• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMIKIRAN W.S. RENDRA MENGENAI PENDIDIKAN ISLAM (Telah atas Karya-karya Sastra W.S. Rendra) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMIKIRAN W.S. RENDRA MENGENAI PENDIDIKAN ISLAM (Telah atas Karya-karya Sastra W.S. Rendra) - Test Repository"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan STAIN Salatiga

07TD1010894.01

PEM IK IR A N W.S. RENDRA M E N G E N A I PE N D ID IK A N ISLAM

. (Telaah atas K arya-karya Sastra W .S. R endra)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. P d .I) Pada Jurusan Tarbiyah

NIM. 11197089

ANANG AG US RACHMAWAN

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM PENDIDIKAN A G A M A ISLAM

SEKOLAH TINGGI AG AM A ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

S A L A T I G A

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

Drs. JUZ’AN, M.Hum.

Dosen STAIN Salatiga

Jl. Stadion NO. 03 Salatiga

Salatiga, 15 Agustus 2006

Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Anang Agus Rahmawan NIM : 111 97 089

Jurusan/Progdi: Tarbiyah/PAI

Judul : PEMIKIRAN WS RENDRA MENGENAI

(3)

D E P A R T E M E N A G A M A R I

S E K O L A H T IN G G ! A G A M A IS L A M N E G E R I S A L A T I G A

,//. J'enlara Pelajar No. 02 Saluliga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara Anang Agus Rachmawan dengan Nomor Induk Mahasiswa

11197089 yang berjudul: PEM1KIRAN WS RENDRA MENGENA1

PEND1DIKAN ISLAM (Telaah atas Karya-karya Sastra W.S. Rendra) telah dimunaqasyahkan pada Sidang Panitia Ujian Sekolali Tinggi Agama Islam Negen pada hari Rabu tanggal: 06 September 2006 M. yang bertepatan dengan tanggal

14 Sya’ban 1427 H dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah

06 September 2006 M. Salatiga,

---14 Sya’ban ---1427 H.

PANITIA UJIAN

(4)

JURUSAN T ARBI YAH

Jl. Stadion No. 03 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323706 Fax. (0298) 323433

DEKLARASI

Bismillahirrahmaanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, peneliti menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar refemsi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

m empertanggungj awabkan kembali keaslian kripsi ini dihadapan sidang

munaqasyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 15 Agustus 2006

Peneliti

A nang Agus R.

(5)

MOTTO

Mati tidak mengerikan, paling mengerikan adalah hidup tidak berguna

(The Edge).

. . . Jl j i ***

...

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak mengltendaki kesukaran

bagimu...

(QS:2. Al-Baqarah: 185)

Songsong matahari dari satu sisi, santbut insan dari segala penjuru

(6)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak terhonnat, Muh. Zaeni dan Ibu tercinta Sri Dwi Artiningsih (kalian

korbankan hidup dan kebahagiaan demi anak). Adikku Yuli Hidayati (yang

selalu sabar membantu pekerjaan rumah).

2. Keluarga besar STAIN Salatiga.

3. Teman sejatiku Andi Pongkring, Alimad Kliudhori, dan Antoni Affandi,

Hunter Mania, Hastoro, Johan, Sujiwanto dan Mustaqim.

4. Keluarga besar Teater GETAR, Teater Kidung UMS, Teater Mogol, Teater

Selir, dan semua komunitas Teater (bersama kalian aku berproses).

5. Semua pihak yang telah membantu, mbak Fikri dan mbak Ucok yang telah

membantu pengumpulan data, Agus Basri yang tak lelah menulis dan

menyimpan data, rumah makan SASA dan warung Bu Legiman yang

membolehkan “Utang” sehingga aku bisa bertahan hidup, keluarga besar

Negeri Sumeri, LSKR, keluarga mas Yanto Cacing, keluarga Bapak Masduki.

6. Sofiana Naimah, karena cambukmu aku mampu berlari lebih kencang dan

lebih terarah.

7. Setan-setan yang selalu menggangguku, karena kalian aku jadi lebih bisa

berfikir dan lebih tebal imanku

Dan semua orang yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun dengan susah payah dan waktu

yang paniang. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada beliau

Nabi Agung Muhammad ASW juga keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulisan skripsi dengan judul PEMIKIRAN WS RENDRA MENGENAI PEND1DIKAN ISLAM

(Telaah atas Karya-karya Sastra W.S. Rendra) ini telah selesai. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami haturkan

terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu

terwuiudnya skripsi ini.

Pada kesempatan ini, pula dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada:

1. Bapak Drs, Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Drs. Juz’an. M.Hum. selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini,

dimana beliau telah memberikan bimbingan, pengarahan, masukan yang

sangat berharga bagi penulis demi terselesaikannya penulisan skripsi ini, dan

juga pengarahan kehidupan yang sangat berharga guna menjalani kehidupan

dunia dan akhirat.

3. Bapak dan lbu dosen semua yang membimbing penulis selama belajar di

Sekolah Tinggi gama Islam Negeri Salatiga.

(8)

5. Teman-temanku semua yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apa-

apa, kecuali untaian kata terima kasih yang mendalam dengan di iringi doa

semoga Allah SWT membalas semua amal ibadah mereka.

Setelah melalui proses panjang dan kadang melelahkan, akhimya

penulis dapat meyelesaikan tulisan yang tentu saia masih banyak kekurangan.

Walaupun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat menambah

wawasan keilmuan bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.

Akhimya hanya kepada Allali lah penulis memohon petunjuk, semoga

skripsi ini dapatbermanfaat. AMIN .

Salatiga, September 2006

Peneliti

Anang Agus R. 11197089

(9)

DAFTARISI

H alam judul ... i

Nota Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Deklarasi ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... ix

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Fokus P en elitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Metode P enelitian... 5

F. Manfaat Hash Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II Karier Intelektual dan Riwayat Hidup W.S.Rendra A. Riwayat Hidup W.S. Rendra danSetting Sosial W.S. Rendra ... 10

B. Karya-karya Sastra W.S. Rendra ... 18

C. Pemikiran Pendidikan dalam karya W.S. Rendra ... 22

(10)

B. Konsep Pendidikan Islam ... 32

C. Dasar sasaran dan Tujuan Pendidikan Islam ... 38

BAB IV Pergulatan Pendidikan Islam dalam Karya W.S. Rendra

A. Analisis Karya Sastra W.S. Rendra dalam Pendidikan Is la m ... 53

B. Refleksi Karya-karya Sastra W.S. Rendra ... 57

BAB V Penutup

A. Kesimpulan ... 64

B. S a ra n ... 64

C. P en u tu p ... 65

Lampiran

(11)

BAB 1

PENDAHULUAIS

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah satu-satunya makhluk berbudaya dan punya potensi

nilai-nilai insani sebagai fitrah yang harus dikembangkan oleh manusia itu

sendiri. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang mengerti akan

perkembangan diri dan lingkungan sosialnya. Rangkaian dua kata ang

membentuk arti tersendiri, "daya" dan "cipta" dapat dipahami sebagai dua

kekuatan untuk mengadakan sesuatu yang belum pemali ada.1 Disitu dia

akan menunjuk pada dua dimensi, yaitu: pertama, dimensi manusia sebagai

sumber daya internal; dan kedua, dimensi material sebagai sumber daya

ekstemal, yang meliputi semua komponen dalam kehidupan yang sudah

pemah ada dan masih ada. Dua dimensi ini membutuhkan akomodasi bagi

pertumbuhan dan perkembangan sehingga terbangun tradisi

berkesinambungan yang baik dimasa yang akan datang.

Ki Hadjar Dewantara merinci apa yang disebut sebagai "jiwa

manusia" dalam satuan nama "trisakti", yaitu pikiran, rasa dan karsa alias

cipta, rasa dan karsa. Manusia yang berdaya cipta ini akan mengelola

potensi trisaktinya kedalam tmdakan yang kongkret. Dalam hal ini manusia

akan memperoleh karya-karya seni ataupun dunia seni yang banyak

bertentangan bertebaran di tempat tinggalnya. Karena dengan seni itulah,

*Linus Suryadi A.G., Dari Pujartgga ke Penulis Jawa, Pengantar DR. Alex Sudewa, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1995, him. 117.

(12)

maka manusia akan mengalami kebangkitan jiwa bisa berupa emosi kreatif,

nafsu berontak, dan semangat menciptakan sebagai lanjutan rasa tidak puas

yang selama hidup akan terns menyala di hati setiap manusia.2 *

Kesenian pada dasamya adalah salah satu cara seseorang

bennasyarakat. Kesenian adalah ekspresi seseorang untuk berhubungan

dengan orang lain. Karya-karya seni itu bisa berupa puisi dengan rentetan

kalimat, teater atau drama, lagu-lagu melodi dan denyutan irama bagi

seorang koinponis, permainan cat dan kanvas dalam lukisan, dan

sebagainya.

Dalam seni perAmjukan tampak jelas bahwa "seni adalah ekspresi

seseorang untuk berhubungan dengan orang lain", karena ekspresi seseorang

dalam seni pertunjukan memerlukan hadimya orang lain dalam aktifitasnya.

Memang, dalam pertunjukan tari pada masyarakat lampau tidak perlu

adanya penonton manusia karena aktifitas mereka ditujukan kepada dewa-

dewa mereka.

Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT melalui Rasul-Nya

Muhammad SAW untuk menjadi pegangan hidup bagi umat manusia agar

mereka memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Secara

etimologi kata Islam berarti penyerahan diri kepada Allah SWT dan dalam

pengertian syara' Islam diartikan dengan tunduk dan patuh kepada ajaran

yang dibawa nabi Muhammad SAW. ’

2Ahmad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam (Catalan Harian Ahm ad Wahib), LP3S. Jakarta him. 228.

(13)

\

(OL-V* A es- j j A3i j \ "Sesungguhnya agama (yang diridlai) disisi Allah hanyalah Islam" (QS. Ali Imran: 19)4

•,__» oj ->-V' 3-JL "fli j>£" .-*-**£ cy*3

& A *

"Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali lidaklah akan diterima (agama Hu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orangyagn rugi". (QS. Ali Imran: 83)5 6

■ * A^ ^ l<fci K i * \ f* ^ ^ ^ ^___ ». X A». S 1 ^ ^

L ji

"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan ielah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan lelah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. A1 Maidah: 3)'

Sesungguhnya pendidikan adalah masalah penting yang aktual

sepanjang zaman. Karena dengan pendidikan, maka orang akan menjadi

maju. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi, orang mampu

mengolah alam yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada manusia. Islam

mewajibkan setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menimtut

ilmu. Orang dianjurkan untuk belajar sejak dari buaian sampai ke bang

lahat.

Istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan

dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi

dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang

dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi

4Departemen Agama RI., A l Quran dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci A1 Quran, Jakarta, 1989, him. 78.

5Ibid., him 90.

(14)

seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat

hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.7

Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan

mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya

menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma

Islam. Sedangkan pendidikan agama Islam ialah usaha yang lebih khusus

ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek didik agar

lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran

Islam.*

Pemahaman terhadap kaiya sastra sangat bermanfaat karena

didalamnya terdapat pesan-pesan yang bemilai. Pemahaman inila’n yang

membawa karya ilmiah ini pada analisis karya-karya sastra yang ditulis

W.S. Rendra dengan berbagai judul yang menghasilkan renungan nilai-nilai

pendidikan yang merupakan visi dan misi seorang penulis.

B. Rumusan Masai ah

Permasalah yang akan dibahas dalam kary a ilmiah ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana peranan sastra dalam proses pendidikan?

2. Bagaimana W.S. Rendra merefleksikan pendidikan melalui buah

karyanya?

7Sudirman N., et.al., IImu Pendidikan. CV. Remaja Karya, Bandung. 1987, hlm.4.

sAchmadi. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogvakarla. 1992,

(15)

5

3. Relevensi Pemikiran W.S. Rendra mengenai pendidikan Islam dalam

kontek ke-lndonesiaan.

C. Fokus Penelitian

Dengan demikian. fokus penelitian yang hendak penulis teliti dalam

karya ilmiah ini adalah: bagaimana pikiran-pikiran W.S. Rendra yang

bemuansa pendidikan Islam yang termuat dalam karya sastranya, sehingga

akan timbul pertanyaan atau bahkan tauladan bagi pembaca.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yang diantaranya seperti dibawah ini:

1. Mengkaji bagaimana peranan sastra bagi pendidikan di Indonesia.

2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra W.S. Rendra.

3. Bagaimana relevansinya dengan pedidikan Islam yang ada.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan beberapa metode, seperti yang

tertera dibawah ini:

1. Sifat Penelitian

Penelitian ini lebih menekankan pada pencarian data mengenai hal-hal

(16)

prasasti, notulensi rapat, legger, agenda dan sebagainya, sehingga

penelitian ini disebut penelitian literer research.v

2. S umber Data

a. Sumber primer : terdiri dari beberapa karya sastra dari W.S.

Rendra.

o. Sumber sekunder: bersumber dari tulisan atau komental oran glain

terhadap karya-karya sastra W.S Rendra

3. Analisis Data

a. Interpretasi

Yaitu dengan menyelami isi karya sastra dengan setepat mungkin

menangkap arti dan nuansa uraian yang disajikan.

b. Induksi dan Deduksi

Yaitu dengan mempelajari karya sastra sebagai suatu case study,

dengan menganalisis semua bagian dan semua konsep pokok satu-

persatu dan dalam hubungannya satu sama lain, agar dari mereka

dapat dibangun suatu pemahaman sintetis. Juga jalan deduksi: dari

visi dan gaya menyeluruh yang mendominasi dalam buku itu

dipahami dengan lebih baik semua detail-detail uraiannya. Selain itu

peneliti juga ikut mengidentifikasi, namun tanpa kehilangan

obyektifitas. 9

(17)

c. Koherensi

Yaitu melihat semua konsep-konsep dan aspek-aspek menurut

keselarasannya.

d. Kesinarabungan Historis

Yaitu dengan melihat konsep dan pengembangan pikiran W.S.

Rendra sesuai dengan latar belakang ekstemal dan internal,

perkembangan intern dan cara berpikir aktual.

e. Idealisasi

Yaitu dengan mencari apa yagn sebenamya mau dikatakan W.S.

Rendra.

f. Komparasi

Yaitu dengan inembandingkan dengan yang lain.

g. Deskriptif

Yaitu dengan menguraikan secara teratur seluruh konsepsi karya

W.S. Raidra.10

F. Manfaat Hasil Penelitian

1. Berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya tentang sastra dan

pendidikan Islam.

2. Untuk menambah khasanah keilmuan baik itu sastra maupun pendidikan

yang senantiasa harus selalu berkembang.

(18)

3. Diharapkan mampu membenkan sumbangan ibnu bagi penggemar

sastra pada khususnya dan bagi kehidupan manusia pada umumnya.

4. Dapat membenkan wacana keilmuan bagi keluarga besar STAIN

Salatiga.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I Pendahuluan yang meliputi:

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan Masalah

c. Fokus Penelitian

d. Tujuan Penelitian

e. Metode Penelitian

f. Manfaat Hasil Penelitian

g. Sistematika Penulisan

BAB 11 Memuat pembahasan tentang karier intelektual dan riwayat hidup

W.S.Rendra

a. Riwayat Hidup W.S. Rendra danSetting Sosial W.S. Rendra

b. Karya-karya Sastra W.S. Rendra

c. Pemikiran Pendidikan dalam karya W.S. Rendra

BAB III Memuat pembahasan mengenai pendidikan Islam

a. Pengertian Pendidikan Islam

b. Konsep Pendidikan Islam

(19)

9

BAB IV Memuat pembahasan tentang pergulatan pendidikan Islam dan

karya W.S. Rendra

a. Analisis Kaiya Sastra W.S. Rendra dalam Pendidikan Islam

b. Refleksi Karya-karya Sastra W.S. Rendra

BAB V Penutup

a. Kesimpulan

b. Saran

(20)

A. Riwayat Hidup dan Setting Sosial W.S. Rendra

W.S. Rendra adalah seorang penyair, budayawan, dan juga dramawan.

Ia lahir di kampung Jayengan, Solo 7 November 1935. Ia lahir dalam keluarga

Katolik dengan nama Willibrodus Surendra Rendra Bawana Rendra. Ayahnya

bemama R. Cyprianus Sugeng Brotoadnojo dan ibunya Raden Ayu Catharina

Ismadillah. Ayahnya seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa Kuno,

sedangkan ibunya peniah menjadi penari Keraton Yogya.1 W.S. Rendra

adalah anak kedua dari sembilan bersaudara, namun kakak pertamanya

meninggal sewaktu masih kanak-kanak sehingga dia menjadi anak paiing

besar.

Di masa kecil dimana negeri ini masih dalam cengkraman penjajah,

Rendra memiliki rasa tanggungjawab penuh terhadap adik-adiknya. Walaupun

nakal ia temyata dapat menjadi pelindung, bahkan tak jarang menjadi dewa

penyelamat bagi keluarganya dimasa sulit saat terjadinya "clash” dengan

Beianda. Di tengah-tengah suasana perang, Rendra berusaha mendapatkan

beras yang sangat sulit didapatkan.

Mungkin karena terobsesi cerita kepahlawanan, semasa kecil Rendra

bila ditanya bercita-cita menjadi Jenderal. la tak jarang kena marali karena

sering berkelahi. Bahkan sering kena hajar bapaknya yang terkenal keras

'Rendra. Tentang Bermain Drama. Pustaka Java, Jakarta, 1982, Halaman Sampui

Belakang.

(21)

dalani mendidik anaknya. Rendra lebili dekat dengan ibunya, yang kelak

dikeinudian hari memberi inspirasi terhadap karya-karyanya. Selanjutnya cita-

cita menjadi Jenderal pupus manakala nilai Matematika tak pemah

tnemuaskan. Ia lebih pandai soal ilmu Humaniora. Rendra menamatkan SD

taliun 1942, SMP tahun 1948 dan SMA tahun 1952 di Solo, Jawa Tengah. Dia

mengaku beruntung bisa bersekolah di lingkungan Katolik karena di sekolah

itu metode pelajaran tidak diberikan hanya dengan cara menghafal. Setiap

siswa ditekankan untuk belajar menganalisa dan menghargai fakta-fakta

sebelum menarik kesimpulan. Keberanian berdebat ditumbuhkan. Murid

diajarkan untuk tidak menelan mentah-mentah apa yang diajarkan guru. Salah

satu gum bahasa Indonesia di sekolahnya adalah Brotoatmojo, ayah Rendra.2

Kesukaan Rendra pada dunia kesusastraan telah nampak sejak dia

duduk di bangku SMP (1948-1951). Bahkan di usianya yang relative masih

muda, dia telah banyak berkenalan dengan karya sastra Romawi. Dia juga tak

segan-segan membuka kamus untuk setiap kata yang tidak ia mengerti

Kebetulan suasana di asrama Kepastoran sangat mendukungnya. Waktu sore

liari dia kehabisan untuk membaca buku di perpustakaan yang ada di

Kepastoran. Setiap habis satu buku keiuudian gurunya akan menanvainya dan

mengajak berdiskusi tentang isi buku yang dia baca.

Temyata keunggulannya di bidang kesusatraan itu menjadi berkah

tersendiri bagi dia. Hal ini terbukti saat Rendra duduk di bangku kelas dua

SMA, dia diminta stasiun RRI Solo meresensi buku dari mancanegera. Acara

(22)

itu bertajuk. Buku, Ilmu dan Seni. Semua acara siaran tersebut disusun dan dibawakan sendiri. Beberapa buku karya penulis besar seperti Ernest

Hemingway, Anton Chekov, Sarayon, Steinbeck, Don Passos, pemah dia

bahas dalam acara itu. Dia mengaku sangat berhutang budi pada temannya

yang bemama A. Winarto karena pada waktu menjadi penyiar itu Rendra

banyak mendapat kritik dari dia. Dikatakan pula bila Winarto sangat

mempengaruhi terutama dalam soal filsafat. "Tukang Kritik saya yang sangat

baik setiap kali siaran ya, Winarto itu orangnya", kata nya. Selain berteman

akrab, temyata setiap kali ada masalah yang berhubungan dengan keilmuan,

apalagi yang menyangkut masalah filsafat, mereka berdua juga suka

mendiskusikannya.

Kelas II SMP Rendra telah menulis puisi dengan baik. Pujianpun

berdatangan, terutama dari guru Bahasa Indonesia. Rendra bukan hanya

pandai menulis puisi, namun juga menggugah motivasi untuk menulis syair,"

katanya. Selain puisi, Rendra juga menulis naskah drama dan artikel seni.

Bahkan saat kelas II SMP itu juga, ia mementaskan naskah drama

karangannya yang berjudul Sepatu PalsuL

Produktivitas Rendra mulai meningkat saat SMA. Sebagian karya

monumental Rendra lahir saat itu, diantaranya Balada Orang-Orang Tercinta,

yang ia terbitkan setelah menjadi mahasiswa. Tahun 1954 naskah karangannya

yang berjudul Orang-Orang di Tikungan Jalan memenangkan hadiah pertama

sayembara drama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 1955-1956

(23)

Kebudayaan Nasional, berkata puisinya yang tergabung dalain Empat

Kumpulan Sajak. Dia juga menulis naskah radio. Salah satu judulnya Dutaran

Lcmbah Neraka. Tahun 1956 itu pula cerita pendeknya yang beijudul la Punya Leher Yang Panjang mendapat penghargaan tahunan dari majalali

Kisah. la menjadi anggota himpunan sastrawan muda di Solo. Di sana dia sering bertemu dan berdebat dengan seniman-seniman senoir seperti, Sitor

Sitomurang dan lwan Simatupang." Waktu itu say a masih memakai celana

pendek, tetapi sudah biasa debat dengan tokoh sastra zaman itu," kenangnya.

Meski telah menulis sejak di SMP, namun karyannya baru diterbitkan

setelah ia duduk di bangku SMA. "Semua itu berkat bantuan sahabat se kelas,

DS. Mulyanto. Dialah yang rajin mengumpulkan karya saya dan kadang

mengirimkan ke majalah Siasat," katanya.

Tahun 1955, Rendra kuliah di Jurusan Sastra Inggris UGM. Ia pun

mulai inengenal karya-karya Goldsmith, Wilde Sheridan Congreve,

Shakespeare, TS Elliot, dan lain-lain. Tetapi karena menganggap sistem kuliah

di fakultasnya tak menarik dan membuat orang bosan, setelah ujian sarjana

muda ia mengucapkan selamat tinggal pada fakultasnya. Ijazah tak pemah dia

pedulikan yang membuat dia kecewa, dia mengaku, lianya disuruh

menghafal." Padahal saya sudah ditatih menganalisis," kenangnya.

Di Yogyakarta itulah masa-masa produktifitas kepengarangannya

sangat mengagumkan. Karya-karya besar Rendra lahir dan mengalir seolah tak

pemah kering. Beberapa diantaranya Empat Kumpulan Sajak (1961), Blues

(24)

(1972) dan beberapa lainnya. Pada saat itu juga dia mulai serius bermain

drama. Oleh teman-temannya seperti Bagong Kusudiarjo dan Umar Khayam

die diajak teijur. di dunia teater. Kata mereka Rendra punya talenta kuat untuk

bermain drama." Padahal di dunia drama itu mula-mulanya hanya iseng,"

katanya.

Tahun 1960 Rendra benar-benar keranjingan main drama. Apalagi

pada tahun tersebut banyak majalah dan surat kabar yang dibredel, sehingga

membuat ruang untuk mengekspresikan diri bagi Rendra nyaris tak ada lagi.

Satu-satunya lowongan lewat pementasan, karena waktu itu sensor lokal untuk

pementasan masih kendor.

Bersama Arifin C. Noer, Parto Tegal, Muchtar Hadi, Louis Wengge,

Deddy Sutomo, dia mendirikan Study Group Drama Y ogya. Mereka banyak

mementaskan naskah drama terjemalian seperti karya Anthon Chekov,

Bernard Show, Sopocles, dan Engene Ionesco. Awalnya pementasan mereka

tak menarik orang banyak, sehingga untuk sekedar memberi honor pemain

yang lain, tak jarang mereka menjual barang apa saja yang dimiliki.

"Begitulah awal kami mulai serius dalam kegiatan drama. Sampai-sampai

untuk keperluan makan saat latihan kadang kami harus menjual pakaian,”

papar dia sambil tertawa. Hal ini agaknya sempat membuat sebal Sonarti,

istrinya yang dia nikahi tahun 1959.

Pada tahun 1964 Rendra mendapat undangan mengikuti seminar sastra

di negeri Paman Sam. Dua bulan di Harvard University dan dua bulan

(25)

drama di American Academy of Dramatical Arts selama tiga setengah tahun.

Akademi ini pemah melahirkan aktor-aktor berbakat seperti Creece Kelly,

Cecil B de Mille, Kirk Douglas, dan sebagainya. Di sana ia belajar menjadi

seorang dramawan yang profesional. la juga kuliah Sosiologi di New York

Unjversty.

Sepulang dari negeri Paman Sam tahun 1967 Rendra banyak didatangi

teman-temannya seperti Bakdi Soemanto, Moortri Purnomo, Azwar AN."

Mereka ingin menimba ilmu seni drama yang baik. Padahal saya sudah janji

sajna Jeng Narti, tidak ke teater lagi sepulang <jari belajar di Amerika.”

katanya. Tetapi kenyataannya lain, ketika beoerapa teman itu datang, Rendra

kembali tergoda. Untung Soenarti tidak keberatan, malahan ikut didalamnya.

Berawal hanya dengan lima orang, akhimya anggotanya terns bertambah.

Beberapa yang kini terkenal seperti Putu Wijaya, Titi Broto, Chaerul Umam,

Pono dan banyak lagi ikut bergabung. Mereka terus mengadakan workshop.

Dari sinilah kemudian muncul nama Bengkel Teater. Gaya latihan Bengkel

Teater ini dianggap tak lazim bagi kalangan teater saat itu, karena didalam

latihan mereka selalu berteriak-teriak di alam bebas, bahkan latihan di tengah

derasnya hujan dan berkubang dalam lumpur.

Bengkel Teater baru dikenal masyarakat luas sejak kemunculan yang

pertama di Jakarta secara tidak sengaja pada taliun 1968. Ketika itu mereka

diminta menghibur tamu-tamu kebudayaan dari Singapura di Balai

Kebudayaan. Kemuculan mereka di hadapan tamu-tamu budaya itu dianggap

(26)

dapat memikat penontonnya. Drama yang dimunculkan itu lebih

memunculkan gerak dan improvisasi dan hemat kata. Bengkel Teater mulai

disebut-sebut salah satu bentuk teater baru Indonesia. Oleh Gunawan

Muhammad dinamai Teater Mini Kata.

Sejak pementasan itu semakin banyak yang melamar menjadi anggota

Bengkel Teater. Rumah tinggalnya di Ketanggungan Wetan Yogyakarta

dijadikan markas sekaligus Padepokan. Diantara anggotanya Sitoresmi dan

Ken Zuraeda. Dua orang inilah kemudian dinikahi Rendra menjadi istri kedua

dan ketiga. Sitoresmi dinikahi tahun 1970 dan Ken Zuraeda tahun 1976.

Ketiga istri Rendra tetap hidup rukun dalam satu rumah, semasih di Y'ogya.

Tetapi kemudian kedua istrinya, Sunarti dan Sitoresmu minta cerai. Kini

tinggal Ken Zuraeda yang setia mendampinginya.'

Usia Rendra kini sudah tidak muda lagi. Namun ketuaan tidak

menjadikan semangat dramawan itu mengendur, malah bisa dibilang dia

tambah enegik kendati untuk berkarya sudah tak segencar dulu." Saya

sekarang ini, ingin lebih dekat dengan kaum marginal. Makanya kendati

sekarang saya sudah setua ini masih saja melakukan perjalanan ke daerah-

daerah. Itu karena saya ingin bisa dekat dan memahami mereka yang

terpinggirkan," katanya.

Dalam seminggu dia mengaku ada saja perjalanan ke daerah entah

untuk diskusi seni, dialog, pembacaan puisi, atau hanya sekedar menghadiri

pameran lukisan," Ajang seperti itu selain untuk silaturahmi juga merupakan 3

(27)

17

sarana efektif untuk kita saling mengutarakan gagasan dan sebagainya,

sehingga diantara kita selain ada komunikasi," tainbah dia yang pemah

membintangi film AL Kautsar.

Dalam setiap kesempatan berbicara pada publik, suaranya inasih saja

keras dan lantang. Apalagi jika berbicara soal perubahan yang terjadi dewasa

ini," saya sangat prihatin meliliat keadaan sekarang. Bukannnya lebih baik dari

keadaan sebelumnya,” katanya. Era refonnasi di mata Rendra hanya bagi-bagi

pekerjaan kepada orang-orang yang sebelumnya pengangguran," Setelali

semuanya serba di bebaskan, justru yang terjadi adalah pengerdilan.

Kebebasan tanpa makna apa-apa. Kebebasan yang hanya melahirkan brutalitas

dan kesewenang-wenangan serta keserakahan semata. Ini sangat

memprihatinkan," Rendra sampai saat ini belum bisa melihat secara jelas

kemana arah negeri ini akan berlabuh. Oleh sebab itu Rendra masih merasa

perlu untuk terus menyingsingkan lengan baju dan melakukan sebagaimana

dulu pemah dia lakukan. Rendra tak betah bermanis-manis tinggal di rumah"

Saya hams kembali turun ke jalan-jalan, berbaur dengan masyarakat," Jika

ingin terjadi datanganya perubahan di negeri ini seniman hams turut tampil di

'oarisan depan guna mendobrak keinapanan, kebusukan dan kekotoran yang

terjadi di mana-mana kendati hanya melalui sebuah karya" tambah Si Burung

Merak. Rendra kini bennukim di Pendopo Seni Rendra, Cipayung, Depok

Jakarta bersama keluarga dan kelompoknya.4

(28)

B. Karya-Karya W.S. Rendra

Rendra memiliki banyak sekali kaiya sastra. Ia mulai menulis sajak,

mengarang dan mementaskan drama untuk kegiatan di sekolalrnya sejak di

bangku SMP kelas dua. Ia sangat terkenal sebagai pembaca puisi. Di SMA ia

menerbitkan majalah drama sejumlah 500 eksemplar. Sajaknya yang pertama

dikirimkannya ke majalah Siasat tahun 1952. kemudian sajak-sajaknya

diminati di berbagai majalah, seperti; Siasat, Kisah, Seni, Basis, konfrontasi,

dan Siasat Barn (tahun 50-an), Budaya, Indonesia, Mimbar Indonesia,

Quadrant, Selekta, dan Horison (tahun 60 -an) serta Pelopor (tahun 70-an).

Antologi puisi Rendra telah diterbitkan dalam terjemahan bahasa

lnggris, Belanda, Jerman, Jepang, Urdu, Sanskrit, Rusia, dan Malaysia.

Rendra juga menulis cerpen. Cerita pendeknya, la Punya Leher Yang

Panjang, dimuat dalam majalah Kisah pada tahun 1956, dan untuk itu la

mendapat hadiah dari majalah ini. la menerbitkan cerita pendeknya dalam

sebuah Antologi berjudul la Sndah Bertulang.

Rendra juga menulis beberapa drama serta menyutradarai karyanya

sendiri dan karya orang lain dalam rangkaian kegiatan Tunas Muda di Jawa

Tengah. Karya dramanya yang pertama berjudul Kaki Palsu. Drama itu

dipertunjukkan untuk kegiatan di sekolalrnya ketika duduk di SMA, ia juga

menulis drama berjudul Orang-Orang di Tikungan Jalan. Untuk drama ini

Rendra mendapat hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen

(29)

19

Menurut A. Teeuw, didalam bukunya Saslra Indonesia Modern II

(1989), dalam kesusastraan modem Indonesia, Rendra tidak temiasuk dalam

salah satu angkatan atau kelompok, seperti angkatan 45, 60-an, atau angkatar.

70-an. Dalam karya-karyanya iamemiliki kepribadian dan kebebasan sendin.

Profesor HaiTy Aveling, seorang pakar dari Australia yang besar

perhatiannya kesusastraan Indonesia, menerjemahkan beberapa bagian sajak

Rendra dalam tulisannya yang berjudul A Thematic History o f Indonesian

Poetry: 1990 to 1974. Karya Rendra juga dibicarakan oleh seorang pakar sastra dari Jerman. Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi yang berjudul

Rendras (1967-1972,); Em Beilraq Zur Kenntnis der Zelgenossichen Literatur (Verlaq Von Dietrich Reimer in Berlin): Hamburg, 1977.

Beberapa pakar sastra dari Indonesia juga membicarakan karya

Rendra. Salah satunya H.B Yasin, membicarakannya dalam bukunya yang

berjudul Kesusastraan Indonesia Modem dalam Kritik dan Esai.

Drama-drama Rendra dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu

kelompok drama asli dan kelompok terjemahan. Salah satu kaiya aslinya, Bib-

Bob. Drama itu pertama dipentaskan di Indonesia pada tahun 1968 dan

kemudian pada tahun 1988 dipentaskan di New York, Tokyo dan Hirosima.

Talnin 1988 drama dipentaskan lagi di Taman Ismail Marzuki (Jakarta),

Medan, Pontianak, dan Yogyakarta. Drama terjemahan Rendra yang terkenal

adalah Oedipus Sang Raja dan Qasidah Berzanji.

Kaiya-karya Rendra yang sudah terbit atau dipentaskan adalah Balada

(30)

Bonnie (1971), Sajak-Sajak Sepatu lu a (1972), Nyanyian Orang Urakan

(1985), Polret Pembangunan dalam Puisi (1983), Disebabkan Oleh Angin

(1993), dan Orang-Orang Rangksabitung (1993) (kumpulan Puisi)

Orang-Orang dh Tikungan Jalan (1954), Selamatkan Anak Cucu Sulaiman (1967),

Mastadon dan Burvng Kondor (1972), Kisah Perjuangan Suku Naga (1975),

Sekda (1977), dan Penembahan Peso (1986) (Drama) : la Sudah Beriulang (1963), (kumpulan Cerita Pendek); Serta Memperlimbangkan Tradisi (1983)

(kumpulan Esai).

Sajaknya yang berjudul Mencari Bapak, pemah dibacakannya pada acara peringatan hari ulang tahun ke 118 Mahatma Gandhi pada tanggal 2

Oktober 1987, di depan para undangan The Gandhi Memorial International

School Jakarta. Ketika itu penampilannya mendapat perhatian dan sambutann

yang hangat dari para undangan. Demikianlah salah satu contohnya ia secara

langsung telah berjasa memperkenaikan Sastra Indonesia ke mata dunia

international.

Ia juga turut serta dalam acara penutupan Festifal Ampel International

2004 yang berlangsung di halaman Masjid AI Akbar Surabaya Jawa Timur,

Selasa 22 Juli 2004. Dalam acara ini, ia menyuguhkan dua puisi balada yang

berkisah tentang penderitaan wanita di daerah konflik berjudul Jangan Takul

lbu dan Kegalauan Penyair terhadap sistem demokrasi dan pemerintah

Indonesia. Pada kesempatan tersebut Rendra didampingi pengusaha Setiawan

Djodi membacakan puisi berjudul Menang karya Susilo Bambang Yudoyono. 5

(31)

21

Tulisan-tulisan lainnya:

I. Seni dan Pasar

1. Firdaus Sudah Tidak Ada

2. Kedudukan Seni

II. Penari Losari dan Dalang Timbul 1. Keanggunan Penari-Penari Losari

2. Alis Mata Ki Dalang Timbul

III. Toraja, Jawa dan New York

1. Bcrkelana di Toraja Menatap Jawa

2. Dua "Long-Running Plays” di Broadway

IV. Jvrnal Penyair

1. Kepribadian

2. Kreatifitas

3. Daya Hidup

4. Kewajaran

5. Kesejatian

6. Keseimbangan

7. Kepekaan

8. Nalar6

(32)

C. Pemikiran Pendidikan dalam Karya Sastra WS. Rendra.

Dalam setiap karya sastra WS. Rendra memiliki misi yang merupakan

isi hati bagi penulisnya. Dalam penyampaian tersebut menawarkan keindahan,

kebaikan dan kebenaran, sehingga mampu membelai cita rasa manusia,

menggapai akal dan menyentuh kalbu.

Rendra adalah seniman yang orisinil dengan keistimewaan yang klias

pada caranya menggarap sumber inspirasi hingga menjelma sebagai cipta seni.

Kepekaan pengamatannya terhadap berbagai adegan manusiawi menjadi

pendorong kuat bagi kelahiran sejumlah karyanya, yang umumnya sangat

berdaya mengetuk nurani pembacanya.

Berbicara mengenai pemikiran pendidikan, sebenamya hampir setiap

karya Rendra selalu menyinggungnya. Memang dalam karya sastra kita harus

secepat mungkin membaca dan memetik nilai-nilai. Pemikiran pendidikan

sebenamya adalah sebuah rangkuman proses sehingga bisa dipetik nilai-nilai

itu. Tidak ada ide atau gagasan untuk sebuah kejahatan. Yakin bahwa visi misi

dalam karya sastra adalah tawaran dan ide untuk kebaikan dan menuju pada

kebenaran.

Sajak Seonggok Jagung «•

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda

yang kurang sekolahan.

(33)

sang pemuda melihat ladang;

ia melihat petani;

ia melihat panen;

dan suatu hari subuh

para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar ...

Dan ia juga melihat

suatu pagi hari

di dekat sumur

gadis-gadis bercanda

sambil menumbuk jagung

menjadi maisena.

Sedang didalam dapur

tungku-tungku menyala.

Di dalam udara mumi

tercium bau kuwe jagung.

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda.

la siap menggarap jagung.

Ia melihat kemungkinan

otak dan tangan

(34)

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tamat SLA

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamamya.

la memandang jagung itu.

dan ia melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.

la melihat sepasang sepatu kenes dibalik etalase.

la melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotere

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

tidak menyangkut pada akal,

tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

dan hanya penuh hafalan kesimpulan.

(35)

25

tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila banya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya?

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorang

menjadi layang-layang di ibukota

kikuk pulang ke daerahnya?

Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,

bila pada akhimya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata:

" Di sini aku merasa asing dan sepi!"

Dalam syair di atas, Rendra menggambarkan dua orang pemuda.

Pemuda pertama adalah pemuda berpendidikan, terpelajar, cerdas, serta

kreatif: ia peka terhadap lingkungannya, karena ia mampu memberi makna

kepadanya, sekalipun ia pemuda "kurang sekolahan". Pemuda kedua adalah

lulusan SLTA, boleh juga mempunyai daftar angka rapor yang baik, punya 7

(36)

ijazah bukan aspal, namun ia sukar dikaiakan teipelajar, padanya tidak

nampak adanya kecerdasan dan kreatifitas; dalam menghadapi lingkungan

hidupnya pemuda ini pasif terssret, fcahkan terbius keadaan; padanya tidak

lampak timbul daya fantasi atau imajinasinya. Mungkin sekali ia cukup tekun

sewaktu belajar, akan tetapi ketekunannya bukan terdorong oleh keinginan

mengetahui, melainkan bisa saja karena ia ingin mendapatkan pujian

bapak/ibu guru atau orang tua melalui angka dan raport baik; bahkan yang

mendorongnya mungkin adalah rasa takut belaka. Jadi pemuda ini sebenamya

belum memahami arti mandiri, ciri seseorang yang telah dewasa dan

berkepribadian.

Gambaran dua jenis manusia muda di atas tidak terbatas kepada

lulusan SLTA saja. Ia boleh juga berperilaku bagi kelompok manusia yang

mengenyam pendidikan yang lebih tinggi seperti mahasiswa atau yang sudah

menyandang gelar sarjana.

Puisi di atas juga ada kesinambungan dengan pepatah Yunani: "Non

Scholae sed viiae discimus" yang artinya "tidak untuk sekolah kita belajar, tapi untuk hidup",8 Maksudnya bahwa belajar merupakan hal-hal untuk latihan

metode. Dengan bisa membaca kita bisa tahu segala hal, dengan menulis kita

bisa mengungkapkan ide-ide.

Pada saat kuliah di UGM jurusan Sastra lnggris, dia tidak pemah

memperdulikan nilai kendali dia juga sempat ujian sarjana muda, ijazah tidak

(37)

27

pemah ia pedulikan. Dia merasa kecewa. Dia mengaku hanya disuruh

menghafal. "Padalial saya sudah terlatih menganalisis" katanya.9 0

Tema ketidakcukupan, ketidaktentraman, per.yesalan, kekhianatan

pendidikan itu senantiasa terulang, dalam berbagai variasi: sangat ditekankan

dalam "Sajak Sebatang Lisong" Delapan juta anak-anak tanpa pendidikan, tetapi semua pertanyaan "Membentur Meja Kekuasaan Yang Macet, dan

Papan Tulis-Papan Tulis Para Pendidik". Atau lebih parali lagi "Membentur

Jidad Penyair-Penyair Salon, yang bersajak Tentang Anggur dan Rembulan. Bagaimana mereka yang mendapat pendidikan, apakah yang mereka

pelajari? Menghafal pelajaran, yang tidak sesuai dengan dunia tempat mereka

harus hidup; teori-teori yang tidak cocok dengan problem-problem zaman

yang nyata; bukan bersifat kritis namun membeo tanpa memakai otak; tidak

sibuk kreatif, tetapi melaksanakan segala sesuatu sebagai pelaku konsumtif. Si

gadis, yang lewat ijazah sekolahya hanya dipersiapkan untuk menjadi objek

penghibur majikannya (Sajak Gadis dan Majikan). Kaum remaja, yang tidak

menemukan kesibukan lain bagi tangannya kecuali mencoretkan kata-kata

kotor di atas meja sang Rektor (Sajak Tangan). Sedemikian jauh sekali norma- nonna dan pola tingkah laku wajar ini terkikir hilang, sehingga sang ibu guru

yang semestinya menjadi tumpuan tradisional penghormatan, di-"kobel" oleh

anak-anak muridnya sendiri, betapa itu mungkin? Itu mungkin saja, karena tak

ada patokan untuk apa saja. Semua boleh. Semua tidak boleh (Sajak SLA ).1'1

9Cempaka Minggu ini, Edisi 38/XIV/18-24 Desember 2003, him. 18.

(38)

A. Pengertian Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan secara umum adalah bertujuan untuk

membantu seseorang supaya dapat menggarap hidupnya sendiri, agar

dapat mengembangkan budi dayanya, juga dapat terlibat dalam tata

kemasyarakatan dan dengan demikian dapat tercapai tujuan hidupnya.1

Ahmad Tafsir mengemukakan baltwa kata “Islam” dalam

pendidikan Islam menunjukkan wama yang khas, yaitu pendidikan yang

berwama Islam, pendidikan yang Islami, di mana pendidikan yang

berdasarkan Islam2 3

Sebagai sebuah proses sosialisasi dan aktualisasi dari ajaran-ajaran

Islam, pendidikan Islam tentunya bukanlah pengajaran teologis semata

(Qur’an, Hadist, dan fiqh), tetapi lebih dari itu adalah pola pengajaran

pencarian pengetahuan dan penguatan pranata-pranata pendidikan Islam

itu sendiri sehingga kebodohan dan keterbelakangan dapat diberantas

dengan mengambil langkah-langkah yang bertujuan memperkokoh

kurikulum pendidikan Islam.'

Di pihak lain, Achmadi mengemukakan pendapat baltwa yang

dimaksud dengan pendidikan Islam adalah usaha yang lebih khusus

‘Martin Sardy, Pendidikan Manusia, Penerbit Alumni, Bandung, 1985, him. 18.

2Ahmad Tafsir, Ilm u Pendidikan dalam P erspetif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, him. 24.

3Ali Ashraf, Horison Baru Pendidikan Islam. Ed. Terj. Son Siregar. Pustaka Firdaus, Bandung. 1992, him. 85.

(39)

29

ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subyek didik

agar memahami, menghayati daii mengamalkan ajaran-ajaran Islam.4

Implikasi dari pengertian tersebut, pcndidikan Islam merupakan

komponen yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan Islam. Bahkan

tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan agama Islam

berfimgsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan bidang-

bidang studi (pendidikan yang lain. Sebagai implikasi lebih lanjut,

pendidikan agama harus sudah dilaksanakan sejak dini sebelum anak

memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain).

Bertolak dari pengertian di atas, dan mengingat betapa

kompleknya risalah Islamiah maka rumusan tentang pengertian

pendidikan Islam dapatlah dikatakan segala usaha untuk memelihara dan

mengembangkan fitrah manusia serta sumberdaya insani yang ada

padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai

dengan nonna Islam.

Setelah membahas secara umum tentang pengertian pendidikan di

atas, sebenamya sudah mulai tarnpak “sosok” pengertian pendidikan

Islam yang hendak penulis bahas selanjutnya. Istilah “pendidikan”

dalam konteks agama Islam memang tidak ditemukan rumusan yang

begitu jelas, meskipun di awal pembahasan ini telah sedikit

dikemukakan beberapa pengertian tentang pendidikan Islam. Dalam

First World Confence on Muslim Education yang diselenggarakan

(40)

yar.g terkandung dalam term tarbiyah, ta 'Urn, dan tc 'bid:

Istilah tarbiyah misalnya, seperti yang dikemukakan Muhammad

Ibn Abi Bakr ibn Abd-Al-Qadir Al-Razi, menilik asal katanya vaitu

rabwah (QS.23:50) yang berarti “tanah yang meninggi” atau “bukit". memaknakan tarbiyah pada dasamya sebagi “meningkatkan”. Yahu

meningkatkan potensi manusia, di mana manusia memang

berkecenderungan suci, yaitu sifatnya yang hanif

Selain term tarbiyah, pendidikan dalam Islam juga memakai term

ta ’Iim. Dengan berdasarkan pada Q.S. A1 Baqarah: 30-34 dan 151, Abdul Fatah Jalal misalnya berpendapat bahwa pengertian ta ’lim lebih

universal dari pada tarbiyah. Karena ketika Rasul SAW mengajarkan

bacaan A1 Qur’an tidak dimaksudkan hanya sebatas membaca tanpa ada

perenungan. Tetapi membaca berarti proses pemberian pengetahuan.

pemahaman, tanggungjawab, penanaman amanah, sehingga terjadi

proses takziyah (penyucian) untuk menerima al-hikmah, serta sesuatu yang bennanfaat untuk diketahui. Ta'lim juga tidak berhenti pada

pengetahuan lahiriyah, juga tidak pada pengetahuan taklid. Ta 'lim juga

mencakup pengetahuan teoritis, aspek pengetahuan lainnya serta

keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan.5 6

5Ahmad Tafsir, op. cit.. him. 28.

(41)

Sedangkan pengertian tarbiyah menunit Jalal, berdasarkan pada

QS Al-Isra’ : 24 dan Al-Syu’ara; 18, yang menjelaskan bahwa tarbiyah

adalah proses pengasuhan pada fase pemulaan pertumbuhan manusia,

atau dengan kata lain fase kanak-kanak.7 *

Selanjutnya adalah ta'bid merupakan istilah yang paling tepat.

Menurut Naquib Al-Attas istilah ta'bid merupakan istilah yang paling

tepat dalam menggambarkan pengertian pendidikan. Sedangkan

tarbiyah dikatakan terlalu luas, karena juga mencakup “pelatihan” pada

hewan. Setelah itu ia menjelaskan t a ’bid (pendidikan) sebagai suatu

proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia secara bertahap

seliingga terjadi pengenalan dan pengakuan yang tepat dari segala

sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, seliingga hal itu

membawa pada pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di

dalam tatanan wujud tersebut.s

Demikianlah beberapa pengertian pendidikan Islam berdasarkan

ketiga term tersebut. Kalau kita korelasikan dengan berbagai pendapat

pendidikan secara umum yang telah dikemukakan, sebenamya tidak ada

perbedaan yang tajam. justru saling menguatkan. Bagaimanapun juga

pengembangan potensi-potensi manusia, seliingga dapat

“menyesuaikan” sekaligus “mempermasalahkan” interelasi diri dengan

kekuatan lain di luamya seliingga merasa bersama dengan

1lbid.

(42)

kehidupannya, mampu mencipta dan mengembangkan kebudayaannya,

memfonnulasikan pengalaman bagi kehidupan, dan menjadi sesuatu

yang urgen dalam pendidikan. Hanya yang membedakan adalah

pendidikan Islam pada hakikatnya berusaha mengaralikan semua itu

dengan cita-cita Islam yang dilandasi iman, dan pengakuan akan

kebesaran Tulian.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam rekomendasi umum

Konferensi Pendidikan Islam yang pertama bahwa pendidikan Islam

adalah pendidikan yang berusaha menciptakan “Manusia yang baik dan

benar”, yaitu manusia yang berbakti kepada Allah dalam pen genian

yang sebenar-benamya, membangun stniktur kehidupan sesuai dengan

hukum dan menjalani sesuai dengan iman yang diyakininya.

Selanjutnya karena pendidikan merupakan salah satu bentuk

ibadah, yaitu membina keimanan, maka pendidikan harus mengejar dua

hal pokok, bagaimana pendidikan memungkinkan manusia memahami

Tuhannya sedemikian mpa sehingga manusia dapat berbakti kepada-

Nya, juga harus memungkinkan manusia memahami jalan-jalan Allah di

alam semesta, dan menggunakan semua yang diciptakan Allah untuk

melindungi iman dan memperkuat agamanya.9

B. Konsep Pendidikan Islam

Hubungan yang erat antara Islam dan pendidikan dapat dirasakan

ketika membaca wahyu pertama yang disampaikan kepada Rasulullah

(43)

SAW, yang mengandung perintah ‘membaca’ kepada beliau secara

berulang-ulang (QS. 96 : 1-5). Perintah pengulangan untuk membaca

memaknakan perlunya manusia belajar yang berarti juga menekankan

pentingnya masalah ilmu dan pendidikan.111

Membaca secara terminologi tidak hanya diartikan sebagi proses

membaca ayat-ayat Tuhan textual, tetapi juga menekankan kepada

manusia agar juga “membaca” ayat-ayat Tuhan yang kontekstual,

“membaca” alam, “membaca” kehidupan, “membaca” diri sendiri,

bahkan “membaca” hasil ciptaannya sendiri. Seperti teknologi. Dalam

proses “membaca” inilah berlangsung proses pembelajaran. Manusia

dituntut untuk belajar sehingga menjadi “tabu”. Tahu untuk menguak

alam, kehidupan, serta mampu mengeksplorasi serta memanfaatkannya

demi kehidupan yang baik di muka bumi ini, dan “Tahu” bahwa itu

semua dilakukan sebagai realisasi ibadah kepada Tuhan.

Proses “membaca” yang dilakukan manusia adalah membutuhkan

waktu yang lama atau justru berlangsung terus menerus tanpa batas

waktu. Karena pemahaman manusia atas ayat-ayat Tuhan sebenamya

adalah sedikit pengetahuan atas “ayat-ayat” yang Maha Luas ini.

Apakah pemahaman seperti ini dapat dihubungkan dengan bahasa

metamor ketika malaikat mengajar Nabi SAW untuk membaca wahyu

bertanya secara berulang-ulang? 10

(44)

memanfcatkan alam demi kehidupannya. Sebab Allah telah

“menundukkan” segala yang ada di langit dan di bumi ini, memang

untuk manusia. Tetapi yang harus disadari bahwa Islam memandang

alam sebagai mahluk yang pada intinya merupakan teofani yang

menyelubungi sekaligus menyingkapkan Tuhan. Tuhan selalu “hadir” di

dalamnya.

Oleh karena itu, llmu pengetahuan yang merupakan karunia agung

dari Tuhan harus dapat memanfaatkan alam dengan mencerminkan

kehannonisan dirinya dengan Tuhan sang maha pencipta. Sebab tidaklah

mungkin di suatu saat, manusia yang menyatakan dirinya sebagai wakil

Tuhan dengan mengandalkan kacanggihan basil karyanya, dalam

prakteknya tidak lagi mencerminkan wakil Tuhan yang sesungguhnya.

Ia bisa saja berlaku destruktif terhadap lingkungannya, alam, dan

kehidupannya sendiri. Dengan konsep Islam seperti ini, tidaklah apabila

pangeran Charles mengeluarkan pemyataan seperti disinggung di atas.

Konsep pendidikan sebenamya tidak terlepas dari potensi-potensi

yang dimiliki manusia. Pendidikan banyak dimaknai sebagai proses dan

usaha dalam membina dan mengembangkan potensi-potensi yang

dimiliki manusia, hingga bennuara pada terciptanya aspek-aspek

kemanusiaan yang integral pada diri manusia. Dan dari konsep inilah

(45)

khusus apa sebenamya pendidikan Islam itu? Namun sebelum kita

membahas tentang pengertian pendidikan Islam secara khusus, kita juga

harus membahas pengertian pendidikan secara umum.

Pendidikan ada yang menyatakan sebagai proses interelasi dari

tiap pribadi manusia dalam “penyesuaian“ dirinya dengan alam, dengan

sesama relasi sosial, dengan alam semesta, bahkan sampai tabiat

tertinggi dari kosmos yaitu Tuhan. Dan arti penyesuaian di sini tidak

mengandung makna kepasifan manusia menghadapi alam, kehidupan,

maupun dalam membaca krberadaan Tuhan. Tetapi justru

mencerminkan keaktifan manusia dalam selalu mempermasalahkan

interelasi dirinya dengan kekuatan di luamya, sehingga sesuai dengan

fungsi kekhalifahan di bumi dan gambaran diri sebagai makliluk

pencipta sejarah.

Dalam rangka “penyesuaian” manusia dengan kekuatan luar yang

melingkunginya itu dibutuhkan pengembangan potensi bawaan yang

dimilikinya. Hal ini dimaksudkan agar manusia tidak hanya “ada” dalam

kekuatan-kekuatan itu, tetapi selalu bersama alam dan kehidupan. Untuk

itu pendidikan hams dimaknai sebagai usaha dan proses pengembangan

potensi-potensi manusia dalam berbagai aspek untuk tujuan tertentu.

Kemudian apa dan bagaimana sebenamya hakikat pendidikan

Islam? Dan mengenai pertanyaan-pertannyaan tentang hakikat

pendidikan Islam memang tidak pemah terputus-putusnya, sehingga

(46)

Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa manusia sejak

dilahirkan sudah membawa potensi-potensi yang membuktikan

kemuliaan manusia sebagai wakil Tuhan di alam ini. Dengan potensi-

potensi itu manusia mampu melahirkan ilmu penetahuan yang sangat

penting artinya bagi kehidupan sebagai wakil Tuhan tersebut. Manusia

dapat memanfaatkan alam ini yang Tuhan memang “menundukkannya”

untuk kemanfaatan manusia.

Sejalan dengan berbagai pengertian yang dikeluarkan oleh para

tokoh dalam pendidikan Islam, agaknya sangat layak kalau kita kaitkan

antara rumusan konsepsi baru tentang pendidikan Islam yang

dikemukakan berdasarkan konverensi pertama pada tahun 1977 di

Mekah, yang menyatakan bahwa :

“Istilah pendidikan Islam tidak lagi hanya berarti pengajaran

teologik atau pengajaran Al-Quran, Hadist, fiqh, tetapi memberi arti di

semua cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan dari sudut pandangan

Islam.”"

Islam adalah agama ilmu dan cahaya, bukanlah suatu agama

kebodohan dan kegelapan. Begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan

manusia sehingga wahyu yang pertama-tama diturunkan kepada

Muhammad SAW mengandung perintah membaca. Pengulangan atas

(47)

perintali tersebut dan penyebutan kembali mengenai masalah ilmu dan

pendidikan itu dapat kita rasakan dalam menghubungkan soal pendidikan

dengan Tuhan.

_

i \ j .

jjlp

■ j*

jil^- -<3-^“

d J q j

*—>3 '31

* b> (3-^-. ^ £

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciplakan, Dia telah tneneiptkan martusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengerjakan kepada manusia apa-apayang tidak diketahuinya.(Al-Alaq :l-5) 12

Begitu pentingnya pendidikan, Islam mewajibkan pendidikan bagi

setiap manusia, Islam menentang setiap bentuk-bentuk dikriminasi, karena

padu dasamya setiap manusia mempunyai peluang yang sama-untuk

mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dalam pandangan Islam, seseorang

yang berpendidikan, tetap memiliki kedudukan tinggi walaupun ia berasal

dari ‘golongan rendah’, Islam tidak memandang kepada darah dan

keturunan akan tetapi ilmu, amal, taqwa dan kejujuran serta kesucian.

Untuk itu proses pendidikan harus dilakukan secara merata tanpa

membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan

Dari uraian di atas jelas nilai-nilai pemerataan diakui dalam Islam.

Keadilan, kata kunci yang digunakan dalam Al-Qur’an adalaii adl dan qisi.

Adi dalam bahasa Arab bukan berarti keadilan, tetapi mengandung pengertian yang identik dengan sawiyyat. Kata itu juga mengandung makna penyamarataan (equalizing) dan kesamaan (levelling).

(48)

Penyamarataan dan kesamaan ini berlawanan dengan kata zulm dan jaur

(kejahatan dan penindasan). Oist mengandung makna "distribusi,

angsuran, jarak yang merata, dan juga keadilan, kejujuran dan kewajaran.

Taqassata salah satu kata turunannya. juga bennakna ‘distribusi rata bagi masyarakat. dan qislas, kata mnman lainnya berarti ‘keseimbangan berat.

Sehingga kedua kata di dalam A1 Quran yang digunakan untuk menyatakan

keadilan, yakni ‘adl dan qist, mengandung makna distribusi yang merata 1'

termasuk distribusi bagi kesempatan mendapatkan pendidikan.

C. Dasar Sasaran dan Tujuan Pendidikan Islam

Setelah kita membahas dan mengetahui pengertian dan hakikat

pendidikan Islam, bahasan selanjutnya adalah tentang dasar, sasaran dan

tujuan pendidikan Islam. Suatu kajian yang tidak akan pemah terlepas

apabila kita menelaah konsepsi Islam tentang pendidikan.

1. Dasar-Dasar Pendidikan Islam

Setiap usaha, tindakan atau kegiatan manusia untuk

mencapai tujuan tertentu mempunyai landasan yang baik dan kuat

untuk tempat berpijak. Demikian pula dengan pendidikan, ia hams

mempunyai landasan yang melandasi seluruh aktifitas pendidikan,

baik dalam penyusunan teon. perumusan tujuan, cita-cita dan

pelaksanaan pendidikan. Inilali yang disebut dasar pendidikan.14

’’Asehar Ali Engineer. Islam dan Teo/ogi Pembebasan. Pustaka Pelajar, Yogvakarla. ] 999, him. 61.

(49)

Bagi pendidikan Islam, dasar yang menjadi acuannya

merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat

menghantarkan pada cita-cita yang didambakan, cita-cita

kemanusiaan. Ini artinya, pendidikan Islam yang sangat

memperhatikan penataan individual dan sosial diharapkan

membawa manusia pada pengaplikasian Islam secara

komprehensif. Berdasarkan ini, tidak dapat disangsikan lagi bahwa

dasar pendidikan Islam adalah sumber utama Islam itu sendiri,

yakni Al-Qur’an dan As-Sunah. Dan di pihak lain, Dr. Said Ismail

Ali menyatakan enam sumber (dasar) pendidikan Islam, yaitu : Al-

Qur’an, As-Sunah, sahabat-sahabat nabi, kemaslahatan sosial, nilai

dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat, dan pemikir-pemikir Islam.1'

Bagi umat Islam, Al-Qur’an merupakan kebenaran absolut,

yang mengandung ajaran universal dan mengatur seluruh aspek

kehidupan manusia. la bukan hanya buku atau dokumen sejarah

tetapi yang sangat penting adalah merupakan kenyataan hidup dan

berlaku dalam kehidupaan manusia. Al-Qur’an memberikan

harapan dan kekuatan dihadapan kegaiban-kegaiban kehidupan

dan menentukan nasib mereka di dunia dan akhirat.

Berbicara tentang Al-Qur’an, seperti yang digambarkan

dalam bukunya Hasan Langgulung, bagi seorang sosial dan

budayawan, Al-Qur’an adalah “catatan” tentang manusia, bagi

15

(50)

“manuskrip” mengsnai berbagai masalah asasi yang menjad:

perbincangan filsafat dari waktu ke wal.nu. yang members

dorongan pengarahan dan tujuan kepada ilmu penge:ahuan

Sehingga dari sini terlihai bahwa Al-Qur'an sebagai dasa:

pendidikan Islam.16 17

Secara garis besar, sebenamya ada lima hal pokok yang

menjadikan Al-Qur’an sebagai dasarhukum (landasani pendidikan

Islam, yaitu:

Pertama, menghormati akal manusia. Dalam Al-Qur'an

banyak kita jumpai pencelaan terhadap orang yang ndak

menggunakan akalnya, sebaliknya memuji manusia yang

mempergunakan akalnya untuk berfikir. merenung. belaiar.

memahami dan mengolah kehidupan di muka bumi ini Demikian

pula semua peraturan yang ada dalam Al-Qur'ar selalu

mempertimbangkan akal manusia. Sebagaimana finnan .Allah QS

30 A1 Rum: 24 dan QS 39. A1 Zumar. 21:

J.U

-j* J

JA

j j

i li

y> -

3 / - '

<J j j uLk j pye] o -j'V 3 "-'I w y* ~o<-' ^ A -- ;

16Kedudukan Al-Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam dapai lata paham; dan a\ai-s>a: antara lam, QS. 38:29. QS. 16:64. QS. 42:52.

(51)

41

Artinya: “Dan di aniara landa-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat landa-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya

Sti

j'

iSy

(*'

aJl x£ ^ I j e A jZ S r t ^ ^ ^

J ^ d i i i j i S \

L.Ua>-Artinya: “Apakah kamu tidak meinperhalikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orangyang mempunyai akal”

Kedua, bimbingan ilmiah. Al-Qur’an diturunkan salah

satunya adalah menjadi pedoman perjalanan manusia, dan tnrut

menyelesaikan masalah-masalah manusia. Masalah pendidikan,

ekonomi, sains, politik, teknologi dan lain seterusnya menjadi

bahasan dalam Al-Qur’an. Tetapi semua itu tergantung kepada

kemampuan dan kemauan daya akal (pikir) manusia untuk

menelaahnya.

Ketiga, tidak menentang fitrah manusia. Manusia semenjak ada mempunyai pembawaan yang suci dan agung, yaitu apa yang

(52)

pembentukan dasar-dasar hukum dan berbagai segi kehidupan,

menjaga penuh prinsip fitrah manusia. Sedang dalam pendidikan,

masalah fitrah manusia menjadi pembahasan yang tidak ada

habisnya untuk diperdebatkan. Namun ada satu keyakinan bahwa

fitrali manusia menjadi amat penting dalam keberhasilan proses

pendidikan.

Keempat, penggunaan kisah-kisah untuk tujuan pendidikan.

Penggunaan kisah-kisah ini bukan sebagai hiburan, tetapi

menerangkan suatu prinsip, mengajak manusia menuju cita-cita

18 kemanusiaan universal.

Kelima, memelihara kebutuhan-kebutuhan sosial umat. Walaupun diyakini Al-Qur’an sebagai kebenaran absolut, tetapi ia

membuka perbedaan interpretasi sebagai khasanah kehidupan

manusia. Oleh sebab itu maka prinsip-prinsip Al-Qur’an itu

bersifat global dan tidak mempersoalkan persoalan kecil. Teks

yang global ini membawa keistimewaan pada bentuk penerapan

dalam kehidupan sesuai dengan kemaslahatan, masa dan

kepentingan-kepentingan lain asal tidak bertentangan dengan dasar

dan maksud syariat yang dikandungnya. 18

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 4.14 diatas, dapat diketahi bahwa pada lereng 1 DAS Bugel, didominasi oleh kelas bahaya erosi sangat ringan dengan luasan sebesar 2388570 m2, sementara untuk lereng 2

Masa keanggotaan Baperjakat adalah paling lama 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk masa keanggotaan berikutnya. Dalam hal Ketua Baperjakat Instansi Pusat

Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Buleleng merupakan SKPD yang melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah baik berupa

Tiga modifier utama pada “object mode” adalah : - “G” key , berfungsi untuk memindahkan sebuah obyek.
- “S” key , berfungsi untuk mengatur ukuran sebuah obyek.
-

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8)

Wibowo, Arik. Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Taksonomi Bloom dalam Mengerjakan Soal pada Materi Limit Fungsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas

Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: penelusuran literatur, pengumpulan bahan, pembuatan cetakan, uji komposisi, peleburan material, penuangan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya sampel produk pengecoran aluminium silikon yang diberikan