• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG MINAT MAHASISWA JPTA FPTK – UPI PADA DUNIA KERJA ANTARA PROFESI GURU DAN ARSITEK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG MINAT MAHASISWA JPTA FPTK – UPI PADA DUNIA KERJA ANTARA PROFESI GURU DAN ARSITEK."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini, persaingan dunia kerja semakin ketat. Para calon pekerja dituntut untuk lebih pintar, kreatif, inovatif, mempunyai keahlian di bidangnya, peka terhadap keadaan sekitar, dan bisa menentukan pekerjaan atau profesi yang cocok untuk dijalani, sesuai keahlian atau kemampuan. Hal tersebut bisa didapatkan melalui pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang menyelenggarakan beberapa jurusan dibidang pendidikan dan non-pendidikan. Salah satu fakultas di UPI adalah Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) yang menyelenggarakan beberapa jurusan salah satunya adalah Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur (JPTA). Jurusan ini memiliki dua Program Studi (Prodi) yaitu pendidikan (S1) dan non-kependidikan (D3). Dari Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur diharapkan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengembangkan, mengelola, dan melaksanakan program Pendidikan Teknologi Kejuruan yang akan menangani lembaga-lembaga pendidikan/latihan tingkat menengah.

(2)

2

tenaga pendidik dalam bidang kejuruan. Oleh karena itu keberadaan jurusan-jurusan di lingkungan FPTK UPI sebagai suatu lembaga yang menghasilkan tenaga pendidik dalam bidang Teknologi Kejuruan tidak dapat dipisahkan dengan dunia Pendidikan Menengah Kejuruan/Latihan baik di dalam persekolahan maupun di luar persekolahan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat, mendengar atau merasakan terbentuk dan berkembangnya minat sebagai akibat adanya kebutuhan. Minat seseorang terbentuk, berkembang atau menghilang, baik secara tiba-tiba maupun berangsur-angsur manakala intensitas kebutuhan terhadap apa yang diminatinya tinggi, rendah atau kurang. Salah satu contoh, misalnya sebuah buku dapat dianggap sebagai suatu obyek minat tertinggi bagi orang yang membutuhkan dan sebaliknya tidak menaruh minat sedikitpun bagi orang yang tidak membutuhkan.

Minat seseorang pada dunia kerja sangat bergantung dari apa yang mereka pelajari atau sesuatu yang mereka sukai. Setiap mahasiswa memiki keinginan untuk mencapai cita-cita yang mereka inginkan. Berdasarkan minat mereka pada dunia kerja yang dapat mereka jalani sesuai dengan keahlian yang didapatkan pada saat perkuliahan.

(3)

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kurangnya minat terhadap profesi Guru. Isu yang berkembang di negara kita mengenai sistem pendidikan kejuruan yang mulai ditingkatkan tidak terlalu mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi Guru SMK. Bahkan pada kenyataannya jurusan teknik bangunan yang notabene merupakan jurusan utama yang menjadi tempat atau lahan kerja sebagai tenaga pendidik sekarang tidak banyak diselenggarakan oleh lembaga pendidikan kejuruan. Di kota Bandung sendiri hanya terdapat dua lembaga pedidikan kejuruan yang menyelenggarakan jurusan ini yaitu di SMK Negeri 5 dan SMK Negeri 6 Bandung. Penulis pernah bertanya kepada seorang Guru di SMK Negeri 6 mengenai kemungkinan bertambahnya jurusan teknik bangunan di sekolah kejuruan seiring dengan program pemerintah yang akan mengembangkan sekolah menengah kejuruan lebih dari sekolah menengah umum. Dan ternyata jawabannya bahwa kemungkinan bertambahnya jurusan teknik bangunan ini diragukan, bahkan ada kemungkinan dikurangi. Ini sedikit banyak mempengaruhi penulis sendiri untuk menjadikan profesi Guru sebagai profesi utama yang akan dijalani.

(4)

4

Minat mahasiswa sendiri terhadap profesi Arsitek sangat besar. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor intern atau yang berasal dari dalam diri dan faktor ekstern yang berasal dari luar atau lingkungan sekitar. Faktor dari dalam yaitu banyak mahasiswa yang memang mempunyai bakat atau kemampuan dalam bidang seni, khususnya seni merancang. Sedangkan faktor dari luar yaitu banyak mahasiswa juga yang memandang bahwa profesi Arsitek itu merupakan profesi yang bergengsi dan membanggakan. Memang pada kenyataannya masyarakat awam memandang profesi Arsitek itu merupakan profesi yang tidak semua orang bisa melakukannya. Dibutuhkan bakat serta keahlian, dan keterampilan yang baik dalam merancang sebuah bangunan. Sama halnya dengan profesi dokter atau profesi lainnya yang membutuhkan bakat, keahlian, dan keterampilan.

Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini berusaha untuk mengkaji minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur (JPTA) FPTK – UPI pada dunia kerja yang akan dijalaninya. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana minat mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Teknik Arsitektur JPTA FPTK – UPI pada dunia kerja antara profesi Guru dan Arsitek.

(5)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana minat mahasiswa terhadap profesi guru 2. Bagaimana minat mahasiswa terhadap profesi arsitek

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi guru 2. Untuk mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi arsitek

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai masukan untuk mengetahui minat mahasiswa pada dunia kerja antara profesi Guru dan Arsitek sehingga diharapkan kualitas pendidikan di JPTA lebih baik.

(6)

6

E. Metode Penelitian

Menurut Nazir (2005: 54) bahwa ” Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Pengumpulan data dilakukan melalui daftar pertanyaan atau disebut juga dengan

kuesioner.

Sugiyono (2007: 8) mengemukakan ”Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Pendekatan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.

F. Lokasi dan Sampel Penelitian

(7)

G. Penjelasan Judul

1. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan (sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2. Mahasiswa adalah adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.

3. Dunia kerja adalah tempat melakukan aktivitas fisik dan mental individu dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kebahagiaan hidupnya (Aos Kadarsah, 2004: 26).

4. Guru adalah Guru (dari bahasa Sansekerta guru yang juga berarti guru, tetapi artinya harafiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

5. Arsitek adalah perancang skema atau rencana. "Arsitek" berasal dari Latin

architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun),

(8)

72 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, analisis, pengolahan dan interpretasi data pada bab sebelumnya, maka secara garis besar penelitian ini dapat menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan pada perumusan masalah.

Pertama, minat mahasiswa terhadap profesi Guru adalah sebesar 62,29%

termasuk dalam kategori Tinggi.

Kedua, minat mahasiswa terhadap profesi Arsitek adalah sebesar 78,38%

termasuk dalam kategori Tinggi.

Minat mahasiswa JPTA FPTK-UPI cenderung mempunyai minat pada profesi Arsitek.

B. Saran

1. Untuk Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK-UPI

Minat merupakan sebuah kondisi manusiawi yang menimbulkan adanya suatu keinginan terhadap suatu objek atau kegiatan. Namun minat tidak akan timbul secara langsung. Perlu adanya suatu dorongan atau motif yang membuat seseorang tertarik atau mempunyai keinginan terhadap suatu hal.

(9)

bagi Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan jurusan. Sehingga mahasiswa dapat mempunyai kemampuan yang baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang keahlian arsitektur. Pada akhirnya nanti ketika terjun ke dunia kerja, lulusan JPTA FPTK-UPI mempunyai kepercayaan diri untuk bersaing dengan lulusan dari lembaga pendidikan lainnya.

2. Untuk Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK-UPI

Menjalani perkuliahan di kampus JPTA FPTK-UPI merupakan suatu proses perkembangan dari setiap mahasiswanya. Dan diharapkan dari proses perkuliahan setiap mahasiswa dapat mempunyai keahlian dan kemampuan dalam bidang pendidikan dan keahlian arsitektur. Namun untuk dapat menentukan profesi yang akan dijalani hendaknya setiap mahasiswa lebih mengenal karakteristik dan kemampuan diri sendiri.

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

(10)

117

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdurahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos.

Abdulah, T. (1996). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Adas, M. (1988). Ratu Adil. Tokoh dan Gerakan Milenarian Menentang

Kolonialisme Eropa. Jakarta: Rajawali Press.

Adiwijoyo, S. (2000). TNI Antara Tuntutan Reformasi & Beban Sejarah. Jakarta: Penerbit Internusa.

Amar, D. (1963). Bandung Lautan Api. Bandung: Pusat Sedjarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

Crouch, H. (1999). Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Disjardam VI Siliwangi. (1979). Siliwangi dari Masa ke Masa. Bandung: Angkasa.

Ekadjati, E. (1980). Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud.

Gootschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta:UI Press.

Indonesian State Secertariat . (1975). Thirty Years Of Indonesias Indepedence, 1945-1975. Jakarta: State Secretariat.

Kahin, G.T. (1995). Nasionalisme dan Revolusi Di Indonesia, Refleksi

Pergumulan Lahirnya Republik. Surabaya: UNS Press.

Kansil, CST. (1984). Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kuntowijoyo. (1994). Metodelogi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Moedjiono, G. (1989). Indonesia Abad Ke-20, 2 (Dari Perang Kemerdekan

Pertama Sampai Pelita III). Yogyakarta: Kanisius.

(11)

Nasution, AH. (1955). Tjatatan-Tjatatan Sekitar Politik Militer Indonesia. Jakarta: CV. Pembimbing.

.(1973). Kekarjaan ABRI. Jakarta: Seruling Bangsa.

.(1968). Tentara Nasional Indonesia II. Jakarta: Seruling Bangsa. .(1983). Memenuhi Panggilan Tugas. Jilid.III. Jakarta: Gedung

Sate.

Poesponegoro, M.D, Notosusanto,N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat. (1965). Peranan TNI Angkatan Darat

Dalam Perang Kemerdekaan, Revolusi Pisik 1945-1950. Bandung: Pusat

Sejarah Angkatan Darat.

Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat (1979). Sedjarah TNI-AD 1945-1973

bagian 2. Bandung: Pusat Sejarah Angkatan Darat.

Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat. (1979). Cuplikan Sejarah Perjuangan

TNI-AD. Bandung: Dinas Sejarah Militer TNI AD dan Fa. Majuma.

Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat.(2004). Sudirman & Sudirman. Bandung: CV.Grayana.

Ricklefs, M.C. (1998). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sedjarah Militer Kodam VI Siliwangi.(1968). Siliwangi Dari Masa Ke Masa. Jakarta: Fakta Mahjuma.

Sundhaussen, U. (1988). Politik Militer Indonesia 1945-1967, Menuju Dwi

Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.

Suryohadiprojo, S. (1971). Langkah-Langkah Perjuangan Kita. Jakarta: UI Press. Sjamsuddin, H. (1996). Metodelogi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Birokrat. Proyek Tenaga Akademik.

Widja, I. (1991). Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(12)

119

DOKUMEN

Alif, Kapt. (1950). “Laporan Kapten Alif Perihal Westerling” (3 Februari 1950). Military Intelegence. (1949). “Renjata Westerling Untuk Pol. Actie Ke III,

No.2/M./I/49” (18 September 1949).

Disjarah AD. (1975). Buku Sejarah Dokumenter Penumpasan APRA Bag I. Bandung: Dinas Sejarah TNI-AD.

Disjarah AD. (1975). Buku Sejarah Dokumenter Penumpasan APRA Bag II. Bandung: Dinas Sejarah TNI-AD.

Idain, T. (1950). “Surat Laporan Kepada Markas Besar Divisi Siliwangi dari

Pleton Kala Hitam” (28 September 1950).

Jahya, D. (1950) “Surat Penetapan Pengambilan Tindakan Atas Peristiwa

APRA” No. 30/M (28 Djanuari 1950).

Natajunda, C. Let.I. (1949). “Laporan Cie.C.Bat.XV/”X’ Kepada Komdt.Bat.XV/”X”Brig.XVI” No. Cie.C.BAT.XV/”X” BRIG.XVI. DIVISIE IV. (28 September 1949).

Natajunda, C. Let.I. (1949). “Surat Kepada Tentara Nasional Indonesia, Cie.

C.BAT.XV/”X” BRIG. XVI” No. Cie.C.BAT.XV/”X” BRIG.XVI. DIVISIE IV. (2 Desember 1949).

Natajunda, C. Let.I. (1949). “Laporan Komand.Cis.C./XV’X’ Kepada

Komand.Bat.XV”X”/XVI” No. 43/C/XV/X/VI/IV/11/49. (9 Desember

1949).

P.D.L.1. (1950). “Verdacto J.Ph. Bastianns, Odernaoming “Bunisari” (28 September 1950).

P.D.L.1. (1950). “Perihal Penyerahan Sendjata Api Dari K.L Bandung”. (28 Januari 1950).

Taswin, Letn. Kol, (1950). “Surat Dari Basis Komandan Djakarta Raya Kepada

Sofjan Safei, Kapten Djauhari, Kmd.Bat.T. dan Kapten Sudjono Judo” No.11/adj/BGO/50 (29 Januari 1950).

Tim Kerja DHD’45 Jawa Barat (2005). Rute Perjuangan Kemerdekaan dan

Pelakunya di Jawa Barat. Bandung: DHD’45.

(13)

MAJALAH DAN JURNAL

Kartawiriaputra, S. (1998). “Metode Wawancara: Dari Metode Pengajaran Sejarah” Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (JPIS). Januari-Juni 1994. No.3.Vol.II.(-) 7-22

Siradz, HM. (1994). “Teror APRA WESTERLING Membantai Rakyat, Pengalaman yang tak terlupakan.”Journal Warkat Veteran.23 (-),12-15. ---.(1950). Algodjo Sulawesi Selatan Hendak Mengulang Lakonnja

Kembali Di Pasundan?. Madjalah Merdeka Januari th III No.3 (-). 1950 7-9.

---.(1951). Tjatatan Militer dan Politik.” Madjalah Yudhagama AgustusI(-) 1951. 25-29.

SURAT KABAR

---.(1950). ”Sekitar Urusan Westerling dan APRA-nja. APRA terdiri dari 60 ribu Anggauta” Suara Bogor (14 Januari 1950).

---.(1950). ”APRA djuga ada di Djokja” Suara Bogor (14 Januari 1950). ---.(1950). ”Akan Diambil Tindakan Terhadap Westerling” Suara Bogor

(17 Januari 1950).

---.(1950). ”Westerling Alat Golongan Reaksioner” Suara Bogor (19 Januari 1950).

---.(1950). ”Westerling Alat Reaksioner, Keterangan J.Wibisono” Tanah

Air (20 Januari 1950).

---.(1950). ”Panitya Anti-Westerling” Suara Bogor (21 Januari 1950). ---.(1950). ”Komisi Urusan Indonesia dan Westerling”. Suara Bogor (21

Januari 1950).

---. (1950). “Westerling Mulai Menyerang”. Warta Indonesia (24 Januari 1950).

---.(1950). ”Sikap Tegas Harus Ada Thd. Gerakan Westerling” Tanah Air (24 Januari 1950).

(14)

121

---.(1950). “Kepertjajaan RIS atas djandji tentara Belanda Mengetjewakan” Warta Indonesia. (25 Januari 1950).

---.(1950). ”Seperti Geledek Diwaktu Terang, Let.Kol Lembong Dihudjani Peluru Ketika Hendak Masuk Markasnja” Warta Indonesia (25 Januari 1950).

---.(1950). ”Tentara Westerling Mulai Beraksi, Tjimahi dan Bandung Diserbu” Suara Bogor (25 Januari 1950).

---.(1950). ”Pendapat Kalangan2 Politik Di Jogja” Warta Indonesia (26 Januari 1950).

---.(1950). ”Pendjelasan Komisi Tinggi Tentang Tindakan Westerling”

Warta Indonesia (26 Januari 1950).

---.(1950). ”Kisah Perdjuangan APRA Masuk Bandung” Warta Indonesia (26 Januari 1950).

---.(1950). ”Westerling Usaha Kaum Reaksioner” Warta Indonesia (26 Januari 1950).

---.(1950). “Tentara A.P.R.A Meninggalkan Lagi Kota Bandung” Suara

Bogor (26 Januari 1950).

---.(1950).”Kementrian Pertahanan Tentang Aksi Westerling, Di Pihak T.N.I. ada 60 Orang Jang Gugur”. Suara Bogor (26 Januari 1950).

---.(1950).”Desertur Jang Menjerahkan Diri Akan Diadili” Warta

Indonesia (26 Januari 1950).

---.(1950). “Penjerbuan Westerling Adalah Pembunuhan” Tanah Air (27 Januari 1950).

---.(1950). “Bld. Tidak Tanggung Djawab Thd. Peristiwa Westerling, Keterangan Komp. Tinggi. Tanah Air (27 Januari 1950).

---.(1950). “Tembak-Menembak dalam Kota Djakarta” Suara Bogor (28 Januari 1950).

---.(1950). ”Wiranatakusuma dan Kusna Puradiredja Penasehat Terpenting Dari Westerling?” Warta Indonesia (26 Janurai 1950).

(15)

---.(1950). “Westerling Akan Melanjutkan Perangnya?” Suara Bogor (30 Januari 1950).

---.(1950). “Komisaris Agung Belanda Tentang Peristiwa Westerling”

Suara Bogor (30 Januari 1950).

---.(1950). “Sadikin Berunding Dengan Westerling?” Suara Bogor (30 Januari 1950).

---.(1950). “Van der Mullen Mulai Diperiksa“ Suara Bogor (31 Januari 1950).

---.(1950). “Keterangan Pemerintah Pasundan” Suara Bogor (1 Februari 1950).

---.(1950). ”Inggris Mentjela Tindakan Westerling CS” Warta Indonesia (13 Februari 1950).

---.(1950). “Sekitar Penangkapan Westerling, Sukarnja Buat Minta Westerling Diserahkan Kepada Indonesia” Suara Bogor (28 Februari 1950).

---.(1954). ”Panglima NIGO Segera Kedepan Pengadilan” Suara Bogor (24 Januari 1954).

DISERTASI DAN SKRIPSI

Kartawiriaputra, S. (1998). Partisipasi Masyarakat Bandung Selatan Dalam Peristiwa Pengungsian Bandung Lautan Api Tahun 1946: Pendekatan Sejarah Lisan dan Implikasinya Pada Metode Pembelajaran Sejarah. Penyetaraan Disertasi Jurusan Pendidikan Sejarah, FPIPS UPI, Bandung: Tidak Diterbitkan.

(16)

123

WAWANCARA

No Nama

Tempat, Tanggal Lahir (Umur)

Alamat Waktu

Wawancara Keterangan

1 H.M.Siradz

Jakarta,2 4 April 1925 (80 Tahun) Jl. Cisitu Indah No.2A Bandung 17 September 2005 Pelaku Sejarah: Komandan Kompi Batalion 310 (Kala Hitam)

2 H.D. Pratikto Semarang, 29 September 1927 (78 Tahun)

Jl. Jawa 56 Bandung 17 September 2005 Pelaku Sejarah: Komandan Pleton Yon-Pandim Siliwangi

3 Jumahara 13 Oktober 1930 (75 Tahun) Kel.Braga 25 September 2005 Saksi Sejarah: Penduduk Sipil

4 Mahna

11 Januari 1924 (81 Tahun) Jl. Kejaksaan, Kelurahan Braga 06 Desember 2005 Saksi Sejarah: Penduduk Sipil

5 H. Aboeng Koesman Garut, 25 April 1925 (80 Tahun) Jl. Kalimantan 10 Bandung 08 Desember 2005 Saksi Sejarah: Pejabat Pemerintah Jawa Barat, Tokoh Masyarakat

6 Amih 1928 (77

(17)

Referensi

Dokumen terkait

16/Pokja Konsultansi/2015 tanggal 04 Maret 2015 tentang Penetapan Hasil Kualifikasi, dengan ini diumumkan Hasil Kualifikasi untuk paket pekerjaan pada Pengadaan

Kepada para penyedia jasa yang merasa keberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan secara on line melalui aplikasi SPSE pada website

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 4 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lampung Barat Tahun Anggaran 2011 Lembaran

setiap langkah sehingga penyusunanTesis dengan judul “ Analisis Struktur Tata Niaga Tembakau Kasturi di Desa Sumber Pinang, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember ”

Beauty is an integral part of our lives, and industry of beauty is business that mainly engaged in hairdressing, or in providing beauty treatment services,

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan internal (Strenghts,

Namun demikian guru tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran (TKP) sesuai dengan tuntutan kompetensi. TKP yang berorientasi pada kompetensi tetap dipakai sebagai

Pembangunan di Kabupaten Jember dalam segala bidang telah menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, sejalan dengan pesatnya perkembangan Kabupaten