• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA PERILAKU KEAGAMAAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN MORAL REMAJA DI DESA BATURAGUNG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KORELASI ANTARA PERILAKU KEAGAMAAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN MORAL REMAJA DI DESA BATURAGUNG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 SKRIPSI"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

i

KORELASI ANTARA PERILAKU KEAGAMAAN

DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN MORAL REMAJA

DI DESA BATURAGUNG KECAMATAN GUBUG

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

SKRIPSI

DiajukanuntukMemperolehGelar

SarjanaPendidikan Islam

Oleh

FUAD FAUZI

111108155

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Sebaik

-

baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi yang lain”

PERSEMBAHAN

Kepada Allah swt

1. Kedua orang tuaku Bapak, Ibu tercinta serta metuaku yang selalu mendoakan dan membimbingku setiap waktu.

2. Semua keluarga besarku yang selalu memberi semangat kepadaku

3. Para guru-guruku dan dosen IAIN Salatiga semua yang telah mengajariku dari apa yang tidak saya fahami sampai menjadi sekarang ini.

4. Istriku tercinta zuni ismawati yang selalu memberikan waktu dan do‟anya untukku, semoga keluarga kita tetap sakinah mawaddah warohmah

5. Putra kesayanganku, kebanggaanku Ahmad Syihabuddin yang menjadi spirit ku dalam bekerja dan beramal dan semoga menjadi anak yang sholeh, mulia

dunia akhirat, amin…

6. Semua teman-teman PAI senasib seperjuangan angkatan 2008 yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam belajar .

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmad, taufiq, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan lancar. Alhadulillahirrobbil Alamin. Tak henti-hentinya sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, yang mengeluarkan manusia dari kebodohan pekatnya zaman jahiliyah menuju zaman

terang benderang yakni agama islam.

Berkat anugerah dari Allah SWT, penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memperoleh gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Penulisan skripsi ini tanpa terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi, serta bimbingan dari pihak yang terkait. Namum kebahagiaan ini

tiada taranya dan tidak mampu penulis sembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai.

Juga tak lupa penulis sampaikan ucapan jazakumullah khoiron katsiron serta penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. BapakRasimin, S.Pd.I,.M.PdselakuKetua Progam Studi PAI danselaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan

(7)

vii

3. Bapak dan Ibu dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya

dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga amal serta kebaikan yang selalu tercurah kepada penulis diterima oleh AllahSWT, sebagai amal ibadahnya mendapat balasan pahala yang berlipat ganda.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih, tentunya skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin ya Robbalalamin

Salatiga, 09 Maret 2015

(8)

viii ABSTRAK

Fauzi, Fuad. 2015. Studi Korelasi Antara Perilaku Keagamaan dan sikap Orang Tua Terhadap Moral Remaja Di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2015.Skripsi.Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing.Rasimin, S.Pd.I,.M.Pd

Kata Kunci: Perilaku Keagamaan, Sikap Orang Tua dan Moral Remaja

Penelitianini bertujuan untuk mengetahui 1). Bagaimana perilaku keagamaan orang tua di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. 2). Bagaimana Sikap orang tua di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun .3). Bagaiman moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.4). Adakah korelasiantara perilaku keagamaan orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. 5). Adakah korelasi antara sikap orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. 6). Adakah korelasiantara perilaku keagamaan(X1) dan sikap orang tua (X2) dengan moral remaja (Y) di Desa

Baturagung Kecamatan Gubug kabupaten Grobogan.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….……… I

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN……… iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS……… iv

HALAMAN MOTTOdan PERSEMBAHAN……….. V KATA PENGANTAR………... vi

ABSTRAK………. viii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR TABEL………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah……… 4

B. RumusanMasalah………. 4

C. TujuanPenelitian………... 4

D. ManfaatPenelitian………. 5

(10)

x

F. Hipotesis……… 8

G. MetodePenelitian……….. 8

H. SistematikaPenulisanSkripsi……… 17

BAB II LANDASAN TEORI

A. Perilaku Keagamaan……….………….... 18

1. Pengertian Perilaku Keagamaan……..……… 18

2. Proses Pembentukan Perilaku Keagamaan……….. 3. Macam-macam Perilaku Keagamaan………..

19

20

B. Sikap Orang Tua……….……….. 23

1. Pengertian Sikap…………...……….. 23

2. Pembentukan dan Perubahan Sikap……….……….. 26

C. Moral Remaja……… 1. Pengertian Moral………. 2. Perubahan Moral………. 3. Upaya Optimalisasi Perkembangan Moral……….

28

28

30

32

D. Pengaruh Perilaku Keagamaan dan Sikap Orang Tua Terhadap Moral

(11)

xi

E. Hipotesisi……….. 34

36 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Baturagung………. 37

1. Legenda dan Sejarah Pembangunan Desa……… 37

2. Kondisi Umum Desa……….……….. 39

3. Visi dan Misi………..………. 47

4. Susunan Organisasi Pemerintah Desa…….……… 48

B. Penyajian Data………..……….. 48

1. Data Nama Responden………. 51

2. Data Tentang Perilaku Keagamaan……… 3. Data Tentang Sikap Orang Tua……… 4. Data Tentang Moral Remaja……….

55

57

59

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Pendahuluan………. 1. Uji Normalitas………. 2. Uji Linieritas………

57

(12)

xii

3. Uji Homogenitas……….. 58

59

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian…..………

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Perilaku Keagamaan……….

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Sikap Orang Tua………

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Moral Remaja……….

C. Distribusi Frekuensi……… 1. Perilaku Keagamaan………. 2. Sikap Orang Tua……….. 3. Moral Remaja……….. D. Uji Instrumen……….. E. Uji Hipotesis……….. F. Analisis Regresi………..

59

59

61

62

67

63

67

70

73

79

(13)

xiii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……… 91

B. Saran……… 92

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Stuktur Pendidikan Penduduk 45

2 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Umur 47

3 Tabel 3 Stuktur Mata Pencaharian Penduduk 48

4 Tabel 4 Daftar Nama Responden 51

Jawaban Angket Perilaku Keagamaan Nilai Jawaban Angket Perilaku Keagamaan

55

Jawaban Angket Sikap Orang Tua Nilai Jawaban Angket Sikap Orang Tua

57

Jawaban Angket Moral Remaja

Nilai Jawaban Angket Moral Remaja

59

59 12 Tabel 9 Rangkuman Hsil Uji Normalitas 62

13 Tabel 10 Rangjuman Hasil Uji Linieritas 63 14 Tabel 11 Pengujian Validitas Instumen Variabel Perilaku Keagamaan 64 15 Tabel 12 Pengujian Validitas Instumen Variabel Sikap Oaring Tua 65

16 Tabel 13 Pengujian Validitas Instumen Variabel Moral Remaja 66 17 Tabel 14 Distribusi Frekuensi Skor Angket Perilaku Keagamaan 68

(15)

xv

21 Tabel 18 Distribusi Frekuensi Skor Angket Moral Remaja 74

22 Tabel 19 Interval Kategori Moral Remaja 76 23 Tabel 20 Uji Validitas Dan Reliabilitas X1 77

24 Tabel 21 Uji Validitas Dan Reliabilitas X2 79 25 Tabel 22 Uji Validitas Dan Reliabilitas Y 81

26 Tabel 23 Data Penelitian Variabel X1 84

27 Tabel 24 Data Penelitian Variabel X2 85

28 Tabel 25 Data Penelitian Variabel Y 86

29 Tabel 26 Analisis Regresi 90

(16)

xvi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin pesat berpengaruh juga terhadap perkembangan yang lain, semisal perkembangan tekhnologi, perkembangan ilmu

pengetahuan, perkembangan ekonomi dan juga berpengaruh terhadap perkembanagan remaja. Seorang remaja pada dewasa ini sangat terpengaruh

dengan perkembangan yang ada karena remaja adalah termasuk penduduk terbanyak yang ada di bumi nusantara ini. Remaja hidup dari keluarga, perkembangan remaja juga di nilai atau terpengaruh dari keluarga terutama dari

segi orang tua karena keluarga merupakan lembaga primer yang tidak dapat diganti dengan kelembagaan yang lain. Anak dibesarkan dan diajarkan

bersosialisasi bermula dari keluarga (Mulyono,1999:195).

Selama anak belum dewasa, maka orang tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya untuk membawa anak kepada kedewasaan, maka

orang tua harus memberi contoh yang baik, karena anak suka mengimitasi kepada orang tuanya (Ahmadi, 1991:25). Dengan demikian potensi baik dari anak

(17)

xvii

rupa agar tidak berkembang lebih jauh karena hal ini akan berpengaruh kepada

anak di usia remaja atau dewasa kelak.

Komunikasi ini ditampilkan Luqman pada saat mendidik anak-anaknya. Dalam firman Allah :

: نامقل( ميظع ملظل كرشلا نا ,للهاب كرشت لا ينبي هظعي وهو هنبلا همقل لاق ذاو 31

)

Artinya :“Ketika Luqman berkata kepada anaknya pada waktu ia mengajarinya, hai anakku; janganlah engkau menyekutukan Allah sesungguhnya

syirik itu kedzaliman yang besar” (Soenaryo, 1991:654).

Tanggung jawab kedua orang tua terhadap anak-anaknya sangat besar, tanggung jawab akan membawa hasil yang penting bagi mereka di dunia dan

juga di akhirat. Oleh karena wajib bagi kedua orang tua membesarkan anak mereka dengan landasan iman dan akidah yang sohih. Orang tua juga harus

memiliki pengetahuan tentang yang sohih. Orang tua juga harus memiliki pengetahuan tentang syariat dan moral islami disamping memiliki akhlak yang utama (Zahaili, 2002: 35).

Biasanya kemerosotan moral disertai oleh sikap menjauh dari agama, nilai-nilai moral tidak didasarkan pada agama akan terus berubah sesuai dengan

keadaan, waktu dan tempat. Keadaan nilai-nilai yang menyebabkan orang hidup tanpa pegangan yang pasti. Nilai-nilai yang tetap dan tidak berubah-ubah adalah nilai-nilai agama, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman.

(18)

xviii

agama dan tidak akan terpengaruh oleh arus kemerosotan moral dan dapat

dipertahankan ketenangan jiwa (Zakiyah, 1996: 70).

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati posisi penting

sekali, baik sebagai individu, anggota masyarakat dan bangsa. Sebab kejayaan suatu bangsa dan masyarakat tergantung bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir batinnya, akan tetapi sebaliknya jika

akhlaknya buruk rusaklah lahir atau batinnya (Rahmad, 1996: 17).

Telah kita ketahui bahwa pada masa remaja, akan mudah terpengaruh

oleh lingkungan dimana ia tinggal, berada dan bergaul. Maka masalah moral ini menjadi pembicaraan orang dimana saja baik itu dinegara maju ataupun berkembang.. Dan memang sebaiknya pembinaan moral dilakukan sejak dini,

sesuai dengan kemampuan dan umurnya, sebab anak lahir belum tahu batas-batas dan ketentuan yang berlaku didalam lingkungan (Zakiyah,1996: 66).

Keluarga merupakan tempat sosialisasi anak. Umumnya hubungan orang tua dengan anak sangat intern. Sesuatu yang diperbuat oleh anak mempengaruhi keluarganya, begitu juga sebaliknya keluarga memberikan dasar tingkah laku,

watak, moral dan pendidikan kepada anak. Pengalaman interaksi dalam keluarga akan menentukan pola tingkah laku anak terhadap orang lain (Kartini, 1999: 19).

Oleh karena itu perilaku orang tua sangat mempengaruhi perkembangan moral anaknya seperti perilaku keagamaan serta sikap orang tua dalam mendidik anak atau dalam kehidupan sehari hari dengan keluarga. Maka dari latar belakang

(19)

xix

Keagamaan dan Sikap Orang Tua terhadap Moral Remaja di Desa Baturagung

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2015. B. Rumusan Masalah

Dalam sebuah penelitian pokok masalah akan menentukan arah penelitian, penulis dapat merumuskan pokok masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perilaku keagamaan orang tua di Desa Baturagung Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan?.

2. Bagaimana sikap orang tua di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun?.

3. Bagaiman moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan?.

4. Adakah korelasi perilaku keagamaan orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan?

5. Adakah korelasi sikap orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan?

6. Adakah korelasi perilaku keagamaan dan sikap orang tua dengan moral

remaja di Desa Baruragung Kecamatan Gubug kabupaten Grobogan? C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan penulisan penelitian ini adalah :

(20)

xx

2. Untuk mengetahui sikap orang tua di Desa Baturagung Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan.

3. Untuk mengetahui moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan.

4. Untuk mengetahui korelasi perilaku keagamaan orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

5. Untuk mengetahui korelasi sikap orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

6. Untuk mengetahui korelasi perilaku keagamaan dan sikap orang tua dengan moral remaja di Desa Baruragung Kecamatan Gubug kabupaten Grobogan. D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

menambah pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada orang tua dalam dalam mendidik anak dan memberi contoh

(21)

xxi

berinteraksi dan bermasyarakat serta menjadi masukan bagi mereka untuk

mempersiapkan dikegidupan yang akan datang ketika mereka jadi orang tua. E. Definisi Operasional

Untuk lebih memudahkan dalam memahami dan untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dalam judul diatas, maka perlu adanya penjelasan

beberapa istilah sebagai beikut :

1. Studi

Studi adalah penelitian ilmiah, kajian, telaah (Depdikbud,1994: 965).

Dengan demikian yang dimaksud dengan studi diatas adalah penelitian ilmiah tentang sikap keagamaan orang tua dengan moral anak.

2. Korelasi

Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat (Depdikbud,1994: 526).

3. Perilaku keagamaan

Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdikbud,1995: 755). Kata keagamaan itu

sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu

(segala tindakan) yang berhubungan dengan agama (Depdikbud 1995: 755).

(22)

xxii

maupun sunah, berakhlaq mulia, sopan santun, membaca dan mengamalkan

Al qur‟an, mengikuti kegiatan keagamaan, menjadi suri tauladan.

4. Sikap Orang tua

sikap adalah perasaan seseorang tentangobyek, aktivitas, peristiwa dan

orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Orang tua

berarti terdiri dari ayah dan ibu yang mempunyai hubungan darah dengan anaknya dan keduanya sebagai ayah dan ibu, sebagai kepala dwi tunggal

yang mempunyai tanggung jawab (Arifin, 1978: 78). Dalam hal ini indikator sikap orang tua adalah mengikuti kegiatan sosial dimasayrakat, gotong royong, saling mengingatkan kebaikan, berperilaku sabar, sopan, mensyukri

nikmat, mengingatkan dalam kebaikan, tolong menolong.

5. Moral remaja

Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan

dengan etika atau adat sopan santun (Depdikbud 1995: 665). Dalam hal ini adah moral yang ada pada remaja. Remaja merupakan masa peralihan antara

masa anak dan masa dewasa yakni antara 12 sampai 21 tahun (Singgih, 1995:203). Adapun indikaor moral remaja adalah berbuat sopan kepada kedua

(23)

xxiii

mengingatkan teman dalam kebaikan, mengadakan kegiatan keagamaan dan

beramal. F. Hipotesis

Secara etimologi, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti sesuatu yang masih kurang, dan tesis yang berarti sebuah kesimpulan pendapat. Hipotesis, dengan demikian adalah sebuah kesimpulan yang belum final karena masih harus

diuji kebenarannya. Dari uraian ini, dijelaskan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti (Suprayogo dan

Tobroni, 2003:146). Adapun hipotesis yang penulis ajukan, 1. Ada korelasi yang signifikan antar perilaku keagamaan orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. 2. Ada korelasi yang

signifikan antara sikap orang tua dengan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. 3. Ada korelasi yang signifikan antara

perilaku keagamaan dan sikap orang tua dengan moral remaja di Desa Baruragung Kecamatan Gubug kabupaten Grobogan.

G. Metode Penelitian

Yang dimaksud metode adalah suatu cara tentang bagaimana menyelidiki, mempelajari atau melaksanakan sesuatu secara sistematis, efektif dan terarah

(Thohir, 1999 : 247).

(24)

xxiv

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yaitu research yang

dilakukan pada medan terjadinya gejala-gejala (Sutrisno,2000 : 9). Sedangkan pendekatan yang penulis gunakan adalah: pendekatan kuantitatif

yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita

ketahui (Margono,1997 : 105).

b. Populasi dan Sampel

Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah orang tua

dan remaja Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yang berjumlah 33 orang, sehingga penelitian ini dapat menggunakan metode sensus (Sugiyono, 200:38). jenis penelitian adalah penelitian korelasional.

Populasi itu sendiri adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita temukan. Sedangkan menurut Sugiyono mendefinisikan bahwa populasi sebagai keseluruhan subyek

penelitian. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode sensus / sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Menurut pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan maka yang

(25)

xxv c. Uji Istrumen

1) Validitas Instrumen

Alat ukur diujicobakan pada sebagian guru, untuk mengetahui

apakah alat ukur yang dipakai valid digunakan analisis product moment dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 213).

Keterangan :

r = koefesian korelasi N = jumlah respondent

X = skor pernyataan (butir) Y = skor total (faktor)

XY = skor pernyataan dikalikan skor total Kriteria :

a) Jika nilai r hitung > r tabel maka alat ukur adalah valid

b) Jika nilai r hitung  r tabel maka alat ukur adalah tidak valid

2) Reliabilitas Instrumen

Alat ukur diujicobakan pada sebagian guru, untuk mengetahui

apakah alat ukur yang dipakai reliabel digunakan analisis alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

(26)

xxvi d. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan sebagai berikut :

a. Metode Angket

Metode angket adalah suatu daftar yang berisi daftar pertanyaan yang

harus dijawab atau dikerjakan oleh orang atau anak yang hendak diselidiki (Hadi Sutrisno,2001:136). Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang korelasi atau pengaruh perilaku keagamaan

dan sikap orang tua terhadap moral remaja. b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat atau mencatat dokumen yang ada. Dokumentasi dalam arti

(27)

xxvii

sempit adalah kumpulan verbal bentuk tulisan sedangkan dalam arti luas

adalah meliputi arsip, dokumen, monumen, foto dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang Desa Baturagung, jumlah

penduduk stuktuk desa dan lain-lain. c. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan angket.

Dalam penelitian ini, angket yang penulis persiapkan ada tiga, yaitu

angket (1) untuk mengetahui bagaimana perilaku keagamaan orang tua di Desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dan angket yang (2) untuk mengetahui bagaimana sikap orang tua di Desa

Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, serta angket yang (3) untuk mengtahui moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan.

Orang tua dan remaja memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan

untuk menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pertanyaan dari masing-masing angket adalah 8 soal.

e. Metode Analisis Data

(28)

xxviii a. Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket

responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi.

Dalam tahap pendahuluan ini untuk memberikan penilaian angket yang telah dijawab oleh responden dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Untuk pilihan jawaban ”a” diberi skor 5. 2) Untuk pilihan jawaban ”b” diberi skor 4.

3) Untuk pilihan jawaban “c” diberi skor 3. 4) Untuk pilihan jawaban “d” diberi skor 2. 5) Untuk pilihan jawaban ”e” diberi skor 1.

Hasil dari tahap ini dimaksudkan tabel distribusi untuk memperoleh gambaran setiap yang dikaji.

b. Uji Prasyarat Analisis Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Untuk menguji normalitas data

digunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut :

 

fn fh fo

X

2 2 ( )

Dimana :

X2 = Harga chi-kuadrat yang diperoleh

(29)

xxix

fh = Frekuensi yang diharapkan di dalam sampel penelitian

Kriteria :

Untuk menguji linieritas hubungan antara variabel digunakan

rumus sebagai berikut:

F = Bilangan untuk linieritas

Rrjk (Tc) = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

Rrjk (G) = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan 2) Homogenitas

Untuk pengujian homogenitas digunakan uji F dengan rumus:

Kriteria :

1) Jika F hitung > F tabel, maka varian tidak homogen 2) Jika F hitung < F tabel, maka varian homogen

3) Analisis Uji Hipotesis

(30)

xxx

Analisis uji hipotesisi merupakan tahap analisis yang bertujuan

untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun teknik analisis ini menggunakan statistik. Dalam analisis ini

penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut melalui tabel frekuensi yang ada dalam analisis pendahuluan, untuk selanjutnya langkah-langkahnya dalam rumus regresi linier berganda.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi product

moment dan persamaan regresi berganda.

b. Mencari nilai korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen, menggunakan rumus :

1) Menguji signifikasi :

Dengan menggunakan taraf signifikansi 95% dan alfa 5% maka :

Jika F hitung  F tabel, maka tidak signifikan

Jika F hitung > F tabel, maka signifikan

2) Menghitung harga a dan b dengan rumus sebagai berikut :

(31)

xxxi

nXi2 - (Xi)2 3) Menyusun persamaan regresi

Setelah harga a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linier

berganda disusun menggunakan rumus : Y = a + b1x1 + b2x2

Keterangan :

Y :Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a : Harga Y bila x1 dan x2 = 0 (harga konstan)

bi : Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel

dependen yang didasarkan pada variabel independen.

x : Subyek pada variabel independen yang mempunyai

nilai tertentu. 4) Menguji signifikasi secara parsial :

Dengan menggunakan taraf signifikansi 95% dan alfa 5% maka : Jika t hitung > t tabel maka signifikan

Jika t hitung  t tabel maka tidak signifikan

5) Menguji signifikasi secara bersama-sama :

(32)

xxxii

Jika F hitung  F tabel maka tidak signifikan

6) Mencari nilai koefisien determinasi antara variabel x dan variabel y

dengan menggunakan rumus : (R)2 = (r)2 x 100% c. Analisis Lanjut

1) Analisis lanjut ini untuk membuat intepretasi lebih lanjut dengan jalan membandingkan harga t hitung yang telah diketahui dengan harga t tabel, dengan menggunakan taraf signifikansi 95% dan alfa 5% maka

maka :

a) Jika t hitung > t tabel maka signifikan secara parsial (hipotesis

pertama dan kedua diterima).

b) Jika t hitung  t tabel maka tidak signifikan secara parsial

(hipotesis pertama dan kedua ditolak)

2) Analisis lanjut ini untuk membuat intepretasi lebih lanjut dengan jalan membandingkan harga F hitung yang telah diketahui dengan harga F tabel, dengan menggunakan taraf signifikansi 95% dan alfa 5% maka

maka :

a) Jika F hitung > F tabel maka signifikan secara bersama-sama

(hipotesis ketiga diterima).

b) Jika F hitung  F tabel maka tidak signifikan secara

(33)

xxxiii H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi yang penulis susun ini secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut

BAB I Pendahuluan. Pada bab ini berisikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, , manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian teori meliputi perilaku keagamaan, proses pembentukan perilaku keagamaan, macam-macam perilaku keagamaan, sikap, pembentukan

dan perubahan sikap, moral, pengertian moral, perubahan moral, upaya optimalisasi perkembangan moral, pengaruh perilaku keagamaan dan sikap orang tua terhadap moral remaja dan hipotesis.

BAB III gambaran umum dan kondisi desa Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, data hasil penelitian pengaruh perilaku keagamaan, sikap

orang tua dan moral remaja, yang berisi tentang data hasil angket perilaku keagamaan, sikap orang tua dan moral remaja di Desa Baturagung Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan

BAB IV Analisis data. Pada bab ini terdiri dari tiga sub bahasan yaitu Analisis Pendahuluan, Analisis Uji Hipotesis dan Analisis Lanjut.

(34)
(35)

xxxv BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perilaku Keagamaan

1. Pengertian Perilaku Keagamaan

Pengertian periaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara

mengartikan perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdikbud,1995:755). Sedangkan

kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Kata keagamaan itu sudah mendapat

awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala

tindakan) yang berhubungan dengan agama (Depdikbud,1995:11).

Dengan demikian perilaku keagamaan berarti segala tindakan itu perbuatan atau ucapan yang dilakukan seseorang, sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan tadi akan terkaitannya dengan agama, semuanya

dilakukan karena adanya kepercayaan kepada Tuhan denagn ajaran, kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

Di dalam agama ada ajaran-ajaran yang dilakukan bagi pemeluknya-pemeluknya, bagi agama Islam, ada ajaran yang harus dilakukan dan adapula yang berupa larangan. Ajaran-ajaran yang berupa perintah yang harus

(36)

xxxvi

yang sedang kesusahan dan masing banyak lagi yang bila disebutkan disini

tidak akan tersebutkan semua. Sedangkan yang ada kaitannya dengan larangan itu lagi banyak seperti, minum-minuman keras, judi, korupsi, main

perempuan dan lain-lain.

Di dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk

dengan pencipta, (hablum minallah) maupun hubungan antara makhluk dengan sesama makhluk (hablum minannas), dan ada juga hubangan

manusia atau makhuk dengan alam sekitar itu pada dasarnya sudah diatur oleh agama dan bagaiman makhlauk melakukan dan menjalankan aturan tersebut.

2. Proses Pembentukan Perilaku Keagamaan

Keinginan kepada hidup beragama adalah salah satu sifat yang asli

pada manusia. Itu adalah nalirah, gazilah, fitrah, kecenderungan yang telah menjadi pembawaan dan bukan sesuatu yang dibuat-buat atau sesuatu keinginan yang datang kemudian, lantaran pengaruhnya dari luar. Sama

halnya dengan keinginan makan, minum, memiliki harta benda, berkuasa dan bergaul dengan sesama manusia.

Dengan demikian, maka manusia itu pada dasarnya memanglah makhluk yang religius yang sangat cenderung kepada hidup beragama, itu adalah panggilan hati nuraninya. Sebab itu andai kata Tuhan tidak mengutus

(37)

xxxvii

namun mereka akan berusaha dengan berikhtiar sendiri mencari agama itu.

Sebagaimana ia berikhtiar untuk mencari makanan di waktu ia lapar, dan memang sejarah kehidupan manusia telah membuktikan bahwa mereka telah

berikhtiar sendiri telah dapat menciptakan agamanya yaitu yang disebut dengan agama-agama ardhiyyah (Projoditiro, 1981: 17).

Dengan ini sampailah manusia itu kepada keyakinan tentang adanya

Tuhan, pencipta alam semesta. Dia telah menemukan Tuhan dan keyakinannya ini bertambah kuat lagi setelah ia menyelidiki dirinya sendiri.

Dikatannya bahwa ia sebelum lahir ke dunia ini ia telah tumbuh dan berkembang di kandungan ibunya selama beberapa bulan, kemudian lahir ke dunia dan menjadi besar. Dirinya terdiri dari dua unsur yaitu tumbuh, besar

jasmani yang terdiri dari tulang-tulang, daging, darah, dan perlengkapan lainnya yang sangat menakjubkan dan unsur yang kedua adalah roh atau jiwa

yang hakekatnya tidak dapat diketahui oleh manusia (Projoditiro, 1981: 20). Selain di atas, banyak sekali faktor-faktor tidak langsung dalam keluarga yang mempengaruhi terbentuknya perilaku keagamaan . Di

samping itu tentunya nilai pendidikan dan sosial yang mengarah kepada perilaku keagamaan, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan

(38)

xxxviii

menjalankan ibadah, membantu orang lain, berbuat baik dan lain sebagainya,

semua itu termasuk perilaku keagamaan. 3. Macam-macam Perilaku Keagamaan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa melakukan aktivitas-aktivitas kehidupannya atau dalam arti melakukan tindakan baik itu erat hubungannya dengan dirinya sendiri ataupun berkaitan dengan orang lain

yang biasa dikenal dengan proses komunikasi baik itu berupa komunikasi verbal atau perilaku nyata, akan tetapi di dalam melakukan perilakunya

mereka senantiasa berbeda-beda antara satu dengan lainnya, hal ini disebabkan karena motivasi yang melatarbelakangi berbeda-beda.

Kemudian dari sistem ini muncullah pembahsan mengenai

macam-macam perilaku seperti pendapat yang dikemukakan oleh Said Howa (1994: 7). Perilaku menurutnya dikelompokkan dalam duabentuk atau macam yakni

:

a. Perilaku islami ialah perilaku yang mendatangkan kemaslahatan kebaikan, ketentraman bagi lingkungan.

b. Perilaku non islami ialah perbuatan yang mendatangkan gelombang kerusakan, kemunafikan, perilaku non islami ini tidak mencerminkan

perilaku yang dinafasi dengan iman, tetapi dinafasi selalu dengan nafsu. Menurut Hendro Puspito (1984: 111), dalm bukunya “Sosiologi

Agama” beliau menjelaskan tentang perilaku atau pola kelakuan yang dibagi

(39)

xxxix

a. Pola kelakuan lahir adalah cara bertindak yang ditiru oleh orang banyak

secara berulang-ulang.

b. Pola kelakuan batin yaitu cara berfikir, berkemauan dan merasa yang

diikuti oleh banyak orang berulang kali.

Pendapat ini senada dengan pendapat Jamaluddin Kafi (1993:49) yang mana beliau juga mengelompokkan perilaku menjadi dua macam

yaitu perilaku jasmaniyah dan perilaku rohaniyah, perilaku jasmaniyah yaitu perilaku terbuka (obyektif) kemudian perilaku rohaniyah yaitu

perilaku tertutup (subyektif). Pembagian ini bisa terjadi karena manusia adalah makhluk Allah yang mulia yang terdiri dari dua jauham yaitu jasmaniyah dan jiwa atau rohani.

Sedangkan H. Abdul Aziz (1991:68) mengelompokkan perilaku menjadi dua macam yaitu :Perilaku oreal (perilaku yang dapat diamati

langsung) dan perilaku covert (perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung).

Demikianlah macam-macam perilaku yang dikemukakan oleh

beberapa ahli, dimana dapat disimpulkan bahwasannya perilaku seseorang itu muncul dari dalam diri seorang itu (rohaniahnya), kemudian akan

direalisasikan dalam bentuk tindakan (jasmaniahnya. Dalam hal ini ada beberapa b\perilaku keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat atau makhluq baik berupa jasmaniah mapun rohaniyah, seperti shoat lima waktu,

(40)

xl

orang yang kurang mampu, gotong royong, saling mengingatkan kepada

kebaikan dan lain sebagainya Adapun Indikator perilaku keagamaan adalah menjalankan ibadah wajib maupun sunah, berakhlaq mulia, sopan santun,

membaca dan mengamalkan Al qur‟an, mengikuti kegiatan keagamaan,

menjadi suri tauladan.. B. Sikap Orang Tua

1. Sikap

Secara terminologi banyak pakar psikologi yang mendefinisikan

tentang sikap sebagai berikut : Menurut Mar‟at (1982:259) Sikap merupakan

kesiapan bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu. Menurut Wayan Nurkancana (1983:259) Sikap merupakan suatu predisposisi/kecenderungan

untuk melakukan suatu respon dengan cara tertentu terhadap dunia sekitarnya berupa individu atau obyek sekitarnya.

kesiapan untuk bertindak dengan cara-cara tertentu terhadap obyek tertentu. Selanjutnya menurut W.A. Gerungan dikatakan bahwa sikap itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1) Dalam sikap selalu terdapat hubungan subyek obyek. Jadi tak mungkin ada sikap tanpa obyek (benda, orang, sekelompok orang, nilai-nilai

2) osial, pandangan hidup dan sebagainya).

(41)

xli

4) Sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan dan keadaan

fisik jiwa/emosi yang bersangkutan.

5) Dalam sikap tersangkut 3 komponen yang menandai sikap yang dipelajari,

sebagai keadaan internal.

6) Sikap tidak menghilang sekalipun kebutuhan sudah dipenuhi.

7) Sikap bersifat majemuk sesuai dengan banyaknya obyek yang dihadapi.

Dan di dalam sikap itu mempunyai macam aspek atau komponen yaitu a. Kognitif adalah mengenai gagasan/proposisi yang menyatakan hubungan

antara situasi dan obyek sikap.

b. Afektif adalah mengenai emosi atau perasaan yang menyertai gagasan. c. Tingkah laku adalah mengenai kecenderungan atau kesiapan untuk

bertindak (Rohman,1993:108).

Dari salah satu aspek tersebut di atas sikap seseorang sudah bisa

dilihat. Namun demikian akan lebih luas dan lengkap apabila sikap ditinjau dari ketiga aspek tersebut.Selanjutnya dapat kita jelaskan bahwa yang dimaksud sikap orang tua adalah kecenderungan untuk bertingkah laku pada

diri seseorang oran tua yang dimulai dari aspek kognisi sampai pada aspek konasi.

2. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Pembentukan sikap senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia dan berkenaan dengan obyek tertentu. Sehubungan dengan pembentukan dan

(42)

xlii

a. Faktor psikologis seperti motivasi, emosi, kebutuhan, pemikiran,

kekuasaan dan kepatuhan. Kesemuanya merupakan faktor yang memainkan peranan dalam menimbulkan atau mengubah sikap seseorang.

b. Faktor kultural/kebudayaan seperti status sosial, lingkungan, keluarga dan pendidikan (Rohman,1993:110).

Dengan demikian faktor psikologis dan faktor kultural selalu saling

mempengaruhi dalam rangka menimbulkan, memelihara atau mengubah sikap.

Dalam membentuk atau mengubah sikap bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Adopsi melalui peniruan atau mutasi tingkah laku yang diketahui atau

diperhatikan seseorang atau kelompok orang yang dihormati, dipuji atau dianggap mempunyai kredibilitas.

b. Differensiasi dan individuasi (individuation) yaitu dengan perkembangan intelegensi bertambahnya umur dan pengalaman yang dilaluinya, lambat laun yang bersangkutan dapat membedakan hal-hal yang tadinya dianggap

sejenis dan akhirnya terbentuklah sikap terhadap obyek tersebut dan sekaligus menjadi individunya.

c. Integrasi dari banyak respon khusus atas jenis yang sama. Hal ini berlangsung bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal, sehingga terbentuklah sikap terhadap hal

(43)

xliii

d. Trauma yaitu pengalaman yang meninggalkan kesan yang pahit lagi

mendalam pada jiwa yang bersangkutan. Pengalaman yang serupa itu dapat menyebabkan terbentuknya sikap (Sarlito, 1976: 94).

Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan

kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi

secara timbal balik antara orang tua dan anak.

Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan dan moral anak-anaknya. Sejak seorang anak

lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai dan biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila itu

menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya dan mula-mula dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat dimanfaatkannya, kecuali

apabila ia ditinggalkan. Dengan memahami segala sesuatu yang terkandung di dalam hati anaknya, juga jika anak telah mulai agak besar, disertai kasih

sayang, dapatlah ibu mengambil hati anaknya untuk selama-lamanya.

Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Di mata anaknya ia seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai diantara orang-orang yang dikenalnya.

(44)

xliv

pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-lebih bagi anak

yang agak besar, baik laki-laki maupun perempuan, bila mau mendekati dan dapat memahami hati anaknya.

Pada dasarnya kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di atas itu berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang bagaimanapun juga keadaannya. Hal itu menunjukkan ciri-ciri dari watak rasa

tanggung jawab dari setiap orang tua atas kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan masa mendatang, bahkan para orang tua umumnya merasa

bertanggung jawab atas segala dari kelangsungan hidup anak-anaknya. Karenanya tidaklah diragukan bahwa tanggung jawab pendidikan secara mendasar terpikul kepada orang tua. Apakah tanggung jawab pendidikan itu

diakuinya secara sadar atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan fitrahyang telah dikodratkan Allah SWT, kepada

setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu karena telah menjadi amanah Allah SWT yang dibebankan kepada mereka.

Di tilik dari hubungan dan tanggung jawab orang tua kepada anak, maka

tanggung jawab pendidikan moral itu pada dasarnya tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, sebab guru dan pemimpin umat umpamanya, dalam

memikul tanggung jawab pendidikan moral yang dipikul oleh pra pendidik selain orang tua adalah merupakan pelimpahan dari tanggung jawab orang tua yang karena satu dan lain hal tidak mungkin melaksanakan pendidikan

(45)

xlv

orang tua adalah mengikuti kegiatan sosial dimasayrakat, gotong royong,

saling mengingatkan kebaikan, berperilaku sabar, sopan, mensyukri nikmat, mengingatkan dalam kebaikan, tolong menolong.

C. Moral remaja 1. Pengertian moral

Moralberasal dari bahasa Latin "mos" (jamak: mores) yang berarti

kebiasaan, adat. Kata "mos" (mores) dalam bahasa Latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani. Di dalam bahasa Indonesia, kata moral

diterjemahkan dengan arti susila.Adapun pengertian moralyang paling umum adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide yang diterima umum, yaitu berkaitan dengan makna yang baik dan wajar. Dengan kata lain,

pengertian moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau

lingkungan tertentu. Kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.

Berikut ini beberapa Pengertian Moral Menurut para Ahli:Pengertian

Moral Menurut Chaplin (2006): Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang

(46)

xlvi

Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa latin „mores‟,

mores sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup (Gunarsa, 1986:). Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai macam

perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979: 63). Moral dapat diartikan sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur prilaku individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah

hal mutlak atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.

Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang memiliki hubungan

dengan proses sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi. Moral pada zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari

sudut pandang yang sempit.

Moral itu merupakan salah satu sifat dasar yang diajarkan pada

sekolah-sekolah serta manusia harus mempunyai moral jika ia masih ingin dihormati antar sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.Penilaian terhadap moral sendiri dapat diukur dari

kebudayaan masyarakat setempat.

Didalam moral terdapat perbuatan atau tingkah laku atau ucapan

seseorang dalam menjalankan interaksi dengan manusia.Jika yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta mampu menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka

(47)

xlvii

juga sebaliknya moral juga dapat juga diartikan sebagai sikap, perilaku,

tindakan, perbuatan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dan

lain-lain.

2. Perubahan Moral

Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus mengendalikan

perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru. Mitchell telah meringkaskanlima perubahan dasar dalam moral yang

harus dilakukan oleh remajayaitu :

a. Pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret.

b. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan.

c. Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja lebih berani menganalisis kode sosial dan kode pribadi dari pada masa anak-anak dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral

yang dihadapinya.

d. Penilaian moral menjadi kurang egosentris.

(48)

xlviii

Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai apa yang

oleh Piaget disebut tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif. Sekarang remaja mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk

menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggungjawabkannya berdasarkan suatu hipotesis atau proporsi. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari berbagai sisi dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai

dasar pertimbangan.

Menurut Kohlberg, tahap perkembangan moral ketiga, moral moralitas

pascakonvensional harus dicapai selama masa remaja.Tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap. Dalam tahap pertama individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan

moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar apabila hal ini menguntungkan anggota-anggota kelompok secara

keseluruhan. Dalam tahap kedua individu menyesuaikan dengan standar sosial dan ideal yang di internalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada sensor sosial.

Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:

Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku. Dan Melakukan pengendalian terhadap perilaku

(49)

xlix

Perkembangan moraladalah salah satu topik tertua yang menarik minat

mereka yang ingin tahu mengenai sifat dasar manusia. Kini kebanyakan orang memiliki pendapat yang kuat mengenai tingkah laku yang dapat diterima dan

yang tidak dapat di terima, tingkah laku etis dan tidak etis, dan cara-cara yang harus dilakukan untuk mengajarkan tingkah laku yang dapat diterima dan etis kepada remaja.

Perkembangan moral (moral development) berhubungan dengan peraturan-peraturan dan nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan

seseorang dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan

orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan

tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan. 3. Upaya Optimalisasi Perkembangan Moral

Hurlock mengemukakan ada empat pokok utama yang perlu dipelajari

oleh anak dalam mengoptimalkan perkembangan moralnya, yaitu :

a. Mempelajari apa yang diharapkan kelompok sosial dari anggotanya

sebagaimana dicantumkan dalam hukum. Harapan tersebut terperinci dalam bentuk hukum, kebiasaan dan peraturan. Tindakan tertentu yang

dianggap “benar” atau “salah” karena tindakan itu menunjang, atau

(50)

l

kelompok. Kebiasaan yang paling penting dibakukan menjadi peraturan

hukum dengan hukuman tertentu bagi yang melanggarnya. Yang lainnya, bertahan sebagai kebiasaan tanpa hukuman tertentu bagi yang

melanggarnya.

b. Pengambangan hati nuranni sebagai kendali internal bagi perliaku individu. Hati nurani merupakan tanggapan terkondisikan terhadap

kecemasan mengenai beberapa situasi dan tindakan tertentu, yang telah dikembangkan dengan mengasosiasikan tindakan agresif dengan hukum.

c. Pengembangan perasaan bersalah dan rasa malu. Setelah mengembangkan hati nurani, hati nurani mereka dibawa dan digunakan sebagai pedoman perilaku. Rasa bersalah adalah sejenis evaluasi diri,

khusus terjadi bila seorang individu mengakui perilakunya berbeda dengan nilai moral yang dirasakannya wajib untuk dipenuhi. Rasa malu

adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan yang timbul pada seseorang akibat adanya penilaian negatif terhadap dirinya. Penilaian ini belum tentu benar-benar ada, namun mengakibatkan rasa rendah diri

terhadap kelompoknya.

d. Mencontohkan, memberikan contoh berarti menjadi model perilaku yang

diinginkan muncul dari anak, karena cara ini bisa menjadi cara yang paling efektif untuk membentuk moral anak.

e. Latihan dan Pembiasaan, menurut Robert Coles (Wantah, 2005) latihan

(51)

li

moral pada anak usia dini. Sikap orang tua dapat dijadikan latihan dan

pembiasaan bagi anak. Sejak kecil orang tua selalu merawat, memelihara, menjaga kesehatan dan lain sebagainya untuk anak. Hal ini akan

mengajarkan moral yang positif bagi anak

f. Kesempatan melakukan interaksi dengan anggota kelompok sosial. Interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan moral.

Tanpa interaksi dengan orang lain, anak tidak akan mengetahui perilaku yang disetujui secara social, maupun memiliki sumber motivasi yang

mendorongnya untuk tidak berbuat sesuka hati.

Interaksi sosial awal terjadi didalam kelompok keluarga. Anak belajar dari orang tua, saudara kandung, dan anggota keluarga lain tentang apa yang

dianggap benar dan salah oleh kelompok sosial tersebut. Disini anak memperoleh motivasi yanjg diperlukan untuk mengikuti standar perilaku yang

ditetapkan anggota keluarga.

D. Pengaruh Perilaku Keagamaan Dan Sikap Orang Tua Terhadap Moral

Remaja

Perkembangan perilaku keagamaan terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di lingkunagn dan dalam masyarakat. Semakin

(52)

lii

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan

unsur-unsur pendidikan moral yang tidak langsung yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertambah itu. Sikap anak terhadap

teman-teman dan orang yang ada di sekelilingnya sangat dipengaruhi sikap orang tuanya terhadap agama.

Perlakuan orang tua terhadap anak tertentu dan terhadap semua anaknya

sangat berpengaruh pada anak-anak sendiri, perlakuan keras akan berakibat lain daripada perlakuan yang lemah lembut dalam pribadi anak. Hubungan yang

serasi penuh pengertian dan kasih sayang akan membawa pada pribadi yang tenang, terbuka dan mudah dididik atau diarahkan karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik untuk tumbuh dan berkembang dalam

berfikirnya, tapi sebaliknya hubungan orang tua yang tidak serasi akan membawa anak pada pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk atau

diarahkan, karena ia tidak mendapat suasana yang baik untuk berkembang dalam berfikir, serba selalu terganggu oleh suasana orang tuanya.

Dengan demikian perilaku keagamaan berarti segala tindakan itu perbuatan

atau ucapan yang dilakukan seseorang sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan tadi akan terkaitannya dengan agama, semuanya dilakukan karena adanya

kepercayaan kepada Tuhan denagn ajaran, kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

Di dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas

(53)

liii

pencipta, maupun hubungan antara makhluk dengan sesama makhluk, itu pada

dasarnya sudah diatur oleh agama.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia senantiasa melakukan

aktivitas-aktivitas kehidupannya atau dalam arti melakukan tindakan baik itu erat hubungannya dengan dirinya sendiri ataupun berkaitan dengan orang lain yang biasa dikenal dengan proses komunikasi baik itu berupa komunikasi verbal atau

perilaku nyata, akan tetapi di dalam melakukan perilakunya mereka senantiasa berbeda-beda antara satu dengan lainnya, hal ini disebabkan karena motivasi

yang melatarbelakangi berbeda-beda.

Maka dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari hal yang paling kecil yaitu di dalam keluarga, bagaimana dalam keluarga tersebut terdapat orang tua dan

anggota keluarga yang saling berinteraksi dan saling memberi tauladan bagi yang lain. Dalam hal ini terutama adalah orang tua, dimana orang tua yang memegang

kendali pokok dalam keluarga tersebut, bagaimana orang tua bisa dijadukan suri tauladan dan promoter keluarga. Baik dalam perilaku keagamaan orang tua sehari-hari maupun juga sikap orang tua sehari-hari karena hal tersebut bisa

(54)

liv

BAB III

PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Baturagung

1. Legenda Dan Sejarah Pembangunan Desa

Pada jaman dahulu Desa Baturagung kedatangan seorang ulama dari Tuban mempunyai anak Moro, Seto, Bongso dan Tri,Bongso dan Tri Sri Murni lebih masuk ke wilayah Desa Jatipecaron. Mereka disuruh syiar

agama Islam diwilayah bagian barat Demak. Dia mulai masuk ke Desa Baturagung dengan (babatalas) hanya mendapatkan sedikit wilayah

(Ngemplik) lalu diperluas lagi ke wilayah Mintreng. Sedangkan Mintreng itu sendiri berasal dari percikan api yang namanya Areng (Kata Samaran Mintreng ) karena wilayahnya rendah Desa Baturagung sangat cocok

ditanami padi dan polowijo. Setelah sekian lama di Baturagung lalu kedua tokoh yang antara lain Mbh Moro dan Mbh Seto Lebih pindah kewilayah

Baturagung. Karena dianggap sudah cukup luas untuk wilayah Desa Baturagung. Sedangkan Mbh. Tri Sri Murni tidak diketahui keberadaanya.

(55)

lv

Pada waktu itu dusun Lanjaran dipimpin oleh seorang Lurah sendiri

dan didusun Mintreng juga ada Lurah sendiri dengan nama Muh Sanggrok dan diwakili oleh carik Mbh. Kastam, sedangkan didusun Baturan dipimpin

Lurah Suro Astro, sedangkan dusun Tutup dipimpin Lurah Karsowidjoyo.

Ditahun yang tidak disebutkan pada masa kapan keempat didusun tersebut disatukan menjadi satu Desa yang diberi Nama Desa Baturagung.

Dipimpin oleh seorang lurah bernama Jaenal Abidin tapi hanya berkisar tak cukup lama hanya 1 (lapan) atau hanya sekitar 36 hari. Lalu ada

Pemblengketan di Tahun 1929 yang dipimpin oleh Matredjo sedangkan beliau waktu itu hanya menjabat sebagai seorang Carik yang kedua dipimpin oleh seorang Lurah Bernama Suratin. Ketiga dipimpin oleh Lurah

Suhud, Keempat dipimpin oleh Lurah Nasrip yang kelima Lurah Samian, yang keenam oleh Lurah Mulyono, yang ketujuh Lurah Gunawan , yang

kedelapan Lurah Mukadi dan yang kesembilan Oleh Lurah Kambali yang masa kepemimpinanya hingga sekarang.

2. Kondisi Umum Desa

a. Luas Wilayah Desa Baturagung : 420,5 Ha  Pekarangan : 50,583 Ha

 Sawah : 270 Ha

 Tegalan : 80,417 Ha

(56)

lvi

 Sarana Umum : 2,05 Ha

 Jumlah : 420,5 Ha

b. Luas Tanah Desa : 84,71 Ha  Luas Tanah Kas Desa : 65,21 Ha

 Luas Tanah Kas Disewakan : 35,24 Ha

 Luas Tanah Kas Tidak disewakan : -

 Luas Bengkok : 29,97 Ha

 Luas Tanah laniya : 19,5 Ha

Desa Baturagung terdiri dari 4 Dusun, 5 RW 29 RT yaitu :

1. Dusun Batur ( RW 01 terdiri dari 4 RT dan RW 02 terdiri dari 8 RT ) terletak disebalah selatan

2. Dusun Tutup ( RW 03 terdiri dari 5 RT ) ditengah 3. Dusun Lanjaran ( RW 03 terdiri 2 RT ) ditengah

4. Dusun Mintreng ( RW 04 terdiri dari 5 RT dan RW 05 terdiri dari

5 RT ) disebelah Utara c. Topografi

Desa Baturagung merupakan salah satu Desa yang memiliki Luas wilayah cukup Luas dan Sentral Pertanian yang cukup luas di

(57)

lvii

dengan batas wilayah Timur Sungai Tuntang dataran yang rendah

sehingga sering terjadi bajir pada musim penghujan.

d. Musim

Didesa Baturagung ada 2 musim yaitu Musim Kemarau dan Musim Penghujan

e. Pola Penggunaan Lahan Pertanian

1. Lahan sawah dimusim penghujan menjadi sentral penanamam

padi dan pada saat musim penghujan menjdi sentral penanaman palawijo

2. Lahan Pekarangan ditanami pohon buah dan kayu bahan

bangunan dan bahan bakar kebutuhan rumah tangga masyarakat Desa Baturagung dan juga menjadi lahan penanaman Jambu dan

Mangga. f. Tempat Peribadatan

No Tempat Peribadatan Jumlah

RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5

1. Masjid 1 1 1

(58)

lviii g. Tempat Usaha

No Jenis Usaha

Jumlah

RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 RW 5

1. Warung 1 1 3 9

2. Toko 5 10 13 14 7

3. Bengkel 1

4. Isi Ulang air minum 1 1 1

5. Salon 1

6. Cucian Motor/Mobil 1 1

h. Jenjang Pendidikan

Tabel 1

Strktur Pendidikan Penduduk

No Pendidikan Jumlah ( Orang )

1. Tidak Tamat SD/Tidak sekolah 1.213

2. Taman Kanak-kanak 840

(59)

lix

4. SMP 1.057

5. SMA/MA 382

6. D1-D3 16

7. S1 67

8. S2 4

9. S3 -

Jumlah 5.578

i. Jumlah Penduduk

Laki – laki : 2.805 Jiwa Perempuan : 2.773 Jiwa

Jumlah : 5.578 Jiwa

Adapun jumlah penduduk menurut kelompok umur adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur L P Jumlah

(60)

lx

2. Usia 4- 6 140 128 268

3. Usia 7 – 12 239 247 486

4. Usia 13 – 15 154 140 294

5. Usia 16 59 52 111

6. Usia 17 – 18 121 100 221

7. Usia 19 – 65 1.809 1.815 3.628

8. Usia 65 Ke-atas 138 180 318

Jumlah 2805 2773 5578

j. Mata Pencaharian

Tabel 3

Struktur Mata Pencaharian Penduduk No Mata Pencaharian Jumlah ( Orang )

(61)

lxi

1. PNS 11 10

2. TNI/POLRI 7

3. Swasta 325 167

4. Wiraswasta/Pedagang 451 284

5. Petani 745 639

6. Buruh Tani 179 98

7. Lainya 528 1047

8. Tidak Bekerja 559 528

Jumlah 2805 2773

3. Visi Dan Misi

Visi Desa Baturagung adalah “Terwujudnya masyarakat Desa Baturagung yang maju, mandiri, berbadan sehat dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertumpu pada keunggulan di bidang pertanian, perdagangan dan industri kecil untuk mencapai kesejahteraan masyarakat lahir dan batin berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”

(62)

lxii

a. Meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan pengelolaan dan

pemasarannya untuk mendukung pengembangan perdagangan dan industri kecil guna meningkatkan perekonomian;

b. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya daerah, melalui sistem perijinan yang mudah, murah dan cepat guna mendukung peningkatan investasi dan penanaman modal.

c. Meningkatkan peran koperasi, agar benar-benar menjadi soko guru perekonomian desa, daerah, regional dan nasional.

d. Menjaga dan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup. e. Meningkatkan sarana dan prasarana fisik ( infrastruktur ) serta

pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat di bidang pendidikan,

kesehatan, kebudayaan, keagamaan, dan olah raga, utamanya prasarana fisik jalan, jembatan dan irigasi.

4. Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Baturagung a. Pemerintah Desa

Sistem Pemerintahan Desa Baturagung menggunakan pola maksimal

dengan susunan sebagai berikut: 1. 1 ( satu ) orang Kepala Desa

2. 1 ( satu ) orang Sekretaris Desa 3. 4 ( empat ) orang Kepala Urusan 4. 4 (empat) orang Kepala Dusun

(63)

lxiii

Nama- nama Perangkat Desa dan Jabatannya adalah sebagai berikut:

1. Kambali, Jabatan Kepala Desa. 2. Sutarjo, Jabatan Kepala Dusun Ii

3. Endang Atnyonowati.S.Pd, Jabatan Kepala Dusun Iii 4. Abu Dzarin, Jabatan Kepala Dusun Iv

5. Sunhaji, Jabatan Kaur Umum.

6. H. Adieb Srijono, Jabatan Kaur Pemerintahan. 7. Agus Suyanto.S.Pd, Jabatan Kaur Kesra.

8. Gunadi, Kaur Keuangan.

9. Misbakhul Munir, Unsur Pelaksana Modin I. 10. Khamidun, Unsur Pelaksana Modin I.

11. Masrukin , Unsur Pelaksan B. Penyajian Data

Untuk memperoleh data mengenai perilaku keagamaan sikap orang tua dan moral remaja digunakan angket yang dijawab oleh 33 orang tua dan remaja di Desa Baturagung sebagai responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 8

untuk pertanyaan tentang perilaku keagamaan dan sikap orang tua dan 10 soal pertanyaan untuk moral remaja

1. Daftar Nama Responden

Tabel 4

(64)

lxiv

NO NAMA JENIS KELAMIN

1 Sukardi Laki-laki

2 Sumarno Laki-laki

3 Mulyono Laki-laki

4 Abdul Kholik Laki-laki

5 Teguh Santoso Laki-laki

6 Malik Haromain Laki-laki

7 Dewi Hamidah Perempuan

8 Sri Hidayah Perempuan

9 Mahmud S Laki-laki

10 Agus Eko Santoso Laki-laki

11 M Zaini Laki-laki

12 Kambali Laki-laki

13 Sutarjo Laki-laki

14 Endang Atnyonowati Perempuan

(65)

lxv

16 Sonhaji Laki-laki

17 H Adib Srijono Laki-laki

18 Agus Suyanto Laki-laki

19 Gunadi Laki-laki

20 Misbahul Munir Laki-laki

21 Masrukin Laki-laki

22 Imam Hambali Laki-laki

23 Abdul Hadi Laki-laki

24 Bukhori Laki-laki

25 Ngatini Perempuan

26 Ibu Lestari Perempuan

27 Diyah Komalasari Perempuan

28 M Khoiri Laki-laki

29 Budi Hidayat Laki-laki

30 Abdul Kharis Laki-laki

(66)

lxvi

32 Sholikhin Laki-laki

33 Tarosin Laki-laki

Tabel 5

Daftar Nama Responden Remaja

NO Nama JENIS KELAMIN

1 Aula Rizqi Laki-laki

2 Nilna Muna Perempuan

3 Amiatul Khusna Perempuan

4 Akbar Al Fayat Laki-laki

5 Arina Khoira Munaya Perempuan

6 M Sholikhin Laki-laki

7 Honang Adi R Laki-laki

8 Nur Rohim Laki-laki

9 Dewi Faila Shofa Perempuan

10 Fahad Aufan Laki-laki

11 Hanina Rifqia Perempuan

(67)

lxvii

13 Silfia Perempuan

14 Lia Hikmatul Maula Perempuan

15 Muzaroah Perempuan

16 Supriyono Laki-laki

17 Qotrun Nada Perempuan

18 Najwa Rosyada Perempuan

19 M Abdul Nafi‟ Laki-laki

20 Muhammad Adib Laki-laki

21 Mufidatus Syarifah Perempuan

22 Rifqi Lutfia Laki-laki

23 Rosa Aprilianti Perempuan

24 Shihabudin Laki-laki

25 Moch Arifin Laki-laki

26 Ahdul Wahid Laki-laki

27 Faqih Arsyad Laki-laki

(68)

lxviii

29 Arya Wiguna Laki-laki

30 Ahmad zizan Laki-laki

31 Ali Shofa Laki-laki

32 Sultoni Laki-laki

33 Misbahusssurur Laki-laki

2. Data Tentang Perilaku Keagamaan

Berikut disajikan data hasil jawaban angket dan nilai jawaban angket tentang Perilaku Keagamaan, dapat dilaihat pada tabel di bawah ini

Tabel 6

Jawaban Angket Tentang Perilaku Keagamaan

No Res Nomer item

1 2 3 4 5 6 7 8

1 C B B A B B A B

2 A A A B A C C C

3 B B A A B C B C

4 C C B C B C C B

5 C C B B B B B B

(69)

lxix

7 A B A A B B A B

8 B B B B B B C C

9 A A A B B B A A

10 C B B B C C C B

11 A B A B B B B B

12 A B B B A B A A

13 B B B C C B B C

14 B B C B B C B C

15 B B B B C C B C

16 B B A B C B B C

17 B B A A A B A B

18 A B B A A C B C

19 B C B B B B B B

20 B C B B B C C B

21 B C B B B B B C

22 A B A B B B B B

23 B B C C C A B B

24 A B C B B A B A

25 B A B B B C B C

26 B B C C C C B B

27 B B B A A B B A

28 B C C B B B B B

(70)

lxx

30 C B B B B C B B

31 A B B A B B A B

32 A B A A B A B A

33 B A B B B A B A

Tabel 7

(71)

lxxi Jumlah 137 129 135 137 130 125 132 127 1052 Rerata 4,15 3,91 4,09 4,15 3,94 3,79 4,00 3,85 31,88

No Resp. N O M O R I T E M Jml

(72)

lxxii

Adapun hasil jawaban angket dan nilai jawaban angket tentang sikap oarang tua adalah sebagai berikut

Tabel 8

Jawaban Angket Tentang Sikap Orang Tua

No Res Nomer item

1 2 3 4 5 6 7 8

1 B A B B B A B B

2 B B B B B A A B

3 A B B B A B B A

4 B C B B B C C B

5 B C C C C B B C

6 A A B B A B A B

7 B C B B C A B A

8 B A A A B B A B

9 B B B A B A A A

10 A A A B B B B B

11 C C B C C B C B

12 B B C B B C B C

13 C C B B B B B B

14 B B B B C B C C

15 B B C B C B B B

16 A B A A B B B A

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3 Struktur Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 5 Daftar Nama Responden Remaja
+7

Referensi

Dokumen terkait

second meeting delivered her utterances in using a speech divergence.. wished to have an encounter with

Langkah pertama dalam mengevaluasi anak dengan edema adalah untuk memastikan apakah anak tersebut menderita sindrom nefrotik atau tidak, karena hipoalbuminemia dapat terjadi

Nama Pekerjaan : Paket Pekerjaan Pengadaan Bekal Kantor (Pengadaan Alat tulis Kantor dan alat Kebersihan Polres) lelang ulang Polres Musi Banyuasin

Puncak kejayaan Ilmu pengetahuan terjadi pada masa Bani Abbasiyah ketika pemerintahan dipimpin oleh khalifah.....

Jadi, yang dimaksud dengan melakukan query TRIGGER pada contoh di atas adalah untuk melakukan sebuah output bahwa ada data yang sudah dirubah dimana nama data yang lama tersebut

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di setiap Badan Publik wajib melakukan pengujian tentang konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan seksama dan penuh

Pertambahan bobot hidup harian sapi PL pada penelitian ini lebih baik dari yang dilaporkan oleh THALIB (1991), bahwa PBHH pada sapi PO dan sapi PL yang dipelihara secara

Data-data tentang perusahaan yang diperlukan untuk penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan. Laporan keuangan