KUESIONER PENELITIAN
Nama Mahasiswa : Dendy Permana
Kampus : Universitas Sumatera Utara, Medan
Judul Penelitian : Identifikasi dan Analisa Risiko Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Hotel Saka Medan
Survei Pendahuluan
I. DATA RESPONDEN (Lingkari/ (X) jawaban yang Bapak / Ibu / Saudara Pilih )
1. Bapak/Ibu/Saudara berlaku atas pihak :
a. Owner
b. Konsultan Pengawas
c. Kontraktor / Subkontraktor
2. Jabatan Bapak/Ibu/Saudara pada Proyek ini
a. General Manager
b. Project Manager g. Staff Engineer
c. Site Engineer h. Safety Officer
d. Project Supervisor i. Drafter
e. Engineering Manager j. Contract Specialist
f. Chief Supervisior k. Professional Staff
g. Quality & Quantity Control l. lainnya…
3. Jenis Kelamin Responden :
a. Laki-Laki b. Perempuan
4. Usia Bapak/Ibu/Saudara :
a. ≤ 20 Tahun c. 31 s/d 40 Tahun
b. 21 ≤ 30 Tahun d. ≥ 40 Tahun
5. Pengalaman kerja Bapak/Ibu/Saudara di dunia proyek kontruksi :
a. 1 s/d 5 tahun b. >5 tahun
Kode Risiko
Variabel Risiko Setuju Tidak Ket.
A. Force majeure
A1. Gempa A2. Banjir A3. Kebakaran
A4. Kerusuhan dan huru hara A5. Badai
A6. Cuaca yang tidak menentu A7. Tersambar petir
B. Risiko material dan tenaga kerja
B1. Permintaan kenaikan upah lembur B2. Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja B3. Produktifitas tenaga kerja yang rendah B4. Pengiriman alat dan material yang lama B5. Kenaikan harga material
B6. Volume material yang dikirim tidak tepat B7. Kerusakan atau kehilangan material B8. Kekurangan tempat penyimpanan material
B9. Kekurangan tempat pembuangan sampah material B10. Kecelakaan tenaga kerja
B11. Perselisihan pekerja B12. Pemogokan tenaga kerja
B13. Tenaga kerja yang tidak terampil
C. Risiko manajemen
C1. Alokasi sumber daya manusia yang kurang baik C2. Kurangnya manajemen proyek
C3. Konflik keuangan di dalam perusahaan C4. Kesalahan estimasi waktu
C5. Kesalahan estimasi biaya
C6. Kurangnya kontrol dan koordinasi C7. Arus keuangan yang tidak memadai D. Risiko pelaksanaan
D1. Kerugian akibat kesalahan desain D2. Keretakan dan kebocoran
D3. Keruntuhan struktur
D4. Kerusakan peralatan/mesin konstruksi dan elektrikal D5. Pemadatan yang tidak merata pada saat pengecoran D6. Terjadinya lendutan pada balok struktur
D7. Tidak persisnya kolom struktur
D8. Terjadi patahan pada balok atau kolom
D9. Kemiringan struktur setelah mencapai ketinggian tertentu D10. Mutu beton tidak sesuai spesifikasi
D11. Kesalahan dalam perhitungan struktur dan analisa D12. Kesalahan asumsi pada tahap perencanaan
IDENTIFIKASI DAN ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SAKA MEDAN
Oleh : Dendy Permana Survei Utama
I. Tabel Skala Penilaian
Skala penilaian probabilitas risiko:
Sangat Jarang(SJ) = kemungkinan terjadi risiko 0 – 10 %
Jarang(J) = kemungkinan terjadi risiko 11 – 30 %
Cukup(C) = kemungkinan terjadi risiko 31 – 50 %
Sering(S) = kemungkinan terjadi risiko 51 – 70 %
Sangat Sering(SS) = kemungkinan terjadi risiko 71 – 90 %
Skala penilaian dampak risiko terhadap biaya:
Sangat Rendah(SR) = 0 - 25 juta
Rendah(R) = 25 - 50 juta
Sedang(S) = 50 - 100 juta
Tinggi(T) = 100 - 200 juta
Sangat Tinggi(ST) = 200 - 400 juta
Skala penilaian dampak risiko terhadap waktu:
Sangat Rendah(SR) = 0 - 10 hari
Rendah(R) = 10 - 20 hari
Sedang(S) = 20 - 30 hari
Tinggi(T) = 30 - 40 hari
Sangat Tinggi(ST) = 40 - 50 hari
NB : Berikan Tanda √ untuk setiap risiko pada skala yang dikehendaki
II. Dibawah ini merupakan risiko-risiko yang memiliki kemungkinan atau probabilitas untuk terjadi pada proyek.
No. Variabel Risiko Probabilitas
SJ J C S SS
A1 Gempa A2 Banjir A3 Kebakaran
A4 Kerusuhan dan huru hara A5 Badai
A6 Cuaca yang tidak menentu A7 Tersambar petir
B1 Permintaan kenaikan upah lembur B2 Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja B3 Produktifitas tenaga kerja yang rendah B4 Pengiriman alat dan material yang lama B5 Kenaikan harga material
B6 Volume material yang dikirim tidak tepat B7 Kerusakan atau kehilangan material B8 Kekurangan tempat penyimpanan material B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material B10 Kecelakaan tenaga kerja
B11 Perselisihan pekerja B12 Pemogokan tenaga kerja
B13 Tenaga kerja yang tidak terampil
C1 Alokasi sumber daya manusia yang kurang baik C2 Kurangnya manajemen proyek
C3 Konflik keuangan di dalam perusahaan C4 Kesalahan estimasi waktu
C5 Kesalahan estimasi biaya
C6 Kurangnya kontrol dan koordinasi C7 Arus keuangan yang tidak memadai D1 Kerugian akibat kesalahan desain D2 Keretakan dan kebocoran
D3 Keruntuhan struktur
D4 Kerusakan peralatan/mesin konstruksi
D5 Pemadatan yang tidak merata pada saat pengecoran D6 Terjadinya lendutan pada balok struktur
D7 Tidak persisnya kolom struktur
D8 Terjadi patahan pada balok atau kolom
D9 Kemiringan struktur setelah mencapai ketinggian tertentu D10 Mutu beton tidak sesuai spesifikasi
D11 Kesalahan dalam perhitungan struktur dan analisa D12 Kesalahan asumsi pada tahap perencanaan
D13 Teknologi proyek yang rumit dan kompleks D14 Terjadi kemacetan dilokasi proyek
III. Dibawah ini merupakan risiko-risiko yang memiliki dampak yang berpengaruh terhadap biaya pada proyek.
No. Variabel Risiko Dampak
SR R S T ST
A1 Gempa A2 Banjir A3 Kebakaran
A4 Kerusuhan dan huru hara A5 Badai
A6 Cuaca yang tidak menentu A7 Tersambar petir
B1 Permintaan kenaikan upah lembur B2 Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja B3 Produktifitas tenaga kerja yang rendah B4 Pengiriman alat dan material yang lama B5 Kenaikan harga material
B6 Volume material yang dikirim tidak tepat B7 Kerusakan atau kehilangan material B8 Kekurangan tempat penyimpanan material B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material B10 Kecelakaan tenaga kerja
B11 Perselisihan pekerja B12 Pemogokan tenaga kerja
B13 Tenaga kerja yang tidak terampil
C1 Alokasi sumber daya manusia yang kurang baik C2 Kurangnya manajemen proyek
C3 Konflik keuangan di dalam perusahaan C4 Kesalahan estimasi waktu
C5 Kesalahan estimasi biaya
C6 Kurangnya kontrol dan koordinasi C7 Arus keuangan yang tidak memadai D1 Kerugian akibat kesalahan desain D2 Keretakan dan kebocoran
D3 Keruntuhan struktur
D4 Kerusakan peralatan/mesin konstruksi
D5 Pemadatan yang tidak merata pada saat pengecoran D6 Terjadinya lendutan pada balok struktur
D7 Tidak persisnya kolom struktur
D8 Terjadi patahan pada balok atau kolom
D9 Kemiringan struktur setelah mencapai ketinggian tertentu D10 Mutu beton tidak sesuai spesifikasi
D11 Kesalahan dalam perhitungan struktur dan analisa D12 Kesalahan asumsi pada tahap perencanaan
IV. Dibawah ini merupakan risiko-risiko yang memiliki dampak yang berpengaruh terhadap waktu pada proyek.
No. Variabel Risiko Dampak
SR R S T ST
A1 Gempa A2 Banjir A3 Kebakaran
A4 Kerusuhan dan huru hara A5 Badai
A6 Cuaca yang tidak menentu A7 Tersambar petir
B1 Permintaan kenaikan upah lembur B2 Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja B3 Produktifitas tenaga kerja yang rendah B4 Pengiriman alat dan material yang lama B5 Kenaikan harga material
B6 Volume material yang dikirim tidak tepat B7 Kerusakan atau kehilangan material B8 Kekurangan tempat penyimpanan material B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material B10 Kecelakaan tenaga kerja
B11 Perselisihan pekerja B12 Pemogokan tenaga kerja
B13 Tenaga kerja yang tidak terampil
C1 Alokasi sumber daya manusia yang kurang baik C2 Kurangnya manajemen proyek
C3 Konflik keuangan di dalam perusahaan C4 Kesalahan estimasi waktu
C5 Kesalahan estimasi biaya
C6 Kurangnya kontrol dan koordinasi C7 Arus keuangan yang tidak memadai D1 Kerugian akibat kesalahan desain D2 Keretakan dan kebocoran
D3 Keruntuhan struktur
D4 Kerusakan peralatan/mesin konstruksi
D5 Pemadatan yang tidak merata pada saat pengecoran D6 Terjadinya lendutan pada balok struktur
D7 Tidak persisnya kolom struktur
D8 Terjadi patahan pada balok atau kolom
D9 Kemiringan struktur setelah mencapai ketinggian tertentu D10 Mutu beton tidak sesuai spesifikasi
D11 Kesalahan dalam perhitungan struktur dan analisa D12 Kesalahan asumsi pada tahap perencanaan
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hammad, A. , Common Interface Problems among Various Construction Parties, Journal of Performance of Constructed Facilities, ASCE, Vol. 14, No. 2, 2000, (pp. 71-74)
Al-Hammad, A., and Assaf, S., 1996. Assessment of the Work Performance of Maintenance Contractors in Saudi Arabia, Journal of Management in Engineering, ASCE, Vol. 12, No. 2, , (pp. 44-49)
Alijoyo, A. 2006. Enterprise Risk Management. Jakarta : Ray Indonesia Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian : Sut Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
AS/NZS 4360. 1999. Australian/New Zealand Standard on Risk Management, Standards Australia and Standards New Zealand.
Callahan, M.T. 1992. Construction Project Scheduling, McGraw-Hill, New York. Cooper, D. dan Chapman, C. 1993. Risk Analysis For Large Project. First
Edition. Jhon Wiley & Sons Ltd., Norwich.
Dipohusodo I. 1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi. Jakarta: Gramedia. Djojosoedarso, S. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta:
Salemba Empat.
Duffield, C & Trigunarsyah, B. 1999. Project Management Conception to Completion. Engineering Education Australia (EEA). Australia.
Gray, C.F dan Larson, E.W. 2000. Project Management. First Edition. Irwin McGraw-Hill, Boston.
Hanafi, M. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan Percetakan Sekolah Tinggi Manajemen YKPN.
Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakrta: Andi.
Kerzner, H. 2001. Project Management: A System Approach To Planning, Scheduling, and Controlling (Seventh Edition). New York: Jon Wiley & Sons.
Majid, M.Z.A. dan Mcaffer, R. 1997. Discussion of Assessment of Work Performance of Maintenance Contractors in Saudi Arabia. J. of Managt. in Eng., ASCE. 13(5):91
Mockler, R.J. 1972. The Management Control Process. Prentice Hall, New Jersey Narbuko, Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, Moh., 1999. Metode Penelitian. Cetakan ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia PMI (Project Management Institute). (2004). A Guide to The Project Management
Body of Knowledge (PMBOK Guide) 3rd edition. Newton Square,
Pennsylvania, USA.
Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Soeharto, Iman. 2001. ManajemenProyek: Dari Konseptual Sampai Operasional, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Soemarno, M.S. 2007. Risiko Penggunaan Lahan dan Analisisnya Laboratorium
PPJP Jurusan Tanah. Malang.
Soerjono, S. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Sugiyono, DR. 2003. “Statistika Untuk Penelitian,” Penerbit CV.Alfabeta,
Bandung.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendahuluan
Menurut Soerjono Soekanto 2010, penelitian adalah suatu kegiatan
ilmiah yang didasarkan kepada suatu analisis serta konstruksi yang
dilakukan dengan secara sistematis, metodologis dan juga konsisten
serta bertujuan untuk dapat mengungkapkan kebenaran. Dalam penelitian
dibutuhkan metode untuk melakukan penelitian dan untuk mendapatkan hasil dari
sebuah penelitian. Metode penelitian adalah tata cara suatu penelitian yang akan
dilaksanakan. Metode penelitian ini menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk
mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode
penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.
3.1.1. Konsep Penelitian
Penelitian ini menggunakan konsep deskriptif kualitatif. Menurut
Sugiyono (2012), penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
Metode penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai
pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan
Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan
serta pandangan pelaku yang diamati, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan
lain-lain. Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data dan
diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data
tersebut.
Adapun judul dalam penelitian ini adalah Identifikasi dan Analisa Risiko
Konstruksi Pada Proyek Pembangunan Hotel Saka Medan. Dimana tingkat risiko
adalah gabungan dari tingkat kemungkinan dan tingkat dampak. Penelitian ini
menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Tahapan penelitian yang akan
dilakukan adalah dengan mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan respon
terhadap risiko yang paling dominan untuk terjadi serta memiliki dampak yang
signifikan terhadap waktu dan biaya.
3.1.2. Lokasi Penelitian
Hotel Saka ini terletak di Jalan Gajah Mada Medan. Lokasi proyek dapat
dilihat pada gambar berikut.
Lokasi Proyek
3.2. Tahapan Penelitian
Metode penelitian menentukan bagaimana suatu proses penelitian
dilakukan dari pengumpulan data, pengolahan data menjadi informasi untuk
dianalisa dan akhirnya menghasilkan temuan yang dapat ditarik kesimpulan.
Kerangka pembahasan bab ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2. Diagram alir penelitian
3.3. Proses Identifikasi Risiko
Tahap identifikasi risiko ini dilakukan melalui observasi,
wawancara/diskusi dan mencari variabel risiko yang biasa terjadi pada
pembangunan gedung melalui studi literatur. Kemudian proses identifikasi risiko
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan pada responden yang
sudah terpilih.
3.3.1 Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan untuk memverifikasi, mengklarifikasi dan
mengetahui relevan atau tidaknya variabel-variabel risiko yang di dapat melalui
studi literatur pada proyek yang ditinjau. Survei pendahuluan juga berguna untuk
mendapatkan variabel risiko yang ada di lapangan berdasarkan pengalaman
responden, yang nantinya akan ditambahkan kedalam form kuesioner utama.
Survei pendahuluan ini menggunakan metode skala Guttman yaitu responden memilih jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’ terhadap variabel-variabel risiko
yang ada. Untuk jawaban positif seperti benar, ya atau setuju diberi skor 1,
sedangkan untuk jawaban negatif seperti salah atau tidak diberi skor 0. Skor dari
jawaban tersebut kemudian ditotal, apabila total skor tersebut > setengah dari
jumlah total responden maka jawaban yang didapatkan adalah positif (ya,benar
atau setuju) dan sebaliknya apabila skor dari jawaban < setengah dari total
responden maka jawaban yang didapatkan adalah negatif (tidak atau salah).
3.3.2. Variabel Penelitian
Dari pengkajian studi literatur didapatkan variabel-variabel risiko teknis
risiko dikelompokkan dalam 4 bagian yaitu risiko force majeure, risiko material &
tenaga kerja, risiko manajemen dan risiko pelaksanaan.
Tabel 3.1. Variabel-variabel risiko teknis proyek konstruksi gedung berdasarkan referensi.
Jenis risiko Variabel risiko Sumber referensi
Force majeure Gempa Contractor All Risk
(CAR)
Banjir Contractor All Risk
(CAR)
Kebakaran Contractor All Risk
(CAR)
Kerusuhan dan huru hara Iman Soeharto (2001)
Badai Iman Soeharto (2001)
Cuaca yang tidak menentu Iman Soeharto (2001)
Tersambar petir Iman Soeharto (2001)
Resiko material
Kekurangan tempat penyimpanan
Perselisihan pekerja Soemarno, 2007
Pemogokan tenaga kerja Soemarno, 2007
Tenaga kerja yang tidak terampil Soemarno, 2007
Resiko
manajemen
Alokasi sumber daya manusia yang kurang baik
PMBOK
Kuranganya manajemen proyek PMBOK
Konflik keuangan di dalam perusahaan
PMBOK
Kesalahan estimasi waktu Soeharto, 2001
Kesalahan estimasi biaya Soeharto, 2001
Kurangnya kontrol dan
Kerugian akibat kesalahan desain Contractor All Risk (CAR)
Keretakan dan kebocoran Contractor All Risk (CAR)
3.4. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012), Populasi adalah sekumpulan data yang
mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi. Sampel adalah
bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan
terhadap populasi, namun bukan populasi.
Tidak persisnya kolom struktur Contractor All Risk (CAR)
Dalam penentuan ukuran sampel, peneliti menggunakan metode snowball sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan secara berantai, mulai dari responden yang sedikit kemudian responden dimintai pendapat mengenai
responden lain yang dianggap otoritatif untuk dimintai informasi.
Sumber : Sugiyono (2001)
Gambar 3.3. Snowball Sampling
Dalam proyek pembangunan Hotel Saka Medan ini populasi yang diambil
yaitu, pihak owner, kontraktor dan konsultan. Responden yang dituju sebagai
sampel adalah responden yang berada di lapangan, memiliki jabatan minimal
setingkat dengan pengawas, berkompeten dan memahami teknis pelaksanaan
proyek, antara lain adalah sebagai berikut :
1. General Manager
2. Project Manager
3. Site Manager
4. Site Engineer
5. Quality and Quantity Engineer
3.5. Pengumpulan Data
Data adalah fakta atau fenomena yang sifatnya mentah atau belum
dianalisis, seperti angka, nama, keterangan, dan sebagainya. Dalam studi ini
diperlukan data-data untuk mendukung keakuratan dari hasil penelitian ini.
Berdasarkan cara memperoleh data maka dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan 2 (dua) jenis data yaitu data primer dan data sekunder.
3.5.1. Data Primer
Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan cara penyebaran kuisioner serta wawancara/diskusi dengan
beberapa staff di proyek tersebut yang sudah dipilih sebagai responden yang
berkompeten.
Penyebaran kuisioner dan wawancara tersebut dilakukan untuk
mendapatkan hasil mengenai risiko yang mungkin terjadi pada proyek yang
ditinjau dan seberapa besar dampaknya.
3.5.2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan adalah data yang berasal dari pengkajian
studi-studi literatur, penelitian sejenis sebelumnya dan dari historical data berupa data-data risiko dari proyek sejenis sebelumnya.
3.6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti untuk
mendekati sasaran penelitian dan membantu peneliti dalam mendapatkan data.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuesioner sebagai instrumen
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Serta merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden (Sugiyono 2012).
Terdapat 2 (dua) jenis kuesioner berdasarkan keleluasaan reponden untuk
memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yaitu:
1. Kuesioner terbuka (kuesioner tidak terstruktur), ialah kuesioner yang
dibuat sedemikian rupa sehingga jawaban yang diperoleh dapat
bermacam-macam.
2. Kuesioner tertutup (kuesioner berstruktur), kuesioner yang dibuat
sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban
kepada beberapa alternatif ataupun kepada satu jawaban saja.
Metode pengisian kuesioner yang digunakan adalah kusioner tertutup,
dimana jawaban dalam kuesioner sudah disediakan, sehingga responden tinggal
memilih berdasarkan jawaban yang telah tersedia.
Untuk pengukuran kuesioner ini digunakan desain pengukuran dengan
skala likert dan menggunakan skala interval, skala interval merupakan skala yang
membedakan kategori dengan selang atau jarak tertentu.
Kuesioner ini berisikan item pernyataan yang merupakan beberapa
variabel faktor risiko yang biasa terjadi pada konstruksi gedung bertingkat.
Pilihan dari jawaban untuk masing-masing pernyataan disediakan 5 tingkat, untuk
dipilih satu jawaban kemudian responden memberikan jawaban tersebut dengan
Adapun contoh format kuesioner/instrumen penelitian untuk responden
dibuat seperti berikut :
Tabel 3.2. Contoh Kuesioner
3.6.1. Skala Pengukuran
Berdasarkan Project Management Body Of Knowledge (PMBOK), 2004, skala probabilitas dan dampak risiko terhadap waktu dan biaya adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3. Skala dampak risiko pada tujuan umum proyek
Tabel 3.4. Tabel probabilitas dan dampak
Sumber : PMBOK 2004
Kriteria skala yang digunakan dalam memberi penilaian potensi
probabilitas dan dampak risiko terhadap waktu dan biaya di dalam kuesioner
adalah skala likert. Berdasarkan data PMBOK,2004 dilakukan diskusi dan
wawancara dengan responden untuk menetapkan kriteria skala penilaian agar
sesuai dengan kondisi proyek. Dari hasil diskusi dan wawancara didapat asumsi
kriteria skala penilaian sebagai berikut :
Skala penilaian probabilitas risiko:
Sangat Jarang(SJ) = kemungkinan terjadi risiko 0 – 10 %
Jarang(J) = kemungkinan terjadi risiko 11 – 30 %
Cukup(C) = kemungkinan terjadi risiko 31 – 50 %
Sering(S) = kemungkinan terjadi risiko 51 – 70 %
Sangat Sering(SS) = kemungkinan terjadi risiko 71 – 90 %
Skala penilaian dampak risiko terhadap biaya:
Sangat Rendah(SR) = 0 - 25 juta
Sedang(S) = 50 - 100 juta
Tinggi(T) = 100 - 200 juta
Sangat Tinggi(ST) = 200 - 400 juta
Skala penilaian dampak risiko terhadap waktu:
Sangat Rendah(SR) = 0 - 10 hari
Rendah(R) = 10 - 20 hari
Sedang(S) = 20 - 30 hari
Tinggi(T) = 30 - 40 hari
Sangat Tinggi(ST) = 40 - 50 hari
3.7. Analisa Data
Setelah mendapatkan data dari kuesioner utama, dilakukan analisa untuk
mendapatkan data yang mewakili dari beberapa responden menggunakan metode
severity index. Severity Index (SI) dihitung dengan rumus berikut :
Dimana,
ai = Konstanta penilaian
xi = Frekuensi responden i = 0, 1, 2, 3, 4,..., n
Dengan,
x0, x1, x2, x3, x4 adalah respon frekuensi responden
a0 = 0; a1 = 1 ; a2 = 2 ; a3 = 3 ; a4 = 4
Maka,
x0 = Frekuensi responden ‘sangat jarang/sangat rendah’ dari survey, maka a0 = 0
x2 = Frekuensi responden ‘cukup/sedang’ dari survey, maka a2 = 2
x3 = Frekuensi responden ‘sering/tinggi’ dari survey, maka a3 = 3
x4 = Frekuensi responden ‘sangat sering/sangat tinggi’ dari survey, maka a4 = 4
Kemudian setelah mendapatkan nilai SI, dilanjutkan dengan
mengkategorikan risiko berdasarkan besar nilai SI yang didapat. Berdasarkan :
(Majid and McCaffer, 1997)
Sangat Jarang/Rendah (SJ/SR) = 0,00 < SI < 12,5
Jarang/Rendah (J/R) = 12,5 < SI < 37,5
Cukup/Sedang (C/S) = 37,5 < SI < 62,5
Sering/Tinggi (S/T) = 62,5 < SI < 87,5
Sangat Sering/Tinggi (SS/ST) = 87,5 < SI < 100
Setelah mendapatkan hasil yang mewakili dari beberapa responden dalam
bentuk kategori SI dari masing2 variabel risiko, kemudian dirubah kembali
kedalam skala likert dalam rentang angka 1 sampai dengan 5 agar dapat dilakukan
analisa risiko menggunakan Matriks Probabilitas dan Dampak.
Skala penilaian probabilitas risiko (P) :
Sangat Jarang(SJ) = 1
Jarang(J) = 2
Cukup(C) = 3
Sering(S) = 4
Sangat Sering(SS) = 5
Skala penilaian dampak risiko terhadap biaya dan waktu (I) :
Sangat Rendah(SR) = 1
Rendah(R) = 2
Sedang(S) = 3
Tinggi(T) = 4
Dilakukan perkalian PxI dari masing-masing variabel risiko kemudian
dilanjutkan dengan cara memplot nilai PxI ke dalam tabel matriks probabilitas dan
dampak untuk mengetahui peringkat nilai risiko yang terjadi. Nilai risiko
diperoleh dari perkalian antara probabilitas dan dampak risiko diilustrasikan
dalam tabel matriks sebagai berikut.
Sumber : PMBOK
Gambar 3.4. matriks probabilitas dan dampak
Terdapat 3 (tiga) peringkat risiko, yaitu :
1. Risiko rendah (low) 2. Risiko sedang (medium) 3. Risiko tinggi (high)
Berdasarkan penilaian peringkat risiko tersebut, peringkat yang akan
diberikan respon risiko adalah risiko yang memliki peringkat tinggi karena risiko
3.8. Respon risiko
Untuk mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya risiko dan
bagaimana respon yang diberikan pada suatu risiko yang dominan, dilakukan
wawancara respon risiko pada responden yang telah terpilih sebelumnya. Pada
dasarnya agar respon risiko dapat dilakukan secara efektif dan optimal terdapat
tiga pertimbangan penting yaitu dampak risiko, biaya penanganan risiko, serta
kemampuan perusahaan dalam menangani risiko.
Tabel 3.5. Tabel Matriks Mitigasi Risiko
Sumber : Manajemen proyek indonesia 2013
Digunakan metode analisis statistika deskriptif dalam memberi respon
risiko, yaitu dengan mendeskripsikan terlebih dahulu persepsi masing-masing
responden, lalu mengambil kesimpulan dari persepsi tersebut atas penanganan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data untuk memperoleh jawaban
(output) dari penelitian ini berdasarkan survei kuesioner dan meliputi hasil perhitungan dari analisa risiko dan respon risiko pada proyek. Output yang dicari
adalah risiko yang kemungkinannya paling besar untuk terjadi dan memiliki
dampak yang signifikan terhadap biaya dan waktu.
Untuk memperoleh hasil analisis data dilakukan proses pengumpulan dan
pengolahan data yang berlangsung selama penelitian dilaksanakan. Data di
analisis dengan menggunakan metode severity index dan matriks probablitas dan dampak.
4.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap penyebaran kuesioner, tahap
pertama dilakukan survei pendahuluan untuk mengidentifikasi risiko dan juga
menguji relevansi variabel risiko yang didapat melalui studi literatur terhadap
proyek yang sedang berlangsung. Tahap kedua dilakukan perhitungan
menggunakan metode severity index untuk mendapatkan data yang mewakili dari
hasil jawaban responden, kemudian analisa risiko dengan perkalian probability x impact untuk mengetahui tingkat probabilitas dan dampak risiko yang signifikan terhadap biaya dan waktu untuk kemudian diberikan respon risiko.
4.3. Hasil Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data terdiri dari 2 (dua) tahapan sebelum sampai ke
4.3.1. Survei Pendahuluan
Proses identifikasi risiko dilakukan pada tahap ini dengan cara
membagikan kuesioner untuk memverifikasi, mengklarifikasi dan mengetahui
relevan atau tidaknya variabel-variabel risiko yang di dapat melalui studi literatur
pada proyek yang ditinjau. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan
didapatkan hasil uji relevansi variabel risiko. Data yang diperoleh dari hasil
jawaban responden kemudian dikumpulkan untuk dirangkum.
Tabel 4.1. Profil Responden
Dalam tahap uji relevansi variabel risiko ini peneliti menggunakan skala
Guttman, responden diberikan pertanyaan setuju atau tidak terhadap kemungkinan risiko tersebut di dalam proyek. Dengan keterangan setuju adalah variabel risiko
tersebut ada kemungkinan akan terjadi pada proyek ini atau sudah pernah terjadi,
sedangkan keterangan tidak setuju adalah variabel risiko tersebut tidak memiliki
kemungkinan akan terjadi atau tidak pernah terjadi pada proyek pembangunan
Hotel Saka Medan. Untuk jawaban positif atau setuju diberi skor 1, sedangkan
untuk jawaban negatif atau tidak diberi skor 0. Skor dari jawaban tersebut
kemudian ditotal, apabila total skor tersebut > setengah dari jumlah total
responden maka jawaban yang didapatkan adalah positif (setuju) dan sebaliknya
apabila skor dari jawaban < setengah dari total responden maka jawaban yang
didapatkan adalah negatif (tidak).
Tabel 4.2. Hasil perhitungan uji relevansi variabel risiko
Kode Risiko
Variabel Risiko Setuju Tidak Ket A. Force majeure B2. Kurang tersedianya jumlah tenaga kerja 9 - relevan B3. Produktifitas tenaga kerja yang rendah 9 - relevan B4. Pengiriman alat dan material yang lama 8 1 relevan
B5. Kenaikan harga material 9 - relevan
B6. Volume material yang dikirim tidak tepat 9 - relevan B7. Kerusakan atau kehilangan material 9 - relevan B8. Kekurangan tempat penyimpanan
material
8 1 relevan
B9. Kekurangan tempat pembuangan sampah material
C3. Konflik keuangan di dalam perusahaan 9 - relevan
C4. Kesalahan estimasi waktu 9 - relevan
C5. Kesalahan estimasi biaya 9 - relevan
C6. Kurangnya kontrol dan koordinasi 8 1 relevan C7. Arus keuangan yang tidak memadai 7 2 relevan D. Risiko pelaksanaan
D1. Kerugian akibat kesalahan desain 8 1 relevan
D2. Keretakan dan kebocoran 9 - relevan
D3. Keruntuhan struktur 9 - relevan
Selain untuk mengetahui relevansi variabel risiko di atas, survei
pendahuluan juga bertujuan untuk mendapatkan variabel risiko yang ada di
lapangan berdasarkan pengalaman responden, yang nantinya akan ditambahkan
kedalam form kuesioner utama. Didapatkan variabel risiko sebagai berikut :
1. Perubahan desain/spesifikasi oleh owner.
2. Keterlambatan pembayaran oleh owner.
3. Gangguan keamanan di lokasi proyek.
4.3.2. Survei Utama
Setelah mendapatkan identifikasi risiko yang relevan pada proyek
pembangunan Hotel Saka Medan ini dilakukan suvei kuesioner tahap kedua atau
tahap utama untuk melakukan analisa risiko. Tahap analisa risiko dimulai dengan
melakukan penyebaran kuesioner probabilitas dan dampak risiko terhadap biaya
dan waktu dengan kesembilan responden yang sama sebelumnya. dan elektrikal
D5. Pemadatan yang tidak merata pada saat pengecoran
9 - relevan
D6. Terjadinya lendutan pada balok struktur 9 - relevan D7. Tidak persisnya kolom struktur 9 - relevan D8. Terjadi patahan pada balok atau kolom 9 - relevan D9. Kemiringan struktur setelah mencapai
ketinggian tertentu
7 2 relevan
D10. Mutu beton tidak sesuai spesifikasi 9 - relevan D11. Kesalahan dalam perhitungan struktur
dan analisa
D14. Terjadi kemacetan dilokasi proyek 8 1 relevan D15. Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi
proyek
Setelah data tersebut didapat, selanjutnya hasil survei utama dianalisa
dengan menggunakan metode Severity Index (SI). Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil kombinasi penilaian probabilitas dan dampak risiko terhadap
aspek biaya dan waktu.
Berikut ini merupakan contoh perhitungan menggunakan metode Severity Index (SI). Berdasarakan data yang didapat melalui kuesioner probabilitas
terjadinya risiko “ Permintaan kenaikan upah lembur “ didapat data sebagai
berikut, yaitu 3 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya gempa
Sangat Jarang (SJ), 3 responden menyatakan Jarang (J), 2 responden menyatakan
Cukup (C), dan 1 responden menyatakan Sering (S).
SI = Ʃ ai . xi (100) 4 Ʃ xi
Dimana : ai = konstanta penelitian
xi = frekuensi responden
i = 0,1,2,3,4,….,n
Dengan : a0 = 0 x0 = untuk jawaban SJ (Sangat Jarang)
a1 = 1 x1 = untuk jawaban J (Jarang)
a2 = 2 x2 = untuk jawaban C (Cukup)
a3 = 3 x3 = untuk jawaban S (Sering)
a4 = 4 x4 = untuk jawaban SS (Sangat Sering)
SI = {(0x3) + (1x3) + (2x2) + (3x1) + (4x0)} (100)
4x(9)
SI = 27,777
Setelah didapatkan nilai SI 27,777. Selanjutnya nilai SI ini dikoversikan
terhadap skala penilaian Probabilitas dan Dampak sebagai berikut : (Majid and
Sangat Jarang/Rendah (SJ/SR) = 0,00 < SI < 12,5
Jarang/Rendah (J/R) = 12,5 < SI < 37,5
Cukup/Sedang (C/S) = 37,5 < SI < 62,5
Sering/Tinggi (S/T) = 62,5 < SI < 87,5
Sangat Sering/Tinggi (SS/ST) = 87,5 < SI < 100
Berdasarkan kriteria di atas maka kategori probabilitas dari risiko
“Permintaan kenaikan upah lembur” adalah Jarang. Cara yang sama juga
digunakan untuk perhitungan metode severity index terhadap dampak risiko.
Berdasarkan data yang didapat melalui kuesioner, hasil analisa penilaian
probabilitas dan dampak risiko terhadap biaya dan waktu untuk seluruh variabel
risiko dengan menggunakan metode Severity Index (SI) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Hasil penilaian probabilitas variabel risiko dengan SI
a b c d e
No. Variabel Risiko Probabilitas
SI
B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material
5 4 11,1 SJ
Tabel 4.4. Hasil penilaian dampak risiko terhadap biaya dengan SI D9 Kemiringan struktur setelah mencapai
ketinggian tertentu
7 2 5,5 SJ
D10 Mutu beton tidak sesuai spesifikasi 3 4 2 22,2 J D11 Kesalahan dalam perhitungan struktur
dan analisa D15 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi
A6 Cuaca yang tidak menentu 7 2 5,5 SR
B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material D9 Kemiringan struktur setelah mencapai
ketinggian tertentu
4 2 2 1 27,7 R
D10 Mutu beton tidak sesuai spesifikasi 3 2 3 1 30,5 R D11 Kesalahan dalam perhitungan struktur
dan analisa
D15 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi proyek
7 2 5,5 SR
E1 Perubahan desain/spesifikasi oleh owner 1 2 3 2 1 50 S E2 Keterlambatan pembayaran oleh owner 2 2 2 2 1 44,4 S
Tabel 4.5. Hasil penilaian dampak risiko terhadap waktu dengan SI
a b c d e
No. Variabel Risiko Dampak
SI
B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material D9 Kemiringan struktur setelah mencapai
ketinggian tertentu
3 3 2 1 30,5 R
Keterangan dari tabel di atas adalah sebagai berikut :
Kolom a = nomor variabel risiko
Kolom b = jenis variabel risiko
Kolom c = jumlah responden yang memilih skala probabilitas/dampak
Kolom d = hasil analisa menggunakan metode SI
Kolom e = kategori risiko dari SI
Berdasarkan hasil tersebut, analisa selanjutnya dilakukan dengan merubah
kategori risiko dari tiap variabel yang di dapat sebelumnya dengan kategori
sebagai berikut :
Kategori Probabilitas (P):
Sangat Jarang (SJ) = 1
Jarang (J) = 2
Cukup (C) = 3
Sering (S) = 4
Sangat Sering (SS) = 5 dan analisa
D12 Kesalahan asumsi pada tahap perencanaan
2 4 2 1 30,5 R
D13 Teknologi proyek yang rumit dan kompleks
7 2 8,3 SR
D14 Terjadi kemacetan dilokasi proyek 9 0 SR
D15 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi proyek
9 0 SR
E1 Perubahan desain/spesifikasi oleh owner 1 4 3 1 38,8 S E2 Keterlambatan pembayaran oleh owner 2 3 2 1 1 38,8 S
Kategori Dampak (I) terhadap biaya dan waktu :
Sangat Rendah (SR) = 1
Rendah (R) = 2
Sedang (S) = 3
Tinggi (T) = 4
Sangat Tinggi (ST) = 5
Setelah kategori risiko dirubah kedalam bentuk angka tersebut, maka dapat
dilakukan analisa risiko perhitungan probability x impact (PxI) dengan bantuan Matriks Probabilitas dan Dampak seperti pada gambar berikut.
Sumber : PMBOK
Gambar 4.1. Tabel Matriks Probabilitas dan Dampak
Analisa risiko terhadap biaya dan waktu dilakukan dengan cara
mengalikan hasil penilaian probabilitas (P) dengan hasil penilaian dampak (I)
terhadap biaya dan waktu dari tiap variabel risiko. Hasil perhitungan analisa risiko
Tabel 4.6. Tabel Probability x Impact terhadap biaya
B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material 1 1 1 Low
B10 Kecelakaan tenaga kerja 3 2 6 Medium D9 Kemiringan struktur setelah mencapai ketinggian
Tabel 4.7. Tabel Probability x Impact terhadap waktu
D15 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi proyek 1 1 1 Low E1 Perubahan desain/spesifikasi oleh owner 3 3 9 Medium E2 Keterlambatan pembayaran oleh owner 3 3 9 Medium
E3 Gangguan keamanan di lokasi proyek 3 1 3 Low
B9 Kekurangan tempat pembuangan sampah material 1 1 1 Low
B10 Kecelakaan tenaga kerja 3 1 3 Low D9 Kemiringan struktur setelah mencapai ketinggian
tertentu
Keterangan dari tabel di atas adalah sebagai berikut :
Kolom a = nomor variabel risiko
Kolom b = jenis variabel risiko
Kolom c = nilai probabilitas risiko
Kolom d = nilai dampak risiko
Kolom e = hasil perkalian probabilitas dan dampak
Kolom f = kategori risiko berdasarkan tabel matriks probabilitas dan dampak,
yaitu rendah - sedang - tinggi (low-medium-high)
4.4. Hasil Penelitian
Dari hasil analisa risiko pada tabel 4.6. dan tabel 4.7. didapatkan beberapa
variabel risiko yang memiliki nilai yang cukup besar dibandingkan risiko-risiko
lainnya yaitu kategori sedang - tinggi(medium-high) terhadap aspek biaya dan
waktu. Risiko-risiko inilah yang memiliki kemungkinan paling besar untuk terjadi
dan menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap biaya dan waktu
pengerjaan proyek.
Pada tabel di bawah ini adalah jenis-jenis risiko yang merupakan risiko
berkategori sedang (medium) pada skala probability x impact dan akan diberikan respon risiko.
D10 Mutu beton tidak sesuai spesifikasi 2 2 4 Low D11 Kesalahan dalam perhitungan struktur dan analisa 2 2 4 Low D12 Kesalahan asumsi pada tahap perencanaan 1 2 2 Low D13 Teknologi proyek yang rumit dan kompleks 1 1 1 Low
D14 Terjadi kemacetan dilokasi proyek 1 1 1 Low
D15 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi proyek 1 1 1 Low E1 Perubahan desain/spesifikasi oleh owner 3 3 9 Medium E2 Keterlambatan pembayaran oleh owner 3 3 9 Medium
Tabel 4.8. Risiko yang signifikan terhadap biaya
Tabel 4.9. Risiko yang signifikan terhadap waktu
4.5. Respon Risiko
Dari risiko-risiko yang telah didapatkan melalui perhitungan probability x impact dan memplotkannya ke dalam tabel matriks probabilitas dan dampak kemudian penelitian dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Sebagai risiko yang
kemungkinannya paling besar untuk terjadi dan menimbulkan dampak yang
cukup signifikan maka dilakukanlah wawancara dan diskusi dengan responden
untuk mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya risiko tersebut, dan respon
apa yang harus diberikan terhadap risiko tersebut. Hasilnya adalah sebagai
berikut:
No. Variabel Risiko P I PxI Kategori
risiko
B7 Kerusakan atau kehilangan material 3 2 6 Medium
B10 Kecelakaan tenaga kerja 3 2 6 Medium
C4 Kesalahan estimasi waktu 3 2 6 Medium
C5 Kesalahan estimasi biaya 3 3 9 Medium
D4 Kerusakan peralatan/mesin konstruksi 3 3 9 Medium E1 Perubahan desain/spesifikasi oleh owner 3 3 9 Medium E2 Keterlambatan pembayaran oleh owner 3 3 9 Medium
No. Variabel Risiko P I PxI Kategori
risiko
B7 Kerusakan atau kehilangan material 3 2 6 Medium
C4 Kesalahan estimasi waktu 3 2 6 Medium
C5 Kesalahan estimasi biaya 3 3 9 Medium
Tabel 5. Respon terhadap risiko yang signifikan terhadap biaya
No. Jenis Risiko Penyebab Terjadinya Respon
1. Kerusakan atau kehilangan material
-Kurang ketatnya penjagaan security terhadap material yang berada di lokasi proyek material pada gudang penyimpanan dengan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3).
3. Kesalahan estimasi waktu terhadap estimasi waktu pelaksanaan pekerjaan -Mendiskusikan dengan pihak owner mengenai perubahan schedule karena faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi.
-Melakukan pengawasan mutu pekerjaan yang lebih ketat
4. Kesalahan estimasi biaya draft kontrak kepada owner karena faktor
-Kondisi alat/mesin yang dipakai sudah usang
-Menggunakan tenaga kerja lapangan yang lebih terampil
-Melakukan perawatan atau service terhadap peralatan/mesin yang sudah usang
6. Perubahan
desain/spesifikasi oleh owner
-Melakukan perubahan
-Masalah keuangan dari pihak owner
-Membuat termin pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak
-Mendesak pihak owner untuk segera membayar apa yang sudah harus segera dibayarkan
Tabel 5.1. Respon terhadap risiko yang signifikan terhadap waktu
No. Jenis Risiko Penyebab Terjadinya Respon
1. Kerusakan atau kehilangan material
-Kurang ketatnya penjagaan security terhadap material yang berada di lokasi proyek material pada gudang penyimpanan dengan efektif
2. Kesalahan estimasi waktu terhadap estimasi waktu pelaksanaan pekerjaan -Mendiskusikan dengan pihak owner mengenai perubahan waktu penyelesaian pekerjaan karena faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi.
-Melakukan pengawasan mutu pekerjaan yang lebih ketat
draft kontrak kepada
-Kondisi alat/mesin yang dipakai sudah usang
-Menggunakan tenaga kerja lapangan yang lebih terampil
-Melakukan perawatan atau service terhadap peralatan/mesin yang sudah usang
-Membeli/menyewa peralatan/mesin yang mengalami kerusakan agar pekerjaan tidak terlambat
5. Perubahan
desain/spesifikasi oleh owner
-Permintaan dari pihak owner secepat mungkin untuk mengurangi waktu yang hilang waktu pengerjaan pada draft kontrak
6. Keterlambatan
pembayaran oleh owner
-Masalah keuangan dari pihak owner
-Membuat termin pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini. Maka, dapat diambil
suatu kesimpulan dari penelitian Identifikasi dan Analisa Risiko Konstruksi Pada
Proyek Pembangunan Hotel Saka Medan adalah sebagai berikut :
1. Setelah diidentifikasi diperoleh 45 variabel risiko yang relevan pada
pengerjaan proyek Hotel Saka Medan ini, variabel-variabel risiko tersebut
terbagi kedalam 4 kelompok, yaitu :
a. Risiko force majeure
b. Risiko material dan tenaga kerja
c. Risiko manajemen
d. Risiko pelaksanaan
2. Setelah dilakukan analisa risiko menggunakan tabel matriks probabilitas
dan dampak terhadap variabel-variabel risiko tersebut, maka didapat risiko
yang kemungkinannya paling besar untuk terjadi dan memiliki dampak
yang signifikan terhadap biaya. Dari analisa tersebut diperoleh 7 risiko
yang dominan, risiko tersebut adalah :
a. Kerusakan atau kehilangan material
b. Kecelakaan tenaga kerja
c. Kesalahan estimasi waktu
d. Kesalahan estimasi biaya
f. Perubahan desain/spesifikasi oleh owner
g. Keterlambatan pembayaran oleh owner
3. Sedangkan risiko-risiko yang kemungkinannya paling besar untuk terjadi
dan memiliki dampak yang signifikan terhadap waktu. Dari analisa
tersebut diperoleh 6 risiko yang dominan, risiko tersebut adalah :
a. Kerusakan atau kehilangan material
b. Kesalahan estimasi waktu
c. Kesalahan estimasi biaya
d. Kerusakan peralatan/mesin konstruksi
e. Perubahan desain/spesifikasi oleh owner
f. Keterlambatan pembayaran oleh owner
4. Respon risiko terhadap risiko-risiko yang kemungkinannya paling besar
untuk terjadi dan memiliki dampak yang signifikan pada proyek
pembangunan Hotel Saka Medan ini diharapkan dapat meminimalisir
risiko yang mungkin terjadi atau dapat menghilangkan risiko tersebut.
Berikut ini adalah respon risiko terhadap aspek biaya:
a. Kerusakan atau kehilangan material adalah dengan memperketat
penjagaan material, melakukan penyusunan material dengan baik dan
mengatur penempatan material pada gudang penyimpanan dengan efektif.
b. Kecelakaan tenaga kerja adalah dengan menambah peralatan safety K3
yang dibutuhkan, dan memberikan himbauan terhadap tenaga kerja untuk
menggunakan peralatan safety K3.
c. Kesalahan estimasi waktu adalah dengan melakukan revisi terhadap
owner mengenai perubahan schedule karena faktor eksternal yang tidak
dapat diprediksi, dan melakukan pengawasan mutu pekerjaan yang lebih
ketat.
d. Kesalahan estimasi biaya adalah dengan melakukan revisi terhadap
biaya-biaya pengeluaran, menggunakan cadangan biaya yang belum
terpakai, dan mengajukan perubahan draft kontrak kepada owner karena
faktor eksternal.
e. Kerusakan peralatan/mesin konstruksi adalah dengan menggunakan
tenaga kerja lapangan yang lebih terampil, dan melakukan perawatan atau
service terhadap peralatan/mesin yang sudah usang.
f. Perubahan desain/spesifikasi oleh owner adalah dengan meminta surat
resmi yang menyatakan perubahan tersebut agar dapat ditagihkan kepada
pihak owner, melakukan perubahan pada shop drawing, dan
mendiskusikan dengan pihak owner untuk melakukan perubahan harga
pada draft kontrak.
g. Keterlambatan pembayaran oleh owner adalah dengan membuat termin
pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak dan mendesak pihak
owner untuk segera membayar apa yang sudah harus segera dibayarkan.
5. Sedangkan respon risiko terhadap aspek waktu adalah sebagai berikut :
a. Kerusakan atau kehilangan material adalah dengan memperketat
penjagaan material, melakukan penyusunan material dengan baik dan
mengatur penempatan material pada gudang penyimpanan dengan efektif.
b. Kesalahan estimasi waktu adalah dengan melakukan revisi terhadap
owner mengenai perubahan waktu penyelesaian pekerjaan karena faktor
eksternal yang tidak dapat diprediksi, dan melakukan pengawasan mutu
pekerjaan yang lebih ketat.
c. Kesalahan estimasi biaya adalah dengan melakukan revisi terhadap
biaya-biaya pengeluaran, menggunakan cadangan biaya yang belum
terpakai, dan mengajukan perubahan draft kontrak kepada owner karena
faktor eksternal.
d. Kerusakan peralatan/mesin konstruksi adalah dengan menggunakan
tenaga kerja lapangan yang lebih terampil, melakukan perawatan atau
service terhadap peralatan/mesin yang sudah usang, dan
membeli/menyewa peralatan/mesin yang mengalami kerusakan agar
pekerjaan tidak terlambat
e. Perubahan desain/spesifikasi oleh owner adalah dengan melakukan
review design seawal dan secepat mungkin untuk mengurangi waktu yang
hilang, melakukan perubahan pada shop drawing, dan mendiskusikan
dengan pihak owner untuk melakukan perubahan waktu pengerjaan pada
draft kontrak.
f. Keterlambatan pembayaran oleh owner adalah dengan membuat termin
pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak dan mendesak pihak
owner untuk segera membayar apa yang sudah harus segera dibayarkan,
5.2. Saran
1. Perlunya pemahaman dan perhatian yang lebih terhadap manajemen risiko.
Karena sekecil apapun kemungkinan terjadinya sebuah risiko tetap dapat
dapat mengganggu proses konstruksi yang sedang berlangsung dan
memberikan dampak yang negatif terhadap biaya dan waktu. Untuk itu
diperlukan juga langkah pencegahan untuk mengantisipasi risiko-risiko
tersebut.
2. Tentunya penelitian Tugas Akhir ini masih belum sempurna. Untuk
penelitian-penelitian sejenis selanjutnya disarankan untuk menganalisa
risiko-risiko dengan cara kuantitatif agar didapatkan hasil yang lebih
akurat lagi. Dan juga tak lupa untuk melakukan monitor terhadap hasil
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Proyek Konstruksi
Definisi kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara
yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah
ditetapkan dengan jelas (Iman Soeharto, 1999). Sementara kinerja proyek dapat
diartikan sebagai suatu usaha atau cara kerja proyek untuk melaksanakan kegiatan
proyeknya secara tepat dengan tolak ukur keberhasilan proyek yang dilihat dari
indikator utamanya yaitu keselamatan kerja, biaya, mutu dan waktu.
Dari pengertian diatas maka ciri pokok proyek adalah sebagai berikut :
a) Bertujuan menghasilkan produk akhir atau hasil kerja akhir.
b) Untuk mencapai tujuan diatas ditentukan jumlah biaya, sasaran jadwal
serta kriteria mutu dalam prosesnya.
c) Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas, dalam arti bersifat
sementara yang umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
d) Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
2.2. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi,
memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang telah ditentukan (Kerzner, 2001). Lebih jauh lagi manajemen
proyek merupakan kegiatan merencanakan, mengendalikan dan mengawasi
kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai sasaran dan tujuan
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Menurut Iman Soeharto terdapat tiga hal pokok dalam proses pengerjaan
suatu proyek, yaitu :
a) Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses meletakkan dasar tujuan dan sasaran
termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya (Iman,
Soeharto 1999). Tujuan dari adanya perencanaan ini yaitu agar proyek
memenuhi persyaratan ketentuan waktu, biaya, kualitas dan keselamatan
tiap pekerja. Dalam membuat perencanaan proyek perlu dilakukan studi
kelayakan, rekayasa nilai, dan studi perencanaan area manajemen proyek
yang didalamnya memuat perencanaan biaya, waktu, kualitas, keselamatan
kerja, sumber daya dan risiko.
b) Penjadwalan
Penjadwalan adalah proses untuk menentukan aktivitas yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan serta kerangka waktu
tertentu, yang mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai
tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992).
c) Pengendalian Proyek
R.J Mockler, 1972, dalam Iman Soeharto (1999) memberikan pengertian
tentang pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah usaha sistematis
untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
pelaksanaan, dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka
mencapai sasaran dan tujuan proyek.
2.3. Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi risiko adalah
akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu
tindakan atau kegiatan. Risiko bisa juga didefinisikan dengan berbagai sudut
pandang. Dari sudut pandang hasil atau keluaran, risiko adalah sebuah hasil atau
keluaran-keluaran yang tidak dapat diprediksikan dengan pasti, yang tidak disukai
karena akan menjadi kontra-produktif. Sedangkan dari sudut pandang proses,
risiko adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, sehingga
terjadinya konsekuensi yang tidak diinginkan (Alijoyo, 2006).
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan risiko adalah suatu kondisi atau
peristiwa tidak pasti yang jika terjadi mempunyai efek negatif terhadap sasaran
dan tujuan proyek. Sebuah risiko mempunyai penyebab dan jika risiko itu terjadi,
akan ada konsekuensi. Jika yang terjadi adalah peristiwa yang tidak pasti, maka
dampaknya adalah pada biaya, waktu dan kualitas proyek.
Risiko mengacu pada kegiatan-kegiatan atau faktor yang apabila terjadi
akan mempengaruhi tujuan dari proyek baik dari segi waktu, biaya, dan performa
(Kerzner, 2001). Menurut Kerzner, 2001, risiko mempunyai dua komponen,
antara lain yaitu :
a) Probabilitas atau kemungkinan dalam suatu periode waktu dari suatu
b) Impact (dampak, akibat), yaitu kerugian berdasarkan waktu, biaya, dan tingkat kesulitan dalam memperbaiki kerusakan akibat dampak yang
terjadi.
Sumber: www.manajemenproyekindonesia.com
Gambar 2.1 Sumber Risiko
Risiko merupakan kemungkinan terjadinya hal-hal yang akan berdampak
negatif terhadap sasaran. Risiko diukur dengan melihat akibat yang mungkin
terjadi dan besarnya probabilitas terjadinya risiko tersebut (Australia/NZS,
4360-1999).
Secara ilmiah, risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi
kejadian, probabilitas, dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi. Frekuensi
kejadian dengan tingkat pengulangan yang tinggi akan memperbesar probabilitas
atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti
perumusan diatas, karena itu risiko dapat dituliskan sebagai fungsi probabilitas
dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk kedalam
probabilitas.
2.4. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu proses yang logis dan sistematis
dan mengkomunikasikan risiko yang berhubungan dengan segala aktivitas, fungsi
atau proses dengan tujuan perusahaan mampu meminimasi kerugian dan
memaksimumkan kesempatan. Implementasi dari manajemen risiko ini membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi risiko sejak awal dan membantu membuat
keputusan untuk mengatasi risiko tersebut (Australia/NZS, 4360-1999).
Risiko dapat bermunculan dimana-mana, dapat muncul kapan saja, dan
sulit untuk dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu proyek, maka proyek
tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko
tersebut bisa mengakibatkan terbengkalainya proyek tersebut. Karena itu risiko
penting untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko
sehingga proyek tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko
(Hanafi,2006).
Menurut C. Duffield & B. Trigunarsyah, 1999, manajemen risiko adalah
suatu sistem pengelolaan risiko yang digunakan di dalam suatu organisasi atau
perusahaan yang pada dasarnya merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan
yang dilakukan terus-menerus untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya
risiko yang membawa konsekuensi merugikan bagi organisasi atau perusahaan
yang bersangkutan, termasuk di dalam suatu proyek. Manajemen risiko
merupakan suatu proses yang sistematis dan terorganisir mulai dari identifikasi
risiko, analisa risiko, pengurangan atau peniadaan risiko secara efektif untuk
mencapai sasaran/tujuan.
Secara objektif, manajemen risiko proyek adalah bagaimana meningkatkan
dampak dari sesuatu yang merugikan. Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan
melalui proses-proses tersebut dibawah ini, yaitu : (PMBOK, 2004)
1. Rencana manajemen risiko (risk management planning)
Merencanakan pengelolaan risiko, yaitu proses pendefinisian bagaimana
manajemen risiko akan diterapkan di proyek.
2. Identifikasi risiko (risk identification)
Mengidentifikasi risiko, yaitu proses penentuan risiko-risiko yang dapat
memengaruhi proyek serta pendokumentasian karakteristiknya.
3. Analisa risiko secara kualitatif (qualitative risk analysis)
Melakukan analisis risiko kualitatif, yaitu proses pembuatan prioritas
risiko untuk kepentingan analisis atau tindakan selanjutnya dengan menilai
dan mengombinasikan kemungkinan dan dampaknya.
4. Analisa risiko secara kuantitatif (quantitative risk analysis)
Melakukan analisis risiko kuantitatif, yaitu proses analisis secara numerik
terkait dampak dari risiko yang teridentifikasi menyangkut tujuan proyek
secara keseluruhan.
5. Rencana respon risiko (risk response planning)
Membuat rencana respons, yaitu proses menghasilkan pilihan tindakan
untuk memperbesar peluang dan mengurangi hambatan terkait pencapaian
tujuan proyek.
6. Pengawasan dan kontrol risiko (risk monitoring and control)
Mengawasi dan mengendalikan risiko, yaitu proses pelaksanaan rencana
pengidentifikasian risiko baru, dan pengevaluasian efektivitas respons
risiko selama berlangsungnya proyek.
Sumber: PMBOK 2004
Gambar 2.2 Proyek Manajemen Risiko
Mirip dengan PMBOK, menurut Grey and Larson (2000), komponen utama dari
proses manajemen risiko adalah:
Sumber: Grey and Larson
Adapun yang menjadi tujuan manajemen risiko adalah sebagai berikut (C.
Duffield & B. Trigunarsyah, 1999):
1. Membatasi kemungkinan-kemungkinan dari ketidakpastian.
2. Membuat langkah-langkah yang lebih mengarah pada tindakan proaktif
dibandingkan reaktif dalam memandang kemungkinan ancaman dan
kerugian yang besar.
3. Membatasi kerugian dan ketidakpastian pada stake holder
4. Menjaga kesinambungan program operasi, sehingga tidak terganggu
dengan kejadian-kejadian yang belum terantisipasi sebelumnya.
5. Menjalankan program manajemen risiko secara efektif sehingga
mempunyai pengaruh yang menguntungkan dan bukan menimbulkan
biaya baru.
Kegunaan manajemen risiko dalam tahap tender antara lain :
1. Mengidentifikasi risiko yang mungkin dapat terjadi dengan mengacu
kepada pengalaman-pengalaman sebelumnya.
2. Membuat rencana penanggulangan apabila risiko yang diidentifikasi
tersebut benar-benar terjadi.
3. Menghitung efek biaya yang perlu dimasukkan dalam harga tender.
4. Memberikan petunjuk (guidance) kepada tim proyek yang akan melaksanakan tugasnya untuk membuat perencanaan terhadap
penanggulangan risiko.
2.5. Identifikasi Risiko (Risk Identification)
Menurut Iman Soeharto, 1999, identifikasi risiko adalah suatu proses
menerus. Agar risiko dapat dikelola secara efektif maka langkah pertama adalah
mengidentifikasi jenis risiko, yaitu mana yang bersifat risiko usaha (business risk)
dari mana yang bersifat risiko murni, kemudian diidentifikasikan lagi berdasarkan
potensi sumber risiko atau dapat pula berdasarkan dampak terhadap sasaran
proyek. Sumber risiko dapat diartikan sebagai faktor yang dapat menimbulkan
kejadian yang bersifat positif atau negatif.
Dalam tahap ini, yang dilakukan adalah mengenali, menemukan dan
mengidentifikasi resiko apa yang mungkin dihadapi. Resiko dapat diidentifikasi
melalui dampak kerugian yang ditimbulkannya. Berdasarkan dampak tersebut
dapat dinilai resiko apa saja yang berpotensi besar dalam menimbulkan kerugian.
Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
• Persepsi terhadap suatu resiko, merupakan kemampuan untuk menyadari
bahwa ada suatu tingkat resiko atau exposure.
• Identifikasi dari penyebab atau bahaya-bahaya yang ada dikaitkan dengan
kemungkinan akibatnya.
Secara garis besar tahapan identifikasi risiko adalah merinci risiko-risiko
yang ada sampai level yang detail dan kemudian menentukan signifikansinya
(potensinya) dan penyebabnya, melalui program survei dan penyelidikan terhadap
masalah-masalah yang ada. Risiko-risiko yang telah dirinci ini kemudian
digolongkan dalam kategori-kategori. Proses identifikasi risiko melibatkan banyak
disiplin dalam setiap level manajemen proyek (Gray dan Larson, 2000).
Pada dasarnya identifikasi risiko diawali dengan menyusun daftar
kegagalan dalam mencapai sasaran proyek. Sumbernya adalah sebagai berikut
(Kerzner, 2001):
a. Sumber yang obyektif
Yaitu kejadian pada proyek-proyek sebelumnya yang tercatat dalam
rekord-rekord proyek. Dapat juga dilakukan melalui analisa terhadap
kontrak-kontrak yang telah dibuat (Djojosoedarso, 1999).
b. Sumber yang subyektif
Yaitu pengalaman para pakar terkait yang dapat diperoleh melalui
wawancara. Ketepatan identifikasi didukung oleh keterampilan pihak yang
melakukan identifikasi dalam menentukannya atau memberikan
judgement. Cara ini dapat ditempuh melalui Panel Group atau pendataan
pengalaman pribadi.
Gray dan Larson (2000) menambahkan bahwa: "Penyusunan identifikasi
risiko dapat berasal dari "opini para pakar" (expert opinion) atau dari estimasi berdasarkan "perasaan" (good feeling) para pakar berdasarkan pengalamannya. Untuk membantu proses ini dan meyakinkan bahwa sudah seluruh aspek tercakup
dalam daftar tersebut maka dapat digunakan daftar isian, daftar pertanyaan /
kuesioner atau cheklist. Cara ini dapat ditempuh melalui (Cooper dan Chapman,
1993):
1. Panel group
Sejumlah praktisi dan spesialis dalam proyek dikumpulkan dalam suatu
seluruh risiko¬risiko yang secara teoritis dapat muncul. Setelah itu seluruh
anggota panel-group memutuskan bersama risiko-risiko yang termasuk
dalam risiko yang diidentifikasi.
2. Pengalaman individual
Individu yang bersangkutan diminta untuk mendaftar seluruh risiko yang
relevan dalam lingkup keahlian mereka.
3. Inspeksi langsung
Inspeksi langsung di tempat terjadinya aktivitas perusahaan
(Djojosoedarso, 1999).
Untuk keperluan identifikasi dan mengelola risiko yang dapat
menyebabkan sebuah pengembangan melampaui batas waktu dan biaya yang
sudah dialokasikan maka perlu diidentifikasikan tiga tipe risiko yang ada yaitu:
1. Risiko yang disebabkan karena kesulitan melakukan estimasi.
2. Risiko yang disebabkan karena asumsi yang dibuat selama proses
perencanaan.
3. Risiko yang disebabkan adanya even yang tidak terlihat (atau tidak
direncanakan).
Dan beberapa kategori faktor yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
1. Application Factor
Sesuatu yang alami dari aplikasi baik aplikasi pengolahan data yang
sederhana, sebuah sistem kritis yang aman maupun sistem terdistribusi
yang besar dengan elemen real time terlihat menjadi sebuah faktor kritis.
yang lebih besar, lebih besar dari masalah error, komunikasi dan
manajemennya.
2. Staff Factor
Pengalaman dan kemampuan staf yang terlibat merupakan faktor utama –
seorang programer yang berpengalaman, diharapkan akan sedikit
melakukan kesalahan dibandingkan dengan programer yang sedikit
pengalamannya. Akan tetapi kita harus juga mempertimbangkan ketepatan
pengalaman tersebut- pengalaman membuat modul dengan Cobol bisa
mempunyai nilai kecil jika kita akan mengembangkan sistem kendali
real-time yang komplek dengan mempergunakan C++.
Beberapa faktor seperti tingkat kepuasan staf dan tingkat pergantian dari
staf juga penting untuk keberhasilan, pengembangan staf yang tidak
termotivasi atau person utama keluar dapat menyebabkan kegagalan
pengembangan.
3. Project Factor
Merupakan hal yang penting bahwa pengembangan dan obyektifnya
terdefinisi dengan baik dan diketahui secara jelas oleh semua anggota tim
dan semua stakeholder utama. Jika hal ini tidak terlaksana dapat muncul
risiko yang berkaitan dengan keberhasilan pengembangan tersebut.
Dengan cara serupa, perencanaan kualitas yang formal dan telah disepakati
harus dipahami oleh semua partisipan. Jika perencanaan kualitas kurang
baik dan tidak tersosialisasi maka dapat mengakibatkan gangguan pada