• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEM BASED LEARNIG (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROBLEM BASED LEARNIG (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PROBLEM BASED LEARNIG (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI

PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

JurusanPendidikanSeniTari

Oleh :

SELVI MERDIAWATI 1001019

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS

PENDEKTAN SIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN

PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM

2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Oleh SelviMerdiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada FakultasPendidikanBahasadanSeni

© Asaretkha Adjane 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROBLEM BASED LEARNIG (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI

PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

oleh :

SelviMerdiawati

1001019

Disetujuidandisahkanolehpembimbing :

Pembimbing I,

DewiKaryati, S.SenM.Pd

NIP. 195807061984032002

Pembimbing II,

AgusBudimanM.Pd

NIP. 197703122005011002

Mengetahui :

KetuaJurusanPendidikanSeniTari,

Dr. FrahmaSekarningsihS.SenM.Si

(4)
(5)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... viii

DAFTAR SKEMA ……….. x

DAFTAR GAMBAR..……….……… xi

DAFTAR GRAFIK ……… xii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. LatarBelakangPenelitian ………. 1

B. IdentifikasiMasalahPenelitian ………. 9

C. RumusanMasalahPenelitian ……… 10

D. TujuanPenelitian ……….. 11

E. ManfaatPenelitian ……… 12

F. StrukturOrganisasi ………... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA …….……… 18

A. Model Problem Based Learning dalamPembelajaranSeniTari.……. 18

B. PembelajaranSeniTari ………. 26

C. Kurikulum 2013 ……… 30

D. Model –model Pembelajaran ………... 36

E. Stimulus Permainantebak kata denganmaterilagu “Ampar-amparPisang” dalamPembelajaranSeniTari ………... 42

(6)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

BAB III METODE PENELITIAN ……… 49

A. Lokasi, PopulasiSampelPenelitian……….. 50

B. DesainPenelitian……….………. 53

C. DefinisiOperasional ………... 56

D. InstrumenPenelitian……….. 59

E. TeknikPengumpulan Data ………. 64

F. Tahapan – tahapanPenelitian ………. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 72

A. Data Tentang Proses BelajarMengajarPembelajaranSeniTari di SMP N 15 Bandung SebelumMenggunakan Model Problem Based Learning (PBL)...….………. 72

B. Perencanaan model Problem Based Learning (PBL) BerbasisPendekatanScientificPadaKurikulum 2013 Menggunakan Stimulus Tebak Kata ……….. 79 C. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) BerbasisPendekatanScientificPadaKurikulum 2013 Menggunakan Stimulus Tebak Kata………. 88

D. PengolahanHasilPre-test danPost-test Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL)(PBL) BerbasisPendekatanScientificPadaKurikulum 2013………. 117 E. PembahasanHasilpenelitian ……… 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 157

A. Kesimpulan ………... 157

(7)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR UNDUHAN ……….. 159

DAFTAR PUSTAKA…. ……… 160

LAMPIRAN –LAMPIRAN ……….. 162

A. NilaiPersentiluntukDistribusi t……… 163

B. NamaPesertadidik ……… 164

C. RencanaPelaksanaanPembelajaran……… 165

D. PedomanWawancarauntuk Guru……… 214

E. PedomanWawancarauntukpesertadidik………... 215

F. Angket……… 216

G. SuratkeputusanDekan FPBS……… 218

H. Dokumentasi ……… 219

(8)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

(9)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROBLEM BASED LEARNIG (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC

UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Oleh

PenelitiandenganjudulPROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS

PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN

SENITARI PADA KURIKULUM 2013, sebagaisalahsatu model yang

akandigunakanterhadapkurangnyakeaktifandankreativitaspesertadidikdalam proses

pembelajaransenitari. Denganitupenelitianinibertujuanmengukur,

menganalisisdanmendeskripsikanpermasalahanpenelitiandiantaranya:

bagaimanaperencanaa, proses danhasilProblem Based Learning

(PBL)berbasispendekatanscientific padakurikulum 2013. Kajianpustaka yang menjadiacuandiantaranyakurikulum

2013.Inimerupakanpenelitiankuasieksperimendenganpendekatankuantitatif.Populasidansa mpelpenelitianiniadalahsiswakelas VII SMP N 15 Bandung denganjumlahsiswa 33 orang.Teknikpengumpulan data dilakukandengancarastudipustaka, observasi, wawancara,

tes, dandokumentasi.

HasilpenelitianselamadilapangandapatdisimpulkanbahwapembelajaranmenggunakanProb

lem Based Learning (PBL)berbasispendekatanscientific

berhasilmeningkatkanpembelajaransenitari, terlihatdariadanyasikappercayadiri, rasa salingmenghormati, menghargai, tolongmenolong, dankerjasama yang baikdarisebelumnya. Berdasarkananalisisuji t diperoleh, nilai 25 > 1,695, makadisimpulkanProblem Based Learning (PBL) berbasispendekatanscientific terbuktiberhasilmeningkatkanpembelajaransenitari.

.

Kata kunci :PembelajaranSeniTari, Pendekatan Scientific, Problem Based Learning

(10)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTACK

Research with thwlitleof Problem Based Learning (PBL) based on a scientific approach to enhance learning the art dance to the curriculum in 2013. As one of the models that will be used to the lack of activity and creativity of learnes in the process of learning the art of dance . In this study aims to measure, analyze and describe research problems include: how to plan, process and outcome based approach to Problem Based Learning (PBL). Study literature is the reference of which curriculum 2013. This aquasi experimental study with a quantitative approach. Populatioan and sample in this study is a class vii SMP N 15 Bandung with number 33. Data was collected by means of literature study, observation, interviews, tests and documentation. The results of field studies over the study it can be concluded that the use of Problem Based Learning (PBL) based on a scientific approach to successfully improve learning dance, seen from the assessment of cognitive, affective and psycomotor increased. Based on test analysis obtained a value of 25 > 1,695. The inferred Problem Based Learning (PBL) based scientific approach proved successful in improving learning the art of dance.

(11)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan kepentingan

pendidikan yang berkaitan dengan berbagai pihak. Sekolah sebagai pendidikan, baik

pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru, maupun peserta didik

sangat berkepentingan dan terkena imbasnya secara langsung dari setiap perubahan

kurikulum. Di samping itu, orang tua dan masyarakat pada umumnya terkena dampak

dari perubahan kurikulum tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian halnya dengan pengembangan dan penataan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP 2006) menjadi kurikulum 2013 atau KTSP 2013 akan memberikan

dampak kepada berbagai pihak.

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat

perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter

(competency and character based curriculum), yang dapat membekali peserta didik

dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan

zaman dan tuntutan teknologi. Hal tersebut penting, guna menjawab tantangan arus

globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial,

lentur serta adaftif terhadap berbagai perubahan. Kurikulum berbasis karakter dan

kompetensi diharapkan mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya

dalam bidang pendidikan dengan mempersiapkan peserta didik melalui perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi terhadap sistem pendidikan secara efektif, efisien, dan

berhasil.

Kurikulum berbasis karakter dan kompetensi diharapkan mampu memecahkan

berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang pendidikan, dengan

mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap

sistem pendidikan secara efektif, efisien dan berhasil. Kurikulum 2013 lebih ditekankan

(12)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinngkat berikutnya. Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan

berbasis kompetensi, ia berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan

masyarakatnya memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan

kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing dengan

bersanding. Hal ini diperkirakan, apabila implementasi kurikulum 2013 betul-betul

dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif dan berkarakter.

Pendidikan berkarakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan

mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan

akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar

kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Implementasi kurikulum 2013 yang

berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dan

kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan

menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalkan

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan,

lingkungan, dan pembiasaan, melaui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif.

Dengan demikian yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan oleh peserta didik

dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadikan keteladanaan dan pembiasaan

sebagai metode pendidikan utama, penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan juga

sangat penting, dan turut membentuk karakter peserta didik. Penciptaan lingkungan

yang kondusif dapat dilakukan melalui berbagai variasi metode, yang mencakup

penugasan, pembiasaan, pelatihan, pembelajaran, pengarahan dan keteladanan. Berbagai

variasi metode tersebut berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik.

Pemberian tugas disertai pemahaman dasar-dasar filosofisnya, sehingga peserta

didik mengerjakan berbagai tugas dengan kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan

komitmen yang tinggi. Setiap kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan. Sebagai

contoh dalam kegiatan kepramukaan, terdapat pendidikan kesederhanaan, kemandirian,

kesetiakawanan dan kebersamaan, kecintaan pada lingkungan dan kepemimpinan.

Pendidikan adalah upaya awal dalam proses pembelajaran untuk memperoleh

(13)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan baik apabila terdapat berbagai komponen – komponen pendukung yang tertata

dengan baik. Di dalam pelaksanaan pendidikan harus memperhatikan proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam rangka mempersiapkan lulusan era globalisasi

yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang

berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.

Penerapan pendidikan seni tari dewasa ini, masih memerlukan pembenahan.

Pedidikan seni tari masih sering diartikan sebagai belajar untuk terampil saja, tanpa

memperhatikan pendidikan nilai (sikap) peserta didik. Sehingga kedisiplinan yang

dimiliki oleh peserta didik kurang diperhatikan. Pendidikan bukan sekedar

meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya yang meningkatkan kualitas

sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga yang terampil untuk

pembangunan fisik tetapi lebih pada pembentukan sikap, mental dan karakter yang

menjadi fondasi bagi kehidupan peserta didik di masa depan, tetapi untuk peningkatan

dalam proses pembelajaran dibutuhkan penilaian pada setiap proses kegiatan yang

berlangsung yakni sesuai dengan ketiga aspek penilaian pada kurikulum 2013.

Ranah kognitif dalam hal ini lebih menekankan kepada kemampuan peserta didik

dalam berfikir, mengamati, mengilustrasikan serta bagaimana peserta didik

mengungkapkan pemahaman serta ide dan gagasannya, baik itu secara lisan maupun

sikap dalam proses pembelajaran seni tari. Penilaian ranah kognitif meliputi

indikator-indikator Intelligence (In) Kecerdasan, Capacity (Ca) Kapasitas. Ranah afektif pada

umumnya lebih melihat kepada sikap dan perilaku peserta didik yang terjalin pada

proses pembelajaran seni tari. Bagaimana peserta didik berinteraksi dengan

lingkungannya, serta kemampuan beradaptasi dengan teman-temannya. Adapun ranah

dari indikator-indikator Efficiency (EF) Kesigapan, Quikness (Qc) Kecekatan. Ranah

psikomor dilihat dari kekompakkan dan keharmonisan gerak sangat perlu diperhatikan

dalam membina sikap kerjasama sebagai upaya meningkatkan pembelajaran dalam tari

dari ranah psikomotor. Adapun penilaian ranah psikomotorik dilihat dari

indikator-indikator Redefinition (Rd) Perumusan kembali dan Skilled (Sk) Terampil.

Apabila kita lihat dari nilai (sikap), ada tiga ranah yang mengarah pada

(14)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

psikomotor. Kondisi pembelajaran di SMP N 15 Bandung pada umumnya masih

menggunakan metode konvensional yakni pemberian materi dengan satu arah teacher

center yakni berfokus kepada materi yang di sampaikan oleh guru saja. Sedangkan pola

yang ada pada kurikulum 2013 bertolak belakang dengan pola sebelumnya dengan

mengutamakan beberapa model di dalamnya salah satunya menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific. Pembelajaran seni tari

belum sepenuhnya dapat terealisasikan secara maksimal. Apabila ditinjau dari tujuan

akhir dalam pendidikannya, maka pandangan dalam tari pendidikan itu lebih

berorientasi pada strategi dan metodologi pengajaran tari salah satunya dalam proses

interaksi di lingkungan sekitar, yaitu bagaimana seorang peserta didik dapat aktif di

dalam kelas berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu guru, interaksi antara peserta

didik ataupun lingkungan lainnya. Untuk kepentingan tersebut pemerintah melakukan

penataan kurikulum 2013 yang akan menjadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan

pendidikan untuk mengembanngkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,

keterampilan dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada

jalur pendidikan sekolah.

Apabila kita lihat dari kegiatan menari terdapat pendidikan di dalam proses

menari, atau membuat gerak tari sesuai dengan kreativitas yang dimiliki peserta didik

dalam proses kegiatan belajar. Pendidikan yang diselenggarakan di setiap satuan

pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, bahkan yang

dilakukan di lembaga nonformal dan informal seharusnya dapat menjadi landasan bagi

pembentukan pribadi peserta didik, dan masyarakat pada umumnya. Namun demikian

mutu output pendidikan kenyataannya masih rendah.

Pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas masih menggunakan pola (student

center) atau metode konvensional. Cara belajar yang dilakukan di dalam kelas

berdampak kurang baik terhadap peserta didik karena peserta didik hanya menerima

materi pelajaran yang guru berikan. Bertolak belakang dengan tujuan pada kurikulum

2013 yakni lebih melihat keaktifan peserta didik dibanding guru. Guru berperan aktif di

dalam kelas dibandingkan peserta didik, tanpa melihat kemampuan yang sesungguhnya

(15)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena mereka sudah terbiasa dalam pembelajaran seni tari hanya meniru materi yang

telah guru sampaikan.

Dengan mengimplementasi kurikulum 2013 melalui pendekatan scientific berbasis

model Problem Based Learning (PBL) harapan untuk meningkatkan pembelajaran seni

tari salaah satunya dalam mengembangkan kreativitas peserta didik belum terealisasikan

sesuai dengan harapan kurikulum 2013 baik dalam penilaian ranah kognitif, afektif dan

psikomotor. Metode pembelajaran, strategi pembelajaran maupun media pembelajaran,

dan diharapkan pada pendekatan scientific ini di dalam proses belajar mengajar di dalam

kelas tidak hanya guru yang menjadi fokus di dalam kelas (teacher center), melainkan

peserta didik yang akan aktif di dalam kelas (student center) dalam berinteraksi dengan

guru maupun teman sebayanya. Hal tersebut merupakan salah satu referensi dalam

mengembangakan kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP).

Salah satu pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 yaitu pendekatan

ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat jejaring. Seperti yang telah

diketahui, bahwa melalui pengembangan kurikulum 2013 peneliti berharap akan

menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap,

keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) juga sering kali disebut metode induktif.

Sebab, dalam prosesnya, pendekatan scientific dimulai dari hal-hal yang bersifat

spesifik ke kesimpulan yang bersifat general. Untuk memperoleh pembelajaran yang

kreatif sesuai dengan pendekatan scientific yang akan diimplementasikan melalui proses

pembelajaran seni tari serta akan dipadukan dengan desain pembelajaran yang kreatif

sesuai dengan pembelajaran scientific yang akan diimplementasikan melalui proses

pembelajaran seni tari serta akan dipadukan dengan desain pembelajaran yaitu desain

model berbasis Problem Based Learning, model berbasis tersebut menekankan

keaktifan peserta didik, di dalam model ini juga peserta didik dituntut aktif dalam

memecahkan suatu masalah. Inti dari model Problem Based Learning (PBL) itu adalah

masalah (problem) yakni model pembelajaran dengan materi yang akan diberikan

(16)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan tersebut. Model tersebut bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata

sebagai suatu yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk melatih dan meningkatkan

keterampilan berfikir kritis sekaligus pemecahan masalah, serta mendapatkan

pengetahuan konsep-konsep penting.

Terkait itu, guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik mencapai

keterampilan mengarahkan diri. Dengan pengertian tersebut Problem Based Learning

(PBL) ini digolongkan kedalam pembelajaran berbasis sains. Problem Based Learning (PBL) tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi

sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Problem Based Learning (PBL) antara lain berfikir dan

pemecahan masalah. Strategi dalam Problem Based Learning (PBL) adalah memberikan

masalah dan tugas yang akan dihadapi dalam dunia kerja kepada peserta didik sekaligus

usahanya dalam memecahkan masalah tersebut. Peserta didik akan mendapatkan

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan atas masalah tersebut. Oleh karena itu,

sebaiknya urutan-urutan pembelajaran peserta didik paralel dengan urutan kejadian

yang terjadi, sehingga peserta didik akan memeroleh keterampilan kognitif dan

pengetahuan yang dibutuhkan.

Dalam proses ini, peserta didik bertanggung jawab atas pembelajaran sendiri,

karena keterampilan itu yang akan dibutuhkan olehnya kelak dalam kehidupan

profesionalnya. Ia menerapkan sesuatu yang telah diketahuinya, menemukan sesuatu

yang perlu diketahuinya, dan mempelajari cara mendapatkan informasi yang

dibutuhkkan lewat berbagai sumber, termasuk sumber-sumber online, perpustakaan,

professional, dan para pakar. Problem Based Learning (PBL) bertujuan untuk

mengembangkan dan menerapkan kecakapan, yakni pemecahan masalah, belajar

sendiri, kerja sama tim, dan pemerolehan yang luas atas pengetahuan.

Model ini digunakan karena berorientasi kepada proses belajar peserta didik

(student centered learning) dalam meningkatkan prestasi belajar, sehingga dengan

penerapan model Problem Based Learning (PBL) peserta didik dapat meningkatkan

prestasi belajar dengan cara peserta didik dapat memecahkan masalah, peserta didik

(17)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh yang luas atas pengetahuan yang ia dapat. Eveline Siregar dkk. (2013:70)

mengemukakan:

Model Problem Based Learning (PBL) mengintegrasikan dua hal, yakni kurikulum dan proses. Kurikulum yang terdiri atas masalah-masalah yang telah dirancang dan dipilih secara teliti, yang menuntut kemahiran peserta didik dalam

critical knowledge (berfikir kritis), problem solvingproficiency (belajar

memecahkan masalah), self-directed learning strategis (strategi belajar mandiri), dan tim participation skills (kemampuan bekerja sama dengan kelompok). Prosesnya meniru pendekatan sistem yang biasa digunakan untuk memecahkan masalah atau menemukan tantangan -tantangan yang dihadapi dalam hidup dan karier.

Peranan dan proses Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran seni tari

di SMP N 15 Bandung yakni sebuah kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri atas 5-6 orang. Sebelum kerja kelompok dimulai, terlebih

dahulu guru memberikan stimulus berupa tebak kata yaitu sebagai stimulus awal dalam

pembelajaran seni tari, materi tebak kata akan disesuaikan dengan tujuan dan materi

pembelajaran setelah itu memberikan apresiaasi kepada peserta didik mengenai materi

yang telah dipelajari.

Pada tahap awal kelompok-kelompok tersebut mendefinisikan tentang learning

issues (isu pelajaran/masalah belajar). Mereka meyakini bahwa setiap masalah yang

baru disajikan untuk menentukan cara membagi tugas mereka dalam memecahkan

masalah tersebut. Peserta didik bebas untuk memberikan pendapat dan ide-ide sesuai

dengan kreatifitas dan imajinasi yang mereka miliki, sehingga akan berpengaruh

terhadap prestasi belajar yang peserta didik khususnya dalam pembelajaran seni tari.

Kebermaknaan di sini merupakan manfaat dari apa yang telah peserta didik alami

selama proses penerapan Problem Based Learning (PBL) dilakukan dalam

pembelajaran seni tari seperti mempunyai kesan tersendiri atas kerjasama di dalam

kelompok maupun minat dalam mengikuti pembelajaran, sehingga memicu untuk

meningkatkan keinginan belajar dan akan berdampak positif salah satunya pada hasil

prestasi belajar dibanding seni tari baik untuk peserta didik perempuan dan peserta didik

(18)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan pengertian di atas, peneliti beranggapan bahwa pembelajaran seni tari

yang akan diterapkan melalui model Problem Based Learning (PBL) mampu

memberikan kontribusi yang positif dan memberikan pengalaman kepada peserta didik

di dalam meningkatkan pembelajaran salah satunya dalam proses mengembangkan

kompetensi peseta didik melalui kreativitas. Penerapan model Problem Based Learning

(PBL) pada pembelajaran seni tari diharapkan mampu menjembatani berbagai hambatan

yang terjadi di sekolah seperti kurangnya memahami materi, dan hanya menerima

informasi serta meniru dari guru saja tanpa diberikan peluang untuk berfikir aktif dan

kreatif. Selain itu, sebagai salah satu referensi untuk sekolah dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar khususnya pendidikan seni tari dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) ketika kurikulum 2013 sudah diterapkan di sekolah

tersebut.

Berdasarkan masalah, pada hal-hal tersebut akan meneliti penerapan salah satu

model sebagai salah satu referensi dalam mengembangkan pembelajaraan seni pada

kurikulum sebelumnya yakni yang berjudul PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN

PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15

BANDUNG yang akan berpengaruh terhadap peserta didik dalam meningkatkan

pembelajaran Seni Budaya (seni tari) dengan harapan memberikan nilai pendidikan

yang berkarakter sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka untuk membatasi teori dan

variabel penelitian maka penulisan menyusun sebuah identifikasi masalah. Adapun

identifikasi masalah yang muncul selama di lapangan. Berikut beberapa masalah yang

muncul dalam kelas ialah dalam ranah kognitif dalam hal ini peserta didik kurang

menekankan kepada kemampuan peserta didik dalam berfikir, mengamati,

(19)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan gagasannya, baik itu secara lisan maupun sikap dalam proses pembelajaran seni tari.

Penilaian ranah kognitif meliputi indikator-indikator Intelligence (In) Kecerdasan,

Capacity (Ca) Kapasitas. Ranah afektif peserta didik pada umumnya kurang peka

terhadap sikap dan perilaku peserta didik yang terjalin pada proses pembelajaran seni

tari serta peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya, serta kemampuan

beradaptasi dengan teman-temannya. Adapun ranah dari indikator-indikator Efficiency

(EF) Kesigapan, Quikness (Qc) Kecekatan. Ranah psikomor peserta didik kurang

terlihat kompak dan harmonis, gerak peserta didik sangat perlu diperhatikan dalam

membina sikap kerjasama sebagai upaya meningkatkan pembelajaran dalam tari dari

ranah psikomotor. Adapun penilaian ranah psikomotorik dilihat dari indikator-indikator

Redefinition (Rd) Perumusan kembali dan Skilled (Sk) Terampil.

Apabila kita lihat dari nilai (sikap), ada tiga ranah yang mengarah pada

pencapaian penilaian di dalam pendidikan seni tari yaitu ranah kognitif, afektif dan

psikomotor. Kondisi pembelajaran di SMP N 15 Bandung pada umumnya masih

menggunakan metode konvensional yakni pemberian materi dengan satu arah teacher

center yakni berfokus kepada materi yang di sampaikan oleh guru saja. Sedangkan pola

yang ada pada kurikulum 2013 bertolak belakang dengan pola sebelumnya dengan

mengutamakan beberapa model di dalamnya salah satunya menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific kurangnya rasa

kebersamaan diantara peserta didik sehingga kurangnya proses komunikasi selama

pembelajaran dan masih terlihat geng-gengan di dalam kelas sehingga kurang peka

kepedulian terhadap teman yang lain.

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan yang

terjadi itu akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu

(20)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan pembelajaran bukan hal yang langsung dapat terlihat hasilnya,

tetapi harus terus menerus diberikan melalui tahapan-tahapan tertentu dan memerlukan

waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, mengingat waktu yang dimiliki sangat

terbatas, dalam penelitian ini hanya melihat gejala perubahan dan perkembangan peserta

didik melalui model pembelajaran yang digunakan yakni model Problem Based

Learning (PBL), sebab perubahan sikap pada diri peserta didik, akan kecil

kemungkinannya dapat teramati dalam waktu singkat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka

ada beberapa fokus masalah penelitian yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan judul penelitian serta latar belakang masalah peneliti merumuskan

beberapa permasalahan yang terdapat dalam Problem Based Learning (PBL) mengenai

model yang akan diterapkan serta disesuaikan dengan kurikulum 2013. Model Problem

Based Learning (PBL) untuk mengembangkan pembelajaran seni tari melalui

kemampuan peserta didik yang disesuaikan dengan pengembangan pada kurikulum

2013. Untuk memudahkan penelitian ini. Maka penelitian mengidentifikasi masalah

melalui bentuk pertanyaan, diantaranya :

1. Bagaimana perencanaan Problem Based Learning (PBL) berbasis pendekatan

scientific untuk meningkatkan pembelajaran seni tari pada kurikulum 2013 kelas VII

SMP N 15 Bandung?

2. Bagaimana proses Problem Based Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific

untuk meningkatkan pembelajaran seni tari pada kurikulum 2013 kelas VII SMP N

15 Bandung?

3. Bagaimana hasil Problem Based Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific

untuk meningkatkan pembelajaran seni tari pada kurikulum 2013 kelas VII SMP N

15 Bandung?

(21)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Merujuk dari rumusan masalah di atas, diharapkan peneliti mampu menjawab

beberapa permasalahan untuk dianalisis. Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai

tujuan. Adapun beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:

1. Tujuan Umum

Mengetahui seberapa besar pengaruh model Problem Based Learning (PBL)

berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan pembelajaran seni tari pada

kurikulum 2013 di kelas VII. Turut serta mewujudkan peserta didik kreatif dan inovatif

sesuia dengan salah satu dalam 18 karakter yang harus dimiliki peserta didik yang ada

di sekolah.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan tentang perencanaan model Problem Based Learning (PBL)

berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan pembelajaran seni tari pada

kurikulum 2013 kelas VII SMP N 15 Bandung.

b. Memperoleh data mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran seni tari

dengan model Problem Based Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific

untuk meningkatkan pembelajaran seni tari pada kurikulum 2013 kelas VII SMP

N 15 Bandung.

c. Memperoleh data hasil penerapan pembelajaran seni tari dengan model Problem

Based Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan

pembelajaran seni tari pada kurikulum 2013 kelas VII SMP N 15 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Lembaga Pendidikan

a. Dapat memberikan kontribusi (masukan) supaya lebih meningkatkan kualitas

pendidikannya dalam mencetak para guru yang professional dan berkarakter.

b. Sebagai kontribusi (masukan) terhadap sekolah tentang salah satu proses

pembelajaran seni tari dengan menggunakan implementasi kurikulum 2013 melalui

(22)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prestasi pembelajaran seni tari kelas VII SMP N 15 Bandung untuk mempermudah

pencapaian tujuan pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Umum

1) Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melaksanakan proses belajar

mengejar dengan implementasi kurikulum 2013 melalui pendekatan scientific

berbasis Problem Based Learning(PBL) untuk meningkatkan prestasi pembelajaran

seni tari kelas VII SMP N 15 Bandung.

2) Sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran seni tari untuk perbaikan pada

pembelajaran seni tari selanjutnya

3) Sebagai titik tolak dalam membuat inovasi pembelajaran seni tari pada pembelajaran

selanjutnya.

b. Khusus

1) Sebagai bahan acuan atau pedoman dalam pembelajaran seni tari pada pembelajaran

selanjutnya di SMP N 15 Bandung.

2) Sebagai bahan evaluasi dalam pembelajaran seni tari untuk perbaikan pada

pembelajaran seni tari selanjutnya di SMP N 15 Bandung.

3) Sebagai titik tolak dalam membuat inovasi pembelajaran seni tari pada pembelajaran

selanjutnya di SMP N 15 Bandung.

3. Bagi Peserta Didik

Dalam penelitian ini peserta didik memiliki peranan serta pengaruh yang sangat

besar, karena peserta didik berperan sebagai objek dalam penelitian ini. Adapun

manfaat yang diharapkan bagi peserta didik, diantaranya:

a. Umum

1) Memberikan wawasan dan pengalaman baru pada peserta didik mengenai seni tari

2) Meningkatkan kreativitas peserta didik dalam mengeksplorasi kemampuannya

melalui kegiatan pembelajaran seni tari

(23)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Khusus

Melalui Problem Based Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific dapat

meningkatkan pembelajaran seni tari yang dirangkum sesuai dengan kurikulum

2013 pada peserta didik kelas VII, diantaranya:

1) Dengan cerdas mengamati dan mengilustrasikan materi yang disampaikan

2) Dengan kapasitas tertentu dapat mengaplikasikan materi ke dalam gerak

3) Dapat memberikan kualitas yang baik dalam merangkai gerak dan membuat tema

4) Dapat sigap dalam merespon materi yang diberikan oleh guru

5) Dengan cekat bertindak di dalam kerjasma kelompok

6) Kemampuan menyusun hasil yang telah dieksplorasi ke dalam gerak sesuai dengan

tema

7) Dapat mendemonstrasikan hasil karya yang telah dibuat secara kelompok dengan

baik

4. Bagi Peneliti

Manfaat yang didapat oleh peneliti setelah melakukan penelitian ini diantaranya:

1) Memberikan pengalaman, wawasan baru dalam kegiatan belajar mengajar

2) Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan inovasi baru dalam mengajar

3) Memberikan motivasi baru untuk selalu belajar menjadi tenaga pendidik yang ahli

dan professional dibidangnya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi bagian ini berisi tentang rincian penulisan setiap

bab diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari:

1. A. Latar Belakang Penelitian. Pada latar belakang penelitian ini dibahas mengenai

Problem Based Learning (PBL)(PBL) sebagai salah satu model yang akan

digunakan untuk meningkatkan pembelajaran seni tari yang berbasis pendekatan

scientific pada kurikulum 2013 di kelas VII. Selain itu juga pada bab I dibahas

lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian.

2. B. Identifikasi Masalah Penelitian membahas mengenai masalah yang muncul

(24)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan yang muncul diantaranya rasa kebersamaan, komunikasi dan

kurangnya sikap rasa penghargaan terhadap orang lain.

3. C. Rumusan Masalah Penelitian. Rumusan masalah ini muncul 3 fokus pertanyaan

salah satunya yaitu: Bagaimana hasil Problem Based Learning (PBL) berbasis

pendekatan scientific untuk meningkatkan pembelajaran seni tari pada kurikulum

2013 kelas VII SMP N 15 Bandung.

4. D. Tujuan Penelitian. Tujuan ini memaparkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai

dalam pembelajaran seni tari diantaranya tujuan yang ditujukan untuk umum dan

khusus.

5. E. Manfaat Penelitian. Tentu saja sebuah penelitian harus memiliki manfaat bagi

lembaga pendidikan, guru, peserta didik dan khususnya bagi peneliti sendiri.

6. F. Struktur Organisasi Skripsi. Struktur organisasi skripsi ini berfungsi untuk

merinci urutan penulisan penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian

sehingga dapat mendukung penelitian yang dilakukan. Adapun beberapa teori tersebut

dijabarkan dalam beberapa sub bab sebagai berikut:

1. A. Model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran seni tari sebagai

model pembelajaran yang digunakan yang di dalamnya menjelaskan pengertian

model tersebut serta langkah-langkahnya.

2. B. Pembelajaran Seni Tari. Yang terdiri dari konsep pembelajaran seni tari dan

komponen-komponen pembelajaran.

3. C. Kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 ini berisi mengenai pendekatan yang

akan digunakan yaitu pendekatan scientific.

4. D. Model-model Pembelajaran. Yang di dalamnya berisi pengertian model-model

pembelajaran dan keterkaitan salah satu model ke dalam penelitian ini.

5. E. Stimulus Permainan Tebak Kata dengan materi “Ampar-ampar pisang” dalam

pembelajaran seni tari, merupakan materi yang akan digunakan dalam penelitian

(25)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. F. Karakteristik Perkembangan Perilaku Peserta didik Tingkat Menengah Pertama.

Membahas mengenai karakteristik peserta didik remaja antara lain: perkembangan

fisik dan intelektual remaja dan perkembangan emosi dan sosial remaja.

7. G. Hipotesis Penelitian. Merupakan dugaan sementara mengenai Problem Based

Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan pembelajaran

seni tari pada kurikulum 2013 di kelas VII SMP N 15 Bandung. Terdapat dua

dugaan sementara yakni penelitian ini berhasil ( = ) dan apabila penelitian ini

gagal ( ≠ ).

BAB III METODE PENELITIAN terdiri atas:

1. A. Metode Penelitian, berisikan mengenai pembahasan metode yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.

2. B. Lokasi, Populasi dan Sampel. Pada bab ini mengenai lokasi penelitian yang di

lakukan di sekolah SMP N 15 Bandung yang berada di jl. Setia Budhi no.89.

Populasi yang digunakan adalah peserta didik SMP N 15 kelas VII yang berjumlah

33 orang dengan jumlah keseluruhan 339.

3. C. Desain penelitian

4. D. Definisi Operasional merupaka bagian yang berfungsi untuk membatasi

penafsiran judul penelitian yang di dalamnya terdapat pengertian model Problem

Based Learning (PBL), pendekatan scientific, pembelajaran seni tari, Kurikulum

2013 dan Lokasi penelitian.

5. E. Variabel Penelitian, membahas mengenai variabel yang mempengaruhi

penelitian (Problem Based Learning) merupakan variabel x, sedangkan yang

dipengaruhi penelitian (Pembelajaran Seni Tari) merupakan variabel y.

6. F. Instrumen Penelitian. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrument

penelitian dan instrument lainnya adalah studi pustaka, observasi, wawancara, tes

dan dokumentasi penelitian.

7. G. Teknik Pengumpulan Data. Teknik ini dilakukan untuk tata cara mengumpulkan

data dalam penelitian ini diantaranya melalui studi pustaka, observasi, wawancara,

(26)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. H. Tahapan-tahapan Penelitian. Pada tahapan ini peneliti melakukan

langkah-langkah penelitian diantaranya : menentukan judul penelitian, penyusunan proposal

penelitian, melaksanakan siding proposal, melengkapi persyaratan adminnistrasi,

pelaksanaan penelitian, analisis dan pengolahan data, penyusunan laporan,

penyusunan proposal, pengumpulan data, proses bimbingan, penelitian lapangan,

analisis dan pengolahan data.

9. I. Teknik Analisis Data dilakukan dengan menggunakan teknik penilaian pre-test,

proses dan post-test.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. A. Hasil Penelitian

(1) Data Tentang Proses Belajar Mengajar Pembelajaran Seni Tari di SMP N 15

Bandung Sebelum Menggunakan Model Problem Based Learning (2) Perencanaan

model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Pendekatan Scientific Pada

Kurikulum 2013 Menggunakan Stimulus Tebak Kata(3) Penerapan Model Problem

Based Learning (PBL) Berbasis Pendekatan Scientific Pada Kurikulum 2013

Menggunakan Stimulus Tebak Kata(4) Pengolahan Hasil Pre-test dan Post-test

Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Pendekatan

Scientific Pada Kurikulum 2013

2. B. Pembahasan Hasil Penelitian

(1) Deskripsi Hasil Pembahasan Penelitian. Deskpripsi hasip penelitian memaparkan

keberhasilan pencapaian pembelajaran peserta didik di dalam kelas dimana

dideskripsikan bahwa pembelajaran seni tari menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan pembelajaran

seni tari pada kurikulum 2013 di SMP N 15 Bandung cukup signifikan dalam

meningkatkan pembelajaran seni tari terbukti adanya peningkatan dari nilai pre-test

dan post-test.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. A. Membuat Kesimpulan Keseluruhan merupakan jawaban terhadap pertanyaan

penelitian atau rumusan masalah dalam penelitian. Kesimpulan dalam penelitian ini

(27)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(PBL)berbasis pendekatan scientific dan berhasil dalam meningkatkan pembelajaran seni tari ditandai dengan peningkatan perolehan pre-test dan post-test.

Selain ditandai dengan perubahan sikap peserta didik yang awalnya egois dan tidak

ada kebersamaan, namun dengan proses pembelajaran lambat laun terjadi

perubahan sikap yang menunjukan adanya kesadaran dan kemauan untuk menjalin

hubungan yang baik antar teman sehingga berdampak terhadap kebersamaan

sehingga pada akhirnya kebersamaan tersebut akan timbul dan Nampak ada

perubahan sikap secra signifikan.

2. B. Memberikan saran. Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada Guru Mata

Pelajaran Seni Budaya (seni tari), Sekolah SMP N 15 Bandung dan Lembaga

pendidikan yang bersangkutan guna untuk mencapai peningkatan kualitas hasil

pembelajaran peserta didik sehingga dapat menyentuh 3 ranah pembelajaran yang

diharapakan sesuai dengan ketentuan pada kurikulum 2013 yakni ranah kognitif,

afektif dan psikomotor.

DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN. Daftar pustaka merupakan daftar

sumber-sumber yang dijadikan referensi dan acuan, dalam penelitian ini terdapaat

dua sumber yang digunakan yakni sumber yang berasal skripsi kakak kelas, buku

dan internet atau secara online.Lampiran merupakan dokumen-dokumen yang

(28)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai

pemahaman. Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang bagaimana

langkah-langkah untuk meneliti suatu masalah. Adapun metode yang digunakan dalam

penelitian ini berdasarkan tujuannya, yaitu jenis metode penelitian terapan.

Dalam suatu penelitian diperlukan metode atau pendekatan yang berguna untuk

memecahkan suatu permasalahan yang teliti. Pemilihan metode yang tepat turut

menentukan keberhasilan suatu penelitian, karena dalam metode penelitian dapat

terlihat jelas mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan, serta arah dan tujuan dari

penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model

Problem Based Learning (PBL) ini dalam meningkatkan pembelajaran seni tari di kelas

VII SMP N 15 Bandung.

Sugiyono (dalam Skripsi Risa, 2008: 52), menyatakan bahwa:

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah.

Dalam metode penelitian yang dipaparkan di atas, adapun jenis-jenis metode yang

diklasifikasikan berdasarkan, tujuan dan tingkat alamiyah objek yang diteliti. Sugiono

(2010:9) mengungkapkan:

Metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar ( basic

research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian pengembangan (research and development). Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan,

metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik.

Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen,

karena penelitian ini digunakan untuk mengujicobakan suatu model pembelajaran di

(29)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan… „. Pada peneltian ini diusahakan mencari pengaruh dari proses pembelajaran yang akan dilakukan terhadap peserta didik sebagai objek penelitian.

Mengemukakan pemaparan di atas, penelitian menggunkan metode quasi

eksperimen yaitu untuk menguji cobakan salah satu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)dalam pembelajaran seni tari guna mencapai pembelajaran yang aktif

sesuai dengan salah satu 18 karakter yang harus dimiliki peserta didik serta

pembelajaran tersebut diaplikasikan ke dalam pendekatan scientific pada kurikulum

2013. Penelitian memfokuskan kepada kelas VII A yang berjumlah 33 orang, hal

tersebut dilakukan pada penelitian ini hanya mengambil satu kelas sempel yang sudah

mewakili penelitian yang kan peneliti lakukan percobaan.

A.Lokasi, Populasi,Sampel Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah SMPN 15 Bandung yang berada dijalan Dr. Setia Budhi

No.89 Kota Bandung. Sekolah ini merupakan sekolah yang mempelajari kesenian sunda

termasuk seni tari serta mengadakan kegiatan ekstrakulikuler seni tari yang di

selenggarakan setiap hari sabtu selain itu juga kegiatan ekstrakulikuler seni yang

diantaranya, paduan suara, angklung, gamelan dan keterampilan melukis. Guru yang

menjadi peneliti adalah peneliti sendiri, karena peneliti selain sedang melaksanakan

kegiatan PLP berlangsung. Pengambilan tempat ini agar memudahkan dan melancarkan

dalam melakukan penelitian.

Maka dari itu, peneliti merasa tertarik untuk mengembangkan kreativitas dan

wawasan peserta didik dengan pembelajaran tari yang bervariati. Lokasi tersebut dipilih

karena di samping yang sangat strategis untuk melakukan penelitia dan SMP N15

Bandung ini dianggap tepat sebagai tempat untuk menerapkan model Problem Based

Learning (PBL), ini salah satu cara atau alternatif yang baik untuk pembelajaran seni

tari, dalam mengembangkan kemampuan peserta didik baik secara teks dan konteks.

(30)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kuantitatif populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri

atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini

yang menjadim objek penelitian yaitu kelas VII A sebagai refresentatif ( perwakilan )

dari objek yang akan diteliti sesuai dengan syarat dan kriteria yang telah memenuhi

syarat pada penelitian yang akan dilakukan.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian menurut Arikunto (dalam Skripsi

Risa, 2008: 60). Populasi yang diambil dalam penelitian adalah peserta didik kelas VII

SMPN 15 Bandung. Hal ini didasarkan pernyataan bahwa upaya pendidikan dilakukan

pada peserta didik Tingkat Menengah Pertama yang memilki ciri-ciri khusus . Oleh

karena itu, dalam hal ini anak usia remaja sekolah menengah pertama merupakan

subjek yang tepat sebagai dasar peletakan struktur perilaku kompleks yang harus

dibangun sepanjang hidupnya untuk kehidupan selanjutnya yakni dalam upaya

peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan scientific

(ilmiah) berbasis Problem Based Learning (PBL).

Tabel3.1

Populasi Penelitian

Kelas VII SMPN 15

Bandung Jumlah

10 kelas 339

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi. Pada penelitian ini sampel yang

digunakan yaitu kelas VII A dari 10 kelas VII yang ada di SMP N 15 Bandung. Hal

tersebut dilakukan berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari kelas

VII, serta hasil observasi yang telah dilakukan mengingat peserta didik kelas VII

cenderung lebih aktif untuk menguji coba, khususnya dalam pembelajaran seni tari

(31)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikuto (dalam Risa,

2008 : 60). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas VII

SMPN 15 Bandung. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik Sampling Purposive adalah teknik penelitian sempel dengan

pertimbangan tertentu. Sampling Purposive yaitu dengan cara memilih peserta didik

yang sekiranya dianggap dapat mendukung pelaksanaan penelitian.

Sesuai pernyataan Sugiono (2013: 215) menyatakan bahwa: „Sampling Purposive

adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu‟. Dalam hal ini yang menjadi sampel dalam penelitian adalah peserta didik kelas VII A yang berjumlah 33 orang.

Sampel tersebut dipilih berdasarkan kriteria dengan pertimbangan tertentu dan dapat

mendukung pelaksanaan penelitian.

Adapun sampel dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No Nama Peserta didik Jenis Kelamin L/P

1 Achmad Muzaki Laki-laki

2 Agung Trilaksana Laki-laki

3 Anggita Hana Putri Perempuan

4 Annisa Dwi Rahayu Perempuan

5 Arif Andrian Laki-laki

6 Asep Zen Zaenul Millah Laki-laki

7 Athiyya Yumna Arifa Perempuan

8 Azmi Yasmina Perempuan

9 Difa Salmadhia Perempuan

10 Divia Rachmadia Alifah Perempuan

11 E Nasrul Nijam Laki-laki

12 Elma Vionita Perempuan

(32)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

14 Farsya Alarsy Perempuan

15 Lutfiyah Restu Utami Perempuan

16 M. Andi Mustofa Laki-laki

17 M. Daffa Raihan Laki-laki

18 M. Fikri Akbar Laki-laki

19 M. Rajasa Mahaputra B.R Laki-laki

20 M. Resta Destyana Laki-laki

21 Nada Indah Pratiwi Perempuan

22 Nefra Alifa Febriana Perempuan

23 Ni Luh Melika Candra W.M Perempuan

24 Rian Eka Saputra Laki-laki

25 Rizki Dimulya Laki-laki

26 Rizky Nur Ichsan Laki-laki

27 Sandi Septian Rafi Saputra Laki-laki

28 Sania Rahayu Perempuan

29 Selvy Helvyana Perempuan

30 Syihabuddin Laki-laki

31 Taufik Hidayat Laki-laki

32 Vaerell Arnoud Lokopessi Laki-laki

33 Yunicka Dwi Hapsari Alamsyah Perempuan

B.Desain penelitian

Ketercapaian pembelajaran lebih ditekankan kepada kerjasama dan hubungan

interaksi sosial yang dibangun oleh peserta didik dalam menciptakan sebuah tari kreasi

melalui interprestasi peserta didik dalam menanggapi sesuai dengan stimulus yang

diberikan yaitu permainan tebak kata.

Campbeel dan Stanley (2013: 74) membagi jenis desain ini berdasarkan atas baik

dan buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya eksperimen antara lain:

(33)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. True Exsperimental Design (eksperimen yang dianggap sudah baik).

Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

eksperiment. Hal tersebut disebabkan sampel yang digunakan hanya satu, tanpa adanya

kelas kontrol atau kelas pembanding. Alasan menggunakan desain eksperimen ini,

karena pada pelaksanaannya tidak menggunakan dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Hal tersebut dilakukan agar konsentrasi peneliti di dalam pelaksanaannya

tidak terpecah, dan penelitian dapat dilakukan secara efektif untuk mencapai hasil yang

maksimal. Selanjutnya Sugiono menyatakan bentuk pre-eksperimental ada beberapa

macam yaitu: One-Shot Case Study, One-Group Pretest, Postters Design, dan intact-

Group Comparison.

Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah One-Group Pretest-Postters

Design, yakni penelitian yang dilakukan pada satu kelompok saja tanpa ada kelompok

perbandingan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 3.1

Model eksperimen

One Group Pre-test-Post-test

Keterangan :

O1 : Tes Awal

χ : Eksperimen (Penerapan Model)

O2 : Tes Akhir

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2013: 75) bahwa :

(34)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk penelitian. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desaign Quasi

Experimental.

Di dalam dalam desan ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum

eksperimen dan sesudah ekperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (o1)

di sebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test. Peneliti

mengambil metode quasi eksperimen ini karena masalah waktu supaya lebih efektif.

Dalam penelitian ini materi tes awal yaitu eksplorasi ruang dalam gerak pada

peserta didik diminta untuk mengekplor gerak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

peserta didik tidak adanya rangsangan atau stimulus sama sekali hanya berupa

pengalaman peserta didik terhadap pembelajaran seni tari. Tujuan dilakukannya tes

awal untuk mengukur sejauh mana peserta didik mampu bergerak. Selanjutnya adalah

perlakuan eksperimen dengan diterapkannya pada pembelajaran seni tari dengan

menggunakan rangsangan permainan tebak kata dengan menerapkan model Problem

Based Learning (PBL) sebagai suatu model yang akan menunjang lancarnya proses

belajar mengajar yang dilaksanakan.

Dari pemaparan di atas bahwa pengaruh model Problem Based Learning (PBL)

terhadap pembelajaran seni tari, akan mengukur sejauh mana mereka selalu lebih cepat

dan mudah menyelesaikan tugasnya dan akan selalu mencapai hasil yang lebih tinggi

dari hasil sebelumnya dan kerja sama dalam kelompok akan semakin meningkat.

Dengan diterapkannya model Problem Based Learning (PBL) ini maka peserta didik

tidak akan merasa disepelekan atau dianggap tidak bisa menari, tetapi peserta didik akan

mampu mengajar teman lain yang tidak bisa untuk belajar bersama-sama memecahkan

masalah kelompok sehingga nilai yang akan diharapkan rata-rata nilai yang sama dan

baik dan antar peserta didik akan semakin saling menghargai.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent

variable) dan variabel terikat (dependent variable).

(35)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab dari

variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Problem

Based Learning (PBL) Berbasis Pendektan Scientific.

b. Variable Terikat / dependent Terikat (y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah Meningkatkan Pembelajaran Seni Tari Kelas VII SMPN 15 Bandung.

Poses

Skema 3.2 Variabel Penelitian

Keterampilan tertentu

1) Intellegence (In) kecerdasan = Cara berfikir, mengamati dan mengilustrasikan

materi yang disampaikan

2) Capacity (Ca) kapasitas = Respon daya fikir

3) Efficeincy (Ef) kesigapan = Respon sikap/bertindak

4) Quikness (Qc) kecekatan = Respon cepat tanggap dalam bertindak

5) Redefinition (Rd) perumusan kembali = Menyusun karya dan mengaplikasikan

6) Skilled (Sk) kemampuan = Menyusun hasil yang telah diekspolari kedalam gerak

sesuai dengan tema

C.Definisi Operasional

Di dalam penelitian ada beberapa istilah dalam judul penelitian. Sesuai dengan

judul bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang model pembelajaran

berbasis Problem Based Learning (PBL) menggunakan pendekatan scientific. Untuk Variabel Independent (x)

Problem Based Learning

Variabel Dipendent (y)

(36)

Silvi Merdiawati, 2014

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFICUNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI TARI PADA KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP N 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menafsirkan istilah dalam judul, maka dalam hal ini peneliti memberikan batasan

pengertian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu

strategi dalam pembelajaran kreatif berbasis sains atau strategi pembelajaran

dengan diberikan adanya masalah atau kasus yang memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mempraktikan keterampilan spesifik yang di pelajari dikelas

sesuai dengan kreativitas yang telah di buat. Pada pembelajaran ini peserta didik di

berikan stimulus melalui permainan tebak kata untuk mengarahkan kepada

pertanyaan atau masalah dan bagaimana mendorong peserta didik dalam

mengekspresikan ide-ide secara terbuka serta mengilustrasikan ke dalam

keterampilaan tertentu dengan teknik yang baru saja dijelaskan. Strategi ini akan

sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut

keterampilan tertentu.

2. Berbasis pendekatan scientific pada kurikulum 2013 yaitu pembelajarn yang dikelas

berharap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada kurikulum 2013 yang

bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin peserta didik dan mendorong peserta didik

untuk aktif. Pada kurikulum 2013, peserta didik bukan lagi menjadi objek tapi

justru menjadi subjek yang ikut mengembangkan tema yang ada.

Sesuai dengan tujuan akhir kurikulum 2013, maka guru akan memberikan

stimulus berupa permaina tebak kata yang akan merangsang dalam proses belajar

mengajar di dalam kelas. Supaya menjadikan peserta didik aktif sesuai dengan

ketentuan scientific. Pelaksanaan kurikulum 2013 seperti yang sudah dikatakan di atas,

dilaksanakan melalui pendekatan scientific. Pada pelaksanaannya pendekatan ini

menekankan pada lima ranah penting yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar

dan komunikasi/membuat jejaring. Lima ranah ini harus benar-benar terlihat pada

pelaksanaan pembelajaran di lapangan. Hal tersubut yang akan memicu supaya

menjadikan sisa yang aktif dan kreatif sesuai dengan 18 karakter peserta didik di SMP

N 15 Bandung.

3. Pembelajaran seni tari merupakan gabungan dari cipta, rasa dan karya manusia

Gambar

Tabel 3.2 Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Format Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “ Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame,

Pengaruh model CIRC( cooperative integrited reading and composition) terhadap efekfitas pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII SMP YAS BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia

EKSPLORASI GERAK MELALUI PENAFSIRAN LIRIK LAGU DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 15

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan pendekatan saintifik sesuai Kurikulum 2013 di kelas VII SMP Negeri

RIAS FANTASI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA KELAS IX DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP NEGERI

APLIKASI MODEL COOPERATIVE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENI TARI PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMMADIYAH 6

Studi Deskriptif Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Inquiry DalamN Implementasi Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3

“PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA (Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah