• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar Pada Siswa Kelas I Mi Al Ma’arif Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar Pada Siswa Kelas I Mi Al Ma’arif Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN

GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL

MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU

KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

ULYA DEFI SAPUTRI NIM. 11514093

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI

BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN

GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL

MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU

KAB. SEMARANG

TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :

ULYA DEFI SAPUTRI NIM. 11514093

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Telepon (0298) 6031364 Salatiga 50710 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.idEmail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Ulya Defi Saputri

NIM : 11514093

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul Skripsi :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2017/2018

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian akan menjadi perhatian.

Salatiga, Juli 2018 Pembimbing,

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Telepon (0298) 6031364 Salatiga 50710 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.idEmail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2017/2018

Disusun oleh: Ulya Defi Saputri

NIM: 115-14-093

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegu ruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Pada tanggal 02 Oktober 2018 dan telah dinyatakan memenuhu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Sekertaris Penguji : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd.

Penguji II : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I

Salatiga, 02 Oktober 2018 Dekan

FTIK IAIN Salatiga,

Suwardi, M.Pd.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ulya Defi Saputri

NIM : 11514093

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan hasil karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository

IAIN Salatiga.

Salatiga, 06 Juli 2018

Penulis,

Ulya Defi Saputri

(7)

vii MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan itu ada kemudahan”.

(QS. Al-Insyirah: 5-6)

Sukses tidak datang dari apa yang diberikan oleh orang lain, tapi datang dari

keyakinan dan kerja keras kita sendiri.

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.

Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan

boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

(QS. Al-Baqarah: 216)

“Allah menganugerahkan Al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-NYA. Dan

barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia

yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran”.

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak Yoyok Sudiyo dan Ibu Sugiyarti, orang tua terbaik yang selalu memberikan do‟a dan kepercayaan. Orang tua tercinta yang selalu menjadi

motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendo‟akan dan

menyayangiku. Terimakasih atas semua pengorbanan dan kesabaran

mengantarku sampai kini.

2. Kakak ku yang kusayangi Mitha Virnawati.

3. Keluarga besarku yang telah mendukungku.

4. Thersian Pudyanata yang senantiasa memberikan saran dan motivasi

konstruktif.

5. Sahabat seperjuangan (Lhaila Yulif Arafah, Asri Ristiyani, dan Desya Ayu

Wulandari).

6. Teman-teman satu PPL (Lhaila, Aniq, Mutmainah, Zulfa, Surya, Gustian, Erin, Endang, dan Sa‟adah).

7. Teman-teman seperjuangan KKN di Desa Tegalsari (Ulfa, Farah, Ayuk,

Umi, Mbak Anis, Roziqin, Wahid, Wazir).

8. Teman-teman PGMI angakat 2014, terimakasih atas kebersamaan,

persahabatan, dan kekompakannya.

(9)

ix

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim ...

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah, serta karunia-NYA. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Materi Geometri Bangun Datar Melalui Media Grafis Pauntar pada siswa kelas I MI Al Ma‟arif Rowobono Kecamatan Banyubiru Kabupaten semarang Tahun

ajaran 2017/2018”. Penulisan skripsi ini, ditujukan untuk memenuhi tugas akhir

perkuliahan dan juga guna untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak semudah dengan yang ada dalam

pikiran. Karena penulis masih menemui kesulitan dalam berbagai hal. Tanpa bantuan dan dukungan derta do‟a dari berbagai pihak yang bersangkutan, penulis

tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Sehingga, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak suwardi, M.pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan

saran yang membangun bagi penulis.

4. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.

5. Bapak ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan juga staf

(10)

x

6. Kepala Madrasah MI Al Ma;arif Rowoboni Banyubiru Bapak Arifudin

Hirawan, S.Pd.I yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Ibu Ani Ristiyani, S.Pd, selaku guru kelas 1 MI Al Ma‟arif Rowoboni

Banyubiru, yang bersedia menjadi pendamping selama penelitian

berlangsung.

8. Siswa kelas I MI Al Ma‟arif Rowoboni Banyubiru yang juga bersedia

membantu berlangsungnya proses pelaksanaan penelitian.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebut satu persatu.

Atas semua bantuan dan dukungan tersebut, semoga amal kebaikannya

mendapatkan balasan yang lebih baik dan indah dari Allah SWT baik didunia

maupun diakhirat nanti, Amin.

Menyadari kekurangan dalam skripsi ini, baik bentuk, isi maupun uraiannya.

Dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Banyubiru, 30 Mei 2018

(11)

xi

ABSTRAK

Saputri, Ulya Defi. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar

Melalui Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar Pada Siswa Kelas I Mi Al Ma’arif Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen

Pebimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika dan Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran

matematika melalui media grafis papan gantung bangun datar pada siswa kelas I MI Al

Ma‟arif Rowoboni. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah dengan memalui media grafis papan gantung bangun datar dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar pada siswa kelas I MI

Al Ma‟arif Rowoboni ?

Untuk menjawab dan mengemukakan pernyataan dari pertanyaan tersebut,

peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yang

setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MI Al Ma‟arif Rowoboni tahun

ajaran 2017/2018 yang berjumlah 15 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa

perempuan. Dalam penelitian ini menggunakan media grafis papan gantung bangun

datar dan metode pengumpulan data terdiri dari observasi, dokumentasi, dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan media grafis papan gantung

bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

materi geometri bangun datar melalui hasil tes tertulis dan juga lembar pengamatan

selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari hasil

pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata 74,6 atau 73,3% dengan 11

siswa yang tuntas dan 4 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II nilai rata-rata 90,4 atau

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

(13)

xiii

G. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Hakikat Belajar a. Definisi Belajar ...19

b. Definisi Hasil Belajar ...23

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...25

2. Matematika a. Definisi Matematika ...27

b. Ciri-ciri Matematika ...29

c. Tujuan Matematika ...32

d. Ruang Lingkup Matematika ...32

e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas I SD/MI struktur kurikulum 2013 ...34

3. Bangun Datar a. Definisi Bangun Datar ...37

b. Bentuk-bentuk Bangun Datar ...38

c. Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar ...41

4. Kaitan Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar dengan Pembelajaran Matematika ...43

5. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ...45

(14)

xiv BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ...51

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...56

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Penelitian Pra-Siklus ...70

2. Deskripsi Penelitian Siklus I ...72

3. Deskripsi Penelitian Siklus II ...78

B. Pembahasan 1. Hasil Sebelum PTK ...82

2. Hasil Penelitian Siklus I ...83

3. Hasil Penelitian Siklus II ...84

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...88

B. Saran ...88

DAFTAR PUSTAKA ...91

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...92

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam % ...17

Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Ma‟arif Rowoboni ...52

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Al Ma‟arif Rowoboni ...54

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas I MI Al Ma‟arif Rowoboni ...55

Tabel 3.4 Jadwal pelaksanakan Penelitian ...56

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa ...71

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ...73

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ...74

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ...75

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ...78

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ...79

Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa suklus II ...80

Tabel 4.8 Jumlah Siswa Tuntas dan dan Belum Tuntas Ulangan Harian ...83

Tabel 4.9 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus I ...84

Tabel 4.10 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus II ...85

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Ari Kunto dkk ...13

Gambar 2.1 Segitiga Sembarang ...38

Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki ...38

Gambar 2.3 Segitiga Sama Sisi ...38

Gambar 2.4 Segitiga Siku-siku ...38

Gambar 2.5 Hanger ...38

Gambar 2.6 Penggaris ...38

Gambar 2.7 Rambu Lalu lintas ...38

Gambar 2.8 Persegi Panjang ...39

Gambar 2.9 Persegi ...39

Gambar 2.10 Layang-layang ...39

Gambar 2.11 Trapesium ...39

Gambar 2.12 Jajar Genjang ...39

Gambar 2.13 Uang Kertas ...39

Gambar 2.14 Rambu Lalu Lintas ...39

Gambar 2.15 Lukisan ...40

Gambar 2.16 Lingkaran ...40

Gambar 2.17 Jam dinding ...40

Gambar 2.18 Bola Basket ...40

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kompetensi Dasar , Materi Pokok, dan Pembelajaran Kelas I ....93

Lampiran 2 Silabus Kurikulum 2013 ...99

Lampiran 3 Materi Pelajaran ... 116

Lampiran 4 RPP Siklus I ... 118

Lampiran 5 RPP Siklus II ... 126

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 132

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 134

Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 136

Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 138

Lampiran 10 Soal Tes Formatif Siklus I ... 140

Lampiran 11 Soal Tes Formatif Siklus II ... 141

Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 143

Lampiran 13 Lembar Konsultasi Skripsi ... 146

Lampiran 14 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 148

Lampiran 15 Surat Pebimbing Skripsi ... 149

Lampiran 16 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 150

Lampiran 17 Nilai SKK Penelitian ... 151

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan

yang cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh perubahan tatanan kehidupan yang

terjadi didalam negeri maupun diluar negeri. Tentunya perubahan tersebut

juga dialami oleh negara lain, seperti perubahan sitem pendidikan, ekonomi,

sosial, politik serta budaya. Oleh karena itu masyarakat Indonesia perlu

mempersiapkan diri agar tidak tertinggal oleh negara-negara lain. Salah

satunya dengan memperbaiki sistem pendidikan saat ini yang dimulai pada

jenjang anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi.

Pentingnya pendidikan bukan satu hal yang diragukan lagi diseluruh

dunia khususnya di Indonesia. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur‟an surah Al-Mujadilah Ayat 11.

Allah SWT berfirman:

ْمُكـَل ُهّٰللا ِحَسْفَـي اْوُحَسْفاَف ِسِلٰجَمْلا ىِف اْوُحَّسَفَـت ْمُكـَل َلْيِق اَذِا اْٰۤوُـنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّـيَاٰٰۤي

ۚ

اْوُزُشْنا َلْيِق اَذِاَو

ُكْنِم اْوُـنَمٰا َنْيِذَّلا ُهّٰللا ِعَفْرَـي اْوُزُشْناَف

ْم

ۚ

ٍتٰجَرَد َمْلِعْلا اوُتْوُا َنْيِذَّلاَو

ۚ

رْـيِبَخ َنْوُلَمْعَـت اَمِب ُهّٰللاَو

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah

kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

(19)

2

berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan

Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."

Dari ayat diatas menjelaskan bahwa orang yang berpengetahuan akan

Allah angkat derajatnya. Oleh karena itu, dengan melalui pendidikanlah orang

dapat menambah dan mengenbangkan pengetahuan, serta dapat

mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki.

Menurut Undang-Undang RI N0. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dalam

masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan juga merupakan investasi jangka

panjang yang membutuhkan usaha dan kerja keras demi tercapainya mutu

pendidikan yang lebih baik. Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses

pembelajaran diselenggarakan secara efektif, artinya pembelajaran dapat

berlangsung secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran mempunyai makna yang cukup luas, dimana

didalamnya tercipta korelasi antara guru dan murid dalam melaksanakan

tugasnya masing-masing, yaitu murid sebagai orang yang melakukan proses

pembelajaran, sedangkan guru orang yang bertugas sebagai mediator dan

(20)

3

Dalam kehidupan sehari-hari banyak ilmu yang berhubungan dengan

proses pembelajaran, salah satunya adalah ilmu matematika. Ilmu matematika

banyak digunakan dalam berbagai bidang diantaranya dalam bidang teknik,

ekonomi, ilmu soaial, serta matematika dari ilmu pengetahuan alam itu

sendiri. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki

peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memberikan

kontribusi yang sangat besar, mulai dari yang sederhana sampai yang

kompleks, mulai dari yang abstrak sampai yang konkrit untuk pemecahan

masalah dalam segala bidang. Matematika salah satu mata pelajaran yang

telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar (SD) sampai kejenjang

yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi). Namun kita juga tidak dapat

mengingkari kenyataan bahwa sampai sekarang masih banyak orang yang

mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Mereka menganggap

bahwa matematika adalah momok yang menakutkan bagi mereka dan sebuah

pelajaran yang sulit, sehingga menjadikan siswa tidak bersemangat

menghadapi pelajaran Matematika.

Matematika sendiri pada dasarnya memiliki objek yang abstrak.

Menurut Soejadi dalam Muhsetyo (2008 : 1.2) bahwa keabstrakkan

matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan

prinsip. Sedangkan menurut Pieget, siswa sekolah dasar yang umumnya

berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun, berada pada fase

operasional konkret. Pada fase ini umumnya siswa masih terikat dengan

(21)

4

disiplin ilmu yang bersifat khas dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain.

Dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak

yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya bersifat deduktif. Hal yang

demikian tentu akan membawa akibat pada terjadinya proses pembelajaran

matematika.

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga

peserta didik memperoleh pengetahuan tentang matematika yang dipelajari,

cerdas, terampil, mampu memahami dengan baik bahan yang diajarkan.

Dalam pembelajaran matematika, keberhasilan suatu pengajaran dipengaruhi

oleh faktor penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan

perkembangan dan kemampuan siswa, sehingga tercapai tujuan pengajaran

secara optimal.

Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya materi

pembelajaran oleh siswa. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran

adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil dan kondusif biasanya diukur

dengan tingkat pemahaman materi pembelajaran melalui nilai tes dan

partisipasi siswa selama proses pembelajaran.

Menurut Sudono Anggani (2000 : 44) , agar tujuan pembelajaran

tercapai dan terciptanya proses belajar mengajar yang tidak membosankan,

guru dapat menggunakan media pembelajaran secara tepat. Digunakannya

(22)

konsep-5

konsep matematika yang abstrak menjadi lebih konkrit, sehingga siswa dapat

memahami yang disajikan guru. Untuk itu, maka penggunaan media dalam

proses pembelajaran sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pembelajaran

secara optimal.

Dengan penggunaan media siswa akan lebih mudah memahami konsep

yang dipelajari, karena pembelajarannya melibatkan aktifitas fisik dan mental

dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga yang sejalan dengan

karakteristik siswa sekolah dasar yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan

tertarik untuk mengeksplorasi situasi disekitar mereka dengan perasaan

senang dan gembira.

Untuk siswa pada jenjang tingkat dasar yaitu SD yang berumur antara

7-12 tahun pada dasarnya perkembangan intelektualnya termasuk dalam

tahap operasional konkret, sebab berpikir logikanya didasarkan atas

manipulasi fisik dari obyek-obyek.dengan kata lain, penggunaan media dalam

pembelajaran matematika di SD sangat diperlukan, karena sesuai dengan

tahap berpikir anak. Dengan menggunakan media/alat peraga yang tepat,

maka anak akan lebih menghayati matematika secara nyata berdasarkan fakta

yang jelas dan dapat dilihatnya. Sehingga siswa lebih mudah memahami

materi yang diajarkan.

Akan tetapi melihat kenyataan bahwa masih ada guru yang saat

mengajar jarang menggunakan media konkrit ataupun alat peraga. Hal itu

dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan untuk pembuatan media,

(23)

6

tanpa menggunakan media apapun akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Kegiatan pembelajaran yang kurang disukai siswa akan membuat siswa malas

belajar sehingga hasil belajarnya rendah bahkan menurun dari sebelumnya. Hal ini juga terjadi di MI AL Ma‟arif Rowoboni, khususnya dikelas I.

Dari hasil observasi pada tanggal 03 Mei 2018 menunjukkan bahwa

pada kegiatan pembelajaran mapel matematika dikelas I MI AL Ma‟arif

Rowoboni masih jarang menggunakan media pembelajaran, hal itu juga diungkapkan oleh wali kelas sekaligus guru kelas 1 di MI AL Ma‟arif

Rowoboni yaitu Ibu Ani Ristiyani, S.Pd. Dan rata-rata nilai siswa pada

pelajaran matematika masih rendah dari standar nilai yang ditentukan

sekolah. Nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika masih

rendah dibanding dengan mata pelajaran lain pada semester I yaitu :

Matematika 47.6; IPA 78,93; Bahasa Indonesia 62; PPKN 75,5; IPS 77,87.

Dari hasil wawancara guru kelas I, KKM untuk mapel matematika

adalah 67. Dari jumlah 15 siswa, masih ada 13 siswa yang nilainya belum

mencapai kkm (belum tuntas), sedangkan yang sudah mencapai kkm

sejumlah 2 siswa.

Memahami persoalan yang berkembang yang berkaitan dengan media

pembelajaran materi bangun datar dan hasil belajar siswa dapat diselesaiakan melalui judul “ Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun

(24)

7 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahn tersebut, maka rumusan masalah peneliti ini adalah “ apakah penggunaan media grafis papan gantung

bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi bangun datar pada siswa kelas I MI AL Ma‟arif Rowoboni

tahun pelajaran 2017/2018 ?”

C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut : “Penggunaan media grafis papan gantung bangun datar dapat meningkatan

hasil belajar Matematika pada materi bangun datar serta dapat meningkatkan pencapaian KKM siswa kelas I MI AL Ma‟arif Rowoboni tahun pelajaran

2017/2018.”

Peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada siklus tindakan

terakhir sebagai berikut :

1. Siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa matematika materi

bangun datar melalui media grafis ppan gantung bangun datar.

2. Meningkatkan ketuntasan belajar matematika dengan adanya pencapaian

target KKM individu ≥ 67 dan persentase ketuntasan belajar klasikal ≥

85%, materi bangun datar melalui media grafis papan gantung bangun

datar.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media grafis

(25)

8

materi bangun datar pada siswa kelas I MI AL Ma‟arif Rowoboni tahun

pelajaran 2017/2018.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini, dapat memberikan informasi pada setiap

pembaca baik dari berbagai pihak ataupun dalam dunia pendidikan yang

menyatakan bahwa hasil belajar matematika materi bangun datar dapat

dilakukan dengan menggunakan media grafis papan gantung bangun datar.

2. Manfaat praktis

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi guru :

1) Memudahkan guru untuk mengajarkan dan menerangkan pelajaran

Matematika.

2) Memudahkan guru menjelaskan materi bangun datar yang membuat

siswa lebih memperhatikan dan menyenangkan.

b. Bagi siswa:

1) Siswa tidak cepat jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang

sedang berlangsung, karena media grafis papan gantung bangun

datar yang digunakan oleh guru.

2) Membuat siswa cepat tanggap dan mudah mengingat pelajaran

Matematika.

(26)

9

4) Siswa menjadi merasa nyaman dan senang dalam proses

pembelajaran.

c. Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi guru disekolah dengan digunakannya media

grafis papan gantung bangun datar dalam mengajarkan matematika

materi mengenal bangun datar sederhana.

d. Bagi peneliti lain :

Dapat mencontoh penelitian dan kebijakan dalam peneliti ini.

e. Bagi pengambil kebijakan lain :

Dapat menetapkan media tersebut untuk digunakan sebagai acuan

pembelajaran.

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang ingin dilakukan oleh peneliti berupa

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dalam istilah bahasa Inggris

adalah Classroom Action Research (CAR), yang berarti kegiatan

penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Suharsimi dalam Sukajati

(2008: 7) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian,

tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek

dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal,

serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan

(27)

10

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang

sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi

diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar.

Jadi PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk

memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran

dikelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan

persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru (Sukajati,

2008: 8).

2. Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Rowoganjar, yang

beralamat di JL. Teratai Indah N0.03 Rowoganjar Rowoboni

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Kode Pos 50664.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester 2 tahun ajaran

2017/2018.

c. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas I MI Ma‟arif Rowoboni Banyubiru tahun pelajaran 2017/2018 dengan

jumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa

(28)

11 3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam 2 siklus. Dari

masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap awal dan persiapan dalam

melakukan PTK. Tujuan yang ingin dicapai dalam penalitian ini

adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi bangun

datar dengan menggunakan media grafis papan gantung bangun datar

agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan guru. Untuk

pencapaian tujuan tersebut, dilakukan perencanaan untuk mengurangi

masalah yang ada. Menurut Kunandar (2011 : 129) perencanaan

dalam PTK antara lain:

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar

yang akan disampaikan kepada siswa;

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

3) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK;

4) Membuat lembar kerja siswa;

5) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK;

6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Dalam tahap ini, berisi pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

(29)

12

yang dilakuakan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam

pelaksanaannya, guru akan menerapkan pembelajaran menggunakan

media grafis papan gantung bangun datar, kemudian dilakukan tanya

jawab menggunakan media tersebut.

c. Pengamatan

Pada tahap pengamatan, yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap

ini adalah mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Baik

itu dari cara mengajar guru sampai tingkah laku yang diperlihatkan

siswa tentang keaktifan, keseriusan, kenyamanan dalam proses belajar

mengajar. Dalam tahap ini peneliti juga dapat mengetahui sejauh

mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Dalam tahap ini semua yang diperoleh dari hasil observasi

dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dan evaluasi untuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan

yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan observasi tersebut, guru

dapat melakukan evaluasi diri atau refleksi tentang kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam kegiatan evaluasi, guru dan

peneliti juga harus mengakui apa saja yang harus diperbaiki ataupun

tidak. Sehingga dapat dijadikan landasan untuk melakukan tindakan

(30)

13

Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan tersebut digambarkan dalam

model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut.

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian

(Arikunto, dkk, 2014:16)

4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode sebagai

berikut.

a. Observasi

Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

(31)

14

untuk mengamati guru dana siswa selama proses pembelajaran

berlangsung untuk mengetahui pengaruh dari media grafis papan

gantung bangun datar terhadap hasil belajar siswa serta kelebihan dan

kekurangan media grafis papan gantung bangun datar tersebut. Pada

tahap ini, peneliti mencatat semua hal yang diperlukan dan yang

terjadi selama pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang

lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara adalah

tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan

tanya jawab langsung dengan narasumber. Menurut Deni Damayanti

(2016:73) wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu wawancara

terstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan jenis wawancara tidak berstruktur, karena tidak

menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan

spesifik, namun hanya memuat poin penting dari masalah yang ingin

digali.

c. Dokumentasi

Deni Damayanti mengatakan (2016: 74-75) bahwa data dalam

penelitian kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human

resource, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan

dari manusia (non-human resources), diantaranya foto. Dengan

(32)

15

tertentu, sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang

berlaku saat itu. Misalnya menggambarkan situasi saat proses

pembelajaran berlangsung.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dugunakan untuk

mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

Instrumen biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau

mengamati responden sehingga diperoleh data yang dibutuhkan

(Andriani: dkk, 2014: 5-6). Instrumen penelitian ini menggunakan :

a. Lembar observasi;

b. Silabus;

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

d. Soal evaluasi;

e. Materi.

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan sesuai dengan hasil refleksi setiap siklusnya

berdasarkan hasil pengamatan atau observasi dan catatan-catatan atau data

yang diperoleh dari observasi tersebut. Analisis data dilakukan peneliti

bersama dengan kolabolator untuk menentukan program atau rencana pada

siklus selanjutnya untuk mengetahui apakah tindakan kelas ini sudah

mencapai tujuannya. Data yang dianalisis adalah hasil belajar siswa,

(33)

16

kuantitatif yang disajikan dalam bentuk persentase. Data yang dihitung

adalah hasil rata-rata kelas dan juga ketuntasan belajar siswa.

1. Penilaian Tugas dan Tes

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi

dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.

Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

X = nilai rata-rata

∑X = jumlah semua nilai siswa

N = jumlah siswa

2. Penilaian Untuk Ketuntasan Belajar

Analisis ini dilakukan pada saat tahap refleksi. Hasil analisis digunakan

sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam

(34)

17

Berikut ini dipaparkan tabel tentang kriteria tingkat keberhasilan

belajar siswa menurtut Zainal Aqib (2008: 41).

Tabel 1.1

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

>80%

60-79%

40-59%

20-39%

<20%

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

G. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini terdapat beberapa bab yang saling berkaitan, yang

dapat diuraikan sebagai berikut:

Bab I : merupakan bab pendahuluan yang menguraikan gambaran singkat

dari penelitian ini, bab I terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, metode penelitian

(rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, metode

pengumpulan data, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data),

dan sistematika penulisan.

Bab II : bab ini merupakan bab tentang landasan teori yang berisi kajian

teori dan kajian pustaka. Pada kajian teori akan diuraikan mengenai hasil

(35)

18

Matematika (definisi matematika, ciri-ciri matematika, tujuan matematika,

dan ruang lingkup matematika), bangun datar (pengertian bangun datar,

bentuk-bentuk bangun datar), media grafis papan gantung bangun datar

(definisi media grafis papan gantung bangun datar), dan kaitan media grafis

papan gantung bangun datar dengan pembelajaran matematika. Sedangkan

pada kajian pustaka memuat tentang hasil penelitian terdahulu yang relevan.

Bab III : bab ini merupakan bab tentang pelaksanaan penelitian. Pada

bab ini akan diuraikan mengenai subjek penelitian, dan deskripsi pelaksanaan

per siklus.

Bab IV : bab ini merupakan bab tentang hasil penelitian dan pembahasan.

Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi hasil penelitian tiap siklus (pra

siklus dan siklus berikutnya) dan pembahasan (hasil sebelum PTK dan hasil

penelitian per siklus).

Bab V : bab ini merupakan bab tentang penutup yang berisi kesimpulan

(36)

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar a. Definisi Belajar

Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali

dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar, antara lain

dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

2. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to

read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow

direction”.

3. Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as result of practice”.

Dari ketiga definisi diatas, maka dapat diterangkan bahwa belajar

itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain

dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara

(37)

20

pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan mental dan

fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam

arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi

ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju

terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 2011: 22).

Selanjutnya ada yang mengartikan, bahwa belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya ( Slameto, 2011: 02).

Dari beberapa pendapat tersebut, maka makna belajar

merupakan sebuah usaha yang dilakukan seseorang untuk merubah

perilaku secara keseluruhan dan menambah informasi dari yang

sebelumnya belum diketahui menjadi mengetahui informasi tersebut.

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seorang individu

dengan disengaja yang menghasilkan suatu perubahan bersifat

permanen.

a) Jenis-jenis Belajar

Jenis-jenis belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1) Menurut Anisah Basleman dkk (2011: 130), jenis belajar ada

lima yaitu belajar informasi, belajar konsep, belajar

(38)

21

2) Menurut Slameto (2011: 5) adalah sebagai berikut: a) Belajar

bagian (part learning, fractioned learning); b) Belajar dengan

wawasan (learning by insight); c) Belajar diskriminatif

(discriminatif learning); d) Belajar global/ keseluruhan

(global whole leraning); e) Belajar insidental (incidental

learning); f) Belajar instrumental (instrumental leraning); g)

Belajar intensional (intentional learning); h) Belajar mental

(mental learning); i) Belajar laten (latent learning); j) Belajar

produktif (productive learning); k) Belajar verbal (verbal

learning).

3) Menurut Nasution dalam Maslikhah (2009: 17) jenis-jenis

belajar antara lain: a) belajar berdasarkan pengamatan

(sensory type of learning), b) belajar berdasarkan gerak

(motor type of learning), c) belajar berdasarkan hafalan

(memory of learning), d) belajar berdasarkan pemecahan

masalah (problem type learning), e) belajar berdasarkan

emosi (emotional type learning).

b) Prinsip Umum Belajar

Prinsip umum belajar menurut Sukmadinata dalam Suyono

(2014: 128-129) sebagai berikut:

1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

Belajar dan berkembang merupakan dua hal yang berbeda,

(39)

22

belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan

individu yang pesat.

2) Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan

prinsip pembelajaran sepanjang hayat (life long leraning).

3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan,

lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara

aktif.

4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu

belajar harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotor dan ketrampilan.

5) Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan

waktu.

6) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.

Berlangsung dalam situasi formal, informal, dan

non-formal.

7) Belajar yang terencana dan disengajamenuntut motivasi

yang tinggi.

8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana

sampai dengan yang amat kompleks.

9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan

dapat terjadi karena belum adanya penyesuaian individu

dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan,

(40)

23

10)Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan

bimbingan orang lain.

c) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni (Muhibbin Syah,

2010: 145):

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan,

kondisi jasmani, dan rohani siswa;

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi

lingkungan disekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni

jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode

yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran.

b. Definisi Hasil Belajar

Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya dalah hasil belajar,

jika cara dan motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil

belajarnyapun juga baik. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes yang diberikan oleh guru dan perubahan sikap serta cara

pandang dan cara berfikir siswa setelah mengalami proses belajar.

Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dari untuk

(41)

24

pemanfatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran (Abdul Majid, 2011: 244).

Adapun pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh Anni

dkk dalam Supardi (2013: 22), bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

belajar. Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan

yang spesifik. Karakteristik perubahan hasil belajar menurut Muhibbin

Syah (2010: 117) sebagai berikut:

1. Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat

pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan

disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini

mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya

perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan

adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan

pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu,

ketrampilan dan seterusnya.

2. Perubahan positif-aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif

dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan

harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut

senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu

(42)

25

sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan

sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha

siswa itu sendiri.

3. Perubahan efektif-fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat

efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut

membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.

Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional

dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila

dibutuhkan.

Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya

bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan

positif lainnya. Sebagai contoh, jika seorang siswa belajar

menulis, maka disamping akan mampu merangkaikan kata dan

kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh

kecakapan lainnya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan

bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut teori gestalt, belajar merupakan suatu proses

perkembangan. Artinya secara kodrati jiwa raga anak mengalami

perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang baik

yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari

(43)

26

mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal,

siswa sendiri dan dari lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti

kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,

dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan;

yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,

sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan

lingkungan.

Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh

Wasliman dalam Ahmad Susanto (2013: 12-14), hasil belajar dicapai

oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara

perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor Internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi

kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan,

minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan

belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: keluarga, sekolah, dan

(44)

27 2. Matematika

a. Definisi Matematika

Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat

pasti ternyata memiliki asal usul matematika tersendiri. Menurut Didi

Haryono (2014 : 6), istilah matematika berasal dari istilah Latin yaitu

Mathematica yang awalnya mengambil istilah Yunani yaitu

Mathematike yang berarti relacting to learning yang berkaitan dengan

hubungan pengetahuan. Kata Yunani tersebut mempunyai akar kata

Mathema yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu atau

pengetahuan (knowledge) yang ruang lingkupnya menyempit.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

bilangan.

Adapun definisi matematika menurut beberapa ahli sebagai

berikut:

a) Menurut Dienes, bahwa matematika merupakan ilmu kreatif, oleh

karena itu matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu

seni.

b) Menurut Sujono, ada beberapa pengertian matematika.

diantaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu

pengetahuan yanga eksak dan terorganisasi secara sistematik.

(45)

28

penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan

bilangan. bahkan dia mengartikan bahwa matematika sebagai

ilmu bantu dalam menginterprtasikan berbagai ide dan

kesimpulan.

c) Menurut Aristoteles, matematika dipandang sebagai salah satu

dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan menjadi ilmu

pengetahuan fisik, matematika, dan teologi.

d) Menurut Kitcher, matematika difokuskan pada komponen bahasa

(language), pernyataan (statements), pertanyaan (question),

alasan (reasonings), dan matematika itu sendiri (Abdul Halim

Fathani, 2009: 19-21).

Abdul Halim Fathani (2009: 23-24) secara umum mendefinisikan

matematika sebagai berikut:

a) Matematika sebagai struktur yang terorganisasi;

b) Matematika sebagai alat (tool);

c) Matematika sebagai pola pikir deduktif;

d) Matematika sebagai cara bernalar;

e) Matematika sebagai bahasa artifisial; dan

f) Matematika sebagai seni yang kreatif.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang

mempelajari tentang bilangan, angka, penalaran logis, dan lebih

(46)

29 b. Ciri-ciri Matematika

Menurut Newman dalam Abdul Halim Fathani (2009: 20), melihat

ada tiga ciri utama matematika, yaitu: 1) matematika disajikan dalam

pola yang lebih ketat, 2) matematika berkembang dan digunakan lebih

luas daripada ilmu-ilmu lain, dan 3) matematika lebih berkonsentrasi

pada konsep.

Terdapat beberapa ciri-ciri matematika secara umum disepakati

bersama (Abdul Halim Fathani, 2009: 59-71), diantaranya sebagai

berikut:

a) Memiliki objek kajian yang abstrak

Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak,

walaupun tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Sementara

beberapa matematikawan menganggap objek matematika itu “konkret” dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek

matematika secara lebih tepat sebagai objek mental atau pikiran.

Ada empat kajian matematika, yaitu fakta, operasi atau relasi,

konsep, dan prisip.

b) Bertumpu pada kesepakatan

Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan

kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan

istilah yang telah disepakati dalam matematika, maka

pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan

(47)

30 c) Berpola pikir deduktif

Dalam matematika, hanya diterimapola pikir yang bersifat

deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan

pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum

diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. Pola

pikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat

sederhana, tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang tidak

sederhana.

d) Konsisten dalam sistemnya

Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang

dibentuk. Ada sistem yang berkaitan, ada pula

sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan yang lainnya.

Sistem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat

dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam masing-masing

sistem berlaku konsistensi. Artinya, dalam setiap sistem tidak

boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus

menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlenih

dahulu.

e) Memiliki simbol yang kosong arti

Didalam matematika, banyak sekali simbol yang berupa huruf

latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya.

Simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika

(48)

31

persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu adapula

model matematika yang berupa gambar (pictoral) seperti

bangun-bangun geometrik, grafik, maupun diagram. Contoh model

matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x,y, dan z

berarti bilangan. Bilangan tersebut dapat berarti panjang, jumlah

barang, volume, nilai uang, dan lain-lain tergantung pada konteks

penerapan bilangan tersebut. Jadi secara umum, model atau

simbol matematika sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan

bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks

tertentu.

f) Memerhatikan semesta pembicaraan

Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol

matematika, bila kita akan menggunakannya maka harus

memperhatikan lingkup pembicaraannya, atau sering disebut

semesta pembicaraan. Misalnya bila kita berbicara mengenai

bilangan, maka simbol-simbol yang kita gunakan menunjukkan

bilangan-bilangan pula. Begitu pula bila kita berbicara tentang

transformasi geometris (seperti translasi, rotasi, dan lain-lain),

maka simbil-simbol matematika yang kita gunakan menunjukkan

suatu transformasi pula. Benar salahnya penyelesaian suatu soal

(49)

32 c. Tujuan Matematika

Dalam artikel pembelajaran matematika yang diakses dari

http://www.sekolahdasar.net/2011/07/pembelajaran-matematika-di-sekolah.html (Senin, 23 April 2018: 11.14 WIB ) tujuan pembelajaran

matematika pada umumnya adalah sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara

konsep dan mengaplikasikan dengan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memberi

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalm mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

dalam pemecahan masalah.

d. Ruang Lingkup Matematika

Ruang lingkup matematika untuk SD/MI adalah sebagai berikut

(50)

33 1) Bilangan, meliputi:

a) Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.

b) Menggunakan operai hitung bilangan dalam pemecahan

masalah.

c) Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam

pemecahan masalah.

d) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan

bilangan bulat dan pecahan serta menggunakan dalam

pemecahan masalah.

e) Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan, serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2) Pengukuran dan Geometri

a) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun

ruang, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

sehari-hari.

b) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

c) Melakukan pengukuran keliling, luas bangun datar dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

d) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun

ruang, menentukan kesimetrian bangun datar serta

(51)

34

e) Pengelolaan data meliputi: mengunpulkan, menyajikan, dan

menafsirkan data.

e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas I SD/MI struktur kurikulum 2013

Berikut ini kompetensi inti dan kompetensi dasar mata

pelajaran matematika kelas I kurikulum 2013 berdasarkan

permendikbud No. 67 tahun 2013:

a) Kompetensi Inti

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah

dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

b) Kompetensi Dasar

(52)

35

2.1Menunjukkan sikap cermat dan teliti, tertib dan mengikuti

aturan, peduli, disiplin waktu serta tidak mudah menyerah

dalam mengerjakan tugas.

2.2Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika

yang terbentuk melalui pengalaman belajar.

2.3 Memiliki sikap objektif dan menghargai pendapat dan

karya teman sebaya dalam diskusi kelompok maupun

aktivitas sehari-hari.

3.1 Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan

kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana.

3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan

benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau

tempat bermain.

3.3 Mengenal dan memprediksi pola-pola bilangan sederhana

menggunakan gambar-gambar/benda konkrit.

3.4 Menunjukkan pemahaman tentang besaran dengan

menghitung maju sampai 100 dan mundur dari 20.

3.5 Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan

benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau

tempat bermain.

3.6 Menemukan bangun yang membentuk pola pengubinan

(53)

36

3.7 Menentukan pola dari barisan bangun datar sederhana

menggunakan benda- benda yang ada di lingkungan

sekitar.

3.8 Mengenal panjang, luas, waktu, dan suhu.

3.9 Membandingkan dengan memperkirakan lama suatu

aktivitas berlangsung menggunakan istilah sehari-hari

(lebih lama, lebih singkat).

3.10 Membandingkan dengan memperkirakan berat suatu

benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih berat, lebih

ringan).

3.11 Membandingkan dengan memperkirakan panjang suatu

benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih panjang,

lebih pendek).

3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya

benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan

kelompok berdasarkan jumlah anggotanya.

4.1 Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai

hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan

asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban.

4.2 Menggunakan benda konkrit untuk menelusuri pecahan

dan jumlah uang .

4.3 Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri dan

(54)

37

penjumlahan dan pengurangan terkait dengan aktivitas

sehari-hari serta memeriksa kebenarannya.

4.4 Mendeskripsikan, mengembangkan, dan membuat pola

yang berulang.

4.5 Membentuk berbagai bangun datar dengan menggunakan

papan berpaku atau media lainnya.

4.6 Melakukan pengubinan dari bangun datar sederhana

tertentu.

4.7 Membentuk dan menggambar bangun baru dari

bangun-bangun datar atau pola bangun-bangun datar yang sudah ada.

4.8 Mengelompokkan teman sekelas berdasarkan tinggi

badannya.

4.9 Mengumpulkan dan mengelola data pokok kategorikal

dan menyajikannya dalam grafik konkrit dan piktograf

tanpa menggunakan urutan label pada sumbu horizontal.

4.10 Membaca dan mendeskripsikan data pokok yang

ditampilkan pada grafik konkrit dan piktograf.

3. Bangun Datar

a. Pengertian Bangun Datar

Bangun datar merupakan bentuk-bentuk geometri berdimensi dua,

terletak pada bidang datar, dan memiliki dua unsur, yaitu panjang dan

lebar (Firmanawaty, 2003 : 61). Bangun datar terdiri dari persegi,

(55)

38

segitiga sama kaki, dan segitiga sembarang), jajar genjang, trapesium

(trapesium sama kaki, trapesium siku-siku, dan trapesium sembarang),

layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. Adapun tiga bentuk

bangun datar yang terdiri dari segiempat, segitiga, dan lingkaran.

b. Bentuk-bentuk Bangun Datar 1) Segitiga

Segitiga merupakan bangun datar yang mempunyai 3 sisi. Yang

termasuk bangun segitiga meliputi:

Gambar 2.1 Segitiga Sembarang Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki

Gambar 2.3 Segitiga Sama Sisi Gambar 2.4 Segitiga Siku-siku

Contoh benda-benda berbentuk segitiga sebagai berikut:

Gambar 2.5 Hanger Gambar 2.6 Penggaris Gambar 2.7 rambu

Lalu lintas

(56)

39

Segi empat merupakan bangun datar yang mempunyai 4 sisi.

Yang termasuk bangun segi empat meliputi:

Gambar 2.8 Persegi Panjang Gambar 2.9 Persegi

Gambar 2.10 Layang-layang Gambar 2.11 Trapesium

Gambar 2.12 Jajar Genjang

Contoh benda-benda berbentuk segi empat sebagai berikut:

Gambar 2.13 Uang Kertas Gambar 2.14 Rambu Lalu

(57)

40

Gambar 2.15 Lukisan

3) Lingkaran

Lingkaran merupakan bangun datar yang hanya mempunyai satu

sisi saja. Sisi lingkaran disebut sisi lingkar atau melengkung.

Gambar 2.16 Lingkaran

Contoh benda-benda berbentuk lingkaran:

Gambar 2.17 Jam dinding Gambar 2.18 Bola Basket

(58)

41

4. Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar

Menurut Hujair AH Sanaky (2013: 81), Media grafis termasuk dalam

media visual, dimana berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber

pesan ke penerima pesan (guru ke siswa). Saluran yang digunakan

mengutamakan indera penglihatan atau dengan kata lain visual. Dengan

media grafis penyampaian pesan dapat berhasil dan lebih efisien, pesan

yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi yaitu

simbol-simbol visual.

Sebetulnya banyak sekali upaya untuk meningkatkan hasil

pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengatasinya dengan

menggunakan media grafis papan gantung bangun datar. media grafis

papan gantung bangun datar merupakan alat bantu model-model bangun

datar warna warni yang digantung, yang dibuat bertujuan untuk konkritisi

dari bentuk abstrak bangun datar. Dengan alat bantu model bangun datar

tersebut, siswa dapat menyerap materi pelajaran dari guru sesuai dengan

perkembangan daya nalarnya. media grafis papan gantung bangun datar

juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut uraiannya:

1. Kelebihan media grafis papan gantung bangun datar sebagai berikut:

a. media grafis papan gantung bangun datar sangat menarik

perhatian siswa dalam pembelajaran, karena terdapat

bentuk-bentuk bangun datar yang berwarna-warni.

b. media grafis papan gantung bangun datar mudah digunakan oleh

(59)

42

c. media grafis papan gantung bangun datar mudah dibuat sehingga

siapa saja bisa membuatnya.

d. media grafis papan gantung bangun datar ini, siswa menjadi

antusias dan dapat meningkatkan semangat belajar.

e. Dalam pralon terdapat gantungan yang fungsinya untuk

menggantungkan bangun datar atau yang lain, misalnya bangun

ruang. Sehingga media ini fleksibel bisa di pakai di kelas rendah

ataupun kelas atas.

f. Bahan-bahan dalam pembuatan media dapat menggunakan

barang bekas.

2. Kelemahan media grafis papan gantung bangun datar sebagai

berikut:

a. Jika media grafis papan gantung bangun datar kurang besar,

maka siswa yang ada di bangku belakang menjadi kurang

melihat media tersebut.

b. Media grafis papan gantung bangun datar akan mudah rusak

apabila tidak hati-hati dalam membawa, terutama bagian pralon

akan pecah.

Secara khusus, dapat dikatakan bahwa media grafis berfungsi

untuk: (a) menarik perhatian, (b) memperjelas sajian ide, (c)

mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat

dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan (Arief S.Sadiman,

Gambar

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian
Tabel 1.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam %
Gambar 2.1 Segitiga Sembarang        Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki
Gambar 2.8 Persegi Panjang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika dalam pembelajaran bangun datar persegi dan persegi panjang menggunakan media papan

Tujuan penelitian, untuk mengkaji dan mendeskripsikan peningkatan kedisiplinan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi bangun datar (persegi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan penguasaan rumus bangun datar dan bangun ruang pada peserta didik kelas VI MI Muhammadiyah

SKRIPSI dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan hasil belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar pada Peserta Didik Kelas III MI Bendiljati Wetan

Dari pengalaman mempraktekkan media papan berpaku pada materi pencerminan bangun datar di kelas IV, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Guru

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi bangun datar sederhana dan sifatnya dengan menggunakan strategi

together (NHT) dan media pembelajaran kartu kemudi pintar dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas V Semester II di MI

ii PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PARTICIPATORY LEARNING PADA MATERI KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR PTK Pembelajaran Matematika di