i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN
GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL
MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU
KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh :
ULYA DEFI SAPUTRI NIM. 11514093
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN
GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL
MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU
KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh :
ULYA DEFI SAPUTRI NIM. 11514093
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Telepon (0298) 6031364 Salatiga 50710 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.idEmail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Ulya Defi Saputri
NIM : 11514093
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Judul Skripsi :
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2017/2018
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian akan menjadi perhatian.
Salatiga, Juli 2018 Pembimbing,
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Telepon (0298) 6031364 Salatiga 50710 Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.idEmail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA GRAFIS PAPAN GANTUNG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS I MI AL MA’ARIF ROWOBONI KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2017/2018
Disusun oleh: Ulya Defi Saputri
NIM: 115-14-093
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegu ruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Pada tanggal 02 Oktober 2018 dan telah dinyatakan memenuhu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Sekertaris Penguji : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Penguji I : Jaka Siswanta, M.Pd.
Penguji II : Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I
Salatiga, 02 Oktober 2018 Dekan
FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M.Pd.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ulya Defi Saputri
NIM : 11514093
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan hasil karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository
IAIN Salatiga.
Salatiga, 06 Juli 2018
Penulis,
Ulya Defi Saputri
vii MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan”.
(QS. Al-Insyirah: 5-6)
Sukses tidak datang dari apa yang diberikan oleh orang lain, tapi datang dari
keyakinan dan kerja keras kita sendiri.
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. Al-Baqarah: 216)
“Allah menganugerahkan Al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-NYA. Dan
barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia
yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran”.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak Yoyok Sudiyo dan Ibu Sugiyarti, orang tua terbaik yang selalu memberikan do‟a dan kepercayaan. Orang tua tercinta yang selalu menjadi
motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendo‟akan dan
menyayangiku. Terimakasih atas semua pengorbanan dan kesabaran
mengantarku sampai kini.
2. Kakak ku yang kusayangi Mitha Virnawati.
3. Keluarga besarku yang telah mendukungku.
4. Thersian Pudyanata yang senantiasa memberikan saran dan motivasi
konstruktif.
5. Sahabat seperjuangan (Lhaila Yulif Arafah, Asri Ristiyani, dan Desya Ayu
Wulandari).
6. Teman-teman satu PPL (Lhaila, Aniq, Mutmainah, Zulfa, Surya, Gustian, Erin, Endang, dan Sa‟adah).
7. Teman-teman seperjuangan KKN di Desa Tegalsari (Ulfa, Farah, Ayuk,
Umi, Mbak Anis, Roziqin, Wahid, Wazir).
8. Teman-teman PGMI angakat 2014, terimakasih atas kebersamaan,
persahabatan, dan kekompakannya.
ix
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim ...
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah, serta karunia-NYA. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Geometri Bangun Datar Melalui Media Grafis Pauntar pada siswa kelas I MI Al Ma‟arif Rowobono Kecamatan Banyubiru Kabupaten semarang Tahun
ajaran 2017/2018”. Penulisan skripsi ini, ditujukan untuk memenuhi tugas akhir
perkuliahan dan juga guna untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak semudah dengan yang ada dalam
pikiran. Karena penulis masih menemui kesulitan dalam berbagai hal. Tanpa bantuan dan dukungan derta do‟a dari berbagai pihak yang bersangkutan, penulis
tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Sehingga, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak suwardi, M.pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan
saran yang membangun bagi penulis.
4. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan kepada penulis.
5. Bapak ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan juga staf
x
6. Kepala Madrasah MI Al Ma;arif Rowoboni Banyubiru Bapak Arifudin
Hirawan, S.Pd.I yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Ani Ristiyani, S.Pd, selaku guru kelas 1 MI Al Ma‟arif Rowoboni
Banyubiru, yang bersedia menjadi pendamping selama penelitian
berlangsung.
8. Siswa kelas I MI Al Ma‟arif Rowoboni Banyubiru yang juga bersedia
membantu berlangsungnya proses pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebut satu persatu.
Atas semua bantuan dan dukungan tersebut, semoga amal kebaikannya
mendapatkan balasan yang lebih baik dan indah dari Allah SWT baik didunia
maupun diakhirat nanti, Amin.
Menyadari kekurangan dalam skripsi ini, baik bentuk, isi maupun uraiannya.
Dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Banyubiru, 30 Mei 2018
xi
ABSTRAK
Saputri, Ulya Defi. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar
Melalui Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar Pada Siswa Kelas I Mi Al Ma’arif Rowoboni Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen
Pebimbing: Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika dan Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran
matematika melalui media grafis papan gantung bangun datar pada siswa kelas I MI Al
Ma‟arif Rowoboni. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah dengan memalui media grafis papan gantung bangun datar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar pada siswa kelas I MI
Al Ma‟arif Rowoboni ?
Untuk menjawab dan mengemukakan pernyataan dari pertanyaan tersebut,
peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yang
setiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I MI Al Ma‟arif Rowoboni tahun
ajaran 2017/2018 yang berjumlah 15 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan. Dalam penelitian ini menggunakan media grafis papan gantung bangun
datar dan metode pengumpulan data terdiri dari observasi, dokumentasi, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan media grafis papan gantung
bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
materi geometri bangun datar melalui hasil tes tertulis dan juga lembar pengamatan
selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari hasil
pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata 74,6 atau 73,3% dengan 11
siswa yang tuntas dan 4 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II nilai rata-rata 90,4 atau
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR LOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... x
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
xiii
G. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Hakikat Belajar a. Definisi Belajar ...19
b. Definisi Hasil Belajar ...23
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...25
2. Matematika a. Definisi Matematika ...27
b. Ciri-ciri Matematika ...29
c. Tujuan Matematika ...32
d. Ruang Lingkup Matematika ...32
e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas I SD/MI struktur kurikulum 2013 ...34
3. Bangun Datar a. Definisi Bangun Datar ...37
b. Bentuk-bentuk Bangun Datar ...38
c. Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar ...41
4. Kaitan Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar dengan Pembelajaran Matematika ...43
5. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ...45
xiv BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ...51
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...56
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Penelitian Pra-Siklus ...70
2. Deskripsi Penelitian Siklus I ...72
3. Deskripsi Penelitian Siklus II ...78
B. Pembahasan 1. Hasil Sebelum PTK ...82
2. Hasil Penelitian Siklus I ...83
3. Hasil Penelitian Siklus II ...84
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...88
B. Saran ...88
DAFTAR PUSTAKA ...91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...92
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam % ...17
Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Ma‟arif Rowoboni ...52
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Al Ma‟arif Rowoboni ...54
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas I MI Al Ma‟arif Rowoboni ...55
Tabel 3.4 Jadwal pelaksanakan Penelitian ...56
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa ...71
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ...73
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ...74
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ...75
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ...78
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ...79
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa suklus II ...80
Tabel 4.8 Jumlah Siswa Tuntas dan dan Belum Tuntas Ulangan Harian ...83
Tabel 4.9 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus I ...84
Tabel 4.10 Jumlah Perolehan Nilai Siswa Siklus II ...85
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Ari Kunto dkk ...13
Gambar 2.1 Segitiga Sembarang ...38
Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki ...38
Gambar 2.3 Segitiga Sama Sisi ...38
Gambar 2.4 Segitiga Siku-siku ...38
Gambar 2.5 Hanger ...38
Gambar 2.6 Penggaris ...38
Gambar 2.7 Rambu Lalu lintas ...38
Gambar 2.8 Persegi Panjang ...39
Gambar 2.9 Persegi ...39
Gambar 2.10 Layang-layang ...39
Gambar 2.11 Trapesium ...39
Gambar 2.12 Jajar Genjang ...39
Gambar 2.13 Uang Kertas ...39
Gambar 2.14 Rambu Lalu Lintas ...39
Gambar 2.15 Lukisan ...40
Gambar 2.16 Lingkaran ...40
Gambar 2.17 Jam dinding ...40
Gambar 2.18 Bola Basket ...40
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kompetensi Dasar , Materi Pokok, dan Pembelajaran Kelas I ....93
Lampiran 2 Silabus Kurikulum 2013 ...99
Lampiran 3 Materi Pelajaran ... 116
Lampiran 4 RPP Siklus I ... 118
Lampiran 5 RPP Siklus II ... 126
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 132
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 134
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 136
Lampiran 9 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 138
Lampiran 10 Soal Tes Formatif Siklus I ... 140
Lampiran 11 Soal Tes Formatif Siklus II ... 141
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ... 143
Lampiran 13 Lembar Konsultasi Skripsi ... 146
Lampiran 14 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 148
Lampiran 15 Surat Pebimbing Skripsi ... 149
Lampiran 16 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 150
Lampiran 17 Nilai SKK Penelitian ... 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan
yang cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh perubahan tatanan kehidupan yang
terjadi didalam negeri maupun diluar negeri. Tentunya perubahan tersebut
juga dialami oleh negara lain, seperti perubahan sitem pendidikan, ekonomi,
sosial, politik serta budaya. Oleh karena itu masyarakat Indonesia perlu
mempersiapkan diri agar tidak tertinggal oleh negara-negara lain. Salah
satunya dengan memperbaiki sistem pendidikan saat ini yang dimulai pada
jenjang anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi.
Pentingnya pendidikan bukan satu hal yang diragukan lagi diseluruh
dunia khususnya di Indonesia. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur‟an surah Al-Mujadilah Ayat 11.
Allah SWT berfirman:
ْمُكـَل ُهّٰللا ِحَسْفَـي اْوُحَسْفاَف ِسِلٰجَمْلا ىِف اْوُحَّسَفَـت ْمُكـَل َلْيِق اَذِا اْٰۤوُـنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّـيَاٰٰۤي
ۚ
اْوُزُشْنا َلْيِق اَذِاَو
ُكْنِم اْوُـنَمٰا َنْيِذَّلا ُهّٰللا ِعَفْرَـي اْوُزُشْناَف
ْم
ۚ
ٍتٰجَرَد َمْلِعْلا اوُتْوُا َنْيِذَّلاَو
ۚ
رْـيِبَخ َنْوُلَمْعَـت اَمِب ُهّٰللاَو
Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
2
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa orang yang berpengetahuan akan
Allah angkat derajatnya. Oleh karena itu, dengan melalui pendidikanlah orang
dapat menambah dan mengenbangkan pengetahuan, serta dapat
mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki.
Menurut Undang-Undang RI N0. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dalam
masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan juga merupakan investasi jangka
panjang yang membutuhkan usaha dan kerja keras demi tercapainya mutu
pendidikan yang lebih baik. Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses
pembelajaran diselenggarakan secara efektif, artinya pembelajaran dapat
berlangsung secara lancar, terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran mempunyai makna yang cukup luas, dimana
didalamnya tercipta korelasi antara guru dan murid dalam melaksanakan
tugasnya masing-masing, yaitu murid sebagai orang yang melakukan proses
pembelajaran, sedangkan guru orang yang bertugas sebagai mediator dan
3
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ilmu yang berhubungan dengan
proses pembelajaran, salah satunya adalah ilmu matematika. Ilmu matematika
banyak digunakan dalam berbagai bidang diantaranya dalam bidang teknik,
ekonomi, ilmu soaial, serta matematika dari ilmu pengetahuan alam itu
sendiri. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki
peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memberikan
kontribusi yang sangat besar, mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks, mulai dari yang abstrak sampai yang konkrit untuk pemecahan
masalah dalam segala bidang. Matematika salah satu mata pelajaran yang
telah diperkenalkan kepada siswa sejak tingkat dasar (SD) sampai kejenjang
yang lebih tinggi (Perguruan Tinggi). Namun kita juga tidak dapat
mengingkari kenyataan bahwa sampai sekarang masih banyak orang yang
mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Mereka menganggap
bahwa matematika adalah momok yang menakutkan bagi mereka dan sebuah
pelajaran yang sulit, sehingga menjadikan siswa tidak bersemangat
menghadapi pelajaran Matematika.
Matematika sendiri pada dasarnya memiliki objek yang abstrak.
Menurut Soejadi dalam Muhsetyo (2008 : 1.2) bahwa keabstrakkan
matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan
prinsip. Sedangkan menurut Pieget, siswa sekolah dasar yang umumnya
berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 atau 13 tahun, berada pada fase
operasional konkret. Pada fase ini umumnya siswa masih terikat dengan
4
disiplin ilmu yang bersifat khas dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain.
Dapat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak
yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya bersifat deduktif. Hal yang
demikian tentu akan membawa akibat pada terjadinya proses pembelajaran
matematika.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
peserta didik memperoleh pengetahuan tentang matematika yang dipelajari,
cerdas, terampil, mampu memahami dengan baik bahan yang diajarkan.
Dalam pembelajaran matematika, keberhasilan suatu pengajaran dipengaruhi
oleh faktor penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan siswa, sehingga tercapai tujuan pengajaran
secara optimal.
Keberhasilan pembelajaran ditunjukkan oleh dikuasainya materi
pembelajaran oleh siswa. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran
adalah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil dan kondusif biasanya diukur
dengan tingkat pemahaman materi pembelajaran melalui nilai tes dan
partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
Menurut Sudono Anggani (2000 : 44) , agar tujuan pembelajaran
tercapai dan terciptanya proses belajar mengajar yang tidak membosankan,
guru dapat menggunakan media pembelajaran secara tepat. Digunakannya
konsep-5
konsep matematika yang abstrak menjadi lebih konkrit, sehingga siswa dapat
memahami yang disajikan guru. Untuk itu, maka penggunaan media dalam
proses pembelajaran sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pembelajaran
secara optimal.
Dengan penggunaan media siswa akan lebih mudah memahami konsep
yang dipelajari, karena pembelajarannya melibatkan aktifitas fisik dan mental
dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga yang sejalan dengan
karakteristik siswa sekolah dasar yang memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan
tertarik untuk mengeksplorasi situasi disekitar mereka dengan perasaan
senang dan gembira.
Untuk siswa pada jenjang tingkat dasar yaitu SD yang berumur antara
7-12 tahun pada dasarnya perkembangan intelektualnya termasuk dalam
tahap operasional konkret, sebab berpikir logikanya didasarkan atas
manipulasi fisik dari obyek-obyek.dengan kata lain, penggunaan media dalam
pembelajaran matematika di SD sangat diperlukan, karena sesuai dengan
tahap berpikir anak. Dengan menggunakan media/alat peraga yang tepat,
maka anak akan lebih menghayati matematika secara nyata berdasarkan fakta
yang jelas dan dapat dilihatnya. Sehingga siswa lebih mudah memahami
materi yang diajarkan.
Akan tetapi melihat kenyataan bahwa masih ada guru yang saat
mengajar jarang menggunakan media konkrit ataupun alat peraga. Hal itu
dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan untuk pembuatan media,
6
tanpa menggunakan media apapun akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran yang kurang disukai siswa akan membuat siswa malas
belajar sehingga hasil belajarnya rendah bahkan menurun dari sebelumnya. Hal ini juga terjadi di MI AL Ma‟arif Rowoboni, khususnya dikelas I.
Dari hasil observasi pada tanggal 03 Mei 2018 menunjukkan bahwa
pada kegiatan pembelajaran mapel matematika dikelas I MI AL Ma‟arif
Rowoboni masih jarang menggunakan media pembelajaran, hal itu juga diungkapkan oleh wali kelas sekaligus guru kelas 1 di MI AL Ma‟arif
Rowoboni yaitu Ibu Ani Ristiyani, S.Pd. Dan rata-rata nilai siswa pada
pelajaran matematika masih rendah dari standar nilai yang ditentukan
sekolah. Nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika masih
rendah dibanding dengan mata pelajaran lain pada semester I yaitu :
Matematika 47.6; IPA 78,93; Bahasa Indonesia 62; PPKN 75,5; IPS 77,87.
Dari hasil wawancara guru kelas I, KKM untuk mapel matematika
adalah 67. Dari jumlah 15 siswa, masih ada 13 siswa yang nilainya belum
mencapai kkm (belum tuntas), sedangkan yang sudah mencapai kkm
sejumlah 2 siswa.
Memahami persoalan yang berkembang yang berkaitan dengan media
pembelajaran materi bangun datar dan hasil belajar siswa dapat diselesaiakan melalui judul “ Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun
7 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahn tersebut, maka rumusan masalah peneliti ini adalah “ apakah penggunaan media grafis papan gantung
bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika materi bangun datar pada siswa kelas I MI AL Ma‟arif Rowoboni
tahun pelajaran 2017/2018 ?”
C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Dalam penelitian ini, rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut : “Penggunaan media grafis papan gantung bangun datar dapat meningkatan
hasil belajar Matematika pada materi bangun datar serta dapat meningkatkan pencapaian KKM siswa kelas I MI AL Ma‟arif Rowoboni tahun pelajaran
2017/2018.”
Peneliti menetapkan indikator yang ingin dicapai pada siklus tindakan
terakhir sebagai berikut :
1. Siswa menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa matematika materi
bangun datar melalui media grafis ppan gantung bangun datar.
2. Meningkatkan ketuntasan belajar matematika dengan adanya pencapaian
target KKM individu ≥ 67 dan persentase ketuntasan belajar klasikal ≥
85%, materi bangun datar melalui media grafis papan gantung bangun
datar.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media grafis
8
materi bangun datar pada siswa kelas I MI AL Ma‟arif Rowoboni tahun
pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini, dapat memberikan informasi pada setiap
pembaca baik dari berbagai pihak ataupun dalam dunia pendidikan yang
menyatakan bahwa hasil belajar matematika materi bangun datar dapat
dilakukan dengan menggunakan media grafis papan gantung bangun datar.
2. Manfaat praktis
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi guru :
1) Memudahkan guru untuk mengajarkan dan menerangkan pelajaran
Matematika.
2) Memudahkan guru menjelaskan materi bangun datar yang membuat
siswa lebih memperhatikan dan menyenangkan.
b. Bagi siswa:
1) Siswa tidak cepat jenuh dan bosan dengan pembelajaran yang
sedang berlangsung, karena media grafis papan gantung bangun
datar yang digunakan oleh guru.
2) Membuat siswa cepat tanggap dan mudah mengingat pelajaran
Matematika.
9
4) Siswa menjadi merasa nyaman dan senang dalam proses
pembelajaran.
c. Bagi sekolah
Sebagai masukan bagi guru disekolah dengan digunakannya media
grafis papan gantung bangun datar dalam mengajarkan matematika
materi mengenal bangun datar sederhana.
d. Bagi peneliti lain :
Dapat mencontoh penelitian dan kebijakan dalam peneliti ini.
e. Bagi pengambil kebijakan lain :
Dapat menetapkan media tersebut untuk digunakan sebagai acuan
pembelajaran.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang ingin dilakukan oleh peneliti berupa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dalam istilah bahasa Inggris
adalah Classroom Action Research (CAR), yang berarti kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Suharsimi dalam Sukajati
(2008: 7) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian,
tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek
dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal,
serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan
10
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang
sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi
diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar.
Jadi PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran
dikelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan
persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru (Sukajati,
2008: 8).
2. Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Rowoganjar, yang
beralamat di JL. Teratai Indah N0.03 Rowoganjar Rowoboni
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Kode Pos 50664.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester 2 tahun ajaran
2017/2018.
c. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas I MI Ma‟arif Rowoboni Banyubiru tahun pelajaran 2017/2018 dengan
jumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 5 siswa
11 3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam 2 siklus. Dari
masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap awal dan persiapan dalam
melakukan PTK. Tujuan yang ingin dicapai dalam penalitian ini
adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi bangun
datar dengan menggunakan media grafis papan gantung bangun datar
agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan guru. Untuk
pencapaian tujuan tersebut, dilakukan perencanaan untuk mengurangi
masalah yang ada. Menurut Kunandar (2011 : 129) perencanaan
dalam PTK antara lain:
1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar
yang akan disampaikan kepada siswa;
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
3) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK;
4) Membuat lembar kerja siswa;
5) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK;
6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap ini, berisi pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
12
yang dilakuakan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam
pelaksanaannya, guru akan menerapkan pembelajaran menggunakan
media grafis papan gantung bangun datar, kemudian dilakukan tanya
jawab menggunakan media tersebut.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap
ini adalah mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Baik
itu dari cara mengajar guru sampai tingkah laku yang diperlihatkan
siswa tentang keaktifan, keseriusan, kenyamanan dalam proses belajar
mengajar. Dalam tahap ini peneliti juga dapat mengetahui sejauh
mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa.
d. Refleksi
Dalam tahap ini semua yang diperoleh dari hasil observasi
dikumpulkan kemudian dilakukan analisis dan evaluasi untuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan
yang diharapkan atau tidak. Berdasarkan observasi tersebut, guru
dapat melakukan evaluasi diri atau refleksi tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam kegiatan evaluasi, guru dan
peneliti juga harus mengakui apa saja yang harus diperbaiki ataupun
tidak. Sehingga dapat dijadikan landasan untuk melakukan tindakan
13
Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan tersebut digambarkan dalam
model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut.
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian
(Arikunto, dkk, 2014:16)
4. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode sebagai
berikut.
a. Observasi
Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Pelaksanaan Refleksi
14
untuk mengamati guru dana siswa selama proses pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui pengaruh dari media grafis papan
gantung bangun datar terhadap hasil belajar siswa serta kelebihan dan
kekurangan media grafis papan gantung bangun datar tersebut. Pada
tahap ini, peneliti mencatat semua hal yang diperlukan dan yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung.
b. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang
lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara adalah
tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung dengan narasumber. Menurut Deni Damayanti
(2016:73) wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu wawancara
terstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis wawancara tidak berstruktur, karena tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan
spesifik, namun hanya memuat poin penting dari masalah yang ingin
digali.
c. Dokumentasi
Deni Damayanti mengatakan (2016: 74-75) bahwa data dalam
penelitian kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human
resource, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan
dari manusia (non-human resources), diantaranya foto. Dengan
15
tertentu, sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang
berlaku saat itu. Misalnya menggambarkan situasi saat proses
pembelajaran berlangsung.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dugunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Instrumen biasanya dipakai oleh peneliti untuk menanyakan atau
mengamati responden sehingga diperoleh data yang dibutuhkan
(Andriani: dkk, 2014: 5-6). Instrumen penelitian ini menggunakan :
a. Lembar observasi;
b. Silabus;
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
d. Soal evaluasi;
e. Materi.
6. Analisis Data
Analisis data dilakukan sesuai dengan hasil refleksi setiap siklusnya
berdasarkan hasil pengamatan atau observasi dan catatan-catatan atau data
yang diperoleh dari observasi tersebut. Analisis data dilakukan peneliti
bersama dengan kolabolator untuk menentukan program atau rencana pada
siklus selanjutnya untuk mengetahui apakah tindakan kelas ini sudah
mencapai tujuannya. Data yang dianalisis adalah hasil belajar siswa,
16
kuantitatif yang disajikan dalam bentuk persentase. Data yang dihitung
adalah hasil rata-rata kelas dan juga ketuntasan belajar siswa.
1. Penilaian Tugas dan Tes
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
X = nilai rata-rata
∑X = jumlah semua nilai siswa
N = jumlah siswa
2. Penilaian Untuk Ketuntasan Belajar
Analisis ini dilakukan pada saat tahap refleksi. Hasil analisis digunakan
sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam
17
Berikut ini dipaparkan tabel tentang kriteria tingkat keberhasilan
belajar siswa menurtut Zainal Aqib (2008: 41).
Tabel 1.1
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam %
Tingkat Keberhasilan (%) Arti
>80%
60-79%
40-59%
20-39%
<20%
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini terdapat beberapa bab yang saling berkaitan, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
Bab I : merupakan bab pendahuluan yang menguraikan gambaran singkat
dari penelitian ini, bab I terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan, metode penelitian
(rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, metode
pengumpulan data, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data),
dan sistematika penulisan.
Bab II : bab ini merupakan bab tentang landasan teori yang berisi kajian
teori dan kajian pustaka. Pada kajian teori akan diuraikan mengenai hasil
18
Matematika (definisi matematika, ciri-ciri matematika, tujuan matematika,
dan ruang lingkup matematika), bangun datar (pengertian bangun datar,
bentuk-bentuk bangun datar), media grafis papan gantung bangun datar
(definisi media grafis papan gantung bangun datar), dan kaitan media grafis
papan gantung bangun datar dengan pembelajaran matematika. Sedangkan
pada kajian pustaka memuat tentang hasil penelitian terdahulu yang relevan.
Bab III : bab ini merupakan bab tentang pelaksanaan penelitian. Pada
bab ini akan diuraikan mengenai subjek penelitian, dan deskripsi pelaksanaan
per siklus.
Bab IV : bab ini merupakan bab tentang hasil penelitian dan pembahasan.
Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi hasil penelitian tiap siklus (pra
siklus dan siklus berikutnya) dan pembahasan (hasil sebelum PTK dan hasil
penelitian per siklus).
Bab V : bab ini merupakan bab tentang penutup yang berisi kesimpulan
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar a. Definisi Belajar
Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali
dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar, antara lain
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Cronbach memberikan definisi: “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.
2. Harold Spears memberikan batasan: “Learning is to observe, to
read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction”.
3. Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as result of practice”.
Dari ketiga definisi diatas, maka dapat diterangkan bahwa belajar
itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain
dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun secara
20
pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan mental dan
fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam
arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi
ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 2011: 22).
Selanjutnya ada yang mengartikan, bahwa belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya ( Slameto, 2011: 02).
Dari beberapa pendapat tersebut, maka makna belajar
merupakan sebuah usaha yang dilakukan seseorang untuk merubah
perilaku secara keseluruhan dan menambah informasi dari yang
sebelumnya belum diketahui menjadi mengetahui informasi tersebut.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seorang individu
dengan disengaja yang menghasilkan suatu perubahan bersifat
permanen.
a) Jenis-jenis Belajar
Jenis-jenis belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1) Menurut Anisah Basleman dkk (2011: 130), jenis belajar ada
lima yaitu belajar informasi, belajar konsep, belajar
21
2) Menurut Slameto (2011: 5) adalah sebagai berikut: a) Belajar
bagian (part learning, fractioned learning); b) Belajar dengan
wawasan (learning by insight); c) Belajar diskriminatif
(discriminatif learning); d) Belajar global/ keseluruhan
(global whole leraning); e) Belajar insidental (incidental
learning); f) Belajar instrumental (instrumental leraning); g)
Belajar intensional (intentional learning); h) Belajar mental
(mental learning); i) Belajar laten (latent learning); j) Belajar
produktif (productive learning); k) Belajar verbal (verbal
learning).
3) Menurut Nasution dalam Maslikhah (2009: 17) jenis-jenis
belajar antara lain: a) belajar berdasarkan pengamatan
(sensory type of learning), b) belajar berdasarkan gerak
(motor type of learning), c) belajar berdasarkan hafalan
(memory of learning), d) belajar berdasarkan pemecahan
masalah (problem type learning), e) belajar berdasarkan
emosi (emotional type learning).
b) Prinsip Umum Belajar
Prinsip umum belajar menurut Sukmadinata dalam Suyono
(2014: 128-129) sebagai berikut:
1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.
Belajar dan berkembang merupakan dua hal yang berbeda,
22
belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan
individu yang pesat.
2) Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan
prinsip pembelajaran sepanjang hayat (life long leraning).
3) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan,
lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara
aktif.
4) Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu
belajar harus mengembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor dan ketrampilan.
5) Kegiatan belajar berlangsung disembarang tempat dan
waktu.
6) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.
Berlangsung dalam situasi formal, informal, dan
non-formal.
7) Belajar yang terencana dan disengajamenuntut motivasi
yang tinggi.
8) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana
sampai dengan yang amat kompleks.
9) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan
dapat terjadi karena belum adanya penyesuaian individu
dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan,
23
10)Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan
bimbingan orang lain.
c) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni (Muhibbin Syah,
2010: 145):
1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan,
kondisi jasmani, dan rohani siswa;
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan disekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
b. Definisi Hasil Belajar
Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya dalah hasil belajar,
jika cara dan motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil
belajarnyapun juga baik. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes yang diberikan oleh guru dan perubahan sikap serta cara
pandang dan cara berfikir siswa setelah mengalami proses belajar.
Hasil belajar siswa digunakan untuk memotivasi siswa, dari untuk
24
pemanfatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran (Abdul Majid, 2011: 244).
Adapun pengertian hasil belajar yang dikemukakan oleh Anni
dkk dalam Supardi (2013: 22), bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar. Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan
yang spesifik. Karakteristik perubahan hasil belajar menurut Muhibbin
Syah (2010: 117) sebagai berikut:
1. Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat
pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini
mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya
perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan
adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan
pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu,
ketrampilan dan seterusnya.
2. Perubahan positif-aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif
dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan
harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut
senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya sesuatu
25
sebelumnya. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan
sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha
siswa itu sendiri.
3. Perubahan efektif-fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat
efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan tersebut
membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.
Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional
dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila
dibutuhkan.
Selain itu, perubahan yang efektif dan fungsional biasanya
bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan-perubahan
positif lainnya. Sebagai contoh, jika seorang siswa belajar
menulis, maka disamping akan mampu merangkaikan kata dan
kalimat dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh
kecakapan lainnya seperti membuat catatan, mengarang surat, dan
bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut teori gestalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu yang baik
yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
26
mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal,
siswa sendiri dan dari lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti
kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,
dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan;
yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru,
sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan
lingkungan.
Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Wasliman dalam Ahmad Susanto (2013: 12-14), hasil belajar dicapai
oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor Internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi
kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan,
minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: keluarga, sekolah, dan
27 2. Matematika
a. Definisi Matematika
Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang bersifat
pasti ternyata memiliki asal usul matematika tersendiri. Menurut Didi
Haryono (2014 : 6), istilah matematika berasal dari istilah Latin yaitu
Mathematica yang awalnya mengambil istilah Yunani yaitu
Mathematike yang berarti relacting to learning yang berkaitan dengan
hubungan pengetahuan. Kata Yunani tersebut mempunyai akar kata
Mathema yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu atau
pengetahuan (knowledge) yang ruang lingkupnya menyempit.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan.
Adapun definisi matematika menurut beberapa ahli sebagai
berikut:
a) Menurut Dienes, bahwa matematika merupakan ilmu kreatif, oleh
karena itu matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu
seni.
b) Menurut Sujono, ada beberapa pengertian matematika.
diantaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu
pengetahuan yanga eksak dan terorganisasi secara sistematik.
28
penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan
bilangan. bahkan dia mengartikan bahwa matematika sebagai
ilmu bantu dalam menginterprtasikan berbagai ide dan
kesimpulan.
c) Menurut Aristoteles, matematika dipandang sebagai salah satu
dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan menjadi ilmu
pengetahuan fisik, matematika, dan teologi.
d) Menurut Kitcher, matematika difokuskan pada komponen bahasa
(language), pernyataan (statements), pertanyaan (question),
alasan (reasonings), dan matematika itu sendiri (Abdul Halim
Fathani, 2009: 19-21).
Abdul Halim Fathani (2009: 23-24) secara umum mendefinisikan
matematika sebagai berikut:
a) Matematika sebagai struktur yang terorganisasi;
b) Matematika sebagai alat (tool);
c) Matematika sebagai pola pikir deduktif;
d) Matematika sebagai cara bernalar;
e) Matematika sebagai bahasa artifisial; dan
f) Matematika sebagai seni yang kreatif.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang
mempelajari tentang bilangan, angka, penalaran logis, dan lebih
29 b. Ciri-ciri Matematika
Menurut Newman dalam Abdul Halim Fathani (2009: 20), melihat
ada tiga ciri utama matematika, yaitu: 1) matematika disajikan dalam
pola yang lebih ketat, 2) matematika berkembang dan digunakan lebih
luas daripada ilmu-ilmu lain, dan 3) matematika lebih berkonsentrasi
pada konsep.
Terdapat beberapa ciri-ciri matematika secara umum disepakati
bersama (Abdul Halim Fathani, 2009: 59-71), diantaranya sebagai
berikut:
a) Memiliki objek kajian yang abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang bersifat abstrak,
walaupun tidak setiap yang abstrak adalah matematika. Sementara
beberapa matematikawan menganggap objek matematika itu “konkret” dalam pikiran mereka, maka kita dapat menyebut objek
matematika secara lebih tepat sebagai objek mental atau pikiran.
Ada empat kajian matematika, yaitu fakta, operasi atau relasi,
konsep, dan prisip.
b) Bertumpu pada kesepakatan
Simbol-simbol dan istilah-istilah dalam matematika merupakan
kesepakatan atau konvensi yang penting. Dengan simbol dan
istilah yang telah disepakati dalam matematika, maka
pembahasan selanjutnya akan menjadi mudah dilakukan dan
30 c) Berpola pikir deduktif
Dalam matematika, hanya diterimapola pikir yang bersifat
deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan
pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum
diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. Pola
pikir deduktif ini dapat terwujud dalam bentuk yang amat
sederhana, tetapi juga dapat terwujud dalam bentuk yang tidak
sederhana.
d) Konsisten dalam sistemnya
Dalam matematika, terdapat berbagai macam sistem yang
dibentuk. Ada sistem yang berkaitan, ada pula
sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan yang lainnya.
Sistem-sistem aljabar dengan sistem-sistem geometri dapat
dipandang lepas satu dengan lainnya. Di dalam masing-masing
sistem berlaku konsistensi. Artinya, dalam setiap sistem tidak
boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus
menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlenih
dahulu.
e) Memiliki simbol yang kosong arti
Didalam matematika, banyak sekali simbol yang berupa huruf
latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya.
Simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika
31
persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu adapula
model matematika yang berupa gambar (pictoral) seperti
bangun-bangun geometrik, grafik, maupun diagram. Contoh model
matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x,y, dan z
berarti bilangan. Bilangan tersebut dapat berarti panjang, jumlah
barang, volume, nilai uang, dan lain-lain tergantung pada konteks
penerapan bilangan tersebut. Jadi secara umum, model atau
simbol matematika sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan
bermakna sesuatu bila kita mengaitkannya dengan konteks
tertentu.
f) Memerhatikan semesta pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti dari simbol-simbol
matematika, bila kita akan menggunakannya maka harus
memperhatikan lingkup pembicaraannya, atau sering disebut
semesta pembicaraan. Misalnya bila kita berbicara mengenai
bilangan, maka simbol-simbol yang kita gunakan menunjukkan
bilangan-bilangan pula. Begitu pula bila kita berbicara tentang
transformasi geometris (seperti translasi, rotasi, dan lain-lain),
maka simbil-simbol matematika yang kita gunakan menunjukkan
suatu transformasi pula. Benar salahnya penyelesaian suatu soal
32 c. Tujuan Matematika
Dalam artikel pembelajaran matematika yang diakses dari
http://www.sekolahdasar.net/2011/07/pembelajaran-matematika-di-sekolah.html (Senin, 23 April 2018: 11.14 WIB ) tujuan pembelajaran
matematika pada umumnya adalah sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara
konsep dan mengaplikasikan dengan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memberi
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalm mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
d. Ruang Lingkup Matematika
Ruang lingkup matematika untuk SD/MI adalah sebagai berikut
33 1) Bilangan, meliputi:
a) Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.
b) Menggunakan operai hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
c) Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam
pemecahan masalah.
d) Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan
bilangan bulat dan pecahan serta menggunakan dalam
pemecahan masalah.
e) Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan, serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
2) Pengukuran dan Geometri
a) Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun
ruang, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
sehari-hari.
b) Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
c) Melakukan pengukuran keliling, luas bangun datar dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
d) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun
ruang, menentukan kesimetrian bangun datar serta
34
e) Pengelolaan data meliputi: mengunpulkan, menyajikan, dan
menafsirkan data.
e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Kelas I SD/MI struktur kurikulum 2013
Berikut ini kompetensi inti dan kompetensi dasar mata
pelajaran matematika kelas I kurikulum 2013 berdasarkan
permendikbud No. 67 tahun 2013:
a) Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
b) Kompetensi Dasar
35
2.1Menunjukkan sikap cermat dan teliti, tertib dan mengikuti
aturan, peduli, disiplin waktu serta tidak mudah menyerah
dalam mengerjakan tugas.
2.2Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika
yang terbentuk melalui pengalaman belajar.
2.3 Memiliki sikap objektif dan menghargai pendapat dan
karya teman sebaya dalam diskusi kelompok maupun
aktivitas sehari-hari.
3.1 Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan
kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana.
3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan
benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau
tempat bermain.
3.3 Mengenal dan memprediksi pola-pola bilangan sederhana
menggunakan gambar-gambar/benda konkrit.
3.4 Menunjukkan pemahaman tentang besaran dengan
menghitung maju sampai 100 dan mundur dari 20.
3.5 Mengenal bangun datar dan bangun ruang menggunakan
benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau
tempat bermain.
3.6 Menemukan bangun yang membentuk pola pengubinan
36
3.7 Menentukan pola dari barisan bangun datar sederhana
menggunakan benda- benda yang ada di lingkungan
sekitar.
3.8 Mengenal panjang, luas, waktu, dan suhu.
3.9 Membandingkan dengan memperkirakan lama suatu
aktivitas berlangsung menggunakan istilah sehari-hari
(lebih lama, lebih singkat).
3.10 Membandingkan dengan memperkirakan berat suatu
benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih berat, lebih
ringan).
3.11 Membandingkan dengan memperkirakan panjang suatu
benda menggunakan istilah sehari-hari (lebih panjang,
lebih pendek).
3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya
benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan
kelompok berdasarkan jumlah anggotanya.
4.1 Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai
hasil penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan
asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban.
4.2 Menggunakan benda konkrit untuk menelusuri pecahan
dan jumlah uang .
4.3 Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri dan
37
penjumlahan dan pengurangan terkait dengan aktivitas
sehari-hari serta memeriksa kebenarannya.
4.4 Mendeskripsikan, mengembangkan, dan membuat pola
yang berulang.
4.5 Membentuk berbagai bangun datar dengan menggunakan
papan berpaku atau media lainnya.
4.6 Melakukan pengubinan dari bangun datar sederhana
tertentu.
4.7 Membentuk dan menggambar bangun baru dari
bangun-bangun datar atau pola bangun-bangun datar yang sudah ada.
4.8 Mengelompokkan teman sekelas berdasarkan tinggi
badannya.
4.9 Mengumpulkan dan mengelola data pokok kategorikal
dan menyajikannya dalam grafik konkrit dan piktograf
tanpa menggunakan urutan label pada sumbu horizontal.
4.10 Membaca dan mendeskripsikan data pokok yang
ditampilkan pada grafik konkrit dan piktograf.
3. Bangun Datar
a. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar merupakan bentuk-bentuk geometri berdimensi dua,
terletak pada bidang datar, dan memiliki dua unsur, yaitu panjang dan
lebar (Firmanawaty, 2003 : 61). Bangun datar terdiri dari persegi,
38
segitiga sama kaki, dan segitiga sembarang), jajar genjang, trapesium
(trapesium sama kaki, trapesium siku-siku, dan trapesium sembarang),
layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. Adapun tiga bentuk
bangun datar yang terdiri dari segiempat, segitiga, dan lingkaran.
b. Bentuk-bentuk Bangun Datar 1) Segitiga
Segitiga merupakan bangun datar yang mempunyai 3 sisi. Yang
termasuk bangun segitiga meliputi:
Gambar 2.1 Segitiga Sembarang Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki
Gambar 2.3 Segitiga Sama Sisi Gambar 2.4 Segitiga Siku-siku
Contoh benda-benda berbentuk segitiga sebagai berikut:
Gambar 2.5 Hanger Gambar 2.6 Penggaris Gambar 2.7 rambu
Lalu lintas
39
Segi empat merupakan bangun datar yang mempunyai 4 sisi.
Yang termasuk bangun segi empat meliputi:
Gambar 2.8 Persegi Panjang Gambar 2.9 Persegi
Gambar 2.10 Layang-layang Gambar 2.11 Trapesium
Gambar 2.12 Jajar Genjang
Contoh benda-benda berbentuk segi empat sebagai berikut:
Gambar 2.13 Uang Kertas Gambar 2.14 Rambu Lalu
40
Gambar 2.15 Lukisan
3) Lingkaran
Lingkaran merupakan bangun datar yang hanya mempunyai satu
sisi saja. Sisi lingkaran disebut sisi lingkar atau melengkung.
Gambar 2.16 Lingkaran
Contoh benda-benda berbentuk lingkaran:
Gambar 2.17 Jam dinding Gambar 2.18 Bola Basket
41
4. Media Grafis Papan Gantung Bangun Datar
Menurut Hujair AH Sanaky (2013: 81), Media grafis termasuk dalam
media visual, dimana berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber
pesan ke penerima pesan (guru ke siswa). Saluran yang digunakan
mengutamakan indera penglihatan atau dengan kata lain visual. Dengan
media grafis penyampaian pesan dapat berhasil dan lebih efisien, pesan
yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi yaitu
simbol-simbol visual.
Sebetulnya banyak sekali upaya untuk meningkatkan hasil
pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengatasinya dengan
menggunakan media grafis papan gantung bangun datar. media grafis
papan gantung bangun datar merupakan alat bantu model-model bangun
datar warna warni yang digantung, yang dibuat bertujuan untuk konkritisi
dari bentuk abstrak bangun datar. Dengan alat bantu model bangun datar
tersebut, siswa dapat menyerap materi pelajaran dari guru sesuai dengan
perkembangan daya nalarnya. media grafis papan gantung bangun datar
juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut uraiannya:
1. Kelebihan media grafis papan gantung bangun datar sebagai berikut:
a. media grafis papan gantung bangun datar sangat menarik
perhatian siswa dalam pembelajaran, karena terdapat
bentuk-bentuk bangun datar yang berwarna-warni.
b. media grafis papan gantung bangun datar mudah digunakan oleh
42
c. media grafis papan gantung bangun datar mudah dibuat sehingga
siapa saja bisa membuatnya.
d. media grafis papan gantung bangun datar ini, siswa menjadi
antusias dan dapat meningkatkan semangat belajar.
e. Dalam pralon terdapat gantungan yang fungsinya untuk
menggantungkan bangun datar atau yang lain, misalnya bangun
ruang. Sehingga media ini fleksibel bisa di pakai di kelas rendah
ataupun kelas atas.
f. Bahan-bahan dalam pembuatan media dapat menggunakan
barang bekas.
2. Kelemahan media grafis papan gantung bangun datar sebagai
berikut:
a. Jika media grafis papan gantung bangun datar kurang besar,
maka siswa yang ada di bangku belakang menjadi kurang
melihat media tersebut.
b. Media grafis papan gantung bangun datar akan mudah rusak
apabila tidak hati-hati dalam membawa, terutama bagian pralon
akan pecah.
Secara khusus, dapat dikatakan bahwa media grafis berfungsi
untuk: (a) menarik perhatian, (b) memperjelas sajian ide, (c)
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan (Arief S.Sadiman,