DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iii
PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
Bab I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah Penelitian... C. Tujuan Penelitian... A. Kemampuan Membaca pada Anak Usia Dini...
B. Kemampuan Menulis pada Anak Usia Dini...
C. Pendidikan Alquran untuk Anak Usia Dini...
1. Definisi Alquran...
2. Faktor-faktor Kemudahan Mempelajari Alquran...
ii
Dini...
4. Adab-adab Membaca Alquran...
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Alquran...
1. Pentingnya Membaca dan Menulis dalam Islam...
2. Seruan Mendidik Anak Membaca Alquran...
3. Seruan Mendidik Anak Menulis Alquran...
D. Metode-metode Lain dalam Belajar Alquran yang
Berkembang di Indonesia...
E. Metode Al-barqy...
1. Sejarah Metode Al-barqy...
2. Tujuan diterapkan Metode Al-barqy...
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-barqy...
4. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Metode Al-barqy...
F. Penelitian Terdahulu...
Bab III METODOLOGI PENELITIAN... 80 A. Metode Penelitian...
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian...
C. Defenisi Operasional Penelitian...
D. Instrumen Penelitian...
E. Prosedur Penelitian...
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian...
G. Teknik Pengolahan Data Penelitian...
iii
1. Uji validitas dan reliabilitas tes kemampuan membaca
dan menulis Alquran ...
2. Uji hipotesis kemampuan membaca dan menulis Alquran 91
93
Bab VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 98 A. Deskripsi Hasil Penelitian……….
B. Pembahasan………...
98
112
Bab V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……… 123
A. Simpulan………...
B. Rekomendasi……….
123
123
iv DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Huruf Hijaiyah ... 47
3.1 Model Penelitian “Nonequivalent Vontrol Group Design” ... 81
3.2 Kriteria Skor 0-2 ... 86
3.3 Kategori Validitas Butir Soal ... 92
3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 93
3.5 Uji Normalitas Skor tes Akhir Kemampuan Membaca ... 94
3.6 Uji homogenitas Tes Akhir Kemampuan Membaca ... 95
3.7 Uji Normalitas skor Tes Akhir Kemampuan Menulis ... 96
3.8 Uji Homogenitas Tes Akhir Kemampuan menulis ... 97
4.1 Uji Beda Rerata Skor Tes Akhir Kemampuan Membaca ... 112
v
DAFTAR LAMPIRAN
Kisi-kisi Efektivitas Metode Al-barqy ... 129
Kisi-kisi Variabel Membaca ... 131
Kisi-kisi Variabel Menulis ... 132
Instrumen Tes Membaca ... 133
Instrumen Tes Menulis ... 135
Satuan Kegiatan Harian ... 136
Uji Normal Skor Post Tes Membaca ... 145
Uji Normal Skor Post Tes Menulis ... 147
Lembar Kemampuan Membaca ... 149
Lembar Kemampuan Menulis ... 153
Foto penelitian ... 161
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan, baik bahasa, fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama), maupun komunikasi, yang sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas) Pasal 1 poin 14 menyatakan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 ayat 1 pada Undang-undang
tersebut adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD
dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8
tahun. (Maswins, 2010)
PAUD juga merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
2
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Ada dua tujuan diselenggarakannya PAUD yaitu sebagai berikut.
(1) Tujuan utama penyelenggaraan PAUD adalah untuk membentuk anak
Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal
di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa
dewasa.
(2) Tujuan penyerta penyelenggaraan PAUD adalah untuk membantu
menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
(Maswins, 2010)
PAUD tidak hanya berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar
kepada anak, tetapi juga berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak.
Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi
psikososial dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam
lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung di
mana saja dan kapan saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam
keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan
kondisi dan perkembangan anak usia dini. Sebagaimana yang dinyatakan Lucy
(2009: 10) bahwa “tujuan dari pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang
baik dan dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya,
3
Anak adalah amanah Allah swt yang wajib dididik, dibimbing, dibina oleh
semua orang tua untuk menjadi generasi yang baik di dunia dan akhirat. Anak
adalah makhluk yang unik, yang memiliki dunia (lingkungan) sendiri, yang penuh
dengan kejutan, permainan, dan segalanya indah, orang tua punya andil untuk
membantu mewujudkan dunia anak sebagai mana mestinya dan
memperlakukannya dengan sebaik mungkin, karena perlakuan di masa kecil akan
membekas sampai dewasa, seperti pepatah kata mutiara bahasa arab
َاْ
atas batu. Perumpamaan ini menganjurkan supaya kita mendidik dan mengajarkan
anak-anak sejak usia dini. Lucy (2009) menyebutkan masa usia dini sebagai masa
keemasan (the golden age) karena pada masa ini anak mampu menyerap dengan
cepat setiap rangsangan yang masuk. Pada masa ini anak mampu menghafal
banyak sekali informasi, seperti perbendaharaan kata, nada, dan bunyi-bunyian.
Kemampuan berbahasa merupakan salah satu kemampuan anak yang
sedang berkembang saat usia TK. Menurut Dhieni (2006) perkembangan bahasa
sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak terdiri atas
beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Dengan
bahasa anak dapat mengomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, dan
perasaannya kepada orang lain. Semua manusia normal dapat menguasai bahasa,
sebab sejak lahir manusia telah memiliki kemampuan dan kesiapan untuk
mempelajari bahasa dengan sendirinya. Anak-anak akan mengalami
perkembangan bahasa yang pesat pada fase prakonseptual. Perkembangan bahasa
4
masa ini anak-anak telah mengetahui sejumlah nama-nama dan hubungan antara
simbol-simbol dan dapat membedakan berbagai benda di sekitarnya serta melihat
hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.
Penelitian Mar’at (dalam Desmita, 2009) terhadap 30 anak balita di kota
Bandung mengenai perkembangan bahasa menunjukkan bahwa anak-anak juga
mengikuti tingkatan perkembangan bahasa sebagaimana yang disebutkan oleh
Schaerlaekens, yakni pada periode pra-lingual anak-anak sudah mampu membuat
kalimat satu kata, pada periode lingual awal menjadi dua kata, dan pada periode
diferensiasi anak mampu membentuk kalimat tiga kata.
Pada usia 4-6 tahun kemampuan berbahasa anak akan berkembang sejalan
dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul
pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan
berbahasa juga akan terus berkembang sejalan dengan intensitas anak pada teman
sebayanya. Hal ini mengimplikasikan perlunya anak memiliki kesempatan yang
luas dalam menentukan sosialisasi dengan teman-temannya. Dengan
memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek fungsional
bahasa tulis, ia senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba
menulis kata yang sering ditemukan. Anak juga senang belajar menulis namanya
sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya.
Diantara kemampuan berbahasa yang diajarkan di Taman Kanak-kanak
(TK) adalah membaca dan menulis Alquran yang merupakan bagian dari belajar
agama dini. Dari kenyataan tersebut, anak-anak baru dapat membaca dan menulis
5
baik dan benar sesuai dengan kaidah yang ada, dengan harapan agar anak-anak
dapat membaca dan menulis Alquran dikemudian hari. Membaca dan menulis
Alquran merupakan hal yang sangat esensial untuk kehidupan anak-anak kelak,
karena segala hukum dalam Islam terdapat dalam Alquran dan hadits.
Efektivitas pembelajaran Alquran yang terdiri atas belajar membaca dan menulis
Alquran perlu diperhatikan supaya berhasil lebih baik.
Pentingnya belajar membaca dan menulis Alquran juga tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 24 menyatakan sebagai berikut.
(1) Pendidikan Alquran bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan Alquran. (2) Pendidikan Alquran terdiri dari Taman kanank-kanak Alquran (TKQ), Taman
Pendidikan Alquran (TPQ), Ta’limul Alquran lil Aulad (TQA), dan bentuk lain yang sejenis.
(3) Pendidikan Alquran dapat dilaksanakan secara berjenjang dan tidak berjenjang.
(4) Penyelenggaraan pendidikan Alquran dipusatkan di masjid, mushalla, atau ditempat lain yang memenuhi syarat.
(5) Kurikulum pendidikan Alquran adalah membaca, menulis, dan menghafal ayat-ayat Alquran, tajwid, serta menghafal doa-doa utama.
Menyadari pentingnya suatu metode pengajaran membaca dan menulis
Alquran yang lebih baik, penulis mencoba untuk menyajikan suatu aplikasi yang
bisa menambah daya tarik anak terhadap pelajaran membaca dan menulis Alquran
sejak dini. Salah satu cara adalah dengan memperkenalkan Alquran terutama
huruf-huruf hijaiyah menjadi lebih interaktif, agar anak-anak pada usia dini lebih
6
Sebagaimana para shahabat telah mengajarkan Alquran sejak dini pada
anak-anak mereka dan semua itu tidak lepas karena ittiba’ (mengikuti sunnah)
mereka kepada Allah dan Rasul-Nya.
َن ُ ُرْ َ ْ ُ! ُآ َ"ِ#َو َب َ!ِ&ْا َن ُ"َِّ ُ ْ ُ! ُآ َ"ِ# َ()ِّ)ِ* #َر ا ُ* ُآ (ِ&ٰـََو
٧٩
/
…
Artinya: “… akan tetapi jadilah kalian orang-orang rabbani karena apa
yang kalian ajarkan dari Al Kitab dan karena yang kalian pelajari darinya. ”(Ali
Imran: 79).
Di abad modern ini, seiring dengan perkembangan pembelajaran Alquran
yang tidak hanya dilaksanakan di surau, masjid, dan pondok pesantren, tetapi juga
dilaksanakan di sekolah, maka disusun beberapa buku penunjang pembelajaran
Alquran beserta kurikulumnya, antara lain buku yang telah dikenal oleh
masyarakat seperti Qiroati, Al-bagdadi, albanjari, dan iqra. Masing-masing buku
tersebut mempunyai kelebihan, keunggulan, dan mengunakan metode
pembelajaran yang berbeda-beda.
Metode yang akan penulis terapkan dalam penelitian ini adalah metode
Al-barqy. penulis melihat hasil penelitian yang dilakukan Azzizah (2006) yang
menyatakan bahwa kemampuan membaca santri TPQ Nuruq Taqwa Malang dapat
dikatakan masih dalam taraf cukup dan kemampuan menulis santri TPQ Nurut
Taqwa Malang, dapat dikatakan dalam tingkat sedang. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian tersebut adalah dokumen, tes membaca dan menulis Alquran
yang diambil dari buku metode Al-barqy.
Taman Kanank-kanak Islam Terpadu (TKIT) Al-Aqsho adalah salah satu
taman kanak-kanak yang memiliki visi dan misi untuk meningkatkan iman, ihsan,
7
TKIT Al-Aqsho lebih menitikberatkan pada pembelajaran bidang agama, seperti
membaca, menulis, dan menghafal Al-quran dan do’a sehari-hari. Dalam
pembelajaran membaca dan menulis Al-quran, TKIT Al-Aqsho selama ini
menggunakan metode Iqra yaitu metode pembelajaran membaca dan menulis
Alquran dengan perjilidan, antara jilid yang satu dengan yang lainnya saling
berhubungan dan tidak boleh didahului. Menurut Sopandi (Kepala Sekolah TKIT
Al-Aqsho) selama ini diharapkan anak-anak dapat menguasai sampai iqra 3 yang
mempelajari tentang harakat kasrah, harakat dhammah, dan mad dalam waktu
enam bulan.
Dari kenyataan itu, untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis Alquran, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
efektivitas membaca dan menulis Alquran dengan menggunakan metode
Al-barqy. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Al-barqy, hanya
membutuhkan waktu delapan jam untuk bisa membaca Alquran pada anak usia
tujuh tahun atau kelas satu Sekolah Dasar. Proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode Albarqy ini berdasarkan sistem terpadu yang dituangkan
dalam buku panduan metode Al-barqy, dengan pola belajar intensif satu jam
setiap hari.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan pada kajian
“Efektivitas Metode Al-Barqy dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan
Menulis Alquran pada Anak Usia 4–5 Tahun”
8
Berdasarkan penjelasan di atas masalah utama yang akan di kaji dalam
penelitian ini adalah apakah metode Al-Barqy efektif dalam meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis Alquran pada anak usia 4-5 tahun di TKIT
Al-Aqsho Sarijadi Kel. Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?
Untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitian, masalah
utama tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian, yang disebut
rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(1) Bagaimana kemampuan membaca dan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun
di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel. Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?
(2) Bagaimana pelaksanaan metode Al-Barqy dalam meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis huruf hijaiyah untuk anak usia 4–5 tahun?
(3) Bagaimana perbedaan kemampuan membaca Alquran anak usia 4–5 tahun
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.
Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?
(4) Bagaimana perbedaan kemampuan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.
Sarijadi Kec. Sukasari Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang dirumuskan, tujuan pokok
penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas metode Al-Barqy untuk
meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Alquran untuk anak usia 4 - 5
9
(1) langkah-langkah pelaksanaan metode Al-Barqy dalam meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun di TKIT
Al-Aqsho Sarijadi Kel. Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.
(2) hasil yang diperoleh pada kemampuan membaca Alquran anak usia 4–5 tahun
setelah menggunakan metode Al-Barqy di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.
Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.
(3) hasil yang diperoleh pada kemampuan menulis Alquran anak usia 4–5 tahun
setelah menggunakan metode Al-Barqy di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.
Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.
(4) Efektivitas metode Al-Barqy untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis Alquran pada anak usia 4-5 tahun di TKIT Al-Aqsho Sarijadi Kel.
Sarijadi Kec. Sukasari Bandung.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan secara teoretis, yaitu salah satu
faktor pendukung dari keberhasilan pembelajaran membaca dan menulis Alquran
adalah penggunaan metode yang tepat, dalam hal ini metode Al-Barqy.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga dapat memberikan manfaat praktis, di antaranya:
(1) sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis Alquran pada anak usia 4–5 tahun.
(2) Dapat memperbaiki hambatan dan tantangan dalam pembelajaran membaca
10
E. Asumsi Penelitian
Ada beberapa asumsi yang menjadi landasan penelitian ini. Asumsi
penelitian yang dimaksud adalah:
(1) berhasil tidaknya suatu program pembelajaran bahasa sering sekali dinilai
dari segi metode yang digunakan. Metode adalah penentu yang menentukan
isi dan cara mengajar bahasa (Djunaidi, 1987). Metode Al-Barqy merupakan
salah satu metode pengajaran bahasa khususnya membaca dan menulis
alquran yang aplikatif dengan perkembangan anak.
(2) membaca memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang
keterampilan berbahasa (Tarigan, 1981). Kemampuan membaca bagi anak
usia dini dikembangkan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca
pada anak, sekaligus mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar (SD).
Sementara itu kemampuan membaca Alquran dikembangkan pada anak usia
4–5 tahun adalah untuk menumbuhkan sifat kecintaan anak-anak terhadap
salah satu ajaran agama, yaitu membaca Alquran dan mengamalkannya.
(3) menulis pada dasarnya merupakan suatu kemampuan berbahasa yang berupa
kegiatan produktif yang membutuhkan kesabaran, keuletan, dan kejelian
tersendiri. Menurut Rahman (2006) keterampilan menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan dan harus dimiliki orang yang
ingin maju. Sedangkan kemampuan menulis Alquran pada anak usia 4–5
tahun merupakan salah satu usaha untuk melatih motorik, dan kognitif anak
dalam meningkatkan kemampuan menulis anak yang dimulai dari kiri ke
80 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen kuasi, yang dirancang dan dilaksanakan untuk mengetahui
akibat dari pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen. Penelitian ini
merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
“Nonequivalent Control Group Design”, yaitu desain penelitian yang terdiri dari
dua kelompok subjek, yaitu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan
kelompok sebagai kelompok kontrol.
Kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang menggunakan metode
Al-Barqy, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang melalui
pembelajaran selain metode Al-Barqy. Untuk kedua kelompok diberikan tes awal
yang sama, kemudian menghitung rata-rata skor masing-masing untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum melaksanakan pembelajaran dengan
metode Al-Barqy.
Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode Al-Barqy kemudian
memberi tes akhir yang sama dengan tes awal untuk kedua kelompok. Tes akhir
ini untuk menentukan rata-rata skor dari masing-masing kelompok, baik yang
mendapat perlakuan, maupun yang tidak mendapat perlakuan. Dari hasil tes awal
maupun tes akhir, kemudian di analisa untuk melihat atau menentukan perbedaan
81
TABEL 3.1
MODEL PENELITIAN “NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN” kelas tes awal perlakuan tes akhir
E O1 X O2
K O3 Y O4
Keterangan:
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
O : tes awal dan tes akhir pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
X : perlakuan pembelajaran metode Al-barqy
Y : Perlakuan pembelajaran konvensional
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang diberi tes awal untuk
mengetahui kemampuan awal kedua kelompok dan tes akhir untuk mengetahui
kemampuan kedua kelompok setelah mengikuti pembelajaran.
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu lembaga pendidikan
taman kanak-kanak yaitu TKIT Al-Aqsho yang beralamat di Jl. Sarijadi No. 75
Sukasari Bandung. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan
pembelajaran di TKIT Al-Aqsho berfokus pada pengembangan agama, terbukti
dari materi pembelajaran yang didominasi oleh materi agama, seperti menulis dan
membaca alquran, menghafal surat pendek dan doa sehari-hari, dan lainnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak percobaan sekolah
yang berusia 4–5 tahun. Populasi ini dipilih karena pada usia 4-5 tahun memiliki
82
Pada usia tersebut anak-anak juga harus menguasai prasyarat membaca, yakni
anak-anak harus belajar membedakan huruf dalam alfabet dan hijaiyah yang
merupakan modal awal bagi anak-anak untuk mempelajari ajaran islam. Selain itu
pemilihan subjek tersebut juga didasari oleh belum adanya penerapan metode
apapun dalam pembelajaran karena anak-anak baru mengikuti pengenalan sekolah
selama satu minggu.
C. Definisi Operasional Penelitian
Definisi Operasional akan dijelaskan seperti berikut.
1. Metode Al-Barqy
Metode Al-Barqy merupakan metode efektif dalam pembelajaran membaca
dan menulis Alquran terutama huruf hijaiyah. Adapun langkah-langkah dari
pembelajaran metode Al-Barqy yang dilakukan di TKIT Al-Aqsho, terdiri atas
beberapa bagian pertemuan, yaitu :
Pertemuan 1. Guru melafazkan kata lembaga I (َج َر َد َا) dan anak-anak mengikuti
ucapan guru secara berulang-ulang sampai anak-anak
menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan
menirukan huruf tersebut
Pertemuan 2. Guru melafazkan kata lembaga II (َي َك َ َم) dan anak-anak mengikuti
ucapan guru secara berulang-ulang sampai anak-anak
menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan
menirukan huruf tersebut
Pertemuan 3. Guru melafazkan kata lembaga III (َن َو َت َك) dan anak-anak
83
menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan
menirukan huruf tersebut
Pertemuan 4. Guru melafazkan kata lembaga IV (َب َل َم َس) dan anak-anak
mengikuti ucapan guru secara berulang-ulang sampai anak-anak
menghafalnya, kemudian anak-anak belajar menebalkan dan
menirukan huruf tersebut
Pertemuan 5. Guru menjelaskan tentang harakat dhommah, dan kasrah ( ِ ِم ِج ِر ِد ِا
ِب ِل ِم ِس ِن ِو ِت ِك ِي ِكdan ُب ُل ُم ُس ُن ُو ُت ُك ُي ُك ُ ُم ُج ُر ُد ُا), siswa
membacakan setiap huruf yang ditunjuk
Pertemuan 6. Guru membacakan tentang huruf transfer I (ش-َس ,َذ-َد ,َز-َج ,َث-َت) dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak
menebalkan dan menirukan huruf-huruf tersebut.
Pertemuan 7. Guru membacakan tentang huruf transfer II ( َح-َ ,َف-َو ,َع-ا)َ dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak
menebalkan dan menuliskan huruf-huruf tersebut.
Pertemuan 8. Guru membacakan tentang transfer III (َظ-َذ ,َط-َت ,َض-َد ,َص-َسٍ) dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak
menebalkan dan menirukan huruf-huruf tersebut.
Pertemuan 9. Menjelaskan tentang transfer IV (َغ-َ ,َخ-َح ,َق-َك) dan anak-anak mengikuti bacaan guru, kemudian anak-anak menebalkan dan
84
2. Kemampuan membaca Alquran
Kemampuan membaca Alquran pada anak usia 4–5 tahun dalam penelitian
ini dibatasi pada kemampuan membaca huruf hijaiyah dengan benar secara
makhrajnya, yang merupakan bagian dari usaha untuk membaca Alquran yang
merupakan petunjuk bagi umat islam. Adapun indikator kemampuan membaca
Alquran adalah
a. mampu membaca kata lembaga (ََجَر َد َا) sesuai dengan makhrajnya
b. mampu membaca kata lembaga (َي َك َ َم) sesuai dengan makhrajnya
c. mampu membaca kata lembaga (َن َو َت َك) sesuai dengan makhrajnya
d. mampu membaca kata lembaga (َب َل َم َس) sesuai dengan makhrajnya
e. mampu membaca kata lembaga berharakat kasrah dan dhammah ( ِك ِ ِم ِج ِر ِد ِا
ِب ِل ِم ِس ِن ِو ِت ِك ِيdan ُب ُل ُم ُس ُن ُو ُت ُك ُي ُك ُ ُم ُج ُر ُد ُا) sesuai dengan
makhrajnya
f. mampu membaca huruf transfer (ش-َس ,َذ-َد ,َز-َج ,َث-َت) sesuai dengan makhrajnya
g. mampu membaca huruf transfer ( ح-َ ,َف-َو ,َع-ا)َ sesuai dengan makhrajnya h. mampu membaca huruf transfer (ظ-َذ ,َط-َت ,َض-َد ,َص-َسٍ ) sesuai dengan
makhrajnya
i. mampu membaca transfer (غ-َ ,َخ-َح ,َق-َك ) sesuai dengan makhrajnya 3. Kemampuan menulis Alquran
Kemampuan menulis Alquran pada anak usia 4–5 tahun dalam penelitian
ini kemampuan anak menebalkan dan menirukan huruf-huruf hijaiyah. Adapun
85
a. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (ََجَر َد َا) dengan benar
b. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (َي َك َ َم) dengan benar
c. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (َن َو َت َك) dengan benar
d. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga (َب َل َم َس) dengan benar
e. mampu menebalkan dan menirukan kata lembaga berharakat kasrah dan
dhammah (ِب ِل ِم ِس ِن ِو ِت ِك ِي ِك ِ ِم ِج ِر ِد ِاdan ُب ُل ُم ُس ُن ُو ُت ُك ُي ُك ُ ُم ُج ُر ُد ُا)
dengan benar
f. mampu menebalkan dan menirukan huruf transfer (ش-َس ,َذ-َد ,َز-َج ,َث-َت) dengan benar
g. mampu menebalkan dan menirukan huruf transfer( ح-َ ,َف-َو ,َع-ا)َ dengan benar
h. mampu menebalkan dan menirukan huruf transfer (ظ-َذ ,َط-َت ,َض-َد ,َص-َسٍ) dengan benar
i. mampu menebalkan dan menirukan transfer (غ-َ ,َخ-َح ,َق-َك ) dengan benar
D. Instrumen Penelitian
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran dengan
menggunakan alat ukur yang baik untuk mengukur variabel penelitian yang
disebut instrumen penelitian (Sugiono, 2010). Menurut Arikunto (1995),
instrumen penelitian merupakan nafas dari penelitian, oleh karena itu instrumen
merupakan sesuatu yang penting kedudukannya di dalam kegiatan penelitian.
Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam pengumpulan data yang saling
86
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes yang digunakan
untuk mengukur kemampuan membaca dan menulis Alquran anak-anak usia 4-5
tahun setelah pelaksanaan metode Al-barqy. Data yang dari hasil tes berupa skala
ordinal karena instrumen ini menggunakan skala likert, yang berkisar 1-3 dengan
alternatif pilihan untuk membaca adalah tidak fasih = 0, kurang fasih = 1, dan
fasih = 2. Sementara itu alternatif pilihan untuk menulis adalah tidak tepat = 0,
kurang tepat = 1, dan tepat = 2.
TABEL 3.2 KRITERIA SKOR 0-2
Kriteria Membaca Kriteria Menulis 0: Tidak Fasih 0: Tidak Tepat 1: Kurang Fasih 1: Kurang Tepat
2: Fasih 2 : Tepat
Indikator dari alternatif pilihan itu adalah: tidak fasih artinya anak tidak
membaca huruf yang ditunjuk sesuai dengan makhrajnya (anak diam); kurang
fasih artinya anak tidak mampu membaca huruf yang ditunjuk sesuai dengan
makhraj (anak membaca dengan menebak huruf yang ditunjuk); fasih artinya anak
mampu membaca huruf yang ditunjuk sesuai dengan makhraj; tidak tepat artinya
anak tidak menebalkan dan tidak menirukan huruf disediakan; kurang tepat
artinya anak tidak mampu menebalkan dan menirukan huruf sesuai dengan pola
yang tersedia; dan tepat artinya anak dapat menebalkan dan menirukan huruf
87
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap
persiapan, penjajagan, pelaksanaan , dan analisis. Secara lengkap alur
penelitiannya adalah
Gambar 3.1 prosedur penelitian
1. Tahap Persiapan
Langkah pertama dalam penelitian ini diawali dengan melakukan studi
lapangan/observasi dan pengamatan mengenai pelaksanaan pembelajaran baca
tulis Alquran yang telah diterapkan di TKIT Al-Aqsho. Kemudian
mengidentifikasikan permasalahan yang di temukan dilapangan, dan melakukan
studi literatur untuk menyusun dan menetapkan teori mengenai pembelajaran baca Identifikasi masalah
Tes awal
Kelas eksperimen
Metode al-barqy Kelas kontrol
Metode konvensianal
Tes akhir
Analisis data
88
tulis Alquran dengan menggunakan metode Al-barqy, serta menyusun perangkat
dan isntrumen penelitian.
2. Tahap penjajagan
Tahapan ini dimulai dengan mengunjungi sekolah TKIT Al-Aqsho untuk
meminta izin pelaksanaan pen elitian dengan menyerahkan sirat penelitian. Tahap
berikutnya berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan guru kelas, sekaligus
menetapkan jadwal penelitian dan kelas yang akan menjadi sampel penelitian.
3. Tahap pelaksanaan
Tahapan ini dimulai dengan melakukan pengarahan terhadap guru tentang
penggunaan metode Al-Barqy dalam pembelajaran baca tulis Alquran, dilanjutkan
dengan memberikan tes awal kemampuan membaca dan menulis kepada
anak-anak dan kemudian melakukan penerapan metode Al-barqy dalam pembelajaran.
4. Tahap analisis
Setelah pembelajaran ini selesai dilakukan, diberikan tes akhir kepada
anak-anak untuk memperoleh data mengenai kemampuan membaca dan menulis
Alquran dengan menggunakan metode Al-Barqy. Data yang telah dikumpulkan
kemudian diolah dan dianalisis secara stastistik untuk data kuantitatif dan
mendeskripsikan untuk data kualitatif. Langkah terakhir adalah membuat
simpulan dari hasil penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian 1. Observasi
Observasi dilakukan pada prapenelitian, peneliti datang langsung
89
kelompok yang akan dijadikan objek penelitian atau observasi langsung. Menurut
Surakhmad (1980 : 162) observasi langsung adalah pengamatan secara langsung
terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik dilakukan dalam situasi
sebenarnya maupun dilakukan didalam situasi buatan yang khusus diadakan.
Observasi sebagai bagian dari teknik pengolahan data dalam penelitian ini
dilakukan secara sistematis, peneliti berusaha untuk mengamati dengan wajar dan
sebenarnya untuk memperoleh data yang meyakinkan.
Ketika penelitian ini dilakukan peneliti berperanserta dalam pembelajaran.
Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan. Sambil melakukan pengamatan, peneliti
ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data.
2. Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Tes ini digunakan
peneliti untuk memperoleh data dan informasi tentang kemampuan membaca dan
menulis Alquran.
G. Teknik Pengolahan Data Penelitian
Setelah seluruh data yang diperoleh, kemudian data diidentifikasi agar
dalam pengolahannya tidak mengalami kesulitan. Langkah selanjutnya adalah
pengelompokkan data berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil tes yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya diolah melalui
90
1. Menghitung nilai hasil tes awal dan tes akhir kemampuan membaca dan
menulis Alquran
2. Membuat tabel tes awal dan tes akhir dari hasil belajar anak kelas eksperimen
dan kelas kontrol
3. Menghitung peningkatan kemampuan membaca dan menulis yang terjadi
sebelum dan sesudah pembelajaran
4. Menghitung rata-rata skor tes awal dan tes akhir kedua kelompok
5. Uji dua sampel untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata antara
kedua kelompok dengan menggunakan uji-t tes
H. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif dan
data kualitatif. Peneliti mengidentifikasi data kualitatif terlebih dahulu, kemudian
dianalisis, lalu diberi komentar berdasarkan kriteria teoritik yang sesuai. Analisis
data penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitiain peneliti. Statistik adalah bagian dari matematika
yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan, analisis, dan
penafsiran data. Semua data diolah dengan bantuan program SPSS versi 17.
Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis data. Data
penelitian ini diperoleh melalui instrumen tes, dan observasi. Instrumen yang telah
dikembangkan kemudian diuji validiatas, dan reliabilitas. Setelah pembelajaran
dilaksanakan, data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitas.
Ketentuan-ketentuan yang akan digunakan bagi keperluan analisis data di atas adalah sebagai
91
1. Uji validitas dan reliabilitas tes kemampuan membaca dan menulis Alquran
Hasil penelitian yang valid bila mendapat persamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Sedangkan hasil penelitian dikatakan reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obhek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian
validitas instrumen. Belum tentu instrumen yang reliabel tersebut valid, sehingga
setiap instrumen penelitian harus diuji validitasnya, karena instrumen yang valid
dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendaparkan hasil penelitian yang
valid dan reliabel. (Sugiono, 2010).
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut, maka
instrumen tes dalam penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan pada anak-anak
kelas A di TKIT Al-Aqsho yang secara umum memiliki tingkat kemampuan
membaca dan menulis Alquran yang sama dengan kelas persiapan sekolah yang
akan subjek dalam penelitian ini. Dalam pengujian validitas, peneliti
menggunakan validitas isi dengan cara bertanya dan berdiskusi dengan dua
pembimbing untuk menentukan apakan instrumen yang akan digunakan sesuai
92
instrumen penelitian diujicobakan pada anak-anak kelas A di TKIT Al-Aqsho
sebanyak 20 anak.
a. Uji validitas kemampuan membaca dan menulis Alquran
Untuk mengetahui validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada tiap
butir soal dikorelasikan dengan skor total dan untuk mendapatkan validasi suatu
butir soal digunakan rumus korelasi. Koefesien korelasi diperoleh dengan
menggunakan rumus korelasi prodect moment atau pearson yang diberi notasi r,
sebagai berikut.
∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ ∑ (Sudjana, 2009)
Keterangan :
r = koefesien kerelasi
X = Skor item
Y = Skor total
N = Jumlah siswa
Interpretasi besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut.
TABEL 3.3
KATEGORI VALIDITAS BUTIR SOAL
Batasan Kategori
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < r ≤ 0,80 Baik 0,40 < r ≤ 0,60 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Kurang 0,00 < r ≤ 0,20 Sangat kurang
Selanjutnya dihitung uji-t dengan rumus √ 2
√ , dengan
93
b. Uji reliabilitas kemampuan membaca dan menulis Alquran
Tinggi rendahnya reabilitas tes hasil belajar dalam bentuk objektif dapat
diketahui dengan melihat besar kecilnya koefesien reliabilitas tes, dandihitung
dengan menggunakan rumus , dengan R sebagai keofesien reliabilitas,
dan r sebagai korelasi product moment antara belahan (ganjil – genap) atau (awal
– akhir).
TABEL 3.4
KATEGORI RELIABILITAS BUTIR SOAL
Batasan Kategori
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat baik 0,60 < r ≤ 0,80 Baik 0,40 < r ≤ 0,60 Sedang 0,20 < r ≤ 0,40 Kurang
r ≤ 0,20 Sangat kurang
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan :
Menguji normalitas dari tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan
kontrol dengan rumus ∑ ! "
! (Azwar, 2004: 19), Kriteria data
dikatakan berdistribusi normal jika : X2hitung ≤ X2tabel (Akdon: 2005)
Menguji homogenitas dengan menggunakan uji dua peubah bebas dengan
rumus #$ %&'( )* *'+ ,*-+
)* *' ./0 (akdon, 2005), kriteria pengujian dengan derajat
kebebasan (dk), masing-masing untuk dk1 = (n1 - 1) dan dk2 = (n2 – 1) pada taraf
kepercayaan dengan α = 0,05 adalah jika nilai F hitung ≤ Ftabel maka berarti harga
94
Menguji hipotesis dengan uji perbedaan rata-rata nilai tes awal dan tes
akhir atau uji t dan uji signifikasi. Jika data berdustribusi normal dan homogen
digunakan rumus 2222 22221
+3411 41 (Sudjana, 1996).
a. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca Alquran pada anak dapat dilihat dari skor tes akhir
kedua kelompok penelitian. Skor tersebut diolah dengan bantuan program SPSS
17.0 for windows menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov untuk menguji
normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak yang ditunjukkan dengan asymp.sig.
(2-tailed) untuk masing-masing kelompok data variabel dengan menggunakan taraf
signifikan α = 0,05. Untuk hasil pengujian normalitas bagi skor tes akhir untuk
kelompok kontrol dan eksperimen sebagai berikut.
TABEL 3.5
UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIR KEMAMPUAN MEMBACA
tes akhir
Normal Parametersa,,b Mean 32.10 17.20
Std. Deviation 10.429 4.492
Most Extreme Differences
Absolute .120 .182
Positive .109 .125
Negative -.120 -.182
Kolmogorov-Smirnov Z .380 .576
95
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan kelompok kontrol
dan eksperimen adalah sebesar 0, 999 dan 0,894. Nilai signifikan ini lebih besar
dari taraf signifikan α = 0,05 sehingga skor tes akhir kemampuan membaca
berdistribusi normal dapat diterima.
b. Hasil Uji Homogenitas Test Akhir Kemampuan Membaca
Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas varians. Uji ini dilakukan sebagai syarat dalarn membandingkan
antar kelompok karena perbandingan antar kelompok uji dapat memberikan
kesimpulan yang tepat jika variasi data antar kelompok tidak berbeda nyata (dapat
disimpulkan perbedaan yang terjadi/tidak terjadi karena perlakuan yang diberikan
bukan karena adanya perbedaan variasi data). Uji homogenitas varians dihitung
menggunakan levene test (α: 0,05) dengan dasar pengambilan keputusan bila nilai
fhitung < f tabel atau signifikansi > 0,05, maka data homogen. Untuk lebih
jelasnya hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 3.6
UJI HOMOGENITAS TES AKHIR KEMAMPUAN MEMBACA
Levene Statistic df2 Sig.
4.161 18 .056
Dari tabel diketahui varians skor tes akhir kemampuan membaca untuk
kelompok kontrol dan eksperimen yang diperoleh adalah lebih besar dari taraf
signifikasi α = 0,05 adalah homogen dan memiliki variansi yang berbeda yaitu
sebesar 0,056. Dengan demikian, maka hasil tes akhir kemampuan membaca anak
96
kelompok untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dari perlakuan yang
diberikan.
c. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis Alquran pada anak dapat dilihat dari skor tes akhir
kedua kelompok penelitian. Skor tersebut diolah dengan bantuan program SPSS
17.0 for windows menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov untuk menguji
normalitas.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak yang ditunjukkan dengan asymp.sig.
(2-tailed) untuk masing-masing kelompok data variabel dengan menggunakan taraf
signifikan α = 0,05. Untuk hasil pengujian normalitas bagi skor tes akhir untuk
kelompok kontrol dan eksperimen adalah sebagai berikut.
TABEL 3.7
UJI NORMALITAS SKOR TES AKHIR KEMAMPUAN MENULIS
tes akhir
Normal Parametersa,,b Mean 33.00 15.90
Std. Deviation 9.638 5.953
Kolmogorov-Smirnov Z .386 .611
Asymp. Sig. (2-tailed) .998 .849
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan kelompok kontrol
97
dari taraf signifikan α = 0,05 sehingga skor tes akhir kemampuan membaca
berdistribusi normal dapat diterima.
d. Hasil Uji Homogenitas Tes Akhir Kemampuan Menulis
Setelah data yang diperoleh berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji
homogenitas varians. Uji ini dilakukan sebagai syarat dalarn membandingkan
antar kelompok karena perbandingan antar kelompok uji dapat memberikan
kesimpulan yang tepat jika variasi data antar kelompok tidak berbeda nyata (dapat
disimpulkan perbedaan yang terjadi/tidak terjadi karena perlakuan yang diberikan
bukan karena adanya perbedaan variasi data). Uji homogenitas varians dihitung
menggunakan levene test (α: 0,05) dengan dasar pengambilan keputusan bila nilai
fhitung < f tabel atau signifikansi > 0,05, maka data homogen. Untuk lebih
jelasnya hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 3.8
UJI HOMOGENITAS TES AKHIR KEMAMPUAN MENULIS
Levene Statistic df2 Sig.
3.069 18 .097
Dari tabel diketahui varians skor tes akhir kemampuan menulis untuk
kelompok kontrol dan eksperimen yang diperoleh adalah lebih besar dari taraf
signifikasi α = 0,05 adalah homogen dan memiliki variansi yang berbeda yaitu
sebesar 0,097. Dengan demikian, maka hasil tes akhir kemampuan menulis anak
didik TKIT Al-Aqsho Sarijadi Bandung dapat diperbandingkan antara kedua
kelompok untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dari perlakuan yang
125
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mursyid. (2010) Metode Al Barqy. (Online). Tersedia : http://almursyid.blogspot.com/2010/10/metode-al-barqi.html
Ardhana. (2008) Teknik Pengumpulan Data Kualitatif, (Online). Tersedia :http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-pengumpulan-data-kualitatif
Asy-Syarif, Muhammad Musa dan nasriyah, Khalifatun. (2009) Smart Reading For Muslim, Solo, Aqwam
Azizah, Lilik. (2006) Efektivitas Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur an dengan Menggunakan Buku Al-Barqy di Taman Pendidikan Al-Qur
an Nurut-taqwa Malang. (Online). Tersedia :
http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009 /10/Efektivitas-Pembelajaran-Baca-Tulis-Al-Qur%E2%80%99an-dgn
menggunakan-Buku-Al-Barqy-di-TPQ-Nurut-taqwa-Malang-Lilik-2006.pdf.
Budiyanto, Mangun. (1990) taman pendidikan alquran “AMM Yokyakarta” suatu model pembaharuan pengajian anak-anak, Yokyakarta: team tadarrus AMM)
Desmita, (2009) psikologi perkembangan peserta didik, Bandung : Remaja Rosdakarya
Desmita, (2009) Psikologi perkembangan, Bandung : Remaja Rosdakarya
Dhieni, Nurbiana. (2008) Materi pokok metode pengembangan bahasa, Jakarta : Universitas Terbuka
Djunadi, A. (1987) Pengembangan materi bahasa inggris erdasarkan pendekatan kontrastif (teori dan terapan), Jakarta : DEPDIKBUD
Efendy, Landi. (2009) Mengenal Metode Al-Barqy. (Online). Tersedia : http://www.slideshare.net/cronjob/mengenal-metode-albarqy
Hamijaya, Nunu A dan Rukmana, Nunung K. (2004) 70 Cara Mudah Bergembira Bersama Alquran, Bandung, Marja
Hamijaya, Nunu A dan Rukmana, Nunung K. (2008) Belajar Alquran Sambil Bermain, Bandung, Marja
`
126
Hasan, Maimunah. (2010) PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Jogjakarta, Diva Press
Henry Guntur Tarigan. (1979) Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung, Angkasa
Hergenhanh, B.R. dan Olson, M. Mattew. (2009) Theories of Learning (Teori Belajar), Kencana, Jakarta
Hurlock, Elizabeth B. (2007). Perkembangan anak, jilid 1, Jakarta : Erlangga
Isjoni. (2009) Model pembelajaran anak usia dini, Bandung : Alfabeta
Junaidi, Wawan. (2009) Definisi Metode Pembelajaran. (Online). Tersedia :
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/10/definisi-metode-pembelajaran.html).
Latip, Asep Ediana. (2009) Implementasi Pembelajaran Alquran Pada Anak Usia Dini, Tesis, Bandung, SPs UPI
Lucy, Bunda. (2009) Mendidik sesuai dengan minat dan bakat anak (pinting your children’s), Jakarta : Pustaka
Mustafa, Syaikh Fuhaim dan Ammar, Ainul Harist. (2009) Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, Surabaya, Pustaka Elba
Musthafa, Bachrudin. (2008) Dari litersi dini ke literasi teknologi, Jakarta
Muzapar, Ahmad. (2003) Hubungan Aktivitas Siswa Pada Penerapan Metode Al-barqy dalam Pengajaran Baca Tulis Alquran dengan Kemampuan Mereka dalam Membaca Alquran, Bandung, Skripsi, IAIN Sunan Gunung Djati.
Muzapar, Ahmad. (2010) Penerapan Metode Al-barqy pada pengembangan Kemampuan Membaca Juruf Hijaiyah di TK Plus Baiturrahman, Sumedang, Tugas Akhir, STKIP Sebelas April
`
127
R, Moeslichatoen (2004) Metode pengajaran di taman kanak-kanak, Jakarta : Rineka cipta
R. N. Juliagar. (2010) Pintar Menulis Huruf Hijaiyah, Jakarta, Anak Kita
Ranggiasanka, Aden. (2011) Serba-serbi Pendidikan Anak, Yokyakarta, Siklus Hanggar Kreator
Rifa’i, Muhammad. (2010) 30 Menit Belajar Membaca dan Menulis alquran, Jakarta, QultumMedia
Riyadh, Sa’ad dan Mukhlisin Muhammad. (2009) Anakku Cintailah Alquran, Jakarta, Gema Insani
Riyadh, Sa’ad dan Suyatno. (2007) Kiat Praktis Mengajarkan Alquran Pada Anak, Solo, Ziyad Visi media
Santrock, John w. (2008) Perkembangan anak, Jakarta ; Erlangga
Shihab, Quraish M. (1992) Membumikan Alquran, Jakarta, Mizan
Solehuddin. (2002) Pembelajaran anak usia diniberorientasi pada perkembangan, makalah, Jakarta ; DEPDIKNAS
Sudjana. (2005) Metoda Statistika, Bandung, Tarsito.
Sudjana, Nana. (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosda Karya.
Sulthon, Muhajir. (1999) Buku Belajar Mengaji Albarqy 8 jam, Surabaya, CV. Penasuci
Sunanih. (2009) Efektivitas penerapan metode BBQ-99 dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-quran anak usia dini, Tesis, Bandung : SPS UPI
Sururi, dan Suharto, N. (2007) Belajar SPSS For Windows untuk Mengolah Data Penelitian, Dewa Ruchi, Bandung
Sutomo, Budi. (2007) Menuntaskan buta aksara. (Online). Tersedia : http//www.wawasandigita.com_content dan task = view & id = 6158 & itemid = 62.
`
128
Tabrani, Ade Ridwan (2009) Efektivitas pembelajaran baca tulis quran melalui metode lihat baca tulis (LIBAT) untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-quran anak usia dini taman kanak-kanak, Tesis, Bandung : SPS UPI
Tampulolon. (1993) Mengembangkan minat dan kebiasaan membaca pada anak, Bandung : Angkasa
Tarigan, H.G. dan Djago. (1998) Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Undang-undang R. I. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2009) Surabaya : Kesindo Utama
Wafiqni, Nafia. (2009) Kemampuan membca dalam pembelajaran membaca dini dngan menggunakan control roudhoh dan metode bermain abjad cara arifiah, Tesis, Bandung : SPS UPI
Wahyudin, Uyu dan Agustin, Mubiar. (2010) Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini, Bandung, CV. Falah Production
Warsidi, Edi (2006) Pentingnya Pendidikan Agama Sejak Dini, Bandung, Pustaka Madani
Wijayanti, Eva Masithoh. (2010) Penggunaan Metode Al-Barqy untuk Membaca Huruf Hijaiyah Pada Anak Tunarungu Wicara Kelas Viii SMP di SLB B Surakarta. (Online). Tersedia :
http://digilib.uns.ac.id/abstrak_14177_penggunaan-metode-al-barqy- untuk-membaca-huruf-hijaiyah-pada-anak-tunarungu-wicara-kelas-viii-smp--di-slb-b-yrtrw-surakarta-tahun-ajaran-20092010.html
Yamin, Martinis dan Sana, Jamilah Sabri. (2010) Panduan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta, Gaung Persada Press