• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Infusa Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) terhadap Cacing CACING Ascaris suum Secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Infusa Daun Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. f.) terhadap Cacing CACING Ascaris suum Secara In Vitro."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEK INFUSA DAUN GANDARUSA

(Justicia gendarussa Burm. f.) TERHADAP

CACING Ascaris suum SECARA IN VITRO

Manasye Jutan, 2014 ; Pembimbing I : Rita Tjokropranoto, dr.,M.Sc

Askariasis adalah infeksi pada usus halus yang diakibatkan oleh cacing gelang. Penatalaksanaan askariasis selain dengan obat sintetis dapat pula dengan herbal sebagai terapi alternatif, salah satunya daun gandarusa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antelmintik dari infusa daun Gandarusa (IDG) terhadapAscaris suumsecaraIn Vitro.

Metode penelitian eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan digunakan 840 ekor cacingAscaris suumbetina. Hewan coba dibagi dalam 7 kelompok (n=4) yaitu kelompok I, II, III, IV, dan V diberikan IDG dosis 10%, 20%, 40%, 80%, dan 100%, kelompok VI (kontrol negatif) diberikan larutan NaCl 0,9% dan kelompok VII (kontrol positif) diberikan suspensi Pirantel Pamoat 0,05%. Kelompok perlakuan diinkubasi pada 37⁰C selama 3 jam. Analisis data rerata persentase cacing paralisis dan mati setelah perlakuan dengan ANAVA, dilanjutkan dengan Uji TukeyHSD,α=0,05.

Hasil rerata persentase cacing paralisis dan mati pada kelompok I(18,30%), II (42,47%), III (52,45%), IV (69,97%), dan V (64,95%) sangat bermakna (p<0,01) dibandingkan kelompok VI (0%).

Simpulan penelitian infusa daun Gandarusa berefek antelmintik terhadap

Ascaris suumsecaraIn Vitro.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF GANDARUSA LEAVES

(Justicia gendarussa Burm. F.) INFUSION

AGAINST Ascaris suum IN VITRO

Manasye Jutan, 2014; 1stTutor :Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

Ascariasis is an infection of the small intestine caused by roundworms. Management of ascariasis in addition to synthetic drugs can also be used herbs as alternative therapies, one of them is gandarusa leaves.

Objective of the research was to determine the anthelmintic effect of Gandarusa leaves infusion (IDG) against Ascaris suum In Vitro.

The method of the research was true laboratory experimental with Complete Randomized Design (CRD) using 840 female worms of Ascaris suum, which were divided into 7 groups (n = 4), group I, II, III, IV, and V are given IDG dose of 10%, 20%, 40%, 80%, and 100% respectively, group VI (negative control) was given NaCl 0.9% solution and group VII (positive control) was given 0,05% pyrantel pamoate suspension. Treatment groups were incubated at 37⁰C for 3 hours. The data measured was average percentage of paralized and dead worms. Data was analyzed usingANOVA, followed by Tukey HSD test, α = 0.05.

The result showed that average percentage of paralized and dead worms in group I (18.30%), II (42.47%), III (52.45%), IV (69.97%), and V (64.95%) were highly significant (p <0.01) different to the group VI (0%).

Conclusion of this research was Gandarusa leaves infusion had anthelmintic effect against Ascaris suum In Vitro.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...iv

KATA PENGANTAR...v

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ...3

1.4.1 Manfaat Akademis ...3

1.4.2 Manfaat Praktis ...3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis...3

1.5.1 Kerangka Pemikiran...3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ascaris sp ...5

2.1.1 Taksonomi Cacing Ascaris lumbricoides...5

2.1.2 Morfologi cacing Ascaris lumbricoides ...5

2.1.2.1 Morfologi Cacing Jantan Ascaris lumbricoides ...6

2.1.2.2 Morfologi Cacing Betina Ascaris lumbricoides...7

2.1.3 Morfologi Telur Ascaris lumbricoides...8

2.1.4 Dinding Tubuh Ascaris lumbricoides ...9

2.1.5 Sistem Persyarafan Ascaris lumbricoides ...10

2.1.6 Siklus Hidup Ascaris lumbricoides ...11

2.2 Askariasis ...12

2.2.1 Etiologi Askariasis ...12

2.2.2 Epidemiologi ...13

2.2.3 Hospes Askariasis ...13

2.2.4 Patogenesis dan Patofisiologi...13

2.2.5 Gejala Klinik Askariasis ...14

2.2.6 Diagnosis Askariasis ...14

2.2.7 Prognosis ...14

2.3 Ascaris suum, Goeze ...15

2.3.1 Taksonomi Ascaris suum ...15

2.3.2 Morfologi Ascaris suum...15

(4)

2.3.4 Patogenesis dan Gejala Klinis...16

2.4 Antelmintik ...16

2.4.1 Mebendazol ...17

2.4.2 Pirantel Pamoat ...18

2.4.3 Piperazin...18

2.4.4 Levamisol...19

2.4.5 Albendazol ...19

2.5 Daun Gandarusa ...21

2.5.1 Taksonomi Gandarusa...21

2.5.2 Morfologi Gandarusa ...22

2.5.3 Manfaat Gandarusa ...23

2.5.4 Kandungan Daun Gandarusa ...23

2.5.5 Efek Daun Gandarusa Sebagai Antelmintik ...23

2.5.6 Uji Toksisitas Akut Daun Gandarusa...23

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat dan Subjek Penelitian...24

3.1.1 Bahan Penelitian ...24

3.1.2 Alat Penelitian...24

3.1.3 Subjek penelitian ...24

3.2 Metode Penelitian ...24

3.2.1 Desain Penelitian ...24

3.2.2 Variabel Penelitian ...25

3.2.2.1 Definisi Operasional Variabel ...25

3.2.3 Besar Sampel Penelitian...26

3.3 Prosedur penelitian...26

3.3.1 Pengumpulan Bahan ...26

3.3.2 Pembuatan Simplisia...26

3.3.3 Pembuatan Infusa Daun Gandaarusa ...27

3.3.4 Pembuatan Suspensi Pirantel Pamoat 0,05%...27

3.3.5 Persiapan Hewan Coba ...28

3.3.6 Cara Kerja ...28

3.4 Metode Analisis dan Hipotesis Statistik ...28

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan...30

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian...35

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...37

5.2 Saran...37

DAFTAR PUSTAKA...38

LAMPIRAN...42

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rerata Jumlah CacingAscaris suumyang Hidup, paralisis

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga Buah Bibir dari Penampang AnteriorAscaris

lumbricoides...6

Gambar 2.2 Tiga Buah Bibir dari Penampang AnteriorAscaris lumbricoides...6

Gambar 2.3 Ascaris LumbricoidesJantan Dewasa ...7

Gambar 2.4 SpikulaAscaris LumbricoidesJantan Dewasa...7

Gambar 2.5 Ascaris LumbricoidesBetina Dewasa...7

Gambar 2.6 Telur Fertil...8

Gambar 2.7 Telur Infertil ...9

Gambar 2.8 Telur Dekortikasi ...9

Gambar 2.9 Siklus HidupAscaris Lumbricoides...12

Gambar 2.10 Struktur Kimia Mebendazol ...17

Gambar 2.11 Struktur Kimia Albendazol ...19

Gambar 2.12 Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussaBurm) ...21

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pembuatan Dosis Infusa Daun Gandarusa dan Suspensi Pirantel

Pamoat 0,05%...42

Lampiran 2 Data Hasil Pengamatan Jumlah CacingAscaris suumSesudah Perlakuan ...43

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Rerata Persentase Cacing Paralisis dan Mati Sesudah Perlakuan...44

Lampiran 4 Hasil Descriptive dan ANAVA ...45

Lampiran 5 Hasil Tukey HSD Multiple Comparisons...46

Lampiran 6 Hasil Tukey HSD Homogenous Subsets ...47

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Askariasis adalah infeksi parasit pada usus halus yang diakibatkan oleh cacing gelang, Ascaris lumbricoides, yang ditularkan melalui tanah (soil tranmitted helminths). Penularan penyakit ini terjadi saat seseorang dengan tidak sengaja menelan telur bentuk infektif yang dihasilkan oleh cacing Ascaris lumbricoides

betina dewasa. Diperlukan waktu sekitar 2-3 bulan dari awal telur tertelan hingga berkembang menjadi bentuk cacing dewasa di usus halus (WHO, 2001; Kepmenkes, 2006).

Penderita askariasis di dunia sekitar 807 juta 1,221 milyar dan diperkirakan tingkat askariasis tahun 2005 di China terdapat sebanyak 86 juta kasus, 204 juta kasus di tempat lain di Asia Timur dan Pasifik, 173 juta di sub-Sahara Afrika, 140 juta di India, 97 juta di tempat lain di Asia Selatan, 84 juta di Amerika Latin dan Karibia, dan 23 juta kasus di Timur Tengah dan Afrika Utara (CDC, 2013; Haburchak, 2014).

Angka kejadian infeksi Ascaris lumbricoides di Indonesia sebesar 7080 %, lebih sering menyerang anak-anak umur 3-8 tahun dibanding orang dewasa dan hasil survei pada penderita askariasis semua usia anak sekolah dasar berkisar antara 40%-60% (Kepmenkes, 2006). Penyakit ini lebih sering menyerang orang dengan higienis yang buruk, sanitasi yang buruk, dan orang yang tinggal di daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk (CDC, 2013). Secara nasional, sebagian besar rumah tangga yang menggunakan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri (jamban keluarga) sebesar 69,7%. Akan tetapi, masih terdapat rumah tangga yang tidak memiliki jamban keluarga yaitu sebanyak 15,8%. Hal ini menunjukkan penduduk Indonesia terutama di daerah desa sangat rentan terinfeksi

(9)

Gejala penyakit ini dapat bervariasi untuk tiap individu, yaitu pada stadium larva gejalanya adalah demam, sesak nafas, batuk, dan eosinofilia. Saat terinfeksi pada stadium dewasa dapat menyebabkan nafsu makan menjadi berkurang, mual & muntah, diare, dan juga konstipasi (Reddy & Fried, 2008). Askariasis secara tidak langsung dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktivitas kerja. Pada infeksi berat juga dapat menyebabkan penyumbatan usus (ileus obstructive), oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan dan pengobatan pada penderita askariasis untuk mengurangi komplikasi dan angka kejadiannya (Margono, 2006). Pengobatan dapat dilakukan baik secara individu atau masal pada masyarakat. Salah satu contoh obat cacing yang beredar di pasaran adalah pirantel pamoat. Selain dapat membunuh cacing Ascaris lumbricoides, obat ini memiliki beberapa efek samping, seperti demam, sakit kepala, kram abdomen, diare, mual, muntah, tenesmus, dan gangguan enzim hepar (Syarif & Elysabeth, 2007). Melihat banyaknya efek samping yang dapat ditimbulkan obat ini, maka masyarakat lebih memilih obat herbal yang dapat mengobati askariasis. Salah satu contoh tanaman obat herbal yang digunakan adalah gandarusa. Tanaman ini tumbuh di pekarangan rumah sebagai tanaman pagar dan digunakan oleh masyarakat untuk melancarkan peredaran darah, anti rematik, asma, demam, luka memar, bisul, eksim, penurun panas, sakit kepala serta sakit mata dan telinga (M.Iqbal, 2008). Gandarusa juga memiliki efek analgetik, antifungal, larvasida dan juga antimikroba (Sikha,et al., 2010; Sugumaran,et al.,2013).

Penelitian tentang gandarusa di Bangladesh yang menggunakan ekstrak daun gandarusa konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 mg/mL, menunjukkan efek antelmintik terhadap cacing tanah. Belum ada penelitian mengenai efek antelmintik dari tanaman gandarusa yang tumbuh di Indonesia, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui manfaat gandarusa sebagai antelmintik.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah infusa daun Gandarusa berefek antelmintik terhadapAscaris suum

(10)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini untuk meneliti tanaman obat yang berefek anti-parasit khususnya sebagai antelmintik.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antelmintik dari infusa daun Gandarusa terhadapAscaris suumsecaraIn Vitro.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan pengetahuan di bidang parasitologi dan farmakologi tanaman obat khususnya yang berefek antelmintik.

1.4.2 Manfaat Praktis

Apabila penelitian ini berhasil, daun gandarusa dapat digunakan sebagai obat antelmintik alternatif .

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Terapi askariasis salah satunya menggunakan obat pyrantel pamoate. Cara kerja obat ini dengan menghambat enzim kolinesterase sehingga akan meningkatkan kontraksi otot cacing yang diikuti dengan pembuangan dari saluran intestinal manusia karena pirantel pamoat juga bersifat laksans lemah. Selain itu pirantel menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan frekuensi impuls, sehingga cacing mati dalam keadaan spastis (Syarif & Elysabeth, 2007).

(11)

glikosida dapat menurunkan tegangan permukaan dinding membran dan menghambat enzim kolinesterase sehingga asetilkolin menumpuk pada reseptor nikotinik neuromuskular, terjadi stimulasi kontraksi otot terusmenerus yang akan menimbulkan paralisis otot hingga berujung pada kematian cacing (Pratama, 2010). Alkaloid juga menghambat kerja enzim kolinesterase yang menyebabkan paralisis (kelumpuhan) pada otot cacing dan tannin memiliki efek antelmintik dengan mendenaturasi protein, mengganggu permeabilitas membran sel, metabolisme, dan homeostasis (Budiyanti, 2010).

1.5.2 Hipotesis penelitian

(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan simpulan sebagai berikut :

• Infusa daun Gandarusa berefek antelmintik terhadap Ascaris suum secara

In Vitro.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut:

• Perlu dilakuan penelitian dengan dosis infusa yang lebih kecil.

• Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan cacingAscarisspesies lain.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ascaris lumbricoides betina dewasa.

http://www.cdc.gov/dpdx/ascariasis/gallery.html#adultsAL , 8 September 2014.

Ascaris lumbricoides jantan dewasa.

http://atlas.or.kr/atlas/include/viewImg.html?uid=338 , 8 September 2014. Budiyanti R T. 2010. Efek antihelmintik infusa herba sambiloto (andrographis

paniculata, nees) terhadap ascaris suum secara in vitro.Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Hal 15-17.

CDC. 2013, Januari 10. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved Januari 16, 2014, from http://www.cdc.gov/parasites/ascariasis/

Dalimartha S. 2003. Atlas tumbuhan obat indonesia jilid 1 (Vol. I). Jakarta: Trubus Agriwidya.

Dalimartha S. 2005.Tanaman obat di lingkungan sekitar.Jakarta: Puspa Swara. DepkesRI. 1993. Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian

klinik. Jakarta : Kelompok kerja ilmiah Phyto Medica. Hal 7-8.

DepkesRI. 1995. Farmakope indonesia. Edisi 4. Jakarta : Departemen kesehatan. Hal 9.

Ditjenbun. 2013, Mei 27. Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar

Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Retrieved 11 10, 2014, from http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanregar/berita-214-tanaman-biduri-gandarusa.html.

Dunn A. 1978. Veterinary helminthology. Edisi 2. London: Williams Heinemann Medical Books LTD.

Garcia L S. 1997. Intestinal Nematodes. In L. S. Garcia, & D. A. Bruckner,

Diagnostic medical parasitology. Edisi 3. Washington, D.C.: ASM PRESS. pp. 219-227.

Gilles H M. 2004. Soil transmitted helminths (Geohelminths). In G. Cook, & A. Zumla,manson’s tropicaldisease(21st Edition ed., Vol. II, pp. 1531-1536). London: ELST.

Goeswin Agoes. 2007.Teknologi bahan alam. Edisi 1. Bandung : ITB. Hal 10-18 Haburchak D R. 2014. Ascariasis. Medscape. Retrieved July 22, 2014, from

(14)

Kemas Ali Hanafiah. 2005.Prinsip percobaan dan perancangannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kepmenkes. 2006, Juni 19. Departemen kesehatan. Retrieved Januari 15, 2014, from

http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20424 %20ttg%20Pedoman%20Pengendalian%20Cacingan.pdf

Kotpal R L. 2010. Modern text book of zoology invertebrales. New Delhi-India: Rastology Publication.

Kuntari T. 2008. Daya Antihelmintik air rebusan daun ketepeng (Cassia alata L.) terhadap cacing tambang anjing in vitro. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

M.Iqbal J. 2008. Pengaruh pemberian ekstrak ethanol daun gandarusa (Justisia gendarussa Burm.) terhadap kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang dibuat hiperurisemia dengan kalium oksalat.Jakarta: UI.

Margono S S. 2006. Nematoda Usus. In S. Gandahusada, Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp. 7-11.

Mills S., & Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotheraphy : Modern herbal Medicine.New York: Elsevier.

Miyazaki I. 1991. An Illustrated Book of Helminthic Zoonoses. Tokyo: International Medical foundation of Japan.

Moejer H., & Roepstroff A. 2006. Ascaris suum infections in pigs born and raised on contaminated paddocks.Parasitology, 1-8.

Najib A. 2006.Ringkasan Materi Kuliah Fitokimia II.Makasar: Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia.

Paval J., Kaitheri S K., Govindan S., Kumar R S., Narayanan S N., &Moorkoth S. 2009. Anti-Arthritic potential of the plant Justicia gendarusa burm f.Clinics. 64(4): 357-362.

Philip J. Rosenthal. 2007. Clinical pharmacology of the anthelmintic drugs. In M. Philip J. Rosenthal, & M. P. Bertram G. Katzung, Basic & Clinical Pharmacology.Edisi 10. NEW YORK: McGraw-Hill Medical. p. 876. Pratama R H. 2010. pengaruh infusa daun alpukat (Persea Americana Mill.)

(15)

RAHMILIA A. 2010. Pengaruh pemberian infusa daun teh (Camellia sinensis, Linn) terhadap peningkatan kematian cacing gelang babi (Ascaris suum, Goeze) in vitro.SURAKARTA: perpustakaan.uns.ac.id.

Reddy A., & Fried B. 2008. Atopic disorders and parasitic infection.Advanced in Parasitology. ELSEVIER. pp. 150-155.

Riskesdas. 2010. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hal 377-378.

Roberts L., & Janovy J. 2005. Gerald D. Schmidt and Larry S. Roberts' Foundation of Parasitology. Edisi 7. New York: McGraw-Hill Companies. Saha M R., Debnath P. C., Rahman M A., & UI Islam M A. 2012. Evaluation of

in vitro anthelmintic activities of leaf and stem extracts of justicia gendarussa. A Journal of the Bangladesh Pharmacological Society, pp. 50-53.

Sandika B., Raharjo, & Ducha N. 2012. Pengaruh pemberian air rebusan akar delima (Punica granatum L.) terhadap mortalitas ascaris suum Goeze. secara in vitro. LenteraBio.

Sikha P., Latha P., Anuja G. I., Shyahmal S., Shiene V. J., Sini S., et al. 2010. Anti-inflamatory and antinociceptive activity Justicia gendarussa Burm. f. leaves.Indian Journal of Natural Products and Resources, I(4), 456-461.

Spikula Ascaris lumbricoides jantan dewasa.

http://atlas.or.kr/atlas/include/viewImg.html?uid=337 , 8 September 2014. Sugumaran P., Kowsalya N., Karthic R., & Seshadri S. 2013. Biomass Production

and Antibacterial Activity of Justicia Gendarussa: A Valuable Medicinal Plant.The Journal of Tropical Life Science, III(1), 8-13.

Syarif A., & Elysabeth. 2007. Antelmintik. In: Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp. 541-550.

Telur dekortikasi. http://www.cdc.gov/dpdx/ascariasis/gallery.html#fertdecoeggs , 8 September 2014.

Telur fertil (yang dibuahi).

http://www.cdc.gov/dpdx/ascariasis/gallery.html#ferteggs , 8 September 2014.

Telur infertil (tidak dibuahi).

(16)

Tiga buah bibir dari penampang anterior Ascaris lumbricoides.

http://www.cvm.oksate.edu/~users/jcfox/htdocs/clinpara/clinpara.htm , http://www.frequencyrising.com/paracitecleanse_Ascaris.htm. 8 September 2014.

WHO. 2001.Water related disease. Retrieved January 15, 2014, from http://www.who.int/water_sanitation_health/diseases/ascariasis/en/.

Referensi

Dokumen terkait

Stasiun penerimaan, stasiun pemurnian dan stasiun puteran termasuk komponen agak kritis (ECR3) yang berarti seluruh komponen pendukung atau fasilitas lain yang

Penelitian ini merupakan penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X tata busana di SMK Negeri 3 Klaten sebanyak 96 siswa. Teknik

Terutama anak anak kelas 3, mereka akan sebisanya unutk menggunakan bahasa inggris dan ketika tidak bisa u oleh pakai ahasa i do esia ya

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan gambaran kondisi pendidikan anak, peran orangtua dalam proses pendidikan anak dalam keluarga, dan pengaruh lingkungan

sehingga dapat melakukan gerakan yang sesuai dan benar. 2) Bagaimana cara melakukan teknik dasar passing bawah bola voli. sehingga dapat melakukan gerakan yang sesuai

[r]

Tujuan : Memformulasikan ekstrak buah terong belanda dalam bentuk sediaan masker peel-off sebagai anti aging serta uji efektivitasnya terhadap kulit wajah sukarelawan.. Metode

Every school and school committee develop the education unit level curriculum and syllabus based on curriculum planning and standard of graduate competence, under the supervision