• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE AL-BARQY DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN PADA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN Nomor Panggil.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE AL-BARQY DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS ALQURAN PADA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN Nomor Panggil."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

Bab I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah Penelitian... C. Tujuan Penelitian... A. Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini...

B. Kemampuan Menulis pada Anak Usia Dini...

C. Pendidikan Alquran untuk Anak Usia Dini...

1. Definisi Alquran...

2. Faktor-faktor Kemudahan Mempelajari Alquran...

(2)

ii

Dini...

4. Adab-adab Membaca Alquran...

5. Prinsip-prinsip Pendidikan Alquran...

1. Pentingnya Membaca dan Menulis dalam Islam...

2. Seruan Mendidik Anak Membaca Alquran...

3. Seruan Mendidik Anak Menulis Alquran...

D. Metode-metode Lain dalam Belajar Alquran yang

Berkembang di Indonesia...

E. Metode Al-barqy...

1. Sejarah Metode Al-barqy...

2. Tujuan diterapkan Metode Al-barqy...

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-barqy...

4. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Metode Al-barqy...

F. Penelitian Terdahulu...

Bab III METODOLOGI PENELITIAN... 80 A. Metode Penelitian...

B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian...

C. Defenisi Operasional Penelitian...

D. Instrumen Penelitian...

E. Prosedur Penelitian...

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian...

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian...

(3)

iii

1. Uji validitas dan reliabilitas tes kemampuan membaca

dan menulis Alquran ...

2. Uji hipotesis kemampuan membaca dan menulis Alquran 91

93

Bab VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 98 A. Deskripsi Hasil Penelitian……….

B. Pembahasan………...

98

112

Bab V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 123

A. Simpulan………...

B. Rekomendasi……….

123

123

(4)

iv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Huruf Hijaiyah ... 47

3.1 Model Penelitian “Nonequivalent Vontrol Group Design” ... 81

3.2 Kriteria Skor 0-2 ... 86

3.3 Kategori Validitas Butir Soal ... 92

3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 93

3.5 Uji Normalitas Skor tes Akhir Kemampuan Membaca ... 94

3.6 Uji homogenitas Tes Akhir Kemampuan Membaca ... 95

3.7 Uji Normalitas skor Tes Akhir Kemampuan Menulis ... 96

3.8 Uji Homogenitas Tes Akhir Kemampuan menulis ... 97

4.1 Uji Beda Rerata Skor Tes Akhir Kemampuan Membaca ... 112

(5)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Kisi-kisi Efektivitas Metode Al-barqy ... 129

Kisi-kisi Variabel Membaca ... 131

Kisi-kisi Variabel Menulis ... 132

Instrumen Tes Membaca ... 133

Instrumen Tes Menulis ... 135

Satuan Kegiatan Harian ... 136

Uji Normal Skor Post Tes Membaca ... 145

Uji Normal Skor Post Tes Menulis ... 147

Lembar Kemampuan Membaca ... 149

Lembar Kemampuan Menulis ... 153

Foto penelitian ... 161

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

perkembangan, baik bahasa, fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio

emosional (sikap dan perilaku serta agama), maupun komunikasi, yang sesuai

dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas) Pasal 1 poin 14 menyatakan bahwa

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan

informal. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 ayat 1 pada Undang-undang

tersebut adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD

dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8

tahun. (Maswins, 2010)

PAUD juga merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar

yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

(7)

2

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang

diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Ada dua tujuan diselenggarakannya PAUD yaitu sebagai berikut.

(1) Tujuan utama penyelenggaraan PAUD adalah untuk membentuk anak

Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai

dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal

di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa

dewasa.

(2) Tujuan penyerta penyelenggaraan PAUD adalah untuk membantu

menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.

(Maswins, 2010)

PAUD tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar

kepada anak, tetapi juga berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak.

Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi

psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam

lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung di

mana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam

keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan

kondisi dan perkembangan anak usia dini. Sebagaimana yang dinyatakan Lucy

(2009: 10) bahwa “tujuan dari pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang

baik dan dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya,

(8)

3

Anak adalah amanah Allah swt yang wajib dididik, dibimbing, dibina oleh

semua orang tua untuk menjadi generasi yang baik di dunia dan akhirat. Anak

adalah makhluk yang unik, yang memiliki dunia (lingkungan) sendiri, yang penuh

dengan kejutan, permainan, dan segalanya indah, orang tua punya andil untuk

membantu mewujudkan dunia anak sebagai mana mestinya dan

memperlakukannya dengan sebaik mungkin, karena perlakuan di masa kecil akan

membekas sampai dewasa, seperti pepatah kata mutiara bahasa arab

َاْ

atas batu. Perumpamaan ini menganjurkan supaya kita mendidik dan mengajarkan

anak-anak sejak usia dini. Lucy (2009) menyebutkan masa usia dini sebagai masa

keemasan (the golden age) karena pada masa ini anak mampu menyerap dengan

cepat setiap rangsangan yang masuk. Pada masa ini anak mampu menghafal

banyak sekali informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, dan bunyi-bunyian.

Kemampuan berbahasa merupakan salah satu kemampuan anak yang

sedang berkembang saat usia TK. Menurut Dhieni (2006) perkembangan bahasa

sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak terdiri atas

beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Dengan

bahasa anak dapat mengomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, dan

perasaannya kepada orang lain. Semua manusia normal dapat menguasai bahasa,

sebab sejak lahir manusia telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk

mempelajari bahasa dengan sendirinya. Anak-anak akan mengalami

perkembangan bahasa yang pesat pada fase prakonseptual. Perkembangan bahasa

(9)

4

masa ini anak-anak telah mengetahui sejumlah nama-nama dan hubungan antara

simbol-simbol dan dapat membedakan berbagai benda di sekitarnya serta melihat

hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.

Penelitian Mar’at (dalam Desmita, 2009) terhadap 30 anak balita di kota

Bandung mengenai perkembangan bahasa menunjukkan bahwa anak-anak juga

mengikuti tingkatan perkembangan bahasa sebagaimana yang disebutkan oleh

Schaerlaekens, yakni pada periode pra-lingual anak-anak sudah mampu membuat

kalimat satu kata, pada periode lingual awal menjadi dua kata, dan pada periode

diferensiasi anak mampu membentuk kalimat tiga kata.

Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan

dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul

pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan

berbahasa juga akan terus berkembang sejalan dengan intensitas anak pada teman

sebayanya. Hal ini mengimplikasikan perlunya anak memiliki kesempatan yang

luas dalam menentukan sosialisasi dengan teman-temannya. Dengan

memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek fungsional

bahasa tulis, ia senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba

menulis kata yang sering ditemukan. Anak juga senang belajar menulis namanya

sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya.

Diantara kemampuan berbahasa yang diajarkan di Taman Kanak-kanak

(TK) adalah membaca dan menulis Alquran yang merupakan bagian dari belajar

agama dini. Dari kenyataan tersebut, anak-anak baru dapat membaca dan menulis

(10)

5

baik dan benar sesuai dengan kaidah yang ada, dengan harapan agar anak-anak

dapat membaca dan menulis Alquran dikemudian hari. Membaca dan menulis

Alquran merupakan hal yang sangat esensial untuk kehidupan anak-anak kelak,

karena segala hukum dalam Islam terdapat dalam Alquran dan hadits.

Efektivitas pembelajaran Alquran yang terdiri atas belajar membaca dan menulis

Alquran perlu diperhatikan supaya berhasil lebih baik.

Pentingnya belajar membaca dan menulis Alquran juga tertuang dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 24 menyatakan sebagai berikut.

(1) Pendidikan Alquran bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Alquran. (2) Pendidikan Alquran terdiri dari Taman kanank-kanak Alquran (TKQ), Taman

Pendidikan Alquran (TPQ), Ta’limul Alquran lil Aulad (TQA), dan bentuk lain yang sejenis.

(3) Pendidikan Alquran dapat dilaksanakan secara berjenjang dan tidak berjenjang.

(4) Penyelenggaraan pendidikan Alquran dipusatkan di masjid, mushalla, atau ditempat lain yang memenuhi syarat.

(5) Kurikulum pendidikan Alquran adalah membaca, menulis, dan menghafal ayat-ayat Alquran, tajwid, serta menghafal doa-doa utama.

Menyadari pentingnya suatu metode pengajaran membaca dan menulis

Alquran yang lebih baik, penulis mencoba untuk menyajikan suatu aplikasi yang

bisa menambah daya tarik anak terhadap pelajaran membaca dan menulis Alquran

sejak dini. Salah satu cara adalah dengan memperkenalkan Alquran terutama

huruf-huruf hijaiyah menjadi lebih interaktif, agar anak-anak pada usia dini lebih

(11)

6

Sebagaimana para shahabat telah mengajarkan Alquran sejak dini pada

anak-anak mereka dan semua itu tidak lepas karena ittiba’ (mengikuti sunnah)

mereka kepada Allah dan Rasul-Nya.

َن ُ ُرْ َ ْ ُ! ُآ َ"ِ#َو َب َ!ِ&ْا َن ُ"َِّ ُ ْ ُ! ُآ َ"ِ# َ()ِّ)ِ* #َر ا ُ* ُآ (ِ&ٰـََو

٧٩

/

Artinya: “… akan tetapi jadilah kalian orang-orang rabbani karena apa

yang kalian ajarkan dari Al Kitab dan karena yang kalian pelajari darinya. ”(Ali

Imran: 79).

Di abad modern ini, seiring dengan perkembangan pembelajaran Alquran

yang tidak hanya dilaksanakan di surau, masjid, dan pondok pesantren, tetapi juga

dilaksanakan di sekolah, maka disusun beberapa buku penunjang pembelajaran

Alquran beserta kurikulumnya, antara lain buku yang telah dikenal oleh

masyarakat seperti Qiroati, Al-bagdadi, albanjari, dan iqra. Masing-masing buku

tersebut mempunyai kelebihan, keunggulan, dan mengunakan metode

pembelajaran yang berbeda-beda.

Metode yang akan penulis terapkan dalam penelitian ini adalah metode

Al-barqy. penulis melihat hasil penelitian yang dilakukan Azzizah (2006) yang

menyatakan bahwa kemampuan membaca santri TPQ Nuruq Taqwa Malang dapat

dikatakan masih dalam taraf cukup dan kemampuan menulis santri TPQ Nurut

Taqwa Malang, dapat dikatakan dalam tingkat sedang. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian tersebut adalah dokumen, tes membaca dan menulis Alquran

yang diambil dari buku metode Al-barqy.

Taman Kanank-kanak Islam Terpadu (TKIT) Al-Aqsho adalah salah satu

taman kanak-kanak yang memiliki visi dan misi untuk meningkatkan iman, ihsan,

(12)

7

TKIT Al-Aqsho lebih menitikberatkan pada pembelajaran bidang agama, seperti

membaca, menulis, dan menghafal Al-quran dan do’a sehari-hari. Dalam

pembelajaran membaca dan menulis Al-quran, TKIT Al-Aqsho selama ini

menggunakan metode Iqra yaitu metode pembelajaran membaca dan menulis

Alquran dengan perjilidan, antara jilid yang satu dengan yang lainnya saling

berhubungan dan tidak boleh didahului. Menurut Sopandi (Kepala Sekolah TKIT

Al-Aqsho) selama ini diharapkan anak-anak dapat menguasai sampai iqra 3 yang

mempelajari tentang harakat kasrah, harakat dhammah, dan mad dalam waktu

enam bulan.

Dari kenyataan itu, untuk meningkatkan kemampuan membaca dan

menulis Alquran, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

efektivitas membaca dan menulis Alquran dengan menggunakan metode

Al-barqy. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Al-barqy, hanya

membutuhkan waktu delapan jam untuk bisa membaca Alquran pada anak usia

tujuh tahun atau kelas satu Sekolah Dasar. Proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode Albarqy ini berdasarkan sistem terpadu yang dituangkan

dalam buku panduan metode Al-barqy, dengan pola belajar intensif satu jam

setiap hari.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan pada kajian

“Efektivitas Metode Al-Barqy dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan

Menulis Alquran pada Anak Usia 4–5 Tahun”

(13)

8

Berdasarkan penjelasan di atas masalah utama yang akan di kaji dalam

penelitian ini adalah apakah metode Al-Barqy efektif dalam meningkatkan

kemampuan membaca dan menulis Alquran pada anak usia 4-5 tahun di TKIT

Al-Aqsho Sarijadi Kel. Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?

Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitian, masalah

utama tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yang disebut

rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.

(1) Bagaimana kemampuan membaca dan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun

di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel. Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?

(2) Bagaimana pelaksanaan metode Al-Barqy dalam meningkatkan keterampilan

membaca dan menulis huruf hijaiyah untuk anak usia 4–5 tahun?

(3) Bagaimana perbedaan kemampuan membaca Alquran anak usia 4–5 tahun

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.

Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?

(4) Bagaimana perbedaan kemampuan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun

antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.

Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang dirumuskan, tujuan pokok

penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas metode Al-Barqy untuk

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Alquran untuk anak usia 4 - 5

(14)

9

(1) langkah-langkah pelaksanaan metode Al-Barqy dalam meningkatkan

kemampuan membaca dan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun di TKIT

Al-Aqsho Sarijadi Kel. Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.

(2) hasil yang diperoleh pada kemampuan membaca Alquran anak usia 4–5 tahun

setelah menggunakan metode Al-Barqy di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.

Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.

(3) hasil yang diperoleh pada kemampuan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun

setelah menggunakan metode Al-Barqy di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.

Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.

(4) Efektivitas metode Al-Barqy untuk meningkatkan kemampuan membaca dan

menulis Alquran pada anak usia 4-5 tahun di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.

Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis, yaitu salah satu

faktor pendukung dari keberhasilan pembelajaran membaca dan menulis Alquran

adalah penggunaan metode yang tepat, dalam hal ini metode Al-Barqy.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga dapat memberikan manfaat praktis, di antaranya:

(1) sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

membaca dan menulis Alquran pada anak usia 4–5 tahun.

(2) Dapat memperbaiki hambatan dan tantangan dalam pembelajaran membaca

(15)

10

E. Asumsi Penelitian

Ada beberapa asumsi yang menjadi landasan penelitian ini. Asumsi

penelitian yang dimaksud adalah:

(1) berhasil tidaknya suatu program pembelajaran bahasa sering sekali dinilai

dari segi metode yang digunakan. Metode adalah penentu yang menentukan

isi dan cara mengajar bahasa (Djunaidi, 1987). Metode Al-Barqy merupakan

salah satu metode pengajaran bahasa khususnya membaca dan menulis

alquran yang aplikatif dengan perkembangan anak.

(2) membaca memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang

keterampilan berbahasa (Tarigan, 1981). Kemampuan membaca bagi anak

usia dini dikembangkan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca

pada anak, sekaligus mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar (SD).

Sementara itu kemampuan membaca Alquran dikembangkan pada anak usia

4–5 tahun adalah untuk menumbuhkan sifat kecintaan anak-anak terhadap

salah satu ajaran agama, yaitu membaca Alquran dan mengamalkannya.

(3) menulis pada dasarnya merupakan suatu kemampuan berbahasa yang berupa

kegiatan produktif yang membutuhkan kesabaran, keuletan, dan kejelian

tersendiri. Menurut Rahman (2006) keterampilan menulis merupakan salah

satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan dan harus dimiliki orang yang

ingin maju. Sedangkan kemampuan menulis Alquran pada anak usia 4–5

tahun merupakan salah satu usaha untuk melatih motorik, dan kognitif anak

dalam meningkatkan kemampuan menulis anak yang dimulai dari kiri ke

(16)
(17)

80 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen kuasi, yang dirancang dan dilaksanakan untuk mengetahui

akibat dari pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Penelitian ini

merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain

“Nonequivalent Control Group Design”, yaitu desain penelitian yang terdiri dari

dua kelompok subjek, yaitu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan

kelompok sebagai kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang menggunakan metode

Al-Barqy, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang melalui

pembelajaran selain metode Al-Barqy. Untuk kedua kelompok diberikan tes awal

yang sama, kemudian menghitung rata-rata skor masing-masing untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan

metode Al-Barqy.

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode Al-Barqy kemudian

memberi tes akhir yang sama dengan tes awal untuk kedua kelompok. Tes akhir

ini untuk menentukan rata-rata skor dari masing-masing kelompok, baik yang

mendapat perlakuan, maupun yang tidak mendapat perlakuan. Dari hasil tes awal

maupun tes akhir, kemudian di analisa untuk melihat atau menentukan perbedaan

(18)

81

TABEL 3.1

MODEL PENELITIAN “NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN” kelas tes awal perlakuan tes akhir

E O1 X O2

K O3 Y O4

Keterangan:

E : kelompok eksperimen

K : kelompok kontrol

O : tes awal dan tes akhir pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

X : perlakuan pembelajaran metode Al-barqy

Y : Perlakuan pembelajaran konvensional

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang diberi tes awal untuk

mengetahui kemampuan awal kedua kelompok dan tes akhir untuk mengetahui

kemampuan kedua kelompok setelah mengikuti pembelajaran.

B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu lembaga pendidikan

taman kanak-kanak yaitu TKIT Al-Aqsho yang beralamat di Jl. Sarijadi No. 75

Sukasari Bandung. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan

pembelajaran di TKIT Al-Aqsho berfokus pada pengembangan agama, terbukti

dari materi pembelajaran yang didominasi oleh materi agama, seperti menulis dan

membaca alquran, menghafal surat pendek dan doa sehari-hari, dan lainnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak percobaan sekolah

yang berusia 4–5 tahun. Populasi ini dipilih karena pada usia 4-5 tahun memiliki

(19)

82

Pada usia tersebut anak-anak juga harus menguasai prasyarat membaca, yakni

anak-anak harus belajar membedakan huruf dalam alfabet dan hijaiyah yang

merupakan modal awal bagi anak-anak untuk mempelajari ajaran islam. Selain itu

pemilihan subjek tersebut juga didasari oleh belum adanya penerapan metode

apapun dalam pembelajaran karena anak-anak baru mengikuti pengenalan sekolah

selama satu minggu.

C. Definisi Operasional Penelitian

Definisi Operasional akan dijelaskan seperti berikut.

1. Metode Al-Barqy

Metode Al-Barqy merupakan metode efektif dalam pembelajaran membaca

dan menulis Alquran terutama huruf hijaiyah. Adapun langkah-langkah dari

pembelajaran metode Al-Barqy yang dilakukan di TKIT Al-Aqsho, terdiri atas

beberapa bagian pertemuan, yaitu :

Pertemuan 1. Guru melafazkan kata lembaga I (َج َر َد َا) dan anak-anak mengikuti

ucapan guru secara berulang-ulang sampai anak-anak

menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan

menirukan huruf tersebut

Pertemuan 2. Guru melafazkan kata lembaga II (َي َك َ َم) dan anak-anak mengikuti

ucapan guru secara berulang-ulang sampai anak-anak

menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan

menirukan huruf tersebut

Pertemuan 3. Guru melafazkan kata lembaga III (َن َو َت َك) dan anak-anak

(20)

83

menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan

menirukan huruf tersebut

Pertemuan 4. Guru melafazkan kata lembaga IV (َب َل َم َس) dan anak-anak

mengikuti ucapan guru secara berulang-ulang sampai anak-anak

menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan

menirukan huruf tersebut

Pertemuan 5. Guru menjelaskan tentang harakat dhommah, dan kasrah ( ِ ِم ِج ِر ِد ِا

ِب ِل ِم ِس ِن ِو ِت ِك ِي ِكdan ُب ُل ُم ُس ُن ُو ُت ُك ُي ُك ُ ُم ُج ُر ُد ُا), siswa

membacakan setiap huruf yang ditunjuk

Pertemuan 6. Guru membacakan tentang huruf transfer I (ش-َس ,َذ-َد ,َز-َج ,َث-َت) dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak

menebalkan dan menirukan huruf-huruf tersebut.

Pertemuan 7. Guru membacakan tentang huruf transfer II ( َح-َ ,َف-َو ,َع-ا)َ dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak

menebalkan dan menuliskan huruf-huruf tersebut.

Pertemuan 8. Guru membacakan tentang transfer III (َظ-َذ ,َط-َت ,َض-َد ,َص-َسٍ) dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak

menebalkan dan menirukan huruf-huruf tersebut.

Pertemuan 9. Menjelaskan tentang transfer IV (َغ-َ ,َخ-َح ,َق-َك) dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak menebalkan dan

(21)

84

2. Kemampuan membaca Alquran

Kemampuan membaca Alquran pada anak usia 4–5 tahun dalam penelitian

ini dibatasi pada kemampuan membaca huruf hijaiyah dengan benar secara

makhrajnya, yang merupakan bagian dari usaha untuk membaca Alquran yang

merupakan petunjuk bagi umat islam. Adapun indikator kemampuan membaca

Alquran adalah

a. mampu membaca kata lembaga (ََجَر َد َا) sesuai dengan makhrajnya

b. mampu membaca kata lembaga (َي َك َ َم) sesuai dengan makhrajnya

c. mampu membaca kata lembaga (َن َو َت َك) sesuai dengan makhrajnya

d. mampu membaca kata lembaga (َب َل َم َس) sesuai dengan makhrajnya

e. mampu membaca kata lembaga berharakat kasrah dan dhammah ( ِك ِ ِم ِج ِر ِد ِا

ِب ِل ِم ِس ِن ِو ِت ِك ِيdan ُب ُل ُم ُس ُن ُو ُت ُك ُي ُك ُ ُم ُج ُر ُد ُا) sesuai dengan

makhrajnya

f. mampu membaca huruf transfer (ش-َس ,َذ-َد ,َز-َج ,َث-َت) sesuai dengan makhrajnya

g. mampu membaca huruf transfer ( ح-َ ,َف-َو ,َع-ا)َ sesuai dengan makhrajnya h. mampu membaca huruf transfer (ظ-َذ ,َط-َت ,َض-َد ,َص-َسٍ ) sesuai dengan

makhrajnya

i. mampu membaca transfer (غ-َ ,َخ-َح ,َق-َك ) sesuai dengan makhrajnya 3. Kemampuan menulis Alquran

Kemampuan menulis Alquran pada anak usia 4–5 tahun dalam penelitian

ini kemampuan anak menebalkan dan menirukan huruf-huruf hijaiyah. Adapun

(22)

85

a. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (ََجَر َد َا) dengan benar

b. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (َي َك َ َم) dengan benar

c. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (َن َو َت َك) dengan benar

d. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (َب َل َم َس) dengan benar

e. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga berharakat kasrah dan

dhammah (ِب ِل ِم ِس ِن ِو ِت ِك ِي ِك ِ ِم ِج ِر ِد ِاdan ُب ُل ُم ُس ُن ُو ُت ُك ُي ُك ُ ُم ُج ُر ُد ُا)

dengan benar

f. mampu menebalkan dan menirukan huruf transfer (ش-َس ,َذ-َد ,َز-َج ,َث-َت) dengan benar

g. mampu menebalkan dan menirukan huruf transfer( ح-َ ,َف-َو ,َع-ا)َ dengan benar

h. mampu menebalkan dan menirukan huruf transfer (ظ-َذ ,َط-َت ,َض-َد ,َص-َسٍ) dengan benar

i. mampu menebalkan dan menirukan transfer (غ-َ ,َخ-َح ,َق-َك ) dengan benar

D. Instrumen Penelitian

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran dengan

menggunakan alat ukur yang baik untuk mengukur variabel penelitian yang

disebut instrumen penelitian (Sugiono, 2010). Menurut Arikunto (1995),

instrumen penelitian merupakan nafas dari penelitian, oleh karena itu instrumen

merupakan sesuatu yang penting kedudukannya di dalam kegiatan penelitian.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam pengumpulan data yang saling

(23)

86

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang digunakan

untuk mengukur kemampuan membaca dan menulis Alquran anak-anak usia 4-5

tahun setelah pelaksanaan metode Al-barqy. Data yang dari hasil tes berupa skala

ordinal karena instrumen ini menggunakan skala likert, yang berkisar 1-3 dengan

alternatif pilihan untuk membaca adalah tidak fasih = 0, kurang fasih = 1, dan

fasih = 2. Sementara itu alternatif pilihan untuk menulis adalah tidak tepat = 0,

kurang tepat = 1, dan tepat = 2.

TABEL 3.2 KRITERIA SKOR 0-2

Kriteria Membaca Kriteria Menulis 0: Tidak Fasih 0: Tidak Tepat 1: Kurang Fasih 1: Kurang Tepat

2: Fasih 2 : Tepat

Indikator dari alternatif pilihan itu adalah: tidak fasih artinya anak tidak

membaca huruf yang ditunjuk sesuai dengan makhrajnya (anak diam); kurang

fasih artinya anak tidak mampu membaca huruf yang ditunjuk sesuai dengan

makhraj (anak membaca dengan menebak huruf yang ditunjuk); fasih artinya anak

mampu membaca huruf yang ditunjuk sesuai dengan makhraj; tidak tepat artinya

anak tidak menebalkan dan tidak menirukan huruf disediakan; kurang tepat

artinya anak tidak mampu menebalkan dan menirukan huruf sesuai dengan pola

yang tersedia; dan tepat artinya anak dapat menebalkan dan menirukan huruf

(24)

87

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap

persiapan, penjajagan, pelaksanaan , dan analisis. Secara lengkap alur

penelitiannya adalah

Gambar 3.1 prosedur penelitian

1. Tahap Persiapan

Langkah pertama dalam penelitian ini diawali dengan melakukan studi

lapangan/observasi dan pengamatan mengenai pelaksanaan pembelajaran baca

tulis Alquran yang telah diterapkan di TKIT Al-Aqsho. Kemudian

mengidentifikasikan permasalahan yang di temukan dilapangan, dan melakukan

studi literatur untuk menyusun dan menetapkan teori mengenai pembelajaran baca Identifikasi masalah

Tes awal

Kelas eksperimen

Metode al-barqy Kelas kontrol

Metode konvensianal

Tes akhir

Analisis data

(25)

88

tulis Alquran dengan menggunakan metode Al-barqy, serta menyusun perangkat

dan isntrumen penelitian.

2. Tahap penjajagan

Tahapan ini dimulai dengan mengunjungi sekolah TKIT Al-Aqsho untuk

meminta izin pelaksanaan pen elitian dengan menyerahkan sirat penelitian. Tahap

berikutnya berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan guru kelas, sekaligus

menetapkan jadwal penelitian dan kelas yang akan menjadi sampel penelitian.

3. Tahap pelaksanaan

Tahapan ini dimulai dengan melakukan pengarahan terhadap guru tentang

penggunaan metode Al-Barqy dalam pembelajaran baca tulis Alquran, dilanjutkan

dengan memberikan tes awal kemampuan membaca dan menulis kepada

anak-anak dan kemudian melakukan penerapan metode Al-barqy dalam pembelajaran.

4. Tahap analisis

Setelah pembelajaran ini selesai dilakukan, diberikan tes akhir kepada

anak-anak untuk memperoleh data mengenai kemampuan membaca dan menulis

Alquran dengan menggunakan metode Al-Barqy. Data yang telah dikumpulkan

kemudian diolah dan dianalisis secara stastistik untuk data kuantitatif dan

mendeskripsikan untuk data kualitatif. Langkah terakhir adalah membuat

simpulan dari hasil penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian 1. Observasi

Observasi dilakukan pada prapenelitian, peneliti datang langsung

(26)

89

kelompok yang akan dijadikan objek penelitian atau observasi langsung. Menurut

Surakhmad (1980 : 162) observasi langsung adalah pengamatan secara langsung

terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik dilakukan dalam situasi

sebenarnya maupun dilakukan didalam situasi buatan yang khusus diadakan.

Observasi sebagai bagian dari teknik pengolahan data dalam penelitian ini

dilakukan secara sistematis, peneliti berusaha untuk mengamati dengan wajar dan

sebenarnya untuk memperoleh data yang meyakinkan.

Ketika penelitian ini dilakukan peneliti berperanserta dalam pembelajaran.

Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan. Sambil melakukan pengamatan, peneliti

ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data.

2. Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

siswa, terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan bahan

pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes ini digunakan

peneliti untuk memperoleh data dan informasi tentang kemampuan membaca dan

menulis Alquran.

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Setelah seluruh data yang diperoleh, kemudian data diidentifikasi agar

dalam pengolahannya tidak mengalami kesulitan. Langkah selanjutnya adalah

pengelompokkan data berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil tes yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya diolah melalui

(27)

90

1. Menghitung nilai hasil tes awal dan tes akhir kemampuan membaca dan

menulis Alquran

2. Membuat tabel tes awal dan tes akhir dari hasil belajar anak kelas eksperimen

dan kelas kontrol

3. Menghitung peningkatan kemampuan membaca dan menulis yang terjadi

sebelum dan sesudah pembelajaran

4. Menghitung rata-rata skor tes awal dan tes akhir kedua kelompok

5. Uji dua sampel untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antara

kedua kelompok dengan menggunakan uji-t tes

H. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif. Peneliti mengidentifikasi data kualitatif terlebih dahulu, kemudian

dianalisis, lalu diberi komentar berdasarkan kriteria teoritik yang sesuai. Analisis

data penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik sesuai dengan

masalah dan tujuan penelitiain peneliti. Statistik adalah bagian dari matematika

yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan, analisis, dan

penafsiran data. Semua data diolah dengan bantuan program SPSS versi 17.

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis data. Data

penelitian ini diperoleh melalui instrumen tes, dan observasi. Instrumen yang telah

dikembangkan kemudian diuji validiatas, dan reliabilitas. Setelah pembelajaran

dilaksanakan, data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitas.

Ketentuan-ketentuan yang akan digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah sebagai

(28)

91

1. Uji validitas dan reliabilitas tes kemampuan membaca dan menulis Alquran

Hasil penelitian yang valid bila mendapat persamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Sedangkan hasil penelitian dikatakan reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam

waktu yang berbeda. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obhek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian

validitas instrumen. Belum tentu instrumen yang reliabel tersebut valid, sehingga

setiap instrumen penelitian harus diuji validitasnya, karena instrumen yang valid

dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendaparkan hasil penelitian yang

valid dan reliabel. (Sugiono, 2010).

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut, maka

instrumen tes dalam penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan pada anak-anak

kelas A di TKIT Al-Aqsho yang secara umum memiliki tingkat kemampuan

membaca dan menulis Alquran yang sama dengan kelas persiapan sekolah yang

akan subjek dalam penelitian ini. Dalam pengujian validitas, peneliti

menggunakan validitas isi dengan cara bertanya dan berdiskusi dengan dua

pembimbing untuk menentukan apakan instrumen yang akan digunakan sesuai

(29)

92

instrumen penelitian diujicobakan pada anak-anak kelas A di TKIT Al-Aqsho

sebanyak 20 anak.

a. Uji validitas kemampuan membaca dan menulis Alquran

Untuk mengetahui validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada tiap

butir soal dikorelasikan dengan skor total dan untuk mendapatkan validasi suatu

butir soal digunakan rumus korelasi. Koefesien korelasi diperoleh dengan

menggunakan rumus korelasi prodect moment atau pearson yang diberi notasi r,

sebagai berikut.

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑ (Sudjana, 2009)

Keterangan :

r = koefesien kerelasi

X = Skor item

Y = Skor total

N = Jumlah siswa

Interpretasi besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut.

TABEL 3.3

KATEGORI VALIDITAS BUTIR SOAL

Batasan Kategori

0,80 < r ≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < r ≤ 0,80 Baik 0,40 < r ≤ 0,60 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Kurang 0,00 < r ≤ 0,20 Sangat kurang

Selanjutnya dihitung uji-t dengan rumus √ 2

√ , dengan

(30)

93

b. Uji reliabilitas kemampuan membaca dan menulis Alquran

Tinggi rendahnya reabilitas tes hasil belajar dalam bentuk objektif dapat

diketahui dengan melihat besar kecilnya koefesien reliabilitas tes, dandihitung

dengan menggunakan rumus , dengan R sebagai keofesien reliabilitas,

dan r sebagai korelasi product moment antara belahan (ganjil – genap) atau (awal

– akhir).

TABEL 3.4

KATEGORI RELIABILITAS BUTIR SOAL

Batasan Kategori

0,80 < r ≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < r ≤ 0,80 Baik 0,40 < r ≤ 0,60 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Kurang

r ≤ 0,20 Sangat kurang

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan :

Menguji normalitas dari tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan

kontrol dengan rumus ∑ ! "

! (Azwar, 2004: 19), Kriteria data

dikatakan berdistribusi normal jika : X2hitung ≤ X2tabel (Akdon: 2005)

Menguji homogenitas dengan menggunakan uji dua peubah bebas dengan

rumus #$ %&'( )* *'+ ,*-+

)* *' ./0 (akdon, 2005), kriteria pengujian dengan derajat

kebebasan (dk), masing-masing untuk dk1 = (n1 - 1) dan dk2 = (n2 – 1) pada taraf

kepercayaan dengan α = 0,05 adalah jika nilai F hitung ≤ Ftabel maka berarti harga

(31)

94

Menguji hipotesis dengan uji perbedaan rata-rata nilai tes awal dan tes

akhir atau uji t dan uji signifikasi. Jika data berdustribusi normal dan homogen

digunakan rumus 2222 22221

+3411 41 (Sudjana, 1996).

a. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca Alquran pada anak dapat dilihat dari skor tes akhir

kedua kelompok penelitian. Skor tersebut diolah dengan bantuan program SPSS

17.0 for windows menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov untuk menguji

normalitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak yang ditunjukkan dengan asymp.sig.

(2-tailed) untuk masing-masing kelompok data variabel dengan menggunakan taraf

signifikan α = 0,05. Untuk hasil pengujian normalitas bagi skor tes akhir untuk

kelompok kontrol dan eksperimen sebagai berikut.

TABEL 3.5

UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIR KEMAMPUAN MEMBACA

tes akhir

Normal Parametersa,,b Mean 32.10 17.20

Std. Deviation 10.429 4.492

Most Extreme Differences

Absolute .120 .182

Positive .109 .125

Negative -.120 -.182

Kolmogorov-Smirnov Z .380 .576

(32)

95

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan kelompok kontrol

dan eksperimen adalah sebesar 0, 999 dan 0,894. Nilai signifikan ini lebih besar

dari taraf signifikan α = 0,05 sehingga skor tes akhir kemampuan membaca

berdistribusi normal dapat diterima.

b. Hasil Uji Homogenitas Test Akhir Kemampuan Membaca

Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji

homogenitas varians. Uji ini dilakukan sebagai syarat dalarn membandingkan

antar kelompok karena perbandingan antar kelompok uji dapat memberikan

kesimpulan yang tepat jika variasi data antar kelompok tidak berbeda nyata (dapat

disimpulkan perbedaan yang terjadi/tidak terjadi karena perlakuan yang diberikan

bukan karena adanya perbedaan variasi data). Uji homogenitas varians dihitung

menggunakan levene test (α: 0,05) dengan dasar pengambilan keputusan bila nilai

fhitung < f tabel atau signifikansi > 0,05, maka data homogen. Untuk lebih

jelasnya hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 3.6

UJI HOMOGENITAS TES AKHIR KEMAMPUAN MEMBACA

Levene Statistic df2 Sig.

4.161 18 .056

Dari tabel diketahui varians skor tes akhir kemampuan membaca untuk

kelompok kontrol dan eksperimen yang diperoleh adalah lebih besar dari taraf

signifikasi α = 0,05 adalah homogen dan memiliki variansi yang berbeda yaitu

sebesar 0,056. Dengan demikian, maka hasil tes akhir kemampuan membaca anak

(33)

96

kelompok untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dari perlakuan yang

diberikan.

c. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis Alquran pada anak dapat dilihat dari skor tes akhir

kedua kelompok penelitian. Skor tersebut diolah dengan bantuan program SPSS

17.0 for windows menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov untuk menguji

normalitas.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak yang ditunjukkan dengan asymp.sig.

(2-tailed) untuk masing-masing kelompok data variabel dengan menggunakan taraf

signifikan α = 0,05. Untuk hasil pengujian normalitas bagi skor tes akhir untuk

kelompok kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut.

TABEL 3.7

UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIR KEMAMPUAN MENULIS

tes akhir

Normal Parametersa,,b Mean 33.00 15.90

Std. Deviation 9.638 5.953

Kolmogorov-Smirnov Z .386 .611

Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .849

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan kelompok kontrol

(34)

97

dari taraf signifikan α = 0,05 sehingga skor tes akhir kemampuan membaca

berdistribusi normal dapat diterima.

d. Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir Kemampuan Menulis

Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji

homogenitas varians. Uji ini dilakukan sebagai syarat dalarn membandingkan

antar kelompok karena perbandingan antar kelompok uji dapat memberikan

kesimpulan yang tepat jika variasi data antar kelompok tidak berbeda nyata (dapat

disimpulkan perbedaan yang terjadi/tidak terjadi karena perlakuan yang diberikan

bukan karena adanya perbedaan variasi data). Uji homogenitas varians dihitung

menggunakan levene test (α: 0,05) dengan dasar pengambilan keputusan bila nilai

fhitung < f tabel atau signifikansi > 0,05, maka data homogen. Untuk lebih

jelasnya hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL 3.8

UJI HOMOGENITAS TES AKHIR KEMAMPUAN MENULIS

Levene Statistic df2 Sig.

3.069 18 .097

Dari tabel diketahui varians skor tes akhir kemampuan menulis untuk

kelompok kontrol dan eksperimen yang diperoleh adalah lebih besar dari taraf

signifikasi α = 0,05 adalah homogen dan memiliki variansi yang berbeda yaitu

sebesar 0,097. Dengan demikian, maka hasil tes akhir kemampuan menulis anak

didik TKIT Al-Aqsho Sarijadi Bandung dapat diperbandingkan antara kedua

kelompok untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dari perlakuan yang

(35)

125

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mursyid. (2010) Metode Al Barqy. (Online). Tersedia : http://almursyid.blogspot.com/2010/10/metode-al-barqi.html

Ardhana. (2008) Teknik Pengumpulan Data Kualitatif, (Online). Tersedia :http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-pengumpulan-data-kualitatif

Asy-Syarif, Muhammad Musa dan nasriyah, Khalifatun. (2009) Smart Reading For Muslim, Solo, Aqwam

Azizah, Lilik. (2006) Efektivitas Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur an dengan Menggunakan Buku Al-Barqy di Taman Pendidikan Al-Qur

an Nurut-taqwa Malang. (Online). Tersedia :

http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009 /10/Efektivitas-Pembelajaran-Baca-Tulis-Al-Qur%E2%80%99an-dgn

menggunakan-Buku-Al-Barqy-di-TPQ-Nurut-taqwa-Malang-Lilik-2006.pdf.

Budiyanto, Mangun. (1990) taman pendidikan alquran “AMM Yokyakarta” suatu model pembaharuan pengajian anak-anak, Yokyakarta: team tadarrus AMM)

Desmita, (2009) psikologi perkembangan peserta didik, Bandung : Remaja Rosdakarya

Desmita, (2009) Psikologi perkembangan, Bandung : Remaja Rosdakarya

Dhieni, Nurbiana. (2008) Materi pokok metode pengembangan bahasa, Jakarta : Universitas Terbuka

Djunadi, A. (1987) Pengembangan materi bahasa inggris erdasarkan pendekatan kontrastif (teori dan terapan), Jakarta : DEPDIKBUD

Efendy, Landi. (2009) Mengenal Metode Al-Barqy. (Online). Tersedia : http://www.slideshare.net/cronjob/mengenal-metode-albarqy

Hamijaya, Nunu A dan Rukmana, Nunung K. (2004) 70 Cara Mudah Bergembira Bersama Alquran, Bandung, Marja

Hamijaya, Nunu A dan Rukmana, Nunung K. (2008) Belajar Alquran Sambil Bermain, Bandung, Marja

(36)

`

126

Hasan, Maimunah. (2010) PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Jogjakarta, Diva Press

Henry Guntur Tarigan. (1979) Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung, Angkasa

Hergenhanh, B.R. dan Olson, M. Mattew. (2009) Theories of Learning (Teori Belajar), Kencana, Jakarta

Hurlock, Elizabeth B. (2007). Perkembangan anak, jilid 1, Jakarta : Erlangga

Isjoni. (2009) Model pembelajaran anak usia dini, Bandung : Alfabeta

Junaidi, Wawan. (2009) Definisi Metode Pembelajaran. (Online). Tersedia :

(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/definisi-metode-pembelajaran.html).

Latip, Asep Ediana. (2009) Implementasi Pembelajaran Alquran Pada Anak Usia Dini, Tesis, Bandung, SPs UPI

Lucy, Bunda. (2009) Mendidik sesuai dengan minat dan bakat anak (pinting your children’s), Jakarta : Pustaka

Mustafa, Syaikh Fuhaim dan Ammar, Ainul Harist. (2009) Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, Surabaya, Pustaka Elba

Musthafa, Bachrudin. (2008) Dari litersi dini ke literasi teknologi, Jakarta

Muzapar, Ahmad. (2003) Hubungan Aktivitas Siswa Pada Penerapan Metode Al-barqy dalam Pengajaran Baca Tulis Alquran dengan Kemampuan Mereka dalam Membaca Alquran, Bandung, Skripsi, IAIN Sunan Gunung Djati.

Muzapar, Ahmad. (2010) Penerapan Metode Al-barqy pada pengembangan Kemampuan Membaca Juruf Hijaiyah di TK Plus Baiturrahman, Sumedang, Tugas Akhir, STKIP Sebelas April

(37)

`

127

R, Moeslichatoen (2004) Metode pengajaran di taman kanak-kanak, Jakarta : Rineka cipta

R. N. Juliagar. (2010) Pintar Menulis Huruf Hijaiyah, Jakarta, Anak Kita

Ranggiasanka, Aden. (2011) Serba-serbi Pendidikan Anak, Yokyakarta, Siklus Hanggar Kreator

Rifa’i, Muhammad. (2010) 30 Menit Belajar Membaca dan Menulis alquran, Jakarta, QultumMedia

Riyadh, Sa’ad dan Mukhlisin Muhammad. (2009) Anakku Cintailah Alquran, Jakarta, Gema Insani

Riyadh, Sa’ad dan Suyatno. (2007) Kiat Praktis Mengajarkan Alquran Pada Anak, Solo, Ziyad Visi media

Santrock, John w. (2008) Perkembangan anak, Jakarta ; Erlangga

Shihab, Quraish M. (1992) Membumikan Alquran, Jakarta, Mizan

Solehuddin. (2002) Pembelajaran anak usia diniberorientasi pada perkembangan, makalah, Jakarta ; DEPDIKNAS

Sudjana. (2005) Metoda Statistika, Bandung, Tarsito.

Sudjana, Nana. (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosda Karya.

Sulthon, Muhajir. (1999) Buku Belajar Mengaji Albarqy 8 jam, Surabaya, CV. Penasuci

Sunanih. (2009) Efektivitas penerapan metode BBQ-99 dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-quran anak usia dini, Tesis, Bandung : SPS UPI

Sururi, dan Suharto, N. (2007) Belajar SPSS For Windows untuk Mengolah Data Penelitian, Dewa Ruchi, Bandung

Sutomo, Budi. (2007) Menuntaskan buta aksara. (Online). Tersedia : http//www.wawasandigita.com_content dan task = view & id = 6158 & itemid = 62.

(38)

`

128

Tabrani, Ade Ridwan (2009) Efektivitas pembelajaran baca tulis quran melalui metode lihat baca tulis (LIBAT) untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-quran anak usia dini taman kanak-kanak, Tesis, Bandung : SPS UPI

Tampulolon. (1993) Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak, Bandung : Angkasa

Tarigan, H.G. dan Djago. (1998) Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Undang-undang R. I. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2009) Surabaya : Kesindo Utama

Wafiqni, Nafia. (2009) Kemampuan membca dalam pembelajaran membaca dini dngan menggunakan control roudhoh dan metode bermain abjad cara arifiah, Tesis, Bandung : SPS UPI

Wahyudin, Uyu dan Agustin, Mubiar. (2010) Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini, Bandung, CV. Falah Production

Warsidi, Edi (2006) Pentingnya Pendidikan Agama Sejak Dini, Bandung, Pustaka Madani

Wijayanti, Eva Masithoh. (2010) Penggunaan Metode Al-Barqy untuk Membaca Huruf Hijaiyah Pada Anak Tunarungu Wicara Kelas Viii SMP di SLB B Surakarta. (Online). Tersedia :

http://digilib.uns.ac.id/abstrak_14177_penggunaan-metode-al-barqy- untuk-membaca-huruf-hijaiyah-pada-anak-tunarungu-wicara-kelas-viii-smp--di-slb-b-yrtrw-surakarta-tahun-ajaran-20092010.html

Yamin, Martinis dan Sana, Jamilah Sabri. (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, Gaung Persada Press

Gambar

Tabel
TABEL 3.1 NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN
TABEL 3.2 KRITERIA SKOR 0-2
Gambar 3.1 prosedur penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode fonetik cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak, namun demikian untuk mengetahui

Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimana kondisi objektif kemampuan menulis anak usia dini pada kelompok A TK Trisula Perwari Kecamatan

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang penerapan metode kibar dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur’an anak di Kelompok B2 TK Negeri

Saat ini, program Tahfidz Qur’an di lembaga PAUD dirasakan masih belum optimal, hal ini berdasarkan data capaian kemampuan menghafal Al- Qur‟an anak usia dini

Peneliti melakukan uji banding dengan sebelumnya melakukan tes membaca Alquran secara lisan di kedua metode membaca alquran yaitu metode al barqi dan juga metode tilawati, sehingga

SIMPULAN Berdasakan hasli temuan dan pembahasan maka dapat disumpulkan bahwa penerapan metode Al-Bayan pada anak-anak kelompok A di RA Ar Rohman Kota Batu dapat meningkatkan kemampuan

Terdapat pengaruh yang signifikan dari metode mendongeng dengan menggunakan boneka tangan terhadap kemampuan menyimak pada anak usia 5-6 tahun TKIT Al-Fatih Makassar dapat dilihat dari

keberhasilan proses pembelajaran penerapan metode Baghdadi dalam meningkatkan kemampuan makhorijul huruf pada anak usia 5-6 tahun di TPQ Al-Arqom Kabupaten Bima yaitu pembina TPQ selalu