• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampanye Mencegah Gigi Keropos Pada Anak di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kampanye Mencegah Gigi Keropos Pada Anak di Kota Bandung."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Salah satu kerusakan gigi yang paling sering dialami masyarakat di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia adalah pengeroposan gigi. Pada banyak kasus adalah gigi bisa rapuh atau mudah keropos walaupun rajin menyikat gigi dan menjaga makanan. Hal ini juga dapat dialami siapa saja tanpa batasan usia, anak–anak hingga dewasa. Karena itu, menjaga kesehatan mulut dan gigi sangat penting untuk mencegah berkembangnya kuman atau bakteri yang telah masuk ke dalam mulut.

Kekeroposan terjadi akibat plak dari sisa makanan yang tidak dibersihkan masih menempel pada sela gigi, lalu dimakan oleh kuman yang kemudian mengeluarkan kotoran yang mengandung asam, terjadilah proses pengasaman di dalam mulut, yang kemudian menghancurkan jaringan lunak pada gigi tersebut.

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

ABSTRAKSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah………...……1

1.2 Permasalahan Ruang Lingkup………..……...….3

1.2.1 Identifikasi Masalah……….…..…...3

1.2.2 Batasan dan Ruang Lingkup Masalah………..….…3

1.3 Tujuan Perancangan ………..…...4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……….………..…...5

1.5 Skema Perancangan ………..……..…...……..6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Karies Gigi………...……….…...7

2.2 Ilmu Pendidikan Kesehatan Gigi………..…8

2.2.1 Perilaku Kesehatan Gigi………...…8

2.2.2 Teknik Pendidikan Kesehatan Gigi……..………9

2.2.3 Strategi Pendekatan Dalam Pendidikan Kesehatan Gigi.…...10

2.3 Komunikasi……….………...….…11

2.4 Media……….…….11

2.5 Psikologi Perilaku……….………..13

(3)

2.6.1 Ideologically or Caused Oriented Campaigns…….………...14

2.6.2 Model Kampanye Ostergaard……….……14

2.6.3 Tahapan Kampanye……….…...15

2.6.4 Teori Perilaku Terencana………..……..15

2.6.5 Strategi Komunikasi dalam Kampanye………..…16

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Data dan Fakta……….………...…18

3.2 Data Observasi………...……….21

3.3 Data Wawancara………...………..…30

3.4 Data Kuesioner………..…………..…34

3.5 Tinjauan Karya Sejenis………...……...………...…..…42

3.6 Mendefinisikan Sasaran………..…42

3.6.1 Segmentasi………..…...……….42

3.6.2 Targeting………..…………..….43

3.6.3 Positioning………...………..……….43

3.7 Analisis SWOT……….………….………...…..…44

3.7.1 Strength………..……44

3.7.2 Weakness……….………...………44

3.7.3 Opportunities………..…………44

3.7.4 Threats……….………44

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

4.1 Konsep Komunikasi……….………….…………..…45

4.2 Konsep Kreatif……….………….………..…46

4.2.1 Konsep Verbal……….……….………..…47

4.2.2 Konsep Visual……….……….………..…47

4.2.3 Logo………...……….………….………..…48

4.2.4 Layout……….………….………..…48

4.2.5 Tipografi………...……….………….………….….……..…49

(4)

4.3 Konsep Media……….………….……...………51

4.4 Strategi Media……….………….………...……51

4.5 Timeline……….………….…………...……53

4.6 Hasil Karya……….………….……...………54

4.6.1 Poster………...54

4.6.2 Leaflet………...………...………...57

4.6.3 X-Banner………..………...59

4.6.4 Seminar………...…....60

4.6.5 Ambience……….……...63

4.7 Ukuran dan Biaya Media……….……...65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….68

5.2 Saran………..……….…68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

DAFTAR ISTILAH ... 73

DATA PENULIS ... 74

UCAPAN TERIMA KASIH ... 75

DAFTAR LAMPIRAN ... 76

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1 Logo Dinas Kesehatan Pemerintah………18

Gambar 3.1.2 Logo Pemerintah Daerah Bandung………19

Gambar 3.1.3 Logo PDGI………...………..20

Gambar 3.1.4 Logo Brand Formula………..………21

Gambar 3.2 Proses Gigi Berlubang……….…..……22

Gambar 3.4 Contoh Karya Sejenis……….………..……42

Gambar 4.2.3 Logo Kampanye Cegah Gigi Keropos……….…..………48

Gambar 4.5 Tabel Timeline………...……53

Gambar 4.6.1.1 Poster Kampanye Tahap Pertama………..…....…..55

Gambar 4.6.1.2 Poster Kampanye Tahap Kedua……….….……56

Gambar 4.6.1.3 Poster Kampanye Tahap Ketiga………..……57

Gambar 4.6.2.1 Leaflet Kampanye Tahap Kedua……….………58

Gambar 4.6.3.1 X-banner Kampanye Tahap Kedua………..…...…59

Gambar 4.6.4.1 Baliho Seminar………....…60

Gambar 4.6.4.2 Flyer Seminar………..…61

Gambar 4.6.4.3 Poster Seminar………..………..…61

Gambar 4.6.4.4 X-banner dan Umbul–umbul Seminar……….………...……62

Gambar 4.6.4.5 Merchandise Pin dan Gantungan Kunci……….……62

Gambar 4.6.4.6 Merchandise T-shirt dan Mug……….…………63

Gambar 4.6.4.7 Merchandise Paper Bag………...…………63

Gambar 4.6.5.1 Ambience Sticker………....……64

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.3.1 Tingkat jumlah penghasilan target……….……….34

Tabel 3.3.2 Tingkat pendidikan target……….……….….……35

Tabel 3.3.3 Tingkat informasi mengenai kesehatan gigi…….…….…….…....……35

Tabel 3.3.4 Tingkat penyebab dari gigi keropos…….……….….………...…35

Tabel 3.3.5 Tingkat kepedulian kesehatan gigi target…….……….….………36

Tabel 3.3.6 Tingkat gigi keropos dapat dialami anak…….…….….….………36

Tabel 3.3.7 Tingkat sakit gigi pada anak…….……….….……….…...……36

Tabel 3.3.8 Tingkat sakit gigi pada orangtua…….……….….……….….……37

Tabel 3.3.9 Tingkat frekuensi menyikat gigi…….……….….………..………37

Tabel 3.3.10 Tingkat jumlah mengajari anak menyikat gigi…….……….…...……37

Tabel 3.3.11 Tingkat jumlah mengingatkan menyikat gigi…….……….…….……38

Tabel 3.3.12 Tingkat waktu menyikat gigi…….………..…….……38

Tabel 3.3.13 Tingkat pergantian sikat gigi orangtua…….……….….…………..…38

Tabel 3.3.14 Tingkat Tingkat pergantian sikat gigi anak…….……….……...……39

Tabel 3.3.15 Tingkat jumlah pemeriksaan ke dokter gigi…….………...….….……39

Tabel 3.3.16 Tingkat jumlah tujuan ke dokter gigi…….………...….……..……39

Tabel 3.3.17 Tingkat jumlah menyikat gigi sesudah makan…….………...….….…40

Tabel 3.3.18 Tingkat jumlah berkumur sesudah makan…….………...……...….…40

Tabel 3.3.19 Tingkat cara membersihkan gigi…….……….……...…….….…40

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi yang sehat, kuat, rapi, dan putih adalah impian setiap orang. Demikian pentingnya peran gigi dari segi estetika maupun kesehatan. Tetapi banyak hal bisa menjadi penyebab rusaknya gigi. Salah satu kerusakan gigi yang paling sering dialami masyarakat di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia adalah pengeroposan gigi. Pada banyak kasus adalah gigi bisa rapuh atau mudah keropos walaupun rajin menyikat gigi dan menjaga makanan. Hal ini juga dapat dialami siapa saja tanpa batasan usia, anak–anak hingga dewasa. Karena itu, menjaga kesehatan mulut dan gigi sangat penting untuk mencegah berkembangnya kuman atau bakteri yang telah masuk ke dalam mulut.

Kekeroposan terjadi akibat plak dari sisa makanan yang tidak dibersihkan masih menempel pada sela gigi, lalu dimakan oleh kuman yang kemudian mengeluarkan kotoran yang mengandung asam, terjadilah proses pengasaman di dalam mulut, yang kemudian menghancurkan jaringan lunak pada gigi tersebut. Bila kondisi ini dibiarkan, kerusakan ini akan terus menjalar ke bagian saraf gigi, yang berarti hilangnya fungsi gigi secara maksimal dalam proses mengunyah makanan. Selain itu mengakibatkan gigi sensitif, ngilu, radang gusi, bau mulut, gigi tanggal, infeksi, sakit kepala dan mata.

(8)

2

yang mengalami permasalahan pengeroposan pada giginya adalah siswa Sekolah Dasar (SD). Hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat risiko gigi keropos pada gigi permanen saat mereka dewasa nanti. Dan hanya 33,1% yang mendapat penanganan kesehatan dari puskesmas. (artikel Koran Pikiran Rakyat Minggu, 13 Febuari 2011).

Meskipun kerusakan gigi dapat diobati dengan berbagai cara medis, cara terbaik adalah mencegahnya dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut secara tepat.

Lewat bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, akan dikampanyekan lewat media-media untuk dapat menyampaikan pesan dan membentuk suatu perilaku kesehatan gigi yang benar mengenai Kampanye Mencegah Gigi Keropos Pada Anak Melalui Orangtua di kota Bandung dengan cara yang efektif dan menarik sehingga masyarakat dapat mendapatkan pendidikan mencegah pengeroposan gigi. Perancangan Iklan Layanan Masyarakat akan dikampanyekan dengan mendesain berbagai media yang akan di berikan ke masyarakat, agar maksud dan tujuan dari kampanye bisa tersampaikan dan bisa membantu dalam mengurangi tingkat pengeroposan gigi pada anak.

(9)

3

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas berikut ini akan dipaparkan Identifikasi Masalah dan Ruang Lingkup, yaitu sebagai berikut:

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dibahas diatas, berikut ini adalah identifikasi dari masalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana cara memberikan informasi tentang pengetahuan dan pendidikan merawat kesehatan gigi dengan benar kepada masyarakat? 2. Bagaimana merancang sebuah kampanye yang efektif untuk menghimbau

orang tua agar memperhatikan kesehatan gigi anaknya serta berperan untuk membimbing anaknya merawat gigi dengan benar?

1.2.2 Batasan dan Ruang Lingkup Permasalahan

• Kampanye melalui perancangan media-media untuk menginformasikan pada masyarakat mengenai pentingnya merawat gigi untuk mencegah gigi keropos.

• Area : Jawa barat, Bandung.

• Segmentasi :

Target primer : Orangtua Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Umur : 25 - 40 tahun

(10)

4

Target sekunder : Anak anak Umur : 5 – 12 tahun

Latar belakang pendidikan : Sekolah Dasar

Sungguh dirasa memprihatinkan karena fakta yang mengandung masalah tidak ditanggapi secara baik bagi masyarakat dan pemerintah. Sekalipun hal ini berkaitan dengan dampak buruk dari mengabaikan kesehatan. Hal inilah yang mendasari tingginya angka penderita penyakit gigi keropos di Indonesia. Informasi yang penting tentang kesehatan sering diabaikan atau keliru penyampaiannya, terutama pada kalangan menengah ke bawah. Himpitan ekonomi menjadi satu alasan yang kuat untuk membangun sebuah pola hidup tidak sehat yang mengabaikan kesehatan.

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat pada 2007, sekitar 23,5% penduduk Jawa Barat mengalami masalah terhadap penyakit gigi keropos. Dan sebanyak 87% anak usia 5 - 6 tahun di Jawa Barat sudah menderita karies pada giginya. Hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat risiko gigi keropos pada gigi permanen saat mereka dewasa nanti.

1.3 Tujuan Perancangan

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai menjaga dan merawat kesehatan gigi dengan benar melalui pendidikan kesehatan. 2. Merancang sebuah kampanye yang efektif untuk menghimbau orang tua

(11)

5

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksaan suatu perancangan Kampanye Mencegah Gigi Keropos dibutuhkan data yang dapat diperoleh melalui 3 macam cara yaitu bersumber dari bahan bacaan, sumber dari penelitian dan wawancara. Diperlukan data yang cukup memadai sebagai dasar pemikiran dan arah konsep dibidang DKV yang dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

Dalam prosesnya, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:

1. Metode Obeservasi

Metode Observasi adalah metode menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai objek penelitian secara langsung dengan menggunakan panca indra. Dengan metode observasi, pengamat dapat mengetahui deskripsi tentang objek yang diamati secara detail.

2. Metode Literatur

Pencarian dan pengumpulan data didapat dari buku-buku dan melalui pencarian website internet dan artikel koran dengan menemukan referensi pendukung yang menguatkan topik yang diangkat.

3. Metode wawancara

(12)

6

1.5 Skema Perancangan

IDE

FAKTA

MASALAH

SOLUSI

TUJUAN

1. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) di Provinsi Jawa Barat 23,5% penduduk mengalami masalah gigi keropos.

2. Dan sebanyak 87% diderita oleh anak usia 5 - 6 tahun sudah menderita keropos pada giginya.

3. Hanya 33,1% dari jumlah penderita gigi keropos yang mendapat penanganan kesehatan dari puskesmas.

Gigi Keropos

1. Masyarakat kurang menyadari dan sering mengabaikan pentingnya menjaga kesehatan gigi.

2. Kekeliruan informasi yang diterima oleh masyarakat, berdampak bagi pola perilaku kesehatan yang salah.

Perancangan Kampanye Gigi Keropos Pada Anak Melalui Orangtua

Teori Karies Gigi

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi anaknya sejak dini.

Memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan gigi dengan cara merawat gigi dengan benar.

Membantu mengurangi tingkat angka penderita karies gigi anak – anak di kota Bandung. Strategi Kreatif

- Menjadikan perilaku merawat gigi dengan benar sebagai suatu kebiasaan. -Penggunaan ilustrasi dan fotografi untuk membuat media.

Strategi Komunikasi Target Primer : Orangtua (Ibu) berumur 25 – 40 tahun di Bandung.

Target sekunder : Anak – anak Sekolah Dasar berumur 5 – 12 tahun di Bandung.

Strategi Media 1. Seminar “Cegah Gigi Keropos”

2. Billboard, flyer, poster, x-banner, brosur, ambience, dll.

(13)

68

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan diadakan kampanye berupa dorongan ajakan merawat gigi di Bandung, maka diharapkan kampanye “Cegah Gigi Keropos” ini mampu untuk mengubah kebiasaan buruk dan pola oral hygiene kearah yang benar. Kampanye berupa pemberian informasi kepada masyarakat mengenai menjaga dan merawat kesehatan gigi dengan benar melalui pendidikan kesehatan.

Dengan merancang sebuah kampanye yang efektif untuk menghimbau orang tua agar memperhatikan kesehatan gigi anaknya serta berperan untuk membimbing anaknya merawat gigi dengan benar.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil data dan pengolahan visual, maka didapatkan bahwa kesehatan gigi itu sangatlah penting karena berpengaruh kepada kesehatan tubuh lainya. Masyarakat cenderung tidak peduli pada kesehatan giginya dan anaknya. Walaupun masyarakat sudah memiliki kebiasaan menyikat gigi rutin, tetapi caranya masih dirasa kurang tepat, sehingga penyakit gigi keropos masih mencapai tingkat penderita yang tinggi.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Diri Sendiri

Bagi diri sendiri, dengan melalui berbagai proses Tugas Akhir ini maka diharapkan :

• Mampu untuk menggali ide lebih lagi, konsep, dan visualyang lebih luas dan mendalam sehingga mampu untuk mengahsilkan karya yang

(14)

69 • Dapat membagi waktu dan memanfaatkan waktu dengan efisien sehingga

dapat menyiapkan diri menghadapi deadline.

5.2.2 Bagi pemerintah

• Penderita penyakit gigi keropos di Indonesia sudah menduduki peringkat ke 6, dan peringkat ke 4 sebagai pengobatan termahal. Perlunya kebijakan pemerintah bertindak dalam segi pencegahan, untuk mempedulikan masyarakat yang kurang mampu dengan cara masuk ke dalam syarat pola perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga masyarakat dapat merespon.

(15)

70

DAFTAR PUSTAKA

Buku

- Ramadhan, Ardyan Gilang (2010), serba – serbi : Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta, Bukune.

- Budiharto (2009), Pengantar : Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan Gigi, Jakarta, Buku Kedokteran.

- Suda, Tomio (2009), Seri Tubuh Manusia : Cara Kerja Gigi dan Mulut, Jakarta, PT. Media Komputindo.

- Jackie, Gaff (2008), Why I Must Brush My Teeth?, London, Evan Brothers Ltd.

- Astoeti, Tri Erri (2006), Total Qality Management dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di Sekolah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi kedua), Jakarta, Balai Pustaka.

- Kartono, Karini (1990), Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung, Penerbit Mandar Maju.

- Olds, AnitaRui (2001), Child Care Design Guide, Bogota, Quebecor World Bogota.

- Oxford University Press (2005), Oxford Ensiklopedi Pelajar, Jakarta, PT. Widyadara.

- Notoatmojo, Soekidjo (2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta Rineka Cipta.

- Nazir, Muhammad (1985), Metode Penelitian, Jakarta timur, Ghalia Indonesia

- Ruslan, Rosady, (1997), Kiat dan Stategi Kampanye public Relations, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

(16)

71

10 Febuari pukul 19.14

-

pukul 19.20

-

19.22

-

pada 10 Febuari pukul 22.05

-

Febuari pukul 22.31

-

-

(17)

72

- http:/tanyadokter.com/colsultation-topic.asp?zonaType=16, diakses pada 11 Febuari pukul 20.21

-

-

23.17

-

Referensi

Dokumen terkait

Padahal pada dasarnya orang matematika juga bisa membuat alat peraga berupa rangkaian listrik yang berfungsi untuk membantu menanamkan konsep pada materi logika

Dari hasil analisis model SIR penyebaran kanker serviks di Kota Palopo diperoleh 2 titik keseimbangan dimana hanya ada satu titik keseimbangan yang stabil yaitu

Penilaian obesitas yang dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan pemeriksaanan tropometri diantaranya Indeks Massa Tubuh (IMT), Lingkar Pinggang (LiPi),

Penelitian tentang reduplikasi tidak hanya ditemukan dalam dialek bahasa daeah tetapi melalui sebuah artikel dapat juga ditemukan proses reduplikasi seperti pada

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,

Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengenalan akan peran penting manajemen strategik dalam manajemen perusahaan dan keterlibatannya untuk menghadapi

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, berkah, ridho, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Berdasarkan uji mutu hedonik secara keseluruhan dapat diketahui bahwa mutu hedonik terhadap rasa roti rumput laut lawi-lawi (Ceulerpa racemosa) substitusi