• Tidak ada hasil yang ditemukan

My-Ecocrete (Mycelium Ecological Active Concrete) Inovasi Beton Mycelium pada Limbah Sawit: Narrative Review

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "My-Ecocrete (Mycelium Ecological Active Concrete) Inovasi Beton Mycelium pada Limbah Sawit: Narrative Review"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

My-Ecocrete (Mycelium Ecological Active Concrete) Inovasi Beton Mycelium pada Limbah Sawit: Narrative Review

Shakila Fuadah Lubis1, Ihsanul Muslim2, Muhammad Alfaridzi Adfan3, Gunawan Wibisono4, Monita Olivia5*

1,2,3,4,5Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia

*Koresponden email: monita.olivia@lecturer.unri.ac.id

Diterima: 31 Maret 2023 Disetujui: 8 April 2023

Abstract

Mycelium is a rich natural and renewable source of valuable structural polymers, such as chitin and chitosan.

Chitin is a linear macromolecule consisting of N-acetylglucosamine units. Chitin's tensile strength is very strong, ranging from 1.5 to 3 GPa produced by high dipole moments and hydrogen bonds between macromolecular chains. Oil Palm Empty Bunches (EFB) contain potential chemical nutrients for the growth of Mycelium such as: silica, potassium, calcium, chlorine, magnesium and phosphate which are high enough so that they are suitable and have high lignin and cellulose as chitin synthesis materials by mycelium fungi.

Based on the research results, it shows that the fungal spores will germinate into mycelium and can repair cracks in concrete structures. Mycelium hyphae that grow rapidly can provide strength to a structure at the time of fracture. The mycelium fungus also has the advantage of being resistant to high temperatures. The optimum mycelium density in concrete will also increase the strength of the material.

Keywords: concrete, mycelium, oil palm empty bunches (EFB)

Abstrak

Mycelium adalah sumber alami dan terbarukan kaya akan polimer struktural berharga, seperti chitin dan chitosan. Chitin merupakan makromolekul linier yang terdiri dari unit N-acetylglucosamin. Kuat tarik chitin tergolong sangat kuat, berkisar 1,5-3 GPa dihasilkan oleh tingginya momen dipol dan ikatan hidrogen antar rantai makromolekul. Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) mengandung nutrisi kimia potensial untuk pertumbuhan Mycelium seperti: silika, kalium, kalsium, klor, magnesium dan pospat yang cukup tinggi sehingga cocok dan memiliki lignin dan selulosa tinggi sebagai bahan sintesis chitin yang oleh mycelium fungi. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa spora fungi akan berkecambah menjadi mycelium dapat memperbaiki keretakan pada struktur beton. Hifa mycelium yang tumbuh dengan cepat dapat menjadi penambah kekuatan suatu struktur pada saat keretakan. Mycelium fungi juga dapat memiliki keungggulan dalam hal ketahanan terhadap suhu tinggi. Densitas mycelium optimum pada beton juga akan meningkatkan kekuatan material.

Kata Kunci: beton, mycelium¸tandan kosong kelapa sawit (TKKS)

1. Latar Belakang

Seiring dengan konstruksi bangunan di bidang Teknik Sipil terus berkembang, maka dibutuhkan peningkatan kualitas konstruksi seperti mutu material yang digunakan. Beton merupakan bahan baku paling banyak digunakan pada infrastruktur di Indonesia. Semen sebagai material utama dalam pembuatan beton merupakan salah satu material memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan akibat peningkatan emisi karbondioksida (CO2) dan eksploitasi bahan baku kapur merupakan salah satu contoh kerusakan lingkungannya. Meski demikian, produksi semen diperkirakan terus meningkat hingga mencapai 5,20 dan 6 miliar ton pada tahun 2020 dan 2025 [1]. Produksi dan penggunaan semen Ordinary Portland (OPC) telah diklaim menjadi kontributor utama kerusakan lingkungan dalam pembuatan beton [2], meskipun demikian semen Portland tetap diperlukan bagi perkembangan teknologi di bidang rekayasa struktur dan bahan bangunan di Indonesia.

Tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk kebutuhan

(2)

Mycelium merupakan bagian vegetatif penyusun jamur yang dapat tumbuh dengan cepat dan bersifat selayaknya perekat alami. Jaringan hifa miselium yang padat dapat merekat substrat sehingga dapat menghasilkan ustau komponen yang padat. Mycelium hanya dapat berkembang dan tumbuh di lingkungan dengan kelembaban dan cahaya yang baik. Sebagai bagian dari fungal, mycelium tumbuh pada lingkungan dengan kelembaban dan cahaya yang baik. Perkembangan optimal terjadi dengan adanya ketersediaan nutrisi bagi mycelium seperti selulosa. TKKS memiliki komposisi kimia selulosa cukup tinggi, sehingga dapat mendukung terbentuknya substrat mycelium dan TKKS optimal [6]. Mycelium memecah biopolymer menjadi lebih sederhana dan kemudian mencerna nutrisi berbasis karbon. Mycelium dapat ditemukan di dalam atau dipermukaan substrat organik seperti tanah, serbuk gergaji, kertas dan material lainnya yang mengandung karbon [7].

Inovasi pemanfaatan limbah kelapa sawit (TKKS) dan mycelium sebagai pengganti komposisi beton disebut My-Ecocrete dapat memberikan manfaat ganda, yakni sebagai bahan konstruksi bermutu serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Substitusi mycelium dan material limbah lain akan membantu menurunkan eksplorasi bahan baku alam untuk produksi semen dan mengurangi emisi gas CO2 dari industri semen yang tidak ramah lingkungan [8].

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah studi literatur yang merangkum literatur sesuai dengan tema.

Pencarian literatur menggunakan electronic-resources beberapa database yaitu Research Gate, Core, DOAJ, Portal Garuda, dan Sciencedirect yang menggunakan Open Access. Pencarian juga dilakukan menggunakan Google Schoolar sebagai tambahan pernyataan yang mendukung. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur antara lain: “Karakteristik Tandan Kosong Kelapa Sawit”, “Mycelium”, ”Beton Mycelium”, “Kuat Tekan Beton Mycelium”, “Mycelium dan Jamur Pleurotus ostreatus”, dan “Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dan Jamur Pleurotus ostreatus”. Literatur tahun 2019 sampai 2020 yang dipilih dengan cermat. Sebuah literatur diseleksi kembali dengna menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

Bagan alir dari pencarian dan proses seleksi literatur dapat dilihat pada Gambar 1.

3. Hasil dan Pembahasan

Pertumbuhan beberapa jenis jamur menggunakan kombinasi substrat

Studi mengenai pemanfaatan TKKS sebagai salah satu media tumbuh kembang jamur masih jarang ditemukan. Hanya jenis jamur tertentu yang telah diuji cobakan pada media TKKS antara lain jamur merang Panus sp [9], Volvariella volvacea [10] dan Ganoderma boninense [11]. Kandungan ligninselulosa yang masih bersifat kompleks menyebabkan produktivitas jamur pada TKSS menjadi sangat rendah. Hal ini disebabkan peristiwa penetrasi mycelium jamur terhadap TKKS. Perendaman media TKSS pada larutan asam encer yang berguna meningkatkan produksi gula pereduksi serta dapat dilakukan untuk memecah struktur ligninselulosa yang kompleks menjadi lebih sederhana dan dapat dimanfaatkan langsung oleh mycelium jamur.

Beton alternatif diciptakan agar mencegah kerusakan lingkungan di masa depan nantinya dan sebagai remediasi lingkungan. Pembuatan beton alternatif harus memenuhi standar daya tekan yang cukup untuk sebuah struktur bangunan. Berdasarkan penelitian terbaru para ilmuan pembuatan beton alternatif mengarah pada inovasi beton menggunakan alternatif mycelium. Mycelium dapat tumbuh menjalar seperti akar tanaman membentuk ikatan kuat dengan melebur dengan substratnya [12].

(3)

Gambar 1. Bagan alir proses seleksi literatur

Tabel 1. Pertumbuhan beberapa jenis jamur menggunakan kombinasi substrat.

Spesies fungi Bahan baku Metode pengepakan Kondisi pertumbuhan

Waktu pertumbuhan

Metode pengeringan

Aplikasi Ref

Oyster sp. Biji kapas, Sekam, kulit

kacang

Ditekan dengan tangan menjadi cetakan kaca buatan sendiri

Kamar gelap dan lembab.

Kemudian bungkus plastik. dilobangi

untuk ventilasi untuk memasok

oksigen. Suhu ruang

5–7 hari Dikeringka n dalam

oven

bahan bangunan

[13]

Trametes versicolor

Rami, debu rami, serat flax

20% wt dari serat, 70% wt dari

demineralised steril H2O dan 10% wt

dari miselium bertelur dicampur bersama-sama dan

dimasukkan ke dalam cetakan PVC

moulds

Dalam kotak mikro dengan sistem depth- filtration pada suhu 28ºC selama 8 hari.

16 hari 70 ºC

selama 5 hingga 10 jam

Isolasi Termal

[14]

Tidak ditentukan.

Anyaman rami tekstil +

kayu cetakan dan

Tidak ditentukan 5–7 hari Pemanasan microwave

Inti dari Struktur

[6]

Literatur tambahan diidentifikasi melalui pencarian di Google Scholar (n=300)

Literatur yang diidentifikasi melalui E-Resouces dan Google Scholar (n = 500)

Literatur di screening melalui judul (n = 500)

Literatur dikeluarkan (n = 400):

- Judul

- Tidak dapat diakses dengan tanpa berbayar

Artikel full text kemudian dikaji kelayakannya (n =100)

Literatur dikeluarkan (n=71):

- Jenis substrat yang tidak berkaitan - Komposisi yang mengandung semen - Karakteristik durabilitas beton tidak ditemukan

Kriteria Inklusi:

- Full text

- Berisi komposisi optimum pertumbuhan jamur Pleurotus ostreatus

- Berisi karakteristik durabilitas beton mycelium Literatur yang memenuhi

kriteria inklusi (n = 29 )

I d e n t i f i k a s i

S c r e e n i n g

K e l a y a k a n

I n k l u s i

Literatur diidentifikasi melalui pencarian E-resources (n=200)

(4)

pertumbuhan dan waktu pengeringan. Sebagai material konstruksi yang akan menahan berbagai macam faktor yang mempengaruhi seperti suhu tinggi, tekanan, dan cuaca, maka spesies terbaik adalah Pleurotus ostreatus dan Fomes fomentarius. Kedua spesies memiliki keunggulan bahwa kondisi pertumbuhan memerlukan intensitas cahaya baik dan media pertumbuhan mengandung banyak ligninselulosa yang banyak terdapat pada Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) [15]. Pemilihan jamur Pleurotus ostreatus juga didasarkan pada kemampuannya untuk melakukan dekomposisi lignin dan laju pertumbuhan yang cepat [14].

Substrat mycelium pada limbah TKKS

Pemanfaatan limbah TKKS yang menumpuk sebagai hasil dari pengolahan kelapa sawit di pabrik menjadi strategi yang akan menambah nilai manfaat suatu limbah. Limbah TKKS juga dapat menjadi media tumbuh berbagai jenis jamur. Jamur yang dijadikan media tumbuh pada umumnya merupakan jamur yang dapat dikonsumsi.

Tabel 2. Pertumbuhan jamur pada media kombinasi

Spesies Jamur Media tumbuh Komposisi optimal

Pertumbuhan Miselia/Jamur

Berat rata-rata jamur

Waktu panen Referensi

Volvariella volvaceae

Tandan Kosong Kelapa Sawit

(TKKS)

750 gr TKKS + 250 gr jerami

- Diameter jamur = 2.23 cm - Panjang jamur = 7.5 cm

- Jumlah buah = 19

60.88 gram 9 hari [16]

Pleurotus ostreatus

Tandan Kosong kelapa sawit (TKKS) + serbuk

kayu + dedak + kapur

41,5% TKKS + 41,5% serbuk

kayu + 15 % dedak + 2%

kapur

- Lebar jamur 5-10 cm 315 gr 10 hari [17]

Pleurotus ostreatus

Tandan Kosong kelapa sawit (TKKS) + serbuk

kayu

50 % TKKS + 50% serbuk

kayu

- Diameter tudung = 8.97 cm - Jumlah tudung =

3.13 cm

Bobot basah

= 333.78 gram

20 hari [18]

Pleurotus astereatus

TKKS + serbuk kayu pohon karet

50 % TKKS + 50% serbuk kayu pohon

karet

- 2.323 kg Pertumbuhan

miselia: 49-60 hari

[19]

Pleurotus sp TKKS dan serbuk kayu pohon sengon laut

- - 209 gram - Fase

vegetatif:

25-31 hari - Produksi

jamur: 86- 101 hari

[11]

Tabel 2 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan myceliym yang cepat hingga memenuhi media tumbuh baglog akan menghasilkan primordial jamur dan bagian utama jamur berupa tubuh jamur akan semakin cepat tumbuh. Tabel 2 juga menunjukkan bahwa media paling efektif dalam penumbuhan jamur Pleurotus ostreatus adalah dengan kombinasi optimal perbandinan 1:1 antara TKKS dan serbuk kayu dengan masa panen 20 hari. Hal ini menunjukkan bahwa TKKS sangat berpengaruh dalam pertumbuhan jamur Pleurotus ostreatus. Penelitian oleh [20] mengenai pertumbuhan produktivitas jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) menggunakan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menunjukkan hasil optimal pada variasi komposisi media TKKS 80% dengan berat jamur basah sebesar 125.88 gr serta berat kering tubuh jamur sebesar 17.99 gr. Biological Efficiency Ratio (BER) tertinggi pada TKKS 80% yaitu sebesar 76.68%.

Penelitian terdahulu menunjukkan hasil penambahan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat mempengaruhi waktu tumbuh awal (HIS) dari mycelium jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) [21].

Berdasarkan Gambar 2 kecepatan awal tumbuh mycelium tercepat berada pada K4 (TKKS 20%) hingga mencapau rata-rata 25,5 hari. Penambahan TKKS pada media tumbuh jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat memberikan nutrisi yang baik pada pertumbuhan mycelium pada jamur tersebut.

(5)

Gambar 2. Waktu awal tumbuh miselium dan waktu pemenuhan miselium jamur tiram putih (full colony) (Pleurotus ostreatus) [21]

Beton substrat Mycelium dari limbah TKKS

Jamur terdiri dari filamen yang disebut hifa. Setiap hifa pada dasarnya adalah sebuah tabung dan sebagian besar terbuat dari kitin. Berdasarkan [22] kitin menyerupai selulosa yang memiliki satu gugus hidroksil pada setiap monomernya. Hidrogen dapat meningkatkan ikatan antar polimer yang akan menyebabkan peningkatan kekuatan sehingga komposit yang dihasilkan oleh kitin bahkan lebih kuat dari pada kitin murni. Berdasarkan [12] jamur memiliki kemampuan untuk membuat gel CSH (calcium silicate hydrate) yang merupakan faktor utama peningkatan kekuatan campuran. Peran jamur dalam formasi komposit adalah untuk meningkatkan kekuatan suatu struktur.

Gambar 3. Mekanisme alur kerja [14].

Mekanisme pengerjaan berdasarkan Gambar 3 dapat dilakukan pada pengkajian kegiatan ini. Namun substrat sebagai media tumbuh digantikan dengan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Pada penelitian ini penulis mengkaji komposisi tandan kelapa sawit berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh [21] yaitu dengan variasi optimum TKKS 20% dan serbuk kayu 80%. Variasi tersebut telah menghasilkan pertumbuhan mycelium yang optimal dalam waktu yang tidak lama.

Menurut [14] proses pertumbuhan mycelium dimulai dengan merendam substrat dengan aquades murni selama 48 jam lalu kemudian disterilkan selama 90 menit. Kemuadian tahap inokulasi dengan menggabungkan substrat dan spora Pleurotus ostreatus. Substrat yang diinokulasi kemudian didistribusikan kedalam cetakan steril sebelum di inkubasi dengan kondisi standar (25°C, 50% RH) sehingga mycelium dapat tumbuh di seluruh substrat. Setelah masa inkubasi, spesimen dikeringkan pada suhu 50°C untuk dehidrasi dan denaturasi mycelium Pleurotus ostreatus.

Menurut [23] hasil yang didapatkan dari uji kompresi beton mycelium dengan substrat jerami padi, serbuk padi halus dan serbuk gergai adalah 0.347 N/mm2, uji penyerapan air 33.81%, serta densitas 250 kg/m3. Berdasarkan Tabel 3. Hasil kekuatan komposit yang telah ada sekarang ialah sekitar 20 – 145.9 KPa dan dengan kepadatan 0.192 – 0.552 gr/cm3. Menururt [24] Tandan Kosong Kelapa Sawit memiliki kepadatan

(6)

Serbuk gergaji 0.552 145.9 1018.4 Serbuk gergaji dan

sumplemen

0.492 188 1380.6

Serat kelapa 0.277 20 72.7

Suplemen serat kelapa 0.192 27 169.2

Serbuk gergaji dan serat kelapa

0.253 29,7 169.2

Serbuk gergaji, serat kelapa dan suplemen

0.234 30.5 105.9

Berdasarkan kajian nilai kekuatan yang dihasilkan, komposit dengan media substrat berupa serat hanya menghasilkan nilai dengan rentang 20 – 145,9 KPa. Namun dengan pemanfaatan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sifat mekanik berupa kuat tarik dari beton mycelium dengan substrat TKKS akan meningkat. Berdasarkan penelitian [25] kuat tarik serat dengan substrat serat 20% ialah diatas 0,1 kg/mm2 dengan lama perendaman agregat yaitu 20 hari. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan serat TKKS pada media pertumbuhan mycelium jamur dapat menambah kuat tarik belah beton sekitar 0,1 kg/mm2.

Gambar 4. Perubahan kuat Tarik berdasarkan umur agregat [14].

Pada penelitian [14] menunjukkan bahwa komposit mycelium sangat cocok untuk aplikasi termal dan akustik, dimana komposit ini akan menahan reaksi api yang terjadi pada suatu kostruksi bangunan. Menurut [26] dalam penelitiannya bahwa kepadatan biokomposit bergantung pada jumlah mycelium yang digunakan, proporsi mycelium yang besar akan meningkatkan kepadatan material. Konduktivitas termal pada miselium lebih baik dari pada beton rami dengan kapur ataupun magnesium klorida.

Potensi dan tantangan beton dari mycelium pada limbah kelapa sawit

Potensi pembuatan beton dari mycelium pada limbah kelapa sawit sangat besar peluangnya saat ini, karena jumlah limbah yang dihasilkan dari produksi kelapa sawit yang sangat melimpah. Pemanfaatan mycelium telah banyak dilakukan seperti adanya batu bata yang mengandung komposit mycelium didalamnya.

Pada penelitian [27] substitusi mycelium dalam uji lentur meningkatkan keuletan spesimen bata dengan menghasilkan sedikit retakan. Meskipun saat ini beton modifikasi hanya pada bangunan non-struktural, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa ekstraksi mycelium menghasilkan pengikat yang cukup kuat (kuat tarik hinga 25 MPa) [14] hal ini dapat menjadi penunjang terbentuknya beton mycelium sebagai beton ramah lingkungan dan kuat

4. Kesimpulan

Beton mycelium dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat menjadi suatu inovasi baru bagi para peneliti ataupun produsen beton dalam memproduksi suatu material konstruksi yang ramah lingkungan dan biaya yang relatif minim. Berdasarkan kajian, kekuatan yang dihasilkan akan lebih kecil dari kebanyakan beton konvensional, namun dengan kekuatan tersebut beton ini dapat dijadikan sebagai dinding bangunan ataupun material konstruksi furniture. Kuat tarik yang dihasilkan akan lebih besar dari pada beton mycelium dengan substrat selain TKKS. Penggunaan beton mycelium dengan substrat TKKS diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan

(7)

5. Ucapan Terima Kasih

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 5 Bidang 2020. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mendanai artikel review ini.

6. Daftar Pustaka

[1] Jensen, M. B., Duve, L. R., & Weary, D. M, " Pair housing and enhanced milk allowance increase play behavior and improve performance in dairy calves", Journal of Dairy Science., 2015.

[2] Tošić, N., Marinković, S., Dašić, T., & Stanić, M, "Multicriteria Optimization of Natural and Recycled Aggregate Concrete for Structural Use", Journal of Cleaner Production., 2015.

https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2014.10.070

[3] Dewanti, D. P, "Potensi Selulosa dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Bahan Baku Bioplastik Ramah Lingkungan", Jurnal Teknologi Lingkungan., 2018.

https://doi.org/10.29122/jtl.v19i1.2644

[4] Haneef, M., Ceseracciu, L., Canale, C., Bayer, I. S., & Heredia-, J. A, "Advanced Materials From Fungal Mycelium : Fabrication and Tuning of Physical Properties", Nature Publishing Group., December 2016, 1–11. 2017. https://doi.org/10.1038/srep41292

[5] Girometta, C., Picco, A. M., Baiguera, R. M., Dondi, D., Babbini, S., Cartabia, M., Pellegrini, M., &

Savino, E, "Physico-mechanical and Thermodynamic Properties of Mycelium-Based Biocomposites:

A review. Sustainability (Switzerland)", 11(2)., 2019.

[6] Jiang, L., Walczyk, D., Mooney, L., & Putney, S, "Manufacturing of mycelium-based biocomposites", International SAMPE Technical Conference., 2019.

[7] Mumtazah, N. I., Nuriana, & Suparti, "Media Alternatif Pertumbuhan Miselium Bibit F2 Jamur Tiram ( Pleurotus Ostreatus ) dan Jamur Merang ( Volvariella Volvaceae ) dengan Batang Jagung dan Batang Pisang", Urecol, 287–293., 2017.

[8] Gurning, N, "Pembuatan Beton Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi", 2013.

[9] Manuella, M. & Gunawan, D. A. W, "Pertumbuhan Panus sp. pada Media Tandan Kosong Kelapa Sawit", Hayati, 4(4), 51–52., 1997.

[10] Siregar, H, "Pertumbuhan dan Produksi Jamur Merang (Volvariella volvaceae) pada Media Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Waktu Fermentasi yang Berbeda", 2010.

[11] Sudirman, L.I, Sutrisna, A., Listiyowati, S., Fadli, L. & Tarigan, B. A. L. A. M. A. N, "The Potency of Oil Palm Plantation Wastes for Mushroom Production", In Proceedings of the 7th International Conference on Mushroom Biology and Mushroom Products, 383–389., 2011.

[12] Chen and Peng, & Lücking, C. B, "Chapter 10 Nem. chitin and application in: Advances in Experimental Medicine and Biology", Vol 541 (Vol. 252, Issue 11)., 2019.

https://doi.org/10.1007/s00415-005-0004-z

[13] Lokmer, A., & Mathias Wegner, K, "Hemolymph Microbiome of Pacific Oysters in Pesponse to Temperature, Temperature Stress and Infection", ISME Journal, 9(3), 670–682., 2015.

https://doi.org/10.1038/ismej.2014.160

[14] Jones, M., Bhat, T., Kandare, E., Thomas, A., Joseph, P., Dekiwadia, C., Yuen, R., John, S., Ma, J., &

Wang, C. H, "Thermal Degradation and Fire Properties of Fungal Mycelium and Mycelium - Biomass Composite Materials. Scientific Reports"., 8(1)., 2018. https://doi.org/10.1038/s41598-018-36032-9 [15] Li, Y., Huang, P., Guo, S., & Nie, M, "A Promising and Green Strategy for Recycling Waste Oyster

Shell Powder As Bio-Filler in Polypropylene Via Mycelium-Enlightened Interfacial Interlocking", Journal of Cleaner Production, 272, 122694., 2020. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.122694 [16] Purindraswari, R., & Agustina, L, "Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Media

Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella Volvaceae) Dalam Upaya Diversifikasi Pangan Utilization of Oil Palm Empty Bunches as Media for Growth of Merang Mushroom (Volvariella volvaceae) in an Effort to Food", Prosiding Seminar Nasional Lahan Basah Tahun Jilid, 3, 908–912., 2016.

[17] Iswahyudi, H., Lukmana, M., & Yudha, "Limbah Serabut Kelapa Sawit Sebagai Media Tanam

(8)

cultivation of pleurotus ostreatus", Jurnal Teknologi (Sciences and Engineering), 64(1), 93–99., 2013.

https://doi.org/10.11113/jt.v64.1243

[20] Suryaningrum,B, "Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Baglog Tandan Kosong Kelapa Swit (Alaeis guineensis)", Duta Wacana Christian University, 2012.

[21] Herlina, "Pada Variasi Media Tanam Serbuk Gergaji Kayu", In Sains, Fakultas Teknologi., 2016.

[22] Mayer, C., Dulson, C., Reddem, E., Thunnissen, A.-M. W. H., & Roelfes, G, "Directed Evolution of a Designer Enzyme Featuring an Unnatural Catalytic Amino Acid. Angewandte Chemie", 131(7), 2105–

2109., 2019. https://doi.org/10.1002/ange.201813499

[23] Santhosh, B. S., Bhavana, D. R., & Rakesh, M. G, "Mycelium composites: An emerging green building material", International Research Journal of Engineering and Technology, 05(06), 3066–3068., 2018.

[24] Alamsyah, R., & Supriatna, D, "Analisis Teknik dan Tekno Ekonomi Pengolahan Biomassa Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS ) Menjadi Pelet sebagai Bahan Bakar Terbarukan Skala Produksi Pellet as Renewa", 35(1), 1–11., 2018.

[25] Ali, H., "Pemanfaatan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit ( TKKS )", 1(1), 1–7., 2015.

[26] Zimele, Z., Irbe, I., Grinins, J., Bikovens, O., Verovkins, A., & Bajare, D, "Novel Mycelium-Based Biocomposites (MBB) as Building Materials", Journal of Renewable Materials, 8(9), 1067–1076., 2020. https://doi.org/10.32604/jrm.2020.09646

[27] Zimele, Z., Irbe, I., Grinins, J., & Bikovens, O, "Novel Mycelium-Based Biocomposites Building Materials. The 10th Conference on Green Chemistry and Nanotechnologies in Polymeric Materials", GCNPM 2019, October, (1 p.)., 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pelatihan peningkatan kemampuan usaha kecil menengah di wilayah Bandung Raya dalam pemanfaaatan internet sebagai sarana pemasaran dan perluasan

Strategi yang dibuat oleh Peace Generation Indonsia dilakukan dan disesuaikan dengan tujuan dari penggunaan media sosial itu sendiri yaitu media sosial

Jika penelitian menggunakan disain data sekunder, jelaskan sumber data atau nama lembaga yang mengeluarkan data tersebut, dan jelaskan variabel-variabel yang ada dalam data

Otonomi pengelolaan di bidang akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta.. pelaksanaan

Pesaing dari Durian Sanggaran adalah durian-durian impor dan durian-durian lokal yang berasal dari Kecamatan Matesih dan daerah lain selain Kecamatan Matesih. Wilayah

Dengan keadaan perekonomian kontemporer saat ini, yaitu perekonomian di banyak negara Islam dalam keadaan tidak begitu baik, dimana mekanisme zakat tidak berjalan sesuai dengan

1) Luas lantai minimal bangunan dihitung berdasarkan kebutuhan untuk memenuhi standar sarana dan prasarana adalah 63 m 2. 2) Bangunan sesuai dengan peruntukan lokasi yang

Dari hasil penelitian diketahui bahwa strategi produk dan strategi harga berpengaruh terhadap penjualan produk, sedangkan strategi distribusi dan strategi