RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
4
Bab 2 Profil Kabupaten Kepulauan Sitaro
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro merupakan salah satu dari 15 (tiga belas) daerah
otonom di Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan daerah bahari dan terdiri dari
pulau-pulau yang membentang dari selatan ke utara. Kabupaten ini memiliki luas daratan
mencapai 275,95 km2, dengan ibukota yang berkedudukan di Ondong (Kecamatan Siau
Barat). Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro terdiri dari tiga pulau besar, yaitu
Siau, Tagulandang dan Biaro. Secara geografis Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro terletak antara 20 07’ 48” – 20 48’ 36” LU dan 1250 09’ 36” – 1250 29’ 24” BT,
dengan batas-batas administrasi sebagai berikut1 :
Sebelah Utara : Laut Sulawesi (Kabupaten Kepulauan Sangihe)
Sebelah Timur : Laut Maluku
Sebelah Selatan : Laut Sulawesi (Kabupaten Minahasa Utara)
Sebelah Barat : Laut Sulawesi
Pada tahun 2007 melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007, tentang pembentukan
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dimekarkan dari Kabupaten Kepulauan
Sangihe. Secara administratif wilayah pemerintahan Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro dibagi dalam 10 wilayah kecamatan. Berikut tabel sebaran desa/
kelurahan dan letak kantor pemerintahan menurut kecamatan.
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
5
Tabel 2. 1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Letak Kantor Pemerintahan menurut Kecamatan
di Kabupayen Kepulauan SITARO Tahun 2015
No. Kecamatan
Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro memiliki luas keseruruhan 275,95 km2 ,
dengan wilayah Kecamatan Siau Timur yang memiliki luas terbesar yaitu 55,95 km2 dan
Kecamatan Siau Tengah dengan luas paling terkecil yaitu 11,8 km2. Tabel berikut
memperlihatkan gambaran tentang wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro dan luas wilayah yang dirinci setiap kecamatan.
Tabel 2. 2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupayen Kepulauan SITARO
Tahun 2015
Kep. Siau Tagulandang Biaro 275,9 5 100.00
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
6
Gambar 2. 1 Posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
7
Gambar 2. 2 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
8
Gambar 2. 3 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
9
Gambar 2. 4 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Pulau
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
10 2. 2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN SITARO
PERTANIAN
Sektpr pertanian di Kabupaten Kepulauan Siau Taguland ang Biaro didomisili oleh
subsektor perkebunan seperti kelapa, pala, cengkih. Luas areal perkebunan kelapa p ad a
2014 mencapai 5.808,30 HA, dengan jumlah produksi mencapai 3.248,93 ton.
Sedangkan luas areal perkebunan cengkih adalah 741,39 Ha dengan produksi mencapai
373,17 ton. Selain dua komoditas diatas, di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro juga terdapat perkebunan pala yang merupakan komoditas unggulan dan mampu
menjadi pemasok terbesar pada perdagangan pala dunia. Luas areal perkebunan pala
pada 2014 mencapai 5.370,74 Ha dengan jumlah pohon pala sekitar 837.819 pohon dan
produksi pala mencapai 5.455,81 ton.2
Tabel 2. 3 Tabel Luas LAhan Menurut Penggunaanya
di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro 2014
Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016
Dari total luasan wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro yaitu 275,95 km2
79,28% areanya digunakan untuk lahan bukan sawah, 20,72% lainnya dipergunakan
sebagai lahan non pertanian. Di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro sendiri
tidak ada lahan yang dimanfaatkan untuk areal persawahan.
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
11 PERIKANAN
Sebagai kabupaten kepulauan, subsector perikanan te ntu sangat bergantung dari
perikanan laut. Terdapat 4.019 rumah tangga perusahaan perikanan di KAbupaten
SITARO yang mencari ikan dengan berbagai jenis peralatan dan kendaraan. Produksi
perikanan laut pada 2014 mencapai 16.006,59 ton, dengan nilai mencapai lebih dari 214
milyar rupiah.3
PETERNAKAN
Jenis ternak yang dipelihara di KAbupaten Kep. SITARO meliputi ternak besar seperti
sapi, kambing, kuda, babi, dan juga ternak unggas seperti itik dan ayam. Pada 2013
terdapat 98 ekor sapi, 738 ekor kambing, 11.837 ekor babi. Selain itu juga ada 1953 e ko r
itik, 1.300 ayam petelur, 11.353 ayam pedaging, dan 52.854 ayam kampung.4
INDUSTRI
Dari data tahun 2014, terdapat 143 perusahaan yang ada di Kabupaten Kep. SITARO ,
sebagian besar diantaranya tedapat di Kecamatan Siau Timur. Jumlah investasi di
Kabupaten Kep. SITARO tahun 2014 sendiri mencapai Rp.1.634.459.000.
Tabel 2.4 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Perusahaan Industri
Menurut Kecamatan di Kab. Kep. SITARO, 2014
Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016
3 Kepulauan SITARO dalam angka 2016
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
12 ENERGI
Selain di bidang kelautan dan perikanan, Kabupaten Kep. SITARO juga memiliki potensi
di bidang energi. Tercatat 4 bahan galian yang terdapat di Kab upaten Kep.
SITAR.,Rrincian bahan galian menurut sebaran lokasinya dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 2.5 Lokasi Cadangan Barang Tambang Di Kabupaten Kep. SITARO, 2015
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
13 PARIWISATA
Kabupaten Kepulauan SITARO memiliki beberapa potensi pada sektor pariwisata., antara
lain, wisata alam, wisata bahari, wisata budaya dan sejarah, wisata religi, eko wisata, dan
agro wisata. Karena merupakan daerah kepulauan, potensi pariwisata yang terbesar
adalah potensi wisata alam & wisata bahari.
Tabel 2.6 Jumlah Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata Memancing,Wisata Kuliner dan
Akomodasi Hotel Menurut Kecamatan di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro 2015
Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016
Dari data diatas, Kabupaten Kepulauan Sitaro memiliki jumlah wisata alam dan wisata
budaya yang cukup banyak. Kabupaten Kep. SITARO memiliki keindahan alam yang
begitu memukau. Banyak objek wisata alam yang potensial di kabupaten ini. Berikut
rincian objek wisata alam menurut kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kepulauan
SITARO5. Salah satu objek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Kep. SITARO
adalah Diving Point kawasan Bawah Laut gugusan pulau Mahoro -Pahepa-Manumpitaeng.
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
14
Tabel 2.7 Obyek Wisata Alam Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro, 2015
Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016
2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI
Berdasarkan data hasil proyeksi, pada 2014 jumlah penduduk Kabupaten Ke p ulauan
Siau Tagulandang Biaro adalah sebesar 65.284 jiwa, yang terdiri dari 32.209 laki-laki
(49,48%) dan 33.075 perempuan (50,52%). Jumlah ini naik 2,32 persen dari hasil sensus
penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 yang berjumlah
63.801 jiwa.6
Jika dilihat berdasarkan sebaran penduduk di setiap kecamatan, jumlah penduduk
terbanyak berada pada Kecamatan Siau Timur yakni sebanyak 16.678 jiwa, dan
jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Siau Tengah dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.932 jiwa. Kepadatan tertinggi dimiliki oleh Siau Timur Selatan
dengan 298 jiwa/km2, dan kepadatan penduduk terendah yakni Biaro dengan 146 jiwa /
km2 .7
6 SITARO Dalam Angka 2016
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
15
Tabel 2.8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro, 2015
Sumber : Siau Tagulandang Biaro Dalam Angka 2016
Pada 2015 jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro adalah
sebesar 65.582 jiwa, dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki 32.397 jiwa, d an
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
16 2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD
DAN RTRW KABUPATEN
Data Perkembangan PDRB Dan Potensi Ekonomi
Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor
yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap
tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhad ap PDRB
serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara
sektor-ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian p ad a
suatu wilayah. PDRB Kabupaten kepulauan Sitaro menurut lapangan usaha atas dasar
harga konstan dapat dilihat pada Tabel-2.9berikut :
Tabel 2. 9 PDRB Kabupaten Kepl. SITARO
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
18 Sumber: SITARO Dalam Angka 2016
Struktur perekonomian Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro masih didominasi
oleh sektor primer dan diikuti oleh sektor tersier, sedangkan peranan sektor sekunder
relatif kecil karena kurangnya industri pengolahan di wilayah ini. Terbentuknya Kabupate n
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam jangka pendek akan cenderung meningkatkan
efisiensi perdagangan dan pelayanan umum serta peningkatan arus barang dan jasa.
Sedangkan dalam kisaran waktu jangka menengah, melalui inisiatif dan inovasi
Pemerintah Daerah untuk mengundang dan menarik para investor agar bersedia
menanamkan modalnya di wilayah ini, maka diprediksi akan terjadi pergeseran peran dari
sektor primer ke sektor sekunder dan jasa secara signifikan.
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) yang disajikan secara series dari waktu ke
waktu dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pencapaian kinerja ekonomi makro d ari
waktu ke waktu, sehingga arah kebijakan perekonomian yang nantinya akan diambil b isa
lebih jelas dan tepat.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro pada tahun
2014 yang dihitung dengan menggunakan PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar
2010 adalah sebesar 7,56.. Nilai PDRB ADHK pada 2014 mencapai 1.142,99 milyar
rupiah dan pada 2013 sebesar 1.062,68 milyar rupiah. Sedangkan PDRB ADHB tahun
2014 mencapai 1.375,91 milyar rupiah dan tahun 2013 sebesar 1.215,92 milyar rupiah.
Jika dilihat menurut sektor, pada tahun 2014 sektor pertanian masih menjadi
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
19
perkebunan dan perikanan masih sebagai subsektor utama. Selanjutnya diikuti oleh
sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan 14,91
persen dan Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 14,15 persen.
ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Analisis isu-isu strategis yang terkait dengan pembangunan daerah Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro dapat diuraikan berdasarkan kajian sinergitas dan keterkaitan
unsur perencanaan pembangunan daerah. Bagian ini menjelaskan tentang beberapa isu
strategis terkait dengan rencana RPJMD Tahun 2013-2018.
Permasalahan Pembangunan
Sosial Budaya
Pendidikan
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan pendidikan, meliputi:
1. Masih rendahnya cakupan PAUD dan belum memadainya sarana prasarana
pembelajaran pada lembaga PAUD serta kurangnya tenaga guru TK;
2. Masih terdapat anak usia sekolah belum bersekolah atau putus sekolah;
3. Kesadaran orang tua pada beberapa wilayah untuk mendorong minat dan se mang at
anak dalam bersekolah masih kurang;
4. Belum terpenuhinya kebutuhan tenaga guru SD dan SMP terutama di pulau-pulau
dan wilayah terpencil, belum meratanya distribusi tenaga guru serta tingkat
kesejahteraan guru yang masih belum memadai;
5. Belum optimalnya angka partisipasi sekolah penduduk usia 16-18 tahun (siswa yang
melanjutkan pendidikan dari SMP ke SMA/SMK), karena pada beberapa wilayah
belum memiliki sekolah menengah, jarak tempuh yang cukup jauh serta ke mamp uan
ekonomi masyarakatnya yang rendah;
6. Belum memadainya sarana dan prasarana pendidikan menengah terutama pada
sekolah yang baru dibangun;
7. Belum memadainya sarana penunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) pada
beberapa sekolah;
8. Belum terpenuhinya kebutuhan guru, baik kuantitas maupun kualitasnya;
9. Belum adanya lembaga pendidikan tinggi program DIII maupun S1;
10. Masih ada sebagian penduduk yang tidak dan putus sekolah belum terjangkau
dengan layanan pendidikan keaksaraan fungsional, dan layanan pendidikan luar
sekolah lainnya;
11. Belum efektifnya pelaksanaan program pendidikan kecakapan hidup (Life Skill
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
20
12. Masih terbatasnya lembaga pendidikan ketrampilan/kursus;
13. Belum memadainya prasarana dan sarana perpustakaan daerah;
14. Belum optimalnya prestasi pada semua cabang olahraga;
15. Sarana dan prasarana olahraga belum memadai;
16. Terbatasnya dana untuk pembinaan dan peningkatan olahraga prestasi;
17. Tenaga pelatih baik kualitas maupun kuantitas masih kurang.
Kesehatan
Permasalahan yang berhubungan dengan kesehatan, meliputi:
1. Prasarana dan peralatan pada satuan pelayanan kesehatan b aik RSUD maupun
puskesmas, puskesmas pembantu, dan poskesdes serta posyandu belum memad ai,
terutama puskesmas yang baru ditingkatkan menjadi puskesmas perawatan (rawat
inap);
2. Tingkat pelayanan bagi masyarakat pada beberapa satuan pelayanan kesehatan
belum memadai;
3. Belum optimalnya pelayanan kesehatan di RSUD dan puskesmas rawat inap serta
puskesmas dan puskesmas Pembantu;
4. Belum terbangunnya rumah dinas bagi beberapa paramedis terutama pada
puskesmas di pulau-pulau;
5. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang dibutuhkan belum memadai seperti tenaga
medis, paramedis perawatan/non perawatan, dan tenaga penunjang baik di RSUD
maupun di puskesmas terutama di pulau-pulau;
6. Belum tertanamnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada sebagian besar
anggota masyarakat;
7. Rendahnya partisipasi laki-laki sebagai akseptor KB;
8. Masih adanya pasangan usia subur (PUS) gakin yang belum mengikuti program KB;
9. Belum tuntasnya penanganan dan pemberdayaan keluarga menuju keluarga
sejahtera.
Kebudayaan
Permasalahan yang berkaitan dengan kebudayaan, meliputi:
1. Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik serta lokal
masih rendah;
2. Prasarana dan sarana penunjang obyek wisata masih belum memadai;
3. Promosi obyek wisata masih belum optimal;
4. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata daerah;
5. Belum optimalnya pelestarian adat dan budaya daerah termasuk situs -situs budaya
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
21
6. Masih kurangnya upaya pengembangan kesenian daerah;
7. Narasumber kebudayaan daerah semakin berkurang sementara upaya regenerasi
belum optimal;
8. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pariwisata dan budaya belum memadai.
Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Permasalahan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dan pengangguran:
1. Kurangnya penguasaan teknologi dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja;
2. Belum optimalnya pemanfaatan balai latihan kerja dikarenakan kurangnya tenaga
pengajar yang representatif untuk pemanfaatan lembaga tersebut;
3. Lemahnya perlindungan terhadap aset usaha pihak swasta;
4. Jiwa dan semangat kewirausahaan masih kurang;
5. Jumlah serta jenis lapangan kerja masih terbatas;
6. Belum adanya perusahan yang memanfaatkan tenaga buruh secara maksimal.
7. Sebagian besar tenaga kerja produktif berpendidikan menengah ke bawah belum
memiliki keterampilan yang diperlukan oleh pasar kerja selain itu tenaga kerja terdidik
belum dapat diandalkan untuk berkompetisi dalam pasar global;
Pemuda dan Olahraga
Permasalahan yang berkaitan dengan pemuda dan olahraga meliputi:
1. Sarana dan prasarana olahraga belum tersedia secara memadai;
2. Kurang optimalnya pembinaan dan pelatihan kepemudaan dan olahraga;
3. Kurangnya penghargaan terhadap keberhasilan dalam bidang kepemudaan dan
olahraga.
Sosial
Permasalahan yang berkaitan dengan sosial, meliputi:
1. Kurangnya keterampilan dan keterbatasan modal bagi keluarga miskin;
2. Belum optimalnya jaminan hak-hak dasar anak dan perempuan;
3. Tingkat kesejahteraan keluarga belum merata terutama masyarakat di wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil/terluar;
4. Belum adanya sarana dan prasarana sosial seperti panti asuhan/jompo;
5. Belum maksimalnya pelatihan dan keterampilan bagi eks penyandang penyakit sosial;
6. Belum tuntasnya perkuatan kelembagaan sosial masyarakat.
Kependudukan dan Catatan Sipil
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
22
1. Database kependudukan yang masih sangat lemah sehingga data kependudukan
belum menunjukkan situasi yang sesungguhnya. Situasi ini ditunjukkan oleh
perbedaan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang
Biaro dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro sehingga masih menimbulkan kendala dalam menetapkan target
pembangunan pemerintah;
2. Kelahiran di luar nikah sebagai akibat pergeseran nilai bud aya terkait arus globalisasi
makin meningkat;
3. Belum optimal pembuatan Kartu Tanda Penduduk Elektrik di usia wajib KTP.
Pemberdayaan Perempuan
Permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan, meliputi:
1. Kurangnya pelatihan dan pembinaan perempuan di daerah pesisir dan terpencil;
2. Sosialisasi tentang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana belum
optimal terlebih di daerah pesisir dan terpencil;
3. Anggaran yang berhubungan dengan gender relatif belum memadai;
4. Kurangnya peran serta dalam kesetaraan gender dalam pembangunan;
5. Pemberdayaan perempuan dalam kesejahteraan untuk mewujudkan keluarga kecil
dan sejahtera belum maksimal;
6. Perlindungan dan pemenuhan hak anak perlu ditingkatkan sebagai persiapan sebagai
generasi penerus, sesuai dengan visi pembangunan jangka panjang.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat dan desa, meliputi:
1. Belum maksimalnya kinerja lembaga pemerintah kampung dan kelurahan;
2. Usaha penanganan desa tertinggal belum dilakukan secara optimal.
3. Wilayah kepulauan dibatasi jarak dan jangkauan ketersediaan sarana prasarana
kawasan perdesaan di antaranya air bersih, listrik, sanitasi, dan jalan ke sentra-sentra
produksi pertanian pada beberapa daerah sangat terbatas.
Komunikasi dan Informatika
Permasalahan yang berkaitan dengan komunikasi dan informatika, meliputi:
1. Akses informasi dan komunikasi masih lemah;
2. Belum adanya perangkat perundang-undangan yang menjadi payung hukum dan
acuan operasional yang mengatur pelayanan urusan bidang perhubungan komunikasi
dan informatika;
3. Belum optimalnya jaringan internet di pusat pemerintahan;
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
23
5. Terbatasnya sumber daya manusia dalam manajemen komunikasi dan informatika.
Pemerintahan Umum dan Kearsipan
Permasalahan yang dihadapi, meliputi:
1. Pelayanan aparatur banyak yang belum sesuai dengan harapan masyarakat dan
persyaratan pelayanan minimum;
2. Prasarana pendukung penyelenggaraan pemerintahan belum memadai;
3. Penempatan pegawai belum sesuai dengan latar belakang pendidikan;
4. Kemampuan aparatur pemerintahan masih terbatas;
5. Untuk diklat penjejangan jabatan belum dilaksanakan berdasarkan daftar urutan
kepangkatan;
6. Belum diresmikannya 2 (dua) Kecamatan baru yakni Kecamatan Makalehi dan
Kecamatan Tahanusang Buhias yang dimekarkan dan belum tuntasnya 1 (satu)
Kecamatan baru yakni Kecamatan Siau Timur Utara sehingga belum efektif
pendekatan pelayanan pada masyarakat;
7. Belum tertibnya administrasi pengelolaan aset daerah;
8. Belum maksimalnya pengelolaan kearsipan.
Ekonomi
Pertanian, Peternakan dan Perkebunan
Permasalahan yang berkaitan dengan pertanian, peternakan, dan perkebunan, meliputi:
1. Kemauan dan kemampuan petani masih kurang untuk menggunakan teknologi
pertanian yang lebih maju.
2. Topografi untuk lahan pertanian, peternakan dan perkebunan sangat terbatas;
3. Pemanfaatan pupuk untuk pertanian dan perkebunan belum maksimal;
4. Masih adanya ketergantungan produk perkebunan dari daerah lain;
5. Kurangnya pengetahuan teknis sebagian petani (pola p emilihan bibit, pengolahan
lahan dan hasil, pemeliharaan tanaman) kuantitas dan kualitas penyuluhan serta
tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL);
6. Lemahnya pemilikan modal usaha petani diperhadapkan dengan kondisi kesuburan
tanah yang terus mengalami degradasi karena erosi humus tanah terutama pada
lahan miring yang memerlukan perlakuan extra dan biaya tinggi guna peningkatan
produktifitas tanaman yang menyebabkan petani tidak mampu mengelolah lahan
pertanian dalam skala yang luas;
7. Semakin menyempitnya lahan pertanian karena terus berlangsungnya kegiatan ahli
fungsi lahan menjadi lahan perkebunan, kawasan permukiman penduduk dan
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
24 Kehutanan
Permasalahan yang berkaitan dengan kehutanan, meliputi:
1. Masih berlanjut dan tingginya aktifitas penebangan pohon/hutan terutama di kawasan
hutan lindung karena kurangnya perhatian dan kesadaran penduduk terhadap fungsi
hutan serta kurangnya pengawasan dari instansi terkait;
2. Ketersediaan sumber air berkurang karena erosi yang merupakan dampak perusakan
hutan dan perubahan iklim yang tidak menentu;
3. Penegakan hukum yang masih lemah berkaitan dengan pengamanan hutan. Selain
itu, penegakan perlindungan dan konservasi sumber daya alam yang melibatkan
adat, organisasi profesi, institusi akademik, dan instansi teknis yang memadukan
kearifan lokal dan teknologi masih sangat minim dilakukan.
4. Usaha pemulihan cadangan sumber daya hutan dan yang terkait hutan (hutan, tanah,
dan air) belum konsisten.
5. Permukiman dan aktivitas ekonomi bertambah di kawasan lindung (hutan).
6. Pemanfaatan sumber daya hutan yang berorientasi pada keseimbangan ekologi,
pembangunan ekonomi, dan kompatibilitas sosial budaya belum optimal.
Kelautan dan Perikanan
Permasalahan yang berkaitan dengan kelautan dan perikanan, meliputi:
1. Akses permodalan bagi nelayan kecil / tradisional;
2. Peralatan tangkap yang dimiliki nelayan lokal masih belum bersaing dengan ne layan
luar daerah maupun nelayan asing;
3. Tingkat kegiatan illegal fising masih tinggi sementara operasi pengawasan laut be lum
mampu menunjukan hasil yang maksimal;
4. Sebagian besar nelayan penerima bantuan belum mampu mengelola usaha
kelompoknya (mismanajemen) yang berakibat usaha bersama tidak berlanjut
sehingga bantuan dana dan sarana yang diberikan menjadi mubaz ir;
5. Potensi budidaya perikanan baik budidaya air laut maupun budidaya air payau dan air
tawar belum berkembang masih bersifat parsial, diperparah dengan masalah
kurangnya pengetahuan dan modal, sulitnya pemasaran hasil dan lingkungan yang
kurang kondusif;
6. Sarana dan prasarana perikanan dan kelautan belum memadai;
7. Tingginya biaya operasional (harga BBM) nelayan;
8. Tenaga penyuluh perikanan masih terbatas.
Perdagangan
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
25
1. Belum efektifnya pengawasan dan penindakan terhadap pelaku perdagangan barang
terlarang;
2. Terbatasnya kewenangan pemerintah daerah dalam menjalin hubungan kerjasama
luar negeri untuk pengembangan perdagangan dan industri;
3. Sarana prasarana perdagangan dan industri yang belum memadai, terutama
pembangunan pasar yang menghasilkan kontribusi bagi pendapatan daerah;
4. Data mengenai kegiatan perdagangan masih belum akurat;
5. Promosi komoditas unggulan masih belum optimal.
Perindustrian
Permasalahan yang berkaitan dengan perindustrian, meliputi:
1. Belum berkembangnya minat dan perhatian kepada pembudidayaan tanaman bahan
baku industri kecil/industri rumah tangga;
2. Rendahnya penguasaan teknologi, kemampuan manajerial, akses terhadap modal
serta terbatasnya jaringan pemasaran hasil, mengakibatkan belum terjadinya
peningkatan yang signifikan pada kualitas dan kuantitas produk industri kecil/rumah
tangga;
3. Agroindustri yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi komoditas
-komoditas unggulan belum berkembang sebagaimana yang diharapkan;
4. Produk turunan komoditas-komoditas unggulan terutama pala masih terbatas;
5. Industri pengolahan yang ada belum variatif dan inovatif;
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
26 Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Permasalahan yang berkaitan dengan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(KUMKM), meliputi:
1. Promosi produk-produk UMKM masih kurang.
2. Minimnya penguasaan teknologi oleh koperasi dan UMKM sehingga produk yg
dihasilkan kualitas dan kuantitasnya masih terbatas, termasuk kemasan
produk-produk UMKM yang tidak memilki daya saing di pasaran.
3. Minat wiraswasta muda lokal untuk berinvestasi dibidang UMKM masih kurang;
4. Fungsi kelembagaan koperasi belum optimal;
5. Badan usaha koperasi sebagai salah satu unsur pelaku ekonomi rakyat yang
terdepan di daerah termasuk usaha kecil menengah (UKM) ternyata belum mampu
berfungsi dan berperan optimal karena masih terbatasnya akses terhadap sumber
modal dan lemahnya manajeman kelembagaan serta kualitas sumber daya manusia
pelaku koperasi.
Penanaman Modal/Investasi
Permasalahan yang berhubungan dengan penanaman modal daerah, meliputi:
1. Masih kurangnya investor untuk menanamkan investasi di daerah;
2. Belum ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Penanaman Modal;
3. Promosi investasi belum dilakukan secara optimal;
4. Kekurangan sarana dan prasarana dasar terutama listrik dan BBM.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Permasalahan yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), meliputi:
1. Keterlambatan dalam pelaksanaan program dan kegiatan;
2. Masih kurang efisien pemanfaatan belanja;
3. Kegiatan administrasi yang belum mendukung;
4. Kekeliruan dalam penempatan nomenklatur;
5. Adanya pendapatan daerah yang tidak mencapai target;
6. Jenis pajak dan retribusi yang dipungut masih belum maksimal;
7. Pengelolaan keuangan daerah yang masih belum optimal dapat dilihat dari belum
tercapainya pemerintahan daerah untuk mendapatkan opini Wajar Tanpa
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
27 Pertambangan dan Penggalian
Permasalahan yang berkaitan dengan pertambangan dan penggalian, meliputi:
1. Belum adanya penelitian dan exsploitasi terhadap bahan tambang yang ada;
2. Tingkat kesadaran penambang galian C untuk mematuhi ketentuan dalam
peraturan daerah dan peraturan perundangan lainnya masih le mah;
3. Belum lengkapnya data potensi mineral dan bahan tambang lainnya
termasuk belum adanya peta lokasi pertambangan serta koordinatnya;
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Permasalahan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, meliputi:
1. Pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan IPTEK belum
maksimal;
2. Dana untuk penelitian dan pengembangan IPTEK yang bermutu secara
berkelanjutan masih terbatas.
3. Sarana prasarana pendukung kegiatan penelitian dan pengembangan yang
mampu mendorong akselerasi budaya IPTEK yang kondusif masih terbatas.
4. SDM peneliti yang profesional dan kompeten untuk kegiatan penelitian dan
pengembangan yang lebih berkualitas masih terbatas.
5. Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan penelitian yang
lebih efektif dan efisien belum optimal.
Infrastruktur Wilayah
Infrastruktur Ke-PU-an
Permasalahan yang dihadapi di bidang infrastruktur ke -PU-an, meliputi:
1. Kondisi infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, dan drainase, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas belum tersedia secara memadai;
2. Permukiman penduduk atau perumahan di banyak tempat masih menghadapi
permasalahan yang berkaitan dengan ketersediaan lahan, sanitasi dan air bersih,
ketersediaan perumahan yang layak huni masih kurang;
3. Indentifikasi abrasi pantai dan sungai serta penangulangannya belum maksimal.
4. Topografi dan struktur tanah yang labil memiliki kemiringan lereng di atas 40%
serta didominasi bebatuan dan cadas pada beberapa lokasi sehingga kurang
kondusif untuk melakukan pembukaan jalan baru termasuk jalan lingkar pulau;
5. Belum tuntasnya peningkatan jalan Ulu-Ondong(lingkar utara) serta ruas jalan
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
28 Perhubungan
Permasalahan yang berkaitan dengan perhubungan, meliputi:
1. Infrastruktur transportasi laut masih terbatas;
2. Belum terbangunnya terminal penumpang dibeberapa wilayah sesuai arahan RTRW;
3. Belum terbangunnya sistem jaringan pelayaran efektif terutama untuk
menghubungkan klaster kepulauan;
4. Masih rendahnya kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana pelabuhan laut;
5. Belum optimalnya pengoperasian terminal penumpang yang sudah eksis serta
peningkatan status/tipe terminal penumpang;
6. Belum terbangunnya fasilitas dermaga tambatan perahu bagi pelayaran
lokal/pelabuhan rakyat untuk semua klaster kepulauan;
7. Belum tuntasnya masalah pembebasan lahan untuk pembangunan bandara pihise.
Energi
Permasalahan yang berkaitan dengan energi, meliputi:
1. Ketergantungan penyedia listrik terhadap penggunaan diesel yang memiliki biaya
operasional yang relatif tinggi masih besar.
2. Kemampuan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membiayai investasi pembangkit
listrik masih relatif rendah.
3. Pasokan daya listrik masih kurang.
4. Pengelolaan sumberdaya mineral belum memperhatikan lingkungan hidup.
5. Pemanfaatan energi baru terbarukan seperti biomassa, angin, arus laut dan matahari
belum optimal.
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan sumberdaya alam dan lingkungan hidup,
meliputi:
1. Pemanfaatan air baku sebagai sumber air bersih belum maksimal;
2. Pemanfaatan sumber energi seperti panas bumi dan tenaga surya sangat terbatas;
3. Kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan hidup masih rendah;
4. Banyak wilayah rawan bencana alam dan intensitas bencana alam yang semakin
meningkat yang berujung pada rusaknya lingkungan hidup;
5. Ketersediaan sarana dan prasarana persampahan belum memadai;
6. Manajemen persampahan belum dilaksanakan secara baik terutama pada tempat
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
29 Politik
Permasalahan yang berkaitan dengan politik dalam negeri, meliputi:
1. Kesadaran organisasi kemasyarakatan untuk registrasi masih rendah.
2. Kesadaran dan wawasan politik masyarakat secara umum masih rendah;
3. Pengembangan kelembagaan demokrasi lokal belum baik;
4. Peran masyarakat sipil dalam kehidupan demokrasi serta kurangnya akses partisipasi
publik oleh masyarakat belum kuat.
Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
Permasalahan yang berkaitan dengan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), meliputi:
1. Aturan hukum yang mengayomi masyarakat belum mantap;
2. Sosialisasi penguatan hukum dan Ham belum optimal;
3. Anggota masyarakat masih banyak yang tidak memahami hukum dan HAM sehing g a
menjadi korban maupun pelanggar hukum.
4. Tindakan yang tegas dan konsisten oleh penegak hukum dalam menjaga ketertiban
masih kurang.
Ketentraman dan Ketertiban
Permasalahan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban, meliputi:
1. Kebiasaan sebagian masyarakat mengkonsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan yang mendorong terjadinya gangguan keamanan;
2. Kehidupan yang tertib di kalangan masyarakat terutama dalam penggunaan fasilitas
umum belum membudaya;
3. Migrasi penduduk yang semakin tinggi dengan membawa budaya masing-masing
memiliki potensi munculnya pertikaian antar kelompok masyarakat.
Aparatur
Permasalahan yang berkaitan dengan aparatur, meliputi:
1. Ketidaksesuaian pekerjaan dengan aparatur yang melaksanakannya;
2. Secara umum, kualitas SDM aparatur masih relatif belum baik serta
dibayangi oleh rendahnya kesejahteraan PNS;
3. Distribusi PNS belum merata, diakibatkan oleh penempatan PNS tidak sesuai
dengan kebutuhan satuan kerja serta keengganan PNS untuk ditempatkan d i
daerah terpencil;
4. Masih kurangnya jumlah PNS di setiap SKPD;
5. Penempatan PNS belum sesuai dengan latar belakang
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
30
6. Tingkat kelulusan CPNS semakin rendah dengan adanya standar penilaian
kelulusan (Passing Grade).
Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah
Penataan Ruang
Permasalahan yang berhubungan dengan penataan ruang, meliputi:
1. Belum ditetapkannya kota Ondong sebagai salah satu Pusat Kegiatan Strategis
Nasional (PKSN) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
2. Belum ditetapkannya perda RTRW Kabupaten;
3. Produk turunan dari RTRW seperti Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK),
zoning regulasion dan lain-lain belum maksimal;
4. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya bermukim/tinggal dikawasan
rawan bencana.
Pertanahan
Permasalahan yang berkaitan dengan pertanahan, meliputi:
1. Sebagian besar tanah/asset pemda belum memiliki sertifikat;
2. Masih banyaknya tanah masyarakat yang belum mempunyai sertifikat guna menjamin
tertib dan kepastian hukum pertanahan;
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat pemilik tanah mendaftarkan tanahnya;
4. Sengketa atas tanah dan adanya sertifikat ganda masih sering terjadi.
Perencanaan Pembangunan
Permasalahan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan, meliputi:
1. Masih lemahnya koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan pembangunan, baik
di lingkup sektoral maupun lintas tingkatan pemerintahan;
2. Masih terbatasnya ketersediaan data perencanaan serta pemanfaatannya;
3. Masih lemahnya kualitas kajian-kajian yang dapat menunjang perencanaan
pembangunan yang baik;
4. Masih kurangnya perhatian masyarakat terhadap pentingnya penyelenggaraan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan;
5. Masih kurangnya jumlah tenaga/sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi
perencana dan peneliti di hampir semua tingkatan pemerintahan mulai dari
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
31 ISU STRATEGIS
Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal terhadap
proses perencanaan. Jika dinamika eksternal, selama kurun waktu lima tahun ke depan
dapat teridentifikasi dengan baik, diharapkan akan dapat memaksimalkan pelayanan
pada masyarakat dengan capaian dan target yang jelas dalam rencana program
kegiatan pembangunan.
Berdasarkan permasalahan yang didapatkan dari data dan informasi yang terkumpul,
selanjutnya diangkat isu-isu strategis yang terkait dengan pembangunan daerah dan
diuraikan berdasarkan rekomendasi kajian sinergitas serta keterkaitan unsur perencanaan
pembangunan daerah dalam RPJMD Tahun 2013-2018.
Analisis Internal
Analisis internal bermaksud untuk memahami kondisi daerah Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro dengan memetakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk
diterjemahkan menjadi potensi modal pembangunan serta mengenali dan memahami
kelemahan/kekurangan agar dapat dieliminir dampaknya.
Dalam analisis ini diuraikan juga mengenai pengalaman dan akan permasalahan yang
menjadi isu-isu strategis sehingga dapat membantu untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan dari daerah ini dengan wilayah yang berdekatan.
1. Kekuatan
a) Posisi daerah yang strategis dalam konsistensi wilayah regional yang
dilalui jalur transportasi laut baik dari utara (Kabupaten Sangihe) maupun
dari Selatan (Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung maupun Kota
Manado) juga strategis dikawasan timur bagian utara Indonesia bahkan
di Asia Pasifk;
b) Memiliki kekayaan sumber daya perikanan dan sumber daya kelautan
yang potensial;
c) Tingkat kesuburan tanah yang kondusif untuk berkembangnya sejumlah
komoditas unggulan termasuk produktifitas pala dengan kualitas terbaik
di pasaran internasional;
d) Potensi pariwisata maritim dan bahari serta wisata sejarah dan budaya
daerah yang original dan variatif.
2. Kelemahan
a) Sebagai daerah kepulauan;
b) Sebagai daerah rawan bencana;
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
32
d) Masih rendahnya realisasi penanaman modal;
e) Sarana transportasi, komunikasi dan informasi terbatas;
f) Keadaan wilayah yang berbukit-bukit, dengan kemiringan lereng di atas
40˚;
g) Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang komoditi pala;
h) Terbatasnya sumber air bersih untuk kebutuhan masyarakat, pemerintah
dan industri;
i) Ketersediaan energi listrik dan bahan bakar minyak yang terbatas.
Analisis eksternal
Analisis eksternal diperlukan untuk memetakan peluang dan ancaman yang dihadapi
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam kurun waktu 5 tahun ke depan
sebagai langkah awal untuk meletakkan kerangka pembangunan daerah. Tinjauan
eksternal ini untuk melihat posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro baik
dalam lingkup regional, nasional maupun internasional.
Dalam lingkup regional dan nasional tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014. RPJMN ini diharapkan akan
mengarahkan sinkronisasi antara pusat dan daerah dan membantu mengidentifikasi
peluang dan ancaman bagi pembangunan di daerah ini.
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro termasuk dalam wilayah pengembangan
daerah perbatasan, daerah kepulauan, daerah tertinggal serta rawan bencana. Beberap a
kebijakan dalam RPJMN yang terkait dengan hal tersebut diatas diantaranya mengenai :
1. Tingkat kemiskinan wilayah tertentu masih cukup tinggi serta penyebaran
penduduk tidak merata.
2. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro rentan
terhadap bencana alam baik gempa bumi, banjir, tanah longsor serta puting
beliung maupun ancaman gunung berapi.
3. Dalam 5 tahun terakhir PDRB Perkapita Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro terus meningkat secara nyata.
Posisi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dalam konteks regional sangat
strategis pasca ditetapkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro di Provinsi Sulawesi Utara
mempunyai posisi tawar yang tinggi baik sebagai daerah penghasil pala terbaik di dunia
maupun pengembangan pariwisata, pendidikan dan kebudayaan.
Berdasarkan kondisi di atas serta kondisi eksisting lingkungan strategis dapat menjadi
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
33
1. Peluang
a) Sebagai daerah Hiterland pusat pertumbuhan propinsi sulawesi utara;
b) Memiliki satu pulau terluar (Pulau Makalehi);
c) Kebijakan otonomi daerah yang kondusif serta konsern terhadap
pemberdayaan masyarakat kepulauan;
d) Memiliki jalur internasional untuk kapal laut sehingga memungkinkan
membangun pelabuhan transhipment port dimasa mendatang;
e) Kesepakatan AFTA (ASEAN Free Trade Area) membuka peluang
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ke akses pasar regional
dan internasional serta pemanfaatan teknologi informasi yang berkembang
dengan pesat.
2. Ancaman
a) Sebagai daerah perbatasan;
b) Kondisi geografis daerah yang mencakup luas lautan yang cukup besar
rentan terhadap ilegal fishing;
c) Luasnya perairan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro menjadi
lalu lintas manusia dan barang yang rawan masuknya pengaruh budaya
negatif yang berpotensi mengancam eksistensi budaya daerah yang luhur;
d) Semakin terbukanya batas-batas perdagangan antar wilayah rentan
terhadap masuknya produk-produk ilegal yang dapat mengancam sektor
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
34
Tabel 2.10 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman
KEKUATAN
(S)
1. Posisi daerah yang strategis dalam
konsistensi wilayah regional yang
dilalui jalur transportasi laut baik dari
utara (Kabupaten Sangihe) maupun
dari Selatan (Kabupaten Minahasa
Utara, Kota Bitung maupun Kota
Manado) bahkan strategis dikawasan
timur bagian utara Indonesia juga di
Asia Pasifik
2. Memiliki kekayaan sumber daya
perikanan dan sumber daya kelautan
yang potensial
3. Tingkat kesuburan tanah yang
kondusif untuk berkembangnya
sejumlah komoditas unggulan
termasuk produktifitas pala dengan
kualitas terbaik di pasaran
internasional
4. Luas wilayah perairan sebesar 91 %
dari luas wilayah keseluruhan
sehingga sangat strategis untuk
pengelolaaan serta pengembangan
potensi sumber daya kelautan
KELEMAHAN
(W)
1. Sebagai daerah kepulauan
2. Sebagai daerah rawan bencana
3. Sebagain daerah tertinggal
4. Masih rendahnya realisasi penanaman
modal di daerah
5. Sarana transportasi, komunikasi dan
informasi terbatas
6. Keadaan wilayah yang berbukit-bukit,
dengan kemiringan lereng di atas 30˚
7. Belum adanya peraturan daerah yang
mengatur tentang komoditi pala
8. Terbatasnya sumber air bersih untuk
kebutuhan masyarakat, pemerintah dan
industri
9. Ketersediaan energi listrik dan bahan
bakar minyak yang terbatas.
PELUANG (O)
1. Sebagai daerah Hiterland pusat
pertumbuhan propinsi sulawesi utara
2. Memiliki satu pulau terluar (Pulau
Makalehi)
3. Kebijakan otonomi daerah yang
kondusif serta konsern terhadap
pemberdayaan masyarakat kepulauan
4. Memiliki jalur internasional untuk kapal
laut sehingga memungkinkan
ANCAMAN (T)
1. Sebagai daerah perbatasan
2. Kondisi geografis daerah yang
mencakup luas lautan yang cukup
besar rentan terhadap ilegal fishing
3. Luasnya perairan Kabupaten
Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
menjadi lalu lintas manusia dan barang
yang rawan masuknya pengaruh
RPIJM Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Tahun 2015-2019
35
membangun pelabuhan transhipment
port di masa mendatang
5. Kesepakatan AFTA (ASEAN Free
Trade Area) membuka peluang Kab.
Kepl. Siau Tagulandang Biaro ke
akses pasar regional dan internasional
serta pemanfaatan teknologi informasi
yang berkembang dengan pesat
mengancam eksistensi budaya daerah
yang luhur
4. Semakin terbukanya batas-batas
perdagangan antar wilayah rentan
terhadap masuknya produk-produk
ilegal yang dapat mengancam sektor
industri kecil daerah