KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
PENDEKATAN MULTIDISIPLINER
ABUDDIN NATA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan
melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan (S.Pd.)
OLEH
BANI MAIDIANTO
NIM: 111 11 175
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, kami ucapkan ke hadirat Allah
SWT. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
kita Nabi Muhammad SAW., sehingga penyusunan skripsi yang
berjudul KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PENDEKATAN
MULTIDISIPLINER ABUDDIN NATA dapat terselesaikan.
Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak
baik berupa materi maupun spiritual. Sehubungan dengan hal tersebut,
penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih dan dengan
diiringi doa semoga amal baik yang telah di berikan, mendapatkan
balasan pahala dari sisi Allah SWT.
Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam.
4. Bapak Imam Mas Arum,M.Pd.selaku dosen pembimbing skripsi
5. Ibu Dra.Urifatun Anis,M.Pd.I selaku dosen pembimbing
akademik
6. Dosen dan Sivitas Akademika FTIK IAIN Salatiga
Karena keterbatasan penulis, penulis menyadari dalam
penulisan penelitian ini masih banyak kekurangannyadan penulis
berharap saran dan masukan dari para pembaca demi kebaikan
penelitian ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat menunjang
pengembangan ilmu pengetahuan.
Salatiga, 28 Maret 2018
MOTTO
Waktu sering kali dianiaya dengan menuduhnya 'tak
ada' padahal sebenarnya ia hadir, hanya saja kita tidak
mau menemuinya. (Quraish Shihab)
Aku
akan
menjadi
kopimu,
yang rela mengendap sebagai kepedihanmu;
yang
sabar
menghangatkan
kesedihanmu.
Biarkan harum tubuhku, menenangkan jiwamu. (Agus
Noor) Agama tidak melarang sesuatu perbuatan kalau
perbuatan itu tidak merusak jiwa. Agama tidak
menyuruh, kalau suruhan tidak membawa selamat
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku
Bapak Hari Pramono dan Ibu Shanti
Yang menjadi pahlawan dan malaikatku
Terima kasih untuk untaian
do‟a yang selalu tercurahkan,
segala pengorbanan yang sungguh berbalas surga, serta
nasehat-nasehat yang mengantarkan pada Jannah-
Nya…
Sungguh jasamu
takkan pernah bisa ku balas….
Adik-adikku
Andi Kurnianto, Fikri Fatoni, dan Baiti Nur Ulya
Yang telah
memberiku semangat untuk terus melangkah….
Teman-teman IAIN Salatiga, terutama kepada kelas PAI E
Terima kasih telah menjadi alasan untukku selalu
tersenyum, banyak pelajaran berharga yang ku dapat dari
kalian, terima kasih untuk segala keceriaan dan
ABSTRAK
Maidianto, Bani. 2018.Konsep Pendidikan Islam Dengan Pendekatan
Multidisipliner Abuddin Nata. Skripsi, Salatiga: Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum,M.Pd.
Kata kunci: Konsep Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner Abuddin Nata
Tujuan dari Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui bagaimana konsep ilmu pendidikan Islam dan bagaimana relevansi pendidikan Islam pendekatan multidisipliner AbuddinNata dengan ilmu pendidikan Islam kekinian.
Jenis Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (Library Research). dan untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah sumber primer yakni buku. Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah studi kepustakaan yakni pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku, artikel ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topik penelitian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN LOGO...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii
HALAMAN PENGESAHAN...iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI... ...v
KATA PENGANTAR...vi
MOTTO...viii
HALAMAN PERSEMBAHAN...ix
ABSTRAK...x
DAFTAR ISI...xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...15
B. Rumusan Masalah...19
C. Tujuan Penelitian...19
E. MetodePenelitian...20
F. Penegasan Istilah...20
G. Sistematika Penulis...21
BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam...23
B. Pengertian Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Multidisipliner...36
BAB III: PAPARAN DATA A.Biografi Naskah...38
Biografi Penulis...64
BAB IV: PEMBAHASAN A.Konsep pendidikan...68
B. Relevansi pendidikan...79
BAB V : PENUTUP A.Kesimpulan...86
B. Saran...88
C.Penutup...88
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup...91
Pernyataan Publikasi Skripsi...92
Daftar SKK...93
Lembar Konsultasi...95
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat sejumlah pemikiran yang mendasari penulisan skripsi
ini. Sejumlah pemikiran yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Pertama, dalam nomenklatur islamic studies, Ilmu Pendidikan
Islam tergolong sebagai pendatang baru (new comer). Ilmu ini baru
muncul diakhir abad ke-20, yaitu pada saat umat Islam mulai
memikirkan tentang perlunya meningkatkan dan pengembangan mutu
pendidikan Islam dengan berbagai aspeknya, dalamrangka
mengimbangi kemajuan pendidikan yang berada diluar Islam. Ilmu
Pendidikan Islam, sebagai tawaran alternatif, muncul dalam waktu
yang masih relatif pendek. Munculnya terminologi tarbiyah,
al-ta’dib,dan al-ta’lim yang menunjuk pada arti pendidikan Islam
sebagai suatu sistem misalnya, baru terjadi pada awal abad ke-20
Munculnya terminologi ini sejalan dengan munculnya
gerakan-gerakan pembaharuan Islam dinegeri-negeri Arab.
Sebagai salah satu bidang studi Islam yang baru, Ilmu Pendidikan
Islam masih terus mengalami perbaikan, peningkatan dan
serta dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat ilmiah. Diakui
bahwa saat ini Ilmu Pendidikan Islam sudah hadir ditengah-tengah
masyarakat, namun keadaannya masih banyak mengandung
kelemahan, baik dari segi cakupan pembahasannya analisis, maupun
sistematikanya, walaupun secara praktis teori-teori pendidikan Islam
tersebut sesungguhnya telah digunakan sejak zaman Rasulullah Saw.
Kedua, awal tahun 2000-an, penelitian terhadap Ilmu
Pendidikan Islam dengan berbagai aspeknyamulai dilakukan para ahli.
Hasil penelitian para ahli tersebut kini sudah dapat dijumpai dan
dinikmati oleh masyarakat akademik yang menekuni ilmu pendidikan
Islam. Penelitian mereka terhadap Ilmu Pendidikan Islam antara lain
berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadist, Sejarah, Filsafat, Psikologi, dan
perkembangan masyarakat modern. Kajian Ilmu Pendidikan Islam
dengan berbagai pendekatan tersebut selain menunjukkan demikian
tingginya tingkat interpendensi Ilmu Pendidikan Islam dengan
ilmu-ilmu lainnya, juga menunjukkan bahwa ilmu-ilmu Pendidikan Islam,
Sebagai new comer (pendatang baru) ini semakin mendapat
perhatian cukup besar. Namun demikian, berbagai pendekatan dalam
mengkaji Ilmu Pendidikan Islam ini masih dapat diperkaya dengan
pendekatan lainnya, seperti pendekatan sosiologi, kebudayaan, politik,
dapat dipergunakan untuk menjelaskan berbagai pendekatan yang
disebutkan terakhir ini sudah mulai tersedia dan dapat digali lebih
lanjut. Atas dasar pemikiran tersebut, maka penelitian tentang Ilmu
Pendidikan Islam dengan berbagai pendekatan tambahan tersebut
perlu dilakukan. Buku yang ditulis ini antara lain hadir untuk
melengkapi berbagai pendekatan yang sudah dilakukan itu.
Ketiga, hingga saat ini masih terdapat kerancuan dalam melihat
dasar pemikiran dan konsep yang mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan Ilmu Pendidikan Islam, yaitu anatar konsep education
dan konsep paedagogie. Dalam hubungan ini, Mochtar Buchori,
misalnya, mengatakan: “saya berharap perbedaan antara kedua konsep
diatas terlihat dengan jelas oleh saudara-saudara. Pengembangan Ilmu
Pendidikan di Indonesia menurut konsep education akan menuju
kepada suatu ilmu yang bersifat terbuka, luwes, dan menuntut
redefinisi secara terus-menerus. Sedangkan pengembangan ilmu
pendidikan menurut konsep paedagogi akan menuju kepada suatu
ilmu yang bersifat terbatas (afgebakend, kata orang Belanda),
konsentris, dan menuntut pendalaman serta penghalusan secara
terus-menerus. ”Lebih lanjut, Mochtar Buchori mengatakan, bahwa krisis
yang dialami oleh ilmu pendidikan di Indonesia dewasa ini ialah
alternatif ini. Lebih menyedihkan lagi, tampaknya ia tidak menyadari
akan adanya keharusan untuk menentukan arah itu. Hasil pengamatan
Buchori tersebut memang dapat dibuktikan kebenarannya. Beberapa
buku Ilmu Pendidikan Islam atau Ilmu Pendidikan pada
umumnya,sering tidak jelas pilihannya, bahkan sering melenceng
arahnya. Kajian Ilmu Pendidikan Islam sering terjebak pada kajian
filsafat pendidikan Islam, walaupun antara keduanya memiliki
hubungan yang erat. Keadaan ini mengharuskan adanya sebuah
penegasan konseptual dalam rancang bangunan Ilmu Pendidikan
Islam. Buku Ilmu Pendidikan Islam yang ditulis ini fokus
perhatiannya pada perpaduan antara konsep education dan “konsep
paedagogie.Dengan menggunakan konsep education, buku ini akan
mengkaji berbagai teori yang terdapat dalam berbagai disiplin yang
berkaitan dengan pendidikan, oleh karenanya ia bersifat teoritis,
terbuka, luwes, dan dapat didefinisikan secara terus-menerus. Dengan
menggunakan konsep paedagogie, buku ini akan berupaya
mengaplikasikan berbagai teori yang terdapat dalam konsep education
tersebut dalam praktik pendidikan, yaitu usaha membimbing,
mengarahkan, dan membina watak manusia. Dengan demikian,
konsep education yang bersifat teoritis dan konsep paedagogie yang
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah konsep ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan
multidisipliner dalam perspektif Abuddin Nata?
2.Bagaimanakah relevansi konsep ilmu pendidikan Islam dengan
pendekatan multidisipliner dalam perspektif Abuddin Nata
dengan realita pendidikan Islam kekinian?
C.Tujuan
1. Mengetahui konsep ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan
multidisipliner Abuddin Nata.
2. Mengetahui relevansi konsep ilmu pendidikan Islam dengan
pendekatan multidisipliner Abuddin Nata.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara
teoritis maupun secara praktis, yaitu
1. Manfaat Teoritis
yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah menambah
wawasan kita mengenaiilmu pendidikan Islam dengan
pendekatan multidisipliner
2. Manfaat Praktis
yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah dapat mendorong
islam dengan pendekatan multidisipliner dengan kehidupan
sehari-hari.
E. Metode Penelitian
Ada dua model metode penelitian yang akan penulis gunakan
dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Pendekatan Penelitian
Skripsi ini menggunakan pendekatan metode Library Research,
yaitu penelitian yang dilakukan diperpustakaan yang objek
penelitiannya dicari melalui beragam informasi kepustakaan
(buku, jurnal ilmiah) dan lain sebagainya.
2. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah
studi kepustakaan yakni pengumpulan data-data dengan cara
mempelajari, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari
sejumlah literatur, baik buku, artikel ataupun karya tulis lainnya
yang relevan dengan topik penelitian.
Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami
judul penelitian di atas, maka penulis akan menjelaskan arti
istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
1.Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian konsep
adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret.
2. Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam ialah ilmu pendidikan yang
berdasarkan pada perspektif / pandangan Islam
G. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui secara keseluruhan isi atau materi-materi skripsi
ini secara global, maka penulis perlu merumuskan skripsi ini ke
dalam beberapa bab, yaitu:
BAB I Pendahuluan, berisi antara lain; Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat
Penelitian, Metode Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka, berisi antara lain; Pengertian Ilmu
Pendidikan Islam, Pengertian Ilmu Pendidikan Islam dengan
BAB III: Paparan Data, berisi antara lain; Biografi
Naskah, Biografi Penulis.
BAB IV Pembahasan, berisi antara lain; Konsep
Pendidikan, Relevansi Pendidikan.
BAB V Penutup, berisi antara lain; Kesimpulan, Saran-
saran, Penutup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Islam
Syari‟at Islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang
kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses
pendidikan. Nabi telah mengajak orang untuk beriman dan
beramal serta berakhlak baik sesuai ajaran Islam dengan berbagai
metoda dan pendekatan. (Nata Abuddin, 2009)
Istilah “Islamic Studies” atau studi Islam kini telah
dipergunakan dalam jurnal-jurnal profesional, departemen
akademik, dan lembaga-lembaga perguruan tinggi yang
mencakup bidang pengkajian dan penelitian yang luas, yakni
seluruh yang memiliki dimensi “Islam” dan keterkaitan
dengannya. ( Al ab Rasyi Mohd Athiyah, 1970: 45)
Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang
sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan
dari kegiatan pendidikan, John Dewey (dalam Zakiyah Darajat,
1982:1) menyatakan bahwa pendidikan merupakan salah satu
membentuk dan mempersiapkan pribadinya agar hidup dengan
disiplin.(Makmur Haris Fathoni,dkk .2011:15)
Penyataan Dewey tersebut mengisyaratkan bahwa sejatinya
suatu komunitas kehidupan manusia, di dalamnya telah terjadi
dan selalu memerlukan pendidikan, mulai dari model kehidupan
masyarakat primitif sampai pada model kehidupan masyarakat
modern. (Baidhawy Zakiyuddin 2011:3)
Dalam bahasa indonesia kata agama identik (berpadan)
dengan kata din (Arab dan Semit), religion (Inggris). Secara
bahas, kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun temurun. (Makbuloh
Deden, 2011:1)
Istilah agama digunakan dalam bahasa Indonesia. Dalam
bahasa Inggris digunakan istilah religion. Dalam bahasa Arab
digunakan istilah al-din (baca: addin). Berbeda dalam bahasa
lain-lainnya. (Yasin A. Fatah. 2008:3)
Manusia butuh terhadap agama, selain karena agama
menyediakan berbagai faktor tersebut, juga karena keyakinan
keagamaan menyebabkan pengaruh-pengaruh positif yang luar
Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam terutama
karya-karya ilmiah bahasa Arab, terdapat berbagai istilah yang
digunakan oleh ulama dalam memberikan pengertian tentang
“pendidikan Islam” dan sekaligus untuk diterapkan dalam konteks
yang berbeda-beda.(Luthfiah Zeni, 2011: 4)
Pengertian pendidikan Islam ialah “usaha yang ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagamaan (religiousitas)
subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran Islam”.(Achmadi, 2005: 2)
Di dalam ajaran Islam, baik Al-Qur‟an, Al-Sunnah maupun
pendapat para pakar pendidikan Islam tidak dijumpai pengertian
kurikulum sebagaimana yang dikembangkan oleh para pakar
pendidikan modern.(Nata Abuddin, 2012: 35)
Diakui bahwa pada sistem madrasah lahir sebagai jawaban
atas kebutuhan belajar atau pendidikan yang tumbuh di
masyarakat, sehingga eksistensinya bergantung pada masyarakat
sebagai pengelolanya.(Barizi Ahmad,2011: 45)
Pengembangan Ilmu Pendidikan Islam dengan
menggunakan konsep education academic, akan menuju kepada
ilmu yang bersifat terbuka, luwes, dan menuntut redefenisi secara
Ilmu Pendidikan Islam akan menerima pengaruh yang luas dari
berbagai disiplin ilmu yang sesuai dan terus berkembang, yaitu
ilmu psikologi, filsafat, sejarah, sosiologi, kebudayaan, politik,
manajemen, teknologi informasi (TI), hukum dan lainnya.
Berdasarkan pada konsep education (Jamaludin,dkk , 2015 :21)
academic ini Ilmu Pendidikan Islam berkonsentrasi pada dataran
teoritis dan idealis yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
dasar epistemologi bagi keperluan rancang bangun desain
pendidikan. Desain dan rumusan konsep tentang visi, misi, tujuan,
kurikulum, proses belajar mengajar, guru, murid, manajemen,
sarana prasarana, pembiayaan, lingkungan, evaluasi, dan aspek
pendidikan lainnya, akan mengambil manfaat dari Ilmu
Pendidikan Islam yang berbasis education academic ini.
Selanjutnya, Ilmu Pendidikan Islam menurut konsep
peadegogie hanya akan memperhatikan interaksi-interaksi yang
terjadi antara seorang dewasa dengan anak-anak yang belum
dewasa untuk mencapai kedewasaan, dengan menempatkan
masalah perkembangan kesadaran nilai dan tata nilai sebagai
pusat dan akhir dari segenap tindakan pendidikan. Sementara itu,
tindakan pengajaran merupakan medium untuk membawa peserta
pendidikan mau tidak mau harus berkonsentrasi pada wilayah
kajian yang membahas masalah nilai dan tata nilai (filsafat) ,
perkembangan tata nilai dalam masyarakat (antrhopologie dan
sociologie) , pertumbuhan kesadaran nilai dan tata nilai dari
peserta didik (psikologi) , dan cara-cara mengkomunikasikan
nilai dan tata nilai kepada peserta didik (sibernetika) yang
menopang ditaktik dan metodik.(Arief Armai, 2002: 30)
Motivasi adalah modal utama seseorang dapat melakukan aktivitas belajar, pada dasarnya motivasi dimiliki oleh
masing-masing individu. (Jalal Abdul Fatah, 1977: 25)
Dengan demikian, sesungguhnya antara Ilmu Pendidikan
Islam yang berdasarkan konsep education academic dan
paedagogie dapat dipertemukan. Ilmu Pendidikan yang
berdasarkan konsep education academic memberikan landasan
epistemologis dan teoritis bagi rancang bangun pendidikan,
sedangkan Ilmu Pendidikan dengan konsep paedagogie
memberikan landasan bagi praktik pendidikan.(Achmadi, 1992:
32)
Ajaran akhlak atau norma Islam yang bersumber pada
agama tersebut memiliki hubungan yang erat dengan filsafat
Sebagai sebuah disiplin ilmu, Ilmu Pendidikan Islam
sungguh pun bersifat ilmiah akademik, namun tidak sepenuhnya
tunduk kepada budaya ilmu modern yang cenderung anti agama,
atau menjauhkan ilmu pengetahuan dari campur tangan agama.
Budaya ilmu pengetahuan modern (Barat) , misalnya memandang
sifat, metode, struktur sains dan agama jauh berbeda, kalau tidak
mau dikatakan kontradiktif. Agama mengasumsikan atau melihat
suatu persoalan dari segi normatif (bagaimana seharusnya),
sedangkan sains meneropongnya dari segi objektifnya (bagaimana
adanya). Agama melihat problematika dan solusinya melalui
petunjuk Tuhan, sedangkan sains melihat problematika melalui
eksperimen dan rasio manusia semata-mata. Ajaran agama
diyakini sebagai petunjuk Tuhan dan kebenarannya dinilai
mutlak, sedangkan kebenaran sains bersifat relatif. Agama banyak
berbicara tentang yamg ghaib, sementara sains hanya berbicara
mengenai hal-hal yang empiris.(Aziz Safrudin,2015: 20)
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata
“Manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh
pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan
Tujuan umum pendidikan dan pengetahuan dalam Islam ialah
menjadikan manusia-seluruh manusia, sebagai abdi atau hamba
Allah Swt.
Adapun pengertian pendidikan Islam ialah “usaha yang
lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah
keberagaman subjek didik agar lebih mampu memahami ajaran
Islam”.
Islam menganjurkan dengan sangat supaya belajar, dan
umat Islam ternyata menerima baik anjuran ini sehingga
pendidikan berkembang pesat di langgar-langgar.
Pemikiran pendidikan Islam sampai kapanpun akan
memiliki daya tarik tersendiri untuk selalu ditelaah dan menjadi
sebuah kajian yang tidak membosankan.
Selain itu, Ilmu Pendidikan Islam tidak memiliki karakter
yang sekuler sebagaimana yang terdapat dalam budaya Barat.
“kata” Islam yang berada dibelakang kata Ilmu “Pendidikan”
selain menjadi sumber motivasi, inspirasi, sublimasi, dan integrasi
bagi pengembangan Ilmu Pendidikan, juga sekaligus menjadi
karakter dari Ilmu Pendidikan Islam itu sendiri. Islam yang
menjadi karakter Ilmu Pendidikan ini memberikan prinsip tentang
jika ingin sukses, tidak ada pemisahan antara urusan dunia dan
akhirat, menyandingkan ilnu dan agama, memadukan akal, hati,
dan perasaan, memperhatikan kepentingan individu dan sosial,
serta saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa,
keterbukaan untuk menerima pendapat dari mana pun dengan cara
selektif dan kritis, berorientasi masa depan dengan memanfaatkan
hal-hal positif di masa lalu, menghargai menunjang tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, menjunjung tinggi kebenaran, memiliki
komitmen untuk menegakkan kejujuran, kebaikan, dan keadilan,
memperjuangkan tegaknya kedamaian dan keselamatan bagi umat
manusia, berbaik sangka (huzn al-dzan) kepada setiap orang dan
nilai-nilai moral Islami lainnya.
Ilmu Pendidikan Islam yang berkarakter Islam itu adalah
Ilmu Pendidikan yang sejalan dengan nilai-nilai luhur yang
terdapat di dalam Al-Qur‟an dan Sunnah. Karakter ajaran Islam
yang selanjutnya menjadi karakter Ilmu Pendidikan Islam tersebut
menjadi pembeda antara pendidikan yang berasal dari Barat
dengan Ilmu Pendidikan Islam. Sebagian orang ada yang berkata,
bahwa ilmu pendidikan itu netral dan tak ada hubungannya
dengan agama, dengan alasan jika ada Ilmu Pendidikan Islam,
Pendidikan Budha, dan sebagainya. Pendapat yang demikian itu
menggambarkan tentang ketidaktahuannya terhadap ajaran Islam.
Islam bukanlah agama sekuler yang memisahkan urusan agama
dan dunia. Dalam Islam, agama mendasari aktivitas dunia, dan
aktivitas dunia dapat menopang pelaksanaan ajaran agama. Islam
bukan hanya sekedar mengatur hubungan manusia dengan Tuhan
sebagaimana yang terdapat pada agama lain, melainkan juga
mengatur hubungan manusia dengan manusia dan manusia
dengan dunia. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad
SAW. Sebagai rasul. Islam pada hakikatnya, membawa
ajaran-ajaran yang bukan hanya mengatur satu segi, tetapi mengenai
berbagai segi kehidupan manusia. Sumber ajaran-ajaran yang
mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur‟an dan al-
Sunnah.
Dengan karakternya yang demikian itu, maka Ilmu
Pendidikan Islam tidak mendikotomi agama dan Ilmu. Dalam
Islam agama menetapkan tujuan yang harus dicapai manusia,
sedangkan ilmu membantu mempercepat sampainya pada tujuan
tersebut. Seseorang yang ingin melaksanakan ajaran agama dalam
produk ilmu dan teknologi berupa pesawat udara. Islam juga
memandang bahwa manusia adalah makhluk, yang disamping
memiliki keunggulan dan keistimewaan, juga memiliki
keterbatasan. Fisik, akal, perasaan, dan potensi lainnya yang
dimiliki manusia serba terbatas. Dengan demikian, ilmu
pengetahuan atau sains juga terbatas. Untuk itulah agama datang
melengkapinya, menolong dan menyempurnakan pengetahuan
yang terbatas itu. Ilmu yang bersumber pada rasio memerlukan
agama yang berasal dari Tuhan. Ilmu yang kebenarannya relatif
harus tunduk kepada agama yang kebenarannya mutlak. Ilmu
yang hanya berbicara hal-hal yang bersifat empiris perlu
disempurnakan dengan agama yang berbicara tentang yang ghaib.
Demikian seterusnya.
Berdasarkan analisis diatas, tidak pada tempatnya untuk
mengatakan bahwa di dalam Al-Qur‟an terdapat seluruh ilmu
pengetahuan. Karena walaupun pernyataan tersebut secara
lahiriah ingin mengagungkan Al-Qur‟an, tetapi sebaliknya
pernyataan tersebut dapat menjatuhkan kedudukan Al-Qur‟an.
Ilmu pengetahuan kebenarannya relatif, bisa salah dan suatu saat
tidak diperlukan lagi. Jika di dalam Al-Qur‟an terdapat seluruh
relatif kebenarannya sehingga bisa dibatalkan. Keadaan ini tidak
boleh terjadi.
Menghubungkan Islam (Al-Qur‟an) dengan ilmu
pengetahuan, termasuk dengan Ilmu Pendidikan, bukan dengan
melihat, misalnya adakah teori relativitas atau bahasan tentang
angkasa luar; adakah ilmu komputer tercantum dalam Al-Qur‟an
dan sebagainya; tetapi yang lebih diutamakan oleh Al-Qur‟an
ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta adakah satu ayat
Al-Qur‟an yang bertentangan dengan hasil penemuan ilmiah yang
telah mapan? Dengan kata lain, Al-Qur‟an meletakkan ilmu
pengetahuan pada sisi social psychology (psikologi sosial)-nya,
dan bukan pada isi history of scientific progress (sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan)-nya.
Selanjutnya perlu ditambahkan, bahwa sekalipun terdapat
kata Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam, namun Ilmu Pendidikan
Islam bukanlah Al-Qur‟an atau setara dengan Al-Qur‟an.
Bagaimanapun hebatnya, Ilmu Pendidikan Islam sebagai sebuah
hasil ijtihad yang tidak luput dari kesalahan. Namun demikian,
ilmu Pendidikan Islam bukan pula ilmu yang liberal atau bebas
nilai. Ilmu Pendidikan Islam adalah hasil ijtihad yang dibimbing
Bimbingan tersebut antara lain terlihat pada adanya nilai-nilai
ajaran Al-Qur‟an sebagaimana tersebut diatas yang menjadi
prinsip pengembangan ilmu pendidikan Islam tersebut, dan
sekaligus menjadi karakternya.
Dengan demikian, ilmu pendidikan Islam adalah ilmu
yang dihasilkan melalui ijtihad yang terbimbing oleh nilai-nilai
ajaran Al-Qur‟an dan al-Sunnah, dan bukan ilmu pendidikan
Barat yang didasarkan pada hasil ijtihad manusia semat-mata.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat diperoleh
pengertian bahwa Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu yang
membahas berbagai teori konsep, dan desain tentang berbagai
aspek atau komponen pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum,
proses belajar mengajar dan sebagainya yang didasarkan pada
nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana terdapat didalam Al-Qur‟an
dan al-Sunnah. Kata Islam yang berada dibelakang kata “Ilmu
Pendidikan”, selain berfungsi sebagai sumber inspirasi, motivasi,
dan tujuan, juga menjadi karakter Ilmu Pendidikan Islam, yang
selanjutnya membedakan dirinya dengan Ilmu Pendidikan yang
berasal dari Barat. Dengan karakternya yang demikian itu, Ilmu
Pendidikan Islam, bukan ilmu yang bersifat eksklusif dan statis,
luar, dan terus mengalami perkembangan sepanjang pengaruh
tersebut tetap sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Berdasarkan uraian dan analisis sebagaimana tersebut
diatas dapat dikemukakan kesimpulan Ilmu pendidikan Islam
sebagai berikut.
Pertama, Ilmu pendidikan Islam sebagai sebuah sistem
atau bangunan, memerlukan dasar, asas, dan prinsip-prinsip bagi
tegaknya sistem dan bangunan tersebut.
Kedua, sebagai sebuah ilmu baru, Ilmu pendidikan Islam
memiliki keterkaitan dengan bidang-bidang ilmu lainnya, yakni
psikologi, sejarah, filsafat, sosiologi, budaya, hukum, ilmu
pengetahuan dan teknologi, manajemen, politik, dan ilmu-ilmu
sosial lainnya. Berbagai disiplin ilmu ini sekaligus menjadi dasar
bagi tegaknya Ilmu Pendidikan Islam tersebut.
Ketiga, kata Islam, sebagaimana yang terdapat kata Ilmu
Pendidikan Islam, disamping menjadi karakter yang membedakan
Ilmu Pendidikan Islam dengan Ilmu Pendidikan lainnya, juga
sekaligus menjadi dasar, asas, dan prinsip-prinsip Ilmu tersebut.
Pendapat mengenai dasar dan asas pendidikan Islam
tersebut terlihat sudah demikian lengkap, namun belum
B.Pengertian Pendidikan Islam dengan Pendekatan
Multidisipliner
Adapun pengertian pendidikan Islam ialah menjadikan
manusia sebagai abdi atau hamba Allah, untuk mengembangkan
fitrah keberagamaan agar lebih mampu memahami ajaran Islam.
Ilmu pendidikan Islam tidak memiliki karakter yang sekuler
sebagaimana yang terdapat dalam budaya Barat “kata” Islam yang
berada dibelakang kata “ilmu pendidikan” selain menjadi sumber
motivasi, inspirasi, sublimasi, dan integrasi bagi pengembangan
ilmu pendidikan.
Pendidikan Islam multidisipliner ,mencakup beberapa aspek
ilmu pendidikan yaitu, pendidikan Islam pendekatan sejarah ilmu
yang membahas berbagai peristiwa atau kejadian dimasa lalu
dengan memperhatikan dari segi waktu, tempat, pelaku, latar
belakang dan hikmah yang terdapat dalam peristiwa tersebut.
Selanjutnya, Pendidikan Islam pendekatan Psikologi,
pendekatan yang bersifat menyeluruh yang mencakup aspek
perkembangan fisik dan gerakan motorik, sosial, intelektual,
Sedangkan pendekatan yang digunakan untuk mengkaji
ilmu pendidikan ini adalah pendekatan multidisiplin, yaitu sebuah
pendekatan yang berusaha membangun konsep ilmu pendidikan Islam
dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu agama Islam (normatif
perenialis), sejarah, filsafat, psikologi, sosiologi, manajemen, ilmu
pengetahuan, dan teknologi khususnya Teknologi Informasi (TI),
kebudayaan, etika, politik, dan hukum.
Melalui berbagai pendekatan tersebut diatas, diketahui
dengan jelas bahwa Ilmu Pendidikan Islam memiliki tujuan yang
mendasar dan strategis. Dikatakan mendasar, karena melalui Ilmu
Pendidikan Islam dapat ditemukan teori, konsep, dan prinsip-prinsip
yang dapat digunakan dalam merumuskan berbagai komponen
pendidikan: visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar-mengajar dan
seterusnya. Dan dikatakan strategis, karena dengan Ilmu Pendidikan
Islam, proses pendidikan akan berjalan secara sistematis dan efektif
dalam rangka menghasilkan lulusan pendidikan yang bermutu dalam
segala aspeknya: pengetahuan, wawasan, keterampilan, mental
spiritual, akhlak, dan kepribadiannya. Keterbelakangan pendidikan
Islam yang umumnya terjadi saat ini, antara lain karena kegiatan
pendidikan yang umumnya berlangsung di masyarakat masih
BAB III
PAPARAN DATA
A. Biografi Naskah
Pendidikan Islam pendekatan Normatif Perenialis dinyatakan,
bahwa ajaran yang bersifat normatif yang bersumber dari ajaran
agama-agama di dunia, termasuk agama Islam, merupakan ajaran
yang dapat menyelamatkan umat manusia dari keterpurukan hidup
dan kesesatan sebagaimana yang dialamai oleh masyarakat modern
saat ini.
Pendidikan Islam pendekatan Sejarah, melalui pendekatan
sejarah ditemukan informasi tentang pendidikan sebagai berikut.
Pertama, bahwa sejak kedatangan Islam, umat Islam tergerak
hati, pikiran, dan perasaannya untuk memberikan perhatiaannya
yang besar terhadap penyelenggaraan pendidikan.
Kedua, model lembaga pendidikan Islam yang diadakan oleh
umat Islam adalah model lembaga pendidikan informasi
non-formal dan non-formal.
Ketiga, sebagai sebuah ilmu baru, Ilmu pendidikan Islam
Pendidikan Islam pendekatan Filsafat, upaya mencari keridhaan,
hikmah, dan keutamaan dengan cara berpikir secara sistematik,
radikal, universal, logis, dan spekulatif.
Pendidikan Islam pendekatan Psikologi, pendekatan yang
bersifat menyeluruh yang mencakup aspek perkembangan fisik dan
gerakan motorik, sosial, intelektual, moral, emosional,religi, dan
sebagainya.
Pendidikan dengan pendekatan Sosiologis dapat diartikan
sebagai studi yang memanfaatkan sosiologi untuk menjelaskan
konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang
dihadapi. Melalui pendekatan ini, interaksi antara pendidikan dan
masalah sosial dikaji secara saksama. Pendidikan, menurut
pendekatan sosiologis ini, dipandang sebagai salah satu kontruksi
sosial, atau diciptakan oleh interaksi sosial. Para sosiolog
pendidikan mengkaji praktik-praktik pendidikan untuk
membuktikan hubungannya dengan kelembagaan, tujuan,
kurikulum, proses belajar-mengajar, dan berbagai komponen
pendidikan lainnya.
Pendekatan sosiologi, dalam praktiknya, bukan saja
digunakan dalam memahami masalah-masalah pendidikan,
seperti hukum dan agama sehingga muncullah studi tentang
sosiologi hukum dan sosiologi agama.
Pendidikan Islam pendekatan Manajemen diartikan sebagai
sebuah konsep yang menerapkan fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
penilaian, perbaikan dalam kegiatan pendidikan.
Pendidikan Islam pendekatan Information Technology (IT),
dapat diartikan pengetahuan yang telah memenuhi syarat dan rukun
ilmiah, yakni selain memiliki kejelasan tujuan, objek dan
metodologinya, juga terdapat tokoh yang mengembangkannya serta
dibutuhkan oleh masyarakat.
Pendidikan Islam pendekatan Kebudayaan dapat diartikan
sebagai bagian dari persoalan yang harus diketahui dan diantisipasi
serta dijadikan salah satu bahan pertimbangan oleh para pengambil
kebijakan.
Pendidikan Islam pendekatan Politik,secara harfiah, politik
diartikan sebagai usaha atau rekayasa yang diatur sedemikian rupa
dalam rangka mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, politik yang
dalam bahasa Arabnya dikenal dengan istilah al-siyasah berlaku
pada semua aspek kehidupan, yang berhubungan dengan proses
seperti pendidikan, keluarga, ekonomi, budaya, kenegaraan,
dan lain sebagainya.
Pendidikan Islam pendekatan Hukum dapat diartikan
peraturan yang dibuat oleh sesuatu kekuasaan atau adat yang
dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak.
Sebagaimana telah disebutkan diatas, perkembangan masyarakat
amat mempengaruhi konsep pendidikan. Kuatnya pengaruh
perkembangan masyarakat terhadap visi, misi, tujuan, kurikulum,
proses belajar mengajar, manajemen, saran prasarana, biaya dan
aspek pendidikan lainnya dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Ilmu Pendidikan Islam dengan Ajaran Normatif Perenialis
dalam Pendidikan Islam (hlm. 47- 49)
Melalui pendekatan pereniali, yakni kembali kepada Al-Qur‟an
dan As-Sunnah dijumpai sejumlah istilah yang mengacu kepada
hakikat pendidikan. Istilah-istilah tersebut antara lain: pertama,
kata al-ta’lim yang berasal dari kata „allamayu’allimu yang
berarti memberikan pemahaman dan wawasan melalui berbagai
ilmu pengetahuan dan informasi dalam rangka mengubah pola
pikir (mindset) manusia. Kajian Ilmu Pendidikan Islam dengan
pendekatan normatif perenialis secara lebih sempurna
2. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Sejarah (hlm. 85-87)
Melalui pendekatan sejarah ditemukan informasi tentang
pendidikan Islam sebagai berikut.
Sejumlah lembaga pendidikan Islam yang pernah
memainkan peranan dan sumbangan bagi pengembangan ajaran
Islam dan pemberdayaan umat. Sejumlah lembaga pendidikan
tersebut antara lain Rumah, seperti (1) Rumah arqam (dar
al-arqam) dan rumah para ulama (bait al-ulama); (2) suffah, yaitu
tempat belajar yang menggunakan bagian dari ruangan masjid di
Madinah.Bahwa sejak kedatangan Islam umat Islam tergerak
hati, pikiran, dan perasaannya untuk memberikan perhatiannya
yang besar terhadap penyelenggaraan pendidikan.
3. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Filsafat
A. Sifat dan Objek Kajian Filsafat serta Hubungan dengan Ilmu
Pendidikan (hlm. 106-123)
1) Sifat dan Karakternya
Filsafat adalah upaya mencari keridhaan, hikmah, dan
keutamaan dengan cara berpikir secara sistematik, radikal,
universal, logis, dan spekulatif.
Seorang filosof adalah orang yang mencintai, menyukai,
keindahan dan keutamaan.Cara berpikir seperti ini
diperlukan untuk memecahkan berbagai masalah
pendidikan.
2) Objek Kajian Filsafat
a) Metafisika, Seperti ilmu pengetahuan yang lain,
metafisika merupakan kegiatan abstraksi manusia.
Metafisika, sebagai sebuah cabang ilmu, menunjukkan
dan menggaris bawahi bahwa manusia adalah makhluk
rasional. Hanya makhluk rasional yang mampu
melaksanakan abtraksi.
b) Etika
Etika adalah studi mengenai tingkah laku yang
dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang nilainya
tinggi. Menurut Socrates, etika sebagai pengetahuan
tentang baik, buruk, jahat, dan mengenai kebijakan
hidup.
c) Estetika
Estetika adalah studi tentang bentuk dan keindahan atau
kecantikan, yang sesungguhnya merupakan filsafat
mengenai kesenian. Estetika merupakan salah satu
d) Logika
Logika adalah studi mengenai metode-metode ideal
mengenai berpikir (thinking) dan meneliti (research)
dalam melakukan observasi, intropeksi, deduksi,
induksi, hipotesis, dan analisis eksperimental dan
lain-lain yang merupakan bentuk-bentuk aktivitas manusia
melalui upaya logika agar dapat dipahami.
e) Politik
Politik adalah studi tentang organisasi sosial yang
utama dan bukan sebagaimana yang diperkirakan orang,
tetapi juga sebagai seni dan pengetahuan dalam
melaksanakan pekerjaan kantor.
f) Manusia
Manusia merupakan salah satu objek kajian yang tidak
hanya terdapat dalam filsafat, melainkan dalam seluruh
bidang disiplin ilmu. Masing-masing disiplin ilmu
mendefinisikan manusia sesuai dengan persepsi dan
kepentingannya masing-masing. Informasi yang
diberikan filsafat dan Al-Qur‟an serta para ahli lainnya
tentang manusia sangat penting dalam penyusunan
g) Alam
Alam merupakan salah satu objek kajian filsafat yang
paling awal. Menurut Thales, alam ini berasal dari air;
menurut Anaximenes, alam berasal dari debu; menurut
Anaximandros, alam ini berasal dari uap;menurut
Phitagoras, alam ini berasal dari atom dan menurut
Zeno, alam ini berasal dari sesuatu yang tidak tetap atau
pantai rei. Konsepsi filosofis mengenai alam semesta
menjawab semua masalah yang menjadi sandaran
ideologi.
h) Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan merupakan objek kajian filsafat
sesudah kajian terhadap alam, memiliki hubungan yang
erat dengan alam. Kajian filsafat tentang ilmu
pengetahuan biasanya dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu; ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi
berkaitan dengan objek kajian ilmu pengetahuan, yaitu
berupa alam jagat raya. Selanjutnya epistemologi
adalah pengetahuan yang berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan.
4. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Psikologi (hlm. 167)
Ilmu pendidikan Islam dengan pendekatan ini memiliki teori
yang berbeda dengan psikologi belajar. Dari segi metode,
psikologi perkembangan berupaya membantu menjelaskan
tentang perkembangan individu yang diperoleh melalui studi
yang bersifat longitudinal, cross sectional, psikoanalitik,
sosiologik atau studi kasus. Studi longitudinal menghimpun
informasi tentang perkembangan individu melalui pengamatan
dan pengkajian perkembangan sepanjang masa, dari mulai lahir
sampai dengan dewasa.
5. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Sosiologi (hlm. 213-216)
Pendidikan pendekatan sosiologi dapat diartiakan sebagai
sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi untuk menjelaskan
konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problema yang
dihadapinya. Melalui pendekatan ini, interaksi antara pendidikan
dan masalah sosial yang dikaji secara seksama. Perkembangan
masyarakat sangat mempengaruhi konsep pendidikan. Kuatnya
pengaruh perkembangan masyarakat terhadap visi, misi, tujuan,
kurikulum, proses belajar mengajar, manajemen, sarana
prasarana, biaya, dan aspek pendidikan lainnya dapat
a. Visi pendidikan saat ini, sebagaimana ditetapkan dalam
Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2005-2009, adalah
terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang
berkualitas.
b.. Misi pendidikan nasional sebagaiamana dimuat dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan menyatakan sebagai berikut: mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan
d. Kurikulum pendidikan sebagaimana dimuat dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis
pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
e. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan agar
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreavifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dapat perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
f. Pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengelolaan pendidikan yang
demikian, dengan jelas memperlihatkan semakin besarnya
peran serta sekolah dan masyarakat dalam ikut serta
mengelola pendidikan. Masyarakat harus dilibatkan agar
menjadi mitra dalam pengelolaan pendidikan. Ketentuan ini
dapat dilihat dari keharusan adanya komite sekolah, atau
6. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Manajemen (hlm. 239-240)
Pendidikan berbasis manajemen adalah pendidikan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut
a. Pendidikan yang berbasis manajemen adalah pendidikan
yang dilaksanakan secara sistematik, tertib, teratur, terukur,
berorientasi pada hasil dengan mutu yang tinggi. Pendidikan
yang berbasis manajemen bukanlah pendidikan yang
dilaksanakan asal-asalan, melainkan pendidikan yang
didasarkan pada perencanaan yang matang, organisasi yang
kuat, pelaksanaan yang sistematik, tertib, efektif, dan efisien,
pengawasan yang berkelanjutan, dan evaluasi yang objektif.
b. Pendidikan yang berbasis manajemen adalah pendidikan
yang mengupayakan adanya tolok ukur, indikator, kriteria,
prosedur, teknik, dan target dari setiap komponen pendidikan
tersebut sehingga pendidikan yang dilaksanakan dapat
dengan mudah dievaluasi dan sekaligus diberikan penilaian
secara objektif, dan dapat dengan mudah diperbaiki.
Pendidikan yang berbasis manajemen adalah pendidikan
yang lebih diarahkan pada pencapaian hasil, prestasi, dan
pencapaian dari sebuah kegiatan pendidikan yang
7. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Information
Technology(IT) (hlm. 260)
Sains dan teknologi yang saat ini amat besar pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia, terutama pendidikan, adalah
teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Berbagai hasil
kajian para ahli TIK telah menunjukkan dengan jelas, bahwa
pendidikan dimasa depan adalah pendidikan yang berbasis
TIK. Pada bagian tersebut, sains dan teknologi yang saat ini
amat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia,
terutama pendidikan, adalah teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Dengan penggunaan teknologi informasi,
seluruh paradigma pendidikan akan mengalami perubahan
8. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Kebudayaan (hlm.
280-292)
a. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan
Visi pendidikan dengan pendekatan kebudayaan dapat
dirumuskan antara menjadikan pendidikan sebagai pranata
yang kuat dan berwibawa dalam memelihara,
melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.
Sedangkan misi pendidikan yang berbasis kebudayaan
1) Mengintegritasikan nilai-nilai kebudayaan
Indonesiakedalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengembangan pendidikan;
2) Menjadikan pendidikan sebagai wahana bagi
pemayarakatan nilai-nilai budaya kepada generasi
muda;
3) Mengupayakan terhindarnya peserta didik dari
pengaruh budaya global yang negatif;
4) Mendorong tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai
budaya yang mendorong lahirnya etos kerja yang tinggi.
Adapun tujuan pendidikan yang berbasis kebudayaan
adalah melahirkan peserta didik yang memiliki karakter
yang merupakan keseluruhan dinamika rasional
antarpribadi dengan berbagai macam dimensi, baik dari
dalam maupun dari luar dirinya agar pribadi itu semakin
dapat menghayati kebebasannya sehinngga ia dapat
semakin bertanggung jawab atas pertumbuhan dirinya
sendiri sebagai pribadi dan perkembangan orang lain
dalam hidupmereka. Secara singkat, tujuan pendidikan
karakter adalah sebagai sebuah bantuan sosial agar
individu itu dapat tumbuh dalam menghayati
kebebasannya dalam hidup bersama dengan orang lain
dalam dunia. Pendidikan karakter bertujuan membentuk
pribadi menjadi insan yang berkeutamaan.
b. Layanan dan Kemasan Pendidikan
Layanan dan kemasan pendidikan modern dalam
menghadapi dampak budaya kota sebagaimana tersebut
diatas, misalnya adalah dengan cara mengajak siswa,
orang tua, dan sesama pendidik bersama-sama
mengadakan refleksi atau perenungan secara mendalam
atau secara berkala. Pendidik patut membuat hal ini
menjadi hal yang dinikmati. Tantangan terbesar tentunya
adalah bagaimana agar pilihan-pilihan,
pengajaran-pengajaran dan pembelajaran-pembelajaran yang menjadi
keniscayaan pada budaya kota mendapatkan makna secara
spiritual. Selain itu, tantangan pelayanan pendidikan di
perkotaan adalah bagaimana menyiapkan para siswa untuk
mampu menyadari, memahami, dan mengambil
pilihan-pilihan yang tersedia, dengan cara menyiapkan siswa yang
terbiasa mandiri mengenali pilihan yang ada serta
mampu melakukan pilihan secara mandiri. Kemandirian
ini menjadi fitur yang harus dicapai oleh siswa-siswa
sebelum mereka memasuki masa dewasa. Pertanyaan yang
besar ialah, apakah pendidikan modern siap untuk
melayani mereka untuk mendapatkan fitur serupa itu?
Apakah kurikulum yang ada dan suasana atau iklim
pendidikan yang ada memungkinkan siswa bertumbuh
menjadi siswa yang mandiri dalam melakukan pilihannya?
Semua pertanyaan tersebut harus dijawab oleh dunia
pendidikan.
c. Muatan Pendidikan
Kebudayaan Indonesia yang dicita-citakan ialah salah satu
kebudayaan yang tetap mencerminkan kepribadian
Indonesia dan mampu meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia. Selain itu, ia harus tegar menatap
tantangan kekinian dan keakanan serta mampu bersaing
dengan kebudayaan luar, bahkan dapat memberikan
sumbangan bagi pembinaan kebudayaan universal. Apa
yang dimaksud dengan manusia dan juga masyarakat yang
berkualitas ialah manusia yang bertakwa, tidak bodoh,
semangat juang dan membangun hari esok yang lebih
baik, memiliki rasa solidaritas sosial yang tinggi. Salah
satu tantangan kekinian ialah modernisasi dan
pendukungnya yang bercirikan:aktif, dinamis, efisiensi,
disiplin, rasional, terbuka terhadap penemuan-penemuan
ilmiah, memberikan penghargaan kepada prestasi bukan
kepada status dan berorientasi ke masa depan.
Hal ini terlihat dalam Rencana Pendidikan dan
Pengajaran dan Kebudayaan pada zaman persiapan
kemerdekaan sebagai berikut.
1) Dengan “undang-undang kewajiban belajar” atau
peraturan lain jika keadaan di sesuatu daerah
memaksanya, pemerintah memelihara pendidikan
kecerdasan, akal budi untuk segenap rakyat dengan
cukup dan sebaik-baiknya.
2) Dalam garis-garis besar pendidikan ada
perikemanusiaan, seperti terkandung dalam segala
pengajaran agama, maka pendidikan dan pengajaran
bersendi agama dan kebudayaan bangsa, serta menuju
3) Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul
sebagai buah usaha budidaya rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan
bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah
maju adab, budaya, dan persatuan bangsa, dengan
tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan
asing, yang dapat mengembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi
derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
4) Untuk dapat memperhatikan serta memelihara
kepentingan khusus dengan sebaik-baiknya,
teristimewa yang berdasarkan agama atau
kebudayaan, maka pihak rakyat diberi kesempatan
yang cukup luas untuk mendirikan sekolah-sekolah
partikelir, yang penyelenggaranya sebagian atau
sepenuhnya boleh dibiayai oleh pemerintah, dalam
rangka untuk memajukan pendidikan bangsa agar
kehidupan masyrakat lebih terarah setelah
5) Tentang susunan pelajaran pengetahuan dan
kepandaian umum harus ditetapkan suatu daftar
pelajaran sedikit-dikitnya yang menetapkan luas
tingginya pelajaran pengetahuan dan kepandaian
umum, serta pula pendidikan budi pekerti,
teristimewa pendidikan semangat bekerja,
kekeluargaan, cinta tanah air, serta keprajuritan.
Syarat-syarat itu diwajibkan untuk semua sekolah,
baik kepunyaan negeri maupun partikelir.
d. Pendidikan Multikultural
Pendidikan dengan pendekatan kebudayaan mengharuskan
adanya pendidikan yang multikultural, yaitu pendidikan
tentang keragaman kebudayaan dalam merespons
perubahan demografis an kultural lingkungan masyarakat
tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan. Selain itu
ada pula yang berpendapat, bahwa pendidikan
multikultural dipesepsikan sebagai suatu jembatan untuk
mencapai kehidupan bersama dari umat manusia didalam
era globalisasi yang penuh dengan tantangan-tantangan
Berdasarkan uraian terlihat tiga hal sebagai berikut.
Pertama, pendidikan multikultural muncul karena adanya
kecenderungan yang kuat dari setiap warga negara untuk
memperoleh pengakuan secara lebih adil dan demokratis
dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya,
dengan tidak membedakan latar belakang agama, budaya,
etnis, dan lain sebagainya. Kecenderungan tersebut
muncul antara lain sesudah Perang Dunia II, serta adanya
tekanan demokratis dari negara-negara maju.
Kedua, pendidikan multikultural muncul sebagi akibat
dorongan masyarakat kepada pemerintah untuk
menerapkan prinsip-prinsip kehidupan yang lebih
berbudaya dan beradab dalam berbagai aspek kehidupan
ekonomi, politik, sosial budaya, dan lain sebagainya.
Prinsip-prinsip kehidupan yang lebih berbudaya dan
beradab antara lain meliputi penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia,keadilan, egaliter, manusiawi, jujur,
amanah, toleransi, dan persaudaraan.
Ketiga, pendidikan multikultural muncul karena adanya
kecenderungan untuk mengakui pluralisme
bersifat alami dan diterima dengan penuh kesadaran.
Pendidikan multikultural menghendaki agar setiap negara
yang memiliki keragaman penduduk harus diperlakukan
secara adil dan demokratis
e. Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat dapat diartikan sebagai
kegiatan pendidikan yang memberikan keleluasaan kepada
masyarakat untuk ikut serta memberikan peran dan
partisipasinya dalam kegiatan pendidikan. Berbagai
kegiatan dan komponen pendidikan, mulai dari perumusan
visi, misi, tujuan,kurikulum, proses belajar mengajar,
pengadaan saran prasarana dan lain sebagainya dilakukan
dengan mempertimbangkan kebutuhan mayarakat dengan
latar belakang budaya, agama, etnisitas, dan lain
sebagainya. Dengan cara demikian, pendidikan yang
diberikan oleh sebuah lembaga pendidikan benar-benar
dapat mencerminkan keinginan dan kebutuhan masyarakat
yang beragam. Pendidikan dengan berbasis pada
masyarakat ini diperlukan dengan pertimbangan: pertama,
sebagai reaksi terhadap penyelenggaraan pendidikan yang
f. Atmosfir Akademik
Atmosfir akademik adalah salah satu faktor yang sangat
diperlukan bagi terciptanya suasana yang kondusif bagi
kegiatan belajar mengajar. Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT), memasukkan atmosfir
akademik sebagai salah satu komponen penilaian. Isi dari
atmosfir akademik antara lain suasana yang sengaja
dibangun dan diciptakan oleh sebuah lembaga pendidikan
agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Isi dari
atmosfir akademik tersebut misalnya berkaitan dengan
berbagai kegiatan seperti diskusi, seminar, workshop,
pelatihan, penelitian, perlombaan, penulisan karya ilmiah,
penyediaan perpustakaan dengan berbagai programnya
yang menarik, pemberian bimbingan, bantuan dan lainnya
oleh dosen pembimbing kepada mahasiswa, berbagai
kegiatan praktikum, penyediaan jaringan internet untuk
mendapatkan berbagai bahan yanag diperlukan untuk
kegiatan belajar mengajar, kegiatan keagamaan, dan lain
sebagainya. Dengan adanya berbagai kegiatan tersebut,
sebagai keadaan yang memungkinkan para siswa atau
mahasiswa untuk memiliki semangat untuk berprestasi.
9. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Politik (hlm. 310-315)
a. Perbaikan Mutu Pendidikan
Berdasarkan hasil laporan Unesco bahwa mutu pendidikan
di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan
mutu pendidikan di negara lain. Untuk itu, mutu
pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan.
b. Perbaikan Kurikulum
Sejalan dengan perbaikan mutu pendidikan tersebut
dilakukan pula perbaikan kurikulum, baik dari segi isi
maupun pendekatannya. Dari segi isinya, kurikulum
kebijakan diserahkan ke lembaga masing-masing.
c. Perbaikan KBM
Sejalan dengan arah perbaikan mutu pendidikan dan
kurikulum sebagaimana tersebut diatas, terdapat pula
kebijakan untuk melakukan perbaikan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Perbaikan tersebut antara lain dari
adanya perubahan paradigma dari yang semula banyak
bertumpu pada guru (teacher-centris), menjadi yang
d. Perbaikan Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik adalah sebuah istilah generatif yang
menghimpun atau mencakup pada semua orang yang
berprofesi sebagai tenaga pendidik pada semua
tingkatan.
e. Perbaikan Manajemen
Dalam bidang manajemen, pemerintah menetapkan
kebijakan tentang Manajemen Berbasis Sekolah (School
Based Management) dan Manajemen Berbasis
Masyarakat (Social Based Management). Dua konsep ini
timbul sebagai reaksi atas konsep manajemen yang
sentralistik yang menempatkan para pengambil kebijakan
sebagai yang paling otoritatif dalam mengelola
pendidikan, tanpa melibatkan pihak sekolah sebagai
pelaksana pendidikan dan masyarakat sebagai pengguna
pendidikan. Akibatnya, pihak sekolah menjadi pasif,
segalanya menunggu perintah dari atas, sementara
masalah yang dihadapi semakin berat dan menumpuk.
Selain itu, masyarakat sebagai pengguna (stakeholder)
pendidikan merasa dicekoki oleh hal-hal yang
f. Perbaikan Anggaran
Dalam bidang anggaran telah muncul kebijakan untuk
menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari total
anggaran yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN). Kebijakan ini muncul sebagai
reaksi dari masyarakat dan kalangan pemerhati
pendidikan yang melihat keterpurukan pendidikan di
Indonesia yang diakibatkan karena minimnya yang
dialokasikan oleh pemerintah. Sementara itu anggaran
pendidikan yang 20% itupun masih menghadapi kendala
dari segi penyediaan sumber pajak, kenaikan bahan
bakar minyak, dan kenaikan tarif dasar listrik.
10. Ilmu Pendidikan Islam Pendekatan Hukum (hlm. 328)
Ilmu pendidikan dengan pendekatan hukum dapat diartikan
sebagai sebuah konsep pendidikan dengan menggunakan
fikih sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan
berbagai aspek dan komponennya. Visi, misi, tujuan, proses
belajar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidik
dan peserta didik, pengelolaan, sarana prasarana,
pembiayaan, lingkungan, dan evaluasi pendidikan dirancang
11. Penelitian Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Kualitatif (hlm. 353)
a. Menemukan teori, konsep atau desain baru yang belum
pernah dilakukan peneliti sebelumnya;
b. Mengembangkan atau memperluas teori, konsep atau
desain yang sudah ada sebelumnya;
c. Membatalkan atau menggugurkan sebuah teori yang
pernah ada sebelumnya.
d. Hanya sekedar memberikan gambaran (deskripsi) yang
luas, mendalam, jelas, dan komprehensif terhadap sebuah
masalah yang belum jelas, simpang siur atau belum
diungkap sebelumnya.
12. Penelitian Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Kuantitatif (381)
a. Menguji sebuah hipotesis yakni kesimpulan sementara
yang dibangun dari berbagai teori yang telah mapan.
Melalui penelitian ini, hipotesis tersebut ingin dibuktikan;
b. Menentukan teori, konsep atau desain baru yang belum
pernah dilakukan peneliti sebelumnya;
c. Mengembangkan atau memperluas teori, konsep atau
B. Biografi Penulis
PROF. DR. H. ABUDDIN NATA, M.A., lahir di Bogor, 2
Agustus 1954. Setelah menamatkan Madrasah Ibtidaiyah
Wajib Belajar di Nagrog, Ciampea Bogor pada tahun 1968, ia
melanjutkan pendidikan pada Pendidikan Guru Agama
(PGA) 4 tahun sambil mondok di Pesantren Nurul Ummah di
alamat yang sama dan tamat 1972. Setelah itu pendidikannya
dilanjutkan pada Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun
sambil mondok di Pesantren Jauharatun Naqiyah, Cibeber,
Serang, Banten dan tamat tahun 1974. Setelah itu, ia
memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) pada tahun 1979, dan
Sarjana Lengkap (Drs.) jurusan Pendidikan Agama Islam
pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan tamat tahun 1981.
Gelar Magister (MA) bidang studi Islam diperoleh pada
tahun 1991, sedangkan gelar Doktor bidang studi Islam
diperoleh pada tahun 1997, masing-masing dari Fakultas
Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
disertasi berjudul Konsep Pendidikan Ibn Sina. Pada tahun
1999 sampai dengan awal tahun 2000 berkesempatan
Islamic Studies, McGill University, Montreal Canada atas
biaya Canadian Internasional development Agency (CIDA)
dengan fokus kajian pada Pemikiran Pendidikan Imam
al-Ghazali. Karier bidang pekerjaan dimulai sebagai tenaga
peneliti lepas pada Lembaga Studi Pembangunan (LSP) di
Jakarta tahun 1981-1982; Instruktur pada Lembaga Bahasa
dan Ilmu Al-Qur‟an (LBIQ) Daerah Khusus Ibukota Jakarta
tahun 1982-1985.Pengisi Acara Obrolan Ramadhan(Obor)
pada Radio Mustang Jakarta tahun 1992-1998. Setelah itu, ia
bertugas sebagai Dosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, mulai tahun 1985 sampai dengan sekarang.
Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain, Sejarah Agama
(1990), Ilmu Kalam(1990), Al-Qur’an Hadis dan
tasawuf,(Dirasah Islamiya ,Metodologi Studi Islam, (1997),
Akhlak Tasawuf ,(1996), Filsafat Pendidikan
Islam(1995),Pola Hubungan Guru Murid (2001), Peta
Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia(2001), Paradigma
Pendidikan Islam(2001), Pemikiran Para Tokoh Pendidikan
Islam (2001) , Tafsir Ayat Ayat