• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan VO2 Max antara Penarik Becak dengan Supir Taksi di Kota Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan VO2 Max antara Penarik Becak dengan Supir Taksi di Kota Surakarta."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Perbedaan VO2Max antara Penarik Becak dengan Supir Taksi di Kota Surakarta

Shelly Lavenia Sambodo, NIM: G.0010175, Tahun: 2013 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Senin, Tanggal 6 Januari 2014

Pembimbing Utama

Nama : Balgis, dr., Sp.Ak, M.Sc, CMFM, AIFM

NIP : 19640719 199903 2 003 ( )

Pembimbing Pendamping

Nama : Novan Adi Setyawan, dr.

NIP : 19831107 200912 1 005 ( )

Penguji Utama

Nama : Prof. Dr.Kiyatno, dr., PFK, M.Or,AIFO

NIP : 19480118 197603 1 002 ( )

Penguji Pendamping

Nama : Arif Suryawan, dr., AIFM

NIP : 19580327 198601 1 001 ( )

Surakarta, ………

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Ari Natalia Probandari, dr., MPH, Ph.D Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

(2)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 6 Januari 2014

(3)

iv ABSTRAK

Shelly Lavenia Sambodo, G.0010175, 2013. Perbedaan VO2 Max antara Penarik Becak dengan Supir Taksi di Kota Surakarta.

Latar Belakang: VO2 Max (volume ambilan oksigen maksimal) merupakan kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal yang digunakan oleh tubuh untuk melakukan latihan maksimal. Faktor yang paling mempengaruhi VO2 Max adalah aktivitas fisik. Ketahanan kardiorespiratorik dapat ditingkatkan secara obyektif, yaitu dengan melakukan latihan/olahraga secara teratur, terstruktur, dan dilakukan terus-menerus. Penarik becak melakukan pekerjaannya dengan mengayuh becak setiap hari, sedangkan supir taksi melakukan pekerjaannya dengan mengendarai taksi setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor VO2 Max antara penarik becak dengan supir taksi di Kota Surakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan besar sampel dari populasi dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Pangkalan Taksi Kosti Solo di daerah Mojosongo dan di daerah Surakarta. Dua kelompok sampel, yaitu 30 orang supir taksi dan 30 orang penarik becak yang memenuhi kriteria inklusi (laki-laki, usia 40 - 50 tahun; IMT berkisar antara 18.5 kg/m2 - 25 kg/m2; tekanan darah diastolik < 100 mmHg; bersedia menjadi responden dan mengisi serta menyetujui informed-consent; menekuni pekerjaan minimal 5 tahun) dilakukan penelitian dengan menggunakan Multistage Fitness Test (MFT), yaitu tes lari bolak-balik 20 meter. Nilai ini bisa dikonversikan ke dalam VO2 Max

equivalent score dengan menggunakan tabel prediksi VO2 Max. Data hasil

penelitian dianalisis menggunakan uji non paired t-test (α = 0.05).

Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan rerata skor prediksi VO2 Max pada penarik becak adalah 25.7867, sedangkan pada supir taksi adalah 20.8667. Data dianalisis menggunakan uji non paired t-test menunjukkan perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok penelitian p = 0.000 (p < 0.05).

Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan VO2 Max yang bermakna antara Penarik Becak dengan Supir Taksi di Kota Surakarta.

(4)

v ABSTRACT

Shelly Lavenia Sambodo, G.0010175, 2013. The Differences of VO2 Max between Pedicab Drivers and Taxi Drivers in Surakarta.

Background: VO2 Max (maximal oxygen uptake) is a capability of oxygen with maximal capacity that used to the body to perform maximal exercise. The factors that most influence VO2 Max is a physical activity. Cardiorespiratory endurance can be enhanced objectively by doing exercises/sport regularly, structurally, and performed continuously. Pedicab drivers do his job by pedaling his pedicab every day, whereas the taxi driver do his job by driving a taxi every day. The aims of the study is to determine of the VO2 Max differences scores between pedicab drivers and taxi drivers in Surakarta.

Methods: This study was an observational analytic with cross-sectional approach. The selection of the samples from the population that has been conducted with purposive sampling. This study was conducted in the base of Kosti Solo in Mojosongo and in Surakarta. Two groups of samples, 30 taxi drivers and 30 pedicab drivers with the inclusion criteria (man, age 40 - 50 years; BMI ranged from 18.5 kg/m2 - 25 kg/m2; diastolic blood pressure < 100 mmHg; willing to be responders and filling and approved informed-consent; pursue work at least 5 years) conducted a study using Multistage Fitness Test (MFT), which the test is to run back and forth 20 yards. This value can be converted into the equivalent VO2 Max score using prediction table of the VO2 Max. The data were analyzed using non paired t-test (α = 0.05).

Results: The results showed the mean scores predicted of the VO2 Max in pedicab drivers is 25.7867, while the taxi driver is 20.8667. The data were analyzed by using non paired t-test that showed significantly differences between the two study groups, p = 0.000 (p < 0.05 ).

Conclusion: There are significantly differences of VO2 Max between the pedicab drivers and taxi drivers in Surakarta.

(5)

vi PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan VO2 Max antara Penarik Becak dengan Supir Taksi di Kota Surakarta”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan FK UNS Surakarta.

2. Ari Natalia Probandari, dr., MPH, Ph.D, selaku Ketua Tim Skripsi FK UNS Surakarta.

3. Balgis, dr., Sp.Ak, M.Sc, CMFM, AIFM, selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis.

4. Novan Adi Setyawan, dr., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis.

5. Prof. Dr. Kijatno, dr., PFK, M.Or,AIFO, selaku Penguji Utama yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Arif Suryawan, dr., AIFM, selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf Laboratorium Fisiologi dan Bagian Skripsi FK UNS Surakarta yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh supir taksi Kosti Solo dan penarik becak di Kota Surakarta.

9. Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi, baik material maupun spiritual.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

Surakarta, 6 Januari 2014

(6)

vii DAFTAR ISI

PRAKATA vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II LANDASAN TEORI 5

A. Tinjauan Pustaka 5

1. Ketahanan Kardiorespiratorik 5

2. VO2 Max 9

a. Pengertian 9

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi VO2 Max 10

3. Aktivitas Fisik 16

a. Pengertian 16

b. Klasifikasi 16

4. Proses Pembentukan Energi 17

a. Glikolisis Aerobik 18

b. Siklus Krebs 18

c. Sistem Transport Elektron 19

5. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap VO2 Max 21

B. Kerangka Pemikiran 25

C. Hipotesis 26

BAB III METODE PENELITIAN 27

A. Jenis Penelitian 27

B. Lokasi Penelitian 27

C. Waktu Penelitian 27

D. Subjek Penelitian 27

1. Populasi Penelitian 27

a. Kriteria Inklusi 28

b. Kriteria Eksklusi 28

2. Besar Sampel 29

3. Teknik Sampling 30

E. Rancangan Penelitian 31

F. Identifikasi Variabel Penelitian 32

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian 32

H. Instrumen Penelitian 34

I. Cara Kerja Penelitian 35

J. Teknik Analisis Data 39

(7)

viii

BAB V PEMBAHASAN 44

BAB VI PENUTUP 50

A. Simpulan 50

B. Saran 50

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Aktivitas Fisik 17

Tabel 3.1 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) Berdasarkan Departemen Kesehatan

28

Tabel 4.1 Karakteristik Demografi Subyek Penelitian 40 Tabel 4.2 Hasil Uji Non Paired T-test VO2Max pada Supir Taksi dan

Penarik Becak

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Krebs 19

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran 25

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 31

Gambar 4.1 Grafik Hasil Skor Rerata VO2 Max pada Penarik Becak dan Supir Taksi

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Identitas Responden dan Inform-consent

Lampiran 2 Tabel Prediksi Nilai VO2 Max dengan Multistage Fitness Test (MFT)

Lampiran 3 Tabel Hasil Pengukuran VO2 Max dengan Menggunakan

Multistage Fitness Test (MFT)

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik untuk Nilai Prediksi VO2 Max dengan Menggunakan Multistage Fitness Test (MFT) pada Supir Taksi dan Penarik Becak

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Lampiran 6 Ethical Clearance

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran strategik organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan

kelas X, salah satunya adalah mata pelajaran dasar proses pengolahan pangana. yang didalamnya ada kompetensi dasar regulasi penggunaan Bahan

E-Mail (Electronic Mail) dengan fasilitas ini dapat mengirim dan menerima surat elektronik ( e-mail ) pada atau dari pemakai komputer lain yang terhubung di

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang memiliki kemungkinan paling besar terjadi dan memiliki dampak yang signifikan terhadap biaya

Mesin-mesin yang telah tersedia di pasaran tersebut mungkin dapat dipergunakan untuk proses sangrai kacang oven, namun terdapat beberapa perbedaan teknis yang

yang berjudul : “ Kandungan Gizi dan Daya Terima Mi Basah Dengan Penambahan Tepung Ikan Gabus (Channa Striata Sp) dan Sari Daun Pandan Wangi (Pandamus Amarylifolius

“Perencanaan mengenai taman kota tentu kita masukkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Binjai 2016 – 2021. Kita berharap setelah