• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

4

Bab 2 Profil Kabupaten Kepulauan Sitaro

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan salah satu dari 15 (tiga belas) daerah

otonom di Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan daerah bahari dan terdiri dari

pulau-pulau yang membentang dari selatan ke utara. Kabupaten ini memiliki luas daratan

mencapai 275,95 km2, dengan ibukota yang berkedudukan di Ondong (Kecamatan Siau

Barat). Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdiri dari tiga pulau besar, yaitu

Siau, Tagulandang dan Biaro. Secara geografis Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro terletak antara 20 0748” – 20 4836” LU dan 1250 09’ 36” – 1250 29’ 24” BT,

dengan batas-batas administrasi sebagai berikut1 :

 Sebelah Utara : Laut Sulawesi (Kabupaten Kepulauan Sangihe)

 Sebelah Timur : Laut Maluku

 Sebelah Selatan : Laut Sulawesi (Kabupaten Minahasa Utara)

 Sebelah Barat : Laut Sulawesi

Pada tahun 2007 melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007, tentang pembentukan

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dimekarkan dari Kabupaten Kepulauan

Sangihe. Secara administratif wilayah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro dibagi dalam 10 wilayah kecamatan. Berikut tabel sebaran desa/

kelurahan dan letak kantor pemerintahan menurut kecamatan.

(2)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

5

Tabel 2. 1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Letak Kantor Pemerintahan menurut Kecamatan

di Kabupayen Kepulauan SITARO Tahun 2015

No. Kecamatan

Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro memiliki luas keseruruhan 275,95 km2 ,

dengan wilayah Kecamatan Siau Timur yang memiliki luas terbesar yaitu 55,95 km2 dan

Kecamatan Siau Tengah dengan luas paling terkecil yaitu 11,8 km2. Tabel berikut

memperlihatkan gambaran tentang wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro dan luas wilayah yang dirinci setiap kecamatan.

Tabel 2. 2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupayen Kepulauan SITARO

Tahun 2015

Kep. Siau Tagulandang Biaro 275,9 5 100.00

(3)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

6

Gambar 2. 1 Posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi

(4)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

7

Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau

(5)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

8

Gambar 2. 3 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau

(6)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

9

Gambar 2. 4 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau

(7)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

10 2. 2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SITARO

PERTANIAN

Sektpr pertanian di Kabupaten Kepulauan Siau Taguland ang Biaro didomisili oleh

subsektor perkebunan seperti kelapa, pala, cengkih. Luas areal perkebunan kelapa p ad a

2014 mencapai 5.808,30 HA, dengan jumlah produksi mencapai 3.248,93 ton.

Sedangkan luas areal perkebunan cengkih adalah 741,39 Ha dengan produksi mencapai

373,17 ton. Selain dua komoditas diatas, di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro juga terdapat perkebunan pala yang merupakan komoditas unggulan dan mampu

menjadi pemasok terbesar pada perdagangan pala dunia. Luas areal perkebunan pala

pada 2014 mencapai 5.370,74 Ha dengan jumlah pohon pala sekitar 837.819 pohon dan

produksi pala mencapai 5.455,81 ton.2

Tabel 2. 3 Tabel Luas LAhan Menurut Penggunaanya

di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014

Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016

Dari total luasan wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yaitu 275,95 km2

79,28% areanya digunakan untuk lahan bukan sawah, 20,72% lainnya dipergunakan

sebagai lahan non pertanian. Di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro sendiri

tidak ada lahan yang dimanfaatkan untuk areal persawahan.

(8)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

11 PERIKANAN

Sebagai kabupaten kepulauan, subsector perikanan te ntu sangat bergantung dari

perikanan laut. Terdapat 4.019 rumah tangga perusahaan perikanan di KAbupaten

SITARO yang mencari ikan dengan berbagai jenis peralatan dan kendaraan. Produksi

perikanan laut pada 2014 mencapai 16.006,59 ton, dengan nilai mencapai lebih dari 214

milyar rupiah.3

PETERNAKAN

Jenis ternak yang dipelihara di KAbupaten Kep. SITARO meliputi ternak besar seperti

sapi, kambing, kuda, babi, dan juga ternak unggas seperti itik dan ayam. Pada 2013

terdapat 98 ekor sapi, 738 ekor kambing, 11.837 ekor babi. Selain itu juga ada 1953 e ko r

itik, 1.300 ayam petelur, 11.353 ayam pedaging, dan 52.854 ayam kampung.4

INDUSTRI

Dari data tahun 2014, terdapat 143 perusahaan yang ada di Kabupaten Kep. SITARO ,

sebagian besar diantaranya tedapat di Kecamatan Siau Timur. Jumlah investasi di

Kabupaten Kep. SITARO tahun 2014 sendiri mencapai Rp.1.634.459.000.

Tabel 2.4 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Perusahaan Industri

Menurut Kecamatan di Kab. Kep. SITARO, 2014

Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016

3 Kepulauan SITARO dalam angka 2016

(9)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

12 ENERGI

Selain di bidang kelautan dan perikanan, Kabupaten Kep. SITARO juga memiliki potensi

di bidang energi. Tercatat 4 bahan galian yang terdapat di Kab upaten Kep.

SITAR.,Rrincian bahan galian menurut sebaran lokasinya dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 2.5 Lokasi Cadangan Barang Tambang Di Kabupaten Kep. SITARO, 2015

(10)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

13 PARIWISATA

Kabupaten Kepulauan SITARO memiliki beberapa potensi pada sektor pariwisata., antara

lain, wisata alam, wisata bahari, wisata budaya dan sejarah, wisata religi, eko wisata, dan

agro wisata. Karena merupakan daerah kepulauan, potensi pariwisata yang terbesar

adalah potensi wisata alam & wisata bahari.

Tabel 2.6 Jumlah Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata Memancing,Wisata Kuliner dan

Akomodasi Hotel Menurut Kecamatan di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro 2015

Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016

Dari data diatas, Kabupaten Kepulauan Sitaro memiliki jumlah wisata alam dan wisata

budaya yang cukup banyak. Kabupaten Kep. SITARO memiliki keindahan alam yang

begitu memukau. Banyak objek wisata alam yang potensial di kabupaten ini. Berikut

rincian objek wisata alam menurut kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kepulauan

SITARO5. Salah satu objek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Kep. SITARO

adalah Diving Point kawasan Bawah Laut gugusan pulau Mahoro -Pahepa-Manumpitaeng.

(11)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

14

Tabel 2.7 Obyek Wisata Alam Menurut Kecamatan

di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro, 2015

Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

Berdasarkan data hasil proyeksi, pada 2014 jumlah penduduk Kabupaten Ke p ulauan

Siau Tagulandang Biaro adalah sebesar 65.284 jiwa, yang terdiri dari 32.209 laki-laki

(49,48%) dan 33.075 perempuan (50,52%). Jumlah ini naik 2,32 persen dari hasil sensus

penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 yang berjumlah

63.801 jiwa.6

Jika dilihat berdasarkan sebaran penduduk di setiap kecamatan, jumlah penduduk

terbanyak berada pada Kecamatan Siau Timur yakni sebanyak 16.678 jiwa, dan

jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Siau Tengah dengan jumlah

penduduk sebanyak 1.932 jiwa. Kepadatan tertinggi dimiliki oleh Siau Timur Selatan

dengan 298 jiwa/km2, dan kepadatan penduduk terendah yakni Biaro dengan 146 jiwa /

km2 .7

6 SITARO Dalam Angka 2016

(12)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

15

Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro, 2015

Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016

Pada 2015 jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah

sebesar 65.582 jiwa, dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki 32.397 jiwa, d an

(13)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

16 2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD

DAN RTRW KABUPATEN

Data Perkembangan PDRB Dan Potensi Ekonomi

Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor

yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap

tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhad ap PDRB

serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara

sektor-ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian p ad a

suatu wilayah. PDRB Kabupaten kepulauan Sitaro menurut lapangan usaha atas dasar

harga konstan dapat dilihat pada Tabel-2.9berikut :

Tabel 2. 9 PDRB Kabupaten Kepl. SITARO

(14)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

(15)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

18 Sumber: SITARO Dalam Angka 2016

Struktur perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro masih didominasi

oleh sektor primer dan diikuti oleh sektor tersier, sedangkan peranan sektor sekunder

relatif kecil karena kurangnya industri pengolahan di wilayah ini. Terbentuknya Kabupate n

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam jangka pendek akan cenderung meningkatkan

efisiensi perdagangan dan pelayanan umum serta peningkatan arus barang dan jasa.

Sedangkan dalam kisaran waktu jangka menengah, melalui inisiatif dan inovasi

Pemerintah Daerah untuk mengundang dan menarik para investor agar bersedia

menanamkan modalnya di wilayah ini, maka diprediksi akan terjadi pergeseran peran dari

sektor primer ke sektor sekunder dan jasa secara signifikan.

Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) yang disajikan secara series dari waktu ke

waktu dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pencapaian kinerja ekonomi makro d ari

waktu ke waktu, sehingga arah kebijakan perekonomian yang nantinya akan diambil b isa

lebih jelas dan tepat.

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro pada tahun

2014 yang dihitung dengan menggunakan PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar

2010 adalah sebesar 7,56.. Nilai PDRB ADHK pada 2014 mencapai 1.142,99 milyar

rupiah dan pada 2013 sebesar 1.062,68 milyar rupiah. Sedangkan PDRB ADHB tahun

2014 mencapai 1.375,91 milyar rupiah dan tahun 2013 sebesar 1.215,92 milyar rupiah.

Jika dilihat menurut sektor, pada tahun 2014 sektor pertanian masih menjadi

(16)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

19

perkebunan dan perikanan masih sebagai subsektor utama. Selanjutnya diikuti oleh

sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan 14,91

persen dan Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

sebesar 14,15 persen.

ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Analisis isu-isu strategis yang terkait dengan pembangunan daerah Kabupaten Kepulauan

Siau Tagulandang Biaro dapat diuraikan berdasarkan kajian sinergitas dan keterkaitan

unsur perencanaan pembangunan daerah. Bagian ini menjelaskan tentang beberapa isu

strategis terkait dengan rencana RPJMD Tahun 2013-2018.

Permasalahan Pembangunan

Sosial Budaya

Pendidikan

Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pendidikan, meliputi:

1. Masih rendahnya cakupan PAUD dan belum memadainya sarana prasarana

pembelajaran pada lembaga PAUD serta kurangnya tenaga guru TK;

2. Masih terdapat anak usia sekolah belum bersekolah atau putus sekolah;

3. Kesadaran orang tua pada beberapa wilayah untuk mendorong minat dan se mang at

anak dalam bersekolah masih kurang;

4. Belum terpenuhinya kebutuhan tenaga guru SD dan SMP terutama di pulau-pulau

dan wilayah terpencil, belum meratanya distribusi tenaga guru serta tingkat

kesejahteraan guru yang masih belum memadai;

5. Belum optimalnya angka partisipasi sekolah penduduk usia 16-18 tahun (siswa yang

melanjutkan pendidikan dari SMP ke SMA/SMK), karena pada beberapa wilayah

belum memiliki sekolah menengah, jarak tempuh yang cukup jauh serta ke mamp uan

ekonomi masyarakatnya yang rendah;

6. Belum memadainya sarana dan prasarana pendidikan menengah terutama pada

sekolah yang baru dibangun;

7. Belum memadainya sarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) pada

beberapa sekolah;

8. Belum terpenuhinya kebutuhan guru, baik kuantitas maupun kualitasnya;

9. Belum adanya lembaga pendidikan tinggi program DIII maupun S1;

10. Masih ada sebagian penduduk yang tidak dan putus sekolah belum terjangkau

dengan layanan pendidikan keaksaraan fungsional, dan layanan pendidikan luar

sekolah lainnya;

11. Belum efektifnya pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup (Life Skill

(17)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

20

12. Masih terbatasnya lembaga pendidikan ketrampilan/kursus;

13. Belum memadainya prasarana dan sarana perpustakaan daerah;

14. Belum optimalnya prestasi pada semua cabang olahraga;

15. Sarana dan prasarana olahraga belum memadai;

16. Terbatasnya dana untuk pembinaan dan peningkatan olahraga prestasi;

17. Tenaga pelatih baik kualitas maupun kuantitas masih kurang.

Kesehatan

Permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi:

1. Prasarana dan peralatan pada satuan pelayanan kesehatan b aik RSUD maupun

puskesmas, puskesmas pembantu, dan poskesdes serta posyandu belum memad ai,

terutama puskesmas yang baru ditingkatkan menjadi puskesmas perawatan (rawat

inap);

2. Tingkat pelayanan bagi masyarakat pada beberapa satuan pelayanan kesehatan

belum memadai;

3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan di RSUD dan puskesmas rawat inap serta

puskesmas dan puskesmas Pembantu;

4. Belum terbangunnya rumah dinas bagi beberapa paramedis terutama pada

puskesmas di pulau-pulau;

5. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan belum memadai seperti tenaga

medis, paramedis perawatan/non perawatan, dan tenaga penunjang baik di RSUD

maupun di puskesmas terutama di pulau-pulau;

6. Belum tertanamnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada sebagian besar

anggota masyarakat;

7. Rendahnya partisipasi laki-laki sebagai akseptor KB;

8. Masih adanya pasangan usia subur (PUS) gakin yang belum mengikuti program KB;

9. Belum tuntasnya penanganan dan pemberdayaan keluarga menuju keluarga

sejahtera.

Kebudayaan

Permasalahan yang berkaitan dengan kebudayaan, meliputi:

1. Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik serta lokal

masih rendah;

2. Prasarana dan sarana penunjang obyek wisata masih belum memadai;

3. Promosi obyek wisata masih belum optimal;

4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata daerah;

5. Belum optimalnya pelestarian adat dan budaya daerah termasuk situs -situs budaya

(18)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

21

6. Masih kurangnya upaya pengembangan kesenian daerah;

7. Narasumber kebudayaan daerah semakin berkurang sementara upaya regenerasi

belum optimal;

8. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pariwisata dan budaya belum memadai.

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Permasalahan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan pengangguran:

1. Kurangnya penguasaan teknologi dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasar

tenaga kerja;

2. Belum optimalnya pemanfaatan balai latihan kerja dikarenakan kurangnya tenaga

pengajar yang representatif untuk pemanfaatan lembaga tersebut;

3. Lemahnya perlindungan terhadap aset usaha pihak swasta;

4. Jiwa dan semangat kewirausahaan masih kurang;

5. Jumlah serta jenis lapangan kerja masih terbatas;

6. Belum adanya perusahan yang memanfaatkan tenaga buruh secara maksimal.

7. Sebagian besar tenaga kerja produktif berpendidikan menengah ke bawah belum

memiliki keterampilan yang diperlukan oleh pasar kerja selain itu tenaga kerja terdidik

belum dapat diandalkan untuk berkompetisi dalam pasar global;

Pemuda dan Olahraga

Permasalahan yang berkaitan dengan pemuda dan olahraga meliputi:

1. Sarana dan prasarana olahraga belum tersedia secara memadai;

2. Kurang optimalnya pembinaan dan pelatihan kepemudaan dan olahraga;

3. Kurangnya penghargaan terhadap keberhasilan dalam bidang kepemudaan dan

olahraga.

Sosial

Permasalahan yang berkaitan dengan sosial, meliputi:

1. Kurangnya keterampilan dan keterbatasan modal bagi keluarga miskin;

2. Belum optimalnya jaminan hak-hak dasar anak dan perempuan;

3. Tingkat kesejahteraan keluarga belum merata terutama masyarakat di wilayah pesisir

dan pulau-pulau kecil/terluar;

4. Belum adanya sarana dan prasarana sosial seperti panti asuhan/jompo;

5. Belum maksimalnya pelatihan dan keterampilan bagi eks penyandang penyakit sosial;

6. Belum tuntasnya perkuatan kelembagaan sosial masyarakat.

Kependudukan dan Catatan Sipil

(19)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

22

1. Database kependudukan yang masih sangat lemah sehingga data kependudukan

belum menunjukkan situasi yang sesungguhnya. Situasi ini ditunjukkan oleh

perbedaan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang

Biaro dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro sehingga masih menimbulkan kendala dalam menetapkan target

pembangunan pemerintah;

2. Kelahiran di luar nikah sebagai akibat pergeseran nilai bud aya terkait arus globalisasi

makin meningkat;

3. Belum optimal pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektrik di usia wajib KTP.

Pemberdayaan Perempuan

Permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan, meliputi:

1. Kurangnya pelatihan dan pembinaan perempuan di daerah pesisir dan terpencil;

2. Sosialisasi tentang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana belum

optimal terlebih di daerah pesisir dan terpencil;

3. Anggaran yang berhubungan dengan gender relatif belum memadai;

4. Kurangnya peran serta dalam kesetaraan gender dalam pembangunan;

5. Pemberdayaan perempuan dalam kesejahteraan untuk mewujudkan keluarga kecil

dan sejahtera belum maksimal;

6. Perlindungan dan pemenuhan hak anak perlu ditingkatkan sebagai persiapan sebagai

generasi penerus, sesuai dengan visi pembangunan jangka panjang.

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan desa, meliputi:

1. Belum maksimalnya kinerja lembaga pemerintah kampung dan kelurahan;

2. Usaha penanganan desa tertinggal belum dilakukan secara optimal.

3. Wilayah kepulauan dibatasi jarak dan jangkauan ketersediaan sarana prasarana

kawasan perdesaan di antaranya air bersih, listrik, sanitasi, dan jalan ke sentra-sentra

produksi pertanian pada beberapa daerah sangat terbatas.

Komunikasi dan Informatika

Permasalahan yang berkaitan dengan komunikasi dan informatika, meliputi:

1. Akses informasi dan komunikasi masih lemah;

2. Belum adanya perangkat perundang-undangan yang menjadi payung hukum dan

acuan operasional yang mengatur pelayanan urusan bidang perhubungan komunikasi

dan informatika;

3. Belum optimalnya jaringan internet di pusat pemerintahan;

(20)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

23

5. Terbatasnya sumber daya manusia dalam manajemen komunikasi dan informatika.

Pemerintahan Umum dan Kearsipan

Permasalahan yang dihadapi, meliputi:

1. Pelayanan aparatur banyak yang belum sesuai dengan harapan masyarakat dan

persyaratan pelayanan minimum;

2. Prasarana pendukung penyelenggaraan pemerintahan belum memadai;

3. Penempatan pegawai belum sesuai dengan latar belakang pendidikan;

4. Kemampuan aparatur pemerintahan masih terbatas;

5. Untuk diklat penjejangan jabatan belum dilaksanakan berdasarkan daftar urutan

kepangkatan;

6. Belum diresmikannya 2 (dua) Kecamatan baru yakni Kecamatan Makalehi dan

Kecamatan Tahanusang Buhias yang dimekarkan dan belum tuntasnya 1 (satu)

Kecamatan baru yakni Kecamatan Siau Timur Utara sehingga belum efektif

pendekatan pelayanan pada masyarakat;

7. Belum tertibnya administrasi pengelolaan aset daerah;

8. Belum maksimalnya pengelolaan kearsipan.

Ekonomi

Pertanian, Peternakan dan Perkebunan

Permasalahan yang berkaitan dengan pertanian, peternakan, dan perkebunan, meliputi:

1. Kemauan dan kemampuan petani masih kurang untuk menggunakan teknologi

pertanian yang lebih maju.

2. Topografi untuk lahan pertanian, peternakan dan perkebunan sangat terbatas;

3. Pemanfaatan pupuk untuk pertanian dan perkebunan belum maksimal;

4. Masih adanya ketergantungan produk perkebunan dari daerah lain;

5. Kurangnya pengetahuan teknis sebagian petani (pola p emilihan bibit, pengolahan

lahan dan hasil, pemeliharaan tanaman) kuantitas dan kualitas penyuluhan serta

tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL);

6. Lemahnya pemilikan modal usaha petani diperhadapkan dengan kondisi kesuburan

tanah yang terus mengalami degradasi karena erosi humus tanah terutama pada

lahan miring yang memerlukan perlakuan extra dan biaya tinggi guna peningkatan

produktifitas tanaman yang menyebabkan petani tidak mampu mengelolah lahan

pertanian dalam skala yang luas;

7. Semakin menyempitnya lahan pertanian karena terus berlangsungnya kegiatan ahli

fungsi lahan menjadi lahan perkebunan, kawasan permukiman penduduk dan

(21)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

24 Kehutanan

Permasalahan yang berkaitan dengan kehutanan, meliputi:

1. Masih berlanjut dan tingginya aktifitas penebangan pohon/hutan terutama di kawasan

hutan lindung karena kurangnya perhatian dan kesadaran penduduk terhadap fungsi

hutan serta kurangnya pengawasan dari instansi terkait;

2. Ketersediaan sumber air berkurang karena erosi yang merupakan dampak perusakan

hutan dan perubahan iklim yang tidak menentu;

3. Penegakan hukum yang masih lemah berkaitan dengan pengamanan hutan. Selain

itu, penegakan perlindungan dan konservasi sumber daya alam yang melibatkan

adat, organisasi profesi, institusi akademik, dan instansi teknis yang memadukan

kearifan lokal dan teknologi masih sangat minim dilakukan.

4. Usaha pemulihan cadangan sumber daya hutan dan yang terkait hutan (hutan, tanah,

dan air) belum konsisten.

5. Permukiman dan aktivitas ekonomi bertambah di kawasan lindung (hutan).

6. Pemanfaatan sumber daya hutan yang berorientasi pada keseimbangan ekologi,

pembangunan ekonomi, dan kompatibilitas sosial budaya belum optimal.

Kelautan dan Perikanan

Permasalahan yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan, meliputi:

1. Akses permodalan bagi nelayan kecil / tradisional;

2. Peralatan tangkap yang dimiliki nelayan lokal masih belum bersaing dengan ne layan

luar daerah maupun nelayan asing;

3. Tingkat kegiatan illegal fising masih tinggi sementara operasi pengawasan laut be lum

mampu menunjukan hasil yang maksimal;

4. Sebagian besar nelayan penerima bantuan belum mampu mengelola usaha

kelompoknya (mismanajemen) yang berakibat usaha bersama tidak berlanjut

sehingga bantuan dana dan sarana yang diberikan menjadi mubaz ir;

5. Potensi budidaya perikanan baik budidaya air laut maupun budidaya air payau dan air

tawar belum berkembang masih bersifat parsial, diperparah dengan masalah

kurangnya pengetahuan dan modal, sulitnya pemasaran hasil dan lingkungan yang

kurang kondusif;

6. Sarana dan prasarana perikanan dan kelautan belum memadai;

7. Tingginya biaya operasional (harga BBM) nelayan;

8. Tenaga penyuluh perikanan masih terbatas.

Perdagangan

(22)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

25

1. Belum efektifnya pengawasan dan penindakan terhadap pelaku perdagangan barang

terlarang;

2. Terbatasnya kewenangan pemerintah daerah dalam menjalin hubungan kerjasama

luar negeri untuk pengembangan perdagangan dan industri;

3. Sarana prasarana perdagangan dan industri yang belum memadai, terutama

pembangunan pasar yang menghasilkan kontribusi bagi pendapatan daerah;

4. Data mengenai kegiatan perdagangan masih belum akurat;

5. Promosi komoditas unggulan masih belum optimal.

Perindustrian

Permasalahan yang berkaitan dengan perindustrian, meliputi:

1. Belum berkembangnya minat dan perhatian kepada pembudidayaan tanaman bahan

baku industri kecil/industri rumah tangga;

2. Rendahnya penguasaan teknologi, kemampuan manajerial, akses terhadap modal

serta terbatasnya jaringan pemasaran hasil, mengakibatkan belum terjadinya

peningkatan yang signifikan pada kualitas dan kuantitas produk industri kecil/rumah

tangga;

3. Agroindustri yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas

-komoditas unggulan belum berkembang sebagaimana yang diharapkan;

4. Produk turunan komoditas-komoditas unggulan terutama pala masih terbatas;

5. Industri pengolahan yang ada belum variatif dan inovatif;

(23)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

26 Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Permasalahan yang berkaitan dengan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(KUMKM), meliputi:

1. Promosi produk-produk UMKM masih kurang.

2. Minimnya penguasaan teknologi oleh koperasi dan UMKM sehingga produk yg

dihasilkan kualitas dan kuantitasnya masih terbatas, termasuk kemasan

produk-produk UMKM yang tidak memilki daya saing di pasaran.

3. Minat wiraswasta muda lokal untuk berinvestasi dibidang UMKM masih kurang;

4. Fungsi kelembagaan koperasi belum optimal;

5. Badan usaha koperasi sebagai salah satu unsur pelaku ekonomi rakyat yang

terdepan di daerah termasuk usaha kecil menengah (UKM) ternyata belum mampu

berfungsi dan berperan optimal karena masih terbatasnya akses terhadap sumber

modal dan lemahnya manajeman kelembagaan serta kualitas sumber daya manusia

pelaku koperasi.

Penanaman Modal/Investasi

Permasalahan yang berhubungan dengan penanaman modal daerah, meliputi:

1. Masih kurangnya investor untuk menanamkan investasi di daerah;

2. Belum ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Penanaman Modal;

3. Promosi investasi belum dilakukan secara optimal;

4. Kekurangan sarana dan prasarana dasar terutama listrik dan BBM.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Permasalahan yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD), meliputi:

1. Keterlambatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan;

2. Masih kurang efisien pemanfaatan belanja;

3. Kegiatan administrasi yang belum mendukung;

4. Kekeliruan dalam penempatan nomenklatur;

5. Adanya pendapatan daerah yang tidak mencapai target;

6. Jenis pajak dan retribusi yang dipungut masih belum maksimal;

7. Pengelolaan keuangan daerah yang masih belum optimal dapat dilihat dari belum

tercapainya pemerintahan daerah untuk mendapatkan opini Wajar Tanpa

(24)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

27 Pertambangan dan Penggalian

Permasalahan yang berkaitan dengan pertambangan dan penggalian, meliputi:

1. Belum adanya penelitian dan exsploitasi terhadap bahan tambang yang ada;

2. Tingkat kesadaran penambang galian C untuk mematuhi ketentuan dalam

peraturan daerah dan peraturan perundangan lainnya masih le mah;

3. Belum lengkapnya data potensi mineral dan bahan tambang lainnya

termasuk belum adanya peta lokasi pertambangan serta koordinatnya;

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Permasalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, meliputi:

1. Pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan IPTEK belum

maksimal;

2. Dana untuk penelitian dan pengembangan IPTEK yang bermutu secara

berkelanjutan masih terbatas.

3. Sarana prasarana pendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang

mampu mendorong akselerasi budaya IPTEK yang kondusif masih terbatas.

4. SDM peneliti yang profesional dan kompeten untuk kegiatan penelitian dan

pengembangan yang lebih berkualitas masih terbatas.

5. Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan penelitian yang

lebih efektif dan efisien belum optimal.

Infrastruktur Wilayah

Infrastruktur Ke-PU-an

Permasalahan yang dihadapi di bidang infrastruktur ke -PU-an, meliputi:

1. Kondisi infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, dan drainase, baik dari segi kualitas

maupun kuantitas belum tersedia secara memadai;

2. Permukiman penduduk atau perumahan di banyak tempat masih menghadapi

permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan lahan, sanitasi dan air bersih,

ketersediaan perumahan yang layak huni masih kurang;

3. Indentifikasi abrasi pantai dan sungai serta penangulangannya belum maksimal.

4. Topografi dan struktur tanah yang labil memiliki kemiringan lereng di atas 40%

serta didominasi bebatuan dan cadas pada beberapa lokasi sehingga kurang

kondusif untuk melakukan pembukaan jalan baru termasuk jalan lingkar pulau;

5. Belum tuntasnya peningkatan jalan Ulu-Ondong(lingkar utara) serta ruas jalan

(25)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

28 Perhubungan

Permasalahan yang berkaitan dengan perhubungan, meliputi:

1. Infrastruktur transportasi laut masih terbatas;

2. Belum terbangunnya terminal penumpang dibeberapa wilayah sesuai arahan RTRW;

3. Belum terbangunnya sistem jaringan pelayaran efektif terutama untuk

menghubungkan klaster kepulauan;

4. Masih rendahnya kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana pelabuhan laut;

5. Belum optimalnya pengoperasian terminal penumpang yang sudah eksis serta

peningkatan status/tipe terminal penumpang;

6. Belum terbangunnya fasilitas dermaga tambatan perahu bagi pelayaran

lokal/pelabuhan rakyat untuk semua klaster kepulauan;

7. Belum tuntasnya masalah pembebasan lahan untuk pembangunan bandara pihise.

Energi

Permasalahan yang berkaitan dengan energi, meliputi:

1. Ketergantungan penyedia listrik terhadap penggunaan diesel yang memiliki biaya

operasional yang relatif tinggi masih besar.

2. Kemampuan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membiayai investasi pembangkit

listrik masih relatif rendah.

3. Pasokan daya listrik masih kurang.

4. Pengelolaan sumberdaya mineral belum memperhatikan lingkungan hidup.

5. Pemanfaatan energi baru terbarukan seperti biomassa, angin, arus laut dan matahari

belum optimal.

Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan sumberdaya alam dan lingkungan hidup,

meliputi:

1. Pemanfaatan air baku sebagai sumber air bersih belum maksimal;

2. Pemanfaatan sumber energi seperti panas bumi dan tenaga surya sangat terbatas;

3. Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan hidup masih rendah;

4. Banyak wilayah rawan bencana alam dan intensitas bencana alam yang semakin

meningkat yang berujung pada rusaknya lingkungan hidup;

5. Ketersediaan sarana dan prasarana persampahan belum memadai;

6. Manajemen persampahan belum dilaksanakan secara baik terutama pada tempat

(26)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

29 Politik

Permasalahan yang berkaitan dengan politik dalam negeri, meliputi:

1. Kesadaran organisasi kemasyarakatan untuk registrasi masih rendah.

2. Kesadaran dan wawasan politik masyarakat secara umum masih rendah;

3. Pengembangan kelembagaan demokrasi lokal belum baik;

4. Peran masyarakat sipil dalam kehidupan demokrasi serta kurangnya akses partisipasi

publik oleh masyarakat belum kuat.

Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Permasalahan yang berkaitan dengan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi:

1. Aturan hukum yang mengayomi masyarakat belum mantap;

2. Sosialisasi penguatan hukum dan Ham belum optimal;

3. Anggota masyarakat masih banyak yang tidak memahami hukum dan HAM sehing g a

menjadi korban maupun pelanggar hukum.

4. Tindakan yang tegas dan konsisten oleh penegak hukum dalam menjaga ketertiban

masih kurang.

Ketentraman dan Ketertiban

Permasalahan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban, meliputi:

1. Kebiasaan sebagian masyarakat mengkonsumsi minuman beralkohol secara

berlebihan yang mendorong terjadinya gangguan keamanan;

2. Kehidupan yang tertib di kalangan masyarakat terutama dalam penggunaan fasilitas

umum belum membudaya;

3. Migrasi penduduk yang semakin tinggi dengan membawa budaya masing-masing

memiliki potensi munculnya pertikaian antar kelompok masyarakat.

Aparatur

Permasalahan yang berkaitan dengan aparatur, meliputi:

1. Ketidaksesuaian pekerjaan dengan aparatur yang melaksanakannya;

2. Secara umum, kualitas SDM aparatur masih relatif belum baik serta

dibayangi oleh rendahnya kesejahteraan PNS;

3. Distribusi PNS belum merata, diakibatkan oleh penempatan PNS tidak sesuai

dengan kebutuhan satuan kerja serta keengganan PNS untuk ditempatkan d i

daerah terpencil;

4. Masih kurangnya jumlah PNS di setiap SKPD;

5. Penempatan PNS belum sesuai dengan latar belakang

(27)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

30

6. Tingkat kelulusan CPNS semakin rendah dengan adanya standar penilaian

kelulusan (Passing Grade).

Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah

Penataan Ruang

Permasalahan yang berhubungan dengan penataan ruang, meliputi:

1. Belum ditetapkannya kota Ondong sebagai salah satu Pusat Kegiatan Strategis

Nasional (PKSN) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

2. Belum ditetapkannya perda RTRW Kabupaten;

3. Produk turunan dari RTRW seperti Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK),

zoning regulasion dan lain-lain belum maksimal;

4. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya bermukim/tinggal dikawasan

rawan bencana.

Pertanahan

Permasalahan yang berkaitan dengan pertanahan, meliputi:

1. Sebagian besar tanah/asset pemda belum memiliki sertifikat;

2. Masih banyaknya tanah masyarakat yang belum mempunyai sertifikat guna menjamin

tertib dan kepastian hukum pertanahan;

3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat pemilik tanah mendaftarkan tanahnya;

4. Sengketa atas tanah dan adanya sertifikat ganda masih sering terjadi.

Perencanaan Pembangunan

Permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan, meliputi:

1. Masih lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan pembangunan, baik

di lingkup sektoral maupun lintas tingkatan pemerintahan;

2. Masih terbatasnya ketersediaan data perencanaan serta pemanfaatannya;

3. Masih lemahnya kualitas kajian-kajian yang dapat menunjang perencanaan

pembangunan yang baik;

4. Masih kurangnya perhatian masyarakat terhadap pentingnya penyelenggaraan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan;

5. Masih kurangnya jumlah tenaga/sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi

perencana dan peneliti di hampir semua tingkatan pemerintahan mulai dari

(28)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

31 ISU STRATEGIS

Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal terhadap

proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, selama kurun waktu lima tahun ke depan

dapat teridentifikasi dengan baik, diharapkan akan dapat memaksimalkan pelayanan

pada masyarakat dengan capaian dan target yang jelas dalam rencana program

kegiatan pembangunan.

Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dari data dan informasi yang terkumpul,

selanjutnya diangkat isu-isu strategis yang terkait dengan pembangunan daerah dan

diuraikan berdasarkan rekomendasi kajian sinergitas serta keterkaitan unsur perencanaan

pembangunan daerah dalam RPJMD Tahun 2013-2018.

Analisis Internal

Analisis internal bermaksud untuk memahami kondisi daerah Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro dengan memetakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk

diterjemahkan menjadi potensi modal pembangunan serta mengenali dan memahami

kelemahan/kekurangan agar dapat dieliminir dampaknya.

Dalam analisis ini diuraikan juga mengenai pengalaman dan akan permasalahan yang

menjadi isu-isu strategis sehingga dapat membantu untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan dari daerah ini dengan wilayah yang berdekatan.

1. Kekuatan

a) Posisi daerah yang strategis dalam konsistensi wilayah regional yang

dilalui jalur transportasi laut baik dari utara (Kabupaten Sangihe) maupun

dari Selatan (Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung maupun Kota

Manado) juga strategis dikawasan timur bagian utara Indonesia bahkan

di Asia Pasifk;

b) Memiliki kekayaan sumber daya perikanan dan sumber daya kelautan

yang potensial;

c) Tingkat kesuburan tanah yang kondusif untuk berkembangnya sejumlah

komoditas unggulan termasuk produktifitas pala dengan kualitas terbaik

di pasaran internasional;

d) Potensi pariwisata maritim dan bahari serta wisata sejarah dan budaya

daerah yang original dan variatif.

2. Kelemahan

a) Sebagai daerah kepulauan;

b) Sebagai daerah rawan bencana;

(29)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

32

d) Masih rendahnya realisasi penanaman modal;

e) Sarana transportasi, komunikasi dan informasi terbatas;

f) Keadaan wilayah yang berbukit-bukit, dengan kemiringan lereng di atas

40˚;

g) Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang komoditi pala;

h) Terbatasnya sumber air bersih untuk kebutuhan masyarakat, pemerintah

dan industri;

i) Ketersediaan energi listrik dan bahan bakar minyak yang terbatas.

Analisis eksternal

Analisis eksternal diperlukan untuk memetakan peluang dan ancaman yang dihadapi

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam kurun waktu 5 tahun ke depan

sebagai langkah awal untuk meletakkan kerangka pembangunan daerah. Tinjauan

eksternal ini untuk melihat posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro baik

dalam lingkup regional, nasional maupun internasional.

Dalam lingkup regional dan nasional tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. RPJMN ini diharapkan akan

mengarahkan sinkronisasi antara pusat dan daerah dan membantu mengidentifikasi

peluang dan ancaman bagi pembangunan di daerah ini.

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro termasuk dalam wilayah pengembangan

daerah perbatasan, daerah kepulauan, daerah tertinggal serta rawan bencana. Beberap a

kebijakan dalam RPJMN yang terkait dengan hal tersebut diatas diantaranya mengenai :

1. Tingkat kemiskinan wilayah tertentu masih cukup tinggi serta penyebaran

penduduk tidak merata.

2. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro rentan

terhadap bencana alam baik gempa bumi, banjir, tanah longsor serta puting

beliung maupun ancaman gunung berapi.

3. Dalam 5 tahun terakhir PDRB Perkapita Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro terus meningkat secara nyata.

Posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam konteks regional sangat

strategis pasca ditetapkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi Utara

mempunyai posisi tawar yang tinggi baik sebagai daerah penghasil pala terbaik di dunia

maupun pengembangan pariwisata, pendidikan dan kebudayaan.

Berdasarkan kondisi di atas serta kondisi eksisting lingkungan strategis dapat menjadi

(30)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

33

1. Peluang

a) Sebagai daerah Hiterland pusat pertumbuhan propinsi sulawesi utara;

b) Memiliki satu pulau terluar (Pulau Makalehi);

c) Kebijakan otonomi daerah yang kondusif serta konsern terhadap

pemberdayaan masyarakat kepulauan;

d) Memiliki jalur internasional untuk kapal laut sehingga memungkinkan

membangun pelabuhan transhipment port dimasa mendatang;

e) Kesepakatan AFTA (ASEAN Free Trade Area) membuka peluang

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ke akses pasar regional

dan internasional serta pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang

dengan pesat.

2. Ancaman

a) Sebagai daerah perbatasan;

b) Kondisi geografis daerah yang mencakup luas lautan yang cukup besar

rentan terhadap ilegal fishing;

c) Luasnya perairan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro menjadi

lalu lintas manusia dan barang yang rawan masuknya pengaruh budaya

negatif yang berpotensi mengancam eksistensi budaya daerah yang luhur;

d) Semakin terbukanya batas-batas perdagangan antar wilayah rentan

terhadap masuknya produk-produk ilegal yang dapat mengancam sektor

(31)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

34

Tabel 2.10 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman

KEKUATAN

(S)

1. Posisi daerah yang strategis dalam

konsistensi wilayah regional yang

dilalui jalur transportasi laut baik dari

utara (Kabupaten Sangihe) maupun

dari Selatan (Kabupaten Minahasa

Utara, Kota Bitung maupun Kota

Manado) bahkan strategis dikawasan

timur bagian utara Indonesia juga di

Asia Pasifik

2. Memiliki kekayaan sumber daya

perikanan dan sumber daya kelautan

yang potensial

3. Tingkat kesuburan tanah yang

kondusif untuk berkembangnya

sejumlah komoditas unggulan

termasuk produktifitas pala dengan

kualitas terbaik di pasaran

internasional

4. Luas wilayah perairan sebesar 91 %

dari luas wilayah keseluruhan

sehingga sangat strategis untuk

pengelolaaan serta pengembangan

potensi sumber daya kelautan

KELEMAHAN

(W)

1. Sebagai daerah kepulauan

2. Sebagai daerah rawan bencana

3. Sebagain daerah tertinggal

4. Masih rendahnya realisasi penanaman

modal di daerah

5. Sarana transportasi, komunikasi dan

informasi terbatas

6. Keadaan wilayah yang berbukit-bukit,

dengan kemiringan lereng di atas 30˚

7. Belum adanya peraturan daerah yang

mengatur tentang komoditi pala

8. Terbatasnya sumber air bersih untuk

kebutuhan masyarakat, pemerintah dan

industri

9. Ketersediaan energi listrik dan bahan

bakar minyak yang terbatas.

PELUANG (O)

1. Sebagai daerah Hiterland pusat

pertumbuhan propinsi sulawesi utara

2. Memiliki satu pulau terluar (Pulau

Makalehi)

3. Kebijakan otonomi daerah yang

kondusif serta konsern terhadap

pemberdayaan masyarakat kepulauan

4. Memiliki jalur internasional untuk kapal

laut sehingga memungkinkan

ANCAMAN (T)

1. Sebagai daerah perbatasan

2. Kondisi geografis daerah yang

mencakup luas lautan yang cukup

besar rentan terhadap ilegal fishing

3. Luasnya perairan Kabupaten

Kepulauan Siau Tagulandang Biaro

menjadi lalu lintas manusia dan barang

yang rawan masuknya pengaruh

(32)

RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019

35

membangun pelabuhan transhipment

port di masa mendatang

5. Kesepakatan AFTA (ASEAN Free

Trade Area) membuka peluang Kab.

Kepl. Siau Tagulandang Biaro ke

akses pasar regional dan internasional

serta pemanfaatan teknologi informasi

yang berkembang dengan pesat

mengancam eksistensi budaya daerah

yang luhur

4. Semakin terbukanya batas-batas

perdagangan antar wilayah rentan

terhadap masuknya produk-produk

ilegal yang dapat mengancam sektor

industri kecil daerah

Gambar

Tabel 2. 1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Letak Kantor Pemerintahan menurut Kecamatan
Gambar 2. 1 Posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi
Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau
Gambar 2. 3 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pokja Jasa Konstruksi ULP Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi

Mekanisme pemungutan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan yang dilakukan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro masih belum terlaksana secara efektif,

Akuntabilitas kinerja Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan perwujudan kewajiban Badan Pusat Statistik untuk

Dalam hal ini penyediaan atau “supply” dari barang modal dapat berasal dari produksi dalam negeri (domestik) maupun dari produk luar negeri (impor).. Siau

Sector-sektor ekonomi tersebut adalah empat sektor ini tergolong pada sector ekonomi yang sedang berkembang ( developing) dalam perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau

Biaya Bahan Bakar Minyak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kepulauan Siau. Tagulandang Biaro

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai profesionalisme aparat pemerintah Kecamatan, penulis akan melakukan penelitian di Kecamatan Tagulandang Kabupaten kepulauan

Yang menyebabkan belum sepenuhnya tercapai atau belum produktif dan optimal kinerja komisi pemilihan umum Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah proses pemutakhiran daftar