Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari
Oleh :
ZIA SITI NURLATIFAH NIM : 1000421
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Implementasi Kurikulum 2013 Untuk
Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1
Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Oleh
Zia Siti Nurlatifah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Zia Siti Nurlatifah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUKARAME, KABUPATEN TASIKMALAYA
Oleh :
ZIA SITI NURLATIFAH 1000421
Disetujuidandisahkanolehpembimbing : DosenPembimbing I
HeniRohayani, S.Sen,M.Si. NIP. 195901121985032001
DosenPembimbing II
BebenBarnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001
Mengetahui,
KetuaJurusanPendidikanSeniTari
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN………...………...i
ABSTRAK...ii
KATA PENGANTAR…..………...……….….iii
UCAPAN TERIMAKASIH...iv
DAFTAR ISI………..vi
DAFTAR TABEL………..……...ix
DAFTAR DIAGRAM...x
DAFTAR GAMBAR………....xi
DAFTAR LAMPIRAN………...…...xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..1
B. Identifikasi Masalah Penelitian………..8
C. Rumusan Masalah……….……….8
D. Tujuan Penelitian………..……….8
E. Manfaat Penelitian………...…9
F. Struktur Organisasi Penelitian………...10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Implementasi Kurukulum 2013………...12
B. Proses Pembelajaran Tari……….17
C. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013……..18
1. Konsep Penilaian Autentik……….………..20
2. Teknik Penilaian Autentik………...21
D. Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari…….……….31
1. Penilaian Sikap……….…...31
2. Penilaian Pengetahuan………...……...33
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian………...36
B. Desain Penelitian………....………...37
C. Lokasi dan Subjek Penelitian………...37
D. Definisi Operasional………38
E. Instrumen Penelitian………39
F. Tekhnik Pengumpulan Data……….45
G. Teknik Analisis Data………...49
H. Tahapan Penelitian...50
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian………....54
1. Deskripsi Lokasi Penelitian………...54
a. Lokasi SMP Negeri 1 Sukarame………...……...54
b. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Sukarame………..…...55
c. Keadaan Guru...55
d. Keadaan Siswa...57
e. Fasilitas dan Sarana Belajar...57
f. Data Responden...57
2. Konsep Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya……...59
3. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame………...62
4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...64
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. PembahasanHasilPenelitian………...88
l. Konsep Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya…...90
2. Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...99
3. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik pada Proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...101
4. Produk Penilaian Autentik pada proses Pembelajaran Seni Tari di SMPN 1 Sukarame...101
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………...103 B. Rekomendasi………...……….104
DAFTAR PUSTAKA……….105
LAMPIRAN………108
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Penilaian Autentik pada Mata Pelajaran Seni Tari dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya” adalah sebuah penelitian yang mengungkap tentang konsep penilaian autentik, proses penilaian autentik, faktor pendukung dan penghambat serta produk yang dihasilkan dari penilaian autentik dalam pembelajaran seni tari untuk kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif. Lokasi dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukarame Tahun Ajaran 2013/2014 yakni 20 orang siswa, guru seni budaya, kepala sekolah dan wakasek bagian kurikulum sebagai responden. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi, angket dan studi pustaka sebagai instrument untuk mengumpulkan data.
Hasil penelitian dilapangan tentang konsep penilaian autentik menunjukan bahwa proses pembelajaran seni tari dinilai dari tiga aspek yaitu penilaian autentik afektif, penilaian autentik kognitif dan penilaian autentik psikomotor, proses penilaian autentik afektik dilihat dari sikap spritual, sikap sosial, penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman, proses penilaian autentik kognitif dilihat dari tes lisan dan tes tulisan, proses penilaian autentik psikomotor dilihat dari tes praktek dan portofolio. Faktor pendukungnya ruang kesenian. Faktor penghambatnya banyaknya format penilaian. Produk penilaian autentik yaitu tugas terstruktur dan tugas tidak terstruktur.
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
The study, entitled " Authentic Assessment in Subjects Dance in the Implementation of Curriculum 2013 for Seventh Grade Students of SMP Negeri 1 Sukarame Tasikmalaya " is a revealing study of the concept of authentic assessment , authentic assessment process , enabling and inhibiting factors and the resulting product of authentic assessment in learning to dance in the seventh grade of SMP Negeri 1 Sukarame .
This study used a descriptive method of analysis through a qualitative approach . The location and the subject of his research is the seventh grade students of SMP Negeri 1 Sukarame the 2013/2014 School Year 20 students , a teacher of art and culture , the principal and Vice Principal of the curriculum as part of the respondents . Data were collected by interview , observation , questionnaire and literature as an instrument to collect data .
The results of field research on the concept of authentic assessment shows that the process of learning the art of dance assessed from three aspects: affective authentic assessment , authentic assessment of cognitive and psychomotor authentic assessment , authentic assessment process afektik seen from the attitude of spiritual , social attitudes , self-assessment and peer assessment , authentic assessment of cognitive processes seen from the oral test and a writing test , the psychomotor seen authentic assessment of practice tests and portfolios . Factors supporting the arts space . The amount of the inhibiting factor assessment format . Authentic assessment products are structured tasks and unstructured tasks .
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berlakunya kurikulum 2013 dengan tujuan peningkatan pada pendidikan
maupun kualitas pembelajaran yang diterapkan para pendidik di sekolah. Hal ini
merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan secara luas. Kualitas hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh
kemampuan guru dalam mengajarkannya. Dengan kata lain untuk mendapatkan
hasil belajar yang baik dan berkualitas diperlukan tenaga-tanaga guru yang
professional. Keberagaman kompetensi guru-guru seni budaya SMP sacara umum
disebabkan minimnya fasilitas, pengalaman, dan latar belakang pendidikan yang
beragam menjadi kendala yang serius dalam pelaksanaan pembelajaran seni
budaya di sekolah.Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru-guru Seni Budaya
dibina untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui kegiatan pelatihan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mata pelajaran Seni Budaya.Melalui
kegiatan pendidikan dan latihan ini diharapkan pemahaman dan penguasaan
kurikulum yang berlaku semakin baik, dengan disertai kemampuan dan kemauan
untuk membuat inovasi pembelajaran serta pengembangan profesi Guru yang
mengarah pada tujuan pendidikan secara untuh.
Sebanyak 102.053 sekolah di seluruh Indonesia dari semua jenjang
pendidikan menjadi sasaran dari penerapan kurikulum 2013. Namun untuk
jenjang Sekolah Dasar (SD) hanya 30 persen sekolah dari seluruh SD di Indonesia
yang dijadikan tempat pemberlakuan kurikulum 2013 tahap pertama.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim (2013) mengatakan
bahwa kriteria penetapan sekolah dilihat berdasarkan dari wilayah provinsi dan
kabupaten/kota, jenis sekolah negeri dan swasta, ketersediaan guru dan sarana
prasarana, serta status akreditasi. "Jadi memang tidak ada piloting. Semua
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ketika Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013 di Pusat
Pengembangkan Tenaga Pendidikan, Depok, Selasa (12/2/2013). Berdasarkan data
yang diperoleh dari Kemdikbud, jumlah SD yang menerapkan kurikulum 2013
sebanyak 44.609 sekolah. Kemudian pada jenjang Sekolah Menengah Pertama
(SMP) sebanyak 36.434 sekolah dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak
3.250.717.
Adapun pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 11.535
sekolah dengan jumlah siswa kelas X sebanyak 1.420.933. Sedangkan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 9.875 sekolah dengan jumlah siswa kelas X
sebanyak 1.131.549.
http://edukasi.kompas.com/read/2013/02/12/15255699/Kurikulum.2013.Mulai.Dit
erapkan.di.Lebih.100.000.Sekolah (12-05-2014)
Pada kurikulum baru 2013 ini terdapat banyak perubahan dan perbedaan dengan kurikulum lama, yakni orientasi substansinya lebih ke pembelajaran berbasis siswa. Contohnya dulu siswa dalam aktifitas belajarnya diberi tahu sekarang siwa mencari tahu.Penerapan kurikulum 2013 sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi. Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi (Susilo, 2007, hlm. 10) bahwa: “saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang perlu segera dianggap dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Di mana peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum seperti pembaruan dan diversifikasi kurikulum”.
Kurikulum seni budaya di sekolah berbasis pada pengalaman interaksi,
abstraksi, ekspresi, dan eksistensi yang bertujuan membentuk insan Indonesia
yang beradab. Tujuan ini dapat tercapai apabila didasari pengetahuan yang
berbudaya, artinya siswa memiliki kemampuan dalam menyajikan pengetahuan
dengan bahasa yang jelas, logis, sistematis, dan estetis, disertai dengan tindakan
yang mencerminkan anak beriman dan berakhlak mulia. Untuk mencapai
kemampuan tersebut diperlukan keahlian guru dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran, yang salah satunya adalah penilaian, karena yang seringkali terjadi,
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang berorientasi pada pengetahuan di tingkat mengingat, dan mengerti saja. Hal
ini tentu tidak dapat membentuk insan yang beradab, karena alat ukur yang
digunakan hanya pada tataran mengingat dan mengerti. Penilaian kinerja
merupakan salah satu alternatif penilaian yang dapat mengukur dari berbagai jenis
kemampuan, sehingga berpikir tingkat tinggi pada tataran menerapkan,
menganailsis, dan mencipta dapat dicapai.Namun demikian diperlukan guru yang
dapat mengembangkan penilaian kinerja, agar mampu mengukur kemampuan
siswa secara komprehensif, baik pengetahuan, sikap, serta keterampilan yang
terintegrasi.
Implementasi kurikulum 2013 diberikan untuk semua jenjang pendidikan,
termasuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Berimplikasi pada model
penilaian pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian pencapaian kompetensi
merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterprestasi informasi untuk menentukan kompetensi peserta didik telah
mencapai tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66
Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, penilaian pencapaian
kompetensi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Penilaian
pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan, perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan.
Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada pendidik agar dapat
menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.
Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan melalui
langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukan pencapaian kompetensi peserta didik.
Penilaian tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara seperti penilaian unjuk
kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), tes
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta didik (portofolio), dan penilaian diri. Penilaian tersebut merupakan sistem
penilaian autentik atau asesmen autentik.
Asesmen Autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan
atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Istilah asesmen merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau
evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable.
Penerapan asesmen autentik ini dilakukan oleh pengajar untuk mengetahui hasil
prestasi belajar peserta didik. Hal ini berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
aktivitas mengamati, mencoba, dan menilai prestasi luar sekolah.
Dalam American Librabry Association asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Kata lain dari asesmen autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Asesmen autentik adakalanya disebut penilaian responsive, sesuai metode yang sangat popular untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki minat dan bakat khusus, hingga yang jenius. Asesmen autentik juga dapat diterapkan pada bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Karena, penilaian
semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik
dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan
lain-lain. Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru
bekerja sama dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, sering kali pelibatan
siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar
lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta didik diminta untuk
merefleksikan dan mengevaluasi mereka sendiri dalam rangka meningkatkan
pemahaman yang lebih tentang tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan
belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik,
serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses
pembelajaran, guru dan peserta didik berbagai pemahaman tentang kriteria
kinerja. penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas
perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka
berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik
harus mampu menggambarkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah
atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya dalam hal apa yang mereka sudah atau belum mampu
menerapkan perolehan belajar dan sebagainya. Atas dasar itu guru dapat
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa
pula kegiatan remedial harus dilakukan.
Pelaksanaan kurikulum 2013 secara serentak berlangsung tahun 2014 yang
akan dievaluasi pada tahun 2015. Meskipun telah berjalan kurang lebih satu
tahun, ternyata masih banyak kendala dalam memuluskan jalannya kurikulum
2013. Perbaikan mutu pendidik yang telah jauh dari usia ideal dan mendekati
usiapensiun dirasakan sekalai oleh peserta didik dari daerah pedalaman, minimnya
sarana dan prasarana yang ada memicu strata pengetahuan. Banyak kalangan
masih kontra akan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak lain akibat kedua faktor
tersebut. Sebetulnya kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa ini melatih siswa
untuk mengkplorasi bakat yang dimilikinya. Lebih lanjut, implementasi
kurikulum 2013 tidak hanya fokus pada kemampuan pengetahuan yang dimiliki
individu melaikan merangkul aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan sebagai
hasil lulusan yang hendak dicapai.
Kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada pelaksanaan proses
belajar, standar isi, proses penilaian, serta kompetesi lulusan semata. Pelaksanaan
kurikulum 2013 menuntut calon pendidik memenuhi kompetensi yang telah
disyaratkan apabila menjadi seorang pendidik, adapaun cangkupan kompetensi
tersebut meliputi empat (4) kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2007). Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Keempat
kompeten tersebut mampu mencetak pendidik yang bermutu.
Implementasi kurikulum 2013 tidak hanya dipahami oleh pendidik yang
telah lama berkecimpung di dalam dunia pendidikan saja, namun calon pendidik
yang bermutu harus sejak dini tepatnya sejak adanya wacana sampai pelaksanaan
kurikulum 2013 mendapatkan pelatihan dan sosialisasi agar pada saat terjun ke
lapangan (PPL) tidak kaget menghadapi perubahan kurikulum yang berbeda
seperti kurikulum 2006. Sebagai upaya pelaksanaan kurikulum 2013 maka dosen
atau tutor menjadi kunci utama letak tingkat kemampuan memahami kurikulum
2013. Dikatakan demikian sebab sebelum kurikulum dinyatakan final mereka
telah lebih dahulu dibekali pengetahuan terhadap isi kurikulum 2013.
Walaupun kurikulum 2013 sudah mulai diimplementasikan di
sekolah-sekolah untuk tahun pelajaran 2013/2014, tetap para guru belum memahami
secara keseluruhan dikarenakan belum disampaikan atau disosialisasikan secara
merata.Oleh karena itu mereka masih belum memahami secara keseluruhan,
mereka masih meraba-raba (guru bidang studi belum bisa menafsirkan tentang
penilaian autentik) dan mencoba sistem penilaian autentik tersebut.Karena
penilaian autentik tersebut lebih berkarakter.
Untuk mengatasi semua kesulitan tersebut hendaknya kementrian
pendidikan dan kebudayaan secara bertahap mengadakan sosialisasi mulai dari
tingkat nasional hingga ke tingkat kabupaten atau kota. Supaya para guru dapat
segera memahami dan melaksanakan kurikulum 2013. Sehingga dalam
memberikan penilaian autentik tiap mata pelajaran sudah dapat dilaksanakan
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurikulum 2013 di daerah biasanya dilanjutkan dalam kegiatan MGMP tingkat
Kabupaten, di wilayah bahkan MGMP di tingkat sekolah masing-masing demi
keseragaman, karena penilaian autentik dalam kurikulum 2013 lebih berkarakter
sehingga banyak form penilaian yang harus dilaksanakan mulai dari penilaian
social (spiritual), pengetahuan dan keterampilan
Dari hal tersebut, penulis mengambil subjek penelitian pada pembelajaran
seni budaya (seni tari) yang diterapkan di salah satu Sekolah Menengah Pertama
yaitu di SMPN 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya yang sedang berjalan
menggunakan sistem pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013.
Sekolah tersebut adalah salah satu dari lima sekolah pilihan di Kabupaten
Tasikmalaya yang ditunjuk untuk uji coba menggunakan sistem pembelajaran
dengan kurikulum 2013. Sudah tentu sebelum menerapkan sistem pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum 2013 ini guru-guru diberikan kepelatihan untuk
dibina terlebih dahulu tentang tata cara pengimplementasian kurikulum tersebut
ketika mengajar.
Apabila kita melihat dari pembelajaran seni tari di SMPN 1 Sukarame,
Kabupaten Tasikmalaya, sudah tentu kriteria penilaian autentik yang digunakan
yaitu meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
Akan tetapi dalam proses pembelajaran seni budaya (seni tari) lebih di titik
beratkan pada penilain keterampilan, karena pembelajaran seni tari lebih
cenderung praktik. Penilaian autentik dalam ranah sikap dilihat dari sikap
spiritual dan sikap sosial, dalam penilaian pengetahuan dilihat dari pengetahuan
tentang sejarah tari dan gerak tari, kemudian penilain keterampilan dilihat dari
kemampuan siswa dalam mempraktekan gerak dasar tari dan kemampuan siswa
dalam menyusun gerak-gerak tari.
Maka peneliti bermaksud melakukan study pada suatu sekolah yang telah
ditunjuk untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Secara khusus peneliti
bermaksud mencari data bagaimana penilaian autentik pada proses pembelajaran
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maka diangkatlah sebuah judul penelitian sebagai berikut “Penilaian
Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas VII di SMP Negeri I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya”.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan Latar Belakang yang dikemukakan diatas, maka identifikasi
masalahnya yaitu :
1. Minimnya pemahaman guru dalam penilaian autentik
2. Pentingnya sosialisasi dan pemahaman guru dalam pengimplementasian
kurikulum 2013
3. Proses berjalannya penilaian autentik pada pembelajaran Seni Budaya (Seni
Tari) dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMPN 1
Sukarame Kabupaten Tasikmalaya
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan penelitian ke dalam bentuk pertanyaan seperti berikut
1. Bagaimana konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di
SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya?
2. Bagaimana penilaian autentik pada implementasi kurikulum 2013 pada proses
pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya?
3. Apakah faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian
autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten
Tasikmalaya?
4. Bagaimana produk penilaian autentik pada pembelajaran Seni Tari di SMPN I
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yang
dipaparkan berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan sistem
penilaian autentik kepada pembaca sebagai salah satu bentuk sistem penilaian
yang ada dalam implementasi kurikulum 2013.
2. Tujuan Khusus
Tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui konsep penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni
Tari di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya
2. Untuk mengetahui penilaian autentik pada implementasi kurikulum 2013
pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame Kabupaten
Tasikmalaya
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
penilaian autentik pada proses pembelajaran Seni Tari di SMPN I Sukarame
Kabupaten Tasikmalaya
4. Untuk mengetahui produk penilaian autentik pada pembelajaran Seni Tari di
SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa
Siswa akan lebih mengerti tentang sistem pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2013, khususnya dalam penilaian autentik. Kemudian siswa akan
lebih terpacu untuk lebih baik dalam proses belajar mengajar di kelas.
2. Guru
Guru dapat melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan proses
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013 dan tetap konsisten pada pemenuhan kebutuhan siswa sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi untuk kegiatan belajar mengajar pendidikan seni tari di
sekolah/lembaga lain.
3. Sekolah/Lembaga
Bagi sekolah/lembaga dengan adanya penelitian ini, tentang Penilaian
autentik dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran seni tari
untuk siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
memberikan informasi dan kontribusi kepada sekolah atau lembaga
pendidikan untuk mengembangkan sistem penilaian autentik tersebut.
4. Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan wawasan yang luas serta
beberapa pengalaman terutama pengalaman melakukan penelitian mengenai
Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran
Seni Tari untuk Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten
Tasikmalaya.
F. Struktur Organisasi Penelitian
Secara keseluruhan, sistematika penulisan dalam penelitian ini dijabarkan
seperti berikut.
Bab I berisi uraian tentang latar belakang masalah penelitian dimana
peneliti mencoba memetakan pola pemikiran peneliti terhadap prmasalahan,
identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
organisasi penelitian.
Bab II, pada bab ini peneliti menguraikan indikator-indikator yang tedapat
pada permasalahan dengan berlandaskan pada teori-teori dan pendapat para akhli
yang relevan dengan fokus penelitian, seperti Implementasi Kurikulum 2013,
Pembelajaran seni Tari, Penilaian Autentik dalam Implementasi Kurikulum 2013,
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III, berisi paparan tentang prosedur penelitian yang memuat metode
penelitian, lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, teknik pengolahan dan analisis data, definisi
operasional, serta langkah-langkah penelitian dari mulai persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian sampai pada penulisan laporan penelitian
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, dengan mem
aparkan hasil penelitian yang terdiri dari konsep penilaian autentik penilaian
autentik pada implementasi kurikulum 2013, faktor-faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan penilaian autentik, produk penilaian autentik pada
pembelajaran Seni Tari.
Bab V, berisi tentang kesimpulah hasil penelitian dan rekomendasi bagi
pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan penelitian.
Bagian akhir dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat
mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedalaman dari
sebuah masalah, ketepatan menggunakan metode merupakan salah satu kunci agar
penelitian berhasil selain itu metode yang digunakan dalam penelitian harus sesuai
dengan masalah yang akan diteliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya suatu
metode atau pendekatan yang berguna untuk pemecahan masalah yang diteliti.
Metode tang digunakan untuk keberhasilan suatu penelitian adalah metode yang
mempunyai kesesuaian dengan dengan masalah penelitian. Metode merupakan
cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif analisi, dengan tujuan
untuk menggambarkan atau mendeskrifsikan tentang penilaian autentik pada mata
pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di
SMP Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya. Lebih lanjut Surakhmad
(1990, hlm. 139), menjelaskan sebagai berikut:
Pada umumnya persamaan sifat dari segala bentuk penyelidikan deskriftif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, melalui metode deskriftif analisis yang
dipergunakan dan penelitian ini diharapkan dapat menghimpun data-data serta
gambaran hasil penelitian secara objektif.
Setelah data yang diteliti terkumpul, maka peneliti menyusun
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode deskriptif yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990, hlm. 140) sebagai
berikut:
Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah aktual. Data yang dihimpun mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis, oleh karena itu metode ini sering pula disebut metode analiktik.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk
melaksanakan riset pemasaran (Malhotra, 2007) . desain penelitian memberikan
prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau
menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar
dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian yang baik akan
menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Klasifikasi desain penelitian
dibagi menjadi dua yaitu, eksploratif dan konklusif. Desain penelitian konklusif
dibagi menjadi dua tipe yaitu, deskriptif dan kausal. Dalam penelitian ini
digunakan penelitian eksploratif dan deskriptif. Menurut Malhotra (2007),
penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah atau situasi
untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik. Sementara itu,
penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian
deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi,
hipotesis yang spesifik, dan informasi detail yang dibutuhkan.
C. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi yang pilih dalam penelitian ini adalah SMPN 1 Sukarame
Kabupaten Tasikmalaya dengan sampel 20 orang siswa kelas VII. Alasaan
pemilihan lokasi ini karena, sekolah tersebut menjadi salah satu sasaran penerapan
kurikulum 2013 dan alasan peneliti memilih siswa kelas VII karena sistem
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentu pembelajaran seni tari dalam mata pelajaran seni budaya pun telah
menggunakan sistem kurikulum 2013. Selain itu juga yang menjadi alasan peneliti
memilih lokasi penelitian di SMPN 1 Sukarame Kabupaten Tasikmalaya,
dikarenakan lokasinya cukup strategis untuk dilakukan penelitian oleh peneliti.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1
Sukarame yang tergabung dalam kegiatan pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1
Sukarame. Siswa kelas VII yang berjumlah 20 0rang, terdiri dari 8 orang laki-laki
dan dan 12 orang perempuan. Subjek penelitian lainnya dalam penelitian ini
adalah kepala sekolah, wakasek bagian kurikulum, dan guru seni budaya
khususnya seni tari.
Tabel 3.1
Data Jumlah Populasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukarame
Kelas Siswa Kelas
VII-A
Jumlah Laki-Laki Perempuan
VII-A 8 12 20
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperjelas istilah
terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu Penilaian Autentik Pada Mata
Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas VII
di SMPN I Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.
Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan
atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Penilaian autentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki
peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada
standar penilaian yang terdiri dari:
a. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman
sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal
b. Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan, dan penugasan.
c. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta
didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes
praktik, projek, dan penilaian portofolio.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalm penelitian. secara garis besar, alat pengumpul data ada dua kategori, yakni
tes dan nontest. sebagaimana yang diungkapkaan oleh (Maksum, 2012, hlm. 111).
bahwa peneliti sendiri langsung yang bertindak sebagai pengamat dan peneliti
langsung terjun langsung ke lapangan.
Aspek yang diteliti dalam penelitian ini yakni Penilaian Autentik pada
mata pelajaran seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di
SMPN 1 Sukarame. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang relevan
yang berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti harus mempersiapkan beberapa
pedoman penelitian diantaranya:
a. Pedoman Observasi
Pedoman ini dimaksudkan untuk mempermudah menganalisis data atau
objek penelitian. Dari hal tersebut observer melakukan kegiatan seperti melihat,
mengamati, dan mencatat secara langsung tentang keadaan lingkungan tempat
pembelajaran di lokasi penelitian. Pedoman observasi ini mempunyai beberapa
tahapan yang pertama pedoman observasi sebelum penelitian dilakukan seperti
melihat keadaan sekolah dengan mefoto lingkungan-lingkungan sekolah, melihat
kegiatan belajar mengajar di kelas, melihat kedisiplinan guru dan kedisiplinan
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengamati proses yang terjadi ketika belajar mengajar berlangsung khususnya
ketika proses penilaian berlangsung, dan yang ketiga pedoman observasi setelah
pembelajaran yaitu mencatat secara langsung tentang keadaan proses belajar
mengajar di kelas.
Peneliti akan mengobservasi tentang penilaian autentik yang meliputi:
1) Konsep Penilaian Autentik
Observasi menganai konsep penilaian autentik yang dimaksud adalah untuk
mengetahui konsep penilaian autentik yang digunakan di SMPN 1 Sukarame,
bagaimana perencanaan dalam menerapkan konsep penilaian tersebut?
Bagaimana proses penerapan konsep penilaian autentik tersebut?
2). Proses Penilaian Autentik Pada Pembelajaran Di Kelas
Observasi mengenai proses penilaian autentik pada pembelajaran di kelas
yang di maksud adalah untuk mengetahui proses penilaian autentik pada
pembelajaran seni tari di SMPN 1 Sukarame, bagaimana proses penilaian
autentik yang dilakukan guru mata pelajaran seni budaya (seni tari) ketika
mengajar di kelas? Apa kendala/hambatan pada proses penilaian autentik
yang dilaksanakan di kelas? Faktor apa saja yang mendukung untuk
pelaksanaan proses penilaian autentik di kelas?
3) Faktor-faktor Pendukung Dan Penghambat Pelaksanaan Penilaian Autentik
Observasi mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
penilaian autentik yang di maksud adalah untuk mengetahui faktor-faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan penilaian autentik di SMPN 1
Sukarame, faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan penilaian autentik di
SMPN 1 Sukarame? faktor apa saja yang menjadi penghambat dari
pelaksanaan penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame?
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi mengenai produk dari penilaian autentik yang dimaksud adalah
untuk mengetahui produk dari penilaian autentik. bagaimana produk yang
dihasilkan dari penilaian autentik di SMPN 1 Sukarame?
Lembar observasi proses bertujuan untuk mengamati pengamatan selama
berlangsung yang meliputi keaktifan dan kreativitas siswa selama pembelajaran di
dalam kelas dengan menggunakan pedoman evaluasi. Penelitian menentukan
bobot pada nilai angka yang diambil dari buku Ridwan (2006, hlm. 38) yaitu
sebagai berikut “tipe skala pengukuran ada empat, yaitu : Skala Likert, Skala
Guttman, Skala Diferensial Sementatik (Semantic Defferensial Scale), dan Rating
Scale”.
Dengan menggunakan tipe pengukuran skala untuk mengklarisifikasikan
variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentuan
analisis data dan langkah penelitian selanjutnya . dari penjabaran diatas peneliti
menggunakan skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala
sosial.
Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian
sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.
Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk
membuat item instrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab
oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau
dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut :
Sangat Baik (SB) = 3,84 – 4.00
Baik (B) = 3.34 – 3.65
Sedang (S) = 2.66 – 2.99
Buruk (BR) = 2.34 – 2.65
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tebel 3.2
Pedoman Observasi Proses Penilaian Autentik
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah melelakukan penelitian melalui tiga kategori penilaian di atas,
maka untuk memperoleh sebuah data mengenai penilaian autentik dalam
pembelajaran seni tari dilihat dari tiga ranah penilaian tersebut. Maka akan
diperoleh pula presentase yang dimana akan terlihat hasil yang diharapkan apakah
siswa mendapatkan hasil nilai yang sangat baik atau penurunan sebagai standar
yang peneliti tentukan. Untuk itu diperlukannya interprestasi sebuah penelitian
yang dikategorikan sebagai berikut.
Tabel 3.3
Interprestasi Hasil Penilaian Meliputi Penilaian Autentik Apeketif, Kognitif, dan Psikomotor
PROSENTASE KATEGORI
3.84 – 4.00 Sangat Baik
3.34 – 3.65 Baik
3.00 – 3. 33 Sedang
2.00 – 2.33 Buruk
1.00 – 1.33 Sangat Buruk
Keterangan :
Prosentase : diperoleh dengan cara jumlah skor 3.00 dikalikan 100% pendapat dalam
proses pembelajaran seni tari.
3. Psikomotor :
a. Siswa secara aktif mengeksplorasi gerak tari. b. Siswa mampu
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ( penilaian dilihat pada tebel 3.3).
Kategori : pengelompokan siswa dengan prosentase.
Penggunaan pedoman observasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Pra Penelitian
Untuk mengumpulkan data dalam pra penelitian, peneliti menggunakan
catatan-catatan dari segala bentuk tingkah laku atau objek masalah yang akan
diteliti, ditulis dan dikumpulkan berdasarkan pengamatan. Masalah yang akan
diteliti ini meliputi sistem penilaian sebelum menggunakan kurikulum 2013 di
SMPN 1 Sukarame, hambatan dalam sistem penilaian yang sudah menggunakan
kurikulum 2013, solusi dalam penanggulangan hambatan-hambatan dalam
pelaksanaan sistem penilaian autentik.
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, yaitu meliputi sistem penilaian yang sudah
menggunakan kurikulum 2013 yaitu sistem penilaian autentik yang meliputi tiga
ranah yaitu penilaian pengetahuan, penilaian sikap, dan penilaian keterampilan.
Hal tersebut untuk mempermudah menganalisis sistem penilaian dalam proses
pembelajaran seni tari yang dilakukan dalam beberapa kategori penilaian.
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi
keberadaan guru dalam pembelajaran seni tari dan juga untuk mendapatkan
informasi kepada kepala sekolah dan wakil kepada sekolah bagian
kurikulum. Dalam wawancara tentunya peneliti memberikan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
peneliti ajukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan peneliti ajukan sebagai salah satu data yang
peneliti butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi ini dilakuakan dengan cara melihat data dan bila diperbolehkan
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saat peneliti melakukan obsevarsi dan wawancara. peneliti memperoleh
sumber data dari berbagai pihak yang ada di lembaga, antara lain bagian
administrasi, kepala sekolah, dan guru. Berkaitan dengan foto, video,
perekam suara yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data dari
kesenian yang diteliti baik sebelum pengajaran, pelaksanaan, dan akhir dari
pembelajaran beserta evaluasi.
c. Angket
Ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada pihak-pihak yang
diperlukan, yakni diberikan kepada siswa kelas VII. Teknik ini digunakan
untuk melengkapi data yang diperoleh saat peneliti melakukan observasi dan
wawancara. Teknik ini akan menghasilkan kevaliditasan kenyataan yang
terjadi dilapangan.
Rumus persentase angket sebagai berikut :
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang akan dilakukan ialah menggunakan penelitian
kualitatif. Dalam memperoleh data tersebut dibantu dengan teknik, antara lain :
a. Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti memusatkan perhatian terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik observasi digunakan sebagai
studi pendahuluan, yaitu mengenal, mengamati, dan mengidentifikasi masalah
yang diteliti dengan cara pengamatan langsung pada proses pembelajaran
berkangsung di kelas.
Observasi sebagai observer dilakukan setiap hari rabu dan kamis mulai
dari bulan maret sampai juni. Observasi dilakukan sebanyak kurang lebih delapan
kali di sekolah itu. Observasi dilaksanakan dari pukul 08.40 WIB sampai pukul
12.00 WIB. Observasi ini dilakukan di sekolah SMP Negeri 1 Sukarame, tepatnya % = Jumlah data yang memilih x 100%
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di ruang kelas VII. Sebagai observer, peneliti mengamati dan melihat secara
langsung penilaian dari hasil proses pembelajaran seni tari.
b. Wawancara
Wawancara yaitu kegiatan Tanya jawab secara langsung terhadap pihak terkait yang dijadikan sebagai objek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
data informasi yang di harapkan dalam peneliti. Responden yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah guru seni budaya, kepala sekolah, wakasek bagian kurikulum
SMPN 1 Sukarame.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui proses interaksi
dan komunikasi berupa Tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data
yang berkaitan dengan topik penelitian.
Wawancara dilakukan berdasarkan manfaat wawancara terhadap sesuatu
penelitian yaitu mengumpulkan informasi verbal, memperoleh kelengkapan dan
kejelasan tentang proses penilaian yang dilakukan guru seni tari dalam proses
pembelajaran seni tari. Wawancara dilakukan dalam penelitian ini yaitu kepada
guru seni budaya (seni tari).
Wawancara dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di SMP Negeri
1 Sukarame. Wawancara dibagi menjadi dua wawancara terstruktur sama
wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan
mempersiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara kepada
narasumber. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara tidak isendental, tanpa
harus mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu, biasanya wawancara
tidak terstruktur ini dilakukan secara spontan merujuk kepada hasil jawaban
narasumber yang narasumber jawab, jika ada hal ini penting yang perlu diketahui,
maka biasanya muncul pertanyaan-pertanyaan secara mendadak.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti melibatkan banyak narasumber,
diantaranya guru, wakasek bagian kurikulum, dan kepala sekolah. Penulis
melakukan wawancara dengan guru seni budaya (seni tari) yang bernama Ibu Hj.
Sri Mulyani S.Pd.,Mm. dilakukan pada hari jum’at, tanggal 14 Maret 2014.
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang bertempat diruang kelas VIII-A. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan
kepada guru seni tari, diantaranya tentang konsep penilaian autentik yang
dilaksanakan di kelas, proses penilaian autentik pada pembelajaran seni tari,
faktor-faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan penilaian autentik, dan
tentang produk penilaian autentik yang dihasilkan dalam pembelajaran seni tari.
Wawancara yang penulis lakukan dengan wakasek bagian krikulum yang
bernama ibu Nunung Nuryani S.Pd.,M.Si. dilakukan pada hari Rabu tanggal 23
April 2014, sekitar pukul 10.00 WIB pada jam istirahat yang bertempat di ruang
Tata Usaha. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan umum kepada wakasek
bagian kurikulum, diantaranya tentang kebenaran telah diimplementasikan
kurikulum 2013 di SMPN 1 Sukarame, konsep penilaian autentik yang
dilaksanakan di SMPN 1 Sukarame, faktor-faktor pendukung dan hambatan dalam
pengimplementasian kurikulum 2013, solusi dari dampak pengimplementasian
kurikulum 2013, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah demi kelancaran
pengimplementasian kurikulum 2013.
Wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah SMP Negeri 1
Sukarame yang bernama Bapak Drs. H. Habibbadin M.Pd. , dilakukan pada hari
Kamis, tanggal 1 Mei 2014, yang bertempat di ruang kepala sekolah, sekitar pukul
08.30 WIB pada jam ke 1-2 KBM. Penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang
sama persis seperti pertanyaan yang diberikan kepada wakasek bagian kurikulum,
karena untuk mencocokan jawaban antara kedua pihak tersebut.
Saat melakukan wawancara ini, penulis tidak banyak menghadapi kendala
yang sangat rumit. Dalam melakukan wawancara dengar guru pengajar seni
budaya (seni tari), penulis hanya perlu menyesuaikan waktu dengan guru pengajar
seni tari. Penulis melakukan wawancara dengan wakasek bagian kurikulum dan
kepala sekolah itu tadinya ingin dalam 1 hari itu, namun dikarenakan pada hari
dimanan penulis melakukan wawancara terhadap wakasek bagian kurikulum
kepala sekolah kebetulan tidak hadir ke sekolah, maka dari itu jadwal
wawancaranya berbeda karna harus menyesuaikan jadwal kepala sekolah ketika
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada saat penulis melakukan penelitian sesuai dengan jadwal kegiatan. Penulis
menggunakan beberapa pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan yang
penulis ajukan informan. (lihat lampirn 3).
Tabel 3.4
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sukarame, tentang
Langkah ini diambil sebagai dasar pengumpulan data dan pengumpulan
informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi dan mendukung bahasan
tentang penelitian yang telah diamati, baik berupa buku cetak, desertasi,tesis,
skripsi, artiker di koran dan majalah, internet dan jurnal.
d. Dokumentasi
Langkah ini merupakan pelengkap untuk melampiri keterangan dan
membantu memberikan gambaran yang lebih nyata dalam kegiatan proses
pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Sukarame. Dokumentasi ini berupa
RPP yang digunakan oleh guru seni budaya pada sekolah tersebut, dan
foto-foto siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Yang diambil dengan
kamera foto untuk memperkuat dan mempertegas hasil penelitian agar lebih
akurat dalam proses pengumpulan data
e. Angket
Menurut Suharsini Arikunto (1998, hlm. 140) “Angket / kuesioner adalah
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal
yang ia ketahui”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket berstruktur, yang
sifatnya tegas, konkret, dan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terbatas.
Responden diminta tidak lebih dari mencek atau mengisi skala-skala atau
lajur-lajur pertanyaan yang sudah ditentukan.
Angket dibagikan kepada siswa-siswi kelas VII, SMP Negeri 1 Sukarame
sesuai dengan sampel yang ditentukan. Alasan peneliti menggunakan angket
adalah untuk memperkuat validitas hasil penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Data dianalisis secara kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau
simbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus
sampai datanya jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus mengakibatkan
variasi data yang tinggi sekali. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Teknik analisis data yang peneliti
gunakan bersifat triangulasi, yaitu dengan cara menggabungkan data-data yang
terkumpul dari observasi, wawancara dan angket.
Teknik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai berikut :
1. Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan
mengemukakan hal-hal pokok tentang penilaian autentik pada mata pelajaran
seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Sukarame.
2. Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian tentang penilaian autentik
dalam implementasi kurikulum 2013, sehingga dalam suasana yang sistematis
siswa dapat belajar dengan efektif dalam pembelajaran seni budaya (seni tari)
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan dan
sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa
deskripsi dan kata-kata.
H. Tahapan Penelitian 1. Tahapan Perencanaan
Dalam tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Merencanakan kegiatan penelitian
b. Menentukan fokus penelitian
c. Mengamati proses pembelajaran
2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membagi kedalam beberapa tahapan dalam
langkah-langkah penelitian, yaitu :
a. Mempersiapkan instrument penelitian
b. Pelaksanaan wawancara
c. Penyebaran angket
d. Pengumpulan data
e. Pengolahan data
3. Penyusunan Laporan Penelitian a. Validasi Data
Data dianalisis secara kualitatif yang ditanyakan dengan kata-kata atau
symbol, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan tekhnik
pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus
sampai data jenuh, dengan pengamatan yang terus menerus melibatkan variasi
data yang tinggi sekali.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu nalisis berdasarkan
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau
menjadi hipotesis. Tekhnik analisis data yang peneliti gunakan bersifat
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang sudah terkumpul dari observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sebagai
perbandingan atas data itu. Peneliti melakukan triangulasi dengan
membandingkan dan mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada
metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara :
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara juga
data hasil angket.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan
tertutup.
3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang lain.
4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Untuk lebih memperjelas proses analisis data peneliti melakukan proses
dengan cara triangulasi, seperti berikut.
Bagan 3.1 Proses Analisis Data
Triangulasi
Wawancara
Observasi
Angket
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tekhnik analisis data akan menempuh tahapan pelaksanaan sebagai
berikut :
a) Semua data yang sudah terkumpul akan diolah dan diteliti dengan
mengemukakan hal-hal pokok tentang penilaiam autentik pada mata pelajaran
seni tari dalam implementasi kurikulum 2013 pada kelas VII di SMP Negeri 1
Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya.
b) Membuat rangkuman temuan-temuan penelitian dalam suasana yang
sistematis sehingga proses penilaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran
seni tari dengan tiga ranah penilaian (penilaian pengetahuan, penilaian sikap,
dan penilaian keterampilan) tergambar.
c) Mendeskripsikan hasil penelitian yang sudah menjalani proses pengolahan
dan sudah dapat ditarik kesimpulan dituangkan dalam bentuk tulisan berupa
deskripsi kata-kata.
d) Masalah fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan,
bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara
pasti dan jelas sebelumnya, segala sesuatu masih perlu dikembangkan
sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas
itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat
satu-satunya yang dapat mencapainya.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti sebagai instrument juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrument
meliputi validasi terhadap pemahaman metode kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian,
Zia Siti Nurlatifah, 2014
Penilaian Autentik Pada Mata Pelajaran Seni Tari Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Vii Di Smp Negeri 1 Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
namun manusia sebagai instrument dapat menghasilkan data yang reabilitasnya
hampir sama dengan data yang dihasilkan oleh instrument yang dibaut secara
objektif, karena manusia sebagai instrument dalam penelitian kualitatif ialah
manusia dapat merasa dan merespon, manusia mempunyai karakter yang fleksibel
sehinggga dapat berfungsi multi purporse (mempunyai tujuan yang banyak juga
bervariatif dengan mengumpulkan informasi secara serempak dan memungkinkan
pemprosesan data secara segera sehingga dapat mengemukakan hipotesis