iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Latar belakang Luka yang sering ditemukan didalam rongga mulut adalah luka ulserasi. Ulserasi adalah lesi berbentuk seperti kawah pada kulit atau mukosa mulut, ulser biasanya terasa sakit seringkali memerlukan terapi obat topikal atau sistemik untuk penatalaksaan yang efektif. Sirih merah merupakan salah satu tanaman obat potensial yang mengandung senyawa aktif antara lain flavonoid, alkaloid, dan saponin yang dapat membantu proses penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek dari eksrak sirih merahproses penyembuhan luka ulserasi mukosa oral pada tikus jantan Wistar. Metode penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Hewan coba yang digunakan adalah tikus jantan galur Wistar, berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 200 gram sebanyak 12 tikus, dan dibagi dalam 4 kelompok. Tikus dibuatkan ulserasi menggunakan hidrogen peroksida 10%. Kelompok pertama diaplikasikan suspensi CMC 0,5%, kelompok kedua diaplikasikan ekstrak sirih merah 10%, kelompok ketiga diaplikasikan ekstrak sirih merah 20% dan kelompok keempat diaplikasikan ekstrak sirih merah 40%. Pada hari ke 3, 5, dan 7 dikorbankan untuk diamati jumlah skor radang dari luka ulserasi. Berdasarkan dari Hasil penelitian terdapat penurunan skor radang dalam proses penyembuhan luka ulserasi pada ekstrak sirih merah 20% dan 40% pada hari kelima dan ketujuh, ekstrak sirih merah 40% lebih efektif dalam proses penyembuhan luka ulserasi pada mukosa
oral. Simpulannya bahwa efek dari ekstrak sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav) mempercepat proses penyembuhan luka ulserasi mukosa oral pada tikus jantan Wistar.
v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
Background Injury often found inside the oral cavity is ulceration wound. Ulceration is a crater-like lesion on the skin or oral mucosa, ulcer is usually painful and most of the time needs topical or systemic medication as an effective treatment. Sirih Merah is one potential herb that possesses active compounds such as flavonoid, alcaloid, and saponin that can contribute wound healing process. The objective of this study was to determine the effect of Sirih Merah effect in oral mucosa ulceration wound healing enchancement on male Wistar rats. The study was a laboratory experiment. Experimental animal for this research were twelve male Wistar rats, aged two to three months with average weight of 200 grams divided into four groups. Rats was ulcerated with 10% hydrogen peroxide. The first group was administered 0.5% CMC suspension, second group was administered 10% Sirih Merah extract, third group was administered 20% Sirih Merah extract, and fourth group was administered 40% Sirih Merah extract. On the third, fifth, and seventh day was sacrificed for ulceration wound and inflammation score observation. Result there is a decrease score of inflammation in wound healing ulceration of the sirih merah extract 20% and 40% in the fifth and seventh days, sirih merah extract 40% more effective in wound healing ulceration of the oral mucosa. The conclusion was Sirih Merah extract (Piper crocatum Ruiz & Pav) enhancement oral mucosa ulceration wound healing in male Wistar rats
x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
SURAT PERNYATAAN MAHASISWA ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.3.1 Maksud Penelitian ... 3
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Landasan Teori ... 4
1.6 Metodologi Penelitian... 7
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
1.7.1 Lokasi Penelitian ... 7
xi Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mukosa Oral ... 8
2.1.1 Pengertian Mukosa Oral ... 8
2.12 Fungsi Mukosa Oral ... 8
2.1.3 Klasifikasi Mukosa Oral ... 9
2.1.4 Gambaran Klinis Mukosa Oral ... 10
2.2 Lamina Propria Mukosa Oral ... 11
2.2.1 Sel-Sel di Lamina Propria ... 11
2.2.1.1 Sel Inflamasi... 11
2.2.1.2 Fibroblast... 12
2.2.1.3 Makrofag ... 12
2.3 Luka... 13
2.3.1 Definisi Luka ... 13
2.3.2 Klasifikasi Penyembuhan Luka... 13
2.3.2.1 Penyembuhan Primer ... 13
2.3.2.2 Penyembuhan Sekunder ... 14
2.4 Fase-Fase Penyembuhan Luka ... 14
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 17
2.5.1 Faktor Lokal yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 17
2.5.2 Faktor Sistemik yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 18
2.6 Komplikasi Luka ... 29
2.7 Ulserasi Mukosa Oral ... 20
xii Universitas Kristen Maranatha
2.7.2 Gambaran Mikroskopis Ulserasi Mukosa Oral ... 21
2.7.3 Terapi Ulserasi Mukosa Oral ... 21
2.8 Tanaman Daun Sirih Merah ... 22
2.8.1 Klasifikasi Tanaman Daun Sirih Merah ... 23
2.8.2 Morfologi Tanaman Daun Sirih Merah... 24
2.8.3 Kandungan Daun Sirih Merah ... 24
2.8.4 Manfaat Daun Sirih Merah Secara Umum ... 25
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 27
3.1.1 Alat Penelitian ... 27
3.1.2 Bahan Penelitian... 28
3.1.3 Hewan Coba ... 28
3.2 Metode Penelitian... 29
3.2.1 Penelitian Deskriptif... 29
3.2.2 Definisi Operasional variabel ... 29
3.2.3 Persiapan Alat ... 30
3.2.4 Pengumpulan Bahan... 31
3.2.5 Persiapan Bahan Uji ... 31
3.2.6 Persiapan Hewan Coba ... 32
3.2.7 Prosedur Kerja ... 32
xiii Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 34
4.2 Pembahasan ... 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 48
5.2 Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN ... 50
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Gambar 2.1 Lokasi Anatomi Mukosa Oral ... 11
Gambar 2.2 Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) ... 23
Gambar 4.1 Gambaran Histopatologi kelompok control pada hari ketiga... 34
Gambar 4.2 Gambaran Histopatologi kelompok control pada hari kelima .... 35
Gambar 4.3 Gambaran Histopatologi kelompok control pada hari ketujuh ... 36
Gambar 4.4 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 10%
pada hari ketiga ... 36
Gambar 4.5 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 10%
pada hari kelima... 37
Gambar 4.6 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 10%
pada hari ketujuh ... 38
Gambar 4.7 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 20%
pada hari ketiga ... 38
Gambar 4.8 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 20%
pada hari kelima ... 39
Gambar 4.9 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 20%
pada hari ketujuh ... 39
Gambar 4.10 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 40%
pada hari ketiga ... 40
xv Universitas Kristen Maranatha pada hari kelima... 40
Gambar 4.12 Gambaran Histopatologi kelompok EDSM 40%
xvi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
No. Halaman
xvii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Lampiran 1 Surat Permohonan Melaksanakan Penelitian ... 52
Lampiran 2 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 53
Lampiran 3 Foto Alat dan Bahan ... 54
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ulserasi adalah lesi berbentuk seperti kawah pada kulit atau mukosa mulut.
Ulkus adalah istilah yang digunakan untuk menyebut luka pada jaringan
kutaneus atau mukosa yang terbuka, yang menunjukan disintegrasi jaringan
secara perlahan-lahan disertai nekrosis. Ulser dapat berasal dari trauma,
stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),
dan varisela zoster (chicken pox).1
Stomatitis apthosa merupakan penyakit pada mukosa mulut yang paling
sering diderita manusia dengan ciri khas ulkus single atau multiple, kambuhan
(berulang), kecil, bulat atau oval dengan batas jelas kemerahan dan dasar
abu-abu atau kuning.2
Ulser biasanya sakit dan sering kali memerlukan terapi obat topikal atau
sistemik untuk penatalaksaan yang efektif. Pada umumnya prevalensi
stomatitis apthosa sekitar 40-60% dari populasi dunia. Beberapa negara telah
melaporkan angka kejadian stomatitis apthosa seperti Amerika Serikat (60%),
Swedia (2%), Spanyol (1,9%), dan Malaysia (0,5%), sedangkan di Indonesia
belum ada data yang pasti mengenai angka kejadian stomatitis apthosa.1,2
Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai pemanfaatan tanaman
obat untuk penyembuhan luka. Beberapa tanaman tersebut, diantaranya
2
Universitas Kristen Maranatha Indonesia yang juga telah diteliti manfaatnya untuk penyembuhan luka
adalah tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav).3
Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman
berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah
kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada
pengalaman dan ketrampilan yang diwariskan turun temurun. Indonesia
memiliki jenis tanaman obat yang banyak ragamnya. Jenis tanaman yang
termasuk dalam kelompok tanaman obat mencapai lebih dari 1000 jenis,
salah satunya yaitu sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.).4
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Abdul mun’im dkk
dengan judul penelitian pengaruh pemberian infusa daun sirih merah (Piper
cf.fragile, benth) secara topikal terhadap penyembuhan luka pada tikus putih
diabet telah terbukti bahwa efek dari daun sirih merah dapat digunakan untuk
penyembuhan luka.3 Maka dari itu peneliti ingin melihat efek dari pengaruh
ekstrak sirih merah yang mungkin dapat mempercepat penyembuhan luka
ulserasi mukosa oral.
Sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) merupakan salah satu tanaman
obat potensial yang sejak lama telah diketahui memiliki berbagai khasiat obat
untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.6
Khasiat sirih merah itu disebabkan oleh adanya sejumlah senyawa aktif
yang dikandungnya, antara lain flavonoid, alkaloid, polivenolad, tanin, dan
3
Universitas Kristen Maranatha Selain menggunakan pengobatan secara sistemik dan topikal,
masyarakat dapat pula menggunakan tanaman alam secara herbal untuk
penyembuhan luka salah satunya sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav). Hal tersebut membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai
pengaruh ekstrak sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dalam
mempercepat proses penyembuhan luka ulserasi mukosa oral pada tikus
jantan Wistar.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) mempercepat
proses penyembuhan luka ulserasi mukosa oral pada tikus jantan Wistar.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav) 10%, 20% dan 40% dalam mempercepat proses
4
Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui skor radang pada proses penyembuhan ulserasi
mukosa oral tikus jantan Wistar dengan pemberian ekstrak sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav) 10%, 20% dan 40%
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademik
Menambah ilmu pengetahuan di bidang kedokteran gigi dan farmasi
mengenai ekstrak sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dalam
mempercepat penyembuhan luka ulserasi pada mukosa oral.
1.4.2 Manfaat Praktis
Menginformasikan manfaat bahan ilmiah sirih merah (Piper crocatum
Ruiz & Pav) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama
dalam penyembuhan luka ulserasi mukosa mulut di bidang kesehatan gigi
dan mulut.
1.5Landasan Teori
Didalam rongga mulut, ulser paling sering ditemukan dan ulser biasanya
ditemukan di permukaan non-keratinisasi seperti mukosa pipi, ujung lidah,
bibir, gingiva dan jaringan lunak mukosa mulut.7 Salah satu jenis ulser pada
5
Universitas Kristen Maranatha untuk penyakit ini tergolong ringan dengan sebagian besar kejadian terjadi
pada mukosa bukal dan labial. Stomatitis bersifat self-limiting atau dapat
sembuh dengan sendirinya, lesi ulser mulai sembuh dalam waktu 7-14 hari.
Walaupun stomatitis bersifat self-limiting, namun kehadiran stomatitis ini
sangat menganggu baik dalam proses penguyahan, bicara bahkan pada saat
membersikan rongga mulut, sehingga pasien mencari pengobatan bertujuan
mengurangi inflamasi, menekan rasa sakit pada daerah lesi dan mempercepat
penyembuhan.8
Metode penyembuhan luka telah mengalami perkembangan beberapa tahun
terakhir. Metode yang dikembangkan berupa suatu produk atau stimulant
terhadap proses biologis tubuh dalam menkompensasi luka melalui proses
fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 3 fase utama, yaitu respon
inflamasi akut terhadap cedera yang mencakup hemostasis dan inflamasi, fase
proliferative, fase maturasi yang mencakup re-epitelisasi serta remodeling.
Semua jenis luka perlu melewati fase-fase penyembuhan luka tersebut untuk
dapat mengembalikan integritas jaringan sehingga pentingnya penanganan
luka yang optimal mendorong berkembangnya ilmu tentang luka,
penyembuhan dan penanganan luka.9,10
Fibroblast merupakan salah satu komponen penyembuhan luka berupa sel
yang terdistribusi secara luas di jaringan ikat, memproduksi substansi
prekursor kolagen, serat elastis, dan serat retikuler. Dalam tahapan
penyembuhan luka, fibroblast berperan penting dalam proses fibroplasia.
6
Universitas Kristen Maranatha ikat yang memiliki empat komponen: pembentukan pembuluh darah baru,
migrasi dan proliferasi fibroblast, deposisi ECM (extracelluler matrix), dan
maturasi serta organisasi jaringan fibrous (remodelling). Dalam empat
komponen tersebut, fibroblast berperan dalam proses fibrosis yang melibatkan
dua dari komponen di atas, yaitu migrasi dan proliferasi fibroblast serta
deposisi ECM oleh fibroblast.10
Proses penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh peranan migrasi dan
proliferasi fibroblas pada area perlukaan. Proses penyembuhan luka dapat
dipengaruhi oleh beberapa senyawa yang terdapat pada ekstrak obat-obatan
alami antara lain saponin, flavonoid, minyak atsiri, protein, dan vitamin C.
Menurut Maheswari (2002) didefinisikan obat alami sebagai obat-obatan yang
berasal dari alam, dapat berupa obat yang biasa digunakan secara tradisional
namun pembuatannya secara modern. Obat alami adalah sediaan obat baik
berupa obat tradisional, obat herbal terstandar (OHT) dan ekstrak.11
Tanaman sirih merah ada bermacam-macam pada penelitian digunakan
tanaman sirih merah berbatang merah berdaun hijau, termasuk familia
Piperaceae. Tanaman memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan dan
antibakteri merupakan potensi yang mungkin dapat digunakan untuk
penyembuhan luka.3,12
Daun sirih merah mempunyai daya antiseptik dua kali lebih tinggi dari
daun sirih hijau. Kandungan kimia dalam ekstrak sirih merah antara lain
adalah minyak atsiri, karvakrol ,flavonoid dan polivenolad. Karvakrol bersifat
7
Universitas Kristen Maranatha flavonoid dan polivenolad bersifat antioksidan, antiseptik, dan anti
inflamasi.4,12 Penelitian lain juga yang menunjukan bahwa efektifitas dari sirih
merah yang dapat menyembuhkan luka oleh Muhammad Dicky Hidayahtullah
dengan judul pengaruh pemberian infusa sirih merah secara topikal terhadap
waktu penyembuhan luka insisi pada tikus putih jantan Wistar.9
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, data yang diambil dari
gambaran histopatologi dibawah mikroskop cahaya dan diamati skor
peradangan dalam penyembuhan luka ulserasi mukosa oral pada tikus jantan
Wistar. Data yang didapat disajikan dalam bentuk gambar dan tabel,
selanjutnya penelitian ini dianalisis secara deskriptif.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.7.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran Rumah Sakit Hasan Sadikin,
Bandung dan Laboratorium Farmakologi dan Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.
1.7.2 Waktu Penelitian
48 Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
mempercepat waktu penyembuhan luka ulserasi pada mukosa oral tikus jantan
Wistar.
5.2 Saran
Penelitian ini adalah penelitian pendahuluan, maka dari itu penelitian
selanjutnya masih perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek ekstrak daun sirih
merah dalam penyembuhan luka pada rongga mulut manusia yang biasanya
terjadi di dalam bidang kedokteran gigi, misalnya, luka ekstraksi.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang efek ekstrak daun sirih merah dengan
sediaan semisolid pada mukosa rongga mulut.
3. Perlu dilakukan penelitian yang sama dengan pemberian kontrol
pembanding.
4. Perlu dilakukan Penelitian yang sama dengan interval waktu yang lebih
49 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
1. Langlais RP, Miller CS, Nield-Gehrig JS, Atlas Berwarna Lesi Mulut yang
Sering Ditemukan.4rd ed. Indonesia:EGC;2013.p.18.
2. Tangkilisan V,Suling.PL, Mintjelungan C. Gambaran Stress Pada Mahasiswa
Pendidikan Profesi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang Memiliki Pengalaman Stomatitis Aftosa Rekuren.2013; p.1-2.
3. Abdul M, Azizahwati,Ayu F. Pengaruh Pemberian Infusa Daun Sirih Merah
(Piper Cf.Fragile,Benth) Secara Topical Terhadap Penyembuhan Luka Pada Tikus Putih diabet.2010.
4. Jean.O.L,Jane.L.W,Jimmy.P. Efek Daun Sirih (Piper Betle L.) Terhadap
Penyembuhan Luka Insisi Kulit Kelinci (Oryctolagus Cuniculus).2013;
p.802-805.
5. Siti Ngaisah. Identifikasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun
Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) Asal Magelang. Fakultas
Matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas sebelas maret.2010.
6. Balai pengkajian tehnologi pertanian Yogyakarta. Sirih Merah.2008; p.1.
7. Calvacante GM,dkk.Experimental Model of traumatic ulcer in the cheek
mucosa of rats. Acta Cir Bras.2011; 26(3):227-234.
8. Lili Nur Indah Sari. Efektifitas Ekstrak Etanol Terstandar Kelopak Bunga
Rosella 7,5% Dan 15% Terhadap Ulser Mukosa Mulut Tikus. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.2012.
9. Muhammad D.H,Nugraha S,Dadi S.A. Pengaruh Pemberian Infusa Sirih
Merah Secara Topical Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.Prosiding pendidikan dokter.2015;p.836-873.
10. Masir O,Manjas M, Putra AE,Agus S. Pengaruh Cairan Culture Fitrate
50
Universitas Kristen Maranatha 11. Indraswary R. Efek Konsentrasi Ekstrak Buah Adas (Foeniculum Vulgare
Mill.) Topikal Pada Epitelisasi Penyembuhan Luka Gingiva Labial Tikus Sprague Dawley In Vivo. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung. 2011; 49
(124).
12. Reveny J. Daya Antimikroba Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper
Betle Linn).jurnal ilmu dasar.2011; 12(1);p.6-12.
13. Damarini S,Eliana,Mariati. Efektifitas Sirih Merah Dalam Perawatan Luka
Perineum di Bidan Praktik Mandiri. Jurnal kesehatan masyarakat
nasional.2013; 8(1);p.39-44.
14. Kardos T, Kieser J. Clinical oral biology.2nd ed. New Zealand: Unigraphics; 2000.p.88-89.
15. Berkovitz B.K.B, Moxham B.J, Linden.R.W.A, Sloan A.J. Master Dentistry
Oral Biology. 3rd ed.Philadelphia: Elsevier; 2011.p.235-237.
16. Laskaris G. Atlas saku penyakit mulut. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2012.
17. Regezi J.A, Sciubba J.J, Jordon R.C.K. Oral Pathology Clinical Pathologic
correlations.5th ed. India: Elsevier; 2009.
18. Nanci A. Ten cate’s Oral Histology Developlmental, Structure, and Function. 7rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2008.
19. Young B, Heath JW. Wheater’s Functional Histology A Text and Colour
Atlas. 4th ed.UK: churchil livingstone; 2002.p.237.
20. Junquiera J.C, Carneiro J. Basic histology text and atlas. 11th ed. New York: Mc Graw Hill; 2005.
21. Bartlett, Jones. Wounds. Jones and barlett Publishers. 2009.
22. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2005.p.67-66.
23. Siregar BM, Bachsinar B. Atlas berwarna dan dasar dasar teknik Bedah
51
Universitas Kristen Maranatha 24. Wray D, Stenhous D. Textbook of General and Oral Surgery. Churchill
Livingstone; 2003.p.7-10.
25. Kenalog in Oral Base Dental. Diunduh 2 Februari 2016. Tersedia dari :
http://www.webmd.com/drugs/2/drug-75741/kenalog-in%20oralbase-dental/details#uses.
26. Kurniawan S. Obat Ajaib Sirih Merah dan Daun Kelor. Jogjakarta: Buku Biru; 2013.
27. Hidayat T. Sirih Merah Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press; 2013.
28. Sugiaman VK. Peningkatan Luka di Mukosa Oral Melalui pemberian Aloe
Vera (Linn.) Secara Topikal. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2011: 11(1):
70-79.
29. Hupp JR, III Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial
Surgery.4th ed. UK: Elsevier; 2008. p. 47-49.
30. Sabiston. Buku ajar Bedah. Vol 1. 2nd ed: EGC; 1995. P. 148-149.
31. Cawson RA, Odell EW. Oral Pathology And Oral Medicine. 8th ed.UK: Elsevier;2008. P.223.
32. Aristiawati M. Pengaruh Pemutih Gigi Hidrogen Peroksida Terhadap
Mukosa Rongga Mulut (Penelitian Pada Tikus Wistar Strain LMR). Fakultas