• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Jantan Galur Wistar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Jus Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Jantan Galur Wistar."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

F. Inez Felia Yusuf, 2012. Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt.

Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.

Dislipidemia adalah faktor risiko utama aterosklerosis dan Penyakit Kardiovaskular. Dislipidemia dapat ditandai oleh peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL), dengan atau tanpa penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Konsumsi rutin jus buah belimbing wuluh (JBBW) merupakan salah satu upaya mencegah dislipidemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek JBBW terhadap kadar LDL dan HDL darah tikus jantan galur Wistar.

Desain penelitian prospektif eksperimental laboratorik sungguhan menggunakan hewan coba tikus Wistar jantan (n=6) dibagi dalam 5 kelompok secara acak. Kelompok I, II, dan III masing-masing diberi JBBW 3,28 g/5 ml, 6,56 g/5 ml, 13,12 g/5 ml kelompok IV dan V kontrol (CMC 1%) dan pembanding (Simvastatin 0,9 mg/kgBB) selama 14 hari. Data yang diukur kadar kolesterol LDL dan HDL darah (mg/dL) sesudah induksi makanan tinggi kolesterol dan sesudah perlakuan JBBW, dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05, dilanjutkan uji Tukey HSD dengan nilai kemaknaan p<0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.

Hasil penelitian penurunan kolesterol LDL pada kelompok I (6,20%±3,10) II (12,77%±2,98), dan III (19,47%±3,41), berbeda sangat signifikan(p<0,01) dengan kelomok IV (-2,17%±3,88). Kenaikan HDL pada kelompok I (10,43%±2,48), II (12,66%±1,47), dan III (11,97%±3,20) tidak berbeda dengan kelompok IV (10,03%), p=0,835.

Pemberian jus belimbing wuluh secara rutin dapat menurunkan kadar LDL tetapi tidak meningkatkan kadar HDL.

(2)

F. Inez Felia Yusuf, 2012. 1st Tutor : Dra. Rosnaeni, Apt.

2nd Tutor : Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.

Dyslipidemia is the main risk factor of Atherosclerosis and Cardiovascular Disease. Dyslipidemia may be manifested by elevation of the total cholesterol, tryglycerides, LDL-C, with or without low levels of HDL-C level. Reguraly consuming bilimbi juice is one of complementary prevention for dyslipidemia. The aim of this study was to examine the effect of bilimbi juice to LDL-C and HDL cholesterol level of male Wistar rats.

This study is prospective true laboratory experimental study with complete randomized using thirty male rats and divided into 5 groups (n=6). Group I, II, and III were given bilimbi juice 3.28 g/5 ml, 6.56 g/5 ml, 13.12 g/5 ml, while the group IV as negative control (CMC 1%), and the group V as positive control (Simvastatin 0.9 mg/kgBW) respectively for 14 days. The data ws LDL-C and HDL-C levesl after high cholesterol induction and bilimbi juice administration analyzed by One-Way ANOVA with α=0.05, followed by Tukey HSD test with significant value p<0.05.

The result showed that LDL-C level decreased in group I (6.20%±3.10), II (12.77%±2.98), and III (19.47%±3.41) were very significant (p<0.01) to group IV (-2.17%±3.88). The HDL-C level increase in group I (10.43%±2.48), II (12.66%±1.47), and III (11.97%±3.20) with ANOVA, p=0.835.

Consuming bilimbi juice routinely can decrease LDL-C cholesterol level but did not increase HDL-C cholesterol level.

(3)

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Maksud Penelitian ... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 5

1.7 Metodologi Penelitian ... 6

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid ... 7

2.2 Kolesterol ... 8

(4)

2.4.2 Hubungan Dislipidemia Dengan Atherosklerosis dan Faktor Risiko

Penyakit Jantung Koroner ... 20

2.5 Penatalaksanaan Dislipidemia ... 26

2.5.1 Diet ... 26

2.5.2 Olahraga ... 27

2.5.3 Terapi Farmakologi ... 28

2.6 Simvastatin ... 30

2.6.1 Cara Kerja Golongan Simvastatin ... 30

2.6.2 Efek Samping Simvastatin ... 31

2.7 Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ... 31

2.7.1 Manfaat Belimbing Wuluh ... 33

2.7.2 Senyawa Bioaktif Buah Belimbing Wuluh ... 33

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 38

3.1.1 Bahan Penelitian... 38

3.1.2 Alat Penelitian ... 38

3.1.3 Subjek Penelitian ... 39

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

3.2 Alur Pemikiran ... 40

3.3 Metodologi Penelitian ... 40

3.3.1 Desain Penelitian ... 40

3.3.2 Variabel Penelitian ... 41

3.3.3 Besar Sampel Penelitian ... 42

3.4 Prosedur Kerja ... 42

3.4.1 Persiapan Hewan Coba ... 42

(5)

3.5 Metode Analisis ... 45

3.5.1 Hipotesis Statistik ... 45

3.5.2 Kriteria Uji ... 46

3.6 Aspek Etik Penelitian ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 47

4.1.1 Kadar Kolesterol LDL dan HDL Sebelum dan Sesudah Induksi Pakan Tinggi Kolesterol... 47

4.1.2 Kadar Kolesterol LDL dan HDL Sesudah Perlakuan ... 49

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54

BAB V SIMPULAN 5.1 Simpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 61

(6)

Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut European Atherosclerosis Society (EAS) …..…..18

Tabel 2.3 Klasifikasi Fredrickson Phenotypes ……….19

Tabel 2.4 Panduan Penatalaksanaan Dislipidemia Menurut NCEP ATP III .…..28

Tabel 2.5 Jenis, Indikasi, Cara Kerja, dan Dosis Obat Hipolipidemik ………….29

Tabel 4.1 Hasil Uji-t berpasangan LDL Sebelum dan Sesudah Induksi .………..47

Tabel 4.2 Hasil Uji-t Berpasangan HDL Sebelum dan Sesudah Induksi ….………….48

Tabel 4.3 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol LDL dan HDL ...………...49

Tabel 4.4 Rerata Kadar LDL Setelah Perlakuan ..……….50

Tabel 4.5 Hasil uji Tukey HSD presentase perubahan rerata kadar kolesterol

LDL setelah perlakuan minggu ke2 ...……….51

(7)

Gambar 2.3 Metabolisme Lipoprotein Jalur Endogen dan Eksogen ..…………16

Gambar 2.4 Jalur Reverse Cholesterol Transport ...………17

Gambar 2.5 Persentase Mortalitas Penduduk Indonesia Tahun 2008 .…………21

Gambar 2.6 Patogenesis Plak Atherosklerotik ………24

Gambar 2.7 Proses Terbentuknya Plak Atherosklerotik Pada Dinding Pembuluh

Darah ...………25

Gambar 2.8 Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Fructus) …………...…32

(8)

Lampiran 3 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol LDL Sebelum

Dan Sesudah Induksi ..………..63

Lampiran 4 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol HDL Sebelum

Dan Sesudah Induksi ..………..64

Lampiran 5 Data Kadar Kolesterol Total Sebelum Dan Sesudah Dialokasikan Ke

Dalam 5 Kelompok ..………...65

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Dengan MetodeShapiro-Wilk .………..66

Lampiran 7 Data Kadar Kolesterol LDL Sesudah Perlakuan ...……….…..67

Lampiran 8 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol LDL Setelah Dialokasikan Ke

Dalam 5 Kelompok .……….68 Lampiran 9 Hasil ANAVA % Penurunan Kadar Kolesterol LDL Sesudah

Perlakuan dan Hasil Uji Tukey HSD ………...69

Lampiran 10 Data Kadar Kolesterol HDL Sesudah Perlakuan .……….73

Lampiran 11 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol HDL Setelah Dialokasikan Ke

Dalam 5 Kelompok .……….74

Lampiran 12 Hasil ANAVA % Kenaikan Kadar Kolesterol HDL Sesudah

Perlakuan…...………...75

Lampiran 13 Dokumentasi ...………..76

(9)

61

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding

Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2

buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

2 buah belimbing wuluh = 43 gram

pemakaian sehari 3x = 129 gram

Faktor konversi dosis untuk manusia dengan berat badan 70 kg pada tikus dengan

berat badan 200 gram adalah 0,018 (Paget and Barnes, 1964).

129 x 0,018 = 2,322 g/200 g/hari (untuk 1 ekor tikus).

Dosis 1 

x 2,322 = 11,61 g/kgBB/hari

Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 282,67 gram:

x 2,322 = 3,28 g/5 ml.

Dosis 2  23,22 g/kgBB/hari

Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 282,67 gram:

3,28 x 2= 6,56 g/5 ml

Dosis 3  46,44 g/kgBB/hari

Dosis pemberian untuk 1 hewan coba dengan rerata BB 282,67 gram:

6,56 x 2 = 13,12 g/5 ml

Dosis simvastatin :

10 mg dikonversi x 0,018 = 0,18 mg/200 g

(10)
(11)

Lampiran 3 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol LDL

Sebelum Dan Sesudah Induksi

T-Test

Pair 1 kolesterol LDL sebelum induksi

Pair 1 kolesterol LDL sebelum induksi & kolesterol LDL setelah induksi

Std. Deviation 6.095

(12)

Lampiran 4 Hasil Uji T Berpasangan Rerata Kadar Kolesterol HDL

Sebelum Dan Sesudah Induksi

T-Test

Pair 1 kolesterol HDL sebelum induksi

Pair 1 kolesterol HDL sebelum induksi & kolesterol HDL setelah induksi

Std. Deviation 1.402

(13)

Lampiran 5 Data Kadar Kolesterol Total Sebelum Dan Sesudah

Dialokasikan Ke Dalam 5 Kelompok

(14)

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Dengan Metode Shapiro-Wilk

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

kolesterol LDL setelah induksi 0.941 30 0.097

(15)
(16)

Lampiran 8 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol LDL Setelah Dialokasikan Ke

Dalam 5 Kelompok

Descriptives

kolesterol LDL sesudah induksi

N Mean

Test of Homogeneity of Variances

kolesterol LDL sesudah induksi

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

3.064 4 25 0.035

ANOVA

kolesterol LDL sesudah induksi

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 421.67 4 105.417 1.019 0.417

Within Groups 2587.00 25 103.480

(17)

Lampiran 9 Hasil ANAVA % Penurunan Kadar Kolesterol LDL Sesudah

Perlakuan dan Hasil Uji Tukey HSD

Descriptives

% penurunan kolesterol LDL

N Mean

Test of Homogeneity of Variances

% penurunan kolesterol LDL

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.614 4 25 0.455

ANOVA

% penurunan kolesterol LDL

(18)

Multiple Comparisons

% penurunan kolesterol LDL Tukey HSD

(19)

kontrol pembanding

jus belimbing wuluh dosis I

11.50189* 2.20502 .000 5.0260 17.9778

jus belimbing wuluh dosis II

4.92786 2.20502 .200 -1.5480 11.4037

jus belimbing wuluh dosis III

-1.76229 2.20502 .928 -8.2381 4.7136

(20)

ANOVA

% penurunan kolesterol LDL

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups 1896.64 4 474.160 32.507 0.000

Within Groups 364.66 25 14.568

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

% penurunan kolesterol LDL

Tukey HSDa

kelompok perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

kontrol negatif 6 -2.1739

jus belimbing wuluh dosis I 6 6.200 9

jus belimbing wuluh dosis II 6 12.7749

kontrol pembanding 6 17.7028 17.70

28

jus belimbing wuluh dosis III 6 19.46 51

Sig. 1.000 1.000 0.910 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(21)
(22)

Lampiran 11 Hasil ANAVA Kadar Kolesterol HDL Setelah Dialokasikan Ke

Dalam 5 Kelompok

Descriptives

kolesterol HDL sesudah induksi

N Mean

Test of Homogeneity of Variances

kolesterol HDL sesudah induksi

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

0.890 4 25 0.484

ANOVA

kolesterol HDL sesudah induksi

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 23.200 4 5.800 0.753 0.566

Within Groups 192.667 25 7.707

(23)

Lampiran 12 Hasil ANAVA % Kenaikan Kadar Kolesterol HDL Sesudah

Perlakuan

Descriptives

% penurunan kolesterol HDL

N Mean

Test of Homogeneity of Variances

% penurunan kolesterol HDL

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

0.34 4 25 0.998

ANOVA

% penurunan kolesterol HDL

(24)

LAMPIRAN 13. DOKUMENTASI

Gambar 1. Tikus (Rattus norvegicus) Webster Jantan dalam kandang

(25)

Gambar 3. Mortir dan Stamfer

Gambar 4. Juicer

(26)

Gambar 6. Inkubator Tikus

Gambar 7. Sentrifuge

(27)

Gambar 9. Pengambilan Darah Tikus melalui Ekor

Gambar 10. Sample Darah Tikus

(28)
(29)

RIWAYAT HIDUP

Nama : F. Inez Felia Yusuf

Nomor Pokok Mahasiswa : 0910031

Tempat dan Tanggal Lahir : Kudus, 9 Februari 1991

Alamat : Jalan Suria Sumantri no. 48 Bandung

Riwayat Pendidikan :

TK Cahaya Nur, Kudus ( 1995 – 1997 )

SD Cahaya Nur, Kudus ( 1997 – 2003 )

SMP Negeri 1 Kudus ( 2003 – 2006 )

SMA Kolese Loyola, Semarang ( 2006 – 2009 )

(30)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan

masing-masing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup

sedentari cenderung mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti junk food atau

fast food tetapi sering tidak diimbangi dengan berolah raga. Pola hidup tersebut

secara tidak sadar dapat meningkatkan terjadinya insidensi berbagai penyakit

seperti dislipidemia, gangguan jantung dan sirkulasi darah, diabetes melitus,

stroke, osteoporosis, obesitas, dan kanker (Marsden, 2008).

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan

meningkatnya kadar Low Density Lipoprotein (LDL), trigliserida (TG), atau

keduanya, atau rendahnya kadar High Density Lipoprotein (HDL) yang dapat

menyebabkan timbulnya pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah

(Goldberg, 2008). HDL merupakan lipoprotein yang berfungsi membawa

kolesterol dari jaringan perifer kembali ke hati. HDL inilah yang mencegah

penumpukan kolesterol dalam tubuh. LDL merupakan lipoprotein yang memiliki

kadar kolesterol tertinggi dan berfungsi untuk membawa kolesterol dari hati ke

jaringan perifer. Semakin tinggi kadar LDL dalam darah, semakin buruk pula

dampaknya terhadap tubuh (Hery Soeryoko, 2011). Kadar kolesterol total darah

yang menetap lebih dari 300 mg/dL, berisiko meningkatkan penyakit jantung

koroner empat kali lebih banyak dibandingkan yang kurang dari 200 mg/dL

(Homound, 2008).

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa penyebab mortalitas

akibat penyakit jantung dan sirkulasi darah untuk semua kelompok usia penduduk

Indonesia pada tahun 2008 menempati urutan terbanyak yaitu 30% (WHO, 2008).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan tahun 2007

(31)

tinggi yaitu sebanyak 7,2% untuk kategori penyakit penyebab kematian non

infeksi (Departemen Kesehatan Repubik Indonesia, 2011).

Dislipidemia berdampak buruk bagi kesehatan sehingga pencegahan sejak dini

perlu dilakukan antara lain dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran serta

menerapkan gaya hidup sehat. Pengobatan dengan obat-obatan hipolipidemik

direkomendasikan apabila modifikasi gaya hidup sehat tidak berhasil, dan fokus

pengobatan terutama terletak pada upaya untuk menurunkan kadar kolesterol LDL

darah (Knopp, 1999).

Konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai

efek samping seperti gangguan tidur, mual, nyeri otot, dan rhabdomyolisis. Oleh

karena itu diperlukan pencegahan dan pengobatan yang relatif aman, terjangkau,

efektif, dan dapat membantu mengurangi pengggunaan obat-obatan tersebut,

seperti jus buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi L.). Belimbing wuluh

secara empiris yang diyakini manfaatnya tidak hanya untuk mengobati penyakit

ringan saja namun juga untuk penyakit berat seperti dislipidemia. Selain mudah

dibuat dan dikonsumsi, senyawa bioaktif yang terkandung dalam buah belimbing

wuluh seperti flavonoid, vitamin C, dan saponin efektif dalam membantu

pengobatan dislipidemia untuk mengontrol laju kolesterol dalam darah.

1.2 Identifikasi Masalah

- Apakah jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek

menurunkan kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan.

- Apakah jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek

(32)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini untuk mengetahui bahan alam khususnya buah-buahan

yang berefek terhadap dislipidemia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek jus belimbing wuluh dalam

menurunkan kadar kolesterol LDL darah dan meningkatkan kadar kolesterol HDL

darah tikus Wistar jantan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis penelitian ini yaitu untuk menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai farmakologi buah-buahan khususnya buah belimbing wuluh

dalam menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL

serta dapat digunakan sebagai bahan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat akademis penelitian ini yaitu untuk memberi informasi kepada

masyarakat tentang penggunaan buah belimbing wuluh sebagai salah satu

(33)

1.5 Kerangka Pemikiran

Kolesterol telah dikenal sebagai penyebab timbulnya dan progresivitas proses

pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah (arteriosclerosis). Keadaan

tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti hipertensi dan penyakit

jantung koroner.

Kolesterol bergabung dengan trigliserida dan fosfolipid agar dapat larut dalam

darah. Ketiga unsur lemak tersebut akan berikatan lagi dengan apoprotein yang

disebut dengan lipoprotein. Metabolisme lipoprotein terdiri dari tiga jalur.

Pertama, melalui jalur eksogen yang berasal dari makanan berlemak yang

mengandung trigliserid dan kolesterol serta di dalam usus halus yang terdapat

kolesterol dari hati yang diekskresikan bersama garam empedu. Kedua, melalui

jalur endogen di mana trigliserid dan kolesterol disintesis di hati dan disekresi ke

dalam sirkulasi darah sebagai lipoprotein VLDL. VLDL akan mengalami hidrolisis

oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi IDL lalu mengalami hidrolisis

menjadi LDL yang mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan tubuh yang

memerlukan. Ketiga, jalur reverse cholester transport yang berperan dalam

pengangkutan kelebihan kolesterol pada jaringan ke hati oleh lipoprotein HDL

(Mayes dan Botham, 2003).

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lemak ditandai dengan

peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam darah. Hal ini dapat

menimbulkan tingginya kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida,

serta rendahnya kolesterol HDL. Kelainan ini dapat disebabkan kelainan bawaan

maupun perubahan kebiasaan dan cara hidup seseorang seperti meningkatnya

stress, kurangnya aktivitas fisik dan perubahan pola makan (Hardjoeno, 2008).

Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus Wistar jantan yang diinduksi

makanan tinggi kolesterol dengan komposisi terdiri atas kolesterol, kuning telur

bebek, lemak kambing, minyak goreng, makanan standar untuk meningkatkan

(34)

Belimbing wuluh mengandung senyawa bioaktif yang diduga efektif untuk

menurunkan kolesterol antara lain flavonoid, vitamin C, dan saponin (Mario

Parikesit, 2011).

Flavonoid memiliki banyak manfaat terapi, antara lain efek anti oksidan,

Direct radical scavenging, inhibitor interaksi radikal bebas dan nitric oxide,

inhibitor xantine oxide, dan imobilisasi leukosit. Efek antioksidannya dapat

mencegah oksidasi LDL (Aviram dan Fuhrman, 2006). Flavonoid juga memiliki

mekanisme kerja seperti statin, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol total,

trigliserida, dan LDL, serta meningkatkan kadar HDL, dengan cara menghambat

enzim HMG KoA reduktase sehingga sintesis kolesterol dalam tubuh menurun

(Koshy et al, 2001; Havsteen, 2002).

Vitamin C memiliki efek anti oksidan yang menangkal dan menetralkan

radikal bebas dan ROS sehingga membantu mengurangi pembentukan LDL

teroksidasi dan membantu reaksi hidroksilasi pembentukan asam empedu

sehingga meningkatkan ekskresi kolesterol dan menyebabkan penurunan

kolesterol dalam serum darah (Higdon,2006).

Saponin mampu menurunkan kolesterol dalam serum darah dengan mengikat

dan mencegah absorpsi kolesterol, karena ikatan antara saponin dengan kolesterol

yang tidak larut. Penurunan absorpsi kolesterol menyebabkan penurunan

kolesterol serum dan meningkatkan metabolisme kolesterol di hati serta eksresi

melalui feses (Potter et al, 1993).

1.6 Hipotesis Penelitian

- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek menurunkan

kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan.

- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek meningkatkan

(35)

1.7 Metodologi Penelitian

Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan, dengan menggunakan

metode induksi secara eksogen. Data yang diukur kadar kolesterol LDL (mg/dL)

dan HDL darah (mg/dL) sesudah induksi dan sesudah perlakuan. Analisis data

persentase penurunan kadar kolesterol LDL dan kenaikan kolesterol HDL

diananlisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05. Apabila terdapat

perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Kemaknaan ditentukan

berdasarkan nilai p < 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Laboratorium Farmakologi Klinik Rumah Sakit Hasan Sadikin,

Bandung.

(36)

56

- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) berefek menurunkan

kadar kolesterol LDL tikus Wistar jantan.

- Jus buah belimbing wuluh (Averrhoa billimbi L.) belum berefek

meningkatkan kadar kolesterol HDL tikus Wistar jantan.

5.2 Saran

Penelitian efek jus buah belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol LDL dan

HDL tikus jantan galur Wistar perlu dikaji ulang:

- Penelitian dengan dosis jus buah belimbing wuluh yang lebih kecil untuk

menurunkan kadar kolesterol LDL.

- Dengan waktu yang lebih lama dalam bentuk sediaan lain seperti: sirup,

ekstrak, dan infusa terutama untuk melihat efek buah belimbing wuluh

terhadap kadar kolesterol HDL.

- Penelitian menggunakan subjek penelitian hewan coba yang memiliki

metabolisme mirip manusia. Bila hasilnya baik, dilanjutkan dengan

percobaan dengan manusia.

 Konsumsi rutin buah belimbing wuluh sebagai salah satu terapi komplementer untuk mengatasi dislipidemia setelah terbukti aman

melalui uji toksisitas buah belimbing wuluh terhadap beberapa organ

(37)

57

DAFTAR PUSTAKA

. 1993. Penapisan farmakologi, pengujian fitokimia dan pengujian klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medica. h.38.

Adam, John M.F. 2006. Dislipidemia dalam: Aru W. Sudoyo, editor : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan FK UI. Hal1926-31.

Ani Retno Prijanti. 2008. Metabolisme Lipid.

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/063949d15164a5681c35970cfe 599c93e242d563.pdf, 10 Juli 2012.

Aviram M., Fuhrman B. 2003. Effect of flavonoids on the oxidation of low density lipoprotein and atherosclerosis. In: Catherine A., Evans R., Packer L., editors: Flavonoid in Health and Disease. 2nd ed. New York: Marccel Dekker. p.165-72

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006. Acuan sediaan herbal, edisi 1, vol. 2. Jakarta. h.68-70.

Buhler D.R., Miranda C. 2000. Antioxidant activities of flavonoids. http://lpi.oregonstate.edu/f-w00/flavonoid.html, 20 Juli 2012.

Cai H., Harrison D.G. 2000. Endothelial dysfunction in cardiovascular disease. The Role of Oxidant Stress. 87(10): 480-4.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia dan Badan Penelitian dan Pemgembangan Kesehatan. 2001. Inventaris tanaman obat indonesia (I) jilid 2. Jakarta. h. 37.

Departemen Kesehatan Repubik Indonesia. 2011. Dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. http://www.pppl.depkes.go.id, 10 Januari 2012.

Evert A. 2011. Vitamin C.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002404.htm, 2 Agustus 2012.

Gardes P.E. 2008. Oxidative stress. http://www.biomedicale.univ-paris5.fr/umr8601/Research-themes-oxidative-stress.html, 10 Juli 2012.

(38)

Goldberg A.C. 2008. Dyslipidemia.

http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_diso rders/lipid_disorders/dyslipidemia.html, 10 Desember 2011.

Hardjoeno. 2008. Awas kolesterol. Yogyakarta: Maximus. h 9-20.

Havsteen B.H. 2002. The biochemistry and medical significance of the flavonoids. Pharmacology and Theurapeutics. 96: 67-202.

Helmenstine A.M. 2012. Chemical structure of ascorbic acid.

http://chemistry.about.com/od/acidsbases/ig/Acids---Structures/Ascorbic-Acid---Vitamin-C.-Qsj.htm, 2 Agustus 2012.

Hery Soeryoko. 2011. Tanaman obat untuk pelangsing dan penurun kolesterol. Yogyakarta: CV Andi Offset. h.3-13, 49.

Higdon J. 2006. Vitamin C.

http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/vitamins/vitaminC/, 2 Agustus 2012.

Homound M.K. 2008. Coronary artery disease.

http://ocw.tufts.edu/data/50/636849.pdf. 20 Juli 2012.

Jellinger P.S. 2000. The American Association of Clinical Endocrinologists

Medical Guidelines for Clinical Practice for the Diagnosis and Treatment of Dyslipidemia and Prevention of Atherogenesis 2002 Amended Version. 6(2): 177.

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan dan perancangannya. Rancangan percobaan aplikatif. Aplikasi kondisional bidang pertamanan, peternakan, perikanan, industri, dan hayati. Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. h.12.

Knopp R.H. 1999. Drug treatment of lipid disorders. New England Journal Medicine. 341(7): 498-511.

Koshy et al. 2001. Flavonoids from Garcinia cambogia lower lipid levels in hypercholesterolemics rats. Food chemistry, 72(2001): 289.

Kumar V., Abbas A.K, Fausto N., Aster J.C. 2010. Robbins and cotran pathologic basis of disease. 8th ed. Philadelphia: Elseveier,Inc. p. 499-501.

Lam J.Y.T. 2008. Atherosclerosis.

(39)

LIPI. 2009. Kolesterol.

http://www.bit.lipi..go.id/pangan-kesehatan/documents/artikel_kolesterol/kolesterol.pdf, 20 Juli 2012.

Maloy M.J., Kane J.P. 2007. Agents used in hyperlipidemia. In: Katzung B, editor. Basic and clinical pharmacology. 10th ed. New York: McGraw-Hill,Inc

.

Mario Parikesit. 2011. Khasiat dan manfaat belimbing wuluh. Surabaya: Stomata. h.3-6, 95.

Marsden K. 2008. The complete book of food combining. Bandung: Qanita. p.25-30.

Mayes, P.A., Botham, K.M. 2003. Cholesterol synthesis, transport, & excretion. In : Murray R.K., Granner D.K., Mayes P.A., Rodwell V.W, editors : Harper’s Illustration Biochemistry. 26th ed. New York: McGraw-Hill Companies,Inc. p.219-27.

Mirza Maulana. 2007. Penyakit jantung, pengertian, penanganan, dan pengobatan. Yogyakarta : Kata Hati. h. 13.

Nelson D.L., Cox M.M. 2004. Lehninger principles of biochemistry. 4th edition. New York: W.H Freeman Publisher. p.631-4.

Paget G.E., Barnes J.M. 1964. Toxicity test in evolution of drug activities pharmacometrics. 1st volume. London: Academic Press. p.161-2.

Rader D.J., Hobbs H.H. 2008. Disorders of lipoprotein metabolism. In : Kasper D.L., Braunwald E., Fauci A.S., Hauser S.L., Longo D.L., Jameson J.L., editors: Harrison Principle of Internal Medicine. 17th ed. New York: McGraw-Hill Companies,Inc. p. 2418-28.

San A. 2010. Lipid(lemak)!!. http://www.ad4msan.com.2009/05/lipid-lemak.html, 10 Juli 2012.

Sugeesh. 2006. Averrhoa bilimbi.

(40)

ronary_artery_disease/overview_of_cornary_artery_disease.html, 20 Juli 2012.

WHO. 2008. Indonesia. http://www.who.int/nmh/countries/idn_en.pdf, 10 Desember 2011.

Yekti Mumpuni, Ari Wulandari. 2011. Cara jitu mengatasi kolesterol. Yogyakarta: CV Andi Offset. h. 13-36.

Zamora A. 2012. Lipoproteins good cholesterol (HDL), bad cholesterol

(LDL).http://www.scientificpsychic.com/health/lipoproteins-LDL-HDL.html, 15 Juli 2012.

Zelman K. 2008. The benefits of vitamin c.

Gambar

Gambar 1. Tikus (Rattus norvegicus) Webster Jantan dalam kandang
Gambar 5. Jus Buah Belimbing Wuluh
Gambar 8. Autoanalyzer Cobas 6000
Gambar 9. Pengambilan Darah Tikus melalui Ekor

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungannya apabila zakat dipungut oleh negara adalah para wajib zakat lebih disiplin dalam menunaikan kewajib- annya dan fakir miskin lebih ter- jamin haknya,

2.3 Sustainment Corrosion Program Elements—Corrosion Plan Although formal corrosion prevention and control plans have been required for acquisition pro- grams for many years,

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah simple random sampling yaitu memilih anggota sampel dari populasi terjangkau yang dilakukan secara acak tanpa

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian ini yaitu pengaruh struktur good corporate governance terhadap kinerja BPR di Jawa Barat tahun 2017, dapar ditarik

Koefisien harga satuan yang digunakan untuk menganalisa biaya sistem halfslab ini menggunakan koefisien yang ada pada [5]. Biaya yang digunakan sebagai acuan untuk perhitungan

Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah pertama yaitujual beli yang mencantumkan gambar hoax dari perspektif ulama

Kami semua menaiki perahu milik Fentus menuju perairan laut yang letaknya cukup jauh dari kampung kami.. Fentus yang menjadi penunjuk arah sebab ia sudah hafal tempat ikan

Siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi.. yang telah dipelajari pada