• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KOMUNIKASI INTERNASIONAL SECARA DIGITAL OLEH KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV KOMUNIKASI INTERNASIONAL SECARA DIGITAL OLEH KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB IV

KOMUNIKASI INTERNASIONAL SECARA DIGITAL OLEH KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Diplomasi merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh para pemimpin negara atau pembuat kebijakan untuk berdialog dan bernegosiasi untuk mencapai kepentingan nasional.

Diera pandemi Covid-19 komunikasi internasional bergantung pada teknologi digital, sehingga pada bab 4 penulis akan menguraikan peneletian ini melalui data yang telah diolah terkait dengan penerapan diplomasi digital yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Republik (Kemlu) Indonesia selama pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2021. Penjelasan pada bab ini akan dimulai dari Dampak Covid-19 pada Aktivitas Diplomasi Oleh Kemlu, Pengaruh Diplomasi Digital Sebelum dan Setelah Pandemi, Komunikasi Internasional Menteri Luar Negeri Indonesia dan berakhir pada Efektivitas Penerapan Diplomasi Digital dalam Aktivitas Diplomasi Kemlu.

Berdasarkan data tersebut penulis akan menganalisa penerepan diplomasi digital oleh Kementrian Luar Negeri Indonesia dengan menggunakan teori efektivitas dan konsep diplomasi digital dalam mencapai kepentingan nasional.

4.1 Dampak Covid-19 pada Aktivitas Diplomasi Oleh Kemlu

Virus Covid-19 merupakan suatu pandemi global yang perdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dunia, dengan penyebarannya yang begitu cepat membuat seluruh aktivitas diluar rumah terhenti. Dampaknya pada negara mempengaruhi berbagai bidang seperti masalah kesehatan, sosial, dan ekonomi, bahkan seluruh aktivitas manusia dialihkan secara virtual dengan menggunakan beberapa aplikasi pertemuan seperti Zoom, Google Meet, Ms-team dan Media Sosial. Penyebaran virus Covid-19 terus mengalami peningkatan kasus terpapar virus setiap harinya, maka pemerintah harus bergerak cepat untuk menangani dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Pemerintah selama pandemi memprioritaskan warga negera Indonesia khususnya dibidang kesehatan, dengan menyediakan obat-obatan, vaksin, dan alat-alat medis untuk melindungi tubuh dari penyebaran virus Corona. Selain itu masalah sosial dan ekonomi Indonesia juga perlu diperhatikan karena ekspor dan impor serta investasi asing sulit masuk ke Indonesia akibat pandemi Covid-19 dan membuat Tiongkok sebagai negara pengekspor terbesar dunia mengalami penurunan dalam aktivitas perekonomiannya, sehingga berdampak pada Indonesia sebagai salah satu negara pemasok (Nabila, 2021). Survive ditengah pandemi Covid-

(2)

20

19 menjadi suatu tantangan bagi seluruh negara termasuk Indonesia, maka segala bentuk strategi perlu dilakukan untuk memulihkan kembali dampak dari pandemi global tersebut.

Pandemi Covid-19 muncul ditengah perkembangan teknologi dan media komunikasi (Revolusi 4.0), sehingga membuat suatu akselerasi atau percepatan dalam penggunaan platform digital. Begitupun dengan cara berdiplomasi yang mengalami pergeseran dari pertemuan fisik diganti dengan pertemuan secara virtual demi mengurangi penyebaran virus Covid-19. Selama pandemi Menteri Luar Negeri Indonesia menjalankan aktivitas diplomasinya dengan menggunakan telephone, media sosial, aplikasi virtual untuk menjalin hubungan kerjasama baik dengan negara mitra, NGO, IGO serta aktor-aktor lainnya untuk mengatasi dampak Covid-19 dan pemulihan kembali.

Gambar 4.1 Participated in a Webinar held by CSIS Sumber : https://twitter.com/Menlu_RI

Gambar 4.1 diatas menunjukkan perubahan cara berdiplomasi Menlu yang dilakukan secara virtual, melalui postingan Twitter Menteri Luar Negeri Retno mengikuti Webinar yang dilaksanakan oleh CSIS mengenai kerjasama internasional untuk menangani Covid-19. Menlu menggaris bawahi 3 poin dalam pertemuan tersebut, pertama pandemi Covid-19 menjadi tantangan baru dan belum pernah dialami sebelumnya diseluruh negara, kedua dampak Covid- 19 pada hubungan internasional, sehingga pentingnya melakukan kerjasama internasional, ketiga adalah Indonesia akan memperkuat kerjasama internasional disemua tingkatan. Pertemuan

(3)

21

tersebut merupakan langkah untuk mencari solusi dalam pemulihan terhadap dampak Covid-19.

Kementrian Luar Negeri melakukan tiga refocusing selama masa pandemi berlangsung, pertama adalah proteksi yang sangat diprioritaskan bagi WNI dan WNI yang ada diluar negara, kedua membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19 melalui diplomasi untuk mendapat akses terhadap alat-alat yang dibutuhkan, obat-obatan dan vaksin, ketiga mendukung upaya pemerintah menangani dampak sosial ekonomi (Sofuroh, 2020).

Pemerintah Indonesia mengupayakan untuk melakukan pendekatan vaksin jangka pendek melalui kerjasama dengan negara lain untuk mendapat akses terhadap vaksin dengan tepat waktu, aman dan harga terjangkau. Adapun pendekatan vaksin jangka panjang yang diterapkan untuk membangun ketahanan kesehatan nasional, sehingga Indonesia dapat membuat vaksin mandiri dan tidak bergantung lagi pada negara lain. Untuk menyeimbangi pemulihan kesehatan dan ekonomi Indonesia, maka diplomasi harus melakukan networking melalui jalur bilateral dan multilateral. Hubungan kerjasama internasional selama pandemi terpaksa dialihkan secara virtual demi mencapai kepentingan masing-masing negara. Diplomasi Indonesia selama pandemi sangat aktif melakukan berbagai pertemuan dengan berbagai aktor negara maupun aktor non-negara secara virtual, berikut ativitas-aktivitas diplomasi digital yang dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia. Pada gambar 4.2 Menlu Retno mengikuti “ASEAN-US Special Foreign Ministers Meeting on Covid-19”, yang dilaksanakan pada 23 April 2020 secara virtual dan dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri ASEAN dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (Wardah F. , 2020). Pertemuan tersebut merupakan bentuk kerjasama internasional antara ASEAN dan AS dalam menangani Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Menlu Retno menekankan kerjasama dalam sistem kesehatan dan mengajak ASEAN dan AS agar mengesampingkan perbedaan dan fokus dalam upaya menangani pandemi (Wardah F. , 2020).

(4)

22

Gambar 4.2 ASEAN-US Special Foreign Ministers Meeting On Covid-19 Sumber : https://twitter.com/Menlu_RI

Pertemuan secara virtual tersebut menjadi kesempatan bagi Menlu Retno untuk bisa mencapai kepentingan nasionalnya yaitu bernegosiasi dengan AS untuk kerjasama jangka pendek dalam pemenuhan alat-alat medis, obat-obatan serta bekerjasama dalam pengembangan vaksin (Wardah F. , 2020). Menlu juga menyampaikan pentingnya aksesbilitas vaksin bagi negara negara berkembang atau negara dengan pendapatan rendah untuk bisa mengakses vaksin dengan harga terjangkau. Penawaran kerjasama dipertemuan tersebut membuahkan hasil positif, dimana Menteri Luar Negeri Amerika menerima tawaran kerjasama dan berkomitmen dengan ASEAN untuk menangani Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Gambar 4.3 ASEAN Virtual Cross-Pillar Consultation Narrative of ASEAN Identity Sumber : https://twitter.com/Menlu_RI

(5)

23

Komunikasi internasional Menlu Retno secara virtual terus berlanjut, seperti pada gambar 4.3 Menlu mengikuti “ASEAN Virtual Cross-Pillar Consultation on the Narrative of ASEAN Identity” yang diselenggarakan pada 31 Agustus 2020. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi, perwakilan dari seluruh Badan Sektoral ASEAN pada tiga Pilar ASEAN, perwakilan negara anggota ASEAN serta perwakilan Badan Entitas terafiliasi dengan ASEAN (Kemlu.go.id, 2020). Menlu berkesempatan untuk menyampaikan pidatonya terkait dengan ASEAN identity dan mengingatkan kembali bahwa sebagai komunitas ASEAN harus bisa memahami dokumen Narasi agar berfungsi sebagai dasar relevansi ASEAN untuk menjadi lebih kuat melangkah menghadapi tantangan. ASEAN identity perlu digaungkan diluar kawasan untuk memperkuat peran sentral dan strategis ASEAN dalam melakukan kerja sama dengan mitra ekstrenal. Dokumen NAI adalah inisiatif Indonesia dan telah diusung pada saat Keketuaan Indonesia di ASEAN Senior Officials’ Meeting for Culture and Arts (SOMCA) / ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts (AMCA) periode 2018-2020 (Kemlu.go.id, 2020)

Gambar 4.4 International Webinar Held by Indonesia Ulema Council (MUI) Sumber : https://twitter.com/Menlu_RI

Prioritas diplomasi Indonesia tentunya tidak melupakan kontribusi Indonesia bagi perdamaian dan stabilitas dunia. Ditengah pandemi, Indonesia tidak melupakan komitmennya terhadap Palestina sebagai Kebijakan Luar Negeri Indonesia. Gambar 4.4 Indonesia mengikuti Webinar yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 16 Juli 2020, dalam Webinar

(6)

24

Indonesia memberikan dukungan pada Palestina melalui penolakan terhadap aknesasi Israel yang dinilai iligeal dan bertentangan dengan hukum Internasional. Indonesia mengajak berbagai organisasi Internasional dan Nasional seperti PBB, ASEAN, OKI dan UNRWA untuk membantu Palestina menolak tindakan rencana aknesasi Israel.

Gambar 4.5 Statement Menlu “Teknologi Digital Memberikan Solusi pada Covid-19”

Sumber : https://twitter.com/Menlu_RI

Melalui postingan Menlu Retno pada gambar 4.5 menyatakan bahwa teknologi dapat membantu memberikan solusi untuk penanganan Covid-19, tetapi dibutuhkan solidaritas dan komitmen politik. Makna dari postingan tersebut merupakan bentuk ajakan Menlu kepada seluruh masyarakat dunia untuk bisa memanfaatkan tekonologi digital sebaik mungkin selama pandemi dan membantu pemerintah melawan pandemi Covid-19. Teknologi digital di era pandemi Covid-19 tidak terlepaskan dari kehidupan manusia, sehingga Menlu berharap masyarakat dunia turut dalam pelaksanaan diplomasi digital demi menangani pandemi bersama.

Mengakses vaksin dengan harga terjangkau dibutuhkan oleh semua negara, khususnya negara-negara dengan pendapatan rendah perlu diperhatikan agar mereka dapat mengakses vaksin . Gambar 4.6 merupakan suatu pertemuan yang dilaksanakan pada 27 Januari 2021, Menlu Retno selaku Co-Chairs memimpin pertemuan COVAX-AMC Engagement Group secara

(7)

25

virtual yang dihadiri oleh 400 peserta. Distribusi vaksin multilateral menjadi topik dalam pertemuan tersebut serta tata keloa COVAX AMC EG dalam proses pengadaan, pendaan, alokasi, penyaluran, dan kesiapan negara/ekonomi peserta AMC EG (Kemenlu, 2021).

Gambar 4.6 Menlu Retno (Co-Chair) Memimpin Pertemuan COVAX-AMC EG Sumber : https://twitter.com/Menlu_RI

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan Ethiopia, Lia Tadesse dan Menteri pembangunan Internasional Kanada, Karina Gould. Menlu menekankan bahwa penyaluran dan proses distribusi vaksin perlu menerapkan TCS yaitu Transparency (transparansi), Certainty (kepastian), and Solidarity (solidaritas). Sehingga vaksin dapat diterima dengan tepat waktu, gratis, aman dan efektif kepada seluruh Negara yang memiliki ekonomi berpenghasilan renda dan menengah melalui COVAX Facility (Kemenlu, 2021).

4.2 Pengaruh Diplomasi Digital Sebelum dan Setelah Pandemi

Diplomasi digital merupakan diplomasi dengan pemanfaatan internet dan teknologi informasi untuk tujuan diplomatik, kemajuan teknologi membuat efesiensi waktu dan kecepatan dalam informasi. Menurut (Manor & Segev, 2015) diplomasi digital di definisikan sebagai meningkatnya platform media sosial oleh suatu negara untuk mencapai tujuan kebijakan luar negerinya dan mengelola reputasi negara. Diplomasi digital berkembang dari diplomasi publik, dimana bentuk praktek diplomatik didefinisikan sebagai alat yang digunakan negara untuk memahami kebudayaan, sikap dan perilaku (Melissen, 2013). Melibatkan banyak publik secara

(8)

26

luas dalam persamaan diplomatik akan menambah sejumlah aktor dalam kepentingannya untuk melakukan interaksi baik antar negara, organisasi internasional dan organisasi internasional non- pemerintah (Sotiriu, 2015). (Ross, 2011) berpendapat bahwa pengembangan teknologi komunikasi mengarah pada revolusi baru dalam diplomasi, dimana diplomasi secara tradisional hanya terdiri dari interaksi antar pemerintah, namun dengan munculnya media sosial serta penggunaan teknologi seperti ponsel dapat menghubungkan people to people dan people to government.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat merupakan pelopor diplomasi digital, dengan menggunakan teknologi untuk melibatkan kelompok pemangku kepentingan diseluruh dunia.

Proses perubahan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam diplomasi digital dilandasi oleh aset besar mereka yaitu teknologi, sehingga kebijakan luar negeri AS yang tradisional diarahkan pada instrument kenegaraan yang baru dengan memanfaatkan teknologi dan terus memberikan inovasi dalam diplomasi. Tujuannya adalah untuk membuat kebijakan luar negeri dapat memperluas cakupannya dan bisa saling berhubungan dengan masyarakat luas (Adesina, 2017).

Teknologi memiliki efek dalam kebijakan luar negeri dengan informasi yang begitu cepat mengalir ke seluruh dunia, sehingga berita dengan berdasar pada kebijakan luar negeri dan cara pemerintah berinteraksi menjadi lebih cepat dan mudah.

Diplomasi yang biasanya dilakukan secara tertutup dan melalui meja perundingan kini media dapat menjadi sarana bagi pemimpin negara untuk menerapkan diplomasi menjadi konsumsi publik, salah satunya adalah media massa, seperti berbagai informasi yang berkaitan dengan politik dapat masyarakat lihat di media massa seperti koran, tv, dan radio. Begitupun dengan diplomat yang mengandalkan internet untuk mencari informasi, berkomunikasi, dan bernegosiasi dengan diplomat diberbagai negara melalui via email (Adesina, 2017).

Berkembangnya teknologi membuat terjadinya pergeseran media, yang menuju pada media sosial sebagai dimensi penting bagi pemimpin negara untuk menjalankan tujuan diplomatiknya.

Keterlibatan media dalam diplomasi menjadi semakin penting karena para pemimpin negara dan aktor non negara menggunakan media sebagai standar kuat untuk politik, komunikasi, dan negosiasi. Peluang diplomasi digital membawa para publik asing saling terhubung dan membentuk informasi suatu arah yang terlibat dalam dialog, sehingga salah satu alasan

(9)

27

Kementrian Luar Negeri menggunakan diplomasi digital adalah untuk membangun citra negara serta mempromosikan kebijakan luar negeri terhadap masyarakat internasional dan nasional.

Pemimpin negara diseluruh dunia memanfaatkan berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube dan kehadiran para duta besar yang aktif menggunakan Twitter untuk berkomunikasi demi kepentingan diplomasi. Internet bagi pemerintah menjadi alat diplomatik yang unik karena dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan isu-isu yang mereka sedang hadapi dan juga mempromosikan ide-ide yang bersangkutan dengan kebijakan luar negeri kepada seluruh masyarakat luas untuk menciptakan citra positif negaranya. (Friedman, 2006) berpendapat bahwa internet memainkan peran penting untuk menyeimbangkan berbagai aspek diseluruh dunia, dan semua orang dimana saja dapat memiliki informasi yang sama sehingga dapat teruhubung dan melakukan kerjasama dalam bisnis secara langsung.

Media sosial membawa keuntungan bagi kedutaan karena dapat menjangkau warga negara lain, berinteraksi dan meningkatkan keterlibatan untuk mencapai tujuan diplomasi. Selain itu menggunakan media sosial mengurangi anggaran dalam keterlibatan untuk menyampaikan pesan-pesan politik atau kebijakan politik luar negeri, sehingga media sosial menjadi lebih praktis digunakan dalam upaya diplomasi terlebih khusus platform tersebut dapat menjangkau generasi mudah agar terlibat dalam diplomasi publik. Burson Marsteller seorang lembaga hubungan masyarakat dan komunikasi global mempelajari pengguna Twitter oleh sejumlah kepala negara dan pemerintah, tren diplomasi Twitter tersebut dikenal dengan Twiplomacy. Pada tahun 2015 Burson menganalisis 669 akun kepala negara dan pemerintah di 166 negara, sementara hanya 27 negara yang tidak menggunkan Twitter (Adesina, 2017). Twiplomacy berfungsi untuk menjalankan misi diplomatik oleh pemimpin negara melalui media sosial Twitter.

Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan diplomasi digital ke dalam suatu kebijakan luar negerinya jauh sebelum pandemi Covid-19. Menurut Menteri Luar Negeri Indonesia Ibu Retno Marsudi, diplomasi digital memiliki manfaat seperti menyebarkan pesan perdamaian, alat sebagai sarana penguatan kerjasama ekonomi, melindungi negara dan memajukan pembangunan. Media sosial menjadi salah satu platform dengan segala sumber informasi yang baik maupun informasi yang simpang siur, sehingga ada tekanan secara politik bagi negara untuk meluruskan informasi buruk atau tidak benar. Media menempati posisi sentral

(10)

28

untuk menyebarkan informasi, membentuk opini publik dan menjadi wadah independen bagi isu dan permasalahan umum dapat diperdebatkan (Andrianti, 2015). Diplomat juga dituntut untuk mampu menggunakan teknologi seperti menggunakan media sosial untuk mempengaruhi publik dan masyarakat agar opini, kritik, dan masukan dari masyarakat dapat dipertimbangkan dalam pembentukan kebijakan luar negeri.

Penerapan diplomasi digital perlu adanya inovasi dan beradaptasi sesuai dengan bentuk komunikasi dalam lingkungannya, dalam dunia yang saling terhubung kemampuan mengumpulkan dan membagikan informasi secara luas menciptakan peluang bagi para pemimpin untuk membuat kebijakan. Salah satu kebijakan pemerintah Indonesia yang sangat diprioritaskan adalah perlindungan bagi WNI diluar negara, maka dari itu untuk memanfaatkan diplomasi digital, Menlu Retno Marsudi mengatakan diplomasi Indonesia akan difokuskan pada digital command centre. Terdapat tiga aplikasi yang diluncurkan oleh Kemenlu yaitu, pertama Welcoming SMS Blast aplikasi tersebut berfungsi mengirim pesan singkat kepada WNI diluar negeri dengan pesan berisi informasi kontak perwakilan RI terdekat, apabila terjadi masalah yang memerlukan bantuan perwakilan negara diluar negeri, maka WNI dapat menggunakan sms blast tersebut untuk meminta bantuan. Kedua, aplikasi Safe Travel merupakan alat perlindungan WNI diluar negeri tujuannya adalah memberikan informasi tempat wisata, tempat ibadah, restoran dan informasi lainnya bagi WNI yang berkunjung ke suatu negara. Safe Travel juga menyediakan fitur tombol darurat untuk membantu WNI diluar negeri ketika membutuhkan bantuan, sehingga adanya aplikasi tersebut dapat membuat WNI yang berada negara lain merasa aman. Aplikasi yang terakhir adalah Portal Peduli WNI yang memberikan fasilitas seperti lapor diri, pelayanan dan perlindungan WNI, aplikasi ini sangat bermanfaat bagi WNI yang akan tinggal di luar negeri (Dharossa & Rezasyah, 2020).

(11)

29

Gambar 4. 7Regional Conference on Digital (RCDD) Sumber : https://icdd.kemlu.go.id/id/about

Pada tahun 2019 bulan Oktober, Kementrian Luar Negeri Indonesia mengadakan Regional Conference on Digital (RCDD) sebagai pemahaman mengenai diplomasi digital. Konferensi tersebut dibuat karena adanya perubahan praktik diplomasi diera digital yang merujuk pada penggunaan media sosial dan teknologi informasi dan komunikasi (kemlu.go.id, 2019).

Diplomasi digital yang berkembang masih sulit dipahami dalam keefektifan dan keterbatasannnya, maka dari itu konferensi yang dilaksakan bertujuan untuk membagikan pengalaman antara negara-negara dikawasan yang telah menerapkan diplomasi digital, bagaimana para perwakilan pemerintah menggunakan teknologi sebagai sarana mengadakan diplomasi, kemudian membahas tantangan, kesempatan, dan masa depan diplomasi digital, dan terakhir diplomasi digital dapat melakukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk mendukung kerjasama regional dalam mengembangkan diplomasi digital (kemlu.go.id, 2019). RCDD di hadiri oleh 16 negara seperti Australia, Brunei Darussalam, Cambodia, China, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, New Zealand, Philippines, Singapore, Thailand dan Vietnam (kemlu.go.id, 2019).

Akselerasi dalam penggunaan teknologi digital pada masa pandemi terjadi hampir disemua sektor, seperti pada penggunaan aplikasi pertemuan virtual yang sebenarnya telah diciptakan sebelum pandemi tetapi di era pandemi aplikasi virtual tersebut terus meningkat dalam penggunaannya. Munculnya virus Covid-19 membuat aktivitas kunjungan diplomatik dihentikan dan diganti dengan menggunakan aplikasi tatap muka virtual seperti Zoom dan Google Meet untuk tetap melanjutkan aktivitas diplomasi. Melalui postingan yang dibagikan oleh Menlu Ibu Retno Marsudi dalam akun Twitternya yaitu beberapa gambar pertemuan virtual dengan berbagai negara untuk mendiskusikan masalah Covid-19 dan membangun kerjasama untuk

(12)

30

kepentingan setiap negara. Pemulihan dari segala dampak Covid-19 membuat penggunaan digital sangat diperlukan untuk tetap melakukan kerjasama secara bilateral dan multilateral untuk negara bisa survive.

Gambar 4. 8International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) Sumber : https://icdd.kemlu.go.id/id/about

Tahun 2021 Indonesia kembali melakukan International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) dengan tema “Unmasking digital diplomacy in the new normal”. Situasi pandemi Covid-19 berdampak pada kehidupan masyarakat salah satunya adalah keterbatasan interaksi yang membuat masyarakat dunia harus beradaptasi dalam situasi tersebut. Para pembuat kebijakan termasuk kebijakan luar negeri terhambat oleh keterbatasan dan ketidakpastian selama pandemi. Tetapi teknologi digital membantu segala hambatan yang ada, maka dari itu ICDD diselenggarakan untuk mengubah pandangan bahwa keadaan pandemi yang terlihat sulit dan tidak mungkin menjadi mungkin untuk dilakukan dengan adanya teknologi digital. ICDD dihadiri oleh berbagai dari negara seperti Australia, Brunei Darussalam, Cambodia, Chile, China, Fiji, Finland, India, Indonesia, Japan, Lao DPR, Malaysia, New Zealand, Philippines, Republic of Korea, Singapore, South Africa, Thailand, UK, USA, dan Viet Nam. Konferensi tersebut bertujuan untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman, gagasan, keahlian dalam mengelola krisis melalui diplomasi, sehingga diplomasi berbasis digital sangat memiliki pengaruh besar bagi perwakilan negara dalam memutuskan atau membuat suatu kebijakan politik luar negeri di tengah penyebaran virus Covid-19 (kemlu.goid, 2021).

(13)

31

4.3 Komunikasi Internasional Menteri Luar Negeri Indonesia

Komunikasi merupakan suatu proses antara dua orang atau lebih untuk membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, menurut pandangan Everett M Rogers dan Lawrence Kincaid. Sumber dalam komunikasi merupakan suatu pihak, bisa berasal dari individu, kelompok organisasi, perusahaan, dan negara yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi seperti membangun hubungan, menyampaikan informasi, mengihubur dan bisa juga mengubah ideologi keyakinan agama, perasaan dan pikiran (Andrianti, 2015). Komunikasi mempunyai dua fungsi yaitu, pertama komunikasi sosial dimana mengisyaratkan komunikasi itu penting dalam membangun konsep diri untuk kelangsungan hidup. Fungsi yang kedua adalah pengambilan keputusan dimana seseorang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu disaat tertentu, dua fungsi tersebut merupakan pandangan Rudolph F Venderber. Komunikasi memiliki berbagai cara untuk menyampaikan suatu pesan atau makna kepada komunikan, salah satunya adalah komunikasi internasional. Komunikasi Internasional tidak terlepaskan dengan hal-hal yang ada dalam hubungan internasional seperti kebijakan politik luar negeri yang membutuhkan komunikasi internasional dengan melakukan diplomasi atau negosiasi demi mencapai tujuan yang diinginkan negara maupun bersama untuk menata kehidupan masyarakat internasional (Andrianti, 2015).

Komunikasi internasional dalam diplomasi dilakukan oleh pemerintah atau perwakilan negara seperti Menteri Luar Negeri, konsulat, dan organisasi internasional seperti PBB, ASEAN, CEPA dan organisasi lainnya. Para pemimpin negara atau aktor negara maupun aktor non-negara tersebut bertanggung jawab atau terlibat dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri.

Kebijakan politik luar negeri dibentuk untuk memperjuangkan kepentingan nasional suatu negara, untuk membentuknya dimulai dari rumah sendiri atau negara dengan berdasarkan pada aturan personal, institusi politik, afiliasi politik dan kekuatan masyarakat menjadi faktor yang signifikan dalam pembuatan politik luar negeri (Perwita, 2007:149). Menurut Effendy komunikasi internasional dilakukan oleh perwakilan suatu negara sebagai komunikator untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kepentingan negara kepada negara lain, dengan tujuan memperoleh bantuan dan kerjasama, komunikasi tersebut dilakukan melalui berbagai media komunikasi atau media massa (Julina, 2022). Perkembangan zaman membawa diplomasi menjadi lebih terbuka atau disebut dengan diplomasi publik yang bersifat transparan,

(14)

32

berjangka luas, dan isu yang diangkat lebih kearah sikap dan perilaku publik. Diplomasi publik melibatkan stakeholder dalam prosesnya melibatkan Kementerian Luar Negeri, lintas kementerian dalam pemerintahan, swasta, masyarakat dan media massa. Komunikasi dalam diplomasi biasanya dilakukan dalam dua bentuk yaitu secara bilateral dan multilateral. Bilateral diplomacy yaitu komunikasi antara dua negara untuk melakukan kunjungan diplomatik dan bernegosiasi untuk membahas kepentingan bersama. Bentuk kedua adalah multilateral diplomacy yang melibatkan berbagai negara dan organisasi internasional untuk melakukan proses interaksi yang mencakup hubungan, kesepakatan dan kesepahaman (Diamond,1996:11).

Diplomasi dalam dunia internasional memiliki istilah first track diplomacy atau jalur diplomasi yang bersifat resmi dan interaksinya dijalankan oleh perwakilan negara seperti Kementerian Luar Negeri untuk menyelenggarakan hubungan luar negeri. First track diplomacy dipengaruhi oleh aktor-aktor second track diplomacy, dimana jalur ini dilakukan oleh aktor aktor non-pemerintah, bersifat informal untuk menangani konflik antar kelompok masyarakat, mempengaruhi dan memberi masukan, membentuk dan mengimplementasikan sebuah kebijakan.

Selanjutnya, multi track diplomacy yang muncul sebagai “tren” diplomasi pada abad ke-21 karena banyak aktor yang terlibat dan befungsi untuk mengkaji lebih banyak isu. Second and multi track diplomacy menekankan pada government to people dan people to people dengan tujuan berpartisipasi dalam internasional peace making dan peace building.

Kunci utama dari diplomasi adalah komunikasi internasional yang berisikan pesan mengenai kepentingan nasional suatu negara dengan mencakup masalah ekonomi, politik, keamanan dan lain sebagainya. Menteri Luar Negeri sebagai perwakilan diplomatik negara menjadi komunikator untuk membina rasa saling percaya, memperluas pengaruh, meningkatkan komitmen, dan menanggulangi perbedaan pendapat dan salah paham. Seperti yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dalam menjalankan kebijakan politik luar negerinya yaitu membantu konflik antara Afghanistan dan Taliban yang mengakibatkan krisis kemanusiaan di Afghanistan. Komitmen bantuan tersebut dijalankan dengan komunikasi internasional yang mempertemukan antara pihak yang terlibat khususnya perwakilan dari Taliban dalam Konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk membahas keadaan Afghanistan. Pertemuan tersebut dihadiri oleh aktor-aktor yang terlibat dalam konflik, sehingga dengan adanya komunikasi internasional serta negosiasi dapat membantu mengatasi konflik yang sedang terjadi. Diplomasi

(15)

33

yang dijalankan oleh Indonesia tersebut merupakan suatu bentuk untuk membina rasa saling percaya atau memperteguh keyakinan (confidience building).

Hadirnya digitalisasi dalam komunikasi internasional dan dinamika tata hubungan internasional akan dipengaruhi dengan isu-isu mulai dari umum hingga khusus, dan munculnya beragam aktor negara dan aktor non-negara, serta penggunaan media oleh pemerintah. Fungsi media menjadi sarana dalam konteks hubungan internasional salah satunya dalam mempromosikan kebijakan luar negeri suatu negara dan membentuk citra positif bagi negara lain. Media massa dan media sosial berperan penting dalam aktivitas manusia baik itu dalam proses interaksi masyarakat dengan masyarakat maupun masyarakat dan negara. Media menempati posisi sentral untuk menyebarkan informasi, membentuk opini publik dan menjadi wadah independen bagi isu dan permasalahan umum dapat diperdebatkan (Andrianti, 2015).

Informasi atau berita Pandemi Covid-19 di Indonesia menyebar begitu cepat melalui berbagai media, sehingga Menteri Luar Negeri Indonesia harus merespon dengan cepat pandemi tersebut. Fungsi Menteri Luar Negeri dalam kasus Covid-19 yaitu membuat kebijakan baru untuk melindungi masyarakat Indonesia, maka dari itu komunikasi dengan berbagai aktor negara maupun non negara perlu dilakukan. Teknologi digital sangat membantu Menteri Luar Negeri Indonesia untuk bisa melaksanakan berbagai kebijakan untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Pandemi Covid-19 membuat semua negara memerlukan bantuan untuk bisa menangani setiap dampak yang terjadi, Menteri Luar Negeri Indonesia sebagai komunikator yang memberi pesan, memahami bahwa teknologi digital dapat menjadi wadah untuk mengajak negara-negara bekerjasama untuk menangani dampak Virus Covid-19 dan melupakan sejenak konflik konflik antar negara yang berkonflik dan berdamai agar sama-sama bisa mencapai kepentingan masing-masing negara.

Komunikasi Internasional Kementerian Luar Negeri Indonesia, Ibu Retno Marsudi selama pandemi Covid-19 dilaksanakan secara virtual dan tidak hanya menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan pandemi Covid-19 tetapi kebijakan dan isu-isu lainnya yang sempat terhambat karena pandemi tetap bisa dikomunikasi melalui diplomasi digital. Pandemi Covid-19 tidak lagi menjadi penghambat pada komunikasi internasional Menteri Luar Negeri Indonesia, kerjasama secara bilateral dan multilateral dengan berbagai aktor negara dan non-negara berhasil dilakukan secara virtual. Penggunaan media sosial tetap diperlukan dalam diplomasi digital Indonesia

(16)

34

selama pandemi Covid-19, dimana platform tersebut digunakan untuk memposting kegiatan pertemuan internasional secara virtual yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia.

Tujuannya adalah untuk memberikan pesan dan kesan kepada seluruh negara bahwa ditengah pandemi Covid-19 komunikasi internasional yang dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mampu beradaptasi dan ikut serta dalam menjalan komunikasi digital dengan banyak negara dan organisasi internasional maupun nasional.

4.4 Efektivitas Penerepan Diplomasi Digital dalam Aktivitas Diplomasi Kemlu

Aktivitas diplomasi yang dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia selama pandemi Covid-19 berdasarkan pada kepentingan nasional yang harus dicapai, seperti prioritas kerja diplomasi yang dibuat selama pandemi yaitu perlindungan terhadap WNI, mengelola pandemi dari sisi kesehatan dan dampak sosial ekonomi, serta tetap berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas dunia. Untuk mencapai kerangka kerja yang telah disusun, Menteri Luar Negeri Indonesia membutuhkan bantuan serta kerjasama internasional maupun nasional, karena penelitian ini difokuskan pada tahun 2020 hingga 2021 dimana pandemi Covid-19 berlangsung maka penulis melihat bahwa penerapan diplomasi digital yang dijalankan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia berjalan dengan efektif. Sama seperti teori Efektif menurut Robbins (1994:54) dalam pendekatan sistem, Menlu Retno sebagai salah satu Menteri yang aktif dalam penggunaan diplomasi digital membuat suatu kerangka kerja baru agar Indonesia bisa survive dan memanfaatkan teknologi digital untuk bisa berintegrasi dengan lingkungan baru dimasa pandemi.

Pendekatan sistem didukung dengan 3 perspektif kefektifan Menurut James L Gibson yaitu individu yang memiliki tanggung jawab atau sebagai pekerja dalam suatu sistem. Individu yang dimaksud dalam penulisan ini adalah Ibu Retno Marsudi, sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia yang bertanggung jawab untuk menjalankan diplomasi digital ditengah pemulihan pandemi Covid-19. Selain itu ada efektivitas kelompok yang ditekankan pada team work, berfungsi untuk membantu individu menjalankan sistem tersebut, dan terakhir adalah hasil kerja individu dan kelompok yang berhasil menerapkan diplomasi digital ditengah Covid-19 dalam membangun kerjasama dengan berbagai negara dan organisasi internasional dan nasional secara virtual.

(17)

35

Melindungi warga negara Indonesia sudah menjadi tugas utama Menteri Luar Negeri Indonesia, sehingga masalah kesehatan dimasa pandemi menjadi tugas baru bagi Menlu untuk memberikan solusi pada keselamatan WNI. Vaksin menjadi salah satu solusi untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19, prioritas Indonesia pada saat itu adalah bergerak cepat untuk mendapatkan vaksin dan tentunya dengan kalkulasi yang tepat. Diplomasi vaksin dilakukan oleh Menlu Retno dengan menggunakan pendekatan kerjasama jangka pendek dan jangka panjang secara bilateral dan multilateral. Teknologi digital mengambil peran penting dalam proses kerjasama Menteri Luar Negeri Indonesia melalui penggunaan aplikasi virtual untuk bisa ikut dalam melakukan diplomasi vaksin sehingga Indonesia berhasil menerima vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Untuk mewujudkan sistem kesehatan yang mandiri Menlu Retno membentuk team work yang bertujuan untuk memantau pergerekan negara lain dan belajar bagaimana negara lain menangani Covid-19 khususnya dalam memproduksi vaksin. Bagi Menteri Luar Negeri aksesbilitas vaksin sangat dibutuhkan oleh semua negara yang terkena virus Covid-19 sehingga dibutuhkan kerjasama yang kuat oleh seluruh negara untuk membantu negara berkembang dan pendapatan rendah mengakses vaksin dengan harga terjangkau.

Indonesia tergabung dalam forum COVAX-AMC EG didalamnya ada negara-negara pendonor, negara berkembang dan negara belum maju bersatu mengumpulkan dana untuk membeli vaksin dan pendapatan diberikan vaksin secara gratis. Forum tersebut adalah bentuk dari vaksin multilateral, atau sebagai pengadaan dan akses vaksin bagi 92 negara dengan ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagai Co-Chairs COVAC-AMC EG Menlu Retno beberapa kali memimpin pertemuan COVAX-AMC EG secara virtual dan memastikan bahwa distribusi vaksin dilakukan secara tepat waktu, serentak, gratis aman dan efektif. Peran Menlu Retno dalam COVAX-AMC EG adalah mengawal pembahasan strategi, kebijakan dan kinerja COVAX Facility, dalam prosesnya juga Menlu berkomitmen untuk transparan dalam Engagement Group tersebut. Beliau juga menekankan bahwa keberhasilan vaksin multilateral dapat efektif dengan dukungan kerja sama internasional yang solid. Pada bulan Juni tahun 2021 Indonesia kembali menerima vaksin AstraZeneca sebanyak 1.504,800 dosis melalui jalur multilateral atau COVAX Facility secara gratis, hal tersebut mengurangi beban perekenomian Indonesia. Melalui penggunaan diplomasi digital COVAX berhasil mengkoordinasikan pengiriman jutaan dosis vaksin kepada 92 negara tersebut melalui pertemuan virtual.

(18)

36

International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) merupakan suatu bentuk keseriusan Kemlu RI dalam penerapan diplomasi digital, ditengah pandemi ICDD dibuat untuk mengubah pandangan bahwa teknologi digital mampu membantu diplomasi untuk tetap berjalan.

ICDD merupakan lanjutan dari Regional Conference on Diplomacy Digital yang berhasil diselanggarakan oleh Indonesia ditahun 2019. International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) diselenggarakan pada bulan November tahun 2021 secara hybrid di Bali dengan mengangkat tema “Unmasking Digital Diplomacy in the New Normal”, dan ada 19 negara yang berpartisipasi untuk menyampaikan pengalaman, pemikiran dan strategi masing masing negara dalam memanfaatkan diplomasi digital. Tujuan dari pelaksanaan ICDD yaitu sebagai wadah yang menjembatani kesenjangan perkembangan teknologi digital diseluruh dunia melalui diplomasi, karena dalam menghadapi situasi pandemi semua negara dituntut untuk bisa menggunakan teknologi digital untuk tetap bisa berinteraksi dan berkomunikasi, namun tidak semua negara mampu beradaptasi dan belum memadai dalam pemanfaatan teknologi digital (kemlu.go.id).

Indonesia adalah salah satu negara yang memumpuni dalam pemanfaatan diplomasi digital, walaupun dalam penggunaannya masih banyak yang perlu ditingkatkan. Melalui International Conference on Digital Diplomacy (ICDD) berhasil menghasilkan Bali Message on International Cooperation in Digital Diplomacy dengan lima fokus utama, pertama Kerangka Kebijakan Pemerintah untuk Mendukung Diplomasi Digital, kedua Manajemen Krisis Melalui Diplomasi Digital, ketiga Manajemen Data untuk Mendukung Diplomasi Digital, keempat Inovasi untuk Mendukung UKM dan kelima Peningkatan Kapasitas dan Inklusi Digital. Kelima sektor fokus tersebut merupakan keinginan negara untuk kerjasama dalam penggunaan diplomasi digital.

Penggunaan diplomasi digital Indonesia ditengah pandemi bisa dinilai dari kepentingan nasional negara seperti Protecting, Promoting, Reporting, Representing, and Negosiating.

Melalui teknologi digital protecting atau melindungi masyarakat Indonesia, Kemlu mengembangkan berbagai situs seperti Portal Peduli WNI dan Safe Travel sebagai wadah bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan. Kemudian dalam promoting, melalui berbagai akun media sosial, Kemlu aktif mempromosikan keragaman budaya dan nilai nilai Indonesia. Selain menggunakan media, Kemlu mengeluarkan Digital Command Centre sebagai bentuk dari reporting dengan tujuan melalukan pantauan informasi atau berita dari seluruh dunia, dan

(19)

37

kemudian data tersebut diolah untuk membantu pembuatan laporan, kemudian laporan tersebut dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi Kemlu untuk membuat suatu keputusan atau kebijakan. Melalui postingan media sosial Kemlu, masyarakat dapat melihat representing keaktifan Menteri Luar Negeri dalam mewakili tugas negara untuk menghadiri berbagai pertemuan dan persidangan internasional seperti PBB. Terakhir dalam negotiating, ditengah pandemi Indonesia berhasil bekerjasama dan bernegosiasi dalam mengakses vaksin dengan harga terjangkau bahkan gratis, komunikasi dan kerjasama tersebut dibantu dengan alat teknologi digital seperti aplikasi virtual. Adapun proses negosiasi perjanjian ekonomi Indonesia dengan Korea dan Mozambik yang dilakukan secara penuh melalui tatap muka virtual. Tetapi kembali lagi bahwa diplomasi tatap muka secara langsung tidak dapat digantikan, namun diplomasi digital tetap akan terus berkembang untuk membantu diplomasi dalam keadaan rumit seperti pandemi Covid-19.

Diplomasi digital memberikan keuntungan pada masyarakat karena dapat mengaksesnya, sehingga ada pengaruh dalam jumlah aktor domestik dan internasional. Hadirnya jumlah aktor tersebut, karena adanya kecenderungan masyarakat global yang lebih menyukai duta yang aktif dalam penggunaan digital seperti media sosial, begitupun sebaliknya perwakilan negara membutuhkan masyarakat diseluruh kalangan untuk membantu pemerintah menjalankan kebijakannya dan membantu pemerintah mempromosikan negara untuk membentuk image yang baik kepada negara lain. Akun media sosial resmi Kemlu RI aktif membagikan informasi atau postingan kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh Menlu, pada masa pandemi akun resmi media sosial Kemlu RI seperti Facebook dan Youtube lebih memberikan banyak informasi dan inovasi baru dalam berdiplomasi. Dalam akun resmi Facebook Kementerian Luar Negeri RI terdapat perbandingan dalam unggahan yang dibagikan, antara bulan Desember tahun 2019 dan Desember tahun 2020 dan 2021. Pada bulan Desember 2019 postingan Kemlu Indonesia lebih memperlihatkan kunjungan diplomatik Menlu Retno dalam menjalankan tugas negara.

Sedangkan postingan pada bulan Desember tahun 2020 dan 2021 lebih kearah pemanfaatan teknologi digital sebagai alat dalam berdiplomasi di Indonesia. Contohnya informasi pertemuan atau webinar terbuka seperti webinar tentang capaian diplomasi yang bisa diikuti oleh masyarakat Indonesia, selanjutnya ada informasi yang bersangkutan dengan penanganan pandemi Covid-19 seperti kerjasama multilateral vaksin.

(20)

38

Media Sosial resmi lainnya yang aktif digunakan oleh Kemlu RI adalah Youtube dengan nama akun MoFA Indonesia. Perbedaan unggahan vidio Youtube antara tahun 2019 hingga tahun 2021 memiliki beberapa perbedaan, seperti durasi vidio dimana kebanyakan vidio ditahun 2020 hingga 2021 memiliki durasi vidio yang lebih panjang, da nada beberapa kegiatan diplomasi yang dilakukan melalui virtual diunggah secara full di akun Youtube resmi MoFA Indonesia, contohnya ICDD yang memiliki 4 panel dengan pembahasan yang berbeda yaitu Inclusive Digital Economy: Benefits and Challenges, Digital Innovasion for SMEs, Making Sense of Data and Digital Diplomacy, and Big Data and Crisis Management. Sehingga semua masyarakat Indonesia bahkan internasional dapat menonton konferensi tersebut, begitupun dengan kualitas vidio yang diunggah lebih menarik perhatian masyarakat untuk ditonton dan memnilai sejauh mana Kemlu RI dalam penggunaan diplomasi digital. Sedangkan ditahun 2019, unggahan vidio lebih memperlihatkan kegiatan Menlu Retno saat melakukan tugas negara atau kunjungan diplomatiknya.

Penelitian ini melihat bahwa kerangka kerja penanganan selama pandemi Covid-19 dan hubungan internasional Indonesia yang membuka berbagai jaringan kerjasama dengan berbagai aktor negara maupun aktor non-negara ada kaitannya dengan pelaksanaan G-20 yang dilaksanakan di Indonesia. Kepresidenan Indonesia dalam G-20 jatuh ditengah kondisi dunia yang tidak kondusif seperti adanya pandemi, isu perang Ukraina dan lain sebainya sehingga Presidensi G-20 mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Pemulihan kesehatan dan ekonomi sosial menjadi hal penting bagi Indonesia dalam persiapan menuju G-20, bahkan diplomasi Indonesia terlibat dalam vaksin multilateral, dan mendorong seluruh negara untuk bisa melakukan vaksin dengan tujuan menurunkan kasus Covid-19. Berakhirnya virus Covid-19 berada diluar kendali semua negara dan tidak dapat diprediksi oleh siapapun, satu-satunya cara adalah bertahan dan membangun kerjasama internasional maupun nasional. Diplomasi yang dijalankan oleh Indonesia dimasa pandemi menjadi peluang untuk membangun image negara yang positif, dibuktikan dalam setiap postingan di berbagai platform digital bahwa Indonesia mampu melakukan pendekatan secara bilateral dan multilateral dalam mendorong pemulihan pandemi Covid-19. Bukti nyata dari penerapan diplomasi digital yang dijalankan oleh Menlu Retno berhasil mencapai kepentingan nasional dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menjadi pemimpin dan mampu berkontribusi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan dunia.

Referensi

Dokumen terkait

Pada clause complex tersebut terdapat klausa sebagai sarana pertukaran dalam bentuk memberi (giving) yang teridentifikasi dari elemen mood yang merupakan sebuah

Bab IV merupakan analisis data dan pembahasan mengenai tindak tutur ilokusi pada cuitan warganet twitter selama pandemi covid-19 yang mengandung ujaran kebencian dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti sesuai dengan judul penelitian yaitu Profil Motivasi Belajar dalam Pemecahan Masalah Matematika Bilangan Bulat dengan

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Tjhai (2002) yang menunjukkan bahwa variabel kapabilitas personal sistem informasi berpengaruh positif

Semangat dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik

Hasil uji F pada analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pupuk N dan P berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar dan kering berangkasan tunas, jumlah polong per

Penelitian ini meliputi seluruh judul orasi ilmiah yang tercantum pada kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama 1995 – 2007. Dari setiap naskah orasi

Apabila perjanjian kerja sama ini diperparjang PARA PIHAK melakukan koordinasi atas rancangan perpaljangan kerja sama, atau dalam hal salah satu pihak berkeinginar