• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MIND MAPPING DAN MEDIA KAIN AJAIB PADA SISWA KELAS V DI MI MA’ARIF KHOIRULMUNNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MIND MAPPING DAN MEDIA KAIN AJAIB PADA SISWA KELAS V DI MI MA’ARIF KHOIRULMUNNA"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

i PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MIND MAPPING DAN MEDIA

KAIN AJAIB PADA SISWA KELAS V DI MI MA’ARIF KHOIRULMUNNA WATUAGUNG KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

LHAILA YULIF ARAFAH NIM. 115-14-005

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)

ii PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini maka kami kirimkah naskah skripsi saudara :

Nama : Lhaila Yulif Arafah

NIM : 11514005

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul :

PENINGKATAN HASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI MIND MAPPING DAN MEDIA KAIN AJAIB PADA SISWA KELAS V DI MI MA’ARIF KHOIRULMUNNA WATUAGUNG KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

Dengan ini kami mohon skripsi tersebut segera dimunaqosyahkan . Demikian, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Salatiga, 16 Juli 2018

Dosen Pembimbing,

(3)
(4)
(5)

v

Kami berkata: "Janganlah kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling

unggul (menang)”. (Q.S. Thaahaa : 68)

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

(6)

vi

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadalah : 11)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis mempersembahkan kepada :

1. Ayahku (Mustofa) dan Ibuku (Murbiyati) sebagai wujud baktiku pada mereka, yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang serta doa yang

selalu mengalir untukku.

2. Adikku tersayang (Asya Mutiara Sani) yang selalu memberi dukungan dan suka membantu kakaknya. Serta untuk keluarga besarku yang tidak bisa

disebutkan satu per satu selalu memberi semangat dan nasehat.

3. Sahabat-sahabatku sejak SMA hingga sekarang (Syifaul Umam, Astrid, Hamid dan Iksan), yang selalu mendukung, menyemangati, memberi

motivasi untuk terus berkarya dan belajar.

4. Sahabat seperjuangan di bangku perkuliahan (Ulya Defi, Asri Risti, dan

Desya Ayu) yang selalu ada, selalu menemani, selalu membantu dalam perkuliahan maupun hal-hal yang lain.

5. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang tidak bisa disebutkan satu per satu

yang membantu dalam perkuliahan.

6. Teman-teman dilingkungan kampus maupun diluar kampus yang membantu

(7)

vii KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajid diselesaikan guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyyah di IAIN Salatiga.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

yang dinanti-nantikan syafa‟atnya dan yang telah memberi risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup di dunia dan akhirat kelak.

Dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Bagi penulis, menyusun skripsi ini merupakan tugas yang tidak

ringan. Penulis sadar banyak hambatan selama proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatsan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun skripsi ini dapat terelesaikan, tentunya dikarenakan beberapa pihak yang membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberi bantuannya, khususnya kepada:

(8)

viii

2. Suwardi, M.Pd, selaku dekan FTIK (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) IAIN Salatiga.

3. Peni Susapti, M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

4. Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, dan bimbingannya, serta keikhlasan dan kebijaksanaannya yang meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

5. Umi Salamah, S.Ag , selaku kepala MI Khoirulmunna Ma‟arif

Watuagung kec. Tuntang, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.

6. Wali kelas V MI Khoirulmunna Ma‟arif Watuagung kec. Tuntang,

yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian di madrasah.

7. Murid-murid kelas V MI Khoirulmunna Ma‟arif Watuagung kec. Tuntang, kab. Semarang yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

Atas jasa mereka, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih dan mohon doa semoga mereka dibalas Allah SWT atas kebaikan dan ketulusannya

baik di dunia maupun akhirat. Penulis dalam hal ini juga menharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermnfaat bagi penulis dan pembaca

(9)

ix

Salatiga, 30 Maret 2018

Penulis,

ABSTRAK

Arafah, Lhaila Yulif. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Mind Mapping Dan Media Kain Ajaib Pada Siswa kelas V di MI Khoirulmunna Ma’arif Watuagung kec. Tuntang, kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Kata kunci: Straegi pembelajaran mind mapping dan media kain ajaib.

Penelitian ini merupakan upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di MI Khoirulmunna Ma‟arif Watuagung kec. Tuntang, kab. Semarang mata pelajaran Matematika dengan menggunakan strategi mind mapping dan media kain ajaib. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah strategi mind mapping dan media kain ajaib dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar kelas V

MI Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun

pelajaran 2017/1018?.

Guna menjawab permasalahan tersebut peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajran pada mata pelajaran Matematika tentang bangun datar dan sifat-sifatnya. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui tes tertulis dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI

Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung Kec. Tuntang Kab. Semarang yang berjumlah

30 siswa, terdiri dari 11siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan strategi mind mapping dan media kain ajaib pada saat pembelajaran Matematika.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan strategi

mind mapping dan media kain ajaib dapat menarik perhatian siswa dalam pelajaran Matematika. Dapat dilihat dari hasil pengamatan siswa terhadap perhatian belajar siswa menunjukkan, siklus 1 yang nilainya memenuhi KKM (53,33%) dan siklus 2 (86,66%). Sedangkan yang belum mencapai KKM adalah (46,66) pada siklus 1 dan (13,33) pada siklus 2. Jadi dengan menggunakan strategi

(10)

x

meningkat, dilihat dari rata-rata kelas yaitu 68,66% pada siklus 1 dan 86,66% pada siklus 2.

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESEHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Pencapaian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 9

(11)

xi BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar ... 17

a. Pengertian Belajar ... 17

b. Pengertian Hasil Belajar ... 18

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 19

2. Matematika ... 20

a. Pengertian Matematika ... 20

b. Ruang Lingkup Matematika SD/MI ... 21

c. Tujuan Belajar Matematika ... 22

3. Bangun Datar ... 23

a. Pengertian Bangun Datar ... 23

b. Jenis dan Sifat Bangun Datar ... 24

4. Strategi Mind Mapping ... 32

a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 32

b. Pengertian Mind Mapping ... 33

c. Manfaat Mind Mapping ... 34

d. Langkah-langkah Mind Mapping ... 35

5. Media Kain Jaib ... 35

a. Pengertian Media ... 35

b. Kain Ajaib ... 36

c. Kelebihan dan Kelemahan Kain Ajaib ... 37

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ... 37

a. Pengertian KKM ... 37

b. Fungsi KKM ... 38

c. Langkah-langkah Penetepan KKM ... 39

B. Kajian Pustaka 1. Beberapa Peneliti yang Relevan ... 40

2. Kaitan Strategi Mind Mapping dan Media Kain Ajaib ... 44

(12)

xii

A. Subjek Penelitian ... 46

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

2. Setting Penelitian ... 48

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 51

C. Deskripsi Pelaksaan Siklus II ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 61

1. Pra Siklus ... 61

2. Siklus 1 ... 63

3. Siklus II ... 65

B. Pembahasan ... 67

1. Hasil Rekapitulasi ... 67

2. Pra Siklus ... 70

3. Siklus I ... 71

4. Siklus II ... 72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Nama Kelas V ... 49

Tabel 4.1 Hasil Pra Siklus ... 61

Tabel 4.2 Hasil Siklus I ... 63

Tabel 4.3 Hasil Siklus II ... 65

Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi ... 68

(14)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian ... 10

Gambar 2.1 Bangun Datar Persegi ... 24

Gambar 2.2 Bangun Datar Persegi Panjang ... 25

Gambar 2.3 Bangun Datar Segitiga Sama Kaki ... 26

Gambar 2.4 Bangun Datar Segitiga Sama Sisi ... 26

Gambar 2.5 Bangun Datar Segitiga Sembarang ... 27

Gambar 2.6 Bangun Datar Layang-layang ... 27

Gambar 2.7 Bangun Datar Jajar Genjang ... 28

Gambar 2.8 Bangun Datar Belah Ketupat ... 29

Gambar 2.9 Bangun Datar Trapesium Sama Kaki ... 30

Gambar 2.10 Bangun Datar Trapesium Siku-siku ... 30

Gambar 2.11 Bangun Datar Sembarang ... 31

Gambar 2.12 Bangun Datar Lingkaran ... 32

Gambar 2.13 Langkah-langkah Penetapan KKM ... 39

(15)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ... 79

Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ... 90

Lampiran 3 Lembar soal pada pra siklus ... 100

Lampiran 4 Lembar soal pada siklus I ... 101

Lampiran 5 Lembar soal pada siklus II ... 102

Lampiran 6 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada sikus I ... 103

Lampiran 7 Lembar hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II ... 105

Lampiran 8 Lembar hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I ... 107

Lampiran 9 Lembar hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus II ... 109

Lampiran 10 Lembar hasil pada pra siklus ... 111

Lampiran 11 Lembar hasil pada siklus I ... 112

Lampiran 12 Lembar hasil pada siklus II ... 113

Lampiran 13 Silabus Matematika kelas 5 semester 2 materi bangun datar ... 114

Lampiran 14 Dokumentasi (foto-foto kegiatan) ... 119

Lampiran 15 Surat tugas pembimbing ... 121

Lampiran 16 Surat permohonan ijin penelitian ... 122

Lampiran 17 Surat pelaksanaan penelitian ... 123

(16)
(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa, sampai ke liang

lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (Suyono, 2014:1). Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak

manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge).

Defisini ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional, dan beranggpan bahwa pengetahuan sudah terserak di alam, tinggal bagaimana siswa atau pembelajar berekplorasi, menggali dan

menemukan kemudian mengambilnya, untuk memperoleh pengetahuan

(Suyono, 2014:9). Berikut ayat Al Qur‟an mengenai belajar:

(18)

2

Artinya : Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang

mempunyai pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui. (Q.S An-Nahl:43). Betapapun, tingkat kedewasaan, kompetensi serta pengalaman seorang

guru tetap diperlukan dalam situasi yang lebih menekankan kepada penerapan konsep pembelajaran (learning). Dalam kaitan ini, bukan berarti harus dimaknai guru sebagai raja yang bertahta dengan segala kekuasaan absolutnya,

tetapi ditekankan bahwa karena kedewasaannya, bagaimanapun guru harus mengambil peran lebih, tanpa harus mematikan suasana demokrasi dan

kreativitas pembelajaran. Pembelajaran yang paling efektif bagi siswa, ternyata berdasarkan jumlah riset pendidikan, diperoleh melalui metode belajar sambil mengajar (learning by teaching). Istilah pembelajaran sering diidentikkan

dengan pengajaran juga terlihat dalam redaksi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal

20 (tentang Standar Proses) dinyatakan : “Perencanaan proses pembelajaran

meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar (Suyono, 2014:4).

Menurut Ronald Gross dalam bukunya berjudul Peak Learning, dalam

buku “Belajar dan Pembelajaran” sebagai akibat praktik belajar yang kurang

kondusif, tidak demokratis, tidak memberi kesempatan untuk berkreasi dan belum mengembangkan seluruh potensi anak didik secara optimal, telah mengidentifikasi tentang belajar : 1). belajar itu membosankan, merupakan

(19)

3

ketrampilan yang diberikan sekolah, 3). pembelajar harus pasif, menerima dan mengikuti apa yang diberikan guru, 4). di dalam belajar, pembelajar di bawah

perintah dan aturan guru, 5). belajar harus sistematis, logis dan terencana, dan 6). belajar harus mengikuti seluruh program yang telah ditentukan (Suyono,

2014:11).

Banyak praktik pembelajaran di sekolah yang menunjukkan pelaksanaan hal-hal tersebut. Oleh sebab itu, harus diciptakan suasana agar

belajar di sekolah berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Konsep belajar, setiap ahli psikologi memberi definisi dan batasan yang berbeda-beda, akibatnya terdapat keragaman di dalam menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar. Sukmadinata (2004:155) dalam Suyono

(2014:11) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang terbentuk

ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Pembelajaran yang diinginkan oleh siswa adalah pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi jenjang MI/SD masih masanya bermain, jadi pengajar

harus pintar mengondisikan kelas dan mengemas pembelajaran dengan apik misalnya, bermain sambil belajar atau belajar dengan menggunakan cara-cara

yang unik sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik

dan tidak merasa bosan. Berikut ayat Al Qur‟an yang terkait tentang memilih

(20)

4

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk. [845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. (Q.S An Nahl:125)

Pelajaran Matematika adalah pelajaran satu pelajaran yang dijadikan

momok (yang ditakuti) oleh para siswa. Agar siswa tidak menganggap momok

dan tertarik dengan pelajaran Matematika serta minat dan hasil belajar siswa

bertambah, maka hendaknya guru meningkatkan ketrampilan dalam mengajar. Adanya peningkatan atau penurunan hasil belajar siswa dapat diukur dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM adalah merupakan tahapan

awal pelaksanaan penilaian hasil belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum berbasis

(21)

5

dapat memberikan informasi tentang penetapan kriteria ketuntasan minimal yang dilakukan di satuan pendidikan (Penetapan KKM, 2008:3).

https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penetapan-kkm.pdf

Melalui survei pada kelas V MI Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung

Kec. Tuntang Kab. Semarang ditemukan bahwa kelas V pada tahun lalu, kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran Matematika khususnya materi bangun datar tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari kriteria

ketuntasan mengajar yang diterapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah 67. Dari survei bulan Maret diketahui bahwa pada tahun ajaran sebelumnya,

dalam satu kelas berjumlah 32 siswa, 12 siswa memperoleh nilai memenuhi KKM dan 20 siswa belum memenuhi KKM yang ditentukan.

Oleh karena itu guru harus mampu membuat maupun menggunakan

strategi dan media pembelajaran. Hal ini untuk menunjang proses pembelajran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dengan menggunakan strategi

mind mapping dan media kain ajaib pembelajaran Matematika dapat tercapai dengan maksimal.

Dengan adanya strategi mind mapping dan media kain ajaib

pembelajaran Matematika tidak akan menjenuhkan, namun akan menyenangkan dan siswa dapat berpikir kreatif serta siswa dapat menerima

materi dengan mudah. Maka hasil belajar siswa akan meningkat.

Untuk menjawab problematika di atas, penulis mengangkat judul PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

(22)

6

MEDIA KAIN AJAIB PADA SISWA KELAS V DI MI MA‟ARIF

KHOIRULMUNNA WATUAGUNG KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai baerikut :

Apakah strategi mind mapping dan media kain ajaib dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika materi sifat-sifat

bangun datar kelas V MI Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung Kec. Tuntang

Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/1018?

C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Pencapaian

1. Hipotesis tindakan

Jadi berdasarkan rumusan masalah diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan strategi mind mapping dan media kain ajaib dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika materi

sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V MI Ma‟arif Khoirulmunna

Watuagung Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.

2. Indikator keberhasilan

(23)

7

a). Nilai yang diperoleh siswa dapat melebihi KKM yang ditentukan sekolah

yaitu ≥ 70

b). Mencapai kriteria ketuntasan klasikal dari jumlah seluruh siswa yaitu

≥ 85%. (Depdikbud dalam Trianto, 2009:241)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilaksanakan

penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah strategi mind mapping dan media kain

ajaib dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar kelas V MI Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/1018.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk perkembangan khasanah keilmuan terkait, pada pembelajaran Matematika serta strategi dan media pembelajaran yang dapat digunakan

sebagai pengajaran. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Dalam hasil Penelitian Tindakan Kelas di MI Ma‟arif

(24)

8

1). Guru dapat mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar melalui strategi mind

mapping dan media kain ajaib.

2). Diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi sifat-sifat

bangun datar dalam mata pelajaran Matematika.

3). Diperoleh media pembelajaran yang sesuai dengan materi sifat-sifat bangun datar dalam mata pelajaran Matematika.

b. Bagi siswa

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini memberikan beberapa

manfaat bagi siswa diantaranya :

1). Siswa lebih aktif dan antusias dalam proses pembelajaran.

2). Dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran

Matematika materi sifat-sifat bangun datar khususnya. 3). Dapat menambah semangat siswa dalam belajar.

c. Bagi lembaga pendidikan

Secara umum Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan (pengajaran). Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini

kita dapat mengetahui perkembangan di dunia pendidikan. Manfaat yang dapat kita peroleh yaitu :

1). Dapat meningkatkan mutu pendidikan. 2). Menciptakan pembelajaran yang efektif.

3). Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

(25)

9 F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Dalam rancangan penelitian, peneliti menggunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas).

Penelitian tindakan, khususnya di lingkungan sekolah (atau lebih dikenal sebagai Penelitian Tindakan Kelas (PTK), merupakan pendekatan sistematis untuk memeperbaiki praktik-praktik belajar-mengajar. Tindakan

adalah metode-metode, kebiasaan-kebiasaan, dan sikap-sikap dalam mengajar. Sedangakan tindakan adalah apa yang dilakukan sebagai seorang

pengajar di kelas, yaitu menciptakan ruang belajar yang efektif, berinteraksi dengan siswa, serta membuat rencana-rencana pembelajaran (Miftahul Huda, 2015:7).

Jadi PTK adalah, metode, kebiasaan atau strategi yang dilakukan seorang pengajar atau guru untuk menciptakan pembelajaran yang efektif

dan interakif di dalam kelas.

2. Subjek Penelitian

a. Lokasi Penetitian

Lokasi atau tempat penelitian yaitu MI Ma‟arif Khoirulmunna

Watuagung kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Di dusun

(26)

10

b. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan akhir semester 2 tahun

pelajaran 2017/20118. c. Subjek

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI

Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 siswa, terdiri

dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

Adapun siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut (Arikunto, dkk, 2008:16).

SIKLUS PENELITIAN

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

(27)

11

Langkah-Langkah Penelitian

1). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2). Mempersiapkan alat dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung.

3). Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran.

4). Melakukan observasi.

5). Perencanaan Tindakan.

6).Guru membuat konsep pembelajaran yang inovatif dan

menyenangkan.

7). Guru mengadakan proses pembelajaran. 8). Observasi (pengamatan)

9). Analisis dan Refleksi

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

a. Perencanaan (Planning)

Rancangan penelitian yang diciptakan adalah penelitian tindakan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan focus peristiwa yang perlu

diperhatikan khusus untuk diamati. b. Pelaksanaan (Acting)

(28)

12

pengamatan terhadap peserta didik apakah pserta didik antusias dan berminat dalam pembelajaran Matematika.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan adalah alat untuk mengetahui seberapa jauh efek

tindakan yang telah dicapai sasaran. Pada tahap ini segala perilaku dan aktifitas siswa diamati, dicatat dan dianalisis.

d. Refleksi (Reflecting)

Refeksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah ditemukan. Data-data dari pengamatan dalam proses pembelajaran

dianalisis kemudian dievaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk memperbaiki pada siklus selanjutnya hingga tercapai hasil yang diinginkan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulkan data teknik-teknik yang digunakan yaitu sebagai

berikut: a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati guru dalam melaksanakan

pembelajaran untuk mengetahui strategi mind mapping dan media kain ajaib terhadap hasil belajar siswa serta mengetahui kelebihan dan

(29)

13

b. Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara yaitu digunakan untuk

memperoleh informasi lebih lengkap dalam observasi. c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mengump. ulkan data. Dan biasanya data tersebut berupa gambar atau foto.

d. Tes

Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan belajarsiswa yaitu berupa tes tertulis, yang berisi lima butir soal setiap pemberian soal

evaluasi.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab pemasalahan penelitian.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data secara sistematis, yaitu sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

b. Silabus

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(30)

14 6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian

yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang memperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran

serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung (Zainal Aqib, 2014:39)

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada

setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana barikut ini :

a. Peniaian Tugas dan Tes

Penelitian menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai

rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus (Zainal, 2014:39) :

x = ∑ X

∑ N

Keterangan :

(31)

15

∑ X = jumlah semua nilai siswa

∑ N = jumlah siswa

b. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan

rumus sebagai berikut :

P = ∑ siswa yang tuntas belajar x 100%

∑ siswa

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut

dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis ini juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model

pembelajaran yang tepat. (Zainal, 2014:40).

G. Sistematika Penulisan

Bab I yaitu berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, , hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian, subjek penelitian (lokasi, waktu dan subjek penelitian),

(32)

16

Bab II yaitu berisi tentang landasan teori yang terdiri dari kajian teori dan kajian pustaka. kajian teori yang mencakup tentang hasil belajar yaitu

meliputi (pengertian belajar, pengertian hasil belajar, dan faktor-faktor yang memeprngaruhi hasil belajar), tentang Matematika yaitu meliputi (pengertian

Matematika, ruang lingkup, dan tujuan matematika), tentang bangun datar yang mencangkup (pengertian, jenis dan sifat-sifat bangun datar), pembelajan dengan strategi mind mapping (meliputi : pengertian strategi dan

pengertian maind mapping serta manfaat menggunakan mind mapping, media pembelajaran kain ajaib (meliputi ; pengertian media dan pengertian kain

ajaib, kelebihan dan kekurangan kain ajaib), dan menjelaskan tentang KKM yang meliputi (pengertian, fungsi serta langkah-langkah dalam menentukan KKM). Sedangkan kajian pustaka menjelaskan atau memaparkan tentang

beberapa skripsi yang juga menggunakan mind mapping dan juga menjelaskan tentang kaitan antara strategi mind mapping dan media kain

ajaib dengan pembelajaran matematika,

Bab III yaitu berisi tentang deskripsi pelaksanaan persiklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan

refleksi.

Bab IV yaitu berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi

persiklus yang membahas mengenai data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan, serta berisi pembahasan

(33)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan

dan dialami manusia sejak manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa, sampai ke

liang lahat, sesuai dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (Suyono, 2014:1).

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perilaku

akibata adanya interaksi individu dengan lingkungannya (Oemar Hamalik, 2008:36). Dalam arti luas mencangkup pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan, sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat diamati, dan ada pula yang tidak diamati.

Belajar adalah perubahan kemampuan seseorang yang dapat

dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari proses pertumbuhan. Mayer mengemukakan pendapat yang hampir

sama mengenai belajar yaitu menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman. Perubahan yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah perubahan yang

(34)

18

masa yang relatif lama dalam masa kehidupan seseorang. (Hartiny, 2010:31).

Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku sesuai dengan perkembangan yang dialami individu secara keseluruhan sebagai

pengalaman individu baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari lingkungan.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa kerampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman

yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs (dalam Hartiny, 2010:33) yang mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Lebih jauh dalam

hubungannya dengan hasil belajar Gagne dan Briggs mengemukakan adanya lima kemampuan yang diperoleh seseorang sebagai hasil belajar

yaitu ketrampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal, ketrampilan motorik dan sikap. Ketrampilan intelektual adalah suatu kemampuan yang nenbuat seseorang menjadi kompeten terhadap sesuatu

sehingga ia dapat mengklasifikasikan, mendemonstrasikan dan menggeneralisasikan suatu gejala. Straegi kognitif adalah kemampuan

seseorang untuk dapat mengontrol aktifitas intelektualnya dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan habasa lisan dan

(35)

19

suatu kecenderungan pada diri seseorang dalam menerima atau menolak suatu objek sikap, sedangkan ketrampilan motorik adalah kemampuan

seseorang untuk mengkoordinasikan semua gerakan secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar.

Menurut Romiszwoski, menekankan hasil belajar pada dua aspek yaitu pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan adalah adalah informasi yang tersimpan dalam otak manusia setelah ia mengalami proses belajar.

Sedangkan ketrampilan adalah yang berkenaan dengan tindakan seseorang baik tindakan intelektual maupun fisik dalam mencapai tujuan

sebagai akibat proses belajar. (Hartiny, 2010:37)

Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis, yang diraih siswa merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun hasil

belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

c. Faktor-Faktor yang memengaruhi Hasil Belajar

Menurut Munadi (Rusman, 2012:124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain:

1). Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

(36)

20

belajar seseorang antara lain: kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

2). Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang, antara lain : faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial, lingkungan alam misalnya cuaca, suhu

dan lainnya.

2. Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari kata Yunani “Mathein” atau

“Mathenein”, yang artinya mempelajari. Menurut Nasution (dalam

Rosma Hartiny, 2010:11), Matematika erat hubungannya dengan kata Sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian atau intelegensia.

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Rosma Hartiny 2010:11) Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran. Selanjutnya menyatakan bahwa ide menusia tentang Matematika

(37)

21

Dari segi bahasa, Matematika ialah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Uraian ini

menujukkan bahwa Matematika berkenaan dengan struktur dan hubungan yang berdasarkan konsep-konsep yang abstrak sehingga

diperlukan simbol-simbol untuk menyampaikannya.

Jadi Matematika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan perhitungan yang menggunakan simbol seperti : tambah, kurang,

kali, dan bagi. Dan Matematika ini juga selalu ada dalam kehidupan sehari-hari.

b. Ruang Lingkup Matematika SD/MI

Matematika di sekolah dasar sebagai sekolah awal siswa, diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini sebagai dasar

serta pengembangan kemampuan berpikir sistematis, kritis, analitis, logis, dan kreatif serta menumbuhkan kemampuan bekerja sama. Selain

itu diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk mengelola, memperoleh, serta memanfaatkan informasi untuk dapat bertahan dan mengembangkan dinamika kehidupan yang kompetitif untuk semua

bidang. Depdikbud (dalam Admin, 2012) belajar matematika tidak terlepas dari ciri matematika itu sendiri, yaitu (1) memiliki objek

kejadian yang abstrak dan (2) berpola pikir deduktif dan konsisten. Disamping itu matematika juga mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta

(38)

22

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar matematika di SD lebih menekankan aspek: (1) bilangan, (2) geometri

dan pengukuran, (3) pengolahan data. Ketiga aspek tersebut kemudian dijabarkan lagi menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

diterjemahkan dan diaplikasikan menjadi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). BSNP (dalam Admin, 2012) bahwa mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi

aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data.

Depdiknas (dalam Arinil, 2011) bahwa Standar Kompetensi

Lulusan SD pada mata pelajaran matematika yaitu, memahami konsep bilangan pecahan, perbandingan dalam pemecahan masalah, serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian

tersebut dapat dikatakan bahwa pemahaman guru tentang hakekat pembelajaran matematika di SD dapat merancang pelaksanaan proses

pembelajaran dengan baik yang sesuai dengan perkembanagan kognitif siswa, penggunaan strategi media, dan pendekatan yang sesuai pula. Sehingga guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

serta terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang efektif. (http://digilib.unila.ac.id/602/3/BAB%20II.pdf).

c. Tujuan belajar Matematika

Menurut Mulyani Sumantri (dalam Rosma Hartiny, 2010:12) dalam pembelajaran Matematika memiliki tujuan yaitu agar peserta didik

(39)

23

dalam Matematika, memahami konsep Matematika terhadap keterkaitan antar konsep dan pengaplikasiannya, dapat memecahkan masalah yang

meliputi model Matematika, dapat mengkomunikasikan gagasan meliputi (simbol, tabel, diagram dan lainnya), serta memiliki sikap menghargai

kegunaan Matematika.

Selain itu, Matematika juga bertujuan untuk : (1) menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung sebagai latihan dalam

kehidupan sehari-hari, (2) menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, (3) mengembangkan

kemampuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, (4) membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Depdikbud dalam Admin 2012).

Jadi berdasarkan uraian diatas tujuan Matematika adalah agar siswa dapat menyelesaikan masalah, membuktikan, merancang, serta

percaya diri dalam memecahkan masalah dan juga meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku kehidupan sehari-hari.

3. Bangun Datar

a. Pengertian bangun datar

Bangun datar merupakan bentuk-bentuk geometri berdimensi dua,

(40)

24

sembarang), laying-layang, belah ketupat, jajar genjang, trapesium, dan lingkaran.

b. Jenis dan sifat bangun datar

Berikut jenis dan sifat bangun datar (Sumanto, dkk, 2008:162) dan

(Firmanawaty, 2003:61-72) 1). Persegi

Persegi yaitu bangun datar yang dibentuk oleh empat buah sisi

yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut siku-siku.

Gambar 2.1 Persegi Sifat-sifatnya :

a). Semua sisinya sama panjang.

b). Semua sudutnya siku-siku dengan total sudut dalamnya adalah

360°.

c). Memiliki diagonal yang sama panjang dan saling tegak lurus membentuk sudut 90°.

d). Memiiki empat sisi.

(41)

25

2). Persegi Panjang

Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang

dibentuk oleh dua pasang rusuk/sisi yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah

sudut siku-siku.

Gambar 2.2 Persegi panjang Sifat-sifatnya :

a). Mempunyai 4 sisi, sisi yang berhadapan sama panjang.

b). Memiiki 4 sudut yang semuanya merupakan sudut siku-siku. c). memiliki 2 simetri lipat, 2 simetri putar.

d). memiliki 2 diagonal yang sama panjang dan berpotongan di satu titik.

3). Segitiga

Segitiga adalah bangun geometri yang dibentuk oleh tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut.

(42)

26

a). Segitiga sama kaki

Gambar 2.3 Segitiga sama kaki

Sifat-sifatnya :

(1). 2 sisi yang berhadapan sama panjang.

(2). Memiliki 1 simetri lipat.

(3). Memiliki 1 simetri putar ( 360° ). b). Segitiga sama sisi

Gambar 2.4 Segitiga sama sisi Sifat-sifatnya :

(1). Memiliki 3 sisi sama panjang.

(43)

27

c). Segitiga sembarang

Gambar 2.5 Segitiga sembarang Sifat-sifatnya :

(1). Tidak memilii simetri lipat.

(2). Memiliki 1 simetri putar ( 360° ).

(3). Memiliki 3 sisi yang panjangnya tidak sama.

4). Layang-layang

Layang-layang adalah bangun geometri berbentuk segiempat yang terbentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya berhipitan.

(44)

28

Sifat-sifatnya :

a). Memiliki 4 sisi dengan 2 pasang sisi yang sama panjang.

b). Memiliki 4 buah sudut.

c). Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.

d). Memiliki 2 diagonal berbeda dan tegak lurus. e). Memiliki 1 simetri lipat

f). Memiliki 1 simetri putar ( 360° ).

5). Jajar Genjang

Jajaran Genjang adalah bangun datar dua dimensi yang

dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki dua pasang sudut bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di

hadapannya.

Gambar 2.7 Jajar Genjang

Sifat-sifatnya :

a). Sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang

b). Dua sisi lainnya tidak saling tegak lurus.

c). Memiliki 4 sudut, 2 sudut berpasangan dan berhadapan.d. Sudut

(45)

29

e). Mempunyai 2 diagonal yang tidak sama panjang. f). Tidak Memiliki simetri lipat

g). Memiliki 1 simetri putar (360° ) 6). Belah Ketupat

Belah ketupat adalah bentuk istimewa dari jajaran genjang dengan sifat keempat sisinya sama panjang, kedua dagonalnya saling berpotongan tegak lurus, dan saling membagi dua sama panjang.

(Firmanawaty, 2003:61)

Gambar 2.8 Belah Ketupat Sifat-sifatnya :

a). Memiliki 4 titik sudut.

b). Sudut yang berhadapan besarnya sama. c). Sisinya tidak tegak lurus.

(46)

30

7). Trapesium

Trapesium merupakan segiempat yang hanya memiliki

sepasang sisi sejajar. Dan memiliki sifat tiap pasang sudut yang sisinya sejajar adalah 180°.

Jenis-jenis trapesium : a). Trapesium sama kaki

Gambar 2.9 Trapesium sama kaki

Sifat-sifatnya :

(1). Memiliki sepasang sisi (kaki) sama panjang

(2). Memiliki 2 sisi sejajar yang tidak sama panjang. (3). Memiliki 2 sudut yang sejajar yang besarnya sama.

(4). Memiliki 2 diagonal yang panjangnya sama. (5). Memiliki 1 simetri lipat.

(6). Memiliki 1 simetri putar (360° ). b). Trapesium siku-siku

(47)

31

Sifat-sifatnya :

(1). Sepasang sisi yang berhadapan yang panjangnya tidak sama.

(2). Memiliki 2 diagonal yang berbeda panjangnya. (3). Memiliki sudut siku-siku.

(4). Tidak memiliki simetri lipat . (5). Memiliki 1 simetri putar (360° ). c). Trapesium sembarang

Gambar 2.11 Trapesium sembarang Sifat-sifatnya :

(1). Memiliki 4 sudut yang besarnya tidak sama

(2). Sepasang sisi sejajar berhadapan, panjangnya tidak sama.

(3). Memiliki 2 diagonal yang panjangnya tidak sama. (4). Tidak memiliki simetri lipat.

(5). Memiliki 1 simetri putar (360° ).

8). Lingkaran

Lingkaran merupakan suatu kurva tertutup sederhana yang

(48)

32

(radius) dan garis tengah lingkaran disebut diameter.

Gambar 2.12 Lingkaran

Sifat-sifatnya :

a). Jumlah derajat lingkaran sebesar 360°. b). Lingkaran mempunyai 1 titik pusat.

c). Simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tidak terhingga.

4.Strategi Mind Mapping

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses

pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar,

pengelolaan sumber belajar dan penilaian, agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan (Suyono, 2014:20).

(49)

33

optimal bagi siswa termasuk bagaimana mengelola disiplin kelas dan organisasi pembelajaran.

Jadi strategi pembelajaran adalah cara meningkatkan pembelajaran siswa dengan rangkaian kegiatan terkait dengan

pengelolaan siswa serta pengelolaan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pengertian Mind Mapping

Menurut Michael Michalko, Cracking Creativity mind mapping

adalah alternative pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear.

Mind mapping menggapai kesegala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut. Mind mapping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping sering kita sebut dengan peta konsep

adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak

dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan, 2008:4).

Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Mind

mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah

akan “memetakan” pikiran-pikiran kita dan mind mapping ini sifatnya

sederhana.

Kita bisa bandingkan mind map dengan peta kota. Pusat mind

(50)

pikiran-34

pikiran utama dalam proses pemikiran kita, jalan-jalan sekunder mewakili pikiran-pikiran sekunder, dan seterusnya. Gambar-gambar atau

bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area-area yang menarik atau ide-ide yang menarik tertentu (Tony Buzan, 2008:4).

Mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan., memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran demikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat

informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional (Tony Buzan, 2008:4).

c. Manfaat Mind Mapping

Ditinjau dari segi waktu mind mapping juga dapat mengefisienkan waktu dalam mempelajari suatu informasi. Hal ini

utamanya disebabkan karena strategi ini dapat menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata

lain mind mapping mampu memangkas waktu menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh individu. Selain itu, manfaat mind mapping lainnya yaitu jika menggunakan mind mapping

maka materi akan lebih mudah dipahami dan diingat, tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan ditengah, mind mapping

(51)

35 d. Langkah-langkah Mind Mapping

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan saat melakukan mind

mapping yaitu: pertama, menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai siswa. Kedua, guru mengemukakan terlebih dahulu tentang

konsep yang akan dipelajari dan permasalahan yang akan dipecahkan.

Ketiga, guru bersama siswa mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan mind mapping. (Tony Buzan, 2008:6-7)

5. Media Kain Ajaib a. Pengertian Media

Media pembelajaran adalah sebagai pesan dari beberapa sumber saluran ke penerima pesan. Media pembelajaran meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang

terencana, tidak hanya media komunikasi elektronik namun juga bentuk sederhana, seperti slide, foto, benda buatan guru dan sebagainya.

Media pembelajaran diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1) bahan yang disajikan dapat dimengerti siswa, 2) metode lebih bervariasi, 3) menjadikan siswa lebih aktif, 4) pembelajaran lebih

menarik.

Media pembelajaran meliputi beberapa jenis, antara lain:

(52)

36

media informasi, komputer, internet; dan kelima, lingkungan. (Trianto,2009:234-235).

b. Kain Ajaib

Kain ajaib adalah termasuk media grafis , yang berfungi untuk

menyampaikan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol

tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus

grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan (Sukiman, 2012:86).

Kain ajaib ini berbentuk dua dimensi sama halnya gambar atau foto adalah media yang umum dipakai, dia merupakan bahasa yang

umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata (Sukiman, 2012:86).

Jadi secara khusus bisa dikatakan media grafis memiliki fungsi untuk : a) menarik perhatian, b) memperjelas ide atau gagasan yg

(53)

37 c. Kelebihan dan Kelemahan media Kain Ajaib

Setiap hal pasti ada kelebihan dan kekurangan. Sama halnya

dengan media kain ajaib ini tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media kain ajaib ini adalah sifatnya konkrit kain ini lebih

realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata, kain dapat mengatasi batasan ruang dan waktu karena tidak semua benda atau objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, media ini

mudah didapat serta digunakan. Kelemahan media kain ajaib, yaitu tidak semua pelajaran bisa menggunakan media kain ini. (Sukiman, 2012:87)

6. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi

adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk

menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan

berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang

hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi

(54)

38

maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal. Adapun KKM nasional atau idealnya adalah 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari

kriteria ketuntasan minimal di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.

Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di sekolah berhak untuk

mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang

tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik (Penetapan KKM, 2008:3)

(http://digilib.unila.ac.id/602/3/BAB%20II.pdf diunduh tanggal 10 april 2018)

b. Fungsi KKM

1). Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.

2). Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran.

3). Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. 4). Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik

(55)

39

5). Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.

(http://digilib.unila.ac.id/602/3/BAB%20II.pdf diunduh tanggal 10 april 2018)

c. Langkah-Langkah Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut :

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya

dukung, dan intake peserta didik dengan skema sebagai berikut:

Gambar 2.13 Langkah penetapan KKM

Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam

melakukan penilaian.

(56)

40

4. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik (Penetapan KKM, 2008:6).

(http://digilib.unila.ac.id/602/3/BAB%20II.pdf diunduh tanggal 10 april 2018).

B. Kajian Pustaka

1. Beberapa penelitian yang relevan adalah :

a. Penelitian yang dilakukan oleh Ulya Ni‟matul (2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Ulya Ni‟matul (2016) dengan

judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup menggunakan strategi mind mapping pada siswa kelas III MI Suruh Kab. Semarang tahun ajaran 2016/2017” penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup pada siswa kelas III MI Suruh 01 Kec. Suruh Kab. Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III MI Suruh 01 Kec. Suruh Kab. Semarang yang

terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada semester gasal pada tahun 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan

(57)

41

dilaksanakan di MI Suruh 01 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.

Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan strategi pembelajaran mind maps dapat menigkatkan hasil belajar mata pelajaran

IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada pra siklus sebanyak 3 siswa (15,7%), siklus I sebanyak 11 siswa (57,9%),

siklus ke II sebanyak 17 siswa (89,47%). Nilai rata-rata kelas pra siklus : 46,57, siklus I: 66,31, dan pada siklus II: 79,63.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Synthia Wulan Sari (2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Synthia Wulan Sari (2016)

dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi lingkungan melalui

teknik mind map pada siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan

Sususkan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017”. Pembelajaran

IPA di MI Tamrinul Ulum Jetis Gentan Sususkan Kabupaten Semarang memiliki hasil belajar yang rendah, dimana hal ini tidak lepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini berkaitan dengan

masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah : apakah teknik mind map dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

lingkungan pada siswa kelas III MI Tamrinul Ulum Tahun Pelajaran 2016/2017?

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang

(58)

42

tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, observasi,

dan dokumentas.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh data

sebagai berikut : Standar KKM mata pelajaran IPA adalah 67, sebelum menggunakan teknik mind map hanya 25% (4 siswa) yang tuntas, sedangkan 75% (12 siswa) belum memenuhi standar KKM. Setelah

menggunakan teknik mind map dalam pembelajaran IPA pada siklus Idiperoleh data 56,25% (9 siswa) tuntas dan 43% (7 siswa) tidak tuntas.

Setelah dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu 87,5% (14 siswa) tuntas, sedangkan 12,5% ( 2 siswa) tidak tuntas.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Wulan Vita Sari (2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Wulan Vita Sari (2016) dengan

judul “Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi

memahami peta lingkungan setempat melalui strategi mind mapping siswa kelas IV MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang tahun 2016”. Penelitian ini merupakan upaya dalam penerapan

strategi mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa IPS pada

siswa kelas IV MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2016. Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah penerapan strategi mind mapping dapat

(59)

43

permasalahan diatas peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten

Semarang tahun 2016 yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Temuan dari penelitian ini menunujukkan bahwa penerapan

strategi mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi memahami peta lingkungan setempat pada siswa kelas IV MI Tholabiyah

Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2016. Pada pra siklus sebesar 60,04 menjadi 62,67 pada siklus I dan menjadi 83,25 pada siklus ke II. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus

ke siklus I naik menjadi 12 anak atau 50% dan siklus ke II menjadi 22 anak sebesar 91%. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra silkus sampai

siklus ke II meningkat sebesar 85,81% atau sebanyak 14 anak. Mengacu pada hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada para guru atau calon guru untuk selalu meningkatkan inovasi pembelajaran dengan

menggunakan media, model dan strategi yang bervariasi.

(60)

44

a. Kajian pertama, menggunakan strategi mind mapping pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

b. Kajian kedua, menggunakan teknik mind mapping pada pembelajaran IPA materi lingkungan.

c. Kajian ketiga, menggunakan strategi mind mapping pada pembelajaran IPS materi memahami peta lingkungan.

Berdasarkan kajian-kajian tersebut, ketiga peneliti menggunakan

strategi mind mapping dalam pembelajaran, dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan dengan

didukung media lainnya untuk memperdalam materi.

Jadi dalam penelitian ini, penulis akan mencoba menggunakan strategi

mind mapping dalam pembelajaran Matematika. Karena sebelumya

berdasarkan beberapa kajian pustaka tersebut mind mapping ini belum digunakan dalam pembelajaran Matematika. Maka penulis akan

menemukan hal yang baru dengan cara menggunakan strategi mind mapping

dalam pembelajaran Matematika.

2. Kaitan strategi mind mapping dan media kain ajaib dengan pembelajaran Matematika

Kaitan antara strategi mind mapping dengan pembelajaran

Matematika adalah siswa dapat mengembangkan pikirannya. Apalagi dalam pembelajaran Matematika siswa harus mampu mengembangkan pikirannya, karena Matematika selalu berhubungan dengan apa yang ada

(61)

45

Sedangkan kaitan antara media kain ajaib dengan pembelajaran adalah kain juga dapat dijadikan media pembelajaran contohnya dalam

pembelajaran Matematika, dan kain itu dibuat seunik mungkin untuk menarik siswa agar mereka penasaran dengan apa yang akan dipelajari.

Kalau siswa sudah tertarik dengan media tersebut, siswa diharapkan akan memperhatikan dan guru akan mudah menyampaikan materi. Sehingga materi akan mudah dipahami siswa.

Jadi dengan menggunakan strategi dan media tersebut siswa akan lebih mudah mengingat materi yang diajarkan, selain itu siswa lebih aktif

dan kreatif dalam proses pembelajaran. Karena dengan adanya strategi

mind mapping dan media kain ajaib keduanya adalah cara yang saling mendukung dalam pembelajaran Matematika. Jadi pembelajaran

(62)

46 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung,

yang bertempat di desa Watuagung Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

a. Identitas Madrasah

1. Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Watuagung.

2. Alamat Sekolah : Desa Watuagung Kec. Tuntang Kab. Semarang. 3. Yayasan Penyelenggara : Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU

4. NSS/ NSM : 112332206087 5. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi B

6. Tahun Didirikan : 1966 7. Tahun Beroperasi : 1966 8. Status Tanah : Milik Desa

a)Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat / Akte. b)Luas Tanah : 2092 m2

9. Status Bangunan : Milik Yayasan 10. Luas Bangunan : 587 m2

(63)

47 b. Visi, Misi dan Tujuan MI

Visi :

Tercapai Prestasi, Beriman , Bertaqwa Dan Berakhlakul Karimah

Misi :

1. Menyelenggarakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) dalam rangka mewujudkan prestasi siswa. 2. Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga pendidik sebagai

prasyarat keberhasilan pendidikan.

3. Menumbuhkan simpati dan perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar anak.

4. Menyelenggarakan pendidikan agama guna terwujudnya siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

5. Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

6. Menanamkan budi pekerti (Akhlakul karimah) pada siswa demi terwujudnya budaya santun.

Tujuan :

1. Tercapainya prestasi siswa baik di bidang akademik maupun non akademik.

2. Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 7,5. 3. Mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa melalui layanan BK

dan ekstra kurikuler.

(64)

48

5. Membiasakan perilaku Islami baik di Sekolah maupun dalam kehidupan.

c. Kelebihan dan Kekurangan MI

1

. Kelebihan Sekolah

a). Didukung tenaga pengajar yang cukup.

b). Kelas cukup. c). Murid cukup

d). Letak Sekolah jauh dari jalan raya, sehingga KBM kondusif. e). Sudah mempunya tenaga kebersihan.

f). Sering mendapatkan prestasi baik guru maupun siswa walaupun

sampai tingkat kecamatan. 2. Kelemahan Sekolah

a). Ruang kelas terbatas, sehingga satu kelas diisi siswa yang cukup banyak, dan pembelajaran akhirnya tidak maksimal.

b). Alat peraga edukatif kurang mencukupi.

c). Tenaga administrasi terbatas.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Mei sampai awal Juni pada

(65)

49

Pra siklus dilakukan pada hari Senin pada tanggal 7 Mei 2018, Siklus I dilakukan pada hari Senin pada tanggal 21 Mei 2018, dan Sklus II

dilakukan pada hari Senin tanggal 4 Juni 2018.

Penelitian ini dilakukan di ruang kelas V, subjeknya seluruh siswa

kelas V MI Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Adapun secara rinci daftar kelas V

MI Ma‟arif Khoirulmunna Watuagung Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun

ajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Daftar nama kelas V

No Nama P/L

1. Riko Sekandi Putra L

2 Aini Sikha P

3 M. Ihsanudin L

4 Maulida Rizki. S P

5 Achmad Rifqi. M L

6 Amelia Khoirunnisa P

7 Ayub Sepina. M P

8 Galuh Dwi Yudanti P

9 Irfan Fahrurozi L

10 Mareta Salvadila P

Gambar

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian
Gambar 2.1 Persegi
Gambar 2.3 Segitiga sama kaki
Gambar 2.5 Segitiga sembarang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini ditujukan untuk menganalisa dan memperhitungkan kucukupan jumlah tenaga kerja di tiap stasiun kerja, berdasarkan pola data dengan melakukan peramalan, dan juga

Adapun teori yang digunakan yaitu teori tentang bahasa, fungsi bahasa, komponen bahasa, psikolingusitik yang menjelaskan tentang aspek neurologi bahasa, gangguan

Dokumen penjelasan dokumen lelang beser ta Addendum sudah di upload di SPSE M ahkamah Agung.go.id sebagai acuan Penyedia Bar ang/ Jasa (Peser ta Lelang) untuk

1 Pasien yang masuk dengan masalah gizi maupun tidak merupakan tanggung jawab

Siswa yang tergolong cepat, pada umumnya dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat dari yang diperkirakan.. Mereka dapat mudah menerima

Peraturan pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Nilai Inflasi Rata-Rata Tahun.... **) Diisi sesuai dengan ketersediaan data. Analisis terhadap indikator kinerja lainnya pada fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi

[r]