• Tidak ada hasil yang ditemukan

Larangan bagi Siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk Melanjutkan Sekolah dihubungkan dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Larangan bagi Siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk Melanjutkan Sekolah dihubungkan dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

iv

LARANGAN BAGI SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) YANG HAMIL UNTUK MELANJUTKAN SEKOLAH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20

TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DHUHA AZWARI P 110110120455

Anak merupakan generasi penerus cita-cita suatu bangsa. Setiap anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk itu diperlukan upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa perlakuan diskriminatif. Demikian halnya bagi siswi SMA yang hamil yang mendapat larangan untuk melanjutkan sekolah perlu mendapat perlindungan atas hak pendidikannya agar ia diberi kesempatan melanjutkan pendidikan demi masa depannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pemenuhan hak pendidikan bagi siswi SMA yang hamil dan upaya yang dapat dilakukan siswi hamil untuk mendapatkan pendidikan dihubungkan dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, menitikberatkan pada norma hukum dan berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku di masyarakat, spesifikasi penelitian dengan deskriptif analisis, sedangkan sumber bahan hukum yang digunakan adalah bahan hukum sekunder dan bahan hukum primer yang dikumpulkan melalui studi dokumen dan wawancara yang selanjutnya dianalisis dengan metode normatif kualitatif.

(2)

v

PROHIBITION ON CONTINUING SCHOOL FOR PREGNANT SENIOR HIGHSCHOOL (SHS) STUDENTS IN RELATION WITH CHILD

PROTECTION LAW2014 (UU NO.35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK) AND NATIONAL EDUCATIONAL

SYSTEM LAW 2003 (UU NO.20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PERLINDUNGAN ANAK)

DHUHA AZWARI P 110110120455

Children are nation’s asset who will shape the future of a country. Every child should be able to grow up and develop into their optimum potential. To achieve that, a protection is necessary to safeguard their rights be fulfilled without discrimination. Likewise, that right should also applied to pregnant Senior High School (SHS) students who face prohibition to continue their education and ensure that they are given opportunity to continue their study for their better future. This study main objective is to determine the implementation of the right on education for pregnant SHS and what effort could be made to pursue education subject

to Child Protection Law 2014 (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak) and National Educational System Law 2002 (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

This study is using normative juridical, stressing on norm of law and examining rule of law in society; using descriptive analytic as study’s specification; legal source is secondary law materials and primary legal materials collected through documents and interviews then analysed with qualitative normative method afterwards.

Results of this study reveal that implementation of rights on education compared with what is expressed in Child Protection Law 2014 (Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak) and National

Educational System Law 2002 (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002

Referensi

Dokumen terkait

Sikap tanggung jawab merupakan ciri orang yang memiliki kepercayaan diri (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014:48-49). Pernyataan positif yang keenam terkait dengan proses

pengaman utama terhadap gangguan hubung singkat fasa ke tanah untuk sistem. yang ditanahkan melalui

Hasil ekstraksi diuapkan dan didapat ekstrak kental berwarna kuning. Kemudian diuji dengan pereaksi Lie- bermaon-Burchard memberikan warna merah ungu. Eluen tersebut

perpaduan kedua unsur tipe tuberkuloid dan tipe lepromatosa. 1,2.7,8 Pada kasus pemeriksaan histopatologis ditemukan epidermis tampak mengalami atrofi. Sedangkan pada

(2) Termasuk obyek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tempat yang dikontrak oleh Pemerintah Daerah dari pihak lain untuk dijadikan sebagai tempat

Dimensi sosial pada individu dengan halusinasi menunjukkan adanya kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat

Verifikasi perilaku daya berkecambah benih pepaya selama penyimpanan secara deskriptif menunjukkan adanya kesesuaian data hasil aktual dan dugaan (Gambar 2). Dari

Pengendalian internal yang memadai yaitu didalamnya terdapt unsur-unsur pengendalian yang diharapkan dapat menjamin kelancaraan proses pemberian kredit dan dapt melindungi hak