• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rumah sakit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rumah sakit"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik dari negara berkembang adalah salah satunya gencar melakukan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, rumah sakit pemerintahan, waduk pembangkit listrik, pelabuhan dan fasilitas publik lainnya. Fakta ini menimbulkan konsekuensi materiil dan immateriil dari warga suatu negara. Konsekuensi materiil adalah bahwa warga negara diwajibkan untuk membayarkan sebagian penghasilannya atau aset yang dimiliki sebagai pajak. Pajak ini lah yang menjadi tumpuan sebuah negara berkembang untuk melaksanakan pembangunan. Konsekuensi immateriil dalam hal ini adalah pada perubahan sikap dan perilaku warga negara yang pasif menjadi proaktif menyambut dan mendukung pembangunan yang dilaksanakan. Pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia sikap dan perilaku warga negara-negara memiliki karakteristik yang agak sulit untuk menerima perubahan atau ide-ide baru. Pun demikian pada negara maju, kebijakan-kebijakan sebagai produk sosial juga terus diperkenalkan demi kehidupan yang semakin maju.

Menurut website Ditjen Pajak, Indonesia memiliki total Anggaran Belanja Negara sekitar 2,095.7 Triliun Rupiah dan sebagan besar anggaran tersebut diperoleh dari penerimaan Pajak. Hal ini diperkuat oleh data dari Departemen Keuangan yang menyebutkan bahwa Pendapatan Negara adalah sebesar 1,822.5 Triliun Rupiah. Dari jumlah tersebut penerimaan negara dari Pajak adalah 1,546.7 Triliun Rupiah atau sekitar 84,87% dari Total Penerimaan negara dari pajak. Hal

(2)

ini menunjukkan bahwa Negara dalam ini sangat bergantung dengan penerimaan pajak.

Sementara itu di sisi lain kesadaran masyarakat khususnya Wajib Pajak sangat rendah. Padahal otoritas berwenang (Dirjen Pajak) sudah menerapkan berbagai macam sistem yang memudahkan pembayaran pajak. Mulai dari self

assesment system yang merupakan sistem pembayaran dimana Wajib Pajak

meneliti dan memeriksa sendiri jumlah pajak yang harus dilaporkan dan dibayar olehnya. Demikian juga melalui UU No. 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, pemerintah memberikan kelonggaran bagi wajib pajak untuk membayar pajak. Namun kebijakan Pengampunan Pajak ini tidak serta merta mendapat sambutan memuaskan dari masyarakat. Amnesti Pajak yang digulirkan oleh pemerintah, yang terkesan agak terburu-buru dan menuai pro dan kontra, akankah tercatat sebagai reformasi perpajakan di Indonesia? Reaksi masyarakat begitu beragam dan campur aduk. Ada yang merasa diteror, kebingungan, dan ketidakpahaman. Selain itu, ada juga yang menentang dan melawan, berlindung atas asas keadilan dan hukum.

Menurut Biro Pusat Statistik pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia, yang merupakan Sensus yang terakhir dilakukan, berjumlah 238.519.000 jiwa dan bertambah menjadi 248.818.000 jiwa pada tahun 2013. Dari angka tersebut jumlah wajib pajak (WP) yang terdaftar dalam sistem administrasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) hingga tahun 2015 mencapai 30.044.103 WP, yang terdiri atas 2.472.632 WP Badan, 5.239.385 WP Orang Pribadi Non Karyawan, dan

(3)

22.332.086 WP Orang Pribadi Karyawan. Hal ini cukup mengejutkan mengingat, masih menurut BPS data pada tahun 2010, hingga tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia yang bekerja mencapai 93,72 Juta jiwa. Ini berarti bahwa dari total jumlah Orang Pribadi Pekerja dan berpenghasilan di Indonesia hanya 29,4 % yang mendaftarkan diri atau terdaftar sebagai Wajib Pajak (WP).

Dari jumlah total 30.044.103 Wajib Pajak terdaftar yang tidak termasuk bendahara, joint-operation, perusahaan cabang/lokasi, Wajib Pajak Orang Pribadi yang berpenghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Wajib Pajak Non-Efektif, dan sejenis lainnya, sehingga wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh hanya 18.159.840 WP Wajib SPT. Jumlah WP Wajib SPT tersebut terdiri atas 1.184.816 Wajib Pajak Badan, 2.054.732 Wajib Pajak Orang Pribadi Non Karyawan, dan 14.920.292 Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan. Sayangnya, dari jumlah 18.159.840 WP Wajib SPT itu, baru 10.945.567 WP yang menyampaikan SPT Tahunan atau 60,27% dari jumlah total WP Wajib SPT. Jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT tersebut terdiri atas 676.405 WP Badan, 837.228 WP OP Non Karyawan, dan 9.431.934 WP OP Karyawan. Artinya, tingkat atau rasio kepatuhan WP Badan baru mencapai 57,09%, WP OP Non-Karyawan 40,75%, dan WP Karyawan 63,22%.

Fakta berikutnya menyatakan bahwa dari jumlah tersebut yang membayar hanya 1.172.018 WP, yang terdiri atas 375.569 WP Badan, 612.881 WP OP Non Karyawan, dan 181.537 WP OP Karyawan. Jumlah 612.881 WP Bayar OP Non Karyawan dan 181.537 WP Bayar OP Karyawan, jauh sangat tak berarti

(4)

dibandingkan dengan jumlah total 93 juta lebih penduduk Indonesia yang bekerja dan menerima penghasilan.

Padahal upaya dari pemerintah dalam mensosialisasikan program yang berkaitan dengan partisipasi warga negara dalam membayar pajak cukup banyak banyak seminar-seminar perpajakan digelar, maupun dengan melakukan kebijakan di antaranya adalah program pengampunan pajak yang sedang berlangsung hingga Maret 2017 nanti.

Dari data tersebut tentunya terlihat bahwa potensi penerimaan negara dalam mendapatkan dana pajak masih sangat besar baik itu melalui sosialisasi pembayaran pajak pada wajib pajak yang telah terdaftar maupun degnan menambah jumlah wajib pajak yang wajib bayar atau SPT.

Dukungan dan peran dari masing-masing pihak seperti Pemerintah melalui Dirjen Pajak, Kemenkeu, Otoritas Jasa Keuangan, OJK, Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan Non-Bank, serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka mensukseskan program ini. Sehingga upaya pembangunan infrastruktur dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sosialisasi yang masif perlu dilakukan oleh pihak berwenang agar informasi tersampaikan kepada masyarakat dengan sejelas-jelas nya sehingga terpenuhi rasa keadilan.

Peneliti merasa tertarik meneliti fenomena ini berdasarkan atas keingin tahuan apakah pengetahuan wajib pajak turut berpengaruh dalam perilaku Pemenuhan Pajak. Selain itu pemerintah juga telah mengeluarkan UU mengenai Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang diharapkan mampu menambah jumlah

(5)

wajib pajak dan penerimaan negara Tax Amnesty ini dibagi menjadi 3 periode, periode I yakni dari tanggal 1 Juli 2016 sampai 30 September 2016 tarif tebusan 2%, periode II 1 Oktober sampai dengan 31 Desember 2016 tarif tebusan 3%, dan periode III dari tanggal 1 Januari 20017 sampai dengan 31 Maret 2017 tarif tebusan 5%. Di awal pemberlakuannya Tax Amnesty periode pertama khususnya kurang mendapatkan perhatian yang memuaskan dari wajib pajak, namun menjelang berakhirnya periode tersebut banyak pengusaha maupun perseorangan antusias mengikuti program pemerintah ini. Penelitian ini akan mengkhususkan pada periode I yakni 1 Juli 2016 sampai dengan 30 September 2016.

Topik ini merupakan topik pemasaran sosial yang dipilih oleh peneliti dalam menyelesaikan tugas akhirnya. “Social Marketing is a process that applies marketing principles and techniques to create, communicate, and deliver value in order to influence target audience behaviors that benefit society (public health, safety, the environment, and communities) as well as the target audience.” Philip Kotler, Nancy Lee, and Michael Rothschild, 2006. Pemasaran sendiri adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2005).

Menurut Arroba (1998) beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan, yaitu: informasi yang diketahui perihal permasalahan yang dihadapi, tingkat pendidikan, personality, Coping yang dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait dengan permasalahan (proses adaptasi), Culture atau budaya.

(6)

Sedangkan menurut Siagian (1991) proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh aspek internal dan aspek eksternal. Aspek Internal antara lain; Aspek Pengetahuan, pengetahuan yang dimiliki oleh seseoarang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Aspek Kepribadian, kepribadian tidak nampak oleh mata tetapi besar perannya bagi pengambilan keputusan. Sedangkan aspek eksternal meliputi; Kultur, kultur yang dianut oleh individu bagaikan kerangka bagi perbuatan individu akan berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan. Aspek eksternal berikutnya adalah Orang Lain, Orang Lain dalam hal ini menunjuk pada bagaimana individu melihat contoh atau cara orang lain (terutama orang dekat) dalam melakukan pengambilan keputusan. Sedikit banyak perilaku orang lain dalam mengambil keputusan berpengaruh pada perilaku individu dalam mengambil keputusan.

Penelitian ini akan memfokuskan pada perilaku dari warga negara (wajib pajak) yang peneliti analogikan sebagai konsumen dalam menyikapi produk kebijakan tax amnesty.

B. Rumusan Masalah

1.Apakah Pengetahuan berpengaruh terhadap Perilaku Wajib Pajak? 2.Apakah Kepribadian berpengaruh terhadap Perilaku Wajib Pajak? 3.Apakah Coping/Pengalaman Hidup berpengaruh terhadap Perilaku

Wajib Pajak?

(7)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Pengetahuan terhadap perilaku Wajib Pajak.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepribadian terhadap perilaku Wajib Pajak.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Coping/pengalaman hidup terhadap perilaku Wajib Pajak.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Budaya terhadap perilaku Wajib Pajak.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat akademis, hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan memperluas wawasan bagi peneliti atau bagi peminat pada topik yang sama. Penelitian ini dapat juga sebagai bahan pendukung akademik bagi penelitian yang akan datang.

2. Manfaat praktis, hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan dalam mengeluarkan produk kebijakan mengenai faktor apa saja yang penting untuk diperhatikan agara tujuan pembuat kebijakan dapat tercapai.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar passing bolavoli dengan penerapan media audio visual dan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas XI IPA 3

Melihat realita yang terus mengalami degradasi dari hari ke hari, maka perlu adanya rekonstruksi pendidikan dengan wajah baru yang lebih peka serta produknya

Penentuan tarif jasa rawat inap sistem akuntansi biaya tradisional kurang sesuai lagi untuk diterapkan di era teknologi yang modern saat ini.Karena system ini mempunyai

o Penari: Pengguna utama bangunan. o Pengajar: Pengguna bangunan sebagai pendamping penari. o Wartawan: Merupakan tamu yang sifatnya sewaktu-waktu terkait dengan

 Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dimana media yang diterapkan masih sebatas pada kelas X MM SMK Negeri 3 Surabaya dan juga masih terbatas pada Kompetensi

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa Fasilitas pelayanan yang tersedia di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang sudah sepenuhnya sesuai

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah tentang pengaruh sinetron remaja Jomblo terhadap perubahan prilaku remaja sebagai

Manfaat dari penelitian ini untuk membantu masyarakat umum dan khususnya Wajib Pajak untuk dapat menghitung: Tax Amnesty harta dalam negeri, Tax Amnesty UMKM