MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO,
KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Alfi Fajri Kusumadani
NIM. 11511054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO,
KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Alfi Fajri Kusumadani
NIM. 11511054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO,
KAB BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Alfi Fajri Kusumadani
NIM. 11511054
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vi
Saya yang bertandatangan di bawah ini
Nama : Alfi Fajri Kusumadani
NIM : 11511054
Fakutas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Boyolali, 2 September 2015
Yang Menyatakan
vii
Sesungguhmya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’ad 11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
Ibuku (Suparti) dan Bapakku (Mudzakir) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.
Kakaku (Adhika) yang selalu mendukung dan memberi semangat.
Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
Calon pendampingku yang telah mendoakan dan menungguku.
Sahabat – sahabatku (Ani Muslihah, Bilqis, Awalia).
viii
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yag telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas IV Materi Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Di Mi Muhammadiyah
Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekal
hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Suatu kebanggan tugas ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis
sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini,
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak
terimakasih setulusnya kepada:
1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
ix
membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan
waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
bantuan kepada penulis.
6. Tunjiyah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Tejobang
beserta guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan
penelitian di MI Muhammadiyah Tejobang.
7. Siswa-siswi kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang yang telah mendukung
dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Teman – teman PGMI B 2011, yang selalu bersama dalam suka dan duka.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa
semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat
kesuksesan dunia akhirat, aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik
x
Salatiga, 2 September 2015
xi
Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. SkripsiJurusan Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri SalatigaPembimbing Dr. Muna Erawati, M.Si.
Kata Kunci : Prestasi Belajar Matematika dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang pada mata pelajaran Matematika dengan model pembelajran berbasis proyek. Masalah yang dikaji adalah apakah penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang, Kec. Simo, Kab. BoyolaliTahun Pelajran 2015/2016. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran berbasis proyek. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Penelitian yang dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi keliling dan luas bangun datar(jajargenjang dan segitiga) kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek menghasilkan peningkatan prestasi belajar siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa atau 47% dan 9 siswa atau 53% belum tuntas dengan rata-rata 58,88. Pada siklus II meningkat menjadi 13 siswa yang tuntas atau 75%, sedangkan yang tidak tuntas 4 siswa atau 25% dengan nilai rata-rata 76,35. Dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi menjadi 15 siswa atau 88% tuntas dan 2 siswa atau 12% siswa tidak tuntas,serta rata-rata nilainya 85,29.
xii
LEMBAR BERLOGO ... Ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Iv PENGESAHAN KELULUSAN ... V PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
xiii
H. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar ... 19
1. Pengertian Belajar ... 19
2. Ciri-ciri Belajar ... 19
3. Prinsip-prinsip Belajar ... 20
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar ………… 21
B. Prestasi Belajar …………... 26
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 26
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26
C. Pembelajaran Matematika ………... 32
1. Pengertian Matematika ………... 32
2. Ciri-ciri Matematika ………... 32
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 33
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika ……... 34
D. Materi Keliing dan Luas Bangun Datar ………... 35
xiv
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek ……… 43
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek ………. 44
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ……….. 46 5. Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek .. 48
6. Sistem Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek ………….. 50
F. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada Keliling dan Luas Bangun Datar (jajargenjang dan segitiga).……… 51 G. Hasil Penelitian yang Relevan ……….……… 52
BAB III Pelaksanaan Penelitian A. Subjek Penelitian ... 55
B. Pelaksanaan Penelitian ... 59
1. Diskripsi Siklus I ... 59
2. Diskripsi Siklus II ... 64
3. Diskripsi Siklus III ... 68
xv
B. Pembahasan ………... 84
1. Siklus I ... 86
2. Siklus II ... 87
3. Siklus III ... 87
4. Hasil Rekapitulasi Data Ketuntasan Siswa ………... 88
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 92
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
xvi
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Muhammadiyah Tejobang ... 56
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Muhammadiyah Tejobang ... 57
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang ... 58
Tabel 4.1 Prestasi Siswa pada Siklus I ... 73
Tabel 4.2 Prestasi Siswa pada Siklus II ... 77
Tabel 4.3 Prestasi Siswa pada Siklus III ... 81
xvii
Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD ... 37
Gambar 2.3 Jajargenjang ... 38
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi ... 39
Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki... 39
Gambar 2.6 Segitiga Sembarang ... 40
Gambar 2.7 Segitiga ABC ... 42
Gambar 2.8 Pembentuk Segitiga ... 42
Gambar 2.9 Segitiga ABC ... 43
Gambar 2.10 Bagan langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek... 46
Gambar 4.1 Diagram Prestasi Siswa Siklus I ... 74
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ... 75
Gambar 4.3 Diagram Prestasi Siswa Siklus II ... 78
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ... 79
Gambar 4.5 Diagram Prestasi Siswa Siklus III ... 82
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV ... 83
Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Nilai Matematika Siswa Per Siklus... 89
Gambar 4.8 Peningkatan Prestasi Belajar Per Siklus ... 90
xviii
Lampiran 2 Lembar Proyek Siklus I ... 111
Lampiran 3 Lembar Tes Evaluasi Siklus I... 117
Lampiran 4 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I ... 188
Lampiran 5 Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus I ... 119
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II ... 120
Lampiran 7 Lembar Proyek Siklus II ... 130
Lampiran 8 Lembar Tes Evaluasi Siklus II ... 131
Lampiran 9 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II ... 132
Lampiran 10 Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus II ... 133
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus III ... 134
Lampiran 12 Lembar Proyek Siklus III ... 145
Lampiran 13 Lembar Tes Evaluasi Siklus III ... 146
Lampiran 14 Kunci Jawaban Evaluasi Siklus III ... 147
Lampiran 15 Lembar Jawaban Siswa Pada Siklus III ... 148
Lampiran 16 Foto Pelaksanaan Pembelajaran ... 149
Lampiran 17 Penunjukan Dosen Pembimbing ... 151
Lampiran 18 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 152
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian ... 153
Lampiran 20 Lembar Konsultasi Pembimbing ... 154
Lampiran 21 Daftar SKK ... 155
1
Ilmu memiliki peran yang sangat mulia, bahkan Allah SWT akan
meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan berilmu. Melalui
ayat Al Qur’an, Allah mengajak setiap muslim untuk menjadi muslim
yang berilmu dengan belajar. Hal ini ditunjukkan dalam firman Allah
yaitu:
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,”Berilah kelapangan di dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat(derajat) orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al- Mujadalah:11).
Dengan memahami ayat di atas maka manusia kan mengetahui bahwa
untuk memperoleh ilmu harus dimulai sedini mungkin, dalam pedidikan
formal dapat dimulai dari jenjang pendidikan dasar. Dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 yang dimaksud pendidikan dasar adalah pendidikan
yang berbentuk sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah dan sekolah
menengah pertama atau madrasah tsanawiyah.
Pendidikan dasar adalah jembatan bagi upaya peningkatan
pengembangan SDM ( Sumber Daya Manusia). Di samping itu sekolah
dasar merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya. Mutu pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi tergantung kepada dasar kemampuan dan
keterampilan yang dikembangkan sejak tingkat sekolah dasar. Mutu
pendidikan yang baik di tingkat sekolah dasar akan menghasilkan di
tingkat secara sistematik mutu pendidikan pada jenjang selanjutnya. Jadi
pendidikan di sekolah dasar itu memungkinkan perubahan mutu
pendidikan pada jenjang selanjutnya (Susanto, 2013: 92). Dengan
demikian, guru pendidikan sekolah dasar harus mampu menciptakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif
khususnya pada mata pelajaran Matematika.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada dan wajib
diberikan di Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga
menengah atas. Matematika sendiri memiliki fungsi mengembangkan
kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan
rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan pembelajaran matematika adalah (1) melatih cara berfikir dan
menalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,
konsisten, dan inkonsistensi, (2) mengembangkan aktivitas kreatif yang
melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan
pemikiran ingin tahu, orisinil, membuat prediksi dan dugaan, serta
mencoba-coba, (3) mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
(4) mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram, dan menjelaskan gagasan ( Depag RI, 2004 :
173).
Obyek kajian matematika sangat banyak, maka perlulah seorang guru
harus lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Namun pada
kenyataannya dalam pembelajaran Matematika di MI Muhammadiyah
Tejobang guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses
pembelajarannya dan hal ini menjadikan siswa menjadi pasif dalam proses
pembelajaran sehingga siswa kesulitan untuk mengingat apa yang telah
diajarkan oleh guru. Sementara itu prestasi belajar atau nilai mata
pelajaran Matematika di MI Muhammadiyah Tejobang juga masih rendah,
rendahnya nilai ini dibuktikan dengan hasil nilai yang masih belum
memenuhi standar KKM MI Muhammadiyah Tejobang yaitu 65. Oleh
sebab itu guru di MI Muhammadiyah Tejobang harus lebih kreatif lagi
mengajar guru tidak menggunakan teknik, model, metode, media, dan
strategi pembelajaran, maka sulit bagi siswa untuk menyerap
konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru. Menurut penulis Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan
model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran Matematika di MI
Muhammadiyah Tejobang khususnya materi keliling dan luas bangun
datar terutama bangun datar jajargenjang dan segitiga (Sunarroso,2008).
Dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) pembelajaran akan lebih menarik dan berkesan bagi
siswa sehingga siswa akan lebih paham dengan materi yang mereka
pelajari serta diharapkan prestasi belajar siswa akan dapat meningkat.
Dalam karya Hamdani (2010: 137) Winkel mengatakan bahwa
prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil maksimum
yang telah dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha – usaha
belajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah melakukan suatu evaluasi.
Dari hasil evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang: “PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI
KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL
DI MI MUHAMMADIYAH TEJOBANG, KEC SIMO, KAB BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah
penelitian ini dapat dirumuskan :
“Apakah model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas bangun
datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun
Pelajaran 2015/2016?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan di atas penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
kelas IV materi keliling dan luas bangun datar di MI Muhammadiyah
Tejobang, Kec Simo, Kab Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning) dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas IV materi keliling dan luas
bangun datar di MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab
Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan
tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah
sebagai berikut:
a. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan ≥
75%.
b. Ada perubahan prestasi belajar secara berkelanjutan (continue) dari
siklus I ke siklus II dan siklus III.
c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal 65 dalam
pembelajaran Matematika.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritik dan
praktis.
1. Secara teoretik
Sacara teoritiks penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan
pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI),
khususnya mata pelajaran matematika.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa, dapat memberikan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan belajar matematika melalui penggunaan Model
meningkatkan prestasi belajar siswa dan kemampuan siswa
sehingga dapat tercipta pembelajaran yang efektif.
c. Bagi Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), dapat
dijadikan sebagai contoh bentuk peningkatan yang berbasis
sekolah/ Madrasah dalam upaya peningkatan prestasi belajar.
F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan kejelasan judul diatas, penulis memberikan
definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar
tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat.
Adapun istilah- istilah tersebut adalah:
1. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki
siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi yang
diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar sesorang
sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi
pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang
studi setelah mengalami proses belajar mengajar (Hamdani, 2011:
138-139) . Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah
ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur
oprasional yang digunakan sebagai penjelasan masalah mengenai
bilangan, yang di dalamnya juga dibahas mengenai keliling dan luas
Prestasi belajar matematika adalah tingkat kemampuan yang
dimiliki siswa melalui usaha yang diperoleh dalam proses belajar
matematika.
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
melibatkan proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan
dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk,
kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan (Hamdani, 2010:
218).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas,
istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research
(CAR) yang berarti action research (penelitian dengan tindakan) yang
dilakukan di kelas. Menurut Kemmis dan Carr ( 1986:26 )
mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam
masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya,
memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Sedangkan pendapat lain mengemukakan PTK adalah proses penetapan
dan suatu tindakan-tindakan baru, baik terhadap anak didik di dalam
kelas maupun warga lain di lingkungan sekolah, sebagai alternatif
Arikunto dalam bukunya mengungkapkan Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya (Arikunto,
2006:58). Jadi secara garis besarnya penelitian tindakan kelas adalah
jenis penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk memecahkan
masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran dilakukan secara
bertahap dan terus menerus.
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena
melalui penelitian ini seorang peneliti terjun langsung dan ikut berperan
langsung dalam proses penelitian. Peneliti mengumpulkan data
observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa. Adapun gambaran
tahap penelitian (Arikunto, 2006:16) adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Siklus Penelitian
2. Subjek, Lokasi, dan Waktu penelitian
a. Subjek
Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah
siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang, Kec Simo, Kab
Boyolali. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
setelah itu dilakukan refleksi.
b. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di MI Muhammadiyah Tejobang,
Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
c. Waktu
Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran
2015/2016, dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :
1) Kegiatan Siklus I
Pelaksanaan dilaksanakan hari Senin 10 Agustus 2015
dengan aloksi waktu 2 jam pelajaran ( 70 menit ).
2) Kegiatan Siklus II
Pelaksanaan dilaksanakan hari Kamis 13 Agustus 2015
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran ( 70 menit ).
Pelaksanaan dilaksanakan hari Sabtu 15 Agustus 2015
dengan alokasi waktu ( 70 menit ).
3. Langkah-langkah penelitian
Arikunto (2006:20), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
meliputi: (1) planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3)
Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih
jelasnya sebagai berikut:
a. Tahap rencana (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum
seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan
adalah:
1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning).
2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan.
3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
4) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk mengetahui
kondisi siswa dalam proses pembelajaran.
5) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam
pembelajaran.
6) Menyusun test formatif untuk siswa
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti ( Elaborasi,
Eksplorasi, dan Konfirmasi) dan penutup.
Tabel 1.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas Semester Ganjil
Tanggal Pra Observasi - Pengamatan
- Wawancara - Hasil tes siswa
-Observasi proses KBM
-Hasil tes matematika kelas IV MIM Tejobang Perencanaan - Berdasarkan hasil
observasi peneliti
Siklus 1 - Pelaksanaan proses
- Menghitung keliling dan luas jajargenjang Menghitung keliling dan luas segitiga. Kamis 13
Agustus 2015
Siklus 2 - Memperbaiki kelemahan pada
- Menghitung keliling dan luas jajargenjang - Menghitung keliling
dan luas segitiga.
Siklus 3 - Memperbaiki kelemahan pada
- Menghitung keliling dan luas jajargenjang
pembelajaran keliling dan luas bangun ruang
- Menghitung keliling dan luas segitiga.
Asesmen akhir
c. Tahap pengamatan (observation)
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis
untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi
keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran.
d. Tahap refleksi (reflection), meliputi :
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I
pada siklus II.
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki
kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian
tindakan ini adalah:
a. Pengamatan / observasi
Pengamatan digunakan untuk mengamati secara langsung
kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran keliling
dan luas bangun datar kelas IV melalui Model Pembelajaran
b. Tes
Tes dilakukan dengan memberikan soal mengenai materi yang
telah disampaikan (lembar soal) untuk mendapatkan informasi atau
data tentang pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning).
Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Matematika
5. Pengumpulan data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah
dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data
penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:
Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta
didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti. Dalam
setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana perhatian aktivitas, dan prestasi belajar
terhadap materi yang diajarkan.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa terhadap
mata pelajaran Matematika. Pada setiap siklus guru memberikan tes
tertulis dalam bentuk uraian serta pengamatan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah
silabus, rencana pelaksanaan tindakan (RPP) dan nilai siswa
sebelum diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning). Silabus merupakan rencana dan pengaturan
tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas yang digunakan
oleh peneliti sebagai landasan penyusunan RPP. Sedangkan RPP
sendiri merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman pembelajaran guru dan disusun dalam tiap-tiap putaran
pembelajaran. Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Selain itu peneliti menggunakan foto jalannya pembelajaran untuk
menjadi penguat dari penelitian.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan
format pengamatan lainnya. Analisis reflektif dilakukan peneliti
bersama guru kelas III MI Muhammadiyah Tejobang, kecamatan
Simo, Kabupaten Boyolali, sebagai pijakan untuk menemukan
program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa
kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini
menggunakan analisis deskriptif. Deskriptif yang digunakan berupa
persentase sebagai berikut:
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 225-226).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini sebagai
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi meliputi : halaman sampul, lembar logo,
halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan,
pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I Berisi pendahuluan yang mencakup: Latar belakang,
penegasan istilah rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Berisi kajian pustaka yang mencakup: Prestasi belajar
siswa meliputi definisi belajar, ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, pengertian prestasi
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Pembelajaran Matematika di SD/MI meliputi pengertian Matematika,
pembelajaran Matematika di SD/MI, Model Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning) meliputi definisi Model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), kegunaan
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning),
kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning), aplikasi Model Pembelajaran Berbasis
BAB III Pelaksanaan Penelitian mencakup: Pada bab ini berisi
gambaran umum MI Muhammadiyah Tejobang, Kec. Simo, Kab,
Boyolali dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup: Deskripsi
paparan per siklus dan pembahasan.
BAB V Penutup, mencakup: Kesimpulan dan saran yang
selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek
bidang yang diteliti.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam karya ( Baharuddin dan Wahyuni, 2008 ; 13 ) Fudyartanto
mengemukakan belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,
merasa, maupun dalam bertindak (Susanto, 2014: 4).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah semua aktivitas yang dilakukan oleh seseorang sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah
belajar dan sebelum belajar.
2. Ciri – ciri belajar
Dalam karya (Sriyanti, 2009: 18) Baharuddin dan Esa N.W
mengemukakan ciri-ciri belajar meliputi:
a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.
b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.
berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa
jadi bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau
pengalaman.
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan.
3. Prinsip-prinsip belajar
Dalam buku karya (Mustaqim, 2012: 69) prinsip-prinsip belajar
antara lain sebagai berikut :
a. Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.
b. Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan
ulangan.
c. Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.
d. Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan
aktivitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya.
e. Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami,
bukan sekedar menghafal fakta.
f. Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan orang
lain.
g. Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si
pelajar.
h. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut
(Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19-28)
a. Faktor internal
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
a) Keadaan tonus jasmani
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat
mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik
yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Keadaan fungsi jasmani
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil
belajar, terutama panca indra. Pancaindra yang
berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar yang baik pula. Dalam proses belajar,
informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis
seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah
a) Kecerdasan/ inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya semakin rendah
tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
c) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat
memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena
jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia tidak
akan bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.
d) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun
negative. Sikap siswa dalam belajar dapat mempengaruhi
oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan
guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi
salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar
seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang
yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi
teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi
pendorong bagi siswa untuk belajar.
b) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat
belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga,
orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu
2) Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/ kuat,
atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan
tenang. Sebaliknya, bila kondisi alam tidak mendukung,
proses belajar siswa akan terhambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga
dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi,
dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan kepada siswa).
Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia
perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar
guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus
menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
5. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut W. J. S. Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar,
prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas.
Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan
tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar (Hamdani, 2011:
137-138).
6. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern)
dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani, 2011: 139-144).
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini
antara lain sebagai berikut.
1) Kecerdasan (inteligensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan
karena tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang
siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang
tinggi.
2) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
3) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap
suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh
tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor
pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.
4) Minat
Minat adalah kecenderungan untuk selalu memperhatikan
dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat
kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Apabila
seseorang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan
terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkan
dapat dicapai.
5) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
6) Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik
tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar
kesuksesan belajarnya.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat memengaruhi belajar adalah keadaan
keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat (Hamdani, 2011:
143).
1) Faktor keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana
yang dijelaskan oleh Slameto, bahwa keluarga adalah lembaga
pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam
keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam
belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong untuk
belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu
kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk
belajar. Oleh sebab itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga, adapun sekolah merupakan
pendidikan lanjutan.
2) Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar
siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat
mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Faktor sekolah ini
meliputi metode pembelajaran, strategi pembelajaran,
kurikulum, alat pelajaran dan hubungan guru dengan siswa (
Hamdani, 2011: 144), faktor-faktor tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut
a) Metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang
akan ditempuh yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan (Soemanto,
2006 : 8).
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran
berakhir. Guru harus menerapkan metode-metode baru
yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar
mengajar dan menumbuhkan semangat siswa dalam belajar
b) Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru
untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan
memudahkan siswa menerima dan memahami materi
pembelajaran ( Aqib, 2013: 70).
Penggunaan strategi pembelajaran dalam kegiatan
belajar juga sangat diperlukan untuk mempermudah proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai,
tanpa strategi yang jelas proses pembelajaran tidak akan
terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sulit untuk dicapai.
c) Kurikulum
Kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan
unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum
kegiatan belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab
materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu
pertemuan kelas, belum guru programkan sebelumnya
(Djamarah, 2011: 180).
d) Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar
siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada
bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima dan
menguasai pelajaran maka belajarnya akan menjadi lebih
giat dan lebih maju.
e) Hubungan guru dengan siswa
Dalam proses belajar mengajar hubungan yang
harmonis antara guru dan siswa sangat diperlukan, sebab
keberhasilan pembelajaran tergantung pada kedua belah
pihak yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak
didik. Interaksi yang efektif antara guru dan siswa akan
mempermudah siswa menerima dan mempelajari pelajaran
tersebut. Bagaimanapun sulitnya materi pelajaran, siswa
akan mempelajarinya dengan baik. Siswa akan merasa
bahwa belajar bukanlah suatu beban, apabila hubungan
dengan guru berlangsung dengan baik.
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari
anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia
berada.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
faktor tersebut adalah faktor internal yang meliputi kecerdasan,
faktor jasmaniah, sikap, minat, bakat serta motivasi, dan juga
faktor eksternal yang meliputi keadaan keluarga, keadaan
sekolah dan lingkungan masyarakat.
B. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa latin mathanein atau mathema
yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa
Belanda disebut wiskunden atau ilmu pasti, yang kesemuanya
berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran
deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara
konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten
(Departemen Agama RI, 2004).
Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust (dalam Sam’s, 2010;
11) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.
2. Ciri-ciri Matematika
Matematika mempunyai beberapa ciri-ciri, yaitu :
a. Memiliki obyek yang abstrak
Matematika merupakan cabang ilmu yang spesifik.
dapat ditangkap oleh indra manusia. Substansi matematika adalah
benda-benda piker yang bersifat abstrak. Obyek matematika
adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang kesemuanya itu
berperan dalam membentuk proses berpikir matematis., dengan
salah satu cirinya adalah adanya alur penalaran yang logis.
b. Memiliki pola pikir deduktif dan konsisten
Matematika dikembangkan melalui deduksi dari seperangkat
anggapan-anggapan yang tidak dipersoalkan lagi nilai
kebenarannya dan dianggap saja benar. Anggapan-anggapan yang
dianggap benar dikenal dengan sebutan aksioma. Sekumpulan
aksioma dapat digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu
pernyataan lain yang disebut teorema. Matematika merupakan
kumpulan butir-butir pengetahuan benar yang hanya terdiri atas
dua jenis kebenaran, yaitu aksioma dan teorema (Sriyanto, 2007:
12-13).
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
a. Fungsi matematika
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus
matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan
pengelolaan data. Matematika juga berfungsi mengembangkan
model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan
matematika, diagram, grafik, atau table (Departemen Agama RI,
2004).
b. Tujuan pembelajaran matematika
Adapun tujuan pembelajaran matematika adalah sebagai berikut
1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi,
eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsisten dan
inkonsistensi.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi,
intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan
lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan
masalah.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh
peserta didik pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika.
Ruang lingkup materi pada standar kompetensi matematika ini adalah
Kompetensi dalam bilangan ditekankan pada kemampuan melakukan
dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan. Pengukuran dan
geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi sifat dan
unsur bangun datar dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas,
dan volume dalam memecahkan masalah. Pengelolaan data
ditekankan pada kemampuan mengumpulkan, menyajikan, dan
mengolah data (Departemen Agama RI, 2004: 174).
C. Materi Keliling dan Luas Bangun Datar (Jajargenjang dan Segitiga)
Bangun datar adalah suatu bangun geometri yang berbentuk datar
(rata) yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak
mempunyai tinggi dan tebal.
1. Jajargenjang
Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat
ruas garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu
titik disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis
pada jajargenjang dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki
jajargenjang mempunyai sifat yang tertentu serta menjadi salah satu
ciri-ciri jajargenjang.
Perhatikan gambar berikut
a. Sudut yang berhadapan besarnya sama.
<A = <B
<B = <D
b. Dua sudut yang berdekatan jumlahnya 180o.
A + B = 180o
B + C = 180o
C + D = 180o
D + A = 180o
c. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang.
AB = CD dan AB // CD
AD = BC dan AD // BC
d. Diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah
AE = EC
BE = ED
Keliling dan luas jajargenjang
1) Keliling Jajargenjang
Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun
datar.
Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis
Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD
Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang
sisi-sisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut
K = AB + BC + CD + AD
Karena panjang AB = CD dan panjang AD = BC maka rumus
kelilingnya dapat ditulis : K = 2 x (AB + BC)
2) Luas Jajargenjang
Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas
ruas-ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah
jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas
dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah
jarak terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi
depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap
alasnya.
Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tingginya ditulis
“t” dan luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang
dapat ditulis :
Gambar 2.3 Jajargenjang
2. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis.
Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu
a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.
Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, dan segitiga
sembarang.
1) Segitiga Sama Sisi
Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang
ketiga sisinya sama. Dan pada segitiga sama sisi berlaku
sifat-sifat sebagai berikut.
a) Ketiga sisinya sama panjang.
b) Mempunyai tiga sumbu simetri.
c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan tiga
cara.
d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi
2) Segitiga Sama Kaki
Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama kaki jika panjang dua
sisinya sama. Pada segitiga sama kaki berlaku sifat-sifat
sebagai berikut.
a) Kedua sisinya sama panjang.
b) Mempunyai satu sumbu simetri.
c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu
cara.
d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya
dengan dua cara.
3) Segitiga Sembarang
Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga
sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga
dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika
ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang
dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut.
a) Tidak mempunyai sumbu simetri.
b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu
cara.
c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya
dengan satu cara.
Gambar 2.6 Segitiga Sembarang
b. Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya
Berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu segitiga siku-siku, segitiga lancip dan segitiga
1) Segitiga Siku-siku
Suatu segitiga dinamakan segitiga siku-siku, jika salah satu
sudutnya adalah sudut siku-siku (90o). Pada segitiga siku-siku
berlaku sifat-sifat sebagai berikut.
a) Salah satu sudutnya 90o.
b) Dua sudut yang bukan siku-siku besarnya selalu sama.
c) Tidak mempunyai sumbu simetri.
Segitiga siku-siku ada dua macam yaitu segitiga siku-siku
sembarang dan segitiga siku-siku sama kaki.
2) Segitiga lancip
Suatu segitiga dinamakan segitiga lancip jika ketiga sudutnya
merupakan sudut lancip (< 90o). Pada setiap segitiga lancip
berlaku sifat-sifat berikut.
a) Semua besar sudutnya kurang dari 900.
b) Jika semua sudutnya sama besar, maka ,merupakan segitiga
sama sisi.
3) Segitiga Tumpul
Suatu segitiga dinamakan segitiga tumpul jika salah satu besar
sudutnya lebih besar dari 90o. Ada dua macam segitiga tumpul
yaitu segitiga tumpul sembarang dan segitiga tumpul sama
kaki.
Keliling dan Luas Segitiga
1. Keliling Segitiga
Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung
masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.
Gambar 2.7 Segitiga ABC
Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA
2. Luas Segitiga
Untuk menentukan luas segitiga dapat ditentukan dengan
menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan
Gambar 2.8 Pembentuk Segitiga
Dari gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC
terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi
2 bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari
Gambar 2.9 Segitiga ABC
Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi
bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t).
Sehingga luas segitiga dirumuskan
D. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning)
Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang
melibatkan proyek perseorangan atau grup yang dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk, kemudian
hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan (Hamdani, 2010: 218).
Sedangkan pendapat lain mengungkapkan pembelajaran berbasis
proyek sebagai suatu pengajaran yang mencoba mengkaitkan antara
teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang akrab dengan
siswa, atau dengan suatu proyek sekolah (Warsono, 2010: 153).
2. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek
b. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.
c. Siswa bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengolah
informasi yang dikumpulkan.
d. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.
e. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
f. Hasil akhir berupa produk dan dievauasi kualitasnya.
g. Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan
perubahan.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai model pembelajaran, menurut Thomas (Wena, 2011)
pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip sentralistis(centrality) menegaskan bahwa kerja proyek
merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat
strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari
suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
b. Prinsip pertanyaan pendorong/ penuntun (driving question) berarti
bahwa kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan
yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep
atau prinsip utama suatu bidang tertentu dan menumbuhkan
kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas dalam proses
pembelajaran. Oleh sebab itu guru diharapkan dapat memberikan
c. Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation)
merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang
mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi.
Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan
keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discoveri, dan
pembentukan model. Dalam hal ini guru harus mampu merancang
suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti,
rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu
yang tinggi pada diri siswa.
d. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek
dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan
proses pembelajaran, yaitu menentukan pilihannya, bekerja dengan
minimal supervisi dan bertanggungjawab. Dalam hal ini guru
hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong
tumbuhnya kemandirian siswa.
e. Prinsip realistis (realism) pembelajaran berbasis proyek
mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan
yang autentik. Untuk itu, guru harus mampu merancang proses
pembelajaran yang nyata, dan hal ini bisa dilakukan dengan
4. Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek
Gambar 2.10 Bagan langkah pelaksanaan model pembelajaran
berbasis proyek
a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential
Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial yaitu
pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam
melakukan suatu aktivitas.
b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan
siswa. Dengan demikian siswa diharapkan akan merasa memiliki
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main.
Pemilihan aktifitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian
c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
1) Membuat timeline (alokasi waktu) untuk menyelesaikan proyek,
2) Membuat deadline (batas waktu akhir) penyelesaian proyek,
3) Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4) Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang
tidak berhubungan dengan proyek, dan
5) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
d. Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara menfasilitasi siswa pada setiap proses.
Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas
siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing- masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam
5. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis proyek
Model pembelajaran berbasis proyek sebagaimana model
pembelajaran lainnya memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di
dalam pelaksanaanya. Kelebihan model pembelajaran berbasis proyek
antara lain
1) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahan masalah.
3) Dapat meningkatkan kolaborasi.
4) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola
sumber.
5) Dapat meningkatkan keaktifan siswa.
6) Dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mencari
informasi.
7) Dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi.
8) Dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu untuk
menyelesaikan tugas.
9) Melibatkan para siswa untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
10)Dapat membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,