• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUKARAME, KABUPATEN TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN SENI TARI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUKARAME, KABUPATEN TASIKMALAYA."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari

Oleh :

ZIA SITI NURLATIFAH NIM : 1000421

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Implementasi Kurikulum 2013 Untuk

Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1

Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Oleh

Zia Siti Nurlatifah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Zia Siti Nurlatifah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUKARAME, KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh :

ZIA SITI NURLATIFAH 1000421

Disetujuidandisahkanolehpembimbing : DosenPembimbing I

HeniRohayani, S.Sen,M.Si. NIP. 195901121985032001

DosenPembimbing II

BebenBarnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

KetuaJurusanPendidikanSeniTari

(4)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………...………...i

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR…..………...……….….iii

UCAPAN TERIMAKASIH...iv

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR TABEL………..……...ix

DAFTAR DIAGRAM...x

DAFTAR GAMBAR………....xi

DAFTAR LAMPIRAN………...…...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………..8

C. Rumusan Masalah……….……….8

D. Tujuan Penelitian………..……….8

E. Manfaat Penelitian………...…9

F. Struktur Organisasi Penelitian………...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Kurukulum 2013………...12

B. Proses Pembelajaran Tari……….17

C. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013……..18

1. Konsep Penilaian Autentik……….………..20

2. Teknik Penilaian Autentik………...21

D. Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari…….……….31

1. Penilaian Sikap……….…...31

2. Penilaian Pengetahuan………...……...33

(5)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian………...36

B. Desain Penelitian………....………...37

C. Lokasi dan Subjek Penelitian………...37

D. Definisi Operasional………38

E. Instrumen Penelitian………39

F. Tekhnik Pengumpulan Data……….45

G. Teknik Analisis Data………...49

H. Tahapan Penelitian...50

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian………....54

1. Deskripsi Lokasi Penelitian………...54

a. Lokasi SMP Negeri 1 Sukarame………...……...54

b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Sukarame………..…...55

c. Keadaan Guru...55

d. Keadaan Siswa...57

e. Fasilitas dan Sarana Belajar...57

f. Data Responden...57

2. Konsep Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya……...59

3. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame………...62

4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...64

(6)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. PembahasanHasilPenelitian………...88

l. Konsep Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya…...90

2. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...99

3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...101

4. Produk Penilaian Autentik pada proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………...103 B. Rekomendasi………...……….104

DAFTAR PUSTAKA……….105

LAMPIRAN………108

(7)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya” adalah sebuah penelitian yang mengungkap tentang konsep penilaian autentik, proses penilaian autentik, faktor pendukung dan penghambat serta produk yang dihasilkan dari penilaian autentik dalam pembelajaran seni tari untuk kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif. Lokasi dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukarame Tahun Ajaran 2013/2014 yakni 20 orang siswa, guru seni budaya, kepala sekolah dan wakasek bagian kurikulum sebagai responden. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, angket dan studi pustaka sebagai instrument untuk mengumpulkan data.

Hasil penelitian dilapangan tentang konsep penilaian autentik menunjukan bahwa proses pembelajaran seni tari dinilai dari tiga aspek yaitu penilaian autentik afektif, penilaian autentik kognitif dan penilaian autentik psikomotor, proses penilaian autentik afektik dilihat dari sikap spritual, sikap sosial, penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman, proses penilaian autentik kognitif dilihat dari tes lisan dan tes tulisan, proses penilaian autentik psikomotor dilihat dari tes praktek dan portofolio. Faktor pendukungnya ruang kesenian. Faktor penghambatnya banyaknya format penilaian. Produk penilaian autentik yaitu tugas terstruktur dan tugas tidak terstruktur.

(8)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The study, entitled " Authentic Assessment in Subjects Dance in the Implementation of Curriculum 2013 for Seventh Grade Students of SMP Negeri 1 Sukarame Tasikmalaya " is a revealing study of the concept of authentic assessment , authentic assessment process , enabling and inhibiting factors and the resulting product of authentic assessment in learning to dance in the seventh grade of SMP Negeri 1 Sukarame .

This study used a descriptive method of analysis through a qualitative approach . The location and the subject of his research is the seventh grade students of SMP Negeri 1 Sukarame the 2013/2014 School Year 20 students , a teacher of art and culture , the principal and Vice Principal of the curriculum as part of the respondents . Data were collected by interview , observation , questionnaire and literature as an instrument to collect data .

The results of field research on the concept of authentic assessment shows that the process of learning the art of dance assessed from three aspects: affective authentic assessment , authentic assessment of cognitive and psychomotor authentic assessment , authentic assessment process afektik seen from the attitude of spiritual , social attitudes , self-assessment and peer assessment , authentic assessment of cognitive processes seen from the oral test and a writing test , the psychomotor seen authentic assessment of practice tests and portfolios . Factors supporting the arts space . The amount of the inhibiting factor assessment format . Authentic assessment products are structured tasks and unstructured tasks .

(9)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berlakunya kurikulum 2013 dengan tujuan peningkatan pada pendidikan

maupun kualitas pembelajaran yang diterapkan para pendidik di sekolah. Hal ini

merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan secara luas. Kualitas hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh

kemampuan guru dalam mengajarkannya. Dengan kata lain untuk mendapatkan

hasil belajar yang baik dan berkualitas diperlukan tenaga-tanaga guru yang

professional. Keberagaman kompetensi guru-guru seni budaya SMP sacara umum

disebabkan minimnya fasilitas, pengalaman, dan latar belakang pendidikan yang

beragam menjadi kendala yang serius dalam pelaksanaan pembelajaran seni

budaya di sekolah.Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru-guru Seni Budaya

dibina untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui kegiatan pelatihan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran Seni Budaya.Melalui

kegiatan pendidikan dan latihan ini diharapkan pemahaman dan penguasaan

kurikulum yang berlaku semakin baik, dengan disertai kemampuan dan kemauan

untuk membuat inovasi pembelajaran serta pengembangan profesi Guru yang

mengarah pada tujuan pendidikan secara untuh.

Sebanyak 102.053 sekolah di seluruh Indonesia dari semua jenjang

pendidikan menjadi sasaran dari penerapan kurikulum 2013. Namun untuk

jenjang Sekolah Dasar (SD) hanya 30 persen sekolah dari seluruh SD di Indonesia

yang dijadikan tempat pemberlakuan kurikulum 2013 tahap pertama.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim (2013) mengatakan

bahwa kriteria penetapan sekolah dilihat berdasarkan dari wilayah provinsi dan

kabupaten/kota, jenis sekolah negeri dan swasta, ketersediaan guru dan sarana

prasarana, serta status akreditasi. "Jadi memang tidak ada piloting. Semua

(10)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013 di Pusat

Pengembangkan Tenaga Pendidikan, Depok, Selasa (12/2/2013). Berdasarkan data

yang diperoleh dari Kemdikbud, jumlah SD yang menerapkan kurikulum 2013

sebanyak 44.609 sekolah. Kemudian pada jenjang Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebanyak 36.434 sekolah dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak

3.250.717.

Adapun pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 11.535

sekolah dengan jumlah siswa kelas X sebanyak 1.420.933. Sedangkan Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 9.875 sekolah dengan jumlah siswa kelas X

sebanyak 1.131.549.

http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/15255699/Kurikulum.2013.Mulai.Dit

erapkan.di.Lebih.100.000.Sekolah (12-05-2014)

Pada kurikulum baru 2013 ini terdapat banyak perubahan dan perbedaan dengan kurikulum lama, yakni orientasi substansinya lebih ke pembelajaran berbasis siswa. Contohnya dulu siswa dalam aktifitas belajarnya diberi tahu sekarang siwa mencari tahu.Penerapan kurikulum 2013 sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi. Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi (Susilo, 2007, hlm. 10) bahwa: “saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang perlu segera dianggap dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Di mana peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum seperti pembaruan dan diversifikasi kurikulum”.

Kurikulum seni budaya di sekolah berbasis pada pengalaman interaksi,

abstraksi, ekspresi, dan eksistensi yang bertujuan membentuk insan Indonesia

yang beradab. Tujuan ini dapat tercapai apabila didasari pengetahuan yang

berbudaya, artinya siswa memiliki kemampuan dalam menyajikan pengetahuan

dengan bahasa yang jelas, logis, sistematis, dan estetis, disertai dengan tindakan

yang mencerminkan anak beriman dan berakhlak mulia. Untuk mencapai

kemampuan tersebut diperlukan keahlian guru dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran, yang salah satunya adalah penilaian, karena yang seringkali terjadi,

(11)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berorientasi pada pengetahuan di tingkat mengingat, dan mengerti saja. Hal

ini tentu tidak dapat membentuk insan yang beradab, karena alat ukur yang

digunakan hanya pada tataran mengingat dan mengerti. Penilaian kinerja

merupakan salah satu alternatif penilaian yang dapat mengukur dari berbagai jenis

kemampuan, sehingga berpikir tingkat tinggi pada tataran menerapkan,

menganailsis, dan mencipta dapat dicapai.Namun demikian diperlukan guru yang

dapat mengembangkan penilaian kinerja, agar mampu mengukur kemampuan

siswa secara komprehensif, baik pengetahuan, sikap, serta keterampilan yang

terintegrasi.

Implementasi kurikulum 2013 diberikan untuk semua jenjang pendidikan,

termasuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Berimplikasi pada model

penilaian pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pencapaian kompetensi

merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan

menginterprestasi informasi untuk menentukan kompetensi peserta didik telah

mencapai tujuan pembelajaran.

Sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66

Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, penilaian pencapaian

kompetensi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh

pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian

pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,

kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan

potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.

Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada pendidik agar dapat

menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.

Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui

langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi

melalui sejumlah bukti yang menunjukan pencapaian kompetensi peserta didik.

Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara seperti penilaian unjuk

kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), tes

(12)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik (portofolio), dan penilaian diri. Penilaian tersebut merupakan sistem

penilaian autentik atau asesmen autentik.

Asesmen Autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan

atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau

evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable.

Penerapan asesmen autentik ini dilakukan oleh pengajar untuk mengetahui hasil

prestasi belajar peserta didik. Hal ini berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,

aktivitas mengamati, mencoba, dan menilai prestasi luar sekolah.

Dalam American Librabry Association asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Asesmen autentik adakalanya disebut penilaian responsive, sesuai metode yang sangat popular untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki minat dan bakat khusus, hingga yang jenius. Asesmen autentik juga dapat diterapkan pada bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah

dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Karena, penilaian

semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik

dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan

lain-lain. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru

bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, sering kali pelibatan

siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar

lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk

merefleksikan dan mengevaluasi mereka sendiri dalam rangka meningkatkan

pemahaman yang lebih tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan

belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang

berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang

(13)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik,

serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses

pembelajaran, guru dan peserta didik berbagai pemahaman tentang kriteria

kinerja. penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas

perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka

berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik

harus mampu menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah

atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan

pengetahuannya dalam hal apa yang mereka sudah atau belum mampu

menerapkan perolehan belajar dan sebagainya. Atas dasar itu guru dapat

mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa

pula kegiatan remedial harus dilakukan.

Pelaksanaan kurikulum 2013 secara serentak berlangsung tahun 2014 yang

akan dievaluasi pada tahun 2015. Meskipun telah berjalan kurang lebih satu

tahun, ternyata masih banyak kendala dalam memuluskan jalannya kurikulum

2013. Perbaikan mutu pendidik yang telah jauh dari usia ideal dan mendekati

usiapensiun dirasakan sekalai oleh peserta didik dari daerah pedalaman, minimnya

sarana dan prasarana yang ada memicu strata pengetahuan. Banyak kalangan

masih kontra akan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak lain akibat kedua faktor

tersebut. Sebetulnya kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa ini melatih siswa

untuk mengkplorasi bakat yang dimilikinya. Lebih lanjut, implementasi

kurikulum 2013 tidak hanya fokus pada kemampuan pengetahuan yang dimiliki

individu melaikan merangkul aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan sebagai

hasil lulusan yang hendak dicapai.

Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada pelaksanaan proses

belajar, standar isi, proses penilaian, serta kompetesi lulusan semata. Pelaksanaan

kurikulum 2013 menuntut calon pendidik memenuhi kompetensi yang telah

disyaratkan apabila menjadi seorang pendidik, adapaun cangkupan kompetensi

tersebut meliputi empat (4) kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,

(14)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2007). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara

luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,

sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Keempat

kompeten tersebut mampu mencetak pendidik yang bermutu.

Implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dipahami oleh pendidik yang

telah lama berkecimpung di dalam dunia pendidikan saja, namun calon pendidik

yang bermutu harus sejak dini tepatnya sejak adanya wacana sampai pelaksanaan

kurikulum 2013 mendapatkan pelatihan dan sosialisasi agar pada saat terjun ke

lapangan (PPL) tidak kaget menghadapi perubahan kurikulum yang berbeda

seperti kurikulum 2006. Sebagai upaya pelaksanaan kurikulum 2013 maka dosen

atau tutor menjadi kunci utama letak tingkat kemampuan memahami kurikulum

2013. Dikatakan demikian sebab sebelum kurikulum dinyatakan final mereka

telah lebih dahulu dibekali pengetahuan terhadap isi kurikulum 2013.

Walaupun kurikulum 2013 sudah mulai diimplementasikan di

sekolah-sekolah untuk tahun pelajaran 2013/2014, tetap para guru belum memahami

secara keseluruhan dikarenakan belum disampaikan atau disosialisasikan secara

merata.Oleh karena itu mereka masih belum memahami secara keseluruhan,

mereka masih meraba-raba (guru bidang studi belum bisa menafsirkan tentang

penilaian autentik) dan mencoba sistem penilaian autentik tersebut.Karena

penilaian autentik tersebut lebih berkarakter.

Untuk mengatasi semua kesulitan tersebut hendaknya kementrian

pendidikan dan kebudayaan secara bertahap mengadakan sosialisasi mulai dari

tingkat nasional hingga ke tingkat kabupaten atau kota. Supaya para guru dapat

segera memahami dan melaksanakan kurikulum 2013. Sehingga dalam

memberikan penilaian autentik tiap mata pelajaran sudah dapat dilaksanakan

(15)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum 2013 di daerah biasanya dilanjutkan dalam kegiatan MGMP tingkat

Kabupaten, di wilayah bahkan MGMP di tingkat sekolah masing-masing demi

keseragaman, karena penilaian autentik dalam kurikulum 2013 lebih berkarakter

sehingga banyak form penilaian yang harus dilaksanakan mulai dari penilaian

social (spiritual), pengetahuan dan keterampilan

Dari hal tersebut, penulis mengambil subjek penelitian pada pembelajaran

seni budaya (seni tari) yang diterapkan di salah satu Sekolah Menengah Pertama

yaitu di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya yang sedang berjalan

menggunakan sistem pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013.

Sekolah tersebut adalah salah satu dari lima sekolah pilihan di Kabupaten

Tasikmalaya yang ditunjuk untuk uji coba menggunakan sistem pembelajaran

dengan kurikulum 2013. Sudah tentu sebelum menerapkan sistem pembelajaran

dengan menggunakan kurikulum 2013 ini guru-guru diberikan kepelatihan untuk

dibina terlebih dahulu tentang tata cara pengimplementasian kurikulum tersebut

ketika mengajar.

Apabila kita melihat dari pembelajaran seni tari di SMPN 1 Sukarame,

Kabupaten Tasikmalaya, sudah tentu kriteria penilaian autentik yang digunakan

yaitu meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

Akan tetapi dalam proses pembelajaran seni budaya (seni tari) lebih di titik

beratkan pada penilain keterampilan, karena pembelajaran seni tari lebih

cenderung praktik. Penilaian autentik dalam ranah sikap dilihat dari sikap

spiritual dan sikap sosial, dalam penilaian pengetahuan dilihat dari pengetahuan

tentang sejarah tari dan gerak tari, kemudian penilain keterampilan dilihat dari

kemampuan siswa dalam mempraktekan gerak dasar tari dan kemampuan siswa

dalam menyusun gerak-gerak tari.

Maka peneliti bermaksud melakukan study pada suatu sekolah yang telah

ditunjuk untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Secara khusus peneliti

bermaksud mencari data bagaimana penilaian autentik pada proses pembelajaran

(16)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka diangkatlah sebuah judul penelitian sebagai berikut “Penilaian

Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang yang dikemukakan diatas, maka identifikasi

masalahnya yaitu :

1. Minimnya pemahaman guru dalam penilaian autentik

2. Pentingnya sosialisasi dan pemahaman guru dalam pengimplementasian

kurikulum 2013

3. Proses berjalannya penilaian autentik pada pembelajaran Seni Budaya (Seni

Tari) dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMPN 1

Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut

1. Bagaimana konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di

SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya?

2. Bagaimana penilaian autentik pada implementasi kurikulum 2013 pada proses

pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya?

3. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian

autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten

Tasikmalaya?

4. Bagaimana produk penilaian autentik pada pembelajaran Seni Tari di SMPN I

(17)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang

dipaparkan berikut :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan sistem

penilaian autentik kepada pembaca sebagai salah satu bentuk sistem penilaian

yang ada dalam implementasi kurikulum 2013.

2. Tujuan Khusus

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni

Tari di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

2. Untuk mengetahui penilaian autentik pada implementasi kurikulum 2013

pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten

Tasikmalaya

3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame

Kabupaten Tasikmalaya

4. Untuk mengetahui produk penilaian autentik pada pembelajaran Seni Tari di

SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa

Siswa akan lebih mengerti tentang sistem pembelajaran dengan menggunakan

kurikulum 2013, khususnya dalam penilaian autentik. Kemudian siswa akan

lebih terpacu untuk lebih baik dalam proses belajar mengajar di kelas.

2. Guru

Guru dapat melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan proses

(18)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013 dan tetap konsisten pada pemenuhan kebutuhan siswa sehingga dapat

meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan referensi untuk kegiatan belajar mengajar pendidikan seni tari di

sekolah/lembaga lain.

3. Sekolah/Lembaga

Bagi sekolah/lembaga dengan adanya penelitian ini, tentang Penilaian

autentik dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran seni tari

untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

memberikan informasi dan kontribusi kepada sekolah atau lembaga

pendidikan untuk mengembangkan sistem penilaian autentik tersebut.

4. Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan wawasan yang luas serta

beberapa pengalaman terutama pengalaman melakukan penelitian mengenai

Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran

Seni Tari untuk Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten

Tasikmalaya.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Secara keseluruhan, sistematika penulisan dalam penelitian ini dijabarkan

seperti berikut.

Bab I berisi uraian tentang latar belakang masalah penelitian dimana

peneliti mencoba memetakan pola pemikiran peneliti terhadap prmasalahan,

identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

organisasi penelitian.

Bab II, pada bab ini peneliti menguraikan indikator-indikator yang tedapat

pada permasalahan dengan berlandaskan pada teori-teori dan pendapat para akhli

yang relevan dengan fokus penelitian, seperti Implementasi Kurikulum 2013,

Pembelajaran seni Tari, Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013,

(19)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab III, berisi paparan tentang prosedur penelitian yang memuat metode

penelitian, lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan

data, instrumen penelitian, teknik pengolahan dan analisis data, definisi

operasional, serta langkah-langkah penelitian dari mulai persiapan penelitian,

pelaksanaan penelitian sampai pada penulisan laporan penelitian

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, dengan mem

aparkan hasil penelitian yang terdiri dari konsep penilaian autentik penilaian

autentik pada implementasi kurikulum 2013, faktor-faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaan penilaian autentik, produk penilaian autentik pada

pembelajaran Seni Tari.

Bab V, berisi tentang kesimpulah hasil penelitian dan rekomendasi bagi

pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan penelitian.

Bagian akhir dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta

(20)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat

mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedalaman dari

sebuah masalah, ketepatan menggunakan metode merupakan salah satu kunci agar

penelitian berhasil selain itu metode yang digunakan dalam penelitian harus sesuai

dengan masalah yang akan diteliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya suatu

metode atau pendekatan yang berguna untuk pemecahan masalah yang diteliti.

Metode tang digunakan untuk keberhasilan suatu penelitian adalah metode yang

mempunyai kesesuaian dengan dengan masalah penelitian. Metode merupakan

cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analisi, dengan tujuan

untuk menggambarkan atau mendeskrifsikan tentang penilaian autentik pada mata

pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di

SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Lebih lanjut Surakhmad

(1990, hlm. 139), menjelaskan sebagai berikut:

Pada umumnya persamaan sifat dari segala bentuk penyelidikan deskriftif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, melalui metode deskriftif analisis yang

dipergunakan dan penelitian ini diharapkan dapat menghimpun data-data serta

gambaran hasil penelitian secara objektif.

Setelah data yang diteliti terkumpul, maka peneliti menyusun

(21)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode deskriptif yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990, hlm. 140) sebagai

berikut:

Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah aktual. Data yang dihimpun mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, oleh karena itu metode ini sering pula disebut metode analiktik.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk

melaksanakan riset pemasaran (Malhotra, 2007) . desain penelitian memberikan

prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau

menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar

dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan

menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi desain penelitian

dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan konklusif. Desain penelitian konklusif

dibagi menjadi dua tipe yaitu, deskriptif dan kausal. Dalam penelitian ini

digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif. Menurut Malhotra (2007),

penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau situasi

untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik. Sementara itu,

penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian

deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi,

hipotesis yang spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan.

C. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi yang pilih dalam penelitian ini adalah SMPN 1 Sukarame

Kabupaten Tasikmalaya dengan sampel 20 orang siswa kelas VII. Alasaan

pemilihan lokasi ini karena, sekolah tersebut menjadi salah satu sasaran penerapan

kurikulum 2013 dan alasan peneliti memilih siswa kelas VII karena sistem

(22)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentu pembelajaran seni tari dalam mata pelajaran seni budaya pun telah

menggunakan sistem kurikulum 2013. Selain itu juga yang menjadi alasan peneliti

memilih lokasi penelitian di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya,

dikarenakan lokasinya cukup strategis untuk dilakukan penelitian oleh peneliti.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1

Sukarame yang tergabung dalam kegiatan pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1

Sukarame. Siswa kelas VII yang berjumlah 20 0rang, terdiri dari 8 orang laki-laki

dan dan 12 orang perempuan. Subjek penelitian lainnya dalam penelitian ini

adalah kepala sekolah, wakasek bagian kurikulum, dan guru seni budaya

khususnya seni tari.

Tabel 3.1

Data Jumlah Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukarame

Kelas Siswa Kelas

VII-A

Jumlah Laki-Laki Perempuan

VII-A 8 12 20

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperjelas istilah

terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu Penilaian Autentik Pada Mata

Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas VII

di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.

Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan

atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki

peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang

(23)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada

standar penilaian yang terdiri dari:

a. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman

sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal

b. Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.

c. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta

didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes

praktik, projek, dan penilaian portofolio.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalm penelitian. secara garis besar, alat pengumpul data ada dua kategori, yakni

tes dan nontest. sebagaimana yang diungkapkaan oleh (Maksum, 2012, hlm. 111).

bahwa peneliti sendiri langsung yang bertindak sebagai pengamat dan peneliti

langsung terjun langsung ke lapangan.

Aspek yang diteliti dalam penelitian ini yakni Penilaian Autentik pada

mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di

SMPN 1 Sukarame. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang relevan

yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan

data. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti harus mempersiapkan beberapa

pedoman penelitian diantaranya:

a. Pedoman Observasi

Pedoman ini dimaksudkan untuk mempermudah menganalisis data atau

objek penelitian. Dari hal tersebut observer melakukan kegiatan seperti melihat,

mengamati, dan mencatat secara langsung tentang keadaan lingkungan tempat

pembelajaran di lokasi penelitian. Pedoman observasi ini mempunyai beberapa

tahapan yang pertama pedoman observasi sebelum penelitian dilakukan seperti

melihat keadaan sekolah dengan mefoto lingkungan-lingkungan sekolah, melihat

kegiatan belajar mengajar di kelas, melihat kedisiplinan guru dan kedisiplinan

(24)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengamati proses yang terjadi ketika belajar mengajar berlangsung khususnya

ketika proses penilaian berlangsung, dan yang ketiga pedoman observasi setelah

pembelajaran yaitu mencatat secara langsung tentang keadaan proses belajar

mengajar di kelas.

Peneliti akan mengobservasi tentang penilaian autentik yang meliputi:

1) Konsep Penilaian Autentik

Observasi menganai konsep penilaian autentik yang dimaksud adalah untuk

mengetahui konsep penilaian autentik yang digunakan di SMPN 1 Sukarame,

bagaimana perencanaan dalam menerapkan konsep penilaian tersebut?

Bagaimana proses penerapan konsep penilaian autentik tersebut?

2). Proses Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Di Kelas

Observasi mengenai proses penilaian autentik pada pembelajaran di kelas

yang di maksud adalah untuk mengetahui proses penilaian autentik pada

pembelajaran seni tari di SMPN 1 Sukarame, bagaimana proses penilaian

autentik yang dilakukan guru mata pelajaran seni budaya (seni tari) ketika

mengajar di kelas? Apa kendala/hambatan pada proses penilaian autentik

yang dilaksanakan di kelas? Faktor apa saja yang mendukung untuk

pelaksanaan proses penilaian autentik di kelas?

3) Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik

Observasi mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan

penilaian autentik yang di maksud adalah untuk mengetahui faktor-faktor

pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian autentik di SMPN 1

Sukarame, faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan penilaian autentik di

SMPN 1 Sukarame? faktor apa saja yang menjadi penghambat dari

pelaksanaan penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame?

(25)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi mengenai produk dari penilaian autentik yang dimaksud adalah

untuk mengetahui produk dari penilaian autentik. bagaimana produk yang

dihasilkan dari penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame?

Lembar observasi proses bertujuan untuk mengamati pengamatan selama

berlangsung yang meliputi keaktifan dan kreativitas siswa selama pembelajaran di

dalam kelas dengan menggunakan pedoman evaluasi. Penelitian menentukan

bobot pada nilai angka yang diambil dari buku Ridwan (2006, hlm. 38) yaitu

sebagai berikut “tipe skala pengukuran ada empat, yaitu : Skala Likert, Skala

Guttman, Skala Diferensial Sementatik (Semantic Defferensial Scale), dan Rating

Scale”.

Dengan menggunakan tipe pengukuran skala untuk mengklarisifikasikan

variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentuan

analisis data dan langkah penelitian selanjutnya . dari penjabaran diatas peneliti

menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala

sosial.

Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian

sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.

Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk

membuat item instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab

oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau

dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :

Sangat Baik (SB) = 3,84 – 4.00

Baik (B) = 3.34 – 3.65

Sedang (S) = 2.66 – 2.99

Buruk (BR) = 2.34 – 2.65

(26)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tebel 3.2

Pedoman Observasi Proses Penilaian Autentik

(27)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melelakukan penelitian melalui tiga kategori penilaian di atas,

maka untuk memperoleh sebuah data mengenai penilaian autentik dalam

pembelajaran seni tari dilihat dari tiga ranah penilaian tersebut. Maka akan

diperoleh pula presentase yang dimana akan terlihat hasil yang diharapkan apakah

siswa mendapatkan hasil nilai yang sangat baik atau penurunan sebagai standar

yang peneliti tentukan. Untuk itu diperlukannya interprestasi sebuah penelitian

yang dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 3.3

Interprestasi Hasil Penilaian Meliputi Penilaian Autentik Apeketif, Kognitif, dan Psikomotor

PROSENTASE KATEGORI

3.84 – 4.00 Sangat Baik

3.34 – 3.65 Baik

3.00 – 3. 33 Sedang

2.00 – 2.33 Buruk

1.00 – 1.33 Sangat Buruk

Keterangan :

Prosentase : diperoleh dengan cara jumlah skor 3.00 dikalikan 100% pendapat dalam

proses pembelajaran seni tari.

3. Psikomotor :

a. Siswa secara aktif mengeksplorasi gerak tari. b. Siswa mampu

(28)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ( penilaian dilihat pada tebel 3.3).

Kategori : pengelompokan siswa dengan prosentase.

Penggunaan pedoman observasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pra Penelitian

Untuk mengumpulkan data dalam pra penelitian, peneliti menggunakan

catatan-catatan dari segala bentuk tingkah laku atau objek masalah yang akan

diteliti, ditulis dan dikumpulkan berdasarkan pengamatan. Masalah yang akan

diteliti ini meliputi sistem penilaian sebelum menggunakan kurikulum 2013 di

SMPN 1 Sukarame, hambatan dalam sistem penilaian yang sudah menggunakan

kurikulum 2013, solusi dalam penanggulangan hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan sistem penilaian autentik.

2. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, yaitu meliputi sistem penilaian yang sudah

menggunakan kurikulum 2013 yaitu sistem penilaian autentik yang meliputi tiga

ranah yaitu penilaian pengetahuan, penilaian sikap, dan penilaian keterampilan.

Hal tersebut untuk mempermudah menganalisis sistem penilaian dalam proses

pembelajaran seni tari yang dilakukan dalam beberapa kategori penilaian.

a. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi

keberadaan guru dalam pembelajaran seni tari dan juga untuk mendapatkan

informasi kepada kepala sekolah dan wakil kepada sekolah bagian

kurikulum. Dalam wawancara tentunya peneliti memberikan beberapa

pertanyaan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

peneliti ajukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan peneliti ajukan sebagai salah satu data yang

peneliti butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

b. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakuakan dengan cara melihat data dan bila diperbolehkan

(29)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat peneliti melakukan obsevarsi dan wawancara. peneliti memperoleh

sumber data dari berbagai pihak yang ada di lembaga, antara lain bagian

administrasi, kepala sekolah, dan guru. Berkaitan dengan foto, video,

perekam suara yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data dari

kesenian yang diteliti baik sebelum pengajaran, pelaksanaan, dan akhir dari

pembelajaran beserta evaluasi.

c. Angket

Ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada pihak-pihak yang

diperlukan, yakni diberikan kepada siswa kelas VII. Teknik ini digunakan

untuk melengkapi data yang diperoleh saat peneliti melakukan observasi dan

wawancara. Teknik ini akan menghasilkan kevaliditasan kenyataan yang

terjadi dilapangan.

Rumus persentase angket sebagai berikut :

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang akan dilakukan ialah menggunakan penelitian

kualitatif. Dalam memperoleh data tersebut dibantu dengan teknik, antara lain :

a. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik observasi digunakan sebagai

studi pendahuluan, yaitu mengenal, mengamati, dan mengidentifikasi masalah

yang diteliti dengan cara pengamatan langsung pada proses pembelajaran

berkangsung di kelas.

Observasi sebagai observer dilakukan setiap hari rabu dan kamis mulai

dari bulan maret sampai juni. Observasi dilakukan sebanyak kurang lebih delapan

kali di sekolah itu. Observasi dilaksanakan dari pukul 08.40 WIB sampai pukul

12.00 WIB. Observasi ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 1 Sukarame, tepatnya % = Jumlah data yang memilih x 100%

(30)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di ruang kelas VII. Sebagai observer, peneliti mengamati dan melihat secara

langsung penilaian dari hasil proses pembelajaran seni tari.

b. Wawancara

Wawancara yaitu kegiatan Tanya jawab secara langsung terhadap pihak terkait yang dijadikan sebagai objek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

data informasi yang di harapkan dalam peneliti. Responden yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah guru seni budaya, kepala sekolah, wakasek bagian kurikulum

SMPN 1 Sukarame.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses interaksi

dan komunikasi berupa Tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data

yang berkaitan dengan topik penelitian.

Wawancara dilakukan berdasarkan manfaat wawancara terhadap sesuatu

penelitian yaitu mengumpulkan informasi verbal, memperoleh kelengkapan dan

kejelasan tentang proses penilaian yang dilakukan guru seni tari dalam proses

pembelajaran seni tari. Wawancara dilakukan dalam penelitian ini yaitu kepada

guru seni budaya (seni tari).

Wawancara dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di SMP Negeri

1 Sukarame. Wawancara dibagi menjadi dua wawancara terstruktur sama

wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan

mempersiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara kepada

narasumber. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara tidak isendental, tanpa

harus mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu, biasanya wawancara

tidak terstruktur ini dilakukan secara spontan merujuk kepada hasil jawaban

narasumber yang narasumber jawab, jika ada hal ini penting yang perlu diketahui,

maka biasanya muncul pertanyaan-pertanyaan secara mendadak.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti melibatkan banyak narasumber,

diantaranya guru, wakasek bagian kurikulum, dan kepala sekolah. Penulis

melakukan wawancara dengan guru seni budaya (seni tari) yang bernama Ibu Hj.

Sri Mulyani S.Pd.,Mm. dilakukan pada hari jum’at, tanggal 14 Maret 2014.

(31)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bertempat diruang kelas VIII-A. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan

kepada guru seni tari, diantaranya tentang konsep penilaian autentik yang

dilaksanakan di kelas, proses penilaian autentik pada pembelajaran seni tari,

faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan penilaian autentik, dan

tentang produk penilaian autentik yang dihasilkan dalam pembelajaran seni tari.

Wawancara yang penulis lakukan dengan wakasek bagian krikulum yang

bernama ibu Nunung Nuryani S.Pd.,M.Si. dilakukan pada hari Rabu tanggal 23

April 2014, sekitar pukul 10.00 WIB pada jam istirahat yang bertempat di ruang

Tata Usaha. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan umum kepada wakasek

bagian kurikulum, diantaranya tentang kebenaran telah diimplementasikan

kurikulum 2013 di SMPN 1 Sukarame, konsep penilaian autentik yang

dilaksanakan di SMPN 1 Sukarame, faktor-faktor pendukung dan hambatan dalam

pengimplementasian kurikulum 2013, solusi dari dampak pengimplementasian

kurikulum 2013, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah demi kelancaran

pengimplementasian kurikulum 2013.

Wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah SMP Negeri 1

Sukarame yang bernama Bapak Drs. H. Habibbadin M.Pd. , dilakukan pada hari

Kamis, tanggal 1 Mei 2014, yang bertempat di ruang kepala sekolah, sekitar pukul

08.30 WIB pada jam ke 1-2 KBM. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang

sama persis seperti pertanyaan yang diberikan kepada wakasek bagian kurikulum,

karena untuk mencocokan jawaban antara kedua pihak tersebut.

Saat melakukan wawancara ini, penulis tidak banyak menghadapi kendala

yang sangat rumit. Dalam melakukan wawancara dengar guru pengajar seni

budaya (seni tari), penulis hanya perlu menyesuaikan waktu dengan guru pengajar

seni tari. Penulis melakukan wawancara dengan wakasek bagian kurikulum dan

kepala sekolah itu tadinya ingin dalam 1 hari itu, namun dikarenakan pada hari

dimanan penulis melakukan wawancara terhadap wakasek bagian kurikulum

kepala sekolah kebetulan tidak hadir ke sekolah, maka dari itu jadwal

wawancaranya berbeda karna harus menyesuaikan jadwal kepala sekolah ketika

(32)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada saat penulis melakukan penelitian sesuai dengan jadwal kegiatan. Penulis

menggunakan beberapa pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan yang

penulis ajukan informan. (lihat lampirn 3).

Tabel 3.4

(33)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sukarame, tentang

Langkah ini diambil sebagai dasar pengumpulan data dan pengumpulan

informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi dan mendukung bahasan

tentang penelitian yang telah diamati, baik berupa buku cetak, desertasi,tesis,

skripsi, artiker di koran dan majalah, internet dan jurnal.

d. Dokumentasi

Langkah ini merupakan pelengkap untuk melampiri keterangan dan

membantu memberikan gambaran yang lebih nyata dalam kegiatan proses

pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame. Dokumentasi ini berupa

RPP yang digunakan oleh guru seni budaya pada sekolah tersebut, dan

foto-foto siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Yang diambil dengan

kamera foto untuk memperkuat dan mempertegas hasil penelitian agar lebih

akurat dalam proses pengumpulan data

e. Angket

Menurut Suharsini Arikunto (1998, hlm. 140) “Angket / kuesioner adalah

(34)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal

yang ia ketahui”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur, yang

sifatnya tegas, konkret, dan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terbatas.

Responden diminta tidak lebih dari mencek atau mengisi skala-skala atau

lajur-lajur pertanyaan yang sudah ditentukan.

Angket dibagikan kepada siswa-siswi kelas VII, SMP Negeri 1 Sukarame

sesuai dengan sampel yang ditentukan. Alasan peneliti menggunakan angket

adalah untuk memperkuat validitas hasil penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Data dianalisis secara kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau

simbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus

sampai datanya jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus mengakibatkan

variasi data yang tinggi sekali. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu

analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola

hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Teknik analisis data yang peneliti

gunakan bersifat triangulasi, yaitu dengan cara menggabungkan data-data yang

terkumpul dari observasi, wawancara dan angket.

Teknik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

1. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan

mengemukakan hal-hal pokok tentang penilaian autentik pada mata pelajaran

seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP

Negeri 1 Sukarame.

2. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian tentang penilaian autentik

dalam implementasi kurikulum 2013, sehingga dalam suasana yang sistematis

siswa dapat belajar dengan efektif dalam pembelajaran seni budaya (seni tari)

(35)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan

sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa

deskripsi dan kata-kata.

H. Tahapan Penelitian 1. Tahapan Perencanaan

Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Merencanakan kegiatan penelitian

b. Menentukan fokus penelitian

c. Mengamati proses pembelajaran

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membagi kedalam beberapa tahapan dalam

langkah-langkah penelitian, yaitu :

a. Mempersiapkan instrument penelitian

b. Pelaksanaan wawancara

c. Penyebaran angket

d. Pengumpulan data

e. Pengolahan data

3. Penyusunan Laporan Penelitian a. Validasi Data

Data dianalisis secara kualitatif yang ditanyakan dengan kata-kata atau

symbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik

pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus

sampai data jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus melibatkan variasi

data yang tinggi sekali.

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu nalisis berdasarkan

data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau

menjadi hipotesis. Tekhnik analisis data yang peneliti gunakan bersifat

(36)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sudah terkumpul dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sebagai

perbandingan atas data itu. Peneliti melakukan triangulasi dengan

membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada

metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara juga

data hasil angket.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan

tertutup.

3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang lain.

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Untuk lebih memperjelas proses analisis data peneliti melakukan proses

dengan cara triangulasi, seperti berikut.

Bagan 3.1 Proses Analisis Data

Triangulasi

Wawancara

Observasi

Angket

(37)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tekhnik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai

berikut :

a) Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan

mengemukakan hal-hal pokok tentang penilaiam autentik pada mata pelajaran

seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 pada kelas VII di SMP Negeri 1

Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya.

b) Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang

sistematis sehingga proses penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran

seni tari dengan tiga ranah penilaian (penilaian pengetahuan, penilaian sikap,

dan penilaian keterampilan) tergambar.

c) Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan

dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa

deskripsi kata-kata.

d) Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan,

bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara

pasti dan jelas sebelumnya, segala sesuatu masih perlu dikembangkan

sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas

itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat

satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti sebagai instrument juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument

meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian,

(38)

Zia Siti Nurlatifah, 2014

Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya

hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara

objektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah

manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel

sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga

bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan

pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis

Gambar

Tabel 3.3
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE).. Universitas Pendidikan Indonesia |

(b) Berdasarkan segmentasi psikografi : Donat kentang dapat dinikmati oleh semua kalangan, konsumen lebih menyukai rasa coklat, dan variasi rasa donat kentang menentukan pilihan

(c) Berdasarkan segmentasi perilaku : konsumen membeli donat kentang 1-2 kali/bulan, pengeluaran untuk membeli donat kentang Rp 25.000/bulan, harga donat kentang yang

Aplikasi yang ada saat ini kebanyakan merupakan aplikasi yang hanya dapat membuka satu jenis format file saja, penulis mencoba membuat aplikasi yang dapat membuka lebih dari satu

Latihan leg press secara signifikan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada latihan sitting calf terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai (dengan selisih

Selain itu, hasil deskripsi data variabel penelitian menunjukkan bahwa skor adiksi pada remaja yang terlibat adiksi pada instagram berada pada kategori sedang

Custom Queuing (CQ) Traffic Destined for Interface Q Length Deferred by Queue Limit. Up to 16 3/10 1/10 Weighted Round Robin Scheduling (byte count) Classify Interface Hardware

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.. Bandar Lampung, …Maret