SKRIPSI
ANALISIS
PENGARUH
GAYA
KEPEMIMPINAN
TERHADAP
PRESTASI
USAHA
KECIL
MENENGAH
(
UKM
)
Di
SUMATERA
BARAT
DiajukanSebagaiSalahSatuSyarat
UntukMeraihGelarSarjana EkonomiJurusanManajemen
Oleh:
KHARISMA PERDANA PUTRA
BP.06152090
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
ANDALAS
DAFTARISI
2.2.1 Komponen-KomponenGayaKepemimpinan... 14
2.2.1.1ParticipantLeadership... 14
2.2.1.2SupportiveLeadership... 16
2.2.1.3InstrumentalLeadership... 17
2.3 PrestasiUsaha... 18
2.3.1 PengertianPrestasiUsaha ... 18
2.3.2 PengukuranPrestasiUsaha... 18
3.2.1 Populasi... 27
3.2.2 Sampel... 28
3.3 TeknikPengambilanSampel... 29
3.4 DatayangDigunakan... 30
3.4.1DataPrimer... 30
3.4.2DataSekunder... 30
3.5 TeknikPengumpulanData... 30
3.6 VariabelPenelitiandanOperasionalVariabel... 32
3.7 InstrumenPenelitian... 33
3.8 MetodeAnalisisData... 34
3.8.1UjiValiditas(TestofValiditas)... 34
3.8.2UjiReliabilitas(TestofReliabilitas)... 35
3.8.3TeknikAnalisisData... 35
3.8.4AnalisisDeskriptif... 36
3.8.5AnalisaRegresiLinierBerganda... 36
3.9 PengujianHipotesis... 37
BABIV GAMBARANUMUMUSAHAKECILMENENGAH DI SUMATERABARAT 4.1 PengertianUsahaKecilMenengah... 39
4.2 KarakteristikUsahaKecildanMenengah... 42
5.1.6KarakteristikRespondenberdasarkanUmurUKM... 54
5.1.7KarakteristikRespondenberdasarkan KlasifikasidanTipe UKM...54
5.2 GambaranUmumJawabanResponden(GayaKepemimpinan)56 5.2.1ParticipantLeadership...56
5.4 AnalisaRegresiLinierBerganda... 62
5.5 HasilPengujianHipotesis... 65
DAFTARPUSTAKA
DAFTARTABEL
Tabel1.1 PenyebaranUKMdiSumateraBaratTahun2005(unit)... 4
Tabel2.1 PenelitianTerdahulu ... 25
Tabel3.1 PenyebaranUKMdiSumateraBaratTahun2005(unit)... 28
Tabel3.2 DasarPembagianSampelUKMdiSumateraBaratTahun2005..29
Tabel3.3 OperasionalisasiVariabelPenelitian... 32
Tabel4.1 KlasifikasidanTipeUKMtersebardiSumateraBarat Tahun2005... 48
Tabel5.1 RespondenBerdasarkanKelompokUmur... 50
Tabel5.2 RespondenBerdasarkanJenisKelamin... 51
Tabel5.3 RespondenBerdasarkanPendidikan... 51
Tabel5.4 RespondenBerdasarkanPendapatan... 52
Tabel5.5 RespondenberdasarkanAlasanBerwirausaha... 53
Tabel5.6 RespondenberdasarkanUmurUKM... 54
Tabel5.7 KarakteristikrespondenberdasarkanKlasifikasidanTipeUKM .55
Tabel5.8 GambaranUmumRespondenMengenaiParticipantLeadership..56
Tabel5.9 GambaranUmumRespondenMengenaiSupportiveLeadership..57
Tabel5.10GambaranUmumRespondenMengenaiInstrumentalLeadership 58
Tabel5.11GambaranUmumRespondenMengenaiPrestasiUsaha... 59
Tabel5.12HasilRangkumanUjiValiditas... 60
Tabel5.13HasilUjiReliabilitas... 61
Tabel5.14HasilRangkumanAnalisisRegresiLinearBerganda... 62
Tabel5.15HasilUjiRdanUjiR2... 64
Tabel5.16HasilAnalisaUjiT... 65
DAFTARGAMBAR
vi
BAB1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangPenelitian
UsahaKecildanMenengah(UKM)merupakansalahsatubagianterpentingdari
perekonomiansuatunegara,tidakterkecualiIndonesia.UsahaKecildanMenengah
(UKM)memilikikesempatanyangsangatluasdalammeningkatkanpemberdayaan
ekonomi secara terpadu yang bisa diwujudkan dalam kerjasama bisnis dan
perdagangan,karenaUKMtelahterbuktimemilikikekuatanwalaupunkrisistelah
menempa dan menghimpitnya. UKM memiliki potensi untuk menjadi sebuah
kekuatanbaruperekonomianIndonesia.Pertumbuhanekonomiselamamasakrisisini
merupakan kontribusi dari sektor usaha kecil. Pasca kehancuran konglomerasi di
Indonesia,kinisaatnyausahakecildanmenengahmengambilperanlebihbanyak
dalampercaturanbisnisdanperdagangandalammenunjangperekonomianIndonesia.
UKMterbuktimemilikidayatahandanmampumenjadipenyanggaperekonomian
bangsa. Salah satu alasan mengapaUKM memiliki ketahanan dalam menghadapi
krisisadalahkarenastrukturmodaldariUKMsekitar73%berasaldarimodalsendiri,
4%(BankSwasta),11%(BankPemerintah),dan3%(pemasok)(Limberg,1990).
Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 telah menempatkan
usahakecil,usahatradisionaldangolonganekonomilemahsebagaisektorstrategis
yangperludiberdayakan.DalamketetapanMPRberdasarkanhasilSidangIstimewa
dinyatakanbahwausahakecildanmenengahmerupakanpilarutamapembangunan
ekonominasionalyangharusdiberikesempatan(KaballudanKameo,2001).
UKM(UsahaKecildanMenengah)memilikidanmembawadampakpositif
bagiperekonomianIndonesia.SecaraumumperananUKMadalahsebagaipenyedia
lapangankerja,pemerataanpendapatanmelaluikesempatanberusaha,pengembangan
daerah pedesaan, menyeimbangkan pembangunan antar daerah (Tambunan, 2000)
serta meningkatkan investasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan. Peranan
keberadaan UKM dalam menopang perekonomian nasional sungguh besar dalam
upaya mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat (Tambunan, 2000 ) serta
penciptaanstabilitasnasionalantaralaindalamhal:
1. Penciptaandanpemerataankesempatankerja
2. Peningkatandanpemerataanpendapatanmasyarakat
3. Mengurangitingkatpenganggurankarenadapatmenampungsejumlah
tenagakerja
4. Menurunkan tingkat inflasi dengan semakin banyak produk yang
tersedia
5. Sebagaipembawainovasidibidangekonomidansaranapengembangan
socialbudayasuatuwilayah.
DaridataBPSdanKementrianKoperasidanPKM,KontribusiUKMterhadap
ProdukDomestikBruto(PDB)tahun2003mencapainilaiRp.1.013,5triliunatau
sebesar 56,7% dari total PDB Nasional, nilai ini meningkat pada tahun 2004
mencapai nilai Rp.1.135,8 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 5,45% terhadap
totalPDB Nasional.NilaiPDBTotalUKMpadatahun2005atasdasarhargaberlaku
adalahRp.1.480,002triliun.JumlahunitusahaUKMdiIndonesiapadatahun2004
adalahsebesar43,22juta,naiksebesar1,61%terhadaptahunsebelumnya.Tahun
2005jumlahunitusahaUKMadalahsebesar44,69juta.Sementarajumlahtenaga
kerja yang bekerja di sector UKM pada tahun 2004 adalah sebanyak 79,06 juta
pekerja. Dilihat dari kemampuan UMKM dalam memberikan kontibusi besar
terhadap PDB Nasional dan mampu menyerap banyak tenaga kerja, membuat
UMKMmenjadiberperansangatpentingdalammemajukanperekonomianNasional
khususnyasektorriil.
BerdasarkansurveyterbaruTheHongkongandShanghaiBankingCorporation
Limited(HSBC) yangmelibatkan30pebisnisskalakecilmenengah,sekitar77%
respondenberencanamempertahankanposisi,dan15%berencanamenambahtenaga
kerja. Survei oleh HSBC berjudul Emerging Markets Small Business Confidence
Monitor menunjukkan 92% UKM di Indonesia berpandangan positif dalam hal
penambahantenagakerjapadatahunini(BisinisIndonesia).
Begitu puladengan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Sumatera
Barat,datayangdidapatdariDinasKoperindagPadangterdapat1216UKMyang
tersebardiSumateraBarat.BerikuttabelpenyebaranUKMdiSumateraBarattahun
Tabel1.1.PenyebaranUKMdiSumateraBarat
Tahun2005(unit)
SumberData:CompanyProfile33SentraUKM
DaritabeldapatdiketahuibahwajumlahUKMdiSumateraBaratpadatahun
2005tercatatsebanyak1216UKMmeliputiBukittinggi(370UKM),Pariaman(275
UKM),Payakumbuh(130UKM),Solok(110UKM),Sijunjung(95UKM),Painan
(74UKM),Pasaman(52UKM),Padang(52UKM),danDharmasraya(28UKM).
Dalam penelitian ini, peneliti meranking jumlah UKM berdasarkan dari
jumlahUKMyangterbanyakdiSumateraBarat.Kemudianmengambilempatdaerah
terbanyakterdapatUKMdiSumateraBarat.Halinidilakukankarenaempatdaerah
tersebutsudahmewakilijumlahUKMyangtersebardiSumateraBarat.
Melihat besarnya jumlah unit pelaku ekonomi dan kemampuannya dalam
menyerap tenaga kerja, maka UKM layak mendapat perhatian khusus.
Berkembangnya UKM akan memperkuat struktur ekonomi domestik karena
terserapnya angkatan kerja dalam lapangan kerja akan meningkatkan daya beli
No Daerah JumlahUMKM
1 Bukittingi 370
2 Pariaman 275
3 Payakumbuh 130
4 Solok 110
5 Sijunjung 95
6 Painan 74
7 Pasaman 52
8 Padang 52
9 Dharmasraya 28
masyarakatyangpadagilirannyaakanmemperbesartingkatpermintaan,permintaan
yangtinggiakanmendorongpertumbuhaninvestasi.
NamundemikianpengembanganUKMharusdisertaidenganpengembangan
SDM (Sumber Daya Manusia) dalam berbagai aspek. Salah satu hasil survei
menunjukkanbahwatingkatpendidikanpengusahaUKMdiIndonesiaadalahSLTA
(44,1%),D-3(7,4%),danS-1(17,9%)dansisadibawahSLTA(JurnalManajemen
dan Kewirausahaan,2010). Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan UKM di
Indonesiarelatifrendah.PengembanganSDMharusdilakukantidakhanyakepada
UKMsebagaipemilikusaha,tetapijugaparapekerjanya.
Disamping itu pembangunan SDM belum menunjukkan hasil yang
menggembirakan(JurnalSpiritPublikVol2,2006),indekspembangunanSDMdan
HumanDevelopmentIndeks(HDI)Indonesiatahun1993menempatiurutanke-98
(UNDP,1993).Padatahun2003Indonesiamenempatiurutan112dari174negara
(UNDP,2004).Peringkatinilebihrendahdibandingkandenganindekspembangunan
SDM negara-negara tetangga. Padahal menurut Harefa (2000), keberhasilan
wirausahabukankarenauangtetapikarenakualitassumberdayamanusianya,antara
lainadanyaidecemerlangdanimpianataupunkreativitas.
Kasali (2010) mengatakan bahwa untuk membangun kewirausahaan yang
terpentingadalahmindsetataucaraberfikirpositif.Pebisnisharuspercayadirikarena
selaluberhadapandenganketidakpastian,sindromaformalitas,tidakakanberhasil
dansejenisnyaharussegeradilepaskankarenaakanmenghambatjiwawirausaha.Hal
berusaha.Artinya,rendahnyakinerjaUKMdisebabkanolehtidakadanyanilai–nilai
positifyangdimilikisertarendahnyakemampuanberusaha.
HalinididukungolehpenelitianMatsuno,MenzerdanOzsomer(2002)yang
menjelaskan bahwa kinerja UKM tergantung pada faktor sikap entrepreneur dan
kemampuanmengelolaberusaha.LebihlanjutdijelaskanolehMatsunodkk,(2002)
kemampuanberusahaantaralainmemperhatikanfaktorkemampuanberusahadalam
mendapatkan,menciptakanbarangdanjasayangsesuaidengankebutuhankonsumen
sebagaisalahsatufaktorpentingdalammemenangkanpersaingan.Namumdemikian,
belum lagi memperhatikan berkaitan dengan mengarahkan, mengkoordinir, dan
mempengaruhi bawahan atau sering kita sebut gaya kepemimpinan, menuju
pencapaiantujuanorganisasi.
Karenapenulistertarikdenganmasalahyangdihadapitersebut,makapenulis
memberi judul skripsi ini “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi
UsahaKecilMenengah(UKM)diSumateraBarat”.
1.2 PerumusanMasalah
Berdasarkan uraian singkat diatas, penulis mengemukakan beberapa
permasalahanpenelitian:
1. Seberapabesarpengaruhgayakepemimpinanyangterdiridariparticipant
leadership, supportive leadership, dan instrumental leadership terhadap
prestasiUKM.
2. Variabelgayakepemimpinanmanakahyangpalingdominanmempengaruhi
1.3 TujuanPenelitian
1. Untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan (participant leadership,
supportiveleadership,daninstrumentalleadership)terhadapprestasiUKM.
2. Untuk menguji variabel gaya kepemimpinan yang paling dominan
mempengaruhiprestasiUKM.
1.4 ManfaatPenelitian
Darihasilpenelitiandiharapkan:
1. Dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu ekonomi,
khususnya manajemen sumber daya manusia, melalui pendekatan dan
metode-metodeyangdigunakan,terutamagayakepemimpinandanprestasi
UKM.
2. Dapat membantu pihak UKM dalam memperhatikan bagaimana
meningkatkangayakepemimpinandanprestasiUKM.
3. Sebagai tambahan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan peneliti
dalammelakukanpenelitian.
1.5 RuangLingkupPenelitian
Untukmencegahterjadinyaperluasanpembahasandankerancuanpembahasan,
maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas hanya untuk meneliti
bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan (participant leadership, supportive
leadership, dan instrumental leadership) terhadap prestasi Usaha Kecil Menengah
(UKM).PenelitianinidilakukandiSumateraBarat,denganobjekpenelitianadalah
UsahaKecilMenengah(UKM)yangterdapatdiSumateraBarat.Dalampenelitianini
dilakukankarenaempatdaerahtersebutsudahmewakilijumlahUKMyangtersebar
di Sumatera Barat. Empat daerah tersebut meliputi Bukittinggi, Pariaman,
Payakumbuh,danSolok.
1.6 SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 6 bab yang saling
berkaitan,bab-babtersebutterdiridari:
BABI PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai masalah yang melatar belakangi
penelitian,rumusanmasalahnya,tujuanpenelitian,manfaatpenelitian,
ruanglingkuppenelitian,dansistematikapenulisan.
BABII LANDASANTEORI
Babinimerupakanlandasanteoriyangmembahasteoriyangrelevan
denganpenelitianyangakandilakukan.
BABIII METODEPENELITIAN
Babinimenjelaskanmetodologipenelitianyangmembahasmengenai
tahapan-tahapandiantaranyadesainpenelitian,sampeldanpopulasi,
datayangdigunakan,variabelpenelitian,instrumenpenelitian,teknik
pengolahandatayangmembantudalampenelitianini.
BABIV GAMBARANUMUMUSAHAMIKROKECILMENENGAH
BabinimenjelaskangambaranumumUsahaKecilMenengahyang
membahasmengenaipengertianUsahaKecilMenengah,karakteristik
kelemahanUsahaKecilMenengahdanKlasifikasidanTipeUKMdi
SumateraBarat.
BABV PEMBAHASAN
Bab yang menguraikan hasil analisis data, pembahasan dan
implikasinyaterhadapperusahaan.
BABVI PENUTUP
Merupakanbabterakhiryangberisitentangkesimpulan,saran,dan
BABII
LANDASANTEORI
2.1 PengertianUsahaKecilMenengah
Sampaisaatinibatasanusahakecilmasihberbeda –bedatergantungfokus
permasalahan masing – masing. Dilihat dari perangkat manajemennya, Lambing
(2004) mengemukakan bahwa kontrol atau pengawasan usaha kecil biasanya
informal. Apabila ada beberapa karyawan maka deskriptif pekerjaan dan segala
aturan secaratidak tertulis sebab wirausahalebih mudahmenguasai segalaaspek
usahacendrungmemakaimanajemenmikro.
UsahaKecilMenengahadalahkegiatanekonomirakyatyangberskalakecildan
memenuhikriteriakekayaanbersihataupenjualantahunansertakepemilikanyang
diaturdalamUndang–Undangyangmeliputiusahakecilinformaldanusahakecil
tradisional(Pasal1UUNo.9tahun1995).
MenurutHamdan(2002)ciriusahakecilinformaldanusahakeciltradisional
antaralain:
Ciri–ciriusahakecilinformalantaralain:
1. Belumtercatatdanbelumberbadanhukum.
2. Pengambilankeputusandilakukansendiri.
3. Keputusanberdasarkanintuisi.
4. Kuranggesitdankuranginisiatif.
Di Indonesia sendiri belum ada batasan yang baku mengenai usaha kecil.
KriteriausahakecilyangadapadaPasal5Undang–undangno.9tahun1995adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempatusaha.
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.
1.000.000.000,-(satumilyarrupiah).
3. MilikwargaNegaraIndonesia.
4. Berdirisendiri,bukanmerupakananakperusahaanataucabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik
langsungdenganusahamenengahatauusahabesar.
5. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadanhukum,ataubadanusahayangberbadanhukum.
MenurutSalaim(1996),UsahaKecilMenengahadalahkegiatanekonomiyang
berskalakecildanmempunyaikarakteristikyangsamar–samar,jarangmempunyai
catatanhistorisyangkonsistendantidakterbiasamembuatbusinessplan
Daribeberapapengertiandiatasdapatdisimpulkansecaraterminologisbahwa
UsahaKecilMenengah(UKM)adalahkegiatanekonomiyangberskalakecilyang
banyakdirumuskansebagaiunitusahayangserbakecildanterbatasdalamsegala
2.2 GayaKepemimpinan
Pengertiankepemimpinanmengalamiperkembangandariwaktukewaktudan
memilikipengertianyangberbeda–bedasesuaidengankondisipadawaktutersebut.
Padaawaltimbulnyaistilahkepemimpinan,terlihatbahwapengertiankepemimpinan
sangat sederhana, yaitu Stogdill (1974) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah
pembentukan awal suatu pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi,
sementara Katz dan Kahn (1978) mengatakan kepemimpinan adalah peningkatan
pengaruh sedikit demi sedikit dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap
pengarahan – pengarahan rutin organisasi, yang mana pengertian tersebut hanya
berhubungan dengan kegiatan rutin organisasi, dan belum mengarah kepada apa
tujuanyanghendakdicapaiorganisasitersebut.
MenurutTimpe(1987)dalampengertianyangmendasar,kepemimpinanberarti
beradadibarisanpalingdepan;menggunakanbadan,gerakanmajudanketerampilan
komunikasidanarahankepadayanglainjalanmanayangharusditempuh.Barulah
muncul pendapat Rauch dan Behling (1984) serta Jacob & Jacque (1990), yang
menyatakanbahwapemimpinberorientasidalampencapaiantujuanorganisasi,hal
ini didukung oleh pendapat Hoskin (1988) dan Flamholtz (1990) mengatakan
kepemimpinantergabiatas2,yaitu:strategicleadershipdanoperationalleadership.
Strategicleadershipadalahsebagaiprosesmempengaruhiorang–orangdalamsuatu
organisasi untuk membuat perencanaan jangka panjang, sedangkan operational
leadershipsebagaiprosesmempengaruhiorang–orangdalamsuatuorganisasiuntuk
SedangkanmenurutMullins(2001),kepemimpinanadalahhubungandimana
seseorang mempengaruhi perilaku dan tindakan orang lain. Lebih lanjut menurut
Wahyosumidjo(1992)bahwadalamkepemimpinansebenarnyaterkandungmakna
antaralain:
1. Kepemimpinanmerupakansuatuyangmelekatpadadiriseseorang
yangberupasifat–sifattertentu,sepertikepribadian,kemampuan,
dankesanggupan
2. Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan pemimpin yang
tidakdapatdipisahkandengankedudukandanperilakupemimpin
itusendiri.
3. Kepemimpinan merupakan prosesantarhubungan atauinteraksi
pemimpin,pengikut,dansituasi.
Jadi dapat disimpulkan kepemimpinan adalah proses dimana seseorang
mengarahkan dan mempengaruhi perilaku dan tindakana orang lain dengan
menggunakan keterampilan komunikasi yang melekat pada diri seseorang berupa
sifat–sifatdanperilakutertentuyangmerupakansebuahprosesdinamisdantidak
terbatas.
Gaya kepemimpinan merujuk pada suatu pengertian bagaimana seorang
pemimpin bertindak atau cara memimpin menjalankan kepemimpinannya
(Tambunan,1991),senadadenganituPavitdan Curtis(1990),mengatakanbahwa
gayakepemimpinanadalahmetodeyangdigunakanseseorangdalammemimpin.
HasilstudiShea(1999)mengatakangayakepemimpinanmemilikipengaruh
(1994)yangmengatakanbahwagayakepemimpinandapatmenyebabkanbawahan
mampu bekerja lebih cepat dan lebih berkualitas. Gaya kepemimpinan juga
berpengaruhpadakinerjajangkapendekbawahan.BegitujugadenganLitwindan
Stringer(1985),yakinbahwagayakepemimpinanberpengaruhlangsungpadaiklim
kerjaorganisasi.
2.2.1 Komponen-KomponenGayaKepemimpinan
Bass (1985) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan terbagi dua,yaitu:
TransactionalLeadershipdanTransformationalLeadership.TransactionalLeadership
merupakangayakepemimpinanyangberusahamempengaruhibawahannyadengan
caramelaluipertukarandantawarmenawardenganbawahanuntukmencapaisuatu
tujuan. Sedangkan Transformational Leadership merupakan gaya kepemimpinan
yang memotivasi bawahannya dengan cara berusaha mengembangkan kinerja
bawahantidakmemlaluipertukaranmelainkandenganpengembangan,rangsangan
intelektualdanmemberikaninspirasipadabawahan.
Ogbonna (2001), Market Orientation sebuah perusahaan berkolerasi dengan
Leadership Style yang terdapat pada perusahaan tersebut. Mereka menjabarkan
Leadership Style, menjadi tiga bagian yaitu: participant leadership, supportive
leadershipdaninstrumentalleadership.
2.2.1.1ParticipantLeadership
Participant Leadership, ditandai dengan adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif. Dibawah kepemimpinan participant leadership bawahan cenderung
mengarahkandirisendiri(Rivai,2006).MenurutRobbinsdanCoulter(2002),gaya
kepemimpinan participant leadership ini cenderung mengikutsertakan karyawan
dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipati
karyawandalammenentukanbagaimanametodekerjadantujuanyangingindicapai,
danmemandangumpanbaliksebagaisuatukesempatanuntukmelatihkaryawan.
Ciri–cirigayakepemimpinanparticipantleadership(Sukanto,1987):
1. Semuakebijaksanaanterjadipadakelompokdiskusidankeputusan
diambildengandorongandanbantuandaripemimpin
2. Kegiatan–kegiatandidiskusikan,langkah–langkahumumuntuk
tujuankelompokdibuat,danjikadibutuhkanpetunjuk-petunjuk
teknispemimpinmenyarankanduaataulebihalternatifprosedur
yangdapatdipilih.
3. Paraanggotabebasbekerjadengansiapasajayangmerekapilih
danpembagiantugasditentukanolehkelompok.
Lebihlanjutciri–cirigayakepemimpinanparticipantleadership(Handokodan
Reksohadiprodjo,1997):
1. Lebihmemperhatikanbawahanuntukmencapaitujuanorganisasi
2. Menekankanduahalyaitubawahandantugas
3. Pemimpin adalah obyektif dalam pujian dan kecamannya dan
mencobamenjadiseoranganggotakelompokbiasadalamjiwadan
2.2.1.2SupportiveLeadership
Supportive Leadership, pemimpin yang secara keseluruhan memberikan
karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan
menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai
(RobbinsdanCoulter,2002).MenurutSukanto(1987)ciri–cirigayakepemimpinan
supportiveleadership,yaitu:
1. Kebebasanpenuhbagikeputusankelompokatauindividudengan
partisipasiminimaldaripemimpin
2. Bahan – bahan yang bermacam – macam disediakan oleh
pemimpinyangmembuatorangselalusiapbiladiaakanmemberi
informasipadasaatditanya.
3. Samasekalitidakadapartisipasidaripemimpindalampenentuan
tugas
4. Kadang– kadangmemberikomentarspontan terhadap kegiatan
anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau
mengatursuatukejadian.
Ciri – ciri gaya kepemimpinan supportive leadership (Handoko dan
Reksohadiprodjo,1997):
1. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya
sendiri
2. Pemimpinhanyamenentukankebijaksanaandantujuanumum
3. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk
2.2.1.3InstrumentalLeadership
Instrumental Leadership, menurut Rivai (2003) kepemimpinan instrumental
leadership adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan
kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga
kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Robbins dan Coulter
(2002), menyatakan gaya kepemimpinan instrumental leadership mendiskripsikan
pemimpinyangcenderungmemusatkankepadadirinyasendiri,mendiktebagaimana
tugas harusdiselesaikan, membuat keputusan secarasepihak, dan meminimalisasi
partisipasikaryawan.
Lebih lanjut Sukanto (1987) menyebutkan ciri – ciri gaya kepemimpinan
instrumentalleadership:
1. Semuakebijaksanaanditentukanolehpemimpin
2. Teknik dan langkah – langkah kegiatannya didikte oleh atasan
setiapwaktu,sehinggalangkah–langkahyangakandatangselalu
tidakpastiuntuktingkatanyangluas
3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama
setiapanggota
Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri – ciri gaya
kepemimpinaninstrumentalleadership:
1. Pemimpinkurangmemperhatikankebutuhanbawahan
2. Komunikasihanyasatuarahyaitukebawahsaja
3. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan
Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukkankeahlian.
2.3 PrestasiUsaha
2.3.1 PengertianPrestasiUsaha
Prestasi (keberhasilan) dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau
tingkatpencapaiantujuanorganisasi.
”Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu
organisasidankaryawannyaberdasarkansasaranstandar dankriteriayang
telahditetapkansebelumnya”(Mulyadi,2001:419)
Menurut Bernardin and Russel (1998), kinerja (prestasi) dapat didefinisikan
sebagaiberikut:“Performanceisdefinedastherecordofoutcomesproducedona
specifiedjobfunctionoractivityduringatimeperiod”.
Daripengertiantersebut terlihat bahwakinerja merupakan catatan mengenai
outcome/hasildarisuatufungsipekerjaanatauakivitastertentudalamkurunwaktu
tertentu.
2.3.2 PengukuranPrestasiUsaha
Prestasi ataukeberhasilan perusahaan menurut pendapat Yusuf (2002) dapat
diukurmelalui2cara,yaitu:
1. CaraKualitatif,yaknidiukurdarifaktorsumberdayamanusia.
Sumberdayamanusiaadalahassetperusahaanyangpalingpentingkarena
keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kualitas kerja karyawan yang
2. Carakuantitatif.
Dapatdiukurmelaluibeberapafaktor,yaitu:
a. PertumbuhanPenjualan
Pertumbuhan penjualan dan pelayanan menentukan tingkatan
keberhasilan yang dicapai sebuah usaha. Kewajaran, kestabilan,
serta harga yang bersaing menentukan tingkat pertumbuhan
penjualandariusahatersebut(Cole,1999).
Pertumbuhan penjualan diukur dengan seberapa besar rata – rata
penjualantahunsekarangdibandingkandengantahunlalu.
Hadiyanto(2006),semakintinggipenjualansuatuusahamakaakan
semakintinggiprestasiperusahaantersebut.
b. PertumbuhanLaba
Gompers, dkk (2006) mengatakan ada pengaruh dari skill
(kemampuan memimpin organisasi) yang dimiliki oleh seorang
wirausahadalammeningkatkanusahalaba.
Hadiyanto (2006) keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya
dinilaiberhasildilihatdarikemampuannyadalammemperolehlaba.
Dengan laba yang diperoleh, perusahaan akan dapat
mengembangkan berbagai kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva
dan modal serta dapat mengembangkan memperluas bidang
usahanya.
Lydiawati (2007) mengatakan ada pengaruh antara pertumbuhan
Pertumbuhan laba diukur berdasarkan laba rata – rata yang
diperolehtahunyanglaludibandingkandenganlabarata–ratatahun
sekarang
c. PertumbuhanTenagaKerja
Keberhasilan usaha dapat dilihat dari pertumbuhan tenaga kerja.
Hasil penelitian Herri (2002), jumlah tenaga kerja cenderung
memberikankontribusiterhadapperbedaanprestasi.
Mujarad (2002), pertumbuhan tenaga kerja merupakan indikator
keberhasilan dari sebuah usaha kecil. Subiakto (2004), juga
mengatakanhalyangsama,salahsatuindikatorkeberhasilandiliat
daripertumbuhantenagakerjadarisebuahusahakecil.
MenurutWeston,Besley.Bringham(1996),ukurankinerjayangseringdipakai
selain kepuasan dan kesetiaan pelanggan adalah profitabilitas. Profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam kaitannya dengan
penjualan,totalaktivamaupunmodalsendiri.
Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas
prosespemasaransecaramenyeluruhdarisebuahperusahaanatauorganisasi.Selain
itu,kinerjapemasaranjugadapatdipandangsebagaisebuahkonsepyangdigunakan
untukmengukursampaisejauhmanaprestasipasaryangtelahdicapaiolehsuatu
produkyangdihasilkanperusahaan.
Ferdinand(2002:23)menyatakanbahwakinerjapemasaranmerupakanfaktor
yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan
pemasaran(sepertivolumepenjualandantingkatpertumbuhanpenjualan)yangbaik
danjugakinerjakeuanganyangbaik.SelanjutnyaFerdinandjugamenyatakanbahwa
kinerjapemasaranyangbaikdinyatakandalamtigabesaranutamanilai,yaitunilai
penjualan,pertumbuhanpenjualan,danporsipasar.
Wahyono (2002 : 28) menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan akan
bergantung pada berapa jumlah pelanggan yang telah diketahui tingkat konsumsi
rata-ratanya yang bersifat tetap. Nilai penjualan menunjukkan berapa rupiah atau
berapa unit produk yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada konsumen atau
pelanggan.Semakintingginilaipenjualanmengindikasikansemakinbanyakproduk
yangberhasildijualolehperusahaan.Sedangkanporsipasarmenunjukkanseberapa
besarkontribusiprodukyangditanganidapatmenguasaipasaruntukproduksejenis
dibandingkanparakompetitor.
Strategiperusahaanselaludiarahkanuntukmenghasilkankinerjabaikberupa
kinerja pemasaran (seperti volume penjualan, market share, tingkat pertumbuhan
penjualan)maupunkinerjakeuangan(sepertiROI).
MenurutSlaterdanNarver(1994),konstruk-konstrukyangdigunakandalam
mengukur kinerja pemasaran adalah pertumbuhan pelanggan, pertumbuhan
keuntungan,danReturnOnInvestment(ROI).Adatigaindikatorkinerjapemasaran
yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan, dan market share. Market
sharesangatdiperlukanolehperusahaanyangbertujuanuntukmengetahuiseberapa
luastotalpasaryangdapatdikuasaiolehperusahaan.
Pada umumnya ukuran kinerja pemasaran, diukur melalui nilai jual seperti
dipandangsebagaiukuranagregatif yangdihasilkanmelaluiprosesakuntansidan
keuangan, tetapi tidak secara langsung mengambarkan aktivitas manajemen,
khususnya manajemen pemasaran. Sehingga ukuran yang digunakan adalah dapat
menjelaskanaktivitas-aktivitaspemasaranyangmenghasilkankinerjapemasaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li (2000 : 313) berhasil menemukan
adanya pengaruh positif antara keunggulan bersaing dengan kinerja yang diukur
melalui volume penjualan, tingkat keuntungan, pangsa pasar, dan return on
investment.Keunggulanbersaingdapatdiperolehdarikemampuanperusahaanuntuk
mengolahdanmemanfaatkansumberdayadanmodalyangdimilikinya.Perusahaan
yang mampu menciptakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk
bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap diminati oleh
pelanggan. Dengan demikian keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif
terhadap peningkatan kinerja pemasaran perusahaan, mengikuti studi terdahulu,
penelitianinimenggunakanvolumepenjualan,pertumbuhanpenjualandanpangsa
pasarsebagaiindikatorkinerjapemasaran.
Berikutmerupakanindikator-indikatordarikinerjapemasaran:
1. VolumePenjualan
Pertumbuhanpenjualandanpelayananmenentukantingkatankeberhasilan
yang dicapai sebuah usaha. Kewajaran, kestabilan, serta harga yang
bersaingmenentukantingkatpertumbuhanpenjualandariusahatersebut
(Cole,1999).Pertumbuhanpenjualandiukurdenganseberapabesarrata–
Joe(2000)dalamHadiyanto(2006),semakintinggipenjualansuatuusaha
makaakansemakintinggiprestasiperusahaantersebut.
2. PertumbuhanPenjualan
Gompers, Paul et, al (2006) mengatakan ada pengaruh dari skill
(kemampuanmemimpinorganisasi)yangdimilikiolehseorangwirausaha
dalam meningkatkan usaha laba. Kemudian menurut Hadiyanto (2006)
keberhasilansuatuperusahaanpadaumumnyadinilaiberhasildilihatdari
kemampuannya dalam memperoleh laba. Dengan laba yang diperoleh,
perusahaanakandapatmengembangkanberbagaikegiatan,meningkatkan
jumlahaktivadanmodalsertadapatmengembangkanmemperluasbidang
usahanya.
Lydiawati (2007) mengatakan ada pengaruh antara pertumbuhan laba
dengankarakteristikyangdimilikiseorangwirausaha.Pertumbuhanlaba
diukur berdasarkan laba rata – rata yang diperoleh tahun yang lalu
dibandingkan dengan laba rata – rata tahun sekarang. Petumbuhan
penjualanakanbergantungpadajumlahpelangganyangdiketahuitingkat
konsumsinyarata-ratayangbersifattetap.Besarvolumepenjualandapat
ditingkatkan.
3. PangsaPasar(Marketshare)
Market share yaitu tingkat kemampuan perusahaan dalam pemenuhan
kebutuhanterhadappelanggandenganmelihatpasaryangada;customer
satisfaction yaitu tingkat kemampuan pemenuhan kepuasaan pelanggan
customer retention yaitu tingkat kemampuan perusahaan untuk
mengetahuibahwapelangganmenolakpemakaianproduklain; product
qualityyaitubagaimanakemampuanperusahaandalammemenuhiproduk
yang berkualitas dalam memenuhi tuntutan pelanggan; service quality
yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan yang berkualitas
sesuai harapan pelanggan; pricing effectiveness yaitu kemampuan
efektifitashargaterhadapsuatuprodukpakaianyangdapatditerimaoleh
pelanggan; distributions effectiveness yaitu kemampuan efektifitas
perusahaanmembuatsalurandistribusiyangtepatdanmengenaisasaran;
promotion effectiveness yaitu kemampuan efektifitas promosi dalam
meraihpelanggan;salesforceeffectivenessyaitukemampuanefektifitas
tenaga penjual dalam menjual produk; innovation effectiveness yaitu
kemampuan efektivitas dalam menciptakan inovasi untuk
mempertahankan keunggulan produk dan persaingan; geographical
coverageyaitukemampuancakupangeografiyangdirencanakan.Pangsa
pasarsangatdiperlukanolehperusahaanyangbertujuanuntukmengetahui
seberapaluastotalpasaryangdapatdikuasaiolehperusahaan.
2.4 PenelitianTerdahulu
Studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya untuk mendukung
Tabel2.1PenelitianTerdahulu
2.5 KerangkaPemikiran
Penelitianiniakanmenggunakanmodelsebagaiberikut:
Gambar2.1
Lebihdari35studiyangterbitdalamjurnalmenyatakan
Kerangkapemikiranpenelitianiniadalahvariabelbebas(X)variabelterikat
(Y).Variabelbebasyaitupartisipatifleadership(X1),supportingleadership(X2),dan
instrumentalleadership(X3),sedangkanvariabelterikatadalahprestasiUKM(Y).
Ketiga variabel diatas merupakan komponen dari gaya kepemimpinan yang
mempengaruhiprestasiUKMdiSumateraBarat.
2.6 Hipotesis
H1 : Diduga terdapat pengaruh partisipatif leadership yang signifikan terhadap
prestasiUsahaKecilMenengah (UKM).
H2 : Diduga terdapat pengaruh supporting leadership yang signifikan terhadap
prestasiUsahaKecilMenengah(UKM).
H3 : Diduga terdapat pengaruh instrumental leadership yang signifikan terhadap
BABIII
METODEPENELITIAN
3.1 DesainPenelitian
PenelitianinidirancanguntukmengujivariabelpengaruhGayaKepemimpinan
(partisipatifleadership,supportiveleadership,daninstrumentalleadership)terhadap
prestasi UKM di Sumatera Barat. Penelitian ini akan menggunakan metode
kuantitatif, sebagai suatu penelitian explanatory dalam suatu penelitian survey
lapangan.Karenapenelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhsecaraempiris,
makastudikuantitatifinilebihcocokmenggunakananalisastatistik.
3.2 PopulasidanSampel
3.2.1 Populasi
Populasimerupakanwilayahgeneralisasi yangterdiriatasobjekatausubjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untukdipelajaridankemudianditarikkesimpulan(Sugiyono,2004).Populasidalam
penelitian ini adalah UKM di Sumatera Barat. Berdasarkan data dari Dinas
Koperindag,tercatatjumlahUsahaKecilMenengahpadatahun2005adalahsejumlah
Tabel3.1.PenyebaranUKMdiSumateraBarat
Tahun2005(unit)
SumberData:CompanyProfile33SentraUKM
3.2.2 Sampel
populasi(Sugiono,1999).Disebabkanolehketerbatasanpenulis,makapenelitianini
tidak dapat dilakukan pada seluruh pemilik UKM, tetapi pada sebagian pemilik
denganmengambilsampeldenganmenggunakanteknik purposivesampling.
Mengenai penentuan besarnya sampel Arikunto ( 1998:120) menggunakan
didalam pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 diambil semua
sehinggapenelitiaanmerupakanpenelitiaanpopulasi.MenurutRoscoe dalamUmar
Sekaranbesarnyaukuransampellebihdari30dankurangdari500adalahtepatuntuk
penelitian tergantung pada tipe desain pengambilan sampel yang dipakai dan
pertanyaanpenelitianyangditeliti.
MenurutRoscoeyangdikutipSekaran(2006),ukuransampelyanglebihdari30
dankurangdari500adalahtepatuntukkebanyakanpenelitian.Karenaketerbatasan
waktudalampenelitianinipenulishanyamengambilsampelsebanyak100responden
UsahaKecilMenengah(UKM)diSumateraBarat.
DatajumlahUKMdiSumateraBarattahun2005yangdijadikansebagaidasar
pembagiansampelpenelitiandiSumateraBaratdapatdilihatpadatabel3.2berikut:
Tabel3.2
memberikankuesionerkepadarespondendengankriteriasebagaipemilik/manajer
atau orang yang bertanggung jawab atas Usaha Kecil Menengah. Ukuran sampel
dalampenelitianinidiambilsebanyak100pemilikUKMyang diambildariempat
daerahyangdiambilyaituBukittinggi,Pariaman,PayakumbuhdanSolok.
3.4 DatayangDigunakan
Dalampenelitianiniadaduajenisdatayangdigunakanuntukmendapatkan
data-dataketeranganyangdibutuhkanyaitu:
3.4.1DataPrimer
Dataprimermerupakandataasliataudatamentahyanglangsungdiperoleh
penulis dari sumber data (Sugiyono, 2004) selama melakukan surveypada objek
penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan field research yaitu penelitian
terhadap pemilik UKM di Sumatera Barat, dengan menggunakan kuesioner yang
berisiseperangkatpertanyaantertulisuntukdijawabresponden.Datadarikuesioner
adalahjawabanyangdiberikanolehpararesponden.
3.4.2DataSekunder
Data Sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari sumber
informasinamundapatdiambildaritinjauanpustakaatauliteratureyangadayaitu
denganmengumpulkandata-datayangbersifatteoritisdenganmempelajariberbagai
literature yang berkaitan dengan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi
UKMdiSumateraBarat.
3.5 TeknikPengumpulanData
Penulismelakukanpengumpulandatadengancara:
1. Teknikpengumpulandatapadapenelitianinidilakukanmelaluisurvey
lapangan dengan penyebaran kuesioner secara langsung kepada
respondenpemilikUKM.Penulismelakukanstudidenganmendatangi
pemilikUsahaKecilMenengahyangadadiSumateraBarat.
dengan mencantumkan nama dan alamat pengusaha UKM yang
diperolehlangsungdariinstansiterkait(DinasKoperindag),responden
diambil secara purpose pada UKM yang terpilih sebagai sampel
penelitian,dankemudianrespondenyangterpilihdiwawancaraidan
mengisikuesioneryangtelahdipersiapkan.
2. PenelitianKepustakaan(LibraryResearch)
Penelitianinidilakukanmelaluiperpustakaanataubuku-bukuilmiah
yang menjadi panduan dan tulisan-tulisan (jurnal) yang berkaitan
denganpermasalahanyangditeliti.BrowsingInternetjugadigunakan
untuk mengumpulkan data sekunder dan informasi-informasi
tambahanyangmenjadiobjekpenelitian.
Datayangterkumpulselanjutnyadiprosesmelaluibeberapatahapan,yaitu:
a) Editing, yaitu meneliti setiap kuisioner yang terkumpul agar data terisi
lengkap,jelas,danbenar.
b) Coding,yaitupemberiankodedarisetiapdatayangterkumpulpadasetiap
pertanyaandidalamkuisionerdengantujuanmemudahkanpengolahandata.
c) DataInputing,yaitumemasukkandatakedalamdataeditorpadaprogram
SPSS.
d) Data Processing,yaitumengolahdatapadaprogramSPSS,kemudianuntuk
melihathubunganantaraduavariabeltersebutdilakukantesregresilinear
berganda. Untuk melihat kuatnya hubungan antara dua variabel tersebut
3.6 VariabelPenelitiandanOperasionalVariabel
Dalampenelitianiniyangmenjadivariabelbebasdanterikatadalah:
Variabelbebas(IndependentVariable)/variabelX
Yaituvariabelyangmempengaruhivariabellainataudapatdikatakansebagai
variabel penyebab. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah gaya
kepemimpinan yang meliputi partisipatif leadership (X1), supporting
leadership(X2),daninstrumentalleadership (X3).
Variabelterikat(DependentVariable)/variabelY
Yaituvariabelyangdipengaruhiolehvariabellain/dapatdikatakansebagai
ukuran yang sesuai dengan maksud dari variabel tersebut. Kuesioner ini disusun
dengan menggunakan skala likert, dimana setiap pertanyaan mempunyai lima
alternativejawaban,yaitu:
Sangatsetuju (bobot5) Setuju (bobot4)
Cukupsetuju (bobot3)
Tidaksetuju (bobot2) Sangattidaksetuju (bobot1)
3.8 MetodeAnalisisData
3.8.1 UjiValiditas(TestofValiditas)
Ujivaliditasbertujuanuntukmengetahuiapakahalatukuryangtelahdisusun
benarbenarmampumengukurapayangharusdiukur.Ujivaliditasdigunakanuntuk
mengujiseberapacermatsuatualatukurdalammelakukanfungsiukurannya.Teknik
perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan korelasi corrested item.
Analisisinidilakukandengancaramengkorelasikanmasingmasingitemdenganskor
totaldanmelakukankoreksiterhadapnilaikoefisienkorelasiyangoverestimasi.Uji
validitas diperoleh dengan menggunakan rumus Pearson Correlation yang
penyelesaiannyadilakukandenganmenggunakanprogramSPSS15.0forwindows.
Jikarhitung>rtabel=valid
3.8.2 UjiReliabilitas(TestofReliabilitas)
Realibilitasberhubungandengankepercayaanterhadapalattest.Ujireabilitas
bertujuaanuntuk melihatapakahpertanyaan yangsudahvalidtersebut memenuhi
syaratatauinstrumentyangmenurutkemantapan,Kestabilanantarahasilpengamatan
denganinstrumenttersebut.Reabilitasadalahukuranyangmenunjukankonsistensi
darialatukurdalammengukurgejalayangsamadilainkesempatan.Padaprogram
SPSSmetodeinidilakukandenganmetodecronbachalpa.
MenurutArikunto(1998:145)dalamFauzulIzmi(2009),untukujireabilitas
digunakanteknikcronbachalpha,dimanasuatuinstrumentdapatdilakatakanhandal(
reliable)bilamemilikikoefisienkehandalanataualpha>/0,60.
Semakin dekat koefisien keandalandengan 1,0 semakin baik. Secara umum
keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0.70 bisa
diterima,danlebihdari0,80adalahbaik(Sekaran,2006:182).
3.8.3 TeknikAnalisisData
Datayangdiperolehdalampenelitianiniakandianalisisdenganmenggunakan
metodestastistikuntukmengujihipotesisdanvariabelyangdigunakan.Datatersebut
dianalisisdenganmenggunakanSPSS(StatisticalProgramforSocialScience).
Datayangterkumpuldiprosesdandiperiksakelengkapanlembarankuisioner
sertamemeriksakebenaranpengisiannya,laluhasilkuisionertersebutditabulasikan
dandiberinilaisesuaidengansistempenilaianyangdigunakan.Setiapkuisioneryang
terkumpulditelitiagardataterisilengkap,jelasdanbenar.Datakemudiandiberikode
data.Selanjutnya,datalaludimasukkankedalamdataeditorpadaprogramSPSS.
PadaprogramSPSSdatadiolahuntukmelihathubunganantaraduavariabeltersebut.
3.8.4 AnalisisDeskriptif
Analisisdeskriptifinibermaksuduntukmenggambarkankarakteristik
masing-masingvariabelpenelitian.Dengancaramenyajikandatakedalamtabeldistribusi
frekuensi.Analisisinitidakmenghubung-hubungkansatuvariabeldenganvariabel
lainnyadantidakmembandingkansatuvariabeldenganvariabellainnya.
Analisisdeskriptifdilakukanuntukmenggambarkankarakteristikresponden
dalampenelitianinisepertijeniskelamin,umur,pendidikan,pendapatanperbulan,
alasanberwiraswasta,klasifikasiUKM,UmurUKM,danTipeUKM.Selainitujuga
mengambarkan prestasi usaha yangdiperoleh darihasil pengisian kuesioner yang
telah disebarkan sebanyak 100 kuesioner dengan tingkat pengembalian kuesioner
100%.
3.8.5 AnalisaRegresiLinierBerganda
Untuk menguji hipotesis tentang pengaruh gaya kepemimpinan (participant
leadership, supportive leadership, dan instrumental leadership) terhadap prestasi
UsahaKecilMenengahdiSumateraBarat,dalampenelitianinipenulismenggunakan
analisakuantitatifyangmenganalisadata-datayangdidapatberupaangkayangdi
olahdenganmenggunakanstatistik.Dalampenelitianinitekhnikanalisadatayang
digunakan adalah regresi linear berganda dengan penyelesaian menggunakan
program SPSS versi 15.00 for windows. Model persamaan untuk analisis regresi
Rumusregresiberganda:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Dimana:
Y=PrestasiUMKM
a=Konstanta
b1,b2,b3,b4 = KoefisienRegresimasing-masingvariabel
X1=ParticipantLeadership
X2=SupportiveLeadership
X3=InstrumentalLeadership
e=errorterms
3.9 PengujianHipotesis
Untukmengetahuiapakahhipotesisditerimaatauditolak,digunakanmetode
statistikujitsecaraparsialdanujiFsecarasimultan.
1.UjiT(UjiParsial)
Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadapvariabelterikat,denganrumusanhipotesis:
Ho:βi=0,artinyavariabelbebassecaraparsialtidakmempunyaipengaruh
signifikanterhadapvariabelterikat.
Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh
signifikanterhadapvariabelterikat.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Thitung masing-masing
variabelbebasdenganTtabelpadasignifikan5%.BilanilaiThitung>Ttabel,makaHo
signifikanterhadapvariabelterikat.Sebaliknya,jikaThitung<Ttabel,makaHoditerima
dan Ha ditolak, berarti secara parsial variabel bebas tidak memberikan pengaruh
signifikanterhadapvariabelterikat.
2.UjiF(UjiSimultan)
UjiFdigunakanuntukmengetahuiapakahvariabelbebassecarabersama-sama
berpengaruhterhadapvariabelterikat,denganrumusanhipotesis:
Ho : βi = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadapvariabelterikat.
Ha:βi≠0,artinyavariabelbebassecarabersama-samaberpengaruhterhadap
BAB1V
GAMBARANUMUMUSAHAKECILMENENGAH
DISUMATERABARAT
4.1 PengertianUsahaKecilMenengah
Sampaisaatinibatasanusahakecilmasihberbeda –bedatergantungfokus
permasalahan masing – masing. Dilihat dari perangkat manajemennya, Lambing
(2004) mengemukakan bahwa kontrol atau pengawasan usaha kecil biasanya
informal. Apabila ada beberapa karyawan maka deskriptif pekerjaan dan segala
aturan secaratidak tertulis sebab wirausahalebih mudahmenguasai segalaaspek
usahacendrungmemakaimanajemenmikro.UsahaKecilMenengahadalahkegiatan
ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau
penjualan tahunan serta kepemilikan yang diatur dalam Undang – Undang yang
meliputiusahakecilinformaldanusahakeciltradisional(Pasal1UUNo.9tahun
1995).
MenurutHamdan(2002)ciriusahakecilinformaldanusahakeciltradisional
antaralain:
Ciri–ciriusahakecilinformalantaralain:
Belumtercatatdanbelumberbadanhukum.
Pengambilankeputusandilakukansendiri.
Keputusanberdasarkanintuisi.
Ciri–ciriusahakeciltradisionalantaralain:
Menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun
temurun.
Sedangkan “The Bolton Committee” menjelaskan defenisi mengenai usaha
kecil,yaitu:
1. Dalam terminologi ekonomi, usaha kecil adalah usaha yang penguasaan
pasarnyarelatifkecil.
2. Dalam manajemen,usahakecil adalah usaha yang tidak memiliki struktur
manajemensecaraformal.
3. Secaraindependen,usahakeciladalahusahayangbukanbagiandariusaha
besardanuntukpengambilankeputusannya,pemilikataumanajerbebasdari
pengaruhdankendalipihakluar.
DanpendapatdariBankDunia(WorldBank)tentangdefenisikecil-menengah,
bahwausahakeciladalahusahayangpekerjanyaberjumlahkuranglebih20orang,
sedangkanuntukusahakecil-menengahadalahusahayangmemilikiasetkuranglebih
US$500ribudiluartanahdanbangunan,sertapekerjanya10-150orang.
Di Indonesia sendiri belum ada batasan yang baku mengenai usaha kecil.
KriteriausahakecilyangadapadaPasal5Undang–undangno.9tahun1995adalah:
1. MemilikikekayaanbersihpalingbanyakRp.200.000.000,-(duaratusjuta
rupiah)tidaktermasuktanahdanbangunantempatusaha.
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah).
4. Berdirisendiri,bukanmerupakananakperusahaanataucabangperusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung dengan usaha
menengahatauusahabesar.
5. Berbentukusahaperseorangan,badanusahayangtidakberbadanhukum,atau
badanusahayangberbadanhukum.
Ciri–ciriusahakecilantaralain:
1. Jenisbarangdankomoditiyangdiusahakanumumnyasudahtetapdantidak
gampangberubah
2. Lokasiatautempatusahaumumnyasudahmenetap
3. Padaumumnyasudahmelakukanadministrasikeuanganwalaupunmasih
sederhana,keuanganperusahaansudahmulaidipisahkandengankeuangan
keluarga,dansudahmembuatrencanausaha
4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP
5. Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha
6. Sebagiansudahakseskeperbankandalamhalkeperluanmodal
7. Sebagianbesarbelumdapatmembuatmanajemenusahadenganbaikseperti
bussinessplanning.
Contohusahakecilantaralain:
1. Usahatanisebagaipemiliktanahperoranganyangmemilikitenagakerja
3. Pengrajinindustrimakanandanminuman,industrimebel,kayudanrotan,
industrialatalatrumahtangga,industripakaianjadidanindustrikerajinan
tangan.
4. Peternakanayam,itik,danperikanan
5. Koperasiberskalakecil.
4.2 KarakteristikUsahaKecildanMenengah
Prawirokusumo (2001:78) menyatakan UKM secara umum memiliki
karakteristiksebagaiberikut:
1. Fleksibel, dalam artian jika menghadapi hambatan dalam menjalankan
usahanyaakanmudahpindahkeusahalain.
2. Tidakselalu tergantung padamodal dariluar, karena mampu berkembang
dengankekuatanmodalsendiri.
3. Dalam hal pinjaman (terutama pengusaha kecil sektor tertentu seperti
pedagang)sanggupmengembalikanpinjamandenganbungacukuptinggi.
4. UKMtersebardiseluruhIndonesiadengankegiatanusahadiberbagaisektor,
merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani
kebutuhanmasyarakat.
Hal penting yang perlu diadaptasikan oleh UKM melalui kegiatan
operasionalnyayaitumelakukanspesialisasidanfokusdalammenjalankanusahanya.
Dalamhalinidiperlukanbeberapahal:
1. Perludaftarjenisbidangusahadanusahayangtetapefisienuntukdikelola