No. 14/UN 40.FPEB.1.PL/2013
“
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE
STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
DENGAN EVALUASI TIPE COURSE REVIEW HORAY
TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA”
( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandung Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Materi Perekonomian Terbuka )
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
GINA SYORGANAWATI 0806729
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR HAK CIPTA
“
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE
STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
DENGAN EVALUASI TIPE COURSE REVIEW HORAY
TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA”
( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandung Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Materi Perekonomian Terbuka )
Oleh
Gina Syorganawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Gina Syorganawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN EVALUASI TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”
( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandung Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Materi Perekonomian Terbuka )
Bandung, April 2013
Disetujui Oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Neti Budiwati, M.Si. Susanti Kurniawati, S.Pd.,M.Si. NIP. 19630221 198703 2 001 NIP.197601 11 200912 2 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Ikaputera Waspada, M.M
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DENGAN EVALUASI TIPE COURSE
REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandung Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Materi Perekonomian Terbuka)
Dibawah bimbingan :
Dra. Neti Budiwati, M.Si. dan Susanti Kurniawati, S.Pd., M.Si.
Oleh
Gina Syorganawati 0806729
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya prestasi belajar siswa di SMA Negeri 14 Bandung dilihat dari nilai Ujian tengah Semester dan Ujian Akhir Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. Rendahnya prestasi yang diperoleh siswa diduga disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran selama proses belajar mengajar. Penggunaan model pembelajaran ceramah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, siswa cenderung merasa bosan sehingga tidak mempunyai motivasi untuk belajar sehingga berakibat pada hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini perlu segera di atasi salah satunya dengan penggunaan model pembelajaran yang inovatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas ekperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan Evaluasi Course Review Horay dan siswa kelas kontrol yang menggunakan model ceramah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding (kelompok kontrol).
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan Evaluasi Course Review Horay terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi menunjukkan bahwa hasil belajar pada kelompok eksperimen berbeda dengan nilai hasil belajar pada kelompok kontrol. Hasil belajar pada kelompok eksperimen menunjukkan nilai rata-rata yang lebih baik daripada hasil belajar pada kelompok kontrol.
ABSTRACT
EFFECT OF MODEL STUDENT LEARNING TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) EVALUATION BY TYPE OF COURSE REVIEW HORAY OF STUDENT
LEARNING "
(Experimental Studies In Class XI students of SMA Negeri 14 Bandung Subject Matter The Economy Open Economy)
Under the guidance of:
Dra. Neti Budiwati, M.Si. and Susanti Kurniawati, S.Pd., M.Si.
By such as the use of models of learning during the learning process. The use of lecture learning model affect student learning outcomes, students tend to get bored so do not have the motivation to learn resulting in learning outcomes achieved by students. This needs to be overcome either by the use of innovative learning model.
The purpose of this study was to determine differences in student learning outcomes in the classroom experiment that uses the model of the type Cooperative Learning Student Teams-Achievement Divisions (STAD) with Evaluation Review Course Horay Evaluation and control class students who use the lecture models.
The method used in this study is a quasi experimental method of research that is conducted on a group of students (experimental group) and control group (control group). The results showed the influence of the method Student Teams-Achievement Divisions (STAD) with the Course Evaluation Review horay on student learning outcomes on economic subjects showed that the learning outcomes in the experimental group in contrast to the value of learning outcomes in the control group. Learning outcomes in the experimental group showed an average value of better learning outcomes than the control group.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vi
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
1.4.1 Teoritis ... 12
2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar ... 14
2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 18
2.1.2 Cooperative Learning ... 21
2.1.2.1 Pengertian Cooperative Learning ... 21
2.1.2.2 Teori yang melandasi Cooperative Learning ... 26
2.1.2.5 Langkah-langkah model Cooperative Learning ... 35
2.1.3 Model Pembelajaran STAD ... 37
2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran STAD ... 37
2.1.3.2 Langkah-langkah STAD ... 39
2.1.3.3 Pengaruh model pembelajaran tipe STAD terhadap hasil belajar ... 45
2.1.4 Teknik evaluasi Course Review Horay ... 47
2.1.4.1 Pengaruh model pembelajaran tipe Course Review Horay terhadap hasil belajar ... 49
2.2 Kajian empirik beberapa penelitian ... 50
2.3 Kerangka pemikiran ... 53
2.4 Hipotesis ... 56
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 58
3.5.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 68
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 68
3.6 Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 70
3.6.1 Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... 70
3.6.1.1 Uji Tingkat Kesukaran ... 70
3.6.1.2 Daya Pembeda ... 71
3.6.2 Teknik Analisis Penglahan Data ... 72
3.6.2.2 Uji Homogenitas ... 73
3.6.2.3 Uji Hipotesis ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian ... 75
4.4.3.1.3 Uji Hipotesis Kelas Kontrol ... 89
4.4.3.2 Uji Hipotesis Kedua ... 90
4.4.3.2.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 90
4.4.3.2.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 92
4.4.3.2.3 Uji Hipotesis Kelas Eksperimen ... 95
4.4.3.3 Uji Hipotesis Ketiga ... 96
4.4.3.3.1 Gain dan N-Gain Kelas Kontrol ... 96
4.4.3.3.2 Gain dan N-Gain Kelas Eksperimen .. 98
4.4.3.3.3 Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen . 99 4.4.3.1.1 N- Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 103
4.4.3.1.2 Uji Hipotesis Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 115
5.2 Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 118
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata UTS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI ... 5
Tabel 1.2 Nilai Rata-rata UAS Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI ... 6
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dan Konvensional ... 23
Tabel 2.2 Langkah-langkah penerapan STAD ... 39
Tabel 2.3 Nilai Perkembangan Skor Individu ... 43
Tabel 2.4 Tingkat penghargaan Kelompok ... 43
Tabel 2.5 Fase-fase Pembelajaran STAD ... 44
Tabel 2.6 Hasil Penelitian Terdahuluu ... 50
Tabel 3.1 Rancangan penelitian ... 60
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 65
Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 70
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda... 72
Tabel 4.1 Uji Tingkat Kesukaran ... 79
Tabel 4.2 Uji Daya Pembeda ... 80
Tabel 4.3 Uji Normalitas dengan Chi-Square ... 82
Tabel 4.4 Uji Homogenitas... 83
Tabel 4.5 Rata-rata Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 84
Tabel 4.6 Rata-rata Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 87
Tabel 4.7 Hasil Hipotesis Kesatu ... 89
Tabel 4.8 Rata-rata Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 90
Tabel 4.9 Rata-rata Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 93
Tabel 4.10 Hasil Hipotesis Kedua ... 95
Tabel 4.11 Gain dan N-Gain Kelas Kontrol ... 97
Tabel 4.12 Gain dan N-Gain Kelas Eksperimen ... 98
Tabel 4.13 Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol (Pertemuan 1)... 100
Tabel 4.14 Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol (Pertemuan 2) ... 101
Tabel 4.15 Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol (Pertemuan 3) ... 102
Tabel 4.16 N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol... 104
Tabel 4.17 Hasil Hipotesis Ketiga ... 105
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme Pembelajaran Cooperative Learning ... 36
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 53
Gambar 4.1 Rata-Rata Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 86
Gambar 4.2 Rata-Rata Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 88
Gambar 4.3 Rata-Rata Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 92
Gambar 4.4 Rata-Rata Nilai Postest Kelas Eksperimen ... 94
Gambar 4.5 Gain dan N-Gain Kelas Kontrol ... 97
Gambar 4.6 Gain dan N-Gain Kelas Eksperimen... 99
Gambar 4.7 Rata-Rata Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ( Pertemuan 1) ... 100
Gambar 4.8 Rata-Rata Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ( Pertemuan 2) ... 102
Gambar 4.9 Rata-Rata Nilai Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ( Pertemuan 3) ... 103
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Tanpa adanya
pendidikan manusia akan sulit berkembang dan terbelakang. Di era globalisasi
seperti sekarang ini, pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan terbentuk pribadi-pribadi
yang cerdas sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Bila
suatu bangsa yang miskin sumber daya alamnya tetapi memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas, tentunya akan mencapai kemakmuran yang lebih
cepat dibandingkan dengan bangsa yang mempunyai sumber daya alam yang
melimpah tetapi tidak didukung sumber daya manusia yang berkualitas.
Selain menjadi kebutuhan setiap manusia, pendidikan juga memegang
peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa karena dapat untuk
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mempunyai kemampuan untuk
menghadapi persaingan dari arus globalisasi. Jelas pendidikan memegang peranan
penting karena merupakan suatu tempat untuk menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Dengan terciptanya manusia-manusia berkualitas akan membuat
suatu bangsa dapat memajukan kehidupan dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pada umumnya pendidikan diperoleh dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah, meskipun pada hakikatnya pendidikan dapat diperoleh
2
keluarga ataupun dari lingkungan masyarakat yang tujuannya tetap sama sesuai
dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3 yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses
pendidikan. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi
yang bersifat timbal balik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Maka dari itu,
peningkatan kualitas pembelajaran menjadi suatu hal penting yang harus
diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Hal ini merupakan tugas bagi sekolah sebagai tempat berlangsungnya
proses pembelajaran terutama bagi guru sebagai tenaga pendidik.
Dalam proses pembelajaran guru merupakan komponen yang sangat
penting, karena guru adalah ujung tombak yang berhubungan langsung dengan
siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suroso dalam Budiwati dan
Permana (2010 :48) bahwa “Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat
penting dalam penyelenggaraan pendidikan, tak akan pernah ada kontribusi dan
inovasi dalam pendidikan apabila guru tidak diberdayakan dan dianggap
komponen maha penting.”
Tugas seorang guru adalah merancang pembelajaran, melaksanakan
3
harus menentukan konsep pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah
dan keadaan siswa. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus memiliki
keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode
pembelajaran, menggunakan media dan mengalokasikan waktu.
Guru haruslah selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pengajaran
agar membuat siswa lebih memahami materi pelajaran dan siswa lebih semangat
dalam mengikuti proses belajar, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan
menjadi berkualitas dan mencapai hasil yang maksimal. Tetapi pada kenyaannya,
fenomena yang terjadi di lapangan masih banyak guru yang menerapkan model
pembelajaran konvensional atau yang kita kenal sebagai metode ceramah, dengan
alasan pembelajaran seperti ini dinilai lebih praktis dan tidak menyita banyak
waktu.
Dari hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di
SMAN 14 Bandung pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS , ketika guru
menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah sebagian besar
siswa terlihat merasa bosan, bahkan beberapa siswa terlihat mengantuk, dan
sebagian siswa yang lain berbincang atau bermain-main dengan teman
sebangkunya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa SMAN 14
Bandung, dengan menggunakan metode ceramah siswa cenderung merasa bosan
dan jenuh dengan penyampaian materi yang disampaikan oleh guru. Siswa merasa
bosan karena tidak ada cara lain bagi siswa selain duduk, mendengarkan dan
4
adanya rasa tertarik terhadap mata pelajaran ekonomi yang menyebabkan
rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Karena sudah merasa malas, akhirnya
siswa lebih tertarik berbincang dengan teman untuk mengusir rasa bosannya
daripada memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh guru. Hal ini
mengakibatkan penguasaan terhadap materi mata pelajaran ekonomi menjadi
kurang dan tentunya berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Sedangkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru ekonomi di
SMAN 14 Bandung Ibu Mimi Ratnaningsih, S.Pd., masalah yang timbul dalam
proses belajar mata pelajaran ekonomi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung adalah
rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar ini diakibatkan oleh
pemahaman siswa yang kurang terhadap materi pelajaran yang diakibatkan oleh
proses belajar mengajar yang kurang efektif. Faktor dominan yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar karena siswa kurang tertarik pada mata pelajaran ekonomi,
ini disebabkan kurangnya penerapan model belajar yang bervariasi dalam
penyampaian materi pelajaran.
Permasalahan diatas menjelaskan bahwa siswa kurang termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran ekonomi. Hal ini diakibatkan karena siswa merasa malas
dalam proses pembelajaran yang cenderung monoton. Kurangnya motivasi belajar
dalam diri siswa membuat siswa menjadi tidak fokus untuk belajar yang akhirnya
mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri.
Pada hakikatnya, hasil belajar adalah tolak ukur keberhasilan suatu proses
pembelajaran. Hasil belajar juga merupakan tolak ukur dari tingkat pemahaman
5
maka proses belajar mengajar berhasil dilakukan, tetapi jika siswa mendapat nilai
rendah maka proses belajar tidak berhasil dilakukan. Hasil belajar diukur dengan
evaluasi, tinggi rendahnya hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan
harian, nilai Ujian Tengah Semester (UTS), nilai Ujian Akhir Semester (UAS),
dan nilai Ujian Nasional (UN).
Siswa dikatakan berhasil jika nilai yang diperoleh memenuhi standar
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. KKM yang
ditentukan SMAN 14 Bandung yaitu sebesar 78. Berikut hasil nilai UTS siswa
kelas XI jurusan IPS dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Nilai rata-rata Ujian Tengah Semester 1 Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Jumlah
Sumber : Arsip data guru ekonomi SMAN 14 Bandung (data diolah)
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa dari tiga kelas XI siswa jurusan IPS
SMAN 14 Bandung secara keseluruhan nilai rata-rata yang diperoleh masih
rendah yaitu sebesar 51,93 masih jauh di bawah KKM yang telah ditentukan.
Nilai rata-rata tertinggi diperoleh siswa kelas XI IPS-3 yaitu sebesar 55,17
meskipun memperoleh nilai rata-rata paling tinggi, tetap saja perolehan nilai
masih di bawah KKM yang ditentukan yakni 78. Sedangkan kelas XI IPS-1 dan
6
Tidak hanya nilai UTS yang berada di bawah nilai KKM, hal ini juga sama
dengan perolehan nilai ulangan harian yang diperoleh siswa, berikut data nilai
UAS kelas XI IPS semester 1 (satu) :
Tabel 1.2
Nilai Rata-rata Ulangan Akhir Semester Kelas XI Mata Pelajaran Ekonomi Semester 1 di SMA Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013
Kelas Jumlah
Sumber : Arsip data guru ekonomi SMAN 14 Bandung (data diolah)
Dari data di atas nilai UAS semua kelas XI IPS masih berada di bawah
KKM. Kelas XI IPS-2 memperoleh nilai rata-rata UAS tertinggi sebesar 51,04
berada 34,56% dibawah KKM yang ditentukan. Kelas XI IPS-3 memperoleh nilai
rata-rata UAS terendah sebesar 44,45 berada 36,65 % dibawah KKM yang
ditentukan. Sedangkan kelas XI IPS-1 memperoleh nilai rata-rata UAS 49,02
berada 37,15% di bawah KKM yang ditentukan. Hal ini dikarenakan siswa
merasa bosan dan jenuh dengan penyampaian materi, sehingga siswa menjadi
kurang efektif dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan
siswa tidak memahami materi pelajaran yang berdampak pada rendahnya hasil
belajar siswa.
Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran ekonomi,
pemilihan metode pembelajaran oleh guru sangatlah penting. Selain itu, pemilihan
metode yang tepat akan membuat siswa lebih mudah menerima materi
7
belajar siswa yang aktif agar siswa lebih dapat menggali potensi yang ada dalam
dirinya sehingga dapat menguasai materi sehingga hasil belajar yang diperoleh
tinggi. Maka dari itu harus dilakukan perubahan pembelajaran yang awalnya dari
terpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centered).
Dari permasalahan di atas, perlu adanya solusi yanng tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS di SMAN 14 Bandung. Salah satu
solusi dari permasalahan tersebut adalah penerapan model pembelajaran yang
tepat bagi siswa.
Oleh karena itu perlu digunakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah Cooperative Learning.
Menurut Budiwati dan Permana (2010 : 87) :
Cooperative learning memungkinkan siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak yang positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi siswa.kualitas interaksi dan komunikasi siswa ini dapat memotivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Model pembelajaran Cooperative Learning melibatkan peran seluruh siswa. Dalam pembelajaran ini, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok
kecil untuk bekerja sama.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan model pembelajaran tipe
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yani Apriyani dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi volume 1 tahun 2012, menyimpulkan
8
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dan berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Adeneye Olarewaju, Adeleye Awofala, Alfred Olufemi Fatade,
dan Samuel Adejare OlaOluwa dalam Jurnal Matematika dan Teknologi volume 3
tahun 2012, menyimpulkan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan peran aktif dan hasil belajar siswa.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Dessy Anggareni pada tahun
2011 dalam Jurnal Kependidikan Dasar volume 1, menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan pembelajaran model Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam model pembelajaran tipe STAD, pembelajaran ditekankan pada
aktivitas dan interaksi siswa untuk saling membantu satu sama lain dalam
penguasaan materi sehingga hasil belajar yang diperoleh tinggi. Siswa dibagi
dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang anggota kelompok yang berbeda-beda
tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang sosialnya. Setiap anggota
kelompok membantu anggota kelompoknya yang belum memahami materi.
Dengan begitu siswa yang belum paham menjadi paham materi pelajaran.
Melihat permasalahan yang telah diuraikan di atas, dengan menggunakan
model pembelajaran tipe STAD akan mengurangi rasa bosan siswa karena siswa
tidak hanya duduk dan mencatat saja tetapi siswa mencari jawaban dan
mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini, membuat siswa tidak
mempunyai waktu untuk berbincang dengan temannya selain berdiskusi tentang
9
Selain mengggunakan model pembelajaran tipe STAD, Peneliti
menggunakan teknik evaluasi dari model pembelajaran Course Review Horay
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada umumnya siswa tidak menyukai
adanya kuis atau tes akhir, sementara di dalam model pembelajaran tipe STAD
terdapat evaluasi pada akhir pembelajaran dengan pemberian kuis.
Di dalam teknik evaluasi Course Review Horay, siswa yang sudah mengisi jawaban benar membentuk garis horizontal, vertikal atau diagonal diwajibkan
meneriakkan horay, atau yel-yel lain yang disukai. Sehingga suasana kelas saat
kuis menjadi meriah dan menyenangkan. Dengan menyebutkan horay akan
menimbulkan keinginan siswa untuk meneriakan horay karena tidak ingin kalah
dari teman yang lainnya. Hal ini memicu motivasi siswa untuk memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru, dan membuat siswa sungguh-sungguh
mengerjakan tugas yang telah diberikan sehingga membuat siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran dan tentunya akan berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian yang diberi judul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan
Evaluasi Tipe Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar Siswa ( Studi
Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Bandung Mata Pelajaran
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi saat pretest dan posttest pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi saat pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
11
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi saat pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay.
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
penelitian di bidang ilmu pendidikan ekonomi khususnya model
pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay terhadap hasil belajar siswa.
1.3.2.1 Secara Praktis
a) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak sekolah dan
guru mata pelajaran ekonomi dalam memilih model pembelajaran yang
tepat untuk diterapkan di kelas, sehingga diharapkan dapat
12
memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan siswa dalam
menguasai materi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay.
b) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran tipe
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan
dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari
variabel terikat yaitu hasil belajar (Y) dan variabel bebas yaitu model
pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe
Course Review Horay (X).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 14 Bandung.
Setelah melakukan observasi dipilih kelas XI IPS-2 sebagai kelas eksperimen
yang dikenakan perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi Course Review Horay dan kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol yang dikenakan tindakan atau perlakuan dengan metode.
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Arikunto mengatakan (2006: 160) “Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Metode
penelitian merupakan langkah-langkah kerja atau prosedur penelitian yang akan
dilakukan pada saat mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa dan
59
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) dan kelompok pembanding
(kelompok kontrol). Dalam metode penelitian eksperimen semu, keberhasilan
dan keefektifan model pembelajaran yang diujikan dapat dilihat dari perbedaan
nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan setelah diberi perlakuan (post-test).
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian, dalam pengertian yang lebih sempit,
desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja.
Adapun jenis desain kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah non equivalen pre test- post test group design. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
kemudian kedua kelompok ini diberikan pre test dan post test, namun perbedaannya kelompok eksperimen diberikan treatmen atau perlakuan
penggunaan model cooperative learning tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe course review horay sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
Gambaran non equivalen pre test- post test group design dapat digambarkan sebagai berikut berikut
60
Tabel 3.1
Rancangan Penelitian
Grup Pre Test Treatment Post Tes
E 01 X 02
K 03 - 04
Sumber : Arikunto (2006:86)
Keterangan :
E : kelompok kelas eksperimen
K : kelompok kelas kontrol
X : dikenakan perlakuan model pembelajaran STADdengan Evaluasi
tipe Course Review Horay
- : tidak dikenakan perlakuan (treatment)
01 : tes awal/pretest (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
02 : tes akhir/posttest (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
03 : tes awal/pretest (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol
04 : test akhir/posttest (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 2 (dua) kali,
yaitu sebelum eksperimen dan setelah eksperimen. Pengambilan data yang
dilakukan sebelum perlakuan disebut pretest sedangkan pengambilan data yang dilakukan setelah perlakuan disebut posttest. Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum diberikannya treatment. Sedangkan posttest untuk menguur kemampuan siswa setelah diberikan treatment.
Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe
61
dilakukan pada kelas eksperimen dalam desain penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebelum pembelajaran dimulai, dilakukan pretest untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan. Pada pertemuan pertama,
mengenai materi perekonomian terbuka dan perdagangan internasional
mengerjakan soal dengan bentuk soal berupa pilihan ganda sebanyak 9
butir . Pada pertemuan kedua, materi nilai kurs tukar valuta asing siswa
megerjakan 9 butir soal. Pada pertemuan ketiga materi neraca pembayaran
bursa siswa mengerjakan 9 butir soal.
2. Tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Presentasi kelas
Presentasi dilakukan oleh guru dengan menyajikan materi pembelajaran
berupa audio visual. Disini guru hanya menyajikan garis besar materi
pembelajaran saja. Untuk mempelajari materi yang lebih dalam tentang
materi yang diajarkan, siswa akan mencarinya sendiri melalui
pembelajaran kelompok berupa pemberian tugas dan diskusi.
b. Tim
Setelah guru menyajikan pelajaran siswa dibagi dalam kelompok untuk
mengerjakan masing-masing tugas yang telah diberikan oleh guru.
Setiap siswa dalam anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
tugasnya sendiri. Setelah selesai mengerjakan tugas masing-masing,
siswa yang sudah memahami materi menjelaskan kepada siswa yang
62
memahami semua materi yang sedang dipelajari. Eksperimen dilakukan
pada kelas XI IPS-2 yang berjumlah 46 orang. Hanya saja ketika
eksperimen berlangsung ada siswa yang tidak mengikuti pembelajaran,
sehingga jumlah siswa eksperimen yang diikutsertakan dalam penelitian
ini adalah 38 orang. Satu kelompok dibagi menjadi 4 orang sehingga
terdapat 7 kelompok berjumlah 4 orang dan 2 kelompok berjumlah 5
orang.
c. Kuis
Disini kuis berupa posttest yang menggunakan teknik evaluasi Course Review Horay. Teknik evaluasinya adalah guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya
disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda
benar () dan salan diisi tanda silang (x). Kemudian Siswa yang sudah
mendapat tanda vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak
horay atau yel-yel lainnya. Pada pertemuan pertama, dengan materi
perekonomina terbuka dan perdagangan internasional siswa
mengerjakan soal dengan bentuk soal berupa pilihan ganda sebanyak 9
butir soal . Pada pertemuan kedua dengan materi nilai kurs tukar valuta
asing siswa megerjakan 9 butir soal. Pada pertemuan ketiga dengan
materi neraca perdagangan siswa mengerjakan 9 butir soal.
d. Skor kemajuan individual
Eksperimen dilakukan selama 3 x 45 menit yaitu sebanyak 3 kali
63
mengidentifikasi manfaat, keuntungan, dan faktor-faktor perdagangan
internasional, sedangkan pertemuan kedua dan ketiga mengenai
kompetensi dasar mengidentifikasi kurs tukar valuta asing dan neraca
pembayaran. Pada setiap pertemuan dilakukan kuis (posttest), hasil dari setiap kuis akan dibandingkan. Sehingga dapat diketahui apakah skor
yang didapat siswa dari tiap pertemuan mengalami kemajuan atau tidak.
e. Rekognisi tim
Dalam tahapan merekognisi tim, pada setiap pertemuan setelah siswa
melakukan posttest dan mengetahui hasil skor yang didapat. Masing-masing kelompok menjumlah skor yang mereka dapat, hasilnya dibagi
empat untuk yang jumlah anggotanya empat. Sedangkan untuk
kelompok yang jumlah anggotanya lima orang dibagi dengan lima,
kelompok yang mempunyai nilai rata-rata tertinggi akan mendapatkan
penghargaan.
Sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan seperti pada kelas
eksperimen yang menggunkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
evaluasi tipe Course Review Horay. Untuk kelas kontrol proses pembelajaran menggunakan metode ceramah. Langkah-langkah yang akan dilakukan pada kelas
kontrol dalam desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sama seperti pada kelas eksperimen, pretest dilaksanakan pada awal pembelajaran. Bentuk soal berupa pilihan ganda sebanyak 9 butir soal. Soal
64
karena tujuan didadakannya pre-test adalah untuk mengukur hasil belajar
siswa sebelum diberikan perlakuan.
2. Tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a. Presentasi kelas
Presentasi dilakukan oleh guru dengan menyajikan materi pembelajaran
berupa audio visual. Berbeda halnya dengan kelas eksperimen dimana
guru menyajikan hanya garis besar materinya saja, disini guru
menyajikan materi secara lengkap. Karena dalam pembelajaran ini
tidak terdapat belajar secara kelompok. Dalam metode ceramah siswa
hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
b. Tanya jawab
Setelah guru menyajikan materi, siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Guru tidak langsung
menjawabnya tetapi memberikan kesempatan dahulu kepada siswa
yang bisa menjawab. Kemudian setelah itu guru menambah jawaban
yang diberikan siswa dan menjawab pertanyaan dengan benar.
3. Posttest
Kegiatan terakhir dalam pembelajaran ini adalah dengan dilakukannya
posttest. Bentuk soal berupa pilihan ganda sebanyak 9 butir untuk masing-masing kompetensi dasar mengenai kompetensi dasar mengidentifikasi
manfaat, keuntungan, dan faktor-faktor perdagangan internasional, dan
mengenai kompetensi dasar mengidentifikasi kurs tukar valuta asing dan
65
3.3 Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep teoritik, dan konsep
analitik. Konsep teoritik merupakan variabel utama yang bersifat umum.
Adapun bentuk operasionalisasi variabelnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Analisis
Model Pembelajaran
Langkah- langkah penerapan model pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan Evaluasi Course Review Horay :
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
66
diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya
e. Memberi evaluasi f. Kesimpulan Hasil Belajar
(Y)
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar
Nilai ulangan mata pelajaran ekonomi yang diperoleh dari pre-test dan post-test.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif didapat dengan cara melakukan tes tertulis yaitu tes awal (pre test) dan data akhir (posttest).
3.4.1 Pretest
Pre test atau tes awal dilakukan pada awal penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan eksperimen
dengan menggunakan dua metoda pembelajaran pada kelas yang berbeda, yaitu
model pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay untuk kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol.
3.4.2 Posttest
Post test atau tes akhir dilakukan pada akhir penelitian dengan tujuan untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar siswa setelah dilaksanakan
eksperimen dengan menggunakan dua metoda pembelajaran berbeda, yaitu model
pembelaaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol.
67
1. Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama
siswa kelas XI IPS yang akan menjadi obyek penelitian sebelum
dilakukan tindakan.
2. Wawancara, antara peneliti dengan guru bidang studi, berbentuk
percakapan untuk memperoleh informasi. Pada penelitian ini
wawancara dilakukan secara bebas tanpa terikat oleh pertanyaan tertulis
agar dapat berlangsung nyaman dan tidak kaku.
3. Observasi, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data dilakukan dengan
pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa.
4. Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek
kognitif) yang dilakukan setelah tindakan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan evaluasi tipe Course Review Horay. Teknik pengumpulan data ini dengan cara melakukan post-test di akhir
pembelajaran melalui tes tertulis.
5. Catatan lapangan, digunakan sebagai sumber yang sangat penting
dalam penelitian karena catatan lapangan merupakan catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dilihat, diamati, dan dipikirkan dalam
rangka mengumpulkan data dan refleksi data dalam penelitian
kualitatif.
3.5 Prosedur Penelitian
68
Tahap persiapan dimulai dengan melakukan penelitian awal di SMAN
14 Bandung dengan cara berdiskusi dengan guru mata pelajaran ekonomi
tentang permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran sehingga
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, kemudian mengobservasi.
Selanjutnya menentukan kelas mana yang akan diberikan perlakuan
sebagai kelas eksperimen dan menentukan kelas mana yang akan menjadi
kelas kontrol. Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh kelas XI IPS-1
sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS-2 sebagai kelas eksperimen.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan perizinan pada pihak-pihak terkait dalam penelitian ini.
2. Menetapkan materi pelajaran yang akan dipergunakan dalam
penelitian.
3. Membuat skenario pembelajaran / RPP
4. Menyusun tes dalam bentuk pilihan ganda berdasarkan kurikulum.
5. Menetapkan jumlah soal yang akan dijadikan instrumen penelitian
yang beracuan pada validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda,
dan tingkat kesukaran instrumen penelitian.
6. Melakukan uji coba soal penelitian.
7. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
69
8. Menentukan waktu penelitian untuk melakukan model
pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.
9. Memberikan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui tes kemampuan awal siswa.
10. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa
penerapan model pembelajaran tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay,
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional melalui metode ceramah.
11. Memberikan tes akhir (posttest) pda kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui hasil belajar siswa.
12. Menguji kesamaan dan perbedaan hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
13. Membandingkan perbedaan hasil skor atau gain skor kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
3.6 Teknik dan Analisis Pengolahan Data
3.6.1 Teknik Analisis Instrumen Penelitian
3.6.1.1 Uji Tingkat Kesukaran
Arikunto (2007:207) menyatakan bahwa bilangan yang menunjukkan
70
menunjukkan taraf kesukaran soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK)
dari masing-masing butir soal tes dilakukan dengan langkah- langkah sebagai
berikut :
1. Menghitung jawaban yang benar per item soal.
2. Memasukan ke dalam rumus yang digunakan yaitu :
JS B P
(Arikunto, 2007:208)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan Arikunto (2007:210) sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Besarnya koefisien Interpretasi Soal dengan P 1,00 sampai 0,29 Soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,69 Soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 Soal mudah
3.6.1.2 Daya Pembeda
Suharsimi Arikunto (2007:211) menyatakan bahwa daya pembeda adalah
kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
71
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D),
cara menentukan nilai D dijelaskan sebagai berikut :
a. Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar,
50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB).
b. Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja,
yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor
terbawah sebagai kelompok bawah (JB).
Suharsimi Arikunto (2003: 213) menyebutkan rumus daya pembeda
sebagai berikut:
Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Klasifikasi Daya Pembeda
Besarnya koefisien Interpretasi D : 0,00 -- 0,20 Jelek (poor)
72
D : 0,40 – 0,70 Baik (good)
D : 0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)
D : negatif (-) Lebih baik butir soal dibuang karena tidak baik.
(Suharsimi, 2007:218)
3.6.2 Teknik Analisis Pengolahan Data
3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data, apakah
berdistribusi normal atau tidak, Arikunto (2006:151) menyatakan bahwa “
Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang
sedang diselidiki berdistribusi normal, jika ternyata populasi tidak berdistribusi
normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku.”
Dari pendapat di atas maka kondisi data yang berdistribusi normal menjadi syarat
untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Tetapi jika data tidak
normal menggunakan ststistik non-parametrik.
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah gain atau selisih skor pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Setelah mendapatakan data awal nilai, data tersebut diuji
kenormalannya apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
kenormalan data dilakukan menggunakan uji Chi-Kuadrat yang diolah
menggunakan SPSS 19.
Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut :
73
Jika nilai signifikansi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi
normal.
Jika nilai X2hitung < X2tabel , maka data berdistribusi normal.
Jika nilai X2hitung > X2tabel , maka data tidak berdistribusi normal.
3.6.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel tersebut apakah
kedua kelas homogen atau tidak. Apabila kelas tersebut homogen berarti tidak
terdapat perbedaan yang berarti antara kemampuan awal kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum dilakukan pembelajaran. Uji homogenitas menggunakan
data pre-test dari kedua kelas yang diolah ke dalam SPSS 19, dengan kriteria
sebagai berikut :
Jika level signifikansi > α 5% maka data tersebut homogen.
Jika level signifikansi < α 5% maka data tersebut tidak homogen.
Jika F hitung < F tabel maka kedua sampel homogen
3.6.2.3 Uji Hipotesis
Apabila data gain skor berdistribusi normal dan homogen, maka untuk
menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t. Pengujian hipotesis
menggunakan uji t independen dua arah (t-test independent). Uji t dua arah ini digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Adapun yang dibandingkan dalam uji hipotesis ini
74
dihitung Normalized Gain (N- Gain) pada tabel di atas digunakan rumus sebagai berikut :
N- Gain = � � − � � �
� ��� �� � − � � �
(Arikunto, 2006:126)
Data yang digunakan adalah skor gain siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dengan kriteria :
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1≠ µ2
Dimana :
µ1 = skor gain kelompok ekperimen
µ2 = skor gain kelompok Kontrol
Jika dibandingkannya dengan t tabel, maka :
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data hasil penelitian tentang penggunaan model
pembelajaran teknik Student Teams Achievement Division dengan Evaluasi Tipe
Course Review Horay dan metode ceramah, dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi saat
pretest dan posttest pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. 2. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi saat
pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay.
3. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Kelas eksperimen memperoleh peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disebutkan pada
116
berlangsung, penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
dengan Evaluasi Tipe Course Review Horay dinilai baik dan relevan jika digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran didalam kelas terlebih lagi dalam pembelajaran
ekonomi. Oleh karena itu,ada beberapa saran yang penulis sampaikan, yaitu:
1. Bagi guru,
Bagi seorang guru sebaiknya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas
dapat mengatasi kurangnya motivasi siswa dalam belajar, selain itu diharapkan
bisa mencari metode-metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran. Model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay dapat dijadikan salah satu alternatif baru dalam pembelajaran dengan catatan dalam
pelaksanaannya guru dan siswa harus memahami tahapan-tahapan yang harus
dilalui dalam penelitian ini. Selain itu guru senantiasa mengontrol dan
mengawasi proses pembelajaran dalam diskusi, dan terus memotivasi siswa
dalam belajar agar metode pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan evaluasi tipe Course Review Horay dapat berjalan lebih optimal.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan dan mengikutsertakan guru pada
berbagai seminar, lokakarya, semiloka, dan diklat, yang dilaksanakan oleh
institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses pengajaran dan
pembelajaran sehingga dapat mengembangkan inovasi-inovasi dalam
117
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menjadi referensi mengenai model
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, C. Asri 2005. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiwati, Neti dan Permana, Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Lab. Pendidikan Ekonomi dan Koperasi UPI Bandung.
Isjoni.(2011). Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta.
Nana Sudjana. (2009). Peniliaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda Karya.
Sagala, Saiful. (2010) konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media.
Solihatin, Etin. Dan Rahardjo. (2009). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.
Syah, Muhibbin. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sosialisasi KTSP. Model Pembelajaran Kreatif, Departemen Pendidikan Nasional.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi