• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN AFIKSASI MELALUI MEDIA CAKRAM DIGITAL (CD) INTERAKTIF DALAM KETERAMPILAN MENULIS UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) : Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal Terhadap Siswa Kelas VII SMP Mutiara Nasional Internatio

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN AFIKSASI MELALUI MEDIA CAKRAM DIGITAL (CD) INTERAKTIF DALAM KETERAMPILAN MENULIS UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) : Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal Terhadap Siswa Kelas VII SMP Mutiara Nasional Internatio"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

Sulistiyo, 2012

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….……..i

KATA PENGANTAR ………....ii

UCAPAN TERIMAKASIH...iv

DAFTAR ISI……….viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK……….xvii DAFTAR LAMPIRAN………....…xxi

BAB I. PENDAHULUAN ………..1

A.Latar Belakang……….…1

B.Identifikasi Masalah ..……….…8

C.Pembatasan Masalah………8

D.Perumusan Masalah……….9

E. TujuanPenelitian………...………….…....10

F. Manfaat Penelitian……….………11

G.Anggapan Dasar……….………...12

H.Hipotesis………...….……... 13

(2)

Sulistiyo, 2012

J. Definisi Operasional……….……….15

BAB II. MODEL PEMBELAJARAN, AFIKSASI BAHASA INDONESIA, MEDIA CD INTERAKTIF, PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING……….18

A. Model Pembelajaran ………18

1. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajara ……...……..20

2. Pola-pola Pembelajaran ……… 21

B. Afiksasi dalam Bahasa Indonesia………23

1. Pengertian Afiksasi………..23

2. Proses Afiksasi……….26

3. Jenis Afiksasi ...……….………...27

a. Jenis Afiks ditinjau dari Letaknya……….…………...……30

b. Jenis afiks Ditinjau dari Asalnya……...………...31

c. Jenis afiks Ditinjau dari Produktifitasnya………32

4. Keterampilan Menulis Kata Berafiks………...…………33

C. CD Interaktif sebagai Media pembelajaran ..……….37

1. Pengertian CD interaktif ………...37

2. Perkembangan CD Interaktif ………39

(3)

Sulistiyo, 2012

Pembelajaran……….39

4. Jenis CD Interaktif………41

5. Elemen-elemen Perancangan CD Interaktif……….41

6. Media Pembelajaran………..42

D. Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing……….56

1. Pengertian BIPA………...56

2. Pembelajar BIPA………..57

3. Level BIPA………...66

4. Bentuk-Bentuk Kesalahan Bahasa Indonesia Pembelajar Asing……….71

5. Karakteristik Pembelajar BIPA………75

6. Pembelajar BIPA terhadap Pembelajaran Afiksasi………...80

E. Penelitian Terdahulu……….………..……..86

F. Kerangka Pemikiran……….………88

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….………..91

A. Metode Penelitian ………91

1. Metode ……….91

2. Disain………92

3. Prosedur Penelitian...………...94

(4)

Sulistiyo, 2012

1. Teknik ………. 97

2. Instrumen………..98

1) Instrumen tes….……….98

2) Instrumen Nontes….………102

C. Populasi dan Sampel………..103

D. Teknik Pengolahan Data ...……….………...104

1. Pengolahan Data……….………....104

2. Teknik Analisis Data……….……….105

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian………105

1. Prosedur Jadwal Penelitian……….105

2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian……….106

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS KEMAMPUAN SISWA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KATA BERAFIKS BAHASA INDONESIA……….. ...122

A. Kajian Awalan …...……….………122

B. Rekap Kesalahan Penulisan Awalan Me……….…..125

C. Deskripsi dan Analisis Subjek ke-1 sampai ke-5………..155

1. Pemerolehan Data Subjek 1 (Jenishi Haresh Keswani)……...155

(5)

Sulistiyo, 2012

3. Pemerolehan Data Subjek 3 (Melinda E.H.P)……….172

4. Pemerolehan Data Subjek 4 (Qsika Tjan)………181

5. Pemerolehan Data Subjek 5 (Timothy P. Dangardrive) ...…..189

D. Analisis Data Kualitatif……… 196

1. Angket Siswa Terhadap Model Pembelajaran Afiksasi melalui Cakram Digital (CD) Interaktif Dalam Keterampilan Menulis……….……..……...196

2. Aspek Penilaian Siswa………201

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………..210

A.Analisis Data Hasil Penelitian………..210

B.Pembahasan………..217

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN………..220

A. Simpulan………..220

B. Saran………222

DAFTAR PUSTAKA……….………225

DAFTAR LAMPIRAN………231

(6)

Sulistiyo, 2012

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian……….……….14

Gambar 2.1 Pola-pola Pembelajaran………..……22

Gambar 2.2. Kerucut Pengalaman………..…50

Gambar 2.3 Posisi Media dalamProses Pembelajaran………..…….51

Gambar 2.4 Pola Pembelajaran BIPA………...80

(7)

Sulistiyo, 2012

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain A1 – B –A2………..93

Tabel 3.2 Penilaian Tes Awal dan Tes Akhir………..100

Tabel 3.3 Penilaian Prapelatihan 1, 2, 3. dan Pascapelatihan 1, 2, 3……..100

Tabel 3.4 Perhitungan skor CD 1……….……101

Tabel 3.5 Perhitungan skor CD 2……….…101

Tabel 3.6 Data Subjek Penelitian……….………104

(8)

Sulistiyo, 2012

Tabel 3.8 Prosedur Pelaksanaan Prates………106

Tabel 3.9 Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 1………...………108

Tabel 3.10 Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 2………...……109

Tabel 3.11 Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 3………...………111

Tabel 3.12 Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan Perlakuan Cakram Digital (CD) interaktif 1………113

Tabel 3.13 Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan Perlakuan Cakram Digital (CD) interaktif 2……….………114

Tabel 3.14 Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 1………...…………116

Tabel 3.15 Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 2…………...………117

Tabel 3.16 Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 3…….………..…………119

Tabel 3.17 Prosedur Pelaksanaan Pascates………120

Table 4.1 Perubahan Awalan Me ... .125

Tabel 4.2 Rekap Kesalahan Penulisan Awalan Me- (Janeshi/India) ... .126

Tabel 4.3 Jumlah Kesalahan Penulisan awalan Me- (Jeneshi/India) ... 130

Tabel 4.4 Rekap Kesalahan Penulisan Awalan Me- (Daniel/Amerika)... 131

Tabel 4.5 Jumlah Kesalahan Awalan Me- (Daniel?Amerika) ... 136

Tabel 4.6 Rekap Kesalahan Penulisan Awalan Me- (Ellyse/Filipina) ... 138

Tabel 4.7 Jumlah Kesalahan Awalan Me- (Ellyse/Filipina) ... 141

Tabel 4.8 Rekap Kesalahan Penulisan Awalan Me- (Qsika/Pakistan) ... 142

(9)

Sulistiyo, 2012

Tabel 4.10 Rekap Kesalahan Penulisan Awalan Me- (Timothy/India) ... 148

Tabel 4.11 Jumlah Kesalahan Awalan Me- (Timothy/India) ... 151

Tabel 4.12 Rekap Total Kesalahan Penulisan Awalan me-...152

Tabel 4.13 Perkembangan kemampuan menulis kata berawalan me- subjek 1 (Jenishi H.K/India) ... 156

Table 4.14 Perkembangan kemampuan menulis kata berawalan me- subjek 2 (Daniel T.M/Amerika) ... 165

Table 4.15 Perkembangan kemampuan menulis kata berawalan me- subjek 3 (Melinda E. H.P/Filipina) ... 173

Table 4.16 Perkembangan kemampuan menulis kata berawalan me- subjek 4 (Qsika Tjan/Pakistan) ... 182

Table 4.17 Perkembangan kemampuan menulis kata berawalan me- subjek 5 (Timothy P.D/India) ... 190

Tabel 4.18 Hasil Angket Sebelum Pembelajaran... 197

Tabel 4.19 Hasil Angket Sesudah Pembelajaran ... 199

Tabel 4.20 Penilaian Aktivitas Timothy Pravin D./India... 202

Tabel 4.21 Penilaian Aktivitas Qsika/Pakistan ... 203

Tabel 4.22 Penilaian Aktivitas Melinda Ellyse H.P/Filipina ... 205

Tabel 4.23 Penilaian Aktivitas Daniel T. Maver/Amerika ... 206

Tabel 4.24 Penilaian Aktivitas Jenishi Haresh Keswani/India ... 208

(10)

Sulistiyo, 2012

DAFTAR GRAFIK

(11)

Sulistiyo, 2012

pascates ... 153

Grafik 4.2 Kemampuan memilih jawaban kata berawalan me-(Ellyse/Filipina)157

Grafik 4.3 Kemampuan memilih B atau S

kata berawalan me- (Ellyse/Filipina) ... 158

Grafik 4.4 Kemampuan menjodohkan

kata berawalan me- (Ellyse/Filipina) ... 159

Grafik 4.5 Kemampuan mengubah kata cetak tebal

berawalan me- (Ellyse/Filipina) ... 160

Grafik 4.6 Kemampuan mengubah kata

dalam kotak berawalan me-(Ellyse/Filipina) ... 161

Grafik 4.7 Kemampuan mengisi rumpang

kata berawalan me- (Ellyse/Filipina) ... 162

Grafik 4.8 Kemampuan memasukan kata

dari kotak berawalan me- (Ellyse/Filipina) ... 163

Grafik 4.9 Kemampuan menulis kata berawalan me- (Ellyse/Filipina)... 164

Grafik 4.10 Kemampuan memilih Jawaban

kata berawalan me- (Daniel/Amerika)...165

Grafik 4.11 Kemampuan memilih B atau S

kata berawalan me- (Daniel/Amerika) ... 166

Grafik 4.12 Kemampuan menjodohkan

(12)

Sulistiyo, 2012

Grafik 4.13 Kemampuan mengubah kata cetak tebal

berawalan me- (Daniel/Amerika) ... 168

Grafik 4.14 Kemampuan mengubah kata dalam kotak

berawalan me- (Daniel/Amerika) ... 169

Grafik 4.15 Kemampuan mengisi rumpang dengan

kata berawalan me- (Daniel/Amerika)-... 170

Grafik 4.16 Kemampuan memasukan kata dari kotak

berawalan me- (Daniel/Amerika) ... 171

Grafik 4.17 Kemampuan menulis kata berawalan me- (Daniel/Amerika) .... 172

Grafik 4.18 Kemampuan memilih jawaban

kata berawalan me- (Ellyse/Filipina) ... 173

Grafik 4.19 Kemampuan memilih B atau S

kata berawalan me-(Ellyse/Filipina) ... 174

Grafik 4.20 Kemampuan menjodohkan

kata berawalan me-(Ellyse/Filipina) ... 175

Grafik 4.21 Kemampuan mengubah kata cetak tebal

berawalan me-(Ellyse/Filipina) ... 177

Grafik 4.22 Kemampuan mengubah kata

dalam kotak berawalan me-(Ellyse/Filipina) ... 178

Grafik 4.23 Kemampuan mengisi rumpang

(13)

Sulistiyo, 2012

Grafik 4.24 Kemampuan memasukan kata

dari kotak berawalan me-(Ellyse/Filipina) ... 180

Grafik 4.25 Kemampuan menulis kata berawalan me- (Ellyse/Filipina)... 181

Grafik 4.26 Kemampuan memilih jawaban

kata berawalan me- (Qsika/Pakistan) ... 182

Grafik 4.27 Kemampuan memilih B atau S

kata berawalan me- (Qsika/Pakistan) ... 183

Grafik 4.28 Kemampuan menjodohkan

kata berawalan me- (Qsika/Pakistan) ... 184

Grafik 4.29 Kemampuan mengubah kata cetak tebal

berawalan me- ( Qsika/Pakistan) ... 185

Grafik 4.30 Kemampuan mengubah kata dalam kotak

berawalan me- (Qsika/Pakistan) ... 186

Grafik 4.31 Kemampuan mengisi rumpang dengan

kata berawalan me- (Qsika/Pakistan) ... 187

Grafik 4.32 Kemampuan memasukan kata dari kotak

berawalan me- (Qsika/Pakistan) ... 188

Grafik 4.33 Kemampuan menulis kata berawalan me- (Qsika/Pakistan) ... 189

Grafik 4.34 Kemampuan memilih jawaban

kata berawalan me- (Timothy/India)... 190

(14)

Sulistiyo, 2012

berawalan me- (Timothy/India) ... 191

Grafik 4.36 Kemampuan menjodohkan

kata berawalan me- (Timothy/India)... 192

Grafik 4.37 Kemampuan mengubah kata cetak tebal

berawalan me- (Timothy/India) ... 193

Grafik 4.38 Kemampuan mengubah kata dalam kotak

berawalan me(Timothy/India)- ... 194

Grafik 4.39 Kemampuan mengisi rumpang dengan

kata berawalan me-(Timothy/India)... 194

Grafik 4.40 Kemampuan memasukan kata dari kotak

berawalan me-(Timothy/India) ... 195

Grafik 4.41 Kemampuan menulis kata berawalan me- (Timothy/India) ... 196

Grafik 5.1 Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis kata berawalan

me- subjek 1 (Jenishi Haresh Keswani/India) ... 210

Grafik 5.2 Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis

kata berawalan me- subjek 2 (Daniel T. Maver/Amerika) ... 211

Grafik 5.3 Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis

kata berawalan me- subjek 3 (Qsika T/Pakistan) ... 212

Grafik 5.4 Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis

kata berawalan me- subjek 4 (Melinda E. H. P./Filipina) ... 212

(15)

Sulistiyo, 2012

Menulis kata berawalan me- subjek 5 (Timothy P. D./India) ... 213

Grafik 5.6 Kecenderungan Arah Aspek Mengisi Rumpang ... 214

Grafik 5.7 Kecenderungan Arah Aspek Mengisikan Kata dari Kotak ... 215

Grafik 5.8 Kecenderungan Arah Aspek Menulis awalan me- ... 215

DAFTAR LAMPIRAN Data Subjek Penelitian ………231

Instrumen Penelitan a. Materi Prapelatihan Bagian 1 (Awalan meng- dan menge-) …………..232

b. Materi Prapelatihan Bagian 2 (Awalan mem- dan men- ) ……….236

c. Materi Prapelatihan Bagian 3 (Awalan me- dan meny-) ………...240

d. Materi Pascapelatihan Bagian 1 (Awalan meng- dan menge-)……….. 244

e. Materi Pascapelatihan Bagian 2 (Awalan mem- dan men-) …………..248

f. Materi Pascapelatihan Bagian 3 (Awalan me- dan meny-) …………...252

g. Perlakuan dengan Cakram Digital Interaktif 1 (CD1) Penggunaan Awalan Mem-, Men-, dan Meng- ………256

h. Perlakuan dengan Cakram Digital Interaktif 2 (CD2) Penggunaan Awalan Me-, Meny-, dan Menge-……….264

i. Instrumen Tes Awal ………271

j. Instrumen Tes Akhir ………...276

(16)

Sulistiyo, 2012

a. Kunci Jawaban Prapelatihan 1……….. 281

b. Kunci Jawaban Prapelatihan 2………...283

c. Kunci Jawaban Prapelatihan 3………...285

d. Kunci Jawaban Pascapelatihan 1………...287

e. Kunci Jawaban Pascapelatihan 2………...…289

f. Kunci Jawaban Pascapelatihan 3………...291

g. Kunci Jawaban Dengan Cakram Digital (CD) Interaktif 1………….293

h. Kunci Jawaban Dengan Cakram Digital (CD) Interaktif 1………….295

i. Kunci Jawaban Prates………297

j. Kunci Jawaban Pascates……….299

Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan a. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Kondisi Prapelatihan 1………..301

b. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Kondisi Prapelatihan 2………...303

c. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Kondisi Prapelatihan 3………...305

(17)

Sulistiyo, 2012

e. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Kondisi Pascapelatihan

2………..309

f. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Kondisi Pascapelatihan 3………..311

g. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Kondisi Perlakuan Dengan Cakram Digital Interaktif 1 (CD 1) ………313

h. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Kondisi Perlakuan Dengan Cakram Digital Interaktif 2 (CD2) …………..…..315

i. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Prates…………317

j. Daftar Kosakata Awalan me- Yang Diujikan Pada Pascates………319

Angket Siswa a. Angket Siswa (Sebelum Pembelajaran)……….321

b. Angket Siswa (Sesudah Pembelajaran)………..323

Lembar Observasi a. Aspek Penilaian Aktivitas Siswa………....326

b. Lembar Observasi………...327 Rekap Nilai Siswa a. Rekap Nilai subjek 1 (Jenishi H.K/India)...,...328

b. Rekap Nilai subjek 2 (Daniel T.M/Amerika)... 329

c. Rekap Nilai subjek 3 (Melinda E.H.P/Filipina)...330

(18)

Sulistiyo, 2012

e. Rekap Nilai subjek5 (Timothy P.D./India)...332

Hasil Observasi………333

Foto Kegiatan Siswa

a. Foto kegiatan siswa sebelum mengikuti pelatihan………..334

b. Foto kegiatan siswa mengikuti prapelatihan………...335

c. Foto kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

media CD interaktif………..….336

d. Foto kegiatan siswa mengikuti pascapelatihan………...….338

e. Foto kegiatan siswa mengisikan angket………..339

Contoh Hasil Pekerjaan Siswa

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau

orang luar negeri. Hal ini dapat dilihat dengan banyak dibukanya lembaga-lembaga

yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, baik di Indonesia maupun

di luar negeri. Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA)

dimaksudkan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing

dalam berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Selain itu,

pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing, sebagaimana pula bahasa lain

sebagai bahasa asing, ditujukan guna memberikan penguasaan lisan dan tertulis

kepada para pembelajar. Hal ini mengandung maksud bahwa mereka diharapkan

mampu mempergunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan

sekaligus dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur aslinya (Wojowasito, 1977:

1-2).

Tercapainya maksud dan tujuan pengajaran bahasa Indonesia untuk penutur

bahasa asing dipengaruhi oleh tiga komponen. Ketiga komponen tersebut adalah

pembelajar, materi pembelajaran, dan proses pembelajaran. Hubungan ketiga

komponen tersebut sangatlah penting sehingga akan menentukan hasil

pembelajaran. Pertama, pembelajaran merupakan komponen yang sangat

menonjol keberadaanya karena karateristik dan peran pembelajar BIPA dapat

dilihat dari a) motivasi, b) tujuan pembelajaran, c) bakat, d) ciri personal,

(20)

Kedua, penyelenggara BIPA. Dalam hal ini penyelenggara BIPA perlu memahami

karakteristik dan peran pembelajar karena setiap individu memiliki karakteristik

yang unik dan berbeda. Ketiga, proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran

pemahaman yang baik harus dimunculkan ketika menyiapkan bahan-bahan ajar.

Dalam hal ini perlu diperhatikan bagaimana pengajar menentukan dan membuat

model-model pembelajaran. Dalam konteks ini model pembelajaran mendapat

tempat yang signifikan dalam keberhasilan pembelajaran. Perlu diperhatikan

bahwa tujuan pembuatan model pembelajaran diarahkan untuk:

1. memberikan wahana bagi pembelajar untuk mempraktikan kaidah-kaidah

bahasa yang didapatnya di kelas. Dengan cara ini, pembelajar akan menyadari

sejauh mana pencapaian pembelajarannya;

2. memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk berani berkomunikasi dalam

suasana yang alami;

3. memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk meningkatkan kelancaran

berbahasanya;

4. memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk mendapat informasi yang

faktual sesuai dengan kebutuhan belajar.

Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal yang dilakukan pada setiap

lembaga pendidikan untuk semua tingkat pendidikan, dengan model pembelajaran

apapun, diarahkan agar setiap pembelajar memiliki empat keterampilan1, yaitu:

(21)

memiliki keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun

empat keterampilan untuk tingkat dasar2, antara lain:

1. keterampilan mendengarkan, meliputi kemampuan memahami bunyi bahasa,

perintah, dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman, berita, dan konsep

materi pelajaran;

2. keterampilan berbicara, meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran,

perasaan dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa,

pengenalan benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan,

bercerita, deklamasi, memberi tanggapan pendapat atau saran, diskusi dan

lainnya;

3. keterampilan membaca, meliputi keterampilan memahami teks bacaan melalui

membaca nyaring, membaca lancar, membaca puisi, membaca dalam hati,

membaca intensif dan sekilas;

4. keterampilan menulis, meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte,

mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, ringkasan

paragraf dan lainnya.

Terkait dengan maksud dan tujuan pembelajaran BIPA serta keterampilan

yang diharapkan dimiliki oleh setiap pembelajar bahasa, seperti yang telah

dijabarkan di atas, pembelajaran BIPA masih banyak terkendala, diantaranya

belum adanya kurikulum standar dan belum variatifnya bahan ajar.

Secara faktual, kurikulum pembelajaran BIPA sampai dengan saat ini

ternyata belum ada kurikulum BIPA yang dijadikan kurikulum standar. Selama ini

(22)

penyelenggara pendidikan memiliki kebebasan untuk menyusun kurikulumnya

sendiri. Dalam penyusunannya, standar kurikulum yang digunakan tersebut

disandarkan pada tujuan agar dapat menampung berbagai perkembangan

penggunaan bahasa. Misalnya pendekatan pembelajaran terhadap orang yang

belajar bahasa, mereka tidak lagi dipandang sebagai objek, tetapi sebagai subjek

(pelaku) dalam proses belajar bahasa. Segala kegiatan dalam pembelajaran

bahasa, harus berpusat pada mereka yang belajar bahasa. Sebagai bahan ajar,

bahasa tidak dipelajari sebagai bagian-bagian, tetapi dipelajari sebagai satu

keutuhan, sesuai dengan bidang pemakaiannya (Iskandarwassid dan Dadang

Sunendar, 208: 267).

Selain kurikulum, hingga saat ini pula bahan ajar untuk pembelajaran BIPA

masih belum banyak yang ditawarkan kepada penggunanya itu sendiri. Bahan ajar

hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja yang menyelenggarakan BIPA. Hal

ini dikarenakan banyak sekolah atau penyelenggara BIPA masih sibuk dalam

menjaga program mereka agar tidak diketahui oleh lembaga penyelenggara BIPA

yang lain karena takut ditiru. Mungkin salah satu faktor pendorong mereka

melakukan hal ini adalah berkaitan dengan masalah komoditas ekonomi yang

dapat dimonopoli oleh kelompok tertentu. Kondisi ini pula di tambah dengan

teknik mengajar yang monoton, satu arah, dan tidak terprogram. Namun

sayangnya tidak banyak yang menyadari dan melakukan pengembangan sistem

pengajaran secara konsisten, bahwa setiap siswa BIPA menuntut kegiatan belajar

(bukan kegiatan mengajar) yang menarik dan bermakna. Kegiatan belajar yang

(23)

siswa tidak bermakna. Sebaliknya, walaupun pengetahuan dan keterampilan yang

diajarkan sangat penting dan bermakna, tetapi diajarkan dengan cara yang tidak

menarik bagi siswa, maka akan menimbulkan kegiatan belajar yang tidak efektif.

Berdasarkan temuan survei yang dilakukan oleh Alwasilah (2000:127) para

pengajar BIPA di Australia melaporkan sejumlah kesulitan yang dialaminya. Di

antaranya adalah (1) lemahnya keterampilan menyimak dan kesulitan menguasai

afiksasi bahasa Indonesia, (2) kendala akademis yang berkaitan dengan

metodologi pengajaran BIPA.

Selain itu beberapa praktisi pengajar BIPA, baik di dalam maupun di luar

negeri menemukan berbagai permasalahan yang dimiliki oleh pengajar asing

dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Rosidi (2000:392) menemukan bahwa

penutur Jepang mengalami kesulitan dengan imbuhan, khususnya kata yang

menggunakan awalan, sisipan, dan akhiran seperti ; ber-, meng-,men-, me-kan,

mem-. per-kan, mem-per-i, dan lain sebagainya. Selain itu, pembelajar pemula

mengalami kesulitan dalam mencari kosa-kata sulit dalam kamus, apakah kata

tersebut kata dasar atau kata jadian.

Selain pada tingkat dasar, begitu pula hasil penelitian berkenaan dengan

kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia para pembelajar BIPA di tingkat

menengah di Indonesian Language and Culture Intensive Course (ILCIC),

penellitian dalam kurun waktu 1999-2000 yang dilakukan oleh Setya Try Nugraha

(2000:7) didapatkan hasil di antaranya adalah ketidakefektifan kalimat sebanyak

422 kesalahan, kesalahan pemilihan kata sebanyak 228, kesalahan penggunaan

(24)

113, kesalahan pemakaian preposisi sebanyak 52, pembalikan urutan kata

sebanyak 74 kesalahan, penggunaan konstruksi pasif sebanyak 37, kesalahan

pemakaian konjungsi sebanyak 25, ketidaktepatan pemakaian kata yang ada 17

kesalahan, dan kesalahan dalam pembentukan jamak sebanyak 9 kesalahan. Jadi

kesalahan mencolok terjadi pada pembuatan kalimat yang efektif disusul

kesalahan pemilihan kata, pemakaian afiks, dan tidak lengkapnya fungsi-fungsi

dalam kalimat.

Kesulitan-kesulitan lainnya dikemukakan oleh Hidayat (dalam

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2008: 273), bahwa berbagai kendala yang

membuat pembelajar BIPA kesulitan menguasai struktur bahasa Indonesia, yaitu:

1. kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI, masih kurang

mereka pahami;

2. pemahaman terhadap konsep struktur kalimat Bahasa Indonesia (BI) masih

samar-samar;

3. satuan-satuan linguistik yang menjadi unsur pembangun kalimat BI belum

mereka kuasai;

4. kerancuan terhadap pemahaman posisi fungsi, kategori dan peran dalam sebuah

kalimat;

5. penggunaan BI masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan berbahasa ibunya;

6. struktur pola kalimat BI berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu mereka;

7. penguasaan kosa kata dan pembentukannya belum banyak mereka ketahui;

(25)

Kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran BIPA di atas, baik

kendala yang muncul dari pengajar, pembelajar maupun objek yang diajarkan,

menjadi sebuah permasalahan yang memerlukan obat penawar yang setidaknya

dapat menjadi alternatif penyembuhan. Oleh karena itu penggunaan pendekatan

pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam proses pembelajaran bahasa

Indonesia sebagai bahasa asing. Dengan demikian, peneliti meyakini bahwa,

penggunaan strategi yang tepat akan sangat membantu pembelajaran BIPA meraih

keberhasilan dalam proses pembelajarannya, salah satunya adalah model

pembelajaran afiksasi melalui media Cakram Digital (CD) interaktif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian

dengan judul “Model Pembelajaran afiksasi melalui media Cakram Digital (CD)

interaktif dalam keterampilan menulis kata berafiks dalam kalimat untuk

pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) di tingkat dasar, dengan

alasan bahwa:

1) belum banyaknya model pembelajaran afiksasi yang disesuaikan dengan

pembelajar BIPA;

2) masih ada pengajar yang kesulitan dalam memberikan pembelajaran afiksasi

untuk pembelajar BIPA;

3) model pembelajaran afiksasi melalui penggunaan media Cakram Digital (CD)

interaktif dapat meningkatkan kemampuan menulis kata berafiks dalam kalimat

(26)

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang penelitian

tersebut adalah sebagai berikut.

1) Masih minimnya bahan pembelajaran afiksasi terutama pada afiksasi awalan

pembentuk verba: meN-, untuk pembelajar BIPA tingkat dasar yang diajarkan

di sekolah.

2) Pembelajar BIPA tingkat dasar masih kesulitan menguasai afiksasi bahasa

Indonesia.

3) Pembelajar BIPA tingkat dasar masih mengalami kesulitan dalam memahami

arti kata dasar dan kata yang berimbuhan.

4) Tidak banyaknya pengajar yang memanfaatkan model pembelajaran dengan

menggunakan media Cakram Digital (CD) interaktif untuk meningkatkan

keterampilan menulis kata berafiks dalam kalimat untuk pembelajar BIPA

tingkat dasar.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah di atas, serta keterbatasan yang

dmiliki peneliti, masalah yang diteliti perlu dibatas. Batasan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan pada kurikulum pembelajaran afiksasi pada pembelajar BIPA

tingkat dasar yaitu pada imbuhan meN-, peN-, di- ,dan akhiran –an, maka

penulis hanya membatasi pembahasan pada pengajaran afiksasi pembentuk

(27)

2. Keterampilan menulis kata berafiks (awalan meN- ) dalam kalimat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang terangkum dalam pembatasan

masalah, penelitian ini akan difokuskan pada “Model Pembelajaran afiksasi

melalui media Cakram Digital (CD) interaktif dapat meningkatkan keterampilan

menulis kata berafiks dalam kalimat untuk pembelajar bahasa Indonesia bagi

penutur asing (BIPA) di tingkat dasar”.

Masalah yang akan dicari jawabannya melalui penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran afiksasi melalui media Cakram

Digital (CD) interaktif pada siswa kelas VII SMP Mutiara Nusantara

International School di Bandung?, meliputi:

a) materi

b) komponen materi untuk cakram digital.

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran afiksasi melalui media Cakram

Digital (CD) interaktif pada siswa kelas VII SMP Mutiara Nusantara

International School di Bandung?, meliputi:

a) Langkah-langkah penggunaan Cakram Digital.

b) Petunjuk dan penilaian materi soal pada Cakram Digital.

(28)

3. Bagaimanakah hasil model pembelajaran afiksasi melalui media Cakram

Digital (CD) interaktif pada siswa kelas VII SMP Mutiara Nusantara

International School di Bandung?, meliputi:

a) Hasil kemampuan afksasi siswa melalui penggunaaan cakram Digital (CD)

interaktif.

b) Hasil respon siswa terhadap penggunaaan cakram Digital (CD) interaktif.

E. Tujuan Penelitian

Berkenaan dengan identifikasi masalah di atas, penelitian ini bertujuan

untuk.

1. Tujuan Umum

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk BIPA akan berhasil apabila

didukung oleh pembelajar, materi pembelajaran, dan proses pembelajaran.

Penggunaan materi yang inovatif dan kreatif didukung oleh pembelajar

yang tepat dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa baik secara

lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, pembelajaran afiksasi Bahasa

Indonesia melalui media Cakram Digital (CD) interaktif diharapkan dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kata berafiks.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah.

a) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran afiksasi melalui media

Cakram Digital (CD) interaktif pada siswa kelas VII SMP Mutiara

(29)

b) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran afiksasi melalui media

Cakram Digital (CD) interaktif pada siswa kelas VII SMP Mutiara

Nusantara International School di Bandung.

c) Mendeskripsikan hasil model pembelajaran afiksasi melalui media

cakram Digital (CD) interaktif pada siswa kelas VII SMP Mutiara

Nusantara International School di Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis

maupun praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. menambah kajian inovasi pembelajaran bahasa Indonesia bagi model

pembelajaran afiksasi untuk pembelajar BIPA tingkat dasar;

b. mengembangkan konsep model pembelajaran afiksasi dalam keterampilan

menulis kata bearfiks dalam kalimat untuk pembelajaran BIPA tingkat

dasar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengajar BIPA

Model pembelajaran dengan menggunakan Cakram Digital (CD)

(30)

meningkatkan kualitas keterampilan menulis kata berafiks dalam kalimat

untuk pembelajaran bahasa Indonesia di bidang morfologi.

b. Siswa/pembelajar BIPA

Penerapan model pembelajaran afiksasi melalui media Cakram Digital

(CD) interaktif dapat mengembangkan potensi, kemampuan, dan motivasi

siswa dalam menguasai keterampilan menulis kata berafiks dalam kalimat.

c. Sekolah Internasional

Penggunaan model pembelajaran media Cakram Digital (CD) interaktif

merupakan salah satu alternatif strategi pembelajaran bahasa Indonesia

bagi pembelajaran BIPA tingkat dasar yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran afiksasi.

d. Peneliti

Penerapan model pembelajaran afiksasi melalui media Cakram Digital

(CD) interaktif dapat dilakukan pada populasi yang lebih banyak dan lebih

luas.

G. Anggapan Dasar

Penelitian ini bertolak pada anggapan dasar sebagai berikut.

1. Afiksasi dalam bahasa Indonesia merupakan rumpun tatabahasa yang besifat

unik. Keunikan ini menjelaskan bahwa afiks di dalam bahasa Indonesia

mempunyai peran yang sangat penting sebab kehadiran imbuhan pada sebuah

dasar (kata) dapat mengubah bentuk, fungsi, kategori, dan makna dasar atau

(31)

kesalahan dalam mengartikan suatu kata atau kalimat sehingga aktifitas

komunikasi dapat terhambat baik secara lisan maupun tulisan. Oleh karena itu,

penggunaan afiksasi yang benar dalam Bahasa Indonesia mutlak diperlukan.

2. Kemampuan menulis kata berafiks Pembelajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur

Asing (BIPA) yang dimiliki berbeda-beda sehingga hal tersebut perlu

diajarkan, dilatihkan, dan dipraktikan secara berkesinambungan.

3. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang didukung oleh model pembelajaran yang

tepat bagi Pembelajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) akan

mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal.

H. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa kelas VII di

SMP Mutiara Nusantara International School pada keterampilan menulis

kata berafiks dalam kalimat setelah diberi pembelajaran afiksasi melalui

media Cakram Digital (CD) interaktif.

Ha : Terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa kelas VII di SMP

Mutiara Nusantara International School pada keterampilan menulis kata

berafiks dalam kalimat setelah diberi pembelajaran afiksasi melalui media

(32)

I. Paradigma Penelitian

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Hasil

Pembelajaran

Afiksasi Kemampuan

Menulis Awalan me-

Analisis Konsep Rancangan Model

Media CD Interaktif

Implementasi Media CD Interaktif

(33)

J. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variable

terikat. Penerapan model pembelajaran afiksasi melalui media Cakram Digital

(CD) interaktif pada mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing yang

dilaksanakan di sekolah internasional, yaitu siswa Sekolah Menengah Mutiara

Nusantara International School di Komplek Graha Puspa Jalan Sersan Bajuri

Cihideung Parompong Bandung ditempatkan sebagai variabel bebas. Sedangkan

hasil belajar yang berupa peningkatan keterampilan menulis kata berafiks dalam

kalimat ditempatkan sebagai variabel terikat. Untuk memberikan kejelasan

tentang variabel-variabel penelitian ini, berikut peneliti uraikan beberapa definisi

operasional.

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran

yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh

guru. Dalam hal ini model pembelajaran merupakan upaya manipulasi

pengajar dalam menggunakan media Cakram Digital (CD) guna

tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan kata lain pula, model

pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan,

metode, dan teknik pembelajaran.

2. Media Cakram Digital (CD) interaktif

Cakram Digital (CD) Interaktif merupakan sebuah media yang

(34)

CD Interaktif ini merupakan hasil pemecahan suatu masalah berdasarkan

pendekatan komunikasi audio visual.

CD Interaktif biasanya berbasis komputer serta menggabungkan dan

mensinergikan semua media yang terdiri atas teks, grafis, foto, video,

animasi, numeric, narasi dan interaktifitas yang diprogram berdasarkan

teori pembelajaran dan dikemas dalam piringan compact disk (CD).

3. Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia

Afiksasi adalah proses pertumbuhan afiks pada sebuah dasar atau

bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur, yaitu: dasar atau

bentuk dasar, afiks dan makna gramatikal yang dihasilkan. Bentuk dasar

yang menjadi dalam proses afiksasi adalah bentuk akar, yakni bentuk

terkecil yang tidak dapat disegmentasikan lagi misalnya „meja, beli, sikat‟.

Afiksasi dapat juga berupa kompleks seperti „terbelakang‟ pada kata

„keterbelakangan‟, „berlaku‟ pada kata „memberlakukan‟, „aturan‟ pada

kata „beraturan‟, dapat juga bersifat frasa, seperti „ikut serta‟ pada kata

„keikutsertaan‟, „tiba di Jakarta‟ pada kata „setiba di Jakarta‟.

4. Keterampilan Menulis kata Berafiks.

Keterampilan menulis kata berafiks adalah keterampilan yang

dibutuhkan oleh siswa BIPA untuk merangkaikan kata dasar atau dasar

kata yang disesuaikan dengan imbuhan yang dilekatkanya dengan baik.

5. Sekolah Internasional

Sekolah internasional adalah sekolah yang menetapkan standar kompetensi

(35)

manajemen, pembiayaan, dan penilaian berstandar internasional. Dalam

sekolah Internasional proses belajar mengajar disampaikan dalam dua

bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia apabila sekolah tersebut

berada di Indonesia.

6. BIPA

Bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan bahasa asing, seperti

halnya bahasa Inggris, Jerman, Jepang, Prancis, dan sebagainya bagi

penutur Indonesia. Hal ini berarti bahwa bahasa asing merupakan bahasa

yang dipelajari atau dikuasai seseorang setelah bahasa pertamanya. Bahasa

asing itu sebagai bahasa kedua (B2) dan bahasa pertama sebagai bahasa

kesatu (B1). Jadi, bahasa Indonesia dalam hal ini dapat disebut B2 bagi

penutur asing yang bahasa pertamanya (B1) bahasa Inggris, Belanda,

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen subjek tunggal

(single subject experiment). Metode eksperimen subjek tunggal berbeda

dengan metode eksperimen yang lain. Dalam metode tersebut tidak

dilakukan pembagian kelompok antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol karena jumlah subjeknya terbatas. Hasil eksperimen

disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual

(Sukmadinata, 2005: 209).

Metode eksperimen subjek tunggal ini dipilih karena terbatasnya

jumlah responden yang diteliti, yakni 5 orang, dan tidak mungkin

dilakukan pembagian kelompok antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Metode penelitian ini sesuai dengan hakikat penelitian

yang akan dilakukan, yakni untuk melihat perubahan perilaku dan

perbedaan secara individu dari subjek yang diteliti. Selain itu, metode

penelitian eksperimen subjek tunggal merupakan suatu desain eksperimen

sederhana yang dapat menggambarkan dan mendeskripsikan perbedaan

setiap individu disertai dengan data kuantitatif yang disajikan secara

sederhana dan terinci (Herlina, 2009: 11).

Penggunaan metode eksperimen subjek tunggal ini bertujuan untuk

(37)

interaktif terhadap keterampilan menulis khususnya bagi penutur asing di

Sekolah Menengah Pertama Mutiara Nusantara International School di

Komplek Graha Puspa Jalan Sersan Bajuri Cihideung Parompong

Bandung. Eksperimen subjek tunggal dipilih dalam penelitian ini karena

sesuai dengan hakikat penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk melihat

perubahan perilaku (target behavior) dan perbedaan secara individu dari

subjek yang diteliti. Perubahan perilaku yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah peningkatan keterampilan bagi penutur asing tingkat menengah

dengan menggunakan model pembelajaran afiksasi melalui CD interaktif.

Diharapkan perubahan perilaku tersebut dapat bersifat relatif permanen dan

diperoleh serta dilakukan dengan ketulusan hati.

2. Disain

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

eksperimen subjek tunggal A-B-A. Sukmadinata (2005: 211)

mengemukakan bahwa desain eksperimen subjek tunggal A-B-A

merupakan model desain yang sering digunakan dalam eksperimen subjek

tunggal. Desain ini hampir sama dengan desain A – B, tetapi setelah

perlakuan diikuti oleh keadaan tanpa perlakuan seperti dalam keadaan

sebelumnya. A adalah lambang dari data garis dasar (baseline data), B

untuk data perlakuan (treatment data), dan A kedua ditujukan untuk

mengetahui apakah tanpa perlakuan kegiatan akan kembali pada keadaan

(38)

Tabel 3.1 Dasain A1 – B – A2

Baseline (A1) Intervensi (B1) Baseline (A2) (sesi 1-4) (sesi 4-8) (sesi 8-12)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Keterangan:

a) A-1 (Garis dasar 1) adalah kondisi keterampilan menulis siswa pada

subjek penelitian sebelum memperoleh intervensi.

b) B (Intervensi) adalah kondisi intervensi keterampilan menulis bahasa

Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran afiksasi melalui

CD interaktif tingkat menengah.

c) A-2 (Garis dasar 2) adalah kondisi keterampilan menulis siswa pada

subjek penelitian dengan menggunakan model pembelajaran afiksasi

melaui CD interaktif setelah intervensi.

Adapun prosedur desain A-B-A menurut Sunanto (2006: 45) sebagai

berikut.

a) Mendefinisikan perilaku sasaran (target behavior) sebagai perilaku

yang dapat diamati dan diukur secara akurat.

b) Melaksanakan pengukuran dan pencatatan data pada kondisi baseline

(A1) secara kontinu sekurang-kurangnya sebanyak 3 atau 5 kali atau

sampai kecenderungan arah dan level data diketahui secara jelas dan

(39)

c) Memberikan intervensi (B) setelah kecenderungan data pada kondisi

baseline stabil.

d) Selanjutnya, melakukan pengukuran perilaku sasaran (target behavior)

pada kondisi intervensi (B) secara kontinu dengan periode waktu

tertentu sehingga mendapat kecenderungan arah dan level data menjadi

stabil.

e) Setelah kecenderungan arah dan level pada kondisi intervensi (B) stabil

mengulang kondisi baseline (A2). Setelah itu, mengambil kesimpulan

adanya hubungan fungsional antara variabel terikat dengan variabel

bebas harus hati-hati.

3. Prosedur Penelitian

Secara gais besar prosedur penelitian ini digambarkan pada alur penelitian

(40)

Gambar 3.1 Alur Penelitan

Perumusan Masalah dan

Tujuan Penelitian

Observasi

Pengembangan Model

Pembelajaran

Implementasi model Pembelajaran

Afiksasi melalui media CD interaktif

Observasi Kemampuan

Menulis kata berafks siswa

Perancangan Model Pembelajaran

Validasi, dan Refisi

Instrumen Penyusunan

Analisis Konsep afiksasi Studi Bahan Afiksasi

Tes Awal

Angket Siswa Tes Akhir

Pengumpulan Data

Analisis Data

(41)

Sesuai alur penelitian di atas, penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa

tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Melakukan kajian awal

Pada tahap ini peneliti melakukan kajian awal baik secara teoritis maupun

empiris. Secara teortis melakukan kajian terhadap afiksasi dan secara empiris

melakukan kunjungan ke sekolah, mewawancarai guru dan siswa, serta

melihat kemampuan siswa terhadap afiksasi.

b. Merancang model pembelajaran

c. Menyusun rancangan media cakaram digital (CD) interaktif yang akan

digunakan dalam pembelajaran afiksasi.

d. Menyusun instrumen penelitian berupa instrumen tes, instrumen observasi,

instrumen angket, instrumen sekenario pembelajaran, dan pedoman penilaian.

e. Melakukan uji validitas dan revisi instrumen.

f. Memberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa berkenaan dengan

awalan me- untuk menentukan penggunaaan awalan me- pada prapelatihan

yang merupakan penstabilan awal (A1) dan juga pemberian angket pertama

untuk melihat respon siswa terhadap pembelajaran afiksasi sebelum

dilakukan perlakuan.

g. Melakuan implementasi pembelajaran afiksasi dengan menggunakan media

cakram Digital (CD) interaktif dalam keterampilan menulis kata berawalan

me- yang merupakan perlakuan (B)

h. Melakukan pascapelatihan yang merupakan penstabilan 2 (A2) untuk

(42)

i. Menyebarkan angket kedua kepada siswa untuk mengetahui respon siswa

terhadap pembelajaran afiksasi melalui media caram digital (CD) interaktif

sebagai data kualitatif.

j. Menganalisa data kuantatif dan kualitatif.

k. Menyusun kesimpulan.

l. Membuat laporan penelitian

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik

Teknik pengumpulan data yang digunakan, sebagaimana lazim

dalam penelitian eksperimen adalah observasi dan angket. Kedua teknik

ini digunakan secara bertahap, terintegritas atau dapat dilaksanakan pada

saat bersamaan.

a) Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk memperoleh semua

data yang tak sempat diperoleh dalam wawancara. Peneliti mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan

tersebut berkenaan dengan cara guru mengajar dan siswa belajar BIPA.

Selain itu, observasi memungkinkan peneliti menarik inferensi

(kesimpulan) ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian,

peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat observasi ini, peneliti akan

melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan (tacit

(43)

dan sudut pandang responden yang mungkin tidak tercungkil lewat

wawancara (Alwasilah, 2006: 154-155).

b) Angket

Peneliti memilih menggunakan angket dengan dua bentuk pertanyaan

yakni pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka dengan menggunakan

skala lingkert. Angket tertutup diberikan kepada siswa BIPA agar

mempermudah siswa dalam mengisi angket, isinya mengenai tanggapan

siswa terhadap bahan ajar dan proses pembelajaran. Angket tertutup

diberikan karena siswa BIPA kurang mahir dalam mengolah kalimat

dalam bahasa Indonesia. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau

pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang

tinggal dipilih oleh responden. Sedangkan untuk pengajar BIPA akan

diberikan angket tertutup dan angket terbuka sebagai tanggapan mereka

terhadap bahan ajar BIPA terintegrasi tingkat menengah yang hasilnya

sebagai bahan untuk merevisi semua bahan ajar terintegrasi yang

dikembangkan oleh peneliti.

2. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi dalam

dua kelompok, yaitu instrumen tes dan instrumen nontes.

1) Instrumen Tes

Instrumen tes yang ada dalam penelitian ini terdiri atas prates (pretest)

(lihat lampiran 10 hal 271), dan pascates (postes) (lihat lampiran 11 hal

(44)

1, 2, dan 3 diberikan pada kondisi garis dasar 1 (lihat lampiran 2,3,4 hal

232,236,240), yaitu kondisi pada saat siswa sebelum mengikuti

pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran afiksasi melalui

CD interaktif. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan

sejauh mana pengetahuan awal siswa yang berkaitan dengan

keterampilan menulis. Selanjutnya pada tahap intervensi siswa

diberikan model pembelajaran afiksasi melalui CD interaktif dengan

latihan di setiap akhir bahan ajar (lihat lampiran 8, 9 hal 256,264). Tes

ini adalah bagian dari prosedur kegiatan intervensi model pembelajaran

afiksasi melalui CD interaktif tingkat menengah yang bertujuan untuk

melihat kondisi dan kestabilan siswa pada saat memperoleh intervensi.

Pascates dan pascapelatihan 1, 2, dan 3 diberikan pada kondisi garis

dasar 2 untuk mengevaluasi sejauh mana terjadi peningkatan

keterampilan menulis siswa setelah tidak dilakukan intervensi (lihat

lampiran 5,6,7 hal 244,248,252). Kosakata awalan me- juga

dipersiapkan untuk pengujian (lihat lampiran 22 s/d 31 hal 301 s/d

319). Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dalam menghitung

nilai akhir belajar siswa, yaitu dengan mengoreksi hasil jawaban siswa

dengan kunci jawaban yang sudah ada. (lihat lampiran 12 s/d 21 hal

281s/d 299), Adapun kriteria penilaian dalam penelitian ini adalah

(45)

a. Penilaian tes awal dan tes akhir

Tabel 3.2 Penilaian Tes Awal dan Tes Akhir

BAGIAN JENIS SOAL JUMLAH

SOAL SKOR NILAI

A Memasangkan 10 10 Betul X 1

B

melingkari jawaban

B (benar) dan S

(salah)

10 10 Betul X 1

C1 menjodohkan

dengan kata yang telah disediakan dalam kotak pilihan

6 15 Betul X 2,5

C2 6 15 Betul X 2,5

D

mengubah kata yang dicetak tebal dengan menambahkan awalan me-, men-,

mem-, meng-, meny-, dan menge-

10 20 Betul X 2

E1 mengubah kata yang berada dalam kotak pilihan dengan menambahkan awalan me-, men-,

mem-, meng-, meny-, dan menge-

6 15 Betul X 2,5

E2 6 15 Betul X 2,5

NILAI TOTAL

b. Penilaian Prapelatihan 1, 2, dan 3. dan Pascapelatihan 1, 2, dan 3.

Tabel 3.3 Penilaian Prapelatihan 1, 2, 3. dan Pascapelatihan 1, 2, 3

(46)

kata yang dicetak tebal dengan

menggunakan awalan me-

NILAI TOTAL

c. Penilaian Cakram Digital (CD) interaktif 1

Tabel 3.4 Perhitungan skor CD 1

BAGIAN JENIS SOAL JUMLAH SOAL

SKOR NILAI

SESI 1 Memilih 5 10 Betul X 2

SESI 2 Memilih 5 10 Betul X 2

SESI 3 Memilih 10 10 Betul X 1

SESI 4 melingkari jawaban B

d. Penilaian Cakram Digital (CD) 2

Tabel 3.5 Perhitungan skor CD 2

BAGIAN JENIS SOAL JUMLAH SOAL

SKOR NILAI

SESI 1 Memilih 5 10 Betul X 2

SESI 2 Memilih 5 10 Betul X 2

SESI 3 Memilih 5 10 Betul X 2

(47)

2) Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang diberikan dalam penelitian ini terdiri atas

observasi dan angket. Adapun pedoman observasi, dan pedoman angket

akan diuraikan sebagai berikut.

a. Observasi

Lembar observasi dilakukan untuk menilai aktifitas siswa pada saat

kegiatan pembelajaran BIPA berlangsung, antara lain berisi

gambaran mengenai proses pembelajaran yang diamati. Dari hasil

observasi ini diharapkan dapat diperoleh suatu gambaran tentang

peran pengajar dan peneliti, proses interaksi antara siswa dan

bahan ajar, pemahaman siswa, kendala dalam KBM, dan kejadian

penting lainnya dalam pembelajaran (lihat lampiran 34, 35 hal

326,327).

b. Angket

Angket disebarkan kepada siswa BIPA dengan menggunakan skala

lingkert. Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa

terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Siswa diberikan sejumlah

pernyataan dan pertanyaan yang dikemas dalam bentuk angket.

Setiap siswa diminta menanggapi perntayan dengan tanggapan

sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju

(TST). Angket diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran guna

mengetahui respon siswa terhadap ketertarikan siswa dalam

(48)

awalan me- dalam bahasa Indonesia, kesulitan-kesulitan dalam

pembelajaran afiksasi, kesesuaian bahan ajar dengan tingkat

mereka dalam belajar bahasa Indonesia, peningkatan keterampilan

menulis mereka dengan menggunakan media CD interaktif, dan

lain-lain (lihat lampiran 32, 33 hal 321, 323).

3. Pengujian

Untuk mendapatkan hasil pengukuran tes awal dan tes akhir

menggunakan rumus t test one group design dan pengolahan tes awal dan

akhir menggunakan SPSS.

C. Populasi dan Sampel

Peserta didik yang dijadikan populasi adalah siswa level- VII

(kelas 1) Sekolah Menengah Pertama Mutiara Nusantara International

School di Komplek Graha Puspa Jalan Sersan Bajuri Cihideung

Parompong Bandung.

Sampel yang dijadikan penelitian adalah 5 orang siswa dari

sekolah tersebut yang berada di level-VII (kelas 1 SMP) dengan rentang

usia antara 13-15 tahun. Indentitas subjek penelitian terdiri dari 2 orang

siswa laki-laki dan 3 orang siswa perempuan yang berasal dari negara ,

(49)

Tabel 3.6 Data Subjek Penelitian

D.Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengolahan data

yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Adapun data primer dalam

penelitian ini berupa hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes pada

prates, proses intervensi, dan postes. Komponen yang dianalisis dalam

kondisi ini meliputi komponen 1) panjang kondisi, 2) kecenderungan arah,

3) tingkat stabilitas, 4) tingkat perubahan, 5) jejak data, dan 6) rentang

(Sunanto, 2006: 70). Selanjutnya, peneliti akan mendeskripsikan data dan

menganalisis data yang didapat. Analisis data dilakukan setelah penerapan

tiap bagian dan mengevaluasi apakah tahapan metode yang dilakukan

dengan tepat atau tidak. Hal tersebut dengan tujuan untuk mengetahui

langkah selanjutnya. Setelah itu peneliti akan membahas data yang

(50)

data sekunder adalah data yang diperoleh melalui hasil angket dan

observasi yang akan dijelaskan pula dalam bab IV.

b. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud dengan analisis perubahan dalam kondisi adalah

menganalisis perubahan data dalam satu kondisi misalnya kondisi base line

atau kondisi intervensi, sedangkan komponen yang akan dianalisis meliputi

komponen seperti yang dibicarakan di atas yakni tingkat stabilitas,

kecenderungan arah, dan tingkat perubahan (level change).

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan

kesimpulan dalam penelitian eksperimen dengan subjek tunggal atau single

subject experiment menggunakan statistik deskriptif yang sederhana

dengan tujuan memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi

dalam jangka waktu tertentu. Dengan menggunakan grafik sebagai

gambaran dari pelaksanaan eksperimen baik sebelum maupun sesudah

diberikan perlakuan.

E.Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan prosedur pelaksanaan kegiatan.

1. Prosedur Jadwal Penelitian.

Tabel 3.7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Pertemuan Materi Hari Tanggal

1 Tes awal dan angket Senin 16 April 2012 2 Prapelatihan 1 Selasa 17 April 2012

3 Prapelatihan 2 Kamis 19 April 2012

4 Prapelatihan 3 Senin 23 April 2012

(51)

6 Perlakuan cd 1 (sesi 2) Rabu 25 April 2012

2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

A. Prosedur Pelaksanaan Prates

Tabel 3.8 Prosedur Pelaksanaan Prates

Waktu Aktivitas Guru/ Peneliti

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6

(52)

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal pretes

1.Menyiapkan alat tulis

Lembar

soal tes Eksplorasi

2. meminta siswa untuk

mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

1. mengecek tingkat pemahaman siswa secara klasikal untuk menentukan dirinya untuk mempelajari afiksasi yang berawalan meN- menjadi meng-

atau menge-

pada pertemuan ke-2

(53)

B. Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 1

Tabel 3.9 Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 1

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6 siswa terhadap afiksasi yang berawalan meng- atau menge-

1. Merespon pertanyaan guru

Eksplorasi

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal afiksasi yang berawalan meng- atau menge-

1.Menyiapkan alat tulis

Lembar

soal tes Eksplorasi

2. meminta siswa

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

(54)

indikator lisan maupun tertulis

2. Menyimpul-kan materi mempelajari afiksasi yang berawalan meN- menjadi mem- atau men- pada pertemuan ke- 3

Tugas Individu-terstruktur

C.Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 2

Tabel 3.10 Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 2

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6

10 menit Kegiatan Awal Motivasi:

1.Menjelaskan SK, KD, dan tujuan pertanyaan tentang pemahaman siswa terhadap afiksasi yang berawalan

mem- atau men-

1.Merespon pertanyaan guru

(55)

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal afiksasi yang berawalan mem-

atau men-

1. Menyiapkan

alat tulis Lembar soal tes

Eksplorasi

2.meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

1.mengecek tingkat pemahaman siswa secara klasikal untuk menentukan persentase

2. Menyimpul-kan materi dirinya untuk mempelajari afiksasi yang berawalan meN- menjadi me- atau

meny- -pada

pertemuan ke-4

(56)

D.Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 3

Tabel 3.11 Prosedur Pelaksanaan Prapelatihan 3

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6 siswa terhadap afiksasi yang berawalan me-

10 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal afiksasi yang berawalan me- atau

meny-

1. Menyiapkan

alat tulis Lembar soal tes

Eksplorasi

2.meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

(57)

indikator maupun tertulis 2. Menyimpul-kan

materi

pembelajaran

2. Menyimak dan

merespon aktivitas guru 3. Menugasi siswa

untuk

mempersiap-kan dirinya untuk mempelajari afiksasi yang berawalan meN- menjadi mem-,

men-, atau

meng- pada pertemuan ke-5 dan 6

(58)

E. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan Cakaram Digital (CD) interaktif 1

Tabel 3.12 Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan Perlakuan

Cakram Digital (CD) interaktif 1

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6 siswa terhadap afiksasi yang berawalan meN- menjadi mem-,

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- Kan Cd interaktif 2. membagikan CD Interaktif kepada siswa

3.meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

1. mengecek tingkat pemahaman siswa secara klasikal untuk

1. Merespon pertanyaan

-pertanyaan

(59)

menentukan 2. Menyimpul-kan

materi dirinya untuk mempelajari afiksasi yang berawalan meN- menjadi meny-,

menge-, dan me-

pada pertemuan ke-7 dan 8

Tugas Individu-terstruktur

F. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan Cakaram Digital (CD) intreaktif 2

Tabel 3.13 Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan Perlakuan

Cakram Digital (CD) interaktif 2

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

(60)

pemahaman siswa terhadap afiksasi yang berawalan meN- menjadi meny-,

me-, dan menge- 60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan CD Interaktif 2. membagikan CD Interaktif kepada siswa

3.meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir Refleksi:

1. mengecek tingkat pemahaman siswa secara klasikal untuk menentukan

(61)

G. Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 1

Tabel 3.14 Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 1

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6 siswa terhadap afiksasi

1. Merespon pertanyaan guru

Eksplorasi

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal afiksasi yang berawalan meng-

atau menge-

1. Menyiapkan

alat tulis Lembar soal tes

Eksplorasi

2. meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

(62)

maupun tertulis 2. Menyimpul-kan

materi 3.Menugasi siswa

untuk

mempersiap-kan dirinya untuk mempelajari afiksasi yang berawalan meN- menjadi mem-

H. Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 2

Tabel 3.15 Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 2

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6 siswa terhadap afiksasi

1. Merespon pertanyaan guru

(63)

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal afiksasi yang berawalan mem-

atau men-

1. Menyiapkan

alat tulis Lembar soal tes

Eksplorasi

2.meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

1. mengecek tingkat pemahaman siswa secara klasikal untuk menentukan

2. Menyimpul-kan materi dirinya untuk mempelajari afiksasi yang berawalan meN- menjadi me- atau

meny- -pada

pertemuan ke-11

(64)

I.Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 3

Tabel 3.16 Prosedur Pelaksanaan Pascapelatihan 3

Waktu Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Alat/ Sumber Belajar

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6 siswa terhadap afiksasi yang berawalan me-

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal afiksasi yang berawalan me- atau

meny-

1. Menyiapkan

alat tulis Lembar soal tes

Eksplorasi

2.meminta siswa untuk mengerjakan soal yang telah

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

(65)

indikator lisan maupun tertulis

2. Menyimpul-kan materi dirinya untuk mengikuti

pascates yang berisikan seluruh kemeampuan penggunaan awalan

meN-pada pertemuan ke-12

Tugas Individu-terstruktur

J.Prosedur Pelaksanaan Pascates

Tabel 3.17 Prosedur Pelaksanaan Pascates

Waktu Aktivitas Guru/ Peneliti

Penugasan Keterangan

1 2 3 4 5 6

10 menit Kegiatan Awal Motivasi:

1. Menjelaskan tujuan akhir dari pembelajaran 2. menjelaskan

kembali

tentang tingkat pemahaman siswa terhadap

1.Merespon pertanyaan guru

(66)

afiksasi yang sudah dipelajari siswa selama proses

pembelajaran

60 menit Kegiatan Inti

1. Mempersiap- kan siswa untuk menjawab soal pascates

1.Menyiapkan alat tulis

Lembar

soal tes Eksplorasi

2. meminta siswa

20 menit Kegiatan Akhir

Refleksi:

1. mengecek tingkat pemahaman siswa secara klasikal untuk menentukan

terimakasih atas segala bantuan dan

(67)

Sulistiyo, 2012

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Hasil Penelitian

Analisis data merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan.

Komponen-komponen yang dianalisis pada penelitian dengan subjek tunggal

yaitu analisis aspek-aspek penilaian dalam menulis kata berawalan me- pada

masing-masing siswa BIPA sebagai berikut.

1. Jenishi Haresh Keswani (India)

Tampilan grafik berikut akan memperlihatkan kecenderungan arah

(meningkat, mendatar atau menurun) pada kondisi prates dan pascates.

0 5 10 15 20 25

Prates Pascates

N

il

a

i

Memilih jawaban Memilih B atau S Menjodohkan

Mengubah kata cetak tebal Mengubah kata dalam kotak

Grafik 5.1 Kecenderungan Arah Kemampuan Menulis kata berawalan me-

Dari grafik 5.1 di atas dapat diketahui bahwa kecenderungan arah

kemampuan menulis kata berawalan me- dilihat dari aspek memilih

jawaban, memilih B atau S, menjodohkan, mengubah kata cetak tebal

menunjukkan arah kecenderungan yang meningkat, sedangkan untuk

Gambar

Gambar 1.1  Paradigma Penelitian……………………….…………………….14
Tabel 3.1 Desain A1 – B – A2……………………………………………..93
Grafik 4.1 Peningkatan  penulisan  awalan kata  me pada  tahap prates  dan
Grafik 5.6 Kecenderungan Arah  Aspek Mengisi Rumpang .......................... 214
+7

Referensi

Dokumen terkait

pendekatan komunikatif dalam pembelajaran percakapan sehari-hari pada.. pembelajar BIPA tingkat dasar serta hasil tes pada baseline -1

Anggapan dasar dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Adanya perbedaan tata kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa asing yang.. notabene merupakan bahasa

Penerapan Teknik Example Non Example Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Bagi Penutur Bipa Tingkat B1.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Perbaikan kalimat tersebut adalah (55a) Hadiahnya adalah paket tour tempat .… Pada kutipan (56) kata bentukan khususnya memiliki bentuk dasar khusus yang berjenis kata

PENERAPAN METODE LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA KEGIATAN SEHARI-HARI PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR.. Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tahap uji ahli dan lapangan, peneliti menggunakan angket untuk (1) ahli pembelajaran BIPA, (2) ahli kegrafikan, (3) praktisi, dan (4) pelajar BIPA tingkat

Pada tahap uji ahli dan lapangan, peneliti menggunakan angket untuk (1) ahli pembelajaran BIPA, (2) ahli kegrafikan, (3) praktisi, dan (4) pelajar BIPA tingkat

Bentuk sumbangan dari kesalahan bahasa Indonesia yang dilakukan oleh pembelajar asing dalam pengembangan bahan ajar BIPA adalah (1) menentukan seleksi kreteria