• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Aktivitas Antimikroba Isopropanol, Chloroxylenol, dan Triclosan Terhadap Escherichia coli In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Aktivitas Antimikroba Isopropanol, Chloroxylenol, dan Triclosan Terhadap Escherichia coli In Vitro."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA ISOPROPANOL, CHLOROXYLENOL, DAN TRICLOSAN

TERHADAP Escherichia coli IN VITRO

Natasha Setiawan, 2014, Pembimbing I : Fanny Rahardja, dr., M.Si. Pembimbing II : Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes.

Berbagai penyakit ditularkan melalui tangan, salah satunya adalah diare. Salah satu penyebab diare tersering adalah infeksi Escherichia coli. Penyebaran

Escherichia coli dapat dicegah dengan mencuci tangan menggunakan antiseptik. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan aktivitas antimikroba isopropanol,

chloroxylenol, dan triclosan terhadap Escherichia coli.

Desain penelitian berupa eksperimental laboratorik sungguhan. Aktivitas antimikroba diuji dengan metode disc diffusion. Cakram kosong steril dicelupkan masing-masing ke dalam isopropanol 62%, chloroxylenol 4,8%, dan triclosan

0,05%, kemudian diletakkan pada Müeller Hinton Agar yang sebelumnya telah diinokulasikan 100µl Escherichia coli. Müeller Hinton Agar kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Data yang diukur adalah diameter (mm) zona inhibisi yang terbentuk. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, yang dilanjutkan dengan uji multiple comparison Fisher’s LSD dengan α=0,05, kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.

Hasil uji multiple comparison Fisher’s LSD, rerata diameter (mm) zona inhibisi isopropanol (14,94±1,39) dan triclosan (14,69±1,43) berbeda sangat bermakna (p<0,01) dari chloroxylenol (32,39±2,18), sementara rerata diameter zona inhibisi isopropanol dan triclosan tidak bermakna (p>0,05).

Simpulan penelitian isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan memiliki aktivitas antimikroba. Potensi antimikroba isopropanol dan triclosan sama namun lebih rendah dari chloroxylenol.

Kata kunci : diare, Escherichia coli, antiseptik, isopropanol, chloroxylenol,

(2)

v

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

ANTIMICROBIAL ACTIVITY COMPARISON OF ISOPROPANOL, CHLOROXYLENOL, AND TRICLOSAN

AGAINST Escherichia coli IN VITRO

Natasha Setiawan, 2014, Advisor I : Fanny Rahardja, dr., M.Si.

Advisor II : Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes.

Many diseases can be spread by hands, such as diarrhea. Escherichia coli is the most common cause of diarrhea. Transmission of Escherichia coli can be prevented by washing hand using antiseptics. The purpose of this study is to compare antimicrobial activity of isopropanol, chloroxylenol, and triclosan. Real laboratory experimental design was conducted. Antimicrobial activity was tested using disc diffusion method. Paper discs were dipped each into isopropanol 62%, chloroxylenol 4.8%, and triclosan 0.05%, then placed into Müeller Hinton Agar inoculated by 100µl Escherichia coli. Müeller Hinton Agar was then incubated at 370C for 24 hours. Antimicorbial activity was assessed by measuring diameter (mm) of inhibition zone. Antimicrobial activity was analyzed using one-way ANOVA, followed by multiple comparison Fisher’s LSD with α=0.05, level of significance at p<0.05.

There were highly significant differences (p<0.01) between average diameter (mm) of inhibition zone of isopropanol and triclosan (14,94±1.39 and 14,69±1.43, consecutively) compared to chloroxylenol (32,39±2.18). But there were no differences (p>0.05) between average diameter (mm) of inhibition zone of isopropanol compared to triclosan.

It is concluded that isopropanol, chloroxylenol, and triclosan have antimicrobial activity to Escherichia coli. Isopropanol and triclosan have the same potency but weaker than chloroxylenol.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit ... 6

2.2 Flora Normal Tangan ... 7

2.3 Diare Akut ... 8

2.3.1 Definisi ... 8

2.3.2 Epidemiologi ... 8

2.3.3 Etiologi ... 8

(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

2.3.5 Patogenesis ... 11

2.3.6 Gejala Klinik dan Komplikasi ... 11

2.3.7 Tata Laksana dan Pencegahan ... 13

2.4 Escherichia coli ... 14

2.4.1 Taksonomi Escherichia coli ... 14

2.4.2 Morfologi Escherichia coli ... 14

2.4.3 Identifikasi Escherichia coli ... 16

2.4.4 Faktor Virulensi ... 16

2. 4.5 Macam-macam Jenis Escherichia coli yang Berhubungan dengan Diare ... 17

2.4.5.1 Enterotoxigenic E. coli (ETEC) ... 17

2.4.5.2 Enteropathogenic E. coli (EPEC) ... 18

2.4.5.3 Enteroinvasive E. coli (EIEC) ... 18

2.4.5.4 Enterohemorrhagic E. coli (EHEC) ... 18

2.5 Hand Disinfection ... 18

2.5.1 Produk Pembersih Tangan ... 21

2.5.1.1 Sabun ... 21

2.5.1.2 Alkohol ... 21

2.5.1.3 Bahan-bahan Bukan Alkohol ... 22

2.5.1.3.1 Chloroxylenol ... 22

2.5.1.3.2 Triclosan ... 23

2.5.2 Evaluasi Potensi Antimikroba ... 23

2.5.2.1 Tube-Dilution Technique ... 24

2.5.2.2 Agar-Plate Technique ... 25

2.5.2.3 Phenol-Coefficient Technique ... 25

2.6 Cara Mencuci Tangan ... 25

2.6.1 Hand Wash ... 25

(5)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan, Alat, dan Mikroba Uji ... 28

3.1.1 Bahan Penelitian ... 28

3.1.2 Alat Penelitian ... 28

3.1.3 Mikroba Uji ... 29

3.2 Metodologi Penelitian ... 29

3.2.1 Desain Penelitian ... 29

3.2.2 Variabel Penelitian ... 29

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 29

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 30

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 30

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

3.4 Prosedur Kerja ... 31

3.4.1 Persiapan Alat dan Bahan Uji ... 31

3.4.2 Persiapan Mikroba Uji ... 32

3.4.3 Cara Kerja ... 33

3.5 Metode Analisis ... 33

3.6 Hipotesis Statistik ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.2 Pembahasan ... 37

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 41

(6)

xi

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gejala khas diare akut oleh berbagai penyebab ... 12

Tabel 2.2 Klasifikasi antiseptik berdasarkan bahan kimianya ... 20

Tabel 4.1 Diameter zona inhibisi isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan terhadap Escherichia coli ... 34

Tabel 4.2 Hasil uji homogenitas ... 35

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk ... 35

Tabel 4.4 Hasil ANAVA rerata diameter zona inhibisi ... 36

(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kulit ... 6

Gambar 2.2 Diagram F ... 11

Gambar 2.3 Pencegahan berdasarkan diagram F ... 13

Gambar 2.4 Escherichia coli dengan pewarnaan Gram ... 15

Gambar 2.5 Koloni Escherichia coli pada MacConkey’s agar ... 15

Gambar 2.6 Susunan antigen Escherichia coli ... 17

Gambar 2.7 Struktur kimia alkohol ... 22

Gambar 2.8 Struktur kimia triclosan ... 23

Gambar 2.9 Langkah-langkah hand wash... 26

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu cara untuk mencegah penyebaran infeksi melalui jalan fecal-oral, seperti diare. Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi cair atau lebih lembek dari biasanya dan berlangsung lebih dari sama dengan 3 kali per hari, disebut akut bila kejadian diare kurang dari 14 hari dan kronis apabila lebih dari 14 hari (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011).

Diare merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak terutama di negara berkembang karena kebersihan yang buruk (Ahlquist, 2005), antara lain karena kurangnya pengetahuan mengenai cuci tangan yang benar. Di negara berkembang, anak-anak kurang dari 5 tahun menderita diare sebanyak 3 kali per tahun (Guandalini, 2013). World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 2 juta manusia meninggal akibat diare setiap tahunnya (Burton, 2011). 90% penyebab diare akut adalah infeksi oleh mikroba, seperti Vibrio cholerae, Escherichia coli, rotavirus, dan adenovirus.

(11)

2

Diare dapat dicegah dengan antara lain dengan menjaga kebersihan tangan yang dapat mengurangi risiko diare hingga 47% (Curtis, 2003). Mencuci tangan dapat dilakukan dengan memakai air bersih dan sabun. Sabun dapat menghentikan aktivitas mikroorganisme dan secara mekanik menghilangkannya dari tangan dengan bantuan air (Langley, 2002).

Selain sabun, dapat juga digunakan antiseptik berbasis alkohol dan bukan alkohol. Antiseptik ini dapat mengurangi jumlah mikroorganisme pada tangan dengan lebih baik daripada sabun biasa. Keuntungan lain penggunaan antiseptik adalah dapat membunuh bakteri lebih cepat dan memiliki spektrum antimikroba yang lebih luas (Langley, 2002; Katz, 2004; Centers for Disease Control and Prevention,2013).

Alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah isopropanol, n-propanol, dan etanol. Berdasarkan penelitian secara in vivo, mencuci tangan dengan menggunakan isopropanol 60-70% dapat mengurangi jumlah bakteri aerobik gram negatif dari tangan. Penularan bekteri melalui tangan dapat dicegah dengan baik dengan mencuci tangan menggunakan isopropanol. Sampai saat ini belum ada bukti mengenai resistensi terhadap alkohol. Alkohol dinilai sebagai antiseptik yang paling aman untuk manusia (Kampf, 2004). Namun, mencuci tangan dengan antiseptik yang berbasis alkohol tidak dapat dilakukan pada tangan yang terlihat kotor secara kasat mata (Centers for Disease Control and Prevention, 2013).

Ada berbagai jenis bahan kimia bukan alkohol yang berfungsi sebagai antiseptik, contohnya adalah chloroxylenol dan triclosan. Antiseptik ini dapat mengurangi jumlah mikroorganisme pada tangan dengan baik, namun dapat berisiko menimbulkan resistensi pada bakteri serta dapat menyebabkan iritasi pada kulit (Langley, 2002). Chloroxylenol dengan konsentrasi 0,5-4% memiliki sifat antimikroba dengan deaktivasi enzim bakteri dan merusak dinding sel bakteri. Pada konsentrasi kecil, triclosan bersifat bakteriostatik, namun pada konsentrasi besar bersifat bakterisidal (Kampf, 2004).

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah :

 Apakah isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan memiliki aktivitas

antimikroba terhadap Escherichia coli.

 Bagaimana potensi antimikroba isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan

terhadap Escherichia coli.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk mencari alternatif pembersih tangan yang lebih efektif dalam mencegah diare.

Tujuan Penelitian :

 Menilai aktivitas antimikroba isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan.

 Menilai potensi antimikroba isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan

terhadap Escherichia coli.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat penelitian ini berupa manfaat akademis dan manfaat praktis, yaitu :

 Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan

mengenai alternatif pembersih tangan.

 Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk mencari alternatif pencegahan

(13)

4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diare dapat disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah infeksi. Agen penyebab infeksi penyebab diare dapat berupa bakteri maupun virus. Salah satu bakteri penyebab diare adalah Escherichia coli. Penyebarannya melalui jalan

fecal-oral. Penyebaran Escherichia coli ini dapat dicegah dengan mencuci tangan (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009). Mencuci tangan dapat dilakukan dengan menggunakan air saja atau dapat juga dengan bantuan antiseptik (Katz, 2004). Antiseptik dapat berupa alkohol maupun bukan alkohol (Kumud, 2012). Alkohol dapat membunuh bakteri dengan cara mendenaturasi protein pada bakteri. Alkohol yang biasanya digunakan adalah isopropanol, etanol, dan n -propanol (Katz, 2004). Alkohol memiliki aktivitas antimikroba baik untuk bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif dan pada penelitian secara in vivo

terbukti bahwa alkohol dapat mengurangi jumlah bakteri pada tangan secara efektif. Alkohol juga terbukti lebih efektif dibandingkan bahan antiseptik lain secara in vivo (Boyce, 2002).

Chloroxylenol dan triclosan merupakan pembersih tangan yang berbasis bukan alkohol. Chloroxylenol berefek antimikroba dengan menyebabkan deaktivasi enzim bakteri dan merusak dinding sel bakteri. Sementara triclosan dengan cara memasuki dinding sel bakteri dan mengganggu sintesis RNA dan protein bakteri. Sayangnya, baik chloroxylenol maupun triclosan memiliki aktivitas antimikroba yang lebih baik pada bakteri gram positif dibandingkan dengan bakteri gram negatif (Katz, 2004; Kampf, 2004).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah :

 Isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan memiliki aktivitas antimikroba

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha

 Potensi antimikroba isopropanol lebih baik dibandingkan dengan

(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah :

1. Isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan memiliki aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli.

2. Potensi antimikroba chloroxylenol lebih baik daripada isopropanol dan

triclosan terhadap Escherichia coli.

5.2 Saran

Saran dari penelitian ini adalah :

1. Dilakukan penelitian membandingkan antiseptik dengan kontrol positif yaitu antibiotik dan kontrol negatif yaitu akuades steril.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan secara in vivo menggunakan glove juice method.

3. Dapat digunakan mikroba uji lain seperti Staphylococcus aureus.

4. Dapat juga dilanjutkan untuk mencari minimum inhibitory concenteration

(MIC) dan minimum bactericidal concenteration (MBC) masing-masing zat. 5. Dapat dilakukan penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang benar serta

(16)

51

Universitas Kristen Maranatha RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Natasha Setiawan

NRP : 1110162

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung / 07 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Kawaluyaan no. 12 Bandung

Riwayat Pendidikan : Lulus TK Kristen Rehoboth tahun 1999. Lulus SD Kristen Rehoboth tahun 2005.

(17)

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA ISOPROPANOL, CHLOROXYLENOL, DAN TRICLOSAN

TERHADAP Escherichia coli IN VITRO

Fanny Rahardja1, Winsa Husin2, Natasha Setiawan3 1. Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

2. Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha 3. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH no.65 Bandung 40164 Indonesia

Abstrak

Berbagai penyakit ditularkan melalui tangan, salah satunya adalah diare. Salah satu penyebab diare tersering adalah infeksi Escherichia coli. Penyebaran

Escherichia coli dapat dicegah dengan mencuci tangan menggunakan antiseptik. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan aktivitas antimikroba isopropanol,

chloroxylenol, dan triclosan terhadap Escherichia coli.

Desain penelitian berupa eksperimental laboratorik sungguhan. Aktivitas antimikroba diuji dengan metode disc diffusion. Cakram kosong steril dicelupkan masing-masing ke dalam isopropanol 62%, chloroxylenol 4,8%, dan triclosan

0,05%, kemudian diletakkan pada Müeller Hinton Agar yang sebelumnya telah diinokulasikan 100µl Escherichia coli. Müeller Hinton Agar kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Data yang diukur adalah diameter (mm) zona inhibisi yang terbentuk. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, yang

dilanjutkan dengan uji multiple comparison Fisher’s LSD dengan α=0,05,

kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.

Hasil uji multiple comparison Fisher’s LSD, rerata diameter (mm) zona inhibisi isopropanol (14,94±1,39) dan triclosan (14,69±1,43) berbeda sangat bermakna (p<0,01) dari chloroxylenol (32,39±2,18), sementara rerata diameter zona inhibisi isopropanol dan triclosan tidak bermakna (p>0,05).

Simpulan penelitian isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan memiliki aktivitas antimikroba. Potensi antimikroba isopropanol dan triclosan sama namun lebih rendah dari chloroxylenol.

Kata kunci : diare, Escherichia coli, antiseptik, isopropanol, chloroxylenol,

(18)

ANTIMICROBIAL ACTIVITY COMPARISON OF ISOPROPANOL, CHLOROXYLENOL, AND TRICLOSAN

AGAINST Escherichia coli IN VITRO

Fanny Rahardja1, Winsa Husin2, Natasha Setiawan3

1. Department of Microbiology, Faculty of Medicine, Maranatha Christian University 2. Department of Anatomy, Faculty of Medicine, Maranatha Christian University

3. Faculty of Medicine, Maranatha Christian University

Faculty of Medicine, Maranatha Christian University Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH no.65 Bandung 40164 Indonesia

Abstract

Many diseases can be spread by hands, such as diarrhea. Escherichia coli is the most common cause of diarrhea. Transmission of Escherichia coli can be prevented by washing hand using antiseptics. The purpose of this study is to compare antimicrobial activity of isopropanol, chloroxylenol, and triclosan.

Real laboratory experimental design was conducted. Antimicrobial activity was tested using disc diffusion method. Paper discs were dipped each into isopropanol 62%, chloroxylenol 4.8%, and triclosan 0.05%, then placed into Müeller Hinton Agar inoculated by 100µl Escherichia coli. Müeller Hinton Agar was then incubated at 370C

for 24 hours. Antimicorbial activity was assessed by measuring diameter (mm) of inhibition zone. Antimicrobial activity was analyzed using one-way ANOVA, followed by multiple comparison Fisher’s LSD with α=0.05, level of significance at p<0.05.

There were highly significant differences (p<0.01) between average diameter (mm) of inhibition zone of isopropanol and triclosan (14,94±1.39 and 14,69±1.43, consecutively) compared to chloroxylenol (32,39±2.18). But there were no differences (p>0.05) between average diameter (mm) of inhibition zone of isopropanol compared to triclosan.

It is concluded that isopropanol, chloroxylenol, and triclosan have antimicrobial activity to Escherichia coli. Isopropanol and triclosan have the same potency but weaker than chloroxylenol.

(19)

Pendahuluan

Menjaga kebersihan tangan

merupakan salah satu cara untuk

mencegah penyebaran infeksi

melalui jalan fecal-oral, seperti diare. Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi cair atau lebih lembek dari biasanya dan berlangsung lebih dari sama dengan 3 kali per hari, disebut akut bila kejadian diare kurang dari 14 hari dan kronis apabila lebih dari 14 hari1.

Diare merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak terutama di negara berkembang

karena kebersihan yang buruk2,

antara lain karena kurangnya

pengetahuan mengenai cuci tangan yang benar. Di negara berkembang, anak-anak kurang dari 5 tahun menderita diare sebanyak 3 kali per tahun3. World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 2 juta manusia meninggal akibat diare

setiap tahunnya4. 90% penyebab

diare akut adalah infeksi oleh mikroba, seperti Vibrio cholerae, Escherichia coli, rotavirus, dan adenovirus.

Escherichia coli adalah bakteri batang Gram negatif, termasuk famili Enterobacteriaceae. Escherichia coli merupakan flora normal pada traktus gastrointestinal manusia dan hewan. Kebanyakan jenis Escherichia coli tidak berbahaya untuk usus

manusia, namun ada 4 jenis

Escherichia coli yang dapat menyebabkan infeksi saluran cerna. Keempat jenis ini masing-masing memiliki faktor virulensi yang spesifik, yaitu kemampuan untuk mengeluarkan toksin, kemampuan untuk menempel pada sel epitel, dan kemampuan untuk menginvasi. Salah satu jenis Escherichia coli yang

dapat menyebabkan infeksi adalah

Enterotoxigenic Escherichia coli

(ETEC) yang menyebabkan diare dengan mengaktivasi adenylyl cyclase

sehingga terjadi peningkatan cyclic adenosine monophosphate (cAMP) yang mengakibatkan hipersekresi air dan klorida serta menghambat reabsorpsi natrium5,6.

Diare dapat dicegah dengan

antara lain dengan menjaga

kebersihan tangan yang dapat

mengurangi risiko diare hingga

47%7. Mencuci tangan dapat

dilakukan dengan memakai air bersih dan sabun. Sabun dapat

menghentikan aktivitas

mikroorganisme dan secara mekanik

menghilangkannya dari tangan

dengan bantuan air8

Selain sabun, dapat juga

digunakan antiseptik berbasis

alkohol dan bukan alkohol.

Antiseptik ini dapat mengurangi

jumlah mikroorganisme pada

tangan dengan lebih baik daripada

sabun biasa. Keuntungan lain

penggunaan antiseptik adalah dapat membunuh bakteri lebih cepat dan

memiliki spektrum antimikroba

yang lebih luas8,9,10.

Alkohol yang digunakan sebagai antiseptik adalah isopropanol,

n-propanol, dan etanol. Berdasarkan penelitian secara in vivo, mencuci

tangan dengan menggunakan

isopropanol 60-70% dapat

mengurangi jumlah bakteri aerobik gram negatif dari tangan. Penularan

bekteri melalui tangan dapat

dicegah dengan baik dengan

mencuci tangan menggunakan

isopropanol. Sampai saat ini belum

ada bukti mengenai resistensi

(20)

tangan dengan antiseptik yang

berbasis alkohol tidak dapat

dilakukan pada tangan yang terlihat kotor secara kasat mata10.

Ada berbagai jenis bahan kimia

bukan alkohol yang berfungsi

sebagai antiseptik, contohnya adalah

chloroxylenol dan triclosan. Antiseptik

ini dapat mengurangi jumlah

mikroorganisme pada tangan

dengan baik, namun dapat berisiko menimbulkan resistensi pada bakteri serta dapat menyebabkan iritasi pada kulit8. Chloroxylenol dengan konsentrasi 0,5-4% memiliki sifat

antimikroba dengan deaktivasi

enzim bakteri dan merusak dinding sel bakteri. Pada konsentrasi kecil,

triclosan bersifat bakteriostatik, namun pada konsentrasi besar bersifat bakterisidal11.

Maksud dan Tujuan Maksud

Maksud penelitian adalah untuk mencari alternatif pembersih tangan yang lebih efektif dalam mencegah diare.

Tujuan

Tujuan Penelitian :

1. Menilai aktivitas antimikroba

isopropanol, chloroxylenol, dan

triclosan.

2. Menilai potensi antimikroba

isopropanol, chloroxylenol, dan

triclosan terhadap Escherichia coli.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat

eksperimental laboratorik

sungguhan. Metode yang digunakan

adalah disc diffusion dengan

mengukur zona inhibisi yang

dihasilkan oleh isopropanol,

chloroxylenol, dan triclosan untuk melihat efek antimikroba terhadap

Escherichia coli. Pada penelitian ini digunakan Müeller Hinton Agar dan

cakram yang telah diberi

isopropanol, chloroxylenol, dan

triclosan.

Analisis data menggunakan

ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan multiple comparisons Fisher’s LSD dengan bantuan program SPSS

21. Kemaknaan ditentukan

berdasarkan nilai p<0,05.

Bahan, Alat, Objek Penelitian, Mikroba Uji, dan Cara Kerja

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Müeller Hinton Agar, Mac Conkey Agar, Akuades steril, NaCl 0,9%, dan Standar 0,5 Mc Farland.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah:

• Jarum ose

Spreader

• Cakram kosong steril

• Cawan Petri

• Mikropipet 100-1000 µl

• Labu Erlenmeyer

• Tabung reaksi

Beaker glass • Otoklaf

• Oven

Bunsen burner • Inkubator 370C

• Jangka sorong

Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah :

• Isopropanol 62%

Chloroxylenol 4,8%

Triclosan 0,05%

Mikroba Uji

(21)

Cara Kerja

Pada Müeller Hinton Agar,

diinokulasikan 100 µl mikroba uji –

yang telah distandardisasi

kerapatannya – dengan

menggunakan metode spread plate. Kemudian diletakkan cakram yang

masing-masing telah direndam

dalam carian isopropanol,

chloroxylenol, dan triclosan selama 5 detik pada Müeller Hinton Agar. Setelah itu, cawan Petri diinkubasi pada suhu 370 selama 24 jam. Setelah 24 jam, zona inhibisi yang terbentuk

diukur dengan menggunakan

jangka sorong. Pengukuran zona

inhibisi dilakukan dua kali dengan arah tegak lurus kemudian diambil rata-ratanya.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Pengamatan aktivitas

antimikroba isopropanol,

chloroxylenol, dan triclosan terhadap

Escherichia coli dilakukan dengan cara mengukur besar diameter zona inhibisi (mm) yang terbentuk pada

Müeller Hinton Agar. Replikasi

dilakukan sebanyak 9 kali. Data

hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Diameter zona inhibisi isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan terhadap

Escherichia coli

Replikasi (r=9)

Diameter zona inhibisi (mm)

Kel. I Kel. II

Chloroxylenol

Kel. III

Isopropanol Triclosan

1 15,94 33,60 14,75

2 15,17 34,04 17,19

3 15,41 30,59 16,29

4 14,59 34,47 14,76

5 12,27 28,04 12,27

6 14,95 32,59 13,63

7 16,69 34,85 13,96

8 16,09 31,28 14,90

9 13,32 32,04 14,44

Rerata 14,94 32,39 14,69

Keterangan :

Kel. I : Isopropanol 62% Kel. II : Chloroxylenol 4,8% Kel. III : Triclosan 0,05%

Rerata diameter zona inhibisi antar kelompok akan diuji dengan ANAVA satu arah. Untuk ANAVA, syaratnya data yang diuji harus homogen dan berdistribusi normal.

Hasil uji homogenitas data

ditampilkan pada Tabel 2. Dari hasil tes homogenitas, diperoleh nilai

(22)

Tabel 2 Hasil uji homogenitas

Levene statistic df1 df2 sig.

1.285 2 24 0,295

Normalitas data diuji

menggunakan tes Shapiro-Wilk,

yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 3. Dari hasil tes normalitas, untuk semua kelompok perlakuan

diperoleh nilai p>0,05. Hal ini berarti data yang diuji berdistribusi normal. Karena data yang diuji homogen dan berdistribusi normal, maka ANAVA dapat dilakukan.

Tabel 3 Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk

Kelompok perlakuan Statistik df p

Kel. I Isopropanol 0,935 9 0,532

Kel. II Chloroxylenol 0,933 9 0,506

Kel. III Triclosan 0,961 9 0,814

Analisis data rerata diameter zona inhibisi yang telah didapatkan

diolah menggunakan uji analisis varians atau ANAVA (Tabel 4).

Tabel 4 Hasil ANAVA rerata diameter zona inhibisi

Kelompok perlakuan Kel. I

Isopropanol

Kel. II

Chloroxylenol

Kel. III

Triclosan

Rerata diameter zona

inhibisi 14,94 32,39 14,69

Standar deviasi 1,39 2,18 1,43

Fhitung 317,387

p 0,000

Hasil ANAVA diperoleh nilai

F=317,387 dan p=0,000. Hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan rerata diameter zona inhibisi pada

minimal sepasang kelompok

perlakuan. Pengolahan data

dilanjutkan dengan uji post-hoc yaitu menggunakan uji multiple comparison Fisher’s LSD untuk mengetahui

kebermaknaan perbedaan rerata

diameter zona inhibisi antar

(23)

Tabel 5 Hasil uji multiple comparison Fisher’s LSD rerata diameter zona inhibisi

Kelompok perlakuan (n=9)

Diameter zona inhibisi (mm)

Kel. I Kel. II Kel. III

14,94 32,39 14,69

Kel. I 14,94 ** NS

Kel. II 32,39 **

Kel. III 14,69

Keterangan :

Kel. I : Isopropanol 62% Kel. II : Chloroxylenol 4,8% Kel. III : Triclosan 0,05%

** : sangat bermakna (p < .01) NS : tidak bermakna (p > .05)

Pembahasan

Penelitian aktifitas antimikroba

isopropanol, chloroxylenol, dan

triclosan terhadap Escherichia coli

telah dilakukan dengan tiga

kelompok perlakuan. Kelompok I diberi perlakuan isopropanol 62%, kelompok II chloroxylenol 4,8%, dan kelompok III triclosan 0,05%.

Baik isopropanol, chloroxylenol,

maupun triclosan sama-sama

membentuk zona inhibisi pada

Müeller Hinton Agar. Hal ini

menunjukkan bahwa ketiganya

memiliki efek antimikroba terhadap

Escherichia coli. Efek antimikroba

isopropanol disebabkan karena

kemampuannya mendenaturasi

protein bakteri. Chloroxylenol

menyebabkan deaktivasi pada

enzim bakteri serta merusak dinding sel bakteri. Sementara triclosan dapat memasuki dinding sel bakteri dan mengganggu sintesis RNA dan protein bakteri9,12.

Hasil uji homogenitas dan

normalitas menunjukkan ketiga

kelompok perlakuan mempunyai nilai p>0,05, artinya data homogen dan berdistribusi normal sehingga analisis data dapat dilanjutkan dengan ANAVA.

Perbedaan diameter zona inhibisi

antar kelompok dapat dilihat

melalui ANAVA. Hasil ANAVA menunjukkan nilai F=317,387 dan

p=0,000. Artinya terdapat perbedaan rerata diameter zona inhibisi yang sangat bermakna (p<0,01) pada

minimal sepasang kelompok

perlakuan. Untuk melihat kelompok

yang berbeda diameter zona

inhibisi, dilanjutkan dengan uji

multiple comparisons Fisher’s LSD. Hasil uji multiple comparisons Fisher’s LSD didapatkan kelompok I (14,94 mm) dan kelompok III (14,962 mm) memiliki perbedaan rerata diamter zona inhibisi yang sangat

bermakna (p<0,01) terhadap

kelompok II (32,393 mm), sementara kelompok I dan kelompok III berbeda tidak bermakna (p>0,05) secara statistik. Hal ini berarti

chloroxylenol memiliki efek

antimikroba yang lebih baik

dibandingkan dengan isopropanol dan triclosan terhadap Escherichia

coli, sementara isopropanol dan

triclosan memiliki efek antimikroba yang sama.

(24)

peningkatan konsentrasi, namun kembali menurun diatas konsentrasi 90%. Berdasarkan penelitian secara

in vivo, mencuci tangan dengan menggunakan isopropanol 60-70% dapat mengurangi jumlah bakteri aerobik gram negatif dari tangan dan penularan bakteri melalui tangan dapat dicegah dengan baik

dengan mencuci tangan

menggunakan isopropanol. Sampai saat ini belum ada bukti mengenai

resistensi bakteri terhadap

isopropanol, etanol, maupun n

-propanol. Selain itu, alkohol juga dinilai sebagai antiseptik yang paling aman untuk manusia11. Triclosan yang bekerja dengan

memasuki dinding sel juga

memerlukan bantuan bahan kimia lain agar dapat dengan mudah

memasuki dinding sel, seperti

surfaktan yang menurunkan

tegangan permukaan sel (Marsik, 2007).

Berdasarkan penelitian

sebelumnya, didapatkan bahwa

pada konsentrasi kecil triclosan

hanya berefek bakteriostatik

sementara efek bakterisidal baru didapatkan pada konsentrasi besar. Selain itu, triclosan juga didapatkan memiliki efek lebih baik terhadap bakteri gram positif dibandingkan dengan bakteri gram negatif11.

Penelitian tersebut juga

menunjukkan bahwa mencuci

tangan dengan triclosan dengan

konsentrasi 0,1% selama 1 menit

mengurangi jumlah bakteri di

tangan sebanyak 2,8 log10 unit. Sementara pada konsentrasi 1% selama 5 menit dapat mengurangi bakteri sebanyak 0,8 log10 unit. Hal ini menunjukkan efek triclosan yang tidak jauh berbeda dengan sabun tanpa antiseptik. Dari penelitian

tersebut juga didapatkan bahwa

triclosan berefek baik pada MRSA, namun kurang berefek pada bakteri gram negatif11.

Perbedaan hasil dari penelitian yang sudah disebutkan di atas, dibandingkan dengan penelitian

yang penulis lakukan dapat

disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu kualitas dan sumber antiseptik yang digunakan, cara pengerjaan, serta mikroba uji. Kualitas antiseptik

ditentukan oleh kadar,

penyimpanan, dan persiapan. Cara

pengerjaan mencakup adanya

kontaminan serta ketelitian

pengerjaan.

Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah : 1. Isopropanol, chloroxylenol, dan

triclosan memiliki aktivitas

antimikroba terhadap

Escherichia coli.

2. Potensi antimikroba

chloroxylenol lebih baik daripada

isopropanol dan triclosan

terhadap Escherichia coli.

Saran

Saran dari penelitian ini adalah :

1. Dilakukan penelitian

membandingkan antiseptik

dengan kontrol positif yaitu antibiotik dan kontrol negatif yaitu akuades steril.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan

secara in vivo menggunakan

glove juice method.

3. Dapat digunakan mikroba uji

lain seperti Staphylococcus

aureus.

4. Dapat juga dilanjutkan untuk

mencari minimum inhibitory

concenteration (MIC) dan

(25)

concenteration (MBC) masing-masing zat.

5. Dapat dilakukan penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang benar serta penggunaan isopropanol, chloroxylenol, dan

triclosan untuk mencegah diare.

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku petugas kesehatan :

Lintas diare.

Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2011. h.2.

2. Ahlquist DA, Camilleri M. Diarrhea and constipation. In : Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jameson, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 16th ed. USA : McGraw-Hill

Companies; 2005. p.224-33.

3. Guandalini S, Frye RE, Tamer MA. Diarrhea. 2013 [cited December 4th, 2013].

Available from :

emedicine.medscape.com/article/928598 _overview.

4. Burton M, Cobb E, Donachie P, Judah G, Curtis V, Schmidt W. The effect of handwashing with water or soap on bacterial contamination of hands. 2011 [cited December 2nd, 2013]. Available

from :

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P MC3037063/.

5. Brooks GF, Carroll KC. Enteric gram-negative rods (Enterobacteriaceae). In : Geo F Brooks, Karen C Carroll, Janet S Butel, Stephen A. Morse, editors. Jawetz, Melnic, and Adelberg’s medical

microbiology. 24th ed. USA :

McGraw-Hill Companies; 2007. p.249-62.

6. Papaconstantinou HT, Thoas JS. Bacterial Collitis. Clinics in colon and rectal surgery, 2007; 1 : 18-27.

7. Curtis V, Craincross S. Effect of washing hands with soap on diarrhoea risk in the community : a systemic review. 2003 [cited December 4th, 2013]. Available

from :

www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/127269 75.

8. Langley J. From soap and water, to waterless agents : update on hand hygiene in healthcare setting. 2002 [cited December 4th, 2013]. Available from :

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC2094883.

9. Katz JD. Hand washing and hand disinfection : more than your mother taught you. Anesthesiology clin n am, 2004; 22 : 457-471.

10.Centers for Disease Control and Pervention. Handwashing : clean hands save lives. 2013 [cited December 4th,

2013]. Available from : cdc.gov/handwashing/

11.Kampf G, Kramer A. Epidemiologic background of hand higiene and evaluation of the most important agents for scrubs and rubs. Clin microbiol rev, 2004; 4 : 863-93.

12.Marsik FJ, Jackson MM. Control of microorganism. In : Connie R Mahon, Donald C Lehman, George Manuselis, editors. Textbook of diagnostic microbiology. 3rd ed. China : Elsevier;

(26)

42

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ahlquist D.A., Catnilleri M. 2005. Diarrhea and constipation. In : Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jameson (eds). Harrison’s Principles of

Internal Medicine, 16th ed. USA : McGraw-Hill Companies. p.224-233.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Bessonneau V., Clement M., Thomas O. 2010. Can intensive use of alcohol-based hand rubs lead to passive alcoholization? www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ articles/PMC2954566/, 26 Juni 2014.

Boyce J.M., Pittet D. 2002. Guidline for hand hygiene in health-care settings : Recommendations of the healthcare infection control practices advisory committee and the HICPAC/SHEA/APIC/IDSA hand hygiene task force. www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5116a1.htm, 9 Desember 2014.

Brooks G.F., Carroll K.C. 2007. Enteric gram-negative rods (Enterobacteriaceae). In : Geo F. Brooks, Karen C. Carroll, Janet S. Butel, Stephen A. Morse (eds). Jawetz, Melnic, & Adelberg’s Medical Microbiology, 24th ed. p.249-262.

Burton M., Cobb E., Donachie P., Judah G., Curtis V., Schmidt W. 2011. The effect of handwashing with water or soap on bacterial contamination of hands. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3037063/, 2 Desember 2013.

Centers for Disease Control and Prevention. 2013. Handwashing : Clean hands save lives. http://www.cdc.gov/handwashing/, 4 Desember 2013.

Chen X., Miller C., Fraser A. 2013. Using hand sanitizer. www.fightbac.org/storage/documents/Childcare/Use_of_Hand_Sanitizer.

pdf, 7 September 2014.

(27)

43

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku saku petugas kesehatan : Lintas diare. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. h.2.

Dyer D.L., Shinder A., Shinder F. 2000. Alcohol-free instant hand sanitizer reduces elementary school illness absenteeism. www.ncbi.nlm.nih.gov/ pubmed/11039151, 9 Agustus 2014.

Environmental Health Project. 2004. Joint Publication 8 the higiene improvement framework : a comprehensive approach for preventing childhood diarrhea. http://www.ehproject.org/PDF/Joint_Publications/JP008-HIF.pdf,

27 Oktober 2014.

Eroschenko V.P. 2013. Integumentary system. In : diFiore’s Atlas of Histology

with Functional Correlations, 11st ed. USA : Lippincott William & Wilkins. p.213-233.

Farmer J.J. 1995. Enterobacteriaceae : Introduction and identification. In : Patrick R. Murray, Ellen Jo Baron, Michael A. Pfaller, Fred C. Tenover, Robert H. Yolken (eds). Textbook of Diagnostic Microbiology, 3rd ed. China : Elsevier. p.502-512.

Gray L.D. 1995. Escherichia, Salmonella, Shigella, and Yersinia. In : Patrick R. Murray, Ellen Jo Baron, Michael A. Pfaller, Fred C. Tenover, Robert H. Yolken (eds). Textbook of Diagnostic Microbiology, 3rd ed. China : Elsevier. p.450-452.

Guandalini S., Frye R.E., Tamer M.A. 2013. Diarrhea. emedicine.medscape.com/ article/928598_overview, 4 Desember 2013.

Hogg, S. 2005. Essential Microbiology. England : Willey. p.161.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Diare akut. Dalam : Buku Ajar Gastroenterologi-hepatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. h.84-119.

Kampf G., Kramer A. 2004. Epidemiologic background of hand higiene and evaluation of the most important agents for scrubs and rubs. Clin Microbiol Rev, 4 (17) : 863-893.

(28)

44

Universitas Kristen Maranatha Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan percobaan teori dan aplikasi. Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

Kumud M., Neha P., Seema T. 2012. Comparative evaluation of efficacy of alcoholic vs non alcoholic hand sanitizers. International Journal of Life Sciences Biotechnology and Pharma Research, 4 (1) : 173-177.

Langley J. 2002. From soap and water, to waterless agents : Update on hand hygiene in health care setting. www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ PMC2094883/, 4 Desember 2013.

Levinson W. 2008. Gram-negative rods related to the enteric tract. In : Review of Medical Microbiology and Immunology, 10th ed. USA : McGraw-Hill Companies. p.133-140.

Madappa T., Chi Hioung U Go. 2014. Escherichia coli infections. emedicine.medscape.com/article/217485-overview, 20 September 2014.

Markum A. 2002. Penyakit radang usus : Infeksi. Dalam : Buku Ajar Kesehatan Anak Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. h.448-450.

Marsik F.J., Jackson M.M. 2007. Control of microorganism. In : Connie R. Mahon, Donald C. Lehman, George Manuselis (eds). Textbook of Diagnostic Microbiology, 3rd ed. China : Elsevier. p.73-91.

McDonnell G., Russel A.D. 1999. Anticeptics and disnifectants : Activity, action, and resistance. Clin Microbiol Rev, 12 (1) : 147-179.

Papaconstantinou H.T., Thomas J.S. 2007. Bacterial collitis. Clinics in Colon and Rectal Surgery, 1 (20) : 18-27.

Pelczar M.J., Chan E.C.S., Krieg N.R. 2001. Evaluation of antimicrobial potency of disinfectants and antiseptics. In : Microbiology an Application Based Approach. New Delhi : Tata McGraw Hill. p.211-214.

(29)

45

WebMD. 2009. Skin problem and treatments health care. www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/picture-of-the-skin, 10 November 2014.

World Health Organization. 2009. Hand hygiene : Why, how, when?

http://www.who.int/gpsc/5May/Hand_Hygiene_Why_How_and_When_ Brochure.pdf, 10 November 2014.

Gambar

Gambar 2.1 Kulit ..............................................................................................
Tabel 1 Diameter zona inhibisi isopropanol, chloroxylenol, dan triclosan terhadap Escherichia coli
Tabel 4 Hasil ANAVA rerata diameter zona inhibisi
Tabel 5 Hasil uji multiple comparison Fisher’s LSD rerata diameter zona inhibisi

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengalaman 7 orang ibu bersalin tersebut, 5 (62,5%) orang mengatakan bahwa selama kontraksi ibu memperoleh tindakan pijat di punggung dan pinggang yang

Berdasarkan hasil analisa SWOT pada tabel 1 di atas dan strategi bisnis yang akan dicapai, maka peneliti memfokuskan penelitian ini untuk meng- ukur kondisi saat ini

Tingkat kesukaan konsumen diukur berdasarkan kesukaan konsumen terhadap aroma dan cita rasa kecap manis tanpa fermentasi moromi dan membandingkannya dengan kecap

4 Seperti yang telah dijelaskan di atas, job shop dan flow line tidak dapat memenuhi apa yang menjadi keinginan suatu produksi pada saat ini dimana system

MRP memberikan peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik, karena ada keterpaduan dalam kegiatan

Dimana setiap unit populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dengan cara mencatat nomer responden akseptor KB suntik DMPA yang ada pada

Sebuah arsitektur sistem informasi internasional terdiri dari informasi dasar sistem yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mengkoordinasikan perdagangan di seluruh dunia dan

Sekolah kami menyediakan layanan dan bimbingan secara teratur dan berkesinambungan dalam memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi setiap peserta didik, baik