok pada Materi pencemaran Air. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Khusaini. (2011). “Penerapan Pembelajaran Fisika dengan The 5E Learning Cycle Model untuk Meningkatkan Kemampuan Bertanya Guru dan Siswa serta Prestasi Belajar Siswa Kelas VII- E SMPN 4 Malang”. Foton, Jurnal Fisika dan Pembelajarannya. 15, (1), 1.
Kusmawati, R. D. (2010). Profil Pertanyaan Siswa SMA pada Sunkonsep Pencemaran Lingkungan melaui diskusi Kelompok Tutor sebaya. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, N. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Retraningati, D. (2011). “Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (learning cycle) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas x-2 SMA Negeri 3 Surakarta”. Jurnal Mahasiswa Pendidikan Biologi. 1, (1), 1-11. [Online]. Tersedia:
63
Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sari, S. N. (2012). Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Larutan Penyangga dengan Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif. FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sastrawijaya, T. (2009) Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Semiawan, et al. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia.
Siahaan. P. (2005). Keterampilan Bertanya dalam pembelajaran IPA. [Online]. Tersedia: www.p4tkipa.net/modul/Tahun2005/UMUM/Teknik%20Bertanya.pdf [16 Juli 2013]
Srikini. Et al. (2004). Buku Penuntun Biologi SMA Jilid I. Bandung: Erlangga.
Sriyati, et al. (2009). “Peran Bagan Konsep sebagai Bentuk Asesmen Formatif dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Botani Phanerogamae”. Proceeding The Third International Seminar on Science Education. 1-10.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian dilengkapi dengan Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Refika Aditama.
Sutardi. (2010). “Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis Spreadsheet untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi ilmiah”. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng dan DIY. 168-179.
64
Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, M. & Waslaluddin. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) 5e Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi . Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Widodo, A. (2006). “Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains”. Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. 4, (2), 139-148.
Widodo,A., Sumiati, Y., & Setiawati, C. (2006). “Peningkatan Kemampuan Siswa SD untuk Mengajukan Pertanyaan Produktif”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4, (1), 1-12.