• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan "

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO,

KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Alfi Fajri Kusumadani

NIM. 11511054

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

i

MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO,

KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Alfi Fajri Kusumadani

NIM. 11511054

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)

iii

MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO,

KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

Alfi Fajri Kusumadani

NIM. 11511054

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(5)
(6)
(7)

vi

Saya yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Alfi Fajri Kusumadani

NIM : 11511054

Fakutas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Boyolali, 2 September 2015

Yang Menyatakan

(8)

vii

Sesungguhmya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’ad 11)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ibuku (Suparti) dan Bapakku (Mudzakir) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.

Kakaku (Adhika) yang selalu mendukung dan memberi semangat.

Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Calon pendampingku yang telah mendoakan dan menungguku.

Sahabat – sahabatku (Ani Muslihah, Bilqis, Awalia).

(9)

viii

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yag telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Matematika

Siswa Kelas IV Materi Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Model

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di Mi Muhammadiyah

Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal

hidup kita di dunia dan akhirat kelak.

Suatu kebanggan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis

sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,

dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi

ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis

dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak

terimakasih setulusnya kepada:

1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

(10)

ix

membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan

waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

bantuan kepada penulis.

6. Tunjiyah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Tejobang

beserta guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan

penelitian di MI Muhammadiyah Tejobang.

7. Siswa-siswi kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang yang telah mendukung

dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Teman – teman PGMI B 2011, yang selalu bersama dalam suka dan duka.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa

semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat

kesuksesan dunia akhirat, aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak

kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik

(11)

x

Salatiga, 2 September 2015

(12)

xi

Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. SkripsiJurusan Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri SalatigaPembimbing Dr. Muna Erawati, M.Si.

Kata Kunci : Prestasi Belajar Matematika dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang pada mata pelajaran Matematika dengan model pembelajran berbasis proyek. Masalah yang dikaji adalah apakah penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang, Kec. Simo, Kab. BoyolaliTahun Pelajran 2015/2016. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran berbasis proyek. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Penelitian yang dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi keliling dan luas bangun datar(jajargenjang dan segitiga) kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek menghasilkan peningkatan prestasi belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 47% dan 9 siswa atau 53% belum tuntas dengan rata-rata 58,88. Pada siklus II meningkat menjadi 13 siswa yang tuntas atau 75%, sedangkan yang tidak tuntas 4 siswa atau 25% dengan nilai rata-rata 76,35. Dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi 15 siswa atau 88% tuntas dan 2 siswa atau 12% siswa tidak tuntas,serta rata-rata nilainya 85,29.

(13)

xii

LEMBAR BERLOGO ... Ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Iv PENGESAHAN KELULUSAN ... V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

(14)

xiii

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ... 19

1. Pengertian Belajar ... 19

2. Ciri-ciri Belajar ... 19

3. Prinsip-prinsip Belajar ... 20

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar ………… 21

B. Prestasi Belajar …………... 26

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 26

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26

C. Pembelajaran Matematika ………... 32

1. Pengertian Matematika ………... 32

2. Ciri-ciri Matematika ………... 32

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 33

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika ……... 34

D. Materi Keliing dan Luas Bangun Datar ………... 35

(15)

xiv

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ……… 43

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek ………. 44

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ……….. 46 5. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek .. 48

6. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek ………….. 50

F. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Keliling dan Luas Bangun Datar (jajargenjang dan segitiga).……… 51 G. Hasil Penelitian yang Relevan ……….……… 52

BAB III Pelaksanaan Penelitian A. Subjek Penelitian ... 55

B. Pelaksanaan Penelitian ... 59

1. Diskripsi Siklus I ... 59

2. Diskripsi Siklus II ... 64

3. Diskripsi Siklus III ... 68

(16)

xv

B. Pembahasan ………... 84

1. Siklus I ... 86

2. Siklus II ... 87

3. Siklus III ... 87

4. Hasil Rekapitulasi Data Ketuntasan Siswa ………... 88

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 92

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran

(17)

xvi

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Muhammadiyah Tejobang ... 56

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Tejobang ... 57

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang ... 58

Tabel 4.1 Prestasi Siswa pada Siklus I ... 73

Tabel 4.2 Prestasi Siswa pada Siklus II ... 77

Tabel 4.3 Prestasi Siswa pada Siklus III ... 81

(18)

xvii

Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD ... 37

Gambar 2.3 Jajargenjang ... 38

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi ... 39

Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki... 39

Gambar 2.6 Segitiga Sembarang ... 40

Gambar 2.7 Segitiga ABC ... 42

Gambar 2.8 Pembentuk Segitiga ... 42

Gambar 2.9 Segitiga ABC ... 43

Gambar 2.10 Bagan langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek... 46

Gambar 4.1 Diagram Prestasi Siswa Siklus I ... 74

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ... 75

Gambar 4.3 Diagram Prestasi Siswa Siklus II ... 78

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ... 79

Gambar 4.5 Diagram Prestasi Siswa Siklus III ... 82

Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ... 83

Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Per Siklus... 89

Gambar 4.8 Peningkatan Prestasi Belajar Per Siklus ... 90

(19)

xviii

Lampiran 2 Lembar Proyek Siklus I ... 111

Lampiran 3 Lembar Tes Evaluasi Siklus I... 117

Lampiran 4 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 188

Lampiran 5 Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus I ... 119

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II ... 120

Lampiran 7 Lembar Proyek Siklus II ... 130

Lampiran 8 Lembar Tes Evaluasi Siklus II ... 131

Lampiran 9 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 132

Lampiran 10 Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus II ... 133

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus III ... 134

Lampiran 12 Lembar Proyek Siklus III ... 145

Lampiran 13 Lembar Tes Evaluasi Siklus III ... 146

Lampiran 14 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus III ... 147

Lampiran 15 Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus III ... 148

Lampiran 16 Foto Pelaksanaan Pembelajaran ... 149

Lampiran 17 Penunjukan Dosen Pembimbing ... 151

Lampiran 18 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 152

Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian ... 153

Lampiran 20 Lembar Konsultasi Pembimbing ... 154

Lampiran 21 Daftar SKK ... 155

(20)

1

Ilmu memiliki peran yang sangat mulia, bahkan Allah SWT akan

meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Melalui

ayat Al Qur’an, Allah mengajak setiap muslim untuk menjadi muslim

yang berilmu dengan belajar. Hal ini ditunjukkan dalam firman Allah

yaitu:

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,”Berilah kelapangan di dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat(derajat) orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al- Mujadalah:11).

Dengan memahami ayat di atas maka manusia kan mengetahui bahwa

(21)

untuk memperoleh ilmu harus dimulai sedini mungkin, dalam pedidikan

formal dapat dimulai dari jenjang pendidikan dasar. Dalam undang-undang

nomor 20 tahun 2003 yang dimaksud pendidikan dasar adalah pendidikan

yang berbentuk sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah

menengah pertama atau madrasah tsanawiyah.

Pendidikan dasar adalah jembatan bagi upaya peningkatan

pengembangan SDM ( Sumber Daya Manusia). Di samping itu sekolah

dasar merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya. Mutu pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi tergantung kepada dasar kemampuan dan

keterampilan yang dikembangkan sejak tingkat sekolah dasar. Mutu

pendidikan yang baik di tingkat sekolah dasar akan menghasilkan di

tingkat secara sistematik mutu pendidikan pada jenjang selanjutnya. Jadi

pendidikan di sekolah dasar itu memungkinkan perubahan mutu

pendidikan pada jenjang selanjutnya (Susanto, 2013: 92). Dengan

demikian, guru pendidikan sekolah dasar harus mampu menciptakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif

khususnya pada mata pelajaran Matematika.

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada dan wajib

diberikan di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga

menengah atas. Matematika sendiri memiliki fungsi mengembangkan

kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan

rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

(22)

Tujuan pembelajaran matematika adalah (1) melatih cara berfikir dan

menalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan

penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,

konsisten, dan inkonsistensi, (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang

melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan

pemikiran ingin tahu, orisinil, membuat prediksi dan dugaan, serta

mencoba-coba, (3) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,

(4) mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

catatan, grafik, peta, diagram, dan menjelaskan gagasan ( Depag RI, 2004 :

173).

Obyek kajian matematika sangat banyak, maka perlulah seorang guru

harus lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Namun pada

kenyataannya dalam pembelajaran Matematika di MI Muhammadiyah

Tejobang guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses

pembelajarannya dan hal ini menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses

pembelajaran sehingga siswa kesulitan untuk mengingat apa yang telah

diajarkan oleh guru. Sementara itu prestasi belajar atau nilai mata

pelajaran Matematika di MI Muhammadiyah Tejobang juga masih rendah,

rendahnya nilai ini dibuktikan dengan hasil nilai yang masih belum

memenuhi standar KKM MI Muhammadiyah Tejobang yaitu 65. Oleh

sebab itu guru di MI Muhammadiyah Tejobang harus lebih kreatif lagi

(23)

mengajar guru tidak menggunakan teknik, model, metode, media, dan

strategi pembelajaran, maka sulit bagi siswa untuk menyerap

konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru. Menurut penulis Model

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan

model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran Matematika di MI

Muhammadiyah Tejobang khususnya materi keliling dan luas bangun

datar terutama bangun datar jajargenjang dan segitiga (Sunarroso,2008).

Dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning) pembelajaran akan lebih menarik dan berkesan bagi

siswa sehingga siswa akan lebih paham dengan materi yang mereka

pelajari serta diharapkan prestasi belajar siswa akan dapat meningkat.

Dalam karya Hamdani (2010: 137) Winkel mengatakan bahwa

prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh

seseorang. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum

yang telah dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha – usaha

belajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah melakukan suatu evaluasi.

Dari hasil evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang: “PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI

KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL

(24)

DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah

penelitian ini dapat dirumuskan :

“Apakah model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas bangun

datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun

Pelajaran 2015/2016?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan di atas penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa

kelas IV materi keliling dan luas bangun datar di MI Muhammadiyah

Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran

Berbasis Proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas

bangun datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab

Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

(25)

Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning) ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan

tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah

sebagai berikut:

a. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan ≥

75%.

b. Ada perubahan prestasi belajar secara berkelanjutan (continue) dari

siklus I ke siklus II dan siklus III.

c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal 65 dalam

pembelajaran Matematika.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritik dan

praktis.

1. Secara teoretik

Sacara teoritiks penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan

pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI),

khususnya mata pelajaran matematika.

2. Secara praktis

a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk

memperkenalkan belajar matematika melalui penggunaan Model

(26)

meningkatkan prestasi belajar siswa dan kemampuan siswa

sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif.

c. Bagi Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), dapat

dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis

sekolah/ Madrasah dalam upaya peningkatan prestasi belajar.

F. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis memberikan

definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar

tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat.

Adapun istilah- istilah tersebut adalah:

1. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki

siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar sesorang

sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi

pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang

studi setelah mengalami proses belajar mengajar (Hamdani, 2011:

138-139) . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah

ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur

oprasional yang digunakan sebagai penjelasan masalah mengenai

bilangan, yang di dalamnya juga dibahas mengenai keliling dan luas

(27)

Prestasi belajar matematika adalah tingkat kemampuan yang

dimiliki siswa melalui usaha yang diperoleh dalam proses belajar

matematika.

2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang

melibatkan proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk,

kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan (Hamdani, 2010:

218).

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas,

istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research

(CAR) yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang

dilakukan di kelas. Menurut Kemmis dan Carr ( 1986:26 )

mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam

masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya,

memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK adalah proses penetapan

dan suatu tindakan-tindakan baru, baik terhadap anak didik di dalam

kelas maupun warga lain di lingkungan sekolah, sebagai alternatif

(28)

Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian tindakan kelas

adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto,

2006:58). Jadi secara garis besarnya penelitian tindakan kelas adalah

jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk memecahkan

masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara

bertahap dan terus menerus.

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena

melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan

langsung dalam proses penelitian. Peneliti mengumpulkan data

observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa. Adapun gambaran

tahap penelitian (Arikunto, 2006:16) adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Siklus Penelitian

(29)

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu penelitian

a. Subjek

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah

siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab

Boyolali. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penerapan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

setelah itu dilakukan refleksi.

b. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Tejobang,

Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.

c. Waktu

Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran

2015/2016, dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

1) Kegiatan Siklus I

Pelaksanaan dilaksanakan hari Senin 10 Agustus 2015

dengan aloksi waktu 2 jam pelajaran ( 70 menit ).

2) Kegiatan Siklus II

Pelaksanaan dilaksanakan hari Kamis 13 Agustus 2015

dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 70 menit ).

(30)

Pelaksanaan dilaksanakan hari Sabtu 15 Agustus 2015

dengan alokasi waktu ( 70 menit ).

3. Langkah-langkah penelitian

Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,

meliputi: (1) planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3)

Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih

jelasnya sebagai berikut:

a. Tahap rencana (planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum

seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan

adalah:

1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).

2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.

3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.

4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk mengetahui

kondisi siswa dalam proses pembelajaran.

5) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam

pembelajaran.

6) Menyusun test formatif untuk siswa

(31)

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa

penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang

tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran

terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti ( Elaborasi,

Eksplorasi, dan Konfirmasi) dan penutup.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Semester Ganjil

Tanggal Pra Observasi - Pengamatan

- Wawancara - Hasil tes siswa

-Observasi proses KBM

-Hasil tes matematika kelas IV MIM Tejobang Perencanaan - Berdasarkan hasil

observasi peneliti

Siklus 1 - Pelaksanaan proses

- Menghitung keliling dan luas jajargenjang Menghitung keliling dan luas segitiga. Kamis 13

Agustus 2015

Siklus 2 - Memperbaiki kelemahan pada

- Menghitung keliling dan luas jajargenjang - Menghitung keliling

dan luas segitiga.

Siklus 3 - Memperbaiki kelemahan pada

- Menghitung keliling dan luas jajargenjang

(32)

pembelajaran keliling dan luas bangun ruang

- Menghitung keliling dan luas segitiga.

Asesmen akhir

c. Tahap pengamatan (observation)

Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis

untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi

keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.

d. Tahap refleksi (reflection), meliputi :

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I

pada siklus II.

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah

dilaksanaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki

kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

tindakan ini adalah:

a. Pengamatan / observasi

Pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung

kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran keliling

dan luas bangun datar kelas IV melalui Model Pembelajaran

(33)

b. Tes

Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang

telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau

data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah

disampaikan dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning).

Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Matematika

5. Pengumpulan data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.

Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah

dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data

penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:

(34)

Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta

didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti. Dalam

setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk

mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar

terhadap materi yang diajarkan.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa terhadap

mata pelajaran Matematika. Pada setiap siklus guru memberikan tes

tertulis dalam bentuk uraian serta pengamatan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah

silabus, rencana pelaksanaan tindakan (RPP) dan nilai siswa

sebelum diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project

Based Learning). Silabus merupakan rencana dan pengaturan

tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan

oleh peneliti sebagai landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP

sendiri merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran

pembelajaran. Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

(35)

Selain itu peneliti menggunakan foto jalannya pembelajaran untuk

menjadi penguat dari penelitian.

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis

data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap

siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan

format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti

bersama guru kelas III MI Muhammadiyah Tejobang, kecamatan

Simo, Kabupaten Boyolali, sebagai pijakan untuk menemukan

program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa

kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini

menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan berupa

persentase sebagai berikut:

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 225-226).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai

(36)

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi meliputi : halaman sampul, lembar logo,

halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,

pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup: Latar belakang,

penegasan istilah rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis

tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup: Prestasi belajar

siswa meliputi definisi belajar, ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar,

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, pengertian prestasi

belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Pembelajaran Matematika di SD/MI meliputi pengertian Matematika,

pembelajaran Matematika di SD/MI, Model Pembelajaran Berbasis

Proyek (Project Based Learning) meliputi definisi Model

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), kegunaan

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning),

kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

(Project Based Learning), aplikasi Model Pembelajaran Berbasis

(37)

BAB III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Pada bab ini berisi

gambaran umum MI Muhammadiyah Tejobang, Kec. Simo, Kab,

Boyolali dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: Deskripsi

paparan per siklus dan pembahasan.

BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan saran yang

selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek

bidang yang diteliti.

3. Bagian Akhir

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

(38)

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Dalam karya ( Baharuddin dan Wahyuni, 2008 ; 13 ) Fudyartanto

mengemukakan belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu.

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,

pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang

terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,

merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2014: 4).

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah semua aktivitas yang dilakukan oleh seseorang sehingga

menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah

belajar dan sebelum belajar.

2. Ciri – ciri belajar

Dalam karya (Sriyanti, 2009: 18) Baharuddin dan Esa N.W

mengemukakan ciri-ciri belajar meliputi:

a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.

(39)

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa

jadi bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau

pengalaman.

e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.

3. Prinsip-prinsip belajar

Dalam buku karya (Mustaqim, 2012: 69) prinsip-prinsip belajar

antara lain sebagai berikut :

a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.

b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan

ulangan.

c. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.

d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya.

e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami,

bukan sekedar menghafal fakta.

f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang

lain.

g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si

pelajar.

h. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh

(40)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut

(Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19-28)

a. Faktor internal

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua

macam yaitu:

a) Keadaan tonus jasmani

Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat

mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik

yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,

kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat

tercapainya hasil belajar yang maksimal.

b) Keadaan fungsi jasmani

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi

jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil

belajar, terutama panca indra. Pancaindra yang

berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas

belajar yang baik pula. Dalam proses belajar,

(41)

informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,

sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.

2) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa

faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar

adalah

a) Kecerdasan/ inteligensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai

kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang

tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling

penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan

kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi

seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut

meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya semakin rendah

tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu

mencapai kesuksesan belajar.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.

Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan

(42)

c) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat

memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena

jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia tidak

akan bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.

d) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon

dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,

peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun

negative. Sikap siswa dalam belajar dapat mempengaruhi

oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan

guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi

salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar

seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang

yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung

proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan

(43)

b. Faktor eksternal

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar

seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya

dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik

di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi

teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi

pendorong bagi siswa untuk belajar.

b) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi

belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak

pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi

aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika

memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat

belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat

mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,

sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),

pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak

terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga,

orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu

(44)

2) Lingkungan nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak

panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/ kuat,

atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan

tenang. Sebaliknya, bila kondisi alam tidak mendukung,

proses belajar siswa akan terhambat.

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat

digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung

sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga

dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum

sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi,

dan lain sebagainya.

c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa).

Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar

guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang

positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus

menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar

yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

(45)

5. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut W. J. S. Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah

dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).

Dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar,

prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas.

Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan

tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam

diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Hamdani, 2011:

137-138).

6. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern)

dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani, 2011: 139-144).

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini

antara lain sebagai berikut.

1) Kecerdasan (inteligensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan

(46)

karena tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang

siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang

tinggi.

2) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

3) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap

suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh

tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor

pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

4) Minat

Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan

dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat

kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Apabila

seseorang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan

terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkan

dapat dicapai.

5) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(47)

6) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik

tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

kesuksesan belajarnya.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang dapat memengaruhi belajar adalah keadaan

keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat (Hamdani, 2011:

143).

1) Faktor keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana

yang dijelaskan oleh Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga

pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam

belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk

belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu

kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk

belajar. Oleh sebab itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa

pendidikan dimulai dari keluarga, adapun sekolah merupakan

pendidikan lanjutan.

(48)

2) Faktor sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar

siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat

mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Faktor sekolah ini

meliputi metode pembelajaran, strategi pembelajaran,

kurikulum, alat pelajaran dan hubungan guru dengan siswa (

Hamdani, 2011: 144), faktor-faktor tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut

a) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang

akan ditempuh yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan (Soemanto,

2006 : 8).

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan

oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran

berakhir. Guru harus menerapkan metode-metode baru

yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar

mengajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajar

(49)

b) Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru

untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan

memudahkan siswa menerima dan memahami materi

pembelajaran ( Aqib, 2013: 70).

Penggunaan strategi pembelajaran dalam kegiatan

belajar juga sangat diperlukan untuk mempermudah proses

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai,

tanpa strategi yang jelas proses pembelajaran tidak akan

terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

sulit untuk dicapai.

c) Kurikulum

Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan

unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum

kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab

materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu

pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya

(Djamarah, 2011: 180).

d) Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar

siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada

(50)

bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan

tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang

diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima dan

menguasai pelajaran maka belajarnya akan menjadi lebih

giat dan lebih maju.

e) Hubungan guru dengan siswa

Dalam proses belajar mengajar hubungan yang

harmonis antara guru dan siswa sangat diperlukan, sebab

keberhasilan pembelajaran tergantung pada kedua belah

pihak yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak

didik. Interaksi yang efektif antara guru dan siswa akan

mempermudah siswa menerima dan mempelajari pelajaran

tersebut. Bagaimanapun sulitnya materi pelajaran, siswa

akan mempelajarinya dengan baik. Siswa akan merasa

bahwa belajar bukanlah suatu beban, apabila hubungan

dengan guru berlangsung dengan baik.

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap

perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari

anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia

berada.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

(51)

faktor tersebut adalah faktor internal yang meliputi kecerdasan,

faktor jasmaniah, sikap, minat, bakat serta motivasi, dan juga

faktor eksternal yang meliputi keadaan keluarga, keadaan

sekolah dan lingkungan masyarakat.

B. Pembelajaran Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin mathanein atau mathema

yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa

Belanda disebut wiskunden atau ilmu pasti, yang kesemuanya

berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran

deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh

sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara

konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten

(Departemen Agama RI, 2004).

Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust (dalam Sam’s, 2010;

11) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.

2. Ciri-ciri Matematika

Matematika mempunyai beberapa ciri-ciri, yaitu :

a. Memiliki obyek yang abstrak

Matematika merupakan cabang ilmu yang spesifik.

(52)

dapat ditangkap oleh indra manusia. Substansi matematika adalah

benda-benda piker yang bersifat abstrak. Obyek matematika

adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu

berperan dalam membentuk proses berpikir matematis., dengan

salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis.

b. Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten

Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat

anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai

kebenarannya dan dianggap saja benar. Anggapan-anggapan yang

dianggap benar dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan

aksioma dapat digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu

pernyataan lain yang disebut teorema. Matematika merupakan

kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas

dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema (Sriyanto, 2007:

12-13).

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

a. Fungsi matematika

Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan

menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus

matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan

sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan

pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan

(53)

model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan

matematika, diagram, grafik, atau table (Departemen Agama RI,

2004).

b. Tujuan pembelajaran matematika

Adapun tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut

1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,

misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi,

eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan

inkonsistensi.

2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,

intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan rasa ingin

tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan

lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan

masalah.

4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika

Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat

kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh

peserta didik pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika.

Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini adalah

(54)

Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan

dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan

geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan

unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas,

dan volume dalam memecahkan masalah. Pengelolaan data

ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan

mengolah data (Departemen Agama RI, 2004: 174).

C. Materi Keliling dan Luas Bangun Datar (Jajargenjang dan Segitiga)

Bangun datar adalah suatu bangun geometri yang berbentuk datar

(rata) yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak

mempunyai tinggi dan tebal.

1. Jajargenjang

Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat

ruas garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu

titik disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis

pada jajargenjang dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki

jajargenjang mempunyai sifat yang tertentu serta menjadi salah satu

ciri-ciri jajargenjang.

Perhatikan gambar berikut

(55)

a. Sudut yang berhadapan besarnya sama.

<A = <B

<B = <D

b. Dua sudut yang berdekatan jumlahnya 180o.

A + B = 180o

B + C = 180o

C + D = 180o

D + A = 180o

c. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.

AB = CD dan AB // CD

AD = BC dan AD // BC

d. Diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah

AE = EC

BE = ED

Keliling dan luas jajargenjang

1) Keliling Jajargenjang

Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun

datar.

Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis

(56)

Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD

Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang

sisi-sisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut

K = AB + BC + CD + AD

Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus

kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC)

2) Luas Jajargenjang

Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas

ruas-ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah

jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas

dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah

jarak terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi

depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap

alasnya.

Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tingginya ditulis

“t” dan luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang

dapat ditulis :

(57)

Gambar 2.3 Jajargenjang

2. Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis.

Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu

a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.

Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga

sembarang.

1) Segitiga Sama Sisi

Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang

ketiga sisinya sama. Dan pada segitiga sama sisi berlaku

sifat-sifat sebagai berikut.

a) Ketiga sisinya sama panjang.

b) Mempunyai tiga sumbu simetri.

c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan tiga

cara.

d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya

(58)

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi

2) Segitiga Sama Kaki

Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama kaki jika panjang dua

sisinya sama. Pada segitiga sama kaki berlaku sifat-sifat

sebagai berikut.

a) Kedua sisinya sama panjang.

b) Mempunyai satu sumbu simetri.

c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu

cara.

d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya

dengan dua cara.

(59)

3) Segitiga Sembarang

Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga

sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga

dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika

ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang

dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut.

a) Tidak mempunyai sumbu simetri.

b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu

cara.

c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya

dengan satu cara.

Gambar 2.6 Segitiga Sembarang

b. Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya

Berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu segitiga siku-siku, segitiga lancip dan segitiga

(60)

1) Segitiga Siku-siku

Suatu segitiga dinamakan segitiga siku-siku, jika salah satu

sudutnya adalah sudut siku-siku (90o). Pada segitiga siku-siku

berlaku sifat-sifat sebagai berikut.

a) Salah satu sudutnya 90o.

b) Dua sudut yang bukan siku-siku besarnya selalu sama.

c) Tidak mempunyai sumbu simetri.

Segitiga siku-siku ada dua macam yaitu segitiga siku-siku

sembarang dan segitiga siku-siku sama kaki.

2) Segitiga lancip

Suatu segitiga dinamakan segitiga lancip jika ketiga sudutnya

merupakan sudut lancip (< 90o). Pada setiap segitiga lancip

berlaku sifat-sifat berikut.

a) Semua besar sudutnya kurang dari 900.

b) Jika semua sudutnya sama besar, maka ,merupakan segitiga

sama sisi.

3) Segitiga Tumpul

Suatu segitiga dinamakan segitiga tumpul jika salah satu besar

sudutnya lebih besar dari 90o. Ada dua macam segitiga tumpul

yaitu segitiga tumpul sembarang dan segitiga tumpul sama

kaki.

(61)

Keliling dan Luas Segitiga

1. Keliling Segitiga

Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung

masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.

Gambar 2.7 Segitiga ABC

Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA

2. Luas Segitiga

Untuk menentukan luas segitiga dapat ditentukan dengan

menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan

Gambar 2.8 Pembentuk Segitiga

Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC

terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi

2 bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari

(62)

Gambar 2.9 Segitiga ABC

Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi

bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t).

Sehingga luas segitiga dirumuskan

D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based

Learning)

Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang

melibatkan proyek perseorangan atau grup yang dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk, kemudian

hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan (Hamdani, 2010: 218).

Sedangkan pendapat lain mengungkapkan pembelajaran berbasis

proyek sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengkaitkan antara

teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan

siswa, atau dengan suatu proyek sekolah (Warsono, 2010: 153).

2. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek

(63)

b. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

c. Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengolah

informasi yang dikumpulkan.

d. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.

e. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.

f. Hasil akhir berupa produk dan dievauasi kualitasnya.

g. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan

perubahan.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek

Sebagai model pembelajaran, menurut Thomas (Wena, 2011)

pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu:

a. Prinsip sentralistis(centrality) menegaskan bahwa kerja proyek

merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat

strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari

suatu pengetahuan melalui kerja proyek.

b. Prinsip pertanyaan pendorong/ penuntun (driving question) berarti

bahwa kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan

yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep

atau prinsip utama suatu bidang tertentu dan menumbuhkan

kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas dalam proses

pembelajaran. Oleh sebab itu guru diharapkan dapat memberikan

(64)

c. Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation)

merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang

mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi.

Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan

keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discoveri, dan

pembentukan model. Dalam hal ini guru harus mampu merancang

suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti,

rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu

yang tinggi pada diri siswa.

d. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek

dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan

proses pembelajaran, yaitu menentukan pilihannya, bekerja dengan

minimal supervisi dan bertanggungjawab. Dalam hal ini guru

hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong

tumbuhnya kemandirian siswa.

e. Prinsip realistis (realism) pembelajaran berbasis proyek

mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan

yang autentik. Untuk itu, guru harus mampu merancang proses

pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa dilakukan dengan

(65)

4. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek

Gambar 2.10 Bagan langkah pelaksanaan model pembelajaran

berbasis proyek

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential

Question).

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu

pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam

melakukan suatu aktivitas.

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan

siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki

atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main.

Pemilihan aktifitas yang dapat mendukung dalam menjawab

pertanyaan esensial dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek

yang mungkin serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses

untuk membantu penyelesaian

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

(66)

1) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,

2) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,

3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,

4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang

tidak berhubungan dengan proyek, dan

5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)

tentang pemilihan suatu cara.

d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and

the Progress of the Project)

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap

aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring

dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses.

Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas

siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah

rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing- masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat

pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam

(67)

5. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis proyek

Model pembelajaran berbasis proyek sebagaimana model

pembelajaran lainnya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di

dalam pelaksanaanya. Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek

antara lain

1) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahan masalah.

3) Dapat meningkatkan kolaborasi.

4) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola

sumber.

5) Dapat meningkatkan keaktifan siswa.

6) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mencari

informasi.

7) Dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan

komunikasi.

8) Dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam

mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu untuk

menyelesaikan tugas.

9) Melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi dan

menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian

diimplementasikan dengan dunia nyata.

10)Dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,

Gambar

Gambar 1.1 Siklus Penelitian
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Semester Ganjil
Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Matematika
Gambar 2.1  Jajargenjang ABCD
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa konstruksi di Indonesia berupaya keras untuk menjaga kelangsungan hidup

kala Kecil. DASAR TEO Segmentas Suatu str egmentasi yan dalah dengan egmentasi-lebi egmentasi-lebi erikut. Citra suatu kata dapat. Penggabun dalam satu Penggabun yang berd

Form ini dipakai untuk menyembunyikan file rahasia ke dalam gambar. Pada kolom file hidden dipilih file dokumen yang akan disembunyikan, ukuran maks file ini adalah 5MB.

Menurut Anda, apakah peranan beras merah yang paling cocok apabila diaplikasikan pada produk makanan seperti cookies.. Untuk menggantikan tepung terigu

nilotica mempunyai diameter paling besar 30 cm, sehingga dibuat 3 kelas diameter Pohon contoh yang diambil sebanyak 9 pohon karena berbagai keterbatasan tenaga

Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengembangkan Komputer Pembelajaran Interaktif Menggunakan Program

Dari beberapa kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik kelas 1 SD dirancang Tujuan Instruksional Umum (TIU) untuk menentukan kompetensi- kompetensi yang