• Tidak ada hasil yang ditemukan

¬PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN MEDIA KARTU TIKET JAHRA PADA MATERI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI WILAYAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN KADUJAJAR III KECAMATAN TANJUNG KERTA KABUPATEN SUMEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "¬PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW MENGGUNAKAN MEDIA KARTU TIKET JAHRA PADA MATERI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI WILAYAH INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN KADUJAJAR III KECAMATAN TANJUNG KERTA KABUPATEN SUMEDAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS V SDN KADUJAJAR III KECAMATAN TANJUNG KERTA KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh GelarSarjana Pendidikan

Oleh

TIAN SITI HIMZANAH 0903252

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... ..xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 7

1. Rumusan Masalah ... 7

2. Pemecahan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

E. Batasan Istilah ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Hakikat PIPS ... 14

1. Pengertan PIPS... 14

2. Tujuan PIPS ... 15

3. RuangLingkup PIPS... 16

4. HasilBelajar PIPS... 17

B. Model PembelajaranKooperatif ... 20

1. Pengertian Model PembelajaranKooperatif ... 20

2. TujuandanManfaat Model PembelajaranKooperatif ... 20

3. Macam-macamPembelajaranKooperatif ... 20

4. Model Cooperative LearningTipeJigsaw ... 23

5. Langkah-langkahModel Cooperative LearningTipeJigsaw ... 26

C. Media dalam PIPS ... 27

1. Penghertian Media Pembelajaran ... 27

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 28

3. FungsidanManfaat MediaPembelajaran ... 30

4. KriteriaPemilihan Media Pembelajaran ... 31

5. Media KartuTiketJahraPembelajaran ... 32

D. MateriPersebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia ... 33

1. Flora ... 33

2. Fauna ... 33

E. Temuan Yang Relevan ... 34

(3)

vii

2. WaktuPenelitian... 36

B. Subjek Penelitian ... 36

C. Metode dan Desain Penelitian ... 37

1. Metode Penelitian ... 37

2. Desain Penelitian ... 39

D. Prosedur Penelitian ... 41

1. Tahap Perencanaan ... 41

2. Tahap Pelaksanaan ... 42

3. Tahap Observasi ... 43

4. Tahap Refleksi ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 43

1. Pedoman Observasi ... 44

2. Pedoman Wawancara ... 44

3. Catatan Lapangan ... 45

4. LembarKerjaSiswa ... 46

5. Lembar Tes Hasil Belajar ... 46

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 47

1. TeknikPengolahan Data ... 47

a. TeknikPengolahan Data Proses ... 47

b. TeknikPengolahan Data Hasil ... 48

2. Analisis Data ... 50

G. Validasi Data ... 51

1. Member Check ... 51

2. Triangulasi ... 51

3. Audit Trail ... 52

4. Expert Opinion ... 52

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Paparan Data Awal ... 53

B. Paparan Data Tindakan ... 55

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 55

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 55

b. Paparan Data Proses Siklus I ... 57

c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 67

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 68

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 75

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 75

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 77

c. Paparan Data Hasil Pelaksanaan Siklus II ... 87

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 89

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 94

(4)

viii

1. Paparan Pendapat Siswa ... 110

2. Paparan Pendapat Guru ... 111

D. Pembahasan ... 112

1. Perencanaan ... 112

2. Pelaksanaan ... 114

a. Kinerja Guru ... 114

b. AktivitasSiswa ... 117

3. Hasil Belajar Siswa ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

A. Kesimpulan ... 121

B. Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN ... 126

(5)

ix

Tabel 1.1 Hasil Tes Awal ... 4

Tabel 3.1 DaftarSubjekPenelitian ... 37

Tabel 3.2Kisi-kisiWawancaraUntuk Guru ... 45

Tabel 3.3Kisi-kisiWawancaraUntukSiswa ... 45

Tabel 3.4Kisi-kisiTesHasilBelajar ... 46

Tabel 3.5KriteriaPenilaianEvaluasi... 49

Tabel 4.1 Data AwalHasilBelajarSiswa ... 54

Tabel 4.2 HasilPerencanaanPersiapanMengajarSiklus I ... 56

Tabel 4.3 Hasil ObservasiKinerja Guru Siklus I ... 63

Tabel 4.4 Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus I ... 66

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 67

Tabel 4.6AnalisisHasilPelaksanaanSiklus I ... 69

Tabel 4.7HasilPerencanaanPersiapanMengajarSiklus II ... 76

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 83

Tabel 4.9 Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus II ... 86

Tabel 4.10 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 88

Tabel 4.11 HasilPerencanaanPersiapanMengajarSiklus III ... 94

Tabel 4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 101

Tabel 4.13 Hasil ObservasiAktivitas Siswa Siklus III ... 104

Tabel 4.14Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 106

Tabel 4.15RangkumanAnalisisHasilPelaksanaanSiklus III ... 108

Tabel 4.16Rekapitulasi Data HasilBelajarSiswa ... 119

(6)

x

Gambar 2.1 IlustrasiPengelompokkanPembelajaranJigsaw ... 25

Gambar 3.1Desain Model Kemmisdan Mc. Taggart ... 40

Gambar 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 68

Gambar 4.2 Diagram PeningkatanPersiapanMengajarSiklus II... 77

Gambar 4.3 Diagram PeningkatanKinerja Guru Siklus II ... 84

Gambar 4.4 Diagram PeningkatanAktivitasSiswaSiklus II ... 87

Gambar 4.5Diagram PeningkatanHasil Belajar Siklus II ... 89

Gambar 4.6Diagram PeningkatanPersiapanMengajarSiklus III ... 95

Gambar 4.7 Diagram PeningkatanKinerja Guru Siklus III ... 102

Gambar 4.8 Diagram PeningkataanAktivitasSiswaSiklus III ... 105

Gambar 4.9 Diagram PeningkatanHasilBelajarSiswaSiklus III... 107

(7)

xi

Lampiran1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Awal ... 126

Lampiran2.Tabel Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 131

Lampiran3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 132

Lampiran 4.Penilaian Persiapan Mengajar Siklus I ... 147

Lampiran 5. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 151

Lampiran 6.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 158

Lampiran 7.Hasil LKS KelompokAhliSiklus I ... 161

Lampiran 8.Hasil LKS KelompokAsalSiklus I ... 164

Lampiran 9.Hasil BelajarSiswaSiklus I ... 170

Lampiran 10. Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 178

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 180

Lampiran 12. Penilaian Persiapan Mengajar Siklus II ... 195

Lampiran 13. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 199

Lampiran 14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 205

Lampiran 15.Hasil LKS KelompokAhliSiklus II ... 207

Lampiran 16. Hasil LKS KelompokAsalSiklus I ... 212

Lampiran 17.HasilBelajarSiswaSiklus II ... 217

Lampiran 18. Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 224

Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 226

Lampiran 20. Penilaian Persiapan Mengajar Siklus III ... 242

Lampiran 21. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III... 245

Lampiran 22. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 250

Lampiran 23.Hasil LKS KelompokAhliSiklus III ... 252

Lampiran 24.Hasil LKS KelompokAsalSiklus III ... 257

Lampiran 25. Hasil BelajarSiswaSiklus III ... 262

Lampiran 26. Hasil Catatan Lapangan Siklus III ... 269

Lampiran 27. Hasil Wawancara pada Guru danSiswaSiklus III ... 271

Lampiran 28.InstrumenPenelitian ... 276

Lampiran 29.Foto-fotoKegiatanPembelajaran ... 298

Lampiran 30. Surat Izin Penelitian... 301

Lampiran 31. SK Pembimbing ... 302

Lampiran 32. Surat Keterangan Penelitian ... 303

(8)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi manusia. Setiap

individu tidak akan pernah lepas dari proses pendidikan. Pendidikan biasanya berawal

saat individu itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Di dalam

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 atau yang lebih dikenal dengan Undang-Undang-Undang-Undang

Sisdiknas Pasal 1 butir 1, (Fokusmedia, 2003: 3) ditegaskan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Sagala(2003) “Pendidikan adalah proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota

maasyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan

usaha sadar untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran, bimbingan dan

pelatihan sebagai bekal untuk kelangsungan hidup bermasyarakat dimasa yang akan

datang.

Pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan formal dan non formal.

Pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal dapat ditempuh melalui Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan di sekolah dasar mencakup beberapa bidang studi, dan salah satunya

(9)

ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan‟.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang

dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal

maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya

seperti yang termuat dalam tujuan pembelajaran IPS.

Adapun tujuan dari ilmu pengetahuan sosial menurut kajian dari kurikulum

KTSP(Depdiknas, 2006: 4) tujuan dari pengetahuan sosial adalah sebagai berikut :

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis;

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif inkuiri,

memecahkan masalah dan keterampilan sosial;

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.

Dari tujuan IPS di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS bertujuan

agar siswa mempunyai kesadaran terhadap nilai-nilai sosial di masyarakat dan

mampu memecahkan masalah dalam kehidupan nyata dengan pengetahuan yang

dimilikinya.

Pembelajaran IPS di sekolah dasar idealnya dapat membuka kesempatan untuk

memupuk rasa ingin tahu siswa sehingga akan membentuk siswa dalam

mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban dari pembelajaran itu

sendiri serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Hal tersebut dapat tercapai antara

lain dengan perencanaan pembelajaran yang optimal, pemanfaatan metode, dan

penggunaan media pembelajaran.

Namun pada saat ini pembelajaran IPS belum dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Pembelajaran IPS dianggap siswa sebagai pelajaran yang sulit dan

membosankan, siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPS,

(10)

siswa dan cenderung pasif. Dari permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan pada

proses pembelajaran.

Hal yang sama terjadi di SDN Kadujajar III, Berdasarkan hasil pengamatan

langsung terhadap pembelajaran IPS di lapangan, melalui observasidan tes yang

dilaksanakan pada tanggal 17 September 2012 di kelas V SDN Kadujajar III pada pelajaran IPS dengan materi “Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia” diperoleh data sebagai berikut:

1. Kinerja guru

a. Gurumembuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tetapi dalam

pelaksanaannya tidak sesuai dengan RPP.

b. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

c. Guru tidak menggunakan media pembelajaran.

d. Penyajian materi terpaku pada satu buku sumber.

e. Guru kurang menguasai pengelolaan kelas.

2. Aktivitas siswa

a. Siswa cenderung pasif dan hanya menjadi pendengar.

b. Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.

c. Masih banyak siswa yang mengobrol pada saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal evaluasi, hal ini dapat dilihat

(11)

Tabel 1.1

Hasil Belajar Siswa Kelas V

Materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia

Keterangan: Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 65 (enam puluh lima)

Dari Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami

materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia kelas V SDN Kadujajar III

masih rendah karena banyak siswa yang belum tuntas. Dari keseluruhan siswa kelas

V yang berjumlah 25 orang, ternyata hanya mencapai 32% yaitu 8 siswa

No Nama siswa Item Soal Skor Nilai

Akhir

Ketuntasan

1 2 3 4 T BT

1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Azizah A. √ √ √ √ 10 75 √

2. Andi Saepulloh - √ √ √ 5 40 √

3. Bentang S. √ √ √ √ 9 70 √

4. Camelia Y. √ √ √ √ 8 65 √

5. Delia Oktavia √ √ √ √ 10 75 √

6. Deni Rahmat - √ √ √ 5 40 √

7. Dwi Akbar R. √ √ √ √ 9 70 √

8. Ineu Octaviani - √ √ √ 7 50 √

9. M. Rifky √ √ √ √ 8 60 √

10. Rahma Anisa - √ √ √ 8 60 √

11. Ryan Octa F. √ √ √ √ 8 60 √

12. Rifan Fitra A. - √ √ √ 6 45 √

13. Rivan Sugiandi √ √ √ √ 9 70 √

14. Redsya Prilia √ √ √ √ 5 40 √ √

15. Siti Nurulaini √ √ √ √ 9 70 √

16. Sophian √ √ √ √ 8 60 √

17. Sandi Nurdian - √ √ √ 7 50 √

18. Sri Wahyuni - √ √ √ 6 45 √

19.

Tedi Rizky M. √ √ √ √ 8 60 √

20. Wina Amalia √ √ √ √ 7 50 √

21. Windi Herliana √ √ √ √ 8 60 √

22. Siti Nurohmah √ √ √ √ 8 60 √

23. Cristina A. √ √ √ 8 60 √

24. Intan Pratiwi √ √ √ √ 9 70 √

25. Zhalsa Alltasya - √ √ √ 5 40 √

Jumlah 190 1450 8 17

Persentase

(12)

yangmemenuhi kriteria ketuntasan, sedangkan 68% yaitu 17 siswa lainnya belum

memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditargetkan guru yaitu 65.

Tidak tercapainya KKM yang telah ditentukan di atas disebabkan karena proses

pembelajaran yang kurang optimal. Dalam menyampaikan materi guru hanya

menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga pada saat di kelas gurulah

yang sangat dominan, walaupun sesekali guru bertanya kepada siswa tetapi tidak

terlihat adanya antusias siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Guru menekankan pada penghafalan saja tidak dengan pemahaman, sehingga

kurangnya kebermaknaan pada proses pembelajaran. Untuk memperbaiki hasil

belajar siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai perlu digunakan model

pembelajaran lainnya, sehingga dapat menjadikan pembelajaran menjadi kondusif

dan menyenangkan.

Melihat dari hasil data awal yang diperoleh, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan perbaikan pada Pembelajaran IPS tentang Persebaran Flora dan Fauna di

Wilayah Indonesia Kelas V SDN Kadujajar III melalui penerapan modelCooperative

Learning tipe Jigsaw menggunakan Media Kartu Tiket Jahra.

Hasan (Solihatin, 2007:4) mengemukakan bahwa „Cooperative learning

mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama‟.Pembelajaran

kooperatif bertujuan mengembangkan kebersamaan siswa dalam berkelompok dan

saling menghargai setiap pebedaan yang ada dalam kelompok yang heterogen, seperti

pengertian kooperatif di bawah ini.

Salvin (Solihatin, 2007:4) mengemukakan bahwa „Cooperative learning adalah

suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil

yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur anggota

kelompoknya bersifat heterogen‟.

Dengan cooperative Learning, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi

(sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab.Saling membantu dan

berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari

(13)

masing-masing, sehingga dianggap model pembelajaran ini cocok digunakan pada

pembelajaran IPS.

Salah satu tipe yang dapat digunakan oleh guru dalam penyampaian materi

Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia yaitu modelCooperative Learning

tipe Jigsaw. Teknik mengajar jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. i,

Cooperative tipe Jigsaw baik digunakan dalam pembelajaran karena siswa belajar

berkelompok dalam suasana gotong royong, saling berbagi dan dapat meningkatkan

ketiga aspek yaitu kognitif, apektif, dan psikomotor. Karena siswa belajar

memberikan apa yang dikuasainya kepada kelompok lain, mendengarkan uraian

teman dan menghapalnya, serta berbagi materi yang di dapatkannya kepada anggota

kelompok sendiri.

Adapun alat untuk mendukung penerapan model Cooperative Learning tipe

Jigsaw yaitu dengan menggunakan salah satu media yang dinamakan Media Kartu

Tiket Jahra.

Raharjo (Ruswandi, 2008: 10) menyatakan bahwa

Media dalam arti yang terbatas yaitu sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk memotivasi belajar peserta didik; memperjelas informasi/pesan pengajaran; memberi tekakan pada bagian-bagian penting; memberi variasi pengajaran; memperjelas struktur pengajaran.

Media Kartu Tiket Jahra yaitu media yang dibuat sebagai inovasi dalam

pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia yang akan diberikan

kepada setiap siswa berupa kartu yang berisikan tiket sebuah pulau yang akan mereka

kunjungi, kemudian siswa menganalisis flora dan fauna apa saja yang ada di pulau

tersebut. Media Kartu Tiket Jahra ini digunakan pada saat penerapan model

pembelajaran jigsaw agar siswa lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran serta

mempermudah guru untuk membagi kelompok ahli.

Dari uraian di atas peneliti merencanakan suatu penelitian tindakan kelas untuk

memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

(14)

Indonesia.Sehingga dalam penelitian ini peneliti beri judul “Penerapan Model

Cooperatif Learning Tipe JigsawMenggunakan Media Kartu Tiket JahraPada Materi

Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa di Kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian permasalahan yang muncul yaitu kesulitan siswa

dalam memahami materi Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah

Indonesia.Kemampuan siswa dalam memeahami pembelajaran ini masih rendah, hal

ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada materi tersebut. Oleh karena itu

dirumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran modelCooperative Learning tipe Jigsaw

menggunakan Media Kartu Tiket Jahrauntuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V SDN

Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran modelCooperative Learning tipe

JigsawmenggunakanMedia Kartu Tiket Jahra untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas V

SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana aktivitas siswa pada saat pembelajaran model Cooperative Learning

tipe Jigsawmenggunakan Media Kartu Tiket Jahra untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di

kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang?

d. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan modelCooperative Learning tipe

Jigsawdengan Media Kartu Tiket Jahrapada pembelajaran persebaran flora dan

fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta

(15)

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa masalah pada proses

pembelajaran yang dilaksanakan di kelas diantaranya yaitu siswa mengalami

kesulitan dalam memahami materi, hal ini disebabkan karena penyampaian materi

yang dilakukan oleh guru hanya terpaku pada salah satu metode yaitu metode

ceramah sehingga siswa menjadi tidak aktif, dan tidak terjadinya pembelajaran yang

kondusif, guru lebih dominan di kelas dibandingkan siswa.

Hal ini merupakan penyebab hasil belajar siswa yang masih rendah, maka untuk

memecahkan masalah yang dihadapi diterapkan sebuah model pembelajaran yang

diharapkan mampu membangkitkan semangat belajar siswa dengan mengoptimalkan

aspek kognitif, apektif, dan psikomotor, sehingga siswa lebih dominan di kelas guru

hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Manusia merupakan makhluk sosial, tidak dapat berdiri sendiri dan

membutuhkan orang lain. Begitupun pada pembelajaran, siswa memerlukan

kerjasama dalam memecahkan suatu masalah, mereka perlu berkelompok untuk

berdiskusi agar mencapai tujuan yang sama.

Untuk itu perlu digunakan sebuah metode yang melatih siswa untuk memiliki

tanggung jawab bersama dalam sebuah kelompok.Salah satu model pembelajaran

yang tepat digunakan yaitu modelCooperative Learning. “Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja

sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau

inkuiri”(Rosalin, 2008: 111).

Dalam Cooperative Learning terdapat beberapa tipe, salah satunya Cooperative

Learning tipe Jigsaw.

(16)

Langkah-langkah model pembelajaranJigsawmenurut Lie (2004: 69) adalah

sebagai berikut :

1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi empat bagian.

2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.

3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa

yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya.

5. Kemudian siswa disuruh membaca/mengerjakan bagian mereka

masing-masing.

6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca/dikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa salingmelengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian

cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut.

8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas.

Variasi:

Jika tugas yang dikerjakan cukup sulit, siswa bisa membentuk Kelompok Para Ahli. Siswa berkumpul dengan siswa lain yang mendapat bagian yang sama dari kelompok lain. Mereka bekerja sama mempelajari/mengerjakan bagian tersebut. Kemudian, masing-masing siswa kembali ke kelompoknya sendiri dan membagikan apa yang telah dipelajarinya kepada rekan-rekan dalam kelompoknya.

Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian langkah-langkah model

pembelajaranJigsawdengan menggunakan Media Kartu Tiket Jahra sebagai berikut:

1. Guru membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi lima bagian sesuai

nama pulau besar yang ada di Indonesia.

2. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing- masing kelompok beranggotakan 5

(17)

3. Masing-masing siswa memilih kartu tiket untuk berjelajah nusantara dari sebuah

kotak dan mendapatkan salah satu nama pulau besar yang ada di Indonesia.

4. Masing-masing siswa pergi ke salah satu pulau sesuai dari tiket yang didapatnya.

5. Siswa bertemu di tempat tersebut dengan anggota kelompok yang lain, kemudian

mereka berdiskusi menjadi kelompok ahli mengenai flora dan fauna yang ada di

wilayah tersebut dengan mengerjakan LKS yang diberikan guru.

6. Masing-masing dari anggota para ahli kemudian mencatat hasil diskusinya.

7. Kemudian, mereka kembali ke kelompok asal.

8. Setelah siswa kembali ke kelompoknya, hasil diskusi mereka dengan kelompok

ahli harus di jelaskan kembali ke anggota kelompok yang lain, begitupun anggota

yang lain, bergiliran saling mempresentasikan hasil diskusinya dengan kelompok

ahli.

9. Kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru

Adapun target proses dan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian

tindakan kelas yaitu:

a. Proses Pembelajaran 1) Kinerja Guru

Penelitian ini berhasil jika kinerja guru dapat mencapai target dengan rincian

perencanaan 100%, dan pelaksanaan 90%, sesuai dengan indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2) Aktivitas Siswa (Target 80% siswa berkriteria baik)

a) Siswa bekerjasama dalam melakukan diskusi kelompok asal dan ahli.

b) Siswa melakukan pengamatan.

c) Siswa secara aktif berpartisipasi dalam tanya jawab.

b. Target Hasil Pembelajaran

Target yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 21 siswa yang dinyatakan

(18)

C. Tujuan Penelitian

Berdasar pada rumusan masalah di atas, penulis menentukan tujuan penelitian ini

sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran menggunakan modelCooperative

Learning tipe JigsawmenggunakanMedia Kartu Tiket Jahrauntuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di

kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui kinerja guru pada pembelajaran modelCooperative Learning

tipe Jigsawmenggunakan Media Kartu Tiket Jahra untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna di Indonesia di kelas

V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat pembelajaran menggunakn model

Cooperative Learning tipe Jigsaw menggunakan Media Kartu Tiket Jahra untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran persebaran flora dan fauna

di Indonesia di Kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta Kabupaten

Sumedang.

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan modelCooperative Learning

tipe JigsawmenggunakanMedia Kartu Tiket Jahrapada materi persebaran flora

dan fauna di Indonesia di kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta

Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai kalangan,

diantaranya :

1. Bagi Siswa

a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa pada pembelajaran IPS khususnya pada

materi persebaran flora dan fauna di berbagai wilayah di Indonesia.

b. Dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi persebaran flora dan fauna

(19)

c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan teman yang

lain.

2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran

b. Mampu meningkatkan kualitas pembelajaran pembelajaran menjadi lebih baik.

c. Menjadi suatu inovasi pembelajaran yang dilaksanakan di kelas

3. Bagi Sekolah

a. Untuk meningkatkan fungsi sekolah sebagai tempat untuk pendidikan.

b. Menjadi masukan guru-guru di sekolah yang diteliti agar lebih kreatif dalam

mengajar.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya di kelas yang diteliti.

4. Bagi Peneliti

a. Memperoleh pengalam penelitian

b. menambah wawasan dalam kenyataan dunia pendidikan di lapangan.

E. Batasan Istilah

1. “Model cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang

membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman, sehinggan dengan bekerja

secara bersama-sama diantara sesam anggota kelompoknya akan meningkatkan

motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Model belajar cooperative

learning juga mendorong peningkatkan kemampuan dalam memecahkan

berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran” (Solihatin, 2007: 6)

2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif

yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab

atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut

(20)

3. Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan materi

pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya. Menurut Briggs

(Ruswandi, 2008: 10)

4. Media Kartu Tiket Jahra adalah media yang dibuat oleh peneliti, yaitu suatu kartu

tiket yang dipilih oleh siswa untuk menjelajah nusantara diantaranya lima pulau

besar yang ada di Indonesia.

5. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari pemprosesan materi yang telah

(21)

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SDN Kadujajar III Kecamatan Tanjung Kerta

Kabupaten Sumedang.Pemilihan lokasi penelitian ini didasari dengan

pertimbangan masalah yang dihadapi oleh siswa khususnya kelas V terdapat

permasalahan pembelajaran pada materi IPS yaitu persebaran flora dan fauna di

wilayah Indonesia, maka perlu diadakannya tindakan agar dapat memperbaiki

kualitas pembelajaran sebelumnya.

2. Waktu Penelitian

Waktu lamanya penelitian yang dilakukan kurang lebih selama enam bulan

untuk melaksanakan tiga siklus terhitung dari mulai bulan Desember 2012 sampai

awal bulan Juni 2013 karena penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus

sampai penelitian yang dilaksanakan menunjukkan keberhasilannya. Perencanaan

dilakukan dari bulan Februari sampai bulan Maret, kemudian pada awal bulan

Mei dilaksankan tindakan sampai target penelitian dapat tercapai.

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kadujajar III Kecamatan

Tanjung Kerta Kabupaten Sumedang dengan jumlah sebanyak 25 orang dengan

rincian sebanyak 14 orang siswa perempuan dan 11 orang siswa laki-laki. Alasan

yang menjadikan siswa kelas V dipilih peneliti sebagai subjek penelitian karena

terdapat masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi Persebaran Flora dan

Fauna di Wilayah Indonesia.Untuk lebih jelasnya nama-nama siswa pada

penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.

(22)

Nama Siswa Kelas V SDN Kadujajar III

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Melihat permasalahan yang muncul terjadi di dalam suatu kelas maka

penelitian yang dilakukan untuk memperbaikinya adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas.Wiriaatmadja (2009:13) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan

Kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi

praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri”. Guru menyadari kesalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran mereka mencari

No. Nama Jenis Kelamin

L P

1. Azizah Asmaluthfiyah √

2. Andi Saepulloh √

3. Bentang Septiadi √

4. Camelia Yulianti √

5. Delia Oktavia √

6. Deni Rahmat √

7. Dwi Akbar Ramadhan √

8. Ineu Octaviani √

9. Mochamad Rifky √

10. Rahma Anisa √

11. Ryan Octa Finisa √

12. Rifan Fitra Anugrah √

13. Rivan Sugiandi √

14. Redsya Prilia √

15. Siti Nurulaini √

16. Sophian √

17. Sandi Nurdian √

18. Sri Wahyuni √

19. Tedi Rizky Maulana √

20. Wina Amalia √

21. Windi Herliana √

22. Siti Nurohmah √

23. Cristina Angelia √

24. Intan Pratiwi √

25. Zhalsa Alltasya N. √

(23)

perubahan yang lebih baik lagi.

Sejalan dengan yang dikemukakan Hopkins (Ekawarna, 2011: 4)

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Penelitian tindakan kelas pada hakikatnya merupakan rangkaian

riset-tindakan dalam rangka memecahkan masalah dengan meneliti penyebab

terjadinya masalah sehingga dapat mencari solusi terbaik sampai masalah tersebut

terpecahkan.

Selanjutnya menurut Arikunto (2009:3) “Penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan, terhadap kegiatan belajar, berupa sebuah tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah kegiatan penelitian yang dilakukan seseorang untuk

memecahkan permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas, dengan tindakan

substantif sehingga terjadi perubahan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik .

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme

guru sehingga pembelajaran yang terjadi di kelas lebih bermutu.Menurut

Somadayo (2013:23) tujuan penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai

berikut.

a. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang

dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.

b. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru.

c. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah

pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.

d. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan

masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

e. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi

(24)

pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.

g. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis

penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Pada umumnya tujuan dari dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah

untuk mengembangkan keterampilan baru dengan inovasi-inovasi pembelajaran

yang dilakukan oleh guru guna memperbaiki kegiatan pembelajaran agar dapat

meningkatkan mutu pembelajaran yang diterapkan langsung di kelas tersebut

sehingga tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai.

Pada dasarnya dengan diadakan penelitian tindakan kelas memiliki dampak

besar bagi terjadinya proses pebelajaran, penelitian tindakan kelas tidak hanya

bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga untuk keberhasilan pembelajaran bagi siswa

dan guru karena dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang

menarik,menantang, dan menyenangkan sehingga dapat memperbaiki mutu

pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, maka penelitian tindakan kelas ini

memang tepat dipilih untuk menghadapi permasalahan pembelajaran yang terjadi

di kelas yang diteliti. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu

memperbaiki kinerja guru dan hasil belajar siswa sebelumnya sesuai dengan

tujuan dan manfaat dari penelitian tindakan kelas sendiri.

2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini mengacu pada desain penelitian yang dilakukan

oleh Kemmis dan Mc. Taggartyaitu model spiral (Wiriaatmadja 2009: 66), yaitu

„Model siklus yang dilakukan searah, berulang-ulang dan berkelanjutan yang diharapkan dalam tiap siklusnya akan dapat meningkatkan perubahan atau

pencapaian hasil yang semakin meningkat‟.

Desain penelitian ini berbentuk siklus yang pada pelaksanaannya

dilaksanakan dalam beberapa siklus sampai dengan tercapainya hasil belajar siswa

sesuai standar yang telah ditetapkan. Dari setiap siklus diharapkan tercapainya

(25)

dikemukakan Somadayo (2013: 40) Keempat komponen tersebut meliputi:

a. Perencanaan (planning)

b. Aksi/ tindakan (action)

c. Observasi (observing)

d. Refleksi (reflecting)

Untuk lebih jelasnya keempat komponen yang disebutkan di atas dapat dilihat

pada Gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2009: 66)

Berikut ini merupakan penjelasan empat komponen penelitian tindakan kelas

dalam desain Kemmis dan Taggart menurut Wiriaatmadja, (2009) yaitu:

a. Rencana (plan)

Perencanaan dilakukan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan

untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Permasalahan penelitian

difokuskan kepada peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang akan

disampaikan. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti merencanakan terlebih

dahulu jenis tindakan apa yang akan diberikan. Biasanya pada tahap

perencanaan ini secara garis besar mempersiapkan sarana dan prasarana

(26)

Tindakan merupakan realisasi dari perencanaan tindakan yang telah

dilakukan.Pada tahap ini, semua rencana yang telah dibuat

dilaksanakan.Peneliti/guru mengajar sesuai dengan perencanaan pembelajaran

yang telah dibuat, dan aktivitas belajar siswa pun sesuai dengan perencanaan.

c. Observasi (observe)

Observasi merupakan upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan.Seluruh

kegiatan diobservasi dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan

termasuk kinerja guru dan aktivitas siswa dari mulai kegiatan awal, inti,

sampai pada kegiatan akhir.

d. Refleksi (Reflect)

Refleksi merupakan upaya mencoba melihat atau merenungkan kembali apa

yang telah terjadi. Setiap data yang telah diperoleh kemudian di

analisis.Refleksi dilakukan untuk melihat keberhasilan dan kekurangan

tindakan yang telah dilaksanakan, kemudian dilakukan perbaikan perencanaan

ulang apabila masih terdapat kekurangan, begitu seterusnya sampai penelitian

ini memenuhi kriteria ketuntasan.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas di SDN

Kadujajar III kelas V pada materi persebaran flora dan fauna di Indonesia sebagai

berikut:

a. Membuat surat ijin penelitian

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Mempersiapkan sumber belajar

d. Merancang model pembelajaran Jigsaw yang akan digunakan pada proses

pembelajaran

e. Menyiapkan Media Kartu Tiket Jahrasebagai pendukung dari model

pembelajaran yang digunakan

(27)

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan rancangan yang telah

dibuat sebagai upaya memperbaiki kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar

mengenai materi persebaran Flora dan Fauna di berbagai wilayah

Indonesiamelalui model pembelajaran Jigsaw dengan menggunakan Media Kartu

Tiket Jahra. Langkah pembelajaran seperti berikut ini:

a. KegiatanAwal (15 menit)

1) Mengkondisikansiswauntukmengikuti KBM.

2) Mengajaksemuasiswaberdoasesuaidengan agama

dankepercayaannyamasing-masinguntukmengawalipelajaran.

3) Memberikanapersepsidengan bertanya jawab tentang flora dan fauna yang

pernah mereka lihat.

4) Menjelaskantujuanpembelajarandanpenilaian yang akandilaksanakan.

b. KegiatanInti ( 80 menit)

1) Siswa mendengarkan materi yang diterangkan oleh guru

2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 5

orang.

3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai teknik yang digunakan

4) Setiap kelompok mendapatkan satu kotak yang berisikan lima tiket jahra.

5) Masing-masing anggota kelompok memilih kartu tiket yang berisi salah satu

nama pulau besar di Indonesia.

6) Masing-masing siswa pergi ke tempat sesuai dari tiket yang didapatnya.

7) Siswa bertemu di tempat tersebut dengan anggota kelompok yang lain,

kemudian mereka berdiskusi menjadi kelompok ahli mengenai flora dan

fauna yang ada pada LKS yang diberikan oleh guru.

8) Masing-masing dari anggota para ahli mencatat hasil diskusinya untuk

kemudian dipresentasikan kembali pada kelompok asal.

9) Kemudian, mereka kembali ke kelompok asal.

10) Setelah siswa kembali ke kelompok asal, hasil diskusi mereka dengan

(28)

hasil diskusinya dengan kelompok ahli.

11) Kemudian masing-masing kelompok mengerjakan LKS yang diberikan oleh

guru.

12) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi kelompok.

13) Siswamenyimakpenjelasan guru

mengenaikesalahpemahamandanmemberipenguatan.

14) Siswa mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru.

c. Kegiatan akhir (10 menit)

1) Guru menyimpulkan materiyang telah dipelajari.

2) Menutup KBM

3. Tahap observasi

Peneliti melaksanakan observasi selama proses pembelajaran menggunakan

lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia di kelas lima

SDN Kadujajar III.

4. Tahap Refleksi

Dalam tahap ini peneliti akan mengkaji data yang diperoleh dari tahap

sebelumnya dengan menganalisis, sintesis, interpretasi, dan eksplanasi

(penjelasan) informasi tersebut. Dalam tahap ini pula dilakukan evaluasi terhadap

keberhasilan pencapaian tindakan dengan melihat hasil dari beberapa instrumen

dan hasil belajar siswa.

Kemudian jika belum mencapai tujuan penelitian, maka akan dilakukan

perencanaan ulang guna memperbaiki siklus sebelumnya.Langkah-langkah diatas

akan dilaksanakan beberapa siklus sampai penggunaan model

pembelajaranJigsaw dengan menggunakan Media Kartu Tiket Jahramenunjukkan

keberhasilannya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan hal yang paling penting untukmengukur keberhasilan

(29)

mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari

rencana tindakan yang dilakukan”. Pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini melalui observasi, wawancara dan tes. Instrumen

yang akan digunakannya adalah pedoman observasi, pedoman wawancara,

Lembar Kerja Siswa, catatan lapangan, dan tes hasil belajar siswa.

1. Pedoman Observasi

Observasi disebut juga pengamatan yang biasanya dilakukan pada saat proses

pembelajaran. Menurut Sudjana (2013:84) menjelaskan

Observasi atau pengamatan merupakan alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Observasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.Alat penilaian observasi disebut

pedoman observasi digunakan untuk merekam data hasil observasi terhadap

beberapa aspek kinerja guru dari mulai perencanaan, kegiatan inti, hingga

kegiatan akhir. Begitupun pada aktivitas siswa selama proses pembelajran yaitu

bagaimana partisipasi siswa ketika diskusi kelompok. Pedoman observasi dapat

dilihat pada lampiran.

2. Lembar Kerja Siswa

LKS digunakan dalam penelitian tindakan kelas menggunakan model

pembelajaran Jigsaw dan Media Kartu Tiket Jahra untuk mengarahkan siswa

dalam pemahaman mengenai materi persebaran flora dan fauna di berbagai

wilayah di Indonesia, untuk mengantarkan siswa dalam memahami materi yang

diberikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Lentera (2012)

”LKS adalah panduan kerja siswa untuk mempermudah siswa dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran”.

LKS yang diberikan berisi langkah-langkah yang harus dilakukan siswa

dalam kegiatan kelompok sehingga dapat memantapkan pemahaman siswa

terhadap materi yang diajarkan. LKS mengantarkan siswa agar siap menghadapi

(30)

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa terhadap

materi, melalui pertanyaan, sejalan dengan pendapat Wahyudin (2006:41) yang

menyatakan “Tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian

pertanyaan, yang harus dijawab dengan benar”.Tes yang diberikan berupa soal

isian.Tes menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan

[image:30.595.113.503.263.464.2]

sebelumnya.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

No. Indikator No. soal

1 Penyebab pembagian waktu di Indonesia yang

berdampak pada persebaran flora dan fauna

1

2. Menuliskan flora dan fauna tipe asiatis 2,5

3. Menuliskan Flora dan fauna tipe peralihan 3,6

4 Menuliskan flora dan fauna tipe australis 4,7

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan mencakup

seluruh rangkaian kegiatan.Catatan lapangan Menurut Wiriaatmadja (2009: 125)

“Catatan lapangan adalah data yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan,

suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan

nuansa-nuansa lainnya”.

Dengan menggunakan catatan lapangan peneliti akan mengetahui seluruh

kegiatan yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Oleh karena itu catatan

lapangan penting dalam penelitian.

5. Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan untuk menilai hasil dan proses balajar. Menurut

Denzim (Wiriaatmadja, 2009: 117) “Wawancara merupakan pertanyaan

-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat

memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu”.Pertanyaan

yang diajukan biasanya dipersiapkan terlebih dahulu sesuai informasi yang ingin

(31)

sudut pandang yang lain”

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap,

Pendapat, atau wawasan yang diajukan kepada responden.Wawancara bisa

direkam sehingga jawaban responden bisa tercatat secara lengkap.Biasanya

wawancara diajukan pada orang-orang yang terlibat dalam penelitian seperti

siswa, guru, kepala sekolah atau mereka yang berada di dalam lingkungan tempat

penelitian.

Untuk melaksanakan wawancara digunakan pedoman wawancara.Pedoman

wawancara yang digunakan bertujuan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam

melaksanakan evaluasi, dan mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam

pandangan guru mengenai model pembelajaran dan media yang digunakan pada

[image:31.595.123.501.328.750.2]

saat pembelajaran.Berikut kisi-kisi wawancara pada Tabel 3.2 dan 3.3.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Wawancara Untuk Siswa

No. Kisi-kisi Wawancara No.

pertanyaan

1. Menanyakan perasaan siswa setelah mengikuti

pembelajaran melalui jigsaw menggunakan Media Kartu Tiket Jahra.

1

2. Mempermudah siswa atau tidak pembelajaran

jigsaw menggunakan Kartu Tiket Jahra

pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia

2

3. Kekurangan dan kelebihan pembelajaran jigsaw

menggunakan Kartu Tiket Jahra pembelajaran persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia

3

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara untuk Observer

No. Kisi-kisi Wawancara No.

pertanyaan

1 Pendapat mengenai pembelajaran yang diberikan

oleh praktikan

1

2 Manfaat pembelajaran yang diberika 2

3 Apakah pembelajaran yang diberikan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa

(32)

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini berupa teknik pengolahan data

proses dan dan hasil belajar siswa.

a. Teknik pengolahan data proses 1) Kinerja Guru

Pengolahan data yang dilakukan menggunakan kriteria pengolahan presentase

(%) keberhasilan terhadap indikator yang dilaksanakan, kemudian di

interpretasikan dan di deskripsikan.Jumlah indikator yang ingin dicapai sebanyak

15 indikator.Dapat dilihat pada format kinerja guru dalam lampiran.

Indikator yang dilaksanakan x 100

Skor ideal

Dalam setiap indikator skor terbesar yaitu tiga sehingga jumlah skor ideal

adalah 45. Target ketercapaian indikator yaitu 90%.

2) Aktivitas Siswa

Pada aktivitas siswa terdapat beberapa aspek yang diamati pada saat

pembelajaran yang terdiri dari.

Pengamatan

a) Siswa mengamati gambar dengan serius

b) Siswa mengamati gambar dengan teliti

c) Siswa mengamati media secara langsung

Partisipasi

a) Siswa dapat memberi tanggapan jawaban temannya.

b) Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan pembelajaran.

c) Siswa memiliki tanggung jawab atas tugas yang didapatnya.

Kerjasama

a) Siswa dapat menunjukan sikap kooperatif dalam kegiatan kelompok.

b) Siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dalam kelompok sesuai dengan

waktu yang disediakan.

(33)

Skor 3 = semua indikator dilaksanakan

Skor 2 = hanya dua indikator yang dilaksanakan

Skor 1 = hanya satu indikator yang dilaksanakan

Skor 0 = tidak melaksanakan semua indikator

Skor ideal = 9

Kriteria penafsiran

Skor 7– 9 = Baik

Skor 4 – 6= Cukup

Skor 0 – 3 = Kurang

Target Pencapaian aktivitas siswa yaitu kriteria baik mencapai 80 %

Pengolahan data ini menggunakan skala deskriptif persentase, dengan rumus:

Skor yang diperoleh siswa x 100%

Skor ideal

Perhitungan ini sesuai dengan rumus penilaian dengan persen menurut

Purwanto (2012: 102) sebagai berikut.

� = × 100

Keterangan:

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100= bilangan tetap

b. Teknik Pengolahan Evaluasi

Penilaian proses belajar siswa dan pengolahan yang dilakukan dengan

menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut:

(1) Menentukan skor dari setiap nomor soal.

(2) Menghitung jumlah skor yang diperoleh tiap siswa.

(3) Memberi nilai angka dengan cara seperti berikut ini.

(34)

Ketuntasan Minimum) sebagai kriteria “Tuntas” dan “ Tidak Tuntas” dengan

KKM yang telah ditentukan 65.

Konversi skor kedalam nilai adalah :Skor yang diperoleh x 100

Skor ideal

Skor ideal dari keseluruhan soal yaitu 20.Soal terdiri dari enam soal esay

Soal nomor satu : skor 2

Soal nomor dua : skor 3

Soal nomor tiga : skor 3

Soal nomor empat : skor 3

Soal nomor lima : skor 3

Soal nomor enam : skor 3

[image:34.595.103.516.212.752.2]

Soal nomor tujuh : skor 3

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Evaluasi

NomorSo

al Kriteria Penskoran Skor

Skor Ideal

1

Siswa menjawab 2 garis. 2

2

Siswa menjawab 1 garis. 1

Siswa menjawab salah atau tidak menjawab. 0

2

Siswa menuliskan 3 macam flora tipe asiatis dengan benar. 3

3

Siswa menuliskan 2 macam flora tipe asiatis dengan benar. 2

Siswa menuliskan 1 macam flora tipe asiatis dengan benar. 1

Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0

3

Siswa menuliskan 3 macam flora tipe peralihan dengan benar. 3

3

Siswa menuliskan 2 macam flora tipe peralihan dengan benar. 2

Siswa menuliskan 1 macam flora tipe peralihan dengan benar. 1

Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0

4

Siswa menuliskan 3 macam flora tipe australis dengan benar. 3

3

Siswa menuliskan 2 macam flora tipe australis dengan benar. 2

Siswa menuliskan 1 macam flora tipe australis dengan benar. 1

Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0

5

Siswa menuliskan 3 fauna tipe asiatis dengan benar. 3

3

Siswa menuliskan 2 fauna tipe asiatis dengan benar. 2

Siswa menuliskan 1 fauna tipe asiatis dengan benar. 1

Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0

6

Siswa menuliskan 3 fauna tipe peralihan dengan benar. 3

3

Siswa menuliskan 2 fauna tipe peralihan dengan benar. 2

Siswa menuliskan 1 fauna tipe peralihan dengan benar. 1

Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0

7

Siswa menuliskan 3 fauna tipe australis dengan benar. 3

3

Siswa menuliskan 2 fauna tipe australis dengan benar. 2

Siswa menuliskan 1 fauna tipe australis dengan benar. 1

Siswa menjawab salah atau tidak sama sekali 0

(35)

Hasil evaluasi siswa dikatakan tuntas jika mendapat skor minimal 13, agar

mendapatkan nilai > KKM yaitu 65.

2. Analisis Data

Analisis data adalah apa yang telah diteliti dikategorikan dan diklasifikasikan

kemudian ditafsirkan dan disimpulkan. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono

(2005:89)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dfiahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.

a. Reduksi data berarti merangkum. Menurut Sugiyono (2005: 92) “Mereduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Dengan reduksi, data yang

telah diperoleh akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.Dalam penelitian ini data yang direduksi

merupakan data hasil dari pembelajaran yang berlangsung selama penelitian.

Setelah data direduksi.

b. Penyajian data Menurut Sugiyono (2005: 95) “Dengan mendisplay data,

maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut”. Dalam penelitian tindakan kelas ini data yang disajikan berupa kinerja guru, aktivitas

siswa, hasil lembar kerja siswa, dan hasil evaluasi.

c. Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan

(36)

berlangsung.

G. Validasi Data

Bentuk-bentuk validasi data dalam penelitian tindakan kelas menurut pendapat

Hopkins (Wiriaatmadja. 2009: 168-171) terdiri dari „member chek, triangulasi,

saturasi, eksplanasi saingan (kasus negatif), audit trail, key respondent reviewdan

expert opinion.

Berdasarkan beberapa bentuk validasi di atas, penelitian ini menggunakan

empat bentuk validasi data yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja, yaitu sebagai

berikut:

1. Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh peneliti pada pembelajaran persebaran flora dan

fauna melalui model pembelajaran Jigsaw menggunakan media kartu tiket

jahra dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi

balikan pada setiap akhir pertemuan.Misalnya dengan berdiskusi mengenai

proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan hasil yang diperoleh, bisa

dengan mendiskusikan bersama observer mengenai kekurangan guru

kemudian meminta saran serta perbaikan sehingga dapat diperbaiki pada

tindakan selanjutnya. Contohnya ketika ada siswa yang hasil nilai pada siklus

I kurang dan sangat berbeda dengan teman lainnya kemudian peneliti

melakukan member chek kepada guru kelas V keseharian dari siswa tersebut

sehingga jika data yang diperoleh sama bisa dipastikan kebenarannya.

2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan

cara membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain, yakni guru

dan siswa. Kegiatan triangulasi ini dilakukan secara kolaborasi dari tiga sudut

pandang. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang

maksimal. Contohnya ketika pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum

mencapai target yang ditentukan, peneliti berdiskusi dengan observeruntuk

mengetahui kekurangan, yaitu kinerja guru pada tahap pembelajaran Jigsaw,

(37)

siswa tahapan yang menurut mereka sulit ternyata pada tahap diskusi tahapan

Jigsawmaka hasil kinerja guru memang dapat dibuktikan kebenarannya bahwa

pada tahapan pembelajaranJigsaw perlu adanya perbaikan.

3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data

dengan cara mendiskusikannya dengan rekan sejawat. Dengan mendiskusikan

secara terbuka mengenai data awal hasil tindakan persebaran flora dan fauna

di berbagai wilayah Indonesia, data hasil tindakan siklus dan analisis refleksi

dari tindakan setiap siklus. Setelah melaksanakan tindakan di siklus I peneliti

meminta masukan dalam memperbaiki hasil tindakan siklus I kepada rekan

sejawat yaitu Astri, kemudian mengundangnya pada pelaksanaan siklus II

untuk menilai langsung kekurangan dari kinerja guru dan melakukan diskusi

setelah pelaksanaan.

4. Expert Opinion, yakni meminta masukan, saran atau arahan (judgement)

terhadap masalah-masalah penelitian yang dikemukakan kepada pakar yang

terkait dengan bidang kajian dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti

mengkonfirmasikandata hasil tindakan yang dilakukan mengenai tahapan

pembelajaran Jigsaw yang masih kurang pada siklus I dan mendiskusikan

perbaikan dengan dosen pembimbing I yaitu Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. dan

Dosen Pembimbing II yaitu Nurdinaha Hanifah, M.Pd untuk diperbaiki di

(38)

121

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanpadahasilpenelitiandanpembahasan yang

telahdipaparkanterhadappelaksanaandanhasiltindakanpembelajaranmelaui model

Cooperative Learning tipe JigsawmenggunakanMedia

KartuTiketJahrapadamateripersebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia

makadapatditarikkesimpulansebagaiberikut.

Pembelajaranmelalui model Cooperative Learning tipe

JigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahrapadamateripersebaran flora dan fauna

di wilayah Indonesia terdiridariperencanaan, pelaksanaanuntukmengetahuikinerja

guru danaktivitassiswadanhasilbelajarsiswa.

Padatahapperencanaanpenelitimenyusun RPP,

tahappertamayaitumerumuskantujuanpembelajarandengan model

pembelajaranJigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahra, memilihmateri yang

akandiberikandengansumber yang relevan, mempersiapkan model

pembelajaranCooperative Learning tipe

Jigsawsehinggamenguasaidenganbaiksetiaptahapannya. MempersiapkanMedia

KartuTiketJahra yang akanmenunjangpelaksanaanpembelajaranmelalui model

pembelajaranJigsaw. Membuat LKS yang

akandiberikankepadasiswapadasaattahapanJigsawberlangsung yang terdiridari

LKS kelompokasaldan LKS kelompokahli,

kemudianmenyusunlangkah-langkahpembelajaranyang mengacupada model pembelajaran yang digunakan,

mempersiapkanprosedurpenilaiansecaralengkapmulaidarisoal, kuncijawaban,

deskriptorpenilaianhingga format hasilbelajar.

Selainitumempersiapkanberbagaiinstrumenpenelitiandarimulaikinerja guru,

aktivitassiswa, catatanlapangan, serta format wawancara.Dari

hasilpenilaianperencanaandidapatkanpresentasekeberhasilanpadasiklus I mencapai

72%, siklus II meningkatmenjadi 100%, dansiklus III 100% mencapai target yang

(39)

Pada pelaksanaanobservasikinerjaguruterdiridarikegiatanawal, inti, dan akhir.

Fokuspenilaiankinerjaguruyaitu pada tahapanpembelajaranJigsawdimana

gurudituntutuntukmampumembimbingsiswa pada saatpelaksanaandiskusi di

kelompokasal, kelompokahli, hinggakembalilagikekelompokahli. Kekurangan

pada kinerjaguruyaitukesulitandalammembimbingsiswa pada

semuatahapansehinggakelaskurangterkoordinirdenganbaik, sehinggapencapaian

pada siklus I hanya82%, setelahdilakukanperbaikanmeningkat di siklus II menjadi

93% dan di siklus III mencapai 100%

Pada prosespembelajaran pada

aktivitassiswadapatdiamatibahwasetiapsiswaaktifmelakukanpengamatan,

berpartispasi, dan melakukankerjasamabaik di kelompokasalmaupun di

kelompokahlisehinggapencapaian pada siklus I yaitu 60% berkriteriabaik, di

siklus II 72% dan di siklus III mencapai 88% melebihi target yang

ditentukanpenelitiyaitu 80%.

PeningkatanhasilbelajarsiswamelaluipembelajaranCooperativeLearningtipeJi

gsawmenggunakanMedia KartuTiketJahrasetiapsiklusnyameningkat.

keberhasilannyadenganmencapai 8 siswa yang tuntaspada data

awalmeningkatpesatmenjadi 17 siswa di siklus I, kemudianpadasiklus II

naikmenjadi 19 siswadansiklus III menjadi 22 siswaatau 88% siswa yang lulus

darijumlahseluruhsiswamelebihi target yang ditentukansebelumnyayaitu 84% .

dariperolehan data

tersebutmakapembelajaranCooperativeLearningtipeJigsawmenggunakanMedia

KartuTiketJahradapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa pada materipersebaran flora

dan fauna di wilayah Indonesia.

Sehinggadapatdisimpulkanbahwapenelitian pada

pembelajaranpersebaranflora danfauna menggunakanmodel

pembelajaranCooperative Learning tipe JigsawdenganmenggunakanMedia

KartuTiketJahrapadaperencanaanpembelajaran, kinerja guru, aktivitassiswa,

sertahasilbelajarsiswakelas V di SDN Kadujajar III

KecamatanTanjungKertaKabupatenSumedangtelahberhasil.

(40)

Berdasarkanhasilpenelitianpadamateripersebaran flora dan fauna di wilayah

Indonesia melaluipenerapanmodel Cooperative Learning tipe

JigsawmenggunakanMedia KartuTiketJahra di kelas V SDN Kadujajar

IIImakadapatdikemukakan saran-saran sebagaiberikut:

1. Untuk Guru

Berdasarkandarihasilpenelitiantindakankelasdenganpenerapan model

Cooperative Learning tipe

JigsawmenggunakanKartuTiketJahradapatmeningkatkanpemahamansiswapadama

teripersebaran flora danfauna di wilayah Indonesia di Kelas V SDNKadujajar III

Kecamatan TanjungKerta Kabupaten Sumedang, makadiharapkan agar

pembelajarandenganpenerapan model Cooperative Learning tipe

JigsawmenggunakanKartuTiketJahratetapdikembangkandan guru

tidakhanyamengajarkanpembelajaran yang konvensionalsaja. Denganbimbingan,

arahan, dansebagaifasilitator guru

mampumengembangkanmotivasisiswadalammengikutipembelajaran di Kelas.

2. UntukSiswa

Siswaharusberperanaktif di

kelasdanmerespondenganbaiksetiappenyampainamateri yang dilakukanoleh

guru.Tidakhanyaberdampakpadahasilbelajartetapiberdampak pula

padaperubahansikapsetelahpembelajaran.

3. UntukSekolah

Dalampenelitianiniterbuktidenganpenerapan model Cooperative Learning

tipe

JigsawmenggunakanKartuTiketJahradapatmeningkatkanpemahamansiswapadama

teripersebaran flora danpauna di wilayah Indonesia,

makahendaknyasekolahmemfasilitasisertamenyarankan agar

penerapanpembelajaraninidilakukanpadamateri lain.

4. UntukPeneliti Lain

Hasilpenelitianinidapatdijadikansebagaireferensipadapenelitianlainyang

(41)
(42)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Asyhar, Rayandra. (2012) KreatifMengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi

DepartemenPendidikanNasional. (2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). Jakarta

Ekawarna.(2011). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: GaungPersada Press

Emildadiany, Novi .(2008).Cooperative Learning-Teknik Jigsaw.. [Online].Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/

Fokusmedia.(2003). Undang-undangSistemPendidikanNasional No.20 Tahun 2003. Bandung: Fokusmedia

Hanifah,Ndkk. (2009). RagamModel Pembelajaran Di SekolahDasar.Sumedang: UPI Sumedang

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Lenterak.(2012). PengertianLembarKerjaSiswa (LKS). [Online].Tersedia:

http://lenterakecil.com/pengertian-lembar-kerja-siswa-lks/

Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di

Ruang-RuangKelas. Jakarta: Grasindo

Purwanto, M. Ngalim. (2012). Prinsip-PrinsipdanTeknikEvaluasiPengajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Ruswandi, UusdanBadrudin.(2008). Media Pembelajaran.Bandung: CV

InsanMandiri

Sagala, S. (2003).KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: PenerbitAlfabeta

Sadiman, dkk.(2006). Media PendidikanPengertian, Pengembanagan,

danPemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

(43)

Slameto.(2003). BelajardanFaktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RinekaCipta

Solihatin, E.(2007). Cooperative Learning DalamPembelajaran IPS. Bandung: Rosdakarya.

SolihatindanRaharjo.(2008). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran

IPS. Jakarta: PT BumiAksara

Somadayo, S. (2013).PenelitianTindakanKelas. Yogyakarta: PT GrahaIlmu

SudindanSaptani.(2009). Media Pembelajaran.Bandung: UPI PRESS

Sudjana, N (2008). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Sugiyono.(2005). MemahamiPenelitianKualitatif.Bandung: Alfabeta

[image:43.612.115.530.237.592.2]

Sulastri, F. (2011).Penggunaan Media

GambarBerantaiUntukMeningkatakanHasilBelajarSiswapadaPembelajaranK egiatanEkonomidalamMemanfaatkanSumberDayaAlam di Kelas IV SDN LicinKecamatanCimalakaKabupatenSumedang.Skripsi UPI Kampus Daerah

Sumedang: Tidakditerbitkan

SumiatidanAsra.2009. MetodePembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Supriatna, dkk. 2006. Pendidikan IPS SD.Bandung : UPI PRESS

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning TeoridanAplikasi PAIKEM. Surabaya: PustakaPelajar

SusilaningsihdanLimbong.(2008). IlmuPengetahuanSosialUntuk SD/MI Kelas

5.Jakarta : PusatPerbukuanDepdinkas.

Uno danMohamad.(2012).

BelajardenganPendekatanPembelajaranAktifInovatifLingkunganKreatifEfekti

fMenarik. Jakarta: BumiAksara

Wiriaatmadja,R. (2009). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT

(4

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Kelas V
Tabel 3.1 Nama Siswa Kelas V SDN Kadujajar III
Gambar3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pembuktian Kualifikasi terhadap peserta Calon Daftar Pendek Jasa Konsultansi Pengawasan Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III RSUD Drb. Koesma Kabupaten Tuban yang

[r]

[r]

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, agar saudara dapat hadir dan membawa dokumen asli sesuai dengan yang di upload pada website :hhtp/www.lpse.sumsel.polri.go.id

 Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal Bagian lateral dan anterior dari traktus corticospinal (pyramidal) merupakan jalur desending yang terdiri dari

itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang.. semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak

Jl.. ketinggian manakah metode yang dianggap lebih akurat tersebut efektif perhitungannya. Efisiensi perencanaan gedung ini akan dibandingkan melalui indikator biaya.

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah